SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
1
PEDOMAN HIGIENE SANITASI DAN
TATA CARA PENYELENGGARAAN
DEPOT AIR MINUM
AWAL KEGIATAN YANG BAIK
BERANGKAT DARI
NIAT YANG IKHLAS
DIBUKTIKAN
DENGAN SENYUM
KATA ORANG BIJAK
SENYUM YANG BAIK
BIBIR DITARIK KIRI & KANAN 2 CM
Mari kita sama-sama
mencoba tersenyum
8
Pengisian
Pembilasan
Micro Filter
1 10
5
0,4
5000 lt / jam
Stainless
water pump
Micron
Valve
Penampungan Air Baku
UV & Ozon
Penunjuk
Tekanan
Granular Active
Carbon Media
Filter
Active Sand
Media Filter
3000 lt
3000 lt
Flow Meter
Backwashing
Valve
9
Air diperlukan oleh tubuh
manusia untuk menunjang
kehidupan, tanpa air = tanpa
kehidupan
Air yang layak untuk diminum
(air minum), adalah air sehat
yang:
 dapat diminum langsung
atau,
 air bersih yang sudah
dimasak dgn benar
10
Fungsi Air Minum
 Menjaga keseimbangan metabolisme tubuh
dan fisiologi tubuh.
 Menunjang pengeluaran ekskreta tubuh
(keringat, air mata, air seni, tinja, dan uap
pernafasan).
 Melarutkan dan mengolah sari makanan agar
mudah dicerna oleh tubuh.
 Menjadi komponen terbanyak (sel-sel) tubuh
dan cairan (darah, lympe)
11
Kebutuhan air minum
Negara maju:
· semua keperluan air dipenuhi dengan air minum,
· memerlukan air minum sebanyak 500 lt/org/hr
Negara berkembang (menurut WHO)
· air minum khusus untuk makan dan minum,
· keperluan lainnya cukup dengan air bersih
· Kebutuhan di kota besar : 200 – 400 lt/org/hr
• Kebutuhan di pedesaan : 60 lt/org/hr.
12
Kebutuhan air tergantung kpd faktor:
1). Ketersediaan: air banyak digunakan jika air banyak
tersesia
2). Harga : pemakaian air banyak jika harga air murah
3). Jarak: sumber air yang dekat akan menambah
pemakaian air, tetapi walaupun air berlimpah, jika jauh
mk pemakaian dihemat
4) Kualitas: makin baik kualitasnya makin banyak
penggunaan air
5) Budaya & agama: kegiatan agama & budaya tertentu
banyak memerlukan air bersih
13
Faktor-faktor penyebab pencemaran air minum dan
sarana untuk proses pengolahan, penyimpanan dan
pembagian air minum
• cemaran fisik seperti benda mati baik halus maupun
kasar, kondisi alam seperti suhu, cuaca, getaran,
radiasi, cahaya, dan sejenisnya yang dapat mencemari
kualitas air minum
• cemaran kimia seperti bahan organik dan non organik
yang lewat dalam air minum pada waktu pengolahan,
penyimpanan, dan pembagian air minum.
• cemaran biologis dapat berupa jasad renik pathologis
seperti bakteri, virus, kapang, dan jamur yang dapat
menimbulkan penyakit atau keracunan.
14
Penyediaaan Air Minum Masyarakat
• Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat
dipenuhi melalui air yang dilayani oleh sistem
perpipaan (PAM), AMDK maupun air dari DAM. Selain
itu air tanah dangkal dari SGL atau pompa serta air
hujan diolah oleh penduduk menjadi air minum setelah
di masak terlebih dahulu.
• Kecenderungan penduduk untuk mengkonsumsi air
minum siap pakai demikian besar, sehingga usaha
depot pengisian air minum tumbuh subur dimana-
mana yang perlu diawasi, dibina dan diawasi
kualitasnya agar selalu aman dan sehat untuk
dikonsumsi masyarakat.
15
Maksud Dan Tujuan
Maksud
Pedoman ini untuk acuan bagi:
• petugas kesehatan untuk melakukan
pembinaan dan mengawasan depot air minum,
• pengusaha dan masyarakat dalam
meningkatkan kondisi hygiene sanitasi yang
diperlukan dalam usaha atau kegiatan usaha
depot air minum, sehingga usahanya dapat
berhasil dan berkembang.
16
Tujuan umum
• Terlindunginya masyarakat dari potensi pengaruh
buruk akibat konsumsi air minum yang berasal dari
Depot Air Minum. Dengan demikian masyarakat akan
terhindar dari kemungkinan terkena risiko penyakit
bawaan air. Di samping itu, upaya pembinaan dan
pengawasan terhadap usaha Depot Air Minum yang
baik, akan dapat mempercepat pencapaian Indonesia
Sehat sambil mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan
pendapatan masyarakat.
17
Tujuan Khusus
• Tersosialisasinya Hygiene Sanitasi Depot Air Minum di
seluruh lapisan masyarakat.
• Terlaksananya pembinaan dan pengawasan oleh
petugas kesehatan Kabupaten/Kota sehingga dapat
menjamin mutu air minum yang dijual.
• Terlaksananya praktek penyelenggaraan Depot Air
Minum yang melaksanakan kaidah hygiene sanitasi serta
perilaku hidup bersih dan sehat dalam melayani
masyarakat.
• Teridentifikasinya masalah Depot Air Minum yang harus
dibina oleh pemerintah daerah baik di Kabupaten
maupun di Kota.
18
Mitra Kerja
• Petugas Sanitasi, dinas perindustrian propinsi, dan
Kabupaten/Kota, khususnya yang mengawasi dan
membina Depot Air Minum.
• Kantor Kesehatan Pelabuhan
• Sanitarian Puskesmas
• Petugas penguji pada laboratorium kesehatan dan
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan &
Pemberantasan Penyakit Menular (B/BTKLPPM).
• Pengusaha depot dan karyawan.
• Pengurus dan anggota asosiasi pengusaha Depot
Air Minum Indonesia.
• Masyarakat konsumen.
• Mitra kerja yang terkait (Akademisi, Organisasi
Profesi,dll)
19
Manfaat
Pedoman ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi semua pihak-pihak yang berkepentingan
dalam menjaga kualitas air minum baik
kalangan pemerintahan, pengusaha dan
organisasi asosiasinya, maupun konsumen
serta lembaga kemasyarakatan lainya yang
peduli terhadap perlindungan masyarakat
konsumen.
20
A. Pengertian
• Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
• Depot Air Minum adalah Badan Usaha yang mengelola air minum
untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak dikemas.
• Sampel Air adalah air yang diambil sebagai contoh yang digunakan
untuk keperluan pemeriksaan laboratorium yang dapat terdiri dari air
minum dan atau air baku.
• Bangunan adalah tempat atau ruangan yang digunakan untuk
melakukan kegiatan produksi, penyimpan dan pembagian air minum.
• Hygiene Sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk mengendalikan
faktor-faktor air minum, penjamah, tempat dan perlengkapannya yang
dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan lainnya.
BAB I
Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
21
B. Tempat/ Lokasi
• Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang
bebas dari pencemaran lingkungan
• Tidak pada daerah:
– tergenang air dan rawa,
– tempat pembuangan kotoran dan sampah,
penumpukkan barang-barang bekas atau bahan
berbahaya dan beracun (B3) dan
– daerah lain yang diduga dapat menimbulkan
pencemaran terhadap air minum.
22
C. Bangunan
• Bangunan harus kuat, aman, mudah
dibersihkan dan mudah pemeliharaannya.
• Tata ruang usaha depot air minum paling
sedikit terdiri dari :
– Ruangan proses pengolahan.
– Ruangan tempat penyimpanan.
– Ruangan tempat pembagian/penyediaan.
– Ruang tunggu pengunjung.
23
Lantai
Memenuhi syarat:
• Bahan kedap air.
• Permukaan rata, halus tetapi tidak licin, tidak
menyerap debu dan mudah dibersihkan.
• Kemiringannya cukup untuk memudahkan
pembersihan.
• Selalu dalam keadaan bersih dan tidak
berdebu
24
Dinding
Memenuhi syarat:
• Bahan kedap air.
• Permukaan rata, halus, tidak menyerap debu
dan mudah dibersihkan.
• Warna dinding terang dan cerah.
• Selalu dalam keadaan bersih, tidak berdebu dan
bebas dari pakaian tergantung.
25
Atap dan langit-langit
• Atap bangunan harus halus, menutup sempurna
dan tahan terhadap air dan tidak bocor.
• Konstruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof).
• Bahan langit-langit, mudah dibersihkan, dan tidak
menyerap debu.
• Permukaan langit-langit harus rata dan berwarna
terang.
• Tinggi langit-langit minimal 2,4 meter dari lantai.
26
Pintu
Bahan pintu harus kuat, tahan lama
• Permukaan rata, halus, berwarna terang
dan mudah dibersihkan.
• Pemasangannya rapih sehingga dapat
menutup dengan baik.
27
Pencahayaan
• Ruangan pengolahan dan penyimpanan
mendapat penyinaran cahaya dengan
minimal 10 – 20 foot candle atau 100 – 200
lux.
28
Ventilasi
Untuk kenyamanan depot air minum harus diatur
ventilasi yang dapat menjaga suhu yang nyaman
dengan cara :
• Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik.
• Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air
minum.
• Menjaga suhu tetap nyaman dan sesuai kebutuhan
29
D. Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi
DAM sedikitnya harus memiliki akses terhadap
fasilitas sanitasi sbb:
•Tempat cuci tangan yang dilengkapi dg sabun
pembersih dan saluran limbah.
•Fasilitas sanitasi (jamban dan peturasan)
•Tempat sampah yang memenuhi persyaratan.
•Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan
sebagai sampel setiap pengisian air baku.
30
E. Sarana Pengolahan Air Minum
• Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan air
minum harus menggunakan peralatan yang sesuai dengan
persyaratan kesehatan (food grade).seperti:
– Pipa pengisian air baku.
– Tandon air baku.
– Pompa penghisap dan penyedot.
– Filter.
– Mikro filter.
– Kran pengisian air minum curah.
– Kran pencucian/pembilasan botol.
– Kran penghubung (hose).
– Peralatan sterilisasi.
• Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung
unsur yang dapat larut dalam air, seperti Timah hitam (Pb),
Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium (Cd).
• Alat dan perlengkapan yang dipergunakan seperti mikro filter dan
alat sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
31
F. Air Baku
• Air baku adalah yang memenuhi persyaratan air bersih,
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air.
• Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji
mutu sesuai dengan kemampuan proses pengolahan
yang dapat menghasilkan air minum.
• Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan
pengambilan sampel secara periodik.
32
G. Air Minum
• Harus memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 492/Menkes/PM/IV/2010 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pengawasan Kualitas Air
Minum.
• Pemeriksaan kualitas bakteriologis air minum
dilakukan setiap kali pengisian air baku, antara lain
dengan metode H2S
• Pengambilan sampel dilakukan secara periodik
Untuk menjamin kualitas air minum
33
I. Pelayanan Konsumen
• Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam
keadaan bersih
• Proses pencucian botol dapat disediakan oleh
pengusaha / pengelola depot air minum
• Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan
penutup wadah yang saniter
• Setiap air minum yang telah diisi harus langsung
diberikan kepada pelanggan, dan tidak boleh disimpan
di depot air minum lebih dari 24 jam)
34
J. Karyawan
• harus sehat dan bebas dari penyakit menular.
• Bebas dari luka, bisul, penyakit kulit dan luka lain yang dapat
menjadi sumber pencemaran.
• Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali
setahun).
• Memakai pakaian kerja / seragam yang bersih dan rapih.
• Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen.
• Tidak berkuku panjang, merokok, meludah, menggaruk,
mengorek hidung / telinga / gigi pada waktu melayani konsumen.
• Memiliki Surat Keterangan telah mengikuti Kursus Operator
Depot Air Minum.
35
K. Pekarangan
• Permukaan pekarangan rapat air dan cukup
miring sehingga tidak terjadi genangan
• Selalu di jaga kebersihannya setiap saat
• Bebas dari kegiatan lain atau sumber
pencemaran lainnya
36
L. Pemeliharaan
• Pemilik/Penanggung jawab dan operator wajib
memelihara sarana yang menjadi tanggung
jawabnya.
• Melakukan sistim pencatatan dan pemantauan
secara ketat meliputi :
• Tugas dan kewajiban karyawan.
• Hasil pengujian laboratorium baik intern atau
ekstern.
• Data alamat pelanggan (untuk tujuan
memudahkan investigasi dan pembuktian).
37
BAB II SURAT
KETERANGAN LAIK HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM
A. Permohonan
1. Untuk memperoleh Surat Keterangan Laik HS DAM, sbg salah satu
syarat dalam memperoleh Izin Usaha DAM, maka pengusaha hrs
mengajukan permohonan kpd Ka. DinKes. Kab/Kota setempat (form
DAM 3).
2. Surat permohonan seperti dimaksud butir 1 di atas disertai lampiran
sebagai berikut :
– Fotokopi KTP pemohon yang masih berlaku.
– Fotokopi Surat Keterangan Domisili DAM.
– Peta situasi dan gambar denah bangunan.
– Fotokopi Surat pernyataan/penunjukan sbg penanggung jawab DAM.
– Fotocopy Surat Keterangan pernah mengikuti Kursus HS DAM bagi
pengusaha.
– Fotocopy Surat Keterangan pernah mengikuti Kursus HS DAM bagi
operator (minimal 1 orang).
– Rekomendasi dari asosiasi DAM.
38
B. Rekomendasi dari asosiasi Depot Air
Minum, yang menyatakan bahwa :
1. Depot Air Minum tersebut adalah
anggotanya.
2. Depot Air Minum tersebut telah
memenuhi persyaratan Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum berdasarkan hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh
Asosiasi.
39
Persyaratan Asosiasi
• Asosiasi adalah lembaga yang mewadahi
usaha Depot Air Minum, atau badan hukum,
organisasi kemasyarakatan, dan terdaftar
pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
setempat.
• Asosiasi yang telah disahkan sesuai
perundang-undangan yang berlaku.
40
Pemeriksaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
• Ketua Asosiasi Depot Air Minum menetapkan tim
pemeriksa uji kelaikan Depot Air Minum dengan
surat keputusan.
41
Penilaian
• Penilaian HS DAM didasarkan kepada nilai
pemeriksaan yang dituangkan di dalam
berita acara kelaikan fisik dan berita acara
pemeriksaan sampel
42
C. Pemberian Surat Keterangan Laik
Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
• Setelah menerima dan memeriksa kelengkapan surat
permohonan Surat Keterangan Laik HS DAM dari
Pengusaha beserta dengan lampirannya, Tim petugas
yang diketuai sanitarian dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat melakukan pemeriksaan
lapangan atau apabila telah memenuhi persyaratan
kemudian dikeluarkan Surat Keterangan Laik HS DAM.
• Dicatat pada formulir registrasi Laik HS DAM (form.
DAM 17)
43
D. Masa berlaku Surat Keterangan Laik
Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
• Surat Keterangan Laik HS DAM masa berlakunya selama 3
(tiga) tahun dan dapat diperbaharui sesuai dengan ketentuan
yang berlaku atau menjadi batal bilamana terjadi pergantian
pemilik, pindah lokasi / alamat, tutup dan atau dari hasil
pemeriksaan Laboratorium dinyatakan positif E. coli atau
menyebabkan terjadinya keracunan serta DAM tidak lagi laik
hygiene sanitasi.
• Surat Keterangan Laik HS DAM harus dipasang di dinding yang
mudah dilihat oleh petugas dan masyarakat konsumen.
44
BAB III Kursus
Hygiene Sanitasi Depot air Minum
A. Peserta, Penyelenggara, Penggung jawab dan
Pembina Teknis
1. Peserta: setiap orang/pengusaha/penanggung jawab
dan operator yang bekerja di DAM
2. Penyelenggara pelatihan: Dinkes Prop/Kab/Kota/KKP
atau lembaga yang telah terdaftar di Pemda.
3. Penanggung jawab : Ketua Penyelenggara Pelatihan
4. Pembina teknis : Direktur PL, Dinkes, KKP
45
B. Kurikulum, Materi dan Pengajar atau Tutor
1. Kurikulum pelatihan Hygiene Sanitasi DAM
pengusaha/penanggung jawab dan operator (Form DAM 10
dan Form DAM 11)
2. Materi pelatihan mengacu kepada modul pelatihan yang
diterbitkan oleh Departemen Kesehatan.
3. Pengajar atau tutor pelatihan kursus hygiene sanitasi DAM
dengan kualifikasi sebagai berikut :
a. Memiliki pengetahuan hygiene sanitasi DAM
b. Tenaga Profesi, Sanitarian.
c. Berpengalaman bekerja dalam bidang terkait.
d. Berpendidikan minimal S1 (Sarjana).
46
C. Tutorial dan Evaluasi
1. Peserta pelatihan yang belajar mandiri dapat dibantu dengan
tutorial yang dilakukan di daerah tempat tinggal peserta, ataupun
tempat lain yang ditunjuk oleh penyelenggara pelatihan.
2. Peserta yang memenuhi syarat dalam pelatihan dapat mengikuti
evaluasi kursus Hygiene Sanitasi DAM yang dilaksanakan
secara tertulis.
3. Pelaksanaan evaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh
Penyelenggara Pelatihan.
4. Ketua Tim evaluasi adalah Tenaga Sanitarian yang ditunjuk oleh
Ketua Penyelenggara Pelatihan.
5. Tugas tim evaluasi adalah menyusun soal, mengawasi, memeriksa
dan menyampaikan hasil evaluasi kepada ketua tim evaluasi.
6. Ketua Tim evaluasi menetapkan peserta yang lulus dalam
evaluasi.
47
C. Surat Keterangan Telah Mengikuti Kursus
1. Peserta pelatihan yang dinyatakan lulus diberikan Surat Keterangan
telah mengikuti kursus.
2. Surat Keterangan telah mengikuti kursus dikeluarkan dan
ditandatangani oleh Ketua Penyelenggara Pelatihan atau instansi
yang berwenang.
3. Surat Keterangan telah mengikuti kursus Hygiene Sanitasi Depot Air
Minum berlaku secara nasional.
4. Surat Keterangan telah mengikuti kursus Hygiene Sanitasi Depot Air
Minum berlaku untuk jangka waktu tak terbatas.
5. Bentuk Surat Keterangan telah mengikuti kursus Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum dibuat sesuai dengan ketentuan sebagaimana
contoh pada Form DAM 12, 13, 14 dan 15
48
BAB IV
Pembinaan Dan Pengawasan Depot Air Minum
Pembinaan dapat dilakukan oleh:
1. Asosiasi Depot air minum dengan melakukan
kunjungan rutin ke depot-depot air minum setempat
dalam rangka membina dan mendapat masukan
tentang keadaan depot serta melaporkannya kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/kota sewaktu-waktu
dapat melakukan pembinaan ke depot-depot
diwilayah kerjanya.
A. PEMBINAAN
49
B. PENGAWASAN
1. Pengawasan intern berkala
Adalah pengawasan yang dilakukan oleh pemilik
/penanggung jawab/operator DAM thd kualitas bakteriologis
atau kimiawi air minum ataupun air baku.
Pengawasan ini berupa:
- Pemeriksaan kualitas bakteriologis air minum setiap kali pengisian air
baku (metode H2S).
- Pemeriksaan kualitas bakteriologis air baku setiap 3 bulan sekali dan
atau setiap ada pergantian sumber air baku (total koliform /MPN 50 per
100 ml).
- Pemeriksaan kualitas kimiawi air baku minimal 1 sampel tiap 3 bln sekali
- Jika diperlukan pemeriksaan kualitas air baku dan air minum dapat juga
dilakukan sewaktu-waktu.
50
Kegiatan pembinaan dan pengawasan terhadap DAM yg telah
terdaftar atau dalam proses mendaftar Laik Hygiene Sanitasi DAM.
Sedangkan bentuk pembinaan terhadap DAM yang sudah di data
tetapi belum mau mendaftar terus dilakukan motivasi dan dorongan
agar segera mendaftarkan untuk mendapatkan Surat Keterangan Laik
Hygiene Sanitasi DAM
2. Pengawasan berkala oleh Asosiasi
Asosiasi DAM melakukan pengawasan terhadap kualitas fisik bangunan
dan instalasi DAM (formulir DAM 4) secara berkala setiap 6 bulan sekali
dan melaporkan hasilnya ke Dinkes Kab/Kota (formulir DAM 5).
3. Uji Petik
DinKes Kab/Kota sewaktu-waktu dapat melakukan uji petik berupa
pengujian mutu depot air minum dan air baku serta menilai kondisi fisik,
fasilitas dan lingkungan DAM, dan atau dalam hal ada KLB / wabah dan
keadaan yang membahayakan lainnya.
Uji petik dilaksanakan dalam rangka pemantapan pelaksanaan
pengawasan depot air minum yang lebih profesional.
51
C. PENCATATAN DAN PELAPORAN
a. Berkewajiban melaporkan kepada Ka DinKes Kab/ Kt
bilamana di duga terjadi keracunan yang diduga berasal dari depot.
Laporan disampaikan kepada petugas kesehatan terdekat dengan
mengisi formulir Laporan Kejadian Luar Biasa (Form DAM 16)
b. Pelanggaran thd ketentuan yg tercantum dlm keputusan ini
dikenakan tindakan sesuai dg perundang-undangan yang berlaku,
seperti :
- Tindakan penghentian/penutupan sementara kegiatan DAM
- Tuntutan pengadilan, bilamana diduga telah menimbulkan
bahaya kesehatan masyarakat seperti KLB / keracunan dan atau
kematian.
- Pencabutan Surat Keterangan Laik Hygiene Sanitasi DAM disertai
berita acara pemeriksaan.
1. Pemilik/Penanggung jawab dan Asosiasi Depot air minum
52
2. Karyawan Depot Air Minum
a. Karyawan penjamah depot air minum harus
memiliki buku kesehatan karyawan masing-
masing.
b. Riwayat kesehatan karyawan penjamah harus
dicatat di dalam buku ini setiap pemeriksaan
kesehatan atau berobat ke dokter atau petugas
medik lainnya.
53
a. Meregister (mencatat) Surat Keterangan Laik Hygiene
Sanitasi DAM di wilayah kerjanya dengan menggunakan
format Register Laik Hygiene Sanitasi DAM (Form DAM 17)
b. Petugas pengawas harus mencatat semua KLB keracunan
secara tertib dan teratur.
c. Petugas pengawas menyampaikan laporan berkala berupa :
- KLB keracunan dan tindakan yang dilakukan.
- Kegiatan lain yang perlu dilaporkan.
d. Pengiriman laporan dilakukan berjenjang dengan tembusan
dikirim kepada Direktorat PL, Ditjen. PP & PL, DepKes.
3. Petugas Kesehatan
54
3. Masyarakat Konsumen
Masyarakat dan atau konsumen pelanggan dapat :
- menyampaikan laporan atau keluhan atas pelayanan
depot air minum dan atau
- meminta konfirmasi tentang depot air minum yang laik
hygiene sanitasi kepada DinKes Kab/Kota atau
Asosiasi DAM yang telah terdaftar di Pemda Daerah
setempat.
55
BAB V
PENUTUP
Diharapkan pedoman ini dapat
menjadi acuan bagi Pemerintah
Daerah, pengurus Asosiasi terkait,
atau organisasi kemasyarakan lain
yang peduli dalam bentuk pembinaan
dan penyuluhan secara terus
menerus tentang kualitas air minum
untuk menjamin kualitas air minum
dari depot selalu aman.
Semoga dimasa depan Depot Air
Minum yang aman, mudah diperoleh
dan terjangkau oleh masyarakat
TERIMA KASIH
PERAWATAN DEPOT AIR MINUM
YANG WAJIB DILAKUKAN OLEH
PENGUSAHA/PENGELOLA DEPOT
56
Depot 2
Depot 1
Depot 3
Truk Tangki Air
Terminal
Air Curah
Mata Air
AIR BAKU DEPOT AIR MINUM
OPERASIONAL Customer
service
- Back wash
- Replacement
- Perilaku Operator
- Emergency
- Preventive Maintenance
- Cleaning
- Tata cara Penerimaan Order
- Tata Cara Pemesanan Air Baku
Sehari-hari
Maintenance
- Preventive Maintenance
Memeriksa keadaan
pipa dan valve
Memeriksa
pompa
Memeriksa
UV dan
Ozon Generator
- Cleaning
Seluruh bagian Depot
- Tata cara
penerimaan
order
Mengambil botol Periksa fisik Periksa bau
Menyikat Cuci & Bilas Mengisi
Menutup Membersihkan Mengembalikan
- Tata cara
pemesanan
air baku
Menelpon
Terminal Air Baku
Pengisian
ke truk tangki
Parkir di Depot
Pengisian ke Depot
Pemeriksaan akhir
Truk anggota
Senyum, Rapi & Tidak Bau
Melayani
Penerimaan Uang,
Pemberian Tissue
dan Bon
F I F O
- Perilaku Operator
- Emergency
- Catat secara LENGKAP
- Form Complaint
- Telp PEMILIK
- Telp ASOSIASI
- Telp DINKES
Nama & alamat PEMILIK
1 1 8
- Back Wash
- Filter
Setiap 4 mobil tangki, setara 30.000 liter
- Tangki
Setiap 50.000 liter
- Replacement
- Filter
Setiap 300.000 liter, setara 3 bulan operasional
- UV
Setiap 10.000 jam
Tips OPERASIONAL
1. Ketahuilah dan Kenali Sumber Air Baku
2. Gunakan Air Baku yang terlindungi dari cemaran air permukaan
3. Sedapat mungkin gunakan alat pengukur yang dapat
dikontrol setiap saat
4. Dokumentasikan semua aktifitas ( air baku --- produksi )
5. Mintalah keterangan tertulis perawatan dari pemasok
6. Lakukan kegiatan perawatan seperti yang disarankan
7. Lakukan penggantian segera setelah parameter aman terlewati
8. Konsultasi dengan aparat kesehatan dan ahli
Media diganti 1-2 tahun
diganti ketika berwarna gelap
Mikron yang sudah diganti
Ultra violet sterilizer
Mas, betapa
bahagianya
hatiku kini…
Sama dek…aku
juga. Rasanya
tidak dapat
terlukiskan
dengan seribu
kata…
I
N
T
E
R
M
E
Z
O
.
.
.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to DEPOT AIR

pencemaran kualiti air
pencemaran kualiti airpencemaran kualiti air
pencemaran kualiti airSuci Larasati
 
Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbahPengolahan air limbah
Pengolahan air limbahmusdzalifah
 
Penyediaan Air Bersih
Penyediaan Air BersihPenyediaan Air Bersih
Penyediaan Air Bersihnesyaazzura
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Kamus, Daftar Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Kamus, Daftar Istilah dan Def...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Kamus, Daftar Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Kamus, Daftar Istilah dan Def...Joy Irman
 
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 19771. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977Mohammad sholichin
 
Rekayasa_Lingkungan_2.pptx
Rekayasa_Lingkungan_2.pptxRekayasa_Lingkungan_2.pptx
Rekayasa_Lingkungan_2.pptxArdisAgustin
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Joy Irman
 
Konsep kesling editan
Konsep kesling editanKonsep kesling editan
Konsep kesling editanErik Perdian
 
konsep air bersih-PAPLC
konsep air bersih-PAPLCkonsep air bersih-PAPLC
konsep air bersih-PAPLCNovita Lessy
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Joy Irman
 

Similar to DEPOT AIR (20)

pencemaran kualiti air
pencemaran kualiti airpencemaran kualiti air
pencemaran kualiti air
 
Air bersih 2
Air bersih 2Air bersih 2
Air bersih 2
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbahPengolahan air limbah
Pengolahan air limbah
 
Penyediaan Air Bersih
Penyediaan Air BersihPenyediaan Air Bersih
Penyediaan Air Bersih
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Kamus, Daftar Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Kamus, Daftar Istilah dan Def...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Kamus, Daftar Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Kamus, Daftar Istilah dan Def...
 
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 19771. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
 
Kualitas%20air
Kualitas%20airKualitas%20air
Kualitas%20air
 
Ppt prakerin
Ppt prakerinPpt prakerin
Ppt prakerin
 
Rekayasa_Lingkungan_2.pptx
Rekayasa_Lingkungan_2.pptxRekayasa_Lingkungan_2.pptx
Rekayasa_Lingkungan_2.pptx
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
 
Konsep kesling editan
Konsep kesling editanKonsep kesling editan
Konsep kesling editan
 
konsep air bersih-PAPLC
konsep air bersih-PAPLCkonsep air bersih-PAPLC
konsep air bersih-PAPLC
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
 
Ecodrain
EcodrainEcodrain
Ecodrain
 
Penangan Air
Penangan AirPenangan Air
Penangan Air
 
Water system
Water systemWater system
Water system
 
Perda No.20 Tahun 2018.pdf
Perda No.20 Tahun 2018.pdfPerda No.20 Tahun 2018.pdf
Perda No.20 Tahun 2018.pdf
 
1 juli 2014
1 juli 20141 juli 2014
1 juli 2014
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

DEPOT AIR

  • 1. 1 PEDOMAN HIGIENE SANITASI DAN TATA CARA PENYELENGGARAAN DEPOT AIR MINUM
  • 2. AWAL KEGIATAN YANG BAIK BERANGKAT DARI NIAT YANG IKHLAS DIBUKTIKAN DENGAN SENYUM KATA ORANG BIJAK
  • 3. SENYUM YANG BAIK BIBIR DITARIK KIRI & KANAN 2 CM
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 8. 8 Pengisian Pembilasan Micro Filter 1 10 5 0,4 5000 lt / jam Stainless water pump Micron Valve Penampungan Air Baku UV & Ozon Penunjuk Tekanan Granular Active Carbon Media Filter Active Sand Media Filter 3000 lt 3000 lt Flow Meter Backwashing Valve
  • 9. 9 Air diperlukan oleh tubuh manusia untuk menunjang kehidupan, tanpa air = tanpa kehidupan Air yang layak untuk diminum (air minum), adalah air sehat yang:  dapat diminum langsung atau,  air bersih yang sudah dimasak dgn benar
  • 10. 10 Fungsi Air Minum  Menjaga keseimbangan metabolisme tubuh dan fisiologi tubuh.  Menunjang pengeluaran ekskreta tubuh (keringat, air mata, air seni, tinja, dan uap pernafasan).  Melarutkan dan mengolah sari makanan agar mudah dicerna oleh tubuh.  Menjadi komponen terbanyak (sel-sel) tubuh dan cairan (darah, lympe)
  • 11. 11 Kebutuhan air minum Negara maju: · semua keperluan air dipenuhi dengan air minum, · memerlukan air minum sebanyak 500 lt/org/hr Negara berkembang (menurut WHO) · air minum khusus untuk makan dan minum, · keperluan lainnya cukup dengan air bersih · Kebutuhan di kota besar : 200 – 400 lt/org/hr • Kebutuhan di pedesaan : 60 lt/org/hr.
  • 12. 12 Kebutuhan air tergantung kpd faktor: 1). Ketersediaan: air banyak digunakan jika air banyak tersesia 2). Harga : pemakaian air banyak jika harga air murah 3). Jarak: sumber air yang dekat akan menambah pemakaian air, tetapi walaupun air berlimpah, jika jauh mk pemakaian dihemat 4) Kualitas: makin baik kualitasnya makin banyak penggunaan air 5) Budaya & agama: kegiatan agama & budaya tertentu banyak memerlukan air bersih
  • 13. 13 Faktor-faktor penyebab pencemaran air minum dan sarana untuk proses pengolahan, penyimpanan dan pembagian air minum • cemaran fisik seperti benda mati baik halus maupun kasar, kondisi alam seperti suhu, cuaca, getaran, radiasi, cahaya, dan sejenisnya yang dapat mencemari kualitas air minum • cemaran kimia seperti bahan organik dan non organik yang lewat dalam air minum pada waktu pengolahan, penyimpanan, dan pembagian air minum. • cemaran biologis dapat berupa jasad renik pathologis seperti bakteri, virus, kapang, dan jamur yang dapat menimbulkan penyakit atau keracunan.
  • 14. 14 Penyediaaan Air Minum Masyarakat • Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air yang dilayani oleh sistem perpipaan (PAM), AMDK maupun air dari DAM. Selain itu air tanah dangkal dari SGL atau pompa serta air hujan diolah oleh penduduk menjadi air minum setelah di masak terlebih dahulu. • Kecenderungan penduduk untuk mengkonsumsi air minum siap pakai demikian besar, sehingga usaha depot pengisian air minum tumbuh subur dimana- mana yang perlu diawasi, dibina dan diawasi kualitasnya agar selalu aman dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat.
  • 15. 15 Maksud Dan Tujuan Maksud Pedoman ini untuk acuan bagi: • petugas kesehatan untuk melakukan pembinaan dan mengawasan depot air minum, • pengusaha dan masyarakat dalam meningkatkan kondisi hygiene sanitasi yang diperlukan dalam usaha atau kegiatan usaha depot air minum, sehingga usahanya dapat berhasil dan berkembang.
  • 16. 16 Tujuan umum • Terlindunginya masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air minum yang berasal dari Depot Air Minum. Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari kemungkinan terkena risiko penyakit bawaan air. Di samping itu, upaya pembinaan dan pengawasan terhadap usaha Depot Air Minum yang baik, akan dapat mempercepat pencapaian Indonesia Sehat sambil mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
  • 17. 17 Tujuan Khusus • Tersosialisasinya Hygiene Sanitasi Depot Air Minum di seluruh lapisan masyarakat. • Terlaksananya pembinaan dan pengawasan oleh petugas kesehatan Kabupaten/Kota sehingga dapat menjamin mutu air minum yang dijual. • Terlaksananya praktek penyelenggaraan Depot Air Minum yang melaksanakan kaidah hygiene sanitasi serta perilaku hidup bersih dan sehat dalam melayani masyarakat. • Teridentifikasinya masalah Depot Air Minum yang harus dibina oleh pemerintah daerah baik di Kabupaten maupun di Kota.
  • 18. 18 Mitra Kerja • Petugas Sanitasi, dinas perindustrian propinsi, dan Kabupaten/Kota, khususnya yang mengawasi dan membina Depot Air Minum. • Kantor Kesehatan Pelabuhan • Sanitarian Puskesmas • Petugas penguji pada laboratorium kesehatan dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan & Pemberantasan Penyakit Menular (B/BTKLPPM). • Pengusaha depot dan karyawan. • Pengurus dan anggota asosiasi pengusaha Depot Air Minum Indonesia. • Masyarakat konsumen. • Mitra kerja yang terkait (Akademisi, Organisasi Profesi,dll)
  • 19. 19 Manfaat Pedoman ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak-pihak yang berkepentingan dalam menjaga kualitas air minum baik kalangan pemerintahan, pengusaha dan organisasi asosiasinya, maupun konsumen serta lembaga kemasyarakatan lainya yang peduli terhadap perlindungan masyarakat konsumen.
  • 20. 20 A. Pengertian • Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. • Depot Air Minum adalah Badan Usaha yang mengelola air minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak dikemas. • Sampel Air adalah air yang diambil sebagai contoh yang digunakan untuk keperluan pemeriksaan laboratorium yang dapat terdiri dari air minum dan atau air baku. • Bangunan adalah tempat atau ruangan yang digunakan untuk melakukan kegiatan produksi, penyimpan dan pembagian air minum. • Hygiene Sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk mengendalikan faktor-faktor air minum, penjamah, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. BAB I Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
  • 21. 21 B. Tempat/ Lokasi • Lokasi depot air minum harus berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan • Tidak pada daerah: – tergenang air dan rawa, – tempat pembuangan kotoran dan sampah, penumpukkan barang-barang bekas atau bahan berbahaya dan beracun (B3) dan – daerah lain yang diduga dapat menimbulkan pencemaran terhadap air minum.
  • 22. 22 C. Bangunan • Bangunan harus kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya. • Tata ruang usaha depot air minum paling sedikit terdiri dari : – Ruangan proses pengolahan. – Ruangan tempat penyimpanan. – Ruangan tempat pembagian/penyediaan. – Ruang tunggu pengunjung.
  • 23. 23 Lantai Memenuhi syarat: • Bahan kedap air. • Permukaan rata, halus tetapi tidak licin, tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan. • Kemiringannya cukup untuk memudahkan pembersihan. • Selalu dalam keadaan bersih dan tidak berdebu
  • 24. 24 Dinding Memenuhi syarat: • Bahan kedap air. • Permukaan rata, halus, tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan. • Warna dinding terang dan cerah. • Selalu dalam keadaan bersih, tidak berdebu dan bebas dari pakaian tergantung.
  • 25. 25 Atap dan langit-langit • Atap bangunan harus halus, menutup sempurna dan tahan terhadap air dan tidak bocor. • Konstruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof). • Bahan langit-langit, mudah dibersihkan, dan tidak menyerap debu. • Permukaan langit-langit harus rata dan berwarna terang. • Tinggi langit-langit minimal 2,4 meter dari lantai.
  • 26. 26 Pintu Bahan pintu harus kuat, tahan lama • Permukaan rata, halus, berwarna terang dan mudah dibersihkan. • Pemasangannya rapih sehingga dapat menutup dengan baik.
  • 27. 27 Pencahayaan • Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran cahaya dengan minimal 10 – 20 foot candle atau 100 – 200 lux.
  • 28. 28 Ventilasi Untuk kenyamanan depot air minum harus diatur ventilasi yang dapat menjaga suhu yang nyaman dengan cara : • Menjamin terjadi peredaran udara dengan baik. • Tidak mencemari proses pengolahan dan atau air minum. • Menjaga suhu tetap nyaman dan sesuai kebutuhan
  • 29. 29 D. Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi DAM sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi sbb: •Tempat cuci tangan yang dilengkapi dg sabun pembersih dan saluran limbah. •Fasilitas sanitasi (jamban dan peturasan) •Tempat sampah yang memenuhi persyaratan. •Menyimpan contoh air minum yang dihasilkan sebagai sampel setiap pengisian air baku.
  • 30. 30 E. Sarana Pengolahan Air Minum • Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan air minum harus menggunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan kesehatan (food grade).seperti: – Pipa pengisian air baku. – Tandon air baku. – Pompa penghisap dan penyedot. – Filter. – Mikro filter. – Kran pengisian air minum curah. – Kran pencucian/pembilasan botol. – Kran penghubung (hose). – Peralatan sterilisasi. • Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung unsur yang dapat larut dalam air, seperti Timah hitam (Pb), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium (Cd). • Alat dan perlengkapan yang dipergunakan seperti mikro filter dan alat sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa)
  • 31. 31 F. Air Baku • Air baku adalah yang memenuhi persyaratan air bersih, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. • Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai dengan kemampuan proses pengolahan yang dapat menghasilkan air minum. • Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan sampel secara periodik.
  • 32. 32 G. Air Minum • Harus memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/PM/IV/2010 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengawasan Kualitas Air Minum. • Pemeriksaan kualitas bakteriologis air minum dilakukan setiap kali pengisian air baku, antara lain dengan metode H2S • Pengambilan sampel dilakukan secara periodik Untuk menjamin kualitas air minum
  • 33. 33 I. Pelayanan Konsumen • Setiap wadah yang akan diisi air minum harus dalam keadaan bersih • Proses pencucian botol dapat disediakan oleh pengusaha / pengelola depot air minum • Setiap wadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup wadah yang saniter • Setiap air minum yang telah diisi harus langsung diberikan kepada pelanggan, dan tidak boleh disimpan di depot air minum lebih dari 24 jam)
  • 34. 34 J. Karyawan • harus sehat dan bebas dari penyakit menular. • Bebas dari luka, bisul, penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi sumber pencemaran. • Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 2 kali setahun). • Memakai pakaian kerja / seragam yang bersih dan rapih. • Selalu mencuci tangan setiap kali melayani konsumen. • Tidak berkuku panjang, merokok, meludah, menggaruk, mengorek hidung / telinga / gigi pada waktu melayani konsumen. • Memiliki Surat Keterangan telah mengikuti Kursus Operator Depot Air Minum.
  • 35. 35 K. Pekarangan • Permukaan pekarangan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi genangan • Selalu di jaga kebersihannya setiap saat • Bebas dari kegiatan lain atau sumber pencemaran lainnya
  • 36. 36 L. Pemeliharaan • Pemilik/Penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana yang menjadi tanggung jawabnya. • Melakukan sistim pencatatan dan pemantauan secara ketat meliputi : • Tugas dan kewajiban karyawan. • Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern. • Data alamat pelanggan (untuk tujuan memudahkan investigasi dan pembuktian).
  • 37. 37 BAB II SURAT KETERANGAN LAIK HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM A. Permohonan 1. Untuk memperoleh Surat Keterangan Laik HS DAM, sbg salah satu syarat dalam memperoleh Izin Usaha DAM, maka pengusaha hrs mengajukan permohonan kpd Ka. DinKes. Kab/Kota setempat (form DAM 3). 2. Surat permohonan seperti dimaksud butir 1 di atas disertai lampiran sebagai berikut : – Fotokopi KTP pemohon yang masih berlaku. – Fotokopi Surat Keterangan Domisili DAM. – Peta situasi dan gambar denah bangunan. – Fotokopi Surat pernyataan/penunjukan sbg penanggung jawab DAM. – Fotocopy Surat Keterangan pernah mengikuti Kursus HS DAM bagi pengusaha. – Fotocopy Surat Keterangan pernah mengikuti Kursus HS DAM bagi operator (minimal 1 orang). – Rekomendasi dari asosiasi DAM.
  • 38. 38 B. Rekomendasi dari asosiasi Depot Air Minum, yang menyatakan bahwa : 1. Depot Air Minum tersebut adalah anggotanya. 2. Depot Air Minum tersebut telah memenuhi persyaratan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Asosiasi.
  • 39. 39 Persyaratan Asosiasi • Asosiasi adalah lembaga yang mewadahi usaha Depot Air Minum, atau badan hukum, organisasi kemasyarakatan, dan terdaftar pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setempat. • Asosiasi yang telah disahkan sesuai perundang-undangan yang berlaku.
  • 40. 40 Pemeriksaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum • Ketua Asosiasi Depot Air Minum menetapkan tim pemeriksa uji kelaikan Depot Air Minum dengan surat keputusan.
  • 41. 41 Penilaian • Penilaian HS DAM didasarkan kepada nilai pemeriksaan yang dituangkan di dalam berita acara kelaikan fisik dan berita acara pemeriksaan sampel
  • 42. 42 C. Pemberian Surat Keterangan Laik Hygiene Sanitasi Depot Air Minum • Setelah menerima dan memeriksa kelengkapan surat permohonan Surat Keterangan Laik HS DAM dari Pengusaha beserta dengan lampirannya, Tim petugas yang diketuai sanitarian dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melakukan pemeriksaan lapangan atau apabila telah memenuhi persyaratan kemudian dikeluarkan Surat Keterangan Laik HS DAM. • Dicatat pada formulir registrasi Laik HS DAM (form. DAM 17)
  • 43. 43 D. Masa berlaku Surat Keterangan Laik Hygiene Sanitasi Depot Air Minum • Surat Keterangan Laik HS DAM masa berlakunya selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperbaharui sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau menjadi batal bilamana terjadi pergantian pemilik, pindah lokasi / alamat, tutup dan atau dari hasil pemeriksaan Laboratorium dinyatakan positif E. coli atau menyebabkan terjadinya keracunan serta DAM tidak lagi laik hygiene sanitasi. • Surat Keterangan Laik HS DAM harus dipasang di dinding yang mudah dilihat oleh petugas dan masyarakat konsumen.
  • 44. 44 BAB III Kursus Hygiene Sanitasi Depot air Minum A. Peserta, Penyelenggara, Penggung jawab dan Pembina Teknis 1. Peserta: setiap orang/pengusaha/penanggung jawab dan operator yang bekerja di DAM 2. Penyelenggara pelatihan: Dinkes Prop/Kab/Kota/KKP atau lembaga yang telah terdaftar di Pemda. 3. Penanggung jawab : Ketua Penyelenggara Pelatihan 4. Pembina teknis : Direktur PL, Dinkes, KKP
  • 45. 45 B. Kurikulum, Materi dan Pengajar atau Tutor 1. Kurikulum pelatihan Hygiene Sanitasi DAM pengusaha/penanggung jawab dan operator (Form DAM 10 dan Form DAM 11) 2. Materi pelatihan mengacu kepada modul pelatihan yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan. 3. Pengajar atau tutor pelatihan kursus hygiene sanitasi DAM dengan kualifikasi sebagai berikut : a. Memiliki pengetahuan hygiene sanitasi DAM b. Tenaga Profesi, Sanitarian. c. Berpengalaman bekerja dalam bidang terkait. d. Berpendidikan minimal S1 (Sarjana).
  • 46. 46 C. Tutorial dan Evaluasi 1. Peserta pelatihan yang belajar mandiri dapat dibantu dengan tutorial yang dilakukan di daerah tempat tinggal peserta, ataupun tempat lain yang ditunjuk oleh penyelenggara pelatihan. 2. Peserta yang memenuhi syarat dalam pelatihan dapat mengikuti evaluasi kursus Hygiene Sanitasi DAM yang dilaksanakan secara tertulis. 3. Pelaksanaan evaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh Penyelenggara Pelatihan. 4. Ketua Tim evaluasi adalah Tenaga Sanitarian yang ditunjuk oleh Ketua Penyelenggara Pelatihan. 5. Tugas tim evaluasi adalah menyusun soal, mengawasi, memeriksa dan menyampaikan hasil evaluasi kepada ketua tim evaluasi. 6. Ketua Tim evaluasi menetapkan peserta yang lulus dalam evaluasi.
  • 47. 47 C. Surat Keterangan Telah Mengikuti Kursus 1. Peserta pelatihan yang dinyatakan lulus diberikan Surat Keterangan telah mengikuti kursus. 2. Surat Keterangan telah mengikuti kursus dikeluarkan dan ditandatangani oleh Ketua Penyelenggara Pelatihan atau instansi yang berwenang. 3. Surat Keterangan telah mengikuti kursus Hygiene Sanitasi Depot Air Minum berlaku secara nasional. 4. Surat Keterangan telah mengikuti kursus Hygiene Sanitasi Depot Air Minum berlaku untuk jangka waktu tak terbatas. 5. Bentuk Surat Keterangan telah mengikuti kursus Hygiene Sanitasi Depot Air Minum dibuat sesuai dengan ketentuan sebagaimana contoh pada Form DAM 12, 13, 14 dan 15
  • 48. 48 BAB IV Pembinaan Dan Pengawasan Depot Air Minum Pembinaan dapat dilakukan oleh: 1. Asosiasi Depot air minum dengan melakukan kunjungan rutin ke depot-depot air minum setempat dalam rangka membina dan mendapat masukan tentang keadaan depot serta melaporkannya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten/kota sewaktu-waktu dapat melakukan pembinaan ke depot-depot diwilayah kerjanya. A. PEMBINAAN
  • 49. 49 B. PENGAWASAN 1. Pengawasan intern berkala Adalah pengawasan yang dilakukan oleh pemilik /penanggung jawab/operator DAM thd kualitas bakteriologis atau kimiawi air minum ataupun air baku. Pengawasan ini berupa: - Pemeriksaan kualitas bakteriologis air minum setiap kali pengisian air baku (metode H2S). - Pemeriksaan kualitas bakteriologis air baku setiap 3 bulan sekali dan atau setiap ada pergantian sumber air baku (total koliform /MPN 50 per 100 ml). - Pemeriksaan kualitas kimiawi air baku minimal 1 sampel tiap 3 bln sekali - Jika diperlukan pemeriksaan kualitas air baku dan air minum dapat juga dilakukan sewaktu-waktu.
  • 50. 50 Kegiatan pembinaan dan pengawasan terhadap DAM yg telah terdaftar atau dalam proses mendaftar Laik Hygiene Sanitasi DAM. Sedangkan bentuk pembinaan terhadap DAM yang sudah di data tetapi belum mau mendaftar terus dilakukan motivasi dan dorongan agar segera mendaftarkan untuk mendapatkan Surat Keterangan Laik Hygiene Sanitasi DAM 2. Pengawasan berkala oleh Asosiasi Asosiasi DAM melakukan pengawasan terhadap kualitas fisik bangunan dan instalasi DAM (formulir DAM 4) secara berkala setiap 6 bulan sekali dan melaporkan hasilnya ke Dinkes Kab/Kota (formulir DAM 5). 3. Uji Petik DinKes Kab/Kota sewaktu-waktu dapat melakukan uji petik berupa pengujian mutu depot air minum dan air baku serta menilai kondisi fisik, fasilitas dan lingkungan DAM, dan atau dalam hal ada KLB / wabah dan keadaan yang membahayakan lainnya. Uji petik dilaksanakan dalam rangka pemantapan pelaksanaan pengawasan depot air minum yang lebih profesional.
  • 51. 51 C. PENCATATAN DAN PELAPORAN a. Berkewajiban melaporkan kepada Ka DinKes Kab/ Kt bilamana di duga terjadi keracunan yang diduga berasal dari depot. Laporan disampaikan kepada petugas kesehatan terdekat dengan mengisi formulir Laporan Kejadian Luar Biasa (Form DAM 16) b. Pelanggaran thd ketentuan yg tercantum dlm keputusan ini dikenakan tindakan sesuai dg perundang-undangan yang berlaku, seperti : - Tindakan penghentian/penutupan sementara kegiatan DAM - Tuntutan pengadilan, bilamana diduga telah menimbulkan bahaya kesehatan masyarakat seperti KLB / keracunan dan atau kematian. - Pencabutan Surat Keterangan Laik Hygiene Sanitasi DAM disertai berita acara pemeriksaan. 1. Pemilik/Penanggung jawab dan Asosiasi Depot air minum
  • 52. 52 2. Karyawan Depot Air Minum a. Karyawan penjamah depot air minum harus memiliki buku kesehatan karyawan masing- masing. b. Riwayat kesehatan karyawan penjamah harus dicatat di dalam buku ini setiap pemeriksaan kesehatan atau berobat ke dokter atau petugas medik lainnya.
  • 53. 53 a. Meregister (mencatat) Surat Keterangan Laik Hygiene Sanitasi DAM di wilayah kerjanya dengan menggunakan format Register Laik Hygiene Sanitasi DAM (Form DAM 17) b. Petugas pengawas harus mencatat semua KLB keracunan secara tertib dan teratur. c. Petugas pengawas menyampaikan laporan berkala berupa : - KLB keracunan dan tindakan yang dilakukan. - Kegiatan lain yang perlu dilaporkan. d. Pengiriman laporan dilakukan berjenjang dengan tembusan dikirim kepada Direktorat PL, Ditjen. PP & PL, DepKes. 3. Petugas Kesehatan
  • 54. 54 3. Masyarakat Konsumen Masyarakat dan atau konsumen pelanggan dapat : - menyampaikan laporan atau keluhan atas pelayanan depot air minum dan atau - meminta konfirmasi tentang depot air minum yang laik hygiene sanitasi kepada DinKes Kab/Kota atau Asosiasi DAM yang telah terdaftar di Pemda Daerah setempat.
  • 55. 55 BAB V PENUTUP Diharapkan pedoman ini dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah, pengurus Asosiasi terkait, atau organisasi kemasyarakan lain yang peduli dalam bentuk pembinaan dan penyuluhan secara terus menerus tentang kualitas air minum untuk menjamin kualitas air minum dari depot selalu aman. Semoga dimasa depan Depot Air Minum yang aman, mudah diperoleh dan terjangkau oleh masyarakat TERIMA KASIH
  • 56. PERAWATAN DEPOT AIR MINUM YANG WAJIB DILAKUKAN OLEH PENGUSAHA/PENGELOLA DEPOT 56
  • 57. Depot 2 Depot 1 Depot 3 Truk Tangki Air Terminal Air Curah Mata Air AIR BAKU DEPOT AIR MINUM
  • 58. OPERASIONAL Customer service - Back wash - Replacement - Perilaku Operator - Emergency - Preventive Maintenance - Cleaning - Tata cara Penerimaan Order - Tata Cara Pemesanan Air Baku Sehari-hari Maintenance
  • 59. - Preventive Maintenance Memeriksa keadaan pipa dan valve Memeriksa pompa Memeriksa UV dan Ozon Generator
  • 61. - Tata cara penerimaan order Mengambil botol Periksa fisik Periksa bau Menyikat Cuci & Bilas Mengisi Menutup Membersihkan Mengembalikan
  • 62. - Tata cara pemesanan air baku Menelpon Terminal Air Baku Pengisian ke truk tangki Parkir di Depot Pengisian ke Depot Pemeriksaan akhir Truk anggota
  • 63. Senyum, Rapi & Tidak Bau Melayani Penerimaan Uang, Pemberian Tissue dan Bon F I F O - Perilaku Operator
  • 64. - Emergency - Catat secara LENGKAP - Form Complaint - Telp PEMILIK - Telp ASOSIASI - Telp DINKES Nama & alamat PEMILIK 1 1 8
  • 65. - Back Wash - Filter Setiap 4 mobil tangki, setara 30.000 liter - Tangki Setiap 50.000 liter
  • 66. - Replacement - Filter Setiap 300.000 liter, setara 3 bulan operasional - UV Setiap 10.000 jam
  • 67. Tips OPERASIONAL 1. Ketahuilah dan Kenali Sumber Air Baku 2. Gunakan Air Baku yang terlindungi dari cemaran air permukaan 3. Sedapat mungkin gunakan alat pengukur yang dapat dikontrol setiap saat 4. Dokumentasikan semua aktifitas ( air baku --- produksi ) 5. Mintalah keterangan tertulis perawatan dari pemasok 6. Lakukan kegiatan perawatan seperti yang disarankan 7. Lakukan penggantian segera setelah parameter aman terlewati 8. Konsultasi dengan aparat kesehatan dan ahli
  • 70. Mikron yang sudah diganti
  • 72. Mas, betapa bahagianya hatiku kini… Sama dek…aku juga. Rasanya tidak dapat terlukiskan dengan seribu kata… I N T E R M E Z O . . . TERIMA KASIH