Dosis pupuk kelapa sawit yang perlu diketahui oleh petani
1. Dosis Pupuk Kelapa Sawit yang Perlu Diketahui
oleh Petani
Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang sangat penting di Indonesia, karena merupakan
salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.
Produktivitas kelapa sawit sama dengan komoditas-komoditas lainnya tentu saja juga dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti varietas bibit, jenis tanah, dan unsur hara.
Tentunya petani harus mengetahui dan menguasai bidang pemupukan karena pengetahuan mengenai
pemupukan akan meningkatkan ketepatan dalam pengaplikasian pupuk.
agrofarm.com
Baca juga: Pembangkit Listrik Biogas dari Limbah Sawit
Berikut adalah unsur-unsur yang esensial untuk kelapa sawit :
Nitrogen
Kelapa sawit memerlukan unsur N (nitrogen) dalam jumlah banyak karena unsur nitrogen merupakan
unsur hara makro esensial.
2. Nitrogen berperan dalam merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan baik akar, batang atau
daunnya. Dengan pengaplikasian nitrogen, pertumbuhan vegetatif tanaman akan menjadi lebih cepat.
Defisiensi nitrogen dapat menghambat pertumbuhan kelapa sawit dan menyebabkan daun berwarna
pucat kekuningan. Sumber unsur N antara lain ZA dan urea.
Phospor
Unsur P (phospor) juga merupakan unsur makro esensial sehingga dibutuhkan oleh tanaman dalam
jumlah banyak.
Phospor berperan dalam merangsang pertumbuhan akar, mempercepat pembungaan dan merupakan
bahan mentah dalam pembentukan protein tertentu.
Kekurangan unsur P menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan daun tanaman berubah warna menjadi
keunguan. Sumber unsur P antara lain pupuk TSP, pupuk SP-18, pupuk SP-36 dan Rock Phosphat.
Kalium
Secara umum, kalium berperan dalam pembentukan karbohidrat dan protein pada tanaman.
Pada kelapa sawit, kalium berperan dalam penyusunan minyak dan mempengaruhi ukuran tandan.
Kekurangan kalium menyebabkan timbulnya bercak-bercak transparan pada daun tua sehingga daun
rentan mengering. Sumber kalium adalah pupuk KCl.
Magnesium
Unsur magnesium atau Mg dibutuhkan kelapa sawit dalam jumlah banyak. Magnesium berperan dalam
proses fotosintesis.
Defisiensi Mg dapat menyebabkan ujung daun kelapa sawit menguning saat terpapar sinar matahari,
namun daun yang tidak terpapar sinar matahari tidak menunjukkan gejala demikian.
Sumber unsur Mg antara lain adalah dolomit dan kieserit.
Tembaga
Unsur tembaga atau Cu merupakan unsur hara mikro esensial yang berarti unsur ini diperlukan atau
harus ada meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit.
Unsur Cu berperan dalam pembentukan klorofil (zat hijau daun) dan mempercepat proses fisiologi
tanaman. Tanaman yang kekurangan unsur Cu akan menunjukkan gejala kekeringan kemudian mati.
Secara umum, kelapa sawit yang kekurangan unsur Cu dibudidayakan pada lahan gambut. Sumber
unsur Cu adalah CuSO4.
Boron
Boron merupakan unsur mikro sehingga diperlukan dalam jumlah sedikit. Peran unsur boron bagi
kelapa sawit adalah sebagai penyusun karbohidrat, gula, protein dan perkembangan ujung dan anak
daun.
Gejala defisiensi boron pada tanaman kelapa sawit adalah munculnya daun pancing, yaitu daun yang
kecil dan berbentuk seperti sirip ikan. Sumber unsur boron adalah Borak.
Zink
Peran unsur zink bagi kelapa sawit adalah menunjang pembentukan hormon pertumbuhan dan dalam
enzimatis.
3. Unsur zink merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun kekurangan
unsur ini dapat mematikan jaringan tanaman.
Kekurangan zink banyak terjadi pada kelapa sawit yang di tanam di lahan gambut
Karena umumnya kelapa sawit di Indonesia dibudidayakan di tanah podsolik, sehingga dosis pupuk
yang dianjurkan pun disesuaikan dengan tanah tersebut.
Pemupukan kelapa sawit dilakukan berdasarkan pada masa produktifnya yang dibagi dua yaitu TBM
(tanaman belum menghasilkan) dan TM (tanaman menghasilkan).
Dosis Pupuk Kelapa Sawit
1. Dosis dan Jenis Pupuk untuk Kelapa Sawit TBM pada Tanah Podsolik
Keterangan
*Jika yang tersedia hanya Urea, maka ZA (21%N) diganti ke Urea (46% N), maka konversinya: 21/45
= 0,47. Jika petani memiliki Urea, maka dosis ZA dikalikan 0,47. Misa l: umur 1 bulan perlu Urea 0,1
x 0,47 = 0,047 kg/pohon Urea atau 1/2 ons/pohon Urea. Jadi kebutuhan Urea lebih sedikit
dibandingkan ZA, karena kadar N pupuk Urea lebih tinggi dari kadar N pupuk ZA.
** Jika petani mempunyai pupuk SP-36, maka dapat digunakan sesuai RP (Rock Phospat) dengan
catatan kandungan P2O5 sama-sama 36%. Tetapi jika yang tersedia pupuk SP-18, maka dosis RP
harus dikalikan (36/18) = 2. Sehingga jika kebutuhan RP lobang tanam 0,5 maka dikalikan 2 atau 0,5
x 2 = 1 kg. Jadi untuk SP-18 diperlukan dosis 1 kg/pohon.
*** MOP dapat digunakan sama dengan dengan pupuk KCl dengan kadar K2O 60%.
Jika memiliki dolomit (MgO 18%) dan tidak memiliki Kieserit (MgO 25%), maka aplikasi dolomit
sebesar kiserit harus dikalikan 25/18 = 1,4. Contoh umur sawit 8 bulan memerlukan dolomit sebesar
0,25 x 1,4 = 0,35 kg/pohon.
Baca juga: Oversupply Sawit, Mampukah Indonesia Bertahan?
2. Dosis dan Jenis Pupuk untuk Kelapa Sawit TBM di Tanah Aluvial
4. 3. Dosis dan Jenis Pupuk Kelapa Sawit TBM di Tanah Entisol
4. Dosis dan Jenis Pupuk Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan di Tanah Mineral (bukan
gambut)
5. Keterangan :
* Jika tersedia pupuk SP-18, dosis pupuk SP-36 harus dikali dengan 2 yang berasal dari (36/18).
5. Dosis dan Jenis Pupuk Tanaman Menghasilkan di Tanah Gambut
Keterangan :
* Jika tersedia pupuk SP-18, dosis pupuk SP-36 harus dikali dengan 2 yang berasal dari (36/18).
Itulah informasi mengenai dosis pupuk kelapa sawit yang harus diketahui oleh petani. Semoga
informasi yang diberikan bermanfaat ya sobat PTD!