SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Bahaya “Masyarakat Ekonomi
ASEAN” (MEA)
Untuk Indonesia
dr. Moh. Ali Syafi’udin
Ketua HTI DPD 2 Tulungagung
• Secara umum AS
memiliki dua
kepentingan di Asia
Tenggara, yakni :
1. Mengokohkan tujuan
kapitalisme melalui
penjajahan
2. Menghalangi
kebangkitan Islam
ideologis
Tujuan penjajahan ini dicapai dengan
memanfaatkan ASEAN sebagai alat untuk
memulai imperialis gaya baru melalui
kerjasama internasional di bidang
ekonomi, politik, dan budaya secara global
dan regional termasuk dalam upaya
memformat Asia Tenggara
sebagai bagian desain pasar
bebas
Pasar bebas menjadi
strategi imprealisme
yang dirancang untuk
mengurangi bahkan
mengakhiri campur
tangan pemerintah
pada sektor
perdagangan dan
ekonomi secara umum.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
dapat dikatakan sebagai
perwujudan dari pasar bebas di
Asia Tenggara
yang sebelumnya pernah dirintis
dalam AFTA (ASEAN Free Trade
Area) pada tahun 1992
Tujuan MEA
untuk menjadikan
1. Kawasan ASEAN pasar
tunggal dan basis produksi,
2. Kawasan ekonomi yang
kompetitif (bersaing),
3. Kawasan pembangunan
ekonomi yang adil
4. Kawasan yang tergabung
ke dalam ekonomi global
Oleh karena itu negara-negara ASEAN
harus menyepakati untuk melakukan
liberalisasi pada lima aspek ekonomi:
1. Liberalisasi perdagangan barang,
2. Liberalisasi jasa,
3. Liberalisasi investasi,
4. Liberalisasi modal dan
5. Liberalisasi tenaga kerja terampil.
Liberalisasi Perdagangan Barang
• Liberalisasi perdagangan barang
ditandai dengan penghapusan
berbagai hambatan tarif dan
nontarif. Sejak tahun 2015 lalu,
96% dari total barang yang
diperdagangkan antar negara
ASEAN tarif bea masuk impornya
telah nol persen (Sekretariat
ASEAN, ASEAN Integration Report
2015, hlm. 10)
Liberalisasi Perdagangan Jasa
• MEA juga mencakup
liberalisasi perdagangan
jasa. Prioritasnya, di awal,
adalah pada sektor
kesehatan, telekomunikasi
dan teknologi informasi,
pariwisata dan logistik.
Sektor pendidikan dan
finansial menyusul
berikutnya
Liberalisasi Investasi
• Berdasarkan dasar aturan investasi
MEA, Asean Comprehensive
Investment Agreement (ACIA), seluruh
negara ASEAN harus memperlakukan
investor domestik dan negara ASEAN
lainnya setara dan tanpa ada
diskriminasi baik dari sisi perizinan,
pendirian, produksi hingga penjualan.
• Investor asing juga tidak boleh dipaksa
untuk memenuhi capaian tertentu
yang ditetapkan pemerintah seperti
harus mengekspor dalam jumlah
tertentu.
Liberalisasi Modal
• Aliran modal yang lebih bebas
dalam MEA akan tercermin
pada penggabungan pasar
saham, penawaran surat
utang, asuransi dan
perbankan. Standarisasi
aturan dan kualifikasi
profesional di sektor keuangan
akan menjadi terintegrasi,
ditargetkan selesai tahun
2020.
Liberalisasi Tenaga Kerja Profesional
• MEA juga mencakup
kebebasan tenaga kerja
profesional untuk bekerja di
negara-negara ASEAN.
Hingga saat ini melalui
Mutual Recognition
Agreement (MRA) delapan
profesi akan diliberalisasi:
dokter, dokter gigi, perawat,
akuntan, insinyur, arsitek,
surveyor dan pelaku usaha
pariwisata.
MEA Ancaman Besar
• menguntungkan pihak kuat,
sebaliknya, pihak yang daya
saingnya lemah akan tertindas.
• Menjadi faktor mendasar
rusaknya tatanan ekonomi
negara yang menjalankan
kapitalisme ( seperti Aset-aset
penting dikuasai oleh investor
asing, barang-barang impor
menggusur produk lokal, sektor
finansial rentan terdampak
krisis dll)
MEA Ancaman Besar
• Menyebabkan komersialisasi
sektor publik (seperti
pendidikan dan kesehatan)
• Membuat arus investasi dan
jasa termasuk bidang
kesehatan dan pendidikan
makin deras membanjiri.
• Kekayaan Negri ini akan
menjadi jarahan dan sumber
keuntungan pihak luar
MEA Ancaman Besar
• kehancuran basis kehidupan
keluarga
Saat beban hidup makin berat,
setiap laki-laki ‘terpaksa’ akan
menggadaikan tanggung
jawabnya sebagai pencari
nafkah keluarga, kemudian
bergeser kepada perempuan
yang lebih ‘bisa bersaing’ di
dunia kerja, termasuk untuk
menjadi TKW di luar negeri.
Akibatnya, tentu sudah dapat
ditebak, yaitu hancurnya sendi-
sendi rumah tangga
Pandangan Islam terhadap MEA
• MEA hakikatnya adalah liberalisasi ekonomi, dimana
telah terjadi marjinalisasi peran dan tanggung jawab
pemerintah dalam sektor ekonomi dan pengurusan
rakyat. Semuanya diserahkan kepada individu dan
mekanisme pasar. Hal itu jelas menyalahi Islam.
• Islam menetapkan bahwa pemerintah wajib
bertanggung jawab atas seluruh urusan rakyatnya.
Rasul saw. bersabda:
•«ْ‫س‬َ‫م‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ ٍ‫اع‬ َ‫ر‬ ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ُ‫ير‬ِ‫م‬َ‫أل‬ْ‫ا‬َ‫ف‬ُُْْْ‫ن‬َ‫ع‬ ٌ‫و‬ُ‫ُئ‬»
Pemimpin (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan ia
bertanggung jawab atas pengurusan mereka (HR muslim).
• Dalam Islam negara memiliki
kewenangan mengatur berbagai
hubungan dan interaksi dengan negara
lain, termasuk hubungan rakyatnya
dengan rakyat negara lain baik dalam
bidang ekonomi, perdagangan atau
lainnya. Karena itu perdagangan luar
negeri tidak dibiarkan bebas tanpa
kontrol negara.
• Selain itu, liberalisasi telah dijadikan sarana
efektif bagi penjajahan oleh pihak asing dan
perusahaan multinasional. Ini jelas haram.
• Allah SWT berfirman:
•ِ‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ٌََ‫ع‬ْ‫ج‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ل‬ َ‫و‬َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ُْْ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ين‬‫يال‬ِ‫ب‬َ‫س‬
• Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan
kepada orang-orang kafir untuk
memusnahkan kaum Mukmin (TQS an-Nisa’
[4]: 141).
• Liberalisasi ekonomi termasuk MEA membawa
potensi ancaman dan bahaya yang besar. Dari
sisi ini juga haram.
• Sebabnya, Nabi saw. bersabda:
•«ْ‫س‬‫اإل‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ار‬َ‫ر‬ ِ‫ض‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ر‬َ‫ر‬َ‫ض‬ َ‫ال‬َِْ‫ال‬»
• Tidak boleh membahayakan orang lain dan
diri sendiri di dalam Islam (HR Ibn Majah).
Kepemilikan
(Ownership)
Disposisi
(Tasharruf)
Distribusi
(Distribution)
Kepemilikan Individu
(Private Ownership)
Kepemilikan Umum
(Public Ownership)
Kepemilikan Negara
(State’s Ownership)
Nafkah dan Infaq
Pengembangan Hak Milik
Asas dan Kaidah
Sistem Ekonomi
Islam
Menjamin Kebutuhan per
Individu Warga Negara
Sistem Ekonomi Islam
• individu atau swasta hanya berhak menguasai barang-barang yang
masuk dalam kategori kepemilikan individu
• Adapun kepemilikan umum dan kepemilikan negara harus berada di
tangan pemerintah, yang pengelolaannya semata-mata adalah untuk
kepentingan kemaslahatan rakyat.
Kebutuhan
per Individu
Kebutuhan
Kelompok
Kebutuhan Pokok
(Primary Needs)
Kebutuhan
Sekunder
(Scondary Needs)
Kebutuhan Mewah
(Luxury Needs)Human Needs
Kebutuhan
Manusia
Pendidikan (Needs
for Education)
Kesehatan (Needs
for Health)
Keamanan (Needs
for Savety)
Wajib Dipenuhi
Tidak Wajib tapi
Dibantu
Wajib Dipenuhi
Khilafah
Islam
• Kebijakan Ekonomi Islam:
penutup
• “Wahai Kaum muslim”
Allah SWT menegaskan bahwa Islam dengan
syariahnya pasti membawa rahmat. Karena itu,
untuk menghilangkan ancaman dan bahaya
akibat MEA dan liberalisasi pada umumnya,
tidak ada jalan lain kecuali dengan menerapkan
menerapkan syariah Islam secara menyeluruh di
bawah sistem Khilafah Rasyidah
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh

More Related Content

Similar to Bahaya asean

Dasar ekonomi dr mahathir
Dasar ekonomi dr mahathirDasar ekonomi dr mahathir
Dasar ekonomi dr mahathir
Suhailah Fauzi
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
mariam Iam
 
Buletin Khas Cikgu Sejarah Negeri Kedah 2016
Buletin Khas Cikgu Sejarah Negeri Kedah 2016Buletin Khas Cikgu Sejarah Negeri Kedah 2016
Buletin Khas Cikgu Sejarah Negeri Kedah 2016
isharsmiaa
 
Kiat Mengatasi Kesenjangan
Kiat Mengatasi KesenjanganKiat Mengatasi Kesenjangan
Kiat Mengatasi Kesenjangan
musniumar
 

Similar to Bahaya asean (20)

Perekonomian Indonesia Sumitro
Perekonomian Indonesia SumitroPerekonomian Indonesia Sumitro
Perekonomian Indonesia Sumitro
 
Dasar ekonomi dr mahathir
Dasar ekonomi dr mahathirDasar ekonomi dr mahathir
Dasar ekonomi dr mahathir
 
Makalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaMakalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesia
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Note topik 12
Note topik 12Note topik 12
Note topik 12
 
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1
 
133821456 makalah-bahasa-perekonomian
133821456 makalah-bahasa-perekonomian133821456 makalah-bahasa-perekonomian
133821456 makalah-bahasa-perekonomian
 
Buletin Khas Cikgu Sejarah Negeri Kedah 2016
Buletin Khas Cikgu Sejarah Negeri Kedah 2016Buletin Khas Cikgu Sejarah Negeri Kedah 2016
Buletin Khas Cikgu Sejarah Negeri Kedah 2016
 
Peranan aswaja dalam menangani globalisasi ekonomi
Peranan aswaja dalam menangani globalisasi ekonomiPeranan aswaja dalam menangani globalisasi ekonomi
Peranan aswaja dalam menangani globalisasi ekonomi
 
Xi, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, global economy, international strategy...
Xi, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, global economy, international strategy...Xi, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, global economy, international strategy...
Xi, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, global economy, international strategy...
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
 
CTU555 : SEJARAH MALAYSIA
CTU555 : SEJARAH MALAYSIACTU555 : SEJARAH MALAYSIA
CTU555 : SEJARAH MALAYSIA
 
Indonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan Neoimperialisme
Indonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan NeoimperialismeIndonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan Neoimperialisme
Indonesia dan Dunia Islam Dalam Neoliberalisme Dan Neoimperialisme
 
Kiat Mengatasi Kesenjangan
Kiat Mengatasi KesenjanganKiat Mengatasi Kesenjangan
Kiat Mengatasi Kesenjangan
 
11, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Global Economy and Blue Ocean Strate...
11, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Global Economy and Blue Ocean Strate...11, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Global Economy and Blue Ocean Strate...
11, SM, Akfika Rizky Sabilla, Hapzi Ali, Global Economy and Blue Ocean Strate...
 
11, sm, rame priyanto, hapzi ali, global economy and blue ocean strategy, unv...
11, sm, rame priyanto, hapzi ali, global economy and blue ocean strategy, unv...11, sm, rame priyanto, hapzi ali, global economy and blue ocean strategy, unv...
11, sm, rame priyanto, hapzi ali, global economy and blue ocean strategy, unv...
 

Bahaya asean

  • 1. Bahaya “Masyarakat Ekonomi ASEAN” (MEA) Untuk Indonesia dr. Moh. Ali Syafi’udin Ketua HTI DPD 2 Tulungagung
  • 2. • Secara umum AS memiliki dua kepentingan di Asia Tenggara, yakni : 1. Mengokohkan tujuan kapitalisme melalui penjajahan 2. Menghalangi kebangkitan Islam ideologis
  • 3. Tujuan penjajahan ini dicapai dengan memanfaatkan ASEAN sebagai alat untuk memulai imperialis gaya baru melalui kerjasama internasional di bidang ekonomi, politik, dan budaya secara global dan regional termasuk dalam upaya memformat Asia Tenggara sebagai bagian desain pasar bebas
  • 4. Pasar bebas menjadi strategi imprealisme yang dirancang untuk mengurangi bahkan mengakhiri campur tangan pemerintah pada sektor perdagangan dan ekonomi secara umum.
  • 5. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dapat dikatakan sebagai perwujudan dari pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya pernah dirintis dalam AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada tahun 1992
  • 6.
  • 7. Tujuan MEA untuk menjadikan 1. Kawasan ASEAN pasar tunggal dan basis produksi, 2. Kawasan ekonomi yang kompetitif (bersaing), 3. Kawasan pembangunan ekonomi yang adil 4. Kawasan yang tergabung ke dalam ekonomi global
  • 8. Oleh karena itu negara-negara ASEAN harus menyepakati untuk melakukan liberalisasi pada lima aspek ekonomi: 1. Liberalisasi perdagangan barang, 2. Liberalisasi jasa, 3. Liberalisasi investasi, 4. Liberalisasi modal dan 5. Liberalisasi tenaga kerja terampil.
  • 9. Liberalisasi Perdagangan Barang • Liberalisasi perdagangan barang ditandai dengan penghapusan berbagai hambatan tarif dan nontarif. Sejak tahun 2015 lalu, 96% dari total barang yang diperdagangkan antar negara ASEAN tarif bea masuk impornya telah nol persen (Sekretariat ASEAN, ASEAN Integration Report 2015, hlm. 10)
  • 10. Liberalisasi Perdagangan Jasa • MEA juga mencakup liberalisasi perdagangan jasa. Prioritasnya, di awal, adalah pada sektor kesehatan, telekomunikasi dan teknologi informasi, pariwisata dan logistik. Sektor pendidikan dan finansial menyusul berikutnya
  • 11. Liberalisasi Investasi • Berdasarkan dasar aturan investasi MEA, Asean Comprehensive Investment Agreement (ACIA), seluruh negara ASEAN harus memperlakukan investor domestik dan negara ASEAN lainnya setara dan tanpa ada diskriminasi baik dari sisi perizinan, pendirian, produksi hingga penjualan. • Investor asing juga tidak boleh dipaksa untuk memenuhi capaian tertentu yang ditetapkan pemerintah seperti harus mengekspor dalam jumlah tertentu.
  • 12. Liberalisasi Modal • Aliran modal yang lebih bebas dalam MEA akan tercermin pada penggabungan pasar saham, penawaran surat utang, asuransi dan perbankan. Standarisasi aturan dan kualifikasi profesional di sektor keuangan akan menjadi terintegrasi, ditargetkan selesai tahun 2020.
  • 13. Liberalisasi Tenaga Kerja Profesional • MEA juga mencakup kebebasan tenaga kerja profesional untuk bekerja di negara-negara ASEAN. Hingga saat ini melalui Mutual Recognition Agreement (MRA) delapan profesi akan diliberalisasi: dokter, dokter gigi, perawat, akuntan, insinyur, arsitek, surveyor dan pelaku usaha pariwisata.
  • 14. MEA Ancaman Besar • menguntungkan pihak kuat, sebaliknya, pihak yang daya saingnya lemah akan tertindas. • Menjadi faktor mendasar rusaknya tatanan ekonomi negara yang menjalankan kapitalisme ( seperti Aset-aset penting dikuasai oleh investor asing, barang-barang impor menggusur produk lokal, sektor finansial rentan terdampak krisis dll)
  • 15. MEA Ancaman Besar • Menyebabkan komersialisasi sektor publik (seperti pendidikan dan kesehatan) • Membuat arus investasi dan jasa termasuk bidang kesehatan dan pendidikan makin deras membanjiri. • Kekayaan Negri ini akan menjadi jarahan dan sumber keuntungan pihak luar
  • 16. MEA Ancaman Besar • kehancuran basis kehidupan keluarga Saat beban hidup makin berat, setiap laki-laki ‘terpaksa’ akan menggadaikan tanggung jawabnya sebagai pencari nafkah keluarga, kemudian bergeser kepada perempuan yang lebih ‘bisa bersaing’ di dunia kerja, termasuk untuk menjadi TKW di luar negeri. Akibatnya, tentu sudah dapat ditebak, yaitu hancurnya sendi- sendi rumah tangga
  • 17. Pandangan Islam terhadap MEA • MEA hakikatnya adalah liberalisasi ekonomi, dimana telah terjadi marjinalisasi peran dan tanggung jawab pemerintah dalam sektor ekonomi dan pengurusan rakyat. Semuanya diserahkan kepada individu dan mekanisme pasar. Hal itu jelas menyalahi Islam. • Islam menetapkan bahwa pemerintah wajib bertanggung jawab atas seluruh urusan rakyatnya. Rasul saw. bersabda: •«ْ‫س‬َ‫م‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ ٍ‫اع‬ َ‫ر‬ ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ُ‫ير‬ِ‫م‬َ‫أل‬ْ‫ا‬َ‫ف‬ُُْْْ‫ن‬َ‫ع‬ ٌ‫و‬ُ‫ُئ‬» Pemimpin (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas pengurusan mereka (HR muslim).
  • 18. • Dalam Islam negara memiliki kewenangan mengatur berbagai hubungan dan interaksi dengan negara lain, termasuk hubungan rakyatnya dengan rakyat negara lain baik dalam bidang ekonomi, perdagangan atau lainnya. Karena itu perdagangan luar negeri tidak dibiarkan bebas tanpa kontrol negara.
  • 19. • Selain itu, liberalisasi telah dijadikan sarana efektif bagi penjajahan oleh pihak asing dan perusahaan multinasional. Ini jelas haram. • Allah SWT berfirman: •ِ‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ُ َّ‫اَّلل‬ ٌََ‫ع‬ْ‫ج‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ل‬ َ‫و‬َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ُْْ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ين‬‫يال‬ِ‫ب‬َ‫س‬ • Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan kaum Mukmin (TQS an-Nisa’ [4]: 141).
  • 20. • Liberalisasi ekonomi termasuk MEA membawa potensi ancaman dan bahaya yang besar. Dari sisi ini juga haram. • Sebabnya, Nabi saw. bersabda: •«ْ‫س‬‫اإل‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ار‬َ‫ر‬ ِ‫ض‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ر‬َ‫ر‬َ‫ض‬ َ‫ال‬َِْ‫ال‬» • Tidak boleh membahayakan orang lain dan diri sendiri di dalam Islam (HR Ibn Majah).
  • 21. Kepemilikan (Ownership) Disposisi (Tasharruf) Distribusi (Distribution) Kepemilikan Individu (Private Ownership) Kepemilikan Umum (Public Ownership) Kepemilikan Negara (State’s Ownership) Nafkah dan Infaq Pengembangan Hak Milik Asas dan Kaidah Sistem Ekonomi Islam Menjamin Kebutuhan per Individu Warga Negara Sistem Ekonomi Islam • individu atau swasta hanya berhak menguasai barang-barang yang masuk dalam kategori kepemilikan individu • Adapun kepemilikan umum dan kepemilikan negara harus berada di tangan pemerintah, yang pengelolaannya semata-mata adalah untuk kepentingan kemaslahatan rakyat.
  • 22. Kebutuhan per Individu Kebutuhan Kelompok Kebutuhan Pokok (Primary Needs) Kebutuhan Sekunder (Scondary Needs) Kebutuhan Mewah (Luxury Needs)Human Needs Kebutuhan Manusia Pendidikan (Needs for Education) Kesehatan (Needs for Health) Keamanan (Needs for Savety) Wajib Dipenuhi Tidak Wajib tapi Dibantu Wajib Dipenuhi Khilafah Islam • Kebijakan Ekonomi Islam:
  • 23. penutup • “Wahai Kaum muslim” Allah SWT menegaskan bahwa Islam dengan syariahnya pasti membawa rahmat. Karena itu, untuk menghilangkan ancaman dan bahaya akibat MEA dan liberalisasi pada umumnya, tidak ada jalan lain kecuali dengan menerapkan menerapkan syariah Islam secara menyeluruh di bawah sistem Khilafah Rasyidah