Peta struktur waktu dan isopach dianalisis untuk memahami struktur lapisan batuan. Peta struktur waktu menunjukkan variasi kedalaman berdasarkan perbedaan waktu gelombang seismik. Peta isopach mengukur ketebalan lapisan antara dua horizon. Analisis menunjukkan daerah dengan ketebalan maksimal 240-380 ms yang menandakan kemungkinan terjadinya deformasi atau pengangkatan batuan di daerah tersebut. Studi lebi
1. Tugas
Interpretasi Data Seismik
“Analisa Time Structure Map
dan Isopach Map”
OLEH :
Lia Andri Anggraeni (03411640000015)
TEKNIK GEOFISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2020
2. Analisa Time Structure Map dan Isopach Map
Peta Time Structure merupakan peta dalam domain waktu (Time) yang diperoleh dari
proses well to seismic-tie yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan picking horizon
seismic, dan picking fault dari suatu lapisan atau formasi bawah permukaan yang selanjutnya
dilakukan gridding dan counturing. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami dan
menganalisis peta struktur waktu dan peta isopach secara manual yang kemudian dimodelkan
dengan menggunakan Software Surfer. Adapun metodologi work flow yang dilakukan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 1. Work Flow Penelitian
Dalam penelitian ini, data seismik yang digunakan terdiri dari XLine (450, 500, 550, 600, 650,
700, dan 750) dan InLine (50, 150, 240, 300, 380, 400, 500). Data seismik ini kemudian
dilakukan picking secara manual dengan menentukan x, y, z dengan menggunakan increment
30. Analisa ini dilakukan pada 2 horizon yaitu top dan bottom dari suatu formasi yang
kemudian dilakukan perhitungan isopach menggunakan data top dan bottom tersebut. Hasil
dari penelitian ini adalah Time Structure Map Bottom, Time Structure Map Top, dan Isopach
Map. Kemudian dilakukan analisis kuantitatif berdasarkan pemodelan peta yang dihasilkan.
Analisis Kuantitatif Time Structure Map Top
3. Gambar 2. 2D Time Structure Map Top
Gambar 3. 3D Time Structure Map Top
Gambar 2 dan 3 merupakan peta time structure top. Peta ini menunjukkan perbedaan
waktu perambatan gelombang seismik. Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa
terdapat 3 perbedaan waktu perambatan gelombang seismic pada Top Structure secara
dominan, yaitu:
Bagian sisi kiri menunjukkan kedalaman (dalam time) pada interval -3.350 s.d -3.100
ms, yang mana daerah tersebut merupakan daerah rendahan. Daerah rendahan ini
ditunjukkan dengan warna biru tua-ungu.
Daerah sisi tengah hingga sisi kanan atas menunjukkan rentang kedalaman (dalam
waktu) yang sedang, yaitu berada pada interval -3050 s.d -2850 ms yang ditandai
dengan warna hijau.
4. Daerah sisi tengan-kanan bawah menunjukkan rentang kedalaman (dalam waktu) yang
tinggi, yaitu berada pada interval -2750 s/d -2450 ms yang ditandai dengan warna
kuning - merah.
Dimana pada zona biru merupakan daerah rendahan atau daerah yang paling rendah, zona hijau
zona yang lebih tinggi dari pada zona biru dan zona kuning hingga merah merupakan daerah
tinggian dari Time Structure Map Top.
Analisis Kuantitatif Time Structure Map Bottom
Gambar 4. 2D Time Structure Map Bottom
Gambar 5. 3D Time Structure Map Bottom
5. Gambar 4 dan 5 merupakan gambar peta time structure bottom. Sama seperti Peta time
structure top, peta time structure bottom ini juga menunjukkan perbedaan waktu perambatan
gelombang seismik. Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat 3 perbedaan
waktu perambatan gelombang seismic pada bottom structure secara dominan, yaitu:
Bagian sisi kiri menunjukkan kedalaman (dalam time) dengan interval -3500 hingga -
3300 ms, yang mana daerah tersebut merupakan daerah rendahan. Daerah rendahan ini
ditunjukkan dengan warna biru tua-ungu.
Daerah sisi tengah hingga sisi kanan atas menunjukkan rentang kedalaman (dalam
waktu) yang sedang, yaitu berada pada interval -3200 hingga -3000 ms yang ditandai
dengan warna hijau.
Daerah sisi tengah-kanan bawah menunjukkan rentang kedalaman (dalam waktu) yang
tinggi, yaitu berada pada interval -2900 hingga -2600 ms yang dintandai dengan warna
kuning-merah.
Dimana pada zona biru merupakan daerah rendahan atau daerah yang paling rendah, zona hijau
zona yang lebih tinggi dari pada zona biru dan zona kuning hingga merah merupakan daerah
tinggian dari Time Structure Map Bottom.
Analisis Kuantitatif Isopach Map (Time)
Gambar 6. Peta Isopach (Time)
6. Gambar 7. Peta 3D Isopach (Time)
Gambar 6 dan 7 merupakan peta Isopach. Peta Isopach menghubungkan “True
Stratigraphic Thickness (TST)” dari lapisan batuan. Peta isopach menampilkan ketebalan
stratigrafi antara horizon top dan bottom. Peta Isopach mengukur jarak terpendek antara kedua
permukaan. Peta Isopach memberikan gambaran ketebalan stratigrafi yang lebih akurat, karena
mencerminkan ketebalan lapisan yang diendapkan.
Jika dilihat terjadi penebalan dibeberapa daerah yang ditandai dengan warna kuning
hingga kuning tua dengan rentang nilai ketebalan 240-280 ms. Ketebalan yang paling tinggi
ditunjukkan pada bagian tengah (daerah yang dilingkari pada gambar 6) yang ditandai dengan
warna kuning hingga oren dengan nilai 240-380 ms. Berdasarkan gambar 3D map, dapat dilihat
bahwa persebaran zona hijau lebih luas dari pada zona kuning hingga merah. Pada derah ini
juga menunjukkan adanya kontur yang rapat dan meninggi, hal ini menandakan bahwa daerah
tersebut merupakan daerah antiklin. Bisa diasumsikan bahwa pada bagian tersebut mengalami
deformasi atau terjadinya pengangkatan. Sedangkan daerah dengan warna biru menunjukkan
bahwa daerah tersebut mengalami penipisan yang ditunjukkan nilai 0-80 ms. Daerah yang
mengalami penipisan ini bisa disebabkan karena terjadinya erosi. Adanya derah tinggian yang
ditandai dengan adanya antiklin bisa diasumsikan bahwa antiklin tersebut dapat menjadi
perangkap hidrokarbon yang dikontrol oleh adanya patahan.
Pemodelan peta yang dilakukan dalam studi ini merupakan peta yang berdomain waktu,
sehingga dibutuhkan studi lebih lanjut dengan dilakukan konversi peta dari domain waktu ke
domain kedalaman. Kemudian dilakukan analisis berdasarkan peta yang berdomain kedalaman
untuk meminimalisir error dalam perhitungan isopach, pengeboran, maupun keperluan lainnya.