SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
MANAJEMEN RENCANA PREVENTIF , ANTISIPATIF
DAN MITIGASI BENCANA
B A D A N L I N G K U N G A N H I D U P , P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N
K A B U P A T E N S A M O S I R , P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A
Sebuah inspirasi yang dituangkan ke dalam tulisan dan digunakan sebagai referensi pribadi . Semoga bermanfaat.
O L E H :
H E L M U T T O D O T U A S I M A M O R A , M . S I
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
INDONESIA RAWAN BENCANA
1. Indonesia memang rawan bencana. Hal ini terkait dengan
posisi Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng
tektonik, yakni Aurasia, Indo-Australia dan Lempeng
Pasifik. Sebanyak 80% dari wilayah Indonesia, terletak di
lempeng Aurasia, yang meliputi Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Banda.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
2. Lempeng benua ini hidup, Lempeng Indo-Australia
misalnya menumbuk lempeng Aurasia sejauh 7 cm per
tahun. Atau Lempeng Pasifik yang bergeser secara relatif
terhadap lempeng Aurasia sejauh 11 cm per tahun. Dari
pergeseran itu, muncullah rangkaian gunung, termasuk
gunung berapi Toba. Jika ada tumbukan, lempeng lautan
yang mengandung lapisan sedimen menyusup di
bawahnya lempeng benua. Proses ini lantas dinamakan
subduksi atau penyusupan.
INDONESIA RAWAN BENCANA
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
DEFINISI BENCANA
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
PENANGGULANGAN BENCANA
DALAM SITUASI TIDAK TERJADI BENCANA
1. Perencanaan penanggulangan bencana.
2. Pengurangan risiko bencana.
3. Pencegahan.
4. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan.
5. Persyaratan analisis risiko bencana.
6. Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang.
7. Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
PENYEBAB BENCANA ALAM
Bencana alam seakan tidak henti-hentinya menimpa Indonesia,
sehingga sudah tidak asing lagi bagi kita jika mendengar
terjadinya peristiwa gempa bumi, tsunami, letusan gunung
berapi, banjir, kekeringan, longsor, dan lain-lain.
Wilayah Indonesia, termasuk daerah rawan terjadinya bencana,
terutama bencana alam geologi, yang disebabkan karena posisi
Indonesia yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng
tektonik di dunia yaitu: Lempeng Australia di selatan, Lempeng
Euro-Asia di bagian barat dan Lempeng Samudra Pasifik di
bagian timur, yang dapat menunjang terjadinya sejumlah
bencana,
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
 Berdasarkan posisinya tersebut, maka hampir di seluruh
Indonesia kecuali daerah Kalimantan yang relatif stabil,
kejadian bencana akan sangat mungkin terjadi setiap
saat dan sangat sukar diperkirakan kapan dan dimana
persisnya bencana tersebut akan terjadi.
 Pulau Sumatera terutama Sumatera Utara khususnya
Pulau Samosir termasuk daerah rawan terjadinya
bencana seperti halnya daerah lain di Indonesia,karena
di wilayah ini selain kondisi geologinya menunjang
terjadinya sejumlah bencana, juga banyak terdapat
gunung berapi yang masih aktif.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
GAMBAR 1. WILAYAH GEMPA INDONESIA
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
PERTANYAAN DASAR FENOMENA MITIGASI BENCANA
 Peristiwa bencana tersebut tidak mungkin dihindari, tetapi yang
dapat kita dilakukan adalah memperkecil terjadinya korban jiwa,
harta maupun lingkungan. Banyaknya korban jiwa maupun
harta benda dalam peristiwa bencana yang selama ini terjadi,
lebih sering disebabkan kurangnya kesadaran dan pemahaman
pemerintah maupun masyarakat terhadap potensi kerentanan
bencana serta upaya mitigasinya.
Mengamati fenomena-fenomena di atas, pertanyaan mendasar
yang muncul adalah :
1. apakah kita yang hidup di wilayah rawan bencana alam harus
selalu mendapatkan kerugian yang besar, dalam hal korban
jiwa maupun harta benda, dalam setiap kejadian bencana?
2. Apakah pembangunan yang ada justru makin memperparah
dampak bencana akibat tidak diperhatikannya kaidah-kaidah
kebencanaan dalam pelaksanaan pembangunan?
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
 Pembangunan semestinya bukanlah proses modernisasi
saja tetapi harus juga memperhatikan peningkatan
kualitas hidup dari berbagai aspek seperti ekonomi,
sosial dan lingkungan yang harus dijalankan dalam
pelaksanaan pembangunan secara seimbang,
diantaranya dengan memperhatikan kaidah-kaidah
kebencanaan dalam pelaksanaan pembangunan.
 Bagi kita yang hidup di daerah rawan bencana, sudah
seharusnya memiliki kebijakan, strategi,perencanaan
atau program-program yang dilakukan sebagai upaya
meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
MITIGASI BENCANA
 Mitigasi Bencana
 Kegiatan-kegiatan pada tahap pra bencana erat kaitannya dengan istilah mitigasi
bencana yang merupakan upaya untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan
oleh bencana.
 Mitigasi bencana mencakup antara lain :
1. perencanaan dan
2. pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko-resiko dampak dari
suatu bencana yang dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan
dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang.
Upaya mitigasi dapat dilakukan dalam bentuk mitigasi struktur dengan
memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana,
seperti membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk menahan
serta memperkokoh struktur ataupunmembangun struktur bangunan penahan
longsor, penahan dinding pantai, dan lain-lain. Selain itu upaya mitigasi juga dapat
dilakukan dalam bentuk non struktural, diantaranya seperti menghindari
wilayah bencana dengan cara membangun menjauhi lokasi bencana yang dapat
diketahui melalui perencanaan tata ruang dan wilayah serta dengan
memberdayakan masyarakat dan pemerintah daerah.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
TEORI MITIGASI BENCANA
YANG EFEKTIF
 Mitigasi Bencana yang Efektif
Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki tiga unsur utama, yaitu
penilaian bahaya, peringatan dan persiapan.
1. Penilaian bahaya (hazard assestment); diperlukan untuk
mengidentifikasi populasi dan aset yang terancam, serta tingkat
ancaman. Penilaian ini memerlukan pengetahuan tentang karakteristik
sumber bencana, probabilitas kejadian bencana, serta data kejadian
bencana di masa lalu. Tahapan ini menghasilkan Peta Potensi Bencana
yang sangat penting untuk merancang kedua unsur mitigasi lainnya;
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
2. Peringatan (warning); diperlukan untuk memberi peringatan
kepada masyarakat tentang bencana yang akan mengancam
(seperti bahaya tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi,
aliran lahar akibat letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir
bandang, dsb). Sistem peringatan didasarkan pada data bencana
yang terjadi sebagai peringatan dini serta menggunakan
berbagai saluran komunikasi untuk memberikan pesan kepada
pihak yang berwenang maupun masyarakat.
Peringatan
 Peringatan terhadap bencana yang akan mengancam harus
dapat dilakukan secara cepat, tepat dan dipercaya.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
3. Persiapan (preparedness). Kegiatan kategori ini tergantung kepada
unsur mitigasi sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), yang
membutuhkan pengetahuan tentang daerah yang kemungkinan
terkena bencana dan pengetahuan tentang sistem peringatan untuk
mengetahui kapan harus melakukan evakuasi dan kapan saatnya
kembali ketika situasi telah aman.
Tingkat kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah dan
pemahamannya sangat penting pada tahapan ini untuk dapat
menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi
dampak akibat bencana.
Selain itu jenis persiapan lainnya adalah perencanaan tata ruang yang
menempatkan lokasi fasilitas umum dan fasilitas sosial di luar zona
bahaya bencana (mitigasi non struktur), serta usaha-usaha keteknikan
untuk membangun struktur yang aman terhadap bencana dan
melindungi struktur akan bencana (mitigasi struktur).
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
HAL-HAL PRINSIP
DALAM MITIGASI BENCANA
Hal yang perlu dipersiapkan, diperhatikan dan dilakukan bersama-sama
oleh pemerintahan, swasta maupun masyarakat dalam mitigasi
bencana, antara lain:
1. Kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan kebencanaan atau
mendukung usaha preventif kebencanaan seperti kebijakan tataguna
tanah agar tidak membangun di lokasi yang rawan bencana;
2. Kelembagaan pemerintah yang menangani kebencanaan, yang
kegiatannya mulai dari :
a. identifikasi daerah rawan bencana,
b. penghitungan perkiraan dampak yang ditimbulkan oleh bencana,
perencanaan penanggulangan bencana, hingga penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif kebencanaan;
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
HAL-HAL PRINSIP
DALAM MITIGASI BENCANA
3. Indentifikasi lembaga-lembaga yang muncul dari inisiatif
masyarakat yang sifatnya menangani kebencanaan, agar dapat
terwujud koordinasi kerja yang baik;
4. Pelaksanaan program atau tindakan ril dari pemerintah yang
merupakan pelaksanaan dari kebijakan yang ada, yang bersifat
preventif kebencanaan;
5. Meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang ciri-ciri
alam setempat yang memberikan indikasi akan adanya ancaman
bencana.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
YANG HARUS DIBUTUHKAN DAN MENDESAK UNTUK
DILAKSANAKAN
Penyusunan :
1. Kebijakan Mitigasi Bencana yang mengatur tentang
pengelolaan kebencanaan atau mendukung usaha preventif
kebencanaan seperti kebijakan tataguna tanah agar tidak
membangun di lokasi yang rawan bencana;
2. Identifikasi daerah rawan bencana;
Penelitian dan Diskusi :
1. Penelitian berkaitan dengan penghitungan perkiraan dampak
yang ditimbulkan oleh bencana;
2. Penelitian tentang perencanaan penanggulangan bencana,
hingga penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya
preventif kebencanaan;
3. Pembentukan Siaga Tangguh Desa;
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
YANG HARUS DIBUTUHKAN DAN MENDESAK UNTUK
DILAKSANAKAN
4. Pelaksanaan teknis melalui Diskusi Ilmiah yang dihadiri oleh :
Bupati, DPRD (dalam hal ini Kab. Samosir) dan SKPD terkait
bersama dengan tim Tenaga Ahli Geoteknologi tentang Kebijakan
Mitigasi untuk mengkaji yang bersifat preventif kebencanaan;
5. Pembuatan Peta Potensi/Rawan Bencana;
6. Pengadaan Alat Bantu modern di dalam Identifikasi Peringatan Dini
dengan sensitivitas tinggi, antara lain : kebakaran hutan yang
terjadi secara alami karena kemarau panjang, gempa bumi, aliran
lahar akibat letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir bandang,
dsb yang dipasang dalam bentuk fisik ditempatkan di setiap lokasi
Rawan Bencana.
7. Anggaran Kegiatan dibebankan pada APBD (dalam hal ini Kab.
Samosir).
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
DASAR PERUMUSAN KRITERIA (MAKRO) DALAM
PENETAPAN KAWASAN RAWAN BENCANA LONGSOR
1. Kondisi kemiringan lereng dari 15 % hingga 70 %.
2. Tingkat curah hujan rata-rata tinggi ( > 2500 mm/tahun).
3. Kondisi tanah, lereng tersusun oleh tanah penutup tebal (> 2
meter).
4. Struktur batuan tersusun dengan bidang diskontinuitas atau
struktur retakan.
5. Daerah yang dilalui struktur patahan (sesar).
6. Adanya gerakan tanah; dan/atau
7. Jenis tutupan lahan/vegetasi (jenis tumbuhan, bentuk tajuk, dan
sifat pemekaran).
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
KLASIFIKASI TIPE ZONA BERPOTENSI LONGSOR
a. Zona Tipe A
1. Lereng (gunung,pegunungan, bukit, perbukitan dan tebing sungai).
2. Kemiringan lereng > 40 %.
3. Ketinggian > 2000 mdpl.
4. Curah hujan yang tinggi (70 mm/jam atau 100 mm/hari, >2500
mm/tahun, berkisar 70 mm/jam tetapi berlangsung terus-menerus
selama lebih 2 (dua) jam hingga beberapa hari.
5. Gerakan tanah sebesar 2 m s.d 25 m / menit.
6. Jenis batuan dasarnya : andesit, tuf, napal dan batu lempung.
b. Zona Tipe B
1. Daerah kaki (gunung,pegunungan, bukit, perbukitan dan tebing sungai).
2. Kemiringan lereng 21 % - 40 %.
3. Ketinggian 500 mdpl – 2000 mdpl.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
KLASIFIKASI TIPE ZONA BERPOTENSI LONGSOR
b. Zona Tipe B
4. Curah hujan yang tinggi (70 mm/jam atau 100 mm/hari, >2500
mm/tahun.
5. Kawasan yang rawan terhadap gempa.
6. Sering muncul rembesan air atau mata air pada lereng, terutama
pada bidang kontak antara batuan kedap air dengan lapisan tanah
yang lebih permeable.
7. Vegetasi terbentuk dari tumbuhan berdaun jarum dan berakar
serabut.
8. Lereng pada daerah yang rawan terhadap rawan gempa.
9. Kerapatan gerakan tanah berkisar 2 (dua) meter/hari.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
KLASIFIKASI TIPE ZONA BERPOTENSI LONGSOR
Zona Tipe B
10. Pencetakan kolam yang mengakibatkan perembesan air ke dalam
lereng.
11. Pembangunan konstruksi dengan beban yang terlalu berat.
12. Sistem drainase yang tidak memadai.
c. Zona Tipe C.
1. Pada daerah dataran (tinggi, rendah, dataran), tebing sungai, dan
lembah sungai.
2. Kemiringan lereng berkisar 0 % - 20 %.
3. Ketinggian 0 mdpl – 500 mdpl.
4. Curah hujan yang tinggi (70 mm/jam atau 100 mm/hari, >2500
mm/tahun.
5. Kawasan yang rawan terhadap gempa.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
KLASIFIKASI TIPE ZONA BERPOTENSI LONGSOR
Zona Tipe C
6. Sering muncul rembesan air atau mata air pada lereng, terutama
pada bidang kontak antara batuan kedap air dengan lapisan tanah
yang lebih permeable.
7. Vegetasi terbentuk dari tumbuhan berdaun jarum dan berakar
serabut.
8. Lereng pada daerah yang rawan terhadap rawan gempa.
9. Kerapatan gerakan tanah berkisar 2 (dua) meter/hari yang
mengakibatkan retakan dan amblesan tanah.
10. Pencetakan kolam yang mengakibatkan perembesan air ke dalam
lereng.
11. Pembangunan konstruksi dengan beban yang terlalu berat.
12. Sistem drainase yang tidak memadai.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
PENANAMAN VEGETASI DENGAN JENIS
DAN POLA TANAM YANG TEPAT
1. Jenis tanaman yang disarankan pada kawasan rawan bencana
longsor : Akasia, pinus, mahoni, hohar, jati, kemiri, dan damar serta
di daerah berlereng curam di lembah dapat ditanami bambu.
2. Pola penanaman yang dapat dikembangkan pada daerah lereng
pegunungan dan tebing yaitu : tanaman berakar dalam, bertajuk
ringan, cabang mudah tumbuh dan mudah dipangkas.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
14 (EMPAT BELAS) FAKTOR PENDORONG YANG DAPAT
MENYEBABKAN LONGSOR
1. Curah hujan yang tinggi.
2. Lereng yang terjal.
3. Lapisan tanah yang kurang padat dan tebal.
4. Jenis batuan (litologi) yang kurang kuat.
5. Jenis tanaman dan pola tanam yang tidak mendukung
penguatan lereng.
6. Getaran yang kuat (peralatan berat, mesin pabrik,
kenderaan bermotor);
7. Susutnya muka air danau/bendungan.
8. Beban tambahan seperti konstruksi bangunan dan
kenderaan angkutan.
MANAJEMEN PRAKIRAAN CURAH HUJAN
TERHADAP POTENSI BENCANA TANAH LONGSOR DAN BANJIR
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
9. Terjadinya pengikisan tanah atau erosi.
10. Adanya material timbunan pada tebing.
11. Bekas longsoran lama yang tidak segera
ditangani.
12. Adanya bidang diskontinuitas.
13. Penggundulan hutan; dan/atau
14. Daerah pembuangan sampah.
MANAJEMEN PRAKIRAAN CURAH HUJAN
TERHADAP POTENSI BENCANA TANAH LONGSOR DAN BANJIR
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Fokus dalam tindakan preventif dan antisipatif terhadap
potensi bencana banjir dan tanah longsor adalah
manajemen prakiraan curah hujan.
Beberapa parameter ilmiah dalam Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan wajib disertai sebagai bahan
pertimbangan yang baku dan sahih di dalam
memutuskan suatu kebijakan. Salah satu pertimbangan
ilmiah tersebut adalah Hidrologi.
Berikut beberapa prakiraan yang dituangkan dalam tabel
penghitung .
MANAJEMEN PRAKIRAAN CURAH HUJAN
TERHADAP POTENSI BENCANA TANAH LONGSOR DAN BANJIR
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik Tabel berikut.
2. Klik tabel dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5)
Input data
Curah hujan 500,00 mm
2.795.084,97 m2
2,80 km2
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi
Luas / lebar sebaran curah hujan
TABEL PENGHITUNG
CURAH HUJAN TERHADAP LUAS SEBARAN CURAH HUJAN
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik Tabel Berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5)
Curah hujan 120,00 mm
Curah hujan gerimis 25.200,00 mm
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi
TABEL PENGHITUNG CURAH HUJAN GERIMIS
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik Tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5)
Curah hujan 110 mm
Besaran bentuk terstruktur curah hujan (Stratiform rain) 369.197,11
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi.
TABEL PENGHITUNG CURAH HUJAN TERHADAP
BESARAN BENTUK TERSTRUKTUR CURAH HUJAN
(STRATIFORM RAIN)
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik Tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5)
Input data
Curah hujan 115,00 mm
Curah hujan di dataran tinggi (Orographic rain) 6.096,15 mm
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi
TABEL PENGHITUNG
CURAH HUJAN TERHADAP CURAH HUJAN
DI DATARAN TINGGI (OROGRAPHIC RAIN)
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik Tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5)
Curah hujan 110,00 mm
73.240,20 mm
82.500,00 mm
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi.
Curah hujan badai (Thunderstorm rain)
TABEL PENGHITUNG CURAH HUJAN TERHADAP
KEJADIAN CURAH HUJAN BADAI
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik Tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil penelitian di lapangan pada Kolom B : (5)
Input data
Curah Hujan 200 mm
499.531,92 mm
144.269,99 mm
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi
Curah hujan tropis umumnya
TABEL PENGHITUNG
CURAH HUJAN TROPIS UMUMNYA
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik tabel berikut.
2. Klik tabel dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (6) ; (7) dan (8)
Kedalaman Curah hujan < 0,2 berdasarkan Potensial Kedalaman maksimum genangan air setelah Air larian mulai terjadi (Potential maximum retent
Nilai kandungan air pada tanah saat kondisi rata-rata (Average-Soil water condition values) 45,00 mm
Kedalaman (Tebal) Curah hujan (Rainfall depth) 250,00 mm
Persentase Penggunaan lahan 15% %
Kedalaman Air Larian (Estimated runoff depth) 8.314,06 mm
Potensial Kedalaman maksimum genangan air setelah Air larian mulai terjadi (Potential maximum
retention after runoff begins)
169.079,33 mm
Nilai kandungan air pada tanah saat kondisi kering (Dry-Soil water condition values) 25,58 mm
Nilai kandungan air pada tanah saat kondisi basah (Wet-Soil water condition values) 65,30 mm
Potensial kedalaman maksimum genangan air setelah Air larian mulai terjadi (Potential maximum
retention after runoff begins) - Kondisi Basah
65,30 mm
Potensial kedalaman maksimum genangan air setelah Air larian mulai terjadi (Potential maximum
retention after runoff begins) - Kondisi Kering/Kemarau
25,58 mm
Kedalaman Air Larian (Estimated runoff depth)-Kondisi Basah 185,75 mm
Kedalaman Air Larian (Estimated runoff depth)-Kondisi Kering / Kemarau 221,73 mm
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi
TABEL PENGHITUNG KEDALAMAN AIR LARIAN DARI
CURAH HUJAN PADA SAAT KONDISI BASAH (MUSIM
HUJAN) DAN KONDISI KERING (MUSIM KEMARAU)
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik Tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5) ; (6) dan (7)
Kedalaman curah hujan (Rainfall depth) 200,00 mm
Kedalaman air larian terukur (Depth of measured runoff) 120,00 mm
Nilai potensial maksimum air tergenang (values of potensial maximum retention) 492,87 mm
Percentase penggunaan lahan (Land use percentages) 34,01 %
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi.
TABEL PENGHITUNG KEDALAMAN CURAH HUJAN
TERHADAP PERSENTASE PENGGUNAAN LAHAN
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik Tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5)
Input data
90,00 cm
0,90 m
Kecepatan jatuh curah hujan (Raindrop speed) 16,55 mm h-1
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi
Tebal/tinggi genangan air hujan
TABEL PENGHITUNG
TEBAL (TINGGI) GENANGAN AIR HUJAN
TERHADAP KECEPATAN JATUH CURAH HUJAN
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Jumlah tahun pengamatan curah hujan 4,00
Curah hujan 110,00 mm/jam
Curah hujan efektif :
< 250 mm 249,00 mm
Curah hujan efektif < 250 mm 248,60 mm
> 250 mm 251,00 mm
Curah hujan efektif > 250 mm 150,10 mm
Jumlah curah hujan bulanan 1,26 mm/hari
Curah hujan andalan tengah bulan 1,80 mm/hari
Ukuran diameter butiran curah hujan 450,14 mm
Kecepatan jatuh curah hujan 1.164,15 mm
TABEL PENGHITUNG
JUMLAH TAHUN PENGAMATAN CURAH HUJAN, CURAH HUJAN
(EFEKTIF, ANDALAN TENGAH BULAN, BULANAN)
DAN UKURAN DIAMETER BUTIRAN CURAH HUJAN
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik tabel berikut.
2. Klik tabel dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada kolom B : (5) dan (6).
Suhu 37,00 o
C
Tekanan parsial uap air 1.000,00 mb
Tekanan uap jenuh dan tekanan parsial air 21.237,47 In Cs
Koefisien difusi untuk uap air dalam udara 0,27 Cm2/detik
Nisbah tekanan uap dan kerapatan 0,17
Berat isi konsentrasi uap air 5.864,86 Gram/m3
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi.
TABEL PENGHITUNG
UAP AIR DALAM UDARA
BERDASARKAN NILAI SUHU (TEMPERATUR) CELSIUS (o C )
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (6) dan (7)
Input data
Lama waktu kejadian hujan 2 Jam
4.550.000.000,00 m2
1.124.350,50 acre
4.550,00 km2
1,25 Inches
12,50 cm3
0,00001 m3/detik
1096241,7 CFS (Cubic Feet/Second)
10,962417 m3/detik
35.280,00 Kaki kubik (Cubic feet)
0,81 Acre-feet
0,02 m3
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi.
Tinggi/Tebal
Air Larian/Air Limpasan (Run off)
Nilai puncak runoff
Luas Tangkapan Curah Hujan
TABEL PENGHITUNG
AIR LARIAN (RUNOFF) DARI CURAH HUJAN
BERDASARKAN METODE RASIONAL HYDROGRAPH RUNOFF DALAM AMDAL
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Contoh plot Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah dideliniasi dengan metode
elevasi satuan grid digital dari Satuan data yang diterbitkan Negara (Example
watershed was deliniated with a (m) grid digital elevation model from the
national elevation data set).
30,00 meter (m) grid digital
Jumlah sel grid yang mendeliniasi DAS (The watershed as deliniated
comprises)
15.890,00 Sel grid (grid cell)
Prakiraan Jumlah Air Larian dari Kejadi Curah Hujan (Assume that base flow
prior to rainfall)
0,83 m3/detik (m3/s)
Sel grid D < 0 yang dikombinasikan dengan sel grid datar yang menunjukkan
daerah jenuh (Grid cell with D < 0 combined flat grid cells gives a saturated
area
1.246,00 sel grid (grid cells)
sel grid datar yang menunjukkan daerah jenuh/terendam air (flat grid cells
gives a saturated area)
81,00 Sel grid datar (Flat grid cells)
Luas daerah jenuh air/terendam air (A sturated area) 1,19 km2
Persentase DAS (Percentage of watershed) 8,35 %
0,000209 m/jam
0,209 mm/jam
Luas Daerah Air Larian (The drainage area) 14,301 Km2
Dasar daerah aliran per unit (The per unit area base flow) 0,00000006 m/detik
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi.
Prakiraan multiplikasi dari jumlah detik dalam satuan jam (Multiflying by
number of seconds in an hour)
TABEL PENGHITUNG
METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS) TERHADAP DEFISIT
KELEMBABAN TANAH YANG TERENDAM AIR DAN PERSENTASE (%) DAERAH
ALIRAN SUNGAI (DAS) BERDASARKAN SEL GRID
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan berdasarkan peta GIS pada kolom B : (5)
Contoh plot Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah dideliniasi dengan metode
elevasi satuan grid digital dari Satuan data yang diterbitkan Negara (Example
watershed was deliniated with a (m) grid digital elevation model from the
national elevation data set).
30,00 meter (m) grid digital
Jumlah sel grid yang mendeliniasi DAS (The watershed as deliniated
comprises)
15.890,00 Sel grid (grid cell)
Prakiraan Jumlah Air Larian dari Kejadi Curah Hujan (Assume that base flow
prior to rainfall)
0,83 m3/detik (m3/s)
Luas Daerah Air Larian (The drainage area) 14,301 Km2
Dasar daerah aliran per unit (The per unit area base flow) 0,00000006 m/detik
0,000209
m/jam
0,209 mm/jam
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi.
Prakiraan multiplikasi dari jumlah detik dalam satuan jam (Multiflying by
number of seconds in an hour)
TABEL PENGHITUNG
METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS) TERHADAP MULTIPLIKASI
KEMIRINGAN LERENG, LUAS DAERAH TANGKAPAN AIR DAN INDEKS BASAH
UNTUK TIAP SEL GRID
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada kolom B : (6) s.d (11)
Bidang longsor potensial :
Kohesi 15 kN/m2
Sudut gesek 15 O
Berat volume tanah 29 kN/m2
Sudut kemiringan lereng 48,5 O
Sudut lereng timbunan lama 40 O
Faktor aman terhadap longsoran 1,5 F
Tinggi maksimum tanah timbun baru 13,09 Meter
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi.
TABEL PENGHITUNG
TINGGI TANAH TIMBUNAN MAKSIMUM
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment di lapangan pada kolom B : (5) s.d (11)
Data tanah pada lereng 40 kN/m3
Tinggi Lereng dengan bidang longsor 4 H (m)
Sudut lereng dengan bidang longsor 22 o
α
Kuat geser tanah 9 kN/m2
Sudut kuat geser tanah 45 o
Berat volume tanah jenuh 27 kN/m3
Berat volume apung 10,19 kN/m3
Faktor aman 0,69 1 (Aman)
Keterangan
< 1 (Lereng tidak stabil)
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi.
TABEL PENGHITUNG
FAKTOR AMAN LERENG TERHADAP BAHAYA LONGSOR
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik tabel berikut.
2. Klik dan ketik nilai/angka dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5)
Kemiringan Tanah 45 o
Total Kehilangan Tanah 18,89
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi.
TABEL PENGHITUNG
HUBUNGAN KEHILANGAN TANAH DAN KEMIRINGAN TANAH
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada kolom B : (5).
Intensitas Hujan 100 Inci/Jam
Energi Kinetik Hujan 1.167,98 Foot ton/acre/Inci Hujan
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi
TABEL PENGHITUNG
HUBUNGAN ENERGI KINETIK HUJAN DENGAN INTENSITAS HUJAN
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada kolom B : (5)
Sudut Lereng 45 0
Kehilangan Tanah 51,30
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi
TABEL PENGHITUNG
KORELASI ANTARA KEMIRINGAN LERENG
DAN KEHILANGAN TANAH AKIBAT EROSI
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Petunjuk :
1. Klik tabel berikut.
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada kolom B : (5)
Panjang Lereng 500 meter
Total tanah yang hilang akibat erosi 34
Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi.
TABEL PENGHITUNG
HUBUNGAN KEHILANGAN TANAH
DENGAN PANJANG LERENG
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada kolom B : (6), (8), (12), (13), (15) dan (17)
1,50 Inches
0,00002 m3
6,00 Acres
261.360,00 ft2
24.281,14 m2
5,95 acre-inc/hr
Luas daerah Impervious (Impervious area) 2,00 Acre of total area
Luas daerah Pervious (Pervious area) 2,00 Acre of total area
Campuran laun dan tegakan kayu (Mixture of lawn and woods) 65,00 Pervious CN
Asphalt 98,00 Impervious CN
Bobot Teknik Nilai Kurva (Weighted Average Curve Number Technique
(Weighted CN))
76,00 CN
Abstraksi Rata-rata (Average Initial) 3,16 Inches
0,63 Inches
2,53 Inches
Volume Air larian/Air limpasan (Runoff volume) 1,50 Inches
Volume Air larian/Air limpasan (Runoff volume) 0,19 Inches
Volume Air larian/Air limpasan tertempat total (Total site runoff volume) 4.079,54 Kaki kubik (Cubic feet)
Luas wilayah Impervious (Impervious area) 0,20 Inches
0,04 Inches
Luas inisial wilayahabstraksi Impervious (Impervious area initial abstraction)
Abstraksi inisial rata-rata (Average initial abstraction)
Design Kualitas Curah hujan dalam kejadian hujan (Stormwater Quality Design
Storm)
Total Luas Drainase (Total drainage area)
Cakupan Pervious (Pervious cover) :
Cakupan Impervious :
TABEL PENGHITUNG
VOLUME AIR LARIAN (RUNOFF) DRAINASE TOTAL
BERDASARKAN KUALITAS CURAH HUJAN
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
GUNUNG ERUPSI / GUNUNG MELETUS
 Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat
endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar
oleh gas yang bertekanan tinggi.
 Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi
dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi
disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-
1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu
dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih,
sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
 Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang
sering meletus disebut gunung berapi aktif.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
CIRI GUNUNG API AKTIF
 suka meletus; mengeluarkan lava atau abu volkanik, atau pasir,
kerikil dan bebatuan;
 berpotensi meletus;
 gunungnya umumnya berbentuk kerucut yang bagus (untuk type
strato);
 memiliki kepundan;
 mengeluarkan asap, gas belerang;
 mengeluarkan bau belerang yang menyengat;
 menghasilkan mata air panas;
 menimbulkan gempa vulkanik (seringkali tidak dapat dirasakan
dan hanya dapat dideteksi menggunakan seismometer).
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
DEFINISI VULKANISME
 Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya
aktivitas magmadisebut vulkanisme. Gerakan magma itu
terjadi karena magmamengandung gas yang merupakan
sumber tenaga magma untukmenekan batuan yang ada
di sekitarnya. Lalu apa yang disebut magma? Magma
adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang
terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai
mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma
terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang amat
besar, walaupunsuhunya cukup tinggi, tetapi batuan
tetap padat. Jika terjadi pengurangan tekanan, misalnya
adanya retakan, tekanannya punakan menurun sehingga
batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut magma.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
MENGENAL MAGMA
 Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai
kepermukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah
permukaanbumi disebut intrusi magma. Sedangkan
magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi
disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang
menyebabkan gunung api atau disebut jugavulkan.Hal
ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan
bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma yang
bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu
diingat bahwa intrusi magma bisa mengangkat lapisan
kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk
tonjolan berupa pegunungan.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
INTRUSI MAGMA
Intrusi magma(atau disebut plutonisme)
menghasilkan bermacam-macam bentuk
(perhatikan gambar penampang gunung api), yaitu:
 Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di
dalam dapurmagma, sebagai akibat penurunan
suhu yang sangat lambat.
 Lakolit adalah magma yang menyusup di antara
lapisan batuanyang menyebabkan lapisan batuan di
atasnya terangkatsehingga menyerupai lensa
cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
 Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang
tipismenyusup di antara lapisan batuan.
 Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi
magmamemotong lapisan-lapisan litosfer dengan
bentuk pipih atau lempeng.
 Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang
namun lebih kecil.
 Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan,
berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai
ke permukaan bumi.
INTRUSI MAGMA
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
EKSTRUSI MAGMA
Ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1. Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah
retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk
deretangunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di
Eslandia, danderetan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat
denganpermukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di
beberapatempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow
StoneNational Park di Amerika Serikat yang luasnya
mencapai 10.000 km persegi.
3. Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah
lubang(saluran magma) dan membentuk gunung-gunung
yang terpisah.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API
 Kawasan rawan bencana gunung api adalah
kawasan yang pernah terlanda atau diidentifikasikan
berpotensi terlanda bahaya erupsi baik langsung (primer)
maupun tidak langsung (sekunder).
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
CIRI-CIRI RAWAN GUNUNG API
1. terlihat cahaya terang di lubang letusan mulai teramati;
2. lava menyembul ke permukaan;
3. terjadi letusan kuat dengan tinggi asap disertai luncuran awan
panas dan guguran lava
4. Tampak lidah lava dan jumlah seluruh bahan material letusan
5. Pengaruh beratnya sendiri dan migrasi magma ke
6. permukaan maka longsoran tubuh kubah lava
7. dan luncuran awan panas sering terjadi
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
KEGIATAN VULKANIK
 Kegiatan vulkanik berupa :
1. Hembusan asap solfatara dari lubang kubah lava.
2. Secara visual terlihat asap solfatara berwarna putih tipis
3. Beberapa jenis gempa yang terekam antara lain gempa
guguran, gempa vulkanik dalam (VA), vulkanik dangkal
(VB), gempa tektonik jauh, dan gempa tektonik lokal.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
ERUPSI MAGMATIK
 Erupsi magmatik eksplosif dan efusif yang berasal dari
beberapa titik erupsi dan menghasilkan endapan
piroklastik dan lava. Berdasarkan jenis batuannya, secara
umum erupsi efusif lebih dominan terjadi yang dicirikan
dengan banyaknya kerucut kerucut dan kubah lava
dibandingkan dengan endapan piroklastika.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
PRODUK ERUPSI
1. Erupsi menghasilkan jatuhan piroklastika, aliran
piroklastika, dan lava. Endapan jatuhan piroklastika
merupakan endapan hasil erupsi awal yang eksplosif
kemudian diikuti oleh magmatik efusif yang volumenya
lebih besar, sehingga membentuk suatu kubah lava
2. Terjadi retakan-retakan serta dipicu oleh faktor gravitasi
lava baru yang masih panas dan retak-retak itu
berguguran ke arah lembah
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
POTENSI BAHAYA GUNUNG API
1. Terdiri dari bahaya langsung (bahaya primer) dan bahaya
tidak langsung (bahaya sekunder). Jenis bahaya primer terdiri
dari aliran piroklastika (awan panas), jatuhan piroklastika,
lontaran batu (pijar), hujan abu lebat, dan aliran lava.
2. Sedangkan jenis bahaya sekunder adalah guguran dan lahar.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
BAHAYA ERUPSI
1. Derajat bahaya paling tinggi produk erupsi adalah aliran
piroklastika (awan panas), berupa suatu aliran massa yang
terdiri dari pencampuran antara gas dan material lepas
berbagai ukuran yang mengalir dengan kecepatan tinggi
(V=70-150 km/jam), bersuhu tinggi (300-5000 C) dan
bergumpal-gumpal seperti wujudnya awan.
2. Aliran piroklastika ini adalah produk erupsi magmatik atau
freato-magmatik eksplosif tipe Vukano.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
BAHAYA MAGMATIK EKSPLOSIF
 Untuk jenis magmatik tipe vulkano yang bersifat eksplosif cukup
membahayakan, karena pada umumnya dapat menghasilkan :
1. volume endapan awan panas cukup besar, dan
2. menghasilkan endapan jatuhan piroklastika yang tersebar jauh
hingga berjarak beberapa km dari pusat erupsi.
3. Bahan lontaran batu (pijar) yang berukuran < 2 cm dapat
tersebar dalam radius lebih kurang 5 km.
4. Sementara bahan lontaran batu (pijar) yang berukuran >2 cm
tersebar dalam radius lebih kurang 3 km dari pusat erupsi.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
ALIRAN LAVA PRODUK EFUSIF MAGMATIK
 Aliran lava adalah aliran massa pijar bersuhu tinggi (600-
1.0000 C) yang mengalir secara perlahan dan selalu
mengalir melalui lereng dan lembah menuju ke tempat-
tempat yang
 lebih rendah. Oleh karenanya aliran lava bersuhu sangat
tinggi. Aliran lava merupakan produk efusif magmatik.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
AWAL ERUPSI GUNUNG API
 Erupsi Gunung diawali oleh :
1. erupsi freato-magmatik yang menghasilkan
endapan jatuhan dan aliran piroklastika.
2. Selanjutnya kegiatan berupa erupsi efusif yang
menghasilkan aliran lava dan
3. Kubah lava.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
ERUPSI EFUSIF GUNUNG API
 Erupsi efusif terjadi dengan :
1. Terlihatnya sinar api dari lubang erupsi selanjutnya terbentuk
kubah lava membentuk bukit baru.
2. Terlihat juga lidah lava diikuti oleh terjadinya guguran dari
lidah lava dan kubah lava.
3. Pada saat erupsi, tercium gas belerang atau terdeteksinya SO2
dari lokasi pusat erupsi.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
PRODUK ERUPSI GUNUNG API
 Produk erupsi Gunung adalah aliran lava, jatuhan piroklastika,
dan aliran piroklastik (awan panas). Produk erupsi yang disebut
pertama berbentuk kubah di atas lubang erupsi yang masih
panas dan labil serta membentuk rekahan-rekahan berpotensi
terjadi guguran.
 Endapan guguran ini dapat menjadi endapan awan panas
guguran dan endapan guguran biasa (Rock Fall).
 Umumnya guguran batuan ini terjadi karena faktor gravitasi.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
PRODUK ERUPSI GUNUNG API
 Erupsi Gunung menghasilkan :
1. jatuhan piroklastika,
2. aliran piroklastika (awan panas),
3. aliran lava serta guguran lava,
4. Endapan jatuhan dan aliran piroklastika,
5. guguran lava berpotensi sebagai bahan pembentuk lahar.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API
 Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa:
1. Kawasan yang sangat berpotensi terlanda aliran
piroklastika, aliran lava, guguran lava, dan gas beracun.
2. Kawasan yang sangat berpotensi tertimpa material
lontaran batu (pijar) dan jatuhan hujan abu lebat.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API
 Apabila erupsinya membesar maka kemungkinan aliran lava
akan tersebar pula ke arah lain dengan jarak yang lebih jauh dari
pusat erupsi.
 Jarak jangkau maksimum aliran
 lava (dengan asumsi berkomposisi andesit –
 basal atau viskositas sedang-rendah) adalah
 lebih kurang 3-4 km. Ketika terjadi guguran
 lava, distribusinya diperkirakan di sekitar
 puncak
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API
 Kawasan yang berpotensi terlanda bahan lontaran dan jatuhan
seperti lontaran fragmen batuan (pijar), dan hujan abu lebat.
Kawasan ini berpotensi terlanda oleh fragmen batuan (pijar)
dengan ukuran 2 – 6 cm.
 Kawasan yang berpotensi terlanda aliran lahar, terletak di
sepanjang daerah aliran sungai atau di dekat lembah sungai atau
di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
 Kawasan yang berpotensi terlanda jatuhan piroklastika
atau lontaran berupa hujan abu tanpa memperhatikan
arah tiupan angin saat terjadi letusan, dan kemungkinan
pula akan terkena lontaran batu. Kawasan ini berpotensi
terlanda oleh jatuhan abu dan fragmen batuan < 2 cm
dalam radius 5 km dari pusat erupsi.
KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
MENGENAL JENIS ERUPSI GUNUNG API
 Erupsi freato-magmatik eksplosif tipe vulkanian dan
strombolian yang menghasilkan jatuhan piroklastika
(lontaran batu pijar dan abu vulkanik), aliran piroklastika
(awan panas) serta erupsi efusif magmatik yang
menghasilkan aliran lava dan kubah lava.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
 Nilai Indeks Let usan Gunung api (VEI atau Volcanic
Explosivity Index): 0-3,tipe erupsi nya adalah Stromboli
(Strombolian) dan atau Vulkano (Vulkanian) disertai
dengan aliran lava yang berasal dari sumber erupsi.
 Potensi bahayanya, terdiri dari aliran piroklastika (awan
panas), aliran lava, lontaran batu (pijar), serta hujan abu
dan pasir. Material letusan yang bersifat aliran seperti
aliran piroklastika (awan panas) dan aliran lava hanya
akan menjangkau daerah sempit di sekitar puncak Gunung
MENGENAL JENIS ERUPSI GUNUNG API
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
 Sementara produk letusan berupa jatuhan piroklastika berupa abu
gunung api dapat menjangkau daerah yang lebih jauh.
 Erupsi yang berskala besar mempunyai ciri-ciri berikut; nilai
Indeks Letusan Gunung Api (VEI): 4-5, tipe erupsi Vulkano kuat
hingga tipe Plini. Potensi bahayanya diperkirakan terdiri dari
aliran piroklastika (awan panas), lontaran batu (pijar) berukuran
lapili sampai bom vulkanik dapat mencapai 3-4 km dari pusat
erupsi, aliran lava, hujan pasir dan abu lebat serta lahar.
MENGENAL JENIS ERUPSI GUNUNG API
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK ERUPSI
 Produk awan panasnya dapat mencapai belasan sampai
puluhan kilometer, hal ini sangat tergantung kepada tinggi
kolom erupsi dan arah jatuhnya kolom erupsi tersebut.
Bahan jatuhan piroklastika berbutir kasar dan bahan
lontaran batu (pijar), kemungkinan besar dapat mencapai
jarak 5-8 km dari pusat erupsi.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
PRODUK ERUPSI (LETUSAN) GUNUNG API
 Hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
 Gas vulkanik
 Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas
tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon
dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur
dioksida(S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat
membahayakan manusia.
 Lava dan aliran pasir serta batu panas
 Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir
dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer
akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental
akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang
membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
 Lahar
 Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan
material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng
gunung berapi.
 Hujan Abu
 Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat
terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa
angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan
ini bisa menganggu pernapasan.
 Awan panas
 Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam
gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material
vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas
dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti
kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak
napas.
PRODUK ERUPSI (LETUSAN) GUNUNG API
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
KANDUNGAN UNSUR DEBU VULKANIK
1. Amelieron, atau Bahan pembenah tanah yang berfungsi
sama seperti pupuk (Soil conditioner),
2. > pH 7 – bersifat basah,
3. Unsur Hara, yang terdiri dari : Kalium (K),
Magenesium, Fosfat (P), Boron (B).
4. Unsur logam berat (Pb, Cu, Cd, dan Fe) yang bersifat
racun (toxic) pada tanaman bila menutupi permukaan
daun. Dalam kadar tertentu atau sangat rendah tidak
menimbulkan pencemaran pada tanaman.
5. Bahan Silicat (SiO2) berfungsi sebagai bahan
Amelioran.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
MANFAAT DEBU VULKANIK
1. Bahan pembenah tanah / sebagai pupuk.
2. Merehabilitasi atau meningkatkan kesuburan tanah di
wilayah yang terkena dampak debu vulkanik.
3. Mengandung unsur zat-zat jika mengalami pelapukan
akan membentuk mineral Alovan, lalu mineral ini
mengikat bahan organik sehingga tanah menjadi
hitam.
4. Unsur-unsur debu vulkanik cocok/sesuai untuk :
a. menyuburkan tanah.
b. Menaikkan kadar keasaman (pH) tanah pada lahan
persawahan dan gambut.
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
MANAJEMEN KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API
1. Perencanaan penanggulangan bencana.
2. Pengurangan risiko bencana.
3. Pencegahan.
4. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan.
5. Persyaratan analisis risiko bencana.
6. Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang.
7. Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
1. Pengenalan dan pemantauan risiko bencana.
2. Perencanaan partisipasi penanggulangan bencana.
3. Pengembangan budaya sadar bencana.
4. Peningkatan komitmen terhadap pelaku
penanggulangan bencana, dan
5. Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan
penanggulangan bencana
TINDAKAN PREVENTIF DAN PENGURANGAN RISIKO
BENCANA
PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
Thank You
Dedicated to :
1. My loving wife , Hutapea Olga Y.V, dr;
2. My loving daughter :
a. Simamora Michelle Renata Robertina;
b. Simamora Helga Martha Davina;
Also :
1. Environment, Research and Development Agency of Samosir Regency Government
of North Sumatera Province;
2. People of Samosir Regency
3. All of You
Alumni :
PSMIL – Universitas Padjadjaran
Bandung

More Related Content

What's hot

Rapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In DisasterRapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In DisasterBambang Fadhil
 
Perencanaan kesehatan daerah
Perencanaan kesehatan daerahPerencanaan kesehatan daerah
Perencanaan kesehatan daerahMuh Saleh
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanJoni Iswanto
 
SISTEM INFORMASI KESEHATAN STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYAH CILACAP (108114020 &...
SISTEM INFORMASI KESEHATAN STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYAH CILACAP (108114020 &...SISTEM INFORMASI KESEHATAN STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYAH CILACAP (108114020 &...
SISTEM INFORMASI KESEHATAN STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYAH CILACAP (108114020 &...Ibrahim Lubis
 
Populasi rentan
Populasi rentanPopulasi rentan
Populasi rentanarkanakbar
 
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi PermukimanPenetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Manajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratanManajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratanJoni Iswanto
 
Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004dikiiiey
 
004 evsurv001
004 evsurv001004 evsurv001
004 evsurv001Pepi Umar
 
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)Muhammad Taqwan
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Penilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaPenilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaJoni Iswanto
 
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang KesehatanPemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang KesehatanNovitaIrianti
 

What's hot (20)

Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatanPerilaku kesehatan
Perilaku kesehatan
 
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencanaBahaya, kerentanan, resiko dan bencana
Bahaya, kerentanan, resiko dan bencana
 
Konsep Bencana
Konsep BencanaKonsep Bencana
Konsep Bencana
 
ppt buah pepaya
ppt buah pepayappt buah pepaya
ppt buah pepaya
 
Konsep Bencana
Konsep BencanaKonsep Bencana
Konsep Bencana
 
Pemeringkatan Indeks KAMI 2014_Intan Rahayu
Pemeringkatan Indeks KAMI 2014_Intan RahayuPemeringkatan Indeks KAMI 2014_Intan Rahayu
Pemeringkatan Indeks KAMI 2014_Intan Rahayu
 
Rapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In DisasterRapid Health Assesment In Disaster
Rapid Health Assesment In Disaster
 
Perencanaan kesehatan daerah
Perencanaan kesehatan daerahPerencanaan kesehatan daerah
Perencanaan kesehatan daerah
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
 
SISTEM INFORMASI KESEHATAN STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYAH CILACAP (108114020 &...
SISTEM INFORMASI KESEHATAN STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYAH CILACAP (108114020 &...SISTEM INFORMASI KESEHATAN STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYAH CILACAP (108114020 &...
SISTEM INFORMASI KESEHATAN STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYAH CILACAP (108114020 &...
 
Populasi rentan
Populasi rentanPopulasi rentan
Populasi rentan
 
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi PermukimanPenetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
 
Manajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratanManajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratan
 
Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004
 
Manajemen ResikoRS.pdf
Manajemen ResikoRS.pdfManajemen ResikoRS.pdf
Manajemen ResikoRS.pdf
 
004 evsurv001
004 evsurv001004 evsurv001
004 evsurv001
 
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Penilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaPenilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencana
 
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang KesehatanPemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Pemanfaatan Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
 

Similar to Manajemen rencana preventif antisipatif dan mitigasi bencana

Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencanaPenyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencanahelmut simamora
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Luhur Moekti Prayogo
 
Konsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdfKonsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdf3guna
 
Bab 1 tugas nad
Bab 1 tugas nadBab 1 tugas nad
Bab 1 tugas nadDheeaHmz
 
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan LingkunganMakalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan LingkunganN Kurniawaty
 
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaPartisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencanamusniumar
 
mitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptxmitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptxADHENAby
 
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaMusni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencanamusniumar
 
Kelas-XI-Mitigasi-Bencana.pptx
Kelas-XI-Mitigasi-Bencana.pptxKelas-XI-Mitigasi-Bencana.pptx
Kelas-XI-Mitigasi-Bencana.pptxmuhamadanggi9
 
Ppt geo kelas xi bab 7 std fix y
Ppt geo kelas xi bab 7  std fix yPpt geo kelas xi bab 7  std fix y
Ppt geo kelas xi bab 7 std fix yJopiWildani1
 
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptxPPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptxNenoSUPRIADI2
 
Mitigasi Bencana Kegagalan Teknologi
Mitigasi Bencana Kegagalan TeknologiMitigasi Bencana Kegagalan Teknologi
Mitigasi Bencana Kegagalan Teknologifathiaamanda3
 
244871618 makalah-bencana-geologi
244871618 makalah-bencana-geologi244871618 makalah-bencana-geologi
244871618 makalah-bencana-geologiArdisAgustin
 
Questionnaires needs assessment pacc members
Questionnaires needs assessment pacc membersQuestionnaires needs assessment pacc members
Questionnaires needs assessment pacc membersawakmila
 
PTT Siklus Penangulangan Bencana alam.ppt
PTT Siklus Penangulangan Bencana alam.pptPTT Siklus Penangulangan Bencana alam.ppt
PTT Siklus Penangulangan Bencana alam.pptMasYhur5
 
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 

Similar to Manajemen rencana preventif antisipatif dan mitigasi bencana (20)

Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencanaPenyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 
Konsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdfKonsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdf
 
Bab 1 tugas nad
Bab 1 tugas nadBab 1 tugas nad
Bab 1 tugas nad
 
Paper pancasila
Paper pancasilaPaper pancasila
Paper pancasila
 
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan LingkunganMakalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
 
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaPartisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
 
mitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptxmitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptx
 
Mitigasi Bencana..pptx
Mitigasi Bencana..pptxMitigasi Bencana..pptx
Mitigasi Bencana..pptx
 
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaMusni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
 
Kelas-XI-Mitigasi-Bencana.pptx
Kelas-XI-Mitigasi-Bencana.pptxKelas-XI-Mitigasi-Bencana.pptx
Kelas-XI-Mitigasi-Bencana.pptx
 
Mitigasi Bencana.pdf
Mitigasi Bencana.pdfMitigasi Bencana.pdf
Mitigasi Bencana.pdf
 
Ppt geo kelas xi bab 7 std fix y
Ppt geo kelas xi bab 7  std fix yPpt geo kelas xi bab 7  std fix y
Ppt geo kelas xi bab 7 std fix y
 
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptxPPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
 
Mitigasi Bencana Kegagalan Teknologi
Mitigasi Bencana Kegagalan TeknologiMitigasi Bencana Kegagalan Teknologi
Mitigasi Bencana Kegagalan Teknologi
 
244871618 makalah-bencana-geologi
244871618 makalah-bencana-geologi244871618 makalah-bencana-geologi
244871618 makalah-bencana-geologi
 
Questionnaires needs assessment pacc members
Questionnaires needs assessment pacc membersQuestionnaires needs assessment pacc members
Questionnaires needs assessment pacc members
 
PTT Siklus Penangulangan Bencana alam.ppt
PTT Siklus Penangulangan Bencana alam.pptPTT Siklus Penangulangan Bencana alam.ppt
PTT Siklus Penangulangan Bencana alam.ppt
 
Laporan Mitigasi bancana
 Laporan Mitigasi bancana Laporan Mitigasi bancana
Laporan Mitigasi bancana
 
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
PENDAHULUAN (Contoh Karya Ilmiah)
 

More from helmut simamora

Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...
Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...
Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...helmut simamora
 
Tabel jam efektif analisis jabatan, analisis beban kerja dan tingkat efisiens...
Tabel jam efektif analisis jabatan, analisis beban kerja dan tingkat efisiens...Tabel jam efektif analisis jabatan, analisis beban kerja dan tingkat efisiens...
Tabel jam efektif analisis jabatan, analisis beban kerja dan tingkat efisiens...helmut simamora
 
Tabel penghitung daya_dukung_perairan_te
Tabel penghitung daya_dukung_perairan_teTabel penghitung daya_dukung_perairan_te
Tabel penghitung daya_dukung_perairan_tehelmut simamora
 
Tabel penghitung tekanan atmosfir dan hidrostatis pada lapisan kedalaman air...
Tabel penghitung tekanan atmosfir dan  hidrostatis pada lapisan kedalaman air...Tabel penghitung tekanan atmosfir dan  hidrostatis pada lapisan kedalaman air...
Tabel penghitung tekanan atmosfir dan hidrostatis pada lapisan kedalaman air...helmut simamora
 
Tabel penghitung panas laten yang terkandung dalam air berdasarkan suhu udara
Tabel penghitung panas laten yang terkandung dalam air berdasarkan suhu udaraTabel penghitung panas laten yang terkandung dalam air berdasarkan suhu udara
Tabel penghitung panas laten yang terkandung dalam air berdasarkan suhu udarahelmut simamora
 
BELAJAR TENTANG ANGIN DAN IKLIM
BELAJAR TENTANG ANGIN DAN IKLIMBELAJAR TENTANG ANGIN DAN IKLIM
BELAJAR TENTANG ANGIN DAN IKLIMhelmut simamora
 
Faktor konversi satuan panjang non metrik menjadi metric
Faktor konversi satuan panjang non metrik menjadi metricFaktor konversi satuan panjang non metrik menjadi metric
Faktor konversi satuan panjang non metrik menjadi metrichelmut simamora
 
Tabel kadar karbohidrat yang dikonsumsi dan level maksimum gula darah dalam d...
Tabel kadar karbohidrat yang dikonsumsi dan level maksimum gula darah dalam d...Tabel kadar karbohidrat yang dikonsumsi dan level maksimum gula darah dalam d...
Tabel kadar karbohidrat yang dikonsumsi dan level maksimum gula darah dalam d...helmut simamora
 
Tabel penghitung kadar maksimum gula darah dalam darah
Tabel penghitung kadar maksimum gula darah dalam darahTabel penghitung kadar maksimum gula darah dalam darah
Tabel penghitung kadar maksimum gula darah dalam darahhelmut simamora
 
Tabel penghitung reaksi kinetik setelah makan berdasarkan gula darah
Tabel penghitung reaksi kinetik setelah makan berdasarkan gula darahTabel penghitung reaksi kinetik setelah makan berdasarkan gula darah
Tabel penghitung reaksi kinetik setelah makan berdasarkan gula darahhelmut simamora
 
Tabel penghitung kebutuhan maksimum oksigen selama berolahraga berdasarkan pr...
Tabel penghitung kebutuhan maksimum oksigen selama berolahraga berdasarkan pr...Tabel penghitung kebutuhan maksimum oksigen selama berolahraga berdasarkan pr...
Tabel penghitung kebutuhan maksimum oksigen selama berolahraga berdasarkan pr...helmut simamora
 
Tabel kebutuhan air bersih dan air limbah (padat dan cair) yang dihasilkan se...
Tabel kebutuhan air bersih dan air limbah (padat dan cair) yang dihasilkan se...Tabel kebutuhan air bersih dan air limbah (padat dan cair) yang dihasilkan se...
Tabel kebutuhan air bersih dan air limbah (padat dan cair) yang dihasilkan se...helmut simamora
 
Tabel penghitung level aldimina dan keseimbangan hemoglobin dan glukosa berda...
Tabel penghitung level aldimina dan keseimbangan hemoglobin dan glukosa berda...Tabel penghitung level aldimina dan keseimbangan hemoglobin dan glukosa berda...
Tabel penghitung level aldimina dan keseimbangan hemoglobin dan glukosa berda...helmut simamora
 
Tabel penghitung nilai gula darah (glukosa) berdasarkan glukosa hb a1c mg per...
Tabel penghitung nilai gula darah (glukosa) berdasarkan glukosa hb a1c mg per...Tabel penghitung nilai gula darah (glukosa) berdasarkan glukosa hb a1c mg per...
Tabel penghitung nilai gula darah (glukosa) berdasarkan glukosa hb a1c mg per...helmut simamora
 
Tabel penghitung radiasi sinar matahari pada permukaan ekstraterestrial
Tabel penghitung radiasi sinar matahari pada permukaan ekstraterestrialTabel penghitung radiasi sinar matahari pada permukaan ekstraterestrial
Tabel penghitung radiasi sinar matahari pada permukaan ekstraterestrialhelmut simamora
 
Tabel nutrisi tanah yang ideal
Tabel nutrisi tanah yang idealTabel nutrisi tanah yang ideal
Tabel nutrisi tanah yang idealhelmut simamora
 
Tabel kebutuhan cairan (air minum) dalam tubuh manusia per hari
Tabel kebutuhan cairan (air minum) dalam tubuh manusia per hariTabel kebutuhan cairan (air minum) dalam tubuh manusia per hari
Tabel kebutuhan cairan (air minum) dalam tubuh manusia per harihelmut simamora
 
Tabel penghitung kebutuhan cairan yang ideal dalam mengantisipasi dehidrasi c...
Tabel penghitung kebutuhan cairan yang ideal dalam mengantisipasi dehidrasi c...Tabel penghitung kebutuhan cairan yang ideal dalam mengantisipasi dehidrasi c...
Tabel penghitung kebutuhan cairan yang ideal dalam mengantisipasi dehidrasi c...helmut simamora
 
Tabel penghitung laju penguapan dan kalor matahari berdasarkan suhu dan luas ...
Tabel penghitung laju penguapan dan kalor matahari berdasarkan suhu dan luas ...Tabel penghitung laju penguapan dan kalor matahari berdasarkan suhu dan luas ...
Tabel penghitung laju penguapan dan kalor matahari berdasarkan suhu dan luas ...helmut simamora
 
Tabel penghitung keseimbangan energi panas permukaan tanah, berdasarkan panas...
Tabel penghitung keseimbangan energi panas permukaan tanah, berdasarkan panas...Tabel penghitung keseimbangan energi panas permukaan tanah, berdasarkan panas...
Tabel penghitung keseimbangan energi panas permukaan tanah, berdasarkan panas...helmut simamora
 

More from helmut simamora (20)

Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...
Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...
Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...
 
Tabel jam efektif analisis jabatan, analisis beban kerja dan tingkat efisiens...
Tabel jam efektif analisis jabatan, analisis beban kerja dan tingkat efisiens...Tabel jam efektif analisis jabatan, analisis beban kerja dan tingkat efisiens...
Tabel jam efektif analisis jabatan, analisis beban kerja dan tingkat efisiens...
 
Tabel penghitung daya_dukung_perairan_te
Tabel penghitung daya_dukung_perairan_teTabel penghitung daya_dukung_perairan_te
Tabel penghitung daya_dukung_perairan_te
 
Tabel penghitung tekanan atmosfir dan hidrostatis pada lapisan kedalaman air...
Tabel penghitung tekanan atmosfir dan  hidrostatis pada lapisan kedalaman air...Tabel penghitung tekanan atmosfir dan  hidrostatis pada lapisan kedalaman air...
Tabel penghitung tekanan atmosfir dan hidrostatis pada lapisan kedalaman air...
 
Tabel penghitung panas laten yang terkandung dalam air berdasarkan suhu udara
Tabel penghitung panas laten yang terkandung dalam air berdasarkan suhu udaraTabel penghitung panas laten yang terkandung dalam air berdasarkan suhu udara
Tabel penghitung panas laten yang terkandung dalam air berdasarkan suhu udara
 
BELAJAR TENTANG ANGIN DAN IKLIM
BELAJAR TENTANG ANGIN DAN IKLIMBELAJAR TENTANG ANGIN DAN IKLIM
BELAJAR TENTANG ANGIN DAN IKLIM
 
Faktor konversi satuan panjang non metrik menjadi metric
Faktor konversi satuan panjang non metrik menjadi metricFaktor konversi satuan panjang non metrik menjadi metric
Faktor konversi satuan panjang non metrik menjadi metric
 
Tabel kadar karbohidrat yang dikonsumsi dan level maksimum gula darah dalam d...
Tabel kadar karbohidrat yang dikonsumsi dan level maksimum gula darah dalam d...Tabel kadar karbohidrat yang dikonsumsi dan level maksimum gula darah dalam d...
Tabel kadar karbohidrat yang dikonsumsi dan level maksimum gula darah dalam d...
 
Tabel penghitung kadar maksimum gula darah dalam darah
Tabel penghitung kadar maksimum gula darah dalam darahTabel penghitung kadar maksimum gula darah dalam darah
Tabel penghitung kadar maksimum gula darah dalam darah
 
Tabel penghitung reaksi kinetik setelah makan berdasarkan gula darah
Tabel penghitung reaksi kinetik setelah makan berdasarkan gula darahTabel penghitung reaksi kinetik setelah makan berdasarkan gula darah
Tabel penghitung reaksi kinetik setelah makan berdasarkan gula darah
 
Tabel penghitung kebutuhan maksimum oksigen selama berolahraga berdasarkan pr...
Tabel penghitung kebutuhan maksimum oksigen selama berolahraga berdasarkan pr...Tabel penghitung kebutuhan maksimum oksigen selama berolahraga berdasarkan pr...
Tabel penghitung kebutuhan maksimum oksigen selama berolahraga berdasarkan pr...
 
Tabel kebutuhan air bersih dan air limbah (padat dan cair) yang dihasilkan se...
Tabel kebutuhan air bersih dan air limbah (padat dan cair) yang dihasilkan se...Tabel kebutuhan air bersih dan air limbah (padat dan cair) yang dihasilkan se...
Tabel kebutuhan air bersih dan air limbah (padat dan cair) yang dihasilkan se...
 
Tabel penghitung level aldimina dan keseimbangan hemoglobin dan glukosa berda...
Tabel penghitung level aldimina dan keseimbangan hemoglobin dan glukosa berda...Tabel penghitung level aldimina dan keseimbangan hemoglobin dan glukosa berda...
Tabel penghitung level aldimina dan keseimbangan hemoglobin dan glukosa berda...
 
Tabel penghitung nilai gula darah (glukosa) berdasarkan glukosa hb a1c mg per...
Tabel penghitung nilai gula darah (glukosa) berdasarkan glukosa hb a1c mg per...Tabel penghitung nilai gula darah (glukosa) berdasarkan glukosa hb a1c mg per...
Tabel penghitung nilai gula darah (glukosa) berdasarkan glukosa hb a1c mg per...
 
Tabel penghitung radiasi sinar matahari pada permukaan ekstraterestrial
Tabel penghitung radiasi sinar matahari pada permukaan ekstraterestrialTabel penghitung radiasi sinar matahari pada permukaan ekstraterestrial
Tabel penghitung radiasi sinar matahari pada permukaan ekstraterestrial
 
Tabel nutrisi tanah yang ideal
Tabel nutrisi tanah yang idealTabel nutrisi tanah yang ideal
Tabel nutrisi tanah yang ideal
 
Tabel kebutuhan cairan (air minum) dalam tubuh manusia per hari
Tabel kebutuhan cairan (air minum) dalam tubuh manusia per hariTabel kebutuhan cairan (air minum) dalam tubuh manusia per hari
Tabel kebutuhan cairan (air minum) dalam tubuh manusia per hari
 
Tabel penghitung kebutuhan cairan yang ideal dalam mengantisipasi dehidrasi c...
Tabel penghitung kebutuhan cairan yang ideal dalam mengantisipasi dehidrasi c...Tabel penghitung kebutuhan cairan yang ideal dalam mengantisipasi dehidrasi c...
Tabel penghitung kebutuhan cairan yang ideal dalam mengantisipasi dehidrasi c...
 
Tabel penghitung laju penguapan dan kalor matahari berdasarkan suhu dan luas ...
Tabel penghitung laju penguapan dan kalor matahari berdasarkan suhu dan luas ...Tabel penghitung laju penguapan dan kalor matahari berdasarkan suhu dan luas ...
Tabel penghitung laju penguapan dan kalor matahari berdasarkan suhu dan luas ...
 
Tabel penghitung keseimbangan energi panas permukaan tanah, berdasarkan panas...
Tabel penghitung keseimbangan energi panas permukaan tanah, berdasarkan panas...Tabel penghitung keseimbangan energi panas permukaan tanah, berdasarkan panas...
Tabel penghitung keseimbangan energi panas permukaan tanah, berdasarkan panas...
 

Manajemen rencana preventif antisipatif dan mitigasi bencana

  • 1. MANAJEMEN RENCANA PREVENTIF , ANTISIPATIF DAN MITIGASI BENCANA B A D A N L I N G K U N G A N H I D U P , P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S A M O S I R , P R O V I N S I S U M A T E R A U T A R A Sebuah inspirasi yang dituangkan ke dalam tulisan dan digunakan sebagai referensi pribadi . Semoga bermanfaat. O L E H : H E L M U T T O D O T U A S I M A M O R A , M . S I PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 2. INDONESIA RAWAN BENCANA 1. Indonesia memang rawan bencana. Hal ini terkait dengan posisi Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik, yakni Aurasia, Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. Sebanyak 80% dari wilayah Indonesia, terletak di lempeng Aurasia, yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Banda. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 3. 2. Lempeng benua ini hidup, Lempeng Indo-Australia misalnya menumbuk lempeng Aurasia sejauh 7 cm per tahun. Atau Lempeng Pasifik yang bergeser secara relatif terhadap lempeng Aurasia sejauh 11 cm per tahun. Dari pergeseran itu, muncullah rangkaian gunung, termasuk gunung berapi Toba. Jika ada tumbukan, lempeng lautan yang mengandung lapisan sedimen menyusup di bawahnya lempeng benua. Proses ini lantas dinamakan subduksi atau penyusupan. INDONESIA RAWAN BENCANA PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 4. DEFINISI BENCANA Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 5. PENANGGULANGAN BENCANA DALAM SITUASI TIDAK TERJADI BENCANA 1. Perencanaan penanggulangan bencana. 2. Pengurangan risiko bencana. 3. Pencegahan. 4. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan. 5. Persyaratan analisis risiko bencana. 6. Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang. 7. Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 6. PENYEBAB BENCANA ALAM Bencana alam seakan tidak henti-hentinya menimpa Indonesia, sehingga sudah tidak asing lagi bagi kita jika mendengar terjadinya peristiwa gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, kekeringan, longsor, dan lain-lain. Wilayah Indonesia, termasuk daerah rawan terjadinya bencana, terutama bencana alam geologi, yang disebabkan karena posisi Indonesia yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik di dunia yaitu: Lempeng Australia di selatan, Lempeng Euro-Asia di bagian barat dan Lempeng Samudra Pasifik di bagian timur, yang dapat menunjang terjadinya sejumlah bencana, PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 7.  Berdasarkan posisinya tersebut, maka hampir di seluruh Indonesia kecuali daerah Kalimantan yang relatif stabil, kejadian bencana akan sangat mungkin terjadi setiap saat dan sangat sukar diperkirakan kapan dan dimana persisnya bencana tersebut akan terjadi.  Pulau Sumatera terutama Sumatera Utara khususnya Pulau Samosir termasuk daerah rawan terjadinya bencana seperti halnya daerah lain di Indonesia,karena di wilayah ini selain kondisi geologinya menunjang terjadinya sejumlah bencana, juga banyak terdapat gunung berapi yang masih aktif. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 8. GAMBAR 1. WILAYAH GEMPA INDONESIA PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 9. PERTANYAAN DASAR FENOMENA MITIGASI BENCANA  Peristiwa bencana tersebut tidak mungkin dihindari, tetapi yang dapat kita dilakukan adalah memperkecil terjadinya korban jiwa, harta maupun lingkungan. Banyaknya korban jiwa maupun harta benda dalam peristiwa bencana yang selama ini terjadi, lebih sering disebabkan kurangnya kesadaran dan pemahaman pemerintah maupun masyarakat terhadap potensi kerentanan bencana serta upaya mitigasinya. Mengamati fenomena-fenomena di atas, pertanyaan mendasar yang muncul adalah : 1. apakah kita yang hidup di wilayah rawan bencana alam harus selalu mendapatkan kerugian yang besar, dalam hal korban jiwa maupun harta benda, dalam setiap kejadian bencana? 2. Apakah pembangunan yang ada justru makin memperparah dampak bencana akibat tidak diperhatikannya kaidah-kaidah kebencanaan dalam pelaksanaan pembangunan? PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 10.  Pembangunan semestinya bukanlah proses modernisasi saja tetapi harus juga memperhatikan peningkatan kualitas hidup dari berbagai aspek seperti ekonomi, sosial dan lingkungan yang harus dijalankan dalam pelaksanaan pembangunan secara seimbang, diantaranya dengan memperhatikan kaidah-kaidah kebencanaan dalam pelaksanaan pembangunan.  Bagi kita yang hidup di daerah rawan bencana, sudah seharusnya memiliki kebijakan, strategi,perencanaan atau program-program yang dilakukan sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 11. MITIGASI BENCANA  Mitigasi Bencana  Kegiatan-kegiatan pada tahap pra bencana erat kaitannya dengan istilah mitigasi bencana yang merupakan upaya untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana.  Mitigasi bencana mencakup antara lain : 1. perencanaan dan 2. pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko-resiko dampak dari suatu bencana yang dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang. Upaya mitigasi dapat dilakukan dalam bentuk mitigasi struktur dengan memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana, seperti membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk menahan serta memperkokoh struktur ataupunmembangun struktur bangunan penahan longsor, penahan dinding pantai, dan lain-lain. Selain itu upaya mitigasi juga dapat dilakukan dalam bentuk non struktural, diantaranya seperti menghindari wilayah bencana dengan cara membangun menjauhi lokasi bencana yang dapat diketahui melalui perencanaan tata ruang dan wilayah serta dengan memberdayakan masyarakat dan pemerintah daerah. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 12. TEORI MITIGASI BENCANA YANG EFEKTIF  Mitigasi Bencana yang Efektif Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki tiga unsur utama, yaitu penilaian bahaya, peringatan dan persiapan. 1. Penilaian bahaya (hazard assestment); diperlukan untuk mengidentifikasi populasi dan aset yang terancam, serta tingkat ancaman. Penilaian ini memerlukan pengetahuan tentang karakteristik sumber bencana, probabilitas kejadian bencana, serta data kejadian bencana di masa lalu. Tahapan ini menghasilkan Peta Potensi Bencana yang sangat penting untuk merancang kedua unsur mitigasi lainnya; PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 13. 2. Peringatan (warning); diperlukan untuk memberi peringatan kepada masyarakat tentang bencana yang akan mengancam (seperti bahaya tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi, aliran lahar akibat letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir bandang, dsb). Sistem peringatan didasarkan pada data bencana yang terjadi sebagai peringatan dini serta menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk memberikan pesan kepada pihak yang berwenang maupun masyarakat. Peringatan  Peringatan terhadap bencana yang akan mengancam harus dapat dilakukan secara cepat, tepat dan dipercaya. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 14. 3. Persiapan (preparedness). Kegiatan kategori ini tergantung kepada unsur mitigasi sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), yang membutuhkan pengetahuan tentang daerah yang kemungkinan terkena bencana dan pengetahuan tentang sistem peringatan untuk mengetahui kapan harus melakukan evakuasi dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah aman. Tingkat kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah dan pemahamannya sangat penting pada tahapan ini untuk dapat menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak akibat bencana. Selain itu jenis persiapan lainnya adalah perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi fasilitas umum dan fasilitas sosial di luar zona bahaya bencana (mitigasi non struktur), serta usaha-usaha keteknikan untuk membangun struktur yang aman terhadap bencana dan melindungi struktur akan bencana (mitigasi struktur). PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 15. HAL-HAL PRINSIP DALAM MITIGASI BENCANA Hal yang perlu dipersiapkan, diperhatikan dan dilakukan bersama-sama oleh pemerintahan, swasta maupun masyarakat dalam mitigasi bencana, antara lain: 1. Kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan kebencanaan atau mendukung usaha preventif kebencanaan seperti kebijakan tataguna tanah agar tidak membangun di lokasi yang rawan bencana; 2. Kelembagaan pemerintah yang menangani kebencanaan, yang kegiatannya mulai dari : a. identifikasi daerah rawan bencana, b. penghitungan perkiraan dampak yang ditimbulkan oleh bencana, perencanaan penanggulangan bencana, hingga penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif kebencanaan; PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 16. HAL-HAL PRINSIP DALAM MITIGASI BENCANA 3. Indentifikasi lembaga-lembaga yang muncul dari inisiatif masyarakat yang sifatnya menangani kebencanaan, agar dapat terwujud koordinasi kerja yang baik; 4. Pelaksanaan program atau tindakan ril dari pemerintah yang merupakan pelaksanaan dari kebijakan yang ada, yang bersifat preventif kebencanaan; 5. Meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang ciri-ciri alam setempat yang memberikan indikasi akan adanya ancaman bencana. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 17. YANG HARUS DIBUTUHKAN DAN MENDESAK UNTUK DILAKSANAKAN Penyusunan : 1. Kebijakan Mitigasi Bencana yang mengatur tentang pengelolaan kebencanaan atau mendukung usaha preventif kebencanaan seperti kebijakan tataguna tanah agar tidak membangun di lokasi yang rawan bencana; 2. Identifikasi daerah rawan bencana; Penelitian dan Diskusi : 1. Penelitian berkaitan dengan penghitungan perkiraan dampak yang ditimbulkan oleh bencana; 2. Penelitian tentang perencanaan penanggulangan bencana, hingga penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif kebencanaan; 3. Pembentukan Siaga Tangguh Desa; PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 18. YANG HARUS DIBUTUHKAN DAN MENDESAK UNTUK DILAKSANAKAN 4. Pelaksanaan teknis melalui Diskusi Ilmiah yang dihadiri oleh : Bupati, DPRD (dalam hal ini Kab. Samosir) dan SKPD terkait bersama dengan tim Tenaga Ahli Geoteknologi tentang Kebijakan Mitigasi untuk mengkaji yang bersifat preventif kebencanaan; 5. Pembuatan Peta Potensi/Rawan Bencana; 6. Pengadaan Alat Bantu modern di dalam Identifikasi Peringatan Dini dengan sensitivitas tinggi, antara lain : kebakaran hutan yang terjadi secara alami karena kemarau panjang, gempa bumi, aliran lahar akibat letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir bandang, dsb yang dipasang dalam bentuk fisik ditempatkan di setiap lokasi Rawan Bencana. 7. Anggaran Kegiatan dibebankan pada APBD (dalam hal ini Kab. Samosir). PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 19. DASAR PERUMUSAN KRITERIA (MAKRO) DALAM PENETAPAN KAWASAN RAWAN BENCANA LONGSOR 1. Kondisi kemiringan lereng dari 15 % hingga 70 %. 2. Tingkat curah hujan rata-rata tinggi ( > 2500 mm/tahun). 3. Kondisi tanah, lereng tersusun oleh tanah penutup tebal (> 2 meter). 4. Struktur batuan tersusun dengan bidang diskontinuitas atau struktur retakan. 5. Daerah yang dilalui struktur patahan (sesar). 6. Adanya gerakan tanah; dan/atau 7. Jenis tutupan lahan/vegetasi (jenis tumbuhan, bentuk tajuk, dan sifat pemekaran). PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 20. KLASIFIKASI TIPE ZONA BERPOTENSI LONGSOR a. Zona Tipe A 1. Lereng (gunung,pegunungan, bukit, perbukitan dan tebing sungai). 2. Kemiringan lereng > 40 %. 3. Ketinggian > 2000 mdpl. 4. Curah hujan yang tinggi (70 mm/jam atau 100 mm/hari, >2500 mm/tahun, berkisar 70 mm/jam tetapi berlangsung terus-menerus selama lebih 2 (dua) jam hingga beberapa hari. 5. Gerakan tanah sebesar 2 m s.d 25 m / menit. 6. Jenis batuan dasarnya : andesit, tuf, napal dan batu lempung. b. Zona Tipe B 1. Daerah kaki (gunung,pegunungan, bukit, perbukitan dan tebing sungai). 2. Kemiringan lereng 21 % - 40 %. 3. Ketinggian 500 mdpl – 2000 mdpl. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 21. KLASIFIKASI TIPE ZONA BERPOTENSI LONGSOR b. Zona Tipe B 4. Curah hujan yang tinggi (70 mm/jam atau 100 mm/hari, >2500 mm/tahun. 5. Kawasan yang rawan terhadap gempa. 6. Sering muncul rembesan air atau mata air pada lereng, terutama pada bidang kontak antara batuan kedap air dengan lapisan tanah yang lebih permeable. 7. Vegetasi terbentuk dari tumbuhan berdaun jarum dan berakar serabut. 8. Lereng pada daerah yang rawan terhadap rawan gempa. 9. Kerapatan gerakan tanah berkisar 2 (dua) meter/hari. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 22. KLASIFIKASI TIPE ZONA BERPOTENSI LONGSOR Zona Tipe B 10. Pencetakan kolam yang mengakibatkan perembesan air ke dalam lereng. 11. Pembangunan konstruksi dengan beban yang terlalu berat. 12. Sistem drainase yang tidak memadai. c. Zona Tipe C. 1. Pada daerah dataran (tinggi, rendah, dataran), tebing sungai, dan lembah sungai. 2. Kemiringan lereng berkisar 0 % - 20 %. 3. Ketinggian 0 mdpl – 500 mdpl. 4. Curah hujan yang tinggi (70 mm/jam atau 100 mm/hari, >2500 mm/tahun. 5. Kawasan yang rawan terhadap gempa. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 23. KLASIFIKASI TIPE ZONA BERPOTENSI LONGSOR Zona Tipe C 6. Sering muncul rembesan air atau mata air pada lereng, terutama pada bidang kontak antara batuan kedap air dengan lapisan tanah yang lebih permeable. 7. Vegetasi terbentuk dari tumbuhan berdaun jarum dan berakar serabut. 8. Lereng pada daerah yang rawan terhadap rawan gempa. 9. Kerapatan gerakan tanah berkisar 2 (dua) meter/hari yang mengakibatkan retakan dan amblesan tanah. 10. Pencetakan kolam yang mengakibatkan perembesan air ke dalam lereng. 11. Pembangunan konstruksi dengan beban yang terlalu berat. 12. Sistem drainase yang tidak memadai. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 24. PENANAMAN VEGETASI DENGAN JENIS DAN POLA TANAM YANG TEPAT 1. Jenis tanaman yang disarankan pada kawasan rawan bencana longsor : Akasia, pinus, mahoni, hohar, jati, kemiri, dan damar serta di daerah berlereng curam di lembah dapat ditanami bambu. 2. Pola penanaman yang dapat dikembangkan pada daerah lereng pegunungan dan tebing yaitu : tanaman berakar dalam, bertajuk ringan, cabang mudah tumbuh dan mudah dipangkas. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 25. 14 (EMPAT BELAS) FAKTOR PENDORONG YANG DAPAT MENYEBABKAN LONGSOR 1. Curah hujan yang tinggi. 2. Lereng yang terjal. 3. Lapisan tanah yang kurang padat dan tebal. 4. Jenis batuan (litologi) yang kurang kuat. 5. Jenis tanaman dan pola tanam yang tidak mendukung penguatan lereng. 6. Getaran yang kuat (peralatan berat, mesin pabrik, kenderaan bermotor); 7. Susutnya muka air danau/bendungan. 8. Beban tambahan seperti konstruksi bangunan dan kenderaan angkutan. MANAJEMEN PRAKIRAAN CURAH HUJAN TERHADAP POTENSI BENCANA TANAH LONGSOR DAN BANJIR PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 26. 9. Terjadinya pengikisan tanah atau erosi. 10. Adanya material timbunan pada tebing. 11. Bekas longsoran lama yang tidak segera ditangani. 12. Adanya bidang diskontinuitas. 13. Penggundulan hutan; dan/atau 14. Daerah pembuangan sampah. MANAJEMEN PRAKIRAAN CURAH HUJAN TERHADAP POTENSI BENCANA TANAH LONGSOR DAN BANJIR PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 27. Fokus dalam tindakan preventif dan antisipatif terhadap potensi bencana banjir dan tanah longsor adalah manajemen prakiraan curah hujan. Beberapa parameter ilmiah dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan wajib disertai sebagai bahan pertimbangan yang baku dan sahih di dalam memutuskan suatu kebijakan. Salah satu pertimbangan ilmiah tersebut adalah Hidrologi. Berikut beberapa prakiraan yang dituangkan dalam tabel penghitung . MANAJEMEN PRAKIRAAN CURAH HUJAN TERHADAP POTENSI BENCANA TANAH LONGSOR DAN BANJIR PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 28. Petunjuk : 1. Klik Tabel berikut. 2. Klik tabel dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5) Input data Curah hujan 500,00 mm 2.795.084,97 m2 2,80 km2 Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi Luas / lebar sebaran curah hujan TABEL PENGHITUNG CURAH HUJAN TERHADAP LUAS SEBARAN CURAH HUJAN PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 29. Petunjuk : 1. Klik Tabel Berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5) Curah hujan 120,00 mm Curah hujan gerimis 25.200,00 mm Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi TABEL PENGHITUNG CURAH HUJAN GERIMIS PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 30. Petunjuk : 1. Klik Tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5) Curah hujan 110 mm Besaran bentuk terstruktur curah hujan (Stratiform rain) 369.197,11 Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi. TABEL PENGHITUNG CURAH HUJAN TERHADAP BESARAN BENTUK TERSTRUKTUR CURAH HUJAN (STRATIFORM RAIN) PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 31. Petunjuk : 1. Klik Tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5) Input data Curah hujan 115,00 mm Curah hujan di dataran tinggi (Orographic rain) 6.096,15 mm Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi TABEL PENGHITUNG CURAH HUJAN TERHADAP CURAH HUJAN DI DATARAN TINGGI (OROGRAPHIC RAIN) PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 32. Petunjuk : 1. Klik Tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5) Curah hujan 110,00 mm 73.240,20 mm 82.500,00 mm Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi. Curah hujan badai (Thunderstorm rain) TABEL PENGHITUNG CURAH HUJAN TERHADAP KEJADIAN CURAH HUJAN BADAI PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 33. Petunjuk : 1. Klik Tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil penelitian di lapangan pada Kolom B : (5) Input data Curah Hujan 200 mm 499.531,92 mm 144.269,99 mm Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi Curah hujan tropis umumnya TABEL PENGHITUNG CURAH HUJAN TROPIS UMUMNYA PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 34. Petunjuk : 1. Klik tabel berikut. 2. Klik tabel dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (6) ; (7) dan (8) Kedalaman Curah hujan < 0,2 berdasarkan Potensial Kedalaman maksimum genangan air setelah Air larian mulai terjadi (Potential maximum retent Nilai kandungan air pada tanah saat kondisi rata-rata (Average-Soil water condition values) 45,00 mm Kedalaman (Tebal) Curah hujan (Rainfall depth) 250,00 mm Persentase Penggunaan lahan 15% % Kedalaman Air Larian (Estimated runoff depth) 8.314,06 mm Potensial Kedalaman maksimum genangan air setelah Air larian mulai terjadi (Potential maximum retention after runoff begins) 169.079,33 mm Nilai kandungan air pada tanah saat kondisi kering (Dry-Soil water condition values) 25,58 mm Nilai kandungan air pada tanah saat kondisi basah (Wet-Soil water condition values) 65,30 mm Potensial kedalaman maksimum genangan air setelah Air larian mulai terjadi (Potential maximum retention after runoff begins) - Kondisi Basah 65,30 mm Potensial kedalaman maksimum genangan air setelah Air larian mulai terjadi (Potential maximum retention after runoff begins) - Kondisi Kering/Kemarau 25,58 mm Kedalaman Air Larian (Estimated runoff depth)-Kondisi Basah 185,75 mm Kedalaman Air Larian (Estimated runoff depth)-Kondisi Kering / Kemarau 221,73 mm Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi TABEL PENGHITUNG KEDALAMAN AIR LARIAN DARI CURAH HUJAN PADA SAAT KONDISI BASAH (MUSIM HUJAN) DAN KONDISI KERING (MUSIM KEMARAU) PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 35. Petunjuk : 1. Klik Tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5) ; (6) dan (7) Kedalaman curah hujan (Rainfall depth) 200,00 mm Kedalaman air larian terukur (Depth of measured runoff) 120,00 mm Nilai potensial maksimum air tergenang (values of potensial maximum retention) 492,87 mm Percentase penggunaan lahan (Land use percentages) 34,01 % Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi. TABEL PENGHITUNG KEDALAMAN CURAH HUJAN TERHADAP PERSENTASE PENGGUNAAN LAHAN PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 36. Petunjuk : 1. Klik Tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5) Input data 90,00 cm 0,90 m Kecepatan jatuh curah hujan (Raindrop speed) 16,55 mm h-1 Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi Tebal/tinggi genangan air hujan TABEL PENGHITUNG TEBAL (TINGGI) GENANGAN AIR HUJAN TERHADAP KECEPATAN JATUH CURAH HUJAN PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 37. Jumlah tahun pengamatan curah hujan 4,00 Curah hujan 110,00 mm/jam Curah hujan efektif : < 250 mm 249,00 mm Curah hujan efektif < 250 mm 248,60 mm > 250 mm 251,00 mm Curah hujan efektif > 250 mm 150,10 mm Jumlah curah hujan bulanan 1,26 mm/hari Curah hujan andalan tengah bulan 1,80 mm/hari Ukuran diameter butiran curah hujan 450,14 mm Kecepatan jatuh curah hujan 1.164,15 mm TABEL PENGHITUNG JUMLAH TAHUN PENGAMATAN CURAH HUJAN, CURAH HUJAN (EFEKTIF, ANDALAN TENGAH BULAN, BULANAN) DAN UKURAN DIAMETER BUTIRAN CURAH HUJAN PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 38. Petunjuk : 1. Klik tabel berikut. 2. Klik tabel dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada kolom B : (5) dan (6). Suhu 37,00 o C Tekanan parsial uap air 1.000,00 mb Tekanan uap jenuh dan tekanan parsial air 21.237,47 In Cs Koefisien difusi untuk uap air dalam udara 0,27 Cm2/detik Nisbah tekanan uap dan kerapatan 0,17 Berat isi konsentrasi uap air 5.864,86 Gram/m3 Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi. TABEL PENGHITUNG UAP AIR DALAM UDARA BERDASARKAN NILAI SUHU (TEMPERATUR) CELSIUS (o C ) PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 39. Petunjuk : 1. Klik tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (6) dan (7) Input data Lama waktu kejadian hujan 2 Jam 4.550.000.000,00 m2 1.124.350,50 acre 4.550,00 km2 1,25 Inches 12,50 cm3 0,00001 m3/detik 1096241,7 CFS (Cubic Feet/Second) 10,962417 m3/detik 35.280,00 Kaki kubik (Cubic feet) 0,81 Acre-feet 0,02 m3 Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi. Tinggi/Tebal Air Larian/Air Limpasan (Run off) Nilai puncak runoff Luas Tangkapan Curah Hujan TABEL PENGHITUNG AIR LARIAN (RUNOFF) DARI CURAH HUJAN BERDASARKAN METODE RASIONAL HYDROGRAPH RUNOFF DALAM AMDAL PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 40. Contoh plot Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah dideliniasi dengan metode elevasi satuan grid digital dari Satuan data yang diterbitkan Negara (Example watershed was deliniated with a (m) grid digital elevation model from the national elevation data set). 30,00 meter (m) grid digital Jumlah sel grid yang mendeliniasi DAS (The watershed as deliniated comprises) 15.890,00 Sel grid (grid cell) Prakiraan Jumlah Air Larian dari Kejadi Curah Hujan (Assume that base flow prior to rainfall) 0,83 m3/detik (m3/s) Sel grid D < 0 yang dikombinasikan dengan sel grid datar yang menunjukkan daerah jenuh (Grid cell with D < 0 combined flat grid cells gives a saturated area 1.246,00 sel grid (grid cells) sel grid datar yang menunjukkan daerah jenuh/terendam air (flat grid cells gives a saturated area) 81,00 Sel grid datar (Flat grid cells) Luas daerah jenuh air/terendam air (A sturated area) 1,19 km2 Persentase DAS (Percentage of watershed) 8,35 % 0,000209 m/jam 0,209 mm/jam Luas Daerah Air Larian (The drainage area) 14,301 Km2 Dasar daerah aliran per unit (The per unit area base flow) 0,00000006 m/detik Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi. Prakiraan multiplikasi dari jumlah detik dalam satuan jam (Multiflying by number of seconds in an hour) TABEL PENGHITUNG METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS) TERHADAP DEFISIT KELEMBABAN TANAH YANG TERENDAM AIR DAN PERSENTASE (%) DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BERDASARKAN SEL GRID PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 41. Petunjuk : 1. Klik tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan berdasarkan peta GIS pada kolom B : (5) Contoh plot Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah dideliniasi dengan metode elevasi satuan grid digital dari Satuan data yang diterbitkan Negara (Example watershed was deliniated with a (m) grid digital elevation model from the national elevation data set). 30,00 meter (m) grid digital Jumlah sel grid yang mendeliniasi DAS (The watershed as deliniated comprises) 15.890,00 Sel grid (grid cell) Prakiraan Jumlah Air Larian dari Kejadi Curah Hujan (Assume that base flow prior to rainfall) 0,83 m3/detik (m3/s) Luas Daerah Air Larian (The drainage area) 14,301 Km2 Dasar daerah aliran per unit (The per unit area base flow) 0,00000006 m/detik 0,000209 m/jam 0,209 mm/jam Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi. Prakiraan multiplikasi dari jumlah detik dalam satuan jam (Multiflying by number of seconds in an hour) TABEL PENGHITUNG METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS) TERHADAP MULTIPLIKASI KEMIRINGAN LERENG, LUAS DAERAH TANGKAPAN AIR DAN INDEKS BASAH UNTUK TIAP SEL GRID PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 42. Petunjuk : 1. Klik tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada kolom B : (6) s.d (11) Bidang longsor potensial : Kohesi 15 kN/m2 Sudut gesek 15 O Berat volume tanah 29 kN/m2 Sudut kemiringan lereng 48,5 O Sudut lereng timbunan lama 40 O Faktor aman terhadap longsoran 1,5 F Tinggi maksimum tanah timbun baru 13,09 Meter Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi. TABEL PENGHITUNG TINGGI TANAH TIMBUNAN MAKSIMUM PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 43. Petunjuk : 1. Klik tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment di lapangan pada kolom B : (5) s.d (11) Data tanah pada lereng 40 kN/m3 Tinggi Lereng dengan bidang longsor 4 H (m) Sudut lereng dengan bidang longsor 22 o α Kuat geser tanah 9 kN/m2 Sudut kuat geser tanah 45 o Berat volume tanah jenuh 27 kN/m3 Berat volume apung 10,19 kN/m3 Faktor aman 0,69 1 (Aman) Keterangan < 1 (Lereng tidak stabil) Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi. TABEL PENGHITUNG FAKTOR AMAN LERENG TERHADAP BAHAYA LONGSOR PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 44. Petunjuk : 1. Klik tabel berikut. 2. Klik dan ketik nilai/angka dari hasil treatment penelitian di lapangan pada Kolom B : (5) Kemiringan Tanah 45 o Total Kehilangan Tanah 18,89 Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi. TABEL PENGHITUNG HUBUNGAN KEHILANGAN TANAH DAN KEMIRINGAN TANAH PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 45. Petunjuk : 1. Klik tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada kolom B : (5). Intensitas Hujan 100 Inci/Jam Energi Kinetik Hujan 1.167,98 Foot ton/acre/Inci Hujan Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi TABEL PENGHITUNG HUBUNGAN ENERGI KINETIK HUJAN DENGAN INTENSITAS HUJAN PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 46. Petunjuk : 1. Klik tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada kolom B : (5) Sudut Lereng 45 0 Kehilangan Tanah 51,30 Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi TABEL PENGHITUNG KORELASI ANTARA KEMIRINGAN LERENG DAN KEHILANGAN TANAH AKIBAT EROSI PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 47. Petunjuk : 1. Klik tabel berikut. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada kolom B : (5) Panjang Lereng 500 meter Total tanah yang hilang akibat erosi 34 Nilai di atas merupakan prakiraan/estimasi. TABEL PENGHITUNG HUBUNGAN KEHILANGAN TANAH DENGAN PANJANG LERENG PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 48. 2. Klik dan ketik angka/nilai dari hasil treatment penelitian di lapangan pada kolom B : (6), (8), (12), (13), (15) dan (17) 1,50 Inches 0,00002 m3 6,00 Acres 261.360,00 ft2 24.281,14 m2 5,95 acre-inc/hr Luas daerah Impervious (Impervious area) 2,00 Acre of total area Luas daerah Pervious (Pervious area) 2,00 Acre of total area Campuran laun dan tegakan kayu (Mixture of lawn and woods) 65,00 Pervious CN Asphalt 98,00 Impervious CN Bobot Teknik Nilai Kurva (Weighted Average Curve Number Technique (Weighted CN)) 76,00 CN Abstraksi Rata-rata (Average Initial) 3,16 Inches 0,63 Inches 2,53 Inches Volume Air larian/Air limpasan (Runoff volume) 1,50 Inches Volume Air larian/Air limpasan (Runoff volume) 0,19 Inches Volume Air larian/Air limpasan tertempat total (Total site runoff volume) 4.079,54 Kaki kubik (Cubic feet) Luas wilayah Impervious (Impervious area) 0,20 Inches 0,04 Inches Luas inisial wilayahabstraksi Impervious (Impervious area initial abstraction) Abstraksi inisial rata-rata (Average initial abstraction) Design Kualitas Curah hujan dalam kejadian hujan (Stormwater Quality Design Storm) Total Luas Drainase (Total drainage area) Cakupan Pervious (Pervious cover) : Cakupan Impervious : TABEL PENGHITUNG VOLUME AIR LARIAN (RUNOFF) DRAINASE TOTAL BERDASARKAN KUALITAS CURAH HUJAN PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 49. GUNUNG ERUPSI / GUNUNG MELETUS  Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.  Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700- 1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.  Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 50. CIRI GUNUNG API AKTIF  suka meletus; mengeluarkan lava atau abu volkanik, atau pasir, kerikil dan bebatuan;  berpotensi meletus;  gunungnya umumnya berbentuk kerucut yang bagus (untuk type strato);  memiliki kepundan;  mengeluarkan asap, gas belerang;  mengeluarkan bau belerang yang menyengat;  menghasilkan mata air panas;  menimbulkan gempa vulkanik (seringkali tidak dapat dirasakan dan hanya dapat dideteksi menggunakan seismometer). PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 51. DEFINISI VULKANISME  Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magmadisebut vulkanisme. Gerakan magma itu terjadi karena magmamengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untukmenekan batuan yang ada di sekitarnya. Lalu apa yang disebut magma? Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar, walaupunsuhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan tekanan, misalnya adanya retakan, tekanannya punakan menurun sehingga batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut magma. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 52. MENGENAL MAGMA  Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai kepermukaan bumi. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaanbumi disebut intrusi magma. Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut jugavulkan.Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian kecil intrusi magma yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat bahwa intrusi magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 53. INTRUSI MAGMA Intrusi magma(atau disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk (perhatikan gambar penampang gunung api), yaitu:  Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapurmagma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat.  Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuanyang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkatsehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 54.  Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipismenyusup di antara lapisan batuan.  Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magmamemotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.  Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.  Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi. INTRUSI MAGMA PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 55. EKSTRUSI MAGMA Ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu: 1. Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretangunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Eslandia, danderetan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat denganpermukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapatempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow StoneNational Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km persegi. 3. Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang(saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 56. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API  Kawasan rawan bencana gunung api adalah kawasan yang pernah terlanda atau diidentifikasikan berpotensi terlanda bahaya erupsi baik langsung (primer) maupun tidak langsung (sekunder). PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 57. CIRI-CIRI RAWAN GUNUNG API 1. terlihat cahaya terang di lubang letusan mulai teramati; 2. lava menyembul ke permukaan; 3. terjadi letusan kuat dengan tinggi asap disertai luncuran awan panas dan guguran lava 4. Tampak lidah lava dan jumlah seluruh bahan material letusan 5. Pengaruh beratnya sendiri dan migrasi magma ke 6. permukaan maka longsoran tubuh kubah lava 7. dan luncuran awan panas sering terjadi PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 58. KEGIATAN VULKANIK  Kegiatan vulkanik berupa : 1. Hembusan asap solfatara dari lubang kubah lava. 2. Secara visual terlihat asap solfatara berwarna putih tipis 3. Beberapa jenis gempa yang terekam antara lain gempa guguran, gempa vulkanik dalam (VA), vulkanik dangkal (VB), gempa tektonik jauh, dan gempa tektonik lokal. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 59. ERUPSI MAGMATIK  Erupsi magmatik eksplosif dan efusif yang berasal dari beberapa titik erupsi dan menghasilkan endapan piroklastik dan lava. Berdasarkan jenis batuannya, secara umum erupsi efusif lebih dominan terjadi yang dicirikan dengan banyaknya kerucut kerucut dan kubah lava dibandingkan dengan endapan piroklastika. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 60. PRODUK ERUPSI 1. Erupsi menghasilkan jatuhan piroklastika, aliran piroklastika, dan lava. Endapan jatuhan piroklastika merupakan endapan hasil erupsi awal yang eksplosif kemudian diikuti oleh magmatik efusif yang volumenya lebih besar, sehingga membentuk suatu kubah lava 2. Terjadi retakan-retakan serta dipicu oleh faktor gravitasi lava baru yang masih panas dan retak-retak itu berguguran ke arah lembah PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 61. POTENSI BAHAYA GUNUNG API 1. Terdiri dari bahaya langsung (bahaya primer) dan bahaya tidak langsung (bahaya sekunder). Jenis bahaya primer terdiri dari aliran piroklastika (awan panas), jatuhan piroklastika, lontaran batu (pijar), hujan abu lebat, dan aliran lava. 2. Sedangkan jenis bahaya sekunder adalah guguran dan lahar. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 62. BAHAYA ERUPSI 1. Derajat bahaya paling tinggi produk erupsi adalah aliran piroklastika (awan panas), berupa suatu aliran massa yang terdiri dari pencampuran antara gas dan material lepas berbagai ukuran yang mengalir dengan kecepatan tinggi (V=70-150 km/jam), bersuhu tinggi (300-5000 C) dan bergumpal-gumpal seperti wujudnya awan. 2. Aliran piroklastika ini adalah produk erupsi magmatik atau freato-magmatik eksplosif tipe Vukano. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 63. BAHAYA MAGMATIK EKSPLOSIF  Untuk jenis magmatik tipe vulkano yang bersifat eksplosif cukup membahayakan, karena pada umumnya dapat menghasilkan : 1. volume endapan awan panas cukup besar, dan 2. menghasilkan endapan jatuhan piroklastika yang tersebar jauh hingga berjarak beberapa km dari pusat erupsi. 3. Bahan lontaran batu (pijar) yang berukuran < 2 cm dapat tersebar dalam radius lebih kurang 5 km. 4. Sementara bahan lontaran batu (pijar) yang berukuran >2 cm tersebar dalam radius lebih kurang 3 km dari pusat erupsi. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 64. ALIRAN LAVA PRODUK EFUSIF MAGMATIK  Aliran lava adalah aliran massa pijar bersuhu tinggi (600- 1.0000 C) yang mengalir secara perlahan dan selalu mengalir melalui lereng dan lembah menuju ke tempat- tempat yang  lebih rendah. Oleh karenanya aliran lava bersuhu sangat tinggi. Aliran lava merupakan produk efusif magmatik. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 65. AWAL ERUPSI GUNUNG API  Erupsi Gunung diawali oleh : 1. erupsi freato-magmatik yang menghasilkan endapan jatuhan dan aliran piroklastika. 2. Selanjutnya kegiatan berupa erupsi efusif yang menghasilkan aliran lava dan 3. Kubah lava. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 66. ERUPSI EFUSIF GUNUNG API  Erupsi efusif terjadi dengan : 1. Terlihatnya sinar api dari lubang erupsi selanjutnya terbentuk kubah lava membentuk bukit baru. 2. Terlihat juga lidah lava diikuti oleh terjadinya guguran dari lidah lava dan kubah lava. 3. Pada saat erupsi, tercium gas belerang atau terdeteksinya SO2 dari lokasi pusat erupsi. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 67. PRODUK ERUPSI GUNUNG API  Produk erupsi Gunung adalah aliran lava, jatuhan piroklastika, dan aliran piroklastik (awan panas). Produk erupsi yang disebut pertama berbentuk kubah di atas lubang erupsi yang masih panas dan labil serta membentuk rekahan-rekahan berpotensi terjadi guguran.  Endapan guguran ini dapat menjadi endapan awan panas guguran dan endapan guguran biasa (Rock Fall).  Umumnya guguran batuan ini terjadi karena faktor gravitasi. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 68. PRODUK ERUPSI GUNUNG API  Erupsi Gunung menghasilkan : 1. jatuhan piroklastika, 2. aliran piroklastika (awan panas), 3. aliran lava serta guguran lava, 4. Endapan jatuhan dan aliran piroklastika, 5. guguran lava berpotensi sebagai bahan pembentuk lahar. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 69. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API  Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa: 1. Kawasan yang sangat berpotensi terlanda aliran piroklastika, aliran lava, guguran lava, dan gas beracun. 2. Kawasan yang sangat berpotensi tertimpa material lontaran batu (pijar) dan jatuhan hujan abu lebat. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 70. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API  Apabila erupsinya membesar maka kemungkinan aliran lava akan tersebar pula ke arah lain dengan jarak yang lebih jauh dari pusat erupsi.  Jarak jangkau maksimum aliran  lava (dengan asumsi berkomposisi andesit –  basal atau viskositas sedang-rendah) adalah  lebih kurang 3-4 km. Ketika terjadi guguran  lava, distribusinya diperkirakan di sekitar  puncak PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 71. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API  Kawasan yang berpotensi terlanda bahan lontaran dan jatuhan seperti lontaran fragmen batuan (pijar), dan hujan abu lebat. Kawasan ini berpotensi terlanda oleh fragmen batuan (pijar) dengan ukuran 2 – 6 cm.  Kawasan yang berpotensi terlanda aliran lahar, terletak di sepanjang daerah aliran sungai atau di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 72.  Kawasan yang berpotensi terlanda jatuhan piroklastika atau lontaran berupa hujan abu tanpa memperhatikan arah tiupan angin saat terjadi letusan, dan kemungkinan pula akan terkena lontaran batu. Kawasan ini berpotensi terlanda oleh jatuhan abu dan fragmen batuan < 2 cm dalam radius 5 km dari pusat erupsi. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 73. MENGENAL JENIS ERUPSI GUNUNG API  Erupsi freato-magmatik eksplosif tipe vulkanian dan strombolian yang menghasilkan jatuhan piroklastika (lontaran batu pijar dan abu vulkanik), aliran piroklastika (awan panas) serta erupsi efusif magmatik yang menghasilkan aliran lava dan kubah lava. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 74.  Nilai Indeks Let usan Gunung api (VEI atau Volcanic Explosivity Index): 0-3,tipe erupsi nya adalah Stromboli (Strombolian) dan atau Vulkano (Vulkanian) disertai dengan aliran lava yang berasal dari sumber erupsi.  Potensi bahayanya, terdiri dari aliran piroklastika (awan panas), aliran lava, lontaran batu (pijar), serta hujan abu dan pasir. Material letusan yang bersifat aliran seperti aliran piroklastika (awan panas) dan aliran lava hanya akan menjangkau daerah sempit di sekitar puncak Gunung MENGENAL JENIS ERUPSI GUNUNG API PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 75.  Sementara produk letusan berupa jatuhan piroklastika berupa abu gunung api dapat menjangkau daerah yang lebih jauh.  Erupsi yang berskala besar mempunyai ciri-ciri berikut; nilai Indeks Letusan Gunung Api (VEI): 4-5, tipe erupsi Vulkano kuat hingga tipe Plini. Potensi bahayanya diperkirakan terdiri dari aliran piroklastika (awan panas), lontaran batu (pijar) berukuran lapili sampai bom vulkanik dapat mencapai 3-4 km dari pusat erupsi, aliran lava, hujan pasir dan abu lebat serta lahar. MENGENAL JENIS ERUPSI GUNUNG API PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 76. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK ERUPSI  Produk awan panasnya dapat mencapai belasan sampai puluhan kilometer, hal ini sangat tergantung kepada tinggi kolom erupsi dan arah jatuhnya kolom erupsi tersebut. Bahan jatuhan piroklastika berbutir kasar dan bahan lontaran batu (pijar), kemungkinan besar dapat mencapai jarak 5-8 km dari pusat erupsi. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 77. PRODUK ERUPSI (LETUSAN) GUNUNG API  Hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :  Gas vulkanik  Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida(S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.  Lava dan aliran pasir serta batu panas  Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 78.  Lahar  Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.  Hujan Abu  Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.  Awan panas  Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas. PRODUK ERUPSI (LETUSAN) GUNUNG API PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 79. KANDUNGAN UNSUR DEBU VULKANIK 1. Amelieron, atau Bahan pembenah tanah yang berfungsi sama seperti pupuk (Soil conditioner), 2. > pH 7 – bersifat basah, 3. Unsur Hara, yang terdiri dari : Kalium (K), Magenesium, Fosfat (P), Boron (B). 4. Unsur logam berat (Pb, Cu, Cd, dan Fe) yang bersifat racun (toxic) pada tanaman bila menutupi permukaan daun. Dalam kadar tertentu atau sangat rendah tidak menimbulkan pencemaran pada tanaman. 5. Bahan Silicat (SiO2) berfungsi sebagai bahan Amelioran. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 80. MANFAAT DEBU VULKANIK 1. Bahan pembenah tanah / sebagai pupuk. 2. Merehabilitasi atau meningkatkan kesuburan tanah di wilayah yang terkena dampak debu vulkanik. 3. Mengandung unsur zat-zat jika mengalami pelapukan akan membentuk mineral Alovan, lalu mineral ini mengikat bahan organik sehingga tanah menjadi hitam. 4. Unsur-unsur debu vulkanik cocok/sesuai untuk : a. menyuburkan tanah. b. Menaikkan kadar keasaman (pH) tanah pada lahan persawahan dan gambut. PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 81. MANAJEMEN KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNG API 1. Perencanaan penanggulangan bencana. 2. Pengurangan risiko bencana. 3. Pencegahan. 4. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan. 5. Persyaratan analisis risiko bencana. 6. Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang. 7. Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 82. 1. Pengenalan dan pemantauan risiko bencana. 2. Perencanaan partisipasi penanggulangan bencana. 3. Pengembangan budaya sadar bencana. 4. Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana, dan 5. Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana TINDAKAN PREVENTIF DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA PRIVATE LIBRARY OF SIMAMORA, HELMUT TODO TUA
  • 83. Thank You Dedicated to : 1. My loving wife , Hutapea Olga Y.V, dr; 2. My loving daughter : a. Simamora Michelle Renata Robertina; b. Simamora Helga Martha Davina; Also : 1. Environment, Research and Development Agency of Samosir Regency Government of North Sumatera Province; 2. People of Samosir Regency 3. All of You Alumni : PSMIL – Universitas Padjadjaran Bandung