1. i
LAPORAN AKHIR
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Pemeriksaan HbsAg pada Siswa/Siswi SMAN 1 Pumu Tanjung Sakti
Kabupaten Lahat untuk Kualitas Kesehatan Remaja
Oleh:
Maria Nur Aeni, S.KM., M.Kes. 0214087302 Ketua
dr. Hotman Sinaga, Sp.PK. 8859350017 Anggota
Dr. Ian Kurniawan, S.T., M.Eng. 0229108402 Anggota
Feradisa Aditama
Regen Yudistira
1534034
1534016
Anggota
Anggota
Program Studi D IV Teknologi Laboratorium Medik
Fakultas Ilmu Kesehatan
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG
2018
3. iii
RINGKASAN
Kegiatan pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan primer bagi semua lapisan masyarakat.
Tenaga kesehatan dalam bidang Teknologi Laboratorium Medik berperan penting dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat melalui pemeriksaan spesimen manusia
diantaranya pemeriksaan HbsAg. Pemeriksaan HbsAg digunakan sebagai deteksi penyakit
Hepatitis yang dialami oleh manusia. Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular
berbahaya yang menjadi permasalahan di dunia khususnya Indonesia. Penularan virus hepatitis
B sangat mudah terjadi dan setiap orang memiliki potensi terinfeksi tidak terkecuali siswa-
siswi sekolah menengah atas. Remaja usia sekolah menengah atas, pada umumnya belum
memahami resiko dan status kesehatan yang dapat ditimbulkan apabila terinfeksi virus
Hepatitis B. Kegiatan pengabdian masyarakat kepada siswa/siswi SMAN 1 PUMU dilakukan
pemeriksaan HbsAg kepada 25 siswa/siswi aktif dengan 1 siswa yang menunjukkan hasil
HbsAg positif. Hasil tersebut menunjukkan adanya potensi penularan virus Hepatitis B yang
dapat terjadi apabila tidak segera ditanggulangi karena sifat virus yang mudah menular.
Program pemeriksaan rutin perlu dilakukan untuk deteksi dini virus Hepatitis B dengan
bekerjasama dengan pihak terkait.
Kata Kunci: HbsAg, Hepatitis B, SMA
4. iv
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatNya yang
melimpah, kami dapat menyelesaikan pengabdian kepada masyarakat ini sesuai dengan
waktunya.
Selama proses pelaksanaan laporan ini kami banyak menemui kesulitan, namun karena banyak
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak maka kegiatan PKM ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu kami secara khusus mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Slamet Santoso Sarwono, MBA., DBA selaku Rektor Universitas Katolik Musi
Charitas.
2. Ns. Morlina Sitanggang, S.Kep., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Katolik Musi Charitas beserta Wakil Dekan 1 dan II.
3. Kepala LPPM beserta jajarannya yang selalu mendukung penuh kegiatan PKM.
4. Kepala Sekolah SMAN 1 Pumu Tanjung Sakti Lahat beserta staf guru dan seluruh
siswa/siswi.
5. Rekan Dosen dan Teman Sejawat di Lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Katolik Musi Charitas.
6. Mahasiswa yang ikut membantu dalam kegiatan PKM ini
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan yang tidak disengaja
dalam penulisan laporan ini. Oleh sebab itu kritik dan saran untuk kedepannya masih kami
harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga kegiatan PKM ini berguna bagi kita semua.
Tim PKM
September 2018
5. v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................................................... iii
PRAKATA .................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ viii
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
BAB 2. TARGET DAN LUARAN .............................................................................. 3
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ......................................................................... 4
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ...................................................... 5
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 6
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12
LAMPIRAN .................................................................................................................. 13
6. vi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................7
Tabel 5.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Usia............................................................8
Tabel 5.3 Hasil Pemeriksaan HbsAg.....................................................................9
7. vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Peta Lokasi PKM...............................................................................7
Gambar 5.2 Distribusi Jenis Kelamin....................................................................8
Gambar 5.3 Distribusi Usia Siswa.........................................................................8
Gambar 5.4 Hasil Pemeriksaan HbsAg.................................................................9
8. viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Tugas Rektor ...........................................................................13
Lampiran 2. Materi Kegiatan PKM.......................................................................14
Lampiran 3. Surat Keterangan Mitra.....................................................................19
Lampiran 4. Daftar Hadir PKM.............................................................................20
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan......................................................................22
Lampiran 6. Kuisioner...........................................................................................24
Lampiran 7. Log Book ..........................................................................................29
Lampiran 8. Bukti Kwitansi ..................................................................................30
Lampiran 9. BA dan Presensi Seminar..................................................................31
Lampiran 10. Notulensi Seminar...........................................................................35
9. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang/Analisis situasi
Layanan kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi semua masyarakat.
Program Studi D.IV.Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik
Musi Charitas hadir di tengah masyarakat, turut ambil bagian peduli terhadap upaya
peningkatan kesehatan, secara khusus pada remaja tingkat sekolah menengah atas, agar
tidak terinfeksi penyakit - penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup, salah
satunya hepatitis B. melalui kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan hepatitis B.
Hepatitis merupakan istilah umum yang mengacu pada peradangan hati. Penyakit
ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, baik menular (virus, bakteri, jamur, dan
organisme parasit) maupun tidak menular (alkohol, obat-obatan, penyakit autoimun,
dan penyakit metabolik). Penyakit hepatitis paling sering disebabkan oleh virus (WHO,
2012). Virus hepatitis adalah sekelompok penyakit menular yang mempengaruhi
ratusan juta orang di seluruh dunia. Lima virus hepatitis yang berbeda telah
diidentifikasi: A, B, C, D dan E. Hepatitis B dan C dapat menyebabkan hepatitis kronis.
Dua ratus empat puluh juta orang diperkirakan terinfeksi hepatitis B kronis, sementara
184 juta orang memiliki antibodi terhadap hepatitis C (Hanafiah et al., 2013).
Hepatitis B adalah salah satu penyakit menular berbahaya yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit Hepatitis B
disebabkan oleh Virus Hepatitis B (HBV) yang termasuk virus DNA yang mempunyai
tiga bentuk yaitu bentuk sferis, partikel Dane dan filamen (Soedarto, 2010).
Virus hepatitis B telah menginfeksi kurang lebih dua miliar orang di dunia,
Sekitar 240 juta mengindap hepatitis B kronik, diperkirakan sebesar 1,5 juta penduduk
dunia meninggal setiap tahunnya oleh hepatitis. Indonesia termasuk negara endemis
terhadap penyakit hepatitis B dan merupakan peringkat kedua di negara South east
Asean Region, setelah Myanmar. Saat ini diperkirakan 28 juta penduduk Indonesia
menderita hepatitis B dan C, 14 juta diantaranya berpotensi menjadi kronis dan dari
yang kronis 1,4 juta orang berpotensi menderita kanker hati (Infodatin, 2014)
Penularan penyakit oleh virus hepatitis B dapat terjadi melalui darah atau cairan
tubuh yang masuk melalui suntikan atau pajanan ke membran mukosa, karena itu
infeksi dapat terjadi melalui alat-alat kedokteran dan bahan-bahan lain yang
10. 2
terkontaminasi serta gaya hidup yang beresiko seperti pembuatan tato, dan penyalah
gunaan obat IDU (Intravenous Drug User). Infeksi juga dapat terjadi melalui
hubungan seksual, bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi. Virus dapat diidentifikasi di
dalam sebagian besar cairan tubuh seperti saliva, semen, Asi dan cairan rongga serosa
(Mandal et al., 2006).
Penularan virus hepatitis B mudah terjadi, karena itu setiap orang memiliki
potensi terinfeksi, tidak terkecuali siswa-siswi tingkat sekolah menegah atas dapat
terinfeksi melalui makanan, minuman, kotak fisik dengan penderita dan lain-lain.
Hepatitis B merupakan fenomena gunung es, penderita yang datang ke layanan
kesehatan lebih sedikit dari jumlah yang sesungguhnya, masyarakat sering tidak
menyadari bahwa dirinya terinfeksi virus hepatitis B. Penyakit hepatitis B merupakan
penyakit kronis yang menahun, saat seseorang telah terinfeksi, kondisi kesehatan masih
baik belum menunjukkan gejala yang khas, namun dapat menularkan kepada orang
lain dan bagi penderita dapat berkembang menjadi infeksi kronis. Infeksi kronis
hepatitis B dapat menyebabkan fungsi hati terganggu dan dalam jangka panjang
penderitan dapat terkena sirosis serta kanker hati, karena itu penting bagi setiap orang
mengetahui status kesehatannya terhadap infeksi hepatitis B melalui pemeriksaan
laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan menggunakan metode
rapid test, agar hasil pemeriksaan dapat segera diketahui.
Uji diagnostik terhadap infeksi virus hepatitis B yang banyak dilakukan,
merupakan uji pendeteksian penanda (marker) virus hepatitis B, salah satunya dengan
rapid tes menggunakan carik celup, untuk mendeteksi antigen permukaan virus
hepatitis B, yang didasarkan pada presipitasi kompleks imun yang ditandai dengan
terlihatnya pita berwarna merah pada strip uji. Adanya HbsAg dalam serum merupakan
petanda serologis infeksi hepatitis B (WHO, 2011).
B. Permasalahan mitra
1. Remaja usia sekolah menengah atas mempunyai risiko terinfeksi virus hepatitis B
2. Kondisi anak remaja yang belum memahami risiko dan status kesehatan yang
ditimbulkan akibat hepatitis B
3. Penularan virus hepatitis B mudah terjadi, karena itu setiap orang memiliki potensi
terinfeksi, tidak terkecuali siswa-siswi tingkat sekolah menegah atas dapat terinfeksi
melalui makanan, minuman, kotak fisik dengan penderita dan lain-lain.
11. 3
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
A. Target :Siswa siswi SMAN 1 PUMU Tanjung Sakti Lahat.
B. Luaran Siswa/siswi SMAN I PUMU
1. Memahami penyebab dan risiko infeksi Hepatitis B
2. Mencegah agar tidak terinfeksi virus hepatitisB
3. Mengetahui status kesehatannya terhadap infeksi
4. Identifikasi virus hepatitis B, berupa hasil pemeriksaan HbsAg.
12. 4
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
A. Solusi yang ditawarkan : melakukan pemeriksaan HbsAg bagi siswa-siswi yang belum
mengetahui status kesehatannya terhadap infeksi virus hepatitis B
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Rapat koordinasi persiapan Kegiatan Pengabdian Kepada masyarakat
2. Persiapan tim
3. Pembuatan Proposal dan anggaran pemeriksaan hepatitis B bagi siswa/siswi
SMAN 1 PUMU Tanjung Sakti
4. Perizinan kegiatan
5. Survei Lapangan
6. Rapat koordinasi
7. Persiapan pemeriksaan
8. Pemeriksaan Hepatitis B
9. Menyusun laporan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
13. 5
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik
Musi Charitas mempersiapkan sarjana sains terapan analis kesehatan yang profesional yang
mampu menjalankan perannya sebagai pemeriksa, dapat menggunakan metode dan alat
canggih pada pemeriksaan khusus dan kompleks, validator hasil pemeriksaan laboratorium,
asisten peneliti dan pengelola laboratorium kesehatan. Selain yang menyiapkan lulusan Ahli
Teknologi Laboratorium Medik yang kompeten dan memiliki Integritas yang tinggi, Program
Studi Diploma IV Analis FIKes UKMC berupaya berperan aktif meningkatkan mutu
kesehatan masyarakat.
Program Studi D.IV.Analis Kesehatan memiliki dosen yang memenuhi kualifikasi.
dengan latar belakang pendidikan kesehatan dengan spesifikasinya masing-masing serta
memiliki pengalaman di bidang laboratorium kesehatan. Dengan demikian dosen Prodi D.IV
Analis Kesehatan bersama mahasiswa layak menjalankan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat bagi siswa/siswi SMA dalam bentuk penyuluhan dan pemeriksaan hepatitis B.
Mahasiswa telah dibekali dengan ilmu baik secara teori maupun praktik, sehingga dapat
dilibatkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat, dengan demikian mahasiswa dapat
mengembangkan bidang ilmunya, memiliki kemampuan aplikatif dalam pelayanan terhadap
masyarakat.
14. 6
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyakit hepatitis yang sering ditemukan di Indonesia adalah Hepatitis A, Hepatitis B,
dan Hepatitis C. Ketiga virus tersebut dapat mengakibatkan penyakit dengan gejala mual,
sakit perut, kelelahan, malaise, dan penyakit kuning pada fase akut. Menurut WHO, perkiraan
prevalensi penyakit hepatitis C di Asia Tenggara mencapai lebih dari sebelas juta orang yang
terinfeksi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2016, prevalensi penyakit hepatitis B di
Indonesia mencapai 19,4%. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara
berkembang yang memiliki endemisitas tinggi dari penyakit hepatitis B.
Tingginya faktor risiko infeksi hepatitis di Indonesia merupakan alasan utama
penduduk untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap hepatitis, terutama hepatitis B
dan C. Berdasarkan tanggapan kesehatan masyarakat global terhadap virus hepatitis,
pengawasan dan kontrol sangat penting untuk memastikan bahwa tes, perawatan dan
pengobatan tersedia untuk semua orang yang membutuhkan layanan ini di setiap negara di
dunia.
Pemeriksaan HbsAg pada pengabdian masyarakat ini dilakukan di
Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri I Tanjung Sakti PUMU. Tanjung Sakti
PUMU adalah sebuah kecamatan di kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Kecamatan
Tanjung Sakti PUMU berjarak 97 Km berkendara ke arah barat daya dari pusat
kabupaten Lahat. Kecamatan ini merupakan pemekaran dari kecamatan Tanjung
Sakti yang terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Sakti PUMU
dan Tanjung Sakti PUMI. Kata PUMU adalah singkatan dari Pasemah Ulu Muara
Ulu. Pasemah merupakan nama suku masyarakat yang mendominasi di Tanjung Sakti
yang sering disebut dengan melayu Pasemah sedangkan istilah Ulu berdasarkan letak
kecamatan.
Kecamatan Tanjung Sakti PUMU mempunyai luas wilayah 229,59 km2
dengan jumlah penduduk sebanyak 58,56 jiwa/km2
. Pusat pemerintahan Tanjung
Sakti PUMU berada di Desa Simpang III PUMU. Batas Wilayah Kecamatan Tanjung
sakti PUMU di sebelah Utara adalah kabupaten Empat lawang dan provinsi
Bengkulu. Di sebelah Barat berbatasan dengan provinsi Bengkulu. Disebelah selatan
dan timur berbatasan dengan Tanjung Sakti PUM. SMAN I Tanjung Sakti PUMU Terletak di
Jalan Tugu perjuangan Desa Batu Rancing, Batu Rancing, Kecamatan Tanjung Sakti PUMU
15. 7
Kabupaten Lahat provinsi Sumatera Selatan. Sekolah Ini memiliki 14 ruangan kelas, satu
ruangan laboratorium, satu ruangan perpustakaan dan dua ruangan sanitasi Siswa. Kepala
Sekolah SMAN I Tanjung Sakti adalah Bapak Bahtiar Ginting dan memiliki akreditasi
sekolah B. Lokasi pengabdian masyarakat dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Peta Lokasi Pengabdian Masyarakat
Pemeriksaan HbsAg yang dilakukan pada sampel ditujukan pada kelompok usia remaja
dengan pertimbangan bahwa kelompok usia ini memiliki aktifitas dan interaksi dengan orang
lain yang lebih banyak, dengan prioritas lebih kepada individu dimana anggota keluarganya
pernah menderita penyakit hepatitis/kuning, individu yang kurang mengerti tentang penyakit
hepatitis B dan individu yang bersedia dilakukan pemeriksaan HbsAg. Data hasil
pemeriksaan yaitu Karakteristik Sampel berdasarkan jenis kelamin dan usia, Hasil
Pemeriksaan HbsAg.
5.1 Karakteristik Sampel
a. Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah %
Perempuan 10 40%
Laki-laki 15 60%
Jumlah Total Siswa 25 100%
16. 8
Jumlah siswa SMA N 1 PUMU Tanjung Sakti yang mengikuti pemeriksaan HbsAg
terdapat 25 siswa, yang terdiri dari 10 siswa perempuan (40%), dan siswa laki-laki yang
berjenis kelamin berjumlah 15 orang (60%).
Gambar 5.2 Distribusi Jenis Kelamin
b. Jumlah Siswa Berdasarkan Usia
Tabel 5.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Usia
Usia Jumlah %
17 tahun 17 68%
18 tahun 8 32%
Jumlah Total Siswa 25 100%
Berdasarkan kategori usia, pada SMA N 1 PUMU Tanjung Sakti yang mengikuti
pemeriksaan HbsAg siswa yang berusia 17 tahun terdapat 17 siswa dengan persentase
68% dan siswa dengan usia 18 tahun terdapat 8 siswa dengan persentase 32%. Jumlah
total mahasiswa yang mengikuti pemeriksaan HbsAg yaitu sebanyak 25 siswa.
Gambar 5.3 Distribusi Usia Siswa
17. 9
4. Hasil Pemeriksaan HbsAg
Tabel 5.3 Hasil Pemeriksaan HbsAg
Hasil HbsAg Jumlah %
Positif 1 4%
Negatif 24 96%
Jumlah Total Siswa 25 100%
Pada pemeriksaan HbsAg yang telah dilakukan pada 25 siswa di SMA N 1
PUMU Tanjung Sakti didapatkan hasil bahwa 1 siswa dengan persentase 4%
menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HbsAg. Sedangkan pada 24 siswa
lainnya dengan persentase 96% menunjukkan hasil negatif. Pada hasil pemeriksaan
HbsAg positif menunjukkan bahwa siswa tersebut pernah atau sedang terinfeksi virus
hepatitis B (Gambar 5.3).
Gambar 5.3 Hasil Pemeriksaan HbsAg
HbsAg adalah material permukaan dari virus hepatitis B berisi protein yang
dibuat oleh sitoplasma sel hati yang terkena infeksi dan beredar di darah sebelum dan
selama infeksi akut, karier dan kronik (Sutejdo, 2013). Indonesia termasuk dalam
endemisitas tinggi terhadap hepatitis B, mahasiswa dengan HBsAg negatif tetap
memerlukan vaksinasi hepatitis B untuk mencegah terjadinya infeksi. Apabila pada
hasil skrining siswa menunjukkan HBsAg positif, harus segera diberikan antibodi
terhadap hepatitis B.
Proses analisis untuk mengetahui infeksi tersebut akut atau kronis, maka
diperlukan penanda serum lain, yaitu Total Anti HBc (untuk mengetahui infeksi
kronis), dan IgM Anti HBc (untuk mengetahui infeksi akut. Sedangkan pada siswa
18. 10
dengan Anti HBs positif, tidak perlu melakukan vaksinasi. Untuk mengetahui antibodi
tersebut didapat dari vaksinasi atau akibat infeksi yang telah terjadi sebelumnya,
diperlukan penanda serum lain, yaitu Total Anti HBc. Apabila Total Anti HBc positif,
maka kemungkinan antibodi didapat setelah terjadi infeksi sebelumnya. Tetapi jika
Total Anti HBc negatif, maka antibodi didapat dari vaksinasi yang telah dilakukan
sebelumnya. (CDC, 2014).
19. 11
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini yaitu :
1. Jumlah siswa SMA N 1 PUMU Tanjung Sakti yang mengikuti pemeriksaan
HbsAg sebanyak 25 siswa, yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 15 siswa
laki-laki.
2. Berdasarkan 25 siswa SMA N 1 PUMU Tanjung Sakti yang mengikuti
pemeriksaan HbsAg, siswa terbanyak berusia 17 tahun sebanyak 17 siswa dan
usia 18 tahun sebanyak 8 orang.
3. Pemeriksaan HbsAg yang telah dilakukan dari 25 siswa SMA N 1 PUMU
Tanjung Sakti terdapat 1 siswa yang menunjukkan hasil HbsAg positif, dan 24
siswa lainnya menunjukkan hasil negatif.
6.2 Saran
Saran dari Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini yaitu :
1. Materi mengenai HbSAg dan Hebatitis B perlu dimasukkan dalam mata
pelajaran terkait (Biologi) untuk mengenalkan secara dini kepada remaja.
2. Pemeriksaan rutin Hepatitis B sangat diperlukan untuk mengantisipasi
penyebaran virus tersebut pada anak usia remaja.
3. Sekolah perlu bekerjasama dengan instansi terkait (Dinkes dan PT) dalam
bentuk program kerja penyuluhan pada masyarakat dan anak usia remaja.
20. 12
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2014. Screening For Hepatitis During
The Domestic Medical Examination For Newly Arrived Refugees. U.S.
Hanafiah, K., Groeger, J., Flaxman, A.D., Wiersma, S.T. Global epidemiology of hepatitis C
virus infection: new estimates of age-specific antibody to HCV seroprevalence.
Hepatology. 2013; 57(4):1333–42.
Kementerian Kesehatan RI, 2014. Situasi dan Analisis Hepatitis. Pusat Data dan
Informasi.
Mandal. K., Wilkins. E.G.L., Dunbar.E.M., Mayon.R.T, 2008. Penyakit Infeksi:
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Soedarto, 2010. Virologi Klinik. Surabaya: CV. Sagung Seto.
WHO, 2011. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan. Jakarta: EGC.
World Health Organization (WHO). Preventionand control of viral hepatitis infection:
framework for global action. Geneva. 2012.
37. 29
Lampiran 7. Log Book Kegiatan
No Tanggal Kegiatan
1.
10 Desember 2017
2 jam
Rapat koordinasi dan persiapan Kegiatan Pengabdian Kepada masyarakat
15 Desember 2017
7 Jam
Pembuatan dan Penyusunan Proposal PKM beserta Rincian Anggaran.
2.
22 Desember 2017
5 jam
Pengurusan perizinan dan survey lokasi PKM
3.
15 Januari 2018
4 jam
Koordinasi dan Persiapan Akhir sebelum ke Lokasi PKM.
4.
12-14 Februari 2018
25 Jam
Pelaksaaan PKM di SMAN Pumu Tanjung Sakti Lahat
5.
September 2018
7 Jam
Pembuatan Laporan Akhir, Seminar Hasil PKM dan Revisi