SlideShare a Scribd company logo
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Jl. Raya Serang – Jakarta KM. 03 No. 1B Pakupatan
Kota Serang – Banten
TUGAS 1
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Internasional
Dosen Pengampu : Ade Fauji. SE., MM
Nama : Vera Handayani
NIM : 11150546
Kelas / Ruang : 6 (Enam) L-MKP / C.1.4
Hari/Tanggal : Selasa
Waktu : 18.30 - 20.00 WIB
Mata Kuliah : Ekonomi Internasional
Prodi/Prog Pend. : Manajemen
Konsentrasi : Keuangan Perbankan
Dosen : Ade Fauji. SE., MM
Sifat Ujian : Closed Book
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA
KOTA SERANG
2018
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
1
I. Petunjuk Umum:
a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
b. Kerjakan soal-soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu
c. Setelah selesai bacalah Hamdalah
II. Petunjuk Khusus:
a. Dilarang bekerjasama
b. Kerjakan soal dengan jelas sesuai jumlah soal yang tersedia.
c. Hard Copy dikumpulkan pada saat UTS Mata Kuliah dilaksanakan.
d. Anda WAJIB datang untuk mengisi daftar hadir. Ketidakhadiran anda
dianggap tidak mengikuti Ujian Tengah Semester.
e. Soft copy dikirim lewat email: adefauji2@gmail.com subject email: UTS
Ekonomi Internasional Uniba Banten VI / Kelas / Ruangan.
f. Sampul depan berisi Nama Mahasiswa, NIM, Kelas, Ruangan/Hari .
g. Format tulisan di ms word; Font Times New Roman; 1,5 spasi, minimal
30 halaman. (untuk resume).
Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan jelas!
1. Buatlah resume dalam bentuk makalah dari pertemuan 2-7, resume harus
sesuai dengan topik yang ada di silabus pertemuan 1.
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
2
A. Ruang Lingkup Ekonomi. Internasional: Pengertian Ekonomi
Internasonal
B. Konsep Teori Perdagangan Internasional
C. Teori Perdagangan Internasional
Teori Pra Klasik : Merkantilisme
D. Teori Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif
E. Teori Modern Perdagangan Internasional
F. Kebijaksanaan ekonomi internasional kebijakan tarif
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
3
A. Ruang Lingkup Ekonomi Internasional : Pengertian Ekonomi
Internasional
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi
Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuanga atau
moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama
ekonomi antar negara.
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh
globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:
1. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer
teknologi.
2. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya
perusahaan Multi Nasional.
3. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk
meningkatkan: produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat
pnting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi.
Faktor-Faktor Yang Mendorong Sebuah Negara Melakukan Ekonomi
Internasional
1. Agar bisa memenuhi kebutuhan produk dan jasa dalam negeri.
2. Memiliki keinginan agar bisa mendapatkan keuntungan, yang bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan negara.
3. Mempunyai kemampuan yang berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) untuk mengelola sumber daya.
4. Mempunyai kelebihan produk atau barang dalam negeri sehingga perlu
pasar baru untuk menjualnya.
5. Adanya perbedaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat
maupun jumlah penduduk yang bisa mengakibatkan adanya suatu
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
4
perbedaan antara hasil produksi dan terdapatnya keterbatasan dari
produksi.
6. Terjadinya arus globalisasi, sebab tidak ada negara di muka bumi ini yang
dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari negara lain.
7. Memiliki kesamaan selera terhadap suatu barang atau jasa.
8. Memiliki keinginan untuk membuka kerjasama dan hubungan diplomatik
dengan negara lain.
Tujuan Ekonomi Internasional
Tujuan dari ekonomi internasional yaitu untuk bisa meningkatkan
kemakmuran yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapi
apabila dapat mengadakan berbagai macam kegiatan, misalnya: kegiatan di
bidang perdagangan (ekspor – impor), perkreditan, perasuransian, investasi,
dan di bidang yang lainnya.
Perbedaan tata cara ataupun sifat antara perdagangan internasional dengan
perdagangan yang ada didalam negeri dapat disebabkan oleh berbagai macam
hal, antara lain:
1. Perbedaan hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dan lain-lain.
2. Perbedaan adat istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan perbedaan
kondisi pasar.
3. Perbedaan keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural.
Ruang Lingkup Ekonomi Internasional
1. Teori dan kebijakan moneter internasional
2. Teori dan kebijakan perdagangan internasional
3. Organisasi dan kerjasama ekonomi internasional
4. Perusahan dan bisnis internasional
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
5
B. Konsep Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar
negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta
asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan
(Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan bahwa
perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara yang
menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir
tidak ada negara yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi karena
tentu saja setiap negara tidak bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan
masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri sendiri. Masyarakat di
suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang tidak bisa di
produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan
antar negara.
Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing-
masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka
perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut
kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau
apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor
maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam
negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya
(harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung
menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan
volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga
akan meningkat (Sukirno, 2011).
Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran
pendapatan seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari
produksi dalam negeri yang diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan
ekspor, variabel impor merupakan variabel bocoran yang mengurangi aliran
pendapatan. Tambunan (2001) mendefinisikan perdagangan sebagai proses
tukar-menukar atas barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
6
dari masing-masing pihak. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua jenis
yakni perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa (non fisik).
Manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain :
1. Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara serta
bagaimana efek terhadap struktur perekonomian suatu negara.
2. Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari perdagangan
international tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini diartikan
sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari
masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan
untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan
masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia melakukan
pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau perdagangan timbul
karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau
keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut
(Boediono, 2000).
Jadi perdagangan internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang mencakup ekspor dan impor, baik berupa barang dan jasa yang
dilakukan antar negara atas pertimbangan tertentu (keuntungan) dan dilakukan
tanpa adanya tekanan dari pihak manapun juga. Berikut adalah beberapa teori
yang berkaitan dengan adanya perdagangan internasional :
Teori Merkantilisme
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi
suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak
mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang
dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau
logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan
perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara
tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
7
kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor
(khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara
tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah
emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara hanya
dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan
para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup
rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk
memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan
memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan
angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan
konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan
angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih
banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang
dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan
mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong
output dan kesempatan kerja nasional. Status suatu negara di mata internasional
dicerminkan dengan banyaknya jumlah emas yang dimiliki suatu negara
(Hady, 2001).
Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan
baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut
Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara
lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu
keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam
suatu negara.
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
8
2. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi,
apakah labor intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva
pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya
produksi yang sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total
kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan
bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan
biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut:
1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
2. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi
yang dimilikinya.
3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi
dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor
produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu
karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan
mahal untuk memproduksinya.
5. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang
sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan
terjadi.
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu
Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan
mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
9
teori keunggulan komparatif. Teori ini dianggap lebih modern karena
menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas
penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya perdagangan
internasional (Lindert, 2003).
Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus)
Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus,
perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan jasa
yang sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual di
luar negeri. Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara itu dapat
mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu memperbesar tingkat
produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh
penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif
untuk menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi
dikarenakan dengan adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada
di dalam negeri.
Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul
“Principles of Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori keunggulan
komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan
spesialisasi) karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang
lebih rendah dari pada negara lain. Menurut teori ini setiap negara akan
cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-barang
produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini
perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki
keunggulan mutlak sekalipun terhadap negara lain dan tetap memperoleh
keuntungan.
Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu (1) perdagangan
internasional hanya terjadi antara dua negara, (2) barang-barang yang
diperdagangkan hanya dua jenis, (3) perdagangan dilakukan secara bebas, (4)
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
10
tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri, (5) biaya produksi dianggap tetap,
(6) biaya transportasi tidak ada, (7) tidak ada perubahan teknologi. Hal serupa
juga dikemukakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa keunggulan
komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen untuk suatu
barang, yang didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan kepada
masing-masing produsen.
Menurut Afin dan Nur (2008), Manfaat utama perdagangan internasional
adalah meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan
kepada setiap negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa
yang relatif efisien. Efisiensi relatif suatu negara dalam memproduksi produk
tertentu dapat dijelaskan dari jumlah produk alternatif lain yang dapat
diproduksi dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian ini, efisiensi
relatif digambarkan sebagai keuntungan komparatif. Semua negara secara
bersama-sama dapat memperoleh hasil dari eksploitasi keuntungan
komparatifnya, juga dari skala produksi yang lebih besar dan pilihan produk
yang lebih beragam yang semuanya dimungkinkan oleh adanya perdagangan
internasional. Karena itu, keuntungan dari mengeksploitasi keuntungan
komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan perdagangan bebas.
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
11
C. Teori Perdagangan Internasional - Teori Pra Klasik : Merkantalisme
Merkantilisme adalah Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan
pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna
memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai standard dan
ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut.
Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant
yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika
ingin maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan,
perdagangan tersebut harus dilakukan dengan Negara lain. Sumber kekayaan
Negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang diterima
dalam bentuk emas atau perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah
merangsang ekspor dan membatasi aktifitas impor. Negara-negara yang
menganut paham merkantilisme pada waktu itu antara lain, Portugis, Spanyol,
Inggris, Perancis, dan Belanda.
Latar belakang munculnya Merkantilisme:
1. Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman,
Italia, dan Belanda)
2. Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan
kesejahteraan rakyatnya.
3. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
4. Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.
5. Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke
wilayah-wilayah baru.
Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme:
1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
2. Meningkatkan perdagangan luar negeri
3. Mengembangkan industri berorientasi ekspor
4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
12
5. Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
6. Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea
masuk yang sangat tinggi.
7. Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor
lebih dari Negara lain.
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
1. Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
2. Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang
positif akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan
demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam
mulia yang diperoleh dari luar negeri.
3. Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-
yaran,sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan
menjadi makmur dan kuat
4. Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai
armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran
agama
5. Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan
luar negeri diikuti dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia.
Neo-Merkantilisme
Yaitu kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorong ekonomi
industri nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau tariff Barrier dan
kebijakan Nontariff barrier. Biasanya tariff barrier dilaksanakan dengan
menggunakan countervailing duty, bea anti dumping dan surcharge. Dalam hal
ini, kebijakan proteksi yang lebih banyak digunakan biasanya dalam bentuk
Nontariff Barrier seperti larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga
patokan, peraturan kesehatan, dll.
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
13
D. Teori Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komperatif
1. Teori Keunggulan Mutlak
Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori
yang dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini menyatakan bahwa setiap
negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila
melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produksi
lebih baik dari negara lain, dan melakukan perdagangan internasional
dengan negara lain yang mempunyai kemampuan spesialisasi pada produk
yang tidak dapat diproduksi di negara tersebut secara efisien. Menurutnya,
suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain
jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat
diproduksi oleh negara lain. Misalnya, Indonesia memproduksi keris dan
tidak memproduksi satelit pemancar. Sebaliknya, Jepang memproduksi
satelit pemancar dan tidak memproduksi keris. Dengan demikian,
perdagangan internasional akan terjadi di antara keduanya bila Indonesia
dan Jepang bersedia bertukar satelit pemancar dan keris.
Teori absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada
beberapa asumsi pokok antara lain:
a. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.
b. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
c. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.
d. Biaya transpor ditiadakan.
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide
sebagai berikut.
a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja,
suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
14
dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara
tersebut memperoleh keunggulanmutlak.
b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi
barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor
barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien
atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh
bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan
banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang
produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat
menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah
daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki
keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah
jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul
untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk
produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi
untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang berspesialisasi untuk
produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
15
mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan
memperoleh keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg
rempah-rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang
1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan
demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan
elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit
elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).
b. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit
elektronik akan mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di
Indonesia 1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah.
Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan perdagangan atau
menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh
keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg
rempahrempah – 0,25 elektronik).
2. Teori Keunggulan Komperatif
Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage)
merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya,
perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan
komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif
akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih
banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Sebagai
contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah.
Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang
murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah.
Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan
dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara
efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
16
komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan
komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling
menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah.
Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan
standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan
spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan
efisiensi tinggi.
David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang
dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai
berikut.
a. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua
jenis barang dibanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor
produksi tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding
dengan negara lain, sehingga negara tersebut lebih unggul dan lebih
produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain.
Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi
barang. Dari uraian di atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu
negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak
dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.
b. Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan
internasional?
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat
dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan
internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk
memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan
sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam
menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
17
suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta
dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut
menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja)
dibanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap
kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang
lebih murah jika diban-dingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul
terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan
tetapi keunggulan tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya,
negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik rempah-rempah
maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi
rempah-rempah.
Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan
negara Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya
kedua negara tersebut mengadakan perdagangan, maka keduanya akan
mendapatkan keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di
Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang
menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
18
akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1
rempahrempah – 0,625 rempah-rempah).
b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang
1 kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia
menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan
mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6
elektronik – 1 elektronik).
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan
internasional, berdasarkan atas asumsi berikut ini.
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat
berpindah melalui batas negara.
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi.
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
19
E. Teori Modern Perdagangan Internasional
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan
dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan
dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
 Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam
suatu negara.
 Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses
produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
1. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva
pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya
produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan
total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva
isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik
optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal
atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah
atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor
produksi yang dimilkinya.
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
20
memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk
memproduksinya
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang
tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif
sedikit dan mahal untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang
sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan
terjadi.
Untuk lebih memahami kelemahan teori H-O dalam menjelaskan
perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang
valid:
a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama
dalam memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan
negara sering menggunakan teknologi yang berbeda.
b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor
produksi lebih menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar
perdagangan adalah produk negara industri yang bertumpu pada
diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa dijelaskan
dengan model faktor endowment H-O.
c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas
faktor secara internasional mampu mensubstitusikan perdagangan
internasional yang menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan
faktor antarnegara. Maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi H-
O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O.
d. Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu
komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku
karena banyak Negara yang masih memproduksi komoditi yang
sebagian besar adalah dari impor.
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
21
Faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional menurut teori
Heckscher – Ohlin.
a. Faktor Intensitas (intensive)
Barang Y disebut capital intensive jika capital labor ratio (K/L) yang
digunakan dalam menghasilkan Y lebih besar dari pada K/L yang
digunakan dalam menghasilkan X.
Contoh: jika untuk menghasilkan 1 unit barang Y dibutuhkan 2 unit
kapital (2K) dan 2 unit tenga kerja (2L), maka K/L = 2/2 =1, jika dalam
waktu yang sama 1 K dan 4L dibutuhkan untuk menghasilkan 1 unit
barang X, maka K/L = 1/4 . Karena K/L= ¼, maka dapat dikatakan
bahwa Y adalah capital intensie dan X adalah labor intensive.
Hal penting dalam mengukur intensitas tenaga kerja dan modal dari 2
barang adalah jumlah kapital per unit labor (K/L) dan bukan jumlah
total dari kapital dan tenaga kerja yang digunakan dalam menghasilkan
barang – barang tersebut.
contoh: jika untuk menghasilkan 1 unit barang X dibutuhkan 3K dan
12L, sedangkan unit 1 unit barang Y dibutuhkan 2K dan 2L, maka
barang Y akan tetap merupakan capital intensive. Karena K/L lebih
tinggi untuk Y dari pada untuk X, sehingga K/Ly = 2/2 = 1 dan K/L =
3/12 = ¼.
Jika modal digambarkan sepanjang sumbu vertikal dan teanga kerja
sepanjang sumbu horisontal, sedangkan produksi berada sepanjang
garis lurus dari orign, maka slope garis akan mengukur ratio modal –
tenag kerja ( K/L) di dalam produksi barang tersebut
Di negara 1, K/L = 1 untuk barang Y dan K/L = ¼ untuk barang X.
Angka – angka ini diberikan oleh slope garis dari origin untuk masing
– masing barang di negara 1. Jadi barang Y merupakan barang intensif
modal di negara 1. Di negara 2, K/L = 4 dan K/L = 1 untuk X.
Jadi barang Y merupakan barang intensif modal dan barang X
merupakan barang intensif tenaga kerja di kedua negara. Negara 2
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
22
mengggunakan K/L yang lebih tinggi dari pada negara 1 dalam
menghasilkan kedua barang karena harga relatif dari modal (r/w) lebih
rendah di negara 2. Jika r/w tmenurun, produsen akan menggantikan
K untuk L kedua barang untuk meminimumkan biaya produksi
mereka. Sebagai hasilnya K/L akan naik di kedua barang tersebut.
Negara 2 menggunakan lebih banyak teknik produksi dari pada di
negara 1, karena modal relatif lebih murah di negara 2 dari pada negara
1, sehingga produsen di negara 2 secara relatif menggunakan lebih
banyak modal dalam mengahasilkan kedua barang itu untuk
meminimumkan biaya produksi.
b. Faktor Kelimpahan ( Abundant)
Ada 2 cara untuk menetapkan faktor kelimpahan, yaitu:
 berdasarkan unit fisik
contoh: negara 2 kaya raya akan modal (capital abundant) jika
perbandingan antara jumlah total dari modal dengan jumlah total
dari tenaga kerja yang tersedia negara 2 lebih besar dari pada
negara 1 (TK/TL negara 2 TK/TL negara 1).
 berdasarkan perbandingan harga
contoh: negara 2 kaya raya akan modal jika perbandingan antara
harga modal yang disewakan dengan harga dari jam kerja adalah
lebih rendah di negara 2 dari pada di negara 1 (PK/Pl negara 2
PK/PL negara 1).
Hubungan antara 2 definisi faktor kelimpahn adalah jelas. Definisi
berdasarkan unit fisik hanya mempertimbangkan faktor – fsktor
penawaran. Definisi berdasarkan perbandingan harga
mempertimbangkan baik faktor penawaran maupun faktor
permintaan.
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
23
c. Faktor Kelimpahan dan Bentuk Kurva Batas Produksi
Selama negara 2 mempunyai modal yang berlimpah dan barang Y
adalah intensif modal. Negara 2 dapat menghasilkan relatif lebih bayak
barang Y dari pada negara 1. Di pihak lain, negara 1 mempunyai tenaga
kerja yang melimpah dan barang X intensif tenaga kerja, negara 1
dapat menghasilkan relatif lebih banyak barang X dari pada negara 2.
Ini memberikan batas produksi untuk negara 1 yang relatih lebih lebar
dibanding negara 2 ( bila X sepanjang garis horisontal).
Di bawah ini adalah kurva bentuk batas produksi negara 1 dan negara
2
 Faktor Endowment
Faktor endowmwnt merupakan seluruh potensi atau kekayaan
suatu negara yang dapat digambarkan dengan production
possibility curve. Taste atau pola konsumsi dapat digambarkan
dengan indiferen curve.
Model H –O sering ditiunjukkan sebagai faktor perbandingan atau
faktor teori endowment, yang sama setiap negara berspesialisasi
dan mengekspor komoditi yang intensif pada faktor yang relatif
lebih berlimpah dan murah, dan mengimpor komoditi yang intensif
pada faktor yang relatif langka dan mahal.
Teorema H – O merupakan keuntungan komparatif dari pada
mengasumsikannya. Jadi teorema H – O adalah dalil yang
menyatakan bahwa perbedaan dalam faktor kelimpahan dan harga
barang relatif diantara 2 negara. Perbedaan kemudian
ditranslasikan ke dalam perbedaan dalam harga barang dan faktor
absolut di antara 2 negara.
Perdagangan 2 negara dapat dilakukan dengan 3 cara:
a. Faktor endowment yang berbeda, taste yang sama.
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
24
Contoh: Negara – negara Eropa seperti Inggris dan Prancis
memiliki taste yang sama – sama makan roti yang terbuat dari
tepung gandum. tetapi setiap negara Eropa memiliki kekayaan
alam yang berbeda, faktor produksi tanah, tenaga kerja, pemilikan
modaldan pengetahuan manajerial skill yang tidak sama.
b. Faktor endowment yang sama, taste yang berbeda.
Contoh: Italia dan Myanmar yang memiliki luas tanah yang sama
tetapi pola konsumsi (taste) yang berbeda. Negara Italia sanggup
memproduksi gandum di atas tanahnyadengan iklim dan
kesuburan tanahnya yang sama dengan potensi negara Myanmar.
Dengan demikian negara Italia sanggup memproduksi beras di
tanah yang sama dengan kesuburan tanah di negara Myanmar.
Tetapi negara Italia lebih menyukai gandum dari pada beras.
Sebaliknya negara Myanmar lebih menyukai beras dari pada
gandum. Sehingga harga gandum lebih tinnggi daripada harga
berass di negara Italia, sebaliknya harga beras lebih tinggi daripada
harga gandum dinegara Myanmar. Akibatnya, negara Italia akan
menanam gandum lebih banyak dari pada menanam padi,
walaupun di tanah – tanah yang kurang sesuai dengan gandum,
tetapai lebih sesuai dengan baru menurut iklim dan kesuburannya.
Sehingga produktivitas gandum di tanah – tanah yang kurang
sesuai tersebut menjadi rendah. Begitu pula dengan negara
Myanmar, lebih banyak memproduksi beras walaupun sebagian
ditanam di tanah – tanah yang kurang sesuai untuk padi tetapi lebih
sesuai untuk gandum. Sehinnga hal tersebut akan mengakibatkan
perdagangan antar negara.
c. Faktor endowment sama, taste sama.
Contoh: Negara Inggris dan negara Jepang adalah negara yang
mempunyai potensi produksi dan pola konsumsi yang sama yaitu
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
25
dalam memproduksi dan mengkonsumsi mobil dan alat – alat
pertanian. Kemungkinan terjadinya perdagangan internasional
adalah kemungkinan produksi masal yang menghasilkan internal
atau eksternal, yaitu menimbulkan semakin menurunnya ongkos –
ongkos produksi atau semakin meningkatnya penghasilan.
Perbedaan faktor endowment dapat menimbulkan perbedaan
dalam keunggulan komparatif dan selanjutnya akan menimbulkan
perdagangan.
2. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output
matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953
menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri
(ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan
teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi
perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat
sebab utama yaitu :
a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b. Tariff and Non tariff barrier
c. Pebedaan dalam skill dan human capital
d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga
kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu
negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih
sedikit.
Kurva indiferen 1 umum bagi kedua negara karena asumsi persamaan
selera. Kurva indiferen 1 ini menyinggung kurva batas produksi negara 1
pada titik A dan negara 2 pada titik A’. Hal ini menentukan keseimbangan
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
26
harga barang relatif sebeleum perdagangan di negara 1 di PA, dan negara
2 di PA’ ( gambar sebelah kiri). Bila PA PA’, negara 1 memiliki
keuntungan komparatif pada barang X dan negara 2 pada barang Y.
Dengan perdagangan (gambar kanan) negara 1 berproduksi pada titik B
dengan menukarkan barang X dengan barang Y dan mencapai titik E
dalam konsumsi (segitiga BCE). Negara 2 berproduksi pada B’ dan dengan
menukarkan barang Y untuk barang X memperoleh titik E’ (yang serupa
dengan tirik E). Kedua negara mereka berkonsumsi pada kurva indiferen
II yang lebih tinggi.
3. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC
) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan
suatu Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment.
Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang
Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC
increasing cost.
4. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu
Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang
menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan
suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan
yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga
factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan
harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada
penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern)
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
27
suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua
faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar
internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori
modern yaitu teori Offer Curve.
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
28
F. Kebijaksanaan Ekonomi Internasional : Kebijakan Tarif
Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah tindakan
atau kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi segala beNtuk perdagangan dan
pembayaran internasional baik itu dari sisi komposisi, arah dan lainnya. Perlu
digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini tidak berfokus pada tarif, quota,
namun juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam negeri yang secara tidak
langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda perdagangan serta
pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran kebijakan
moneter.
Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni sebuah
tindakan atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan
dampak dan pengaruh secara langsung pada perdagangan dan pembayaran
internasional.
Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan
kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen penting
yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional yaitu :
1. Kebijakan perdagangan internasional
Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang
masih atau sedang berjalan transaksinya dari neraca pembayaran
internasional, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan
ekspor dan impor suatu produk baik barang ataupun jasa. Jenis dari
kebijakan ini seperti kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade
agreement dan masih banyak lainnya. (baca juga : faktor penawaran uang
, Cara Investasi Emas Untuk Pemula)
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
29
2. Kebijakan pembayaran internasional
Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai
kebijakan pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran
internasional tepatnya pada pengawasan terhadap pembayaran
internasional. Contoh dari kebijakan ini seperti pengawasan yang
dilakukan oleh pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau pengawasan
terhadap lalu lintas modal jangka panjang. (Baca juga : alat pembayaran
internasional)
3. Kebijakan bantuan luar negeri
Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan,
pinjaman dan lainnya. Bantuan itu berupa bantuan dengan tujuan untuk
membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan meiliter kepada
negara lain. (baca juga : alat pembayaran internasional , Peran Bank
Indonesia)
Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Autarki
Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari
pengaruh negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun
juga pada bidang politik dan militer. (Baca juga : tindakan ekonomi
rasional )
2. Kesejahteraan
Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah
menciptakan kesejahteraan dengan mengadakan perdagangan internasional
yang akan memperoleh keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi
produksi dan meninghkatnya tingkat konsumsi yang dilakukan oleh
masyarakat di suatu negara. Selain itu dengan adanya kebijakan ekonomi
internasional bisa menghapuskan segala bentuk hambatan perdagangan
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
30
internasional seperti tarif/bes, larangan perdagangan, quota dan lain
sebagainya. (Baca juga : manfaat kerjasama ekonomi antar negara –
kebutuhan dasar manusia)
3. Proteksi
Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan
kebijakan ekonomi internasional bertujuan untuk melindungi semua
industri yang sedang mengalami perkembangan atau sedang tumbuh dan
juga melindungi perusahaan baru yang dari perusahaan-perusahaan besar
yang melakukan hal semaunya sendiri dengan kelebihan dan
keunggulannya, serta memberikan perlindungan produk dalam negeri dari
persaingan barang-barang impor. Pada dasarnya bentuk perlindungan
dalam perdagangan ini antara lain kebijakan tarif, kuota, larangan impor,
subsidi dan dumping. (Baca juga : prinsip-prinsip ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari)
4. Kesimbangan neraca pembayaran
Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya
kebijakan ekonomi internasional. Karena pada dasarnya penerapan
kebijakan ekonomi internasional ini akan mempengaruhi keadaan neraca
pembayaran pula. Contoh ketika pemerintah menerapkan kebijakan
stabilitas ekonomi internasional pada negara dengan kelebihan valuta asing
atau devisa maka yang tidak akan terjadi apa-apa pada neraca pembayaran.
Sedangkan jika pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi internasional
di negara yang valuta asingnya kurang, maka hal berbeda akan terjadi akan
ada sebuah perubahan baik dari proses maupun lalu lintas uang. Contoh
kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada devisa
namun juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal. (baca juga :
manfaat ekonomi kreatif)
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
31
5. Pembangunan ekonomi
Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari
diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui
bahwasannya ketika suatu negara mengalami pembangunan ekonomi yang
baik dan merata maka menunjukkan kesejahteraan masyarakatnya
terjamin. Untuk mencapai tujuan ini maka perlu ditatapkan atau
diterapkannya sebuah kebijakan, antara lain:
a. Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya
pada industri yang masih dalam masa awal perjalanannya. (baca juga :
manfaat ekonomi manajerial)
b. Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak
essential dan hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar
dibutuhkan.
c. Memperbanyak jumlah ekspor. (Baca juga : manfaat ekspor impor)
Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Tarif
Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada
semua barang yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering
disebut dengan bea masuk, dimana bertujuan untuk melindungi atau
memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam negeri.
Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan
tarif biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN
yang bertujuan untuk menambah jumlah pemasukan fungsi devisa negara.
Ada beberapa jenis atau bentuk dari tarif, yakni :
a. Bea ekspor
Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada
barang-barang yang diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas
wilayah barang-barang tidak kena pajak adalah di custom area dimana
semua barang bebas bergerak tanpa terkena bea, namun jika sudah
melewati batas ini maka barang-barang tersebut akan terkena bea
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
32
ekspor sesuai dengan aturan yang ada. (baca juga: Hubungan Pasar
Uang dan Pasar Modal dalam Perekonomian , fungsi asli uang)
b. Bea transito
Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada
barang-barang yang telah melewati batas wilayah suatu negara dengan
ketentuan bahwasannya brang-barang tersebut memang tujuan
akhirnya akan dikirim ke negara lainnya. Sesuai dengan namanya yakni
transito maka bea ini dikenakan saat barang-barang ini transit di suatu
wilayah sebelum menuju negara tujuannya.
c. Bea impor
Sedangkan bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada
barang-barang yang masuk ke dalam custom area yang dimana tujuan
akhirnya adalah dalam negeri. Dengan demikian segala bentuk barang
yang masuk ke dalam negeri akan dikenakan pajak sesuai dengan
aturan yang berlaku. (baca juga : manfaat ekonomi internasioal , Ruang
Lingkup Ekonomi Moneter)
2. Kuota
Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang
diberlakukan kepada barang-barang impor dan jumlah barang-barang
ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh
pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan-batasannya sendiri.
Ada dua jenis kuota yakni :
a. Kuota impor
Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan
kepada setiap barang impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain
kuota absolut dimana batasan ditentukan oleh negara yang
bersangkitan, kuota negosiasi dimana batasannya ditentukan dari
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
33
perjanjian dua pihak yang bersangkutan, tarif kuota yang merupakan
gabungan dari tarif dan kuota itu sendiri, dan kuota campuran yakni
kuota yang murni dibebankan untuk melindungi industri dalam negeri
agar tetap bisa bersaing. (Baca Juga: Perbedaan Bank Konvensional
dan Bank Syariah , Prinsip Kegiatan Usaha Perbankan)
Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :
 Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya
ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara
lain.
 Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya
ditenrnkan berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih
yang terlibat dalam perdagangan.
 Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-
barang tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau
keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi.
 Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang
diimpor dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan
produksi barang akhir. Pembatasan mi bertujuan mendorong
perkembangan industri di dalam negeri.
Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia
terbatas. Hal tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di
dalarn negeri dapat bersaing. Jika digambarkan dalam bentuk kurva
akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor
QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor
Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota
impor
OP : harga barang sebelum ada kuota impor
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
34
Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah
setelah kuota
OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor
Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor
setelah adanya kuota.
Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu
kebijakan dalam perdagangan dengan cara melarang membeli barang
dan luar negeri untuk melindungi dan mengembangkan industri dalam
negeri. Misalnya, larangan mengimpor beras, bawang putih, dan gula
pasir. Jika barang-barang (komoditas) tersebut tidak dilindungi, petani
padi, bawang, dan tebu akan mendenita kerugian yang besar.
Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon
terhadap harga barang akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor
Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan
OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor
OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor
OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada
barang impor di pasar (impor = 0)
OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor
Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual
barang lebih banyak dan dengan harga yang Iebih tinggi.
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
35
b. Kuota ekspor
Kuota yang biasanya diberlakukan kepada bahan-bahan mentah yang
termasuk ke dalam komoditas perdagangan penting.
Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa
tujuan , antara lain :
 mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara
yang dianggap berbahaya;
 menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang
cukup;
 mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam
menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.
Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang
merupakan komoditas perdagangan penting.
Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan
internasional yang tidak memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke
luar wilayah pabean suatu negara. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia
ke Singapura dilarang karena menimbulkan kerusakan Iingkungan
yang merugikan negara.
3. Subsidi
Subsidi merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat
yang diambil dari alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada
perusahaan yang memproduksi, menjual dan kegiatan lainnya. Dengan
adanya subsidi ini harga jual suatu produk akan menjadi lebih murah.
Contoh subsidi BBM. (baca juga : fungsi pasar uang , Resiko Investasi di
Pasar Uang).
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang
memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual
suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya
subsidi adalah agar para produsen dalam negeri menjual barangnya dengan
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
36
harga yang lebih murah sehingga bisa bersaing dengan barang-barang
impor. Subsidi ini dapat berupa :
a. uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah);
b. subsidi per unit produksi.
Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang
impor dapat digambarkan dalam kurva berikut.
Keterangan :
QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi
Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam
negeri
OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri
OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi
BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva
penawaran bergeser dari So ke S
OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi
Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam
negeri
PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen
dalam negeri
Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi
barang juga tetap sebesar OQ2.
4. Dumping
Merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan
cara menjual barang-barang ke luar negeri dengan harga yang jauh lebih
murah dari harga jual dalam negeri.
Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb :
VERA HANDAYANI | 6L-MKP
37
a. Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan
dr suatu perusahaan di pasar domestik utk memperoleh profit
maksimum dgn menetapkan harga yg lebih tinggi di dlm negeri drpd di
luar negeri.
b. Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya
di luar negeri dgn harga yg lebih murah utk sementara (temporary),
sehingga dpt menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dlm
persaingan bisnis. Setelah dpt memonopoli pasar barulah harga kembali
dinaikkan utk mendpt profit maksimum.
c. Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya
di luar negeri dgn harga yg lebih murah secara sporadis dibandingkan
harga di dalam negeri karena adanya surplus produksi di dalam negeri.
Anti Dumping Code
Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade
Organization suatu pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn
mengenakan Anti Dumping Duties sebesar kerugian yg dideritanya
berdsrkan Anti Dumping Code (ADC). Berdsrkan ADC suatu negara dpt
mengenakan Anti Dumping Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury
Test. Injury test adalah suatu penyelidikan apakah telah terjadi
perdagangan luar negeri yg tidak jujur (unfair trade),sehingga
menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
a. Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri,
sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding
kurva permintaan di luar negeri.
b. Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri
tidak dapat membeli barang dari luar negeri.

More Related Content

What's hot

elastisitas silang dan elastisitas pendapatan
elastisitas silang dan elastisitas pendapatanelastisitas silang dan elastisitas pendapatan
elastisitas silang dan elastisitas pendapatan
Ekinanda Anggita
 
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifTeori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Wahono Diphayana
 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theory
Opissen Yudisyus
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
Hasnah Rhiriesad
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Novia Putri
 
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian IndonesiaEkonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Dadang Solihin
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Yesica Adicondro
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomiPerdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi
Yousuf Kurniawan
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatRizki Prisandi
 
Bab 11 permintaan-penawaran uang
Bab 11   permintaan-penawaran uangBab 11   permintaan-penawaran uang
Bab 11 permintaan-penawaran uangYusron Blacklist
 
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiPermintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Ameerican Ahmedas
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
produksi
produksiproduksi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Sugeng Budiharsono
 
Strategi penetapan harga dalam oligopoli
Strategi penetapan harga dalam oligopoliStrategi penetapan harga dalam oligopoli
Strategi penetapan harga dalam oligopoli
Bazari Azhar Azizi
 
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )Yasri Purwani II
 
Budaya & Politik dalam Bisnis Internasional
Budaya & Politik dalam Bisnis InternasionalBudaya & Politik dalam Bisnis Internasional
Budaya & Politik dalam Bisnis Internasional
Learner
 

What's hot (20)

elastisitas silang dan elastisitas pendapatan
elastisitas silang dan elastisitas pendapatanelastisitas silang dan elastisitas pendapatan
elastisitas silang dan elastisitas pendapatan
 
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifTeori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theory
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
 
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian IndonesiaEkonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
 
Analisis lingkungan perusahaan
Analisis lingkungan perusahaanAnalisis lingkungan perusahaan
Analisis lingkungan perusahaan
 
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan Nasional
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomiPerdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Bab 11 permintaan-penawaran uang
Bab 11   permintaan-penawaran uangBab 11   permintaan-penawaran uang
Bab 11 permintaan-penawaran uang
 
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiPermintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
produksi
produksiproduksi
produksi
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Strategi penetapan harga dalam oligopoli
Strategi penetapan harga dalam oligopoliStrategi penetapan harga dalam oligopoli
Strategi penetapan harga dalam oligopoli
 
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
 
Budaya & Politik dalam Bisnis Internasional
Budaya & Politik dalam Bisnis InternasionalBudaya & Politik dalam Bisnis Internasional
Budaya & Politik dalam Bisnis Internasional
 

Similar to Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546

Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
NiaKusnia
 
Resume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasionalResume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasional
DikiSupriadi3
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
reni setyo noviya sari
 
Resume i
Resume iResume i
Resume i
indraaaim
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Universitas Bina Bangsa
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
Warsih acih
 
Makalah tugas 1
Makalah tugas 1Makalah tugas 1
Makalah tugas 1
Tiwi Pratiwi
 
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
SuryadiSurya3
 
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
Triadirama
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
ciciliya11
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
IkaYulianti4
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
Montisa Rizki
 
Resume 1
Resume 1Resume 1
Resume 1
ajengpuspi
 
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1
Rizki Safarina
 
Resume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSResume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTS
Ridick Ridick
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
mulyanahsari
 
Ekonomi internasional resume
Ekonomi internasional resumeEkonomi internasional resume
Ekonomi internasional resume
DamayYanti
 
Resume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilaResume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamila
mielasieuzzumaki
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasional
Anisa Emas
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
yeniok11
 

Similar to Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546 (20)

Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Resume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasionalResume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasional
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Resume i
Resume iResume i
Resume i
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Makalah tugas 1
Makalah tugas 1Makalah tugas 1
Makalah tugas 1
 
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
 
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume 1
Resume 1Resume 1
Resume 1
 
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1
 
Resume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSResume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTS
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Ekonomi internasional resume
Ekonomi internasional resumeEkonomi internasional resume
Ekonomi internasional resume
 
Resume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilaResume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamila
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasional
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
 

Recently uploaded

Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
MohammadAthianManan
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
IGNATIUSOKIDEWABRATA
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
tikasianturi1410
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 

Recently uploaded (17)

Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 

Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546

  • 1. UNIVERSITAS BINA BANGSA Jl. Raya Serang – Jakarta KM. 03 No. 1B Pakupatan Kota Serang – Banten TUGAS 1 Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Internasional Dosen Pengampu : Ade Fauji. SE., MM Nama : Vera Handayani NIM : 11150546 Kelas / Ruang : 6 (Enam) L-MKP / C.1.4 Hari/Tanggal : Selasa Waktu : 18.30 - 20.00 WIB Mata Kuliah : Ekonomi Internasional Prodi/Prog Pend. : Manajemen Konsentrasi : Keuangan Perbankan Dosen : Ade Fauji. SE., MM Sifat Ujian : Closed Book FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BINA BANGSA KOTA SERANG 2018
  • 2. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 1 I. Petunjuk Umum: a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal b. Kerjakan soal-soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu c. Setelah selesai bacalah Hamdalah II. Petunjuk Khusus: a. Dilarang bekerjasama b. Kerjakan soal dengan jelas sesuai jumlah soal yang tersedia. c. Hard Copy dikumpulkan pada saat UTS Mata Kuliah dilaksanakan. d. Anda WAJIB datang untuk mengisi daftar hadir. Ketidakhadiran anda dianggap tidak mengikuti Ujian Tengah Semester. e. Soft copy dikirim lewat email: adefauji2@gmail.com subject email: UTS Ekonomi Internasional Uniba Banten VI / Kelas / Ruangan. f. Sampul depan berisi Nama Mahasiswa, NIM, Kelas, Ruangan/Hari . g. Format tulisan di ms word; Font Times New Roman; 1,5 spasi, minimal 30 halaman. (untuk resume). Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan jelas! 1. Buatlah resume dalam bentuk makalah dari pertemuan 2-7, resume harus sesuai dengan topik yang ada di silabus pertemuan 1.
  • 3. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 2 A. Ruang Lingkup Ekonomi. Internasional: Pengertian Ekonomi Internasonal B. Konsep Teori Perdagangan Internasional C. Teori Perdagangan Internasional Teori Pra Klasik : Merkantilisme D. Teori Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif E. Teori Modern Perdagangan Internasional F. Kebijaksanaan ekonomi internasional kebijakan tarif
  • 4. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 3 A. Ruang Lingkup Ekonomi Internasional : Pengertian Ekonomi Internasional Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuanga atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu: 1. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi. 2. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan Multi Nasional. 3. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan: produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal. Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi. Faktor-Faktor Yang Mendorong Sebuah Negara Melakukan Ekonomi Internasional 1. Agar bisa memenuhi kebutuhan produk dan jasa dalam negeri. 2. Memiliki keinginan agar bisa mendapatkan keuntungan, yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara. 3. Mempunyai kemampuan yang berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk mengelola sumber daya. 4. Mempunyai kelebihan produk atau barang dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjualnya. 5. Adanya perbedaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat maupun jumlah penduduk yang bisa mengakibatkan adanya suatu
  • 5. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 4 perbedaan antara hasil produksi dan terdapatnya keterbatasan dari produksi. 6. Terjadinya arus globalisasi, sebab tidak ada negara di muka bumi ini yang dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari negara lain. 7. Memiliki kesamaan selera terhadap suatu barang atau jasa. 8. Memiliki keinginan untuk membuka kerjasama dan hubungan diplomatik dengan negara lain. Tujuan Ekonomi Internasional Tujuan dari ekonomi internasional yaitu untuk bisa meningkatkan kemakmuran yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapi apabila dapat mengadakan berbagai macam kegiatan, misalnya: kegiatan di bidang perdagangan (ekspor – impor), perkreditan, perasuransian, investasi, dan di bidang yang lainnya. Perbedaan tata cara ataupun sifat antara perdagangan internasional dengan perdagangan yang ada didalam negeri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain: 1. Perbedaan hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dan lain-lain. 2. Perbedaan adat istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan perbedaan kondisi pasar. 3. Perbedaan keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural. Ruang Lingkup Ekonomi Internasional 1. Teori dan kebijakan moneter internasional 2. Teori dan kebijakan perdagangan internasional 3. Organisasi dan kerjasama ekonomi internasional 4. Perusahan dan bisnis internasional
  • 6. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 5 B. Konsep Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan (Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan bahwa perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir tidak ada negara yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi karena tentu saja setiap negara tidak bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri sendiri. Masyarakat di suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang tidak bisa di produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan antar negara. Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing- masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (Sukirno, 2011). Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran pendapatan seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari produksi dalam negeri yang diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan ekspor, variabel impor merupakan variabel bocoran yang mengurangi aliran pendapatan. Tambunan (2001) mendefinisikan perdagangan sebagai proses tukar-menukar atas barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela
  • 7. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 6 dari masing-masing pihak. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua jenis yakni perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa (non fisik). Manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain : 1. Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara serta bagaimana efek terhadap struktur perekonomian suatu negara. 2. Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari perdagangan international tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini diartikan sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia melakukan pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau perdagangan timbul karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut (Boediono, 2000). Jadi perdagangan internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang mencakup ekspor dan impor, baik berupa barang dan jasa yang dilakukan antar negara atas pertimbangan tertentu (keuntungan) dan dilakukan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun juga. Berikut adalah beberapa teori yang berkaitan dengan adanya perdagangan internasional : Teori Merkantilisme Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh
  • 8. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 7 kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional. Status suatu negara di mata internasional dicerminkan dengan banyaknya jumlah emas yang dimiliki suatu negara (Hady, 2001). Teori Heckscher-Ohlin (H-O) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah: 1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.
  • 9. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 8 2. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity. Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut: 1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara. 2. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing- masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya. 3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya. 4. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya. 5. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam
  • 10. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 9 teori keunggulan komparatif. Teori ini dianggap lebih modern karena menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya perdagangan internasional (Lindert, 2003). Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus) Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus, perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan jasa yang sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual di luar negeri. Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara itu dapat mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu memperbesar tingkat produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif untuk menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi dikarenakan dengan adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada di dalam negeri. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul “Principles of Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori keunggulan komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan spesialisasi) karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang lebih rendah dari pada negara lain. Menurut teori ini setiap negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-barang produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak sekalipun terhadap negara lain dan tetap memperoleh keuntungan. Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu (1) perdagangan internasional hanya terjadi antara dua negara, (2) barang-barang yang diperdagangkan hanya dua jenis, (3) perdagangan dilakukan secara bebas, (4)
  • 11. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 10 tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri, (5) biaya produksi dianggap tetap, (6) biaya transportasi tidak ada, (7) tidak ada perubahan teknologi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa keunggulan komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen untuk suatu barang, yang didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan kepada masing-masing produsen. Menurut Afin dan Nur (2008), Manfaat utama perdagangan internasional adalah meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa yang relatif efisien. Efisiensi relatif suatu negara dalam memproduksi produk tertentu dapat dijelaskan dari jumlah produk alternatif lain yang dapat diproduksi dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian ini, efisiensi relatif digambarkan sebagai keuntungan komparatif. Semua negara secara bersama-sama dapat memperoleh hasil dari eksploitasi keuntungan komparatifnya, juga dari skala produksi yang lebih besar dan pilihan produk yang lebih beragam yang semuanya dimungkinkan oleh adanya perdagangan internasional. Karena itu, keuntungan dari mengeksploitasi keuntungan komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan perdagangan bebas.
  • 12. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 11 C. Teori Perdagangan Internasional - Teori Pra Klasik : Merkantalisme Merkantilisme adalah Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai standard dan ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut. Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika ingin maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut harus dilakukan dengan Negara lain. Sumber kekayaan Negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang diterima dalam bentuk emas atau perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah merangsang ekspor dan membatasi aktifitas impor. Negara-negara yang menganut paham merkantilisme pada waktu itu antara lain, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda. Latar belakang munculnya Merkantilisme: 1. Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda) 2. Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya. 3. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan. 4. Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara. 5. Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah-wilayah baru. Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme: 1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya 2. Meningkatkan perdagangan luar negeri 3. Mengembangkan industri berorientasi ekspor 4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
  • 13. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 12 5. Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian 6. Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk yang sangat tinggi. 7. Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor lebih dari Negara lain. Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut: 1. Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor 2. Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri. 3. Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba- yaran,sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat 4. Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama 5. Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan luar negeri diikuti dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia. Neo-Merkantilisme Yaitu kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorong ekonomi industri nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau tariff Barrier dan kebijakan Nontariff barrier. Biasanya tariff barrier dilaksanakan dengan menggunakan countervailing duty, bea anti dumping dan surcharge. Dalam hal ini, kebijakan proteksi yang lebih banyak digunakan biasanya dalam bentuk Nontariff Barrier seperti larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga patokan, peraturan kesehatan, dll.
  • 14. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 13 D. Teori Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komperatif 1. Teori Keunggulan Mutlak Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini menyatakan bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produksi lebih baik dari negara lain, dan melakukan perdagangan internasional dengan negara lain yang mempunyai kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi di negara tersebut secara efisien. Menurutnya, suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain. Misalnya, Indonesia memproduksi keris dan tidak memproduksi satelit pemancar. Sebaliknya, Jepang memproduksi satelit pemancar dan tidak memproduksi keris. Dengan demikian, perdagangan internasional akan terjadi di antara keduanya bila Indonesia dan Jepang bersedia bertukar satelit pemancar dan keris. Teori absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok antara lain: a. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja. b. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama. c. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. d. Biaya transpor ditiadakan. Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut. a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah
  • 15. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 14 dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulanmutlak. b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang. Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut
  • 16. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 15 mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh keuntungan. Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut. a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik). b. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah – 0,25 elektronik). 2. Teori Keunggulan Komperatif Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan
  • 17. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 16 komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah. Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi. David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut. a. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang dibanding dengan Negara lain? Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan. b. Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional? Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun
  • 18. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 17 suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya. Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-dingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi rempah-rempah. Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut mengadakan perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan. Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut. a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka
  • 19. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 18 akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1 rempahrempah – 0,625 rempah-rempah). b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik). Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional, berdasarkan atas asumsi berikut ini. a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara. b. Tidak ada perubahan teknologi. c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja. d. Ongkos produksi dianggap konstan. e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol). f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui batas negara. g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi. h. Distribusi pendapatan tidak berubah. i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
  • 20. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 19 E. Teori Modern Perdagangan Internasional Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:  Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.  Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity. 1. The Proportional Factors Theory Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis teori H-O : a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing- masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya. c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut
  • 21. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 20 memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Untuk lebih memahami kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang valid: a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering menggunakan teknologi yang berbeda. b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah produk negara industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa dijelaskan dengan model faktor endowment H-O. c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas faktor secara internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan faktor antarnegara. Maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi H- O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O. d. Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak Negara yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor.
  • 22. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 21 Faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional menurut teori Heckscher – Ohlin. a. Faktor Intensitas (intensive) Barang Y disebut capital intensive jika capital labor ratio (K/L) yang digunakan dalam menghasilkan Y lebih besar dari pada K/L yang digunakan dalam menghasilkan X. Contoh: jika untuk menghasilkan 1 unit barang Y dibutuhkan 2 unit kapital (2K) dan 2 unit tenga kerja (2L), maka K/L = 2/2 =1, jika dalam waktu yang sama 1 K dan 4L dibutuhkan untuk menghasilkan 1 unit barang X, maka K/L = 1/4 . Karena K/L= ¼, maka dapat dikatakan bahwa Y adalah capital intensie dan X adalah labor intensive. Hal penting dalam mengukur intensitas tenaga kerja dan modal dari 2 barang adalah jumlah kapital per unit labor (K/L) dan bukan jumlah total dari kapital dan tenaga kerja yang digunakan dalam menghasilkan barang – barang tersebut. contoh: jika untuk menghasilkan 1 unit barang X dibutuhkan 3K dan 12L, sedangkan unit 1 unit barang Y dibutuhkan 2K dan 2L, maka barang Y akan tetap merupakan capital intensive. Karena K/L lebih tinggi untuk Y dari pada untuk X, sehingga K/Ly = 2/2 = 1 dan K/L = 3/12 = ¼. Jika modal digambarkan sepanjang sumbu vertikal dan teanga kerja sepanjang sumbu horisontal, sedangkan produksi berada sepanjang garis lurus dari orign, maka slope garis akan mengukur ratio modal – tenag kerja ( K/L) di dalam produksi barang tersebut Di negara 1, K/L = 1 untuk barang Y dan K/L = ¼ untuk barang X. Angka – angka ini diberikan oleh slope garis dari origin untuk masing – masing barang di negara 1. Jadi barang Y merupakan barang intensif modal di negara 1. Di negara 2, K/L = 4 dan K/L = 1 untuk X. Jadi barang Y merupakan barang intensif modal dan barang X merupakan barang intensif tenaga kerja di kedua negara. Negara 2
  • 23. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 22 mengggunakan K/L yang lebih tinggi dari pada negara 1 dalam menghasilkan kedua barang karena harga relatif dari modal (r/w) lebih rendah di negara 2. Jika r/w tmenurun, produsen akan menggantikan K untuk L kedua barang untuk meminimumkan biaya produksi mereka. Sebagai hasilnya K/L akan naik di kedua barang tersebut. Negara 2 menggunakan lebih banyak teknik produksi dari pada di negara 1, karena modal relatif lebih murah di negara 2 dari pada negara 1, sehingga produsen di negara 2 secara relatif menggunakan lebih banyak modal dalam mengahasilkan kedua barang itu untuk meminimumkan biaya produksi. b. Faktor Kelimpahan ( Abundant) Ada 2 cara untuk menetapkan faktor kelimpahan, yaitu:  berdasarkan unit fisik contoh: negara 2 kaya raya akan modal (capital abundant) jika perbandingan antara jumlah total dari modal dengan jumlah total dari tenaga kerja yang tersedia negara 2 lebih besar dari pada negara 1 (TK/TL negara 2 TK/TL negara 1).  berdasarkan perbandingan harga contoh: negara 2 kaya raya akan modal jika perbandingan antara harga modal yang disewakan dengan harga dari jam kerja adalah lebih rendah di negara 2 dari pada di negara 1 (PK/Pl negara 2 PK/PL negara 1). Hubungan antara 2 definisi faktor kelimpahn adalah jelas. Definisi berdasarkan unit fisik hanya mempertimbangkan faktor – fsktor penawaran. Definisi berdasarkan perbandingan harga mempertimbangkan baik faktor penawaran maupun faktor permintaan.
  • 24. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 23 c. Faktor Kelimpahan dan Bentuk Kurva Batas Produksi Selama negara 2 mempunyai modal yang berlimpah dan barang Y adalah intensif modal. Negara 2 dapat menghasilkan relatif lebih bayak barang Y dari pada negara 1. Di pihak lain, negara 1 mempunyai tenaga kerja yang melimpah dan barang X intensif tenaga kerja, negara 1 dapat menghasilkan relatif lebih banyak barang X dari pada negara 2. Ini memberikan batas produksi untuk negara 1 yang relatih lebih lebar dibanding negara 2 ( bila X sepanjang garis horisontal). Di bawah ini adalah kurva bentuk batas produksi negara 1 dan negara 2  Faktor Endowment Faktor endowmwnt merupakan seluruh potensi atau kekayaan suatu negara yang dapat digambarkan dengan production possibility curve. Taste atau pola konsumsi dapat digambarkan dengan indiferen curve. Model H –O sering ditiunjukkan sebagai faktor perbandingan atau faktor teori endowment, yang sama setiap negara berspesialisasi dan mengekspor komoditi yang intensif pada faktor yang relatif lebih berlimpah dan murah, dan mengimpor komoditi yang intensif pada faktor yang relatif langka dan mahal. Teorema H – O merupakan keuntungan komparatif dari pada mengasumsikannya. Jadi teorema H – O adalah dalil yang menyatakan bahwa perbedaan dalam faktor kelimpahan dan harga barang relatif diantara 2 negara. Perbedaan kemudian ditranslasikan ke dalam perbedaan dalam harga barang dan faktor absolut di antara 2 negara. Perdagangan 2 negara dapat dilakukan dengan 3 cara: a. Faktor endowment yang berbeda, taste yang sama.
  • 25. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 24 Contoh: Negara – negara Eropa seperti Inggris dan Prancis memiliki taste yang sama – sama makan roti yang terbuat dari tepung gandum. tetapi setiap negara Eropa memiliki kekayaan alam yang berbeda, faktor produksi tanah, tenaga kerja, pemilikan modaldan pengetahuan manajerial skill yang tidak sama. b. Faktor endowment yang sama, taste yang berbeda. Contoh: Italia dan Myanmar yang memiliki luas tanah yang sama tetapi pola konsumsi (taste) yang berbeda. Negara Italia sanggup memproduksi gandum di atas tanahnyadengan iklim dan kesuburan tanahnya yang sama dengan potensi negara Myanmar. Dengan demikian negara Italia sanggup memproduksi beras di tanah yang sama dengan kesuburan tanah di negara Myanmar. Tetapi negara Italia lebih menyukai gandum dari pada beras. Sebaliknya negara Myanmar lebih menyukai beras dari pada gandum. Sehingga harga gandum lebih tinnggi daripada harga berass di negara Italia, sebaliknya harga beras lebih tinggi daripada harga gandum dinegara Myanmar. Akibatnya, negara Italia akan menanam gandum lebih banyak dari pada menanam padi, walaupun di tanah – tanah yang kurang sesuai dengan gandum, tetapai lebih sesuai dengan baru menurut iklim dan kesuburannya. Sehingga produktivitas gandum di tanah – tanah yang kurang sesuai tersebut menjadi rendah. Begitu pula dengan negara Myanmar, lebih banyak memproduksi beras walaupun sebagian ditanam di tanah – tanah yang kurang sesuai untuk padi tetapi lebih sesuai untuk gandum. Sehinnga hal tersebut akan mengakibatkan perdagangan antar negara. c. Faktor endowment sama, taste sama. Contoh: Negara Inggris dan negara Jepang adalah negara yang mempunyai potensi produksi dan pola konsumsi yang sama yaitu
  • 26. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 25 dalam memproduksi dan mengkonsumsi mobil dan alat – alat pertanian. Kemungkinan terjadinya perdagangan internasional adalah kemungkinan produksi masal yang menghasilkan internal atau eksternal, yaitu menimbulkan semakin menurunnya ongkos – ongkos produksi atau semakin meningkatnya penghasilan. Perbedaan faktor endowment dapat menimbulkan perbedaan dalam keunggulan komparatif dan selanjutnya akan menimbulkan perdagangan. 2. Paradoks Leontief Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu : a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan b. Tariff and Non tariff barrier c. Pebedaan dalam skill dan human capital d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit. Kurva indiferen 1 umum bagi kedua negara karena asumsi persamaan selera. Kurva indiferen 1 ini menyinggung kurva batas produksi negara 1 pada titik A dan negara 2 pada titik A’. Hal ini menentukan keseimbangan
  • 27. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 26 harga barang relatif sebeleum perdagangan di negara 1 di PA, dan negara 2 di PA’ ( gambar sebelah kiri). Bila PA PA’, negara 1 memiliki keuntungan komparatif pada barang X dan negara 2 pada barang Y. Dengan perdagangan (gambar kanan) negara 1 berproduksi pada titik B dengan menukarkan barang X dengan barang Y dan mencapai titik E dalam konsumsi (segitiga BCE). Negara 2 berproduksi pada B’ dan dengan menukarkan barang Y untuk barang X memperoleh titik E’ (yang serupa dengan tirik E). Kedua negara mereka berkonsumsi pada kurva indiferen II yang lebih tinggi. 3. Teori Opportunity Cost Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost. 4. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD) Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga. Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern)
  • 28. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 27 suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
  • 29. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 28 F. Kebijaksanaan Ekonomi Internasional : Kebijakan Tarif Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah tindakan atau kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi segala beNtuk perdagangan dan pembayaran internasional baik itu dari sisi komposisi, arah dan lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini tidak berfokus pada tarif, quota, namun juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam negeri yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda perdagangan serta pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran kebijakan moneter. Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni sebuah tindakan atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan dampak dan pengaruh secara langsung pada perdagangan dan pembayaran internasional. Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional yaitu : 1. Kebijakan perdagangan internasional Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang masih atau sedang berjalan transaksinya dari neraca pembayaran internasional, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor suatu produk baik barang ataupun jasa. Jenis dari kebijakan ini seperti kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dan masih banyak lainnya. (baca juga : faktor penawaran uang , Cara Investasi Emas Untuk Pemula)
  • 30. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 29 2. Kebijakan pembayaran internasional Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai kebijakan pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran internasional tepatnya pada pengawasan terhadap pembayaran internasional. Contoh dari kebijakan ini seperti pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau pengawasan terhadap lalu lintas modal jangka panjang. (Baca juga : alat pembayaran internasional) 3. Kebijakan bantuan luar negeri Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan, pinjaman dan lainnya. Bantuan itu berupa bantuan dengan tujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan meiliter kepada negara lain. (baca juga : alat pembayaran internasional , Peran Bank Indonesia) Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional 1. Autarki Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari pengaruh negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga pada bidang politik dan militer. (Baca juga : tindakan ekonomi rasional ) 2. Kesejahteraan Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah menciptakan kesejahteraan dengan mengadakan perdagangan internasional yang akan memperoleh keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi produksi dan meninghkatnya tingkat konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat di suatu negara. Selain itu dengan adanya kebijakan ekonomi internasional bisa menghapuskan segala bentuk hambatan perdagangan
  • 31. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 30 internasional seperti tarif/bes, larangan perdagangan, quota dan lain sebagainya. (Baca juga : manfaat kerjasama ekonomi antar negara – kebutuhan dasar manusia) 3. Proteksi Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan kebijakan ekonomi internasional bertujuan untuk melindungi semua industri yang sedang mengalami perkembangan atau sedang tumbuh dan juga melindungi perusahaan baru yang dari perusahaan-perusahaan besar yang melakukan hal semaunya sendiri dengan kelebihan dan keunggulannya, serta memberikan perlindungan produk dalam negeri dari persaingan barang-barang impor. Pada dasarnya bentuk perlindungan dalam perdagangan ini antara lain kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi dan dumping. (Baca juga : prinsip-prinsip ekonomi dalam kehidupan sehari-hari) 4. Kesimbangan neraca pembayaran Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Karena pada dasarnya penerapan kebijakan ekonomi internasional ini akan mempengaruhi keadaan neraca pembayaran pula. Contoh ketika pemerintah menerapkan kebijakan stabilitas ekonomi internasional pada negara dengan kelebihan valuta asing atau devisa maka yang tidak akan terjadi apa-apa pada neraca pembayaran. Sedangkan jika pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi internasional di negara yang valuta asingnya kurang, maka hal berbeda akan terjadi akan ada sebuah perubahan baik dari proses maupun lalu lintas uang. Contoh kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada devisa namun juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal. (baca juga : manfaat ekonomi kreatif)
  • 32. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 31 5. Pembangunan ekonomi Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui bahwasannya ketika suatu negara mengalami pembangunan ekonomi yang baik dan merata maka menunjukkan kesejahteraan masyarakatnya terjamin. Untuk mencapai tujuan ini maka perlu ditatapkan atau diterapkannya sebuah kebijakan, antara lain: a. Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya pada industri yang masih dalam masa awal perjalanannya. (baca juga : manfaat ekonomi manajerial) b. Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak essential dan hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar dibutuhkan. c. Memperbanyak jumlah ekspor. (Baca juga : manfaat ekspor impor) Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional 1. Tarif Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada semua barang yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering disebut dengan bea masuk, dimana bertujuan untuk melindungi atau memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam negeri. Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan tarif biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN yang bertujuan untuk menambah jumlah pemasukan fungsi devisa negara. Ada beberapa jenis atau bentuk dari tarif, yakni : a. Bea ekspor Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas wilayah barang-barang tidak kena pajak adalah di custom area dimana semua barang bebas bergerak tanpa terkena bea, namun jika sudah melewati batas ini maka barang-barang tersebut akan terkena bea
  • 33. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 32 ekspor sesuai dengan aturan yang ada. (baca juga: Hubungan Pasar Uang dan Pasar Modal dalam Perekonomian , fungsi asli uang) b. Bea transito Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang telah melewati batas wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwasannya brang-barang tersebut memang tujuan akhirnya akan dikirim ke negara lainnya. Sesuai dengan namanya yakni transito maka bea ini dikenakan saat barang-barang ini transit di suatu wilayah sebelum menuju negara tujuannya. c. Bea impor Sedangkan bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang masuk ke dalam custom area yang dimana tujuan akhirnya adalah dalam negeri. Dengan demikian segala bentuk barang yang masuk ke dalam negeri akan dikenakan pajak sesuai dengan aturan yang berlaku. (baca juga : manfaat ekonomi internasioal , Ruang Lingkup Ekonomi Moneter) 2. Kuota Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang diberlakukan kepada barang-barang impor dan jumlah barang-barang ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan-batasannya sendiri. Ada dua jenis kuota yakni : a. Kuota impor Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan kepada setiap barang impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain kuota absolut dimana batasan ditentukan oleh negara yang bersangkitan, kuota negosiasi dimana batasannya ditentukan dari
  • 34. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 33 perjanjian dua pihak yang bersangkutan, tarif kuota yang merupakan gabungan dari tarif dan kuota itu sendiri, dan kuota campuran yakni kuota yang murni dibebankan untuk melindungi industri dalam negeri agar tetap bisa bersaing. (Baca Juga: Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah , Prinsip Kegiatan Usaha Perbankan) Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :  Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.  Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan.  Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang- barang tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi.  Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir. Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri. Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing. Jika digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut : Keterangan : QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor OP : harga barang sebelum ada kuota impor
  • 35. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 34 Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya kuota. Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu kebijakan dalam perdagangan dengan cara melarang membeli barang dan luar negeri untuk melindungi dan mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya, larangan mengimpor beras, bawang putih, dan gula pasir. Jika barang-barang (komoditas) tersebut tidak dilindungi, petani padi, bawang, dan tebu akan mendenita kerugian yang besar. Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon terhadap harga barang akan tampak seperti berikut : Keterangan : OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada barang impor di pasar (impor = 0) OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual barang lebih banyak dan dengan harga yang Iebih tinggi.
  • 36. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 35 b. Kuota ekspor Kuota yang biasanya diberlakukan kepada bahan-bahan mentah yang termasuk ke dalam komoditas perdagangan penting. Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan , antara lain :  mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang dianggap berbahaya;  menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;  mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri. Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas perdagangan penting. Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional yang tidak memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar wilayah pabean suatu negara. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura dilarang karena menimbulkan kerusakan Iingkungan yang merugikan negara. 3. Subsidi Subsidi merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang diambil dari alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual dan kegiatan lainnya. Dengan adanya subsidi ini harga jual suatu produk akan menjadi lebih murah. Contoh subsidi BBM. (baca juga : fungsi pasar uang , Resiko Investasi di Pasar Uang). Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya subsidi adalah agar para produsen dalam negeri menjual barangnya dengan
  • 37. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 36 harga yang lebih murah sehingga bisa bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi ini dapat berupa : a. uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah); b. subsidi per unit produksi. Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut. Keterangan : QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam negeri OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva penawaran bergeser dari So ke S OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam negeri Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi barang juga tetap sebesar OQ2. 4. Dumping Merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang-barang ke luar negeri dengan harga yang jauh lebih murah dari harga jual dalam negeri. Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb :
  • 38. VERA HANDAYANI | 6L-MKP 37 a. Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan dr suatu perusahaan di pasar domestik utk memperoleh profit maksimum dgn menetapkan harga yg lebih tinggi di dlm negeri drpd di luar negeri. b. Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya di luar negeri dgn harga yg lebih murah utk sementara (temporary), sehingga dpt menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dlm persaingan bisnis. Setelah dpt memonopoli pasar barulah harga kembali dinaikkan utk mendpt profit maksimum. c. Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya di luar negeri dgn harga yg lebih murah secara sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya surplus produksi di dalam negeri. Anti Dumping Code Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade Organization suatu pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn mengenakan Anti Dumping Duties sebesar kerugian yg dideritanya berdsrkan Anti Dumping Code (ADC). Berdsrkan ADC suatu negara dpt mengenakan Anti Dumping Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury Test. Injury test adalah suatu penyelidikan apakah telah terjadi perdagangan luar negeri yg tidak jujur (unfair trade),sehingga menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri. Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu: a. Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri. b. Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.