Agar bisa [1] mendapatkan informasi tentang kedalaman laut (Bathimetri), [2] struktur dan lingkungan pengendapan sedimen di bawah permukaan dasar laut (seabed), [3] mengidentifikasi informasi abiotik ukuran sedimen (grain size) dan sebarannya maka digunakanlah Sistem BATHY-2010 Chirp Sub Bottom Profile and Bathymetric Echo Sounder terpasang di lambung kapal dan Gravity core . Transduser dari sub-bottom profiler jenis pinger ini terdiri dari elemen piezoelektrik kecil yang memancarkan gelombang pendek, tunggal dan frekuensi tinggi (frekuensi bandwidth yang sempit 3.5 kHz) ketika diaktifkan oleh dorongan listrik.
Data batimetri, data rekaman akustik dan sampel contoh inti sedimen diperoleh dari hasil survey pada tanggal 10-24 Juni 2014 di Perairan Utara Kepulauan Aru menggunakan KR GEOMARIN III Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Pusat Penelitian Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL). Secara morfologi daerah penelitian dibagi menjadi dua lokasi, yaitu daerah Dataran pada bagian Timur dan daerah Rendahan sangat dalam pada bagian Barat. Pada bagian Timur morfologi yang terbentuk terdiri dari closure atau punggungan, kisaran kedalaman -1.5 hingga -100 meter dibawah permukaan air laut, sedangkan morfologi pada bagian Barat merupakan morfologi rendahan dengan kedalaman kisaran -101 hingga -3735.5 meter dibawah permukaan air laut (Palung Aru).
Analisis tekstur yang dilakukan terhadap sampel sedimen di lokasi penelitian menunjukan adanya empat tipe sedimen, yaitu kerikilan, pasiran, lanauan dan lempungan. Secara keseluruhan dari empat lokasi pengambilan contoh didominasi oleh lanauan 53.1 %, pasiran 39.3 %, kerikilan 5.7 % dan lempungan 1.95 %. Berdasarkan hasil analisa fraksinasi sedimen pada empat titik pengambilan core, teridentifikasi adanya dua tipe substrat, yaitu lanau pasiran (tiga core), pasiran (satu core). Hasil identifikasi fasies ditemukan dua belas jenis yaitu: Subparallel, Sigmoid, Chaotic Fill, Downlap, Erosional Truncation, Prograded Fill, Divergent, Complex, Hummocky, Wavy parallel Subparallel between parallel, Divergent fill. Fasise dominan yakni Subparallel, Sigmoid, Chaotic Fill sedimentasi pada channel dengan energi yang sangat tinggi. Hasil identifikasi pola refeksi akustik ditemukan pola refleksi discontinuity (tidak adanya keberlanjutan/putus-putus) dan pola continuity (kemenerusan) sinyal akustik pada endapan sedimen. Pola discontinuity menandakan bahwa frekuensi yang diterima endapan rendah, sedangkan continuity menandakan frekuensi yang diterima tinggi.
jika terjadi kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan silahkan tinggalkan pesan di email amriuspi@gmail.com.
Semoga Bermanfaat, sekian dan terima kasih
1. PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KELAUTAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Jum’at, 29 Januari 2016
INTEGRASI DATA SUB BOTTOM PROFILE DAN GRAVITY CORE
UNTUK MENENTUKAN DINAMIKA SEDIMENTASI RESEN
DI PERAIRAN UTARA WOKAM
Ulil Amri
C552130021
Komisi Pembimbing :
Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc
Henry Munandar Manik, S.Pi, MT, Ph.D
Dr. Priatin Hadi Wijaya, ST, MT
3. Tujuan Penelitian
1. mendapatkan informasi tentang kedalaman laut (Bathimetri),
2. Menggambarkan profil lintasan kapal rekaman data Sub-botom
Profiler dan interpretasi lapisan sedimen di bawah permukaan
dasar laut.
3. mengidentifikasi informasi abiotik penyusun dasar laut (grain size)
menggunakan metode Folk 1980 dan Menggambarkan pola
sebaran Sedimennya
4. • Memahami dinamika sedimentasi pada lapisan resen (berumur
pleistosen-holosen) melalui penampang lapisan sub bottom profile
yang telah diinterpretasi secara vertikal dan karakteristik sedimen
pada sampel core.
• Mengetahui seperti apa struktur geologi daerah penelitian,
perubahan dan penebalan sedimen dan karakter dari pola sedimen
yang ada pada lapisan sedimen resen di lokasi penelitian
5. Bagan Alir
Penelitian
Tujuan
Metode
Studi Literatur
(Perpustakaan)
Pengambilan Sampel Inti
Sedimen
(core/grab sampler)
Pengambilan Data
Akustik
Bathy-2010
ukuran butiran sedimen dan
penamaan
Batimetri, Struktur dan Lapisan
Sedimen, Ukuran Butir dan Gambaran
Sebaran Partikel Penyusun dasar
perairan
Latar Belakang
Rumusan masalah
Identifikasi masalah
RAW Data :
.*odc
.*seg-y
Diintegrasikan
Analisis Lab. Sediment
Saringan Bertingkat (Sleving)
Batimetri Profil Sedimen
Selesai
Survei
Mulai
Setelah diperoleh
pemahaman tentang
dinamika sedimen
lapisan resens ecara
vertikal
6. METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi : Data Survey 10-24 Juni 2014 di
Alat dan Bahan : KR. Geomarin III
Sub Bottom Pofiler 3.5 kHz
Gravity Core
Ayakan Betingkat 8 phi
Alat tulis
Dan alat pendukung lainya
Perairan Utara Kepulauan Aru
9. TahapanAnalisisBathymetri
Raw data
format file *.odc
Ekstrak data Seg-y
XYZ
Koordinat sistem
proyeksi UTM
Open di
Microsoft Excel
Format data
*.dat
Open countour
map pada surfer
Kontur min 10 m,
mak 3800 m
Peta batimetri
Metode Kriging
(SG dan LLC 2014)
Layout
10. Metode ini menggunakan semivariogram yang merepresentasikan
perbedaan spasial dan nilai diantara semua pasangan sampel data.
Semivariogram dihitung berdasarkan sampel semivariogram dengan
jarak h, beda nilai z dan jumlah sampel data n diperlihatkan pada
persamaan berikut
𝛾 ℎ =
𝑖=1
𝑁
𝑧 𝑥𝑖 − 𝑧 𝑥𝑖+ℎ
2
2. 𝑁 ℎ
dimana : (h) = (semi) variogram untuk arah tertentu dan jarak h
h = 1d, 2d, 3d, 4d (d = jarak antar contoh)
z(xi) = harga (data) pada titik xi
z(xi+h) = data pada titik yang berjarak h dari xi
N(h) = jumlah pasangan data.
11. Hasil
• Timur
Dasar laut terlihat lebih datar/flat
Kedalaman rata-rata ± 75 m
Kedalaman 1,5 m-240 m
• Barat
Dasar laut terlihat lebih dalam dan
terjal
Kedalaman rata-rata ± 3000 m
Kedalaman 240 m hingga 3735.5m
12.
13. TahapanAnalisisRefleksiAkustik
Analysis
Hasil
Perekaman data data *.ocd
Data *.seg-y
Navigation
Processing
- Auto Compute
heading
- Track walk
method
Filtering Data
- AVG
- TVG
- BandPass
Frofil Lintasan
Data Reflector
- Auto Generated
seabed
- Manually trace
horizon
14. Hasil profil Seisee
Save as
data trace
Klasifikasi
Excel
(Johnston 1980)
untuk pengamatan kelompok ke dalam
kategori yang terdiri dari individu-individu
yang sama, dan dengan demikian untuk
memisahkan individu yang berbeda dalam
kategori yang berbeda.
Grafik
Histogram
17. 0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
LogFrek.Kejanian
Kelas
Trace#26888 Trace#124098 Trace#84798 Trace#62073
distribusi frekuensi kejadian secara keseluruhan
disajikan pada Gambar 20.
18.
19. Analisis Fasies Seismik Dangkal dan Pola Refleksi Sedimen
Create New or
Open Existing Project
Import Data
Basic Sonar File
Management
Bottom Track
Signal Processing
Navigation
Layback & Offsets
Picking Horizon
SBP Interpretation
Profile
Export Image
(diadopsi dari
Post Processing Work-flow
SonarWiz Manual
telah dimodifikasi)
26. Gambaran tahapan dalam
analisis butiran sedimen
Folk (1980) tipe
substrat
dinamakan
dengan lumpur
krikilan
P. Kering
-2 phi – 4 phi
P. Basah
5 phi – 8 phi
+ kan H2O2
27. 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Core 4 Core 5 Core 6 Core 7
PERSENTASEFRAKSISEDIMEN(%)
SAMPEL SEDIMEN
Kri Pas Lan Lem
Core Nama Contoh X(phi) Sort. Skew. Kurt. Kri. Pas. Lan. Lem. Tipe Substrat
Total
Kejadian
4 WOKAM-04 4.6 1.9 -1.8 7.0 5.9 6.3 86.1 1.6 Lanauan 159
5 WOKAM-05 4.4 2.3 -0.9 3.7 4.6 21.5 70.2 3.7 Lanau pasiran 257
6 WOKAM-06 1.1 1.1 -0.1 2.8 2.0 98.0 0.0 0.0 Pasiran 236
7 WOKAM-07 3.7 2.6 -0.9 3.6 10.3 31.3 55.9 2.5 Lanau pasiran 280
core
Posisi Koordinat Pj. Core
(cm)
Pj. Inti Sedimen
Kedalaman
Laut (m)South Easth
4 5°09'22.563" LS 135°16'15.133" BT 312 9 cm 74.5
5 4°42'17.077" LS 134°54'14.354" BT 312 137 cm 85.6
6 4°51'32.067" LS 134°35'48.382" BT 312
Dalam Kantong
Plastik (250 gr)
67.4
7 5°10'13.099" LS 134°32'56.739" BT 312
Dalam Kantong
Plastik (450 gr)
72
Tabel 8 Tabel Hasil Pengambilan Sampel Inti Sedimen di Lapangan.
Tabel 9 Tabel Parameter Statistik dan Jenis Sedimen di Lokasi Penelitian
29. Fungsi umum pada metode Inverse Distance Weighted (Azpurua dan Ramos 2010) :
𝑍∗
=
𝑖−1
𝑁
𝑤𝑖 𝑍𝑖
dimana Zi (i=1,2,3, …..N)
merupakan nilai ketinggian data yang ingin diinterpolasi sejumlah N titik dan bobot (weight) wi yang
dirumuskan sebagai berikut :
𝑤𝑖 =
ℎ𝑖
−𝑝
𝑗=0
𝑛
ℎ𝑗
−𝑝
p adalah nilai positif yang dapat diubah-ubah yang disebut dengan parameter power (biasanya bernilai
2) dan hj merupakan jarak dari sebaran titik ke titik interpolasi yang dijabarkan sebagai berikut :
ℎ𝑖 = 𝑥 − 𝑥𝑖
2 + 𝑥 − 𝑥1
2
(x,y) adalah koordinat titik interpolasi dan (xi, yi) adalah koordinat untuk setiap sebaran titik. Fungsi
peubah weight bervariasi untuk keseluruhan data sebaran titik sampai pada nilai yang mendekati nol
dimana jarak bertambah terhadap sebaran titik.
30. % Sebaran K E R I K I L
Interpolasi data statistik ukuran butir berdasarkan core
5.9 4.6 2
10.3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Core 4 Core 5 Core 6 Core 7
Persentasefraksisedimen(%)
Sampel sedimen Krikilan
31. Pasir
% sebaran P A S I R
6.3
21.5
98
31.3
-20
0
20
40
60
80
100
Core 4 Core 5 Core 6 Core 7
PersentaseFraksiSedimen(%)
Sampel Sedimen Pasiran
32. % sebaran L A N A U
86.1
70.2
0
55.9
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Core 4 Core 5 Core 6 Core 7
PersentaseFraksiSedimen(%)
Sampel Sedimen Lanauan
33. % Sebaran L E M P U N G
1.6 3.7
0 2.5
-20
0
20
40
60
80
100
Core 4 Core 5 Core 6 Core 7
Persentasefraksisedimen(%)
Sampel Sedimen Lempung
34. SIMPULAN
• Pada bagian Timur memiliki kedalaman berkisar -1.5 meter hingga -240
meter sedangkan pada bagian Barat kedalamannya mencapai -3735.5
meter dibawah permukaan laut.
• Topografi dasar laut berbentuk dataran (flat) pada sebelah Timur dan
terdapat cekungan Palung Aru pada sebelah Barat.
• Tipe substrat penysun dasar laut di lokasi penelitian berupa lanauan,
lanau pasiran dan pasiran.
• Lingkungan pengendapan jenis sedimen hasil system sedimentassi
ditemukan Subparallel, Sigmoid, Chaotic Fill, Downlap, Erosional
Truncation, Prograded Fill, Divergent, Complex, Hummocky, Wavy parallel
Subparallel between parallel, Divergent fill
35. • Hubungan antara kondisi geologi dan rekaman seismik dangkal
terlihat sederhana, namun perlu diingat bahwa terdapat perbedaan
mendasar antara rekaman seismik dengan faktor geologi sebenarnya.
Pada umumnya penampang seismik terekam dalam skala waktu (time
domain) karena distorsi kecepatan gelombang suara dipancarkan
secara vertikal sehingga seismik hanya mampu mendeteksi lapisan
dasar laut pada batas atas dasar perairan.
• Refleksi seismik yang kurang baik kenampakannya bisa disebabkan
oleh pengaturan power dan frekuensi gelombang suara yang
dipancarkan dari transducer, kondisi alat dan geografis pada saat
survei dilapangan, kecepatan arus dan tingkat densitas partikel
terlarut dalam air (fluid interface), tekstur pembentuk dasar perairan
lunak atau padat.
36. Perlu dilakukan analisis nilai akustik dasar perairan (Volume
scattering Strength, Sea survace) lanjutan agar sebaran
sedimen berdasarkan nilai echo dapat digambarkan dengan
tepat dan jelas.
SARAN
37. Ucapan Terimakasih
- Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Kelautan
(PPPGL) Bandung,
- Ketua dan tim Saintis,
- Teknisi,
- Kapten dan ABK KR Geomarin III,
- Dewan Redaksi Bulletin of the Marine
Geology
- Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc
- Henry Munandar Manik, S.Pi, MT, Ph.D
- Dr. Priatin Hadi Wijaya, ST, MT
- Dosen Pengajar ITK IPB
- Ka. Prodi dan Segenap Strukturalnya
sehingga penulis bisa menggunakan data survei untuk
penyelesaian tulisan Tesis.
38.
39. No Nama
Peralatan
Fungsi Keterangan
1 Kapal
GEOMARIN III
Saranan
penelitian
Spesifikasi
terlampir pada
Lampiran 1
2 Bathy-2010
CHIRP Sub-
Bottom
Profiler and
Bathymetri
Echosounder
Instrumen
akustik
Spesifikasi
terlampir pada
Lampiran 2 dan
Transducer
Lampiran 3
3 C-NavTM GPS
System
Penentu data
posisi
Spesifikasi
terlampir pada
lampiran 4
4 Gravity Core Alat Pengambil
contoh substrat
Gambar 9
5 Pipa paralon Tempat
penyimpan
contoh
Panjang =
7 m
Diameter =
5 inc
6 Kantung
Plastik
Tempat
penyimpanan
contoh
7 Alat tulis
8 Hardisk
eksternal
Tempat
penyimpanan
data cadangan
Sony 1 TB
No Nama
Peralatan
Fungsi dan Keterangan
1 Komputer
Laptop
Media pengetikan dan pengolahan
data :
Intel®Core™ i5-3210M CPU @2.50GHz
1 GB RAM, 64-bit Operation System,
VGA AMD Radeon Graphics,
Windows7 Ultimate
2 Komputer PC Media pengolahan data :
Intel®Core2Duo CPU @2.60GHz 1 GB
RAM, 32-bit Operation System, VGA
ATI Radeon Graphics, WindowsXP
3 Ayakan
Bertingkat
Menentukan
ukuran butiran
Sedimen
Spesifikasi
terlampir pada
Lampiran 5
4 Software
Bathy-2010
CHIRP Sub-
Bottom
Profiler and
Bathymetri
Echosounder
Perangkat lunak
untuk
menampilkan
rekaman lapisan
sedimen
*.ocd
*.segY
*.segD
5 Sampel
Coring
Bahan yang akan
dianalisis
Fraksi dan tekstur
6 Microsoft
Office 2013
Perangkat lunak penyaji data dalam
bentuk teks, tabel, slideshow
7 ArcGis 10 Perangkat lunak penyaji data dalam
bentuk peta
N
o
Nama Peralatan Fungsi
1 Bahan/Sampel core Bahan yang akan
dianalisa
2 Ayakan bertingkat Menyaring sampel
3 Alumunium foil/cawan
keramik
Wadah sampel
4 Tabung ukur 100 ml, 1 l dan
2 l
Penakar larutan
5 Stopwacth Penghitung waktu
6 Oven Pengering sampel
7 Timbangan analitik Penakar sampel
8 Penyumpit dan Pipet tetes Penakar larutan (per
ml)
9 Hydrogen Peroksida
konsentrasi 3-5%
Oksidator
1
0
Core cutter Alat pembelah core
1
1
Aquades dan perekat
entellen
Bahan pembuat
sayatan oles
1
2
Kaca preparat dan cover
glass
Dasar dan penutup
sayatan oles
1
3
Colour chart Mengetahui warna
contoh sedimen
Tabel 5 Alat dan Peralatan yang
Digunakan di Laboratorium
Sedimentologi dan Geologi
Kelautan P3GL Cirebon
Tabel 3. Peralatan yang
dibutuhkan di Lapangan
Tabel 4 Daftar Alat yang Digunakan Saat Pengolahan Data
42. Depth Resolution
Depth Accuracy
Speed of Sound
Geographic
Position
Printer Output
Shallow Water
Operation
Transmit Rate
Event Marks
Data File Output
dependant)
0.1 Feet, 0.1 Meters
Meets or exceeds all current IHO hydrographic requirements
for single beam echosounders. 0-40m 2.5cm, 40-200m 5.0cm,
>200m 10.0cm; or +/- .1%of depth corrected for sound
velocity.
User Selectable 1500 Meters/Second, 4800 Feet/Second,
adjustable inincrements of 1m/sec or 1ft /sec
NMEA 0183, GLL, GGA, RMC, VTG, VHW, HDT
Selectable Baud Rates (RS-232): 4800, 9600, 19200, 38400
Centronics (Parallel Port) interface to TDU Series Thermal
Printers
< 1 Meter; bottom type dependant
Up to 10 Hz, depth and operator mode dependant
Periodic, External, and/or Manual (Periodic selectable in 1
minute intervals)
Stores Depth, Navigation, and Graphic Data in ODC format
(Proprietary) & Standard SEG-Y
Normal and Zoom Data stored is Pixel data and can be played
back and/or printed
Unit Jarak (satuan kaki atau meter)
Depth Ranges
Shift Range
Zoom Range
Zoom Modes
Display
Strata Resolution
Depth Resolution
Depth Accuracy
30, 60, 120, 240, 480, 800, 1500, 2400, 3000, 6000, 15000
Feet
10, 20, 40, 80, 150, 300, 500,750, 1000, 2000, 5000 Meters
0-450 Feet in 1 Foot increments
0-150 Meters in 1 Meter increments
15, 30, 60, 120, 240, 480, Feet
5, 10, 20, 40, 80, 160, 320, 640 Meters
Bottom Zoom, Bottom Lock Zoom, Marker Zoom, GUI Zoom
(Playback Only)
Normal Data, Zoom Data, Navigation, Depth,
Command/Status, Color Control for Data: 4 Selections or
Custom (User Input), Data Color Invert possible
8 cm with >300 Meters of bottom penetration (bottom type
dependant)
0.1 Feet, 0.1 Meters
Meets or exceeds all current IHO hydrographic requirements
for single beam echosounders. 0-40m 2.5cm, 40-200m 5.0cm,
>200m 10.0cm; or +/- .1%of depth corrected for sound
velocity.
43. Pengambilan Data Akustik
• Survei sub bottom profile dilaksanakan bersamaan dengan survei
bathimetri. Untuk mendapatkan data lapisan sedimen yang relatif
bagus dan dapat mewakili kondisi dasar laut, maka lintasan kapal
dibuat sistematik paralel memotong diagonal dan menggunakan alat
akustik BATHY-2010 CHIRP Sub bottom profiler dan Bathymetric Echo
Sounder SyQwest. Memotong diagonal daerah penelitian adalah
mulai dari Timur Laut-Barat Daya, sehingga lintasan dibuat dominan
arah Barat Laut-Tenggara dengan harapan dapat memperoleh
informasi geologi lapisan sedimen yang maksimal.
• Alat ini adalah merupakan tipe sub bottom profile yang sederhana
yang terdiri dari transduser, console trans-receiver dan software
strata box yang terinstal dalam sebuah komputer akuisisi. Transduser
pada alat ini biasanya selalu terpasang di lambung kapal sedangkan
console trans-receiver dan komputer akusisi selalu terletak di atas
kapal. Software strata box yang terinstal dalam komputer
memerintahkan console trans-receiver untuk mengirimkan sinyal
gelombang akustik, kemudian gelombang akustik akan dipantulkan
oleh lapisan-lapisan yang berada didasar laut hingga energinya
habis.
44. • Hasil pantulan lapisan-lapisan dasar laut akan
diterima oleh console trans-receiver yang
kemudian akan diteruskan kedalam software
strata box berupa sinyal digital yang kemudian
akan tampak sebagai image Dalam kegiatan
akuisisi peralatan sub bottom profile dilengkapi
dengan peralatan penentu posisi DGPS dan
software navigasi untuk memandu jalanya survei
agar sesuai dengan lintasan yang direncanakan.
• Data yang diperoleh dari pengeruman ini adalah
data digital berformat *.odc, yang merupakan
format standar software BATHY-2010. Agar
memudahkan dalam pengolahan data akan
dilakukan rangkaian proses konversi ke bentuk
format lain (analisa pemrosesan data sub bottom
profiler). Seperti *.seg-Y dan *.seg-D .
45. Pengambilan Data Contoh Sedimen
• Dalam upaya mengambil contoh sedimen dari dasar laut Metode
pengambilan contoh sedimen dasar laut yang cepat dan mudah adalah
coring.
• Coring adalah suatu teknik yang digunakan untuk membawa sedimen dari
dasar laut ke permukaan dengan menggunakan pipa core metal panjang yang
diberi beban pemberat 350 kg dan diikat dengan kawat sling diatasnya.
• Core bisa menembus lapisan sedimen pada kedalaman tertentu atau lebih
dalam tergantung sudut jatuh dan arus bawah laut, dengan menggunakan
core peneliti bisa menggambarkan stratigrafinya.
• Semakin kecil nilai arus dan sudut jatuh core kecepatan jatuh akan lebih
cepat dan lebih dalam core yang tertancap. Dalam penggunaanya alat ini
memiliki prinsip jatuh bebas sehingga disebut gravity core.
• Sebelum dioperasikan dari atas kapal gravity core diikat menggukan kawat
sling, pipa paralon berdiamater 2.5 inc sepanjang 312 cm dimasukan
kedamam core sepanjang 7 m selanjutnya ditutup dengan core catcher dan
mata perunggu.
46. Kenapa Menggunakan SBPs atau Sediment Frofiler :
1. Salah satu alat yang bisa digunakan adalah BATHY-2010 Chrip
Sub Bottom Profiler and Bathymetric Echo Sounder.
2. Sistem ini terpasang dalam lambung kapal atau towfish.
3. Transduser dari sub-bottom profiler jenis pinger terdiri dari
elemen piezoelektrik kecil, yang memancarkan glombang
pendek, tunggal dan frekuensi tinggi (mulai dari 1 kHz ke 40
kHz) ketika diaktifkan oleh dorongan listrik.
4. Sistem yang paling umum digunakan menghasilkan frekuensi
bandwidth yang sempit 3.5 kHz.
5. Transduser bertindak sebagai Transmitter dan Receiver.
Pingers hanya dapat menangani pulsa energi rendah (biasanya
10-60 joule).
6. Output daya rendah, dikombinasikan dengan bandwidth
frekuensi yang sempit, menghasilkan penetrasi yang terbatas
hanya beberapa meter di sedimen berpasir, tetapi sampai 50
m dalam sedimen berlumpur.