1. Panduan praktikum ini membahas tentang komunikasi antara Easy PLC dan panel HMI melalui protokol Modbus untuk mengontrol relay dan indikator LED. 2. Terdiri atas dua buah Easy PLC yang diatur alamatnya secara berbeda untuk mengontrol relay dan memonitor indikator LED. 3. Langkah praktikumnya meliputi pengaturan driver, perangkat lunak, koneksi komponen, pembuatan program HMI dan PLC serta pengujian sistem secara keseluruhan.
1. PANDUAN PRAKTIKUM EASY PLC BERBASIS
LOGIC GATE
Kerja Praktek Laboratorium
Oleh :
Grace La Rosa Sihotang 14S14010
Franky Dachi 14S14013
Institut Teknologi Del
2017
2. Abstrak
Dengan adanya tuntutan teknologi yang semakin hari semakin maju, manusia juga ingin
segala sesuatunya semakin mudah dan instan. Maka, diciptakanlah berbagai produk yang dapat
membantu segala pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan instan. Berbagai produk
tersebut dapat berupa sistem, aplikasi, bahkan perangkat automasi yang semuanya bertujuan
untuk mempermudah segala pekerjaan manusia.
Easy PLC merupakan sebuah perangkat automasi dalam ukuran kecil yang
penggunaannya harus menggunakan bantuan beberapa protokol dan driver agar komunikasi
antar PLC dengan HMI-Panel berlangsung dengan baik sehingga fungsinya sebagai automasi
yang akan membantu mempermudah pekerjaan manusia terlaksana sebagaimana mestinya.
PLC yang digunakan terdiri atas dua PLC dimana PLC yang pertama merupakan ELC-HMI
dan yang kedua merupakan x-Messenger yang masing-masing fungsinya dapat dijalankan
dengan menggunakan keduanya sekaligus dengan HMI-Panel.
Penggunaan seperangkat alat automasi ini terbilang cukup sulit, maka mahasiswa
dituntut untuk mampu menggalinya dan menuturkan bagaimana cara penggunaanny secara
rinci agar dapat digunakan dengan gampang oleh kalangan masyarakat luas.
Dengan mempelajarinya secara otodidak dan dengan bantuan referensi yang sangat
terbatas, maka dilakukanlah percobaan guna mempermudah penggunaan alat automasi berikut,
yaitu Easy PLC.
3. PRAKTIKUM KOMUNIKASI PLC VIA MODBUS
I. Landasan Teori
A. Protokol Modbus
Protokol Modbus dibuat oleh perusahaan PLC bernama Modicon tahun 1979 dan
sampai sekarang masih menjadi salah satu protokol komunikasi standar yang
dipakai dalama automatisasi pengelolaan gedung, proses industri, dll.
Beberapa Jenis Type Modbus:
• Modbus Serial RTU
Format RTU mengikuti request perintah/transfer data dengan cyclic redundancy
check checksum sebagai mekanisme pemeriksaan kesalahan (error-check) untuk
memastikan keandalan data. Modbus RTU adalah implementasi yang paling
umum dari semua versi Modbus yang ada. Sebuah pesan Modbus RTU harus
dikirimkan secara terus menerus tanpa jeda antar karakter. Setiap pesan Modbus
RTU sering dipakai dalam sistem monitoring skala kecil dimana sensor-sensor
dan komputer HMI letaknya sangan jauh.
• Modbus ASCII
Protokol Modbus jenis ini digunakan pada komunikasi serial dan memanfaatkan
karakter ASCII dalam berkomunikasi di dalam satu protokol. Format data
ASCII menggunakan sebuah longitudinal redundancy check checksum di dalam
memeriksa kesalahan transfer data. Pesan data pada Modbus ASCII dibingkai
oleh tanda titik dua dimuka dan diikuti oleh baris baru (CR/LF). Komunikasi
antar perangkat elektronik dengan komputer melalui Protokol Modbus ASCII
umumnya digunakan dalam jaringan telepon atau pun Modem GSM apabila
tidak tersedia infrastruktur jaringan yang memadai seperti LAN atau jaringan
Fiber-Optic.
• Modbus TCP/IP
Protokol Modbus varian ini hanya bisa digunakan untuk komunikasi melalui
jaringan TCP/IP atau umumnya dikenal dengan jaringan LAN. Modbus TCP/IP
tidak memerlukan kalkulasi checksum pada layer terakhir untuk menangani
kesalahan ransfer data seperti pada komunikas serial. Modbus TCP/IP lebih
cepat dalam melakukan transfer data dibanding dengan Modbus RTU apalagi
Modbus ASCII. Pada aplikasi sistem SCADA atau pun Automation yang
4. kompleks dimana digunakan perangkat IED dalam jumlah yang banyak dan
beraneka ragam atau dimana tingkat traffic transfer data yang padat, saya lebih
menyarankan penggunaan Modbus TCP/IP untuk mencapai tingkat real-time
yang lebih tinggi. Tentu saja perangkat IED dengan Port TCP/IP itu sendiri
harganya relatif lebih mahal dibanding dengan Port RS-485.
• Modbus over TCP/IP atau Modbus over TCP
Merupakan varian Modbus yang berbeda dari Modbus TCP dimana digunakan
checksum atau kalkulasi kesalahan transfear data (error – check) yang
termasuk dalam payload seperti Modbus RTU.
Modul ini hanya akan membahas Modbus Serial RTU (Remote Terminal Unit).
Protokol komunikasi Modbus Serial mengatur cara-cara dan format komunikasi
serial (RS232/RS485) antara Master dengan Slave (master dapat berupa PC, Panel
HMI, PLC, smart device, dll). Jaringan Modbus terdiri dari Master dan beberapa
Slave, Master yang berinisiatif memulai komunikasi antara lain menulis data,
membaca data dan mengetahui status Slave. Permintaan Master disebut juga
sebagai request atau query. Slave hanya bersifat pasif/menunggu atau dengan kata
lain Slave hanya merespon jika ada permintaan/query dari Master. Jumlah Slave
dalam protokol Modbus bisa sebanyak 247 Slave. Slave dapat berupa PLC,
peralatan elektronik, controller, sensor, dll.
B. Komunikasi pada Modbus
Setiap perangkat yang diinginkan untuk berkomunikasi via protokol Modbus harus
diberi alamat yang unik atau tidak boleh sama dengan alamat perangkat lainnya.
Dalam komunikasi serial dan jaringan MB+ hanya node yang ditugaskan sebagai
Master saja yang dapat memulai perintah, berbeda halnya dengan Ethernet,
perangkat manapun dapat mengirimkan perintah Modbus, walaupun biasanya
hanya satu peerangkat master yang melakukannya.
Perintah Modbus berisi alamat Modbus perangkat yang ingin dituju atau yang ingin
diminta berkomunikasi.. Hanya perangkat yang dimaksudkan akan bertindak atas
perintah, meskipun perangkat lain mungkin juga menerima pesan/perintah tersebut
(pengecualian adalah perintah broadcastable khusus dikirim ke node 0 yang
bertindak tapi tidak diakui). Semua perintah pada Modbus mengandung
pemeriksaan informasi, untuk memastikan bahwa perintah yang datang tidak rusak
atau error. The Perintah dasar pada Modbus dapat memerintahkan sebuah RTU
untuk mengubah nilai salah satu kontrol,register atau membaca sebuah port
Input/Output, serta sekaligus memerintahkan perangkat untuk mengirimkan
kembali satu atau lebih nilai yang terkandung dalam register yang diakses atau
dirubah tersebut.
Ada banyak modem dan gateway yang didukung oleh Modbus, karena memang
Modbus merupakan protokol yang sangat sederhana dan sering disalin oleh
pabrikan-pabrikan perangkat elektronik dan jaringan. Beberapa dari mereka, ada
yang secara khusus membuat perangkat yang dirancang untuk protokol ini.
Implementasi yang berbeda menggunakan kabel, komunikasi nirkabel dan bahkan
SMS atau GPRS. Masalah klasik para desainer sistem monitoring dengan jaringan
5. nirkabel/wireless, SMS dan GPRS adalah bahwa sistem yang mereka buat harus
mampu mencakup latensi tinggi dan mengatasi masalah waktu.
C. Penyimpanan data pada Modbus
Pada protocol Modbus terdapat 4 buah jenis penyimpanan data dengan panjang
masing-masing 16 bit.
Contoh :
1. Coil
Pada mulanya jenis data ini digunakan untuk mengaktifkan coil relay. Nilai jenis
data ini adalah ON atau OFF. Coil mempunyai panjang 16 bit, sehingga untuk
mengaktifkaan ON dgn cara memberi nilai FF00H dan 0000H untuk OFF.
data FF00 dan 00 disimpan di register 00000 sampai 09999.
Pada contoh ini :
Untuk mengaktifkan relay dengan cara menulis FFH00H pada register 00001
dan register 000008. Untuk mematikan relay dilakukan dengan cara menuliskan
0000H ke kedua register tersebut.Untuk mengetahui status apakah relay sedang
menyala atau sedang mati kita bisa membaca register 00001 dan register 00008.
2. Input Relay/Input Biner/Input Digital/Input Diskrit
Kebalikan dengan coil, input relay digunakan untuk mengetahui status relay
apakah sedang ON atau OFF. Input relay bersifat read only bagi master dan
hanya bisa dirubah oleh slave saja.
6. 3. Input Register
Input register digunakan untuk menyimpan data analog dengan range 0 ~
65535 dan input register bersifat read only bagi master.
Pada contoh ini :
Input register digunakan untuk menyimpan data hasil konversi ADC. Hasil
konversi bisa dibaca oleh master dan master tdk bisa merubah data register ini.
Hasil konversi ADC chanel 0 (portA.0) disimpan di input register 30001. Hasil
konversi ADC chanel 2 (PortA.1) disimpan di input register 30002.
4. Holding Register
Pada contoh ini:
Holsing register di gunakan untuk menyimpan input dari port B ketika port B
sbg input. Holding register juga bisa digunakan untuk mengeluarkan data ke
portB saat port B sebagai output.
D. Frame data modbus
Master dan slave berkomunikasi dengan cara mengirim frame permintaan dan
frame respon, adapun format frame modbus adalah sebagai berikut:
1. Alamat Slave
Byte pertama sebagai Alamat slave terdiri dari 1byte, alamat slave ditentukan
hanya 1 ~ 247. Alamat 0 digunakan master untuk ditujukan kepada semua slave.
2. Function Code
Byte kedua berupa Function Code, perintah dari ,master yang harus dilakukan
oleh slave berikut :
Data Membaca Menulis satu
data
Menulis
banyak data
No awal
register
Coil FC01 FC05 FC15 00001
7. Input Diskrit
/Digital
FC02 10001
Input
Register
FC04 30001
Holding
Register
FC03 FC06 FC16 40001
*keterangan: FC15 maksudnya adalah function code 15 desimal atau 0F dalam hexadecimal.
Berikut Register Map dan Function code yang digunakan :
3. Byte Data
Jumlah Byte Data bervariasi tergantung jumlah data yang akan di tuliskan ke
slave. Byte data berisi alamat register, jumlah data, dan data yang akan ditulis.
4. Error Check, CRC
Dua byte terakhir adalah byte CRC, byte ini digunakan untuk mendeteksi jika
ada kesalahan pada frame Modbus.
8. Contoh :
Membaca isi input register 30001.
Sebuah Master meminta data isi 1 buah register input dari Slave dengan
alamat 1. Fuction code 04 digunakan untuk membaca data register slave.
maka master akan mengirim query : 01 04 0000 0001 31CA
01 = Alamat Slave
04 = Function Code 04 (Perintah Membaca register input)
0000 = Alamat awal Data di register yg diminta (30001-30001=0)
0001 = Jumlah register yg datanya diminta
31CA = Nilai CRC
Slave dgn alamat 1 akan merespon dengan mengirim data ke master sbb:
01 04 02 0032 E4D2
artinya:
01 = Alamat dirinya / Slave 1
04 = Function Code 04
02 = jumlah byte data yg akan diberikan .
00 = data pertama
32 = data kedua
E4= CRC byte 2
D2 =CRC byte 1
9. II. Prosedur Praktikum
A. Komponen Praktikum
1. Panel HMI (OP320-A)
2. Easy PLC
• ELC-12DC-DA-R-N
• ELC-12DC-DA-TP(NPN)
10. 3. LED Tester
4. Power Supply (24V 1,5A)
5. Kabel Programmer
B. Langkah kerja
1. Install driver untuk RS232 dan RS458 agar dapat mengupload program ke
EASY PLC dan Panel HMI(OP320-A).
2. Install software OP Series Edit Tool dan xLogic Soft.
3. Rangkailah PLC, LED Tester, Power Supply, Panel HMI, PLC slave 1 dan
PLC slave 2 dengan komputer secara tepat, seperti pada gambar berikut:
11. • Hubungkan kabel serial monitor ke panel HMI.
• Hubungkan kabel extend dari PLC 1 ke PLC 2, dan juga hubungkan
kabel programmer ke PLC
• Hubungkan power setiap komponen, pada PLC: L+ dengan V+, M
dengan V-, sehingga semua terhubung seperti gambar berikut.
12. 4. Buka Program HMI Panel (OP Series Edit Tool),
a. Setting model Panel HMI dengan benar, model yang digunakan pada
praktikum adalah OP320/5-A.
b. Setting COM Port sesuai dengan yang digunakan (bisa di check di Device
Manager. Jika masih menunjukkan tanda seru pada Port, lakukan prosedur
Appendix A.
c. Pilih tipe PLC yang akan digunakan, settingannya sebagai berikut,
13. d. Buat program untuk Panel HMI, untuk mengendalikan relay di PLC 1. Klik
simbol tangan & angka 3, lalu setting seperti tampilan berikut,
e. Lanjutkan dengan mengatur indicator lamp, yang akan memonitor kondisi
relay pada PLC 2 dengan cara setting alamat PLC ke 2. Klik simbol persegi
empat F1, lalu atur seperti berikut,
14. f. Download program ke Panel HMI, seperti gambar berikut,
5. Setting PLC, ada 2 PLC yang akan disetting, ELC-12DC-DA-R-N akan
disetting ke address modbus 1, dan ELC-12DC-DA-TP akan disetting ke
address modbus 2, kedua PLC disetting sebagai slave dan HMI panel adalah
Master.
a. Setting wiring pada PLC dengan kabel serial HMI.
Pinout pada Extention PLC x-Logic
Hubungkan Panel HMI dengan pin 1 ke A, pin 6 ke B dan pin 4 ke GND.
Kabel A dan B dapat dicek dengan menggunakan voltmeter, saat idle A
akan (+) dan B akan (-).
15. b. Setting PLC: pada PLC 1 tekan Esc kemudian pilih Set, lalu Set COM, pilih
Set COM1, Set BPS = 9600 dan Set Mode RTU, lalu pada Set Adr, Set M
adr 001. Pada PLC 2 tekan Esc kemudian pilih Set, lalu Set COM, pilih Set
COM1, Set BPS = 9600 dan Set Mode RTU, lalu pada Set Adr, Set M adr
002.
c. Hubungkan kabel Programmer yang terhubung dengan PLC 1 ke PC. Buka
Software xLogic, pilih New FBD, dan pilih PLC pada Hardware, sesuai
dengan tipe PLC 1.
16. d. Untuk mendownload program dari PC ke PLC, setting koneksi dengan
langkah seperti gambar berikut :
Setelah menekan tombol Search maka akan muncul pemberitahuan koneksi
OK, setelah itu Klik Connect to PLC.
17. e. Untuk PLC 1, kosongkan program dan download program ke PLC dengan
menekan tombol Transfer, PC -> PLC.
f. Untuk PLC 2, buat program dan atur jenis PLC sesuai tipenya.
g. Buat program seperti dibawah ini, pasangkan kabel programmer ke PLC 2
lalu hubungkan ulang (disconnect, connect) download program seperti
langkah sebelumnya. Pada PLC address ketik 2, dan lakukan download.
18. h. Untuk mencoba, tekan tombol 0/1/2/3 pada Panel HMI untuk mengaktifkan
Relay 0/1/2/3, dan tekan tombol panah pada PLC 2 untuk melihat indikator
pada Panel HMI.
i. Rangkai output dari PLC 1 ke LED Tester untuk melihat apakah relay
Q1/Q2/Q3/Q4 bekerja. Rangkaian LED Tester dapat dilihat pada Appendix
B. Hasil akhir praktikum seperti tabel berikut:
Panel PLC 1 LED Plc 2 Panel PLC 2
Tekan 0 LED 1: Nyala Tekan: arah atas F1: Nyala
Tekan 1 LED 2: Nyala Tekan: arah bawah F2: Nyala
Tekan 2 LED 3: Nyala Tekan: arah kiri F3: Nyala
Tekan 3 LED 4: Nyala Tekan: arah kanan F4: Nyala
19. APPENDIX A
Apabila masih terdapat tanda seru pada port device manager, seperti pada gambar, lakukan
langkah-langkah berikut:
a. Pastikan PC anda terhubung ke jaringan internet.
b. Pada Port tersebut klik kanan, lalu pilih Update Driver Software…
c. Lalu pilih Search automatically for updated driver software.
d. Setelah sukses, maka driver anda sudah diupdate.
20. APPENDIX B
Skematik rangkaian LED Tester dengan Output PLC:
Keterangan:
1. L+ merupakan Sumber Tegangan, pada praktikum ini, sumber tegangan yang
digunakan adalah 24 Volt.
2. M merupakan Ground.
3. R merupakan Resistor yang berfungsi untuk menurunkan arus yang akan masuk ke
LED. Ketentuan nilai Resistor menggunakan rumus berikut:
R =
(𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 − 2) 𝑉
0.02 𝐴
21. PRAKTIKUM SIMULASI APLIKASI EXTERIOR
LIGHTING
Prosedur Praktikum
1. Buka software x-logic, klik File-> New -> FBD
2. Tentukan perangkat hardware yang digunakan.
22. 3. Pada bagian kiri x-logic terdapat workspace yang berisi semua komponen yang
digunakan, atur sedemikian rupa semua komponen seperti, weekly timer, input,
output, delay dan gerbang logika yang digunakan.
4. Setelah semua komponen siap, pertama sekali atur weekly timer sesuai ketentuan,
dengan cara mengkliknya 2 kali, maka akan muncul tampilan sebagai berikut, atur
seperti gambar.
23. 5. Hubungkan setiap komponen dan atur sehingga rangkaian seperti gambar berikut.
6. Untuk simulasi, klik Tools, lalu pilih Simulation.
24. 7. Pada tab bagian bawah akna muncul Simulasi yang sedang dijalankan, klik Input
sebagai tanda diberikan nilai, maka pada wired penghubung akan dilihat perubahan
warna dari biru ke merah, biru menandankan OFF dan merah menandakan ON. Untuk
melihat hasil OUTPUT, pada tab bawah, klik Simulate I/0.