Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Uang pada masa awal Islam berupa emas dan perak tanpa cap, sehingga penipuan dan uang palsu mudah terjadi.
2. Khalifah Abdul Malik memerintahkan pencetakan cap pada uang dan menentukan bobot standar untuk membedakan uang asli dan palsu.
3. Standar bobot dinar dan dirham telah ditetapkan melalui ijma para ulama, di mana 1 dinar setara dengan
2. UANG MASA AWAL
• Adanya pemberian cap pada mata uang
• Pemberian Cap dengan besi dengan tulisan – tulisan terbalik.
• Istilah cap pada uang tersebut disebut dengan Sikkah.
3. MAKNA SIKKAH
• Awalnya bermakna untuk cap atau stempel
• Bergeser menjadi bekasnya ukiran pada dinar dan dirham
• Bergeser lagi menjadi penanganan, pemenuhan, dan syarat –
syaratnya tugas mencetak.
• Dari bukti cetakan inilah terlihat uang yang asli dan bukan.
4. GAMBAR PADA SIKKAH
• Raja – raja non Arab membuat sikkah dengan gambar hewan,
benteng, dan bahkan lukisan wajah mereka.
5. PADA MASA ISLAM
• Pada masa awal Islam, Sikkah tidak terlalu diperhatikan karena
mereka bermuamalah emas dan perak berdasarkan pada bobotnya.
• Karena hanya berdasakan pada bobotnya maka penipuan atau uang
palsu tersebar dalam uang dinar dan dirham.
• Khalifah Abdul Malik memerintahkan Al-Hajjaj untuk mencetak
dirham dan memberikan perbedaan antara yang murni dan
campuran. Terjadi pada tahu 75 H pada masa Al-Madaini
• Diperintahkan untuk menyebarkan keseluruh penjuru pada tahun 76
H dan dituliskan Allahu Ahad Allahu Somad.
6. PERBAIKAN – PERBAIKAN PADA MATA UANG
DINAR
• Ibnu Hubairah (Gubernur Irak) pada masa Yazid bin Abdul
Malik.
• Khalid Al Qashry
• Yusuf bin Umar
• Bahkan pendapat yang pertama kali mencetak uang dinar dan
dirham oleh Islam adalah Mushab bin Umair di Irak tahun 70 H.
• Setahun setelah itu Al- Hajja mengubahnya dengan menuliskan
namanya diatasnya dan menentukan bobotnya sebagaimana
masa Umar r.a.
7. BOBOT UANG EMAS DAN PERAK MASA
ISLAM
• Dirhan memiliki bobot nya adalah 6 daniq, dan mitsqal
bobotnya adalah 1 3/7 dirham.
• 10 dirham adalah 7 mitsqal
• Penyebabnya adalah adanya perbedaan dirham pada masa
Persia.
8. DIRHAM MASA PERSIA
• Ada yang berdasarkan bobot mitsqal yaitu 20 Qiroth
• Ada yang 12 Qiroth
• Ada juga 10 Qiroth
• Maka untuk zakat diambil 12 Qiroth
• Dengan demikian mitsqal adalah 1 3/7 dirham
9. LANJUTAN
• Al-Baghli setara dengan 8 daniq
• Ath –thabari setara dengan 4 daniq
• Al-Maghribi setara dengan 8 daniq
• Al-Yamani setara dengan 6 daniq
10. LANJUTAN
• Umar bin khatab mengambil keputusan yang paling dekat
adalah Al Baghli dan At Thobari yaitu setara dengan 12 daniq
dan dirham = 6 daniq.
• Apabila menambahkan 3/7 maka menjadi 1 mitsqal
• Apabila mengurangi 3/10 mitsqal maka menjadi 1 dirham
11. DINAR DIRHAM MASA ABDUL MALIK
• Hiasan lebih menggunakan tulisan – tulisan dan bukan gambar
– gambar karena Kalam dan Balagah lebih dekat pada
kepribadian orang Arab.
12. DINAR DAN DIRHAM DALAM
PEMERINTAHAN ISLAM
• Berbentuk bundar.
• Tulisan keduanya berada dalam lingkaran sejajar ditulis nama –
nama Allah berupa Tahlil, Tahmid, dan Sholawat.
• Pada sisi lain terdapat nama khalifah dan tanggal lahirnya.
Yaitu masa Abasiah, Ubaidiyah, dan Muawiyyah.
• Pada masa Al Mahdi, mata uang berupa kotak atau persegi
empat.
13. PERBEDAAN MATA UANG WARGA TIMUR
DAN BARAT
• Warga masyriq bermuamalah dengan dengan dinar dan durham
berdasarkan pada bobot dan standard yang ditentukan.
• Wargam maghrib (barat dalam islam) mencetak mata uang
sendiri dan menuliskan nama – nama Allah SWT sebagaimana
dijelaskan diatas.
14. BOBOT DIRHAM BERDASARKAN PADA IJMA
• Berbobot 7 mitsqal emas dan satu Uqiyah darinya berbobot 40
dirham.
• 1 dirham setara dengan 7/10 dinar.
• 1 mitsqal dari emas adalah 72 biji gandum
• 1 dirham yang merupakan 7/10 adalah 50 1/5 biji gandum.
15. DIRHAM JAHILIAH
• Yang terbaik adalah At Thabari yaitu 4 daniq dan Baghli yaitu 8
Daniq
• Mereka menentukan Dirham yang syar’I adalah pertengahannya
yaitu 6 Daniq.
• Mewajibkan zakat setiap 100 dirham Al Baghli dan 100 At
thobari sebanayk 5 dirham ukuran sedang.
• Masih berbeda pendapat apakah berdasarkan Abdul Malik atau
dari Ijma
16. UKURAN/ TOLOK UKUR DINAR
• 1 Dinar sebanding deng 72 biji gandum berukuran sedang
dikemukakan oleh para ahli Tahqiq dan menjadi Ijma.
• Ibnu Hazm berpendapat bahwa 1 Dinar setara dengan 84 biji
gandum.
• Demikian juga dengan Uqiyah syari itu bukanlah uqiyah yang
beredar popular di masyakarakat sebab yang berada di
masyarakat itu berbeda – beda karena perbedaan daerah dan
yang syari adalah yang yang sama dalam hati, tidak ada
perbedaan.