SlideShare a Scribd company logo
1
2
PENGARUH MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA
GORONTALO
ABDUL RIVAI BOTUTIHE1
, HARTATI TULI2
, NILAWATY YUSUF3
Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo
Abdul Rivai Botutihe. 921 410 068 . 2015. Pengaruh Modernisasi Administrasi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Gorontalo. Skripsi Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo, dibawah bimbingan
Ibu Hartati Tuli, SE.Ak, M.Si dan Ibu Nilawaty Yusuf, SE.Ak, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modernisasi administrasi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Gorontalo. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan
menyebarkan kuesioner. Populasi dalam penelitian sebanyak 8.522 dengan
sampel sebanyak 99 orang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode
simple random sampling, sementara tehnik analisis data yang digunakan adalah
tehnik analisis regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukan bahwa modernisasi administrasi perpajakan terletak
pada kategori baik, hal ini mengindikasikan bahwa modernisasi administrasi
perpajakan dirasakan oleh responden telah diterapkan dengan baik oleh fiskus.
Pada variabel kepatuhan wajib pajak terletak pada kategori baik, mengindikasikan
modernisasi administrasi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak pada Kantor KPP Pratama Gorontalo. Nilai pengaruhnya sebesar
25,6%, hal tersebut terlihat dari koefisien determinasi.
Kata kunci: Modernisasi Administrasi, Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak
1
Abdul Rivai Botutihe, Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Negeri Gorontalo
2
Hartati Tuli., SE.Ak., M.Si, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Negeri Gorontalo
3
Nilawaty Yusuf., SE.Ak., M.Si, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Negeri Gorontal
3
PENDAHULUAN
Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam
Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dimana pemerintah dalam
rangka pembiayaan negara yang terbesar, (bppk.kemenkeu.go.id).
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak
adalah dengan melakukan reformasi pajak, Reformasi perpajakan di Indonesia
telah dilakukan pertama kali pada tahun 1983 dimana saat itu terjadi reformasi
atau perubahan sistem mendasar atas pengelolaan perpajakan Indonesia dari
sistem official assessment ke sistem self Assessment.
Direktorat Jenderal perpajakan menggulirkan reformasi administrasi
perpajakan jangka menengah (3-5 tahun). Pada tahun 2002 Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) telah meluncurkan program perubahan (change program) atau
reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat biasa disebut modernisasi
(Rahayu, 2009: 120).
Tujuan modernisasi yang ingin dicapai adalah meningkatkan kepatuhan
sukarela wajib pajak, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan
produktivitas dan integritas aparat pajak. Untuk mewujudkan itu semua program
reformasi administrasi perpajakan perlu dirancang dan dilaksanakan secara
menyeluruh dan komperhensif. perubahan-perubahan yang dilakukan meliputi
bidang-bidang, struktur organisasi, proses bisnis dan teknologi informasi dan
komunikasi, manajemen sumber manusia, pelaksanaan good governance (Laporan
Tahunan 2007, Direktorat Jenderal Pajak).
Salah satu tujuan tersebut menyebutkan tentang kepatuhan pajak yang
tinggi, bisa disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak akan meningkat dengan
diberlakukannya reformasi administrasi perpajakan. Kepatuhan wajib pajak
merupakan suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban
perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya, dalam jurnal legislasi Indonesia
kepatuhan wajib pajak merupakan hal yang sangat penting dalam administrasi
perpajakan yang pada akhirnya bisa menciptakan sistem perpajakan yang baik.
Kepatuhan tersebut merupakan bagian dari reformasi perpajakan menuju sistem
4
administrasi perpajakan modern (Fuad, 2011), hal ini dibuktikan dengan beberapa
hasil penelitian sebelumnya tentang modernisasi administrasi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
Sofyan (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penerapan
Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada
Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Wajib Pajak Besar”, menyimpulkan bahwa sistem administrasi perpajakan
modern mempunyai pengaruh besar terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP di
lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Wajib Besar. dengan dasar teori
Caiden (1991) yang meliputi empat dimensi reformasi administrasi perpajakan,
struktur organisasi, porsedur organisasi, strategi organisasi, budaya organisasi
Madewing (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makasar Utara”, menyimpulkan bahwa
modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak yang terdiri dari, struktur organisasi, proses bisnis
dan teknologi informasi dan komunikasi, manajemen sumber daya manusia,
pelaksanaan good governance.
Dalam penelitian ini, peneliti berlandaskan kebijakan Direktorat Jenderal
Pajak dengan program perubahan, (Annual Report, 2007) yang meliputi :
1. Struktur Organisasi
2. Proses Bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi
3. Manajemen Sumber Daya Manusia
4. Pelaksanaan Good Governance
Penelitian dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo
khususnya pada wajib pajak badan, berbeda dengan peneltian sebelumnya yang
dilakukan diluar Propinsi Gorontalo, fenomena yang mendasari penelitian ini
menunjukan pemahaman wajib pajak terhadap ketentuan perpajakan sangat
rendah baik dari segi struktur organisasi, bisinis proses teknologi informasi dan
komunikasi, manajemen sumber daya manusia, pelaksanaan good governance.
Upaya sosialisasi yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo
5
belum cukup mendongkrak pemahaman dan kepatuhan wajib pajak. Untuk
wilayah Propinsi Gorontalo kepatuhan wajib pajak badan yang menyampaikan
SPT dari tahun 2010 sampai 2013 dapat dilihat pada tabel 1:
Tabel 1: Data Penyampaian SPT Masa Wajib Pajak Badan
Tahun Jumlah Wajib
Pajak Badan
SPT Masa Wajib
Pajak Badan
SPT Tahunan
Wajib Pajak
Badan
2010 5471 2600 1811
2011 6152 2938 2112
2012 6867 3051 2113
2013 7805 2965 2037
Sumber: KPP Pratama Gorontalo, Tahun 2010-2013
Mengacu pada tabel di atas tingkat kepatuhan wajib pajak badan Propinsi
Gorontalo dalam kurun waktu lima tahun masih rendah, pada tahun 2010 sampai
dengan 2013 masih banyak yang tidak melaporkan SPT masa.
KAJIAN PUSTAKA
Semenjak tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah meluncurkan
program perubahan (change program) atau reformasi administrasi perpajakan
yang secara singkat biasa disebut Modernisasi. Modernisasi perpajakan pada
dasarnya merupakan perwujudan atau bagian dari reformasi perpajakan.
Modernisasi perpajakan ini dapat diartikan sebagai penggunaan sarana dan
prasarana perpajakan yang baru dengan memanfaatkan perkembangan ilmu dan
teknologi.
Menurut Diana (2013: 14) untuk mewujudkan program modernisasi
administrasi perpajakan perlu dirancang dan dilaksanakan secara menyeluruh.
Perubahan-perubahan yang dilakukan meliputi bidang-bidang berikut:
1. Struktur Organisasi
Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern
yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur
organisasi DJP perlu diubah, baik level kantor pusat sebagai pembuat
pelaksana implementasi kebijakan. Sebagai langkah pertama, untuk
memudahkan Wajib Pajak, ke tiga jenis kantor pajak yang ada, yaitu
6
Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan (KPPBB), serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
(Karipka), dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Dengan
demikian wajib pajak cukup datang ke satu kantor saja untuk
menyelesaikan seluruh masalah perpajakannya. Struktur berbasis fungsi
diterapkan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama dengan sistem
administrasi modern untuk dapat merealisasikan debirokrasi pelayanan
sekaligus melaksanakan pengawasan terhadap wajib pajak untuk lebih
berdasarkan analisis resiko.
2. Business Process Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kunci perbaikan birokrasi yang berbelit-belit adalah perbaikan business
process, yang mencakup metode, sistem, dan prosedur kerja. Untuk itu,
perbaikan business process merupakan pilar penting program modernisasi
DJP, yang diarahkan pada penerapan full automation dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama untuk
pekerjaan yang sifatnya klerikal. Diharapkan dengan full automation, akan
tercipta suatu business process yang efisien dan efektif karena administrasi
menjadi cepat, mudah, akurat, dan paperles, sehiingga dapat meningkatkan
pelayanan terhadap Wajib Pajak, baik dari segi kualitas maupun waktu.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Departemen keuangan secara keseluruhan telah meluncurkan program
reformasi birokrasi sejak akhir tahun 2006. Fokus program reformasi ini
adalah perbaikan sistem dan manajemen SDM. Dan direncanakan
perubahan yang dilakukan sifatnya lebih menyeluruh. Hal ini perlu
mendesak untuk dilakukan, karena disadari bahwa elemen yang terpenting
dari suatu sistem organisasi adlah manusianya. Secanggih apapun struktur,
sistem, teknologi, informasi, metode dan alur kerja suatu organisasi, semua
itu tidak akan dapat berjalan dengan optimal tanpa didukung SDM yang
capable dan berintergitas. Harus disadari bahwa yang perlu dan harus
diperbaiki sebenarnya adalah sistem dan manajemen SDM, bukan semata-
7
mata melakukan rasionalisasi pegawai, karena sistem yang baik dan
terbuka dipercaya akan bisa menghasilkan SDM yang berkualitas.
4. Pelaksanaan Good Governance
Elemen terakhir adalah pelaksanaan good governance, yang seringkali
dihubungkan dengan integritas pegawai dan institusi. Suatu organisasi
berkut sistemnya akan berjalan dengan baik manakala terdapat rambu-
rambu yang jelas untuk memandu pelaksanaan tugas dan pekerjaannya,
serta yang lebih penting lagi, konsistensi implementasi rambu-rambu
tersebut.
Menurut Diana (2013: 18) dengan adanya modernisasi ini diharapkan
dapat memberi manfaat bagi wajib pajak sebagai berikut
1. Pelayanan yang lebih baik, terpadu, dan personal, melalui:
a. Konsep One Stop Service yang melayani seluruh jenis pajak (PPh, PPn,
PBB dan BPHTB)
b. Adanya tenaga Account Representative (AR) dengan tugas antara lain:
1. Konsultasi untuk membantu segala permasalahan WP,
2. Mengingatkan Wajib Pajak atas pemenuhan kewajiban perpajakannya,
3. Update atas peraturan perpajakan yang terbaru
2. Penyempurnaan IT secara maksimal: email, e-SPT, e-filing
3. SDM yang profesional
a. Ada fit and proper test dan competency mapping
b. Pelaksanaan kode etik yang tegas dan konsisten
c. Pemberian tunjangan khusus (peningkatan remunerasi)
4. Pemeriksaan yang lebih terbuka dan professional dengan konsep
spesialisasi penerapan.
Menurut Nurmantu dalam Sofyan (2005), kepatuhan perpajakan
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua
kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Terdapat dua macam
kepatuhan, yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material. Kepatuhan formal
adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara
formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan. Misalnya
8
ketentuan batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan. Apabila wajib pajak
telah melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Tahunan
sebelum batas waktu maka dapat dikatakan bahwa wajib pajak telah memenuhi
ketentuan formal, akan tetapi isinya belum tentu memenuhi ketentuan material.
Kepatuhan material yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara
substantif memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan
jiwa undang-undang perpajakan. Wajib pajak yang memenuhi kepatuhan material
adalah wajib pajak yang mengisi dengan jujur, lengkap, dan benar Surat
Pemberitahuan (SPT) sesuai ketentuan dan menyampaikannya ke KPP sebelum
batas waktu berakhir.
Menurut Eliyani dalam Jatmiko (2006), kepatuhan Wajib Pajak
didefinisikan sebagai memasukkan dan melaporkan tepat waktu informasi yang
diperlukan, mengisi secara benar jumlah pajak terutang dan membayar pajak pada
waktunya tanpa tindakan pemaksaan. Ketidakpatuhan timbul kalau salah satu
syarat defenisi tidak terpenuhi.
Tingkat kepatuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sistem
administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan
hukum perpajakan, Pemeriksaan pajak dan tarif pajak. Kesadaran dan kepatuhan
memenuhi kewajiban perpajakan juga tergantung pada kemauan wajib pajak,
sampai sejauh mana wajib pajak tersebut akan mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Menurut Hanggana dalam Fasmi (2014), penelitian tentang kepatuhan
Wajib Pajak dalam membayar pajak belum banyak dilakukan, hal ini disebabkan
kesulitan mendapatkan responden. Secara intuitif, dapat diduga tidak seorangpun
suka membayar pajak, ketidaksukaan membayar pajak akan dilakukan dengan
tidak mentaati peraturan perpajakan, khususnya besarnya pajak yang dibayarkan.
Wajib Pajak memiliki naluri alamiah menyembunyikan informasi perilaku
ketidakpatuhan mereka dan berusaha menyembunyikan kejahatan perpajakan
yang dilakukan kepada siapapun juga.
9
Dalam KUP pasal 17C menegaskan adanya wajib pajak dengan kriteria
tertentu. Kriteria inilah yang dijadikan acuan oleh Menteri yang diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan No.74/PMK.03/2012 yang mengatur pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak bagi wajib pajak patuh.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.74/PMK.03/2012 Pasal 2, untuk dapat ditetapkan sebagai wajib pajak
dengan kriteria tertentu, wajib pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan;
b) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengansur atau menunda
pembayaran pajak;
c) Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan
keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama
3 (tiga) tahun berturut-turut; dan
d) Tidak pernah dipidana karena melakukan tidak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
METODE PENELITIAN
Objek dari penelitian ini terdiri dari satu variabel independen (bebas) dan
satu variabel dependen (terkait). Adapun Populasi merupakan objek atau subjek
yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Yang menjadi
populasi sasaran dalam penelitian ini adalah wajib pajak badan yang akan
menyampaikan SPT masa maupun tahunan sebelum dan sesudah melaporkan.
Berdasarkan data dari KPP Pratama Gorontalo hingga akhir tahun 2014 tercatat
sebanyak 8522 wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Gorontalo.
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin.
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah kuesioner. Tehnik ini digunakan untuk mengumpul data dengan
menyebarkan sejumlah pertanyaan secara tertulis kepada responden yang telah
10
ditetapkan dalam sampel. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah
sebagai berikut:
Y’= a + bX
Dimana:
Y = Kepatuhan Wajib Pajak
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Modernisasi Administrasi Perpajakan
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. Untuk
menguji hipotesis, digunakan pengujian yakni Uji F, Uji T dan Koefisien
Determinasi.
HASIL PENELITIAN
Jumlah responden yang menjadi subjek penelitian sebanyak 99 responden
yang memenuhi standar sampel penelitian. Rincian pengiriman dan pengembalian
kuisioner (response rate) disajikan pada tabel 2:
Tabel 2 : Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuisioner
Keterangan Jumlah
Kuisioner yang disebar 105
Kuisioner yang kembali 105
Kuisioner yang dapat digunakan 84
Kuisioner yang tidak kembali 0
Tingkat pengembalian yang digunakan (84/105 x 100%) 80%
Sumber: Olahan, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengembalian
kuisioner (response rate) dan dapat digunakan (respon use) sebesar 80%,
dihitung dari presentase jumlah kuisioner yang kembali yang dapat digunakan (84
kuisioner) dibagi total yang dikirim (105 kuisioner).
Setelah data penelitian berhasil dikumpulkan maka selanjutnya akan
dilakukan proses analisis data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan
dalam penelitian ini. Salah satu analisis yang dilakukan adalah analisis desktriptif
11
yang bertujuan untuk melihat gambaran awal mengenai obyek/variabel yang
diteliti.
Masing-masing pernyataan kuisioner variabel X dan Y akan dikategorikan
berdasarkan kriteria rentang klasifikasi. Menurut Sugiyono (2012) kriteria
interpretasi skor berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan dengan skor
maksimum setiap kuisioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1 maka dapat
diketahui rentang skala adalah dengan mengalikan skor tertinggi dengan jumlah
responden dan mengalikan skor terendah dengan jumlah responden jumlah
responden. Diketahui repsonden dalam penelitian ini sebanyak 84 orang dengan
nilai skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 sehingga perhitungan rentang skala. Skor
tertinggi = 5 X 84 = 420 dan skor terendah =1 X 84 = 84 sehingga rentang skala
dapat dihitung 420-84/5 = 67,2. Sehingga berdasarkan rentang skala tersebut
dibuat penilaian (mengacu pada Narimawati, 2007: 85).
Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur pengaruh penerapan
modernisasi administrasi perpajakan dalam penelitian ini sebanyak 10 pernyataan.
Dalam pengujian validitas, pernyataan dikatakan valid jika rhitung lebih besar dari
rtabel. Nilai rtabel didapatkan dari tabel rtabel dimana n=25 dan tingkat signifikan 5%
maka nilai rtabel sebesar 0,3961. Dengan demikian dari 10 pernyataan yang
digunakan untuk mengukur pengaruh dari variabel modernisasi administrasi
perpajakan, semua pernyataan telah memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel
0,3961 sehingga dikatakan memenuhi uji validitas dan dapat digunakan untuk
pengumpulan data penelitian.
Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel kepatuhan
wajib pajak dalam penelitian ini sebanyak 6 pernyataan. Dalam pengujian
validitas, pernyataan dikatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel. Nilai rtabel
didapatkan dari tabel dimana n=25 dan tingkat signifikan 5% maka nilai rtabel
sebesar 0,3961. Dengan demikian dari 6 pernyataan yang digunakan untuk
mengukur pengaruh dari variabel Kepatuhan Wajib Pajak, semua pernyataan telah
memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel 0,3961 sehingga dikatakan memenuhi uji
validitas dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian.
12
Hasil analisis regresi sederhana. Hasil analisis dengan bantuan program
SPSS disajikan pada tabel 3:
Tabel 3: Hasil Analisis Regresi
Mengacu pada hasil analisis di atas, maka regresi linear sederhana yang
bangun adalah:
Ŷ = 7,618 + 0,333X
Kepatuhan WP = 7,618 + 0,333 Modernisasi administrasi perpajakan
Berdasarkan model persamaan regresi tersebut, dapat diinterpretasikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 7,618 menunjukan Jika tidak terdapat pengaruh
dari variabel Modernisasi Administrasi Perpajakan, maka rata-rata nilai
dari variabel Kepatuhan Wajib Pajak pada Wajib Pajak Kantor Pelayanan
Pajak Pratama (KPP) Gorontalo adalah sebesar 7,618 satuan.
b. Nilai koefisien regresi variabel X (Modernisasi Administrasi Perpajakan),
menunjukan setiap perubahan variabel Modernisasi Aministrasi
Perpajakan sebesar 1 satuan akan mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
sebesar 0,333 kali satuan.
c. Nilai Koefisien regresi dengan arah postif menunjukan terdapat pengaruh
yang positif Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP)
Gorontalo.
13
Setelah diperoleh model persamaan regresi, maka langkah selanjutnya
melakukan pengujian hipotesis, yang hasilnya pengujian dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4 : Hasil Uji Hipotesis
Hasil analisis pada tabel 4 menunjukan bahwa nilai t-hitung untuk variabel
Modernisasi Administrasi Perpajakan diperoleh sebesar 5,309, sedangkan nilai t-
tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas n-k-1 =84-1-1= 82 sebesar
1,989 (pengujian dilakukan dengan metode 2 pihak didasarkan pada hipotesis
yang dibangun). Jika kedua nilai t ini dibandingkan maka nilai t-hitung masih lebih
besar dibandingkan dengan nilai t-tabel (5,309>1,989) sehingga H0 ditolak dan H1
diterima artinya signifikan.
Selain itu apabila kita membandingkan nilai signifikan (Pvalue), maka dapat
dilihat bahwa nilai Pvalue (0,000) dari pengujian ini lebih kecil dari 0.05. Dengan
kata lain pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan dari Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP)
Gorontalo.
PEMBAHASAN
Penerapan modernisasi perpajakan telah mulai dicanangkan oleh pihak
Dirjen Pajak dalam rangka meningkatkan pendapatan negara melalui perpajakan.
Cara ini merupakan suatu langkah konkrit yang dapat memudahkan pihak wajib
pajak dalam melakukan pembayaran, dengan adanya kemudahan tersebut tentunya
akan berdampak pada kesadaran dalam membayar pajak. Hasil pengujian
deksriptif menemukan bahwa modernisasi perpajakan terletak pada kriteria yang
baik dengan skor 77,5%. Hasil ini tentunya menggambarkan bahwa modernisasi
yang telah dilakukan oleh pihak fiskus mendapat respon positif bagi wajib pajak
terutama wajib pajak badan.
14
Meskipun terletak pada kriteria yang baik, namun masih ada hal-hal yang
perlu dibenahi yang berdasarkan pada statsitik deskriptif ditemukan item tersebut
memiliki banyak jawaban tidak setuju dan ragu-ragu sehingga berdampak pada
skor yang rendah. Hal tersebut terkait dengan pengembangan SDM terutama
pihak fiskus, direktorat jenderal pajak dapat menerapkan kebijakan “right man in
the right place”, di mana seorang pegawai dapat menempati suatu jabatan yang
tepat sesuai dengan keahliannya, dan sebaiknya suatu jabatan diisi oleh pegawai
yang tepat sesuai dengan standar kompetensinya. Perlunya pengembangan dan
inovasi atas hal-hal terkait dengan modernisasi perpajakan terutama dalam hal e-
filling, e-spt, e-registration, e-reg. Karena sistem ini masih banyak kekurangan,
untuk itu perlunya pengembangan atau pelatihan bagi SDM yang akan melakukan
sosialisasi mengenai modernisasi administrasi perpajakan.
Sebagaimana telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa modernisasi
administrasi perpajakan dapat berdampak pada meningkatnya kepatuhan wajib
pajak dalam melakukan pembayaran pajak. Sebagaimana menurut Rahayu dan
Lingga (2009) bahwa konsep modernisasi administrasi perpajakan pada
prinsipnya adalah merupakan perubahan pada sistem administrasi perpajakan
yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku aparat serta tata nilai organisasi
sehingga dapat menjadikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi suatu
institusi yang profesional dengan citra yang baik di masyarakat. Program
reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dalam penerapan sistem
administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus antara lain struktur
organisasi yang dirancang berdasarkan fungsi tidak lagi menurut seksi-seksi
berdasarkan jenis pajak, perbaikan pelayanan bagi setiap Wajib Pajak melalui
pembentukan account representative dan compliant center untuk menampung
keberatan Wajib Pajak.
Kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak yang taat dan memenuhi serta
melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Sebagaimana hasil pengujian deskriptif
ditemukan bahwa nilai skor untuk kepatuhan wajib pajak yakni sebesar 76,9%.
Nilai ini terletak pada kriteria yang baik. Hal tersebut berarti bahwa masyarakat
15
yang merupakan wajib pajak meyakini bahwa mereka dalam hal perpajakan telah
patuh atas aturan-aturan perpajakan yang telah ditetapkan. Meskipun terletak pada
kriteria yang baik, namun dapat dilihat masih banyaknya jawaban tidak setuju dan
ragu-ragu yang berrati masih adanya hal-hal yang harus dibenahi. Aspek tersebut
mengenai yakni mengenai tunggakan perpajakan, Perlunya bagi wajib pajak untuk
melakukan hal-hal lain yang bukan hanya terkait dengan tindakan-tindakan
intensifikasi pajak yaitu melalui cara penyempurnaan administrasi pajak,
peningkatan mutu pegawai atau petugas pemungut, penyumpurnaan undang-
undang pajak dan untuk tindakan ekstensifikasi melalui cara perluasan wajib
pajak penyempurnaan tariff perluasan obyek pajak.
Hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa nila thitung lebih besar dari nilai
ttabel sehingga dapat disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 5%)
ditemukan bahwa Modernisasi Administrasi Perpajakan berpengaruh signifikan
dan positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama
(KPP) Gorontalo. Pengaruh positif menunjukan bahwa apabila terjadi peningkatan
pada modernisasi administrasi perpajakan, akan berdampak pada semakin
patuhnya responden atau wajib pajak tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi ditemukan bahwa
besaran pengaruh dari Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak sebesar 25,6%. Nilai ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
cukup besar dari Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo. Hal
tersebut semestinya menjadi acuan bagi pihak fiskus dalam mengembangkan serta
melakukan hal-hal terkait dengan ekstensifikasi perpajakan salah satunya
modernisasi administrasi perpajakan sehingga wajib wajib dalam membayar
tunggakan pajaknya sesuai waktu yang telah ditentukan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang pernah dilakukan oleh Rapina,
Jerry, dan Carolina (2011).
16
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang dikumpulkan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa modernisasi administrasi perpajakan berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor pelayanan Pajak Pratama
Gorontalo. Terlihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari nilai ttabel baik pada taraf
signifikan α sebesar 5%. Nilai pengaruhnya sebesar 25,6%, hal tersebut terlihat
dari koefisien determinasi. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya modernisasi
administrasi perpajakan dalam mencapai penerimaan pajak yang diharapkan oleh
pemerintah semakin meningkat
SARAN
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Perlunya pengembangan dan inovasi atas hal-hal terkait dengan
modernisasi administrasi perpajakan terutama dalam hal e-filling, e-spt, e-
registration, e-reg. Karena sistem ini masih banyak kekurangan, untuk itu
perlunya pengembangan atau pelatihan bagi SDM yang akan melakukan
sosialisasi mengenai modernisasi perpajakan.
2. Perlunya bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo untuk
melakukan hal-hal lain yang bukan hanya terkait dengan tindakan-tindakan
intensifikasi pajak yaitu melalui cara penyempurnaan administrasi pajak,
peningkatan mutu pegawai atau petugas pemungut, penyumpurnaan
undang-undang pajak dan untuk tindakan ekstensifikasi melalui cara
perluasan wajib pajak penyempurnaan tariff perluasan obyek pajak.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengembangkan penelitian,
terutama terkait dengan variabel lain secara teori dapat mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Anggito. 01 Februari 2015 3:16:40 AM. Reformasi Perpajakan Perlu
Dukungan Masyarakat. Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan
Kerjasama Internasional, (Online), (http://www.fiskal.depkeu.go.id/,
diakses 03 februari 2015).
Annual Report. 2007, Modernisasi Administrasi Perpajakan. Direktorat Jenderal
Pajak, (Online), (http://www.pajak.go.id/content/laporan-tahunan-djp-
2007, diakses 03 april 2015).
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementrian Keuangan. Pengelolaan
Sumber Penerimaan Pajak Sebagai Sumber Pendanaan Utama dalam
Pembangunan, (Online),
(http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel, diakses 03 januari
2015).
Diana Sari. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. PT Refika Aditama. Bandung
Fasmi. 2014. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Tingkat
Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak. Jurrnal Akuntansi Multi Paradigma,
Vol.5, No.1 April 2014
Bawazier Fuad. 2011. Reformasi Perpajakan Sebagai Perlindungan Hukum yang
Seimbang Antara Wajib Pajak Dengan Fiskus Sebagai Pelaksanaan
Terhadap Undang-Undang Perpajakan. Jurnal Legislasi Indonesia Vol. 8
No. 1-April 2011
Jatmiko. 2006, Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda,
Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota
Semarang). Tesis Universitas Diponegoro.
Madewing. 2013, Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Makassar Utara. Skripsi Universitas Hasanudin.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara
Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
18
Rapina, Jerry, Yenni Carolina. 2011. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi
Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying), (Online), Vol.III
No.2
Rahayu, Sri dan Lingga Ita. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei atas Wajib Pajak
Badan pada KPP Pratama Bandung ”X”), Vol.1 No.2.
Sofyan, Marcus Taufan. 2005. Pengaruh Sistem Modernisasi Administrasi
Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi.
Tanggerang: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung

More Related Content

What's hot

Tasha qori atussa'diah
Tasha qori atussa'diahTasha qori atussa'diah
Tasha qori atussa'diah
TashaqoriAtussadiah
 
Slide PPT proposal skripsi Nurhayati 12160190 kelas 6 h ak
Slide PPT proposal skripsi Nurhayati 12160190 kelas 6 h akSlide PPT proposal skripsi Nurhayati 12160190 kelas 6 h ak
Slide PPT proposal skripsi Nurhayati 12160190 kelas 6 h ak
NurHayati293
 
Agus supriyono, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut, 2017
Agus supriyono, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut, 2017Agus supriyono, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut, 2017
Agus supriyono, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut, 2017
Agus Supriyono
 
Globalisasi Ekonomi dan Pengaturan Standar Akuntansi Pajak
Globalisasi Ekonomi dan Pengaturan Standar Akuntansi PajakGlobalisasi Ekonomi dan Pengaturan Standar Akuntansi Pajak
Globalisasi Ekonomi dan Pengaturan Standar Akuntansi Pajak
Yogyakarta State University
 
Ppt metlit[1]
Ppt metlit[1]Ppt metlit[1]
Ppt metlit[1]
ayuyuspita
 
Proposal skripsi (Melinda 12160279)
Proposal skripsi (Melinda 12160279)Proposal skripsi (Melinda 12160279)
Proposal skripsi (Melinda 12160279)
MelindaPutri16
 
Materi presentasi tusi djp
Materi presentasi tusi djpMateri presentasi tusi djp
Materi presentasi tusi djpaangfauzan
 
SEQUEL ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
SEQUEL  ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-UndangSEQUEL  ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
SEQUEL ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
Roko Subagya
 
ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...
ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...
ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...
AdindaTasya2
 
Faktor faktor yang mempengaruhi opini dislclaimer BPK-RI
Faktor faktor yang mempengaruhi opini dislclaimer BPK-RIFaktor faktor yang mempengaruhi opini dislclaimer BPK-RI
Faktor faktor yang mempengaruhi opini dislclaimer BPK-RI
Dr. Zar Rdj
 

What's hot (10)

Tasha qori atussa'diah
Tasha qori atussa'diahTasha qori atussa'diah
Tasha qori atussa'diah
 
Slide PPT proposal skripsi Nurhayati 12160190 kelas 6 h ak
Slide PPT proposal skripsi Nurhayati 12160190 kelas 6 h akSlide PPT proposal skripsi Nurhayati 12160190 kelas 6 h ak
Slide PPT proposal skripsi Nurhayati 12160190 kelas 6 h ak
 
Agus supriyono, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut, 2017
Agus supriyono, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut, 2017Agus supriyono, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut, 2017
Agus supriyono, hapzi ali, sistem informasi manajemen, ut, 2017
 
Globalisasi Ekonomi dan Pengaturan Standar Akuntansi Pajak
Globalisasi Ekonomi dan Pengaturan Standar Akuntansi PajakGlobalisasi Ekonomi dan Pengaturan Standar Akuntansi Pajak
Globalisasi Ekonomi dan Pengaturan Standar Akuntansi Pajak
 
Ppt metlit[1]
Ppt metlit[1]Ppt metlit[1]
Ppt metlit[1]
 
Proposal skripsi (Melinda 12160279)
Proposal skripsi (Melinda 12160279)Proposal skripsi (Melinda 12160279)
Proposal skripsi (Melinda 12160279)
 
Materi presentasi tusi djp
Materi presentasi tusi djpMateri presentasi tusi djp
Materi presentasi tusi djp
 
SEQUEL ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
SEQUEL  ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-UndangSEQUEL  ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
SEQUEL ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
 
ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...
ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...
ANALISIS PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DALAM MENINGKATKAN PENER...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi opini dislclaimer BPK-RI
Faktor faktor yang mempengaruhi opini dislclaimer BPK-RIFaktor faktor yang mempengaruhi opini dislclaimer BPK-RI
Faktor faktor yang mempengaruhi opini dislclaimer BPK-RI
 

Viewers also liked

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
STIE Mulia Pratama
 
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
Uofa_Unsada
 
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
Uofa_Unsada
 
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015
Kontribusi dan efektivitas  pad  candra  2015Kontribusi dan efektivitas  pad  candra  2015
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015
candra romanda
 
Kompensasi karyawan
Kompensasi karyawanKompensasi karyawan
Kompensasi karyawan
Eko Mardianto
 
Kesadaran Pajak
Kesadaran PajakKesadaran Pajak
Kesadaran Pajak
Roko Subagya
 
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
Uofa_Unsada
 
Jurnal pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa ...
Jurnal pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa ...Jurnal pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa ...
Jurnal pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa ...
yoan santoso
 
Analisa laporan keuangan & pemeriksaan pajak
Analisa laporan keuangan & pemeriksaan pajakAnalisa laporan keuangan & pemeriksaan pajak
Analisa laporan keuangan & pemeriksaan pajakkafni01@yahoo.co.id
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Trisnadi Wijaya
 

Viewers also liked (11)

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
 
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
 
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
 
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015
Kontribusi dan efektivitas  pad  candra  2015Kontribusi dan efektivitas  pad  candra  2015
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015
 
Kompensasi karyawan
Kompensasi karyawanKompensasi karyawan
Kompensasi karyawan
 
Kesadaran Pajak
Kesadaran PajakKesadaran Pajak
Kesadaran Pajak
 
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
 
Jurnal pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa ...
Jurnal pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa ...Jurnal pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa ...
Jurnal pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pengguna jasa ...
 
Analisa laporan keuangan & pemeriksaan pajak
Analisa laporan keuangan & pemeriksaan pajakAnalisa laporan keuangan & pemeriksaan pajak
Analisa laporan keuangan & pemeriksaan pajak
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
 

Similar to Jurnal Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pratama Gorontalo

iogi2018,+2_Widya+K+Sarunan_Aki.pdf
iogi2018,+2_Widya+K+Sarunan_Aki.pdfiogi2018,+2_Widya+K+Sarunan_Aki.pdf
iogi2018,+2_Widya+K+Sarunan_Aki.pdf
RizkiNurAnnisa
 
JURNAL AKUNTANSI, JURNAL E-BILLING, ACCOUNTING JOURNAL
JURNAL AKUNTANSI, JURNAL E-BILLING, ACCOUNTING JOURNALJURNAL AKUNTANSI, JURNAL E-BILLING, ACCOUNTING JOURNAL
JURNAL AKUNTANSI, JURNAL E-BILLING, ACCOUNTING JOURNAL
Elana Agry Mafitri
 
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdfannualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
iadiputro
 
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajakDampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Puti Rahmiani
 
Implementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RI
Implementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RIImplementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RI
Implementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RI
AzhyqaRereanticaMart
 
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
Researcher Syndicate68
 
Program kerja 2013
Program kerja 2013Program kerja 2013
Program kerja 2013pamuaralabuh
 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
JihanRukkiyael
 
583 770-1-pb
583 770-1-pb583 770-1-pb
583 770-1-pb
Yuswadi Mulya
 
Lap QW 2021-digabungkan.pdf
Lap QW 2021-digabungkan.pdfLap QW 2021-digabungkan.pdf
Lap QW 2021-digabungkan.pdf
AdiWidodo12
 
Otonomi vol13no1jan2013-05. latif helmi
Otonomi vol13no1jan2013-05. latif helmiOtonomi vol13no1jan2013-05. latif helmi
Otonomi vol13no1jan2013-05. latif helmi
AGUS SETIYONO
 
Cover skripsi silvi
Cover skripsi silviCover skripsi silvi
Cover skripsi silvi
cuman Aja
 
ppt metlit desmita
ppt metlit desmitappt metlit desmita
ppt metlit desmita
desmitasiregar1
 
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERH...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERH...PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERH...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERH...
Imam Taufiq HA
 
PPT AMBRULLAH.pptx
PPT AMBRULLAH.pptxPPT AMBRULLAH.pptx
PPT AMBRULLAH.pptx
SengkuniBajoel1
 
PPT PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TER...
PPT PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TER...PPT PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TER...
PPT PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TER...
Ayuyuspita38
 
Penguatan pengawasan internal
Penguatan pengawasan internalPenguatan pengawasan internal
Penguatan pengawasan internal
Sujatmiko Wibowo
 
e-BUDGETING
e-BUDGETINGe-BUDGETING
e-BUDGETING
Nastitya Fionny
 

Similar to Jurnal Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pratama Gorontalo (20)

iogi2018,+2_Widya+K+Sarunan_Aki.pdf
iogi2018,+2_Widya+K+Sarunan_Aki.pdfiogi2018,+2_Widya+K+Sarunan_Aki.pdf
iogi2018,+2_Widya+K+Sarunan_Aki.pdf
 
JURNAL AKUNTANSI, JURNAL E-BILLING, ACCOUNTING JOURNAL
JURNAL AKUNTANSI, JURNAL E-BILLING, ACCOUNTING JOURNALJURNAL AKUNTANSI, JURNAL E-BILLING, ACCOUNTING JOURNAL
JURNAL AKUNTANSI, JURNAL E-BILLING, ACCOUNTING JOURNAL
 
annualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdfannualreporttrbp-2012.pdf
annualreporttrbp-2012.pdf
 
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajakDampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
Dampak e commerce dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak
 
Implementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RI
Implementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RIImplementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RI
Implementasi Sistem Informasi pada Sekretariat Jenderal MPR RI
 
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
 
Program kerja 2013
Program kerja 2013Program kerja 2013
Program kerja 2013
 
Kepuasan wp
Kepuasan wpKepuasan wp
Kepuasan wp
 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
 
Pkl lengkap
Pkl lengkapPkl lengkap
Pkl lengkap
 
583 770-1-pb
583 770-1-pb583 770-1-pb
583 770-1-pb
 
Lap QW 2021-digabungkan.pdf
Lap QW 2021-digabungkan.pdfLap QW 2021-digabungkan.pdf
Lap QW 2021-digabungkan.pdf
 
Otonomi vol13no1jan2013-05. latif helmi
Otonomi vol13no1jan2013-05. latif helmiOtonomi vol13no1jan2013-05. latif helmi
Otonomi vol13no1jan2013-05. latif helmi
 
Cover skripsi silvi
Cover skripsi silviCover skripsi silvi
Cover skripsi silvi
 
ppt metlit desmita
ppt metlit desmitappt metlit desmita
ppt metlit desmita
 
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERH...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERH...PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERH...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERH...
 
PPT AMBRULLAH.pptx
PPT AMBRULLAH.pptxPPT AMBRULLAH.pptx
PPT AMBRULLAH.pptx
 
PPT PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TER...
PPT PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TER...PPT PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TER...
PPT PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TER...
 
Penguatan pengawasan internal
Penguatan pengawasan internalPenguatan pengawasan internal
Penguatan pengawasan internal
 
e-BUDGETING
e-BUDGETINGe-BUDGETING
e-BUDGETING
 

Jurnal Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pratama Gorontalo

  • 1. 1
  • 2. 2 PENGARUH MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA GORONTALO ABDUL RIVAI BOTUTIHE1 , HARTATI TULI2 , NILAWATY YUSUF3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo Abdul Rivai Botutihe. 921 410 068 . 2015. Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo. Skripsi Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo, dibawah bimbingan Ibu Hartati Tuli, SE.Ak, M.Si dan Ibu Nilawaty Yusuf, SE.Ak, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modernisasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan menyebarkan kuesioner. Populasi dalam penelitian sebanyak 8.522 dengan sampel sebanyak 99 orang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling, sementara tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa modernisasi administrasi perpajakan terletak pada kategori baik, hal ini mengindikasikan bahwa modernisasi administrasi perpajakan dirasakan oleh responden telah diterapkan dengan baik oleh fiskus. Pada variabel kepatuhan wajib pajak terletak pada kategori baik, mengindikasikan modernisasi administrasi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor KPP Pratama Gorontalo. Nilai pengaruhnya sebesar 25,6%, hal tersebut terlihat dari koefisien determinasi. Kata kunci: Modernisasi Administrasi, Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak 1 Abdul Rivai Botutihe, Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 2 Hartati Tuli., SE.Ak., M.Si, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 3 Nilawaty Yusuf., SE.Ak., M.Si, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontal
  • 3. 3 PENDAHULUAN Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dimana pemerintah dalam rangka pembiayaan negara yang terbesar, (bppk.kemenkeu.go.id). Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak adalah dengan melakukan reformasi pajak, Reformasi perpajakan di Indonesia telah dilakukan pertama kali pada tahun 1983 dimana saat itu terjadi reformasi atau perubahan sistem mendasar atas pengelolaan perpajakan Indonesia dari sistem official assessment ke sistem self Assessment. Direktorat Jenderal perpajakan menggulirkan reformasi administrasi perpajakan jangka menengah (3-5 tahun). Pada tahun 2002 Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah meluncurkan program perubahan (change program) atau reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat biasa disebut modernisasi (Rahayu, 2009: 120). Tujuan modernisasi yang ingin dicapai adalah meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan produktivitas dan integritas aparat pajak. Untuk mewujudkan itu semua program reformasi administrasi perpajakan perlu dirancang dan dilaksanakan secara menyeluruh dan komperhensif. perubahan-perubahan yang dilakukan meliputi bidang-bidang, struktur organisasi, proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi, manajemen sumber manusia, pelaksanaan good governance (Laporan Tahunan 2007, Direktorat Jenderal Pajak). Salah satu tujuan tersebut menyebutkan tentang kepatuhan pajak yang tinggi, bisa disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak akan meningkat dengan diberlakukannya reformasi administrasi perpajakan. Kepatuhan wajib pajak merupakan suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya, dalam jurnal legislasi Indonesia kepatuhan wajib pajak merupakan hal yang sangat penting dalam administrasi perpajakan yang pada akhirnya bisa menciptakan sistem perpajakan yang baik. Kepatuhan tersebut merupakan bagian dari reformasi perpajakan menuju sistem
  • 4. 4 administrasi perpajakan modern (Fuad, 2011), hal ini dibuktikan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya tentang modernisasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sofyan (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar”, menyimpulkan bahwa sistem administrasi perpajakan modern mempunyai pengaruh besar terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP di lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Wajib Besar. dengan dasar teori Caiden (1991) yang meliputi empat dimensi reformasi administrasi perpajakan, struktur organisasi, porsedur organisasi, strategi organisasi, budaya organisasi Madewing (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makasar Utara”, menyimpulkan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak yang terdiri dari, struktur organisasi, proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi, manajemen sumber daya manusia, pelaksanaan good governance. Dalam penelitian ini, peneliti berlandaskan kebijakan Direktorat Jenderal Pajak dengan program perubahan, (Annual Report, 2007) yang meliputi : 1. Struktur Organisasi 2. Proses Bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi 3. Manajemen Sumber Daya Manusia 4. Pelaksanaan Good Governance Penelitian dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo khususnya pada wajib pajak badan, berbeda dengan peneltian sebelumnya yang dilakukan diluar Propinsi Gorontalo, fenomena yang mendasari penelitian ini menunjukan pemahaman wajib pajak terhadap ketentuan perpajakan sangat rendah baik dari segi struktur organisasi, bisinis proses teknologi informasi dan komunikasi, manajemen sumber daya manusia, pelaksanaan good governance. Upaya sosialisasi yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo
  • 5. 5 belum cukup mendongkrak pemahaman dan kepatuhan wajib pajak. Untuk wilayah Propinsi Gorontalo kepatuhan wajib pajak badan yang menyampaikan SPT dari tahun 2010 sampai 2013 dapat dilihat pada tabel 1: Tabel 1: Data Penyampaian SPT Masa Wajib Pajak Badan Tahun Jumlah Wajib Pajak Badan SPT Masa Wajib Pajak Badan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan 2010 5471 2600 1811 2011 6152 2938 2112 2012 6867 3051 2113 2013 7805 2965 2037 Sumber: KPP Pratama Gorontalo, Tahun 2010-2013 Mengacu pada tabel di atas tingkat kepatuhan wajib pajak badan Propinsi Gorontalo dalam kurun waktu lima tahun masih rendah, pada tahun 2010 sampai dengan 2013 masih banyak yang tidak melaporkan SPT masa. KAJIAN PUSTAKA Semenjak tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah meluncurkan program perubahan (change program) atau reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat biasa disebut Modernisasi. Modernisasi perpajakan pada dasarnya merupakan perwujudan atau bagian dari reformasi perpajakan. Modernisasi perpajakan ini dapat diartikan sebagai penggunaan sarana dan prasarana perpajakan yang baru dengan memanfaatkan perkembangan ilmu dan teknologi. Menurut Diana (2013: 14) untuk mewujudkan program modernisasi administrasi perpajakan perlu dirancang dan dilaksanakan secara menyeluruh. Perubahan-perubahan yang dilakukan meliputi bidang-bidang berikut: 1. Struktur Organisasi Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur organisasi DJP perlu diubah, baik level kantor pusat sebagai pembuat pelaksana implementasi kebijakan. Sebagai langkah pertama, untuk memudahkan Wajib Pajak, ke tiga jenis kantor pajak yang ada, yaitu
  • 6. 6 Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karipka), dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Dengan demikian wajib pajak cukup datang ke satu kantor saja untuk menyelesaikan seluruh masalah perpajakannya. Struktur berbasis fungsi diterapkan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama dengan sistem administrasi modern untuk dapat merealisasikan debirokrasi pelayanan sekaligus melaksanakan pengawasan terhadap wajib pajak untuk lebih berdasarkan analisis resiko. 2. Business Process Teknologi Informasi dan Komunikasi Kunci perbaikan birokrasi yang berbelit-belit adalah perbaikan business process, yang mencakup metode, sistem, dan prosedur kerja. Untuk itu, perbaikan business process merupakan pilar penting program modernisasi DJP, yang diarahkan pada penerapan full automation dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama untuk pekerjaan yang sifatnya klerikal. Diharapkan dengan full automation, akan tercipta suatu business process yang efisien dan efektif karena administrasi menjadi cepat, mudah, akurat, dan paperles, sehiingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak, baik dari segi kualitas maupun waktu. 3. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Departemen keuangan secara keseluruhan telah meluncurkan program reformasi birokrasi sejak akhir tahun 2006. Fokus program reformasi ini adalah perbaikan sistem dan manajemen SDM. Dan direncanakan perubahan yang dilakukan sifatnya lebih menyeluruh. Hal ini perlu mendesak untuk dilakukan, karena disadari bahwa elemen yang terpenting dari suatu sistem organisasi adlah manusianya. Secanggih apapun struktur, sistem, teknologi, informasi, metode dan alur kerja suatu organisasi, semua itu tidak akan dapat berjalan dengan optimal tanpa didukung SDM yang capable dan berintergitas. Harus disadari bahwa yang perlu dan harus diperbaiki sebenarnya adalah sistem dan manajemen SDM, bukan semata-
  • 7. 7 mata melakukan rasionalisasi pegawai, karena sistem yang baik dan terbuka dipercaya akan bisa menghasilkan SDM yang berkualitas. 4. Pelaksanaan Good Governance Elemen terakhir adalah pelaksanaan good governance, yang seringkali dihubungkan dengan integritas pegawai dan institusi. Suatu organisasi berkut sistemnya akan berjalan dengan baik manakala terdapat rambu- rambu yang jelas untuk memandu pelaksanaan tugas dan pekerjaannya, serta yang lebih penting lagi, konsistensi implementasi rambu-rambu tersebut. Menurut Diana (2013: 18) dengan adanya modernisasi ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi wajib pajak sebagai berikut 1. Pelayanan yang lebih baik, terpadu, dan personal, melalui: a. Konsep One Stop Service yang melayani seluruh jenis pajak (PPh, PPn, PBB dan BPHTB) b. Adanya tenaga Account Representative (AR) dengan tugas antara lain: 1. Konsultasi untuk membantu segala permasalahan WP, 2. Mengingatkan Wajib Pajak atas pemenuhan kewajiban perpajakannya, 3. Update atas peraturan perpajakan yang terbaru 2. Penyempurnaan IT secara maksimal: email, e-SPT, e-filing 3. SDM yang profesional a. Ada fit and proper test dan competency mapping b. Pelaksanaan kode etik yang tegas dan konsisten c. Pemberian tunjangan khusus (peningkatan remunerasi) 4. Pemeriksaan yang lebih terbuka dan professional dengan konsep spesialisasi penerapan. Menurut Nurmantu dalam Sofyan (2005), kepatuhan perpajakan didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Terdapat dua macam kepatuhan, yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan. Misalnya
  • 8. 8 ketentuan batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan. Apabila wajib pajak telah melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Tahunan sebelum batas waktu maka dapat dikatakan bahwa wajib pajak telah memenuhi ketentuan formal, akan tetapi isinya belum tentu memenuhi ketentuan material. Kepatuhan material yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan. Wajib pajak yang memenuhi kepatuhan material adalah wajib pajak yang mengisi dengan jujur, lengkap, dan benar Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai ketentuan dan menyampaikannya ke KPP sebelum batas waktu berakhir. Menurut Eliyani dalam Jatmiko (2006), kepatuhan Wajib Pajak didefinisikan sebagai memasukkan dan melaporkan tepat waktu informasi yang diperlukan, mengisi secara benar jumlah pajak terutang dan membayar pajak pada waktunya tanpa tindakan pemaksaan. Ketidakpatuhan timbul kalau salah satu syarat defenisi tidak terpenuhi. Tingkat kepatuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, Pemeriksaan pajak dan tarif pajak. Kesadaran dan kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan juga tergantung pada kemauan wajib pajak, sampai sejauh mana wajib pajak tersebut akan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Menurut Hanggana dalam Fasmi (2014), penelitian tentang kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak belum banyak dilakukan, hal ini disebabkan kesulitan mendapatkan responden. Secara intuitif, dapat diduga tidak seorangpun suka membayar pajak, ketidaksukaan membayar pajak akan dilakukan dengan tidak mentaati peraturan perpajakan, khususnya besarnya pajak yang dibayarkan. Wajib Pajak memiliki naluri alamiah menyembunyikan informasi perilaku ketidakpatuhan mereka dan berusaha menyembunyikan kejahatan perpajakan yang dilakukan kepada siapapun juga.
  • 9. 9 Dalam KUP pasal 17C menegaskan adanya wajib pajak dengan kriteria tertentu. Kriteria inilah yang dijadikan acuan oleh Menteri yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.74/PMK.03/2012 yang mengatur pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak bagi wajib pajak patuh. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.74/PMK.03/2012 Pasal 2, untuk dapat ditetapkan sebagai wajib pajak dengan kriteria tertentu, wajib pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan; b) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengansur atau menunda pembayaran pajak; c) Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; dan d) Tidak pernah dipidana karena melakukan tidak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir. METODE PENELITIAN Objek dari penelitian ini terdiri dari satu variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terkait). Adapun Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah wajib pajak badan yang akan menyampaikan SPT masa maupun tahunan sebelum dan sesudah melaporkan. Berdasarkan data dari KPP Pratama Gorontalo hingga akhir tahun 2014 tercatat sebanyak 8522 wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Gorontalo. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner. Tehnik ini digunakan untuk mengumpul data dengan menyebarkan sejumlah pertanyaan secara tertulis kepada responden yang telah
  • 10. 10 ditetapkan dalam sampel. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah sebagai berikut: Y’= a + bX Dimana: Y = Kepatuhan Wajib Pajak a = Konstanta b = Koefisien Regresi X = Modernisasi Administrasi Perpajakan Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. Untuk menguji hipotesis, digunakan pengujian yakni Uji F, Uji T dan Koefisien Determinasi. HASIL PENELITIAN Jumlah responden yang menjadi subjek penelitian sebanyak 99 responden yang memenuhi standar sampel penelitian. Rincian pengiriman dan pengembalian kuisioner (response rate) disajikan pada tabel 2: Tabel 2 : Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuisioner Keterangan Jumlah Kuisioner yang disebar 105 Kuisioner yang kembali 105 Kuisioner yang dapat digunakan 84 Kuisioner yang tidak kembali 0 Tingkat pengembalian yang digunakan (84/105 x 100%) 80% Sumber: Olahan, 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengembalian kuisioner (response rate) dan dapat digunakan (respon use) sebesar 80%, dihitung dari presentase jumlah kuisioner yang kembali yang dapat digunakan (84 kuisioner) dibagi total yang dikirim (105 kuisioner). Setelah data penelitian berhasil dikumpulkan maka selanjutnya akan dilakukan proses analisis data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Salah satu analisis yang dilakukan adalah analisis desktriptif
  • 11. 11 yang bertujuan untuk melihat gambaran awal mengenai obyek/variabel yang diteliti. Masing-masing pernyataan kuisioner variabel X dan Y akan dikategorikan berdasarkan kriteria rentang klasifikasi. Menurut Sugiyono (2012) kriteria interpretasi skor berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan dengan skor maksimum setiap kuisioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1 maka dapat diketahui rentang skala adalah dengan mengalikan skor tertinggi dengan jumlah responden dan mengalikan skor terendah dengan jumlah responden jumlah responden. Diketahui repsonden dalam penelitian ini sebanyak 84 orang dengan nilai skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 sehingga perhitungan rentang skala. Skor tertinggi = 5 X 84 = 420 dan skor terendah =1 X 84 = 84 sehingga rentang skala dapat dihitung 420-84/5 = 67,2. Sehingga berdasarkan rentang skala tersebut dibuat penilaian (mengacu pada Narimawati, 2007: 85). Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur pengaruh penerapan modernisasi administrasi perpajakan dalam penelitian ini sebanyak 10 pernyataan. Dalam pengujian validitas, pernyataan dikatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel. Nilai rtabel didapatkan dari tabel rtabel dimana n=25 dan tingkat signifikan 5% maka nilai rtabel sebesar 0,3961. Dengan demikian dari 10 pernyataan yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari variabel modernisasi administrasi perpajakan, semua pernyataan telah memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel 0,3961 sehingga dikatakan memenuhi uji validitas dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini sebanyak 6 pernyataan. Dalam pengujian validitas, pernyataan dikatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel. Nilai rtabel didapatkan dari tabel dimana n=25 dan tingkat signifikan 5% maka nilai rtabel sebesar 0,3961. Dengan demikian dari 6 pernyataan yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari variabel Kepatuhan Wajib Pajak, semua pernyataan telah memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel 0,3961 sehingga dikatakan memenuhi uji validitas dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian.
  • 12. 12 Hasil analisis regresi sederhana. Hasil analisis dengan bantuan program SPSS disajikan pada tabel 3: Tabel 3: Hasil Analisis Regresi Mengacu pada hasil analisis di atas, maka regresi linear sederhana yang bangun adalah: Ŷ = 7,618 + 0,333X Kepatuhan WP = 7,618 + 0,333 Modernisasi administrasi perpajakan Berdasarkan model persamaan regresi tersebut, dapat diinterpretasikan hal-hal sebagai berikut: a. Nilai konstanta sebesar 7,618 menunjukan Jika tidak terdapat pengaruh dari variabel Modernisasi Administrasi Perpajakan, maka rata-rata nilai dari variabel Kepatuhan Wajib Pajak pada Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo adalah sebesar 7,618 satuan. b. Nilai koefisien regresi variabel X (Modernisasi Administrasi Perpajakan), menunjukan setiap perubahan variabel Modernisasi Aministrasi Perpajakan sebesar 1 satuan akan mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,333 kali satuan. c. Nilai Koefisien regresi dengan arah postif menunjukan terdapat pengaruh yang positif Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo.
  • 13. 13 Setelah diperoleh model persamaan regresi, maka langkah selanjutnya melakukan pengujian hipotesis, yang hasilnya pengujian dapat dilihat pada tabel 4 Tabel 4 : Hasil Uji Hipotesis Hasil analisis pada tabel 4 menunjukan bahwa nilai t-hitung untuk variabel Modernisasi Administrasi Perpajakan diperoleh sebesar 5,309, sedangkan nilai t- tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas n-k-1 =84-1-1= 82 sebesar 1,989 (pengujian dilakukan dengan metode 2 pihak didasarkan pada hipotesis yang dibangun). Jika kedua nilai t ini dibandingkan maka nilai t-hitung masih lebih besar dibandingkan dengan nilai t-tabel (5,309>1,989) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya signifikan. Selain itu apabila kita membandingkan nilai signifikan (Pvalue), maka dapat dilihat bahwa nilai Pvalue (0,000) dari pengujian ini lebih kecil dari 0.05. Dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo. PEMBAHASAN Penerapan modernisasi perpajakan telah mulai dicanangkan oleh pihak Dirjen Pajak dalam rangka meningkatkan pendapatan negara melalui perpajakan. Cara ini merupakan suatu langkah konkrit yang dapat memudahkan pihak wajib pajak dalam melakukan pembayaran, dengan adanya kemudahan tersebut tentunya akan berdampak pada kesadaran dalam membayar pajak. Hasil pengujian deksriptif menemukan bahwa modernisasi perpajakan terletak pada kriteria yang baik dengan skor 77,5%. Hasil ini tentunya menggambarkan bahwa modernisasi yang telah dilakukan oleh pihak fiskus mendapat respon positif bagi wajib pajak terutama wajib pajak badan.
  • 14. 14 Meskipun terletak pada kriteria yang baik, namun masih ada hal-hal yang perlu dibenahi yang berdasarkan pada statsitik deskriptif ditemukan item tersebut memiliki banyak jawaban tidak setuju dan ragu-ragu sehingga berdampak pada skor yang rendah. Hal tersebut terkait dengan pengembangan SDM terutama pihak fiskus, direktorat jenderal pajak dapat menerapkan kebijakan “right man in the right place”, di mana seorang pegawai dapat menempati suatu jabatan yang tepat sesuai dengan keahliannya, dan sebaiknya suatu jabatan diisi oleh pegawai yang tepat sesuai dengan standar kompetensinya. Perlunya pengembangan dan inovasi atas hal-hal terkait dengan modernisasi perpajakan terutama dalam hal e- filling, e-spt, e-registration, e-reg. Karena sistem ini masih banyak kekurangan, untuk itu perlunya pengembangan atau pelatihan bagi SDM yang akan melakukan sosialisasi mengenai modernisasi administrasi perpajakan. Sebagaimana telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa modernisasi administrasi perpajakan dapat berdampak pada meningkatnya kepatuhan wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak. Sebagaimana menurut Rahayu dan Lingga (2009) bahwa konsep modernisasi administrasi perpajakan pada prinsipnya adalah merupakan perubahan pada sistem administrasi perpajakan yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku aparat serta tata nilai organisasi sehingga dapat menjadikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi suatu institusi yang profesional dengan citra yang baik di masyarakat. Program reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dalam penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus antara lain struktur organisasi yang dirancang berdasarkan fungsi tidak lagi menurut seksi-seksi berdasarkan jenis pajak, perbaikan pelayanan bagi setiap Wajib Pajak melalui pembentukan account representative dan compliant center untuk menampung keberatan Wajib Pajak. Kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sebagaimana hasil pengujian deskriptif ditemukan bahwa nilai skor untuk kepatuhan wajib pajak yakni sebesar 76,9%. Nilai ini terletak pada kriteria yang baik. Hal tersebut berarti bahwa masyarakat
  • 15. 15 yang merupakan wajib pajak meyakini bahwa mereka dalam hal perpajakan telah patuh atas aturan-aturan perpajakan yang telah ditetapkan. Meskipun terletak pada kriteria yang baik, namun dapat dilihat masih banyaknya jawaban tidak setuju dan ragu-ragu yang berrati masih adanya hal-hal yang harus dibenahi. Aspek tersebut mengenai yakni mengenai tunggakan perpajakan, Perlunya bagi wajib pajak untuk melakukan hal-hal lain yang bukan hanya terkait dengan tindakan-tindakan intensifikasi pajak yaitu melalui cara penyempurnaan administrasi pajak, peningkatan mutu pegawai atau petugas pemungut, penyumpurnaan undang- undang pajak dan untuk tindakan ekstensifikasi melalui cara perluasan wajib pajak penyempurnaan tariff perluasan obyek pajak. Hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa nila thitung lebih besar dari nilai ttabel sehingga dapat disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 5%) ditemukan bahwa Modernisasi Administrasi Perpajakan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo. Pengaruh positif menunjukan bahwa apabila terjadi peningkatan pada modernisasi administrasi perpajakan, akan berdampak pada semakin patuhnya responden atau wajib pajak tersebut. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi ditemukan bahwa besaran pengaruh dari Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 25,6%. Nilai ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang cukup besar dari Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Gorontalo. Hal tersebut semestinya menjadi acuan bagi pihak fiskus dalam mengembangkan serta melakukan hal-hal terkait dengan ekstensifikasi perpajakan salah satunya modernisasi administrasi perpajakan sehingga wajib wajib dalam membayar tunggakan pajaknya sesuai waktu yang telah ditentukan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang pernah dilakukan oleh Rapina, Jerry, dan Carolina (2011).
  • 16. 16 SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang dikumpulkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa modernisasi administrasi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor pelayanan Pajak Pratama Gorontalo. Terlihat dari nilai t hitung yang lebih besar dari nilai ttabel baik pada taraf signifikan α sebesar 5%. Nilai pengaruhnya sebesar 25,6%, hal tersebut terlihat dari koefisien determinasi. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya modernisasi administrasi perpajakan dalam mencapai penerimaan pajak yang diharapkan oleh pemerintah semakin meningkat SARAN Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Perlunya pengembangan dan inovasi atas hal-hal terkait dengan modernisasi administrasi perpajakan terutama dalam hal e-filling, e-spt, e- registration, e-reg. Karena sistem ini masih banyak kekurangan, untuk itu perlunya pengembangan atau pelatihan bagi SDM yang akan melakukan sosialisasi mengenai modernisasi perpajakan. 2. Perlunya bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo untuk melakukan hal-hal lain yang bukan hanya terkait dengan tindakan-tindakan intensifikasi pajak yaitu melalui cara penyempurnaan administrasi pajak, peningkatan mutu pegawai atau petugas pemungut, penyumpurnaan undang-undang pajak dan untuk tindakan ekstensifikasi melalui cara perluasan wajib pajak penyempurnaan tariff perluasan obyek pajak. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengembangkan penelitian, terutama terkait dengan variabel lain secara teori dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Anggito. 01 Februari 2015 3:16:40 AM. Reformasi Perpajakan Perlu Dukungan Masyarakat. Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan Kerjasama Internasional, (Online), (http://www.fiskal.depkeu.go.id/, diakses 03 februari 2015). Annual Report. 2007, Modernisasi Administrasi Perpajakan. Direktorat Jenderal Pajak, (Online), (http://www.pajak.go.id/content/laporan-tahunan-djp- 2007, diakses 03 april 2015). Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementrian Keuangan. Pengelolaan Sumber Penerimaan Pajak Sebagai Sumber Pendanaan Utama dalam Pembangunan, (Online), (http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel, diakses 03 januari 2015). Diana Sari. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. PT Refika Aditama. Bandung Fasmi. 2014. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak. Jurrnal Akuntansi Multi Paradigma, Vol.5, No.1 April 2014 Bawazier Fuad. 2011. Reformasi Perpajakan Sebagai Perlindungan Hukum yang Seimbang Antara Wajib Pajak Dengan Fiskus Sebagai Pelaksanaan Terhadap Undang-Undang Perpajakan. Jurnal Legislasi Indonesia Vol. 8 No. 1-April 2011 Jatmiko. 2006, Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang). Tesis Universitas Diponegoro. Madewing. 2013, Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Skripsi Universitas Hasanudin. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
  • 18. 18 Rapina, Jerry, Yenni Carolina. 2011. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying), (Online), Vol.III No.2 Rahayu, Sri dan Lingga Ita. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei atas Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Bandung ”X”), Vol.1 No.2. Sofyan, Marcus Taufan. 2005. Pengaruh Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi. Tanggerang: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung