SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Tugas
Interpretasi Data Seismik
“Analisa Time Structure Map
dan Isopach Map”
OLEH :
Lia Andri Anggraeni (03411640000015)
TEKNIK GEOFISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2020
Analisa Time Structure Map dan Isopach Map
Peta Time Structure merupakan peta dalam domain waktu (Time) yang diperoleh dari
proses well to seismic-tie yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan picking horizon
seismic, dan picking fault dari suatu lapisan atau formasi bawah permukaan yang selanjutnya
dilakukan gridding dan counturing. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami dan
menganalisis peta struktur waktu dan peta isopach secara manual yang kemudian dimodelkan
dengan menggunakan Software Surfer. Adapun metodologi work flow yang dilakukan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 1. Work Flow Penelitian
Dalam penelitian ini, data seismik yang digunakan terdiri dari XLine (450, 500, 550, 600, 650,
700, dan 750) dan InLine (50, 150, 240, 300, 380, 400, 500). Data seismik ini kemudian
dilakukan picking secara manual dengan menentukan x, y, z dengan menggunakan increment
30. Analisa ini dilakukan pada 2 horizon yaitu top dan bottom dari suatu formasi yang
kemudian dilakukan perhitungan isopach menggunakan data top dan bottom tersebut. Hasil
dari penelitian ini adalah Time Structure Map Bottom, Time Structure Map Top, dan Isopach
Map. Kemudian dilakukan analisis kuantitatif berdasarkan pemodelan peta yang dihasilkan.
Analisis Kuantitatif Time Structure Map Top
Gambar 2. 2D Time Structure Map Top
Gambar 3. 3D Time Structure Map Top
Gambar 2 dan 3 merupakan peta time structure top. Peta ini menunjukkan perbedaan
waktu perambatan gelombang seismik. Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa
terdapat 3 perbedaan waktu perambatan gelombang seismic pada Top Structure secara
dominan, yaitu:
 Bagian sisi kiri menunjukkan kedalaman (dalam time) pada interval -3.350 s.d -3.100
ms, yang mana daerah tersebut merupakan daerah rendahan. Daerah rendahan ini
ditunjukkan dengan warna biru tua-ungu.
 Daerah sisi tengah hingga sisi kanan atas menunjukkan rentang kedalaman (dalam
waktu) yang sedang, yaitu berada pada interval -3050 s.d -2850 ms yang ditandai
dengan warna hijau.
 Daerah sisi tengan-kanan bawah menunjukkan rentang kedalaman (dalam waktu) yang
tinggi, yaitu berada pada interval -2750 s/d -2450 ms yang ditandai dengan warna
kuning - merah.
Dimana pada zona biru merupakan daerah rendahan atau daerah yang paling rendah, zona hijau
zona yang lebih tinggi dari pada zona biru dan zona kuning hingga merah merupakan daerah
tinggian dari Time Structure Map Top.
Analisis Kuantitatif Time Structure Map Bottom
Gambar 4. 2D Time Structure Map Bottom
Gambar 5. 3D Time Structure Map Bottom
Gambar 4 dan 5 merupakan gambar peta time structure bottom. Sama seperti Peta time
structure top, peta time structure bottom ini juga menunjukkan perbedaan waktu perambatan
gelombang seismik. Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat 3 perbedaan
waktu perambatan gelombang seismic pada bottom structure secara dominan, yaitu:
 Bagian sisi kiri menunjukkan kedalaman (dalam time) dengan interval -3500 hingga -
3300 ms, yang mana daerah tersebut merupakan daerah rendahan. Daerah rendahan ini
ditunjukkan dengan warna biru tua-ungu.
 Daerah sisi tengah hingga sisi kanan atas menunjukkan rentang kedalaman (dalam
waktu) yang sedang, yaitu berada pada interval -3200 hingga -3000 ms yang ditandai
dengan warna hijau.
 Daerah sisi tengah-kanan bawah menunjukkan rentang kedalaman (dalam waktu) yang
tinggi, yaitu berada pada interval -2900 hingga -2600 ms yang dintandai dengan warna
kuning-merah.
Dimana pada zona biru merupakan daerah rendahan atau daerah yang paling rendah, zona hijau
zona yang lebih tinggi dari pada zona biru dan zona kuning hingga merah merupakan daerah
tinggian dari Time Structure Map Bottom.
Analisis Kuantitatif Isopach Map (Time)
Gambar 6. Peta Isopach (Time)
Gambar 7. Peta 3D Isopach (Time)
Gambar 6 dan 7 merupakan peta Isopach. Peta Isopach menghubungkan “True
Stratigraphic Thickness (TST)” dari lapisan batuan. Peta isopach menampilkan ketebalan
stratigrafi antara horizon top dan bottom. Peta Isopach mengukur jarak terpendek antara kedua
permukaan. Peta Isopach memberikan gambaran ketebalan stratigrafi yang lebih akurat, karena
mencerminkan ketebalan lapisan yang diendapkan.
Jika dilihat terjadi penebalan dibeberapa daerah yang ditandai dengan warna kuning
hingga kuning tua dengan rentang nilai ketebalan 240-280 ms. Ketebalan yang paling tinggi
ditunjukkan pada bagian tengah (daerah yang dilingkari pada gambar 6) yang ditandai dengan
warna kuning hingga oren dengan nilai 240-380 ms. Berdasarkan gambar 3D map, dapat dilihat
bahwa persebaran zona hijau lebih luas dari pada zona kuning hingga merah. Pada derah ini
juga menunjukkan adanya kontur yang rapat dan meninggi, hal ini menandakan bahwa daerah
tersebut merupakan daerah antiklin. Bisa diasumsikan bahwa pada bagian tersebut mengalami
deformasi atau terjadinya pengangkatan. Sedangkan daerah dengan warna biru menunjukkan
bahwa daerah tersebut mengalami penipisan yang ditunjukkan nilai 0-80 ms. Daerah yang
mengalami penipisan ini bisa disebabkan karena terjadinya erosi. Adanya derah tinggian yang
ditandai dengan adanya antiklin bisa diasumsikan bahwa antiklin tersebut dapat menjadi
perangkap hidrokarbon yang dikontrol oleh adanya patahan.
Pemodelan peta yang dilakukan dalam studi ini merupakan peta yang berdomain waktu,
sehingga dibutuhkan studi lebih lanjut dengan dilakukan konversi peta dari domain waktu ke
domain kedalaman. Kemudian dilakukan analisis berdasarkan peta yang berdomain kedalaman
untuk meminimalisir error dalam perhitungan isopach, pengeboran, maupun keperluan lainnya.
Gambar 8. Contoh Data Isopach

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran 'Oke Aflatun'
 
Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastikBatuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastikAmma Khatimah
 
140710080104 2 1192
140710080104 2 1192140710080104 2 1192
140710080104 2 1192kerong
 
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
 pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN  pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN Hardika Abrianto
 
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihBab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihRomi Fadli
 
Sesar turun
Sesar turunSesar turun
Sesar turunlassak
 
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversionSkripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversionAkbar Dwi Wahyono
 
Deformasi batuan
Deformasi batuanDeformasi batuan
Deformasi batuanGoogle
 
Pembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detilPembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detiloilandgas24
 
GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013
GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013
GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013Oswar Mungkasa
 
Geologi struktur rosette
Geologi struktur rosetteGeologi struktur rosette
Geologi struktur rosettetaufiqrafie
 

What's hot (20)

Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran
 
Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastikBatuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik
 
140710080104 2 1192
140710080104 2 1192140710080104 2 1192
140710080104 2 1192
 
Point load
Point loadPoint load
Point load
 
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
 pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN  pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
pendekatan tektonik indonesia Geologi Pngea UPN
 
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihBab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
 
Hotspot dan Mantle Plume
Hotspot dan Mantle PlumeHotspot dan Mantle Plume
Hotspot dan Mantle Plume
 
Tugas Akhir-ADHYTIA RIAN PRATAMA
Tugas Akhir-ADHYTIA RIAN PRATAMATugas Akhir-ADHYTIA RIAN PRATAMA
Tugas Akhir-ADHYTIA RIAN PRATAMA
 
Skala waktu-geologi
Skala waktu-geologiSkala waktu-geologi
Skala waktu-geologi
 
Metode gravity
Metode gravityMetode gravity
Metode gravity
 
Sesar turun
Sesar turunSesar turun
Sesar turun
 
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversionSkripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
 
Deformasi batuan
Deformasi batuanDeformasi batuan
Deformasi batuan
 
Pembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detilPembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detil
 
Deskripsi core
Deskripsi coreDeskripsi core
Deskripsi core
 
Metode Seismik
Metode Seismik Metode Seismik
Metode Seismik
 
GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013
GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013
GEOMagz. Majalah Geologi Populer. Volume 3 Nomor 3 Tahun 2013
 
Zaman kapur
Zaman kapurZaman kapur
Zaman kapur
 
Geologi struktur rosette
Geologi struktur rosetteGeologi struktur rosette
Geologi struktur rosette
 
Genesa bahan galian
Genesa bahan galian Genesa bahan galian
Genesa bahan galian
 

Similar to Lia andri anggraeni 03411640000015

Istilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi GeografiIstilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi GeografiAnggy Wahyu Dwi Surya
 
Digital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisis
Digital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisisDigital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisis
Digital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisisketa gini-ama dila
 
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografiAndi Ilham
 
INTEGRASI DATA SUB BOTTOM PROFILE DAN GRAVITY CORE UNTUK MENENTUKAN DINAMIKA ...
INTEGRASI DATA SUB BOTTOM PROFILE DAN GRAVITY CORE UNTUK MENENTUKAN DINAMIKA ...INTEGRASI DATA SUB BOTTOM PROFILE DAN GRAVITY CORE UNTUK MENENTUKAN DINAMIKA ...
INTEGRASI DATA SUB BOTTOM PROFILE DAN GRAVITY CORE UNTUK MENENTUKAN DINAMIKA ...Lambung Mangkurat University
 
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdfSTUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdfJoseDa4
 
Analisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVD
Analisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVDAnalisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVD
Analisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVDTeguh Budiman
 
Perbandingan citra
Perbandingan citraPerbandingan citra
Perbandingan citrafirmanstp
 
Presentase geologi dinamik
Presentase geologi dinamikPresentase geologi dinamik
Presentase geologi dinamiksamsarmin bahrin
 
Peta dan-penggunaanya
Peta dan-penggunaanyaPeta dan-penggunaanya
Peta dan-penggunaanyafikrul islamy
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawatiyulika usman
 
Laporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel drawLaporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel draw'Oke Aflatun'
 
Laporan Geologi Fisik
Laporan Geologi FisikLaporan Geologi Fisik
Laporan Geologi FisikUDIN MUHRUDIN
 
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_denganPenentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_denganWisnu Priyanto
 
Navigasi Tutorial
Navigasi TutorialNavigasi Tutorial
Navigasi Tutorialpindotutuko
 

Similar to Lia andri anggraeni 03411640000015 (19)

Istilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi GeografiIstilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
Istilah Penting Dalam Sistem Informasi Geografi
 
Digital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisis
Digital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisisDigital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisis
Digital 122446 t 26137-pemetaan distribusi-analisis
 
Handout kartografi
Handout kartografiHandout kartografi
Handout kartografi
 
163 308-1-sm
163 308-1-sm163 308-1-sm
163 308-1-sm
 
INTEGRASI DATA SUB BOTTOM PROFILE DAN GRAVITY CORE UNTUK MENENTUKAN DINAMIKA ...
INTEGRASI DATA SUB BOTTOM PROFILE DAN GRAVITY CORE UNTUK MENENTUKAN DINAMIKA ...INTEGRASI DATA SUB BOTTOM PROFILE DAN GRAVITY CORE UNTUK MENENTUKAN DINAMIKA ...
INTEGRASI DATA SUB BOTTOM PROFILE DAN GRAVITY CORE UNTUK MENENTUKAN DINAMIKA ...
 
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdfSTUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
 
Analisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVD
Analisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVDAnalisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVD
Analisis Data Gaya Berat Danau Ranau dengan Grav3D dan SVD
 
Skala peta
Skala petaSkala peta
Skala peta
 
Perbandingan citra
Perbandingan citraPerbandingan citra
Perbandingan citra
 
Presentase geologi dinamik
Presentase geologi dinamikPresentase geologi dinamik
Presentase geologi dinamik
 
Peta dan-penggunaanya
Peta dan-penggunaanyaPeta dan-penggunaanya
Peta dan-penggunaanya
 
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli KusumawatiIlmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
Ilmu Ukur Tanah by Yuli Kusumawati
 
Laporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel drawLaporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel draw
 
Laporan Geologi Fisik
Laporan Geologi FisikLaporan Geologi Fisik
Laporan Geologi Fisik
 
(FIXED) Modul I Decomposition and Smoothing Data Analysis
(FIXED) Modul I Decomposition and Smoothing Data Analysis(FIXED) Modul I Decomposition and Smoothing Data Analysis
(FIXED) Modul I Decomposition and Smoothing Data Analysis
 
Navigasi darat
Navigasi darat Navigasi darat
Navigasi darat
 
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_denganPenentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
 
Bab 7
Bab 7Bab 7
Bab 7
 
Navigasi Tutorial
Navigasi TutorialNavigasi Tutorial
Navigasi Tutorial
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 

Recently uploaded (6)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 

Lia andri anggraeni 03411640000015

  • 1. Tugas Interpretasi Data Seismik “Analisa Time Structure Map dan Isopach Map” OLEH : Lia Andri Anggraeni (03411640000015) TEKNIK GEOFISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2020
  • 2. Analisa Time Structure Map dan Isopach Map Peta Time Structure merupakan peta dalam domain waktu (Time) yang diperoleh dari proses well to seismic-tie yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan picking horizon seismic, dan picking fault dari suatu lapisan atau formasi bawah permukaan yang selanjutnya dilakukan gridding dan counturing. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami dan menganalisis peta struktur waktu dan peta isopach secara manual yang kemudian dimodelkan dengan menggunakan Software Surfer. Adapun metodologi work flow yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: Gambar 1. Work Flow Penelitian Dalam penelitian ini, data seismik yang digunakan terdiri dari XLine (450, 500, 550, 600, 650, 700, dan 750) dan InLine (50, 150, 240, 300, 380, 400, 500). Data seismik ini kemudian dilakukan picking secara manual dengan menentukan x, y, z dengan menggunakan increment 30. Analisa ini dilakukan pada 2 horizon yaitu top dan bottom dari suatu formasi yang kemudian dilakukan perhitungan isopach menggunakan data top dan bottom tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah Time Structure Map Bottom, Time Structure Map Top, dan Isopach Map. Kemudian dilakukan analisis kuantitatif berdasarkan pemodelan peta yang dihasilkan. Analisis Kuantitatif Time Structure Map Top
  • 3. Gambar 2. 2D Time Structure Map Top Gambar 3. 3D Time Structure Map Top Gambar 2 dan 3 merupakan peta time structure top. Peta ini menunjukkan perbedaan waktu perambatan gelombang seismik. Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat 3 perbedaan waktu perambatan gelombang seismic pada Top Structure secara dominan, yaitu:  Bagian sisi kiri menunjukkan kedalaman (dalam time) pada interval -3.350 s.d -3.100 ms, yang mana daerah tersebut merupakan daerah rendahan. Daerah rendahan ini ditunjukkan dengan warna biru tua-ungu.  Daerah sisi tengah hingga sisi kanan atas menunjukkan rentang kedalaman (dalam waktu) yang sedang, yaitu berada pada interval -3050 s.d -2850 ms yang ditandai dengan warna hijau.
  • 4.  Daerah sisi tengan-kanan bawah menunjukkan rentang kedalaman (dalam waktu) yang tinggi, yaitu berada pada interval -2750 s/d -2450 ms yang ditandai dengan warna kuning - merah. Dimana pada zona biru merupakan daerah rendahan atau daerah yang paling rendah, zona hijau zona yang lebih tinggi dari pada zona biru dan zona kuning hingga merah merupakan daerah tinggian dari Time Structure Map Top. Analisis Kuantitatif Time Structure Map Bottom Gambar 4. 2D Time Structure Map Bottom Gambar 5. 3D Time Structure Map Bottom
  • 5. Gambar 4 dan 5 merupakan gambar peta time structure bottom. Sama seperti Peta time structure top, peta time structure bottom ini juga menunjukkan perbedaan waktu perambatan gelombang seismik. Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat 3 perbedaan waktu perambatan gelombang seismic pada bottom structure secara dominan, yaitu:  Bagian sisi kiri menunjukkan kedalaman (dalam time) dengan interval -3500 hingga - 3300 ms, yang mana daerah tersebut merupakan daerah rendahan. Daerah rendahan ini ditunjukkan dengan warna biru tua-ungu.  Daerah sisi tengah hingga sisi kanan atas menunjukkan rentang kedalaman (dalam waktu) yang sedang, yaitu berada pada interval -3200 hingga -3000 ms yang ditandai dengan warna hijau.  Daerah sisi tengah-kanan bawah menunjukkan rentang kedalaman (dalam waktu) yang tinggi, yaitu berada pada interval -2900 hingga -2600 ms yang dintandai dengan warna kuning-merah. Dimana pada zona biru merupakan daerah rendahan atau daerah yang paling rendah, zona hijau zona yang lebih tinggi dari pada zona biru dan zona kuning hingga merah merupakan daerah tinggian dari Time Structure Map Bottom. Analisis Kuantitatif Isopach Map (Time) Gambar 6. Peta Isopach (Time)
  • 6. Gambar 7. Peta 3D Isopach (Time) Gambar 6 dan 7 merupakan peta Isopach. Peta Isopach menghubungkan “True Stratigraphic Thickness (TST)” dari lapisan batuan. Peta isopach menampilkan ketebalan stratigrafi antara horizon top dan bottom. Peta Isopach mengukur jarak terpendek antara kedua permukaan. Peta Isopach memberikan gambaran ketebalan stratigrafi yang lebih akurat, karena mencerminkan ketebalan lapisan yang diendapkan. Jika dilihat terjadi penebalan dibeberapa daerah yang ditandai dengan warna kuning hingga kuning tua dengan rentang nilai ketebalan 240-280 ms. Ketebalan yang paling tinggi ditunjukkan pada bagian tengah (daerah yang dilingkari pada gambar 6) yang ditandai dengan warna kuning hingga oren dengan nilai 240-380 ms. Berdasarkan gambar 3D map, dapat dilihat bahwa persebaran zona hijau lebih luas dari pada zona kuning hingga merah. Pada derah ini juga menunjukkan adanya kontur yang rapat dan meninggi, hal ini menandakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah antiklin. Bisa diasumsikan bahwa pada bagian tersebut mengalami deformasi atau terjadinya pengangkatan. Sedangkan daerah dengan warna biru menunjukkan bahwa daerah tersebut mengalami penipisan yang ditunjukkan nilai 0-80 ms. Daerah yang mengalami penipisan ini bisa disebabkan karena terjadinya erosi. Adanya derah tinggian yang ditandai dengan adanya antiklin bisa diasumsikan bahwa antiklin tersebut dapat menjadi perangkap hidrokarbon yang dikontrol oleh adanya patahan. Pemodelan peta yang dilakukan dalam studi ini merupakan peta yang berdomain waktu, sehingga dibutuhkan studi lebih lanjut dengan dilakukan konversi peta dari domain waktu ke domain kedalaman. Kemudian dilakukan analisis berdasarkan peta yang berdomain kedalaman untuk meminimalisir error dalam perhitungan isopach, pengeboran, maupun keperluan lainnya.
  • 7. Gambar 8. Contoh Data Isopach