5. Riwayat Hidup :
Lahir di Kauman Yogyakarta 7 Mei 1874.
Putra dari K.H. Fadlil Rachmaningrat.
Menikah dengan Siti Moechidah, lalu setelah istri pertamanya
meninggal beliau menikah lagi dengan Ibu Moesinah.
Di usia 17 tahun beliau menunaikan ibadah haji serta menuntut
ilmu di Makkah selama kurang lebih 8 tahun.
Setelah pulang ke tanah air pada tahun 1902 beliau dikenal
sebagai ulama besar, berilmu tinggi, cerdas, berwawasan luar,
dan sangat disegani.
6. Kepemimpinannya di Muhammadiyah
Berawal sejak rapat tahunan ke – 11 pada tahun 1922.
K.H. Ahmad Dahlan berpesan setelah kepemimpinan
setelahnya diserahkan kepada K.H. Ibrahim.
Kepemimpinanya dikukuhkan pada Maret 1923 dalam rapat
tahunan anggota Muhammadiyah sebagai Voorzitter
hoofdbestuur Moehammadiyah Hindia Timur.
7. Kemajuan – Kemajuan yang Dicapai :
Bidang Pendidikan
Tahun 1924 mendirikan
Fonds Dahlan (membiayai
sekolah untuk anak miskin)
Tahun 1925 mengadakan
khitanan massal.
Mengadakan perbaikan
Badan Perkawinan untuk
menjodohkan putra putri
keluarga Muhammadiyah
Pada kongres
Muhammadiyah di Solo
tahun 1929, mendirikan
Uitgeefster My.
Bidang Dakwah
Terjadi penurunan gambar
K.H. Ahmad Dahlan karena
ada gejala pengkultusan
K.H. Ahmad Dahlan.
Tahun 1928, diadakan
pengiriman putra putri
lulusan sekolah
Muhammadiyah ke seluruh
pelosok tanah air yang
dikenal dengan anak panah
Muhammadiyah.
Tahun 1932 menerbitkan
surat kabar (dagblaad)
8. Lanjutan.....
(Badan Usaha Penerbitan
buku-buku sekolah
Muhammadiyah).
Mendorong gerakan dakwah
Muhammadiyah serta
membimbing gerakan
‘Asyiyah untuk semakin
maju, tertib dan kuat.
Berhasil meningkatkan
kualitas ta’mirul masjid.
Mendorong berdirinya
Koperasi adz-Dzakirat
Tahun 1926 istilah rapat tahuan Muhammadiyah diganti
menjadi Kongres Muhammadiyah yang bertempat di
Surabaya sebagai Kongres Muhammadiya ke - 5
9. Akhir Hidup :
Wafat tahun 1934, diusia 46 tahun.
Selama kepemimpinannya Muhammadiyah mengalami
perkembangan sangat pesat.
11. Riwayat Hidup
Lahir di Kauman Yogyakarta, 10 November 1883.
Beliau merupakan murid K.H. Ahmad Dahlan.
Beliau memiliki 4 putra, 2 putranya menjadi guru di HIS meto
de Qur’an Muhammadiyah di Kudus dan Yogyakarta. Seorang
putranya menempatkan sekolah di Hogere kweekschool.
Seorang lagi menamatkan studi di Europese Kweekschool
Surabaya.
12. Kepemimpinan di Muhammadiyah
Tahun 1934 menjadi ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
dalam Kongres Muhammadiyah ke - 23 di Yogyakarta.
Tahun 1934 pertama dipilih dalam Kongres Muhammadiyah
ke – 23 di Yogyakarta.
Tahun 1936 dipilih dalam Kongres Muhammadiyah ke – 24 di
Banjarmasin dan ketiga dipilih dalam Kongres
Muhammadiyah ke – 25 di Batavia (Jakarta).
13. Kemajuan yang Dicapai
Ketertiban administrasi dan manajemen organisasi serta masalah
pendidikan dan pengajaran agama maupun pendidikan umum.
Membuka Sekolah Dasar 3 tahun (Folkschool) atau Sekolah Desa dengan
menyamai persyaratan dan kurikulum sebagaimana Folkschool
Gubernemeww.
Membuka Vervolgschool muhammadiyah.
Ketika pemerintahan kolonial Belanda membuka (Standarschool) Sekolah
Dasar 6 tahun Muhammadiyah.
Mengarahkan modernisasi sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Tahun 1932 Muhammadiyah sudah memiliki 103 Volkschool, 47
Standarschool, 69 Holland Inlandse School dan 25 Schakelschool.
14. Akhir Hayat
Wafat pada tanggal 20 Mei 1945.
Serta mendapatkan penghargaan dari pemerintahan kolonial
Belanda berupa bintang tanda jasa yaitu Ridder Order van
Oranje Nassau