Dokumen tersebut membahas tentang tujuan instruksional dari percobaan yang membedakan potensi relatif beberapa obat anestesi umum dan lokal. Tujuannya adalah agar mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan kecepatan kerja masing-masing obat serta tahapan anestesi umum. Juga dibahas definisi anestesi umum dan lokal beserta jenis-jenis obat yang termasuk kedalamnya.
1. TUJUAN INTRUKSIONAL
A. UMUM
Setelah menyelesaikan percobaan mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan potensi relative dari
beberapa obat anestesi umum dan anastesi local.
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan stadium anestesi umum secara singkat.
2. Menjelaskan perbedaan beberapa obat anestesi umum dan anastesi local dalam waktu
tertentu.
B. KHUSUS
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan stadium anestesi umum secara singkat.
2. Menjelaskan perbedaan beberapa obat anestesi umum dan anastesi local dalam waktu
tertentu.
II. DEFINISI
Anestesi Umum:
Keadaan hilangnya kesadaran disertai analgesia, dan sering kali diikuti dengan relaksasi otot-otot
rangka.
Anastetik Umum:
Agen atau obat yang dapat menimbulkan efek anesthesia umum dan anastesi local.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Obat anestesi umum adalah obat atau agent yang dapat menyebabkan terjadinya efek anesthesia
umum yang ditandai dengan penurunan kesadaran secara bertahap karena adanya depresi susunan
saraf pusat. Menurut rute pemberiannya, anestesi umum dibedakan menjadi anestesi inhalasi dan
anestesi intravena. Keduanya berbeda dalam hal farmakodinamik maupun farmakokinetik.
Tahap-tahap penurunan kesadaran dapat ditentukan dengan pengamatan yang cermat terhadap
tanda-tanda yang terjadi, terutama yang berhubungan dengan koordinasi pusat saraf sirkulasi,
respirasi, musculoskeletal dan fungsi-fungsi otonom yang lain pada waktu-waktu tertentu. Beberapa
anestetik umum berbeda potensinya berdasarkan sifat farmakokinetik dan farmakodinamik yang
berbeda-beda pula, selain itu sifat farmakosetika obat juga mempengaruhi potensi anestesinya.
Potensi anestetik yang kuat dapat disertai dengan potensi depresi susunan saraf pusat yang kuat,
2. sehingga perlu dilakukan pemantauan yang ketat, untuk menghindari turunnya derajat kesadaran
sampai derajat kematian.
Anastesi local adalah obat anastesi local yang berkhasiat menghambat penghantaran impuls dari
syaraf primer sehingga rangsangan tidak mencapai SSP (susunan syaraf pusat).
IV. BAHAN
5 macam obat anestesi local dan 5 macam obat anestesi umum.
V. PROSEDUR
Membedakan dan menuliskan yang termasuk anestesi umum dan local.
VI. HASIL PENGAMATAN
ANESTESI LOCAL
1. Kokain
Hanya dijumpai dalam bentuk topical semprot 4% untuk mukosa jalan napas atas. Lama kerja 2-30
menit.
Contoh: Fentanil
* Farmakodinamik: Kokain atau benzoilmetilekgonin didapat dari daun erythroxylon coca. Efek
kokain yang paling penting yaitu menghambat hantaran saraf, bila digunakan secara lokal. Efek
sistemik yang paling mencolok yaitu rangsangan susunan saraf pusat.
* Efek anestetik lokal: Efek lokal kokain yang terpenting yaitu kemampuannya untuk memblokade
konduksi saraf. Atas dasar efek ini, pada suatu masa kokain pernah digunakan secara luas untuk
tindakan di bidang oftalmologi, tetapi kokain ini dapat menyebabkan terkelupasnya epitel kornea.
Maka penggunaan kokain sekarang sangat dibatasi untuk pemakaian topikal, khususnya untuk
anestesi saluran nafas atas. Kokain sering menyebabkan keracunan akut. Diperkirakan besarnya
dosis fatal adalah 1,2 gram. Sekarang ini, kokain dalam bentuk larutan kokain hidroklorida digunakan
terutama sebagai anestetik topikal, dapat diabsorbsi dari segala tempat, termasuk selaput lendir.
Pada pemberian oral kokain tidak efektif karena di dalam usus sebagian besar mengalami hidrolisis.
2. Prokain (novokain)
Untuk infiltrasi: larutan 0,25-0,5%
Blok saraf: 1-2%
3. Dosis 15 mg/kg BB dan lama kerja 30-60 menit
Prokain disintesis dan diperkenalkan dengan nama dagang novokain. Sebagai anestetik lokal, prokain
pernah digunakan untuk anestesi infiltrasi, anestesi blok saraf, anestesi spinal, anestesi epidural, dan
anestesi kaudal. Namun karena potensinya rendah, mula kerja lambat, serta masa kerja pendek
maka penggunaannya sekarang hanya terbatas pada anestesi infiltrasi dan kadang- kadang untuk
anestesi blok saraf. Di dalam tubuh prokain akan dihidrolisis menjadi PABA yang dapat menghambat
kerja sulfonamik.
3. Lidokain (lignokain, xylokain, lidones)
Konsentrasi efektif minimal 0,25%. Infiltrasi, mula kerja 10 menit, relaksasi otot cukup baik. Kerja
sekitar 1-1,5 jam tergantung konsentrasi larutan:
1-1,5% untuk blok perifer,
0,25-0,5% + adrenalin 200.000 untuk infiltrasi
0,5% untuk blok sensorik tanpa blok motorik
1,0% untuk blok motorik dan sensorik
2,0% untuk blok motorik pasien berotot (muskular)
4,0% atau 10% untuk topikal semprot di faring-laring (pump spray)
5,0% bentuk jeli untuk dioleskan di pipa trakea
5,0% lidokain dicampur
5,0% prilokain untuk topikal kulit
5,0% hiperbarik untuk analgesia intratekal (subaraknoid, subdural,)
Lidokain (xilokain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas dengan pemberian topikal
dan suntikan. Anestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat, dan lebih ekstensif daripada yang ditunjukkan
oleh prokain pada konsentrasi yang sebanding. Lidokain merupakan aminoetilamid dan merupakan
prototik dari anestetik lokal golongan amida.
Larutan Lidokain 0,5% digunakan untuk anestesi infiltrasi, sedangkan larutan 1-2% untuk anestesia
blok dan topikal. Anestetik ini lebih efektif bila digunakan tanpa vasokonstriktor, tetapi kecepatan
absorbsi dan toksisitasnya bertambah dan masa kerjanya lebih pendek. Lidokain merupakan obat
terpilih bagi mereka yang hipersensitif terhadap anestetik lokal golongan ester. Sediaan berupa
larutan 0,5-5% dengan atau tanpa epinefrin (1:50000 sampai 1:200000).
Efek samping lidokain biasanya berkaitan dengan efeknya terhadap SSP, misalnya mengantuk,
pusing, parastesia, kedutan otot, gangguan mental, koma, dan bangkitan. Lidokain dosis berlebihan
dapat menyebabkan kematian akibat fibrilasi ventrikel, atau oleh henti jantung. Lidokain sering
4. digunakan secara suntikan untuk anestesia infiltrasi, blokade saraf, anestesia spinal, anestesia
epidural ataupun anestesia kaudal, dan secara setempat untuk anestesia selaput lendir.
4. Bupivakain (markain)
Konsentrasi efektif minimal 0,125%. Mula kerja lebih lambat dibanding lidokain tetapi lama kerja
sampai 8 jam.
Prosedur Konsentrasi % Volume
Infiltrasi 0,25-0,50 5-60 ml
Blok minor perifer 0,25-0,50 5-60 ml
Blok mayor perifer 0,25-0,50 20-40 ml
Blok interkostal 0,25-0,50 3-8 ml
Lumbal 0,50 15-20 ml
Kaudal 0,25-0,50 5-60 ml
Analgesi postop 0,50 4-8 ml/4-8 jam (intermitten) 0,125 15 ml/jam (kontinyu)
Spinal intratekal 0,50 2-4 ml
Struktur bupivakain mirip dengan lidokain, kecuali gugus yang mengandung amin adalah butil
piperidin. Merupakan anestetik lokal yang mempunyai masa kerja yang panjang, dengan efek
blokade terhadap sensorik lebih besar daripada motorik. Karena efek ini bupivakain lebih populer
digunakan untuk memperpanjang analgesia selama persalinan dan masa pasca pembedahan. Pada
dosis efektif yang sebanding, bupivakain lebih kardiotoksik daripada lidokain.
Larutan bupivakain hidroklorida tersedia dalam konsentrasi 0,25% untuk anestesia infiltrasi dan 0,5%
untuk suntikan paravertebra. Tanpa epinefrin, dosis maksimum untuk anestesia infiltrasi adalah
2mg/kgBB.
5. EMLA (Eutectic Mixture of Local Anesthetic)
Campuran emulsi minyak dalam air (krem) antara lidokain dan prilokain masing-masing 2,5% atau
masing-masing 5%. EMLA dioleskan dikulit intak 1-2 jam sebelum tindakan untuk mengurangi nyeri
akibat kanulasi pada vena atau arteri atau untuk miringotomi pada anak, mencabut bulu halus atau
buang tato. Tidak dianjurkan untuk mukosa atau kulit terluka.
ANESTESI UMUM
5. 1. Narkotik : morfin, dosis dewasa biasa 8-10 mg i.m. obat ini digunakan untuk mengurangi
kecemasan dan ketegangan pasien menjelang pembedahan. Morfin adalah depresan susunan syaraf
pusat. Bila rasa nyeri telah ada sejak sebelm tindakan bedah merpakan obat pilihan. Memberikan
pemeliharaan anastesia yang mulus, bila memakai premedikasi morfin pada penggunaan anestetika
lemah. Kerugiaan penggnaan morfim, pulih pasca bedah lebih lama. Penyempitan bronks dapat
timbul pada paasien asma. Mual dan muntah pasca bedah ada.
2. Pethidin : dosis 1mg/kg bb dewasa, sering digunakan sebagai premedikasi seperti morfin dan
menekan tekanan darah dan pernafasan dan juga merangsang otot polos.
3. Barbiturat : Pentobartital dan sekobarbital sering digunakan untuk menimbulkan sedasi dan
menghilangkan kekhawatiran sebelum operasi. Obat ini dapat diberikan secara oral atau intra
muscular, pada dewasa dosis 100-200mg dan pada bayi dan anak-anak dosis 2mg/kg bb. Yang
mudah didapat Phenobarbital. Obat ini mempunyai kerja depresan yang lemah terhadap pernafasan
dan sirklasi serta jarang menyebabakan mual dan muntah. Pasien yang mendapat barbiturate
sebagai premedikasi biasanya bangun lebih cepat daripada bila menggunakan narkotika.
4. Tranquilizer : bermacam-macam enis turunan fenotiasin dan penenang yang digunakan sebagai
premedikasi. Obat-obat ini digunakan oleh karena kera sedative, anti arrytmia, antihistamin, dan
kerja antiemetik, kadang-kadang kombinasi dengan barbiturate atau narkotika. Kombinasi ini
memberikan sedasi yang kuat. Contoh: phenergan 25 mg untuk dewasa.
5. Antikolinergik : penggunaan hiosin dan atropine efektif sebagai anti mual dan muntah, tetapi
bila hiosin dikombinasikan dengan morfin atau papaveratum menambah sedasi sementara atropine
cenderung menambah kecemasan. Pemberian suntikan atropine secara rutin telah dikeritik oleh
Holt (1962) dan semakin lusnya penggunaan anestetika yang merangsang. Tetapi masih digunakan
untuk mengurangi bradikardi selama anesthesia.
VII. KESIMPULAN
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos, "persepsi,
kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
6. Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi.
Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang
mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan
seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri.
Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya
menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar. Beberapa tipe
anestesi adalah:
a. Pembiusan total — hilangnya kesadaran total
b. Pembiusan lokal — hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil
daerah tubuh).
c. Pembiusan regional — hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade
selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya.
Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan
sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran. Obat bius jenis ini
bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak membuat lama waktu
penyembuhan operasi.
Anestesi dilakukan oleh dokter spesialis anestesi atau anestesiologis. Dokter spesialis anestesiologi
selama pembedahan berperan memantau tanda-tanda vital pasien karena sewaktu-waktu dapat
terjadi perubahan yang memerlukan penanganan secepatnya. Empat rangkaian kegiatan yang
merupakan kegiatan sehari-hari dokter anestesi adalah:
a. Mempertahankan jalan napas, Memberi napas bantu
b. Membantu kompresi jantung bila berhenti
c. Membantu peredaran darah
d. Mempertahankan kerja otak pasien
Dalam perkembangan selanjutnya terdapat beberapa jenis obat – obat anestesi dan yang digunakan
di indonesia hanya beberapa jenis obat saja seperti, Tiopenton, Diazepam , Degidrobenzperidol,
Fentanil, Ketamin dan Propofol.
VIII. EVALUASI
1. Jelaskan stadium-stadium anestesi umum
a. Pembiusan total, yaitu hilangnya kesadaran total
b. Pembiusan lokal, yaitu hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian
kecil daerah tubuh).
7. c. Pembiusan regional, yaitu hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade
selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya
2. Perbedaan anestesi umum dan local
Anestesi umum adalah salah satu jenis anestesi yang menyebabkan manusia kehilangan kesadaran
total. Sedangkan anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan sebagian
tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran.
3. Sebutkan macam-macam obat anestesi
Jenis obat – obat anestesi dan yang digunakan di indonesia hanya beberapa jenis obat saja seperti,
Tiopenton, Diazepam , Degidrobenzperidol, Fentanil, Ketamin dan Propofol.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Ganiswara, Silistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy Pharmacology). Alih Bahasa:
Bagian Farmakologi F K U I. Jakarta
http://titianputri.blogspot.com/2010/03/anastesi-umum-general-anasthetic.html