Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
JEMBATAN RANGKA BAJA
1. i
MAKALAH TUGAS BESAR JEMBATAN RANGKA BAJA
KONSTRUKSI BAJA I
“BADAWANG TWINS BRIDGE”
Disusun Oleh :
Dhinahadi Vitriyana 4114010005
Mazaya Btari Gina 4114010017
Yasinta Agustina 4114010023
Jurusan Teknik Sipil
Program Studi S1 Terapan Perancangan Jalan dan Jembatan
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2015
2. ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena berkah dan rahmatnya yang
dilimpahkan, kami dapat mengikuti dan menyelesaikan makalah tugas besar
konstruksi baja I yang bertema jembatan rangka baja dengan judul “BADAWANG
TWINS BRIDGE”. Dalam kesempatan ini kami peneliti bermaksud mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung dan membantu dalam
pembuatan tugas besar konstruksi baja ini, yaitu :
1. Anis Rosyidah, S. Pd., SST., MT. , selaku dosen konstruksi baja yang telah
memberikan arahan serta bimbingan dalam pembuatan tugas besar jembatan
rangka baja.
2. Teman-teman Teknik Sipil khususnya keluarga besar program studi
Perancangan Jalan dan Jembatan yang selalu memberikan motivasi dan
semangat kepada kami.
Dalam penelitian ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Dengan rasa hormat kami mohon arahan, petunjuk, saran, dan kritik
terhadap penelitian kami. Sehingga diharapkan pada penelitian selanjutnya
dilakukan perbaikan serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kami.
Depok, 4 Januari 2016
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................i
PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
DAFTAR GRAFIK……………………………………………………….v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….vi
DAFTAR TABEL...................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1. Latar Belakang .....................................................................................1
1.2. Pokok Pembahasan...............................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan..................................................................................2
1.4. Rumusasn Penulisan.............................................................................2
BAB 2 MODEL DAN DATA TEKNIS JEMBATAN............................3
2.1. Dasar Teori Perancangan .....................................................................3
2.2. Model Jembatan ...................................................................................3
2.3. Data Teknis dan Spesifikasi Material Jembatan...............................4
BAB 3 ANALISA DIAFRAGMA ............................................................6
3.1. Perencanaan Diafragma Jembatan.......................................................6
3.2. Perencanaan Profil Diafragma .............................................................7
3.3. Periksa Lendutan................................................................................10
BAB 4 ANALISA RANGKA UTAMA....................................................14
4.1. Analisa Struktur dengan Beban Statis .................................................14
4.2. Analisa Struktur dengan Beban Dinamis .............................................23
4.3. Pembebanan Rangka Utama..............................................................29
4.4. Perencanaan Rangka Utama.................................................................23
BAB 5 PERENCANAAN SAMBUNGAN BAUT ..................................38
5.1. Desain Smbungan Baut........................................................................38
5.2. Desain Block Shear ..............................................................................60
4. iv
BAB 6 PENUTUP…………….……………………………………….....68
6.1. Kesimpulan ………………………………………………………......68
6.2. Saran ……..………………………………………………………......68
DAFTAR PUSTAKA………...…………………………………………..69
LAMPIRAN………...………...…………………………………………..70
5. v
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Garis Pengaruh Batang Atas dan Bawah ............................................28
Grafik 4.2. Garis Pengaruh Batang Diagonal.........................................................28
Grafik 4.3. Garis Pengaruh Batang Vertikal..........................................................29
6. vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tampak Samping Jembatan ...............................................................4
Gambar 2.2. Tampak Bawah Jembatan ...................................................................4
Gambar 2.3. Potongan Melintang Jembatan............................................................4
Gambar 3.1 Diafragma Pada Jembatan .................................................................10
Gambar 3.2. Lendutan Akibat Plat Beton...............................................................11
Gambar 3.3. Lendutan Akibat Perkerasaan ................................................. ……..11
Gambar 3.4. Lendutan Akibat Kendaraan ..............................................................12
Gambar 3.5. Lendutan Akibat Diafragma ..............................................................12
Gambar 4.1. Struktur Pembebanan.........................................................................14
Gambar 4.2. Potongan Perhitungan Gaya Batang ..................................................15
Gambar 5.1. Rencana Sambungan Baut .................................................................38
7. vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Data Teknis dan Spesifikasi Material Jembatan.....................................5
Tabel 3.1. Spesifikasi Penampang Baja IWF ..........................................................8
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Gaya-gaya Batang....................................................23
Tabel 4.2. Nilai Beban Berjalan dalam P Satu Satuan ...........................................25
Tabel 4.3. Nilai Gaya Batang Tarik dan Tekan Maksimal....................................27
Tabel 4.4. Perhitungan Nilai Pu Akibat Beban Statis dan Beban Dinamis. ……..31
Tabel 4.5. Spesifikasi Penampang Baja IWF Aksial Tarik....................................33
Tabel 4.6. Spesifikasi Penampang Baja IWF Aksial Tekan...................................35
Tabel 5.1. Spesifikasi Baut dan Plat.......................................................................38
8. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jembatan merupakan suatu struktur yang dibangun untuk menyeberangi
jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta ataupun jalan raya.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34
Tahun tentang Jalan, yang dimaksud dengan jembatan adalah jalan
yang terletak di atas permukaan air dan/atau di atas permukaan
tanah.Dengan adanya jembatanmemungkinkan penyeberangnya berjalan di
atas rintangan tersebut.
Dalam perkembangannya pembangunan jembatan sangat berkaitan
dengan upaya pengembangan wilayah dalam mendukung kegiatan ekonomi
seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, industri, pariwisata,
pertambangan serta pengembangan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Teknologi mengenai jembatan sudah seharusnya dikuasai oleh bangsa
Indonesia untuk terciptanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
dibidang teknik jembatan. Hal ini mendorong rasa semangat putra-putri
Indonesia untuk mampu merencanakan serta merealisasikan suatu
konstruksi jembatan yang memenuhi kriteria dengan material yang kuat,
stabil, ringan, dan ekonomis merupakan suatu keharusan khususnya bagi
setiap lulusan Teknik Sipil khususnya dengan prodi Perancangan Jalan dan
Jembatan.
Konfigurasi jembatan rangka baja telah banyak dikembangkan untuk
mendapatkan desain yang efisien dari penggunaan meterial yang memiliki
kekuatan optimal, serta indah dari segi estetika. Berdasarkan pemikiran
tersebut, kami merancang model jembatan yang mengacu pada teori-teori
yang telah diajarkan dalam mata kuliah Konstruksi Baja dan sumber-
sumber yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti SNI (Standar
Nasional Indonesia) yang digunakan dalam perencanaan konstruksi
jembatan di Indonesia dan LRFD (Load and Resistance Factor Design) tanpa
mengesampingkan nilai estetika.
9. 2
1.2. Pokok Bahasan
Bahasan yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah
mendesain konstruksi struktur jembatan rangka baja dengan konstruksi
utama berada di atas lantai jembatan untuk kendaraan yang kuat, ekonomis
dan kreatif dilihat dari segi struktur, biaya, estetika, dan kemudahan
pelaksanaan.
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa mampu
mengolah, menganalisa, dan merencanakan suatu jembatan rangka baja
sesuai dengan ilmu yang telah diajarkan.
1.4. Rumusan Masalah
Permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:
1. Bagaimana model rangka jembatan baja yang akan direncanakan
dan dianalisa?
2. Apa saja data teknis dan spek material yang dibutuhkan dalam
perancangan?
3. Bagaimana menentukan dan memperhitungkan pembebanan
serta dimensi penampang yang efisien pada diafragma?
4. Bagaimana cara mengetahui perhitungan dan menentukan gaya
tarik dan tekan yang bekerja pada struktur utama jembatan?
5. Bagaimana cara mengetahui lendutan pada diafragma?
6. Bagaimana pembebanan yang bekerja pada struktur utama
rangka jembatan?
7. Bagaimana merencanakan sambungan yang digunakan pada
struktur rangka jembatan?
Mengingat begitu kompleksnya dalam perencanaan struktur jembatan
maka untuk perencanaan pier head, abutment dan pondasi diabaikan dalam
perumusan masalah di atas.
10. 3
BAB II
MODEL DAN DATA TEKNIS JEMBATAN
2.1. Dasar Teori Perancangan
Jembatan rangka adalah struktur konstruksi jembatan yang tersusun
dari rangka-rangka yang diletakakan pada suatu bidang dan dihubungkan
melalui sambungan sendi-rol pada ujungnya. Struktur rangka batang dapat
dikatakan stabil jika tidak terjadi pergerakkan titik pada struktur di luar
pengaruh deformasi elemen. Susunan struktur yang stabil khususnya pada
jembatan merupakan rangkaian segitiga.1 Dilengkapi dengan batang
diagonal dan/ atau vertikal, sehingga setiap batang hanya memikul batang
aksial murni.
Dalam melakukan perancangan struktur jembatan rangka batang
tentunya harus memenuhi persamaan kesetimbangan, sehingga struktur
rangka batang tersebut menjadi statis tertentu dan dapat diselesaikan
dengan persamaan kesetimbangan. Dalam hal perancangan struktur
jembatan rangka batang dua dimensi agar struktur tersebut dikatakan
struktur statis tertentu maka harus memenuhi persamaan:
Dimana:
J = Jumlah Joint
m = Jumlah Batang
Dalam desain jembatan kali ini, kami merancang jenis jembatan rangka
atas baja dan spesifikasinya adalah sebagai berikut:
a. Terdiri dari dua jalur
b. Panjang bentang 50 meter
c. Tinggi maksimum 6
d. Lebar jaluur 4 meter
1 Ir. Heinz Frick, mekanika teknik 1, cet 21 tahun 2006 : Kanisius, Yogyakarta. Sub – bab 4.2
2.2. Model Jembatan
2J = m + 3
11. 4
Rangka jembatan yang kami rencanakan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Tampak samping jembatan
Gambar 2.2 Tampak bawah jembatan
Gambar 2.3 Potongan melintang jembatan
2.3. Data Teknis dan Spesifikasi Material Jembatan
12. 5
Data teknis dan spesifikasi material jembatan yang kami rencanakan
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Data Teknis dan Spesifikasi Material Jembatan
Panjang Jembatan 50 m
Lebar Jembatan 8 m
Lebar Jalur 4 m
Panjang Segmen 5 m
Jumlah Segmen 10 segmen
Tebal Perkerasan 0,05 m
Tebal Pelat Lantai 0,2 m
Jenis Perletakan Sendi – Rol
Mutu Baja BJ – 50
Fy 290 MPa
Fu 500 MPa
E 200.000 Mpa
Beban Lajur 9 KN/m2
BI Beton 24 KN/m3
BJ Aspal 22 KN/m3
Tinggi Air Hujan 0,05 m
BJ Air 10 KN/m3
13. 6
BAB III
ANALISA DIAFRAGMA
3.1. Perencanaan Diafragma Jembatan
Perhitungan Berat Beban Pada Difragma
Beban Mati (DL)
Plat Beton
qDL = b x h x BI beton
= 0,2 x 5 x 24
= 24 KN/m
MDL = 1/8 x qDL x L2
= 1/8 x 24 x 82
= 192 kNm
Beban Mati Tmbahan (SDL)
Perkerasan Jalan
qSDL = b x h x BJ Aspal
= 0,05 x 5 x 22
= 5,5 KN/m
MSDL = 1/8 x qSDL x L2
= 1/8 x 5,5 x 82
= 44 KNm
Beban Hidup (LL)
14. 7
Air Hujan = b x h x BJ Air
= 0,05 x 5 x 10
= 2,5 KNm
Kendaraan = berat x tributary area
= 9 KN/m2 x 5 m
= 45 KN/m
qLL = 45 + 2,5
= 47,5 KN/m
MLL = 1/8 x qLL x L2
= 1/8 x (47,5) x 82
= 380 KNm
3.2 Perencanaan Profil Diafragma
Langkah I : Menghitung Momen Ultimite
Mu = 1,3 MDL + 1,8 MLL + 2 MSDL
= 1,3 (192) + 1,8 (380) + 2 (44)
= 1021,6 KNm
Langkah II : Preliminary Design
Mu ≤ ϕ Mn Dimana ϕ = 0,9
Mu = ϕ Fy . Zx
Zx =
= 0,00391417624 m3
= 3914,176 cm3
Langkah III : Profil Penampang Yang Dipilih
15. 8
Berdasarkan nilai Zx yang diperoleh, maka dipilih penampang profil dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.1 Spesifikasi Penampang Baja IWF
Langkah IV : Memperhitungkan Berat Sendiri Pada Mu
Nilai Mu setelah berat diafragma dimasukkan adalah sebagai berikut:
Beban Sendiri Struktur
Berat = 151 Kg/m
= 1,51 KN/m
MDL = 1/8 x qDL x L2
= 1/8 x 1,51 x 82
= 12,08 KNm
Mu akhir = 1,1 MDL + Mu
= 1,1 (12,08) + 1021,6
= 1034,888 KNm
Langkah V : Cek Local Buckling
Pelat Sayap
Berdasarkan hasil pengecekan pada pelat sayap, maka dapat
disimpulkan bahwa:
λ =
B
.tf
=
.
= 7,5
λp =
√f
=
√
= 9.982
16. 9
Pelat Badan
h = 588
Berdasarkan hasil pengecekan pada pelat sayap, maka dapat
disimpulkan bahwa:
Sehingga Mn = Mp = fy . Zx
= 29 KN/cm2 x 4488,84 cm3
= 130176,36 KNcm
= 1301,7636 KN
Langkah VI : Cek Lateral Buckling
Panjang batang tidak terkekang (Lb) dipengaruhi oleh letak ikatan angin
(bracing).
Gambar 3.1 Diafragma pada jembatan
Lb = 2 m
Lp = 1,76 . iy . √
= 1,76 x 68,5 x √
λ =
h
tw
=
= 41
λp =
√f
=
√
= 98,684
17. 10
= 3,17 m
Lr = 8,92 m (berdasarkan Tabel Baja)
Sehingga
Langkah VII : Kontrol Kekuatan
Mu ≤ ϕ Mn
Mu = 1034,888 KNm
ϕ Mn = 1176,08724 KNm
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan:
Ratio
0,879 < 1 (AMAN !!)
Berdasarkan hasil cek ratio profil baja )WF yang digunakan untuk diafragma
sudah aman dan kuat untuk menahan beban jembatan yang gtelah ditentukan.
3.3Cek Lendutan
Plat Beton
Gambar 3.2 Lendutan akibat Plat Beton
Lb < Lp Bentang Pendek (Mn = Mp)
Mu < ϕ Mn OK !
Dimensi profil yang direncanakan memenuhi syarat
q = kN/m
18. 11
Perkerasan
Gambar 3.3 Lendutan akibat Perkerasan
Kendaraan
Gambar 3.4 Lendutan akibat Kendaraan
Diafragma
q = , kN/m
q = 5,5 KN/m
q = 36 KN/m
q = 1,51 KN/m
19. 12
Gambar 3.5 Lendutan akibat Diafragma
Lendutan Total
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan:
D total < D izin OK !
Lendutan yang terjadi memenuhi syarat sehingga profil aman!
20. 13
BAB IV
ANALISA RANGKA UTAMA
4.1 Analisa Struktur Dengan Beban Statis
Gambar 4.1 Struktur Pembebanan
Data Rangka Utama
Panjang Bentang : 50 m
Panjang Tiap Segmen : 5 m
Tinggi Maksimum : 6 m
o
Tinggi Minimum : 5 m
Perhitungan Beban Statis (Gaya-Gaya Batang)
Perhitungan gaya gaya batang dilakukan dengan menggunakan metode Ritter dan
Buhul serta beban dibuat P satu satuan.
Gambar 4.2 Potongan Perhitungan Gaya Batang
27. 20
∑( =
b4 – b5 = 0
b4 = b5
b5 = 10, 927 P (tarik)
POTONGAN 9
∑V =
d3cos + d4 cos – v4 + a5 sin θ - a4 sin =
3,254 cos 42ᵒ + d4 cos 42ᵒ - P + a5 sin 6ᵒ - 8,798Psin 5ᵒ = 0
2,418P + 0,743 d4 – P + 0,104 a5 – 0,766P = 0
0,743 d4 + 0,104 a5 = - , P…….
28. 21
∑( =
c3sin + a4 cos - a5 cos θ - d4 sin =
3,254 P sin 42ᵒ + 8,798P cos 5ᵒ - d5 cos 6ᵒ - d4 sin 42ᵒ = 0
2,177P + 8,764P – 0,944a5 – 0,669 d4 = 0
0,944a5 + 0,669 d4 = , P…….
EleminasiPersamaan (1) dan (2)
0,743 d4 + 0,104 a5 = -0,652 P | x 0,669 | 0,497 d4 + 0,069 a5 = - 0,436P
0,944a5 + 0,669 d4 = 10,941P | x 0,743 | 0,497 d4 + 0,738a5 = 8,129P
–0,669a5 = –8,565P
a5 = 12,8P (tekan)
0,743 d4 + 0,104 a5 = -0,652 P
0,743 d4 + (0,104 x 12,8P) = -0,652 P
d4 = 2,669 P ( tarik)
POTONGAN 10
29. 22
a5 = a6
∑V =
v5 - a5 sin - a6 sin =
v5 = 12,8P sin6ᵒ + 12,8 P sin 6ᵒ
v5 = 2,675 P (tekan)
Berdasarkan perhitungan gaya-gaya batang dengan metode titik buhul dan
beban dalam P satu satuan diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil perhitungan gaya-gaya batang
4.2 Analisa Struktur Dengan Beban Dinamis
Data Rangka Utama
Panjang Bentang : 50 m
No.
Batang
Gaya Batang (KN)
Batang Statis
Tarik Tekan
a1 - 6,363 P
a2 - 7,28 P
a3 - 8,832 P
a4 - 8,798 P
a5 - 12,8 P
b1 4,499 P -
b2 4,499 P -
b3 7,235 P -
b4 10,927 P -
b5 10,927 P -
d1 3,87 P -
d2 2,327 P -
d3 - 3,254 P
d4 2,669 P -
v1 P -
v2 - 1,736 P
v3 1,689 P -
v4 P -
v5 2,675 P -
30. 23
Panjang Tiap Segmen : 5 m
Tinggi Maksimum : 6 m
Tinggi Minimum : 5 m
Perhitungan Beban Dinamis (Beban Berjalan)
Perhitungan gaya gaya batang dilakukan dengan menggunakan metode Analisa
SAP2000 dan beban dibuat P satu satuan
33. 26
Tabel 4.2 Nilai Beban Berjalan dalam P Satu Satuan
Berdasarkan perhitungan gaya-gaya batang dengan Analisa SAP2000 beban dalam P satu satuan diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.3 Nilai Gaya Batang Tarik dan Tekan Maksimal
MIN -1.273 -1.462 -1.759 -1.759 -2.512 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 -0.244 -0.428 -1.014 -0.270 0.000 -0.573 0.000 0.000 -0.500
MAX 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.900 0.900 1.455 1.455 2.182 0.926 0.710 0.169 1.014 1.000 0.345 0.350 1.000 0.000
34. 27
Grafik Beban Berjalan
(Kontrol Hitungan)
Tabel 4.1 Garis Pengaruh Batang Atas dan Bawah
Tabel 4.2 Garis Pengaruh Batang Diagonal
-3.0
-2.5
-2.0
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Garis Pengaruh Batang Atas dan Bawah
a1
a2
a3=a4
a5
b1=b2
b3=b4
b5
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
0 10 20 30 40 50
Garis Pengaruh Batang Diagonal
d1
d2
d3
d4
35. 28
Tabel 4.3 Garis Pengaruh Batang Vertikal
Berdasarkan grafik analisa beban dinamis , maka dapat dipastikan
bahwa perhitungan beban dinamis pada rangka jembatan tersebut
sudah benar.
4.3 Pembebanan Rangka Utama
1. Beban Mati (DL)
Plat Beton (qDL1) = 24 KN/m
Diafragma (qDL2) = 1,51 KN/m
qDL = (1,3 × 24) + (1,1 × 1,06) = 33,36 kN/m
PDL = qDL × ½ lebar jembatan = 33,36 kN/m × 4 m = 133,44 kN
2. Beban Mati Tambahan (SDL)
Perkerasan Jalan (qSDL)= 5,5 KN/m
qSDL = 2 × 5,5 = 11 kN/m
PSDL = qSDL × ½ lebar jembatan = 11 kN/m × 4 m = 44 kN
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
0 10 20 30 40 50
Garis Pengaruh Batang Vertikal
v1
v2
v3
v4
v5
36. 29
3. Beban Hidup (LL)
Air Hujan (qLL1) = 2,5 KN/m
Kendaraan (qLL2) = 36 KN/m
qLL = 1,8 × (2,5 + 36) = 69,3 kN/m
PLL = qLL × ½ lebar jembatan = 69,3 kN/m × 4 m = 277.2 kN
4. Beban Garis
PKEL = KEL × ½ lebar jembatan × (DLA + 1) x 1,8
= 49 × 4 × (0,4 + 1) × 1,8
= 493,92 kN
Beban-beban yang diperoleh dimasukan/dikalikan dengan nilai-nilai beban
statis dan dinamis yang telah diperhitungkan sehingga diperoleh nilai Pu.Tabel
perhitungan nilai Pu karena beban statis (beban mati dan beban hidup) dan
beban dinamis disajikan didalam tabel berikut.
37. 30
BATANG
GAYA BATANG
STATIS DINAMIS TOTAL
TARIK TEKAN BEBAN MATI BEBAN HIDUP TARIK TEKAN BEBAN GARIS TARIK TEKAN
a1
6.363
P
1129.051 1763.824 1.273 P 628.760 3521.634
a2 7.28 P 1291.763 2018.016 1.462 P 722.111 4031.890
a3
8.832
P
1567.150 2448.230 1.759 P 868.805 4884.186
a4
8.798
P
1561.117 2438.806 1.759 P 868.805 4868.728
a5 12.8 P 2271.232 3548.160 2.512 P 1240.727 7060.119
b1 4.499 P 798.303 1247.123 0.9 P 444.528 2489.953
b2 4.499 P 798.303 1247.123 0.9 P 444.528 2489.953
b3 7.235 P 1283.778 2005.542 1.455 P 718.654 4007.974
b4 10.927P 1938.887 3028.964 1.455 P 718.654 5686.505
b5 10.927P 1938.887 3028.964 2.182 P 1077.733 6045.585
d1 3.87 P 686.693 1072.764 0.926 P 0.244 P 457.370 120.516 2216.827 120.516
d2 2.327 P 412.903 645.044 0.71 P 0.428 P 350.683 211.398 1408.630 211.398
d3 3.254 P 577.390 902.009 0.169 P 1.014 P 83.472 500.835 83.472 1980.233
d4 2.669 P 473.587 739.847 1.014 P 0.27 P 500.835 133.358 1714.269 133.358
v1 P 177.440 277.200 P 493.920 948.560
38. 31
Tabel 4.4 Perhitungan Nilai Pu akibat Beban Statis dan Beban Dinamis
v2 1.736 P 308.036 481.219 0.345 P 0.573 P 170.402 283.016 170.402 1072.271
v3 1.689 P 299.696 468.191 0.35 P 172.872 940.759
v4 P 177.440 277.200 P 493.920 948.560
v5 2.675 P 474.652 741.510 0.5 P 0.000 246.960 1216.162 246.960
Pu 6045.585 7060.119
39. 32
4.4 Perencanaan Rangka Utama
a. Perhitungan Batang Tarik
Preliminary Design
Pu = 6045.585 kN = 6045585 N
Pu ≤ � Pn
Pu = � Ag. Fy
Ag =
=23163.16 mm2 = 231.6316 cm2
Dimensi Profil = 428 x 407 x 20 x 35
Tabel 4.5 Spesifikasi Penampang Baja IWF Aksial Tarik
Cek Kekuatan Penampang
Terhadap Kelelehan
Pu ≤ � Pn
Pn = Ag . fy
40. 33
= 36070 mm2 x 290 N/mm2
= 10460300 N
= 10460.3 kN
Pu ≤ � Pn
. ≤ . X .
. ≤ . OK !!
Terhadap Fraktur
Pu ≤ � Pn
Pn = Ae . fu
Pn = (Ag . U) fu
= 360.7 cm2 x 0.85 x 50000 N/cm2
= 15329750 N
= 15329.75 kN
Pu ≤ � Pn
. ≤ . x .
. ≤ . OK !!
b. Perhitungan Batang Tekan
a. Preliminary Design
Nu = 7060.119 kN
Nu ≤ � Nn
41. 34
Ag =
= 28641.45639 mm2 = 286.415 cm2
Dimensi Profil = 428 x 407 x 20 x 35
Tabel 4.6 Spesifikasi Penampang Baja IWF Aksial Tekan
Cek Kelangsingan Penampang
� < 140
43.27 < 140 OK !!
b. Cek Kekompakan Penampang
i. Plat Sayap
λ =
λ =
42. 35
λ = 5.81
ii. Plat Badan
h = H – (2.tf ) – (2.r)
= 428- (2 x 35) – (2 x 22)
= 314 mm
λ =
λ =
λ = .
Cek Flexural Buckling
Cek Kekuatan Penampang
Pe a pa g ko pak
Pe a pa g ko pak
43. 36
= 9356261.18 N
= 9356.261 KN
Nu ≤ � Nn
. kN ≤ . x . kN
. kN ≤ . kN
Berdasarkan perhitungan ternyata diperoleh profil yang memenuhi syarat
dan kuat menahan gaya aksial dari beban yang telah ditentukan adalah profil
IWF 428 x 407 x 20 x 35.
PENAMPANG KUAT!
44. 37
BAB V
PERENCANAAN SAMBUNGAN BAUT
Gambar 5.1 Rencana Sambungan Baut
5.1 Desain Sambungan Baut
Tabel 5.1 Spesifikasi Baut dan Pelat
a. Pada sambungan A
45. 38
KEKUATAN BAUT
Geser Nominal Baut
Vf = , x Fuf x kr x nn x Ae x nB
= , x x , x x x
= , N
= , KN
Pu <Φ Vf
, KN < , x , KN
, KN < , KN =>OK!!
Kekuatan Tumpuan Plat Sambungan
Vd = , x df x Tp x FuP x nB
= , x x x x
= N
= KN
Pu <Φ Vd
, KN < , x KN
, KN < KN =>OK!!
Kekuatan Geser Nominal
Vsf = µ x nei x Fuf x Kh x nB
= , x x x x
= N
= KN
Pu <Φ Vsf
, KN < , x KN
2489,953 KN < 3045 KN =>OK!!
KEKUATAN PELAT
Terhadap Kelelehan
Pn = fy x Ag
= x
= N
= , KN
Pu <Φ Pn
, KN < , x , KN
, KN < , KN=>OK!!
Terhadap Fraktur
Pn = fu x Ae
= x
= N
46. 39
= KN
Pu <Φ Pn
, KN < , x KN
, KN < , KN=>OK!!
b. Pada sambungan B
KEKUATAN BAUT
Geser Nominal Baut
Vf = 0,63 x Fuf x kr x nn x Ae x nB
= 0,63 x 725 x 0,985 x 1 x 759 x 16
= 5463570,42 N
= 5463,7042 KN
Pu <Φ Vf
2489,953 KN < 0,75 x 5463,7042 KN
2489,953 KN < 4097,678 KN =>OK!!
Kekuatan Tumpuan Plat Sambungan
Vd = 3,2 x df x Tp x FuP x nB
= 3,2 x 36 x 35 x 500 x 16
= 32256000 N
= 32256 KN
47. 40
Pu <Φ Vd
2489,953 KN < 0,75 x 32256 KN
2489,953 KN < 24192 KN =>OK!!
Kekuatan Geser Nominal
Vsf = µ x nei x Fuf x Kh x nB
= 0,35 x 1 x 725 x 1 x 16
= 4060000 N
= 4060 KN
Pu <Φ Vsf
2489,953 KN < 0,75 x 4060 KN
2489,953 KN < 3045 KN =>OK!!
KEKUATAN PELAT
Terhadap Kelelehan
Pn= fy x Ag
= 290 x 28490
= 8262100 N
= 8262,1 KN
Pu <Φ Pn
2489,953 KN < 0,9 x 8262,1 KN
2489,953 KN < 7435,89 KN=>OK!!
Terhadap Fraktur
Pn= fu x Ae
= 500 x 28490
= 14245000 N
= 14245 KN
Pu <Φ Pn
2489,953 KN < 0,75 x 14245 KN
2489,953 KN < 10683,75 KN=>OK!!
48. 41
c. Pada sambungan C
KEKUATAN BAUT
Geser Nominal Baut
Vf = 0,63 x Fuf x kr x nn x Ae x nB
= 0,63 x 725 x 0,925 x 1 x 759 x 24
= 7696146,15 N
= 7696,146 KN
Pu <Φ Vf
4007,974 KN < 0,75 x 7696,146 KN
4007,974 KN< 5772,11 KN =>OK!!
Kekuatan Tumpuan Plat Sambungan
Vd = 3,2 x df x Tp x FuP x nB
= 3,2 x 36 x 35 x 500 x 24
= 48384000 N
= 48384 KN
Pu <Φ Vd
4007,974 KN < 0,75 x 48384 KN
4007,974 KN< 36288 KN =>OK!!
49. 42
Kekuatan Geser Nominal
Vsf = µ x nei x Fuf x Kh x nB
= 0,35 x 1 x 725 x 1 x 24
= 6090 KN
Pu <Φ Vsf
4007,974 KN < 0,75 x 6090 KN
4007,974 KN< 4567,5 KN =>OK!!
KEKUATAN PELAT
Terhadap Kelelehan
Pn= fy x Ag
= 290 x 28490
= 8262100 N
= 8262,1 KN
Pu <Φ Pn
4007,974 KN < 0,9 x 8262,1 KN
4007,974 KN < 7435,89 KN=>OK!!
Terhadap Fraktur
Pn= fu x Ae
= 500 x 28490
= 14245000 N
= 14245 KN
Pu <Φ Pn
4007,974 KN < 0,75 x 14245 KN
4007,974 KN < 10683,75 KN=>OK!!
50. 43
d. Pada sambungan D
KEKUATAN BAUT
Geser Nominal Baut
Vf = 0,63 x Fuf x kr x nn x Ae x nB
= 0,63 x 725 x 0,865 x 1 x 759 x 32
= 9595915,56 N
= 9595,915 KN
Pu <Φ Vf
5686,505 KN < 0,75 x 9595,915 KN
5686,505 KN < 7196,937 KN =>OK!!
Kekuatan Tumpuan Plat Sambungan
Vd = 3,2 x df x Tp x FuP x nB
= 3,2 x 36 x 35 x 500 x 32
= 64512000 N
= 64512 KN
Pu <Φ Vd
5686,505 KN < 0,75 x 64512 KN
5686,505 KN< 48384 KN =>OK!!
51. 44
Kekuatan Geser Nominal
Vsf = µ x nei x Fuf x Kh x nB
= 0,35 x 1 x 725 x 1 x 32
= 8120 KN
Pu <Φ Vsf
5686,505 KN < 0,75 x 8120 KN
5686,505 KN< 6090 KN =>OK!!
KEKUATAN PELAT
Terhadap Kelelehan
Pn= fy x Ag
= 290 x 28490
= 8262100 N
= 8262,1 KN
Pu <Φ Pn
5686,505 KN < 0,9 x 8262,1 KN
5686,505 KN < 7435,89 KN=>OK!!
Terhadap Fraktur
Pn= fu x Ae
= 500 x 28490
= 14245000 N
= 14245 KN
Pu <Φ Pn
5686,505 KN < 0,75 x 14245 KN
5686,505 KN < 10683,75 KN=>OK!!
52. 45
e. Pada sambungan E
KEKUATAN BAUT
Geser Nominal Baut
Vf = 0,63 x Fuf x kr x nn x Ae x nB
= 0,63 x 725 x 0,865 x 1 x 759 x 32
= 9595915,56 N
= 9595,915 KN
Pu <Φ Vf
6045,585 KN < 0,75 x 9595,915 KN
6045,585 KN < 7196,937 KN =>OK!!
Kekuatan Tumpuan Plat Sambungan
Vd = 3,2 x df x Tp x FuP x nB
= 3,2 x 36 x 35 x 500 x 32
= 64512000 N
= 64512 KN
Pu <Φ Vd
6045,585 KN < 0,75 x 64512 KN
6045,585 KN< 48384 KN =>OK!!
Kekuatan Geser Nominal
Vsf = µ x nei x Fuf x Kh x nB
53. 46
= 0,35 x 1 x 725 x 1 x 32
= 8120 KN
Pu <Φ Vsf
6045,585 KN < 0,75 x 8120 KN
6045,585 KN< 6090 KN =>OK!!
KEKUATAN PELAT
Terhadap Kelelehan
Pn= fy x Ag
= 290 x 28490
= 8262100 N
= 8262,1 KN
Pu <Φ Pn
6045,585 KN < 0,9 x 8262,1 KN
6045,585 KN < 7435,89 KN=>OK!!
Terhadap Fraktur
Pn= fu x Ae
= 500 x 28490
= 14245000 N
= 14245 KN
Pu <Φ Pn
6045,585 KN < 0,75 x 14245 KN
6045,585 KN < 10683,75 KN=>OK!!
54. 47
f. Pada sambungan F
KEKUATAN BAUT
Geser Nominal Baut
Vf = 0,63 x Fuf x kr x nn x Ae x nB
= 0,63 x 725 x 0,865 x 1 x 759 x 32
= 9595915,56 N
= 9595,915 KN
Pu <Φ Vf
6045,585 KN < 0,75 x 9595,915 KN
6045,585 KN < 7196,937 KN =>OK!!
Kekuatan Tumpuan Plat Sambungan
Vd = 3,2 x df x Tp x FuP x nB
= 3,2 x 36 x 35 x 500 x 32
= 64512000 N
= 64512 KN
55. 48
Pu <Φ Vd
6045,585 KN < 0,75 x 64512 KN
6045,585 KN< 48384 KN =>OK!!
Kekuatan Geser Nominal
Vsf = µ x nei x Fuf x Kh x nB
= 0,35 x 1 x 725 x 1 x 32
= 8120 KN
Pu <Φ Vsf
6045,585 KN < 0,75 x 8120 KN
6045,585 KN< 6090 KN =>OK!!
KEKUATAN PELAT
Terhadap Kelelehan
Pn = fy x Ag
= 290 x 28490
= 8262100 N
= 8262,1 KN
Pu <Φ Pn
6045,585 KN < 0,9 x 8262,1 KN
6045,585 KN < 7435,89 KN=>OK!!
Terhadap Fraktur
Pn = fu x Ae
= 500 x 28490
= 14245000 N
= 14245 KN
56. 49
Pu <Φ Pn
6045,585 KN < 0,75 x 14245 KN
6045,585 KN < 10683,75 KN=>OK!!
g. Pada sambungan G
KEKUATAN BAUT
Geser Nominal Baut
Vf = 0,63 x Fuf x kr x nn x Ae x nB
= 0,63 x 725 x 1,045 x 1 x 759 x 8
= 2898188,37 N
= 2898,188 KN
Pu <Φ Vf
1216,162 KN < 0,75 x 2898,188 KN
1216,162 KN < 2173,641 KN =>OK!!
Kekuatan Tumpuan Plat Sambungan
Vd = 3,2 x df x Tp x FuP x nB
= 3,2 x 36 x 35 x 500 x 8
= 16128000 N
= 16128 KN
57. 50
Pu <Φ Vd
1216,162 KN < 0,75 x 16128 KN
1216,162 KN < 12096 KN =>OK!!
Kekuatan Geser Nominal
Vsf = µ x nei x Fuf x Kh x Nb
= 0,35 x 1 x 725 x 1 x 8
= 2030 KN
Pu <Φ Vsf
1216,162 KN < 0,75 x 2030 KN
1216,162 KN< 1522,5 KN =>OK!!
KEKUATAN PELAT
Terhadap Kelelehan
Pn= fy x Ag
= 290 x 28490
= 8262100 N
= 8262,1 KN
Pu <Φ Pn
1216,162 KN < 0,9 x 8262,1 KN
1216,162 KN < 7435,89 KN=>OK!!
Terhadap Fraktur
Pn= fu x Ae
= 500 x 28490
= 14245000 N
= 14245 KN
Pu <Φ Pn
1216,162 KN < 0,75 x 14245 KN
1216,162 KN < 10683,75 KN=>OK!!
58. 51
h. Pada sambungan H
KEKUATAN BAUT
Geser Nominal Baut
Vf = 0,63 x Fuf x kr x nn x Ae x nB
= 0,63 x 725 x 1,015 x 1 x 759 x 12
= 4222480,185 N
= 4222,48 KN
Pu <Φ Vf
1714,269 KN < 0,75 x 4222,48 KN
1714,269 KN < 3166,86 KN =>OK!!
Kekuatan Tumpuan Plat Sambungan
Vd = 3,2 x df x Tp x FuP x nB
= 3,2 x 36 x 35 x 500 x 12
= 24192000 N
= 24192 KN
Pu <Φ Vd
1714,269 KN < 0,75 x 24192 KN
59. 52
1714,269 KN < 18144 KN =>OK!!
Kekuatan Geser Nominal
Vsf = µ x nei x Fuf x Kh x Nb
= 0,35 x 1 x 725 x 1 x 12
= 3045 KN
Pu <Φ Vsf
1714,269 KN < 0,75 x 3045 KN
1714,269 KN < 2283,75 KN =>OK!!
KEKUATAN PELAT
Terhadap Kelelehan
Pn = fy x Ag
= 290 x 28490
= 8262100 N
= 8262,1 KN
Pu <Φ Pn
1714,269 KN < 0,9 x 8262,1 KN
1714,269 KN < 7435,89 KN=>OK!!
Terhadap Fraktur
Pn = fu x Ae
= 500 x 28490
= 14245000 N
= 14245 KN
Pu <Φ Pn
60. 53
1714,269 KN < 0,75 x 14245 KN
1714,269 KN < 10683,75 KN=>OK!!
i. Pada sambungan I
KEKUATAN BAUT
Geser Nominal Baut
Vf = 0,63 x Fuf x kr x nn x Ae x nB
= 0,63 x 725 x 1,045 x 1 x 759 x 8
= 2898188,37 N
= 2898,188 KN
Pu <Φ Vf
940,759 KN < 0,75 x 2898,188 KN
940,759 KN < 2173,641 KN =>OK!!
Kekuatan Tumpuan Plat Sambungan
Vd = 3,2 x df x Tp x FuP x nB
61. 54
= 3,2 x 36 x 35 x 500 x 8
= 16128000 N
= 16128 KN
Pu <Φ Vd
940,759 KN < 0,75 x 16128 KN
940,759 KN < 12096 KN =>OK!!
Kekuatan Geser Nominal
Vsf = µ x nei x Fuf x Kh x Nb
= 0,35 x 1 x 725 x 1 x 8
= 2030 KN
Pu <Φ Vsf
940,759 KN < 0,75 x 2030 KN
940,759 KN< 1522,5 KN =>OK!!
KEKUATAN PELAT
Terhadap Kelelehan
Pn = fy x Ag
= 290 x 28490
= 8262100 N
= 8262,1 KN
Pu <Φ Pn
940,759 KN < 0,9 x 8262,1 KN
940,759 KN < 7435,89 KN=>OK!!
Terhadap Fraktur
Pn = fu x Ae
62. 55
= 500 x 28490
= 14245000 N
= 14245 KN
Pu <Φ Pn
940,759 KN < 0,75 x 14245 KN
940,759 KN < 10683,75 KN=>OK!!
j. Pada sambungan J
KEKUATAN BAUT
Geser Nominal Baut
Vf = 0,63 x Fuf x kr x nn x Ae x nB
= 0,63 x 725 x 1,045 x 1 x 759 x 8
= 2898188,37 N
= 2898,188 KN
Pu <Φ Vf
63. 56
1408,630 KN < 0,75 x 2898,188 KN
1408,630 KN < 2173,641 KN =>OK!!
Kekuatan Tumpuan Plat Sambungan
Vd = 3,2 x df x Tp x FuP x nB
= 3,2 x 36 x 35 x 500 x 8
= 16128000 N
= 16128 KN
Pu <Φ Vd
1408,630 KN < 0,75 x 16128 KN
1408,630 KN < 12096 KN =>OK!!
Kekuatan Geser Nominal
Vsf = µ x nei x Fuf x Kh x Nb
= 0,35 x 1 x 725 x 1 x 8
= 2030 KN
Pu <Φ Vsf
1408,630 KN < 0,75 x 2030 KN
1408,630 KN< 1522,5 KN =>OK!!
KEKUATAN PELAT
Terhadap Kelelehan
Pn = fy x Ag
= 290 x 28490
64. 57
= 8262100 N
= 8262,1 KN
Pu <Φ Pn
1408,630 KN < 0,9 x 8262,1 KN
1408,630 KN < 7435,89 KN=>OK!!
Terhadap Fraktur
Pn = fu x Ae
= 500 x 28490
= 14245000 N
= 14245 KN
Pu <Φ Pn
1408,630 KN < 0,75 x 14245 KN
1408,630 KN < 10683,75 KN=>OK!!
k. Pada sambungan K
65. 58
KEKUATAN BAUT
Geser Nominal Baut
Vf = 0,63 x Fuf x kr x nn x Ae x nB
= 0,63 x 725 x 1,015 x 1 x 759 x 12
= 4222480,185 N
= 4222,48 KN
Pu <Φ Vf
1408,630 KN < 0,75 x 4222,48 KN
1408,630 KN < 3166,86 KN =>OK!!
Kekuatan Tumpuan Plat Sambungan
Vd = 3,2 x df x Tp x FuP x nB
= 3,2 x 36 x 35 x 500 x 12
= 24192000 N
= 24192 KN
Pu <Φ Vd
1408,630 KN < 0,75 x 24192 KN
1408,630 KN < 18144 KN =>OK!!
Kekuatan Geser Nominal
Vsf = µ x nei x Fuf x Kh x Nb
= 0,35 x 1 x 725 x 1 x 12
= 3045 KN
66. 59
Pu <Φ Vsf
1408,630 KN < 0,75 x 3045 KN
1408,630 KN < 2283,75 KN =>OK!!
KEKUATAN PELAT
Terhadap Kelelehan
Pn = fy x Ag
= 290 x 28490
= 8262100 N
= 8262,1 KN
Pu <Φ Pn
1408,630 KN < 0,9 x 8262,1 KN
1408,630 KN < 7435,89 KN=>OK!!
Terhadap Fraktur
Pn = fu x Ae
= 500 x 28490
= 14245000 N
= 14245 KN
Pu <Φ Pn
1408,630 KN < 0,75 x 14245 KN
1408,630 KN < 10683,75 KN=>OK!!
67. 60
5.2 Desain Block Shear
a. Sambungan N1, N2
Pu tarik
N1, N2 = 2489,953 KN
S = 96,75 mm
nB = 8 buah
Kuat Geser Rumptur Nominal
- Agv = 4 (S1 + 3 . S2) . tf
= 4 (70 + 3 . 120) . 35
= 60200 mm2
- Aev = 4 (S1 + 3 . S2) . tf – 4 (3,5 x dB x tf)
= 4 (70 + 3 . 120) . 35 – 4 (3,5 x 35 x 35)
= 42560 mm2
- Nn = 0,6 x Aev x fu
= 0,6 x 42560 x 500
= 12768000 N
= 12768 KN
Kuat Tarik Ruptur Nominal
- Agt = 4 x S x tf
= 4 x 96,75 x 35
= 13545 mm2
- Aet = 4 . S . tf – (4 x x tf)
= 4 x 96,75 x 35 – (4 x x 35)
= 11025 mm2
- Nn = Aet x fu
= 11025 x 500
=5512500 N
= 5512.5 KN
Kuat Tarik dan Geser Ruptur Nominal
Karena, Aet x fu ≤ , x Aev x fu , maka :
68. 61
Nn = 0,6 . Anv . fu + Agt . fy
= 0,6 . 42560 . 500 + 13545 . 290
= 16696050 N
= 16696,05 KN
N1 dan N2
Pu <Φ Nn
2489,953 KN < 0,75 x 16696,05 KN
2489,953 KN < 12522,04 KN=>OK AMAN!!
b. Sambungan N3
Pu tarik = 4007,974 KN
S = 96,75 mm
nB = 12 buah
Kuat Geser Rumptur Nominal
- Agv = 4 (S1 + 5 . S2) . tf
= 4 (70 + 5 . 120) . 35
= 93800 mm2
- Aev = 4 (S1 + 5 . S2) . tf – 4 (5,5 x dB x tf)
= 4 (70 + 5 . 120) . 35 – 4 (5,5 x 35 x 35)
= 66080 mm2
- Nn = 0,6 x Aev x fu
= 0,6 x 66080 x 500
= 19824000 N
= 19824 KN
Kuat Tarik Ruptur Nominal
- Agt = 4 x S x tf
= 4 x 96,75 x 35
69. 62
= 13545 mm2
- Aet = 4 . S . tf – (4 x x tf)
= 4 x 96,75 x 35 – (4 x x 35)
= 11025 mm2
- Nn = Aet x fu
= 11025 x 500
= 5512500 N
= 5512,5 KN
Kuat Tarik dan Geser Ruptur Nominal
Karena, Aet x fu ≤ , x Aev x fu , maka :
Nn = 0,6 . Aev . fu + Agt . fy
= 0,6 . 66080 . 500 + 13545 . 290
= 23752050 N
= 23752,05 KN
N3
Pu <Φ Nn
4007,974 KN < 0,75 x 23752,05 KN
4007,974 KN < 17814,04 KN=>OK AMAN!!
c. Sambungan N4, N5, N6
Pu tarik
N4 = 5686,505 KN
N5 dan N6 = 6045,585 KN
S = 96,75 mm
nB = 16 buah
Kuat Geser Rumptur Nominal
- Agv = 4 (S1 + 7 . S2) . tf
= 4 (70 + 7 . 120) . 35
70. 63
= 127400 mm2
- Aev = 4 (S1 + 7 . S2) . tf – 4 (7,5 x dB x tf)
= 4 (70 + 7 . 120) . 35 – 4(7,5 x 35 x 35)
= 89600 mm2
- Nn = 0,6 x Aev x fu
= 0,6 x 89600 x 500
= 26880000 N
= 26880 KN
Kuat Tarik Ruptur Nominal
- Agt = 4 x S x tf
= 4 x 96,75 x 35
= 13545 mm2
- Aet = 4 . S . tf – (4 x x tf)
= 4 x 96,75 x 35 – (4 x x 35)
= 11025 mm2
- Nn = Aet x fu
= 11025 x 500
=5512500 N
= 5512,5 KN
Kuat Tarik dan Geser Ruptur Nominal
Karena, Aet x fu ≤ , x Anv x fu , maka :
Nn = 0,6 . Aev . fu + Agt . fy
= 0,6 . 89600 . 500 + 13545 . 290
= 30808050 N
= 30808,05 KN
N4
Pu <Φ Nn
5686,505 KN < 0,75 x 30808,05 KN
5686,505 KN < 23106,04 KN =>OK AMAN!!
N5 dan N6
71. 64
Pu <Φ Nn
6045,585 KN < 0,75 x 30808,05KN
6045,585 KN < 23106,04 KN =>OK AMAN!!
d. Sambungan N7, N9, N10
Pu tarik
N7 = 1216,162 KN
N9 = 940,759 KN
N10 = 1408,63 KN
S = 96,75 mm
nB = 4 buah
Kuat Geser Rumptur Nominal
- Agv = 4 (S1 + 1 . S2) . tf
= 4 (70 + 1 . 120) . 35
= 26600 mm2
- Aev = 4 (S1 + 1 . S2) . tf – 4 (1,5 x dB x tf)
= 4 (70 + 1 . 120) . 35 – 4(1,5 x 35 x 35)
= 19040 mm2
- Nn = 0,6 x Aev x fu
= 0,6 x 19040 x 500
=5712000
= 5712 KN
Kuat Tarik Ruptur Nominal
- Agt = 4 x S x tf
= 4 x 96,75 x 35
= 13545 mm2
- Aet = 4 . S . tf – (4 x x tf)
= 4 x 96,75 x 35 – (4 x x 35)
= 11025 mm2
72. 65
- Nn = Aet x fu
= 11025 x 500
=5512500 N
= 5512,5 KN
Kuat Tarik dan Geser Ruptur Nominal
Karena, Aet x fu ≤ , x An v x fu , maka :
Nn = 0,6 . Aev . fu + Agt . fy
= 0,6 . 19040 . 500 + 13545 . 290
= 9640050 N
= 9640,05 KN
N7
Pu <Φ Nn
1216,162 KN < 0,75 x 9640,05 KN
1216,162 KN < 7230,038 KN=>OK AMAN!!
N9
Pu <Φ Nn
940,759 KN < 0,75 x 9640,05 KN
940,759 KN < 7230,038 KN=>OK AMAN!
N10
Pu <Φ Nn
1408,63 KN < 0,75 x 9640,05 KN
1408,63 KN < 7230,038 KN=>OK AMAN!!
e. Sambungan N8, N11
Pu tarik
N8 = 1714,269 KN
N11 = 2216,827 KN
S = 96,75 mm
73. 66
nB = 6 buah
Kuat Geser Rumptur Nominal
- Agv = 4 (S1 + 2 . S2) . tf
= 4 (70 + 2 . 120) . 35
= 43400 mm2
- Aev = 4 (S1 + 2 . S2) . tf – 4 (2,5 x dB x tf)
= 4 (70 + 2 . 120) . 35 – 4(2,5 x 35 x 35)
= 30800 mm2
- Nn = 0,6 x Aev x fu
= 0,6 x 30800 x 500
= 9240000 N
= 9240 KN
Kuat Tarik Ruptur Nominal
- Agt = 4 x S x tf
= 4 x 96,75 x 35
= 13545 mm2
- Aet = 4 . S . tf – (4 x x tf)
= 4 x 96,75 x 35 – (4 x x 35)
= 11025 mm2
- Nn = Aet x fu
= 11025 x 500
= 5512500 N
= 5512,5 KN
Kuat Tarik dan Geser Ruptur Nominal
Karena, Aet x fu ≤ , x An v x fu , maka :
Nn = 0,6 . Anv . fu + Agt . fy
= 0,6 . 30800 . 500 + 13545 . 290
= 13168050 N
= 13168,05 KN
74. 67
N8
Pu <Φ Nn
1714,269 KN < 0,75 x 13168,05 KN
1714,269 KN < 9876,038 KN=>OK AMAN!!
N11
Pu <Φ Nn
2216,827 KN < 0,75 x 13168,05 KN
2216,827 KN < 9876,038 KN=>OK AMAN!!
75. 68
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pada perencanaan Badawang Twins Bridge ini, dapat disimpulkan bahwa
jembatan ini kuat dan dapat berdiri tegak dengan kokoh. Dari perhitungan yang
telah dipaparkan di atas, jembatan rangka baja ini memenuhi syarat dan aman dari
berbagai aspek, seperti perencanaan pada batang diafragma, lendutan, beban
berjalan, perencanaan batang aksial tarik dan tekan, sambungan baut serta balok
geser.
6.2Saran
Dalam merencanakan suatu jembatan harus mempunyai imajinasi dalam
mendesain pemodelan rangka yang menonjolkan nilai estetika, serta harus lebih
teliti dalam menghitung pembebanan dari berbagai macam aspek.
76. 69
DAFTAR PUSTAKA
Supriatna, Nandan. 2010. Macam-Macam Profil Baja. http://www.file.upi.ed/…/ -
Macam_macam_profil_baja.pdf. Diakses: 12 November 2015.
Sutarman, E. 2013. Konsep dan Aplikasi Pengantar Teknik Sipil. Yogyakarta:
Penberbit ANDI.
Tanpa nama. 2015. Jembatan . https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan. Diakses:
12 November 2015.