SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Pengelolaan
Barang Milik
Daerah (BMD)
pada BLUD
Puskesmas
TONY GUSLIAWAN, S.E., Akt., M.M
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH III
INSPEKTORAT KABUPATEN TULANG
BAWANG
CONTENTS
Dasar Hukum
01
Pengelolaan BMD
02
Perencanaan Kebutuhan
dan Penganggaran BMD
03
Pengadaan BMD
04
Penggunaan dan
Pemanfaatan BMD
05
Pengamanan Pemeliharaan BMD
06
CONTENTS
Penilaian BMD
07
Pemindahtanganan BMD
08
Pemusnahan BMD
09
Pengadaan BMD
10
Penatausahaan BMD
11
Pembinaan, Pengawasan dan
Pengendalian BMD
12
DASAR
DASAR HUKUM
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah
Permendagri Nomor 19
tahun 2016 tentang
Pengelolaan BMD
Permendagri Nomor 79
Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Derah
Permendagri Nomor 108 Tahun
2016 tentang Penggolongan dan
Kodefikasi BMD
PENGELOLAAN
BARANG MILIK
BARANG MILIK DAERAH
Pengertian Barang Milik
Daerah (BMD)
Menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal
1 ayat (39) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun
2016 Pasal 1 ayat (16) Barang Milik Daerah adalah semua barang
yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Pengelolaan Barang Milik
Daerah
Jika dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014,
maka aktivitas dalam pengelolaan BMD meliputi :
• perencanaan kebutuhan dan penganggaran • pemindahtanganan
• pengadaan • pemusnahan
• penggunaan • penghapusan
• pemanfaatan • penatausahaan
• pengamanan dan pemeliharaan • pembinaan, pengawasan dan pengendalian
• penilaian
SIKLUS PENGELOLAAN
BMD
PARADIGMA
PENGELOLAAN BARANG
MILIK DAERAH
Dikelola tanpa
pendekatan sistem
yang baik
Status dan
nilai yang
tidak jelas
Penggunaan dan
pemanfaatan yang
tidak optimal
Sekadar
kegiatan
administratif
semata
PROBLEM
Sesuai Peraturan Pemerintrah Nomor 27 Tahun 2014 Pasal 3 ayat (1),
Pengelolaan BMD harus dilaksanakan berdasarkan asas-asas sebagai
berikut :
Setiap pengambilan
keputusan dalam
rangka pengelolaan
BMD harus
dilakukan sesuai
fungsi, kewenangan
dan tanggung jawab
masing-masing.
FUNGSIONAL
Pengelolaan BMD
harus
dilaksanakan
berdasarkan
peraturan
perundangan yg
berlak
KEPASTIAN HUKUM
penyelenggaraan
pengelolaan BMD
harus transparan
terhadap hak
masyarakat dalam
memperoleh hak
informasi
TRANSPARANSI
Arah pengelolaan BMD
agar sesuai batasan
standar kebutuhan
dalam rangka
menunjang
penyelenggaraan
tupoksi secara
optimal
EFISIENSI
Setiap kegiatan
pengelolaan BMD
harus dapat
dipertanggungjawabk
an
kepada
stakeholder/rakyat.
.
AKUNTABILITAS
Pengelolaan BMD harus
didukung adanya ketepatan
jumlah dan nilai
barang dalam rangka
optimalisasi pemanfaatan
dan pemindahtanganan BMD
serta neraca
Pemerintah.
KEPASTIAN NILAI
PERENCANAAN
KEBUTUHAN DAN
PENGANGGARAN BMD
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN
BMD
Perencanaan kebutuhan meliputi perencanaan pengadaan,
pemeliharaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan BMD
dan selanjutnya merupakan dasar bagi SKPD dalam mengusulkan
penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative) dan
angka dasar (baseline) serta penyusunan rencana kerja dan
anggaran dengan berpedoman pada standar barang, standar
kebutuhan, dan/atau standar harga.
Kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan didasarkan atas
beban tugas dan tanggung jawab masing-masing unit sesuai anggaran
yang tersedia dengan kata lain adalah fungsi pokok masing-masing
SKPD sesuai dengan fungsi pelayanan kepada masyarakat.
Perencanaan ini dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
• barang apa yang dibutuhkan (jumlah,
spesifikasi, dll);
• siapa yang mengurus dan siapa yang
menggunakan
• dimana dibutuhkan • alasan-alasan kebutuhan
• bilamana dibutuhkan • cara pengadaan
• berapa biaya
PENGADAAN
BARANG MILIK
PERATUTAN PENGADAAN BARANG/JASA PADA
BLUD
Perpres 12 Tahun
2021 tentang
Perubahan atas
Peraturan
Presiden Nomor 16
Tahun 2018
tentang Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Peraturan LKPP No. 5
Tahun 2021 tentang
Pedoman Pengadaan
Barang/Jasa yang
Dikecualikan pada
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Permendagri Nomor
79 Tahun 2018
tentang Badan
Layanan Umum
Daerah
Peraturan Kepala
Daerah dan
Peraturan
Pimpinan BLUD
PERPRES 12 TAHUN
2021
Dikecualikan dari ketentuan dalam
Peraturan Presiden ini adalah
Pengadaan Barang/Jasa pada Badan
Layanan Umum/Badan Layanan Umum
Daerah
Pengadaan Barang/Jasa Pada BLU/BLUD
diatur tersendiri dengan peraturan
pimpinan BLU/BLUD
Dalam hal BLU/BLUD belum memiliki
peraturan PBJ tersendiri,
pelaksanaan pada BLU/BLUD
berpedoman pada Peraturan Presiden
ini
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pengecualian dalam Pengadaan
Barang/Jasa diatur dengan Peraturan
Kepala Lembaga.
Pasal 61
PERATURAN LKPP N0. 5
TAHUN 2021
Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD yang pembiayaannya sebagian atau
seluruhnya dibebankan pada APBN/APBD, dilaksanakan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
Dalam hal terdapat hasil kajian internal BLU/BLUD yang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD dapat menggunakan
peraturan pimpinan BLU/BLUD
Ketentuan terkait pelaku dan organisasi Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD
mengacu kepada Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
tentang Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa dan Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD diatur dengan peraturan pimpinan
BLU/BLUD, BLU/BLUD mengumumkan rencana Pengadaan Barang/Jasa ke dalam
aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) dan menyampaikan data
Kontrak dalam aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).
Pasal 3
LAMPIRAN PERATURAN LKPP N0. 5
TAHUN 2021
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan BLU/BLUD.
Peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah dan best practice lainnya
sebagai rujukan.
Tujuan, Prinsip dan Etika Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD disesuaikan
dengan tujuan organisasi BLU/BLUD dalam rangka menunjang tata kelola
organisasi yang baik.
Tahapan Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD secara umum meliputi
perencanaan pengadaan, persiapan pengadaan, persiapan pemilihan,
pelaksanaan pemilihan, dan pelaksanaan kontrak.
Pengadaan barang/Jasa di BLU/BLUD dilaksanakan berdasarkan peraturan pimpinan BLU/BLUD.
Dalam hal terdapat alasan efektivitas dan/atau efisiensi berdasarkan hasil kajian internal
BLU/BLUD, Pemimpin BLU/BLUD dapat mengatur pengadaan barang/jasa dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
LAMPIRAN PERATURAN LKPP N0. 5
TAHUN 2021
Pengaturan pemaketan/konsolidasi pengadaan, dan metode pemilihan diatur berdasarkan kewenangan.
Pengaturan jenjang nilai pada metode pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan BLU/BLUD.
Kriteria Penunjukan Langsung selain merujuk pada peraturan perundang-undangan dapat ditambahkan
sesuai dengan kebutuhan masing-masing sektor BLU/BLUD.
Dalam keadaan darurat, BLU dapat mengacu pada ketentuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam
Penanganan Keadaan Darurat.
Pengumuman rencana umum pengadaan melalui Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP)
dan penyampaian data kontrak ke dalam aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) harus tetap
dilakukan.
Pengembangan sistem dan kebijakan pengadaan barang/jasa sebagai bentuk inovasi di bidang
pengadaan barang/jasa, seperti pengelolaan data pelaku usaha dan penilaian kinerja penyedia
barang/jasa melalui Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP)/vendor management system (VMS).
PERMENDAGRI NOMOR 79 TAHUN
2018
Pasal 76
Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD yang bersumber dari APBD dilaksanakan berdasarkan
ketenturan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD yang bersumber dari:
• Jasa layanan
• Hibah tidak terikat
• Hasil Kerjasama dengan pihak lain, dan
• Lain-lain pendapatan yang sah
Diberikan Fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pengadaan barang dan/atau jasa pemerintah
PERMENDAGRI NOMOR 79 TAHUN
2018
Pasal 77
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/atau diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
Peraturan Kepala Daerah bertujan untuk menjamin ketersediaan barang dan/atau jasa yang lebih
bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang sederhana. cepat serta mudah menyesuaikan dengan
kebutuhan untuk mendukung kelancaran pelayanan BLUD.
Pasal 78
Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat dilakukan sesuai dengan:
• Kebijakan pengadaan dari pemberi hibah
• Peraturan Kepala Daerah sepanjang disetujui pemberi hibah
PERMENDAGRI NOMOR 79 TAHUN
2018
Pasal 79
Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan oleh pelaksana pengadaan.
Pelaksana pengadaan dilaksanakan oleh panitia atau unit yang dibentuk oleh pemimpin untuk
melaksanakan pengadaan barang dan/atau jasa BLUD.
Pelaksana pengadaan terdiri atas personil yang memahami tata cara pengadaan, substansi
pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan.
PENGADAAN PADA BLUD
PUSKESMAS
STRATEGI
Perlu menyusun rencana tindakan dalam
pengadaan barang/jasa yang efektif
dan efisien untuk menjamin
ketersediaan barang/jasa yang lebih
bermutu, lebih murah, proses
pengadaan yang sederhana, cepat serta
mudah dengan menyesuaikan dengan
kebutuhan
PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN
BARANG MILIK DAERAH
PENGGUNAAN BARANG MILIK
DAERAH
Penggunaan Barang Milik
Daerah
Penggunaan Barang Milik Daerah (BMD) adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam
mengelola dan menatausahakan Barang Milik Daerah
sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang
bersangkutan.
PEMANFAATAN BARANG MILIK
DAERAH
Pemanfaatan Barang Milik
Daerah
Pemanfaatan Barang Milik Daerah adalah pendayagunaan Barang Milik Daerah yang
tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat
daerah dan/atau optimalisasi Barang Milik Daerah dengan tidak mengubah status
kepemilikan
PEMANFAATAN BARANG MILIK
DAERAH
Bentuk-bentuk Pemanfaatan Barang
Milik Daerah
PENGAMANAN
PEMELIHARAAN
BARANG MILIK DAERAH
Penggunaan Barang Milik
Daerah
Penggunaan Barang Milik Daerah (BMD) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan Barang Milik Daerah
sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.
Pengamanan administrasi meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi,
pelaporan dan penyimpanan dokumen kepemilikan
Pengamanan fisik untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi barang,
penurunan jumlah barang dan hilangnya barang; pengamanan fisik untuk tanah
dan bangunan dilakukan dengan cara pemagaran dan pemasangan tanda batas,
selain tanah dan bangunan dilakukan dengan cara penyimpanan dan
pemeliharaan
Prosedur pengamanan fisik untuk tanah dan bangunan dilakukan dengan cara
pemagaran dan pemasangan tanda batas. Selain tanah dan bangunan dilakukan
dengan cara penyimpanan dan pemeliharaan.
Pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi bukti status
kepemilikan.
Pemeliharaan Barang Milik
Daerah
Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan agar semua barang selalu dalam kedaan baik dan siap untuk
digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemeliharaan dilakukan terhadap barang inventaris yang
sedang dalam unit pemakaian, tanpa merubah, menambah atau mengurangi bentuk maupun kontruksi
asal, sehingga dapat dicapai pendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan baik dari segi unit
pemakaian maupun dari segi keindahan.
Barang yang dipelihara dan dirawat adalah barang inventaris yang tercatat dalam buku inventaris. Ada tiga
bentuk Penyelenggaraan Pemeliharaan Barang Milik Daerah, yaitu :
Pemeliharaan ringan. Pemeliharaan yang dilakukan sehari hari oleh Unit pemakai/ pengurus
barang tanpa membebani anggaran.
Pemeliharaan sedang. Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala oleh tenaga
terdidik/terlatih yang mengakibatkan pembebanan anggaran.
Pemeliharaan berat. Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara sewaktu-waktu oleh
tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya, tetapi dapat diperkirakan
kebutuhannya yang mengakibatkan pembebanan anggaran.
PENILAIAN
BARANG MILIK
PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH
Penilaian BMD adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh penilai untuk memberikan suatu opini atas
nilai suatu obyek penilaian pada saat tertentu dalam rangka pengelolaan BMD. Nilai yang dihasilkan
dari kegiatan penilaian berupa nilai wajar, dimana istilah nilai wajar tersebut merupakan penyebutan
istilah nilai pasar dalam ilmu akuntansi.
Kegiatan penilaian dalam rangka pengelolaan BMD merupakan implementasi Tindakan untuk
mendukung kepastian nilai, yaitu adanya ketepatan jumlah dan nilai Barang dalam rangka
optimalisasi pemanfataan dan pemindahtanganan BMD serta penyusunan Neraca Pemerintah
Daerah. Metodologi yang lazim digunakan dalam proses penilaian adalah pendekatan data pasar,
pendekatan biaya, pendekatan pendapatan.
PEMINDAHTANGANAN
BARANG MILIK
DAERAH
PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH
Pemindahtanganan BMD adalah pengalihan kepemilikan BMD. Pemindahtanganan BMD merupakan
rangkaian kegiatan dari pemanfaatan BMD. .Pemindahtanganan BMD berupa tanah dan/atau
bangunan dan selain tanah dan bangunan yang bernilai lebih dari Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar
rupiah) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan DPRD.
Adapun bentuk-bentuk dari pemindahtanganan BMD adalah penjualan dan tukar menukar, hibah, dan
penyertaan modal.
PEMUSNAHAN
BARANG MILIK
DAERAH
PEMUSNAHAN BARANG MILIK
DAERAH
Pemusnahan barang milik daerah dilakukan apabila:
a. tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau tidak dapat dipindahtangankan; atau
b. terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengelola Barang melakukan penelitian terhadap pemohonan penghapusan barang untuk
dimusnahkan yang meliputi :
- Penelitian kelayakan pertimbangan dan alasan permohonan tersebut
- Penelitian data administratif
- Penelitian fisik atas barang yang dimohonkan tersebut
Pemusnahan dilakukan dengan cara:
a. dibakar;
b. dihancurkan;
c. ditimbun;
d. ditenggelamkan; atau
e. cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENGHAPUSAN
BARANG MILIK
PENGHAPUSAN BARANG MILIK
DAERAH
Penghapusan BMD adalah tindakan penghapusan barang Pengguna dan
penghapusan dari Daftar Inventaris BMD dengan adanya Keputusan Kepala
Daerah. Penghapusan atas BMD dilakukan atas barang tidak bergerak dan
barang bergerak yang didasarkan pada pertimbangan atau alasan¬-alas an
tertentu.
Barang milik daerah yang rusak, hilang, mati (hewan dan tanaman), susut,
berlebih dan tidak efisien lagi harus dilaporkan kepada Kepala Daerah
melalui pengelola. Laporan tersebut harus menyebutkan nama, jumlah
barang, lokasi, nomor kode barang, nilai barang dan lain-lain yang
diperlukan.
PENATAUSAHAAN
BARANG MILIK
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
Penatausahaan barang milik daerah terdiri dari inventarisasi, pembukuan dan pelaporan. Kegiatan
pelaporan barang milik daerah akan menghasilkan daftar yang disebut Daftar Barang Kuasa Pengguna
(DBKP) dan Daftar Barang Pengguna (DBP). Kegiatan pelaporan barang milik daerah dilakukan
berjenjang dimulai dari Kuasa Pengguna Barang, ke Pengguna Barang dan digabungkan menjadi satu
di Pengelola atau melalui Pembantu Pengelola Barang.
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PEMBUKUAN
Pengguna/kuasa pengguna barang dalam melakukan pendaftaran dan pencatatan
sesuai dengan Kartu Inventaris Barang (KIB). Pembantu pengelola melakukan
koordinasi dalam pencatatan dan pendaftaran barang milik daerah ke dalam Daftar
Barang Milik Daerah (DBMD).
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PENGGOLONGAN BARANG MILIK
DAERAH
Untuk kode kepemilikan barang, provinsi,
kabupaten/kota diatur dalam Permendagri 108
Tahun 2016, sedangkan kode bidang, SKPD, unit/sub
unit kerja akan diatur oleh Perda.
Pada saat pencatatan dalam KIB dan KIR terlebih dahulu dilakukan penggolongan dan
kodefikasi BMD. Penggolongan barang terdiri dari 2 kode, yaitu kode lokasi dan kode
barang. Kedua kode ini terdiri dari 14 digit. Sehingga setiap barang, nantinya akan
memiliki 2 kode yang masing-masing terdiri dari 14 digit.
KODE LOKASI
Untuk digit pertama dan kedua akan diberikan kode :
a. 00 untuk barang milik pemerintah pusat (BM/KN)
b. 11 untuk barang milik pemerintah provinsi
c. 12 untuk barang milik pemerintah kabupaten/Kota
d. 13 untuk barang milik lainnya
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PENGGOLONGAN BARANG MILIK
DAERAH
KODE BARANG
Digit ke 1 dan ke-2 dari kode barang menunjukkan golongan barang.
Kode golongan barang diklasifikasikan menjadi 6 golongan, yaitu:
a. Untuk tanah, kodenya adalah 01.
b. Untuk mesin dan peralatan, kodenya adalah 02.
c. Untuk gedung dan bangunan, kodenya adalah 03.
d. Untuk jalan,Irigasi dan Jaringan, kodenya adalah 04.
e. Untuk Aset Tetap Lainnya, kodenya adalah 05.
f. Untuk Konstruksi dalam Pengerjaan, kodenya adalah 06
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK
DAERAH
PENGGOLONGAN BARANG MILIK
DAERAH
CONTOH :
Sebuah stetoscope milik pemkot Jakarta yang terdapat di Puskesmas
Kecamatan Cakung (08), Kelurahan Cakung Barang (04), Kecamatan
Cakung (06), Jakarta Utara (05), Provinsi DKI Jakarta (09), diperoleh
tahun 2000 dengan nomor urut 5. Kode lokasi dan Kode Barang adalah :
PEMBINAAN, PENGAWASAN
DAN PENGENDALIAN
BARANG MILIK DAERAH
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN BARANG MILIK
DAERAH
Pembinaan
Pembinaan barang milik daerah adalah usaha atau kegiatan melalui pemberian
pedoman, bimbingan, pelatihan dan supevisi untuk menjamin kelancaran
penyelenggaraan pengelolaan BMD secara berdayaguna dan berhasil guna.
Lingkup dari pembinaan barang milik daerah meliputi pemberian pedoman,
bimbingan, pelatihan dan supervisi terhadap pelaksanaan pengelolaan barang milik
daerah
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN BARANG MILIK
DAERAH
Pengawasan
Usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya
mengenai pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan, apakah dilakukan sesuai peraturan
perundangundangan.
Lingkup pengawasan BMD menekankan pada prinsip kesesuian dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pengendalian
Usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengendalian BMD diperlukan untuk memastikan bahwa pengadaan dan penggunaan
BMD berjalan sesuai dengan perencanaan kebutuhannya.
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN BARANG MILIK
DAERAH
Prosedur Pengawasan dan
Pengendalian
Prosedur pengawasan dan pengendalian BMD dilakukan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Pengecekan status penggunaan BMD. Pemeriksaan status penggunaan BMD untu memastikan
bahwa penggunaan BMD sesuai dengan tupoksi dan efisien.
b. Pengecekan Inventaris Barang. Pengecekan inventaris barang secara fisik oleh SKPD minimal
dilakukan sekali dalam 6 bulan. Untuk barang bergerak pengecekan dapat dilakukan dengan
memeriksa kartu barang gudang.
c. Evaluasi Penggunaan dan Pemanfaatan BMD. Evaluasi penggunaan BMD meliputi kebenaran
penggunaan, penanggung jawab, dan kondisi barang sesuai dengan tupoksi, sedangkan
pemanfaatan berkaitan dengan tanah dan bangunan.
d. Pengendalian BMD. Sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi dilakukan pengendalian terhadap
BMD yang tidak sesuai dengan perencanaan kebutuhannya. Bentuk kegiatan pengendalian
BMD yang diusulkan harus dinyatakan dengan jelas dengan memertimbangkan temuan
kesenjangan yang diperoleh
TERIMA
KASIH
DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?

More Related Content

Similar to OPTIMALKAN_BMD

Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Henni Gusnia
 
Paparan Perubahan Perpres Nomor 54 Tahun 2010
Paparan Perubahan Perpres Nomor 54 Tahun 2010Paparan Perubahan Perpres Nomor 54 Tahun 2010
Paparan Perubahan Perpres Nomor 54 Tahun 2010Khalid Mustafa
 
penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf
penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdfpenjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf
penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdffathiaumara
 
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015Khalid Mustafa
 
Peraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdf
Peraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdfPeraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdf
Peraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdfharyonopkamase1
 
Pengelolaan anggaran dan bmn itjen
Pengelolaan anggaran dan bmn itjenPengelolaan anggaran dan bmn itjen
Pengelolaan anggaran dan bmn itjenagus_ibnu_hasan
 
Modul_Pelatihan_Pengadaan_Barang_Jasa_Pe.pdf
Modul_Pelatihan_Pengadaan_Barang_Jasa_Pe.pdfModul_Pelatihan_Pengadaan_Barang_Jasa_Pe.pdf
Modul_Pelatihan_Pengadaan_Barang_Jasa_Pe.pdfLanangTanu2
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021Nurul Angreliany
 
Kebijakan P BarangJasa-PJB-2017.pptx
Kebijakan P BarangJasa-PJB-2017.pptxKebijakan P BarangJasa-PJB-2017.pptx
Kebijakan P BarangJasa-PJB-2017.pptxmaudyolshop
 
materi Reviu RKA dan KAK 2021.ppt
materi Reviu RKA dan KAK 2021.pptmateri Reviu RKA dan KAK 2021.ppt
materi Reviu RKA dan KAK 2021.pptArya Biase
 
dokumen SPO pengadaan.doc
dokumen SPO pengadaan.docdokumen SPO pengadaan.doc
dokumen SPO pengadaan.doclabadjidarmo
 
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Eko Wachyu
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Khalid Mustafa
 
PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 248 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEG...
PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 248 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEG...PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 248 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEG...
PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 248 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEG...Yuni
 
ISU PENGELOLAAN KEUDA.pptx
ISU PENGELOLAAN KEUDA.pptxISU PENGELOLAAN KEUDA.pptx
ISU PENGELOLAAN KEUDA.pptxReshaNesia2
 
4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barang4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barangJoy Irman
 
Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003runad
 
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaJuknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaUlfah Hanum
 

Similar to OPTIMALKAN_BMD (20)

Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
 
Paparan Perubahan Perpres Nomor 54 Tahun 2010
Paparan Perubahan Perpres Nomor 54 Tahun 2010Paparan Perubahan Perpres Nomor 54 Tahun 2010
Paparan Perubahan Perpres Nomor 54 Tahun 2010
 
penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf
penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdfpenjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf
penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf
 
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
Sosialisasi Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015
 
Peraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdf
Peraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdfPeraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdf
Peraturan Kepala LKPP Nomor 11 Tahun 2013_503_1_Jenis Belanja.pdf
 
Pengelolaan anggaran dan bmn itjen
Pengelolaan anggaran dan bmn itjenPengelolaan anggaran dan bmn itjen
Pengelolaan anggaran dan bmn itjen
 
Modul_Pelatihan_Pengadaan_Barang_Jasa_Pe.pdf
Modul_Pelatihan_Pengadaan_Barang_Jasa_Pe.pdfModul_Pelatihan_Pengadaan_Barang_Jasa_Pe.pdf
Modul_Pelatihan_Pengadaan_Barang_Jasa_Pe.pdf
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa PemerintahPengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
 
Kebijakan PBJ.pptx
Kebijakan PBJ.pptxKebijakan PBJ.pptx
Kebijakan PBJ.pptx
 
Kebijakan P BarangJasa-PJB-2017.pptx
Kebijakan P BarangJasa-PJB-2017.pptxKebijakan P BarangJasa-PJB-2017.pptx
Kebijakan P BarangJasa-PJB-2017.pptx
 
materi Reviu RKA dan KAK 2021.ppt
materi Reviu RKA dan KAK 2021.pptmateri Reviu RKA dan KAK 2021.ppt
materi Reviu RKA dan KAK 2021.ppt
 
dokumen SPO pengadaan.doc
dokumen SPO pengadaan.docdokumen SPO pengadaan.doc
dokumen SPO pengadaan.doc
 
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
Matriks perbedaan perpres nomor 54 2010 dan perpres nomor 4 2015
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
 
PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 248 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEG...
PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 248 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEG...PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 248 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEG...
PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 248 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEG...
 
ISU PENGELOLAAN KEUDA.pptx
ISU PENGELOLAAN KEUDA.pptxISU PENGELOLAAN KEUDA.pptx
ISU PENGELOLAAN KEUDA.pptx
 
4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barang4 rencana umum pengadaan barang
4 rencana umum pengadaan barang
 
Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003
 
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaJuknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
 

Recently uploaded

emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 

Recently uploaded (9)

emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 

OPTIMALKAN_BMD

  • 1. Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) pada BLUD Puskesmas TONY GUSLIAWAN, S.E., Akt., M.M INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH III INSPEKTORAT KABUPATEN TULANG BAWANG
  • 2. CONTENTS Dasar Hukum 01 Pengelolaan BMD 02 Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran BMD 03 Pengadaan BMD 04 Penggunaan dan Pemanfaatan BMD 05 Pengamanan Pemeliharaan BMD 06
  • 3. CONTENTS Penilaian BMD 07 Pemindahtanganan BMD 08 Pemusnahan BMD 09 Pengadaan BMD 10 Penatausahaan BMD 11 Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian BMD 12
  • 5. DASAR HUKUM UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Permendagri Nomor 19 tahun 2016 tentang Pengelolaan BMD Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Derah Permendagri Nomor 108 Tahun 2016 tentang Penggolongan dan Kodefikasi BMD
  • 7. BARANG MILIK DAERAH Pengertian Barang Milik Daerah (BMD) Menurut UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat (39) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 Pasal 1 ayat (16) Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Pengelolaan Barang Milik Daerah Jika dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014, maka aktivitas dalam pengelolaan BMD meliputi : • perencanaan kebutuhan dan penganggaran • pemindahtanganan • pengadaan • pemusnahan • penggunaan • penghapusan • pemanfaatan • penatausahaan • pengamanan dan pemeliharaan • pembinaan, pengawasan dan pengendalian • penilaian
  • 9. PARADIGMA PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Dikelola tanpa pendekatan sistem yang baik Status dan nilai yang tidak jelas Penggunaan dan pemanfaatan yang tidak optimal Sekadar kegiatan administratif semata PROBLEM
  • 10. Sesuai Peraturan Pemerintrah Nomor 27 Tahun 2014 Pasal 3 ayat (1), Pengelolaan BMD harus dilaksanakan berdasarkan asas-asas sebagai berikut : Setiap pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan BMD harus dilakukan sesuai fungsi, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing. FUNGSIONAL Pengelolaan BMD harus dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yg berlak KEPASTIAN HUKUM penyelenggaraan pengelolaan BMD harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh hak informasi TRANSPARANSI Arah pengelolaan BMD agar sesuai batasan standar kebutuhan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tupoksi secara optimal EFISIENSI Setiap kegiatan pengelolaan BMD harus dapat dipertanggungjawabk an kepada stakeholder/rakyat. . AKUNTABILITAS Pengelolaan BMD harus didukung adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan BMD serta neraca Pemerintah. KEPASTIAN NILAI
  • 12. PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN BMD Perencanaan kebutuhan meliputi perencanaan pengadaan, pemeliharaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan BMD dan selanjutnya merupakan dasar bagi SKPD dalam mengusulkan penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative) dan angka dasar (baseline) serta penyusunan rencana kerja dan anggaran dengan berpedoman pada standar barang, standar kebutuhan, dan/atau standar harga. Kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan didasarkan atas beban tugas dan tanggung jawab masing-masing unit sesuai anggaran yang tersedia dengan kata lain adalah fungsi pokok masing-masing SKPD sesuai dengan fungsi pelayanan kepada masyarakat. Perencanaan ini dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: • barang apa yang dibutuhkan (jumlah, spesifikasi, dll); • siapa yang mengurus dan siapa yang menggunakan • dimana dibutuhkan • alasan-alasan kebutuhan • bilamana dibutuhkan • cara pengadaan • berapa biaya
  • 14. PERATUTAN PENGADAAN BARANG/JASA PADA BLUD Perpres 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Peraturan LKPP No. 5 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa yang Dikecualikan pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah Peraturan Kepala Daerah dan Peraturan Pimpinan BLUD
  • 15. PERPRES 12 TAHUN 2021 Dikecualikan dari ketentuan dalam Peraturan Presiden ini adalah Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum/Badan Layanan Umum Daerah Pengadaan Barang/Jasa Pada BLU/BLUD diatur tersendiri dengan peraturan pimpinan BLU/BLUD Dalam hal BLU/BLUD belum memiliki peraturan PBJ tersendiri, pelaksanaan pada BLU/BLUD berpedoman pada Peraturan Presiden ini Ketentuan lebih lanjut mengenai pengecualian dalam Pengadaan Barang/Jasa diatur dengan Peraturan Kepala Lembaga. Pasal 61
  • 16. PERATURAN LKPP N0. 5 TAHUN 2021 Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBN/APBD, dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah. Dalam hal terdapat hasil kajian internal BLU/BLUD yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD dapat menggunakan peraturan pimpinan BLU/BLUD Ketentuan terkait pelaku dan organisasi Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD mengacu kepada Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tentang Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa dan Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD diatur dengan peraturan pimpinan BLU/BLUD, BLU/BLUD mengumumkan rencana Pengadaan Barang/Jasa ke dalam aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) dan menyampaikan data Kontrak dalam aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE). Pasal 3
  • 17. LAMPIRAN PERATURAN LKPP N0. 5 TAHUN 2021 Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan BLU/BLUD. Peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah dan best practice lainnya sebagai rujukan. Tujuan, Prinsip dan Etika Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD disesuaikan dengan tujuan organisasi BLU/BLUD dalam rangka menunjang tata kelola organisasi yang baik. Tahapan Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/BLUD secara umum meliputi perencanaan pengadaan, persiapan pengadaan, persiapan pemilihan, pelaksanaan pemilihan, dan pelaksanaan kontrak. Pengadaan barang/Jasa di BLU/BLUD dilaksanakan berdasarkan peraturan pimpinan BLU/BLUD. Dalam hal terdapat alasan efektivitas dan/atau efisiensi berdasarkan hasil kajian internal BLU/BLUD, Pemimpin BLU/BLUD dapat mengatur pengadaan barang/jasa dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  • 18. LAMPIRAN PERATURAN LKPP N0. 5 TAHUN 2021 Pengaturan pemaketan/konsolidasi pengadaan, dan metode pemilihan diatur berdasarkan kewenangan. Pengaturan jenjang nilai pada metode pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan BLU/BLUD. Kriteria Penunjukan Langsung selain merujuk pada peraturan perundang-undangan dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing sektor BLU/BLUD. Dalam keadaan darurat, BLU dapat mengacu pada ketentuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Penanganan Keadaan Darurat. Pengumuman rencana umum pengadaan melalui Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) dan penyampaian data kontrak ke dalam aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) harus tetap dilakukan. Pengembangan sistem dan kebijakan pengadaan barang/jasa sebagai bentuk inovasi di bidang pengadaan barang/jasa, seperti pengelolaan data pelaku usaha dan penilaian kinerja penyedia barang/jasa melalui Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP)/vendor management system (VMS).
  • 19. PERMENDAGRI NOMOR 79 TAHUN 2018 Pasal 76 Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD yang bersumber dari APBD dilaksanakan berdasarkan ketenturan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah. Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD yang bersumber dari: • Jasa layanan • Hibah tidak terikat • Hasil Kerjasama dengan pihak lain, dan • Lain-lain pendapatan yang sah Diberikan Fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang dan/atau jasa pemerintah
  • 20. PERMENDAGRI NOMOR 79 TAHUN 2018 Pasal 77 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/atau diatur dengan Peraturan Kepala Daerah. Peraturan Kepala Daerah bertujan untuk menjamin ketersediaan barang dan/atau jasa yang lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang sederhana. cepat serta mudah menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran pelayanan BLUD. Pasal 78 Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat dilakukan sesuai dengan: • Kebijakan pengadaan dari pemberi hibah • Peraturan Kepala Daerah sepanjang disetujui pemberi hibah
  • 21. PERMENDAGRI NOMOR 79 TAHUN 2018 Pasal 79 Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan oleh pelaksana pengadaan. Pelaksana pengadaan dilaksanakan oleh panitia atau unit yang dibentuk oleh pemimpin untuk melaksanakan pengadaan barang dan/atau jasa BLUD. Pelaksana pengadaan terdiri atas personil yang memahami tata cara pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan.
  • 22. PENGADAAN PADA BLUD PUSKESMAS STRATEGI Perlu menyusun rencana tindakan dalam pengadaan barang/jasa yang efektif dan efisien untuk menjamin ketersediaan barang/jasa yang lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang sederhana, cepat serta mudah dengan menyesuaikan dengan kebutuhan
  • 24. PENGGUNAAN BARANG MILIK DAERAH Penggunaan Barang Milik Daerah Penggunaan Barang Milik Daerah (BMD) adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan Barang Milik Daerah sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.
  • 25. PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH Pemanfaatan Barang Milik Daerah Pemanfaatan Barang Milik Daerah adalah pendayagunaan Barang Milik Daerah yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah dan/atau optimalisasi Barang Milik Daerah dengan tidak mengubah status kepemilikan
  • 26. PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH Bentuk-bentuk Pemanfaatan Barang Milik Daerah
  • 28. Penggunaan Barang Milik Daerah Penggunaan Barang Milik Daerah (BMD) adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan Barang Milik Daerah sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. Pengamanan administrasi meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, pelaporan dan penyimpanan dokumen kepemilikan Pengamanan fisik untuk mencegah terjadinya penurunan fungsi barang, penurunan jumlah barang dan hilangnya barang; pengamanan fisik untuk tanah dan bangunan dilakukan dengan cara pemagaran dan pemasangan tanda batas, selain tanah dan bangunan dilakukan dengan cara penyimpanan dan pemeliharaan Prosedur pengamanan fisik untuk tanah dan bangunan dilakukan dengan cara pemagaran dan pemasangan tanda batas. Selain tanah dan bangunan dilakukan dengan cara penyimpanan dan pemeliharaan. Pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi bukti status kepemilikan.
  • 29. Pemeliharaan Barang Milik Daerah Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan agar semua barang selalu dalam kedaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemeliharaan dilakukan terhadap barang inventaris yang sedang dalam unit pemakaian, tanpa merubah, menambah atau mengurangi bentuk maupun kontruksi asal, sehingga dapat dicapai pendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan baik dari segi unit pemakaian maupun dari segi keindahan. Barang yang dipelihara dan dirawat adalah barang inventaris yang tercatat dalam buku inventaris. Ada tiga bentuk Penyelenggaraan Pemeliharaan Barang Milik Daerah, yaitu : Pemeliharaan ringan. Pemeliharaan yang dilakukan sehari hari oleh Unit pemakai/ pengurus barang tanpa membebani anggaran. Pemeliharaan sedang. Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala oleh tenaga terdidik/terlatih yang mengakibatkan pembebanan anggaran. Pemeliharaan berat. Pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara sewaktu-waktu oleh tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya, tetapi dapat diperkirakan kebutuhannya yang mengakibatkan pembebanan anggaran.
  • 31. PENILAIAN BARANG MILIK DAERAH Penilaian BMD adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh penilai untuk memberikan suatu opini atas nilai suatu obyek penilaian pada saat tertentu dalam rangka pengelolaan BMD. Nilai yang dihasilkan dari kegiatan penilaian berupa nilai wajar, dimana istilah nilai wajar tersebut merupakan penyebutan istilah nilai pasar dalam ilmu akuntansi. Kegiatan penilaian dalam rangka pengelolaan BMD merupakan implementasi Tindakan untuk mendukung kepastian nilai, yaitu adanya ketepatan jumlah dan nilai Barang dalam rangka optimalisasi pemanfataan dan pemindahtanganan BMD serta penyusunan Neraca Pemerintah Daerah. Metodologi yang lazim digunakan dalam proses penilaian adalah pendekatan data pasar, pendekatan biaya, pendekatan pendapatan.
  • 33. PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH Pemindahtanganan BMD adalah pengalihan kepemilikan BMD. Pemindahtanganan BMD merupakan rangkaian kegiatan dari pemanfaatan BMD. .Pemindahtanganan BMD berupa tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan bangunan yang bernilai lebih dari Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan DPRD. Adapun bentuk-bentuk dari pemindahtanganan BMD adalah penjualan dan tukar menukar, hibah, dan penyertaan modal.
  • 35. PEMUSNAHAN BARANG MILIK DAERAH Pemusnahan barang milik daerah dilakukan apabila: a. tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau tidak dapat dipindahtangankan; atau b. terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengelola Barang melakukan penelitian terhadap pemohonan penghapusan barang untuk dimusnahkan yang meliputi : - Penelitian kelayakan pertimbangan dan alasan permohonan tersebut - Penelitian data administratif - Penelitian fisik atas barang yang dimohonkan tersebut Pemusnahan dilakukan dengan cara: a. dibakar; b. dihancurkan; c. ditimbun; d. ditenggelamkan; atau e. cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 37. PENGHAPUSAN BARANG MILIK DAERAH Penghapusan BMD adalah tindakan penghapusan barang Pengguna dan penghapusan dari Daftar Inventaris BMD dengan adanya Keputusan Kepala Daerah. Penghapusan atas BMD dilakukan atas barang tidak bergerak dan barang bergerak yang didasarkan pada pertimbangan atau alasan¬-alas an tertentu. Barang milik daerah yang rusak, hilang, mati (hewan dan tanaman), susut, berlebih dan tidak efisien lagi harus dilaporkan kepada Kepala Daerah melalui pengelola. Laporan tersebut harus menyebutkan nama, jumlah barang, lokasi, nomor kode barang, nilai barang dan lain-lain yang diperlukan.
  • 39. PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH Penatausahaan barang milik daerah terdiri dari inventarisasi, pembukuan dan pelaporan. Kegiatan pelaporan barang milik daerah akan menghasilkan daftar yang disebut Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) dan Daftar Barang Pengguna (DBP). Kegiatan pelaporan barang milik daerah dilakukan berjenjang dimulai dari Kuasa Pengguna Barang, ke Pengguna Barang dan digabungkan menjadi satu di Pengelola atau melalui Pembantu Pengelola Barang.
  • 40. PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH PEMBUKUAN Pengguna/kuasa pengguna barang dalam melakukan pendaftaran dan pencatatan sesuai dengan Kartu Inventaris Barang (KIB). Pembantu pengelola melakukan koordinasi dalam pencatatan dan pendaftaran barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Milik Daerah (DBMD).
  • 41. PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH PENGGOLONGAN BARANG MILIK DAERAH Untuk kode kepemilikan barang, provinsi, kabupaten/kota diatur dalam Permendagri 108 Tahun 2016, sedangkan kode bidang, SKPD, unit/sub unit kerja akan diatur oleh Perda. Pada saat pencatatan dalam KIB dan KIR terlebih dahulu dilakukan penggolongan dan kodefikasi BMD. Penggolongan barang terdiri dari 2 kode, yaitu kode lokasi dan kode barang. Kedua kode ini terdiri dari 14 digit. Sehingga setiap barang, nantinya akan memiliki 2 kode yang masing-masing terdiri dari 14 digit. KODE LOKASI Untuk digit pertama dan kedua akan diberikan kode : a. 00 untuk barang milik pemerintah pusat (BM/KN) b. 11 untuk barang milik pemerintah provinsi c. 12 untuk barang milik pemerintah kabupaten/Kota d. 13 untuk barang milik lainnya
  • 42. PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH PENGGOLONGAN BARANG MILIK DAERAH KODE BARANG Digit ke 1 dan ke-2 dari kode barang menunjukkan golongan barang. Kode golongan barang diklasifikasikan menjadi 6 golongan, yaitu: a. Untuk tanah, kodenya adalah 01. b. Untuk mesin dan peralatan, kodenya adalah 02. c. Untuk gedung dan bangunan, kodenya adalah 03. d. Untuk jalan,Irigasi dan Jaringan, kodenya adalah 04. e. Untuk Aset Tetap Lainnya, kodenya adalah 05. f. Untuk Konstruksi dalam Pengerjaan, kodenya adalah 06
  • 43. PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH PENGGOLONGAN BARANG MILIK DAERAH CONTOH : Sebuah stetoscope milik pemkot Jakarta yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Cakung (08), Kelurahan Cakung Barang (04), Kecamatan Cakung (06), Jakarta Utara (05), Provinsi DKI Jakarta (09), diperoleh tahun 2000 dengan nomor urut 5. Kode lokasi dan Kode Barang adalah :
  • 45. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK DAERAH Pembinaan Pembinaan barang milik daerah adalah usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan dan supevisi untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan BMD secara berdayaguna dan berhasil guna. Lingkup dari pembinaan barang milik daerah meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan dan supervisi terhadap pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah
  • 46. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK DAERAH Pengawasan Usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan, apakah dilakukan sesuai peraturan perundangundangan. Lingkup pengawasan BMD menekankan pada prinsip kesesuian dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengendalian Usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian BMD diperlukan untuk memastikan bahwa pengadaan dan penggunaan BMD berjalan sesuai dengan perencanaan kebutuhannya.
  • 47. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK DAERAH Prosedur Pengawasan dan Pengendalian Prosedur pengawasan dan pengendalian BMD dilakukan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a. Pengecekan status penggunaan BMD. Pemeriksaan status penggunaan BMD untu memastikan bahwa penggunaan BMD sesuai dengan tupoksi dan efisien. b. Pengecekan Inventaris Barang. Pengecekan inventaris barang secara fisik oleh SKPD minimal dilakukan sekali dalam 6 bulan. Untuk barang bergerak pengecekan dapat dilakukan dengan memeriksa kartu barang gudang. c. Evaluasi Penggunaan dan Pemanfaatan BMD. Evaluasi penggunaan BMD meliputi kebenaran penggunaan, penanggung jawab, dan kondisi barang sesuai dengan tupoksi, sedangkan pemanfaatan berkaitan dengan tanah dan bangunan. d. Pengendalian BMD. Sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi dilakukan pengendalian terhadap BMD yang tidak sesuai dengan perencanaan kebutuhannya. Bentuk kegiatan pengendalian BMD yang diusulkan harus dinyatakan dengan jelas dengan memertimbangkan temuan kesenjangan yang diperoleh
  • 48. TERIMA KASIH DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?