SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
1
BEST PRAKTICES
PENGGUNAAN GOOGLE JAMBOARD SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS XI MIA SMAN 15 BOMBANA
OLEH
HARJUMAN, S.Pd
NIP. PPPK: 198805092023211013
PEMERINTAH PROVINSISULAWESITENGGARA
DINASPENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 15 BOMBANA
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rezki dan kenikmatan-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan best practices ini yang berjudul “Pemanfaatan Media Jamboard Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas XI MIA SMA
Negeri 15 Bombana.” Shalawat dan salam juga senantiasa tercurah bagi Nabi Muhammad SAW, para Keluarga,
Sahabat dan Ummatnya termasuk kita semua amin.
Best practices ini membahas penggunaan model pembelajaran Discovery Learning) Dengan menggunaan media
Jamboard dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris khususnya di kelas XI MIA. Penulis mengangkat masalah
tersebut karena melihat kenyataan bahwa motivasi dan hasil belajar siswa sangat rendah, siswa apatis didalam
kelas bahkan bolos atau tidak masuk dalam kelas saat guru sedang mengajar. Dengan perkembangan di bidang
teknologi, komunikasi dan pendidikan mestinya memberikan sumbangsih perubahan yang sangat signifikan
dalam akselerasi dan inovasi media pembelajaran di bidang Pendidikan dalam upaya menumbuhkan motivasi
dan minat belajar siswa yang tentunya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Kami menyadari bahwa best practices ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besaranya
khusus kepada Kepala SMA Negeri 15 Bombana dan teman sejawat kami yang selalu memberi semangat dan
ide dalam pembuatan best practces ini.
Akhir kata, kami berharap semoga best practces ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari bahwa
best practces ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dari semua pembaca
untuk menyempurnakan karya ilmiah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih.
Tampabulu Oktober 2023
Penyusun
3
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 15 Bombana
Alamat : Jl. Poros Toburi-Tampabulu Desa Tampabulu Kec. Poleang Utara
Kab. Bombana Email:sman15bombana@yahoo.com Kode Pos 93773
LEMBAR PENGESAHAN
Judul penelitian : Pemanfaatan Media Jamboard Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas XI MIA SMA Negeri 15 Bombana
Jenis karya : Penelitian Tindakan Kelas
Peneliti :
- Nama Lengkap : Harjuman, S.Pd
- NI PPPK : 198805092023211013
- Jenis kelamin : Laki-Laki
- Pangkat/gol. : penata Tk. I/ IX
- Instansi : SMA Negeri 15 Bombana
- Lokasi penelitian : SMA Negeri 15 Bombana
- Lama penelitian : dua bulan
Telah disahkan dan dipublikasikan di SMA Negeri 15 Bombana
Mengetahui : Tampabulu, Oktober 2023
Kepala Sekolah Guru Bahasa Bahasa inggris
SUDARMIN, S.Pd., M.Pd Harjuman,S.Pd
NIP. 19740207 201001 1 008 NI PPPK. 198805092023211013
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................................. 3
SURAT KETERANGAN.................................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 4
I. PENDAHULUAN.................................................................................................................... 5
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah................................................................................................................. 8
C. Metode Penelitian ................................................................................................................. 8
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 3
E. Manfaat Penelitian ................................................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................... 3
A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar .................................................................................... 3
B. Pentingnya Model Pembelajaran .......................................................................................... 5
C. Problem Based Learning....................................................................................................... 6
III. PEMBAHASAN................................................................................................................... 8
A. Rancangan Pembelajaran...................................................................................................... 8
B. Pelaksanaan Pembelajaran.................................................................................................. 11
C. Hasil yang diperoleh ........................................................................................................... 14
IV. PENUTUP........................................................................................................................... 16
A. Simpulan ............................................................................................................................. 16
B. Saran ................................................................................................................................... 16
V. DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 17
VI. LAMPIRAN ........................................................................................................................... 18
INSTRUMEN SOAL............................................................................................................ 18
DAFTAR NILAI HASIL EVALUASI BELAJAR SISWA................................................. 21
5
PENGGUNAAN GOOGLE JAMBOARD SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS XI MIA SMAN 15 BOMBANA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan sistem komunikasi manusia yang muncul sebagai akibat dari fenomena
sosial. Bahasa digunakan untuk mengungkapkan harapan, ambisi, dan pemikiran
masyarakat. Didukung oleh Cynthia Berryman (2007), bahasa adalah seperangkat kata yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan anggota komunitas, lingkungan negara, wilayah,
budaya, tradisi, dan wilayah geografis yang sama. Bahasa mempunyai banyak fungsi dalam
kehidupan, diantaranya sebagai alat berinteraksi (berkomunikasi) dengan manusia, alat
berpikir, dan juga metode pembelajaran dalam lingkup bahasa itu sendiri.
Saat ini bahasa Inggris digunakan hampir di seluruh negara di dunia sebagai alat
berkomunikasi internasional sehingga menyebabkan bahasa Inggris dinobatkan sebagai
bahasa internasional (Rohmah, 2005). Hal ini menyebabkan bahasa Inggris berkembang
pesat. Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang memiliki banyak peran penting,
oleh karena itu dalam kurikulum di Indonesia terdapat pelajaran bahasa Inggris. Bahasa
Inggris memiliki pengucapan, kosa kata, dan tata bahasa yang sangat berbeda dari Bahasa
Indonesia. Menurut Sundari (2018), banyaknya perbedaan antara Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris menyebabkan banyak pembelajar Bahasa Inggris dasar menemui banyak
hambatan dan kesulitan dalam belajar Bahasa inggris. Hal ini menyebabkan bahasa Inggris
diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi (Abdelghany, 2016). Oleh
karena itu, diperlukan metode dan strategi pengajaran bahasa Inggris yang tepat.
Siswa harus kompeten dalam empat keterampilan bahasa Inggris; menulis, mendengarkan,
berbicara, dan membaca. Salah satu dari empat keterampilan yang mempunyai hubungan
dengan proses berpikir dan keterampilan berekspresi seperti yang dituangkan dalam
menulis adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis dalam proses pembelajaran
bahasa tidak dapat dipisahkan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan ini
saling melengkapi. Berdasarkan Rao & Durga (2018) salah satu dari empat kemampuan
dalam pemerolehan bahasa adalah menulis, yaitu suatu sistem simbol tertulis yang mewakili
6
suku kata, bunyi, atau kata bahasa yang direpresentasikan dalam berbagai cara, termasuk
tanda baca, dan penggunaan huruf kapital, serta seperti bentuk dan fungsi kata. Menurut
Richards & Renadya (2002) diantara empat keterampilan yang harus dikuasai siswa,
menulis adalah salah satu keterampilan yang paling menantang untuk dipelajari dan
dikuasai siswa dalam menyusun kalimat sesuai tata bahasa yang benar.Menulis juga penting
karena memungkinkan siswa untuk mengatur pemikiran mereka ke dalam paragraf yang
tepat.
Jika dibandingkan dengan keterampilan lainnya, menulis adalah keterampilan yang paling
penting dan paling sulit untuk dikuasai. Seseorang yang belum terbiasa menulis akan
mengalami kesulitan ketika ia mengungkapkan gagasannya dalam bentuk tulisan.
Sebaliknya, seseorang yang biasa mengungkapkan gagasan atau peristiwa yang dialaminya
dalam bentuk tulisan akan merasa mudah baginya. Hal ini didukung oleh Adyawardhani
(2016) faktor yang membantu seseorang mudah menulis bukan hanya karena terbiasa
menulis tetapi juga karena didukung oleh kecintaannya terhadap membaca. Sebab dengan
membaca seseorang akan memperoleh informasi atau pengetahuan serta kosa kata yang
bervariasi, sehingga akan mudah untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan karena ia
mengetahui dan memahami hal-hal yang akan ditulis.
SMA Negeri 15 Bombana baru saja (Tahun Pelajaran 2023/2024) menerapkan kurikulum
merdeka dimana siswa dituntut untuk lebih kreatif, imajinatif, dan aktif di kelas. Dari
wawancara dengan guru bahasa inggris (Teman Sejawat) beberapa faktor penyebab siswa
kesulitan dalam menulis khususnya dalam mata pelajaran Bahasa inggris adalah siswa
mempunyai keterbatasan kosa kata dan sebagian dari mereka malas membuka kamus, serta
sebagian besar anak kesulitan memahami tata bahasa.
Berdasarkan pengamatan penilis, pada saat mengajar menggunakan metode ceramah dan
siswa diminta berlatih menulis secara konvensional melalui kertas, banyak siswa yang
mengalami kesulitan karena kurangnya latihan menulis. Oleh karena itu, penulis mencari
metode dan media pembelajaran agar siswa dapat memiliki minat dalam kelas menulis,
serta mengajak mereka untuk aktif dan lebih sering berlatih menulis. Namun cara ini masih
belum bisa membuat kemampuan menulis siswa meningkat secara signifikan. Nilai
Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Bahasa Inggris di SMA Negeri 15 Bombana
7
adalah 73, serta hasil menulis kurang dari 50% siswa tidak mencapai nilai ketuntasan
minimum (KKM).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, guru hendaknya meningkatkan aktivitas
kelas menulis dengan strategi baru, sebagaimana dijelaskan oleh Keh (1999: 3) yang dikutip
oleh Rohmah (2009: 5) bahwa penerapan strategi baru membawa angin segar dalam
lingkungan kelas dan dapat mempengaruhi kecanggungan dan minat menulis siswa. Solusi
peneliti terhadap tantangan tersebut adalah dengan menggunakan Google Jamboard sebagai
media dalam kegiatan kelas menulis. Peneliti mencari media yang dapat diterapkan untuk
membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan menulisnya dan meningkatkan
motivasi siswa serta dapat digunakan dalam model pembelajaran apa pun, baik online,
offline, atau, pembelajaran tatap muka, yang dapat menjadikan siswa lebih aktif dan tertarik
dalam latihan menulis selama pembelajaran. Oleh karena itu, penulis menyarankan siswa
dan guru menggunakan Google Jamboard sebagai media untuk memfasilitasi proses
pembelajaran menulis bahasa Inggris mereka.
Google Jamboard memungkinkan siswa untuk berlatih menulis, menerima masukan dan
memberikan komentar dalam satu platform. Draucker (2021) menegaskan bahwa Google
Jamboard merupakan aplikasi sebagai media pembelajaran menulis sebagai bagian dari
Google Apps for Education, menyediakan kanvas yang dapat digunakan siswa dan guru
untuk menuliskan ide atau pendapatnya secara kolaboratif. Layaknya papan tulis
konvensional, jamboard ini dapat digunakan sebagai media dalam menjelaskan materi
pembelajaran dengan menulis materi, menambahkan gambar, dan informasi lainnya. Selain
itu juga dapat mengajak siswa untuk interaktif dan berkolaborasi. Jamboard hadir untuk
memfasilitasi kolaborasi secara real time antara guru dan siswa sehingga dapat membuat
kelas menulis menjadi lebih menarik dan interaktif. Guru dapat mengajak siswa untuk
berlatih selama kelas menulis, menuliskan idenya, memecahkan masalah atau menggambar
secara kolaboratif dan sinkron. Google Jamboard dapat diakses dengan menggunakan
ponsel, tablet, atau komputer. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Sweeney, dkk (2021) Google Jamboard memungkinkan pendidik bereksperimen dengan
opsi pendidikan virtual kolaboratif terlepas dari biaya atau lokasi geografis. Program ini
memberikan pengalaman kolaboratif yang dapat disesuaikan dan dapat dikemas untuk
8
digunakan dalam pendidikan tinggi dan lebih menjanjikan dalam kolaborasi
antarprofesional.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Penggunaan Google Jamboard sebagai Media untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI MIA SMAN
15 Bombana Tahun Ajaran 2023 /2024)." Peneliti diharapkan bahwa Penelitian ini akan
membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan menulisnya.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini ada beberapa permasalahan yang ingin diteliti, antara lain:
1. Bagaimana penerapan Google Jamboard dalam meningkatkan keterampilan menulis
siswa pada siswa kelas XI MIA tahun ajaran 2023/2024?
2. Seberapa jauh peningkatan keterampilan menulis siswa kelas XIMIA SMAN 15
Bombana tahun ajaran 2023/2024 setelah diajar menggunakan Google Jamboard?
C. Tujuan penelitian
Tujuan peneliti berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan Google Jamboard dalam meningkatkan keterampilan
menulis siswa kelas XI MIA SMAN 15 Bombana tahun ajaran 2023/2024
2. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keterampilan menulis siswa setelah
diajar menggunakan Google Jamboard pada siswa kelas XI MIA SMAN 15
Bombana tahun ajaran 2023/2024.
D. Manfaat Penulisan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara akademis maupun
praktis.
1. Secara teoretis
Temuan penelitian ini dapat dijadikan referensi alternatif untuk mengembangkan
kemempuan mengajar menulis dan pendekatan pembelajaran.
9
2. Praktis
1. Manfaat bagi siswa
Dengan menggunakan Google Jamboard sebagai media pembelajaran, siswa bisa menjadi
lebih aktif dan termotivasi dalam belajar bahasa Inggris. Selain belajar, anak-anak bisa
menjadi lebih tertarik, lebih menyenangkan saat belajar, lebih aktif saat berpartisipasi dalam
pembelajaran, dan dapat peningkatan keterampilan menulis mereka.
2. Manfaat bagi guru
Penelitian ini menggunakan media yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan
pembelajaran. Setelah dilakukan penelitian, guru dapat menggunakan media ini untuk
mencapai tujuan pembelajaran khususnya pada keterampilan menulis.
3. Manfaat bagi sekolah
Setelah penelitian selesai, media ini dapat digunakan dalam pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas belajar siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi kerangka teori dan gambaran tentang penelitian. Landasan Teori membahas
berbagai aspek dalam menulis, pengajaran menulis, dan pengertian Google Jamboard.
Penelitian terdahulu menggambarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh
peneliti lain sebagai acuan penelitian ini.
2.1. Kerangka Teori
2.1.1 Konsep dari Menulis
Peneliti membahas beberapa topik pada bagian ini, antara lain makna menulis, tujuan
menulis, jenis-jenis tulisan, proses menulis, evaluasi menulis, dan indikator
keberhasilan siswa dalam keterampilan menulis.
10
2.1.1.1 Pengertian daripada Menulis
Saat membahas menulis, peneliti menampilkan beberapa teori dasar menulis.
Harmer (2007: 265) menjelaskan bahwa menulis merupakan salah satu bakat
produktif yang di dalamnya siswa harus menghasilkan bahasanya sendiri.
Artinya, meskipun siswa biasanya menyampaikan gagasannya secara lisan,
mereka dapat mengungkapkannya dalam bentuk tertulis melalui tulisan. Hasil
tulisan biasanya berupa kata, frasa, paragraf, atau karangan yang memuat konsep
atau pemikiran siswa.
Menulis membantu siswa untuk sekedar mengungkapkan gagasannya kepada
pembaca dalam bahasa tulis yang mudah dipahami oleh pembaca. Seperti yang
dijelaskan oleh Lubis (2014) menulis diartikan sebagai penyampaian gagasan
dan penjelasan suatu bahasa yang diketahui oleh seseorang yang ditulis
sedemikian rupa sehingga pembaca dapat memahami maksud penulis.
Di sisi lain, Clark (2013) menyatakan bahwa menulis adalah alat kognitif yang
membantu siswa mengekspresikan diri dan memahami serta berbagi perspektif
mereka tentang dunia di sekitar mereka. Pendapat ini berarti bahwa ketika mulai
menulis sesuatu, siswa menunjukkan bahwa mereka memahami materi
pembelajaran dan dengan mudah dapat menyampaikan ide, persepsi, dan apa
pun yang terlintas dalam pikiran mereka.
Menulis merupakan suatu kemampuan yang dapat dipelajari dan perlu dilatih,
Nunan (1992) menjelaskan bahwa menulis bukanlah suatu bakat yang alami atau
mudah diperoleh, itu dianggap sebagai hal yang paling menantang untuk
dilakukan dalam bahasa. Dari penjelasan di atas, menulis adalah kemampuan
menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaan kepada orang lain dalam bahasa
tulis. Ketepatan konsep yang diungkapkan harus diimbangi dengan ketepatan
penggunaan bahasa, termasuk kosa kata, tata bahasa, dan ejaan.
Dari beberapa pemaparan diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa menulis
adalah keterampilan linguistik yang penting dalam kehidupan kita. Kita dapat
mencerahkan orang, membujuk, membuat jengkel, dan mengekspresikan diri
11
kita melalui tulisan. Menulis atau belajar bahasa kedua khususnya, melibatkan
lebih dari sekedar “menuliskan sesuatu”. Ini adalah salah satu dari empat talenta
alami yang sangat rumit dan sulit untuk dikuasai.
2.1.1.2 Tujuan Dari Pada Menulis
Menulis bukan sekadar menguraikan kata-kata. Penulis perlu memahami tentang
tujuan menulis sebelum akhirnya menciptakan sebuah karya sastra yang indah.
Selain itu, menulis juga menjadi media komunikasi antara penulis dan pembaca.
Jadi penulis menentukan tujuannya untuk memberikan wawasan luas atau
sekedar memberikan hiburan kepada pembaca. Raid (1993) menyatakan bahwa
tujuan menulis adalah:
1. Untuk menginformasikan: Penulis dapat menginformasikan semuanya
kepada para pembacanya, baik itu peristiwa, data, maupun fakta sehingga
para pembaca dapat memperoleh informasi baru, pengetahuan baru, dan
kesadaran tentang berbagai peristiwa yang dapat dan akan terjadi di dunia ini.
2. Untuk menjelaskan; berarti penulis menulis untuk menjelaskan apa yang
membingungkan dan memperjelasnya.
3. Untuk menghibur atau menghibur penonton; emenghibur adalah fungsi dan
tujuan komunikasi melalui tulisan. Sebab, ada beberapa karya tulis yang
ditujukan untuk menghibur pembacanya, seperti cerpen, novel, atau cerita
lucu lainnya.
Akibatnya, ketika kita menulis sesuatu, kita memilih salah satu dari tiga tujuan
yang dijelaskan di atas untuk menjamin bahwa audiens mengetahui inti dari
karya kita. Setiap orang mempunyai alasan untuk menulis, dan orang lain dapat
memahami pentingnya kata-kata mereka. Oleh karena itu, tujuan utama dari
pada menulis adalah sebagai komunikasi.
Berdasarkan gagasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa menulis dapat
digunakan dalam berbagai cara. Banyak individu yang dapat menggunakannya
untuk menyampaikan pesan, mengungkapkan pikiran, membalas sesuatu yang
12
diberikan, membujuk, dan memberi nasihat dalam bentuk tertulis untuk tujuan
tertentu.
2.1.1.3 Jenis- Jenis Dalam Menulis
Beberapa siswa mungkin merasa kesulitan dalam belajar bahasa Inggris. Dalam
proses belajar mengajar, instruktur juga mungkin mengalami kesulitan dalam
menyajikan konten. Ketika seseorang mengeksplorasi jenis tulisan yang
berbeda, maka disitu akan ada beberapa perdebatan. Pardiyono (2007)
mendeskripsikan genre adalah sebagai suatu jenis teks yang berfungsi sebagai
kerangka acuan penyusunan teks tertulis secara efektif; efektif dari tujuan yang
tepat, memilih dan menulis elemen teks, dan menggunakan pola tata bahasa.
Menurut Wishon & Burks (1980), jenis-jenis tulisan adalah sebagai berikut:
1) Naratif
Naratif adalah jenis tulisan yang menceritakan kepada kita tentang suatu kisah
atau peristiwa yang terjadi. Hal ini dapat digunakan untuk memberikan pelajaran
atau menunjukkan subjek yang kompleks dengan cepat. Didukung oleh Wishon
& Burks (1980) mendefinisikan naratif teks sebagai jenis teks yang menyajikan
rangkaian peristiwa dan disusun secara kronologis menurut urutan waktu dan
bentuk tulisan yang digunakan untuk menghubungkan cerita, perbuatan, dan
peristiwa.
2) Deskripsi
Menurut Jauhari (2013, hlm. 44) menyatakan kata deskripsi berasal dari bahasa
latin describe, yang diadopsi kedalam bahasa Inggris menjadi description,
artinya menggambarkan. Menurut Finoza dalam Dalman (2012, hlm. 93) kata
deskripsi berasal dari kata “describe”yang berarti menulis tentang, atau
membeberkan hal. Sehingga Dalman (2015, hlm. 94) mengungkapkan bahwa
karangan deskripsi merupakan suatu karangan yang melukiskan atau
menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata secara
jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah turut merasakan atau
13
mengalami langsung apa saja yang di deskripsikan penulis. Selanjutnya
Berdasarkan arti kata deskripsi dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat
di simpulkan bahwa deskripsi adalah kata yang berarti menggambarkan atau
menuliskan suatu hal.
Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau menggambarkan
sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan
(Saddhono dan Slamet, 2014, hlm. 159). selanjutnya menurut Suparno dan
Yunus (dalam Dalman, 2018, hlm. 94) mengatakan karangan deskripsi adalah
suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan
sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, mencium, dan
merasakan apa yang dilukiskan sesuai dengan penulisnya. Sejalan dengan
pendapat ahli diatas Jauhari (2013, hlm. 45) mengungkapkan, karangan deskripsi
adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan benda atau peristiwa
dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasakan,
mencium dan mendengarnya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
karangan deskripsi merupakan yang melukiskan objek atau suatu karangan yang
menggambarkan suatu keadaan dengan jelas yang disajikan ke dalam bentuk
tulisan sehingga pembaca dapat seakan-akan merasakan atau mengalami
langsung apa yang diceritakan oleh penulis.
3) Eksposisi
Seperti dilansir Wishon & Burks (1980) sebuah teks yang memuat informasi
tentang penjelasan dan penafsiran makna disebut sebagai eksposisi. Dari
pengertian di atas, eksposisi adalah suatu jenis tulisan yang digunakan dalam
produksi informasi, seperti pada surat kabar, majalah, artikel, atau jurnal. Hal ini
digunakan untuk memberikan kesimpulan pada tajuk, artikel, atau percakapan.
4) Argumentasi
14
Dalam menulis argumentasi, penulis harus mampu menggeser dan membujuk
pembaca agar berubah pikiran terhadap suatu topik yang dipandang esensial,
penting, namun masih bisa diperdebatkan. Akibatnya, argumen tertulis
mempunyai kualitas persuasif atau daya pikat. Hal ini didukung oleh Wishon &
Burks (1980) yang mengatakan bahwa argumentasi digunakan untuk
meyakinkan dan membujuk.
5) Persuasif
Teks persuasif berisi ajakan atau perintah kepada seseorang untuk melakukan
apa yang tertulis dalam teks tersebut. Menurut Sundem (2006), Tulisan Persuasif
adalah jenis tulisan yang berupaya membujuk pembacanya agar percaya atau
berperilaku tertentu. Untuk mengajak tentunya diperlukan kalimat atau kata
yang dapat mempengaruhi pembacanya.
Dalam Best Practice ini Penulis menguji siswa dalam keterampilan menulis teks
deskriptif. Penulis memilih teks deskriptif karena berdasarkan pengamatan saat
pembelajaran Bahasa inggris dalam kelas siswa kesulitan menulis teks deskriptif
sekalipun yang berkaitan dengan hal yang familiar. Teks deskriptif adalah jenis
teks yang digunakan untuk memberikan penjelasan secara rinci pada suatu objek.
Tujuan dari teks ini adalah untuk mendeskripsikan apa pun, apakah itu benda,
binatang, orang, atau sesuatu yang lain. Menurut Hammond (1992), struktur teks
deskriptif adalah Identifikasi dan Deskripsi. Ini mencakup identifikasi fenomena
yang akan dideskripsikan dan deskripsi fenomena yang akan dideskripsikan,
termasuk bagian-bagiannya, kualitasnya, sifat-sifatnya, dan sebagainya. Aspek
kebahasaan dalam tulisan deskriptif Fokus pada individu tertentu, penggunaan
simple present tense, dan penggunaan kata sifat deskriptif merupakan.
2.1.1.4 Proses Dalam Menulis
Untuk menyelesaikan tulisan harus melalui beberapa tahapan, tidak bisa
diselesaikan hanya dengan satu langkah saja. Mengapa siswa perlu melalui
beberapa fase menulis? Sebab, untuk menghasilkan sesuatu keterampilan dalam
menulis, siswa harus memperbaiki dan mengulang hingga berkali-kali untuk
15
mencapai hasil tulisan yang terbaik. Dinyatakan oleh Oshima & Hogue (2007),
beberapa langkah penulisan, yang pertama adalah pra-penulisan, kedua
pengorganisasian, ketiga penulisan, dan terakhir pemolesan. Berikut penjelasan
proses penulisannya:
1. Pra-menulis
Pra-penulisan adalah cara menciptakan ide yang baru. Pada tahap ini, siswa
memilih topik dan mengumpulkan ide-ide untuk mengkarakterisasi
masalah.
2. Pengorganisasian
Tahap selanjutnya adalah menyusun pemikiran-pemikiran tersebut menjadi
suatu kerangka yang ringkas.
3. Menulis
Setelah pengorganisasian, langkah penulisan selanjutnya adalah menyusun
draf dengan memanfaatkan outline yang dibuat siswa sebagai pedoman.
Siswa harus menulis draf secepat mungkin, tanpa memikirkan tata bahasa,
ejaan, atau tanda baca. Cukup tuangkan pemikiran Anda di atas kertas.
4. Poles (Editing dan Revisi)
Dalam fase ini Para siswa menyempurnakan apa yang telah mereka tulis
diatas kertas. Ini juga dikenal sebagai revisi dan pengeditan. Pemolesan
paling efektif bila siswa melakukannya dalam dua tahap. Tahap pertama
adalah mengatasi permasalahan utama terkait konten dan organisasi (revisi).
Siswa selanjutnya fokus pada kekurangan kecil pada mekanisme teks
(penyuntingan).
2.1.1.5 Penilaian Dalam Penulisan
Setelah siswa menyelesaikan proyek menulisnya, guru harus mengevaluasi
pekerjaannya menggunakan penilaian menulis. Hal ini digunakan untuk menilai
keterampilan menulis siswa dalam banyak komponen dan untuk memutuskan
langkah selanjutnya dalam menyelesaikan kesulitan menulis siswa. Menurut
Weigle (2002: 189), pengembangan rubrik penilaian telah menghasilkan
peningkatan tes dan penilaian. Penilaian menulis memiliki banyak komponen,
16
termasuk organisasi, kosa kata, mekanika, dan penggunaan bahasa. (Yakub:
1981)
Tabel 2.1 Komposisi Dari Penilaian Penulisan (Jacob)
Aspek Kriteria Skor
Isi Bagus hingga luar biasa: Tulisan siswa harus
informatif, substansial, pengembangan skripsi, dan
teori yang sesuai.
30-27
Baik hingga rata-rata: Tulisan siswa mencakup
beberapa pengetahuan mata pelajaran, keluasan
yang dapat diterima, pengembangan tesis terbatas,
terutama relevan dengan topik tetapi kurang
mendalam
26-22
Menengah hingga rendah: Pengetahuan mata
pelajaran menulis siswa minim, isinya sedikit, dan
topiknya tidak dikembangkan secara memadai.
21-17
Sangat rendah: Tulisan siswa tidak menunjukkan
pengetahuan topik, tidak substantif, tidak relevan,
dan tidak memadai untuk dnilai
16-10
Organisasi Baik hingga luar biasa: Tulisan siswa memiliki
ekspresi yang lancar, konsep yang
dikemukakan/didukung dengan baik, terorganisir
dengan baik, urutan logis, dan kohesif
20-18
Baik hingga rata-rata: Tulisan siswa sedikit
berombak, tersusun longgar, namun konsep inti
menonjol, dukungan minimal, logis tetapi urutan
tidak memadai
17-15
Menengah hingga rendah: Tulisan siswa kurang
lancar, konsep campur aduk atau terputus-putus,
dan logika kurang terurut dan berkembang
14-10
Sangat rendah: Isi tulisan siswa tidak komunikatif,
tidak terorganisasi, dan kurang memadai untuk
dinilai
9-7
Kosakata Baik hingga luar biasa: siswa dalam menulis sudah
menggunakan kata-kata yang efektif, menggunakan
idiom, menggunakan kosa kata yang beragam,
kesalahan minimal pada tata bahasa dan
penempatan kata sesuai dengan konteksnya
20-18
17
Baik sampai sedang: rentang kata cukup,
terkadang ada kesalahan penggunaan idiom, dan
ada beberapa
kata-kata yang mempunyai banyak arti
17-15
Menengah hingga kurang :penguasaan kata siswa
terbatas, dan sering terjadi kesalahan dalam
pemilihan kata dan penggunaan idiom, dengan
makna yang kacau atau ambigu
14-10
Sangat lemah: terjemahan murni, penguasaan
kata-kata bahasa Inggris terbatas, tidak memadai
untuk dinilai
9-7
Penggunaa
n Bahasa
Bagus hingga luar biasa: Formulasi kompleks dan
berhasil, dengan struktur kesalahan minimal,
urutan/fungsi kata, preposisi, kata ganti,
dan artikel.
25-22
Baik hingga rata-rata: Sedikit kesalahan dalam
proses yang rumit, banyak kesalahan dalam
kesesuaian, tensis, angka, kata fungsi, artikel, kata
ganti, dan preposisidan maknanya tidak
membingungkan
21-18
Menengah hingga Kurang: kesalahan pokok pada
struktur dasar, seringkali kesalahan pada
kesesuaian, bilangan, kata ganti, tensis, fungsi kata,
penghapusan, artikel, preposisi dan/atau penggalan,
serta makna yang ada ambigu atau kacau
17-11
Sangat lemah: Hampir tidak menguasai prinsip
penyusunan kalimat, banyak ditemukan kesalahan,
tidak menyampaikan, atau kurang berkomunikasi
untuk dinilai
10-5
Mekanika Bagus hingga luar biasa: menunjukkan perintah
dan aturan dengan menggunakan ejaan, tanda baca,
huruf besar, dan minim kesalahan dalam paragraf
5
Baik hingga menengah: Pada tulisan siswa terdapat
sedikit masalah ejaan, tata bahasa, penggunaan
huruf besar, dan paragraf, namun pesan basih
belum jelas
4
18
Ejaan tingkat menengah hingga kurang: tata
bahasa, penggunaan huruf besar, pembuatan
paragraf, tulisan tangan yang tidak baik,
membingungkan atau tidak jelas dan banyak
kesalahan umum lainya.
3
Sangat Kurang: tulisan tangan tidak dapat dibaca,
tidak menguasai kaidah, ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf besar, penataan paragraf, atau
tidak memadai untuk dinilai
2
2.1.1.6 Indikator Keberhasilan Siswa dalam Keterampilan Menulis
Beberapa indikator diterapkan dalam keterampilan menulis untuk mengetahui
prestasi siswa dalam pembelajarannya, terutama dalam pembelajaran menulis.
Menurut Ritchey, berikut adalah beberapa tanda kemajuan siswa dalam
keterampilan menulis:
Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan Siswa dalam Keterampilan Menulis
Kategori Keterampilan
Jenis Teks
dan
Tujuannya
teks
- Siswa diharapkan membangun sebuah produk di mana
mereka mendiskusikan dan mengungkapkan pendapat
tentang produk tersebut dengan alasan yang
terdokumentasi.
- Siswa seharusnya menulis tulisan yang di dalamnya
mereka membangun suatu topik dan menawarkan
informasi tentang topik tersebut.
Produks dan
deskripsi dari
menulis
Siswa hendaknya menanggapi pertanyaan dan
memberikan umpan balik kepada teman sekelasnya untuk
menyempurnakan tulisannya.
19
Penelitian
untuk
membangun
dan
menyajikan
pengetahuan
- Siswa seharusnya berpartisipasi dalam kegiatan
penelitian, membaca buku, dan mengkomunikasikan
pemikiran mereka secara tertulis.
- Untuk menjawab pertanyaan tersebut, siswa
diharapkan mengingat fakta-fakta dari pengalaman
mereka sendiri atau memperoleh informasi dari sumber
yang tersedia.
2.1.2 Mengajar Menulis
Pembelajaran bahasa mencakup proses pengajaran menulis. Mulyasa (2009:100)
menjelaskan Mengajar adalah kegiatan kolaboratif yang dilakukan siswa dan
lingkungan dalam rangka meningkatkan perilaku siswa. Kemudian menurut Pardiyono
(2010: iii), mengajar diartikan sebagai seni yang menyampaikan pengetahuan,
keterampilan, atau bakat kepada siswa. Dari sebelumnya dari penjelasannya, dapat
disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu proses pemindahan informasi dari pengajar
kepada siswa dengan tujuan menjadikan siswa lebih baik dalam segala aspek
pendidikan. Di sisi lain, menulis adalah teknik yang menggunakan bahasa tertulis untuk
mengkomunikasikan ide atau menyampaikan gagasan kepada orang lain. Jadi,
pengajaran menulis adalah suatu metode dimana pengajar mentransfer informasi tulisan
kepada siswa melalui proses belajar mengajar guna mengembangkan kemampuan
menulis siswa.
Pentingnya pengajaran menulis dalam proses pembelajaran adalah
membantu siswa mencapai tujuannya. Keberhasilan tersebut dapat dicapai
berdasarkan cara guru mengajar menulis di kelas. Menurut Harmer (2007:
275), salah satu faktor terpenting dalam efektivitas kegiatan keterampilan
produktif adalah bagaimana guru menyusunnya dan bagaimana mereka
menanggapi upaya siswa. Artinya pengajaran menulis akan efektif jika
pengajar dapat secara efektif mengelola pengajaran di kelas dan menanggapi
kebutuhan siswa sehingga dapat bekerja dengan baik.
20
2. Google Jamboard
Pada kesempatan ini penulis menjelaskan tentang pengertian Google
Jamboard serta kelebihan dan kekurangan Google Jamboard. Berikut
penjelasannya:
a. Definisi Google Jamboard
Dalam penelitian ini, peneliti memilih sebuah aplikasi bernama
Google jamboard yang digunakan sebagai media pengajaran menulis di
kelas bahasa Inggris. Menurut Sweeney dkk. (2021), Google Jamboard
adalah sebuah aplikasi
21
diperkenalkan pada tahun 2017 yaitu sistem papan tulis yang berjalan
melalui internet yang dijual sebagai paket perangkat keras dan perangkat
lunak dengan layar sentuh 55 inci dan biaya dukungan tahunan. Sistem
perangkat keras ini dapat diakses secara gratis
dihttps://jamboard.google.com/. Aplikasi ini memungkinkan pengguna
untuk
rekan penulis secara real-time melalui media komunikasi modern.
Selain dapat digunakan untuk berkomunikasi, Draucker (2021)
menjelaskan bahwa Google Jamboard merupakan alat yang menyediakan
seperangkat papan tulis virtual yang dapat digunakan oleh siapa saja yang
memiliki tautan dan akses pengeditan. Oleh karena itu guru dapat
mengajak siswa untuk membuat sketsa ide, memecahkan masalah atau
menggambar secara kolaboratif dan sinkron.
Berdasarkan definisi yang diberikan di atas, Google Jamboard
merupakan papan tulis digital yang dapat digunakan sebagai media dalam
menjelaskan materi pembelajaran dengan menuliskan materi,
menambahkan gambar, dan informasi lainnya. Selain itu juga dapat
mengajak siswa untuk interaktif dan berkolaborasi selama pembelajaran.
Jamboard hadir untuk memfasilitasi kolaborasi secara real time antara
guru dan siswa sehingga dapat membuat pembelajaran menjadi lebih
menarik dan interaktif.
b. Kelebihan dan kekurangan Google Jamboard
Setiap media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Raimin (2020), ada
22
beberapa keuntungan menggunakan Google Jamboard dalam
pembelajaran sebagai berikut:
1. Google Jamboard intuitif dan mudah digunakan, Google Jamboard
merupakan aplikasi yang sangat mudah digunakan baik untuk guru
maupun siswa,
23
jadi untuk memulainya, guru dan siswa tidak memerlukan banyak
waktu untuk memahami cara menggunakannya.
2. Google Jamboard memiliki tampilan seperti papan tulis digital,dimana
guru dan siswa dapat dengan mudah menuangkan idenya ke papan
tulis.
3. Di Google Jamboard, catatan tempel, kotak teks, dan foto dapat
digunakan untuk menyumbangkan ide dengan cepat dan mudah. Guru
dan siswa dapat menuliskan idenya dengan catatan tempel, kotak teks,
atau foto
4. Di Google Jamboard, guru dan siswa dapat menggambar di slide
dengan tangan menggunakan pena, spidol, atau stabilo. Hal ini dapat
memicu siswa untuk lebih aktif di kelas dan menuliskan ide-idenya.
Selain beberapa kelebihan di atas, Google Jamboard juga
mempunyai kekurangan. Menurut Raimin (2020), kekurangan Google
Jamboard adalah sebagai berikut:
1. Sampai saat ini, tidak ada riwayat revisi yang dicatat. Google
Jamboard tidak memiliki fitur untuk menyimpan riwayat revisi,
sehingga papan tulis yang telah direvisi tidak dapat kembali ke file
sebelumnya.
2. Sangat mudah untuk membersihkan papan atau menghapus karya
orang lain. Jadi ketika mengedit siswa dan guru harus hati-hati jangan
sampai menghapus karya orang lain.
3. Jumlah peserta aktif terbatasdan jumlah frame yang terbatas. Jamboard
hanya mendukung 16 titik kontak sekaligus di satu perangkat.
24
B. Penelitian sebelumnya
Peneliti mengajukan lima penelitian sebelumnya tentang topik tersebut
untuk mengevaluasi apakah ada penelitian yang relevan dengan subjek yang
disebutkan dalam judul. Penelitian pertama dilakukan oleh Zulfanita (2019).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari bagaimana memanfaatkan
YouTube untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Metode Penelitian
Tindakan Kelas digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini difokuskan pada
akomodasi hotel siswa kelas XI SMK Negeri 1 Bawen tahun ajaran 2019/2020.
Penelitian ini menemukan bahwa menggunakan YouTube untuk belajar bahasa
Inggris dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan menulis mereka.
Keterampilan menulis siswa meningkat sebesar 22,86 persen sepanjang siklus
I. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pre-test, treatment, dan post-test.
Keterampilan menulis siswa meningkat sebesar 57,14 persen sepanjang siklus
II.
Yang membedakan penelitian terdahulu pertama ini dengan penelitian
penulis adalah subjek penelitian dan media yang akan diteliti. Subjek penelitian
sebelumnya adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa tahun ajaran
2019/2020. Sedangkan subjek penelitinya adalah siswa kelas VII SMP NEGERI
1 Bringin tahun ajaran 2021/2022. Dan peneliti meneliti implementasi media
youtube, untuk selanjutnya penelitian ini meneliti Google Jamboard.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sweeney, dkk (2021). Subjek
penelitian ini berasal dari tiga institusi,Universitas Queen Belfast (QUB),
Universitas Dundee (UoD), DanUniversitas Peringatan Lincoln (LMU).Artikel
ini bertujuan untuk menemukan pengalaman kolektif dan pembelajaran dari
25
penggunaan Google
26
Jamboard di tengah pandemi. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis pengumpulan data wawancara. Hasil
penelitian ini adalah Google Jamboard memungkinkan pendidik bereksperimen
dengan opsi pendidikan virtual kolaboratif tanpa memandang biaya atau lokasi
geografis. Program ini memberikan pengalaman kolaboratif yang dapat
disesuaikan dan dapat dikemas untuk digunakan dalam pendidikan tinggi dan
lebih menjanjikan dalam kolaborasi antarprofesional. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian peneliti adalah pertama, penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif dan pengumpulan datanya melalui wawancara. Sedangkan penelitian
peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kedua, Penelitian ini
mengetahui implementasi penerapan Google Jamboard untuk pendidikan
anatomi virtual, sedangkan peneliti ingin mengetahui penerapan Google
Jamboard dalam keterampilan menulis. Dan yang terakhir subjek penelitian ini
berasal dari tiga institusi, sedangkan subjek peneliti hanya satu institusi.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Hairuddin (2020). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mempelajari pandangan siswa tentang penggunaan Google Docs
dalam praktik menulis kolaboratif dan untuk mengetahui pengaruh penerapan
Google Docs dalam kegiatan menulis kolaboratif dalam meningkatkan kinerja
menulis siswa. Penelitian sebelumnya ini menggunakan pendekatan metode
campuran dengan desain sekuensial penjelasan yang terdiri dari pengumpulan
dan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini berfokus pada
mahasiswa program studi D3 Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang. Studi
ini menemukan bahwa setelah menggunakan strategi ini, siswa memperoleh nilai
rata-rata yang lebih tinggi pada pekerjaan pasca-penulisan dibandingkan pada
27
pekerjaan pasca-penulisan
28
tugas pra-menulis. Siswa diberi kesempatan memperoleh pembelajaran
konstruktif melalui latihan menulis kolaboratif menggunakan Google Docs, yang
memberikan pemahaman utuh tentang cara menulis esai argumentatif yang
efektif. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Google Docs dapat membantu
siswa meningkatkan kemampuan menulis mereka. Subyek, media, dan teknik
penelitian penelitian terdahulu ini berbeda dengan penelitian peneliti.
Penelitian keempat dilakukan oleh Insani (2020). Dia menerapkan teknik
pra-eksperimen dalam studinya. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa
kelas sepuluh SMAN 2 WAJO. Nilai rata-rata pra-tes siswa adalah 66,84, yang
dianggap dapat diterima, dan nilai pasca-tes mereka lebih tinggi dari nilai rata-
rata pra-tes mereka yaitu 79,36, yang dianggap baik. Selanjutnya nilai uji t lebih
besar dari nilai uji t tabel (11,050>1,711) berdasarkan analisis data. Hal ini
menunjukkan adanya perbedaan yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan Instagram dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan
menulis mereka, khususnya dalam menyusun bahasa deskriptif di kelas sepuluh
SMAN 2 WAJO. Persamaan kedua penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dan penelitian tentang
penerapan media online untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Namun
objek penelitian dan media online pada penelitian terdahulu ini berbeda dengan
penelitian peneliti.
Penelitian kelima telah dilakukan oleh Fahreza dkk. (2017) Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat apakah penggunaan weblog meningkatkan
keterampilan menulis siswa di SMPN 9 Banda Aceh. Sampel penelitian ini terdiri
dari siswa kelas VII-1 kelas II. Peneliti menggunakan penelitian pra-
29
eksperimental dengan menggunakan one-group pre-test
30
pasca-tesdesain untuk menyelidiki peningkatan yang signifikan. Pre-test dan
post-test digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif. Berdasarkan temuan
penelitian ini, penggunaan blog dapat membantu siswa meningkatkan
keterampilan menulis mereka di segala bidang. Oleh karena itu, Weblog
direkomendasikan sebagai media yang sangat baik untuk pengajaran menulis.
Subjek penelitian, media, dan teknik penelitian berubah antara penelitian
sebelumnya dan penelitian peneliti.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti ingin melakukan penelitian
tentang penggunaan Google Jamboard untuk meningkatkan keterampilan
menulis siswa. Berikut perbedaan antara penelitian ini dan penelitian
sebelumnya: Pertama, peneliti menyelidiki Google Jamboard sebagai media
pengajaran menulis kepada siswa SMP Negeri 1 Bringin di kelas tujuh. Belum
pernah dilakukan penelitian sebelumnya untuk SMP Negeri 1 Bringin dengan
penerapan Google Jamboard. Kedua, peneliti ingin mempelajari penerapan
Google Jamboard sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan menulis. Belum
ada seorang pun yang pernah mempelajari pokok bahasan penelitian ini di
Sekolah Menengah Pertama.
1
E. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas XI MIA SMA Negeri 15 Bombana semester ganjil tahun
ajaran 2023/2024 dengan jumlah peserta didik 21 orang, terdiri dari 13 orang siswa
perempuan dan 8 orang siswa laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (PTK). PTK yang digunakan adalah model penelitian bersiklus, yang
mengacu pada desain Kemmis dan Mc Taggart (Paizaluddin dan Ermalinda, 2012),
diharapkan pencapaian hasilnya mengalami peningkatan. Penelitian ini terdiri dari tiga
tahapan utama yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan dan pengamatan, dan 3) refleksi.
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu:
1. menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisikan langkah-
langkah proses pembelajaran dengan model PBL dan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD),
2. menyusun lembar observasi aktivitas guru dan penilaian psikomotor peserta
didik yang akan digunakan setiap proses pembelajaran,
2
3. menyusun soal tes yang akan diberikan pada setiap akhir siklus. Soal tes yang
disusun oleh peneliti, divalidasi oleh ahli dan praktisi kemudian diujicobakan
pada peserta didik yang sudah mempelajari materi analisis teks hasil observasi.
b. Tindakan dan Observasi
Tahap tindakan dan pelaksanaan dilakukan secara bersamaan. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru yang menyampaikan pembelajaran berdasarkan RPP.
Pelaksanaan awal penelitian dilakukan dengan memberikan tes awal pada peserta
didik, kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan dengan menerapkan
pembelajaran model PBL. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan observer.
Observer adalah seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X IPA dan teman
sejawat. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia bertugas mengamati aktivitas guru
melalui pengisian lembar observasi yang telah disiapkan sedangkan teman sejawat
bertugas mengamati aspek psikomotor peserta didik.
c. Refleksi
Tahap ini peneliti mengumpulkan data yang telah diperoleh selama observasi, berupa
lembar observasi aktivitas guru, lembar penilaian psikomotor peserta didik, dan hasil
tes peserta didik. Data observasi tersebut dianalisis kemudian direfleksikan dengan
cara berdiskusi bersama observer. Kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang sangat
penting yang bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan
dengan melihat apa yang masih perlu diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan.
Tindakan ini merupakan salah satu bentuk evaluasi terhadap diri sendiri. Dari hasil
refleksi tersebut dicari solusinya kemudian dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Ketiga tahapan ini dilakukan secara berulang ke siklus berikutnya sampai masalah
yang dihadapi dapat teratasi dan diperoleh hasil yang ajeg (Saregar, A. 2016).
Indikator keberhasilan dalam pembelajaran ini tercermin dari adanya peningkatan
hasil belajar peserta didik di setiap siklusnya, yaitu peningkatan hasil belajar kognitif
dan psikomotor baik secara individual maupun klasikal. Dimana KKM untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 15 Bombana adalah 70. KKM
berfungsi sebagai patokan guru dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti (Ratumanan & Laurens, 2011) Peserta
didik dianggap tuntas belajar bila memperoleh nilai 70 atau sama dengan atau lebih
besar dari nilai KKM. Selain itu secara klasikal diharapkan siswa memahami materi
3
yang dipelajari dengan pencapaian 75% siswa dapat tuntas pada kompetensi dasar
yang diberikan.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk penerapan model
pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X IPS 2 SMA Negeri 15 Bombana.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis
Manfaat teoretis tulisan ini adalah untuk membuktikan kebenaran teori belajar yang
mengedepankan pembelajaran berbasis masalah sebagai langkah awal meningkatkan
hasil belajar siswa.
2. Manfaat praktis
Adapun manfaat yang diharapkan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
a. menjadi bahan masukan bagi guru khususnya di SMA Negeri 15 Bombana dan
sekolah lain pada umumnya tentang pentingnya meningkatkan hasil belajar siswa.
b. menjadi acuan bagi guru khususnya di SMA Negeri 15 Bombana dan sekolah lain
pada umumnya dalam menerapkan model problem based learning dalam
pembelajaran.
c. Menjadi acuan bagi penulis lain yang hendak melakukan kajian yang serupa
dengan tulisan ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Belajar adalah proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
hidupnya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan prilakunya. Menurut
Slameto (2015:2) “Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya.” Adapun menurut Skinner
dalam Dimyati dan Mudjiono (2015:10) “Belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang
4
belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka
responsnya menurun.”
Menurut Khuluko (2017:4) “Belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat sebuah
proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi
bisa untuk mencapai hasil yang optimal.” Menurut Djamara (2014:5) “Belajar adalah
perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan.Artinya adalah perubahan tingkah
laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi
segenap aspek organisme atau pribadi.”
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha
sadar manusia dalam melakukan proses ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
bertujuan terjadinya perubahan yang lebih baik secara optimal.
Rasyid (2017) menyebutkan bahwa tugas berat seorang guru bukan mengajar, akan
tetapi menggerakkan hati anak untuk mau belajar. Pendapat ini benar adanya, mengingat
belajar membutuhkan kemauan dan keihklasan dari hati. Bukan dalam bentuk paksaan
atau tekanan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Motivasi belajar atau semangat belajar adalah sebuah penggerak atau pendorong yang
membuat seseorang akan tertarik kepada belajar sehingga akan belajar secara terus-
menerus. Motivasi yang rendah dapat menybabkan rendahnya keberhasilan dalam
belajar sehingga akan merendahkan prestasi belajar siswa.
Menurut Clayton Alderfer dalam (Agustina, 2011) Motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh
hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Menurut Sardiman
(2012 :83) indikator semangat belajar meliputi: (1) tekun menghadapi tugas; (2) ulet
menghadapi kesulitan; (3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; (4)
lebih senang bekerja; (5) dapat mempertahankan pendapatnya.
Secara sederhana hasil belajar adalah kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan
dalam belajar. Kulminasi akan diiringi dengan tindak lanjut atau perbaikan. Indicator
tercapainya hasil belajar dapat dilihat dari perubahan tingkah laku. Benyamin bloom
5
(1956) berpendapat bahwa aspek perilaku tujuan pembelajaran sebagai berikut aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotrik.
Menurut Romizoswki (1982) dalam Fendika Prastiyo (2019:8) dalam skema
kemampuan yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu :
1. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan
memecahkan masalah dan berfikir logis,
2. Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan Tindakan fisik dan kegiatan
perseptual,
3. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self
control,
4. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan social dan kepemimpinan.
B. Pentingnya Model Pembelajaran
Di awal telah dijelaskan bahwa tugas berat seorang guru bukanlah mengajar, melainkan
menggerakkan hati anak untuk mau belajar. Untuk mencapai hal tersebut maka hal
pokok yang mesti diperhatikan adalah model pembelajaran. Mengapa demikian? Karena
model pembelajaran yang monoton akan mengakibatkan kebosanan belajar pada siswa,
sebaliknya model pembelajaran yang variatif akan memberikan ransangan belajar
sekaligus memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa.
Model pembelajaran adalah satu bentuk pembelajaran yang dibuat sedemikian rupa
yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Model
pembelajaran dapat berbentuk praktis maupun teoretis. Joyce & Weil (dalam Rusman,
2019: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau
yang lain.
Menurut Mulyono (2018:89), model belajar merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar guna
mencapai kompetensi belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
merupakan usaha untuk menjadikan pembelajaran lebih baik, lebih menyenangkan.
6
Oleh karena itu, pendidik harus mampu menerapkan model pembelajaran yang variatif
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Pada dasarnya, model belajar yang baik dapat dikenali dengan beberapa ciri, yaitu : a.
mempunyai prosedur sistematik;
a. hasil dan tujuan belajar ditetapkan secara khusus;
b. penetapan lingkungan dilakukan secara khusus;
c. siswa mampu berinteraksi dengan lingkungan.
C. Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) merupakan satu dari banyak model pembelajaran yang
sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju dan banyak diimplementasikan di
banyak lembaga-lembaga perguruan baik lembaga perguruan formal maupun non
formal. Terjemahan dalam bahasa Indonesia, Problem Based Learning bermakna
sebagai pembelajaran berbasis masalah.
Menurut Tan (2003) dalam Amir Taufik (2016 : 8) PBL memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah, biasanya masalah memiliki
konteks dengan dunia nyata,
b. Pembelajar secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi
kesenjangan pengetahuan mereka,
c. Mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah,
d. Melaporkan solusi dari masalah, sementara pendidik lebih banyak memfasilitasi
Donalds woods (2000) dalam Amir Taufik (2016) menyebutkan bahwa PBL lebih dari
sekedar lingkungan yang efektif untuk mempelajari ilmu pengetahuan tertentu. Ia dapat
membantu pembelajar membangun kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan
masalah, kerjasama tim. dan komunikasi. PBL merupakan pendekatan inovatif yang
mengajarkan beragam strategi mencapai kesuksesan abad 21 membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan abad 21, meningkatkan tanggungjawab, melatih
pemecahan masalah, self direction, komunikasi, dan kreativitas.
Adapun langkah-langkah PBL adalah sebagai berikut:
7
1. Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah;
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya;
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil karya.
Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model PBL menurut
Shoimin (2016) antara lain:
1. peserta didik dilatih untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam
keadaan nyata,
2. mempunyai kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas
belajar,
3. pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya
tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal ini mengurangi beban peserta didik
dengan menghafal atau menyimpan informasi,
4. terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok,
5. peserta didik terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari
perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi,
6. peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri,
7. peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam
kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka, dan
8. kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching.
Sedangkan, kekurangan model PBL (Shoimin, 2016) antara lain:
1. pembelajaran berbasis masalah (PBM) tidak dapat diterapkan untuk setiap materi
pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih
cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya
dengan pemecahan masalah, dan
2. dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman peserta didik yang tinggi akan
terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
Dalam best practic ini, tujuan penerapan PBL tidak semata-mata untuk meningkatkan
hasil belajar siswa, akan tetapi mencoba untuk meningkatkan semangat belajar siswa
melalui kegiatan dalam kelompok kecilnya.
8
Dengan begitu peran guru pada pengajaran berdasar masalah sering melibatkan
presentasi dan penjelasan suatu hal kepada siswa namun yang lebih lazim adalah
berperan sebagai pembimbing atau fasilitator sehingga siswa berpikir dan
memecahkan masalah oleh mereka sendiri. Dengan demikian peran guru lebih banyak
pada upaya menciptakan iklim belajar yang kondusif, yakni iklim belajar yang
memungkinkan siswa untuk mengoptimalkan seluruh potensinya melalui kegiatan
belajar yang dirancang oleh guru.
III. PEMBAHASAN
Pada bagian pembahasan ini, dibagi dalam tiga bagian pokok yaitu rancangan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan hasil yang diperoleh.
A. Rancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran yang dilakukan dalam tulisan ini adalah penyusunan rencana
program pembelajaran (RPP) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa
kelas X SMA Negeri 15 Bombana. Adapun RPP yang disusun dapat dilihat sebagai
berikut :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP
Sekolah : SMA Negeri 15 Bombana
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Isi dan Kebahasaan Teks Hasil Observasi (Verba dan
Nomina, Kalimat Definisi dan Deskripsi)
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
 KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
9
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2. Menganalisis isi dan
aspek kebahasaan dari
minimal dua teks
laporan hasil
observasi.
3.2.1 Mengidentifikasi isi dan aspek kebahasaan
(verba dan nomina) dari minimal dua teks
laporan hasil observaasi.
3.2.2 Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari
minimal dua teks laporan hasil observasi.
4.2
Mengonstruksi teks laporan
hasil observasi dengan
memerhatikan isi dan aspek
kebahasaan
4.2.1 Menentukan topik yang akan disusun
menjadi teks laporan hasil observasi.
4.2.2 Menentukan gagasan pokok dan gagsan
penjelas dari topik yang dipilih.
4.2.3 Menyusun teks laporan hasil observasi
dengan memerhatikan isi dan aspek
kebahasaan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menyimak penjelasan materi pembelajaran dalam gambar atau teks,
peserta didik dapat mengidentifikasi isi dan aspek kebahasaan (verba dan
nomina) dari teks laporan hasil observaasi dengan baik dan benar.
10
2. peserta didik dapat menganalisis dengan baik dan benar aspek kebahasaan
(verba dan nomina) dari teks hasil observaasi.
3. Setelah mempelajari materi mengonstruksi teks laporan hasil observasi siswa
mampu menentukan topik dan gagasan pokok yang akan disusun menjadi teks
laporan hasil observasi.
4. peserta didik mampu menyusun teks laporan hasil observasi dengan
memerhatikan isi dan aspek kebahasaan.
5. peserta didik mampu memiliki sikap tanggung jawab, kreatif, kerja sama, dan
selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
D. Materi pembelajaran
Materi pembelajan
 Factual : teks laporan hasil observasi
 Konseptual : isi teks laporan hasil observasi, kebahasaan teks laporan hasil
observasi
 Procedural : cara menentukan isi dan kebahasaan dalam teks laporan hasil
observasi.
 Metakognitif : teks laporan hasil observasi dalam kehidupan sehari-hari.
E. Pendekatan, model, dan metode pembelajaran.
1. Pendekatan : saintific learning
2. Model : Problem Based Learning (PBL)
3. Metode : ceramah, diskusi, presentasi.
F. Media dan bahan
1. Media : Power poin, gambar, atau teks laporan hasil observasi.
2. Alat dan bahan pembelajaran : 1. Spidol, papan tulis, dan penggaris.
2. Laptop, proyektor, internet.
3. Objek fisik: Benda nyata.
G. Sumber belajar
1. Buku guru : Buku guru Suherli,dkk.2007.Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun
2017. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Balitbang,Kemendikbud. kamus, video
pembelajaran, pengalaman guru.
2. Buku siswa : Buku Siswa, Suherli,dkk.2007.Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi
Tahun 2017. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Balitbang,Kemendikbud.
3. LKPD.
11
B. Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan 1
Teks 1. Kucing
Tahap Langkah-langkah Nilai karakter Alokasi
waktu
Pendahuluan
Orientasi
Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka dan berdoa bersama
peserta didik untuk memulai
pembelajaran, selanjutnya mengisi daftar
hadir.
Apersepsi
 Peserta didik dan guru mengaitkan
materi pembelajaran yang akan
dilakukan dengan materi sebelumnya.
 Peserta didik mengamati gambar atau
tayangan video yang berhubungan
dengan materi pelajaran. . Lalu
menanggapi masalah apa yang ada
dalam gambar tersebut.
Motivasi
Guru menyampaikan motivasi tentang apa
yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat)
dengan mempelajari materi :
Mengidentifikasi isi teks laporan hasil
observasi.
Pemberian Acuan
Guru menjelaskan hal-hal yang akan
dipelajari, kompetensi yang akan dicapai,
serta metode belajar yang akan ditempuh.
Religious
Disiplin
Komunication
10
menit
A. Orientasi Siswa pada Masalah
12
Inti
1. Peserta didik duduk secara
berkelompok yang terdiri atas 3-4
orang.
2. Peserta didik menerima LKPD.
3. Peserta didik melihat dan
mengamati gambar atau bahan
bacaan teks laporan hasil observasi
yang berjudul Kucing.
4. Peserta didik secara berkelompok
mencermati gambar atau bahan
bacaan yang telah disiapkan. Lalu
menanggapi masalah apa yang ada
dalam gambar tersebut.
B. Mengorganisasi Siswa dalam
Belajar
1. Peserta didik secara berkelompok
berdiskusi tentang isi (struktur)
dan kebahasaan ( verba dan
nomina) dalam teks laporan hasil
observasi yang berjudul “Kucing”
yang sedang diidentifikasi di
dalam LKPD.
2. Peserta didik mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal yang belum
dipahami mengenai materi
menganalisis isi (struktur) dan
kebahasaan teks laporan hasil
observasi.
C. Membimbing Penyelidikan Siswa
secara Mandiri atau Kelompok.
1. Peserta didik berdiskusi dalam
kelompok kecil untuk
menganalisis isi (struktur) dan
Literasi
Critical
Thinking
Colaborasi
LOTs
Kreatifity
HOTs
Communication
70
menit
13
aspek kebahasan teks laporan hasil
observasi yang disajikan dalam
LKPD.
2. Bersama teman kelompoknya,
peserta didik menulis hasil analisis
isi (struktur) dan aspek
kebahasaan yang telah dilakukan
di dalam teks laporan hasil
observasi yang berjudul “Kucing”
yang disajikan di dalam LKPD.
D. Mengembangkan dan Menyajikan
Hasil Karya.
Peserta didik mempresentasikan hasil
kerja kelompok, mengemukakan
pendapat atas presentasi yang
dilakukan kemudian ditanggapi
kembali oleh kelompok atau individu
yang mempresentasikan.
E. Menganalisis dan Mengevaluasi
Proses Pemecahan Masalah.
1. Peserta didik memperbaiki karya
berdasarkan masukan dari
teman/kelompok lain.
2. Dengan bimbingan guru, peserta
didik membuat kesimpulan
tentang hal-hal yang telah
dipelajari terkait Menganalisis isi
dan aspek kebahasaan dari
minimal dua teks laporan hasil
observasi.
3. Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan
Kretifity
Communication
14
kembali hal-hal yang belum
dipahami.
Penutup Kegiatan guru bersama peserta didik
1. Guru bersama Peserta didik membuat
rangkuman/simpulan pelajaran. tentang
point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.
2. Guru meminta peserta didik
melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan.
Kegiatan guru
1. Melakukan penilaian.
2. Memberikan tugas kepada peserta
didik untuk banyak membaca
teks laporan hasil observasi lainnya.
3. Menyampaikan rencana
pembelajaran yang akan dilakukan
selanjutnya.
4. Pelajaran ditutup dengan doa bersama
dan salam penutup.
10
menit
C. Hasil yang diperoleh
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No. Aspek Pra siklus Siklus I Siklus II
1 Jumlah Siswa 21 21 21
2 Jumlah Nilai 1435 1518 1681
3 KKM 70 70 70
15
4 Nilai Rata-Rata 68.33 72.38 80.04
5 Nilai tertinggi 75 78 88
6 Nilai terendah 50 60 72
7 Jumlah siswa tuntas 11 18 21
8 Jumlah siswa belum tuntas 10 3 0
9 Presentase Rata-Rata 68.33 % 72.38 % 80.04 %
10 Kategori Rendah Rendah Tinggi
Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia
(menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi) 68.33 dengan
persentase rata-rata diperoleh hasil 68.33 % termasuk kategori rendah. Kemudian, diadakan
perbaikan dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada kegiatan siklus I.
Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I, diperoleh peningkatan nilai rata-rata
hasil belajar Bahasa Indonesia (menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil
observasi) yaitu 72.38 dengan presentase rata-rata sebesar 72.38 % dikonversikan ke tabel
pedoman konversi PAP skala lima termasuk dalam kategori rendah. Sehingga indikator
keberhasilan dalam penelitian ini belum tercapai, dan penelitian dilanjutkan ke siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan dan temuan selama pemberian tindakan pada siklus I terdapat
beberapa kendala yang dialami oleh siswa maupun guru. Kendala tersebut yaitu
pembelajaran belum berjalan secara optimal sesuai rencana, hal ini dikarenakan siswa masih
terbiasa dengan pola pembelajaran yang lama yaitu berceramah dan belum terbiasa belajar
dengan kegiatan berdiskusi. Siswa masih malu dan kurang percaya diri untuk bertanya saat
belum mengerti mengenai pembelajaran yang dilaksanakan. Kendala tersebut sebagai
refleksi untuk memperbaiki kegiatan pada siklus II.
Hasil penelitian yang dicapai setelah pelaksanaan tindakan siklus II yaitu hasil belajar Bahasa
Indonesia (menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi) mengalami
peningkatan. Kendala pada siklus I dapat diatasi pada siklus II. Dari analisis data hasil
belajar, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa yaitu 80.04 dengan presentase rata-rata 80.04
%. Bila dikonversikan ke tabel pedoman konversi PAP skala lima termasuk dalam kategori
tinggi. Rata-rata peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia (menganalisis isi dan aspek
kebahasaan teks laporan hasil observasi) dalam penilitian ini disajikan pada grafik 1.
16
Gambar 1 yaitu mengenai grafik hasil belajar Bahasa Indonesia (menganalisis isi dan aspek
kebahasaan teks laporan hasil observasi) pra siklus, siklus I, dan siklus II menunjukkan
bahwa model Problem Based Learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia (menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi) siswa.
Gambar 1. Grafik rerata peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia (menganalisis isi dan
aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi)
IV. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model
project based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
dari hasil presentase rata-rata nilai siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka disarankan kepada
guru untuk senantiasa memperhatikan kondisi kesiapan belajar siswa sebelum
memulai pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pembelajaran yang diberikan lebih
bermakna dan dipahami oleh siswa. Selain itu, perlu dilakukan berbagai variasi model
dan bentuk pembelajaran yang bertujuan agar siswa tetap senang dan tidak bosan
dalam mengikuti pembelajaran.
68.33
72.28
80.04
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
pra siklus siklus 1 siklus2
Rerata Peningkatan Hasil Belajar Siswa
17
V. DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Lisa dan Ghullam Hamdu. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian.
Amir Taufik,M. 2016. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning (Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan). Jakarta : kencana.
Arifin, M dan aminuddin Rasyad. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta; Direktorat
jendral pembinaan kelembagaan agama islam dan universitas terbuka.
Artini, N. P. (2019). Pengaruh Pendekatan Saintifik Bermediakan Audio Visual Terhadap
Keterampilan Menulis Pada Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Profesi Guru, 2(1), 91– 100. https://doi.org/10.23887/jippg.v2i1.18557.
Assegaff, A., & Sontani, U. T. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analitis
Melalui Model Problem Based Learning ( PLB ). 1(1), 38–48.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dharwisesa, M. W., Widiana, I. W., & Tegeh, I. M. (2020). Penerapan Model TTW
Berbantuan Media Gambar Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 3(2), 227. https://doi.org/10.23887/jippg.v3i2.28257.
Kurniawan, M. W., & Wuryandani, W. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar PPKn. Jurnal Civics: Media
Kajian Kewarganegaraan, 14(1), 10– 22. https://doi.org/10.21831/civics.v14i1.14558.
Khuluqo, Ihsana El. (2017). Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Metode dan Aplikasi
Nilai-Nilai Spiritualitas dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mandagie mieke,dkk. 2020. Inovasi pembelajaran di Pendidikan tinggi. Penerbit the
publisher.
Mulyono. 2018. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Nisa, A. K. (2015). Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pemrograman
Desktop Kelas XI RPL SMK Ma’arif Wonosari (Skripsi). Universitas Negeri
Yogyakarta.
Paizaluddin dan Ermalinda. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Bandung: Data Alfabeta.
Prastiyo, Fendika. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Model Kooperatif
Jigsaw pada Materi Pecahan Di Kelas V SDN Sepanjang 2. Surakarta ; Kekata
Publisher.
18
Ratumanan & Laurens. (2011). Penilaian Hasil Belajar pada Tingkat Satuan Pendidikan
Edisi 2. Ambon: Unesa University Press.
Rasyid, Efendy Rustam. 2017. Nilai Edukatif dalam Pappaseng Bugis Sidrap. Makalah.
Disampaikan pada seminar nasional fun education. Lombok: LPTK PTM.
Rusman, R. (2019). Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar Studi Tentang Best
Practice yang Dilakukan Guru Sekolah Dasar Dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan
Penilaian Kurikulum 2013. Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 10(2), 135–
150. https://doi.org/10.14421/albidayah.v10i2.166.
Saregar. A. (2016). Pembelajaran Pengantar Fisika Kuantum Dengan Memanfaatkan Media
Phet Simulation dan LKM Melalui Pendekatan Saintifik: Dampak Pada Minat dan
Penguasaan Konsep Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5 (1) 53-
60.
Shoimin, A. (2016). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Tarigan. (2013). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. CV. Angkasa.
VI. LAMPIRAN
INSTRUMEN SOAL
Bidang studi : Bahasa Indonesia
Kelas : X IPS 2
Kompetensi Dasar : 3.2 menganalisis isi dan kebahasaan teks laporan kasil obsrvasi
Bentuk soal : Pilihan ganda
1. Kucing merupakan binatang peliharaan yang paling populer dari kelas mamalia. Berdasarkan
makannya, kucing termasuk binatang karnivora karena pemakan daging.
Kalimat di atas merupakan struktur teks hasil observasi pada bagain…..
a. Deskripsi bagian
b. Deskripsi manfaat
19
c. Pernyataan umum
d. Kalimat deskripsi
2. Paragraf atau struktur yang berisi manfaat-manfaat dari objek yang diamati dari teks laporan
hasil observasi disebut...
a. Definisi khusus
b. Definisi umum
c. Deskripsi
d. Deskripsi manfaat
3. Berikut ini bukan isi yang biasanya terdapat dalam teks laporan hasil observasi yaitu...
a. Berisi informasi mengenai keadaan atau peristiwa yang sedang terjadi.
b. Berisi hasil riset yang mendalam tentang sebuah benda, tumbuhan, hewan, konsep tertentu.
c. Berisi fakta-fakta yang bisa dibuktikan secara ilmiah.
d. Berisi hasil pengamatan yang dilakukan secara sistematis.
4. Perhatikan kutipan teks berikut ini!
Buah sawo bentuknya yang bulat dengan warna cokelat dan rasa yang manis menjadi satu di
antara buah kesukaan banyak orang. Sawo juga mempunyai kandungan protein yang cukup
tinggi. Protein inilah yang bisa dijadikan sumber nutrisi untuk tumbuh kembang anak.
Menutrisi anak tidak harus dengan jenis buah yang mahal dan besar, cukup beri mereka
asupan buah yang satu ini dengan rutin.
Kalimat yang menyatakan deskripsi umum pada kutipan laporan observasi tersebut
adalah…………
a. Kalimat pertama
b. Kalimat kedua
c. Kalimat ketiga
d. Kalimat keempat
5. Kucing memiliki mata yang cukup unik.Mata/penglihatan yang tajam berfungsi untuk mencari
mangsa pada malam hari. Kucing juga dapat melihat dalam cahaya yang amat terang. Hal ini
karena kucing memiliki selaput pelangi atau iris membentuk celah pada mata yang akan
menyempit jika terkena cahaya yang amat terang. Seperti kebanyakan predator, kedua mata
kucing menghadap ke depan, menghasilkan persepsi jarak dan mengurangi besarnya bidang
pandang karena kucing memiliki persepsi yang lemah.
Aspek yang dilaporkan pada kutipan teks di atas adalah……….
a. Deskripsi bagian
20
b. Deskripsi hewan kucing
c. Definisi hewan kucing
d. Pernyataan umum
6. Pemakaian kata di yang tepat terdapat dalam kalimat ...
a. Ayah menulis cerita diruang tamu.
b. Kami diberi hadiah buku oleh ayah.
c. Nina membaca majalah di teras depan.
d. Rudi senang di buatkan layang-layang.
7. Kalimat yang mengungkapkan klasifikasi adalah...
a. Berdasarkan jenisnya alat transportasi dapat dibedakan menjadi tiga.
b. Madu memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan tubuh
c. Rimpang jahe bisa digunakan untuk mengobati sakit masuk angin.
d. Banyak tanaman di Indonesia yang bermanfaat sebagai obat herbal.
8. Ciri fisik kucing yang lain adalah memiliki kumis (misai). Kucing memiliki misai yang
berfungsi untuk menentukan arah saat berjalan di ruang yang gelap maupun di tengah
kegelapan malam. Misai dapat mendeteksi perubahan angin yang amat kecil. Kumis ini juga
dapat digunakan oleh kucing untuk menentukan apakah badannya dapat melewati ruangan
yang sempit (seperti pipa), karena jarak antara kedua ujung kumis kucing hampir sama dengan
lebar tubuhnya.
Yang bukan frasa verba yang terdapat dalam paragraph di atas adalah…..
a. Kucing memiliki misai
b. Ciri fisik kucing
c. Misai dapat mendeteksi perubahan angin
d. Badannya dapat melewati ruangan yang sempit
9. Seperti halnya hewan yang telah mengalami penjinakan, kucing hidup dalam hubungan
mutualistik dengan manusia. Karena keuntungan yang diperoleh dari adanya kucing, manusia
membiarkan kucing liar berkeliaran di pemukiman. Kucing banyak dimanfaatkan manusia
untuk menangkap tikus-tikus.
Paragraph tersebut berisi struktur teks yang berisi……….
a. Pernyataan umum
b. Deskripsi bagian
c. Deskripsi manfaat
d. Kalimat definisi
21
10. Awalan me- berikut yang bermakna membuat adalah...
a. Bu Intan menambal baju yang sobek itu dengan kain.
b. Dilarang membuang sampah di sembarang tempat.
c. Maryani mewarnai kain batik itu dengan hati-hati.
d. Rani sedang menggambar pola batik pada kain.
DAFTAR NILAI HASIL EVALUASI BELAJAR SISWA
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
kelas/ semester : X /satu
tahun pelajaran : 2023/2024
KD Aksi 1 : 3.2. Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks
laporan hasil observasi
KKM : 70
No. Nama Siswa
DAFTAR NILAI
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
1 AHMAD SA'BAN 65 69 75
2 ALFARDI TERNATE 72 75 80
3 AMELDA 73 75 80
4 ANDI DIRGANSYAH 70 72 79
5 ANJELIKA SAFITRI 65 70 82
6 ARYO PUTRA 75 78 85
7 DERI AFANDI 70 70 79
8 FATHIYAH NAILAH SAPUTRI 64 70 78
9 FAUZI IMAN 50 60 72
10 HULUL AULIA NIKMA 70 75 86
11 IZZA LATHUL ATMA 75 78 88
12 JUSMAWANTI 75 78 88
22
13 KASLINA 65 68 72
14 MUTIA RESKI RAMADHANI 75 77 80
15 NABILA 60 70 74
16 NUR LATIFAH ABIANTI 70 75 82
17 RENI 68 70 80
18 SULKA SAHRUL UMANAHU 65 70 78
19 WINDA 68 71 80
20 WINDA KHUSNUL KHATIMAH 72 75 85
21 YOGI AGAS FERNANDA 68 72 78
JUMLAH NILAI 1435 1518 1681
RATA-RATA 68.33 72.28 80.04
NILAI TERTINGGI 75 78 88
NILAI TERENDAH 50 60 72
ket :
pra siklus : 10 orang remedial
Siklus 1 : 3 orang remedial
Siklus 2 : tuntas semua

More Related Content

Similar to Best practice WRITING OK.docx

LAPORAN AKHIR PPL Fkip Unmas
LAPORAN AKHIR PPL Fkip UnmasLAPORAN AKHIR PPL Fkip Unmas
LAPORAN AKHIR PPL Fkip Unmas
Buana Letug
 
Contoh 1 lap prode cakep
Contoh 1 lap prode cakepContoh 1 lap prode cakep
Contoh 1 lap prode cakep
Arif Subiakto
 
Bahasa dan sastra indonesia 3 (ipa ips)
Bahasa dan sastra indonesia 3 (ipa ips)Bahasa dan sastra indonesia 3 (ipa ips)
Bahasa dan sastra indonesia 3 (ipa ips)
Assakinatul Fitria
 
BSE Kimia untuk sma kelas xii -teguh pangajuanto
BSE Kimia untuk sma  kelas xii -teguh pangajuantoBSE Kimia untuk sma  kelas xii -teguh pangajuanto
BSE Kimia untuk sma kelas xii -teguh pangajuanto
Sellianova Ardhanella
 
Instrumen penilaian-pelaksanaan-pembelajaran-sman-16-doc-kur-2013
Instrumen penilaian-pelaksanaan-pembelajaran-sman-16-doc-kur-2013Instrumen penilaian-pelaksanaan-pembelajaran-sman-16-doc-kur-2013
Instrumen penilaian-pelaksanaan-pembelajaran-sman-16-doc-kur-2013
Yang Terluka
 
Proposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 ermaProposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 erma
yultaerma
 

Similar to Best practice WRITING OK.docx (20)

LAPORAN AKHIR PPL Fkip Unmas
LAPORAN AKHIR PPL Fkip UnmasLAPORAN AKHIR PPL Fkip Unmas
LAPORAN AKHIR PPL Fkip Unmas
 
Laporan tugas 3
Laporan tugas 3Laporan tugas 3
Laporan tugas 3
 
Contoh 1 lap prode cakep
Contoh 1 lap prode cakepContoh 1 lap prode cakep
Contoh 1 lap prode cakep
 
Bahasainggris
BahasainggrisBahasainggris
Bahasainggris
 
Quantitative Research Methodology Task
Quantitative  Research Methodology TaskQuantitative  Research Methodology Task
Quantitative Research Methodology Task
 
Laporan penelitian-tindakan-kelas-kelompok-5
Laporan penelitian-tindakan-kelas-kelompok-5Laporan penelitian-tindakan-kelas-kelompok-5
Laporan penelitian-tindakan-kelas-kelompok-5
 
Bahasa dan sastra indonesia 3 (ipa ips)
Bahasa dan sastra indonesia 3 (ipa ips)Bahasa dan sastra indonesia 3 (ipa ips)
Bahasa dan sastra indonesia 3 (ipa ips)
 
Bahasa dan sastra indonesia 3 (ipa ips)
Bahasa dan sastra indonesia 3 (ipa ips)Bahasa dan sastra indonesia 3 (ipa ips)
Bahasa dan sastra indonesia 3 (ipa ips)
 
Bahasa indonesia kelas 3 - kaswan darmadi
Bahasa indonesia kelas 3  - kaswan darmadiBahasa indonesia kelas 3  - kaswan darmadi
Bahasa indonesia kelas 3 - kaswan darmadi
 
BSE Kimia untuk sma kelas xii -teguh pangajuanto
BSE Kimia untuk sma  kelas xii -teguh pangajuantoBSE Kimia untuk sma  kelas xii -teguh pangajuanto
BSE Kimia untuk sma kelas xii -teguh pangajuanto
 
Proposal lengkap
Proposal lengkapProposal lengkap
Proposal lengkap
 
1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...
1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...
1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...
 
Instrumen penilaian-pelaksanaan-pembelajaran-sman-16-doc-kur-2013
Instrumen penilaian-pelaksanaan-pembelajaran-sman-16-doc-kur-2013Instrumen penilaian-pelaksanaan-pembelajaran-sman-16-doc-kur-2013
Instrumen penilaian-pelaksanaan-pembelajaran-sman-16-doc-kur-2013
 
Bahasa indonesia 3_kelas_3_kaswan_darmadi_rita_nirbaya_2008-1
Bahasa indonesia 3_kelas_3_kaswan_darmadi_rita_nirbaya_2008-1Bahasa indonesia 3_kelas_3_kaswan_darmadi_rita_nirbaya_2008-1
Bahasa indonesia 3_kelas_3_kaswan_darmadi_rita_nirbaya_2008-1
 
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional
Laporan Pemantapan Kemampuan ProfesionalLaporan Pemantapan Kemampuan Profesional
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional
 
Proposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 ermaProposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 erma
 
Bg big kls 8 revisi 2017
Bg big kls 8 revisi 2017Bg big kls 8 revisi 2017
Bg big kls 8 revisi 2017
 
Warnwt
WarnwtWarnwt
Warnwt
 
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 meranginLaporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
Laporan pengembangan diri anjur pardosi sma 4 merangin
 
13330087 mila maulina y (revisi)
13330087 mila maulina y (revisi)13330087 mila maulina y (revisi)
13330087 mila maulina y (revisi)
 

More from jumN

SK Tim Penyusun RPJM Desa.doc
SK Tim Penyusun RPJM Desa.docSK Tim Penyusun RPJM Desa.doc
SK Tim Penyusun RPJM Desa.doc
jumN
 
01.b. Keputusan BPD.doc
01.b. Keputusan BPD.doc01.b. Keputusan BPD.doc
01.b. Keputusan BPD.doc
jumN
 
01.a.. BA. Kesepakatan Pemdes dan BPD.doc
01.a.. BA. Kesepakatan Pemdes dan BPD.doc01.a.. BA. Kesepakatan Pemdes dan BPD.doc
01.a.. BA. Kesepakatan Pemdes dan BPD.doc
jumN
 
01 Rancangan Perdes RPJM Desa.doc
01 Rancangan Perdes RPJM Desa.doc01 Rancangan Perdes RPJM Desa.doc
01 Rancangan Perdes RPJM Desa.doc
jumN
 
BAB 3 (1) APLIKASI SEM.pdf
BAB 3 (1) APLIKASI SEM.pdfBAB 3 (1) APLIKASI SEM.pdf
BAB 3 (1) APLIKASI SEM.pdf
jumN
 
11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf
11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf
11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf
jumN
 
9753-28835-1-PB.pdf
9753-28835-1-PB.pdf9753-28835-1-PB.pdf
9753-28835-1-PB.pdf
jumN
 
9753-28835-1-PB (1).pdf
9753-28835-1-PB (1).pdf9753-28835-1-PB (1).pdf
9753-28835-1-PB (1).pdf
jumN
 
1276-Article Text-3571-1-10-20210928.pdf
1276-Article Text-3571-1-10-20210928.pdf1276-Article Text-3571-1-10-20210928.pdf
1276-Article Text-3571-1-10-20210928.pdf
jumN
 
1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf
1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf
1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf
jumN
 
483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429.pdf
483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429.pdf483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429.pdf
483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429.pdf
jumN
 
483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429 (1).pdf
483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429 (1).pdf483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429 (1).pdf
483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429 (1).pdf
jumN
 
345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf
345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf
345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf
jumN
 
705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf
705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf
705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf
jumN
 
RPP JAMBOARD.pdf
RPP JAMBOARD.pdfRPP JAMBOARD.pdf
RPP JAMBOARD.pdf
jumN
 
best PRACTICE WRITING DESCRIPTIVE.docx
best PRACTICE WRITING DESCRIPTIVE.docxbest PRACTICE WRITING DESCRIPTIVE.docx
best PRACTICE WRITING DESCRIPTIVE.docx
jumN
 

More from jumN (19)

SK Tim Penyusun RPJM Desa.doc
SK Tim Penyusun RPJM Desa.docSK Tim Penyusun RPJM Desa.doc
SK Tim Penyusun RPJM Desa.doc
 
01.b. Keputusan BPD.doc
01.b. Keputusan BPD.doc01.b. Keputusan BPD.doc
01.b. Keputusan BPD.doc
 
01.a.. BA. Kesepakatan Pemdes dan BPD.doc
01.a.. BA. Kesepakatan Pemdes dan BPD.doc01.a.. BA. Kesepakatan Pemdes dan BPD.doc
01.a.. BA. Kesepakatan Pemdes dan BPD.doc
 
01 Rancangan Perdes RPJM Desa.doc
01 Rancangan Perdes RPJM Desa.doc01 Rancangan Perdes RPJM Desa.doc
01 Rancangan Perdes RPJM Desa.doc
 
BAB 3 (1) APLIKASI SEM.pdf
BAB 3 (1) APLIKASI SEM.pdfBAB 3 (1) APLIKASI SEM.pdf
BAB 3 (1) APLIKASI SEM.pdf
 
11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf
11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf
11160162000054_YULISTIA MAWRDI.pdf
 
9753-28835-1-PB.pdf
9753-28835-1-PB.pdf9753-28835-1-PB.pdf
9753-28835-1-PB.pdf
 
9753-28835-1-PB (1).pdf
9753-28835-1-PB (1).pdf9753-28835-1-PB (1).pdf
9753-28835-1-PB (1).pdf
 
1276-Article Text-3571-1-10-20210928.pdf
1276-Article Text-3571-1-10-20210928.pdf1276-Article Text-3571-1-10-20210928.pdf
1276-Article Text-3571-1-10-20210928.pdf
 
1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf
1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf
1117-Article Text-7762-1-10-20221101.pdf
 
483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429.pdf
483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429.pdf483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429.pdf
483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429.pdf
 
483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429 (1).pdf
483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429 (1).pdf483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429 (1).pdf
483-Artikel (Doc_Docx)-1605-1-10-20220429 (1).pdf
 
345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf
345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf
345-Article Text-1070-1-10-20210722.pdf
 
705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf
705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf
705-Article Text-3984-4-10-20220730.pdf
 
RPP JAMBOARD.pdf
RPP JAMBOARD.pdfRPP JAMBOARD.pdf
RPP JAMBOARD.pdf
 
best PRACTICE WRITING DESCRIPTIVE.docx
best PRACTICE WRITING DESCRIPTIVE.docxbest PRACTICE WRITING DESCRIPTIVE.docx
best PRACTICE WRITING DESCRIPTIVE.docx
 
Best Practice kis.docx
Best Practice kis.docxBest Practice kis.docx
Best Practice kis.docx
 
Best Practice kis.docx
Best Practice kis.docxBest Practice kis.docx
Best Practice kis.docx
 
Aksi nyata Nurmaliah Amaliah, S.Pd .pptx
Aksi nyata Nurmaliah Amaliah, S.Pd .pptxAksi nyata Nurmaliah Amaliah, S.Pd .pptx
Aksi nyata Nurmaliah Amaliah, S.Pd .pptx
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

Best practice WRITING OK.docx

  • 1. 1 BEST PRAKTICES PENGGUNAAN GOOGLE JAMBOARD SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS XI MIA SMAN 15 BOMBANA OLEH HARJUMAN, S.Pd NIP. PPPK: 198805092023211013 PEMERINTAH PROVINSISULAWESITENGGARA DINASPENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN SMA NEGERI 15 BOMBANA
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rezki dan kenikmatan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan best practices ini yang berjudul “Pemanfaatan Media Jamboard Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas XI MIA SMA Negeri 15 Bombana.” Shalawat dan salam juga senantiasa tercurah bagi Nabi Muhammad SAW, para Keluarga, Sahabat dan Ummatnya termasuk kita semua amin. Best practices ini membahas penggunaan model pembelajaran Discovery Learning) Dengan menggunaan media Jamboard dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris khususnya di kelas XI MIA. Penulis mengangkat masalah tersebut karena melihat kenyataan bahwa motivasi dan hasil belajar siswa sangat rendah, siswa apatis didalam kelas bahkan bolos atau tidak masuk dalam kelas saat guru sedang mengajar. Dengan perkembangan di bidang teknologi, komunikasi dan pendidikan mestinya memberikan sumbangsih perubahan yang sangat signifikan dalam akselerasi dan inovasi media pembelajaran di bidang Pendidikan dalam upaya menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa yang tentunya dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kami menyadari bahwa best practices ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besaranya khusus kepada Kepala SMA Negeri 15 Bombana dan teman sejawat kami yang selalu memberi semangat dan ide dalam pembuatan best practces ini. Akhir kata, kami berharap semoga best practces ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari bahwa best practces ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dari semua pembaca untuk menyempurnakan karya ilmiah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih. Tampabulu Oktober 2023 Penyusun
  • 3. 3 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMA NEGERI 15 Bombana Alamat : Jl. Poros Toburi-Tampabulu Desa Tampabulu Kec. Poleang Utara Kab. Bombana Email:sman15bombana@yahoo.com Kode Pos 93773 LEMBAR PENGESAHAN Judul penelitian : Pemanfaatan Media Jamboard Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas XI MIA SMA Negeri 15 Bombana Jenis karya : Penelitian Tindakan Kelas Peneliti : - Nama Lengkap : Harjuman, S.Pd - NI PPPK : 198805092023211013 - Jenis kelamin : Laki-Laki - Pangkat/gol. : penata Tk. I/ IX - Instansi : SMA Negeri 15 Bombana - Lokasi penelitian : SMA Negeri 15 Bombana - Lama penelitian : dua bulan Telah disahkan dan dipublikasikan di SMA Negeri 15 Bombana Mengetahui : Tampabulu, Oktober 2023 Kepala Sekolah Guru Bahasa Bahasa inggris SUDARMIN, S.Pd., M.Pd Harjuman,S.Pd NIP. 19740207 201001 1 008 NI PPPK. 198805092023211013
  • 4. 4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2 LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................................. 3 SURAT KETERANGAN.................................................................. Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 4 I. PENDAHULUAN.................................................................................................................... 5 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................................... 5 B. Rumusan Masalah................................................................................................................. 8 C. Metode Penelitian ................................................................................................................. 8 D. Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 3 E. Manfaat Penelitian ................................................................................................................ 3 II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................... 3 A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar .................................................................................... 3 B. Pentingnya Model Pembelajaran .......................................................................................... 5 C. Problem Based Learning....................................................................................................... 6 III. PEMBAHASAN................................................................................................................... 8 A. Rancangan Pembelajaran...................................................................................................... 8 B. Pelaksanaan Pembelajaran.................................................................................................. 11 C. Hasil yang diperoleh ........................................................................................................... 14 IV. PENUTUP........................................................................................................................... 16 A. Simpulan ............................................................................................................................. 16 B. Saran ................................................................................................................................... 16 V. DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 17 VI. LAMPIRAN ........................................................................................................................... 18 INSTRUMEN SOAL............................................................................................................ 18 DAFTAR NILAI HASIL EVALUASI BELAJAR SISWA................................................. 21
  • 5. 5 PENGGUNAAN GOOGLE JAMBOARD SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS XI MIA SMAN 15 BOMBANA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem komunikasi manusia yang muncul sebagai akibat dari fenomena sosial. Bahasa digunakan untuk mengungkapkan harapan, ambisi, dan pemikiran masyarakat. Didukung oleh Cynthia Berryman (2007), bahasa adalah seperangkat kata yang digunakan untuk berkomunikasi dengan anggota komunitas, lingkungan negara, wilayah, budaya, tradisi, dan wilayah geografis yang sama. Bahasa mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan, diantaranya sebagai alat berinteraksi (berkomunikasi) dengan manusia, alat berpikir, dan juga metode pembelajaran dalam lingkup bahasa itu sendiri. Saat ini bahasa Inggris digunakan hampir di seluruh negara di dunia sebagai alat berkomunikasi internasional sehingga menyebabkan bahasa Inggris dinobatkan sebagai bahasa internasional (Rohmah, 2005). Hal ini menyebabkan bahasa Inggris berkembang pesat. Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang memiliki banyak peran penting, oleh karena itu dalam kurikulum di Indonesia terdapat pelajaran bahasa Inggris. Bahasa Inggris memiliki pengucapan, kosa kata, dan tata bahasa yang sangat berbeda dari Bahasa Indonesia. Menurut Sundari (2018), banyaknya perbedaan antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris menyebabkan banyak pembelajar Bahasa Inggris dasar menemui banyak hambatan dan kesulitan dalam belajar Bahasa inggris. Hal ini menyebabkan bahasa Inggris diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi (Abdelghany, 2016). Oleh karena itu, diperlukan metode dan strategi pengajaran bahasa Inggris yang tepat. Siswa harus kompeten dalam empat keterampilan bahasa Inggris; menulis, mendengarkan, berbicara, dan membaca. Salah satu dari empat keterampilan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir dan keterampilan berekspresi seperti yang dituangkan dalam menulis adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis dalam proses pembelajaran bahasa tidak dapat dipisahkan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan ini saling melengkapi. Berdasarkan Rao & Durga (2018) salah satu dari empat kemampuan dalam pemerolehan bahasa adalah menulis, yaitu suatu sistem simbol tertulis yang mewakili
  • 6. 6 suku kata, bunyi, atau kata bahasa yang direpresentasikan dalam berbagai cara, termasuk tanda baca, dan penggunaan huruf kapital, serta seperti bentuk dan fungsi kata. Menurut Richards & Renadya (2002) diantara empat keterampilan yang harus dikuasai siswa, menulis adalah salah satu keterampilan yang paling menantang untuk dipelajari dan dikuasai siswa dalam menyusun kalimat sesuai tata bahasa yang benar.Menulis juga penting karena memungkinkan siswa untuk mengatur pemikiran mereka ke dalam paragraf yang tepat. Jika dibandingkan dengan keterampilan lainnya, menulis adalah keterampilan yang paling penting dan paling sulit untuk dikuasai. Seseorang yang belum terbiasa menulis akan mengalami kesulitan ketika ia mengungkapkan gagasannya dalam bentuk tulisan. Sebaliknya, seseorang yang biasa mengungkapkan gagasan atau peristiwa yang dialaminya dalam bentuk tulisan akan merasa mudah baginya. Hal ini didukung oleh Adyawardhani (2016) faktor yang membantu seseorang mudah menulis bukan hanya karena terbiasa menulis tetapi juga karena didukung oleh kecintaannya terhadap membaca. Sebab dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi atau pengetahuan serta kosa kata yang bervariasi, sehingga akan mudah untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan karena ia mengetahui dan memahami hal-hal yang akan ditulis. SMA Negeri 15 Bombana baru saja (Tahun Pelajaran 2023/2024) menerapkan kurikulum merdeka dimana siswa dituntut untuk lebih kreatif, imajinatif, dan aktif di kelas. Dari wawancara dengan guru bahasa inggris (Teman Sejawat) beberapa faktor penyebab siswa kesulitan dalam menulis khususnya dalam mata pelajaran Bahasa inggris adalah siswa mempunyai keterbatasan kosa kata dan sebagian dari mereka malas membuka kamus, serta sebagian besar anak kesulitan memahami tata bahasa. Berdasarkan pengamatan penilis, pada saat mengajar menggunakan metode ceramah dan siswa diminta berlatih menulis secara konvensional melalui kertas, banyak siswa yang mengalami kesulitan karena kurangnya latihan menulis. Oleh karena itu, penulis mencari metode dan media pembelajaran agar siswa dapat memiliki minat dalam kelas menulis, serta mengajak mereka untuk aktif dan lebih sering berlatih menulis. Namun cara ini masih belum bisa membuat kemampuan menulis siswa meningkat secara signifikan. Nilai Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Bahasa Inggris di SMA Negeri 15 Bombana
  • 7. 7 adalah 73, serta hasil menulis kurang dari 50% siswa tidak mencapai nilai ketuntasan minimum (KKM). Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, guru hendaknya meningkatkan aktivitas kelas menulis dengan strategi baru, sebagaimana dijelaskan oleh Keh (1999: 3) yang dikutip oleh Rohmah (2009: 5) bahwa penerapan strategi baru membawa angin segar dalam lingkungan kelas dan dapat mempengaruhi kecanggungan dan minat menulis siswa. Solusi peneliti terhadap tantangan tersebut adalah dengan menggunakan Google Jamboard sebagai media dalam kegiatan kelas menulis. Peneliti mencari media yang dapat diterapkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan menulisnya dan meningkatkan motivasi siswa serta dapat digunakan dalam model pembelajaran apa pun, baik online, offline, atau, pembelajaran tatap muka, yang dapat menjadikan siswa lebih aktif dan tertarik dalam latihan menulis selama pembelajaran. Oleh karena itu, penulis menyarankan siswa dan guru menggunakan Google Jamboard sebagai media untuk memfasilitasi proses pembelajaran menulis bahasa Inggris mereka. Google Jamboard memungkinkan siswa untuk berlatih menulis, menerima masukan dan memberikan komentar dalam satu platform. Draucker (2021) menegaskan bahwa Google Jamboard merupakan aplikasi sebagai media pembelajaran menulis sebagai bagian dari Google Apps for Education, menyediakan kanvas yang dapat digunakan siswa dan guru untuk menuliskan ide atau pendapatnya secara kolaboratif. Layaknya papan tulis konvensional, jamboard ini dapat digunakan sebagai media dalam menjelaskan materi pembelajaran dengan menulis materi, menambahkan gambar, dan informasi lainnya. Selain itu juga dapat mengajak siswa untuk interaktif dan berkolaborasi. Jamboard hadir untuk memfasilitasi kolaborasi secara real time antara guru dan siswa sehingga dapat membuat kelas menulis menjadi lebih menarik dan interaktif. Guru dapat mengajak siswa untuk berlatih selama kelas menulis, menuliskan idenya, memecahkan masalah atau menggambar secara kolaboratif dan sinkron. Google Jamboard dapat diakses dengan menggunakan ponsel, tablet, atau komputer. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sweeney, dkk (2021) Google Jamboard memungkinkan pendidik bereksperimen dengan opsi pendidikan virtual kolaboratif terlepas dari biaya atau lokasi geografis. Program ini memberikan pengalaman kolaboratif yang dapat disesuaikan dan dapat dikemas untuk
  • 8. 8 digunakan dalam pendidikan tinggi dan lebih menjanjikan dalam kolaborasi antarprofesional. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Google Jamboard sebagai Media untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas XI MIA SMAN 15 Bombana Tahun Ajaran 2023 /2024)." Peneliti diharapkan bahwa Penelitian ini akan membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan menulisnya. B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini ada beberapa permasalahan yang ingin diteliti, antara lain: 1. Bagaimana penerapan Google Jamboard dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa pada siswa kelas XI MIA tahun ajaran 2023/2024? 2. Seberapa jauh peningkatan keterampilan menulis siswa kelas XIMIA SMAN 15 Bombana tahun ajaran 2023/2024 setelah diajar menggunakan Google Jamboard? C. Tujuan penelitian Tujuan peneliti berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan Google Jamboard dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas XI MIA SMAN 15 Bombana tahun ajaran 2023/2024 2. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keterampilan menulis siswa setelah diajar menggunakan Google Jamboard pada siswa kelas XI MIA SMAN 15 Bombana tahun ajaran 2023/2024. D. Manfaat Penulisan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara akademis maupun praktis. 1. Secara teoretis Temuan penelitian ini dapat dijadikan referensi alternatif untuk mengembangkan kemempuan mengajar menulis dan pendekatan pembelajaran.
  • 9. 9 2. Praktis 1. Manfaat bagi siswa Dengan menggunakan Google Jamboard sebagai media pembelajaran, siswa bisa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam belajar bahasa Inggris. Selain belajar, anak-anak bisa menjadi lebih tertarik, lebih menyenangkan saat belajar, lebih aktif saat berpartisipasi dalam pembelajaran, dan dapat peningkatan keterampilan menulis mereka. 2. Manfaat bagi guru Penelitian ini menggunakan media yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah dilakukan penelitian, guru dapat menggunakan media ini untuk mencapai tujuan pembelajaran khususnya pada keterampilan menulis. 3. Manfaat bagi sekolah Setelah penelitian selesai, media ini dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi kerangka teori dan gambaran tentang penelitian. Landasan Teori membahas berbagai aspek dalam menulis, pengajaran menulis, dan pengertian Google Jamboard. Penelitian terdahulu menggambarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain sebagai acuan penelitian ini. 2.1. Kerangka Teori 2.1.1 Konsep dari Menulis Peneliti membahas beberapa topik pada bagian ini, antara lain makna menulis, tujuan menulis, jenis-jenis tulisan, proses menulis, evaluasi menulis, dan indikator keberhasilan siswa dalam keterampilan menulis.
  • 10. 10 2.1.1.1 Pengertian daripada Menulis Saat membahas menulis, peneliti menampilkan beberapa teori dasar menulis. Harmer (2007: 265) menjelaskan bahwa menulis merupakan salah satu bakat produktif yang di dalamnya siswa harus menghasilkan bahasanya sendiri. Artinya, meskipun siswa biasanya menyampaikan gagasannya secara lisan, mereka dapat mengungkapkannya dalam bentuk tertulis melalui tulisan. Hasil tulisan biasanya berupa kata, frasa, paragraf, atau karangan yang memuat konsep atau pemikiran siswa. Menulis membantu siswa untuk sekedar mengungkapkan gagasannya kepada pembaca dalam bahasa tulis yang mudah dipahami oleh pembaca. Seperti yang dijelaskan oleh Lubis (2014) menulis diartikan sebagai penyampaian gagasan dan penjelasan suatu bahasa yang diketahui oleh seseorang yang ditulis sedemikian rupa sehingga pembaca dapat memahami maksud penulis. Di sisi lain, Clark (2013) menyatakan bahwa menulis adalah alat kognitif yang membantu siswa mengekspresikan diri dan memahami serta berbagi perspektif mereka tentang dunia di sekitar mereka. Pendapat ini berarti bahwa ketika mulai menulis sesuatu, siswa menunjukkan bahwa mereka memahami materi pembelajaran dan dengan mudah dapat menyampaikan ide, persepsi, dan apa pun yang terlintas dalam pikiran mereka. Menulis merupakan suatu kemampuan yang dapat dipelajari dan perlu dilatih, Nunan (1992) menjelaskan bahwa menulis bukanlah suatu bakat yang alami atau mudah diperoleh, itu dianggap sebagai hal yang paling menantang untuk dilakukan dalam bahasa. Dari penjelasan di atas, menulis adalah kemampuan menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaan kepada orang lain dalam bahasa tulis. Ketepatan konsep yang diungkapkan harus diimbangi dengan ketepatan penggunaan bahasa, termasuk kosa kata, tata bahasa, dan ejaan. Dari beberapa pemaparan diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa menulis adalah keterampilan linguistik yang penting dalam kehidupan kita. Kita dapat mencerahkan orang, membujuk, membuat jengkel, dan mengekspresikan diri
  • 11. 11 kita melalui tulisan. Menulis atau belajar bahasa kedua khususnya, melibatkan lebih dari sekedar “menuliskan sesuatu”. Ini adalah salah satu dari empat talenta alami yang sangat rumit dan sulit untuk dikuasai. 2.1.1.2 Tujuan Dari Pada Menulis Menulis bukan sekadar menguraikan kata-kata. Penulis perlu memahami tentang tujuan menulis sebelum akhirnya menciptakan sebuah karya sastra yang indah. Selain itu, menulis juga menjadi media komunikasi antara penulis dan pembaca. Jadi penulis menentukan tujuannya untuk memberikan wawasan luas atau sekedar memberikan hiburan kepada pembaca. Raid (1993) menyatakan bahwa tujuan menulis adalah: 1. Untuk menginformasikan: Penulis dapat menginformasikan semuanya kepada para pembacanya, baik itu peristiwa, data, maupun fakta sehingga para pembaca dapat memperoleh informasi baru, pengetahuan baru, dan kesadaran tentang berbagai peristiwa yang dapat dan akan terjadi di dunia ini. 2. Untuk menjelaskan; berarti penulis menulis untuk menjelaskan apa yang membingungkan dan memperjelasnya. 3. Untuk menghibur atau menghibur penonton; emenghibur adalah fungsi dan tujuan komunikasi melalui tulisan. Sebab, ada beberapa karya tulis yang ditujukan untuk menghibur pembacanya, seperti cerpen, novel, atau cerita lucu lainnya. Akibatnya, ketika kita menulis sesuatu, kita memilih salah satu dari tiga tujuan yang dijelaskan di atas untuk menjamin bahwa audiens mengetahui inti dari karya kita. Setiap orang mempunyai alasan untuk menulis, dan orang lain dapat memahami pentingnya kata-kata mereka. Oleh karena itu, tujuan utama dari pada menulis adalah sebagai komunikasi. Berdasarkan gagasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa menulis dapat digunakan dalam berbagai cara. Banyak individu yang dapat menggunakannya untuk menyampaikan pesan, mengungkapkan pikiran, membalas sesuatu yang
  • 12. 12 diberikan, membujuk, dan memberi nasihat dalam bentuk tertulis untuk tujuan tertentu. 2.1.1.3 Jenis- Jenis Dalam Menulis Beberapa siswa mungkin merasa kesulitan dalam belajar bahasa Inggris. Dalam proses belajar mengajar, instruktur juga mungkin mengalami kesulitan dalam menyajikan konten. Ketika seseorang mengeksplorasi jenis tulisan yang berbeda, maka disitu akan ada beberapa perdebatan. Pardiyono (2007) mendeskripsikan genre adalah sebagai suatu jenis teks yang berfungsi sebagai kerangka acuan penyusunan teks tertulis secara efektif; efektif dari tujuan yang tepat, memilih dan menulis elemen teks, dan menggunakan pola tata bahasa. Menurut Wishon & Burks (1980), jenis-jenis tulisan adalah sebagai berikut: 1) Naratif Naratif adalah jenis tulisan yang menceritakan kepada kita tentang suatu kisah atau peristiwa yang terjadi. Hal ini dapat digunakan untuk memberikan pelajaran atau menunjukkan subjek yang kompleks dengan cepat. Didukung oleh Wishon & Burks (1980) mendefinisikan naratif teks sebagai jenis teks yang menyajikan rangkaian peristiwa dan disusun secara kronologis menurut urutan waktu dan bentuk tulisan yang digunakan untuk menghubungkan cerita, perbuatan, dan peristiwa. 2) Deskripsi Menurut Jauhari (2013, hlm. 44) menyatakan kata deskripsi berasal dari bahasa latin describe, yang diadopsi kedalam bahasa Inggris menjadi description, artinya menggambarkan. Menurut Finoza dalam Dalman (2012, hlm. 93) kata deskripsi berasal dari kata “describe”yang berarti menulis tentang, atau membeberkan hal. Sehingga Dalman (2015, hlm. 94) mengungkapkan bahwa karangan deskripsi merupakan suatu karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah turut merasakan atau
  • 13. 13 mengalami langsung apa saja yang di deskripsikan penulis. Selanjutnya Berdasarkan arti kata deskripsi dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat di simpulkan bahwa deskripsi adalah kata yang berarti menggambarkan atau menuliskan suatu hal. Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan (Saddhono dan Slamet, 2014, hlm. 159). selanjutnya menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman, 2018, hlm. 94) mengatakan karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, mencium, dan merasakan apa yang dilukiskan sesuai dengan penulisnya. Sejalan dengan pendapat ahli diatas Jauhari (2013, hlm. 45) mengungkapkan, karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan benda atau peristiwa dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasakan, mencium dan mendengarnya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa karangan deskripsi merupakan yang melukiskan objek atau suatu karangan yang menggambarkan suatu keadaan dengan jelas yang disajikan ke dalam bentuk tulisan sehingga pembaca dapat seakan-akan merasakan atau mengalami langsung apa yang diceritakan oleh penulis. 3) Eksposisi Seperti dilansir Wishon & Burks (1980) sebuah teks yang memuat informasi tentang penjelasan dan penafsiran makna disebut sebagai eksposisi. Dari pengertian di atas, eksposisi adalah suatu jenis tulisan yang digunakan dalam produksi informasi, seperti pada surat kabar, majalah, artikel, atau jurnal. Hal ini digunakan untuk memberikan kesimpulan pada tajuk, artikel, atau percakapan. 4) Argumentasi
  • 14. 14 Dalam menulis argumentasi, penulis harus mampu menggeser dan membujuk pembaca agar berubah pikiran terhadap suatu topik yang dipandang esensial, penting, namun masih bisa diperdebatkan. Akibatnya, argumen tertulis mempunyai kualitas persuasif atau daya pikat. Hal ini didukung oleh Wishon & Burks (1980) yang mengatakan bahwa argumentasi digunakan untuk meyakinkan dan membujuk. 5) Persuasif Teks persuasif berisi ajakan atau perintah kepada seseorang untuk melakukan apa yang tertulis dalam teks tersebut. Menurut Sundem (2006), Tulisan Persuasif adalah jenis tulisan yang berupaya membujuk pembacanya agar percaya atau berperilaku tertentu. Untuk mengajak tentunya diperlukan kalimat atau kata yang dapat mempengaruhi pembacanya. Dalam Best Practice ini Penulis menguji siswa dalam keterampilan menulis teks deskriptif. Penulis memilih teks deskriptif karena berdasarkan pengamatan saat pembelajaran Bahasa inggris dalam kelas siswa kesulitan menulis teks deskriptif sekalipun yang berkaitan dengan hal yang familiar. Teks deskriptif adalah jenis teks yang digunakan untuk memberikan penjelasan secara rinci pada suatu objek. Tujuan dari teks ini adalah untuk mendeskripsikan apa pun, apakah itu benda, binatang, orang, atau sesuatu yang lain. Menurut Hammond (1992), struktur teks deskriptif adalah Identifikasi dan Deskripsi. Ini mencakup identifikasi fenomena yang akan dideskripsikan dan deskripsi fenomena yang akan dideskripsikan, termasuk bagian-bagiannya, kualitasnya, sifat-sifatnya, dan sebagainya. Aspek kebahasaan dalam tulisan deskriptif Fokus pada individu tertentu, penggunaan simple present tense, dan penggunaan kata sifat deskriptif merupakan. 2.1.1.4 Proses Dalam Menulis Untuk menyelesaikan tulisan harus melalui beberapa tahapan, tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu langkah saja. Mengapa siswa perlu melalui beberapa fase menulis? Sebab, untuk menghasilkan sesuatu keterampilan dalam menulis, siswa harus memperbaiki dan mengulang hingga berkali-kali untuk
  • 15. 15 mencapai hasil tulisan yang terbaik. Dinyatakan oleh Oshima & Hogue (2007), beberapa langkah penulisan, yang pertama adalah pra-penulisan, kedua pengorganisasian, ketiga penulisan, dan terakhir pemolesan. Berikut penjelasan proses penulisannya: 1. Pra-menulis Pra-penulisan adalah cara menciptakan ide yang baru. Pada tahap ini, siswa memilih topik dan mengumpulkan ide-ide untuk mengkarakterisasi masalah. 2. Pengorganisasian Tahap selanjutnya adalah menyusun pemikiran-pemikiran tersebut menjadi suatu kerangka yang ringkas. 3. Menulis Setelah pengorganisasian, langkah penulisan selanjutnya adalah menyusun draf dengan memanfaatkan outline yang dibuat siswa sebagai pedoman. Siswa harus menulis draf secepat mungkin, tanpa memikirkan tata bahasa, ejaan, atau tanda baca. Cukup tuangkan pemikiran Anda di atas kertas. 4. Poles (Editing dan Revisi) Dalam fase ini Para siswa menyempurnakan apa yang telah mereka tulis diatas kertas. Ini juga dikenal sebagai revisi dan pengeditan. Pemolesan paling efektif bila siswa melakukannya dalam dua tahap. Tahap pertama adalah mengatasi permasalahan utama terkait konten dan organisasi (revisi). Siswa selanjutnya fokus pada kekurangan kecil pada mekanisme teks (penyuntingan). 2.1.1.5 Penilaian Dalam Penulisan Setelah siswa menyelesaikan proyek menulisnya, guru harus mengevaluasi pekerjaannya menggunakan penilaian menulis. Hal ini digunakan untuk menilai keterampilan menulis siswa dalam banyak komponen dan untuk memutuskan langkah selanjutnya dalam menyelesaikan kesulitan menulis siswa. Menurut Weigle (2002: 189), pengembangan rubrik penilaian telah menghasilkan peningkatan tes dan penilaian. Penilaian menulis memiliki banyak komponen,
  • 16. 16 termasuk organisasi, kosa kata, mekanika, dan penggunaan bahasa. (Yakub: 1981) Tabel 2.1 Komposisi Dari Penilaian Penulisan (Jacob) Aspek Kriteria Skor Isi Bagus hingga luar biasa: Tulisan siswa harus informatif, substansial, pengembangan skripsi, dan teori yang sesuai. 30-27 Baik hingga rata-rata: Tulisan siswa mencakup beberapa pengetahuan mata pelajaran, keluasan yang dapat diterima, pengembangan tesis terbatas, terutama relevan dengan topik tetapi kurang mendalam 26-22 Menengah hingga rendah: Pengetahuan mata pelajaran menulis siswa minim, isinya sedikit, dan topiknya tidak dikembangkan secara memadai. 21-17 Sangat rendah: Tulisan siswa tidak menunjukkan pengetahuan topik, tidak substantif, tidak relevan, dan tidak memadai untuk dnilai 16-10 Organisasi Baik hingga luar biasa: Tulisan siswa memiliki ekspresi yang lancar, konsep yang dikemukakan/didukung dengan baik, terorganisir dengan baik, urutan logis, dan kohesif 20-18 Baik hingga rata-rata: Tulisan siswa sedikit berombak, tersusun longgar, namun konsep inti menonjol, dukungan minimal, logis tetapi urutan tidak memadai 17-15 Menengah hingga rendah: Tulisan siswa kurang lancar, konsep campur aduk atau terputus-putus, dan logika kurang terurut dan berkembang 14-10 Sangat rendah: Isi tulisan siswa tidak komunikatif, tidak terorganisasi, dan kurang memadai untuk dinilai 9-7 Kosakata Baik hingga luar biasa: siswa dalam menulis sudah menggunakan kata-kata yang efektif, menggunakan idiom, menggunakan kosa kata yang beragam, kesalahan minimal pada tata bahasa dan penempatan kata sesuai dengan konteksnya 20-18
  • 17. 17 Baik sampai sedang: rentang kata cukup, terkadang ada kesalahan penggunaan idiom, dan ada beberapa kata-kata yang mempunyai banyak arti 17-15 Menengah hingga kurang :penguasaan kata siswa terbatas, dan sering terjadi kesalahan dalam pemilihan kata dan penggunaan idiom, dengan makna yang kacau atau ambigu 14-10 Sangat lemah: terjemahan murni, penguasaan kata-kata bahasa Inggris terbatas, tidak memadai untuk dinilai 9-7 Penggunaa n Bahasa Bagus hingga luar biasa: Formulasi kompleks dan berhasil, dengan struktur kesalahan minimal, urutan/fungsi kata, preposisi, kata ganti, dan artikel. 25-22 Baik hingga rata-rata: Sedikit kesalahan dalam proses yang rumit, banyak kesalahan dalam kesesuaian, tensis, angka, kata fungsi, artikel, kata ganti, dan preposisidan maknanya tidak membingungkan 21-18 Menengah hingga Kurang: kesalahan pokok pada struktur dasar, seringkali kesalahan pada kesesuaian, bilangan, kata ganti, tensis, fungsi kata, penghapusan, artikel, preposisi dan/atau penggalan, serta makna yang ada ambigu atau kacau 17-11 Sangat lemah: Hampir tidak menguasai prinsip penyusunan kalimat, banyak ditemukan kesalahan, tidak menyampaikan, atau kurang berkomunikasi untuk dinilai 10-5 Mekanika Bagus hingga luar biasa: menunjukkan perintah dan aturan dengan menggunakan ejaan, tanda baca, huruf besar, dan minim kesalahan dalam paragraf 5 Baik hingga menengah: Pada tulisan siswa terdapat sedikit masalah ejaan, tata bahasa, penggunaan huruf besar, dan paragraf, namun pesan basih belum jelas 4
  • 18. 18 Ejaan tingkat menengah hingga kurang: tata bahasa, penggunaan huruf besar, pembuatan paragraf, tulisan tangan yang tidak baik, membingungkan atau tidak jelas dan banyak kesalahan umum lainya. 3 Sangat Kurang: tulisan tangan tidak dapat dibaca, tidak menguasai kaidah, ejaan, tanda baca, penggunaan huruf besar, penataan paragraf, atau tidak memadai untuk dinilai 2 2.1.1.6 Indikator Keberhasilan Siswa dalam Keterampilan Menulis Beberapa indikator diterapkan dalam keterampilan menulis untuk mengetahui prestasi siswa dalam pembelajarannya, terutama dalam pembelajaran menulis. Menurut Ritchey, berikut adalah beberapa tanda kemajuan siswa dalam keterampilan menulis: Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan Siswa dalam Keterampilan Menulis Kategori Keterampilan Jenis Teks dan Tujuannya teks - Siswa diharapkan membangun sebuah produk di mana mereka mendiskusikan dan mengungkapkan pendapat tentang produk tersebut dengan alasan yang terdokumentasi. - Siswa seharusnya menulis tulisan yang di dalamnya mereka membangun suatu topik dan menawarkan informasi tentang topik tersebut. Produks dan deskripsi dari menulis Siswa hendaknya menanggapi pertanyaan dan memberikan umpan balik kepada teman sekelasnya untuk menyempurnakan tulisannya.
  • 19. 19 Penelitian untuk membangun dan menyajikan pengetahuan - Siswa seharusnya berpartisipasi dalam kegiatan penelitian, membaca buku, dan mengkomunikasikan pemikiran mereka secara tertulis. - Untuk menjawab pertanyaan tersebut, siswa diharapkan mengingat fakta-fakta dari pengalaman mereka sendiri atau memperoleh informasi dari sumber yang tersedia. 2.1.2 Mengajar Menulis Pembelajaran bahasa mencakup proses pengajaran menulis. Mulyasa (2009:100) menjelaskan Mengajar adalah kegiatan kolaboratif yang dilakukan siswa dan lingkungan dalam rangka meningkatkan perilaku siswa. Kemudian menurut Pardiyono (2010: iii), mengajar diartikan sebagai seni yang menyampaikan pengetahuan, keterampilan, atau bakat kepada siswa. Dari sebelumnya dari penjelasannya, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu proses pemindahan informasi dari pengajar kepada siswa dengan tujuan menjadikan siswa lebih baik dalam segala aspek pendidikan. Di sisi lain, menulis adalah teknik yang menggunakan bahasa tertulis untuk mengkomunikasikan ide atau menyampaikan gagasan kepada orang lain. Jadi, pengajaran menulis adalah suatu metode dimana pengajar mentransfer informasi tulisan kepada siswa melalui proses belajar mengajar guna mengembangkan kemampuan menulis siswa. Pentingnya pengajaran menulis dalam proses pembelajaran adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Keberhasilan tersebut dapat dicapai berdasarkan cara guru mengajar menulis di kelas. Menurut Harmer (2007: 275), salah satu faktor terpenting dalam efektivitas kegiatan keterampilan produktif adalah bagaimana guru menyusunnya dan bagaimana mereka menanggapi upaya siswa. Artinya pengajaran menulis akan efektif jika pengajar dapat secara efektif mengelola pengajaran di kelas dan menanggapi kebutuhan siswa sehingga dapat bekerja dengan baik.
  • 20. 20 2. Google Jamboard Pada kesempatan ini penulis menjelaskan tentang pengertian Google Jamboard serta kelebihan dan kekurangan Google Jamboard. Berikut penjelasannya: a. Definisi Google Jamboard Dalam penelitian ini, peneliti memilih sebuah aplikasi bernama Google jamboard yang digunakan sebagai media pengajaran menulis di kelas bahasa Inggris. Menurut Sweeney dkk. (2021), Google Jamboard adalah sebuah aplikasi
  • 21. 21 diperkenalkan pada tahun 2017 yaitu sistem papan tulis yang berjalan melalui internet yang dijual sebagai paket perangkat keras dan perangkat lunak dengan layar sentuh 55 inci dan biaya dukungan tahunan. Sistem perangkat keras ini dapat diakses secara gratis dihttps://jamboard.google.com/. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk rekan penulis secara real-time melalui media komunikasi modern. Selain dapat digunakan untuk berkomunikasi, Draucker (2021) menjelaskan bahwa Google Jamboard merupakan alat yang menyediakan seperangkat papan tulis virtual yang dapat digunakan oleh siapa saja yang memiliki tautan dan akses pengeditan. Oleh karena itu guru dapat mengajak siswa untuk membuat sketsa ide, memecahkan masalah atau menggambar secara kolaboratif dan sinkron. Berdasarkan definisi yang diberikan di atas, Google Jamboard merupakan papan tulis digital yang dapat digunakan sebagai media dalam menjelaskan materi pembelajaran dengan menuliskan materi, menambahkan gambar, dan informasi lainnya. Selain itu juga dapat mengajak siswa untuk interaktif dan berkolaborasi selama pembelajaran. Jamboard hadir untuk memfasilitasi kolaborasi secara real time antara guru dan siswa sehingga dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif. b. Kelebihan dan kekurangan Google Jamboard Setiap media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Raimin (2020), ada
  • 22. 22 beberapa keuntungan menggunakan Google Jamboard dalam pembelajaran sebagai berikut: 1. Google Jamboard intuitif dan mudah digunakan, Google Jamboard merupakan aplikasi yang sangat mudah digunakan baik untuk guru maupun siswa,
  • 23. 23 jadi untuk memulainya, guru dan siswa tidak memerlukan banyak waktu untuk memahami cara menggunakannya. 2. Google Jamboard memiliki tampilan seperti papan tulis digital,dimana guru dan siswa dapat dengan mudah menuangkan idenya ke papan tulis. 3. Di Google Jamboard, catatan tempel, kotak teks, dan foto dapat digunakan untuk menyumbangkan ide dengan cepat dan mudah. Guru dan siswa dapat menuliskan idenya dengan catatan tempel, kotak teks, atau foto 4. Di Google Jamboard, guru dan siswa dapat menggambar di slide dengan tangan menggunakan pena, spidol, atau stabilo. Hal ini dapat memicu siswa untuk lebih aktif di kelas dan menuliskan ide-idenya. Selain beberapa kelebihan di atas, Google Jamboard juga mempunyai kekurangan. Menurut Raimin (2020), kekurangan Google Jamboard adalah sebagai berikut: 1. Sampai saat ini, tidak ada riwayat revisi yang dicatat. Google Jamboard tidak memiliki fitur untuk menyimpan riwayat revisi, sehingga papan tulis yang telah direvisi tidak dapat kembali ke file sebelumnya. 2. Sangat mudah untuk membersihkan papan atau menghapus karya orang lain. Jadi ketika mengedit siswa dan guru harus hati-hati jangan sampai menghapus karya orang lain. 3. Jumlah peserta aktif terbatasdan jumlah frame yang terbatas. Jamboard hanya mendukung 16 titik kontak sekaligus di satu perangkat.
  • 24. 24 B. Penelitian sebelumnya Peneliti mengajukan lima penelitian sebelumnya tentang topik tersebut untuk mengevaluasi apakah ada penelitian yang relevan dengan subjek yang disebutkan dalam judul. Penelitian pertama dilakukan oleh Zulfanita (2019). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari bagaimana memanfaatkan YouTube untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Metode Penelitian Tindakan Kelas digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini difokuskan pada akomodasi hotel siswa kelas XI SMK Negeri 1 Bawen tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini menemukan bahwa menggunakan YouTube untuk belajar bahasa Inggris dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan menulis mereka. Keterampilan menulis siswa meningkat sebesar 22,86 persen sepanjang siklus I. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pre-test, treatment, dan post-test. Keterampilan menulis siswa meningkat sebesar 57,14 persen sepanjang siklus II. Yang membedakan penelitian terdahulu pertama ini dengan penelitian penulis adalah subjek penelitian dan media yang akan diteliti. Subjek penelitian sebelumnya adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa tahun ajaran 2019/2020. Sedangkan subjek penelitinya adalah siswa kelas VII SMP NEGERI 1 Bringin tahun ajaran 2021/2022. Dan peneliti meneliti implementasi media youtube, untuk selanjutnya penelitian ini meneliti Google Jamboard. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sweeney, dkk (2021). Subjek penelitian ini berasal dari tiga institusi,Universitas Queen Belfast (QUB), Universitas Dundee (UoD), DanUniversitas Peringatan Lincoln (LMU).Artikel ini bertujuan untuk menemukan pengalaman kolektif dan pembelajaran dari
  • 26. 26 Jamboard di tengah pandemi. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis pengumpulan data wawancara. Hasil penelitian ini adalah Google Jamboard memungkinkan pendidik bereksperimen dengan opsi pendidikan virtual kolaboratif tanpa memandang biaya atau lokasi geografis. Program ini memberikan pengalaman kolaboratif yang dapat disesuaikan dan dapat dikemas untuk digunakan dalam pendidikan tinggi dan lebih menjanjikan dalam kolaborasi antarprofesional. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian peneliti adalah pertama, penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan pengumpulan datanya melalui wawancara. Sedangkan penelitian peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kedua, Penelitian ini mengetahui implementasi penerapan Google Jamboard untuk pendidikan anatomi virtual, sedangkan peneliti ingin mengetahui penerapan Google Jamboard dalam keterampilan menulis. Dan yang terakhir subjek penelitian ini berasal dari tiga institusi, sedangkan subjek peneliti hanya satu institusi. Penelitian ketiga dilakukan oleh Hairuddin (2020). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pandangan siswa tentang penggunaan Google Docs dalam praktik menulis kolaboratif dan untuk mengetahui pengaruh penerapan Google Docs dalam kegiatan menulis kolaboratif dalam meningkatkan kinerja menulis siswa. Penelitian sebelumnya ini menggunakan pendekatan metode campuran dengan desain sekuensial penjelasan yang terdiri dari pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini berfokus pada mahasiswa program studi D3 Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang. Studi ini menemukan bahwa setelah menggunakan strategi ini, siswa memperoleh nilai rata-rata yang lebih tinggi pada pekerjaan pasca-penulisan dibandingkan pada
  • 28. 28 tugas pra-menulis. Siswa diberi kesempatan memperoleh pembelajaran konstruktif melalui latihan menulis kolaboratif menggunakan Google Docs, yang memberikan pemahaman utuh tentang cara menulis esai argumentatif yang efektif. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Google Docs dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan menulis mereka. Subyek, media, dan teknik penelitian penelitian terdahulu ini berbeda dengan penelitian peneliti. Penelitian keempat dilakukan oleh Insani (2020). Dia menerapkan teknik pra-eksperimen dalam studinya. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas sepuluh SMAN 2 WAJO. Nilai rata-rata pra-tes siswa adalah 66,84, yang dianggap dapat diterima, dan nilai pasca-tes mereka lebih tinggi dari nilai rata- rata pra-tes mereka yaitu 79,36, yang dianggap baik. Selanjutnya nilai uji t lebih besar dari nilai uji t tabel (11,050>1,711) berdasarkan analisis data. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Instagram dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan menulis mereka, khususnya dalam menyusun bahasa deskriptif di kelas sepuluh SMAN 2 WAJO. Persamaan kedua penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dan penelitian tentang penerapan media online untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Namun objek penelitian dan media online pada penelitian terdahulu ini berbeda dengan penelitian peneliti. Penelitian kelima telah dilakukan oleh Fahreza dkk. (2017) Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah penggunaan weblog meningkatkan keterampilan menulis siswa di SMPN 9 Banda Aceh. Sampel penelitian ini terdiri dari siswa kelas VII-1 kelas II. Peneliti menggunakan penelitian pra-
  • 30. 30 pasca-tesdesain untuk menyelidiki peningkatan yang signifikan. Pre-test dan post-test digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif. Berdasarkan temuan penelitian ini, penggunaan blog dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan menulis mereka di segala bidang. Oleh karena itu, Weblog direkomendasikan sebagai media yang sangat baik untuk pengajaran menulis. Subjek penelitian, media, dan teknik penelitian berubah antara penelitian sebelumnya dan penelitian peneliti. Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti ingin melakukan penelitian tentang penggunaan Google Jamboard untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Berikut perbedaan antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya: Pertama, peneliti menyelidiki Google Jamboard sebagai media pengajaran menulis kepada siswa SMP Negeri 1 Bringin di kelas tujuh. Belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya untuk SMP Negeri 1 Bringin dengan penerapan Google Jamboard. Kedua, peneliti ingin mempelajari penerapan Google Jamboard sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan menulis. Belum ada seorang pun yang pernah mempelajari pokok bahasan penelitian ini di Sekolah Menengah Pertama.
  • 31. 1 E. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas XI MIA SMA Negeri 15 Bombana semester ganjil tahun ajaran 2023/2024 dengan jumlah peserta didik 21 orang, terdiri dari 13 orang siswa perempuan dan 8 orang siswa laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK yang digunakan adalah model penelitian bersiklus, yang mengacu pada desain Kemmis dan Mc Taggart (Paizaluddin dan Ermalinda, 2012), diharapkan pencapaian hasilnya mengalami peningkatan. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan utama yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan dan pengamatan, dan 3) refleksi. a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu: 1. menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisikan langkah- langkah proses pembelajaran dengan model PBL dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), 2. menyusun lembar observasi aktivitas guru dan penilaian psikomotor peserta didik yang akan digunakan setiap proses pembelajaran,
  • 32. 2 3. menyusun soal tes yang akan diberikan pada setiap akhir siklus. Soal tes yang disusun oleh peneliti, divalidasi oleh ahli dan praktisi kemudian diujicobakan pada peserta didik yang sudah mempelajari materi analisis teks hasil observasi. b. Tindakan dan Observasi Tahap tindakan dan pelaksanaan dilakukan secara bersamaan. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru yang menyampaikan pembelajaran berdasarkan RPP. Pelaksanaan awal penelitian dilakukan dengan memberikan tes awal pada peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan dengan menerapkan pembelajaran model PBL. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan observer. Observer adalah seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X IPA dan teman sejawat. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia bertugas mengamati aktivitas guru melalui pengisian lembar observasi yang telah disiapkan sedangkan teman sejawat bertugas mengamati aspek psikomotor peserta didik. c. Refleksi Tahap ini peneliti mengumpulkan data yang telah diperoleh selama observasi, berupa lembar observasi aktivitas guru, lembar penilaian psikomotor peserta didik, dan hasil tes peserta didik. Data observasi tersebut dianalisis kemudian direfleksikan dengan cara berdiskusi bersama observer. Kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting yang bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan dengan melihat apa yang masih perlu diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan. Tindakan ini merupakan salah satu bentuk evaluasi terhadap diri sendiri. Dari hasil refleksi tersebut dicari solusinya kemudian dilanjutkan pada siklus berikutnya. Ketiga tahapan ini dilakukan secara berulang ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat teratasi dan diperoleh hasil yang ajeg (Saregar, A. 2016). Indikator keberhasilan dalam pembelajaran ini tercermin dari adanya peningkatan hasil belajar peserta didik di setiap siklusnya, yaitu peningkatan hasil belajar kognitif dan psikomotor baik secara individual maupun klasikal. Dimana KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 15 Bombana adalah 70. KKM berfungsi sebagai patokan guru dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti (Ratumanan & Laurens, 2011) Peserta didik dianggap tuntas belajar bila memperoleh nilai 70 atau sama dengan atau lebih besar dari nilai KKM. Selain itu secara klasikal diharapkan siswa memahami materi
  • 33. 3 yang dipelajari dengan pencapaian 75% siswa dapat tuntas pada kompetensi dasar yang diberikan. F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X IPS 2 SMA Negeri 15 Bombana. G. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari tulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoretis Manfaat teoretis tulisan ini adalah untuk membuktikan kebenaran teori belajar yang mengedepankan pembelajaran berbasis masalah sebagai langkah awal meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Manfaat praktis Adapun manfaat yang diharapkan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: a. menjadi bahan masukan bagi guru khususnya di SMA Negeri 15 Bombana dan sekolah lain pada umumnya tentang pentingnya meningkatkan hasil belajar siswa. b. menjadi acuan bagi guru khususnya di SMA Negeri 15 Bombana dan sekolah lain pada umumnya dalam menerapkan model problem based learning dalam pembelajaran. c. Menjadi acuan bagi penulis lain yang hendak melakukan kajian yang serupa dengan tulisan ini. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar Belajar adalah proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan prilakunya. Menurut Slameto (2015:2) “Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya.” Adapun menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2015:10) “Belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang
  • 34. 4 belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun.” Menurut Khuluko (2017:4) “Belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.” Menurut Djamara (2014:5) “Belajar adalah perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan.Artinya adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.” Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha sadar manusia dalam melakukan proses ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bertujuan terjadinya perubahan yang lebih baik secara optimal. Rasyid (2017) menyebutkan bahwa tugas berat seorang guru bukan mengajar, akan tetapi menggerakkan hati anak untuk mau belajar. Pendapat ini benar adanya, mengingat belajar membutuhkan kemauan dan keihklasan dari hati. Bukan dalam bentuk paksaan atau tekanan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Motivasi belajar atau semangat belajar adalah sebuah penggerak atau pendorong yang membuat seseorang akan tertarik kepada belajar sehingga akan belajar secara terus- menerus. Motivasi yang rendah dapat menybabkan rendahnya keberhasilan dalam belajar sehingga akan merendahkan prestasi belajar siswa. Menurut Clayton Alderfer dalam (Agustina, 2011) Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Menurut Sardiman (2012 :83) indikator semangat belajar meliputi: (1) tekun menghadapi tugas; (2) ulet menghadapi kesulitan; (3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; (4) lebih senang bekerja; (5) dapat mempertahankan pendapatnya. Secara sederhana hasil belajar adalah kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan diiringi dengan tindak lanjut atau perbaikan. Indicator tercapainya hasil belajar dapat dilihat dari perubahan tingkah laku. Benyamin bloom
  • 35. 5 (1956) berpendapat bahwa aspek perilaku tujuan pembelajaran sebagai berikut aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotrik. Menurut Romizoswki (1982) dalam Fendika Prastiyo (2019:8) dalam skema kemampuan yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu : 1. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan berfikir logis, 2. Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan Tindakan fisik dan kegiatan perseptual, 3. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control, 4. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan social dan kepemimpinan. B. Pentingnya Model Pembelajaran Di awal telah dijelaskan bahwa tugas berat seorang guru bukanlah mengajar, melainkan menggerakkan hati anak untuk mau belajar. Untuk mencapai hal tersebut maka hal pokok yang mesti diperhatikan adalah model pembelajaran. Mengapa demikian? Karena model pembelajaran yang monoton akan mengakibatkan kebosanan belajar pada siswa, sebaliknya model pembelajaran yang variatif akan memberikan ransangan belajar sekaligus memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa. Model pembelajaran adalah satu bentuk pembelajaran yang dibuat sedemikian rupa yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Model pembelajaran dapat berbentuk praktis maupun teoretis. Joyce & Weil (dalam Rusman, 2019: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Menurut Mulyono (2018:89), model belajar merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar guna mencapai kompetensi belajar. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan usaha untuk menjadikan pembelajaran lebih baik, lebih menyenangkan.
  • 36. 6 Oleh karena itu, pendidik harus mampu menerapkan model pembelajaran yang variatif untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Pada dasarnya, model belajar yang baik dapat dikenali dengan beberapa ciri, yaitu : a. mempunyai prosedur sistematik; a. hasil dan tujuan belajar ditetapkan secara khusus; b. penetapan lingkungan dilakukan secara khusus; c. siswa mampu berinteraksi dengan lingkungan. C. Problem Based Learning Problem Based Learning (PBL) merupakan satu dari banyak model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju dan banyak diimplementasikan di banyak lembaga-lembaga perguruan baik lembaga perguruan formal maupun non formal. Terjemahan dalam bahasa Indonesia, Problem Based Learning bermakna sebagai pembelajaran berbasis masalah. Menurut Tan (2003) dalam Amir Taufik (2016 : 8) PBL memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah, biasanya masalah memiliki konteks dengan dunia nyata, b. Pembelajar secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, c. Mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah, d. Melaporkan solusi dari masalah, sementara pendidik lebih banyak memfasilitasi Donalds woods (2000) dalam Amir Taufik (2016) menyebutkan bahwa PBL lebih dari sekedar lingkungan yang efektif untuk mempelajari ilmu pengetahuan tertentu. Ia dapat membantu pembelajar membangun kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah, kerjasama tim. dan komunikasi. PBL merupakan pendekatan inovatif yang mengajarkan beragam strategi mencapai kesuksesan abad 21 membantu peserta didik mengembangkan keterampilan abad 21, meningkatkan tanggungjawab, melatih pemecahan masalah, self direction, komunikasi, dan kreativitas. Adapun langkah-langkah PBL adalah sebagai berikut:
  • 37. 7 1. Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah; 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar; 3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok; 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; 5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil karya. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model PBL menurut Shoimin (2016) antara lain: 1. peserta didik dilatih untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam keadaan nyata, 2. mempunyai kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar, 3. pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal ini mengurangi beban peserta didik dengan menghafal atau menyimpan informasi, 4. terjadi aktivitas ilmiah pada peserta didik melalui kerja kelompok, 5. peserta didik terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi, 6. peserta didik memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri, 7. peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka, dan 8. kesulitan belajar peserta didik secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching. Sedangkan, kekurangan model PBL (Shoimin, 2016) antara lain: 1. pembelajaran berbasis masalah (PBM) tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah, dan 2. dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman peserta didik yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas. Dalam best practic ini, tujuan penerapan PBL tidak semata-mata untuk meningkatkan hasil belajar siswa, akan tetapi mencoba untuk meningkatkan semangat belajar siswa melalui kegiatan dalam kelompok kecilnya.
  • 38. 8 Dengan begitu peran guru pada pengajaran berdasar masalah sering melibatkan presentasi dan penjelasan suatu hal kepada siswa namun yang lebih lazim adalah berperan sebagai pembimbing atau fasilitator sehingga siswa berpikir dan memecahkan masalah oleh mereka sendiri. Dengan demikian peran guru lebih banyak pada upaya menciptakan iklim belajar yang kondusif, yakni iklim belajar yang memungkinkan siswa untuk mengoptimalkan seluruh potensinya melalui kegiatan belajar yang dirancang oleh guru. III. PEMBAHASAN Pada bagian pembahasan ini, dibagi dalam tiga bagian pokok yaitu rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil yang diperoleh. A. Rancangan Pembelajaran Rancangan pembelajaran yang dilakukan dalam tulisan ini adalah penyusunan rencana program pembelajaran (RPP) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas X SMA Negeri 15 Bombana. Adapun RPP yang disusun dapat dilihat sebagai berikut : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Sekolah : SMA Negeri 15 Bombana Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X / Ganjil Materi Pokok : Isi dan Kebahasaan Teks Hasil Observasi (Verba dan Nomina, Kalimat Definisi dan Deskripsi) Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit A. Kompetensi Inti  KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
  • 39. 9  KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah  KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.2. Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil observasi. 3.2.1 Mengidentifikasi isi dan aspek kebahasaan (verba dan nomina) dari minimal dua teks laporan hasil observaasi. 3.2.2 Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil observasi. 4.2 Mengonstruksi teks laporan hasil observasi dengan memerhatikan isi dan aspek kebahasaan 4.2.1 Menentukan topik yang akan disusun menjadi teks laporan hasil observasi. 4.2.2 Menentukan gagasan pokok dan gagsan penjelas dari topik yang dipilih. 4.2.3 Menyusun teks laporan hasil observasi dengan memerhatikan isi dan aspek kebahasaan. C. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah menyimak penjelasan materi pembelajaran dalam gambar atau teks, peserta didik dapat mengidentifikasi isi dan aspek kebahasaan (verba dan nomina) dari teks laporan hasil observaasi dengan baik dan benar.
  • 40. 10 2. peserta didik dapat menganalisis dengan baik dan benar aspek kebahasaan (verba dan nomina) dari teks hasil observaasi. 3. Setelah mempelajari materi mengonstruksi teks laporan hasil observasi siswa mampu menentukan topik dan gagasan pokok yang akan disusun menjadi teks laporan hasil observasi. 4. peserta didik mampu menyusun teks laporan hasil observasi dengan memerhatikan isi dan aspek kebahasaan. 5. peserta didik mampu memiliki sikap tanggung jawab, kreatif, kerja sama, dan selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. D. Materi pembelajaran Materi pembelajan  Factual : teks laporan hasil observasi  Konseptual : isi teks laporan hasil observasi, kebahasaan teks laporan hasil observasi  Procedural : cara menentukan isi dan kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi.  Metakognitif : teks laporan hasil observasi dalam kehidupan sehari-hari. E. Pendekatan, model, dan metode pembelajaran. 1. Pendekatan : saintific learning 2. Model : Problem Based Learning (PBL) 3. Metode : ceramah, diskusi, presentasi. F. Media dan bahan 1. Media : Power poin, gambar, atau teks laporan hasil observasi. 2. Alat dan bahan pembelajaran : 1. Spidol, papan tulis, dan penggaris. 2. Laptop, proyektor, internet. 3. Objek fisik: Benda nyata. G. Sumber belajar 1. Buku guru : Buku guru Suherli,dkk.2007.Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Balitbang,Kemendikbud. kamus, video pembelajaran, pengalaman guru. 2. Buku siswa : Buku Siswa, Suherli,dkk.2007.Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Balitbang,Kemendikbud. 3. LKPD.
  • 41. 11 B. Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Teks 1. Kucing Tahap Langkah-langkah Nilai karakter Alokasi waktu Pendahuluan Orientasi Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa bersama peserta didik untuk memulai pembelajaran, selanjutnya mengisi daftar hadir. Apersepsi  Peserta didik dan guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan materi sebelumnya.  Peserta didik mengamati gambar atau tayangan video yang berhubungan dengan materi pelajaran. . Lalu menanggapi masalah apa yang ada dalam gambar tersebut. Motivasi Guru menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi : Mengidentifikasi isi teks laporan hasil observasi. Pemberian Acuan Guru menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh. Religious Disiplin Komunication 10 menit A. Orientasi Siswa pada Masalah
  • 42. 12 Inti 1. Peserta didik duduk secara berkelompok yang terdiri atas 3-4 orang. 2. Peserta didik menerima LKPD. 3. Peserta didik melihat dan mengamati gambar atau bahan bacaan teks laporan hasil observasi yang berjudul Kucing. 4. Peserta didik secara berkelompok mencermati gambar atau bahan bacaan yang telah disiapkan. Lalu menanggapi masalah apa yang ada dalam gambar tersebut. B. Mengorganisasi Siswa dalam Belajar 1. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi tentang isi (struktur) dan kebahasaan ( verba dan nomina) dalam teks laporan hasil observasi yang berjudul “Kucing” yang sedang diidentifikasi di dalam LKPD. 2. Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami mengenai materi menganalisis isi (struktur) dan kebahasaan teks laporan hasil observasi. C. Membimbing Penyelidikan Siswa secara Mandiri atau Kelompok. 1. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok kecil untuk menganalisis isi (struktur) dan Literasi Critical Thinking Colaborasi LOTs Kreatifity HOTs Communication 70 menit
  • 43. 13 aspek kebahasan teks laporan hasil observasi yang disajikan dalam LKPD. 2. Bersama teman kelompoknya, peserta didik menulis hasil analisis isi (struktur) dan aspek kebahasaan yang telah dilakukan di dalam teks laporan hasil observasi yang berjudul “Kucing” yang disajikan di dalam LKPD. D. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan. E. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah. 1. Peserta didik memperbaiki karya berdasarkan masukan dari teman/kelompok lain. 2. Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil observasi. 3. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan Kretifity Communication
  • 44. 14 kembali hal-hal yang belum dipahami. Penutup Kegiatan guru bersama peserta didik 1. Guru bersama Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran. tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan. 2. Guru meminta peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Kegiatan guru 1. Melakukan penilaian. 2. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk banyak membaca teks laporan hasil observasi lainnya. 3. Menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya. 4. Pelajaran ditutup dengan doa bersama dan salam penutup. 10 menit C. Hasil yang diperoleh Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II No. Aspek Pra siklus Siklus I Siklus II 1 Jumlah Siswa 21 21 21 2 Jumlah Nilai 1435 1518 1681 3 KKM 70 70 70
  • 45. 15 4 Nilai Rata-Rata 68.33 72.38 80.04 5 Nilai tertinggi 75 78 88 6 Nilai terendah 50 60 72 7 Jumlah siswa tuntas 11 18 21 8 Jumlah siswa belum tuntas 10 3 0 9 Presentase Rata-Rata 68.33 % 72.38 % 80.04 % 10 Kategori Rendah Rendah Tinggi Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia (menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi) 68.33 dengan persentase rata-rata diperoleh hasil 68.33 % termasuk kategori rendah. Kemudian, diadakan perbaikan dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada kegiatan siklus I. Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I, diperoleh peningkatan nilai rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia (menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi) yaitu 72.38 dengan presentase rata-rata sebesar 72.38 % dikonversikan ke tabel pedoman konversi PAP skala lima termasuk dalam kategori rendah. Sehingga indikator keberhasilan dalam penelitian ini belum tercapai, dan penelitian dilanjutkan ke siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan dan temuan selama pemberian tindakan pada siklus I terdapat beberapa kendala yang dialami oleh siswa maupun guru. Kendala tersebut yaitu pembelajaran belum berjalan secara optimal sesuai rencana, hal ini dikarenakan siswa masih terbiasa dengan pola pembelajaran yang lama yaitu berceramah dan belum terbiasa belajar dengan kegiatan berdiskusi. Siswa masih malu dan kurang percaya diri untuk bertanya saat belum mengerti mengenai pembelajaran yang dilaksanakan. Kendala tersebut sebagai refleksi untuk memperbaiki kegiatan pada siklus II. Hasil penelitian yang dicapai setelah pelaksanaan tindakan siklus II yaitu hasil belajar Bahasa Indonesia (menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi) mengalami peningkatan. Kendala pada siklus I dapat diatasi pada siklus II. Dari analisis data hasil belajar, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa yaitu 80.04 dengan presentase rata-rata 80.04 %. Bila dikonversikan ke tabel pedoman konversi PAP skala lima termasuk dalam kategori tinggi. Rata-rata peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia (menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi) dalam penilitian ini disajikan pada grafik 1.
  • 46. 16 Gambar 1 yaitu mengenai grafik hasil belajar Bahasa Indonesia (menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi) pra siklus, siklus I, dan siklus II menunjukkan bahwa model Problem Based Learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia (menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi) siswa. Gambar 1. Grafik rerata peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia (menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi) IV. PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model project based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil presentase rata-rata nilai siswa. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka disarankan kepada guru untuk senantiasa memperhatikan kondisi kesiapan belajar siswa sebelum memulai pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pembelajaran yang diberikan lebih bermakna dan dipahami oleh siswa. Selain itu, perlu dilakukan berbagai variasi model dan bentuk pembelajaran yang bertujuan agar siswa tetap senang dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. 68.33 72.28 80.04 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 pra siklus siklus 1 siklus2 Rerata Peningkatan Hasil Belajar Siswa
  • 47. 17 V. DAFTAR PUSTAKA Agustina, Lisa dan Ghullam Hamdu. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian. Amir Taufik,M. 2016. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning (Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan). Jakarta : kencana. Arifin, M dan aminuddin Rasyad. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta; Direktorat jendral pembinaan kelembagaan agama islam dan universitas terbuka. Artini, N. P. (2019). Pengaruh Pendekatan Saintifik Bermediakan Audio Visual Terhadap Keterampilan Menulis Pada Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 2(1), 91– 100. https://doi.org/10.23887/jippg.v2i1.18557. Assegaff, A., & Sontani, U. T. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analitis Melalui Model Problem Based Learning ( PLB ). 1(1), 38–48. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dharwisesa, M. W., Widiana, I. W., & Tegeh, I. M. (2020). Penerapan Model TTW Berbantuan Media Gambar Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru, 3(2), 227. https://doi.org/10.23887/jippg.v3i2.28257. Kurniawan, M. W., & Wuryandani, W. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar PPKn. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 14(1), 10– 22. https://doi.org/10.21831/civics.v14i1.14558. Khuluqo, Ihsana El. (2017). Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Metode dan Aplikasi Nilai-Nilai Spiritualitas dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mandagie mieke,dkk. 2020. Inovasi pembelajaran di Pendidikan tinggi. Penerbit the publisher. Mulyono. 2018. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Nisa, A. K. (2015). Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pemrograman Desktop Kelas XI RPL SMK Ma’arif Wonosari (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta. Paizaluddin dan Ermalinda. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Bandung: Data Alfabeta. Prastiyo, Fendika. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Model Kooperatif Jigsaw pada Materi Pecahan Di Kelas V SDN Sepanjang 2. Surakarta ; Kekata Publisher.
  • 48. 18 Ratumanan & Laurens. (2011). Penilaian Hasil Belajar pada Tingkat Satuan Pendidikan Edisi 2. Ambon: Unesa University Press. Rasyid, Efendy Rustam. 2017. Nilai Edukatif dalam Pappaseng Bugis Sidrap. Makalah. Disampaikan pada seminar nasional fun education. Lombok: LPTK PTM. Rusman, R. (2019). Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar Studi Tentang Best Practice yang Dilakukan Guru Sekolah Dasar Dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Penilaian Kurikulum 2013. Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 10(2), 135– 150. https://doi.org/10.14421/albidayah.v10i2.166. Saregar. A. (2016). Pembelajaran Pengantar Fisika Kuantum Dengan Memanfaatkan Media Phet Simulation dan LKM Melalui Pendekatan Saintifik: Dampak Pada Minat dan Penguasaan Konsep Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5 (1) 53- 60. Shoimin, A. (2016). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan. (2013). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. CV. Angkasa. VI. LAMPIRAN INSTRUMEN SOAL Bidang studi : Bahasa Indonesia Kelas : X IPS 2 Kompetensi Dasar : 3.2 menganalisis isi dan kebahasaan teks laporan kasil obsrvasi Bentuk soal : Pilihan ganda 1. Kucing merupakan binatang peliharaan yang paling populer dari kelas mamalia. Berdasarkan makannya, kucing termasuk binatang karnivora karena pemakan daging. Kalimat di atas merupakan struktur teks hasil observasi pada bagain….. a. Deskripsi bagian b. Deskripsi manfaat
  • 49. 19 c. Pernyataan umum d. Kalimat deskripsi 2. Paragraf atau struktur yang berisi manfaat-manfaat dari objek yang diamati dari teks laporan hasil observasi disebut... a. Definisi khusus b. Definisi umum c. Deskripsi d. Deskripsi manfaat 3. Berikut ini bukan isi yang biasanya terdapat dalam teks laporan hasil observasi yaitu... a. Berisi informasi mengenai keadaan atau peristiwa yang sedang terjadi. b. Berisi hasil riset yang mendalam tentang sebuah benda, tumbuhan, hewan, konsep tertentu. c. Berisi fakta-fakta yang bisa dibuktikan secara ilmiah. d. Berisi hasil pengamatan yang dilakukan secara sistematis. 4. Perhatikan kutipan teks berikut ini! Buah sawo bentuknya yang bulat dengan warna cokelat dan rasa yang manis menjadi satu di antara buah kesukaan banyak orang. Sawo juga mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi. Protein inilah yang bisa dijadikan sumber nutrisi untuk tumbuh kembang anak. Menutrisi anak tidak harus dengan jenis buah yang mahal dan besar, cukup beri mereka asupan buah yang satu ini dengan rutin. Kalimat yang menyatakan deskripsi umum pada kutipan laporan observasi tersebut adalah………… a. Kalimat pertama b. Kalimat kedua c. Kalimat ketiga d. Kalimat keempat 5. Kucing memiliki mata yang cukup unik.Mata/penglihatan yang tajam berfungsi untuk mencari mangsa pada malam hari. Kucing juga dapat melihat dalam cahaya yang amat terang. Hal ini karena kucing memiliki selaput pelangi atau iris membentuk celah pada mata yang akan menyempit jika terkena cahaya yang amat terang. Seperti kebanyakan predator, kedua mata kucing menghadap ke depan, menghasilkan persepsi jarak dan mengurangi besarnya bidang pandang karena kucing memiliki persepsi yang lemah. Aspek yang dilaporkan pada kutipan teks di atas adalah………. a. Deskripsi bagian
  • 50. 20 b. Deskripsi hewan kucing c. Definisi hewan kucing d. Pernyataan umum 6. Pemakaian kata di yang tepat terdapat dalam kalimat ... a. Ayah menulis cerita diruang tamu. b. Kami diberi hadiah buku oleh ayah. c. Nina membaca majalah di teras depan. d. Rudi senang di buatkan layang-layang. 7. Kalimat yang mengungkapkan klasifikasi adalah... a. Berdasarkan jenisnya alat transportasi dapat dibedakan menjadi tiga. b. Madu memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan tubuh c. Rimpang jahe bisa digunakan untuk mengobati sakit masuk angin. d. Banyak tanaman di Indonesia yang bermanfaat sebagai obat herbal. 8. Ciri fisik kucing yang lain adalah memiliki kumis (misai). Kucing memiliki misai yang berfungsi untuk menentukan arah saat berjalan di ruang yang gelap maupun di tengah kegelapan malam. Misai dapat mendeteksi perubahan angin yang amat kecil. Kumis ini juga dapat digunakan oleh kucing untuk menentukan apakah badannya dapat melewati ruangan yang sempit (seperti pipa), karena jarak antara kedua ujung kumis kucing hampir sama dengan lebar tubuhnya. Yang bukan frasa verba yang terdapat dalam paragraph di atas adalah….. a. Kucing memiliki misai b. Ciri fisik kucing c. Misai dapat mendeteksi perubahan angin d. Badannya dapat melewati ruangan yang sempit 9. Seperti halnya hewan yang telah mengalami penjinakan, kucing hidup dalam hubungan mutualistik dengan manusia. Karena keuntungan yang diperoleh dari adanya kucing, manusia membiarkan kucing liar berkeliaran di pemukiman. Kucing banyak dimanfaatkan manusia untuk menangkap tikus-tikus. Paragraph tersebut berisi struktur teks yang berisi………. a. Pernyataan umum b. Deskripsi bagian c. Deskripsi manfaat d. Kalimat definisi
  • 51. 21 10. Awalan me- berikut yang bermakna membuat adalah... a. Bu Intan menambal baju yang sobek itu dengan kain. b. Dilarang membuang sampah di sembarang tempat. c. Maryani mewarnai kain batik itu dengan hati-hati. d. Rani sedang menggambar pola batik pada kain. DAFTAR NILAI HASIL EVALUASI BELAJAR SISWA Mata pelajaran : Bahasa Indonesia kelas/ semester : X /satu tahun pelajaran : 2023/2024 KD Aksi 1 : 3.2. Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil observasi KKM : 70 No. Nama Siswa DAFTAR NILAI Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 1 AHMAD SA'BAN 65 69 75 2 ALFARDI TERNATE 72 75 80 3 AMELDA 73 75 80 4 ANDI DIRGANSYAH 70 72 79 5 ANJELIKA SAFITRI 65 70 82 6 ARYO PUTRA 75 78 85 7 DERI AFANDI 70 70 79 8 FATHIYAH NAILAH SAPUTRI 64 70 78 9 FAUZI IMAN 50 60 72 10 HULUL AULIA NIKMA 70 75 86 11 IZZA LATHUL ATMA 75 78 88 12 JUSMAWANTI 75 78 88
  • 52. 22 13 KASLINA 65 68 72 14 MUTIA RESKI RAMADHANI 75 77 80 15 NABILA 60 70 74 16 NUR LATIFAH ABIANTI 70 75 82 17 RENI 68 70 80 18 SULKA SAHRUL UMANAHU 65 70 78 19 WINDA 68 71 80 20 WINDA KHUSNUL KHATIMAH 72 75 85 21 YOGI AGAS FERNANDA 68 72 78 JUMLAH NILAI 1435 1518 1681 RATA-RATA 68.33 72.28 80.04 NILAI TERTINGGI 75 78 88 NILAI TERENDAH 50 60 72 ket : pra siklus : 10 orang remedial Siklus 1 : 3 orang remedial Siklus 2 : tuntas semua