SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Download to read offline
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KELAUTAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Jum’at, 29 Januari 2016
INTEGRASI DATA SUB BOTTOM PROFILE DAN GRAVITY CORE
UNTUK MENENTUKAN DINAMIKA SEDIMENTASI RESEN
DI PERAIRAN UTARA WOKAM
Ulil Amri
C552130021
Komisi Pembimbing :
Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc
Henry Munandar Manik, S.Pi, MT, Ph.D
Dr. Priatin Hadi Wijaya, ST, MT
Bagaimana
mengetahuinya …??
Pendahuluan
Tujuan Penelitian
1. mendapatkan informasi tentang kedalaman laut (Bathimetri),
2. Menggambarkan profil lintasan kapal rekaman data Sub-botom
Profiler dan interpretasi lapisan sedimen di bawah permukaan
dasar laut.
3. mengidentifikasi informasi abiotik penyusun dasar laut (grain size)
menggunakan metode Folk 1980 dan Menggambarkan pola
sebaran Sedimennya
• Memahami dinamika sedimentasi pada lapisan resen (berumur
pleistosen-holosen) melalui penampang lapisan sub bottom profile
yang telah diinterpretasi secara vertikal dan karakteristik sedimen
pada sampel core.
• Mengetahui seperti apa struktur geologi daerah penelitian,
perubahan dan penebalan sedimen dan karakter dari pola sedimen
yang ada pada lapisan sedimen resen di lokasi penelitian
Bagan Alir
Penelitian
Tujuan
Metode
Studi Literatur
(Perpustakaan)
Pengambilan Sampel Inti
Sedimen
(core/grab sampler)
Pengambilan Data
Akustik
Bathy-2010
ukuran butiran sedimen dan
penamaan
Batimetri, Struktur dan Lapisan
Sedimen, Ukuran Butir dan Gambaran
Sebaran Partikel Penyusun dasar
perairan
Latar Belakang
Rumusan masalah
Identifikasi masalah
RAW Data :
.*odc
.*seg-y
Diintegrasikan
Analisis Lab. Sediment
Saringan Bertingkat (Sleving)
Batimetri Profil Sedimen
Selesai
Survei
Mulai
Setelah diperoleh
pemahaman tentang
dinamika sedimen
lapisan resens ecara
vertikal
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi : Data Survey 10-24 Juni 2014 di
Alat dan Bahan : KR. Geomarin III
Sub Bottom Pofiler 3.5 kHz
Gravity Core
Ayakan Betingkat 8 phi
Alat tulis
Dan alat pendukung lainya
Perairan Utara Kepulauan Aru
Lokasi Penelitian(Perairan yang diarsir)
Perairan Utara Kepulauan Aru-
Perairan Selatan Papua
1. Batimetri dan Morfologi Dasar Laut
TahapanAnalisisBathymetri
Raw data
format file *.odc
Ekstrak data Seg-y
XYZ
Koordinat sistem
proyeksi UTM
Open di
Microsoft Excel
Format data
*.dat
Open countour
map pada surfer
Kontur min 10 m,
mak 3800 m
Peta batimetri
Metode Kriging
(SG dan LLC 2014)
Layout
Metode ini menggunakan semivariogram yang merepresentasikan
perbedaan spasial dan nilai diantara semua pasangan sampel data.
Semivariogram dihitung berdasarkan sampel semivariogram dengan
jarak h, beda nilai z dan jumlah sampel data n diperlihatkan pada
persamaan berikut
𝛾 ℎ =
𝑖=1
𝑁
𝑧 𝑥𝑖 − 𝑧 𝑥𝑖+ℎ
2
2. 𝑁 ℎ
dimana : (h) = (semi) variogram untuk arah tertentu dan jarak h
h = 1d, 2d, 3d, 4d (d = jarak antar contoh)
z(xi) = harga (data) pada titik xi
z(xi+h) = data pada titik yang berjarak h dari xi
N(h) = jumlah pasangan data.
Hasil
• Timur
Dasar laut terlihat lebih datar/flat
Kedalaman rata-rata ± 75 m
Kedalaman 1,5 m-240 m
• Barat
Dasar laut terlihat lebih dalam dan
terjal
Kedalaman rata-rata ± 3000 m
Kedalaman 240 m hingga 3735.5m
TahapanAnalisisRefleksiAkustik
Analysis
Hasil
Perekaman data data *.ocd
Data *.seg-y
Navigation
Processing
- Auto Compute
heading
- Track walk
method
Filtering Data
- AVG
- TVG
- BandPass
Frofil Lintasan
Data Reflector
- Auto Generated
seabed
- Manually trace
horizon
Hasil profil Seisee
Save as
data trace
Klasifikasi
Excel
(Johnston 1980)
untuk pengamatan kelompok ke dalam
kategori yang terdiri dari individu-individu
yang sama, dan dengan demikian untuk
memisahkan individu yang berbeda dalam
kategori yang berbeda.
Grafik
Histogram
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
FrekuensiKejadian
Kelas
256,00 - 2756,00
2756,00 - 5256,00
5256,00 - 7756,00
7756,00 - 10256,00
10256,00 - 12756,00
12756,00 - 15256,00
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Frekuensi(log)
Kelas
128,00 - 2628,00
2628,00 - 5128,00
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Frekuensi(log)
Kelas
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Frekuensi(log)
Kelas
128,00 - 2628,00
2628,00 - 5128,00
5128,00 - 7628,00
7628,00 - 10128,00
10128,00 - 12628,00
12628,00 - 15128,00
15128,00 - 17628,00
17628,00 - 20128,00
128,00 - 2628,00
2628,00 - 5128,00
5128,00 - 7628,00
7628,00 - 10128,00
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
LogFrek.Kejanian
Kelas
Trace#26888 Trace#124098 Trace#84798 Trace#62073
distribusi frekuensi kejadian secara keseluruhan
disajikan pada Gambar 20.
Analisis Fasies Seismik Dangkal dan Pola Refleksi Sedimen
Create New or
Open Existing Project
Import Data
Basic Sonar File
Management
Bottom Track
Signal Processing
Navigation
Layback & Offsets
Picking Horizon
SBP Interpretation
Profile
Export Image
(diadopsi dari
Post Processing Work-flow
SonarWiz Manual
telah dimodifikasi)
Integrasi Profil Seismik dangkal Sub-bottom Profiler dan Core
TahapanAnalisisSedimenInti
Sampel Inti
Sedimen
Lab.
Sedimentasi
Pengayakan
Kering
Disortir
menggunakan
ayakan
Berat Basah
Oven 1100C
Berat kering
Penamaan
Ukuran Butir
Pengayakkan
Basah
Gelas ukur 10 ml-
1500 ml
larutan hidrogen
peroksida (H2O2)
tunggu hingga
mengendap
diayak
Berat basah
Pemisahan Fraksi ukuran
lanau-lempung
5 phi hingga 9 phi
Pemisahan Fraksi ukuran
butir kerikil-pasir
-2 phi hingga 4 phi
Ukuran Butir
dan Penamaan
Jenis Fraksi
Gambaran tahapan dalam
analisis butiran sedimen
Folk (1980) tipe
substrat
dinamakan
dengan lumpur
krikilan
P. Kering
-2 phi – 4 phi
P. Basah
5 phi – 8 phi
+ kan H2O2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Core 4 Core 5 Core 6 Core 7
PERSENTASEFRAKSISEDIMEN(%)
SAMPEL SEDIMEN
Kri Pas Lan Lem
Core Nama Contoh X(phi) Sort. Skew. Kurt. Kri. Pas. Lan. Lem. Tipe Substrat
Total
Kejadian
4 WOKAM-04 4.6 1.9 -1.8 7.0 5.9 6.3 86.1 1.6 Lanauan 159
5 WOKAM-05 4.4 2.3 -0.9 3.7 4.6 21.5 70.2 3.7 Lanau pasiran 257
6 WOKAM-06 1.1 1.1 -0.1 2.8 2.0 98.0 0.0 0.0 Pasiran 236
7 WOKAM-07 3.7 2.6 -0.9 3.6 10.3 31.3 55.9 2.5 Lanau pasiran 280
core
Posisi Koordinat Pj. Core
(cm)
Pj. Inti Sedimen
Kedalaman
Laut (m)South Easth
4 5°09'22.563" LS 135°16'15.133" BT 312 9 cm 74.5
5 4°42'17.077" LS 134°54'14.354" BT 312 137 cm 85.6
6 4°51'32.067" LS 134°35'48.382" BT 312
Dalam Kantong
Plastik (250 gr)
67.4
7 5°10'13.099" LS 134°32'56.739" BT 312
Dalam Kantong
Plastik (450 gr)
72
Tabel 8 Tabel Hasil Pengambilan Sampel Inti Sedimen di Lapangan.
Tabel 9 Tabel Parameter Statistik dan Jenis Sedimen di Lokasi Penelitian
pendekatan Inverse Distance Weighted (IDW) interpolation
(Watson and Philip 1985)
PEMODELAN SEBARAN SEDIMEN
Fungsi umum pada metode Inverse Distance Weighted (Azpurua dan Ramos 2010) :
𝑍∗
=
𝑖−1
𝑁
𝑤𝑖 𝑍𝑖
dimana Zi (i=1,2,3, …..N)
merupakan nilai ketinggian data yang ingin diinterpolasi sejumlah N titik dan bobot (weight) wi yang
dirumuskan sebagai berikut :
𝑤𝑖 =
ℎ𝑖
−𝑝
𝑗=0
𝑛
ℎ𝑗
−𝑝
p adalah nilai positif yang dapat diubah-ubah yang disebut dengan parameter power (biasanya bernilai
2) dan hj merupakan jarak dari sebaran titik ke titik interpolasi yang dijabarkan sebagai berikut :
ℎ𝑖 = 𝑥 − 𝑥𝑖
2 + 𝑥 − 𝑥1
2
(x,y) adalah koordinat titik interpolasi dan (xi, yi) adalah koordinat untuk setiap sebaran titik. Fungsi
peubah weight bervariasi untuk keseluruhan data sebaran titik sampai pada nilai yang mendekati nol
dimana jarak bertambah terhadap sebaran titik.
% Sebaran K E R I K I L
Interpolasi data statistik ukuran butir berdasarkan core
5.9 4.6 2
10.3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Core 4 Core 5 Core 6 Core 7
Persentasefraksisedimen(%)
Sampel sedimen Krikilan
Pasir
% sebaran P A S I R
6.3
21.5
98
31.3
-20
0
20
40
60
80
100
Core 4 Core 5 Core 6 Core 7
PersentaseFraksiSedimen(%)
Sampel Sedimen Pasiran
% sebaran L A N A U
86.1
70.2
0
55.9
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Core 4 Core 5 Core 6 Core 7
PersentaseFraksiSedimen(%)
Sampel Sedimen Lanauan
% Sebaran L E M P U N G
1.6 3.7
0 2.5
-20
0
20
40
60
80
100
Core 4 Core 5 Core 6 Core 7
Persentasefraksisedimen(%)
Sampel Sedimen Lempung
SIMPULAN
• Pada bagian Timur memiliki kedalaman berkisar -1.5 meter hingga -240
meter sedangkan pada bagian Barat kedalamannya mencapai -3735.5
meter dibawah permukaan laut.
• Topografi dasar laut berbentuk dataran (flat) pada sebelah Timur dan
terdapat cekungan Palung Aru pada sebelah Barat.
• Tipe substrat penysun dasar laut di lokasi penelitian berupa lanauan,
lanau pasiran dan pasiran.
• Lingkungan pengendapan jenis sedimen hasil system sedimentassi
ditemukan Subparallel, Sigmoid, Chaotic Fill, Downlap, Erosional
Truncation, Prograded Fill, Divergent, Complex, Hummocky, Wavy parallel
Subparallel between parallel, Divergent fill
• Hubungan antara kondisi geologi dan rekaman seismik dangkal
terlihat sederhana, namun perlu diingat bahwa terdapat perbedaan
mendasar antara rekaman seismik dengan faktor geologi sebenarnya.
Pada umumnya penampang seismik terekam dalam skala waktu (time
domain) karena distorsi kecepatan gelombang suara dipancarkan
secara vertikal sehingga seismik hanya mampu mendeteksi lapisan
dasar laut pada batas atas dasar perairan.
• Refleksi seismik yang kurang baik kenampakannya bisa disebabkan
oleh pengaturan power dan frekuensi gelombang suara yang
dipancarkan dari transducer, kondisi alat dan geografis pada saat
survei dilapangan, kecepatan arus dan tingkat densitas partikel
terlarut dalam air (fluid interface), tekstur pembentuk dasar perairan
lunak atau padat.
Perlu dilakukan analisis nilai akustik dasar perairan (Volume
scattering Strength, Sea survace) lanjutan agar sebaran
sedimen berdasarkan nilai echo dapat digambarkan dengan
tepat dan jelas.
SARAN
Ucapan Terimakasih
- Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Kelautan
(PPPGL) Bandung,
- Ketua dan tim Saintis,
- Teknisi,
- Kapten dan ABK KR Geomarin III,
- Dewan Redaksi Bulletin of the Marine
Geology
- Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc
- Henry Munandar Manik, S.Pi, MT, Ph.D
- Dr. Priatin Hadi Wijaya, ST, MT
- Dosen Pengajar ITK IPB
- Ka. Prodi dan Segenap Strukturalnya
sehingga penulis bisa menggunakan data survei untuk
penyelesaian tulisan Tesis.
No Nama
Peralatan
Fungsi Keterangan
1 Kapal
GEOMARIN III
Saranan
penelitian
Spesifikasi
terlampir pada
Lampiran 1
2 Bathy-2010
CHIRP Sub-
Bottom
Profiler and
Bathymetri
Echosounder
Instrumen
akustik
Spesifikasi
terlampir pada
Lampiran 2 dan
Transducer
Lampiran 3
3 C-NavTM GPS
System
Penentu data
posisi
Spesifikasi
terlampir pada
lampiran 4
4 Gravity Core Alat Pengambil
contoh substrat
Gambar 9
5 Pipa paralon Tempat
penyimpan
contoh
Panjang =
7 m
Diameter =
5 inc
6 Kantung
Plastik
Tempat
penyimpanan
contoh
7 Alat tulis
8 Hardisk
eksternal
Tempat
penyimpanan
data cadangan
Sony 1 TB
No Nama
Peralatan
Fungsi dan Keterangan
1 Komputer
Laptop
Media pengetikan dan pengolahan
data :
Intel®Core™ i5-3210M CPU @2.50GHz
1 GB RAM, 64-bit Operation System,
VGA AMD Radeon Graphics,
Windows7 Ultimate
2 Komputer PC Media pengolahan data :
Intel®Core2Duo CPU @2.60GHz 1 GB
RAM, 32-bit Operation System, VGA
ATI Radeon Graphics, WindowsXP
3 Ayakan
Bertingkat
Menentukan
ukuran butiran
Sedimen
Spesifikasi
terlampir pada
Lampiran 5
4 Software
Bathy-2010
CHIRP Sub-
Bottom
Profiler and
Bathymetri
Echosounder
Perangkat lunak
untuk
menampilkan
rekaman lapisan
sedimen
*.ocd
*.segY
*.segD
5 Sampel
Coring
Bahan yang akan
dianalisis
Fraksi dan tekstur
6 Microsoft
Office 2013
Perangkat lunak penyaji data dalam
bentuk teks, tabel, slideshow
7 ArcGis 10 Perangkat lunak penyaji data dalam
bentuk peta
N
o
Nama Peralatan Fungsi
1 Bahan/Sampel core Bahan yang akan
dianalisa
2 Ayakan bertingkat Menyaring sampel
3 Alumunium foil/cawan
keramik
Wadah sampel
4 Tabung ukur 100 ml, 1 l dan
2 l
Penakar larutan
5 Stopwacth Penghitung waktu
6 Oven Pengering sampel
7 Timbangan analitik Penakar sampel
8 Penyumpit dan Pipet tetes Penakar larutan (per
ml)
9 Hydrogen Peroksida
konsentrasi 3-5%
Oksidator
1
0
Core cutter Alat pembelah core
1
1
Aquades dan perekat
entellen
Bahan pembuat
sayatan oles
1
2
Kaca preparat dan cover
glass
Dasar dan penutup
sayatan oles
1
3
Colour chart Mengetahui warna
contoh sedimen
Tabel 5 Alat dan Peralatan yang
Digunakan di Laboratorium
Sedimentologi dan Geologi
Kelautan P3GL Cirebon
Tabel 3. Peralatan yang
dibutuhkan di Lapangan
Tabel 4 Daftar Alat yang Digunakan Saat Pengolahan Data
Teknologi Akustik Gravity Core
Apa itu Akustik dan Gravity Core...??
Spesifikasi Alat Bathy 2010PC
Sumber : (SyQwest.inc Bathy-2010 PC Manual bok)
Depth Resolution
Depth Accuracy
Speed of Sound
Geographic
Position
Printer Output
Shallow Water
Operation
Transmit Rate
Event Marks
Data File Output
dependant)
0.1 Feet, 0.1 Meters
Meets or exceeds all current IHO hydrographic requirements
for single beam echosounders. 0-40m 2.5cm, 40-200m 5.0cm,
>200m 10.0cm; or +/- .1%of depth corrected for sound
velocity.
User Selectable 1500 Meters/Second, 4800 Feet/Second,
adjustable inincrements of 1m/sec or 1ft /sec
NMEA 0183, GLL, GGA, RMC, VTG, VHW, HDT
Selectable Baud Rates (RS-232): 4800, 9600, 19200, 38400
Centronics (Parallel Port) interface to TDU Series Thermal
Printers
< 1 Meter; bottom type dependant
Up to 10 Hz, depth and operator mode dependant
Periodic, External, and/or Manual (Periodic selectable in 1
minute intervals)
Stores Depth, Navigation, and Graphic Data in ODC format
(Proprietary) & Standard SEG-Y
Normal and Zoom Data stored is Pixel data and can be played
back and/or printed
Unit Jarak (satuan kaki atau meter)
Depth Ranges
Shift Range
Zoom Range
Zoom Modes
Display
Strata Resolution
Depth Resolution
Depth Accuracy
30, 60, 120, 240, 480, 800, 1500, 2400, 3000, 6000, 15000
Feet
10, 20, 40, 80, 150, 300, 500,750, 1000, 2000, 5000 Meters
0-450 Feet in 1 Foot increments
0-150 Meters in 1 Meter increments
15, 30, 60, 120, 240, 480, Feet
5, 10, 20, 40, 80, 160, 320, 640 Meters
Bottom Zoom, Bottom Lock Zoom, Marker Zoom, GUI Zoom
(Playback Only)
Normal Data, Zoom Data, Navigation, Depth,
Command/Status, Color Control for Data: 4 Selections or
Custom (User Input), Data Color Invert possible
8 cm with >300 Meters of bottom penetration (bottom type
dependant)
0.1 Feet, 0.1 Meters
Meets or exceeds all current IHO hydrographic requirements
for single beam echosounders. 0-40m 2.5cm, 40-200m 5.0cm,
>200m 10.0cm; or +/- .1%of depth corrected for sound
velocity.
Pengambilan Data Akustik
• Survei sub bottom profile dilaksanakan bersamaan dengan survei
bathimetri. Untuk mendapatkan data lapisan sedimen yang relatif
bagus dan dapat mewakili kondisi dasar laut, maka lintasan kapal
dibuat sistematik paralel memotong diagonal dan menggunakan alat
akustik BATHY-2010 CHIRP Sub bottom profiler dan Bathymetric Echo
Sounder SyQwest. Memotong diagonal daerah penelitian adalah
mulai dari Timur Laut-Barat Daya, sehingga lintasan dibuat dominan
arah Barat Laut-Tenggara dengan harapan dapat memperoleh
informasi geologi lapisan sedimen yang maksimal.
• Alat ini adalah merupakan tipe sub bottom profile yang sederhana
yang terdiri dari transduser, console trans-receiver dan software
strata box yang terinstal dalam sebuah komputer akuisisi. Transduser
pada alat ini biasanya selalu terpasang di lambung kapal sedangkan
console trans-receiver dan komputer akusisi selalu terletak di atas
kapal. Software strata box yang terinstal dalam komputer
memerintahkan console trans-receiver untuk mengirimkan sinyal
gelombang akustik, kemudian gelombang akustik akan dipantulkan
oleh lapisan-lapisan yang berada didasar laut hingga energinya
habis.
• Hasil pantulan lapisan-lapisan dasar laut akan
diterima oleh console trans-receiver yang
kemudian akan diteruskan kedalam software
strata box berupa sinyal digital yang kemudian
akan tampak sebagai image Dalam kegiatan
akuisisi peralatan sub bottom profile dilengkapi
dengan peralatan penentu posisi DGPS dan
software navigasi untuk memandu jalanya survei
agar sesuai dengan lintasan yang direncanakan.
• Data yang diperoleh dari pengeruman ini adalah
data digital berformat *.odc, yang merupakan
format standar software BATHY-2010. Agar
memudahkan dalam pengolahan data akan
dilakukan rangkaian proses konversi ke bentuk
format lain (analisa pemrosesan data sub bottom
profiler). Seperti *.seg-Y dan *.seg-D .
Pengambilan Data Contoh Sedimen
• Dalam upaya mengambil contoh sedimen dari dasar laut Metode
pengambilan contoh sedimen dasar laut yang cepat dan mudah adalah
coring.
• Coring adalah suatu teknik yang digunakan untuk membawa sedimen dari
dasar laut ke permukaan dengan menggunakan pipa core metal panjang yang
diberi beban pemberat 350 kg dan diikat dengan kawat sling diatasnya.
• Core bisa menembus lapisan sedimen pada kedalaman tertentu atau lebih
dalam tergantung sudut jatuh dan arus bawah laut, dengan menggunakan
core peneliti bisa menggambarkan stratigrafinya.
• Semakin kecil nilai arus dan sudut jatuh core kecepatan jatuh akan lebih
cepat dan lebih dalam core yang tertancap. Dalam penggunaanya alat ini
memiliki prinsip jatuh bebas sehingga disebut gravity core.
• Sebelum dioperasikan dari atas kapal gravity core diikat menggukan kawat
sling, pipa paralon berdiamater 2.5 inc sepanjang 312 cm dimasukan
kedamam core sepanjang 7 m selanjutnya ditutup dengan core catcher dan
mata perunggu.
Kenapa Menggunakan SBPs atau Sediment Frofiler :
1. Salah satu alat yang bisa digunakan adalah BATHY-2010 Chrip
Sub Bottom Profiler and Bathymetric Echo Sounder.
2. Sistem ini terpasang dalam lambung kapal atau towfish.
3. Transduser dari sub-bottom profiler jenis pinger terdiri dari
elemen piezoelektrik kecil, yang memancarkan glombang
pendek, tunggal dan frekuensi tinggi (mulai dari 1 kHz ke 40
kHz) ketika diaktifkan oleh dorongan listrik.
4. Sistem yang paling umum digunakan menghasilkan frekuensi
bandwidth yang sempit 3.5 kHz.
5. Transduser bertindak sebagai Transmitter dan Receiver.
Pingers hanya dapat menangani pulsa energi rendah (biasanya
10-60 joule).
6. Output daya rendah, dikombinasikan dengan bandwidth
frekuensi yang sempit, menghasilkan penetrasi yang terbatas
hanya beberapa meter di sedimen berpasir, tetapi sampai 50
m dalam sedimen berlumpur.

More Related Content

What's hot

Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
 
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangWachidatin N C
 
Bab 6 karakteristik Event Seismik
Bab 6 karakteristik Event SeismikBab 6 karakteristik Event Seismik
Bab 6 karakteristik Event SeismikAlexander Elake
 
Tutorial agisoft metashape pengolahan data drone - edi supriyanto, st
Tutorial agisoft metashape   pengolahan data drone - edi supriyanto, stTutorial agisoft metashape   pengolahan data drone - edi supriyanto, st
Tutorial agisoft metashape pengolahan data drone - edi supriyanto, stProjectEngineer5
 
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docx
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docxPeralatan dasar-geologi-lapangan-docx
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docxGutit
 
Sesar turun
Sesar turunSesar turun
Sesar turunlassak
 
pengenalan alat alat survei
pengenalan alat alat surveipengenalan alat alat survei
pengenalan alat alat surveiRyan Wibowo
 
geodesi satelit survey
geodesi satelit surveygeodesi satelit survey
geodesi satelit surveyAbdul Jalil
 

What's hot (20)

Sistem informasi geografi
Sistem informasi geografiSistem informasi geografi
Sistem informasi geografi
 
3 pumping test
3 pumping test3 pumping test
3 pumping test
 
Skala waktu-geologi
Skala waktu-geologiSkala waktu-geologi
Skala waktu-geologi
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
 
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
 
Bab 6 karakteristik Event Seismik
Bab 6 karakteristik Event SeismikBab 6 karakteristik Event Seismik
Bab 6 karakteristik Event Seismik
 
pengenalan GPS
pengenalan GPSpengenalan GPS
pengenalan GPS
 
9 pemantauan lereng
9 pemantauan lereng9 pemantauan lereng
9 pemantauan lereng
 
Tahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasiTahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasi
 
Tutorial agisoft metashape pengolahan data drone - edi supriyanto, st
Tutorial agisoft metashape   pengolahan data drone - edi supriyanto, stTutorial agisoft metashape   pengolahan data drone - edi supriyanto, st
Tutorial agisoft metashape pengolahan data drone - edi supriyanto, st
 
Kekar
KekarKekar
Kekar
 
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3ºTRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
 
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docx
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docxPeralatan dasar-geologi-lapangan-docx
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docx
 
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
 
Sesar turun
Sesar turunSesar turun
Sesar turun
 
Bilangan Formzahl
Bilangan FormzahlBilangan Formzahl
Bilangan Formzahl
 
pengenalan alat alat survei
pengenalan alat alat surveipengenalan alat alat survei
pengenalan alat alat survei
 
geodesi satelit survey
geodesi satelit surveygeodesi satelit survey
geodesi satelit survey
 
Deskripsi core
Deskripsi coreDeskripsi core
Deskripsi core
 
pci geomatica
pci geomaticapci geomatica
pci geomatica
 

Viewers also liked

The Magic Fairy of Creativity and the "The loaf of bread"
The Magic Fairy of Creativity and the "The loaf of bread"The Magic Fairy of Creativity and the "The loaf of bread"
The Magic Fairy of Creativity and the "The loaf of bread"Auxi Heredia
 
Ghost certificate 1825 (catalog)
Ghost certificate 1825 (catalog)Ghost certificate 1825 (catalog)
Ghost certificate 1825 (catalog)Angelo Ratliff
 
Course 9-Unit 4: Past continuous vs. simple past.
Course 9-Unit 4: Past continuous vs. simple past.Course 9-Unit 4: Past continuous vs. simple past.
Course 9-Unit 4: Past continuous vs. simple past.Martin Caicedo
 

Viewers also liked (9)

The Magic Fairy of Creativity and the "The loaf of bread"
The Magic Fairy of Creativity and the "The loaf of bread"The Magic Fairy of Creativity and the "The loaf of bread"
The Magic Fairy of Creativity and the "The loaf of bread"
 
Annual Newsletter 2014
Annual Newsletter 2014Annual Newsletter 2014
Annual Newsletter 2014
 
1111
11111111
1111
 
3.2
3.23.2
3.2
 
Profile
ProfileProfile
Profile
 
Ghost certificate 1825 (catalog)
Ghost certificate 1825 (catalog)Ghost certificate 1825 (catalog)
Ghost certificate 1825 (catalog)
 
Propuesta innovadora
Propuesta innovadoraPropuesta innovadora
Propuesta innovadora
 
Course 9-Unit 4: Past continuous vs. simple past.
Course 9-Unit 4: Past continuous vs. simple past.Course 9-Unit 4: Past continuous vs. simple past.
Course 9-Unit 4: Past continuous vs. simple past.
 
CV Kitjuk Harijanto
CV Kitjuk HarijantoCV Kitjuk Harijanto
CV Kitjuk Harijanto
 

Similar to SEDIMENTASI

Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)afifsalim12
 
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...ayu bekti
 
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...ayu bekti
 
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversionSkripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversionAkbar Dwi Wahyono
 
Pemetaan suhu permukaan laut (spl) menggunakan
Pemetaan suhu permukaan laut (spl) menggunakanPemetaan suhu permukaan laut (spl) menggunakan
Pemetaan suhu permukaan laut (spl) menggunakanIke Candra
 
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdfSTUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdfJoseDa4
 
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisikaMETODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisikaRanaWiratama3
 
Ruang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
Ruang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah PesisirRuang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
Ruang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah PesisirLuhur Moekti Prayogo
 
Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Bogiva Mirdyanto
 
Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013UDIN MUHRUDIN
 
Its undergraduate-10780-presentation
Its undergraduate-10780-presentationIts undergraduate-10780-presentation
Its undergraduate-10780-presentationPERIE ANUGRAHA WIGUNA
 
Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)Dasapta Erwin Irawan
 
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2Sylvester Saragih
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiRidwan Tedjokusumo
 

Similar to SEDIMENTASI (20)

Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)
 
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
 
163 308-1-sm
163 308-1-sm163 308-1-sm
163 308-1-sm
 
Distribusi kecepatan
Distribusi kecepatanDistribusi kecepatan
Distribusi kecepatan
 
Bab%20 iv
Bab%20 ivBab%20 iv
Bab%20 iv
 
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
 
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversionSkripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
 
Pemetaan suhu permukaan laut (spl) menggunakan
Pemetaan suhu permukaan laut (spl) menggunakanPemetaan suhu permukaan laut (spl) menggunakan
Pemetaan suhu permukaan laut (spl) menggunakan
 
Rencana tahap 1
Rencana tahap 1 Rencana tahap 1
Rencana tahap 1
 
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdfSTUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI DI PULAU TIMOR.pdf
 
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisikaMETODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
 
Ruang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
Ruang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah PesisirRuang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
Ruang Lingkup Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
 
Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik
 
Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013
 
Its undergraduate-10780-presentation
Its undergraduate-10780-presentationIts undergraduate-10780-presentation
Its undergraduate-10780-presentation
 
Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Geologi dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
 
Laporan srtm oke
Laporan srtm okeLaporan srtm oke
Laporan srtm oke
 
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
Peran k3 dalam eksplorasi tambang bawah laut 2
 
9c 3d
9c 3d9c 3d
9c 3d
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasi
 

SEDIMENTASI

  • 1. PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KELAUTAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Jum’at, 29 Januari 2016 INTEGRASI DATA SUB BOTTOM PROFILE DAN GRAVITY CORE UNTUK MENENTUKAN DINAMIKA SEDIMENTASI RESEN DI PERAIRAN UTARA WOKAM Ulil Amri C552130021 Komisi Pembimbing : Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc Henry Munandar Manik, S.Pi, MT, Ph.D Dr. Priatin Hadi Wijaya, ST, MT
  • 3. Tujuan Penelitian 1. mendapatkan informasi tentang kedalaman laut (Bathimetri), 2. Menggambarkan profil lintasan kapal rekaman data Sub-botom Profiler dan interpretasi lapisan sedimen di bawah permukaan dasar laut. 3. mengidentifikasi informasi abiotik penyusun dasar laut (grain size) menggunakan metode Folk 1980 dan Menggambarkan pola sebaran Sedimennya
  • 4. • Memahami dinamika sedimentasi pada lapisan resen (berumur pleistosen-holosen) melalui penampang lapisan sub bottom profile yang telah diinterpretasi secara vertikal dan karakteristik sedimen pada sampel core. • Mengetahui seperti apa struktur geologi daerah penelitian, perubahan dan penebalan sedimen dan karakter dari pola sedimen yang ada pada lapisan sedimen resen di lokasi penelitian
  • 5. Bagan Alir Penelitian Tujuan Metode Studi Literatur (Perpustakaan) Pengambilan Sampel Inti Sedimen (core/grab sampler) Pengambilan Data Akustik Bathy-2010 ukuran butiran sedimen dan penamaan Batimetri, Struktur dan Lapisan Sedimen, Ukuran Butir dan Gambaran Sebaran Partikel Penyusun dasar perairan Latar Belakang Rumusan masalah Identifikasi masalah RAW Data : .*odc .*seg-y Diintegrasikan Analisis Lab. Sediment Saringan Bertingkat (Sleving) Batimetri Profil Sedimen Selesai Survei Mulai Setelah diperoleh pemahaman tentang dinamika sedimen lapisan resens ecara vertikal
  • 6. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi : Data Survey 10-24 Juni 2014 di Alat dan Bahan : KR. Geomarin III Sub Bottom Pofiler 3.5 kHz Gravity Core Ayakan Betingkat 8 phi Alat tulis Dan alat pendukung lainya Perairan Utara Kepulauan Aru
  • 7. Lokasi Penelitian(Perairan yang diarsir) Perairan Utara Kepulauan Aru- Perairan Selatan Papua
  • 8. 1. Batimetri dan Morfologi Dasar Laut
  • 9. TahapanAnalisisBathymetri Raw data format file *.odc Ekstrak data Seg-y XYZ Koordinat sistem proyeksi UTM Open di Microsoft Excel Format data *.dat Open countour map pada surfer Kontur min 10 m, mak 3800 m Peta batimetri Metode Kriging (SG dan LLC 2014) Layout
  • 10. Metode ini menggunakan semivariogram yang merepresentasikan perbedaan spasial dan nilai diantara semua pasangan sampel data. Semivariogram dihitung berdasarkan sampel semivariogram dengan jarak h, beda nilai z dan jumlah sampel data n diperlihatkan pada persamaan berikut 𝛾 ℎ = 𝑖=1 𝑁 𝑧 𝑥𝑖 − 𝑧 𝑥𝑖+ℎ 2 2. 𝑁 ℎ dimana : (h) = (semi) variogram untuk arah tertentu dan jarak h h = 1d, 2d, 3d, 4d (d = jarak antar contoh) z(xi) = harga (data) pada titik xi z(xi+h) = data pada titik yang berjarak h dari xi N(h) = jumlah pasangan data.
  • 11. Hasil • Timur Dasar laut terlihat lebih datar/flat Kedalaman rata-rata ± 75 m Kedalaman 1,5 m-240 m • Barat Dasar laut terlihat lebih dalam dan terjal Kedalaman rata-rata ± 3000 m Kedalaman 240 m hingga 3735.5m
  • 12.
  • 13. TahapanAnalisisRefleksiAkustik Analysis Hasil Perekaman data data *.ocd Data *.seg-y Navigation Processing - Auto Compute heading - Track walk method Filtering Data - AVG - TVG - BandPass Frofil Lintasan Data Reflector - Auto Generated seabed - Manually trace horizon
  • 14. Hasil profil Seisee Save as data trace Klasifikasi Excel (Johnston 1980) untuk pengamatan kelompok ke dalam kategori yang terdiri dari individu-individu yang sama, dan dengan demikian untuk memisahkan individu yang berbeda dalam kategori yang berbeda. Grafik Histogram
  • 15. 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 FrekuensiKejadian Kelas 256,00 - 2756,00 2756,00 - 5256,00 5256,00 - 7756,00 7756,00 - 10256,00 10256,00 - 12756,00 12756,00 - 15256,00 0 0.5 1 1.5 2 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Frekuensi(log) Kelas 128,00 - 2628,00 2628,00 - 5128,00
  • 16. -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Frekuensi(log) Kelas 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Frekuensi(log) Kelas 128,00 - 2628,00 2628,00 - 5128,00 5128,00 - 7628,00 7628,00 - 10128,00 10128,00 - 12628,00 12628,00 - 15128,00 15128,00 - 17628,00 17628,00 - 20128,00 128,00 - 2628,00 2628,00 - 5128,00 5128,00 - 7628,00 7628,00 - 10128,00
  • 17. 0 0.5 1 1.5 2 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 LogFrek.Kejanian Kelas Trace#26888 Trace#124098 Trace#84798 Trace#62073 distribusi frekuensi kejadian secara keseluruhan disajikan pada Gambar 20.
  • 18.
  • 19. Analisis Fasies Seismik Dangkal dan Pola Refleksi Sedimen Create New or Open Existing Project Import Data Basic Sonar File Management Bottom Track Signal Processing Navigation Layback & Offsets Picking Horizon SBP Interpretation Profile Export Image (diadopsi dari Post Processing Work-flow SonarWiz Manual telah dimodifikasi)
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24. Integrasi Profil Seismik dangkal Sub-bottom Profiler dan Core
  • 25. TahapanAnalisisSedimenInti Sampel Inti Sedimen Lab. Sedimentasi Pengayakan Kering Disortir menggunakan ayakan Berat Basah Oven 1100C Berat kering Penamaan Ukuran Butir Pengayakkan Basah Gelas ukur 10 ml- 1500 ml larutan hidrogen peroksida (H2O2) tunggu hingga mengendap diayak Berat basah Pemisahan Fraksi ukuran lanau-lempung 5 phi hingga 9 phi Pemisahan Fraksi ukuran butir kerikil-pasir -2 phi hingga 4 phi Ukuran Butir dan Penamaan Jenis Fraksi
  • 26. Gambaran tahapan dalam analisis butiran sedimen Folk (1980) tipe substrat dinamakan dengan lumpur krikilan P. Kering -2 phi – 4 phi P. Basah 5 phi – 8 phi + kan H2O2
  • 27. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Core 4 Core 5 Core 6 Core 7 PERSENTASEFRAKSISEDIMEN(%) SAMPEL SEDIMEN Kri Pas Lan Lem Core Nama Contoh X(phi) Sort. Skew. Kurt. Kri. Pas. Lan. Lem. Tipe Substrat Total Kejadian 4 WOKAM-04 4.6 1.9 -1.8 7.0 5.9 6.3 86.1 1.6 Lanauan 159 5 WOKAM-05 4.4 2.3 -0.9 3.7 4.6 21.5 70.2 3.7 Lanau pasiran 257 6 WOKAM-06 1.1 1.1 -0.1 2.8 2.0 98.0 0.0 0.0 Pasiran 236 7 WOKAM-07 3.7 2.6 -0.9 3.6 10.3 31.3 55.9 2.5 Lanau pasiran 280 core Posisi Koordinat Pj. Core (cm) Pj. Inti Sedimen Kedalaman Laut (m)South Easth 4 5°09'22.563" LS 135°16'15.133" BT 312 9 cm 74.5 5 4°42'17.077" LS 134°54'14.354" BT 312 137 cm 85.6 6 4°51'32.067" LS 134°35'48.382" BT 312 Dalam Kantong Plastik (250 gr) 67.4 7 5°10'13.099" LS 134°32'56.739" BT 312 Dalam Kantong Plastik (450 gr) 72 Tabel 8 Tabel Hasil Pengambilan Sampel Inti Sedimen di Lapangan. Tabel 9 Tabel Parameter Statistik dan Jenis Sedimen di Lokasi Penelitian
  • 28. pendekatan Inverse Distance Weighted (IDW) interpolation (Watson and Philip 1985) PEMODELAN SEBARAN SEDIMEN
  • 29. Fungsi umum pada metode Inverse Distance Weighted (Azpurua dan Ramos 2010) : 𝑍∗ = 𝑖−1 𝑁 𝑤𝑖 𝑍𝑖 dimana Zi (i=1,2,3, …..N) merupakan nilai ketinggian data yang ingin diinterpolasi sejumlah N titik dan bobot (weight) wi yang dirumuskan sebagai berikut : 𝑤𝑖 = ℎ𝑖 −𝑝 𝑗=0 𝑛 ℎ𝑗 −𝑝 p adalah nilai positif yang dapat diubah-ubah yang disebut dengan parameter power (biasanya bernilai 2) dan hj merupakan jarak dari sebaran titik ke titik interpolasi yang dijabarkan sebagai berikut : ℎ𝑖 = 𝑥 − 𝑥𝑖 2 + 𝑥 − 𝑥1 2 (x,y) adalah koordinat titik interpolasi dan (xi, yi) adalah koordinat untuk setiap sebaran titik. Fungsi peubah weight bervariasi untuk keseluruhan data sebaran titik sampai pada nilai yang mendekati nol dimana jarak bertambah terhadap sebaran titik.
  • 30. % Sebaran K E R I K I L Interpolasi data statistik ukuran butir berdasarkan core 5.9 4.6 2 10.3 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Core 4 Core 5 Core 6 Core 7 Persentasefraksisedimen(%) Sampel sedimen Krikilan
  • 31. Pasir % sebaran P A S I R 6.3 21.5 98 31.3 -20 0 20 40 60 80 100 Core 4 Core 5 Core 6 Core 7 PersentaseFraksiSedimen(%) Sampel Sedimen Pasiran
  • 32. % sebaran L A N A U 86.1 70.2 0 55.9 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Core 4 Core 5 Core 6 Core 7 PersentaseFraksiSedimen(%) Sampel Sedimen Lanauan
  • 33. % Sebaran L E M P U N G 1.6 3.7 0 2.5 -20 0 20 40 60 80 100 Core 4 Core 5 Core 6 Core 7 Persentasefraksisedimen(%) Sampel Sedimen Lempung
  • 34. SIMPULAN • Pada bagian Timur memiliki kedalaman berkisar -1.5 meter hingga -240 meter sedangkan pada bagian Barat kedalamannya mencapai -3735.5 meter dibawah permukaan laut. • Topografi dasar laut berbentuk dataran (flat) pada sebelah Timur dan terdapat cekungan Palung Aru pada sebelah Barat. • Tipe substrat penysun dasar laut di lokasi penelitian berupa lanauan, lanau pasiran dan pasiran. • Lingkungan pengendapan jenis sedimen hasil system sedimentassi ditemukan Subparallel, Sigmoid, Chaotic Fill, Downlap, Erosional Truncation, Prograded Fill, Divergent, Complex, Hummocky, Wavy parallel Subparallel between parallel, Divergent fill
  • 35. • Hubungan antara kondisi geologi dan rekaman seismik dangkal terlihat sederhana, namun perlu diingat bahwa terdapat perbedaan mendasar antara rekaman seismik dengan faktor geologi sebenarnya. Pada umumnya penampang seismik terekam dalam skala waktu (time domain) karena distorsi kecepatan gelombang suara dipancarkan secara vertikal sehingga seismik hanya mampu mendeteksi lapisan dasar laut pada batas atas dasar perairan. • Refleksi seismik yang kurang baik kenampakannya bisa disebabkan oleh pengaturan power dan frekuensi gelombang suara yang dipancarkan dari transducer, kondisi alat dan geografis pada saat survei dilapangan, kecepatan arus dan tingkat densitas partikel terlarut dalam air (fluid interface), tekstur pembentuk dasar perairan lunak atau padat.
  • 36. Perlu dilakukan analisis nilai akustik dasar perairan (Volume scattering Strength, Sea survace) lanjutan agar sebaran sedimen berdasarkan nilai echo dapat digambarkan dengan tepat dan jelas. SARAN
  • 37. Ucapan Terimakasih - Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) Bandung, - Ketua dan tim Saintis, - Teknisi, - Kapten dan ABK KR Geomarin III, - Dewan Redaksi Bulletin of the Marine Geology - Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc - Henry Munandar Manik, S.Pi, MT, Ph.D - Dr. Priatin Hadi Wijaya, ST, MT - Dosen Pengajar ITK IPB - Ka. Prodi dan Segenap Strukturalnya sehingga penulis bisa menggunakan data survei untuk penyelesaian tulisan Tesis.
  • 38.
  • 39. No Nama Peralatan Fungsi Keterangan 1 Kapal GEOMARIN III Saranan penelitian Spesifikasi terlampir pada Lampiran 1 2 Bathy-2010 CHIRP Sub- Bottom Profiler and Bathymetri Echosounder Instrumen akustik Spesifikasi terlampir pada Lampiran 2 dan Transducer Lampiran 3 3 C-NavTM GPS System Penentu data posisi Spesifikasi terlampir pada lampiran 4 4 Gravity Core Alat Pengambil contoh substrat Gambar 9 5 Pipa paralon Tempat penyimpan contoh Panjang = 7 m Diameter = 5 inc 6 Kantung Plastik Tempat penyimpanan contoh 7 Alat tulis 8 Hardisk eksternal Tempat penyimpanan data cadangan Sony 1 TB No Nama Peralatan Fungsi dan Keterangan 1 Komputer Laptop Media pengetikan dan pengolahan data : Intel®Core™ i5-3210M CPU @2.50GHz 1 GB RAM, 64-bit Operation System, VGA AMD Radeon Graphics, Windows7 Ultimate 2 Komputer PC Media pengolahan data : Intel®Core2Duo CPU @2.60GHz 1 GB RAM, 32-bit Operation System, VGA ATI Radeon Graphics, WindowsXP 3 Ayakan Bertingkat Menentukan ukuran butiran Sedimen Spesifikasi terlampir pada Lampiran 5 4 Software Bathy-2010 CHIRP Sub- Bottom Profiler and Bathymetri Echosounder Perangkat lunak untuk menampilkan rekaman lapisan sedimen *.ocd *.segY *.segD 5 Sampel Coring Bahan yang akan dianalisis Fraksi dan tekstur 6 Microsoft Office 2013 Perangkat lunak penyaji data dalam bentuk teks, tabel, slideshow 7 ArcGis 10 Perangkat lunak penyaji data dalam bentuk peta N o Nama Peralatan Fungsi 1 Bahan/Sampel core Bahan yang akan dianalisa 2 Ayakan bertingkat Menyaring sampel 3 Alumunium foil/cawan keramik Wadah sampel 4 Tabung ukur 100 ml, 1 l dan 2 l Penakar larutan 5 Stopwacth Penghitung waktu 6 Oven Pengering sampel 7 Timbangan analitik Penakar sampel 8 Penyumpit dan Pipet tetes Penakar larutan (per ml) 9 Hydrogen Peroksida konsentrasi 3-5% Oksidator 1 0 Core cutter Alat pembelah core 1 1 Aquades dan perekat entellen Bahan pembuat sayatan oles 1 2 Kaca preparat dan cover glass Dasar dan penutup sayatan oles 1 3 Colour chart Mengetahui warna contoh sedimen Tabel 5 Alat dan Peralatan yang Digunakan di Laboratorium Sedimentologi dan Geologi Kelautan P3GL Cirebon Tabel 3. Peralatan yang dibutuhkan di Lapangan Tabel 4 Daftar Alat yang Digunakan Saat Pengolahan Data
  • 40. Teknologi Akustik Gravity Core Apa itu Akustik dan Gravity Core...??
  • 41. Spesifikasi Alat Bathy 2010PC Sumber : (SyQwest.inc Bathy-2010 PC Manual bok)
  • 42. Depth Resolution Depth Accuracy Speed of Sound Geographic Position Printer Output Shallow Water Operation Transmit Rate Event Marks Data File Output dependant) 0.1 Feet, 0.1 Meters Meets or exceeds all current IHO hydrographic requirements for single beam echosounders. 0-40m 2.5cm, 40-200m 5.0cm, >200m 10.0cm; or +/- .1%of depth corrected for sound velocity. User Selectable 1500 Meters/Second, 4800 Feet/Second, adjustable inincrements of 1m/sec or 1ft /sec NMEA 0183, GLL, GGA, RMC, VTG, VHW, HDT Selectable Baud Rates (RS-232): 4800, 9600, 19200, 38400 Centronics (Parallel Port) interface to TDU Series Thermal Printers < 1 Meter; bottom type dependant Up to 10 Hz, depth and operator mode dependant Periodic, External, and/or Manual (Periodic selectable in 1 minute intervals) Stores Depth, Navigation, and Graphic Data in ODC format (Proprietary) & Standard SEG-Y Normal and Zoom Data stored is Pixel data and can be played back and/or printed Unit Jarak (satuan kaki atau meter) Depth Ranges Shift Range Zoom Range Zoom Modes Display Strata Resolution Depth Resolution Depth Accuracy 30, 60, 120, 240, 480, 800, 1500, 2400, 3000, 6000, 15000 Feet 10, 20, 40, 80, 150, 300, 500,750, 1000, 2000, 5000 Meters 0-450 Feet in 1 Foot increments 0-150 Meters in 1 Meter increments 15, 30, 60, 120, 240, 480, Feet 5, 10, 20, 40, 80, 160, 320, 640 Meters Bottom Zoom, Bottom Lock Zoom, Marker Zoom, GUI Zoom (Playback Only) Normal Data, Zoom Data, Navigation, Depth, Command/Status, Color Control for Data: 4 Selections or Custom (User Input), Data Color Invert possible 8 cm with >300 Meters of bottom penetration (bottom type dependant) 0.1 Feet, 0.1 Meters Meets or exceeds all current IHO hydrographic requirements for single beam echosounders. 0-40m 2.5cm, 40-200m 5.0cm, >200m 10.0cm; or +/- .1%of depth corrected for sound velocity.
  • 43. Pengambilan Data Akustik • Survei sub bottom profile dilaksanakan bersamaan dengan survei bathimetri. Untuk mendapatkan data lapisan sedimen yang relatif bagus dan dapat mewakili kondisi dasar laut, maka lintasan kapal dibuat sistematik paralel memotong diagonal dan menggunakan alat akustik BATHY-2010 CHIRP Sub bottom profiler dan Bathymetric Echo Sounder SyQwest. Memotong diagonal daerah penelitian adalah mulai dari Timur Laut-Barat Daya, sehingga lintasan dibuat dominan arah Barat Laut-Tenggara dengan harapan dapat memperoleh informasi geologi lapisan sedimen yang maksimal. • Alat ini adalah merupakan tipe sub bottom profile yang sederhana yang terdiri dari transduser, console trans-receiver dan software strata box yang terinstal dalam sebuah komputer akuisisi. Transduser pada alat ini biasanya selalu terpasang di lambung kapal sedangkan console trans-receiver dan komputer akusisi selalu terletak di atas kapal. Software strata box yang terinstal dalam komputer memerintahkan console trans-receiver untuk mengirimkan sinyal gelombang akustik, kemudian gelombang akustik akan dipantulkan oleh lapisan-lapisan yang berada didasar laut hingga energinya habis.
  • 44. • Hasil pantulan lapisan-lapisan dasar laut akan diterima oleh console trans-receiver yang kemudian akan diteruskan kedalam software strata box berupa sinyal digital yang kemudian akan tampak sebagai image Dalam kegiatan akuisisi peralatan sub bottom profile dilengkapi dengan peralatan penentu posisi DGPS dan software navigasi untuk memandu jalanya survei agar sesuai dengan lintasan yang direncanakan. • Data yang diperoleh dari pengeruman ini adalah data digital berformat *.odc, yang merupakan format standar software BATHY-2010. Agar memudahkan dalam pengolahan data akan dilakukan rangkaian proses konversi ke bentuk format lain (analisa pemrosesan data sub bottom profiler). Seperti *.seg-Y dan *.seg-D .
  • 45. Pengambilan Data Contoh Sedimen • Dalam upaya mengambil contoh sedimen dari dasar laut Metode pengambilan contoh sedimen dasar laut yang cepat dan mudah adalah coring. • Coring adalah suatu teknik yang digunakan untuk membawa sedimen dari dasar laut ke permukaan dengan menggunakan pipa core metal panjang yang diberi beban pemberat 350 kg dan diikat dengan kawat sling diatasnya. • Core bisa menembus lapisan sedimen pada kedalaman tertentu atau lebih dalam tergantung sudut jatuh dan arus bawah laut, dengan menggunakan core peneliti bisa menggambarkan stratigrafinya. • Semakin kecil nilai arus dan sudut jatuh core kecepatan jatuh akan lebih cepat dan lebih dalam core yang tertancap. Dalam penggunaanya alat ini memiliki prinsip jatuh bebas sehingga disebut gravity core. • Sebelum dioperasikan dari atas kapal gravity core diikat menggukan kawat sling, pipa paralon berdiamater 2.5 inc sepanjang 312 cm dimasukan kedamam core sepanjang 7 m selanjutnya ditutup dengan core catcher dan mata perunggu.
  • 46. Kenapa Menggunakan SBPs atau Sediment Frofiler : 1. Salah satu alat yang bisa digunakan adalah BATHY-2010 Chrip Sub Bottom Profiler and Bathymetric Echo Sounder. 2. Sistem ini terpasang dalam lambung kapal atau towfish. 3. Transduser dari sub-bottom profiler jenis pinger terdiri dari elemen piezoelektrik kecil, yang memancarkan glombang pendek, tunggal dan frekuensi tinggi (mulai dari 1 kHz ke 40 kHz) ketika diaktifkan oleh dorongan listrik. 4. Sistem yang paling umum digunakan menghasilkan frekuensi bandwidth yang sempit 3.5 kHz. 5. Transduser bertindak sebagai Transmitter dan Receiver. Pingers hanya dapat menangani pulsa energi rendah (biasanya 10-60 joule). 6. Output daya rendah, dikombinasikan dengan bandwidth frekuensi yang sempit, menghasilkan penetrasi yang terbatas hanya beberapa meter di sedimen berpasir, tetapi sampai 50 m dalam sedimen berlumpur.