Materi ini adalah kumpulan dari berbagai sumber. Mohon masukan yang konstruktif jika dalam materi ini masih ada kekurangan dam penulisan dan penjelasanya. Terimakasih
2. PEMBAHASA
N
MANAJEMEN
Imron (2003:4-5) menegaskan beberapa unsur yang
terdapat dalam pengertian manajemen, yaitu:
Terdapatnya sumber-sumber
potensial yang harus dilibatkan,
baik sumber manusia dan
nonmanusia, namun lebih
menekankan pelibatan sumber
potensial yang bersifat manusia,
sebab terlibat dan tertatanya
sumber-sumber potensial yang
bersifat manusiawi, akan dengan
sendirinya menjadikan tertatanya
sumber potensial yang bersifat
nonmanusia
3. PEMBAHASA
N
MANAJEMEN Imron (2003:4-5) menegaskan beberapa unsur yang
terdapat dalam pengertian manajemen, yaitu:
Adanya suatu
proses, hal ini menunjukkan bahwa ada
tahapan tertentu yang harus dilakukan jika
seseorang melakukan kegiatan manajemen;
Adanya penataan, berarti
makna manajemen sesungguhnya adalah
penataan, pengelolaan, dan pengaturan
adanya tujuan yang hendak tercapai, karena pelibatan
sumber potensial yang bersifat manusia dan
nonmanusia tersebut bukan merupakan tujuan,
melainkan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan
misi tertentu
5. PEMBAHASA
N
KELAS
Arikunto berpendapat bahwa kelas adalah sekelompok peserta
didik yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama
dari guru yang sama
Kelas merupakan sekelompok siswa yang diajar secara bersama-sama
atau suatu lokasi di mana kelompok itu menjalankan aktivitas proses
pembelajaran pada waktu dan tempat yang dikondisikan secara formal.
Pada hakikatnya kelas adalah merupakan kumpulan individu yang
memiliki karakteristik berbeda- beda dan merupakan wahana paling
dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi siswa
Kedudukan kelas yang demikian penting, mengisyaratkan bahwa agar
proses pendidikan dan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif
dan efisien, maka dibutuhkan guru yang profesional dalam melakukan
pengelolaan kelas melalui pendekatan manajemen kelas
PERSEPS
I
Berdasarkan pendapat
tersebut dapat diketahui
bahwa jika ada
sekelompok peserta didik
yang
pada waktu bersamaan
menerima pelajaran yang
sama dari guru yang
berbeda, jelas itu tidak
dapat disebut kelas.
6. PEMBAHASAN
KELAS
MENURUT
BEBERAPA AHLI
Wiyani (2013:52)
• Kelas sebagai unit kerja terkecil di sekolah yang digunakan sebagai tempat untuk
kegiatan belajar-mengajar
• Sebagai suatu unit kerja terkecil di sekolah, di dalam suatu kelas terdiri dari sekelompok
peserta didik dan berbagai sarana prasarana belajar.
• Sekelompok peserta didik tersebut tentu tidaklah homogen, tetapi heterogen, mulai dari
perbedaan jenis kelamin, tinggi badan, usia, tingkat intelegensi, bakat, minat, hingga
perbedaan tipe belajar
Nawawi (dalam Rohmad, 2009:69)
• Suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah sebagai satu
kesatuan diorganisasikan menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan belajar-mengajar yang kreatif untuk mencapai tujuan
7. KELAS
Semua tempat yang dapat digunakan dan/atau diakses oleh
guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran yang tidak
dibatasi ruang dan waktu
Kelas memiliki cakupan yang luas, di mana ada interaksi
guru dan siswa terkait membahas ilmu pengetahuan, maka
tempat tersebut dapat disebut dengan kelas
Seiring dengan perkembangan teknologi, pembelajaran tidak
hanya dilakukan secara tatap muka, namun dapat dilakukan
tanpa tatap muka, seperti pembelajaran dengan system
e- learning.
PEMBAHASA
N
8. PENGERTIAN
MANAJEMEN
KELAS
MANAJEMEN
KELAS
Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu manus yang
berarti tangan, dan agere yang berarti melakukan (Usman,
2009:5). Dua kata tersebut digabung menjadi managere, yang
berarti menangani, melakukan dengan tangan.
Ruang tempat belajar di sekolah (Kamus Bahasa Indonesia,
2008:669).
Kelas adalah semua tempat yang dapat digunakan dan/atau
diakses oleh guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran
yang tidak dibatasi ruang dan waktu
Usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar
mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu meliputi
penyiapan bahan ajar, penyediaan sarana dan alat peraga
atau media pembelajaran, mengatur ruang belajar, dan
menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
9. PENGERTIAN
Menurut Suhardan dkk (2009:106), manajemen kelas
adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan
suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta
dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa
manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur
kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis.
Menurut Sulistiyirini (2006:66), manajemen kelas adalah
proses atau upaya yang dilakukan oleh seseorang guru
secara sistematis untuk menciptakan dan mewujudkan
kondisi kelas yang dinamis dan kondusif dalam rangka
menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Menurut Djamarah (2000:173), manajemen kelas adalah
suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada
se-optimal mungkin untuk mendukung proses interaksi
edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
MANAJEMEN KELAS
MENURUT BEBERAPA
AHLI
10. PEMBAHASAN
Menciptakan suasana atau kondisi kelas yang
memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat
belajar dengan efektif
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai
lingkungan belajar maupun sebagai kelompok
belajar yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal
mungkin;
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat
menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot
belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa
belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional,
dan intelektual siswa dalam kelas;
Membina dan membimbing siswa sesuai dengan
latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-
sifat individunya. Kemampuan guru memahami
konsep manajemen kelas dan mampu
mengimplementasinya menjadi faktor penentu
keberhasilan pembelajaran
TUJUAN MANAJEMEN
KELAS
11. TUJUAN MANAJEMEN
KELAS
Untuk memberi
kemudahan dalam
usaha memantau
kemajuan siswa
dalam pelajarannya.
Untuk memberi kemudahan
dalam mengangkat masalah-
masalah penting untuk
dibicarakan dikelas demi
perbaikan pengajaran pada
masa mendatang
Agar pengajaran
dapat dilakukan
secara maksimal,
sehingga tujuan
pengajaran dapat
dicapai secara efektif
dan efisien
Wijaya dan Rusyan
12. TUJUAN MANAJEMEN
KELAS
Menghilangkan berbagai
hambatan belajar yang
dapat menghalangi
terwujudnya kegiatan
belajar.
Menyediakan dan mengatur
fasilitas serta perabot
belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa
belajar sesuai dengan
lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual
siswa di kelas.
Mewujudkan situasi dan
kondisi kelas, baik sebagai
lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar.
1.Membina dan
membimbing sesuai dengan
latar belakang sosial,
ekonomi dan budaya serta
sifat individual.
Mudasir (2011:20)
13. Pembelajaran yang berkualitas
tidak hanya ditentukan oleh
pembaharuan kurikulum,
fasilitas yang tersedia,
kepribadian guru yang
simpatik, pembelajaran yang
penuh kesan, wawasan
pengetahuan guru yang luas
tentang semua bidang,
melainkan juga guru harus
menguasai kiat manajemen
kelas.
14. Diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang
terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam
proses belajar mengajar
Diketahuinya masalah-masalah yang diperkirakan dan
yang mungkin tumbuh yang dapat merusak iklim belajar
mengajar;
Dikuasai berbagai pendekatan dalam manajemen kelas dan
diketahui pula kapan dan untuk masalah mana satu
pendekatan digunakan
16. Prinsip Kesiapan
“Readiness”
•Kesiapan belajar ialah
kematangan dan pertumbuhan
fisik, psikis, inteligensi, latar
belakang pengalaman, hasil
belajar yang baku, motivasi,
persepsi dan faktor-faktor lain
yang memungkinkan
seseorang dapat belajar.
Muhaimin, 2002:137-
144”
17. Prinsip Motivasi “Motivation”
•Motivasi adalah tenaga pendorong
atau penarik yang menyebabkan
adanya tingkah laku ke arah suatu
tujuan tertentu. Adanya motivasi pada
peserta didik maka akan bersungguh-
sungguh menunjukkan minat,
mempunyai perhatian dan rasa ingin
tahu yang kuat untuk ikut serta dalam
kegiatan belajar, berusaha keras dan
memberikan waktu yang cukup untuk
melakukan kegiatan tersebut serta
terus bekerja sampai tugas-tugas
tersebuty terselesaikan
Muhaimin, 2002:137-
144”
18. Prinsip Perhatian
• Perhatian merupakan suatu
strategi kognitif yang mencakup
empat keterampilan yaitu
berorientasi pada suatu masalah,
meninjau sepintas isi masalah,
memusatkan diri pada aspek-aspek
yang relevan dan mengabaikan
stimuli yang tidak relevan. Dalam
proses pembelajaran perhatian
merupakan faktor yang besar
pengaruhnya.
Muhaimin, 2002:137-
144”
19. Prinsip Persepsi
• Prinsip umum yang perlu diperhatikan
dalam menggunakan persepsi adalah:
• Makin baik persepsi mengenai sesuatu
makin mudah peserta didik belajar
mengingat sesuatu tersebut.
• Dalam pembelajaran perlu dihindari
persepsi yang salah karena hal ini akan
memberikan pengertian yang salah pula
pada peserta didik tentang apa yang
dipelajari.
• Dalam pembelajaran perlu diupayakan
berbagai sumber belajar yang dapat
mendekati benda sesungguhnya sehingga
peserta didik memperoleh persepsi yang
lebih akurat.
Muhaimin, 2002:137-
144”
20. Prinsip Retensi
• Retensi adalah apa yang tertinggal
dan dapat diingat kembali setelah
seseorang mempelajari sesuatu.
Dengan retensi membuat apa yang
dipelajari dapat bertahan atau
tertinggal lebih lama dalam
struktur kognitif dan dapat diingat
kembali jika diperlukan. Karena itu
retensi sangat menentukan hasil
yang diperoleh peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Muhaimin, 2002:137-
144”
21. Prinsip Transfer
•Transfer merupakan suatu proses
dimana sesuatu yang pernah dipelajari
dapat memengaruhi proses dalam
mempelajari sesuatu yang baru. Dengan
demikian transfer berarti pengaitan
pengetahuan yang sudah dipelajari
dengan pengetahuan yang baru
dipelajari. Pengetahuan atau
keterampilan yang diajarkan disekolah
selalu diasumsikan atau diharapkan
dapat dipakai untuk memecahkan
masalah yang dialami dalam kehidupan
atau dalam pekerjaan yang akan
dihadapi kelak.
Muhaimin, 2002:137-
144”
22. Seorang guru dalam kegiatan sehari-hari, akan
menghadapi kasus-kasus dalam kelasnya
Kasus-kasus yang umumnya dijumpai guru dalam
manajemen kelas antara lain
Tugas
Mencari masalah-masalah yang
terjadi disekolah dasar terkait
manajemen kelas guru dalam proses
pembelajaran.
Tingkat
penguasaan
materi oleh siswa
di dalam kelas
Fasilitas yang
diperlukan
Kondisi siswa
Teknik mengajar
guru
23. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
manajemen kelas
sifat
kelas
situasi
kelas
pendorong
kekuatan kelas
tindakan
selektif
dan
kreatif
Johnson dan Bany
26. Upaya penyelenggaraan pembelajaran dengan
menitikberatkan pada upaya guru untuk mengatur dan
mengorganisasi siswa sesuai dengan persepsi guru
terhadap siswa, dengan kata lain pendekatan ini dipilih
berdasar orientasi guru dan ketercapaian target
kurikulum yang harus diselesaikan
Pendekatan Manajerial
Pendekatan Ancaman
atau Intimidasi
Pendekatan intimidasi adalah penekanan pendekatan
yang memandang manajemen kelas sebagai proses
pengendalian perilaku siswa.
Penggunakan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan
masalah secara sementara dan hanya menangani gejala
masalahnya, bukan masalah itu sendiri. Kelemahan yang
timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya
sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru
dan siswa.
27. Pengelolaan permisif di sini diartikan sebagai suatu proses
untuk membantu siswa agar merasa bebas untuk
mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja.
Peranan guru adalah untuk meningkatkan kebebasan
siswa. Campur tangan guru hendaknya seminimal
mungkin dan guru hendaknya juga berperan sebagai
pendorong untuk mengembangkan potensi siswa secara
penuh
Pendekatan Kebebasan
atau Permisif
Pendekatan Demokratis
Pendekatan ini boleh dikatakan perpaduan kebaikan
antara otoriter dan permisif. Pembelajaran berada pada
kendali guru, namun siswa diberi kebebasan untuk
berkreasi sehingga siswa tumbuh dan berkembang secara
maksimal tetapi tetap dalam kontrol dan arahan dari guru.
Guru dapat membantu dan mengarahkan siswa sesuai
dengan potensi yang dimiliki. Pada saan tertentu guru
membebaskan siswa bertingkah laku, namun jika
dipandang membahayakan dan menyimpang dari garis
perkembangan pada umumnya guru dapat melarang
28. Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan
memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang
harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru
dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi
di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap
apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru
hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam
resep.
Pendekatan Resep atau
Buku Masak
Pendekatan Instruksional
Manajemen kelas melalui pendekatan ini mengacu pada
tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Dengan
demikian peranan guru adalah merencanakan dengan
teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap
siswa.
29. Pendekatan Instruksional
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan ini
antara lain:
Menyampaikan kurikulum dan pelajaran dengan cara
yang menarik, relevan, dan sesuai secara empiris
dianggap sebagai penangkal perilaku menyimpang
siswa di dalam kelas
Menerapkan kegiatan yang efektif adalah kemampuan
guru mengatur arus dan tempo kegiatan kelas oleh
banyak orang sehingga mencegah siswa melalaikan
tugasnya.
Menyiapkan kegiatan rutin kelas adalah kegiatan
sehari–hari yang perlu dipahami dan dilakukan siswa
30. Pendekatan Instruksional
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan ini
antara lain:
Memberikan pengarahan yang jelas adalah kegiatan
mengomunikasikan harapan–harapan yang diinginkan
guru
Memberikan dorongan yang bermakna adalah suatu
proses usaha guru dalam menunjukkan minat yang
sungguh–sungguh terhadap perilaku siswa yang
menunjukkan tanda–tanda kebosanan dan keresahan.
Memberikan bantuan mengatasi rintangan adalah
bentuk pertolongan yang diberikan oleh guru untuk
membantu siswa menghadapi persoalan yang
mematahkan semangat, pada saat mereka benar–benar
memerlukannya
31. Pendekatan Instruksional
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan ini
antara lain:
Merencanakan perubahan lingkungan dalah proses
mempersiapkan kelas atau lingkungan dalam
menghadapi perubahan–perubahan situasi.
Mengatur kembali struktur situasi adalah strategi
manajerial kelas dalam memulai suatu kegiatan atau
mengerjakan tugas dengan cara yang berbeda
33. Dalam pendekatan ini, pembelajaran lebih bersifat fleksibel, sebab
pembelajaran dikelola bersama guru dan siswa dalam bentuk pembagian
tugas–tugas yang harus diselesaikan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Dalam aplikasinya, guru merinci tujuan pembelajaran khusus dalam
bentuk tugas–tugas yang dibicarakan bersama antara guru dan siswa.
Dengan demikian, pendekatan ini dapat dikatakan sebagai pengembangan
konsep cara belajar siswa aktif. Keaktifan yang dimaksud adalah keaktifan
sosial, emosi, dan intelektual.
Pendekatan
Transaksional
Pendekatan Iklim Sosio–
Emosional
Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa
pengelolaan kelas yang efektif dan pengajaran yang
efektif memerlukan hubungan positif antara guru dan
siswa serta siswa dengan siswa. Pendekatan iklim
sosio–emosional akan tercapai secara maksimal apabila
hubungan antarpribadi yang baik berkembang di dalam
kelas
34. Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan
dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok
memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi–kondisi
yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif,
selain itu guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.
Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat
mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan
mengurangi masalah–masalah pengelolaan.
Pendekatan Kerja
Kelompok
Pendekatan keterlibatan
Aktif
Karena belajar merupakan hasil interaksi individu
dengan individu, lingkungan, materi, maka proses
interaksi hendaknya dapat dikelola sehingga menjadi
interaksi yang produktif. Interaksi yang produktif
menuntut individu terlibat aktif dalam interaksi
tersebut
35. Pluralistik>pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai
macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan
dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar
mengajar berjalan efektif dan efisien.
Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut
sesuai dengan kemampuan, selama maksud dan penggunaannya
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi
kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan
efisien
Pendekatan Elektis atau
Pluralistik
Pendekatan Konseling
Dalam pendekatan ini, siswa digiring kesadarannya
untuk tumbuh menjadi calon profesional, membangun
tanggung jawab atas perilakunya, dan mengembangkan
rencana–rencana untuk mengurangi kecenderungan
tindakan–tindakan yang tidak produktif.
37. Fokus utama pendekatan ini terletak pada perilaku efektif guru dalam
mengelola perilaku dan perbuatan siswa, khususnya berkaitan dengan:
Keterampilan–keterampilan guru dalam mengorganisasikan dan
mengelola aktivitas kelas
Keterampilan–keterampilan guru dalam menyajikan material belajar
Hubungan guru–siswa
Pendekatan Penelitian
Keefektifan Guru
Pendekatan Kontingensi
Menurut pendekatan ini, tugas guru adalah
mengidentifikasi teknik tertentu yang paling cocok
diterapkan pada situasi tertentu dalam mencapai
tujuan organisasi karena tidak ada satu pun teknik
manajemen yang universal yang dapat diterapkan
dalam setiap situasi dan kondisi
39. Pengelolaan berasal dari kata kelola yang mendapat
imbuhan pe dan akhiran an yang mempunyai arti
ketatalaksanaan, tata pimpinan, atau bisa disebut
juga memenejemen
Pengertian Sedangkan lingkungan belajar adalah suatu tempat
yang berfungsi sebagai wadah atau lapangan
terlaksananya proses belajar mengajar atau
pendidikan. Tanpa adanya lingkungan, pendidikan
tidak dapat berlangsung.
40. Lingkungan belajar yaitu lingkungan yanga alami
dan lingkungan sosial, lingkungan alami meliputi
keadaan suhu dan kelembapan udara, sedangkan
lingkungan sosial dapat berwujud manusia (Menurut
Huta barat)
Pengertian menurut para ahli Kondisi belajar atau lingkungan belajar dpat
mempengaruhi konsentrasi dan penerimaan informsi
bagi siswa, jadi lingkungan belajar adalah
lingkungan alami yang diciptakan oleh guru atau
orang lain yang bisa menambah konsentrasi siwa dan
pengetahuan siswa secara efisien (Menurut dun dan
dun )
41. Pada proses belajar mengajar pengelolaan
lingkungan belajar mempunyai tujuan secara umum
yaitu menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan siswa dalam lingkungan sosial, emosional
dan intelektual dikelas. Fasilitas yang disediakan itu
memungkinkan siswa untuk belajar dan bekerja dan
mengembangkan sikap apresiasi pada siswa. Tujuan
Menurut suharsimi arikunto tujuan pengelolaann
lingkungan belajar yang berupa kelas adalah
menjaduikan setiap anak yang berada didalam kelas
dapat bekerja(berfikir, berinteraksi, dan
berpendapat) sehingga akan tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien.
42. Lingkungan belajar merupakan sarana dan
prasarana yang bisa menunjang materi yang didapat
dari gurunya. Lingkunganbelajar tidak berpatok
pada lingkungan sekolah atau universitas akan
tetapi lingkungan belajar bisa berada di luar
lingkungan sekolah
Macam-Macam Lingkungan Belajar
• Lingkungan Belajar Indoor
• Lingkungan Belajar Outdoor
Lingkungan Belajar Indoor
Lingkungan belajar ini (indoor) lingkungan belajar
yang memang sudah disediakan oleh manajemen
sekolahan agar digunakan untuk para siswanya
sebagai sumber belajar atau lingkungan belajar yang
ada didalam sekolahan tersebut. Lingkungan belajar
ini bisa berupa perpustakaan, laboratorium,
auditorium dan utamanya adalah ruang kelas
43. Ruang tempat belajar
Adapun syarat-syarat kelas yang efisien diantaranya:
a. Bersih dan rapi
b. Ventilasi dan pengaturan cahaya nya baik
c. Perlengkapan dan perabotan kelas masih dalam
keadaan baik seperti: papan tulis dan
penghapusnya, meja dan kursi siswa, meja dan
kursi guru, alat kebersihan(sapu, pembersih kaca
dan tempat sampah) hiasan dinding, absensi siswa,
peraturan kelas, jadwal piket kelas, gambar
presiden dan wakilnya. jadwal pelajaran, jam
dinding dan hal-hal yang menarik lainnya.
d. Sirkulasi udara cukup
e. Jumlah siswa tidak lebih dari 40 siswa
f. Dan dapat memberikan keluasan gerak dan
komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
Macam-Macam Lingkungan Belajar
• Lingkungan Belajar Indoor
• Lingkungan Belajar Outdoor
44. Ruang laboratorium
1. Laboratorium IPA, khusunya fisika, bahan-bahan
yang perlu disediakan biasanya berupa bahan-
bahan kimia seperti air raksa, air cuka dan timah.
Untuk laboratorium IPA, khususnya biologi,
bahan-bahan yang perlu disediakan biasanya
berupa tumbuh-tumbuhan, kerangka manusia, dan
berbagai macam pupuk tanaman.
2. Laboratorium BAHASA biasanya bahan-bahan
yang disediakan lebih berupa peralatan
laboratorium, seperti kaset/cd dan tape recorder
3. Laboratoriun KOMPUTER perlu disediakan
sejumlah perangkat komputer, yang meliputi layar
monitor, keyboard, stavolt, printer dan central
processing unit.
Macam-Macam Lingkungan Belajar
• Lingkungan Belajar Indoor
• Lingkungan Belajar Outdoor
45. Ruang auditorium / ruang serbaguna
Ruang auditorium atau bisa juga disebut dengan
ruang serbaguna yang bisa juga berfungsi sebagai
tempat diskusi atau tempat pertunjukan, dan
selayaknya ruang tersebut harus dilengkapi dengan:
1. Panggung pertunjukan
2. Tempat yang luas dan bersih
3. Kamar mandi laki-laki dan perempuan harus
terpisah
4. Dinding harus dilapisi oleh peredam suara agar
tidak bergema
5. Tempat ganti pakaian laki-laki dan perempuan
harus terpisah
6. OHP atau LCD proyektor
Macam-Macam Lingkungan Belajar
• Lingkungan Belajar Indoor
• Lingkungan Belajar Outdoor
46. Ruang perpustakaan
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana
pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan
murid. Selain memerlukan gedung atau ruang,
penyelenggaraan perpustakaan juga memerlukan
sejumlah bahan diantaranya: pensil, pena, kartu
peminjaman dan kartu buku.
Sedangkan peralatan-peralatan perpustakaan antara
lain: komputer(opag), stempel peminjaman, jam
dinding, sapu, keranjang sampah, daftar kalsifikasi,
dan lain sebagainya. Adapun dalam perabot
perpustakaan yang dibutuhkan antara lain: rak buku,
rak surat kabar, rak majalah, kabinet gambar, meja
sirkulasi, lemari atau kabinet katalog, kereta buku,
dan papan display
Macam-Macam Lingkungan Belajar
• Lingkungan Belajar Indoor
• Lingkungan Belajar Outdoor
47. Lingkungan Belajar Outdoor
1. Museum
2. Tempat Ibadah
3. Monumen
4. Lapangan
Macam-Macam Lingkungan Belajar
• Lingkungan Belajar Indoor
• Lingkungan Belajar Outdoor
48. 1. Memahami sifat yang dimiliki siswa
2. Memahami perkembangan kecerdasan siswa
3. Mengenal siswa secara perorangan
4. Memanfaatkan perilaku siswa dalam
pengorganisasian belajar
5. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
6. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan
belajar yang menarik
7. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
8. Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar
9. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif
mental
10. Pengelolaan Kelas
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
49. Memahami sifat yang dimiliki siswa
Pada dasarnya anak memiliki imajinasi dan sifat ingin
tahu. Semua anak terlahir dengan membawa dua potensi
ini. Keduanya merupakan modal dasar bagi
berkembangnya sikap atau pikiran kritis dan kreatif.
Oleh karenanya, kegiatan pembelajaran perlu dijadikan
lahan yang kita olah agar menjadi tempat yang subur
bagi perkembangan kedua potensi tersebut
Suasana pembelajaran yang diiringi dengan pujian guru
terhadap hasil karya siswa, yang disertai pertanyaan
guru yang menantang dan dorongan agar siswa
melakukan percobaan, misalnya, merupakan
pembelajaran yang baik untuk mengembangkan potensi
siswa
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
50. Memahami perkembangan kecerdasan siswa
Jean Piaget dalam Syah (2008 : 29-32) menjelaskan
tentang perkembangan kecerdasan akal atau
perkembangan kognitif manusia berlangsung dalam
empat tahap, yakni:
a. Sensory-motor ( Sensori-motor / 0-2 tahun )
b. Pre-operational ( Pra-operasional / 2 -7 tahun )
c. Concrete-operational ( Konkret-operasional / 7 – 11
tahun)
d. Formal-operational (Formal- operasional / 11 tahun
ke atas).
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
51. Memahami perkembangan kecerdasan siswa
Selama kurun waktu pendidikan dasar dan
menengah, siswa mengalami tahap Concrete-
operational dan Formal-operational.
Dalam periode konkret-operasional yang berlangsung
hingga usia menjelang remaja, anak memeroleh
tambahan kemampuan yang disebut system of
operations (satuan langkah berpikir). Kemampuan
satuan langkah berpikir ini berfaedah bagi anak
untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya
dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem
pemikirannya sendiri
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
52. Mengenal siswa secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang
bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda.
Dalam PAIKEM perbedaan individual perlu
diperhatikan dan harus tecermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua siswa dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan
berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya.
Siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang
lemah dengan cara ”tutor sebaya”. Dengan mengenal
kemampuan siswa, apabila ia mendapat kesulitan
kita dapat membantunya sehingga belajar siswa
tersebut menjadi optimal.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
53. Memanfaatkan perilaku siswa dalam
pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara
alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam
bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau membahas sesuatu, siswa dapat bekerja
berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, siswa akan menyelesaikan
tugas dengan baik apabila mereka duduk
berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan
mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran.
Namun demikian, siswa perlu juga menyelesaikan
tugas secara perorangan agar bakat individunya
berkembang
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
54. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya belajar yang baik adalah
memecahkan masalah karena dalam belajar
sesungguhnya kita menghadapkan siswa pada
masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah
dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan
masalah. Berpikir kritis dan kreatif berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada
diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sering
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan
terbuka dan memungkinkan siswa berpikir mencari
alasan dan membuat analisis yang kritis
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
55. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan
belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang
sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan
siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang
kelas. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan
diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih
baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Materi yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja
perorangan, pasangan, atau kelompok. Pajangan
dapat berupa gambar, kaligrafi, peta, diagram,
model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya.
Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil
pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat
membantu guru dalam kegiatan pembelajaran
karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas
sebuah masalah.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
56. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) merupakan
sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar siswa.
Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar dan
objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar sering membuat siswa merasa
senang dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu
harus di luar kelas. Bahan dari lingkungan dapat
dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan
waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat
mengembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat
gambar atau diagram.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
57. Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat apabila terjadi
interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik
(feedback) dari guru kepada siswa merupakan salah
satu bentuk interaksi antara guru dan siswa.
Umpan balik hendaknya lebih banyak
mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan
siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus
secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih
percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil
pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan
catatan.
Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa
lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa
daripada hanya sekedar angka.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
58. Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar
Beberapa teknik untuk mendapatkan umpan balik
dari anak didik antara lain :
Memancing aspirasi anak didik
Memanfaatkan teknik alat bantu yang akseptabel
Memilih bentuk motivasi yang akurat ( misalnya :
memberi angka, hadiah, pujian, memberi tugas,
hukuman, dll. )
Menggunakan metode yang bervariasi
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
59. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental
Banyak guru yang cepat merasa puas saat menyaksikan
para siswa sibuk bekerja dan bergerak, apalagi jika bangku
diatur berkelompok dan para siswa duduk berhadapan.
Situasi yang mencerminkan aktifitas fisik seperti ini bukan
ciri berlangsungnya PAIKEM yang sebenarnya, karena
aktif secara mental (mentally active) lebih berarti daripada
aktif secara fisik (phisically active)
Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif
secara mental.
Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut, seperti: takut ditertawakan, takut
disepelekan, dan takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut
tersebut, baik yang muncul dari temannya maupun dari
guru itu sendiri. Berkembangnya rasa takut sangat
bertentangan dengan prinsip PAIKEM.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
60. Pengelolaan Kelas
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula
maupun yang sudah berpengalaman adalah
pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan
maslah tingkah laku yang kompleks dan guru
menggunakannya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa
sehingga anak didik dapat mencapai tujuan
pengajaran secara efisien dan memungkinkan
mereka dapat belajar.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai
jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana
pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana
yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajararan
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
61. Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas secara efektif perlu
diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan
tertentu, yang dilengkapi oleh tugas – tugas dan diarahkan oleh
guru.
Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada
waktu tertentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok.
Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan
perilaku – perilaku masing – masing individu dalam kelompok
itu. Kelompok mempengaruhi individu – individu dalam hal
bagaimana mereka memandang dirinya masing – masing dan
bagaimana belajar.
Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota –
anggota. Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru
dalam membimbing mereka di kelas dikala belajar.
Praktik guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan
guru dan siswa. Makin meningkat ketrampilan guru mengelola
secara kelompok, makin puas anggota – anggota di dalam kelas.
Struktur kelompok, pola komunikasi dan kesatuan kelompok
ditentukan oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik
pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau
bermusuhan.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pengelolaan Lingkungan
Belajar
63. Pengertian
Pengaturan dapat pula diartikan dengan pengelolaan,
menurut kamus bahasa Indonesia kalimat ini berasal dari
kata manajemen yang berarti penyelenggaraan.
Menurut Winataputra, menyatakan bahwa Pengelolaan
Kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang ditujukan
untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang
diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang
tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal
yang baik dan iklim sosoiemosional yang positif , serta
menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang
produktif dan efektif
64. Pengertian
Winzer menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-
cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan
kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan
akademis dan sosial.
Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh
guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas
yang memungkinkan berlangsungnya proses
pembelajaran yang kondusif dan maksimal. Pengelolaan
kelas ditekankan pada aspek pengaturan (management)
lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan
pengaturan orang (siswa) dan barang/ fasilitas
65. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru
dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell yaitu
Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas
tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara
leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang
sedang berlangsung
Accesibility (mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk
meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan
selama proses pembelajaran.
66. Pengertian
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru
dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell yaitu
Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan
dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran
Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan,
cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata
ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan
belajar
67. Pengaturan ruang kelas merupakan bentuk dari kemampuan
guru dalam memanajemen kelas dan menciptakan iklim
pembelajaran yang baik bagi siswa.
Pengaturan ruangan yang akan dilakukan guru dapat
mengkomunikasikan kepada siswa bagaimana guru
mengharapkan kepada semua anggota kelas untuk turut
serta dalam mengelola kelas.
Filosofi guru mengenai pembelajaran akan
mempengaruhi bagaimana cara guru dalam mengatur
setiap komponen pada ruang kelas.
68. Menurut Carolyn & Edmund (2015:4) ada 4 kunci bagi guru
untuk melakukan pengaturan ruang kelas yang baik, yaitu:
Jadikanlah wilayah sirkulasi dan
mobilitas siswa tinggi dan bebas
dari kemacetan
Pastikan setiap siswa dapat
dipantau dengan mudah oleh
guru
Menjaga agar instrument
pengajaran yang sering
digunakan dan perlengkapan
siswa mudah diakses
Pastikan bahwa para siswa
dapat dengan mudah melihat
persentasi dan tampilan seisi
kelas
69. Pengaturan Tempat Duduk Siswa
Berikut beberapa rekomendasi pengaturan tempat duduk
siswa sesuai dengan kebutuhan belajar
Formasi Huruf U
Formasi Corak Tim
Formasi Meja Konferensi
Formasi Lingkaran
Formasi Kelompok Untuk
Kelompok
Formasi Tempat Kerja
Formasi Pengelompokkan
Terpisah
Formasi Susunan Chevron
Kalas Tradisional
Formasi Auditorium