SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
www.hukumonline.com



                          AMNESTI DAN ABOLISI
     (Undang-Undang Darurat Nomor 11 Tahun 1954 Tanggal 27 Desember 1954)

                           PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

        Bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 107 Undang-undang Dasar Sementara
Republik Indonesia dan untuk menyesuaikan penetapan Presiden Republik Indonesia No. 14
tahun 1949 tentang pemberian amnesti dengan ketentuan tersebut perlu diadakan peraturan
tentang amnesti dan abolisi;

Menimbang :

       Bahwa karena keadaan-keadaan yang mendesak, peraturan ini perlu segera diadakan;

Mengingat :

       Pasal 96 dan 107 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia;

                                     MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

       UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG AMNESTI DAN ABOLISI

                                           Pasal 1

        Presiden, atas kepentingan Negara, dapat memberi amnesti dan abolisi kepada orang-
orang yang telah melakukan sesuatu tindakan pidana. Presiden memberi amnesti dan abolisi ini
setelah mendapat nasihat tertulis dari Mahkamah Agung yang menyampaikan nasihat itu atas
permintaan Menteri Kehakiman.

                                           Pasal 2

        Amnesti dan abolisi diberikan kepada semua orang yang sebelum tanggal 27 Desember
1949 telah melakukan sesuatu tindak pidana yang nyata akibat dari persengketaan politik antara
Republik Indonesia (Yogyakarta) dan Kerajaan Belanda.

                                           Pasal 3

        Untuk menentukan apakah sesuatu tindak pidana termasuk ketentuan pasal 2 dapat
diminta nasihat dari Mahkamah Agung.

                                           Pasal 4

        Dengan pemberian amnesti semua akibat hukum pidana terhadap orang-orang termaksud
dalam pasal 1 dan 2 dihapuskan. Dengan pemberian abolisi maka penuntutan terhadap orang-
orang yang termaksud dalam pasal 1 dan 2 ditiadakan.



www.hukumonline.com                                                                         1
www.hukumonline.com



                                        Pasal 5

      Undang-undang Darurat ini mulai berlaku pada diundangkan. Agar supaya setiap orang
dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang Darurat ini dengan
penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.


                                 Ditetapkan di Jakarta
                           pada tanggal 27 Desember 1954.
                         PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

                                     SOEKARNO.

                               MENTERI KEHAKIMAN,

                              DJODY GONDOKUSUMO.


                                      Diundangkan
                             pada tanggal 31 Desember 1954.
                               MENTERI KEHAKIMAN,

                              DJODY GONDOKUSUMO.


    LEMBARAN NEGARA NOMOR 146 DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA
          NOMOR 730 TAHUN 1954 YANG TELAH DICETAK ULANG




www.hukumonline.com                                                                   2
www.hukumonline.com



                                        PENJELASAN


       Undang-undang Darurat ini dibuat untuk melaksanakan pasal 107 ayat 3 Undang-undang
Dasar Sememtara Republik Indonesia. Ayat 3 pasal itu menentukan bahwa anmesti dan abolisi
hanya dapat diberikan dengan Undang-undang ataupun atas kuasa Undang-undang oleh Presiden
sesudah minta nasehat dari Mahkamah Agung.

        Sebagaimana diketahui, menurut perpustakaan hukum, maka untuk kepentingan Negara
kepada seseorang atau golongan orang yang telah melakukan sesuatu tindak pidana dapat
diberikan amnesti dan abolisi.

        Adapun perbedaan antara amnesti dan abolisi itu ialah:

a.      Dengan pemberian amnesti maka semua akibat terhadap orang-orang yang dimaksud
        diatas itu dihapuskan;
b.      Dengan pemberian abolisi maka penuntutan terhadap orang-orang itu ditiadakan.

         Kesempatan ini Pemerintah gunakan untuk menyesuaikan penetapan Presiden Republik
Indonesia (Jogjakarta) No. 14 tahun 1949 tentang pemberian amnesti dengan ketentuan d       alam
pasal 107 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia. Penyesuaian itu dilakukan
dalam pasal 2 dan 3 Undang-undang Darurat ini. Selain penambahan perkataan quot;abolisiquot; diantara
perkataan-perkataan quot;amnestiquot; dan quot;diberikanquot; penyesuaian tersebut iala h bahwa instansi-instansi
yang dimaksud dalam penetapan Presiden itu tidak ada lagi dan bahwa seluruh peraturan dahulu
itu tidak berlaku lagi, sehingga dengan demikian penyelenggaraan anmesti dan abolisi harus
dilakukan menurut peraturan Undang-undang Darurat ini.

        Termasuk lembaran Negara No. 146 tahun 1954.


                                       Diketahui:
                                  MENTERI KEHAKIMAN,

                                 DJODY GONDOKUSUMO.




www.hukumonline.com                                                                            3

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Order of Legistation in Indonesia
Order of Legistation in IndonesiaOrder of Legistation in Indonesia
Order of Legistation in Indonesia
 
Uu 24 1952
Uu 24 1952Uu 24 1952
Uu 24 1952
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
Bab 2   asas dan teori hukum pidanaBab 2   asas dan teori hukum pidana
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
 
Hukum Pidana
Hukum PidanaHukum Pidana
Hukum Pidana
 
Uu 03 1952
Uu 03 1952Uu 03 1952
Uu 03 1952
 
BERITA ACARA SUMPAH
BERITA ACARA SUMPAHBERITA ACARA SUMPAH
BERITA ACARA SUMPAH
 
Hukum Privat dan Hukum Publik
Hukum Privat dan Hukum PublikHukum Privat dan Hukum Publik
Hukum Privat dan Hukum Publik
 
Pertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidanaPertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidana
 
Pertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana pengPertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana peng
 
ILMU HUKUM - Asas Asas Hukum Pidana
ILMU HUKUM - Asas Asas Hukum PidanaILMU HUKUM - Asas Asas Hukum Pidana
ILMU HUKUM - Asas Asas Hukum Pidana
 
Hukum publik dan hukum privat
Hukum publik dan hukum privatHukum publik dan hukum privat
Hukum publik dan hukum privat
 
Uu 05 1953
Uu 05 1953Uu 05 1953
Uu 05 1953
 
Eksekusi.sisip ppt
Eksekusi.sisip pptEksekusi.sisip ppt
Eksekusi.sisip ppt
 
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4   penafsiran dalam hukum pidanaBab 4   penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
 
Uu 11 1952
Uu 11 1952Uu 11 1952
Uu 11 1952
 
Uu 05 1959+Pjls
Uu 05 1959+PjlsUu 05 1959+Pjls
Uu 05 1959+Pjls
 
Kitab undang
Kitab undangKitab undang
Kitab undang
 
Pertemuan 1 pengertian dan istilah
Pertemuan 1 pengertian dan istilahPertemuan 1 pengertian dan istilah
Pertemuan 1 pengertian dan istilah
 

Viewers also liked

株式会社ビー・テクノロジー製品のラインナップ15 WORD
株式会社ビー・テクノロジー製品のラインナップ15 WORD株式会社ビー・テクノロジー製品のラインナップ15 WORD
株式会社ビー・テクノロジー製品のラインナップ15 WORDTsuyoshi Horigome
 
Bouwopdracht opdracht 2
Bouwopdracht opdracht 2Bouwopdracht opdracht 2
Bouwopdracht opdracht 2Simon D'haene
 
EVALUASI PROGRAM PEMBERITAAN - Materi Part 3
EVALUASI PROGRAM PEMBERITAAN - Materi Part 3EVALUASI PROGRAM PEMBERITAAN - Materi Part 3
EVALUASI PROGRAM PEMBERITAAN - Materi Part 3Diana Amelia Bagti
 
Act dec 2015 tahfiz class
Act dec 2015 tahfiz classAct dec 2015 tahfiz class
Act dec 2015 tahfiz classpuspeta2001
 

Viewers also liked (9)

Aldo y cia
Aldo y ciaAldo y cia
Aldo y cia
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
株式会社ビー・テクノロジー製品のラインナップ15 WORD
株式会社ビー・テクノロジー製品のラインナップ15 WORD株式会社ビー・テクノロジー製品のラインナップ15 WORD
株式会社ビー・テクノロジー製品のラインナップ15 WORD
 
James C
James CJames C
James C
 
Bouwopdracht opdracht 2
Bouwopdracht opdracht 2Bouwopdracht opdracht 2
Bouwopdracht opdracht 2
 
EVALUASI PROGRAM PEMBERITAAN - Materi Part 3
EVALUASI PROGRAM PEMBERITAAN - Materi Part 3EVALUASI PROGRAM PEMBERITAAN - Materi Part 3
EVALUASI PROGRAM PEMBERITAAN - Materi Part 3
 
Act dec 2015 tahfiz class
Act dec 2015 tahfiz classAct dec 2015 tahfiz class
Act dec 2015 tahfiz class
 
Dashboards kpi
Dashboards kpiDashboards kpi
Dashboards kpi
 
Samrat alam
Samrat alamSamrat alam
Samrat alam
 

Similar to Uudrt 11 1954

Landasan Yurisis Berlakunya Hukum Adat.pptx
Landasan Yurisis  Berlakunya Hukum Adat.pptxLandasan Yurisis  Berlakunya Hukum Adat.pptx
Landasan Yurisis Berlakunya Hukum Adat.pptxAndrewYoshi1
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950guest150909
 
Uu 32 1954 Jo Uu 22 1946
Uu 32 1954 Jo Uu 22 1946Uu 32 1954 Jo Uu 22 1946
Uu 32 1954 Jo Uu 22 1946guest150909
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaRahmanzie Share
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950guest150909
 
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951RepublikaDigital
 
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdfUU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdfkikannaemerald1
 
Copy of putusan sidang 27 puu 2011-telah baca
Copy of putusan sidang 27 puu 2011-telah bacaCopy of putusan sidang 27 puu 2011-telah baca
Copy of putusan sidang 27 puu 2011-telah bacaDimas Nugroho
 
PPT M Fauzan Ridwan.pptx
PPT M Fauzan Ridwan.pptxPPT M Fauzan Ridwan.pptx
PPT M Fauzan Ridwan.pptxBangzims
 

Similar to Uudrt 11 1954 (20)

Uu 02 1950
Uu 02 1950Uu 02 1950
Uu 02 1950
 
Uu 01 1953
Uu 01 1953Uu 01 1953
Uu 01 1953
 
Landasan Yurisis Berlakunya Hukum Adat.pptx
Landasan Yurisis  Berlakunya Hukum Adat.pptxLandasan Yurisis  Berlakunya Hukum Adat.pptx
Landasan Yurisis Berlakunya Hukum Adat.pptx
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950
 
Uu 22 1952
Uu 22 1952Uu 22 1952
Uu 22 1952
 
Uu 32 1954 Jo Uu 22 1946
Uu 32 1954 Jo Uu 22 1946Uu 32 1954 Jo Uu 22 1946
Uu 32 1954 Jo Uu 22 1946
 
Uu 32 1954
Uu 32 1954Uu 32 1954
Uu 32 1954
 
Uu 21 1999
Uu 21 1999Uu 21 1999
Uu 21 1999
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesia
 
Uu 27 1999
Uu 27 1999Uu 27 1999
Uu 27 1999
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950
 
Uu 18 2003+Pjls
Uu 18 2003+PjlsUu 18 2003+Pjls
Uu 18 2003+Pjls
 
Uu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 UudsUu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 Uuds
 
Uu 18 1952
Uu 18 1952Uu 18 1952
Uu 18 1952
 
Aceh.pptx
Aceh.pptxAceh.pptx
Aceh.pptx
 
Uu 02 1952
Uu 02 1952Uu 02 1952
Uu 02 1952
 
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
UU Darurat Nomor 51 Tahun 1951
 
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdfUU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.pdf
 
Copy of putusan sidang 27 puu 2011-telah baca
Copy of putusan sidang 27 puu 2011-telah bacaCopy of putusan sidang 27 puu 2011-telah baca
Copy of putusan sidang 27 puu 2011-telah baca
 
PPT M Fauzan Ridwan.pptx
PPT M Fauzan Ridwan.pptxPPT M Fauzan Ridwan.pptx
PPT M Fauzan Ridwan.pptx
 

More from guest150909

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kamparguest150909
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaranguest150909
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4guest150909
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950guest150909
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950guest150909
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950guest150909
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950guest150909
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950guest150909
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950guest150909
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950guest150909
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasiguest150909
 

More from guest150909 (20)

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kampar
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950
 
Uu 08 1950
Uu 08 1950Uu 08 1950
Uu 08 1950
 
Uu 06 1950
Uu 06 1950Uu 06 1950
Uu 06 1950
 
Uu 01 1950
Uu 01 1950Uu 01 1950
Uu 01 1950
 
Uu 04 1950
Uu 04 1950Uu 04 1950
Uu 04 1950
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasi
 
Perpu 01 1950
Perpu 01 1950Perpu 01 1950
Perpu 01 1950
 
Uudrt 21 1951
Uudrt 21 1951Uudrt 21 1951
Uudrt 21 1951
 
Uu 16 1951
Uu 16 1951Uu 16 1951
Uu 16 1951
 

Uudrt 11 1954

  • 1. www.hukumonline.com AMNESTI DAN ABOLISI (Undang-Undang Darurat Nomor 11 Tahun 1954 Tanggal 27 Desember 1954) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 107 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia dan untuk menyesuaikan penetapan Presiden Republik Indonesia No. 14 tahun 1949 tentang pemberian amnesti dengan ketentuan tersebut perlu diadakan peraturan tentang amnesti dan abolisi; Menimbang : Bahwa karena keadaan-keadaan yang mendesak, peraturan ini perlu segera diadakan; Mengingat : Pasal 96 dan 107 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia; MEMUTUSKAN : Menetapkan : UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG AMNESTI DAN ABOLISI Pasal 1 Presiden, atas kepentingan Negara, dapat memberi amnesti dan abolisi kepada orang- orang yang telah melakukan sesuatu tindakan pidana. Presiden memberi amnesti dan abolisi ini setelah mendapat nasihat tertulis dari Mahkamah Agung yang menyampaikan nasihat itu atas permintaan Menteri Kehakiman. Pasal 2 Amnesti dan abolisi diberikan kepada semua orang yang sebelum tanggal 27 Desember 1949 telah melakukan sesuatu tindak pidana yang nyata akibat dari persengketaan politik antara Republik Indonesia (Yogyakarta) dan Kerajaan Belanda. Pasal 3 Untuk menentukan apakah sesuatu tindak pidana termasuk ketentuan pasal 2 dapat diminta nasihat dari Mahkamah Agung. Pasal 4 Dengan pemberian amnesti semua akibat hukum pidana terhadap orang-orang termaksud dalam pasal 1 dan 2 dihapuskan. Dengan pemberian abolisi maka penuntutan terhadap orang- orang yang termaksud dalam pasal 1 dan 2 ditiadakan. www.hukumonline.com 1
  • 2. www.hukumonline.com Pasal 5 Undang-undang Darurat ini mulai berlaku pada diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang Darurat ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Desember 1954. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SOEKARNO. MENTERI KEHAKIMAN, DJODY GONDOKUSUMO. Diundangkan pada tanggal 31 Desember 1954. MENTERI KEHAKIMAN, DJODY GONDOKUSUMO. LEMBARAN NEGARA NOMOR 146 DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA NOMOR 730 TAHUN 1954 YANG TELAH DICETAK ULANG www.hukumonline.com 2
  • 3. www.hukumonline.com PENJELASAN Undang-undang Darurat ini dibuat untuk melaksanakan pasal 107 ayat 3 Undang-undang Dasar Sememtara Republik Indonesia. Ayat 3 pasal itu menentukan bahwa anmesti dan abolisi hanya dapat diberikan dengan Undang-undang ataupun atas kuasa Undang-undang oleh Presiden sesudah minta nasehat dari Mahkamah Agung. Sebagaimana diketahui, menurut perpustakaan hukum, maka untuk kepentingan Negara kepada seseorang atau golongan orang yang telah melakukan sesuatu tindak pidana dapat diberikan amnesti dan abolisi. Adapun perbedaan antara amnesti dan abolisi itu ialah: a. Dengan pemberian amnesti maka semua akibat terhadap orang-orang yang dimaksud diatas itu dihapuskan; b. Dengan pemberian abolisi maka penuntutan terhadap orang-orang itu ditiadakan. Kesempatan ini Pemerintah gunakan untuk menyesuaikan penetapan Presiden Republik Indonesia (Jogjakarta) No. 14 tahun 1949 tentang pemberian amnesti dengan ketentuan d alam pasal 107 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia. Penyesuaian itu dilakukan dalam pasal 2 dan 3 Undang-undang Darurat ini. Selain penambahan perkataan quot;abolisiquot; diantara perkataan-perkataan quot;amnestiquot; dan quot;diberikanquot; penyesuaian tersebut iala h bahwa instansi-instansi yang dimaksud dalam penetapan Presiden itu tidak ada lagi dan bahwa seluruh peraturan dahulu itu tidak berlaku lagi, sehingga dengan demikian penyelenggaraan anmesti dan abolisi harus dilakukan menurut peraturan Undang-undang Darurat ini. Termasuk lembaran Negara No. 146 tahun 1954. Diketahui: MENTERI KEHAKIMAN, DJODY GONDOKUSUMO. www.hukumonline.com 3