Sub Bab :
1. Perkembangan Teori Moneter
2. Perkembangan Teori Kuantitas Uang dari Mahzab Klasik
3. Teori Kuantitas Sederhana - Ricardo
4. Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
5. Income Flow Equation of Exchange
6. Cambridge Equation of Exchange
7. Cash Balance Equation
8. Income Version
9. Income Payment Approach - J.M. Keynes
10. Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
11. Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
12. Permintaan Uang untuk Spekulasi
13. Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi
14. Fungsi Permintaan Uang dari Keynes
15. Kurva Permintaan Uang Total
16. Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes
Menguraikan kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi investasi di Indonesia. Diuraikan juga contoh-contoh kebijakan moneter dan fiskal yang mempengaruhi investasi tersebut.
Budaya & Politik dalam Bisnis InternasionalLearner
Materi ini berisi tentang peran budaya dan politik suatu negara dalam ranah bisnis internasional dan penjelasan analitis mengenai penilaian risiko yang disampaikan oleh Udin Bahrudin, SE., MM. sebagai bagian dari materi pembelajaran bagi mahasiswa Universitas Prima Graha, Kota Serang, Banten.
Sub Bab :
1. Perkembangan Teori Moneter
2. Perkembangan Teori Kuantitas Uang dari Mahzab Klasik
3. Teori Kuantitas Sederhana - Ricardo
4. Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
5. Income Flow Equation of Exchange
6. Cambridge Equation of Exchange
7. Cash Balance Equation
8. Income Version
9. Income Payment Approach - J.M. Keynes
10. Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
11. Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
12. Permintaan Uang untuk Spekulasi
13. Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi
14. Fungsi Permintaan Uang dari Keynes
15. Kurva Permintaan Uang Total
16. Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes
Menguraikan kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi investasi di Indonesia. Diuraikan juga contoh-contoh kebijakan moneter dan fiskal yang mempengaruhi investasi tersebut.
Budaya & Politik dalam Bisnis InternasionalLearner
Materi ini berisi tentang peran budaya dan politik suatu negara dalam ranah bisnis internasional dan penjelasan analitis mengenai penilaian risiko yang disampaikan oleh Udin Bahrudin, SE., MM. sebagai bagian dari materi pembelajaran bagi mahasiswa Universitas Prima Graha, Kota Serang, Banten.
makalah ini saya buat sebagai tugas dari mata kuliah ekonomi internasional. di universitas bina bangsa. semoga isi makalah bisa bermanfaat bagi yang lain
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
1. UNIVERSITAS BINA BANGSA
Jl. Raya Serang – Jakarta KM. 03 No. 1B Pakupatan
Kota Serang – Banten
TUGAS 1
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Internasional
Dosen Pengampu : Ade Fauji. SE., MM
Nama : Vera Handayani
NIM : 11150546
Kelas / Ruang : 6 (Enam) L-MKP / C.1.4
Hari/Tanggal : Selasa
Waktu : 18.30 - 20.00 WIB
Mata Kuliah : Ekonomi Internasional
Prodi/Prog Pend. : Manajemen
Konsentrasi : Keuangan Perbankan
Dosen : Ade Fauji. SE., MM
Sifat Ujian : Closed Book
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA
KOTA SERANG
2018
2. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
1
I. Petunjuk Umum:
a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
b. Kerjakan soal-soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu
c. Setelah selesai bacalah Hamdalah
II. Petunjuk Khusus:
a. Dilarang bekerjasama
b. Kerjakan soal dengan jelas sesuai jumlah soal yang tersedia.
c. Hard Copy dikumpulkan pada saat UTS Mata Kuliah dilaksanakan.
d. Anda WAJIB datang untuk mengisi daftar hadir. Ketidakhadiran anda
dianggap tidak mengikuti Ujian Tengah Semester.
e. Soft copy dikirim lewat email: adefauji2@gmail.com subject email: UTS
Ekonomi Internasional Uniba Banten VI / Kelas / Ruangan.
f. Sampul depan berisi Nama Mahasiswa, NIM, Kelas, Ruangan/Hari .
g. Format tulisan di ms word; Font Times New Roman; 1,5 spasi, minimal
30 halaman. (untuk resume).
Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan jelas!
1. Buatlah resume dalam bentuk makalah dari pertemuan 2-7, resume harus
sesuai dengan topik yang ada di silabus pertemuan 1.
3. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
2
A. Ruang Lingkup Ekonomi. Internasional: Pengertian Ekonomi
Internasonal
B. Konsep Teori Perdagangan Internasional
C. Teori Perdagangan Internasional
Teori Pra Klasik : Merkantilisme
D. Teori Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif
E. Teori Modern Perdagangan Internasional
F. Kebijaksanaan ekonomi internasional kebijakan tarif
4. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
3
A. Ruang Lingkup Ekonomi Internasional : Pengertian Ekonomi
Internasional
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi
Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuanga atau
moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama
ekonomi antar negara.
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh
globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:
1. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer
teknologi.
2. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya
perusahaan Multi Nasional.
3. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk
meningkatkan: produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat
pnting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi.
Faktor-Faktor Yang Mendorong Sebuah Negara Melakukan Ekonomi
Internasional
1. Agar bisa memenuhi kebutuhan produk dan jasa dalam negeri.
2. Memiliki keinginan agar bisa mendapatkan keuntungan, yang bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan negara.
3. Mempunyai kemampuan yang berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) untuk mengelola sumber daya.
4. Mempunyai kelebihan produk atau barang dalam negeri sehingga perlu
pasar baru untuk menjualnya.
5. Adanya perbedaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat
maupun jumlah penduduk yang bisa mengakibatkan adanya suatu
5. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
4
perbedaan antara hasil produksi dan terdapatnya keterbatasan dari
produksi.
6. Terjadinya arus globalisasi, sebab tidak ada negara di muka bumi ini yang
dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari negara lain.
7. Memiliki kesamaan selera terhadap suatu barang atau jasa.
8. Memiliki keinginan untuk membuka kerjasama dan hubungan diplomatik
dengan negara lain.
Tujuan Ekonomi Internasional
Tujuan dari ekonomi internasional yaitu untuk bisa meningkatkan
kemakmuran yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapi
apabila dapat mengadakan berbagai macam kegiatan, misalnya: kegiatan di
bidang perdagangan (ekspor – impor), perkreditan, perasuransian, investasi,
dan di bidang yang lainnya.
Perbedaan tata cara ataupun sifat antara perdagangan internasional dengan
perdagangan yang ada didalam negeri dapat disebabkan oleh berbagai macam
hal, antara lain:
1. Perbedaan hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dan lain-lain.
2. Perbedaan adat istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan perbedaan
kondisi pasar.
3. Perbedaan keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural.
Ruang Lingkup Ekonomi Internasional
1. Teori dan kebijakan moneter internasional
2. Teori dan kebijakan perdagangan internasional
3. Organisasi dan kerjasama ekonomi internasional
4. Perusahan dan bisnis internasional
6. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
5
B. Konsep Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar
negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta
asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan
(Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan bahwa
perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara yang
menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir
tidak ada negara yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi karena
tentu saja setiap negara tidak bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan
masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri sendiri. Masyarakat di
suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang tidak bisa di
produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan
antar negara.
Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing-
masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka
perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut
kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau
apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor
maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam
negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya
(harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung
menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan
volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga
akan meningkat (Sukirno, 2011).
Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran
pendapatan seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari
produksi dalam negeri yang diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan
ekspor, variabel impor merupakan variabel bocoran yang mengurangi aliran
pendapatan. Tambunan (2001) mendefinisikan perdagangan sebagai proses
tukar-menukar atas barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela
7. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
6
dari masing-masing pihak. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua jenis
yakni perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa (non fisik).
Manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain :
1. Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara serta
bagaimana efek terhadap struktur perekonomian suatu negara.
2. Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari perdagangan
international tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini diartikan
sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari
masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan
untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan
masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia melakukan
pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau perdagangan timbul
karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau
keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut
(Boediono, 2000).
Jadi perdagangan internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang mencakup ekspor dan impor, baik berupa barang dan jasa yang
dilakukan antar negara atas pertimbangan tertentu (keuntungan) dan dilakukan
tanpa adanya tekanan dari pihak manapun juga. Berikut adalah beberapa teori
yang berkaitan dengan adanya perdagangan internasional :
Teori Merkantilisme
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi
suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak
mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang
dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau
logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan
perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara
tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh
8. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
7
kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor
(khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara
tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah
emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara hanya
dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan
para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup
rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk
memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan
memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan
angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan
konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan
angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih
banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang
dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan
mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong
output dan kesempatan kerja nasional. Status suatu negara di mata internasional
dicerminkan dengan banyaknya jumlah emas yang dimiliki suatu negara
(Hady, 2001).
Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan
baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut
Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara
lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu
keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam
suatu negara.
9. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
8
2. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi,
apakah labor intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva
pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya
produksi yang sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total
kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan
bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan
biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut:
1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
2. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi
yang dimilikinya.
3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi
dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor
produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu
karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan
mahal untuk memproduksinya.
5. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang
sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan
terjadi.
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu
Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan
mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam
10. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
9
teori keunggulan komparatif. Teori ini dianggap lebih modern karena
menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas
penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya perdagangan
internasional (Lindert, 2003).
Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus)
Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus,
perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan jasa
yang sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual di
luar negeri. Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara itu dapat
mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu memperbesar tingkat
produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh
penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif
untuk menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi
dikarenakan dengan adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada
di dalam negeri.
Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul
“Principles of Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori keunggulan
komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan
spesialisasi) karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang
lebih rendah dari pada negara lain. Menurut teori ini setiap negara akan
cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-barang
produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini
perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki
keunggulan mutlak sekalipun terhadap negara lain dan tetap memperoleh
keuntungan.
Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu (1) perdagangan
internasional hanya terjadi antara dua negara, (2) barang-barang yang
diperdagangkan hanya dua jenis, (3) perdagangan dilakukan secara bebas, (4)
11. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
10
tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri, (5) biaya produksi dianggap tetap,
(6) biaya transportasi tidak ada, (7) tidak ada perubahan teknologi. Hal serupa
juga dikemukakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa keunggulan
komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen untuk suatu
barang, yang didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan kepada
masing-masing produsen.
Menurut Afin dan Nur (2008), Manfaat utama perdagangan internasional
adalah meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan
kepada setiap negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa
yang relatif efisien. Efisiensi relatif suatu negara dalam memproduksi produk
tertentu dapat dijelaskan dari jumlah produk alternatif lain yang dapat
diproduksi dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian ini, efisiensi
relatif digambarkan sebagai keuntungan komparatif. Semua negara secara
bersama-sama dapat memperoleh hasil dari eksploitasi keuntungan
komparatifnya, juga dari skala produksi yang lebih besar dan pilihan produk
yang lebih beragam yang semuanya dimungkinkan oleh adanya perdagangan
internasional. Karena itu, keuntungan dari mengeksploitasi keuntungan
komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan perdagangan bebas.
12. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
11
C. Teori Perdagangan Internasional - Teori Pra Klasik : Merkantalisme
Merkantilisme adalah Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan
pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna
memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai standard dan
ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut.
Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant
yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika
ingin maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan,
perdagangan tersebut harus dilakukan dengan Negara lain. Sumber kekayaan
Negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang diterima
dalam bentuk emas atau perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah
merangsang ekspor dan membatasi aktifitas impor. Negara-negara yang
menganut paham merkantilisme pada waktu itu antara lain, Portugis, Spanyol,
Inggris, Perancis, dan Belanda.
Latar belakang munculnya Merkantilisme:
1. Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman,
Italia, dan Belanda)
2. Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan
kesejahteraan rakyatnya.
3. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
4. Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.
5. Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke
wilayah-wilayah baru.
Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme:
1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
2. Meningkatkan perdagangan luar negeri
3. Mengembangkan industri berorientasi ekspor
4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
13. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
12
5. Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
6. Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea
masuk yang sangat tinggi.
7. Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor
lebih dari Negara lain.
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
1. Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
2. Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang
positif akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan
demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam
mulia yang diperoleh dari luar negeri.
3. Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-
yaran,sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan
menjadi makmur dan kuat
4. Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai
armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran
agama
5. Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan
luar negeri diikuti dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia.
Neo-Merkantilisme
Yaitu kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorong ekonomi
industri nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau tariff Barrier dan
kebijakan Nontariff barrier. Biasanya tariff barrier dilaksanakan dengan
menggunakan countervailing duty, bea anti dumping dan surcharge. Dalam hal
ini, kebijakan proteksi yang lebih banyak digunakan biasanya dalam bentuk
Nontariff Barrier seperti larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga
patokan, peraturan kesehatan, dll.
14. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
13
D. Teori Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komperatif
1. Teori Keunggulan Mutlak
Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori
yang dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini menyatakan bahwa setiap
negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila
melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produksi
lebih baik dari negara lain, dan melakukan perdagangan internasional
dengan negara lain yang mempunyai kemampuan spesialisasi pada produk
yang tidak dapat diproduksi di negara tersebut secara efisien. Menurutnya,
suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain
jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat
diproduksi oleh negara lain. Misalnya, Indonesia memproduksi keris dan
tidak memproduksi satelit pemancar. Sebaliknya, Jepang memproduksi
satelit pemancar dan tidak memproduksi keris. Dengan demikian,
perdagangan internasional akan terjadi di antara keduanya bila Indonesia
dan Jepang bersedia bertukar satelit pemancar dan keris.
Teori absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada
beberapa asumsi pokok antara lain:
a. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.
b. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
c. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.
d. Biaya transpor ditiadakan.
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide
sebagai berikut.
a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja,
suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah
15. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
14
dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara
tersebut memperoleh keunggulanmutlak.
b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi
barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor
barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien
atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh
bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan
banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang
produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat
menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah
daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki
keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah
jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul
untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk
produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi
untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang berspesialisasi untuk
produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut
16. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
15
mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan
memperoleh keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg
rempah-rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang
1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan
demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan
elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit
elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).
b. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit
elektronik akan mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di
Indonesia 1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah.
Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan perdagangan atau
menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh
keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg
rempahrempah – 0,25 elektronik).
2. Teori Keunggulan Komperatif
Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage)
merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya,
perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan
komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif
akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih
banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Sebagai
contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah.
Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang
murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah.
Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan
dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara
efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan
17. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
16
komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan
komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling
menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah.
Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan
standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan
spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan
efisiensi tinggi.
David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang
dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai
berikut.
a. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua
jenis barang dibanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor
produksi tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding
dengan negara lain, sehingga negara tersebut lebih unggul dan lebih
produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain.
Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi
barang. Dari uraian di atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu
negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak
dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.
b. Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan
internasional?
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat
dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan
internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk
memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan
sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam
menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun
18. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
17
suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta
dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut
menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja)
dibanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap
kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang
lebih murah jika diban-dingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul
terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan
tetapi keunggulan tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya,
negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik rempah-rempah
maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi
rempah-rempah.
Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan
negara Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya
kedua negara tersebut mengadakan perdagangan, maka keduanya akan
mendapatkan keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di
Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang
menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka
19. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
18
akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1
rempahrempah – 0,625 rempah-rempah).
b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang
1 kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia
menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan
mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6
elektronik – 1 elektronik).
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan
internasional, berdasarkan atas asumsi berikut ini.
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat
berpindah melalui batas negara.
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi.
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
20. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
19
E. Teori Modern Perdagangan Internasional
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan
dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan
dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam
suatu negara.
Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses
produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
1. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva
pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya
produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan
total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva
isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik
optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal
atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah
atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor
produksi yang dimilkinya.
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut
21. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
20
memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk
memproduksinya
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang
tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif
sedikit dan mahal untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang
sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan
terjadi.
Untuk lebih memahami kelemahan teori H-O dalam menjelaskan
perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang
valid:
a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama
dalam memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan
negara sering menggunakan teknologi yang berbeda.
b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor
produksi lebih menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar
perdagangan adalah produk negara industri yang bertumpu pada
diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa dijelaskan
dengan model faktor endowment H-O.
c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas
faktor secara internasional mampu mensubstitusikan perdagangan
internasional yang menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan
faktor antarnegara. Maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi H-
O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O.
d. Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu
komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku
karena banyak Negara yang masih memproduksi komoditi yang
sebagian besar adalah dari impor.
22. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
21
Faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional menurut teori
Heckscher – Ohlin.
a. Faktor Intensitas (intensive)
Barang Y disebut capital intensive jika capital labor ratio (K/L) yang
digunakan dalam menghasilkan Y lebih besar dari pada K/L yang
digunakan dalam menghasilkan X.
Contoh: jika untuk menghasilkan 1 unit barang Y dibutuhkan 2 unit
kapital (2K) dan 2 unit tenga kerja (2L), maka K/L = 2/2 =1, jika dalam
waktu yang sama 1 K dan 4L dibutuhkan untuk menghasilkan 1 unit
barang X, maka K/L = 1/4 . Karena K/L= ¼, maka dapat dikatakan
bahwa Y adalah capital intensie dan X adalah labor intensive.
Hal penting dalam mengukur intensitas tenaga kerja dan modal dari 2
barang adalah jumlah kapital per unit labor (K/L) dan bukan jumlah
total dari kapital dan tenaga kerja yang digunakan dalam menghasilkan
barang – barang tersebut.
contoh: jika untuk menghasilkan 1 unit barang X dibutuhkan 3K dan
12L, sedangkan unit 1 unit barang Y dibutuhkan 2K dan 2L, maka
barang Y akan tetap merupakan capital intensive. Karena K/L lebih
tinggi untuk Y dari pada untuk X, sehingga K/Ly = 2/2 = 1 dan K/L =
3/12 = ¼.
Jika modal digambarkan sepanjang sumbu vertikal dan teanga kerja
sepanjang sumbu horisontal, sedangkan produksi berada sepanjang
garis lurus dari orign, maka slope garis akan mengukur ratio modal –
tenag kerja ( K/L) di dalam produksi barang tersebut
Di negara 1, K/L = 1 untuk barang Y dan K/L = ¼ untuk barang X.
Angka – angka ini diberikan oleh slope garis dari origin untuk masing
– masing barang di negara 1. Jadi barang Y merupakan barang intensif
modal di negara 1. Di negara 2, K/L = 4 dan K/L = 1 untuk X.
Jadi barang Y merupakan barang intensif modal dan barang X
merupakan barang intensif tenaga kerja di kedua negara. Negara 2
23. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
22
mengggunakan K/L yang lebih tinggi dari pada negara 1 dalam
menghasilkan kedua barang karena harga relatif dari modal (r/w) lebih
rendah di negara 2. Jika r/w tmenurun, produsen akan menggantikan
K untuk L kedua barang untuk meminimumkan biaya produksi
mereka. Sebagai hasilnya K/L akan naik di kedua barang tersebut.
Negara 2 menggunakan lebih banyak teknik produksi dari pada di
negara 1, karena modal relatif lebih murah di negara 2 dari pada negara
1, sehingga produsen di negara 2 secara relatif menggunakan lebih
banyak modal dalam mengahasilkan kedua barang itu untuk
meminimumkan biaya produksi.
b. Faktor Kelimpahan ( Abundant)
Ada 2 cara untuk menetapkan faktor kelimpahan, yaitu:
berdasarkan unit fisik
contoh: negara 2 kaya raya akan modal (capital abundant) jika
perbandingan antara jumlah total dari modal dengan jumlah total
dari tenaga kerja yang tersedia negara 2 lebih besar dari pada
negara 1 (TK/TL negara 2 TK/TL negara 1).
berdasarkan perbandingan harga
contoh: negara 2 kaya raya akan modal jika perbandingan antara
harga modal yang disewakan dengan harga dari jam kerja adalah
lebih rendah di negara 2 dari pada di negara 1 (PK/Pl negara 2
PK/PL negara 1).
Hubungan antara 2 definisi faktor kelimpahn adalah jelas. Definisi
berdasarkan unit fisik hanya mempertimbangkan faktor – fsktor
penawaran. Definisi berdasarkan perbandingan harga
mempertimbangkan baik faktor penawaran maupun faktor
permintaan.
24. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
23
c. Faktor Kelimpahan dan Bentuk Kurva Batas Produksi
Selama negara 2 mempunyai modal yang berlimpah dan barang Y
adalah intensif modal. Negara 2 dapat menghasilkan relatif lebih bayak
barang Y dari pada negara 1. Di pihak lain, negara 1 mempunyai tenaga
kerja yang melimpah dan barang X intensif tenaga kerja, negara 1
dapat menghasilkan relatif lebih banyak barang X dari pada negara 2.
Ini memberikan batas produksi untuk negara 1 yang relatih lebih lebar
dibanding negara 2 ( bila X sepanjang garis horisontal).
Di bawah ini adalah kurva bentuk batas produksi negara 1 dan negara
2
Faktor Endowment
Faktor endowmwnt merupakan seluruh potensi atau kekayaan
suatu negara yang dapat digambarkan dengan production
possibility curve. Taste atau pola konsumsi dapat digambarkan
dengan indiferen curve.
Model H –O sering ditiunjukkan sebagai faktor perbandingan atau
faktor teori endowment, yang sama setiap negara berspesialisasi
dan mengekspor komoditi yang intensif pada faktor yang relatif
lebih berlimpah dan murah, dan mengimpor komoditi yang intensif
pada faktor yang relatif langka dan mahal.
Teorema H – O merupakan keuntungan komparatif dari pada
mengasumsikannya. Jadi teorema H – O adalah dalil yang
menyatakan bahwa perbedaan dalam faktor kelimpahan dan harga
barang relatif diantara 2 negara. Perbedaan kemudian
ditranslasikan ke dalam perbedaan dalam harga barang dan faktor
absolut di antara 2 negara.
Perdagangan 2 negara dapat dilakukan dengan 3 cara:
a. Faktor endowment yang berbeda, taste yang sama.
25. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
24
Contoh: Negara – negara Eropa seperti Inggris dan Prancis
memiliki taste yang sama – sama makan roti yang terbuat dari
tepung gandum. tetapi setiap negara Eropa memiliki kekayaan
alam yang berbeda, faktor produksi tanah, tenaga kerja, pemilikan
modaldan pengetahuan manajerial skill yang tidak sama.
b. Faktor endowment yang sama, taste yang berbeda.
Contoh: Italia dan Myanmar yang memiliki luas tanah yang sama
tetapi pola konsumsi (taste) yang berbeda. Negara Italia sanggup
memproduksi gandum di atas tanahnyadengan iklim dan
kesuburan tanahnya yang sama dengan potensi negara Myanmar.
Dengan demikian negara Italia sanggup memproduksi beras di
tanah yang sama dengan kesuburan tanah di negara Myanmar.
Tetapi negara Italia lebih menyukai gandum dari pada beras.
Sebaliknya negara Myanmar lebih menyukai beras dari pada
gandum. Sehingga harga gandum lebih tinnggi daripada harga
berass di negara Italia, sebaliknya harga beras lebih tinggi daripada
harga gandum dinegara Myanmar. Akibatnya, negara Italia akan
menanam gandum lebih banyak dari pada menanam padi,
walaupun di tanah – tanah yang kurang sesuai dengan gandum,
tetapai lebih sesuai dengan baru menurut iklim dan kesuburannya.
Sehingga produktivitas gandum di tanah – tanah yang kurang
sesuai tersebut menjadi rendah. Begitu pula dengan negara
Myanmar, lebih banyak memproduksi beras walaupun sebagian
ditanam di tanah – tanah yang kurang sesuai untuk padi tetapi lebih
sesuai untuk gandum. Sehinnga hal tersebut akan mengakibatkan
perdagangan antar negara.
c. Faktor endowment sama, taste sama.
Contoh: Negara Inggris dan negara Jepang adalah negara yang
mempunyai potensi produksi dan pola konsumsi yang sama yaitu
26. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
25
dalam memproduksi dan mengkonsumsi mobil dan alat – alat
pertanian. Kemungkinan terjadinya perdagangan internasional
adalah kemungkinan produksi masal yang menghasilkan internal
atau eksternal, yaitu menimbulkan semakin menurunnya ongkos –
ongkos produksi atau semakin meningkatnya penghasilan.
Perbedaan faktor endowment dapat menimbulkan perbedaan
dalam keunggulan komparatif dan selanjutnya akan menimbulkan
perdagangan.
2. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output
matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953
menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri
(ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan
teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi
perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat
sebab utama yaitu :
a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b. Tariff and Non tariff barrier
c. Pebedaan dalam skill dan human capital
d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga
kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu
negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih
sedikit.
Kurva indiferen 1 umum bagi kedua negara karena asumsi persamaan
selera. Kurva indiferen 1 ini menyinggung kurva batas produksi negara 1
pada titik A dan negara 2 pada titik A’. Hal ini menentukan keseimbangan
27. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
26
harga barang relatif sebeleum perdagangan di negara 1 di PA, dan negara
2 di PA’ ( gambar sebelah kiri). Bila PA PA’, negara 1 memiliki
keuntungan komparatif pada barang X dan negara 2 pada barang Y.
Dengan perdagangan (gambar kanan) negara 1 berproduksi pada titik B
dengan menukarkan barang X dengan barang Y dan mencapai titik E
dalam konsumsi (segitiga BCE). Negara 2 berproduksi pada B’ dan dengan
menukarkan barang Y untuk barang X memperoleh titik E’ (yang serupa
dengan tirik E). Kedua negara mereka berkonsumsi pada kurva indiferen
II yang lebih tinggi.
3. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC
) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan
suatu Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment.
Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang
Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC
increasing cost.
4. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu
Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang
menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan
suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan
yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga
factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan
harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada
penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern)
28. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
27
suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua
faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar
internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori
modern yaitu teori Offer Curve.
29. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
28
F. Kebijaksanaan Ekonomi Internasional : Kebijakan Tarif
Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah tindakan
atau kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi segala beNtuk perdagangan dan
pembayaran internasional baik itu dari sisi komposisi, arah dan lainnya. Perlu
digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini tidak berfokus pada tarif, quota,
namun juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam negeri yang secara tidak
langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda perdagangan serta
pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran kebijakan
moneter.
Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni sebuah
tindakan atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan
dampak dan pengaruh secara langsung pada perdagangan dan pembayaran
internasional.
Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan
kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen penting
yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional yaitu :
1. Kebijakan perdagangan internasional
Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang
masih atau sedang berjalan transaksinya dari neraca pembayaran
internasional, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan
ekspor dan impor suatu produk baik barang ataupun jasa. Jenis dari
kebijakan ini seperti kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade
agreement dan masih banyak lainnya. (baca juga : faktor penawaran uang
, Cara Investasi Emas Untuk Pemula)
30. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
29
2. Kebijakan pembayaran internasional
Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai
kebijakan pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran
internasional tepatnya pada pengawasan terhadap pembayaran
internasional. Contoh dari kebijakan ini seperti pengawasan yang
dilakukan oleh pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau pengawasan
terhadap lalu lintas modal jangka panjang. (Baca juga : alat pembayaran
internasional)
3. Kebijakan bantuan luar negeri
Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan,
pinjaman dan lainnya. Bantuan itu berupa bantuan dengan tujuan untuk
membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan meiliter kepada
negara lain. (baca juga : alat pembayaran internasional , Peran Bank
Indonesia)
Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Autarki
Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari
pengaruh negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun
juga pada bidang politik dan militer. (Baca juga : tindakan ekonomi
rasional )
2. Kesejahteraan
Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah
menciptakan kesejahteraan dengan mengadakan perdagangan internasional
yang akan memperoleh keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi
produksi dan meninghkatnya tingkat konsumsi yang dilakukan oleh
masyarakat di suatu negara. Selain itu dengan adanya kebijakan ekonomi
internasional bisa menghapuskan segala bentuk hambatan perdagangan
31. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
30
internasional seperti tarif/bes, larangan perdagangan, quota dan lain
sebagainya. (Baca juga : manfaat kerjasama ekonomi antar negara –
kebutuhan dasar manusia)
3. Proteksi
Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan
kebijakan ekonomi internasional bertujuan untuk melindungi semua
industri yang sedang mengalami perkembangan atau sedang tumbuh dan
juga melindungi perusahaan baru yang dari perusahaan-perusahaan besar
yang melakukan hal semaunya sendiri dengan kelebihan dan
keunggulannya, serta memberikan perlindungan produk dalam negeri dari
persaingan barang-barang impor. Pada dasarnya bentuk perlindungan
dalam perdagangan ini antara lain kebijakan tarif, kuota, larangan impor,
subsidi dan dumping. (Baca juga : prinsip-prinsip ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari)
4. Kesimbangan neraca pembayaran
Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya
kebijakan ekonomi internasional. Karena pada dasarnya penerapan
kebijakan ekonomi internasional ini akan mempengaruhi keadaan neraca
pembayaran pula. Contoh ketika pemerintah menerapkan kebijakan
stabilitas ekonomi internasional pada negara dengan kelebihan valuta asing
atau devisa maka yang tidak akan terjadi apa-apa pada neraca pembayaran.
Sedangkan jika pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi internasional
di negara yang valuta asingnya kurang, maka hal berbeda akan terjadi akan
ada sebuah perubahan baik dari proses maupun lalu lintas uang. Contoh
kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada devisa
namun juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal. (baca juga :
manfaat ekonomi kreatif)
32. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
31
5. Pembangunan ekonomi
Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari
diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui
bahwasannya ketika suatu negara mengalami pembangunan ekonomi yang
baik dan merata maka menunjukkan kesejahteraan masyarakatnya
terjamin. Untuk mencapai tujuan ini maka perlu ditatapkan atau
diterapkannya sebuah kebijakan, antara lain:
a. Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya
pada industri yang masih dalam masa awal perjalanannya. (baca juga :
manfaat ekonomi manajerial)
b. Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak
essential dan hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar
dibutuhkan.
c. Memperbanyak jumlah ekspor. (Baca juga : manfaat ekspor impor)
Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Tarif
Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada
semua barang yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering
disebut dengan bea masuk, dimana bertujuan untuk melindungi atau
memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam negeri.
Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan
tarif biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN
yang bertujuan untuk menambah jumlah pemasukan fungsi devisa negara.
Ada beberapa jenis atau bentuk dari tarif, yakni :
a. Bea ekspor
Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada
barang-barang yang diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas
wilayah barang-barang tidak kena pajak adalah di custom area dimana
semua barang bebas bergerak tanpa terkena bea, namun jika sudah
melewati batas ini maka barang-barang tersebut akan terkena bea
33. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
32
ekspor sesuai dengan aturan yang ada. (baca juga: Hubungan Pasar
Uang dan Pasar Modal dalam Perekonomian , fungsi asli uang)
b. Bea transito
Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada
barang-barang yang telah melewati batas wilayah suatu negara dengan
ketentuan bahwasannya brang-barang tersebut memang tujuan
akhirnya akan dikirim ke negara lainnya. Sesuai dengan namanya yakni
transito maka bea ini dikenakan saat barang-barang ini transit di suatu
wilayah sebelum menuju negara tujuannya.
c. Bea impor
Sedangkan bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada
barang-barang yang masuk ke dalam custom area yang dimana tujuan
akhirnya adalah dalam negeri. Dengan demikian segala bentuk barang
yang masuk ke dalam negeri akan dikenakan pajak sesuai dengan
aturan yang berlaku. (baca juga : manfaat ekonomi internasioal , Ruang
Lingkup Ekonomi Moneter)
2. Kuota
Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang
diberlakukan kepada barang-barang impor dan jumlah barang-barang
ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh
pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan-batasannya sendiri.
Ada dua jenis kuota yakni :
a. Kuota impor
Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan
kepada setiap barang impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain
kuota absolut dimana batasan ditentukan oleh negara yang
bersangkitan, kuota negosiasi dimana batasannya ditentukan dari
34. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
33
perjanjian dua pihak yang bersangkutan, tarif kuota yang merupakan
gabungan dari tarif dan kuota itu sendiri, dan kuota campuran yakni
kuota yang murni dibebankan untuk melindungi industri dalam negeri
agar tetap bisa bersaing. (Baca Juga: Perbedaan Bank Konvensional
dan Bank Syariah , Prinsip Kegiatan Usaha Perbankan)
Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :
Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya
ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara
lain.
Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya
ditenrnkan berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih
yang terlibat dalam perdagangan.
Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-
barang tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau
keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi.
Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang
diimpor dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan
produksi barang akhir. Pembatasan mi bertujuan mendorong
perkembangan industri di dalam negeri.
Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia
terbatas. Hal tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di
dalarn negeri dapat bersaing. Jika digambarkan dalam bentuk kurva
akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor
QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor
Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota
impor
OP : harga barang sebelum ada kuota impor
35. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
34
Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah
setelah kuota
OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor
Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor
setelah adanya kuota.
Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu
kebijakan dalam perdagangan dengan cara melarang membeli barang
dan luar negeri untuk melindungi dan mengembangkan industri dalam
negeri. Misalnya, larangan mengimpor beras, bawang putih, dan gula
pasir. Jika barang-barang (komoditas) tersebut tidak dilindungi, petani
padi, bawang, dan tebu akan mendenita kerugian yang besar.
Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon
terhadap harga barang akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor
Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan
OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor
OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor
OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada
barang impor di pasar (impor = 0)
OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor
Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual
barang lebih banyak dan dengan harga yang Iebih tinggi.
36. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
35
b. Kuota ekspor
Kuota yang biasanya diberlakukan kepada bahan-bahan mentah yang
termasuk ke dalam komoditas perdagangan penting.
Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa
tujuan , antara lain :
mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara
yang dianggap berbahaya;
menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang
cukup;
mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam
menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.
Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang
merupakan komoditas perdagangan penting.
Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan
internasional yang tidak memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke
luar wilayah pabean suatu negara. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia
ke Singapura dilarang karena menimbulkan kerusakan Iingkungan
yang merugikan negara.
3. Subsidi
Subsidi merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat
yang diambil dari alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada
perusahaan yang memproduksi, menjual dan kegiatan lainnya. Dengan
adanya subsidi ini harga jual suatu produk akan menjadi lebih murah.
Contoh subsidi BBM. (baca juga : fungsi pasar uang , Resiko Investasi di
Pasar Uang).
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang
memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual
suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya
subsidi adalah agar para produsen dalam negeri menjual barangnya dengan
37. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
36
harga yang lebih murah sehingga bisa bersaing dengan barang-barang
impor. Subsidi ini dapat berupa :
a. uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah);
b. subsidi per unit produksi.
Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang
impor dapat digambarkan dalam kurva berikut.
Keterangan :
QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi
Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam
negeri
OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri
OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi
BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva
penawaran bergeser dari So ke S
OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi
Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam
negeri
PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen
dalam negeri
Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi
barang juga tetap sebesar OQ2.
4. Dumping
Merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan
cara menjual barang-barang ke luar negeri dengan harga yang jauh lebih
murah dari harga jual dalam negeri.
Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb :
38. VERA HANDAYANI | 6L-MKP
37
a. Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan
dr suatu perusahaan di pasar domestik utk memperoleh profit
maksimum dgn menetapkan harga yg lebih tinggi di dlm negeri drpd di
luar negeri.
b. Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya
di luar negeri dgn harga yg lebih murah utk sementara (temporary),
sehingga dpt menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dlm
persaingan bisnis. Setelah dpt memonopoli pasar barulah harga kembali
dinaikkan utk mendpt profit maksimum.
c. Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya
di luar negeri dgn harga yg lebih murah secara sporadis dibandingkan
harga di dalam negeri karena adanya surplus produksi di dalam negeri.
Anti Dumping Code
Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade
Organization suatu pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn
mengenakan Anti Dumping Duties sebesar kerugian yg dideritanya
berdsrkan Anti Dumping Code (ADC). Berdsrkan ADC suatu negara dpt
mengenakan Anti Dumping Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury
Test. Injury test adalah suatu penyelidikan apakah telah terjadi
perdagangan luar negeri yg tidak jujur (unfair trade),sehingga
menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
a. Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri,
sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding
kurva permintaan di luar negeri.
b. Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri
tidak dapat membeli barang dari luar negeri.