SlideShare a Scribd company logo
1 of 146
Download to read offline
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BAHAN BAKU
DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK
PADA PABRIK GULA KWALA MADU
PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Mengikuti Sidang
Tugas Sarjana Teknik Industri
Oleh :
ARIYANTO
0 2 0 4 0 3 0 5 6
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 0 7
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BAHAN BAKU
DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK
PADA PABRIK GULA KWALA MADU
PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Mengikuti Sidang
Tugas Sarjana Teknik Industri
Oleh :
ARIYANTO
0 2 0 4 0 3 0 5 6
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
( Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng ) (Ir. Nurhayati Sembiring, MT)
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 0 7
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan selesainya penulisan tugas sarjana ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu, khususnya kepada :
1. Ayahanda (Alm) Arifin, Ibunda Yatinem, Kakakku Ariyati, adik-adikku
Nurhidayah, Mhd.Mustika Sakti, Vinna Ellen, dan Penni Ellen. yang telah
banyak memberikan dorongan moril dan materil dalam penyelesaian tugas
sarjana.
2. Spesial terima kasihku untuk Trisa Gustania, S.Ked orang yang selalu
memberikan semangat juang yang tinggi dan telah mengisi kehidupanku sejak 4
Agustus 2000.
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng sebagai dosen pembimbing I
yang telah memberikan arahan dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan
tugas sarjana ini.
5. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT sebagai dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
6. Bapak Aulia Ishak, ST, MT selaku koordinator Tugas Sarjana serta para
pegawai Jurusan Teknik Industri yang telah membantu penulis
7. Buat teman-temanku yang luar biasa dan selalu membantu mencari jalan keluar
terhadap permasalahan yang ada. Mereka adalah pangeran-pangeran teknik dan
bidadari-bidadari teknik. Terima kasih untuk pangeran-pangeran teknik Abdul
Wahid Simangunsong, ST, Abu Bakar Ja’far, Adi Pradana, Hafis Tigor Barita
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Siregar, ST, Hasrul Habib Rambe, M. Iqbal Yashir, Tommi Syahputra, Riza
Aldrian, Izzudin samosir
8. Terima kasih untuk bidadari-bidadari teknik Afli Handayani, Andria Zul
Manitra, ST, Rhadiyatul Hikmah, ST, Rina Mariyati Daulay, ST, Sachra Liza A
M, ST, Widya Sari, Widya Ningsih, Dzikrotul Hayati, Mariyatul Qibtiayah.
9. Khusus buat Andika Septian, ST yang membantu dalam pengerjaan bahasa
program java pada tugas akhir ini.
10. Teman - teman stambuk 2002 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
atas bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari penulisan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu sangat
dibutuhkan saran-saran untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga penulisan laporan ini
bermanfaat bagi kita.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Tugas sarjana ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan
Baku dengan Metodologi Berorientasi Objek pada Pabrik Gula Kwala Madu
PT.Perkebunan Nusantara II.” yang diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian sarjana
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi terdapat tiga metode
yang sering digunakan, yaitu : metode terstruktur, metode rapid application
development (RAD), dan metode berorientasi objek. Dalam kasus ini, perancangan
sistem informasi penerimaan bahan baku menggunakan metode berorientasi objek.
Metode berorientasi objek merupakan metode yang berfokus pada objek yang konsisten
mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi
Tulisan ini juga merupakan salah satu wadah bagi penulis untuk mencoba
mendalami perkembangan dan perancangan sistem informasi. Dalam hal ini penulis
memfokuskan pada analisis sistem. Mudah-mudahan tulisan ini memiliki banyak
manfaat bagi mahasiswa yang ingin mendalami perancangan sistem informasi
berorientasi objek, khususnya bagi penulis sendiri.
Penulis yakin dalam tulisan ini masih banyak yang belum sesuai dengan maksud
dari perancangan yang sebenarnya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun untuk menambah pengetahuan penulis tentang sistem
informasi, terima kasih.
Universitas Sumatera Utara
Medan, Desember 2007
Penulis,
Ariyanto
020403056
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
BAB Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
UCAPAN TERIMA KASIH.......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xii
ABSTRAK ................................................................................................... xv
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...........................................................................I-1
1.2. Rumusan Permasalahan ..............................................................I-2
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................I-3
1.4. Manfaat Penelitian......................................................................I-3
1.5. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................I-3
1.6. Batasan Penelitian ......................................................................I-4
1.7. Asumsi yang Digunakan ............................................................I-4
1.8. Sistematika Laporan ...................................................................I-4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan....................................................................II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ...................................................II-2
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
2.3. Lokasi Perusahaan.....................................................................II-2
2.4. Daerah Pemasaran .....................................................................II-3
2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan....................................................II-4
2.5.1. Aspek Sosial Perusahaan..................................................II-4
2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan.........................................II-4
2.6. Proses Produksi.........................................................................II-7
2.6.1. Standar Mutu Produk........................................................II-7
2.6.2. Bahan yang Digunakan.....................................................II-7
2.6.3. Uraian Proses Produksi...................................................II-10
2.7. Struktur Organisasi Perusahaan...............................................II-26
2.8. Jam Kerja................................................................................II-30
2.9. Sistem Pengupahan dan Fsailitas.............................................II-30
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Konsep Sistem ........................................................................ III-1
3.1.1. Definisi Sistem............................................................... III-1
3.1.2. Jenis-jenis Sistem........................................................... III-1
3.2. Sistem Informasi..................................................................... III-3
3.2.1. Pengembangan Sistem Informasi.................................... III-5
3.3. Metode Berorientasi Objek...................................................... III-7
3.4. Konsep Basis Data .................................................................III-14
3.4.1. Definisi Basis Data........................................................III-14
3.4.2. Jenjang Basis Data ........................................................III-14
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
3.4.3. Proses Database.............................................................III-15
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. IV-2
4.2. Subjek dan Objek Penelitian.................................................... IV-2
4.3. Pengumpulan Data .................................................................. IV-2
4.4. Pengolahan Data ..................................................................... IV-3
4.5. Analisis Pemecahan Masalah .................................................. IV-4
4.5.1. Analisis Sistem............................................................... IV-4
4.5.2. Rancangan Sistem.......................................................... IV-5
4.6. Kesimpulan dan Saran............................................................. IV-5
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ....................................................................V-1
5.1.1. Prosedur Penerimaan Bahan Baku....................................V-1
5.1.2. Tugas Elemen-elemen Sistem Penerimaan BahanBaku.....V-3
5.2. Pengolahan Data .......................................................................V-4
5.2.1. Identifikasi Sistem Penerimaan Bahan Baku.....................V-4
5.2.2. Identifikasi Data Masukan dan Keluaran yang Dihasilkan V-5
5.2.3. Identifikasi Aliran Informasi ............................................V-6
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Sistem ....................................................................... VI-1
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
6.1.1. Analisis Proses............................................................... VI-3
6.1.2. Analisis Masukan dan Keluaran ..................................... VI-4
6.1.3. Identifikasi Kebutuhan ................................................... VI-5
6.1.4. Use Case Diagram......................................................... VI-6
6.2. Perancangan Sistem ................................................................ VI-9
6.2.1. Rancangan Keluaran dan Masukan................................. VI-9
6.2.2. Rancangan Basis Data .................................................. VI-14
6.2.2.1. Data Penerimaan Bahan Baku............................ VI-15
6.2.2.2. Tabel Pemasok................................................... VI-16
6.2.2.3. Tabel Kendaraan................................................ VI-16
6.2.2.4. Tabel Keterangan Bahan Baku........................... VI-17
6.2.2.5. Tabel Penerimaan Bahan baku ........................... VI-17
6.2.2.6. Tabel Berat Bahan Baku .................................... VI-18
6.2.2.7. Hubungan Tabel................................................. VI-18
6.2.3. Rancangan Dialog Layar ............................................... VI-20
6.2.3.1. Sequence Diagram............................................. VI-20
6.2.3.2. Struktur Tampilan.............................................. VI-22
6.2.3.3. State Diagram.................................................... VI-23
6.2.3.4. Rancangan Layar ............................................... VI-24
6.3. Rancangan Sistem Komunikasi ............................................ VI-32
6.3.1. Sistem Komunikasi Data ............................................... VI-32
6.3.2. Network......................................................................... VI-35
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan............................................................................VII-1
7.2. Saran......................................................................................VII-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 2.1. Analisis Spesifikasi Buangan Limbah Cair PGKM ......................II-6
Tabel 2.2. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu ...................................II-28
Tabel 5.1. Fungsi Elemen-elemen yang terkait.............................................V-4
Tabel 5.2. Data Masukan dan Keluaran yang akan Dihasilkan......................V-5
Tabel 5.3. Perincian Aliran Informasi...........................................................V-6
Tabel 6.1. Analisis Keluaran ...................................................................... VI-4
Tabel 6.2. Analisis Masukan...................................................................... VI-5
Tabel 6.3. Identifikasi Kebutuhan .............................................................. VI-5
Tabel 6.4. Rancangan Keluaran.................................................................. VI-9
Tabel 6.5. Rancangan Keluaran................................................................ VI-11
Tabel 6.6. Tbl Pemasok............................................................................ VI-19
Tabel 6.7. Tbl Kendaraan Pemasok.......................................................... VI-19
Tabel 6.8. Tbl Keterangan Bahan Baku.................................................... VI-20
Tabel 6.9. Tbl Penerimaan Bahan Baku ................................................... VI-20
Tabel 6.10. Tbl Berat Bahan Baku ........................................................... VI-20
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 2.1. Saluran Produksi Parik Gula Kwala Madu ...............................II-3
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pabrik Gula Kwala Madu........................II-27
Gambar 3.1. Sistem Informasi Manajemen................................................. III-3
Gambar 3.2. Sistem Informasi Manufaktur................................................. III-4
Gambar 3.3. Use Case Diagram................................................................. III-9
Gambar 3.4. Class Area ............................................................................III-10
Gambar 3.5. Class Diagram ......................................................................III-11
Gambar 3.6. Statechart Diagram...............................................................III-12
Gambar 3.7. Activity Diagram...................................................................III-13
Gambar 3.8. Sequence Diagram................................................................III-14
Gambar 4.1. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian............................ IV-1
Gambar 6.1. Sistem Informasi Manajemen PGKM..................................... VI-1
Gambar 6.2. Model Penyimpanan Data pada Pabrik Gula Kwala Madu ..... VI-2
Gambar 6.3. Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku PGKM................. IV-3
Gambar 6.4. Activity diagram .................................................................... VI-3
Gambar 6.5. Use Case Diagram ................................................................. VI-6
Gambar 6.6. Diagram Konteks................................................................. VI-12
Gambar 6.7. Aliran Data .......................................................................... VI-13
Gambar 6.8. Contoh Tabel Penerimaan Bahan Baku ................................ VI-15
Gambar 6.9. Rancangan Tabel Pemasok................................................... VI-16
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 6.10. Rancangan Tabel Kendaraan.............................................. VI-17
Gambar 6.11. Rancangan Tabel Keterangan Bahan Baku......................... VI-17
Gambar 6.12. Rancangan Tabel Penerimaan Bahan Baku ........................ VI-18
Gambar 6.13. Rancangan Tabel Berat Bahan Baku .................................. VI-18
Gambar 6.14. Hubungan Rancangan Tabel .............................................. VI-19
Gambar 6.15. Sequence Diagram............................................................. VI-21
Gambar 6.16. Struktur Tampilan.............................................................. VI-13
Gambar 6.17. State diagram..................................................................... VI-23
Gambar 6.18. Tahapan untuk Mencapai Layar Laporan Data Bahan
Baku.................................................................................. VI-24
Gambar 6.19. Rancangan Layar Laporan Data Bahan Baku ..................... VI-24
Gambar 6.22. Tahapan untuk Mencapai Layar Informasi Berat Bahan
Baku.................................................................................. VI-25
Gambar 6.23. Rancangan Layar Informasi Berat Bahan Baku .................. VI-25
Gambar 6.24. Tahapan untuk Sampai pada Layar Hasil............................ VI-26
Gambar 6.25. Rancangan Layar Hasil ...................................................... VI-26
Gambar 6.26. Proses Setelah Password Diterima...................................... VI-27
Gambar 6.27. Rancangan Layar Password................................................ VI-27
Gambar 6.28. Proses Setelah Memasukan ID Kendaraan.......................... VI-28
Gambar 6.29. Rancangan Layar Terima Bahan Baku ............................... VI-28
Gambar 6.30. Proses Setelah Memasukan Data Berat Kendaraan............. VI-29
Gambar 6.31. Rancangan Layar Berat Kendaraan Pengangkut ................. VI-29
Gambar 6.32. Pilihan pada Usulan Proses ................................................ VI-30
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 6.33. Rancangan Layar Usulan Proses ........................................ VI-30
Gambar 6.34. Pilihan pada Status Penerimaan.......................................... VI-31
Gambar 6.35. Rancangan layar Status Penerimaan................................... VI-31
Gambar 6.36. Skema komunikasi data ..................................................... VI-35
Gambar 6.37. Distributed data processing system ................................... VI-35
Gambar 6.38. Diagram Objek ................................................................. VI-36
Gambar 6.39. Topologi Star Network....................................................... VI-37
Gambar 6.40. Model Rancangan Sistem Informasi Penerinaan Baha
Baku Pabrik Gula Kwala Madu........................................... VI-38
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Sistem informasi merupakan suatu sistem dalam suatu organisasi yang
merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur
dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe
transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap
kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar
informasi untuk pengambilan keputusan. Hal ini menyebabkan sistem informasi
menjadi sangat penting untuk keberhasilan proses bisnis perusahaan.
Dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi terdapat tiga metode
yang sering digunakan, yaitu : metode terstruktur, metode rapid application
development (RAD), dan metode berorientasi objek. Dalam kasus ini, perancangan
sistem informasi penerimaan bahan baku menggunakan metode berorientasi objek.
Metode berorientasi objek merupakan metode yang berfokus pada objek yang konsisten
mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi sistem informasi.
Metodolologi berorientasi objek yang dipakai dalam merancang sistem
informasi penerimaan bahan baku dapat mengintegrasikan elemen sistem informasi
pada perusahaan sehingga pengiriman informasi ke seluruh bagian perusahaan dapat
menjadi akurat, sesuai dengan yang dibutuhkan dan tepat waktu.
Melalui rancangan sistem informasi ini didapatkan pemecahan hasil-hasil
sebagai berikut :
1. Sistem informasi terimplementasi ke dalam sebuah sistem informasi yang
terkomputerisasi.
2. Seluruh data yang selama ini masih bersifat manual dapat dikonversikan ke dalam
sistem yang terkomputerisasi.
3. Sistem dapat memberikan laporan-laporan yang selama ini dibutuhkan secara cepat,
up to date dan dapat langsung dicetak.
Berdasarkan hasil-hasil tersebut, perancangan sistem informasi ini telah dapat
menjawab rumusan permasalah yang dibahas dalam Tugas Sarjana ini. Namun
sistem ini masih jauh dari sempurna dan dibutuhkan pengembangan-pengembangan
lebih lanjut.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri
dari atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk
menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran
kepada para pemakai. Dewasa ini perkembangan teknologi informasi berkembang pesat
seiring dengan kebutuhan perusahaan terhadap sistem informasi yang dapat
memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan yang akurat dan cepat dalam
persaingan bisnis secara global saat ini.
Sistem informasi yang ada pada bagian penerimaan bahan baku Pabrik Gula
Kwala Madu saat ini belum terintegrasi dengan baik hal ini dapat dilihat dari pemakaian
teknologi informasi yang hanya sebatas penimbangan bahan baku, sementara itu
penyimpanan data masih dilakukan secara tradisional dengan mengunakan alat tulis,
sehingga untuk mendapatkan informasi dari catatan yang sudah lama akan kesulitan
akibat dari penyimpanan database yang tidak baik.
Dalam menyampaikan informasi ke bagian yang memerlukan data dan informasi
digunakan jasa tenaga karyawan untuk mengantarkan berkas tersebut, tentu saja hal ini
membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lama apabila pengiriman
informasi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi dan perubahan informasi yang cepat
sehingga menyebabkan informasi yang dikirim membutuhkan waktu yang lebih lama
dan kurang akurat akibat dari perubahan informasi yang begitu cepat.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Apabila kondisi Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II tidak diperbaiki, maka
bagian penerimaan bahan baku akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengirim dan memperbaharui informasi, sehingga pihak manajemen ataupun bagian
yang membutuhkan informasi tersebut kesulitan. Hal ini disebabkan insormasi tersebut
memiliki pengaruh terhadap ketepatan pengambilan keputusan.
Dalam perkembangan sistem informasi, metode berorientasi objek merupakan
metode yang mencoba melihat permasalahan melalui pengamatan dunia nyata dimana
setiap objek adalah entitas tunggal yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi
tertentu. Ini kontras dengan pemrograman terstruktur dimana struktur data dan fungsi
didefinisikan secara terpisah dan tidak berhubungan secara erat.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dirancang suatu sistem informasi yang
efektif untuk penerimaan bahan baku yang berorientasi pada objek di Pabrik Gula
Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II.
1.2. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang dihadapi
perusahaan adalah:
1. Tidak tersedianya sistem informasi penerimaan bahan baku yang berbasis
komputer.
2. Belum terintegrasinya sistem informasi penerimaan bahan baku yang
mengakibatkan informasi yang dikirim tidak cepat dan akurat.
!.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah:
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
1. Mendapatkan informasi awal kondisi sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala
Madu
2. Meninjau kelemahan sistem informasi penerimaan bahan baku Pabrik Gula
Kwala Madu
3. Mendapatkan rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku yang
terintegrasi dengan baik sehingga dapat digunakan untuk meningkat efisiensi
dan efektivitas pada stasiun penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala
Madu PTPN II.
1.4. Manfaat penelitian
1. Perusahaan akan mendapatkan suatu usulan perancangan sistem informasi yang
mengintegrasikan seluruh fungsi dalam perusahaan sehingga pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan cepat.
2. Memberikan wawasan dalam merancang sistem informasi dengan metode
berorientasi objek.
1.5. Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian dan pembatasan masalah yang dilakukan pada
penelitian ini adalah:
1. Studi awal sistem informasi penerimaan bahan baku
2. Analisis aktivitas dan fungsi-fungsi yang terlibat serta hubungan antar fungsi
pada sistem informasi penerimaan bahan baku.
3. Analisis sistem informasi penerimaan bahan baku
4. Perancangan sistem informasi penerimaan nahan baku
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
1.6. Pembatasan Masalah
Dalam perancangan sistem informasi penerimaan bahan baku ini, pembahasan
yang dilakukan mencakup studi awal, analisis dan perancangan sistem informasi. Dalam
tulisan ini tidak membahas bahasa pemrograman dan biaya dalam merancang sistem
informasi.
1.7. Asumsi yang digunakan
1. Karyawan pada bagian penerimaan bahan baku diberikan pelatihan tambahan
agar dapat mengoperasikan sistem informasi dengan baik.
2. Peralatan dan perlengkapan yang mendukung sistem informasi dapat disediakan
dengan baik
3. Perancangan program dan bahasa pemrograman dalam tugas akhir ini tidak
dibahas
1.8. Sistematika Laporan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang
penelitian yang dilakukan. Penulisan laporan ini terdiri dari delapan, pada
bab satu pendahuluan, pada bab ini diuraikan latar belakang dilakukannya penelitian,
perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, asumsi yang
digunakan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan. Bab dua gambaran
umum perusahaan, bab ini memuat secara singkat dan berbagai atribut dari perusahaan
yang menjadi objek penelitian, sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, lokasi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
perusahaan, organisasi dan manjemen serta proses produksi Pabrik Gula Kwala Madu
PTPN II.
Bab tiga landasan teori, bab ini mengemukakan teori-teori yang merupakan
landasan bagi pemecahan persoalan dan hasil studi kepustakaan lainnya yang dianggap
turut membantu dalam pemecahan masalah. Bab empat metode penelitian, bab ini
menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan sebagai kerangka pemecahan
masalah, baik dalam mengumpulkan data atau pun dalam menganalisa data yang
diperoleh.
Bab lima pengumpulan dan pengolahan data, bab ini memuat data-data hasil
penelitian yang diperoleh dari perusahaan sebagai bahan untuk pengolahan data yang
digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah. Bab enam analisa pemecahan
masalah, pada bab ini akan diuraikan tentang hasil yang diperoleh dari analisa data dan
pemecahan yang dilakukan pada bab sebelumnya. Bab tujuh kesimpulan dan saran, bab
ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian ini serta
saran yang perlu bagi perusahaan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Pabrik Gula Kwala Madu merupakan salah satu dari enam proyek pabrik gula
pertama dari 18 proyek pabrik gula pemerintah RI yang direncanakan dibangun di luar
pulau Jawa dalam rangka memenuhi kebutuhan gula dan menuju keswasembadaan gula
di Indonesia, dan merupakan proyek pembangunan pabrik gula ke-2 di Sumatera Utara
sesudah Pabrik Gula Sei Semayang.
Pabrik Gula Kwala Madu di Kwala Begumit, kecamatan Stabat, kabupaten
Langkat kira-kira 36 Km dari kota Medan. Dengan tender internasional oleh pemerintah
Indonesia yang diselenggarakan oleh Proyek Pembangunan Industri Gula (PPIG) pada
tahun 1981, dimana hasilnya dimenangkan oleh Hitachi Ship Building & Ingineering
Co.Ltd. (yang kemudian bernama Hitachi Zosen). Hitachi Zosen sebagai kontraktor
menunjuk perusahaan Indonesia sebagai sub kontraktor, yaitu:
1. PT. Gruno Nasional untuk pekerjaan sipil dan struktur
2. PT. Indonesia marine Co. Ltd. (PT. Indo Marine) untuk lokal pabrication &
erection.
Sebagai pengawas ditunjuk PT. Tanindo yang melimpahkan pekerjaan tersebut
kepada Joint Sugar Project Unit (JSPU) / Kantor Proyek Gula Bersama (KPGB)
Surabaya.
Sesuai Kontrak pemerintah RI dengan Hitachi Zosen yang ditandatangani
tanggal 23 November 1981 dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982, pabrik harus
diselesaikan dalam waktu 24 bulan yaitu tanggal 6 Februari 1984 ditambah
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
keterlambatan yang diterima selama 14 hari. Ternyata Pabrik Gula Kwala Madu dapat
diselesaikan (dalam arti dapat beroperasi)1 bulan lebih maju dari ketentuan kontrak
yaitu tanggal 20 Januari 1984
Pabrik Gula Kwala Madu bekerja secara kontinu 24 jam sehari dalam masa
giling yang dibagi menjadi tiga shift jam kerja, dimana satu shift adalah 8 jam.
Kapasitas pabrik 4000 ton tebu sehari (4000 TCD)
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Berdasarkan pengelompokan perusahaan gula negara, Pabrik Gula Kwala Madu
dikategorikan ke dalam empat pengelompokan sesuai dengan SK Menteri Pertanian
No.59/KPTS/EKKU/10/1997 yang mengelompokan pabrik gula berdasarkan kapasitas
dalam:
1. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 800-1200 ton
2. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 1200-1800 ton
3. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 1800-2700 ton
4. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 2700-4000 ton
Selain Pabrik Gula Kwala Madu, PTPN II juga memiliki pabrik gula yang lain
yaitu pabrik gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000 ton.
2.3. Lokasi Perusahaan
Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berada di Kwala Begamit, Kecamatan Stabat,
Kabupaten Langkat, kira-kira 36 Km dari kota Medan. Lokasi ini jauh dari keramaian
penduduk dan cukup dekat dengan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu.
2.4. Daerah Pemasaran
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Pemasaran pada Pabrik Industri Gula PTPN II dimulai dari proses pemesanan.
Pesanan ini diterima oleh pihak perusahaan melalui bagian pemasaran, selanjutnya
bagian pemasaran akan memberitahukan pemesanan tersebut ke pabrik untuk diproses.
Setelah pemesanan selesai diproses, maka selanjutnya dikirim kepihak Bulog sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Saluran produksi Pabrik Gula PTPN II sampai ketangan konsumen dapat
digambarkan seperti berikut
Gambar 2.1. Saluran produksi Parik Gula Kwala Madu
2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan
2.5.1. Aspek Sosial Perusahaan
Pabrik Gula PTPN II
Bagian Pemasaran
BULOG
Konsumen
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Berdirinya Pabrik Gula Kwala Madu ini cukup membantu dalam menampung
tenaga kerja yang ada disekitar pabrik tersebut, sehingga dapat mengurangi angka
pengangguran di lingkungan pabrik.
2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan
Letak Pabrik pada suatu tempat dapat memberi pengaruh terhadap
lingkungannya, baik pengaruh terhadap yang langsung ataupun pengaruh yang tidak
langsung. Pengaruh langsung yang perlu diperhatikan adalah pengaruh limbah terhadap
lingkungan disekitar pabrik.
Ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup telah ditetapkan di Indonesia
melalui undang-undang No.4/1982, antara lain mengharuskan membuat Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum pembangunan suatu pabrik dan
melaksanakan Studi Evaluasi Mengenai Dampak Lingkungan (SEMDAL) pabrik yang
sudah berjalan.
AMDAL sebagai alat dalam perencanaan harus mempunyai peranan dalam
pengambilan keputusan tentang proyek yang sedang direncanakan. Artinya AMDAL
tidak banyak artinya apabila dilakukan setelah diambil keputusan untuk melaksanakan
proyek tersebut. Namun pada pihak lain juga tidak benar menganggap AMDAL sebagai
satu-satunya faktor penentu dalam pengambilan keputusan, disamping masukan dari
bidang teknik, ekonomi, dan lain-lain.
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Pabrik Gula Kwala Madu sebagai salah
satu industri yang menggunakan tebu sebagai bahan baku utamanya tidak diragukan lagi
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan sehingga tidak didahului
penyusunan penyajian evaluasi lingkungan (SEL)
Dampak negatif akibat kegiatan di Pabrik Gula Kwla Madu yang harus segera
disusun Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) untuk penurunan kualitas air adalah:
1. Pengolahan Limbah Cair
1) Perbaikan kolam pengolahan
2) Pendaurulangan air jatuhan kondensor
2. Penanggulangan Limbah Padat
1) Pemanfaaatn blotong untuk bahan baku pupuk kompos
2) Pemanfaatan ampa tebu untuk bahan bakar di Boiler
3) Pemanfaatan abu ketel untuk campuran pupuk kompos
3. Pengolahan Limbah Gas
Penanganan abu cerobong ketel yang banyak mengandung abu ketel dengan
pemasangan wet scrubber (ampas basah) pada gas duck boiler (antara IDF
dengan cerobong).
Tabel 2.1. Analisis Spesifikasi Buangan Limbah Cair PGKM
No Uraian Satuan Nilai Analisa
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Ambang
Batas
Limbah
A Sistem Pengendalian
Kolam
1. Kolam pendingin/ stabilisasi
PH 6-9 6.40
Temperatur C <40 31.70
Pengoperasian Aerator Jam/ Hari 24 24
2. Kolam Oksidasi/ Aerasi
PH 6-9 7.70
Pertumbuhan Bakteri Positif Positif
Pengoperasian Aerator Jam/ Hari 24 24
3. Kolam Pengendapan/
Clarifier
PH 6-9 7.80
Temperatur C 27-32 30.00
B Analisis Buangan Akhir
1. BOD3 Mgr/ L <100 98
2. COD Mgr/ L <250 243
3. TSS Mgr/ L <175 169
4. PH 6-9 7.30
5. Temperatur C 27-32 28.50
Sumber : Laboratorium PGKM
Bila dibandingkan spesifikasi buangan limbah Pabrik Gula Kwala Madu dengan
nilai ambang batas yang diperkenankan seperti terlihat pada tabel di atas, maka dapat
dilihat bahwa kandungan zat terlarut pada limbah masih dalam nilai ambang batas yang
aman bagi lingkungan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
2.6. Proses produksi
2.6.1. Standar Mutu Produk
Standar mutu produk yang ditetapkan oleh pihak perusahaan adalah standard
mutu produk berdasarkan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang ada
di Yogyakarta.
Adapun standard mutu produk yang ditetapkan perusahaan adalah :
- Gula hasil produksi warnanya putih dan jernih
- Ukuran kristal memenuhi persyaratan yaitu 0,9 - 1,0 mm
- Kadar air < 0,1 %
- Pol : 99,5 %
2.6.2. Bahan yang digunakan
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam
proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu adalah tebu.
Tebu yang akan dipanen mempunyai rendemen (kadar gula) rata – rata sekitar
6,5 – 7 %. Pemanenan tebu dilakukan antara 10 – 12 bulan sejak ditanam,
dimana sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan mengambil sepuluh batang
tebu secara acak sebagai sampel/contoh. Tebu yang baik untuk diolah adalah
yang matang dan kandungan gula dalam batang adalah sama.
Kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor intern yaitu varietas tebu dan
faktor eksternal adalah iklim, kondisi tanah, serta perawatan dan pemeliharaan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Faktor yang paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim, karena itu panen
dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu antara bulan Januari sampai dengan
bulan Agustus.
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang
ditambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat menghasilkan
produksi gula.
Bahan tambahan pada produksi gula adalah :
1) Air
Air digunakan sebagai air imbibisi pada stasiun gilingan untuk memeras
kandungan gula pada ampas tebu semaksimal mungkin. Volume air yang
dibutuhkan sebanyak 20 % dari ton tebu/jam.
2) Susu Kapur
Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan pH nira
menjadi 8,0 – 8,5. pemilihan susu kapur sebagai bahan yang digunakan untuk
menaikkan pH nira didasarkan pada harganya yang murah dan mudah
membuatnya.
3) Belerang
Gas belerang dibuat dari belerang yang digunakan dalam pemurnian nira.
Tujuan pemberian gas belerang adalah :
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
a. Menetralkan kelebihan air kapur pada nira terkapur pH mencapai 7,0 –
7,2.
b. Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang mengurangi
pengaruh pada warna kristal dan gula
4) Flokulant
Flokulant diberikan untuk mempercepat pengendapan yang bertindak sebagai
pengikat partikel halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk membentuk
gumpalan partikel yang lebih besar dan lebih mudah diendapkan untuk disaring).
5) Talofloc dan Talofloate
Talofloc atau sering disebut gamping, diberikan untuk mengikat nira, sedangkan
Talofloate untuk mereduksi warna dari pekat menjadi warna yang lebih pucat.
Kedua zat ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian dari nira kental.
6) Asam Phospat
Digunakan pada proses stasiun toladura yang mempunyai fungsi seperti gas SO2.
3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu
produk atau bahan yang ditambahkan ke dalam produk dimana keberadaannya
tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan-bahan penolong yang digunakan
dalam produksi gula adalah :
1) Karung plastik yang digukan untuk mengarungi gula.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
2) Benang jahit untuk menjahit karung plastik.
2.6.3. Uraian Proses Produksi
Proses pembuatan gula dari tebu pada Pabrik Gula Kwala Madu dibagi dalam
beberapa stasiun, yaitu stasiun gilingan (mill station), stasiun pemurnian, stasiun
penguapan, stasiun masakan, stasiun putaran dan penyelesaian. Lama pekerjaan sekitar
8 jam/shift.
1. Pengerjaan Pendahuluan
Tebu yang telah ditebang dari kebun diangkut ke pabrik dengan truk dengan
kapsitas 7 ton sampai lebih dari 10 ton. Sebelum sampai halaman pabrik, tebu
beserta truck ditimbang, kemudian setelah tebu dibongkar di halaman pabrik,
maka truck ditimbang kembali sehingga diperoleh berat bersih (netto).
Sedangkan waktu antara penebangan dengan proses awal tidak lebih dari 24 jam.
Tebu yang diangkut truk dengan kapasitas 5-6 ton naik ke truck tipller dan
dijungkitkan dengan tenaga pompa hidrolik sehingga tebu jatuh ke feeding cane
carrier. Sedangkan yang diangkut dengan truk yang berkapasitas 8-10 ton yang
menggunakan tali pengangkut dibongkar dengan menggunakan cane lifter hilo
ke dalam feeding cane table, dimana kabel hilo dihubungkan dengan tali
pengangkut tebu pada truk. Berikutnya tenaga hidrolik digerakan sehingga
posisi tebu terangkat miring dan tebu tumpah ke feeding cane table, lalu
pemasukan tebu ke cane carrier diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi
kapasitas giling yang direncanakan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Oleh feeding cane carrier tebu dibawa ke cane leveller guna pengaturan
pemasukan tebu menuju cane cutter I. Pada cane cutter I tebu dipotong-potong
secara horizontal, dan selanjutnya dibawa cane carrier ke cane cutter II untuk
dicacah lebih halus lagi.
Sebelum jatuh ke gilingan, logam-logam besi yang terikut pada potongan tebu
ditarik oleh tramp iron separator dan potongan-potongan tebu diatur masuknya
ke gilingan.
2. Stasiun Gilingan (Mill Station)
Fungsi dan tujuan dan penggilingan ini adalah untuk mendapatkan air nira
sebanyak mungkin. Penggilingan dilakukan sebanyak lima kali dengan lima unit
gilingan (Five Set Three Roller Mill) yang disusun seri dengan memakai tekanan
hidrolik yang berbeda-beda. Alat ini terdiri dari tiga buah rol yang terbuat dari
besi (satu set) yang mempunyai permukaan yang beralur berbentuk V dengan
sudut 300
yang gunanya untuk memperlancar aliran nira dan mengurangi
terjadinya slip. Jarak antara roll atas (Top Roll) dengan roll belakanag (Bagasse
Roll) lebih kecil dari pada antara roll atas dengan roll depan (Feed Roll).
Besarnya tekanan maksimum pada penggilingan adalah 150-200 Kg/cm2
dengan
putaran rol yang berbeda antara gilingan yang satu dengan yang lain dimana
gilingan I sekitar 5,3 rpm ; gilingan II 5,0 rpm ; gilingan III 5,0 rpm ; gilingan
IV 5,2 rpm ; gilingan V 4,2 rpm.
Mekanisme kerja dari stasiun penggilingan ini adalah:
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
1) Tebu yang sudah dicacah halus dibawa cane carrier evalator ke gilingan
pertama. Air perasan (nira) dari gilingan I ditampung pada bak
penampungan I. Ampas dari gilingan I masuk pada gilingan II untuk diperas
lagi. Air perasan masuk dalam bak penampungan nira yang diperoleh dari
bak penampungan I, yang disebaut dengan Primary Juice.
2) Nira dari gilingan I dan II masih terdapat ampas yang nantinya sama-sama
ditampung pada bak penampungan I. Nira pada bak penmpungan I disaring
pada juice strainer kemudian ampasnya dimasukkan pada gilingan II dan nira
yang disaring ditampung dalam satu tangki dan siap dipompakan pada
stasiun pemurnian. Tangki penampungan ini disebut Raw Juice Tank.
3) Ampas dari gilingan II masuk ke gilingan III untuk diperas lagi. Air perasan
ditampung pada bak penampung II dan digunakan untuk menyiram ampas
dari gilingan I.
4) Ampas dari gilingan III masuk ke gilingan IV. Air perasan ditampung pada
bak penampung III dan digunakan untuk menyiram ampas dari gilingan III
5) Ampas dari gilingan IV masuk ke gilingan V untuk diperas lagi. Air dari
gilingan V ditampung pada bak IV dan digunakan untuk menyiram ampas
dari gilinagan IV. Ampas dari gilingan IV diberi air imbibisi, air imbibisi ini
berasal kondensat evaporator badan IV dan V dan temperatur imbibisi
sekitar 60-70o
C.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
6) Ampas tebu dari gilingan V selanjutnya diangkut dengan 1 unit konveyor
melalui satu plat saringan., dimana ampas berserat kasar dilewatkan menuju
boiler dan ampas halus dipisah digunakan untuk membantu proses
penyaringan pada alat vacum filter di stasiun pemurnian.
Semakin kebelakang ampas tebu, kadar nira yang dikandungnya akan semakin
kecil. Ampas tebu dari gilingan V diangkut dengan satu unit konveyor melalui
satu palt saringan dimana ampas kasar dibawa menuju boiler untuk bahan bakar
dan sebagian dibawa menuju gudang ampas sebagai cadangan. Sedangkan
ampas halus dihisap dengan Bagasse fan yang terdapat dibawa saringan dan
dikirim lagi ke Bagacillo Tank untuk digunakan sebagai pencampur pada Rotary
Vacum Filter yang terdapat pada stasiun pemurnian.
Pemberian imbibisi pada ampas gilingan IV mempunyai fungsi untuk
melarutkan nira yang masih ada tertinggal pada ampas tersebut. Air yang
diberikan tersebut dengan debit air 20 % dari kapasitas tebu/jam dan suhu 70o
C
dengan perbandingan 19-24 % dari berat tebu untuk kapasitas tebu perjam.
Bila air imbibisi diberikan terlalu banyak akan melarutkan gula lebih banyak,
tetapi akan menyebabkan waktu penguapan terlalu lama. Sebaliknya bila
imbibisi kurang maka kadar gula akan tertinggal pada ampas cukup tinggi,
karena itu perlu ditentukan jumlah penambahan air imbibisi yang optimum
selama penggilingan berlangsung, apabila persediaan tebu telah habis sehingga
stasiun penggilingan terhenti maka Roll Mill harus disiram dengan larutan kapur
yang berfungsi untuk mencegah perkembangan mikroorganisme. Nira yang
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
diperoleh dari stasiun gilingan yang ditampung bak penampung (raw juice tank)
selanjutnya dipompakan menuju stasiun pemurnian.
3. Stasiun Pemurnian
Tujuan proses pada stasiun pemurnian adalah untuk menghilangkan kotoran dari
dalam nira sehingga nira yang dihasilkan lebih murni mengandung sakarosa.
Tujuan utama dari stasiun pemurnian adalah untuk menghilangkan kotoran-
kotoran yang terkandung dalam nira mentah. Didalam proses pemurnian ada
beberapa tahap yang dilakukan, yaitu :
1) Timbangan nira mentah (Juice Weighting Scale)
Nira mentah dari tangki penampungan dialirkan melalui pipa saringan dan
dipompakan ke tangki nira mentah tertimbang. Dalam penimbangan nira mentah
dipakai timbangan Maxwelt Bolougne yang dapat bekerja secara otomatis
dengan berat sekali timbngan 5,5 ton. Prinsip dari alat ini adalah atas dasar
sistem keseimbangan gaya berat bejana dan bandul, dimana nira akan berhenti
secara gravitasi ke tangki penampungan.
2) Pemanas nira 1 ( Juice Heater 1)
Nira yang didalam tangki penampungan selanjutnya dipompakan ke alat
pemanas 1(primary heater)yang memiliki 2 unit pemanas. Tujuan dari pemanas
1 adalah untuk menyempurnakan reaksi yang telah terjadi dan mematikan
mikroorganisme, sehingga komponen yang ada dapat dipisahkan dari nira pada
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
bejana pengendapan nanti. Pada tangki pemanas nira 1 nira dipanaskan hingga
suhu 70o
C, kemudian nira dialirkan ke dalam badan pemanas 2 dan dipanaskan
hingga temperatur menjadi 75o
C. media panas pada pemanas nira 1 merupakan
uap bekas yang dihasilkan oleh evapurator 1 dan 2.
3) Tangki defekasi (defecator)
Nira yang terdapat didalam tangki pemanas 1 (pemanas 1 nira) dipompakan
ketangki defeksi untuk pembubuhan susu kapur dengan fungsi untuk mengubah
pH nira 5,6 menjadi 8,0-8,5. pemasukan susu kapur diatur dengan control value
yang dikendalikan oleh pH Indicator Controler. Tujuan dari penambahan dari
susu kapur adalah agar asam-asam yang terdapat pada nira menjadi basa karena
gula akan rusak bila gula dalam keadaan asam.
4) Tangki sulfitas
Untuk menetralkan kembali nira yang terdapat dalam tangki defekasi, maka nira
tersebut dikirim ketangki sulfitas tipe sekat parabolis. Tangki sulfitas berfungsi
untuk mencampur nira terkapur dari tangki defekasi dengan gas SO2 dari tabung
belerang. Sedangkan sekat parabolis berfungsi untuk membantu proses
pencampuran sehingga pencampuran dapat berjalan dengan kontinyu.
Penambahan gas SO2 dengan maksud agar nira terkapur mengalami penurunan
pH menjadi 6,0-6,5 pada suhu 70o
-75o
C dengan waktu 5 menit. Pada tangki
sulfitase ini diharapkan pada kelebihan susu kapur akan bereaksi dengan gas
SO2. Selanjutnya dinetralkan kembali pada Netralizing Tank sehingga pH
tercapai 7,0-7,2..
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
5) Tangki Tunggu
Nira mentah dari sulfitator ke tangki peti tunggu dengan waktu 6 menit. Fungsi
dari tangki tunggu adalah untuk mendapatkan koloid-koloid yang berupa
kotoran yang terbentuk di tangki sulfitator.
6) Tangki Netralisasi
Tangki netralisasi berfungsi untuk mengatur pH nira yang keluar dari tangki
sulfitator. Didalam tangki netralisasi ini nira diaduk dengan alat pengaduk
mekanis. Jika pH nira kurang dari 7,0 maka nira ditambah dengan susu kapur
sehingga pH nira naik menjadi 7,0-7,2.
7) Pemanas Nira 2 (Juice Heater 2)
Nira dari peti tunggu dipompakan dengan mesin pompa centrifugal ke pemanas
nira 2 yang juga memiliki dua unit badan pemanas. Pada badan pemanas dua
nira dipanaskan dengan temperatur 105o
C. prinsip kerjanya sama dengan
pemanas nira 1.
8) Tangki Pengembang (Flash Tank)
Nira yang berasal dari pemanas nira 2 dialirkan ke tangki pengembang. Tangki
pengembang ini berfungsi untuk menghilangkan udara dan gas-gas yang terlarut
dalam nira.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Bila udara dan gas-gas yang terlarut dalam nira tidak dihilangkan, maka akan
mengganggu atau menghambat pemisahan kotoran-kotoran dari nira ditangki
pengendapan.
9) Tangki Pengendapan (Door Clalifier)
Nira ditangki pengembang dialirkan ke tangki pengendapan, sehingga
terpisahlah antara nira yang jernih (bagian atas) dan nira kotor (bagian bawa),
nira jernih dialirkan ke stasiun penguapan (evapurator), sedangkan endapan nira
atau nira kotor dibagian bawa dicampurkan ke Mud Feed Mixer untuk dicampur
dengan ampas halus yang berasal dari stasiun penggilingan. Tangki
pengendapan bekerja secara kontinyu dan memiliki empat kompertement yang
dipergunakan untuk mempermudah proses pengendapan. Endapan yang
terbentuk disapu dengan skrap yang bergerak lambat. Endapan jatuh ke tepi tiap-
tiap peralatan. Selanjutnya dipompakan ke Mud Feed Mixer, sedangkan nira
jernih keluar melalui pipa-pipa yang dipasang pada tiap kompertement. Agar
pengendapan lebih cepat, maka diberikan floculant, dimana pemberiannya
dilakukan pada nira masuk ke tangki pengendapan. Pencampuran ini bertuijuan
untuk membantu pada saat penyaringan (vacum filter) yang memisahkan nira
dengan kotoran. Saringan yang digunakan adalah saringan hampa (rotary
vacuum filter).
Nira hasil saringan disebut filtrate selanjutnya dikembalikan ke timbangan nira
mentah. Sedangkan endapan kotoran yang tersaring disebut dengan blotong
yang selanjutnya dibuang atau dijadikan pupuk. Jadi dapat kita ketahui secara
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
jelas bahwa tangki pengendapan berfungsi untuk memisahkan endapan yang
terbentuk dari hasil reaksi dengan larutan yang jernih.
4. Stasiun Penguapan (Evaporator Station)
Stasiun penguapan pada proses pengolahan gula di Pabrik Gula Kwala Madu
menggunakan empat unit evaporator yang disebut Quadruple Evaporator yang
bertujuan untuk menguapkan air dan nira yang menggunakan proses vakum.
Tujuan dari stasiun penguapan adalah untuk menguapkan air yang terkandung
dalam nira encer, sehingga nira akan lebih mudah dikristalkan dalam proses
selanjutnya. Penguapan dilakukan pada temperatur 50o
C – 110o
C dan untuk
menghindari kerusakan sakarosa maupun monosakaridanya dilakukan
penurunan tekanan di dalam evaporator sehingga titik didih nira turun.
Evaporator yang tersedia ada lima unit yaitu empat unit beroperasi dan satu unit
sebagai cadangan bila ada pembersihan. Selama proses berlangsung temperatur
dari masing-masing evaporator berbeda-beda. Untuk menghemat panas yang
diperlukan, maka media panas untuk evaporator 1 digunakan untuk uap bekas
yang berasal dari Low Pressure tekanan < 1kg, sedangkan media pemanas bagi
evaporator yang lain memanfaatkan kembali uap yang terbentuk dari evaporator
sebelumnya. Hal ini disebut vapour, temperatur pada evaporator 1 sebesar
110o
C dan berangsur-angsur turun sampai temperatur 50-55o
C pada evaporator
4. hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan tekanan yang berbeda-beda dari
evaporator 1 sampai dengan evaporator 4. Peristiwa mengalirnya uap dari
evaporator 1 ke tormol pada evaporator 2 disebabkan pada evaporator 1 setelah
masuk ke dalam bagian Shell pada evaporator 2 akan melepaskan panas
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
sehingga mengembun. Terkondensasinya uap menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan dalam Shell sehingga uap air nira evaporator 1 dapat
mengalir pada evaporator 2 dan seterusnya. Uap nira evaporator 4 masuk ke
dalam kondensor untuk diembunkan (dikondensasikan) dan dijatuhkan bersama
air injeksi, sedangkan uap-uap yang tidak terkondensasikan dibiarkan keluar ke
udara. Peristiwa mengalirnya nira dari evaporator 1 ke evaporator 2 dan
seterusnya disebabkan karena adanya perbedaan tekanan vakum pada masing-
masing evaporator. Nira encer yang masuk pada setiap evaporator akan
bersikulasi sampai mencapai brix tertentu dan secara otomatis valve akan
terbuka sehingga nira mengalir menuju evaporator berikutnya. Demikian
seterusnya sampai ke evaporator 4.
5. Stasiun Masakan
Untuk mencapai kualitas gula dalam nira kental tidak cukup dikristalkan dalam
satu kali proses kristalisasi. Adapun tujuan utama dari stasiun ini adalah
mengeluarkan nira sebanyak mungkin dari nira kental melalui beberapa proses
kristalisasi. Pada stasiun ini dilakukan pada pemanasan nira sampai lewat jenuh
dengan cara menguapkan sampai berbentuk kristal dengan temperatur masakan
50-65o
C. Metode penguapan ini tergantung pada harkat kemurnian (HK) gula
dan dilakukan beberapa cara antara lain:
Sistem 4 (empat) tingkat : ABCD (untuk HK>8,3)
Sistem 3 (tiga) tingkat : ABD atau ACD (untuk HK 70 – 80)
Sistem 2 (dua) tingkat : AD (untuk HK<70)
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Proses produksi gula yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu dengan
melakukan sistem 3 (tiga) tingkat ABD karena mempunyai HK gula sekitar 80,
pada masakan A dan B diusahakan harkat kemurnian (HK) yang tertinggi.
Untuk masakan D diusahakan HK gula sekitar 58 – 60, sedangkan untuk gula
tetes HK harus lebih kecil dari 30. Pelaksanaan proses masakan harus dilakukan
pada tekanan hampa untuk menjaga agar tidak terjadi pemecahan sukrosa,
karena pada suhu yang tinggi akan membentuk caramel yang berwarna gelap
sehingga mutu gula akan rendah. Titik didih larutan gula lebih besar dari titik
didih air murni, karena hal ini disebabkan adanya zat yang terlarut. Dalam
proses masakan, langkah-langkah yang harus yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1) Menarik Hampa
Sebelum proses masakan dimulai, tangki masakan (pan masakan) terlebih
dahulu dibuat hampa udara dengan tekanan vakum 40 cmHg lalu saluran
penghubung dengan tangki penguapan dibuka perlahan-lahan sampai terbuka
penuh, sehingga keadaan maksimum tekanan 66 cmHg, sementara itu stem
pemanas dibuka lebih kecil untuk pemasakan.
2) Pembuatan Bibit
Pembuatan bibit dilakukan dengan fodan, dimana inti kristal yang memiliki
bentuk kristal yang baik dan memiliki ukuran yang sama. Inti ini dapat dibuat
dengan menggiling kristal yang kasar sehingga menjadi kristal halus dan dapat
dibuat di luar pan masakan. Besar kristal dan kondisi masakan dapat diketahui
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
dengan sogokan yang terdapat ditangki masakan dengan cara meletakkan kristal
gula pada kaca transparan dan diamati pada sinar lampu. Jika disekitar gula lebih
mudah bergabung dengan kristal gula untuk memperoleh kristal gula yang
dinginkan.
a. Memperbesar Kristal
Bila bibit yang dibuat cukup, maka diperbesar sampai ukuran yang diharapkan
yaitu 0,8 – 0,9 mm, hal ini dapat dilakukan dengan pemberian bibit yang baik,
maka diperoleh kondisi kristal gula yang baik.
b. Masakan Tua
Masakan tua adalah apabila telah tercapai ukuran kristal sesuai dengan
ketentuan. Tujuan masakan tua adalah melanjutkan masakan dalam pan
kristalisasi tanpa menambahkan larutan baru dengan kesepakatan setinggi-
tingginya agar tidak terjadi kemungkinan yang tidak diinginkan pada kristal
baru. Apabila ketentuan diatas telah terpenuhi, maka terjadilah kristal yang
cukup rapat dan dengan pengkristalan yang telah sesuai.
c. Palung Pendingin
Masakan tua yang ukurannya 0,8 – 0,9 mm akan dikeluarkan dari tangki
masakan dan dimasukan ke dalam palung pendingin yang terdapat dibawa
tangki masakan. Penurunan masakan dimulai dengan penghilangan tekanan
hampa. Penghilangan tekanan hampa dengan cara menutup hubungan dengan
pas masakan dengan bejana penghubung, kemudian kran yang menghubungkan
pan masakan akan jatuh ke bawah, steam pemanas ditutup setelah seluruh
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
masakan diturunkan, pan masakan dicuci dengan steam (uap) panas untuk
membersihkan sisa-sisa kristal gula dan larutan-larutan yang tertinggal, agar
pada masakan selanjutnya tidak mengganggu proses pengkristalan dan kualitas
gula yang terbentuk. Larutan dari pan masakan dialirkan ke stasiun putaran.
d. Pemisahan masakan D
Hasil dari pemisahan masakan D dihasilkan gula D dan tetes serta putaran D
adalah gula D1 yang akan diputar untuk kedua kalinya sehingga diperoleh klare
D2 dan babonan (bibit) lalu dipompakan ke tangki bibitan yang merupakan bibit
untuk masakan A dan B.
e. Pemisahan masakan A dan B
Hasil pemisahan masakan A akan dihasilkan gula A dan stroop A, dimana stroop
A merupakan bahan dasar untuk masakan B. Hasil pemisahan masakan B akan
dihasilkan gula B dan stroop B, dimana stroop B merupakan bahan dasar untuk
masakan D. Gula A dan gula B diperoleh dari hasil pemisahan dikirim ke alat
mixer A/B dan dicampur menjadi gula A/B. Kemudian gula A/B diputar
kembali dengan menggunakan alat pemutar centrifugal sehingga diperoleh gula
dengan kemurnian yang lebih tinggi sebagai gula produk.
6. Stasiun Pemutaran/Pemisahan
Hasil dari proses pengkristalan dalam pan masakan adalah campuran antara
kristal gula, stroop dan tetes. fungsi dari stasiun pemutaran adalah untuk
memisahkan kristal gula dari stroop dan tetes yang terdapat dalam masakan, alat
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
ini bekerja berdasarkan gaya centrifugal. Untuk mendapatkan kristal dalam
bentuk murni, maka campuran ini harus dipisahkan, pemisahan dilakukan
dengan penyaringan. Saringan yang digunakan untuk massa campuran ini
dengan menggunakan kekuatan pusing (gaya centrifugal). Massa dimasukkan
dalam alat centrifugal, maka massa akan terlempar menjauhi sumbuh poros.
Karena ada saringan, kristal akan tertahan, sedangkan larutan akan menembus
lubang-lubang saringan. Dengan demikian terpisahlah antara larutan dengan
kristalnya. Sesudah pemutaran sebagian larutan akan terpisah tetapi masih ada
larutan yang menempel pada kristal. Untuk menghilangkan larutan tersebut,
maka dibantu siraman air sehingga larutan tersebut akan terlarut dalam air
sehingga larutan tersebut akan terlarut dalam air sehingga putaran kedua akan
diperoleh kristal gula produk.
7. Stasiun Penyelesaian
Kristal gula yang diturunkan pada putaran SHS langsung ke Grasshopper
Conveyor untuk penampungan sekaligus mendinginkan kemudian disalurkan ke
Grasshopper Conveyor untuk memperbesar areal pendinginan dan sekaligus
merata gula SHS terhadap sugar elevator. Dalam sugar elevator ini kondidi gula
SHS masih dalam keadaan basah. Hal ini perlu dilakukan pengeringan
pendinginan untuk mendapatkan gula SHS yang standard. Gula SHS tersebut
dimasukan ke dalam sugar dryer dan cooler dimana sistem pemanasan dan
pengeringan dilakukan dengan cara mekanis dan memberikan udara panas dan
suhu kira-kira 80-90o
C yang dilairkan melalui air dryer langsung ke dryer
cooler. Kemudian gula tersebut dimasukan ke Bucket Elevator dan diteruskan ke
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Vibrating Screen. Pada Vibrating Screen kristal gula SHS telah mencapai
kekeringan dan pendinginan yang cukup.
Didalam sugar dryer dan cooler dilengkapi suatu alat pemompa yang berfungsi
untuk menarik gula halus yang terkandung dalam proses pembuatan gula SHS.
Gula halus ini dialirkan melalui pipa rangkap dan secara otomatis diinjeksikan
dengan air imbibisi oleh pemisahan Nozle untuk menangkap parikel-partikel
gula halus. Kemudian partikel-partikel gula tersebut dimasukan ke dalam bak
penampungan dan dialirkan ke stasiun masakan untuk proses selanjutnya. Proses
gumpalan-gumpalan gula dimasukan ke dalam tangki peleburan gula,
selanjutnya dikirim ke stasiun masakan untuk proses selanjutnya. Gula standard
dimasukan ke alat pembawa gula melalui penyadap logam yang mana penyadap
logam ini berfungsi untuk menangkap partikel-partikel logam yang terbawa atau
tercampur dengan gula produksi. Untuk mengoptimalkan gula SHS dari kadar
logam tersebut diatas diperlukan pembersihan secara bertahap atau periodik
dengan jangka waktu 3 kali dan 8 jam. Kemudian gula yang telah bersih dari
penyadap logam diatas dibawa oleh alat pembawa gula menuju kepenampungan
gula sebagai penimbunan untuk pengemasan.
8. Pengemasan dan Penggudangan Gula Produksi
Penampungan gula yang dilengkapi dengan dua alat pengisi gula secara
otomatis, dimana setiap alat pengisi mempunyai timbangan yang telah
ditentukan oleh badan metrologi dan bekerja sama dengan BULOG untuk
menjamin keamanan dan keselamatan produksi gula SHS tersebut dengan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
ketentuan 50 kg/karung. Untuk menjaga keselamatan produksi gula SHS
ditetapkan oleh pihak direksi dengan standard.
Gula produksi SHS yang dikemas dikirim ke gudang untuk penyimpanan
sementara dimana gula produksi ini disimpan dengan suhu gudang 30-35o
C
dengan kelembaban udara dalam ruang sekitar 73-82%. Kapasitas gudang
12.740 ton, namun kapasitas optimum yang dipakai adalah 10.056 ton untuk
pendistribusian dan pemasaran gula produksi SHS ketentuannya diatur oleh
pihak direksi melalui bagian pemasarannya.
2.7. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam suatu perusahaan, organisasi dan struktur organisasi merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan perusahaan.
Dengan adanya organisasi dapat dilihat sistem birokrasi yang menggambarkan
bagaimana setiap pekerjaan dilaksanakan dengan teraturdan penuh tanggung jawab
sehingga rencana-rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik serta pengawasan akan
lebih mudah dilakukan.
Sturktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi,
dimana satuan-satuan tersebut mempunyai tanggung jawab, tugas dan wewenang
tertentu dalam jalinan kesatuan yang lebih utuh.
Struktur organisasi digambarkan pada skema organisasi (Organization Chart).
Skema organisasi ini memberikan gambaran mengenai seluruh kegiatan serta proses
ynag terjadi pada suatu organisasi.
Terdapat empat komponen dasar yang merupakan kerangka dalam memberikan
defenisi dari suatu struktur organisasi, yaitu:
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas
serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada suatu
organisasi.
2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan laporan yang
ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. Tercakup dalam hubungan
pelaporan yang resmi ini banyaknya tingkat hirarki serta besarnya rentang
kendali dari semua pemimpin di seluruh tingkatan dalam organisasi.
3. Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi, yang
memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian
segenap kegiatan organisasi, baik ke arah vertikal maupun horizontal.
4. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian
organisasi, dan pengelompokan bagian-bagian organisasi menjadi suatu
organisasi yang utuh.
Dalam sistem pengorganisasian pada unit yang berbeda-beda, diperlukan
struktur organisasi yang dapat memepersatukan seluruh sumber daya dengan cara yang
teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang ada di
dalam organisasi dapat diarahkan sehingga mendorong mereka melaksanakan aktivitas
masing-masing dengan baik dalam mendukung sasaran perusahaan. Struktur organisasi
yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel. Struktur organisasi ini dapat hidup,
berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang dialami perusahaan.
Dalam merancang bentuk organisasi, para penganut organisasi klasik pad
umumnya menekankan bahwa pembagian tugas-tugas serta pengelompokannya
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
sebaiknya dilakukan menurut fungsi dari tugas-tugas tersebut. Sedangkan koordinasi
dicapai melalui penggunaan peraturan, rencana, hirarki.
Pendekatan organisasi modern lebih menekankan pada pentingnya hubungan
horizontal dalam organisasi sebagai alat koordinasi, selain alat hubungan vertikal dan
juga mengajukan penggunaan unit-unit organisasi yang lengkap pada bagian-bagian
organisasi, untuk mempermudah pengkoordinasian.
Struktur organisasi Pabrik Gula Kwala Madu adalah struktur organisasi garis.
Adapun alasan digunakan struktur organisasi garis adalah:
1. Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah
2. Pengambilan keputusan lebih cepat
3. Solidaritas karyawan tinggi
4. Biayanya rendah
Tabel 2.2. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu
No Uraian Karyawan
Pimpinan
Karyawan
Tetap
Karyawan
Tidak
Tetap
Jumlah
1 Kantor Manager
a. Manager
b. TUK Umum Gudang
Material
c. Gudang Hasil
Jumlah
1
-
1
2
-
44
12
56
-
8
41
49
1
52
54
107
2 Dinas Teknik
a. Kantor DinasTeknik 1 9 2 12
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
b. Boiler
c. Mill
d. Power House Listrik
e. Instrument
f. Work Shop
g. Cane Yard
h. Keamanan
Jumlah
1
1
1
-
1
-
-
5
57
53
58
17
48
40
28
310
6
6
8
-
8
-
-
30
64
60
67
17
57
40
28
345
3 Dinas Pengolahan
a. Kantor Dinas
b. Pengolahan
c. Pemurnian
d. Penguapan
e. Masakan
f. Putaran
g. Pengepakan
Jumlah
1
1
1
1
1
-
5
10
5
50
49
24
24
2
154
-
8
8
9
11
18
54
6
59
58
-
34
36
20
213
4 Laboratorium
a. Lab. Pabrik
b. Water Treatment
c. Instalasi Limbah
1
-
-
25
3
3
15
3
3
41
6
6
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
d. Timbangan
Jumlah
-
1
9
40
6
27
15
68
Total 13 560 160 733
Sumber : HUMAS PGKM
2.8. Jam Kerja
Supaya perusahaan berjalan lancar dalam melakukan tugas untuk mencapai
tujuannya, maka jam kerja diatur (bagian operasional) menjadi tiga shift, yaitu:
1. Shift I : pukul 07.00 – 15.00 WIB
2. Shift II : pukul 15.00 – 23.00 WIB
3. Shift III : pukul 23.00 – 07.00 WIB
2.9. Sistem Pengupahan dan Fasilitas
Sistem pengupahan yang dilakukan di Pabrik Gula Kwala Madu adalah
Peraturan Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) yang dikeluarekan oleh
Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Pertanian.
Sistem pengupahan dibedakan berdasarkan golongan pegawai. Pegawai staf
terdiri dari golongan I, II, III, IV,V, VI-A, VI-B, dan VII. Untuk non pegawai staf
terdiri dari pegawai bulanan yang terbagi atas golongan I, II, III, IV, V, VI, dan pegawai
harian.
Masa giling Pabrik Gula Kwala Madu adalah sekitar 7 bulan yaitu mulai bulan
Januari sampai bulai Juli dalam satu tahun, akan tetapi seluruh karyawan tetap dan
pegawai staf tetap aktif bekerja walaupun kondisi pada saat itu diluar jam kerja yang
telah ditentukan maka karyawan tersebut mendapat upah lembur sesuai dengan
perjanjian perburuhan pasal (X) yang mengatur upah lembur tersebut.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Karyawan Harian = 3 x (Gaji/ hari + Catu/ hari) x 100%
20
Karyawan Bulanan = 3 x (Gaji/ hari + Catu/ hari) x 100%
173
Tingkat upah lembur diatur sebagai berikut:
Hari Biasa : 150% (jam pertama )
: 200% (jam kedua dan seterusnya)
Hari Minggu dan Hari Besar : 300% (jam pertama – jam ketujuh)
: 400% (jam kedelapan dan seterusnya)
Upah/ gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah standar,
ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan akan
menerima:
1. Upah perangsang berdasarkan motivasi.
2. Pembagian keuntungan, tunjangan hari raya, tahun baru, dan lain-lain.
3. Jaminan untuk hari tua/ pensiun.
Selain itu karyawan tetap juga akan mendapatkan jaminan kesehatan dan rumah
dinas sebagai tempat tinggal selama masih bekerja di Pabrik Gula Kwala Madu.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
BAB III
LANDASAN TEORI
33..11.. KKoonnsseepp SSiisstteemm
3.1.1. Definisi Sistem
Perkataan sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “system” yang berarti
keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian. Salah satu pandangan umum
menyatakan sistem sebagai perangkat dari bagian-bagian yang berhubungan itu secara
aktif bekerja sama untuk mencapai tujuan secara keseluruhan.
Untuk lengkapnya Murdick dan Ross merumuskan sebagai berikut : “Sistem
adalah seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur pengolahan
yang mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan dengan mengolah data dan atau barang
dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau barang”.
3.1.2. Jenis-jenis Sistem
Pada dasarnya hanya ada dua jenis sistem, yaitu :
1. Sistem alami seperti sinar matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dan
sebagainya.
2. Sistem buatan manusia seperti sistem hukum, sistem perpustakaan, sistem
transportasi dan sebagainya.
Sistem buatan manusia juga dapat dibagi atas sistem manual dan sistem
terotomasi. Sistem manual adalah sistem yang interaksi antara komponennya berjalan
secara manual, sedangkan sistem terotomasi berinteraksi atau dikontrol oleh satu atau
lebih komputer sebagai bagian dari sistem.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Sistem terotomasi terbagi dalam beberapa kategori yaitu :
1. On-line systems, yaitu sistem yang menerima langsung input pada area dimana
input tersebut direkam, dan menghasilkan output yang dapat berupa hasil
komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area sendiri dapat dipisahkan
dalam skala misalnya ratusan kilometer. Biasanya digunakan bagi reservasi
angkutan udara, reservasi kereta api, perbankan dan lain-lain.
2. Real-time systems, adalah mekanisme pengontrolan, perekaman data,
pemrosesan yang sangat cepat sehingga output yang dihasilkan dapat diterima
dalam waktu yang relatif sama. Perbedaannya dengan sistem on-line adalah
satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau seperseribu
detik sedangkan on-line masih dalam skala detik atau kadang-kadang menit.
Digunakan untuk sistem airport traffic controller, peluru kendali dan lain-lain.
Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai,
sedangkan real time berinteraksi langsung dengan lingkungan yang dipetakan.
3. Decision support systems + Strategic planning systems, yaitu sistem yang
memproses transaksi organisasi secara harian, dan membantu para manajer
mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan organisasi.
Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan, sistem akuntansi dan
sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dan lain-
lain. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsi-
fungsi matematik, data analisis statistik dan menampilkan informasi dalam
bentuk grafik sebagaimana laporan konvensional.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Knowledge-based system, program komputer yang dibuat mendekati
kemampuan dan pengetahuan seorang pakar. Umumnya menggunakan perangkat keras
dan perangkat lunak khusus seperti LISP dan PROLOG.
3.2. Sistem Informasi
Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem dalam suatu
organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media,
prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting,
memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang
lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan
menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
Gambar. 3.1. Sistem informasi manajemen
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 3.2. Sistem informasi manufaktur
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu :
1. Informasi harus akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan.
2. Tepat pada waktunya
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, sebab informasi
yang sudah usang tidak berguna lagi.
3. Relevan
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, sebab informasi
untuk tiap-tiap orang berbeda.
Ada tiga metode yang digunakan dalam merancang atau mengembangkan sistem
informasi, yaitu :
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
1. Metode terstruktur (structured methods)
Metode terstruktur menggunakan model linier dalam proses pengembangan.
Input dan output setiap tahap diidentifikasi dengan jelas. Pemodelan data dan
proses dilakukan dengan kerangka kerja yang terstruktur. Structured Systems
Analysis and Design Method (SSADM) adalah salah satu contoh metode ini.
2. Metode Rapid Application Development (RAD)
Metode RAD menggunakan model iterasi proses pengembangan dan secara
umum menspesifikasikan tahap berdasar beberapa bentuk prototype. Metode
RAD secara umum dapat disesuaikan dengan situasi yang ada karena tidak
memberikan detil teknik yang digunakan. Dynamic Systems Development
Method (DSDM) adalah contoh metode ini.
3. Metode berorientasi obyek (object-oriented methods)
Metode berorientasi-obyek merupakan metode yang relatif baru. Metode ini
berfokus pada obyek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan
implementasi sistem informasi. Varian metode ini adalah Unified Modelling
Language (UML).
3.2.1. Pengembangan Sistem Informasi
1. Metoda Pengembangan
Pengembangan suatu sistem informasi bertujuan untuk mendapatkan arus
informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu. Pengembangan sistem informasi akan
menghasilkan sistem informasi yang lebih baik apabila dikembangkan dengan metoda
yang tepat.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Dalam pengembangan sistem informasi ada terdapat tiga alternatif metoda
pengembangan, yaitu :
1) Metoda Bottom Up (dari bawah ke atas)
Metoda ini mengembangkan sistem informasi dengan unsur dasar setiap sistem
pengolahan adalah modul untuk pengolahan untuk transaksi dan peremajaan file.
Metoda ini menyatakan bahwa cara pengembangan suatu rencana keseluruhan adalah
dengan pengoperasian modul tersebut. Setelah itu ditambah dengan modul perencanaan,
pengendalian keputusan dan lainnya sesuai dengan berkembangnya permintaan.
2) Metoda Top Down (dari atas ke bawah)
Metoda ini berusaha mengembangkan suatu arus informasi dan mendisain sistem
informasi yang sesuai dengan kebutuhan arus informasi. Model atau sub sistem
didefinisikan dengan memakai modul sistem informasi. Integrasi dari berbagai model
diusahakan sebaik mungkin. Untuk mendefinisikan sistem secara menyeluruh,
pendekatan ini mulai dengan menentukan tujuan organisasi jenis usahanya, dan kendala
yang ada dalam pengoperasiannya.
3) Metoda Kombinasi
Metoda ini merupakan gabungan dari kedua metoda bottom up dan metoda top
down. Metoda kombinasi ini biasanya digunakan dalam pengembangan sistem
informasi yang besar dan kompleks. Dalam metoda ini bottom up dan top down
digunakan bersama-sama, yang mana metoda bottom up digunakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan nyata para pengambil keputusan dan top down digunakan untuk
dapat membentuk suatu sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
2. Tahap-tahap Pengembangan
Menurut Burch et. al., Pengembangan sistem informasi terdiri dari lima tahap,
antara lain :
1) Analisis Sistem (System Analysis)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Definisikan masalah/kebutuhan pemakai
b. Ruang lingkup sistem
c. Kumpulkan fakta-fakta untuk studi sistem
d. Analisa masing-masing fakta
2) Desain Umum Sistem (General System Design)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Buat desain sistem secara garis besar
b. Penentuan alternatif-alternatif sesuai dengan pertimbangan pemakai
3) Evaluasi dan Pertimbangan Sistem (System Evaluation Justification)
Kegiatan yang dilakukan adalah mempertimbangkan efek sistem terhadap
karyawan
4) Desain sistem secara terperinci (Detail System Design)
Kegiatan yang dilakukan adalah menspesifikasian desain sistem secara terperinci
dan batasan ruang lingkup system
5) Implementasi Sistem (System Implementation)
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Pendidikan dan latihan bagi pemakai terhadap sistem
b. Uji coba sistem
c. Konversi sistem
d. Tindak lanjut sistem
Sedangkan menurut Gordon B. Davis, pengembangan sistem informasi terdiri
dari tiga tahapan, yaitu :
1. Definisi sistem (Definition System)
2. Desain pengembangan (Development Stage)
3. Pelaksanaan dan Pengoperasian Sistem (Instalation and Operation)
3.3. Metode Berorientasi Objek
Metode berorientasi objek memiliki bahasa standar pemodelan yang disebut
dengan unified modeling language (UML).
Dalam perancangan atau pengembangan sistem informasi UML mendefinisikan
diagram-diagram sebagai berikut :
1. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah
sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”.
Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use
case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create
sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan tertentu.
Gambar 3.3. Use case diagram
2. Class Diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang menghasilkan sebuah objek dan
merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class
menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan
untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).
Class memiliki tiga area pokok :
1) Nama (dan stereotype)
2) Atribut
3) Metoda
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut :
1) Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan
2) Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan
anak-anak ang mewarisinya
3) Public, dapat dipanggil oleh siapa saja
Hubungan Antar Class
1) Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Menggambarkan class yang
memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui
eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar
class.
2) Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian.
3) Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class.
4) Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing
dari satu class kepada class lain.
Account Item
Notes: String
Order: OrderID
OrderBalance:Currency
Order Status: String
- GetItemBalance() : Currency
- GetOrderID : OrderID
Class
Atribut
Method /
operasi
Gambar 3.4. Class area
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 3.5. Class diagram
3. Statechart Diagram
Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan suatu objek
pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart
diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu
statechart diagram).
State digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut membulat dan memiliki
nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya memiliki kondisi yang
merupakan syarat terjadinya transisi yang bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 3.6. Statechart diagram
4. Activity Diagram
Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang
sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin
terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan
proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram
merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan
sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal
processing).
Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas
menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana
aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 3.7. Activity diagram
5. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar
sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang
digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu)
dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan
untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 3.8. Sequence Diagram
6. Deployment Diagram
Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di-
deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server
atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi
server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal.
3.4. Konsep Basis Data
3.4.1. Defenisi Basis Data
Basis data adalah komponen sistem informasi yang melakukan penyimpanan
data dan informasi yang digunakan oleh lebih dari satu unit organisasi. Hal ini berarti
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
bahwa basis data berhubungan dengan kegiatan organisasi yang lebih luas, tidak
terbatas pada kegiatan suatu fungsi organisasi saja.
3.4.2. Jenjang Basis Data
Basis data mempunyai jenjang mulai dari karakter-karakter (character), item
data (field), record, file dan basis data.
1. Karakter
Karakter merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa numerik, huruf atau
karakter-karakter khusus yang membentuk suatu item data.
2. Field
Suatu field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu
item dari data seperti nama mahasiswa, alamat dan lain-lain. Ada 3 hal yang penting
dalam suatu field, yaitu nama field yang membedakan field yang satu dengan field
yang lain, representasi dari field (field representation) yang menunjukkan tipe field
serta lebar field, dan nilai dari field yang menunjukkan isi dari field untuk masing-
masing record.
3. Record
Kumpulan dari field membentuk suatu record yang menggambarkan suatu unit
data individu yang tertentu.
4. File
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang
sejenis.
5. Basis data
Kumpulan dari file membentuk suatu basis data.
3.4.3. Proses Database
Pemrosesan file meliputi pembaharuan dan penggunaan data-data tersendiri
untuk menghasilkan info yang dibutuhkan untuk setiap aplikasi. Bagaimanapun proses
database meliputi 2 aktifitas dasar :
1. Pembaharuan dan pembuatan database umum untuk membantu transaksi bisnis
baru dan berbagai kejadian yang membutuhkan perubahan didalam data
perusahaan.
2. Menyediakan info yang dibutuhkan bagi setiap pengguna aplikasi yang
menggunakan program komputer yang berbagi data dalam database umum
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan cara atau prosedur beserta tahapan-tahapan
yang jelas dan sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti
dengan landasan ilmiah. Jenis penelitian yang akan dilakukan ini tergolong pada
penelitian rekayasa.
Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah yang digambarkan pada gambar
4.1 berikut ini.
Gambar 4.1. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dilakukannya penelitian yaitu di Pabrik Gula Kwala Madu
PT.Perkebunan Nusantara II dan waktu penelitian yakni kurang lebih 4 bulan yang
dimulai pada tanggal 16 April 2007 sampai dengan tanggal 12 Mei 2007.
4.2.Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sumber tempat memperoleh data atau keterangan
yang berhubungan dengan penelitian. Maka dalam hal ini yang menjadi subjek
penelitian yaitu bagian penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu PT.
Perkebunan Nusantara II. Sedangkan objek penelitian adalah hal-hal yang menjadi titik
perhatian dalam suatu penelitian. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah
rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku dengan metodologi berorientasi
objek.
4.3. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini bersifat kualitatif atau verbal
yang berhubungan dengan sistem informasi penerimaan bahan baku saat ini dan
keinginan manajemen serta karyawan terhadap sistem informasi yang akan
dirancang.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh secara tidak langsung. Data
sekunder yang dibutuhkan adalah tugas elemen-elemen sistem penerimaan
bahan baku yang terkait dengan sistem informasi penerimaan bahan baku.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
4.4. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah agar dapat dianalisis untuk menghasilkan
pemecahan yang dibutuhkan.
1. Mengidentifikasi sistem penerimaan bahan baku
Data yang diperoleh dari wawancara diidentifikasi untuk mengetahui fungsi-
fungsi apa saja yang terlibat, aktivitas apa saja yang dilakukan, sumber daya apa
saja yang dikonsumsi, bagaimana hubungan antara fungsi-fungsi dalam
melakukan proses penerimaan bahan baku dan aliran sumber daya dan informasi
apa saja yang ada dalam proses bisnis tersebut.
2. Mengidentifikasi data masukan (input) dan informasi yang dihasilkan
(output)sistem informasi persediaan bahan baku.
4.5. Analisis Pemecahan Masalah
Pada tahap ini akan dianalisis hasil-hasil pengolahan data dan informasi yang
diperoleh untuk merancang sistem informasi penerimaan bahan baku.
4.5.1. Analisis Sistem.
1. Analisis masukan
Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dianalisis.
2. Analisis proses
Menunjukan penggunaan masukan dan keluaran yang dipakai pada sistem
berjalan dengan menggunakan activity diagram
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
3. Analisis keluaran
Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dianalisis
4. Identifikasi Kebutuhan
Rangkuman hasil analisis dalam bentuk uraian masalah yang ada dikaitkan
dengan pengelolaan sumber daya, kebutuhan sistem untuk perbaikan yang
diinginkan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan yang dapat
diberikan sistem ke pengguna. Kebutuhan yang diuraikan adalah kebutuhan
yang ingin dicapai.
4.5.2. Rancangan Sistem
1. Rancangan Basis Data
Memperlihatkan diagram hubungan entitas untuk pemasok dan kendaraan
pengangkut bahan baku.
2. Rancangan Antar Muka
1) Rancangan Keluaran
Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dirancang.
2) Rancangan Masukan
Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang
3) Rancangan Dialog Layar
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Berisi rancangan tampilan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang, terbagi
menjadi struktur tampilan dan rancangan layer.
4.6. Kesimpulan dan Saran
Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang
berisikan butir-butir penting dalam penelitian ini dan pemberian saran-saran kepada
pihak perusahaan tentang hal-hal yang harus dipersiapkan untuk mengimplementasikan
hasil penelitian ini.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Prosedur Penerimaan bahan baku.
Prosedur ini meliputi prosedur penerimaan bahan baku dan aliran informasi
yang terjadi. Sistem dan prosedur penerimaan bahn baku adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan nomor antrian di pos penerimaan bahan baku
Setiap kendaraan pengangkut bahan baku yang akan masuk harus mengambil
nomor urut antrian. Setelah kendaraan pengangkut mengambil nomor antrian, maka
pengemudi kendaraan pengangkut mengambil barisan untuk dipanggil masuk ke pos
penimbangan.
2. Penimbangan di pos penerimaan bahan baku (gerbang masuk)
Setelah kendaraan dipanggil, maka kendaraan masuk ke bagian penerimaan
bahan baku untuk ditimbang beratnya. Selain kendaraan ditimbang, pengemudi juga
menyerahkan data yang dibutuhkan bagian penerimaan, yaitu :
1. No plat kendaraan
2. Asal bahan baku (pemasok)
Kemudian bagian penimbangan mencatat nomor kendaraan, asal bahan baku
(pemasok) dan mencatat hasil penimbangan.
3. Pembongkaran muatan tebu
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
Setelah kendaraan ditimbang, selanjutnya kendaraan membongkar muatan di
areal penumpukan bahan baku yang telah disediakan.
4. Penimbangan di pos keluar (gerbang keluar)
Apabila kendaaan pengangkut selesai membongkar muatannya, maka
kendaraaan pengangkut kembali ditimbang untuk mendapatkan total berat dari tebu
yang diangkut. Dari pos penimbangan ini maka didapat data, yaitu :
1) Berat bersih tebu yang diangkut
2) Nomor kendaraan pengangkut bahan baku
3) Asal bahan baku (pemasok)
Data yang diperoleh ini dikirim kebagian laboratorium untuk menghitung
rendemen yang terdapat pada bahan baku dan bagian keuangan untuk melakukan
perhitungan biaya.
5. Pengambilan slip penerimaan
Setelah didapatkan berat bahan baku yang diangkut oleh kendaraan pengangkut,
maka operator penerimaan menyerahkan slip sebagai bukti penerimaan bahan baku
telah dilaksanakan di pabrik. Slip yang diterima pengangkut bahan baku akan
diserahkan kepada pemasok sebagai pemilik bahan baku. Slip ini juga digunakan
sebagai alat untuk mengambil biaya bahan baku oleh pemasok yang dibayar perusahaan
melalui bagian keuangan.
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
5.1.2. Tugas Elemen-elemen Sistem Penerimaan Bahan Baku
Dari pendiskripsian prosedur penerimaan bahan baku di atas, juga dapat
didiskripsikan tugas-tugas elemen yang berhubungan dengan penerimaan bahan baku,
yaitu:
1. Tugas bagian penerimaan bahan baku
1) Memberikan nomor antrian
2) Memeriksa tebu yang akan masuk ke pabrik
3) Mencatat data yang mengirim bahan baku
4) Melakukan penimbangan sewaktu kendaraan masuk dan keluar
5) Melakukan pencatatan hasil penimbangan kendaraan masuk dan keluar
6) Melakukan pengolahan data yang masuk
7) Mengirimkan data ke bagian laboratorium dan kantor
8) Memberikan slip bukti penerimaan bahan baku kepada kendaraan
pengangkut bahan baku.
2. Tugas bagian produksi/laboratorium
Tugas yang dilakukan bagian laboratorium yang berhubungan dengan
penerimaan bahan baku adalah menghitung rendemen dari bahan baku yang masuk.
3. Tugas bagian keuangan
Tugas yang dilakukan bagian keuangan yang berhubungan dengan penerimaan
bahan baku adalah menghitung biaya bahan baku dan melakukan pembayaran kepada
pemasok.
4. Tugas pemasok
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
1) Menyediakan bahan baku yang dibutuhkan pabrik
2) Menerima pembayaran dari perusahaan melalui bagian keuangan
3) Mengangkut bahan baku dari perkebunan dan dibongkar di pabrik
5. Tugas pengangkut bahan baku
1) Mengangkut bahan baku yang disediakan pemasok
2) Menimbang bahan baku yang diangkut
3) Membongkar muatan di dalam pabrik
4) Melakukan transaksi dengan operator penerimaan bahan baku
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Identifikasi sistem penerimaaan bahan baku
Bagian yang terlibat dalam penerimaan bahan baku dan aktivitas yang dilakukan
dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1. Fungsi elemen-elemen yang terkait sistem penerimaan bahan baku
No Elemen Aktivitas
1 Pos penerimaan bahan
baku
1) Mencatat data pengangkut bahan baku
2) Melakukan penimbangan kendaraan
masuk dan keluar
3) Mencatat hasil penimbangan kendaraan
masuk dan keluar
4) Mengolah data yang masuk
5) Mengirim data ke bagian laboratorium
dan keuangan
Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala
Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007.
USU Repository © 2009
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067
09 e00067

More Related Content

What's hot

Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)Reski Aprilia
 
Laporan kunjungan industri
Laporan kunjungan industriLaporan kunjungan industri
Laporan kunjungan industriWijaya Hadi
 
Pelaporan kkn ismail 2020 fix terbaru
Pelaporan kkn ismail 2020 fix terbaruPelaporan kkn ismail 2020 fix terbaru
Pelaporan kkn ismail 2020 fix terbaruDandan Aly Syabibi
 
rekayasa perangkat lunak jilid 1
rekayasa perangkat lunak jilid 1rekayasa perangkat lunak jilid 1
rekayasa perangkat lunak jilid 1Geraldine Cyberspy
 
REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNTUK SMK Jilid 1
REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNTUK SMK Jilid 1REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNTUK SMK Jilid 1
REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNTUK SMK Jilid 1NASuprawoto Sunardjo
 
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARANLAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARANAsri Yunita
 
Laporan Kerja Praktek Stikom Bali
Laporan Kerja Praktek Stikom BaliLaporan Kerja Praktek Stikom Bali
Laporan Kerja Praktek Stikom BaliEka Arimika
 
Laporan pkl di andi garden kabupaten blora (amp) revisi kelompok 2
Laporan pkl di andi garden kabupaten blora (amp) revisi kelompok 2Laporan pkl di andi garden kabupaten blora (amp) revisi kelompok 2
Laporan pkl di andi garden kabupaten blora (amp) revisi kelompok 2Toko234Kunduran
 
Laporan kuliah kerja lapangan
Laporan kuliah kerja lapanganLaporan kuliah kerja lapangan
Laporan kuliah kerja lapanganFela Aziiza
 
TA Laporan Prodistik ziyadatul majidah xii ipa1 19-20
TA Laporan Prodistik ziyadatul majidah  xii ipa1 19-20TA Laporan Prodistik ziyadatul majidah  xii ipa1 19-20
TA Laporan Prodistik ziyadatul majidah xii ipa1 19-20ProdistikSmapa
 
Proposal PKM-KC Mohammad Tomi Pratomo Politeknik Negeri Semarang
 Proposal PKM-KC Mohammad Tomi Pratomo Politeknik Negeri Semarang Proposal PKM-KC Mohammad Tomi Pratomo Politeknik Negeri Semarang
Proposal PKM-KC Mohammad Tomi Pratomo Politeknik Negeri Semarangmohammadtomipratomo
 
LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2021LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2021NurulLailiyatulKarim1
 
LAPORAN KKN 2021 - ERLIN PGSD 2018 A
LAPORAN KKN 2021 - ERLIN PGSD 2018 ALAPORAN KKN 2021 - ERLIN PGSD 2018 A
LAPORAN KKN 2021 - ERLIN PGSD 2018 AErlin9
 
Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...
Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...
Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...Repository Ipb
 
Laporan KKN ROUDLOTUL ILLIYYIN 2020
Laporan KKN ROUDLOTUL ILLIYYIN 2020Laporan KKN ROUDLOTUL ILLIYYIN 2020
Laporan KKN ROUDLOTUL ILLIYYIN 2020ROUDLOTULILLIYYIN
 
Studi Perilaku Ayam Broiler Berbasis Liputan Visual dalam Kandang Tertutup
Studi Perilaku Ayam Broiler Berbasis Liputan Visual dalam Kandang TertutupStudi Perilaku Ayam Broiler Berbasis Liputan Visual dalam Kandang Tertutup
Studi Perilaku Ayam Broiler Berbasis Liputan Visual dalam Kandang TertutupRepository Ipb
 

What's hot (20)

Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)Laporan On the Job Training (OJT)
Laporan On the Job Training (OJT)
 
Laporan kunjungan industri
Laporan kunjungan industriLaporan kunjungan industri
Laporan kunjungan industri
 
5109100118 undergraduate thesis
5109100118 undergraduate thesis5109100118 undergraduate thesis
5109100118 undergraduate thesis
 
Pelaporan kkn ismail 2020 fix terbaru
Pelaporan kkn ismail 2020 fix terbaruPelaporan kkn ismail 2020 fix terbaru
Pelaporan kkn ismail 2020 fix terbaru
 
rekayasa perangkat lunak jilid 1
rekayasa perangkat lunak jilid 1rekayasa perangkat lunak jilid 1
rekayasa perangkat lunak jilid 1
 
REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNTUK SMK Jilid 1
REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNTUK SMK Jilid 1REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNTUK SMK Jilid 1
REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNTUK SMK Jilid 1
 
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARANLAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
LAPORAN PRAKTIK KULIAH LAPANGAN (PKL) KAWASAN PANTAI PANGANDARAN
 
Wahyu dwi n wms application
Wahyu dwi n   wms applicationWahyu dwi n   wms application
Wahyu dwi n wms application
 
Baru
BaruBaru
Baru
 
Laporan Kerja Praktek Stikom Bali
Laporan Kerja Praktek Stikom BaliLaporan Kerja Praktek Stikom Bali
Laporan Kerja Praktek Stikom Bali
 
Laporan pkl di andi garden kabupaten blora (amp) revisi kelompok 2
Laporan pkl di andi garden kabupaten blora (amp) revisi kelompok 2Laporan pkl di andi garden kabupaten blora (amp) revisi kelompok 2
Laporan pkl di andi garden kabupaten blora (amp) revisi kelompok 2
 
Laporan kuliah kerja lapangan
Laporan kuliah kerja lapanganLaporan kuliah kerja lapangan
Laporan kuliah kerja lapangan
 
TA Laporan Prodistik ziyadatul majidah xii ipa1 19-20
TA Laporan Prodistik ziyadatul majidah  xii ipa1 19-20TA Laporan Prodistik ziyadatul majidah  xii ipa1 19-20
TA Laporan Prodistik ziyadatul majidah xii ipa1 19-20
 
Proposal PKM-KC Mohammad Tomi Pratomo Politeknik Negeri Semarang
 Proposal PKM-KC Mohammad Tomi Pratomo Politeknik Negeri Semarang Proposal PKM-KC Mohammad Tomi Pratomo Politeknik Negeri Semarang
Proposal PKM-KC Mohammad Tomi Pratomo Politeknik Negeri Semarang
 
LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2021LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
LAPORAN AKHIR KKN UNUSIDA BERDAYA 2021
 
LAPORAN KKN 2021 - ERLIN PGSD 2018 A
LAPORAN KKN 2021 - ERLIN PGSD 2018 ALAPORAN KKN 2021 - ERLIN PGSD 2018 A
LAPORAN KKN 2021 - ERLIN PGSD 2018 A
 
Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...
Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...
Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...
 
Laporan KKN ROUDLOTUL ILLIYYIN 2020
Laporan KKN ROUDLOTUL ILLIYYIN 2020Laporan KKN ROUDLOTUL ILLIYYIN 2020
Laporan KKN ROUDLOTUL ILLIYYIN 2020
 
Widianantari
WidianantariWidianantari
Widianantari
 
Studi Perilaku Ayam Broiler Berbasis Liputan Visual dalam Kandang Tertutup
Studi Perilaku Ayam Broiler Berbasis Liputan Visual dalam Kandang TertutupStudi Perilaku Ayam Broiler Berbasis Liputan Visual dalam Kandang Tertutup
Studi Perilaku Ayam Broiler Berbasis Liputan Visual dalam Kandang Tertutup
 

Similar to 09 e00067

LAPORAN KP INFORMATIKA INVENTORY BARANG
LAPORAN KP INFORMATIKA INVENTORY BARANGLAPORAN KP INFORMATIKA INVENTORY BARANG
LAPORAN KP INFORMATIKA INVENTORY BARANGWahyudi Pratama
 
Farah Nabilah R_160100682_TUGAS AKHIR FULL (2).pdf
Farah Nabilah R_160100682_TUGAS AKHIR FULL (2).pdfFarah Nabilah R_160100682_TUGAS AKHIR FULL (2).pdf
Farah Nabilah R_160100682_TUGAS AKHIR FULL (2).pdfIndrastataWidyatmaka
 
2010 1-00485-mtif cover
2010 1-00485-mtif cover2010 1-00485-mtif cover
2010 1-00485-mtif coverVa Kim Hyun
 
59551206200907321
5955120620090732159551206200907321
59551206200907321Jamil Jamil
 
LAPORAN PROPOSAL AMA.docx
LAPORAN PROPOSAL AMA.docxLAPORAN PROPOSAL AMA.docx
LAPORAN PROPOSAL AMA.docxRonaldoRay3
 
DAFTAR ISI SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
DAFTAR ISI SISTEM PELAPORAN KEUANGANDAFTAR ISI SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
DAFTAR ISI SISTEM PELAPORAN KEUANGANpondokcabe2014
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentArie Purwanto
 
Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...
Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...
Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...muzaqizavi
 
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...Ryan Isni
 
LAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdf
LAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdfLAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdf
LAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdfWandaAfnison2
 
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013Uofa_Unsada
 

Similar to 09 e00067 (20)

Cover
CoverCover
Cover
 
Arima
ArimaArima
Arima
 
LAPORAN KP INFORMATIKA INVENTORY BARANG
LAPORAN KP INFORMATIKA INVENTORY BARANGLAPORAN KP INFORMATIKA INVENTORY BARANG
LAPORAN KP INFORMATIKA INVENTORY BARANG
 
Lilis setiawati
Lilis setiawatiLilis setiawati
Lilis setiawati
 
Laporan pkl pt. pupuk kaltim
Laporan pkl pt. pupuk kaltimLaporan pkl pt. pupuk kaltim
Laporan pkl pt. pupuk kaltim
 
Farah Nabilah R_160100682_TUGAS AKHIR FULL (2).pdf
Farah Nabilah R_160100682_TUGAS AKHIR FULL (2).pdfFarah Nabilah R_160100682_TUGAS AKHIR FULL (2).pdf
Farah Nabilah R_160100682_TUGAS AKHIR FULL (2).pdf
 
2010 1-00485-mtif cover
2010 1-00485-mtif cover2010 1-00485-mtif cover
2010 1-00485-mtif cover
 
59551206200907321
5955120620090732159551206200907321
59551206200907321
 
LAPORAN PROPOSAL AMA.docx
LAPORAN PROPOSAL AMA.docxLAPORAN PROPOSAL AMA.docx
LAPORAN PROPOSAL AMA.docx
 
DAFTAR ISI SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
DAFTAR ISI SISTEM PELAPORAN KEUANGANDAFTAR ISI SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
DAFTAR ISI SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-Government
 
Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...
Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...
Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...
 
Contoh data mining
Contoh data miningContoh data mining
Contoh data mining
 
Laporan KP.docx
Laporan KP.docxLaporan KP.docx
Laporan KP.docx
 
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
 
1108014
11080141108014
1108014
 
LAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdf
LAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdfLAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdf
LAPORAN AKTUALISASI LATSAR CPNS WANDA 2022.pdf
 
Cover
CoverCover
Cover
 
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
 
Laporan prakerin
Laporan prakerinLaporan prakerin
Laporan prakerin
 

More from Jamil Jamil

Tonyfortunatoiperfquickstart 1212633021928769-8
Tonyfortunatoiperfquickstart 1212633021928769-8Tonyfortunatoiperfquickstart 1212633021928769-8
Tonyfortunatoiperfquickstart 1212633021928769-8Jamil Jamil
 
Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...
Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...
Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...Jamil Jamil
 
Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...
Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...
Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...Jamil Jamil
 
Skripsi universitas paramadina_jakarta_fitriyani_kepemimpinan_perempuan_dalam...
Skripsi universitas paramadina_jakarta_fitriyani_kepemimpinan_perempuan_dalam...Skripsi universitas paramadina_jakarta_fitriyani_kepemimpinan_perempuan_dalam...
Skripsi universitas paramadina_jakarta_fitriyani_kepemimpinan_perempuan_dalam...Jamil Jamil
 
Silabus disain pemrogramanberorientasiobjek_iki10830
Silabus disain pemrogramanberorientasiobjek_iki10830Silabus disain pemrogramanberorientasiobjek_iki10830
Silabus disain pemrogramanberorientasiobjek_iki10830Jamil Jamil
 
Publikasi 09.22.1115
Publikasi 09.22.1115Publikasi 09.22.1115
Publikasi 09.22.1115Jamil Jamil
 
Publikasi 08.12.3175 2
Publikasi 08.12.3175 2Publikasi 08.12.3175 2
Publikasi 08.12.3175 2Jamil Jamil
 
Publikasi 08.12.3175
Publikasi 08.12.3175Publikasi 08.12.3175
Publikasi 08.12.3175Jamil Jamil
 
Naskah publikasi 09.11.2727
Naskah publikasi 09.11.2727Naskah publikasi 09.11.2727
Naskah publikasi 09.11.2727Jamil Jamil
 
Modul training-php-rc1-u3
Modul training-php-rc1-u3Modul training-php-rc1-u3
Modul training-php-rc1-u3Jamil Jamil
 
M odul 5 komponen dasar visual basic 2
M odul 5 komponen dasar visual basic 2M odul 5 komponen dasar visual basic 2
M odul 5 komponen dasar visual basic 2Jamil Jamil
 
M odul 5 komponen dasar visual basic
M odul 5 komponen dasar visual basicM odul 5 komponen dasar visual basic
M odul 5 komponen dasar visual basicJamil Jamil
 
Membuat laporan berbentuk khs 2
Membuat laporan berbentuk khs 2Membuat laporan berbentuk khs 2
Membuat laporan berbentuk khs 2Jamil Jamil
 
Membuat laporan berbentuk khs
Membuat laporan berbentuk khsMembuat laporan berbentuk khs
Membuat laporan berbentuk khsJamil Jamil
 

More from Jamil Jamil (20)

Tonyfortunatoiperfquickstart 1212633021928769-8
Tonyfortunatoiperfquickstart 1212633021928769-8Tonyfortunatoiperfquickstart 1212633021928769-8
Tonyfortunatoiperfquickstart 1212633021928769-8
 
Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...
Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...
Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...
 
Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...
Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...
Skripsi perancangan-sistem-informasi-pendataan-biodata-mahasiswa-pada-fakulta...
 
Skripsi universitas paramadina_jakarta_fitriyani_kepemimpinan_perempuan_dalam...
Skripsi universitas paramadina_jakarta_fitriyani_kepemimpinan_perempuan_dalam...Skripsi universitas paramadina_jakarta_fitriyani_kepemimpinan_perempuan_dalam...
Skripsi universitas paramadina_jakarta_fitriyani_kepemimpinan_perempuan_dalam...
 
Silabus disain pemrogramanberorientasiobjek_iki10830
Silabus disain pemrogramanberorientasiobjek_iki10830Silabus disain pemrogramanberorientasiobjek_iki10830
Silabus disain pemrogramanberorientasiobjek_iki10830
 
Publikasi 09.22.1115
Publikasi 09.22.1115Publikasi 09.22.1115
Publikasi 09.22.1115
 
Publikasi 08.12.3175 2
Publikasi 08.12.3175 2Publikasi 08.12.3175 2
Publikasi 08.12.3175 2
 
Publikasi 08.12.3175
Publikasi 08.12.3175Publikasi 08.12.3175
Publikasi 08.12.3175
 
Prak 1
Prak 1Prak 1
Prak 1
 
Paper ta
Paper taPaper ta
Paper ta
 
Naskah publikasi 09.11.2727
Naskah publikasi 09.11.2727Naskah publikasi 09.11.2727
Naskah publikasi 09.11.2727
 
Modul training-php-rc1-u3
Modul training-php-rc1-u3Modul training-php-rc1-u3
Modul training-php-rc1-u3
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
Modul pbo
Modul pboModul pbo
Modul pbo
 
M odul 5 komponen dasar visual basic 2
M odul 5 komponen dasar visual basic 2M odul 5 komponen dasar visual basic 2
M odul 5 komponen dasar visual basic 2
 
M odul 5 komponen dasar visual basic
M odul 5 komponen dasar visual basicM odul 5 komponen dasar visual basic
M odul 5 komponen dasar visual basic
 
Membuat laporan berbentuk khs 2
Membuat laporan berbentuk khs 2Membuat laporan berbentuk khs 2
Membuat laporan berbentuk khs 2
 
Membuat laporan berbentuk khs
Membuat laporan berbentuk khsMembuat laporan berbentuk khs
Membuat laporan berbentuk khs
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
Jurnaltoninetti
JurnaltoninettiJurnaltoninetti
Jurnaltoninetti
 

09 e00067

  • 1. PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BAHAN BAKU DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK PADA PABRIK GULA KWALA MADU PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II TUGAS SARJANA Diajukan untuk Mengikuti Sidang Tugas Sarjana Teknik Industri Oleh : ARIYANTO 0 2 0 4 0 3 0 5 6 D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 0 7 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 2. PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERIMAAN BAHAN BAKU DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK PADA PABRIK GULA KWALA MADU PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II TUGAS SARJANA Diajukan untuk Mengikuti Sidang Tugas Sarjana Teknik Industri Oleh : ARIYANTO 0 2 0 4 0 3 0 5 6 Disetujui Oleh : Pembimbing I Pembimbing II ( Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng ) (Ir. Nurhayati Sembiring, MT) D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 0 7 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 3. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan selesainya penulisan tugas sarjana ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu, khususnya kepada : 1. Ayahanda (Alm) Arifin, Ibunda Yatinem, Kakakku Ariyati, adik-adikku Nurhidayah, Mhd.Mustika Sakti, Vinna Ellen, dan Penni Ellen. yang telah banyak memberikan dorongan moril dan materil dalam penyelesaian tugas sarjana. 2. Spesial terima kasihku untuk Trisa Gustania, S.Ked orang yang selalu memberikan semangat juang yang tinggi dan telah mengisi kehidupanku sejak 4 Agustus 2000. 3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini. 5. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini. 6. Bapak Aulia Ishak, ST, MT selaku koordinator Tugas Sarjana serta para pegawai Jurusan Teknik Industri yang telah membantu penulis 7. Buat teman-temanku yang luar biasa dan selalu membantu mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang ada. Mereka adalah pangeran-pangeran teknik dan bidadari-bidadari teknik. Terima kasih untuk pangeran-pangeran teknik Abdul Wahid Simangunsong, ST, Abu Bakar Ja’far, Adi Pradana, Hafis Tigor Barita Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 4. Siregar, ST, Hasrul Habib Rambe, M. Iqbal Yashir, Tommi Syahputra, Riza Aldrian, Izzudin samosir 8. Terima kasih untuk bidadari-bidadari teknik Afli Handayani, Andria Zul Manitra, ST, Rhadiyatul Hikmah, ST, Rina Mariyati Daulay, ST, Sachra Liza A M, ST, Widya Sari, Widya Ningsih, Dzikrotul Hayati, Mariyatul Qibtiayah. 9. Khusus buat Andika Septian, ST yang membantu dalam pengerjaan bahasa program java pada tugas akhir ini. 10. Teman - teman stambuk 2002 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penulis. Penulis menyadari penulisan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu sangat dibutuhkan saran-saran untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga penulisan laporan ini bermanfaat bagi kita. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 5. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Tugas sarjana ini berjudul “Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku dengan Metodologi Berorientasi Objek pada Pabrik Gula Kwala Madu PT.Perkebunan Nusantara II.” yang diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian sarjana Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi terdapat tiga metode yang sering digunakan, yaitu : metode terstruktur, metode rapid application development (RAD), dan metode berorientasi objek. Dalam kasus ini, perancangan sistem informasi penerimaan bahan baku menggunakan metode berorientasi objek. Metode berorientasi objek merupakan metode yang berfokus pada objek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi Tulisan ini juga merupakan salah satu wadah bagi penulis untuk mencoba mendalami perkembangan dan perancangan sistem informasi. Dalam hal ini penulis memfokuskan pada analisis sistem. Mudah-mudahan tulisan ini memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa yang ingin mendalami perancangan sistem informasi berorientasi objek, khususnya bagi penulis sendiri. Penulis yakin dalam tulisan ini masih banyak yang belum sesuai dengan maksud dari perancangan yang sebenarnya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk menambah pengetahuan penulis tentang sistem informasi, terima kasih. Universitas Sumatera Utara Medan, Desember 2007 Penulis, Ariyanto 020403056 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 6. DAFTAR ISI BAB Halaman LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii UCAPAN TERIMA KASIH.......................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................. vi DAFTAR TABEL......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR................................................................................... xii ABSTRAK ................................................................................................... xv PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...........................................................................I-1 1.2. Rumusan Permasalahan ..............................................................I-2 1.3. Tujuan Penelitian........................................................................I-3 1.4. Manfaat Penelitian......................................................................I-3 1.5. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................I-3 1.6. Batasan Penelitian ......................................................................I-4 1.7. Asumsi yang Digunakan ............................................................I-4 1.8. Sistematika Laporan ...................................................................I-4 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan....................................................................II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ...................................................II-2 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 7. 2.3. Lokasi Perusahaan.....................................................................II-2 2.4. Daerah Pemasaran .....................................................................II-3 2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan....................................................II-4 2.5.1. Aspek Sosial Perusahaan..................................................II-4 2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan.........................................II-4 2.6. Proses Produksi.........................................................................II-7 2.6.1. Standar Mutu Produk........................................................II-7 2.6.2. Bahan yang Digunakan.....................................................II-7 2.6.3. Uraian Proses Produksi...................................................II-10 2.7. Struktur Organisasi Perusahaan...............................................II-26 2.8. Jam Kerja................................................................................II-30 2.9. Sistem Pengupahan dan Fsailitas.............................................II-30 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Sistem ........................................................................ III-1 3.1.1. Definisi Sistem............................................................... III-1 3.1.2. Jenis-jenis Sistem........................................................... III-1 3.2. Sistem Informasi..................................................................... III-3 3.2.1. Pengembangan Sistem Informasi.................................... III-5 3.3. Metode Berorientasi Objek...................................................... III-7 3.4. Konsep Basis Data .................................................................III-14 3.4.1. Definisi Basis Data........................................................III-14 3.4.2. Jenjang Basis Data ........................................................III-14 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 8. 3.4.3. Proses Database.............................................................III-15 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. IV-2 4.2. Subjek dan Objek Penelitian.................................................... IV-2 4.3. Pengumpulan Data .................................................................. IV-2 4.4. Pengolahan Data ..................................................................... IV-3 4.5. Analisis Pemecahan Masalah .................................................. IV-4 4.5.1. Analisis Sistem............................................................... IV-4 4.5.2. Rancangan Sistem.......................................................... IV-5 4.6. Kesimpulan dan Saran............................................................. IV-5 BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 5.1. Pengumpulan Data ....................................................................V-1 5.1.1. Prosedur Penerimaan Bahan Baku....................................V-1 5.1.2. Tugas Elemen-elemen Sistem Penerimaan BahanBaku.....V-3 5.2. Pengolahan Data .......................................................................V-4 5.2.1. Identifikasi Sistem Penerimaan Bahan Baku.....................V-4 5.2.2. Identifikasi Data Masukan dan Keluaran yang Dihasilkan V-5 5.2.3. Identifikasi Aliran Informasi ............................................V-6 BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. Analisis Sistem ....................................................................... VI-1 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 9. 6.1.1. Analisis Proses............................................................... VI-3 6.1.2. Analisis Masukan dan Keluaran ..................................... VI-4 6.1.3. Identifikasi Kebutuhan ................................................... VI-5 6.1.4. Use Case Diagram......................................................... VI-6 6.2. Perancangan Sistem ................................................................ VI-9 6.2.1. Rancangan Keluaran dan Masukan................................. VI-9 6.2.2. Rancangan Basis Data .................................................. VI-14 6.2.2.1. Data Penerimaan Bahan Baku............................ VI-15 6.2.2.2. Tabel Pemasok................................................... VI-16 6.2.2.3. Tabel Kendaraan................................................ VI-16 6.2.2.4. Tabel Keterangan Bahan Baku........................... VI-17 6.2.2.5. Tabel Penerimaan Bahan baku ........................... VI-17 6.2.2.6. Tabel Berat Bahan Baku .................................... VI-18 6.2.2.7. Hubungan Tabel................................................. VI-18 6.2.3. Rancangan Dialog Layar ............................................... VI-20 6.2.3.1. Sequence Diagram............................................. VI-20 6.2.3.2. Struktur Tampilan.............................................. VI-22 6.2.3.3. State Diagram.................................................... VI-23 6.2.3.4. Rancangan Layar ............................................... VI-24 6.3. Rancangan Sistem Komunikasi ............................................ VI-32 6.3.1. Sistem Komunikasi Data ............................................... VI-32 6.3.2. Network......................................................................... VI-35 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 10. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan............................................................................VII-1 7.2. Saran......................................................................................VII-2 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 11. DAFTAR TABEL TABEL Halaman Tabel 2.1. Analisis Spesifikasi Buangan Limbah Cair PGKM ......................II-6 Tabel 2.2. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu ...................................II-28 Tabel 5.1. Fungsi Elemen-elemen yang terkait.............................................V-4 Tabel 5.2. Data Masukan dan Keluaran yang akan Dihasilkan......................V-5 Tabel 5.3. Perincian Aliran Informasi...........................................................V-6 Tabel 6.1. Analisis Keluaran ...................................................................... VI-4 Tabel 6.2. Analisis Masukan...................................................................... VI-5 Tabel 6.3. Identifikasi Kebutuhan .............................................................. VI-5 Tabel 6.4. Rancangan Keluaran.................................................................. VI-9 Tabel 6.5. Rancangan Keluaran................................................................ VI-11 Tabel 6.6. Tbl Pemasok............................................................................ VI-19 Tabel 6.7. Tbl Kendaraan Pemasok.......................................................... VI-19 Tabel 6.8. Tbl Keterangan Bahan Baku.................................................... VI-20 Tabel 6.9. Tbl Penerimaan Bahan Baku ................................................... VI-20 Tabel 6.10. Tbl Berat Bahan Baku ........................................................... VI-20 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 12. DAFTAR GAMBAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Saluran Produksi Parik Gula Kwala Madu ...............................II-3 Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pabrik Gula Kwala Madu........................II-27 Gambar 3.1. Sistem Informasi Manajemen................................................. III-3 Gambar 3.2. Sistem Informasi Manufaktur................................................. III-4 Gambar 3.3. Use Case Diagram................................................................. III-9 Gambar 3.4. Class Area ............................................................................III-10 Gambar 3.5. Class Diagram ......................................................................III-11 Gambar 3.6. Statechart Diagram...............................................................III-12 Gambar 3.7. Activity Diagram...................................................................III-13 Gambar 3.8. Sequence Diagram................................................................III-14 Gambar 4.1. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian............................ IV-1 Gambar 6.1. Sistem Informasi Manajemen PGKM..................................... VI-1 Gambar 6.2. Model Penyimpanan Data pada Pabrik Gula Kwala Madu ..... VI-2 Gambar 6.3. Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku PGKM................. IV-3 Gambar 6.4. Activity diagram .................................................................... VI-3 Gambar 6.5. Use Case Diagram ................................................................. VI-6 Gambar 6.6. Diagram Konteks................................................................. VI-12 Gambar 6.7. Aliran Data .......................................................................... VI-13 Gambar 6.8. Contoh Tabel Penerimaan Bahan Baku ................................ VI-15 Gambar 6.9. Rancangan Tabel Pemasok................................................... VI-16 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 13. Gambar 6.10. Rancangan Tabel Kendaraan.............................................. VI-17 Gambar 6.11. Rancangan Tabel Keterangan Bahan Baku......................... VI-17 Gambar 6.12. Rancangan Tabel Penerimaan Bahan Baku ........................ VI-18 Gambar 6.13. Rancangan Tabel Berat Bahan Baku .................................. VI-18 Gambar 6.14. Hubungan Rancangan Tabel .............................................. VI-19 Gambar 6.15. Sequence Diagram............................................................. VI-21 Gambar 6.16. Struktur Tampilan.............................................................. VI-13 Gambar 6.17. State diagram..................................................................... VI-23 Gambar 6.18. Tahapan untuk Mencapai Layar Laporan Data Bahan Baku.................................................................................. VI-24 Gambar 6.19. Rancangan Layar Laporan Data Bahan Baku ..................... VI-24 Gambar 6.22. Tahapan untuk Mencapai Layar Informasi Berat Bahan Baku.................................................................................. VI-25 Gambar 6.23. Rancangan Layar Informasi Berat Bahan Baku .................. VI-25 Gambar 6.24. Tahapan untuk Sampai pada Layar Hasil............................ VI-26 Gambar 6.25. Rancangan Layar Hasil ...................................................... VI-26 Gambar 6.26. Proses Setelah Password Diterima...................................... VI-27 Gambar 6.27. Rancangan Layar Password................................................ VI-27 Gambar 6.28. Proses Setelah Memasukan ID Kendaraan.......................... VI-28 Gambar 6.29. Rancangan Layar Terima Bahan Baku ............................... VI-28 Gambar 6.30. Proses Setelah Memasukan Data Berat Kendaraan............. VI-29 Gambar 6.31. Rancangan Layar Berat Kendaraan Pengangkut ................. VI-29 Gambar 6.32. Pilihan pada Usulan Proses ................................................ VI-30 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 14. Gambar 6.33. Rancangan Layar Usulan Proses ........................................ VI-30 Gambar 6.34. Pilihan pada Status Penerimaan.......................................... VI-31 Gambar 6.35. Rancangan layar Status Penerimaan................................... VI-31 Gambar 6.36. Skema komunikasi data ..................................................... VI-35 Gambar 6.37. Distributed data processing system ................................... VI-35 Gambar 6.38. Diagram Objek ................................................................. VI-36 Gambar 6.39. Topologi Star Network....................................................... VI-37 Gambar 6.40. Model Rancangan Sistem Informasi Penerinaan Baha Baku Pabrik Gula Kwala Madu........................................... VI-38 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 15. ABSTRAK Sistem informasi merupakan suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan. Hal ini menyebabkan sistem informasi menjadi sangat penting untuk keberhasilan proses bisnis perusahaan. Dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi terdapat tiga metode yang sering digunakan, yaitu : metode terstruktur, metode rapid application development (RAD), dan metode berorientasi objek. Dalam kasus ini, perancangan sistem informasi penerimaan bahan baku menggunakan metode berorientasi objek. Metode berorientasi objek merupakan metode yang berfokus pada objek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi sistem informasi. Metodolologi berorientasi objek yang dipakai dalam merancang sistem informasi penerimaan bahan baku dapat mengintegrasikan elemen sistem informasi pada perusahaan sehingga pengiriman informasi ke seluruh bagian perusahaan dapat menjadi akurat, sesuai dengan yang dibutuhkan dan tepat waktu. Melalui rancangan sistem informasi ini didapatkan pemecahan hasil-hasil sebagai berikut : 1. Sistem informasi terimplementasi ke dalam sebuah sistem informasi yang terkomputerisasi. 2. Seluruh data yang selama ini masih bersifat manual dapat dikonversikan ke dalam sistem yang terkomputerisasi. 3. Sistem dapat memberikan laporan-laporan yang selama ini dibutuhkan secara cepat, up to date dan dapat langsung dicetak. Berdasarkan hasil-hasil tersebut, perancangan sistem informasi ini telah dapat menjawab rumusan permasalah yang dibahas dalam Tugas Sarjana ini. Namun sistem ini masih jauh dari sempurna dan dibutuhkan pengembangan-pengembangan lebih lanjut. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 16. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai. Dewasa ini perkembangan teknologi informasi berkembang pesat seiring dengan kebutuhan perusahaan terhadap sistem informasi yang dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan yang akurat dan cepat dalam persaingan bisnis secara global saat ini. Sistem informasi yang ada pada bagian penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu saat ini belum terintegrasi dengan baik hal ini dapat dilihat dari pemakaian teknologi informasi yang hanya sebatas penimbangan bahan baku, sementara itu penyimpanan data masih dilakukan secara tradisional dengan mengunakan alat tulis, sehingga untuk mendapatkan informasi dari catatan yang sudah lama akan kesulitan akibat dari penyimpanan database yang tidak baik. Dalam menyampaikan informasi ke bagian yang memerlukan data dan informasi digunakan jasa tenaga karyawan untuk mengantarkan berkas tersebut, tentu saja hal ini membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lama apabila pengiriman informasi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi dan perubahan informasi yang cepat sehingga menyebabkan informasi yang dikirim membutuhkan waktu yang lebih lama dan kurang akurat akibat dari perubahan informasi yang begitu cepat. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 17. Apabila kondisi Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II tidak diperbaiki, maka bagian penerimaan bahan baku akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengirim dan memperbaharui informasi, sehingga pihak manajemen ataupun bagian yang membutuhkan informasi tersebut kesulitan. Hal ini disebabkan insormasi tersebut memiliki pengaruh terhadap ketepatan pengambilan keputusan. Dalam perkembangan sistem informasi, metode berorientasi objek merupakan metode yang mencoba melihat permasalahan melalui pengamatan dunia nyata dimana setiap objek adalah entitas tunggal yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi tertentu. Ini kontras dengan pemrograman terstruktur dimana struktur data dan fungsi didefinisikan secara terpisah dan tidak berhubungan secara erat. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dirancang suatu sistem informasi yang efektif untuk penerimaan bahan baku yang berorientasi pada objek di Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II. 1.2. Rumusan Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang dihadapi perusahaan adalah: 1. Tidak tersedianya sistem informasi penerimaan bahan baku yang berbasis komputer. 2. Belum terintegrasinya sistem informasi penerimaan bahan baku yang mengakibatkan informasi yang dikirim tidak cepat dan akurat. !.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah: Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 18. 1. Mendapatkan informasi awal kondisi sistem informasi pada Pabrik Gula Kwala Madu 2. Meninjau kelemahan sistem informasi penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu 3. Mendapatkan rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku yang terintegrasi dengan baik sehingga dapat digunakan untuk meningkat efisiensi dan efektivitas pada stasiun penerimaan bahan baku pada Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II. 1.4. Manfaat penelitian 1. Perusahaan akan mendapatkan suatu usulan perancangan sistem informasi yang mengintegrasikan seluruh fungsi dalam perusahaan sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat. 2. Memberikan wawasan dalam merancang sistem informasi dengan metode berorientasi objek. 1.5. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian dan pembatasan masalah yang dilakukan pada penelitian ini adalah: 1. Studi awal sistem informasi penerimaan bahan baku 2. Analisis aktivitas dan fungsi-fungsi yang terlibat serta hubungan antar fungsi pada sistem informasi penerimaan bahan baku. 3. Analisis sistem informasi penerimaan bahan baku 4. Perancangan sistem informasi penerimaan nahan baku Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 19. 1.6. Pembatasan Masalah Dalam perancangan sistem informasi penerimaan bahan baku ini, pembahasan yang dilakukan mencakup studi awal, analisis dan perancangan sistem informasi. Dalam tulisan ini tidak membahas bahasa pemrograman dan biaya dalam merancang sistem informasi. 1.7. Asumsi yang digunakan 1. Karyawan pada bagian penerimaan bahan baku diberikan pelatihan tambahan agar dapat mengoperasikan sistem informasi dengan baik. 2. Peralatan dan perlengkapan yang mendukung sistem informasi dapat disediakan dengan baik 3. Perancangan program dan bahasa pemrograman dalam tugas akhir ini tidak dibahas 1.8. Sistematika Laporan Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Penulisan laporan ini terdiri dari delapan, pada bab satu pendahuluan, pada bab ini diuraikan latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, asumsi yang digunakan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan. Bab dua gambaran umum perusahaan, bab ini memuat secara singkat dan berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek penelitian, sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, lokasi Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 20. perusahaan, organisasi dan manjemen serta proses produksi Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II. Bab tiga landasan teori, bab ini mengemukakan teori-teori yang merupakan landasan bagi pemecahan persoalan dan hasil studi kepustakaan lainnya yang dianggap turut membantu dalam pemecahan masalah. Bab empat metode penelitian, bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan sebagai kerangka pemecahan masalah, baik dalam mengumpulkan data atau pun dalam menganalisa data yang diperoleh. Bab lima pengumpulan dan pengolahan data, bab ini memuat data-data hasil penelitian yang diperoleh dari perusahaan sebagai bahan untuk pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah. Bab enam analisa pemecahan masalah, pada bab ini akan diuraikan tentang hasil yang diperoleh dari analisa data dan pemecahan yang dilakukan pada bab sebelumnya. Bab tujuh kesimpulan dan saran, bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian ini serta saran yang perlu bagi perusahaan. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 21. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pabrik Gula Kwala Madu merupakan salah satu dari enam proyek pabrik gula pertama dari 18 proyek pabrik gula pemerintah RI yang direncanakan dibangun di luar pulau Jawa dalam rangka memenuhi kebutuhan gula dan menuju keswasembadaan gula di Indonesia, dan merupakan proyek pembangunan pabrik gula ke-2 di Sumatera Utara sesudah Pabrik Gula Sei Semayang. Pabrik Gula Kwala Madu di Kwala Begumit, kecamatan Stabat, kabupaten Langkat kira-kira 36 Km dari kota Medan. Dengan tender internasional oleh pemerintah Indonesia yang diselenggarakan oleh Proyek Pembangunan Industri Gula (PPIG) pada tahun 1981, dimana hasilnya dimenangkan oleh Hitachi Ship Building & Ingineering Co.Ltd. (yang kemudian bernama Hitachi Zosen). Hitachi Zosen sebagai kontraktor menunjuk perusahaan Indonesia sebagai sub kontraktor, yaitu: 1. PT. Gruno Nasional untuk pekerjaan sipil dan struktur 2. PT. Indonesia marine Co. Ltd. (PT. Indo Marine) untuk lokal pabrication & erection. Sebagai pengawas ditunjuk PT. Tanindo yang melimpahkan pekerjaan tersebut kepada Joint Sugar Project Unit (JSPU) / Kantor Proyek Gula Bersama (KPGB) Surabaya. Sesuai Kontrak pemerintah RI dengan Hitachi Zosen yang ditandatangani tanggal 23 November 1981 dan mulai berlaku tanggal 6 Februari 1982, pabrik harus diselesaikan dalam waktu 24 bulan yaitu tanggal 6 Februari 1984 ditambah Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 22. keterlambatan yang diterima selama 14 hari. Ternyata Pabrik Gula Kwala Madu dapat diselesaikan (dalam arti dapat beroperasi)1 bulan lebih maju dari ketentuan kontrak yaitu tanggal 20 Januari 1984 Pabrik Gula Kwala Madu bekerja secara kontinu 24 jam sehari dalam masa giling yang dibagi menjadi tiga shift jam kerja, dimana satu shift adalah 8 jam. Kapasitas pabrik 4000 ton tebu sehari (4000 TCD) 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha Berdasarkan pengelompokan perusahaan gula negara, Pabrik Gula Kwala Madu dikategorikan ke dalam empat pengelompokan sesuai dengan SK Menteri Pertanian No.59/KPTS/EKKU/10/1997 yang mengelompokan pabrik gula berdasarkan kapasitas dalam: 1. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 800-1200 ton 2. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 1200-1800 ton 3. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 1800-2700 ton 4. Golongan A untuk pabrik dengan kapasitas 2700-4000 ton Selain Pabrik Gula Kwala Madu, PTPN II juga memiliki pabrik gula yang lain yaitu pabrik gula Sei Semayang dengan kapasitas 4000 ton. 2.3. Lokasi Perusahaan Lokasi Pabrik Gula Kwala Madu berada di Kwala Begamit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, kira-kira 36 Km dari kota Medan. Lokasi ini jauh dari keramaian penduduk dan cukup dekat dengan lokasi bahan baku yaitu perkebunan tebu. 2.4. Daerah Pemasaran Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 23. Pemasaran pada Pabrik Industri Gula PTPN II dimulai dari proses pemesanan. Pesanan ini diterima oleh pihak perusahaan melalui bagian pemasaran, selanjutnya bagian pemasaran akan memberitahukan pemesanan tersebut ke pabrik untuk diproses. Setelah pemesanan selesai diproses, maka selanjutnya dikirim kepihak Bulog sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Saluran produksi Pabrik Gula PTPN II sampai ketangan konsumen dapat digambarkan seperti berikut Gambar 2.1. Saluran produksi Parik Gula Kwala Madu 2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan 2.5.1. Aspek Sosial Perusahaan Pabrik Gula PTPN II Bagian Pemasaran BULOG Konsumen Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 24. Berdirinya Pabrik Gula Kwala Madu ini cukup membantu dalam menampung tenaga kerja yang ada disekitar pabrik tersebut, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di lingkungan pabrik. 2.5.2. Aspek Lingkungan Perusahaan Letak Pabrik pada suatu tempat dapat memberi pengaruh terhadap lingkungannya, baik pengaruh terhadap yang langsung ataupun pengaruh yang tidak langsung. Pengaruh langsung yang perlu diperhatikan adalah pengaruh limbah terhadap lingkungan disekitar pabrik. Ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup telah ditetapkan di Indonesia melalui undang-undang No.4/1982, antara lain mengharuskan membuat Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum pembangunan suatu pabrik dan melaksanakan Studi Evaluasi Mengenai Dampak Lingkungan (SEMDAL) pabrik yang sudah berjalan. AMDAL sebagai alat dalam perencanaan harus mempunyai peranan dalam pengambilan keputusan tentang proyek yang sedang direncanakan. Artinya AMDAL tidak banyak artinya apabila dilakukan setelah diambil keputusan untuk melaksanakan proyek tersebut. Namun pada pihak lain juga tidak benar menganggap AMDAL sebagai satu-satunya faktor penentu dalam pengambilan keputusan, disamping masukan dari bidang teknik, ekonomi, dan lain-lain. PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Pabrik Gula Kwala Madu sebagai salah satu industri yang menggunakan tebu sebagai bahan baku utamanya tidak diragukan lagi Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 25. menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan sehingga tidak didahului penyusunan penyajian evaluasi lingkungan (SEL) Dampak negatif akibat kegiatan di Pabrik Gula Kwla Madu yang harus segera disusun Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) untuk penurunan kualitas air adalah: 1. Pengolahan Limbah Cair 1) Perbaikan kolam pengolahan 2) Pendaurulangan air jatuhan kondensor 2. Penanggulangan Limbah Padat 1) Pemanfaaatn blotong untuk bahan baku pupuk kompos 2) Pemanfaatan ampa tebu untuk bahan bakar di Boiler 3) Pemanfaatan abu ketel untuk campuran pupuk kompos 3. Pengolahan Limbah Gas Penanganan abu cerobong ketel yang banyak mengandung abu ketel dengan pemasangan wet scrubber (ampas basah) pada gas duck boiler (antara IDF dengan cerobong). Tabel 2.1. Analisis Spesifikasi Buangan Limbah Cair PGKM No Uraian Satuan Nilai Analisa Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 26. Ambang Batas Limbah A Sistem Pengendalian Kolam 1. Kolam pendingin/ stabilisasi PH 6-9 6.40 Temperatur C <40 31.70 Pengoperasian Aerator Jam/ Hari 24 24 2. Kolam Oksidasi/ Aerasi PH 6-9 7.70 Pertumbuhan Bakteri Positif Positif Pengoperasian Aerator Jam/ Hari 24 24 3. Kolam Pengendapan/ Clarifier PH 6-9 7.80 Temperatur C 27-32 30.00 B Analisis Buangan Akhir 1. BOD3 Mgr/ L <100 98 2. COD Mgr/ L <250 243 3. TSS Mgr/ L <175 169 4. PH 6-9 7.30 5. Temperatur C 27-32 28.50 Sumber : Laboratorium PGKM Bila dibandingkan spesifikasi buangan limbah Pabrik Gula Kwala Madu dengan nilai ambang batas yang diperkenankan seperti terlihat pada tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa kandungan zat terlarut pada limbah masih dalam nilai ambang batas yang aman bagi lingkungan. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 27. 2.6. Proses produksi 2.6.1. Standar Mutu Produk Standar mutu produk yang ditetapkan oleh pihak perusahaan adalah standard mutu produk berdasarkan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang ada di Yogyakarta. Adapun standard mutu produk yang ditetapkan perusahaan adalah : - Gula hasil produksi warnanya putih dan jernih - Ukuran kristal memenuhi persyaratan yaitu 0,9 - 1,0 mm - Kadar air < 0,1 % - Pol : 99,5 % 2.6.2. Bahan yang digunakan 1. Bahan Baku Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu adalah tebu. Tebu yang akan dipanen mempunyai rendemen (kadar gula) rata – rata sekitar 6,5 – 7 %. Pemanenan tebu dilakukan antara 10 – 12 bulan sejak ditanam, dimana sebelumnya diperiksa terlebih dahulu dengan mengambil sepuluh batang tebu secara acak sebagai sampel/contoh. Tebu yang baik untuk diolah adalah yang matang dan kandungan gula dalam batang adalah sama. Kadar gula dalam tebu dipengaruhi oleh faktor intern yaitu varietas tebu dan faktor eksternal adalah iklim, kondisi tanah, serta perawatan dan pemeliharaan. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 28. Faktor yang paling nyata dalam kandungan gula adalah iklim, karena itu panen dilakukan saat curah hujan sedikit yaitu antara bulan Januari sampai dengan bulan Agustus. 2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang ditambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat menghasilkan produksi gula. Bahan tambahan pada produksi gula adalah : 1) Air Air digunakan sebagai air imbibisi pada stasiun gilingan untuk memeras kandungan gula pada ampas tebu semaksimal mungkin. Volume air yang dibutuhkan sebanyak 20 % dari ton tebu/jam. 2) Susu Kapur Kapur tohor dibuat menjadi susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan pH nira menjadi 8,0 – 8,5. pemilihan susu kapur sebagai bahan yang digunakan untuk menaikkan pH nira didasarkan pada harganya yang murah dan mudah membuatnya. 3) Belerang Gas belerang dibuat dari belerang yang digunakan dalam pemurnian nira. Tujuan pemberian gas belerang adalah : Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 29. a. Menetralkan kelebihan air kapur pada nira terkapur pH mencapai 7,0 – 7,2. b. Untuk memutihkan warna yang ada dalam larutan nira yang mengurangi pengaruh pada warna kristal dan gula 4) Flokulant Flokulant diberikan untuk mempercepat pengendapan yang bertindak sebagai pengikat partikel halus yang tidak larut dalam nira (larutan untuk membentuk gumpalan partikel yang lebih besar dan lebih mudah diendapkan untuk disaring). 5) Talofloc dan Talofloate Talofloc atau sering disebut gamping, diberikan untuk mengikat nira, sedangkan Talofloate untuk mereduksi warna dari pekat menjadi warna yang lebih pucat. Kedua zat ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian dari nira kental. 6) Asam Phospat Digunakan pada proses stasiun toladura yang mempunyai fungsi seperti gas SO2. 3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau bahan yang ditambahkan ke dalam produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan-bahan penolong yang digunakan dalam produksi gula adalah : 1) Karung plastik yang digukan untuk mengarungi gula. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 30. 2) Benang jahit untuk menjahit karung plastik. 2.6.3. Uraian Proses Produksi Proses pembuatan gula dari tebu pada Pabrik Gula Kwala Madu dibagi dalam beberapa stasiun, yaitu stasiun gilingan (mill station), stasiun pemurnian, stasiun penguapan, stasiun masakan, stasiun putaran dan penyelesaian. Lama pekerjaan sekitar 8 jam/shift. 1. Pengerjaan Pendahuluan Tebu yang telah ditebang dari kebun diangkut ke pabrik dengan truk dengan kapsitas 7 ton sampai lebih dari 10 ton. Sebelum sampai halaman pabrik, tebu beserta truck ditimbang, kemudian setelah tebu dibongkar di halaman pabrik, maka truck ditimbang kembali sehingga diperoleh berat bersih (netto). Sedangkan waktu antara penebangan dengan proses awal tidak lebih dari 24 jam. Tebu yang diangkut truk dengan kapasitas 5-6 ton naik ke truck tipller dan dijungkitkan dengan tenaga pompa hidrolik sehingga tebu jatuh ke feeding cane carrier. Sedangkan yang diangkut dengan truk yang berkapasitas 8-10 ton yang menggunakan tali pengangkut dibongkar dengan menggunakan cane lifter hilo ke dalam feeding cane table, dimana kabel hilo dihubungkan dengan tali pengangkut tebu pada truk. Berikutnya tenaga hidrolik digerakan sehingga posisi tebu terangkat miring dan tebu tumpah ke feeding cane table, lalu pemasukan tebu ke cane carrier diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi kapasitas giling yang direncanakan. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 31. Oleh feeding cane carrier tebu dibawa ke cane leveller guna pengaturan pemasukan tebu menuju cane cutter I. Pada cane cutter I tebu dipotong-potong secara horizontal, dan selanjutnya dibawa cane carrier ke cane cutter II untuk dicacah lebih halus lagi. Sebelum jatuh ke gilingan, logam-logam besi yang terikut pada potongan tebu ditarik oleh tramp iron separator dan potongan-potongan tebu diatur masuknya ke gilingan. 2. Stasiun Gilingan (Mill Station) Fungsi dan tujuan dan penggilingan ini adalah untuk mendapatkan air nira sebanyak mungkin. Penggilingan dilakukan sebanyak lima kali dengan lima unit gilingan (Five Set Three Roller Mill) yang disusun seri dengan memakai tekanan hidrolik yang berbeda-beda. Alat ini terdiri dari tiga buah rol yang terbuat dari besi (satu set) yang mempunyai permukaan yang beralur berbentuk V dengan sudut 300 yang gunanya untuk memperlancar aliran nira dan mengurangi terjadinya slip. Jarak antara roll atas (Top Roll) dengan roll belakanag (Bagasse Roll) lebih kecil dari pada antara roll atas dengan roll depan (Feed Roll). Besarnya tekanan maksimum pada penggilingan adalah 150-200 Kg/cm2 dengan putaran rol yang berbeda antara gilingan yang satu dengan yang lain dimana gilingan I sekitar 5,3 rpm ; gilingan II 5,0 rpm ; gilingan III 5,0 rpm ; gilingan IV 5,2 rpm ; gilingan V 4,2 rpm. Mekanisme kerja dari stasiun penggilingan ini adalah: Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 32. 1) Tebu yang sudah dicacah halus dibawa cane carrier evalator ke gilingan pertama. Air perasan (nira) dari gilingan I ditampung pada bak penampungan I. Ampas dari gilingan I masuk pada gilingan II untuk diperas lagi. Air perasan masuk dalam bak penampungan nira yang diperoleh dari bak penampungan I, yang disebaut dengan Primary Juice. 2) Nira dari gilingan I dan II masih terdapat ampas yang nantinya sama-sama ditampung pada bak penampungan I. Nira pada bak penmpungan I disaring pada juice strainer kemudian ampasnya dimasukkan pada gilingan II dan nira yang disaring ditampung dalam satu tangki dan siap dipompakan pada stasiun pemurnian. Tangki penampungan ini disebut Raw Juice Tank. 3) Ampas dari gilingan II masuk ke gilingan III untuk diperas lagi. Air perasan ditampung pada bak penampung II dan digunakan untuk menyiram ampas dari gilingan I. 4) Ampas dari gilingan III masuk ke gilingan IV. Air perasan ditampung pada bak penampung III dan digunakan untuk menyiram ampas dari gilingan III 5) Ampas dari gilingan IV masuk ke gilingan V untuk diperas lagi. Air dari gilingan V ditampung pada bak IV dan digunakan untuk menyiram ampas dari gilinagan IV. Ampas dari gilingan IV diberi air imbibisi, air imbibisi ini berasal kondensat evaporator badan IV dan V dan temperatur imbibisi sekitar 60-70o C. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 33. 6) Ampas tebu dari gilingan V selanjutnya diangkut dengan 1 unit konveyor melalui satu plat saringan., dimana ampas berserat kasar dilewatkan menuju boiler dan ampas halus dipisah digunakan untuk membantu proses penyaringan pada alat vacum filter di stasiun pemurnian. Semakin kebelakang ampas tebu, kadar nira yang dikandungnya akan semakin kecil. Ampas tebu dari gilingan V diangkut dengan satu unit konveyor melalui satu palt saringan dimana ampas kasar dibawa menuju boiler untuk bahan bakar dan sebagian dibawa menuju gudang ampas sebagai cadangan. Sedangkan ampas halus dihisap dengan Bagasse fan yang terdapat dibawa saringan dan dikirim lagi ke Bagacillo Tank untuk digunakan sebagai pencampur pada Rotary Vacum Filter yang terdapat pada stasiun pemurnian. Pemberian imbibisi pada ampas gilingan IV mempunyai fungsi untuk melarutkan nira yang masih ada tertinggal pada ampas tersebut. Air yang diberikan tersebut dengan debit air 20 % dari kapasitas tebu/jam dan suhu 70o C dengan perbandingan 19-24 % dari berat tebu untuk kapasitas tebu perjam. Bila air imbibisi diberikan terlalu banyak akan melarutkan gula lebih banyak, tetapi akan menyebabkan waktu penguapan terlalu lama. Sebaliknya bila imbibisi kurang maka kadar gula akan tertinggal pada ampas cukup tinggi, karena itu perlu ditentukan jumlah penambahan air imbibisi yang optimum selama penggilingan berlangsung, apabila persediaan tebu telah habis sehingga stasiun penggilingan terhenti maka Roll Mill harus disiram dengan larutan kapur yang berfungsi untuk mencegah perkembangan mikroorganisme. Nira yang Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 34. diperoleh dari stasiun gilingan yang ditampung bak penampung (raw juice tank) selanjutnya dipompakan menuju stasiun pemurnian. 3. Stasiun Pemurnian Tujuan proses pada stasiun pemurnian adalah untuk menghilangkan kotoran dari dalam nira sehingga nira yang dihasilkan lebih murni mengandung sakarosa. Tujuan utama dari stasiun pemurnian adalah untuk menghilangkan kotoran- kotoran yang terkandung dalam nira mentah. Didalam proses pemurnian ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu : 1) Timbangan nira mentah (Juice Weighting Scale) Nira mentah dari tangki penampungan dialirkan melalui pipa saringan dan dipompakan ke tangki nira mentah tertimbang. Dalam penimbangan nira mentah dipakai timbangan Maxwelt Bolougne yang dapat bekerja secara otomatis dengan berat sekali timbngan 5,5 ton. Prinsip dari alat ini adalah atas dasar sistem keseimbangan gaya berat bejana dan bandul, dimana nira akan berhenti secara gravitasi ke tangki penampungan. 2) Pemanas nira 1 ( Juice Heater 1) Nira yang didalam tangki penampungan selanjutnya dipompakan ke alat pemanas 1(primary heater)yang memiliki 2 unit pemanas. Tujuan dari pemanas 1 adalah untuk menyempurnakan reaksi yang telah terjadi dan mematikan mikroorganisme, sehingga komponen yang ada dapat dipisahkan dari nira pada Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 35. bejana pengendapan nanti. Pada tangki pemanas nira 1 nira dipanaskan hingga suhu 70o C, kemudian nira dialirkan ke dalam badan pemanas 2 dan dipanaskan hingga temperatur menjadi 75o C. media panas pada pemanas nira 1 merupakan uap bekas yang dihasilkan oleh evapurator 1 dan 2. 3) Tangki defekasi (defecator) Nira yang terdapat didalam tangki pemanas 1 (pemanas 1 nira) dipompakan ketangki defeksi untuk pembubuhan susu kapur dengan fungsi untuk mengubah pH nira 5,6 menjadi 8,0-8,5. pemasukan susu kapur diatur dengan control value yang dikendalikan oleh pH Indicator Controler. Tujuan dari penambahan dari susu kapur adalah agar asam-asam yang terdapat pada nira menjadi basa karena gula akan rusak bila gula dalam keadaan asam. 4) Tangki sulfitas Untuk menetralkan kembali nira yang terdapat dalam tangki defekasi, maka nira tersebut dikirim ketangki sulfitas tipe sekat parabolis. Tangki sulfitas berfungsi untuk mencampur nira terkapur dari tangki defekasi dengan gas SO2 dari tabung belerang. Sedangkan sekat parabolis berfungsi untuk membantu proses pencampuran sehingga pencampuran dapat berjalan dengan kontinyu. Penambahan gas SO2 dengan maksud agar nira terkapur mengalami penurunan pH menjadi 6,0-6,5 pada suhu 70o -75o C dengan waktu 5 menit. Pada tangki sulfitase ini diharapkan pada kelebihan susu kapur akan bereaksi dengan gas SO2. Selanjutnya dinetralkan kembali pada Netralizing Tank sehingga pH tercapai 7,0-7,2.. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 36. 5) Tangki Tunggu Nira mentah dari sulfitator ke tangki peti tunggu dengan waktu 6 menit. Fungsi dari tangki tunggu adalah untuk mendapatkan koloid-koloid yang berupa kotoran yang terbentuk di tangki sulfitator. 6) Tangki Netralisasi Tangki netralisasi berfungsi untuk mengatur pH nira yang keluar dari tangki sulfitator. Didalam tangki netralisasi ini nira diaduk dengan alat pengaduk mekanis. Jika pH nira kurang dari 7,0 maka nira ditambah dengan susu kapur sehingga pH nira naik menjadi 7,0-7,2. 7) Pemanas Nira 2 (Juice Heater 2) Nira dari peti tunggu dipompakan dengan mesin pompa centrifugal ke pemanas nira 2 yang juga memiliki dua unit badan pemanas. Pada badan pemanas dua nira dipanaskan dengan temperatur 105o C. prinsip kerjanya sama dengan pemanas nira 1. 8) Tangki Pengembang (Flash Tank) Nira yang berasal dari pemanas nira 2 dialirkan ke tangki pengembang. Tangki pengembang ini berfungsi untuk menghilangkan udara dan gas-gas yang terlarut dalam nira. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 37. Bila udara dan gas-gas yang terlarut dalam nira tidak dihilangkan, maka akan mengganggu atau menghambat pemisahan kotoran-kotoran dari nira ditangki pengendapan. 9) Tangki Pengendapan (Door Clalifier) Nira ditangki pengembang dialirkan ke tangki pengendapan, sehingga terpisahlah antara nira yang jernih (bagian atas) dan nira kotor (bagian bawa), nira jernih dialirkan ke stasiun penguapan (evapurator), sedangkan endapan nira atau nira kotor dibagian bawa dicampurkan ke Mud Feed Mixer untuk dicampur dengan ampas halus yang berasal dari stasiun penggilingan. Tangki pengendapan bekerja secara kontinyu dan memiliki empat kompertement yang dipergunakan untuk mempermudah proses pengendapan. Endapan yang terbentuk disapu dengan skrap yang bergerak lambat. Endapan jatuh ke tepi tiap- tiap peralatan. Selanjutnya dipompakan ke Mud Feed Mixer, sedangkan nira jernih keluar melalui pipa-pipa yang dipasang pada tiap kompertement. Agar pengendapan lebih cepat, maka diberikan floculant, dimana pemberiannya dilakukan pada nira masuk ke tangki pengendapan. Pencampuran ini bertuijuan untuk membantu pada saat penyaringan (vacum filter) yang memisahkan nira dengan kotoran. Saringan yang digunakan adalah saringan hampa (rotary vacuum filter). Nira hasil saringan disebut filtrate selanjutnya dikembalikan ke timbangan nira mentah. Sedangkan endapan kotoran yang tersaring disebut dengan blotong yang selanjutnya dibuang atau dijadikan pupuk. Jadi dapat kita ketahui secara Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 38. jelas bahwa tangki pengendapan berfungsi untuk memisahkan endapan yang terbentuk dari hasil reaksi dengan larutan yang jernih. 4. Stasiun Penguapan (Evaporator Station) Stasiun penguapan pada proses pengolahan gula di Pabrik Gula Kwala Madu menggunakan empat unit evaporator yang disebut Quadruple Evaporator yang bertujuan untuk menguapkan air dan nira yang menggunakan proses vakum. Tujuan dari stasiun penguapan adalah untuk menguapkan air yang terkandung dalam nira encer, sehingga nira akan lebih mudah dikristalkan dalam proses selanjutnya. Penguapan dilakukan pada temperatur 50o C – 110o C dan untuk menghindari kerusakan sakarosa maupun monosakaridanya dilakukan penurunan tekanan di dalam evaporator sehingga titik didih nira turun. Evaporator yang tersedia ada lima unit yaitu empat unit beroperasi dan satu unit sebagai cadangan bila ada pembersihan. Selama proses berlangsung temperatur dari masing-masing evaporator berbeda-beda. Untuk menghemat panas yang diperlukan, maka media panas untuk evaporator 1 digunakan untuk uap bekas yang berasal dari Low Pressure tekanan < 1kg, sedangkan media pemanas bagi evaporator yang lain memanfaatkan kembali uap yang terbentuk dari evaporator sebelumnya. Hal ini disebut vapour, temperatur pada evaporator 1 sebesar 110o C dan berangsur-angsur turun sampai temperatur 50-55o C pada evaporator 4. hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan tekanan yang berbeda-beda dari evaporator 1 sampai dengan evaporator 4. Peristiwa mengalirnya uap dari evaporator 1 ke tormol pada evaporator 2 disebabkan pada evaporator 1 setelah masuk ke dalam bagian Shell pada evaporator 2 akan melepaskan panas Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 39. sehingga mengembun. Terkondensasinya uap menyebabkan terjadinya penurunan tekanan dalam Shell sehingga uap air nira evaporator 1 dapat mengalir pada evaporator 2 dan seterusnya. Uap nira evaporator 4 masuk ke dalam kondensor untuk diembunkan (dikondensasikan) dan dijatuhkan bersama air injeksi, sedangkan uap-uap yang tidak terkondensasikan dibiarkan keluar ke udara. Peristiwa mengalirnya nira dari evaporator 1 ke evaporator 2 dan seterusnya disebabkan karena adanya perbedaan tekanan vakum pada masing- masing evaporator. Nira encer yang masuk pada setiap evaporator akan bersikulasi sampai mencapai brix tertentu dan secara otomatis valve akan terbuka sehingga nira mengalir menuju evaporator berikutnya. Demikian seterusnya sampai ke evaporator 4. 5. Stasiun Masakan Untuk mencapai kualitas gula dalam nira kental tidak cukup dikristalkan dalam satu kali proses kristalisasi. Adapun tujuan utama dari stasiun ini adalah mengeluarkan nira sebanyak mungkin dari nira kental melalui beberapa proses kristalisasi. Pada stasiun ini dilakukan pada pemanasan nira sampai lewat jenuh dengan cara menguapkan sampai berbentuk kristal dengan temperatur masakan 50-65o C. Metode penguapan ini tergantung pada harkat kemurnian (HK) gula dan dilakukan beberapa cara antara lain: Sistem 4 (empat) tingkat : ABCD (untuk HK>8,3) Sistem 3 (tiga) tingkat : ABD atau ACD (untuk HK 70 – 80) Sistem 2 (dua) tingkat : AD (untuk HK<70) Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 40. Proses produksi gula yang terdapat di Pabrik Gula Kwala Madu dengan melakukan sistem 3 (tiga) tingkat ABD karena mempunyai HK gula sekitar 80, pada masakan A dan B diusahakan harkat kemurnian (HK) yang tertinggi. Untuk masakan D diusahakan HK gula sekitar 58 – 60, sedangkan untuk gula tetes HK harus lebih kecil dari 30. Pelaksanaan proses masakan harus dilakukan pada tekanan hampa untuk menjaga agar tidak terjadi pemecahan sukrosa, karena pada suhu yang tinggi akan membentuk caramel yang berwarna gelap sehingga mutu gula akan rendah. Titik didih larutan gula lebih besar dari titik didih air murni, karena hal ini disebabkan adanya zat yang terlarut. Dalam proses masakan, langkah-langkah yang harus yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1) Menarik Hampa Sebelum proses masakan dimulai, tangki masakan (pan masakan) terlebih dahulu dibuat hampa udara dengan tekanan vakum 40 cmHg lalu saluran penghubung dengan tangki penguapan dibuka perlahan-lahan sampai terbuka penuh, sehingga keadaan maksimum tekanan 66 cmHg, sementara itu stem pemanas dibuka lebih kecil untuk pemasakan. 2) Pembuatan Bibit Pembuatan bibit dilakukan dengan fodan, dimana inti kristal yang memiliki bentuk kristal yang baik dan memiliki ukuran yang sama. Inti ini dapat dibuat dengan menggiling kristal yang kasar sehingga menjadi kristal halus dan dapat dibuat di luar pan masakan. Besar kristal dan kondisi masakan dapat diketahui Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 41. dengan sogokan yang terdapat ditangki masakan dengan cara meletakkan kristal gula pada kaca transparan dan diamati pada sinar lampu. Jika disekitar gula lebih mudah bergabung dengan kristal gula untuk memperoleh kristal gula yang dinginkan. a. Memperbesar Kristal Bila bibit yang dibuat cukup, maka diperbesar sampai ukuran yang diharapkan yaitu 0,8 – 0,9 mm, hal ini dapat dilakukan dengan pemberian bibit yang baik, maka diperoleh kondisi kristal gula yang baik. b. Masakan Tua Masakan tua adalah apabila telah tercapai ukuran kristal sesuai dengan ketentuan. Tujuan masakan tua adalah melanjutkan masakan dalam pan kristalisasi tanpa menambahkan larutan baru dengan kesepakatan setinggi- tingginya agar tidak terjadi kemungkinan yang tidak diinginkan pada kristal baru. Apabila ketentuan diatas telah terpenuhi, maka terjadilah kristal yang cukup rapat dan dengan pengkristalan yang telah sesuai. c. Palung Pendingin Masakan tua yang ukurannya 0,8 – 0,9 mm akan dikeluarkan dari tangki masakan dan dimasukan ke dalam palung pendingin yang terdapat dibawa tangki masakan. Penurunan masakan dimulai dengan penghilangan tekanan hampa. Penghilangan tekanan hampa dengan cara menutup hubungan dengan pas masakan dengan bejana penghubung, kemudian kran yang menghubungkan pan masakan akan jatuh ke bawah, steam pemanas ditutup setelah seluruh Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 42. masakan diturunkan, pan masakan dicuci dengan steam (uap) panas untuk membersihkan sisa-sisa kristal gula dan larutan-larutan yang tertinggal, agar pada masakan selanjutnya tidak mengganggu proses pengkristalan dan kualitas gula yang terbentuk. Larutan dari pan masakan dialirkan ke stasiun putaran. d. Pemisahan masakan D Hasil dari pemisahan masakan D dihasilkan gula D dan tetes serta putaran D adalah gula D1 yang akan diputar untuk kedua kalinya sehingga diperoleh klare D2 dan babonan (bibit) lalu dipompakan ke tangki bibitan yang merupakan bibit untuk masakan A dan B. e. Pemisahan masakan A dan B Hasil pemisahan masakan A akan dihasilkan gula A dan stroop A, dimana stroop A merupakan bahan dasar untuk masakan B. Hasil pemisahan masakan B akan dihasilkan gula B dan stroop B, dimana stroop B merupakan bahan dasar untuk masakan D. Gula A dan gula B diperoleh dari hasil pemisahan dikirim ke alat mixer A/B dan dicampur menjadi gula A/B. Kemudian gula A/B diputar kembali dengan menggunakan alat pemutar centrifugal sehingga diperoleh gula dengan kemurnian yang lebih tinggi sebagai gula produk. 6. Stasiun Pemutaran/Pemisahan Hasil dari proses pengkristalan dalam pan masakan adalah campuran antara kristal gula, stroop dan tetes. fungsi dari stasiun pemutaran adalah untuk memisahkan kristal gula dari stroop dan tetes yang terdapat dalam masakan, alat Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 43. ini bekerja berdasarkan gaya centrifugal. Untuk mendapatkan kristal dalam bentuk murni, maka campuran ini harus dipisahkan, pemisahan dilakukan dengan penyaringan. Saringan yang digunakan untuk massa campuran ini dengan menggunakan kekuatan pusing (gaya centrifugal). Massa dimasukkan dalam alat centrifugal, maka massa akan terlempar menjauhi sumbuh poros. Karena ada saringan, kristal akan tertahan, sedangkan larutan akan menembus lubang-lubang saringan. Dengan demikian terpisahlah antara larutan dengan kristalnya. Sesudah pemutaran sebagian larutan akan terpisah tetapi masih ada larutan yang menempel pada kristal. Untuk menghilangkan larutan tersebut, maka dibantu siraman air sehingga larutan tersebut akan terlarut dalam air sehingga larutan tersebut akan terlarut dalam air sehingga putaran kedua akan diperoleh kristal gula produk. 7. Stasiun Penyelesaian Kristal gula yang diturunkan pada putaran SHS langsung ke Grasshopper Conveyor untuk penampungan sekaligus mendinginkan kemudian disalurkan ke Grasshopper Conveyor untuk memperbesar areal pendinginan dan sekaligus merata gula SHS terhadap sugar elevator. Dalam sugar elevator ini kondidi gula SHS masih dalam keadaan basah. Hal ini perlu dilakukan pengeringan pendinginan untuk mendapatkan gula SHS yang standard. Gula SHS tersebut dimasukan ke dalam sugar dryer dan cooler dimana sistem pemanasan dan pengeringan dilakukan dengan cara mekanis dan memberikan udara panas dan suhu kira-kira 80-90o C yang dilairkan melalui air dryer langsung ke dryer cooler. Kemudian gula tersebut dimasukan ke Bucket Elevator dan diteruskan ke Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 44. Vibrating Screen. Pada Vibrating Screen kristal gula SHS telah mencapai kekeringan dan pendinginan yang cukup. Didalam sugar dryer dan cooler dilengkapi suatu alat pemompa yang berfungsi untuk menarik gula halus yang terkandung dalam proses pembuatan gula SHS. Gula halus ini dialirkan melalui pipa rangkap dan secara otomatis diinjeksikan dengan air imbibisi oleh pemisahan Nozle untuk menangkap parikel-partikel gula halus. Kemudian partikel-partikel gula tersebut dimasukan ke dalam bak penampungan dan dialirkan ke stasiun masakan untuk proses selanjutnya. Proses gumpalan-gumpalan gula dimasukan ke dalam tangki peleburan gula, selanjutnya dikirim ke stasiun masakan untuk proses selanjutnya. Gula standard dimasukan ke alat pembawa gula melalui penyadap logam yang mana penyadap logam ini berfungsi untuk menangkap partikel-partikel logam yang terbawa atau tercampur dengan gula produksi. Untuk mengoptimalkan gula SHS dari kadar logam tersebut diatas diperlukan pembersihan secara bertahap atau periodik dengan jangka waktu 3 kali dan 8 jam. Kemudian gula yang telah bersih dari penyadap logam diatas dibawa oleh alat pembawa gula menuju kepenampungan gula sebagai penimbunan untuk pengemasan. 8. Pengemasan dan Penggudangan Gula Produksi Penampungan gula yang dilengkapi dengan dua alat pengisi gula secara otomatis, dimana setiap alat pengisi mempunyai timbangan yang telah ditentukan oleh badan metrologi dan bekerja sama dengan BULOG untuk menjamin keamanan dan keselamatan produksi gula SHS tersebut dengan Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 45. ketentuan 50 kg/karung. Untuk menjaga keselamatan produksi gula SHS ditetapkan oleh pihak direksi dengan standard. Gula produksi SHS yang dikemas dikirim ke gudang untuk penyimpanan sementara dimana gula produksi ini disimpan dengan suhu gudang 30-35o C dengan kelembaban udara dalam ruang sekitar 73-82%. Kapasitas gudang 12.740 ton, namun kapasitas optimum yang dipakai adalah 10.056 ton untuk pendistribusian dan pemasaran gula produksi SHS ketentuannya diatur oleh pihak direksi melalui bagian pemasarannya. 2.7. Struktur Organisasi Perusahaan Dalam suatu perusahaan, organisasi dan struktur organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya organisasi dapat dilihat sistem birokrasi yang menggambarkan bagaimana setiap pekerjaan dilaksanakan dengan teraturdan penuh tanggung jawab sehingga rencana-rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik serta pengawasan akan lebih mudah dilakukan. Sturktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi, dimana satuan-satuan tersebut mempunyai tanggung jawab, tugas dan wewenang tertentu dalam jalinan kesatuan yang lebih utuh. Struktur organisasi digambarkan pada skema organisasi (Organization Chart). Skema organisasi ini memberikan gambaran mengenai seluruh kegiatan serta proses ynag terjadi pada suatu organisasi. Terdapat empat komponen dasar yang merupakan kerangka dalam memberikan defenisi dari suatu struktur organisasi, yaitu: Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 46. 1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada suatu organisasi. 2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan laporan yang ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. Tercakup dalam hubungan pelaporan yang resmi ini banyaknya tingkat hirarki serta besarnya rentang kendali dari semua pemimpin di seluruh tingkatan dalam organisasi. 3. Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi, yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi, baik ke arah vertikal maupun horizontal. 4. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian organisasi, dan pengelompokan bagian-bagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh. Dalam sistem pengorganisasian pada unit yang berbeda-beda, diperlukan struktur organisasi yang dapat memepersatukan seluruh sumber daya dengan cara yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang ada di dalam organisasi dapat diarahkan sehingga mendorong mereka melaksanakan aktivitas masing-masing dengan baik dalam mendukung sasaran perusahaan. Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel. Struktur organisasi ini dapat hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang dialami perusahaan. Dalam merancang bentuk organisasi, para penganut organisasi klasik pad umumnya menekankan bahwa pembagian tugas-tugas serta pengelompokannya Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 47. sebaiknya dilakukan menurut fungsi dari tugas-tugas tersebut. Sedangkan koordinasi dicapai melalui penggunaan peraturan, rencana, hirarki. Pendekatan organisasi modern lebih menekankan pada pentingnya hubungan horizontal dalam organisasi sebagai alat koordinasi, selain alat hubungan vertikal dan juga mengajukan penggunaan unit-unit organisasi yang lengkap pada bagian-bagian organisasi, untuk mempermudah pengkoordinasian. Struktur organisasi Pabrik Gula Kwala Madu adalah struktur organisasi garis. Adapun alasan digunakan struktur organisasi garis adalah: 1. Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah 2. Pengambilan keputusan lebih cepat 3. Solidaritas karyawan tinggi 4. Biayanya rendah Tabel 2.2. Susunan Tenaga Kerja PG. Kwala Madu No Uraian Karyawan Pimpinan Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap Jumlah 1 Kantor Manager a. Manager b. TUK Umum Gudang Material c. Gudang Hasil Jumlah 1 - 1 2 - 44 12 56 - 8 41 49 1 52 54 107 2 Dinas Teknik a. Kantor DinasTeknik 1 9 2 12 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 48. b. Boiler c. Mill d. Power House Listrik e. Instrument f. Work Shop g. Cane Yard h. Keamanan Jumlah 1 1 1 - 1 - - 5 57 53 58 17 48 40 28 310 6 6 8 - 8 - - 30 64 60 67 17 57 40 28 345 3 Dinas Pengolahan a. Kantor Dinas b. Pengolahan c. Pemurnian d. Penguapan e. Masakan f. Putaran g. Pengepakan Jumlah 1 1 1 1 1 - 5 10 5 50 49 24 24 2 154 - 8 8 9 11 18 54 6 59 58 - 34 36 20 213 4 Laboratorium a. Lab. Pabrik b. Water Treatment c. Instalasi Limbah 1 - - 25 3 3 15 3 3 41 6 6 Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 49. d. Timbangan Jumlah - 1 9 40 6 27 15 68 Total 13 560 160 733 Sumber : HUMAS PGKM 2.8. Jam Kerja Supaya perusahaan berjalan lancar dalam melakukan tugas untuk mencapai tujuannya, maka jam kerja diatur (bagian operasional) menjadi tiga shift, yaitu: 1. Shift I : pukul 07.00 – 15.00 WIB 2. Shift II : pukul 15.00 – 23.00 WIB 3. Shift III : pukul 23.00 – 07.00 WIB 2.9. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Sistem pengupahan yang dilakukan di Pabrik Gula Kwala Madu adalah Peraturan Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) yang dikeluarekan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Pertanian. Sistem pengupahan dibedakan berdasarkan golongan pegawai. Pegawai staf terdiri dari golongan I, II, III, IV,V, VI-A, VI-B, dan VII. Untuk non pegawai staf terdiri dari pegawai bulanan yang terbagi atas golongan I, II, III, IV, V, VI, dan pegawai harian. Masa giling Pabrik Gula Kwala Madu adalah sekitar 7 bulan yaitu mulai bulan Januari sampai bulai Juli dalam satu tahun, akan tetapi seluruh karyawan tetap dan pegawai staf tetap aktif bekerja walaupun kondisi pada saat itu diluar jam kerja yang telah ditentukan maka karyawan tersebut mendapat upah lembur sesuai dengan perjanjian perburuhan pasal (X) yang mengatur upah lembur tersebut. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 50. Karyawan Harian = 3 x (Gaji/ hari + Catu/ hari) x 100% 20 Karyawan Bulanan = 3 x (Gaji/ hari + Catu/ hari) x 100% 173 Tingkat upah lembur diatur sebagai berikut: Hari Biasa : 150% (jam pertama ) : 200% (jam kedua dan seterusnya) Hari Minggu dan Hari Besar : 300% (jam pertama – jam ketujuh) : 400% (jam kedelapan dan seterusnya) Upah/ gaji dibayar oleh perusahaan setiap awal bulan sebesar upah standar, ditambah upah lembur bila ada, dan pada waktu-waktu tertentu karyawan akan menerima: 1. Upah perangsang berdasarkan motivasi. 2. Pembagian keuntungan, tunjangan hari raya, tahun baru, dan lain-lain. 3. Jaminan untuk hari tua/ pensiun. Selain itu karyawan tetap juga akan mendapatkan jaminan kesehatan dan rumah dinas sebagai tempat tinggal selama masih bekerja di Pabrik Gula Kwala Madu. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 51. BAB III LANDASAN TEORI 33..11.. KKoonnsseepp SSiisstteemm 3.1.1. Definisi Sistem Perkataan sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “system” yang berarti keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian. Salah satu pandangan umum menyatakan sistem sebagai perangkat dari bagian-bagian yang berhubungan itu secara aktif bekerja sama untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. Untuk lengkapnya Murdick dan Ross merumuskan sebagai berikut : “Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur pengolahan yang mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan dengan mengolah data dan atau barang dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau barang”. 3.1.2. Jenis-jenis Sistem Pada dasarnya hanya ada dua jenis sistem, yaitu : 1. Sistem alami seperti sinar matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dan sebagainya. 2. Sistem buatan manusia seperti sistem hukum, sistem perpustakaan, sistem transportasi dan sebagainya. Sistem buatan manusia juga dapat dibagi atas sistem manual dan sistem terotomasi. Sistem manual adalah sistem yang interaksi antara komponennya berjalan secara manual, sedangkan sistem terotomasi berinteraksi atau dikontrol oleh satu atau lebih komputer sebagai bagian dari sistem. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 52. Sistem terotomasi terbagi dalam beberapa kategori yaitu : 1. On-line systems, yaitu sistem yang menerima langsung input pada area dimana input tersebut direkam, dan menghasilkan output yang dapat berupa hasil komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area sendiri dapat dipisahkan dalam skala misalnya ratusan kilometer. Biasanya digunakan bagi reservasi angkutan udara, reservasi kereta api, perbankan dan lain-lain. 2. Real-time systems, adalah mekanisme pengontrolan, perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehingga output yang dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaannya dengan sistem on-line adalah satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau seperseribu detik sedangkan on-line masih dalam skala detik atau kadang-kadang menit. Digunakan untuk sistem airport traffic controller, peluru kendali dan lain-lain. Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai, sedangkan real time berinteraksi langsung dengan lingkungan yang dipetakan. 3. Decision support systems + Strategic planning systems, yaitu sistem yang memproses transaksi organisasi secara harian, dan membantu para manajer mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan organisasi. Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan, sistem akuntansi dan sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dan lain- lain. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsi- fungsi matematik, data analisis statistik dan menampilkan informasi dalam bentuk grafik sebagaimana laporan konvensional. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 53. Knowledge-based system, program komputer yang dibuat mendekati kemampuan dan pengetahuan seorang pakar. Umumnya menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak khusus seperti LISP dan PROLOG. 3.2. Sistem Informasi Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan. Gambar. 3.1. Sistem informasi manajemen Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 54. Gambar 3.2. Sistem informasi manufaktur Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu : 1. Informasi harus akurat Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. 2. Tepat pada waktunya Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, sebab informasi yang sudah usang tidak berguna lagi. 3. Relevan Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, sebab informasi untuk tiap-tiap orang berbeda. Ada tiga metode yang digunakan dalam merancang atau mengembangkan sistem informasi, yaitu : Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 55. 1. Metode terstruktur (structured methods) Metode terstruktur menggunakan model linier dalam proses pengembangan. Input dan output setiap tahap diidentifikasi dengan jelas. Pemodelan data dan proses dilakukan dengan kerangka kerja yang terstruktur. Structured Systems Analysis and Design Method (SSADM) adalah salah satu contoh metode ini. 2. Metode Rapid Application Development (RAD) Metode RAD menggunakan model iterasi proses pengembangan dan secara umum menspesifikasikan tahap berdasar beberapa bentuk prototype. Metode RAD secara umum dapat disesuaikan dengan situasi yang ada karena tidak memberikan detil teknik yang digunakan. Dynamic Systems Development Method (DSDM) adalah contoh metode ini. 3. Metode berorientasi obyek (object-oriented methods) Metode berorientasi-obyek merupakan metode yang relatif baru. Metode ini berfokus pada obyek yang konsisten mulai tahap analisis, perancangan, dan implementasi sistem informasi. Varian metode ini adalah Unified Modelling Language (UML). 3.2.1. Pengembangan Sistem Informasi 1. Metoda Pengembangan Pengembangan suatu sistem informasi bertujuan untuk mendapatkan arus informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu. Pengembangan sistem informasi akan menghasilkan sistem informasi yang lebih baik apabila dikembangkan dengan metoda yang tepat. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 56. Dalam pengembangan sistem informasi ada terdapat tiga alternatif metoda pengembangan, yaitu : 1) Metoda Bottom Up (dari bawah ke atas) Metoda ini mengembangkan sistem informasi dengan unsur dasar setiap sistem pengolahan adalah modul untuk pengolahan untuk transaksi dan peremajaan file. Metoda ini menyatakan bahwa cara pengembangan suatu rencana keseluruhan adalah dengan pengoperasian modul tersebut. Setelah itu ditambah dengan modul perencanaan, pengendalian keputusan dan lainnya sesuai dengan berkembangnya permintaan. 2) Metoda Top Down (dari atas ke bawah) Metoda ini berusaha mengembangkan suatu arus informasi dan mendisain sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan arus informasi. Model atau sub sistem didefinisikan dengan memakai modul sistem informasi. Integrasi dari berbagai model diusahakan sebaik mungkin. Untuk mendefinisikan sistem secara menyeluruh, pendekatan ini mulai dengan menentukan tujuan organisasi jenis usahanya, dan kendala yang ada dalam pengoperasiannya. 3) Metoda Kombinasi Metoda ini merupakan gabungan dari kedua metoda bottom up dan metoda top down. Metoda kombinasi ini biasanya digunakan dalam pengembangan sistem informasi yang besar dan kompleks. Dalam metoda ini bottom up dan top down digunakan bersama-sama, yang mana metoda bottom up digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan nyata para pengambil keputusan dan top down digunakan untuk dapat membentuk suatu sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 57. 2. Tahap-tahap Pengembangan Menurut Burch et. al., Pengembangan sistem informasi terdiri dari lima tahap, antara lain : 1) Analisis Sistem (System Analysis) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : a. Definisikan masalah/kebutuhan pemakai b. Ruang lingkup sistem c. Kumpulkan fakta-fakta untuk studi sistem d. Analisa masing-masing fakta 2) Desain Umum Sistem (General System Design) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : a. Buat desain sistem secara garis besar b. Penentuan alternatif-alternatif sesuai dengan pertimbangan pemakai 3) Evaluasi dan Pertimbangan Sistem (System Evaluation Justification) Kegiatan yang dilakukan adalah mempertimbangkan efek sistem terhadap karyawan 4) Desain sistem secara terperinci (Detail System Design) Kegiatan yang dilakukan adalah menspesifikasian desain sistem secara terperinci dan batasan ruang lingkup system 5) Implementasi Sistem (System Implementation) Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 58. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : a. Pendidikan dan latihan bagi pemakai terhadap sistem b. Uji coba sistem c. Konversi sistem d. Tindak lanjut sistem Sedangkan menurut Gordon B. Davis, pengembangan sistem informasi terdiri dari tiga tahapan, yaitu : 1. Definisi sistem (Definition System) 2. Desain pengembangan (Development Stage) 3. Pelaksanaan dan Pengoperasian Sistem (Instalation and Operation) 3.3. Metode Berorientasi Objek Metode berorientasi objek memiliki bahasa standar pemodelan yang disebut dengan unified modeling language (UML). Dalam perancangan atau pengembangan sistem informasi UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut : 1. Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 59. manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan- pekerjaan tertentu. Gambar 3.3. Use case diagram 2. Class Diagram Class adalah sebuah spesifikasi yang menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class memiliki tiga area pokok : 1) Nama (dan stereotype) 2) Atribut 3) Metoda Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 60. Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut : 1) Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan 2) Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak ang mewarisinya 3) Public, dapat dipanggil oleh siapa saja Hubungan Antar Class 1) Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Menggambarkan class yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar class. 2) Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian. 3) Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class. 4) Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari satu class kepada class lain. Account Item Notes: String Order: OrderID OrderBalance:Currency Order Status: String - GetItemBalance() : Currency - GetOrderID : OrderID Class Atribut Method / operasi Gambar 3.4. Class area Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 61. Gambar 3.5. Class diagram 3. Statechart Diagram Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram). State digambarkan berbentuk segiempat dengan sudut membulat dan memiliki nama sesuai kondisinya saat itu. Transisi antar state umumnya memiliki kondisi yang merupakan syarat terjadinya transisi yang bersangkutan, dituliskan dalam kurung siku. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 62. Gambar 3.6. Statechart diagram 4. Activity Diagram Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 63. Gambar 3.7. Activity diagram 5. Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 64. Gambar 3.8. Sequence Diagram 6. Deployment Diagram Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di- deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. 3.4. Konsep Basis Data 3.4.1. Defenisi Basis Data Basis data adalah komponen sistem informasi yang melakukan penyimpanan data dan informasi yang digunakan oleh lebih dari satu unit organisasi. Hal ini berarti Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 65. bahwa basis data berhubungan dengan kegiatan organisasi yang lebih luas, tidak terbatas pada kegiatan suatu fungsi organisasi saja. 3.4.2. Jenjang Basis Data Basis data mempunyai jenjang mulai dari karakter-karakter (character), item data (field), record, file dan basis data. 1. Karakter Karakter merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa numerik, huruf atau karakter-karakter khusus yang membentuk suatu item data. 2. Field Suatu field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data seperti nama mahasiswa, alamat dan lain-lain. Ada 3 hal yang penting dalam suatu field, yaitu nama field yang membedakan field yang satu dengan field yang lain, representasi dari field (field representation) yang menunjukkan tipe field serta lebar field, dan nilai dari field yang menunjukkan isi dari field untuk masing- masing record. 3. Record Kumpulan dari field membentuk suatu record yang menggambarkan suatu unit data individu yang tertentu. 4. File Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 66. File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis. 5. Basis data Kumpulan dari file membentuk suatu basis data. 3.4.3. Proses Database Pemrosesan file meliputi pembaharuan dan penggunaan data-data tersendiri untuk menghasilkan info yang dibutuhkan untuk setiap aplikasi. Bagaimanapun proses database meliputi 2 aktifitas dasar : 1. Pembaharuan dan pembuatan database umum untuk membantu transaksi bisnis baru dan berbagai kejadian yang membutuhkan perubahan didalam data perusahaan. 2. Menyediakan info yang dibutuhkan bagi setiap pengguna aplikasi yang menggunakan program komputer yang berbagi data dalam database umum Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 67. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan cara atau prosedur beserta tahapan-tahapan yang jelas dan sistematis untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti dengan landasan ilmiah. Jenis penelitian yang akan dilakukan ini tergolong pada penelitian rekayasa. Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah yang digambarkan pada gambar 4.1 berikut ini. Gambar 4.1. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 68. 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dilakukannya penelitian yaitu di Pabrik Gula Kwala Madu PT.Perkebunan Nusantara II dan waktu penelitian yakni kurang lebih 4 bulan yang dimulai pada tanggal 16 April 2007 sampai dengan tanggal 12 Mei 2007. 4.2.Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian merupakan sumber tempat memperoleh data atau keterangan yang berhubungan dengan penelitian. Maka dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian yaitu bagian penerimaan bahan baku Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II. Sedangkan objek penelitian adalah hal-hal yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah rancangan sistem informasi penerimaan bahan baku dengan metodologi berorientasi objek. 4.3. Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini bersifat kualitatif atau verbal yang berhubungan dengan sistem informasi penerimaan bahan baku saat ini dan keinginan manajemen serta karyawan terhadap sistem informasi yang akan dirancang. 2. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder yang dibutuhkan adalah tugas elemen-elemen sistem penerimaan bahan baku yang terkait dengan sistem informasi penerimaan bahan baku. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 69. 4.4. Pengolahan Data Data yang dikumpulkan diolah agar dapat dianalisis untuk menghasilkan pemecahan yang dibutuhkan. 1. Mengidentifikasi sistem penerimaan bahan baku Data yang diperoleh dari wawancara diidentifikasi untuk mengetahui fungsi- fungsi apa saja yang terlibat, aktivitas apa saja yang dilakukan, sumber daya apa saja yang dikonsumsi, bagaimana hubungan antara fungsi-fungsi dalam melakukan proses penerimaan bahan baku dan aliran sumber daya dan informasi apa saja yang ada dalam proses bisnis tersebut. 2. Mengidentifikasi data masukan (input) dan informasi yang dihasilkan (output)sistem informasi persediaan bahan baku. 4.5. Analisis Pemecahan Masalah Pada tahap ini akan dianalisis hasil-hasil pengolahan data dan informasi yang diperoleh untuk merancang sistem informasi penerimaan bahan baku. 4.5.1. Analisis Sistem. 1. Analisis masukan Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dianalisis. 2. Analisis proses Menunjukan penggunaan masukan dan keluaran yang dipakai pada sistem berjalan dengan menggunakan activity diagram Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 70. 3. Analisis keluaran Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dianalisis 4. Identifikasi Kebutuhan Rangkuman hasil analisis dalam bentuk uraian masalah yang ada dikaitkan dengan pengelolaan sumber daya, kebutuhan sistem untuk perbaikan yang diinginkan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan yang dapat diberikan sistem ke pengguna. Kebutuhan yang diuraikan adalah kebutuhan yang ingin dicapai. 4.5.2. Rancangan Sistem 1. Rancangan Basis Data Memperlihatkan diagram hubungan entitas untuk pemasok dan kendaraan pengangkut bahan baku. 2. Rancangan Antar Muka 1) Rancangan Keluaran Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dirancang. 2) Rancangan Masukan Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang 3) Rancangan Dialog Layar Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 71. Berisi rancangan tampilan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang, terbagi menjadi struktur tampilan dan rancangan layer. 4.6. Kesimpulan dan Saran Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang berisikan butir-butir penting dalam penelitian ini dan pemberian saran-saran kepada pihak perusahaan tentang hal-hal yang harus dipersiapkan untuk mengimplementasikan hasil penelitian ini. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 72. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 5.1. Pengumpulan Data 5.1.1. Prosedur Penerimaan bahan baku. Prosedur ini meliputi prosedur penerimaan bahan baku dan aliran informasi yang terjadi. Sistem dan prosedur penerimaan bahn baku adalah sebagai berikut : 1. Pengambilan nomor antrian di pos penerimaan bahan baku Setiap kendaraan pengangkut bahan baku yang akan masuk harus mengambil nomor urut antrian. Setelah kendaraan pengangkut mengambil nomor antrian, maka pengemudi kendaraan pengangkut mengambil barisan untuk dipanggil masuk ke pos penimbangan. 2. Penimbangan di pos penerimaan bahan baku (gerbang masuk) Setelah kendaraan dipanggil, maka kendaraan masuk ke bagian penerimaan bahan baku untuk ditimbang beratnya. Selain kendaraan ditimbang, pengemudi juga menyerahkan data yang dibutuhkan bagian penerimaan, yaitu : 1. No plat kendaraan 2. Asal bahan baku (pemasok) Kemudian bagian penimbangan mencatat nomor kendaraan, asal bahan baku (pemasok) dan mencatat hasil penimbangan. 3. Pembongkaran muatan tebu Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 73. Setelah kendaraan ditimbang, selanjutnya kendaraan membongkar muatan di areal penumpukan bahan baku yang telah disediakan. 4. Penimbangan di pos keluar (gerbang keluar) Apabila kendaaan pengangkut selesai membongkar muatannya, maka kendaraaan pengangkut kembali ditimbang untuk mendapatkan total berat dari tebu yang diangkut. Dari pos penimbangan ini maka didapat data, yaitu : 1) Berat bersih tebu yang diangkut 2) Nomor kendaraan pengangkut bahan baku 3) Asal bahan baku (pemasok) Data yang diperoleh ini dikirim kebagian laboratorium untuk menghitung rendemen yang terdapat pada bahan baku dan bagian keuangan untuk melakukan perhitungan biaya. 5. Pengambilan slip penerimaan Setelah didapatkan berat bahan baku yang diangkut oleh kendaraan pengangkut, maka operator penerimaan menyerahkan slip sebagai bukti penerimaan bahan baku telah dilaksanakan di pabrik. Slip yang diterima pengangkut bahan baku akan diserahkan kepada pemasok sebagai pemilik bahan baku. Slip ini juga digunakan sebagai alat untuk mengambil biaya bahan baku oleh pemasok yang dibayar perusahaan melalui bagian keuangan. Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 74. 5.1.2. Tugas Elemen-elemen Sistem Penerimaan Bahan Baku Dari pendiskripsian prosedur penerimaan bahan baku di atas, juga dapat didiskripsikan tugas-tugas elemen yang berhubungan dengan penerimaan bahan baku, yaitu: 1. Tugas bagian penerimaan bahan baku 1) Memberikan nomor antrian 2) Memeriksa tebu yang akan masuk ke pabrik 3) Mencatat data yang mengirim bahan baku 4) Melakukan penimbangan sewaktu kendaraan masuk dan keluar 5) Melakukan pencatatan hasil penimbangan kendaraan masuk dan keluar 6) Melakukan pengolahan data yang masuk 7) Mengirimkan data ke bagian laboratorium dan kantor 8) Memberikan slip bukti penerimaan bahan baku kepada kendaraan pengangkut bahan baku. 2. Tugas bagian produksi/laboratorium Tugas yang dilakukan bagian laboratorium yang berhubungan dengan penerimaan bahan baku adalah menghitung rendemen dari bahan baku yang masuk. 3. Tugas bagian keuangan Tugas yang dilakukan bagian keuangan yang berhubungan dengan penerimaan bahan baku adalah menghitung biaya bahan baku dan melakukan pembayaran kepada pemasok. 4. Tugas pemasok Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009
  • 75. 1) Menyediakan bahan baku yang dibutuhkan pabrik 2) Menerima pembayaran dari perusahaan melalui bagian keuangan 3) Mengangkut bahan baku dari perkebunan dan dibongkar di pabrik 5. Tugas pengangkut bahan baku 1) Mengangkut bahan baku yang disediakan pemasok 2) Menimbang bahan baku yang diangkut 3) Membongkar muatan di dalam pabrik 4) Melakukan transaksi dengan operator penerimaan bahan baku 5.2. Pengolahan Data 5.2.1. Identifikasi sistem penerimaaan bahan baku Bagian yang terlibat dalam penerimaan bahan baku dan aktivitas yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini. Tabel 5.1. Fungsi elemen-elemen yang terkait sistem penerimaan bahan baku No Elemen Aktivitas 1 Pos penerimaan bahan baku 1) Mencatat data pengangkut bahan baku 2) Melakukan penimbangan kendaraan masuk dan keluar 3) Mencatat hasil penimbangan kendaraan masuk dan keluar 4) Mengolah data yang masuk 5) Mengirim data ke bagian laboratorium dan keuangan Ariyanto : Perancangan Sistem Informasi Penerimaan Bahan Baku Dengan Metodologi Berorientasi Objek Pada Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan Nusantara II, 2007. USU Repository © 2009