Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif dari sudut pandang filsafat. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif berasal dari tradisi pemikiran fenomenologis Jerman yang lebih humanistik, sedangkan pendekatan kuantitatif berasal dari tradisi positivisme Prancis dan Inggris yang lebih objektif dan reduksionis.
11. Teori Plato
tentang dunia ide
merupakan
pengilham pemikiran
Kant maupun Hegel,
Yang kemudian
dikenal dengan
Fenomenologisme
12. Pandangan Plato terhadap
manusia lebih banyak
menempatkan manusia
sebagai makhluk yang
humanistik dari pada
manusia sebagai
homosapien. Karena itu
Plato memandang manusia
sebagai manusia, bahkan
Plato terlebih melihat
manusia dipengaruhi oleh
rasio-nya, karena itu
menusia memiliki idealisme.
13. Jadi dalam pandangan
fenomenologi sesuatu
yang tampak itu pasti
bermakna menurut
subjek yang
menampakkan
fenomena itu, karena
setiap fenomena
berasal dari kesadaran
manusia sehingga
sebuah fenomena pasti
ada maknanya.
14. Tradisi pemikiran Jerman
yang Platonik, humanistik,
idealistik ini mengilhami
pemikiran Kant maupun
Hegel tentang dunia ide
yang kemudian melahirkan
(menjadi akar tradisi)
paradigma fenomenologi
dalam penelitian sosial
yang dikenal dengan
paradigma penelitian
kualitatif, dimana
paradigma ini
berseberangan
(berhadapan) dengan
tradisi pemikiran Inggris
dan Prancis yang
positivistik.
15. Persaingan
fenomenologisme dan
positivisme sebenarnya
terjadi pada tataran
penafsiran terhadap
ajaran-ajaran filsafat
yang melatarbelakangi
masing-masing
paradigma. Sehubungan
dengan itu berbagai
ajaran filsafat yang
mendasari
pandangannya juga
digunakan untuk
menjelaskan
keberadaanya.
17. Socrates (470-399 SM),
Plato (429-347 SM), ----- Humanistik
Aristoteles (384-322 SM)
Rasionalisme
Rene Descartes
Spinoza
Leibniz
Vitalisme
Nietzsche, Bergson dan
Schopenhouer
Idelaisme
Hegel
Fichte
Schelling
Kritisme
Imanuel Kant
Empirisme
David Hume
John Locke
Berkeley
Fenomenologisme
Edmund Husserl,
Martin Heidegger,
dan Merleau Ponty
HUBUNGAN FILSAFAT FENOMENOLOGI DENGAN FILSAFAT
LAINNYA DALAM PENDEKATAN KUALITATIF
18. Dalam tradisi berfikir
positivisme, bahwa
pendekatan kualitatif
dipandangan sebagai
kritik terhadap
positivisme, para ahli
filsafat menamakannya
dengan postpositivisme.
19. Lahirnya postpositivisme
karena beberapa hal; (1)
secara ontologis,
postpositivisme bersifat
critical realism yang
memandang bahwa realitas
memang ada dalam
kenyataan sesuai dengan
hukum alam, tetapi suatu hal
yang mustahil bila suatu
realitas dapat dilihat secara
benar oleh manusia
(peneliti);
20. (2) secara metodologis
pendekatan
eksperimental melalui
observasi tidaklah
cukup, tetapi harus
menggunakan metode
triangulation yaitu
penggunaan
bermacam-macam
metode, sumber data,
peneliti dan teori;
21. (3) secara epistemologis,
hubungan antara
pengamat atau peneliti
dengan objek atau realitas
yang diteliti tidaklah bisa
dipisahkan, seperti yang
diusulkan oleh aliran
positivisme. Aliran ini
menyatakan suatu hal yang
tidak mungkin mencapai
atau melihat kebenaran
apabila pengamat berdiri di
belakang layar tanpa ikut
terlibat dengan objek
secara langsung.
22. Oleh karena itu,
hubungan antara
pengamat dengan
objek harus bersifat
interaktif, dengan
catatan bahwa
pengamat harus
bersifat senetral
mungkin, sehingga
tingkat subjektivitas
dapat dikurangi
secara minimal.
24. Penedekatan kualitatif
memandang bahwa
makna adalah bagian
yang tak terpisahkan dari
pengalaman seseorang
dalam kehidupan
sosialnya bersama orang
lain. Makna bukan sesuatu
yang lahir diluar
pengalaman objek
penelitian atau peneliti,
akan tetapi menjadi
bagian terbesar dari
kehidupan penelitian
ataupun objek penelitian.
26. Peneliti kualitatif
adalah peneliti yang
memiliki tingkat
kritisme yang lebih
dalam semua proses
penelitian.
Kekuatan kritisme
peneliti menjadi
senjata utama
menjalankan semua
proses penelitian.
27. Pandangan-pandangan
Kant bahwa kritisme
adalah buah kerja rasio
dan empiris seseorang,
akan sangat membantu
peneliti kualitatif
membuka seluas-
luasnya medan misteri,
dengan demikian filsafat
kritisme menjadi dasar
yang kuat dalam seluruh
proses penelitian
kualitatif.
29. Penelitian kualitatif,
membutuhkan
kekuatan analisis yang
lebih mendalam,
terperinci namun
meluas dan holistik,
maka kekuatan akal
adalah satu-satunya
sumber kemampuan
analisis dalam seluruh
proses penelitian.
30. fenomena sosial
memiliki dimensi sosial
yang berbeda-beda
serta tidak dapat
dijelaskan hanya dalam
pandangan materi dan
fisika saja (mekanistik-
deterministik), karena
manusia memiliki
kehendak sendiri untuk
merubah diri, dunia dan
semestanya.
31. Substansi filsafat
vitalisme sejalan
dengan pandangan ini
dimana kemandirian
subjek penelitian
menentukan
pemaknaan terhadap
apa yang dialaminya
tentang diri dan
lingkungannya.
32. Gagasan DuniaTentang Penelitian
Pandangan Selected
Philosopis Strategies
of inquiry
Positivistik
Kontruksi Sosial Stra. Kualitatif
Partisipatory/Advokasi Stra. Kuantitatif
Pragmatis Mix Met. Stra.
Research Designs
Qualitative
Quantitative
Mixed Methods
Research Methods
Questions
Data Collection
Data Analysis
Interpretation
Write-Up
Validation
33. Pandangan DuniaTentang Penelitian
Postpositivism Konstruksi Sosial
-Determinan -Understanding
-Reductionisme -Multiple Participan Meanings
-Emperical Observation -Social and historical
construction
-Theory vericivation -Theory generation
Partisipatory/Advokasi Pragmatism
-Political -Consequences of action
-Empowerment Issue-Oriented -Problem-centered
-Collaborative -Pluralistic
-Change-oriented -Real-Worl paractice oriented
38. Contoh Masalah:
Kuantitatif
Hubungan antara tayangan Pornomedia –
Sikap Seks Ramaja Masjid
Perbedaan Kemampuan Ekonomi
Keluarga dan Motivasi terhadap Prestasi
Belajar Siswa di Kelas
PengaruhTayangan Infotemen terhadap
Sikap IbuTerhadap Perceraian
Peran motivator di dalam membangun
sikap gorong royang masyarakat
pedesaan
39. Contoh Masalah:
Kualitatif
Makna buka kampong dalam tradisi –
budaya kesenian cakalele di Masyarakat
Banda
Carok dan Harga Diri Masy Madura
Keris dalam Spirit Budaya Jaya
Seks dalam media massa