SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
11::77
UNDANGUNDANG--UNDANG REPUBLIK INDONESIAUNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 1952NOMOR 20 TAHUN 1952
TENTANGTENTANG
PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPILPENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang: a. bahwa pada waktu ini berlaku dua rupa peraturan mengenai
pemberian pensiun kepada bekas Pegawai Negeri Sipil yang
perbedaan satu sama lain;
b. bahwa menganggap perlu mengadakan satu peraturan
mengenai hal itu yang berlaku untuk semua Pegawai Negeri;
Mengingat : a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 tahun 1949;
b. Staatsblad 1926 No. 550, sebagaimana telah diubah dan
ditambah kemudian;
Mengingat pula pasal 119 ayat (3) Undang-undang Dasar Sementara Republik
Indonesia
Dengan persetujuanDengan persetujuan :
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
MemutuskanMemutuskan:
a. Membatalkan segala peraturan yang berlawanan dengan Undang-undang ini.
b. Menetapkan: Undang-undang tentang Pensiun Pegawai Negeri Sipil
sebagai berikut.
BAB I. PERATURAN UMUM.
Pasal 1.
Arti pegawai Negeri.
Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan pegawai Negeri ialah pegawai
yang diangkat sebagai pegawai Negeri tetap dan sementara. (Selanjutnya disebut
pegawai Negeri).
Pasal 2.
Masa kerja.
22::77
(1) Masa kerja yang dihitung untuk menentukan pensiun ialah waktu mulai
bekerja :
a. sebagai pegawai Negeri tetap dengan menerima gaji atau uang tunggu
menurut peraturan Negeri yang berlaku;
b. sebagai pegawai sementara dengan menerima gaji dari anggaran Negara
dan kemudian diangkat menjadi pegawai Negeri;
c. sebagai tenaga tidak termasuk dalam huruf a dan b, dengan menerima
penghasilan dari anggaran Negara dan kemudian langsung mendapat
kedudukan termaksud dalam huruf b;d.sebagai pegawai Daerah Otonom.
(2) Masa kerja mereka yang kedudukannya tidak termasuk dalam ayat (1), dalam
hal-hal yang akan ditentukan oleh Peraturan Pemerintah, dapat dihitung untuk
sebagian atau penuh untuk menentukan pensiunnya.
(3) Dalam perhitungan masa kerja untuk pensiun, pecahan bulan dibulatkan
menjadi sebulan penuh.
Pasal 3.
Dasar pensiun.
Yang dimaksud dengan dasar pensiun dalam Undang-undang ini ialah gaji tertinggi
sebulan yang telah diterima.
Pasal 4.
Gaji.
(1) Yang dimaksud dengan gaji ialah gaji pokok, termasuk gaji tambahan
peralihan, yang diterima menurut peraturan gaji yang berlaku, tidak terhitung
tunjangan-tunjangan dan sebagainya.
(2) Jikalau pegawai beristirahat didalam atau Luar Negeri dengan hanya menerima
sebagian dari gaji semestinya, maka yang dimaksud gaji untuk menghitung
dasar-pensiun termaksud pada pasal 3 adalah gaji menurut ayat (1).
Pasal 5.
Hak pensiun.
(1) Pegawai Negeri yang diberhentikan dari jabatan Negeri berhak menerima
pensiun, jikalau;
a. mempunyai mesa-kerja sekurang-kuranpya 25 tahun dan telah mencapai
umur 50 tahun dalam jabatan Negeri, atau
b. dianggap tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena
keadaan jasmani dan/atau rohani disebabkan oleh dan dalam ia
menjalankan kewajiban jabatannya, atau
c. mempunyai masa-kerja sekurang-kurangnya 4 tahun dan dianggap tidak
dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani
dan/atau rohani, tidak disebabkan oleh dan dalam ia menjalankan
kewajiban jabatannya, atau
33::77
d. telah mencapai umur 50 tahun dalam jabatan Negeri dan mempunyai
masa-kerja sekurang-kurangnya 15 tahun, dengan ketentuan, bahwa
jumlah umur dan masa-kerja tidak kurang dari 75 tahun, atau
e. mempunyai masa-kerja sekurang-kurangnya 25 tahun, dengan ketentuan
bahwa jumlah umur dan masa-kerja tidak kurang dari 75 tahun, atau
(2) Pegawai Negeri yang diberhentikan dari jabatannya setelah mempunyai
masa-kerja sekurang-kurangnya 10 tahun *367 karena penghapusan jabatan
atau perubahan dalam susunan pegawai sehingga tenaganya tidak diperlukan
lagi dan kemudian hingga ia mencapai umur 50 tahun tidak ada kemungkinan
untuk ditempatkan kembali, berhak menerima pensiun, setelah diberhentikan
dari jabatan Negeri.
(3) Pegawai Negeri yang setelah memangku jabatan Presiden, Wakil-Presiden
atau Menteri Negara, hingga mencapai umur 50 tahun tidak bekerja kembali
dalam sesuatu jabatan Negeri dan diberhentikan dari jabatan Negeri, berhak
menerima pensiun jika mempunyai masa-kerja sebagai pegawai Negeri
sekurang-kurangnya 10 tahun.
(4) Pensiun yang dimaksudkan dalam ayat (1) diatas tidak diberikan apabila
pegawai yang bersangkutan diberhentikan karena sesuatu pelanggaran
jabatan yang mengakibatkan mereka dituntut dimuka hakim dan dijatuhi
hukuman.
Pasal 6.
(1) Jumlah pensiun sebulan adalah sebagai berikut:
a. dalam hal termasuk pada pasal 5 ayat (1) huruf a, c, d, dan e, ayat (2) dan
(3), untuk tiap-tiap tahun masa-kerja 1,6% dari dasar pensiun apabila
masa-kerja itu tidak lebih dari 25 tahun dan untuk tiap-tiap tahun masa-
kerja lebih dari 25 tahun jumlah tersebut ditambah dengan 2% dari dasar
pensiun, dengan ketentuan bahwa jumlah pensiun setinggi-tingginya 50%
dari dasar pensiun dan dalam hal termaksud pada pasal 5 ayat (1) huruf c,
d dan e sekurang-kurangnya 25% dari dasar itu;
b. dalam hal termaksud pada pasal 5 ayat (1) huruf b,50% dari dari pensiun.
(2) Jumlah pensiun menurut ayat (1) diatas paling sedikit 75% dari gaji terendah
menurut peraturan gaji yang berlaku.
(3) Jumlah pensiun dibayar dengan perhitungan rupiah bulat; pecahan rupiah
dibulatkan keatas menjadi satu rupiah penuh.
Pasal 7.
Keterangan hal umur dalam surat Pengangkatan.
Pada surat pengangkatan pertama sebagai pegawai Negeri tetap harus disebutkan
tanggal kelahiran berdasarkan bukti-bukti yang sah atau jika tanggal kelahiran itu
tidak dapat ditetapkan secara demikian, disebutkan umur menurut keterangan
yang berkepentingan, dengan ketentuan bahwa tanggal kelahiran itu kemudian
tidak dapat diubah lagi.
44::77
Pasal 8.
Permintaan pensiun.
Untuk mendapat pensiun yang berkepentingan harus mengajukan surat permintaan
kepada Kepala Kantor Urusan Pegawai disertai :
a. surat keputusan pemberhentian dari jabatan Negeri;
b. daftar riwayat pekerjaan yang disahkan oleh yang berwajib, serta surat-
surat keputusan untuk membuktikan daftar riwayat tersebut;
c. surat keterangan dari yang berkepentingan, bahwa semua surat-surat milik
Negara, baik yang asli maupun turunan atau kutipan, jika surat-surat itu
berhubung dengan kewajiban jabatan semula ada padanya, telah
diserahkan kembali kepada yang berwajib.
Pasal 9.
Pensiun sementara.
Jikalau syarat-syarat yang tersebut dalam pasal 8 tidak dipenuhi maka keputusan
tentang kemungkinan pemberian pensiun atau pensiun sementara diserahkan pada
pertimbangan Kepala Kantor Urusan Pegawai.
Pasal 10.
Yang berhak memberi pensiun.
Pensiun diberikan oleh Kepala Kantor Urusan Pegawai dengan menyebutkan
alasan-alasan pemberiannya.
Pasal 11.
Mulai dan berakhirnya pensiun.
(1) Pensiun dibayarkan mulai bulan berikutnya bulan pemberhentian dari jabatan
Negeri.
(2) Pensiun berakhir pada penghabisan bulan dari saat yang berkepentingan
meninggal dunia.
(3) Dalam hal tersebut pada pasal 12 ayat (1) dan 13 ayat (1), maka pensiun
berakhir pada penghabisan bulah hal itu terjadi.
Pasal 12.
Pembatalan pensiun.
(1) Apabila yang mendapat pensiun diangkat kembali menjadi pegawai Negeri,
maka pembayaran pensiun dihentikan dan surat keputusan pemberian
pensiun dibatalkan.
(2) Jikalau pegawai yang termaksud pada ayat (1) kemudian diberhentikan lagi
dari jabatan Negeri, maka pensiunnya diberikan lagi dan diatur kembali
dengan mengingat jumlah masa-kerja dan gaji lama dan baru, apabila
perhitungan ini lebih menguntungkan.
55::77
Pasal 13.
Hapusnya hak pensiun.
(1) Hak pensiun hapus, jikalau yang berkepentingan tidak seizin Presiden
menjadi anggota tentara asing atau menjadi pegawai Negeri asing.
(2) Jikalau ternyata, bahwa keterangan-keterangan yang diajukan tidak benar,
maka surat-keputusan pemberian pensiun diubah sebagaimana mestinya.
Pasal 14.
Penetapan kembali pensiun.
Apabila penetapan pensiun dikemudian hari tenyata keliru, maka penetapan
tersebut diubah sebagaimana mestinya, dengan surat keputusan baru, yang
memuat alasan-alasan perubahan itu, akan tetapi kelebihan pensiun yang mungkin
telah dibayarkan, tidak dipungut kembali.
Pasal 15.
Tanggungan pinjaman.
Surat penetapan pensiun boleh dipergunakan untuk tanggungan guna mendapat
pinjaman dari salah satu Bank, yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
Pasal 16.
Pemindahan hak pensiun.
(1) Hak pensiun tidak boleh dipindahkan.
(2) Orang yang menerima pensiun tidak boleh menggadaikan atau dengan
maksud itu secara lain menguasakan haknya kepada siapapun juga.
(3) Semua perjanjian yang bertentangan dengan yang dimaksudkan dalam ayat
(1) dan (2) diatas dianggap tidak mempunyai kekuatan hukum.
Pasal 17.
Iuran pensiun.
(1) Pegawai Negeri diwajibkan membayar iuran pensiun, tiap-tiap bulan
sebanyak 2% dari gaji atau uang tunggunya. Apabila karena rupa-rupa sebab
pemungutan iuran-pensiun itu tidak dapat dijalankan, maka jumlah iuran
pensiun yang belum dipungut itu dibayar berangsur-angsur tiap-tiap bulan
2% dari gaji jika ada, ditambah pensiun atau uang tunggu yang diterima.
(2) Untuk masa kerja termaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf b, c dan/atau d,
pegawai yang berkepentingan diharuskan membayar iuran pensiun 2% dari
gaji - jika ada, ditambah pensiun - atau uang tunggu yang diterima selama
waktu tersebut, dengan memperhitungkan jumlah iuran pensiun yang telah
dibayar dalam masa itu. Jumlah iuran pensiun yang harus dibayar ditetapkan
dengan surat keputusan Kepala Kantor Urusan Pegawai atas usul dan bahan-
bahan dari Kementerian Jawatan yang bersangkutan. Pembayaran iuran itu
dilakukan berangsur-angsur tiap-tiap bulan 2% dari gaji atau uang tunggu
mulai bulan sesudah ia diangkat menjadi pegawai Negeri.
66::77
(3) Jika iuran pensiun termaksud dalam ayat (1) dan (2) pada waktu pegawai
diberhentikan dari jabatan Negeri dengan hak pensiun belum dibayar penuh,
maka sisa iuran pensiun tersebut dipungut berangsur-angsur tiap-tiap bulan
2% dari pensiun tadi, dengan ketentuan bahwa angsuran itu dinaikkan
sedemikian sehingga sisa itu lunas dalam masa selambat-lambatnya 10 tahun.
(4) luran pensiun yang telah dipungut menurut peraturan ini tidak dibayar
kembali.
Pasal 18.
Hal-hal luar biasa yang tidak diatur dalam Undang-undang ini, dapat ditetapkan
dengan surat putusan Presiden.
BAB II. PERATURAN PERALIHAN.
Pasal 19.
II. Jikalau pegawai Negeri pada tanggal mulai berlakunya peraturan ini
memenuhi atau dalam waktu setahun akan memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh hak pensiun menurut peraturan-peraturan pensiun yang hingga
saat itu berlaku terhadapnya, maka hak itu dapat dipergunakan olehnya
berdasarkan peraturan-peraturan itu selambat-lambatnya dua tahun sesudah
tanggal termaksud.
III. (1) Untuk menghitung masa kerja dan persentasi pensiun mengenai masa
sebelum tanggal mulai berlakunya peraturan ini, terhadap mereka yang pada
tanggal itu masih mempunyai kedudukan sebagai pegawai dalam jabatan
Negeri - jika menguntungkan - dipergunakan cara menghitung masa-kerja
dan persentasi itu menurut peraturan-peraturan pensiun yang hingga tanggal
termaksud berlaku baginya.(2) Dengan menyimpang dari ayat (1), maka masa
kerja selama istirahat diluar Negeri atau didalam Negeri sebagai ganti
istirahat diluar Negeri dengan menerima gaji istirahat, begitu pula waktu
selama menerima gaji non-aktif diluar Negeri, selalu dihitung menurut
peraturan pensiun lama termaksud diatas.
IV. (1) Dalam penetapan pensiun. menurut peraturan ini gaji-gaji yang diterima
sebelum tanggal 1 Juli 1950 tidak diindahkan. Gaji yang diatur menurut
peraturan gaji yang berlaku sebelum tanggal 1 Juli 1950 terlebih dahulu
disesuaikan dengan peraturan gaji yang mulai berlaku pada atau
sesudah tanggal tersebut.
(2) Apabila pada dan sesudah tanggal 1 Juli 1950 hingga saat
pemberhentian dari jabatan Negeri dengan berhak pensiun tidak
diterima gaji melainkan uang-tunggu, maka dasar pensiun ditetapkan
berdasarkan gaji terakhir sebelum tanggal tersebut setelah disesuaikan
dengan peraturan gaji yang mulai berlaku pada atau sesudah tanggal
termaksud.
77::77
Pasal 20.
Undang-undang ini mulai berlaku, pada hari pengundangannya.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang itu dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik
Indonesia.
Disahkan di Jakarta,
pada tanggal 7 Oktober 1952.
Presiden Republik Indonesia,
SOEKARNO.
Menteri Urusan Pegawai,
SOEROSO.
Menteri Keuangan,
SUMITRO DJOJOHADIKUSUMO
.
Diundangkan
pada tanggal 21 Oktober 1952.
Menteri Kehakiman.
LOEKMAN WIRIADINATA.

More Related Content

What's hot

Perpres 12 tahun 2013
Perpres 12 tahun 2013Perpres 12 tahun 2013
Perpres 12 tahun 2013IdnJournal
 
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Ilham Mustafa
 
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polriPp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polriWinarto Winartoap
 
Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...
Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...
Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniPp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniWinarto Winartoap
 
Perpres Nomor 28 Tahun 2016
Perpres Nomor 28 Tahun 2016 Perpres Nomor 28 Tahun 2016
Perpres Nomor 28 Tahun 2016 sehatnegeriku
 
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pnsPp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pnsNandang Sukmara
 
Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...
Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...
Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...Erie Gusnellyanti
 
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 20211. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021Legal Akses
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanWinarto Winartoap
 
Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...
Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...
Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...Nilawati179
 
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...PT. Trinity Auto
 
06. pp nomor_32_tahun_1979_
06. pp nomor_32_tahun_1979_06. pp nomor_32_tahun_1979_
06. pp nomor_32_tahun_1979_ennnie
 

What's hot (17)

Perpres 12 tahun 2013
Perpres 12 tahun 2013Perpres 12 tahun 2013
Perpres 12 tahun 2013
 
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
Pokokpokok kepegawaian (uu_8_thn_1974)_8
 
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polriPp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
 
Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...
Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...
Perpres Nomor 111 Tahun 2013 Perubahan Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jamin...
 
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniPp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
 
Perpres Nomor 28 Tahun 2016
Perpres Nomor 28 Tahun 2016 Perpres Nomor 28 Tahun 2016
Perpres Nomor 28 Tahun 2016
 
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pnsPp2002 11 ttg-pengadaan-pns
Pp2002 11 ttg-pengadaan-pns
 
5. juklak pensiun
5. juklak pensiun5. juklak pensiun
5. juklak pensiun
 
Pp nomor 36 tahun 2019
Pp nomor 36 tahun 2019Pp nomor 36 tahun 2019
Pp nomor 36 tahun 2019
 
Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...
Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...
Perpres No. 111 Th 2013 ttg Perubahan atas Perpres no. 12 Th 2013 ttg Jaminan...
 
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 20211. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021
 
Pp0372014 pokok pensiun pns
Pp0372014 pokok pensiun pnsPp0372014 pokok pensiun pns
Pp0372014 pokok pensiun pns
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
 
Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...
Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...
Surat kepala bkn nomor k.26 30 v.7-3 99 - batas usia pensiun pegawai negeri s...
 
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan k...
 
06. pp nomor_32_tahun_1979_
06. pp nomor_32_tahun_1979_06. pp nomor_32_tahun_1979_
06. pp nomor_32_tahun_1979_
 
Pp 38 th 2015 gaji ke 13
Pp 38 th 2015 gaji ke 13Pp 38 th 2015 gaji ke 13
Pp 38 th 2015 gaji ke 13
 

Similar to Pensiun Pegawai Negeri

Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsPp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsiskandar ridwan
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSYudhi Aldriand
 
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdfperaturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf252085
 
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangPP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangMuhammadNorman9
 
PERKA BKN CUTI PPPK.pdf
PERKA BKN CUTI PPPK.pdfPERKA BKN CUTI PPPK.pdf
PERKA BKN CUTI PPPK.pdfadicandramasri
 
Pp 1962 14_ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai perusahaan negara
Pp 1962 14_ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai perusahaan negaraPp 1962 14_ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai perusahaan negara
Pp 1962 14_ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai perusahaan negaradhoan Evridho
 
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Penataan Ruang
 
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaianUU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaianNorma Irmawati
 
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021KutsiyatinMSi
 
Pemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawaiPemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawaiOvienMardiana
 
76 pmk05 2017(1)
76 pmk05 2017(1)76 pmk05 2017(1)
76 pmk05 2017(1)hafid abdul
 
1 uu perlindungan upah
1 uu perlindungan upah1 uu perlindungan upah
1 uu perlindungan upahAntonius Psb
 
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburF kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburJulis Marinaldi
 
Permendagri no.67-th-2017
Permendagri no.67-th-2017Permendagri no.67-th-2017
Permendagri no.67-th-2017AetcoSepta
 
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial M Ungang
 
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bknpenjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bknRahmi Elviana
 

Similar to Pensiun Pegawai Negeri (20)

Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsPp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
 
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdfperaturanbknnomor7tahun2022.pdf
peraturanbknnomor7tahun2022.pdf
 
PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017
PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017
PERMENKEU NO. 77/PMK.05/2017
 
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangPP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
 
PP NO 45 TH 1990.pdf
PP NO 45 TH 1990.pdfPP NO 45 TH 1990.pdf
PP NO 45 TH 1990.pdf
 
PERKA BKN CUTI PPPK.pdf
PERKA BKN CUTI PPPK.pdfPERKA BKN CUTI PPPK.pdf
PERKA BKN CUTI PPPK.pdf
 
Pp 1962 14_ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai perusahaan negara
Pp 1962 14_ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai perusahaan negaraPp 1962 14_ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai perusahaan negara
Pp 1962 14_ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai perusahaan negara
 
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
 
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaianUU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
UU No 8 ttg pokok pokok kepegawaian
 
Ppri no.23 th 1967
Ppri no.23 th 1967Ppri no.23 th 1967
Ppri no.23 th 1967
 
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
 
Pemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawaiPemberhentian pegawai
Pemberhentian pegawai
 
76 pmk05 2017(1)
76 pmk05 2017(1)76 pmk05 2017(1)
76 pmk05 2017(1)
 
1 uu perlindungan upah
1 uu perlindungan upah1 uu perlindungan upah
1 uu perlindungan upah
 
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburF kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
 
Permendagri no.67-th-2017
Permendagri no.67-th-2017Permendagri no.67-th-2017
Permendagri no.67-th-2017
 
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
 
Uu 04 1950
Uu 04 1950Uu 04 1950
Uu 04 1950
 
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bknpenjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
penjelasan-cuti-format-baru berdssarkan peratiran bkn
 

More from guest150909

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kamparguest150909
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaranguest150909
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4guest150909
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950guest150909
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950guest150909
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950guest150909
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950guest150909
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950guest150909
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950guest150909
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950guest150909
 
Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950guest150909
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950guest150909
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950guest150909
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasiguest150909
 

More from guest150909 (20)

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kampar
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950
 
Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950
 
Uu 08 1950
Uu 08 1950Uu 08 1950
Uu 08 1950
 
Uu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 UudsUu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 Uuds
 
Uu 06 1950
Uu 06 1950Uu 06 1950
Uu 06 1950
 
Uu 01 1950
Uu 01 1950Uu 01 1950
Uu 01 1950
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasi
 

Recently uploaded

WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 

Recently uploaded (7)

WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 

Pensiun Pegawai Negeri

  • 1. 11::77 UNDANGUNDANG--UNDANG REPUBLIK INDONESIAUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1952NOMOR 20 TAHUN 1952 TENTANGTENTANG PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPILPENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa pada waktu ini berlaku dua rupa peraturan mengenai pemberian pensiun kepada bekas Pegawai Negeri Sipil yang perbedaan satu sama lain; b. bahwa menganggap perlu mengadakan satu peraturan mengenai hal itu yang berlaku untuk semua Pegawai Negeri; Mengingat : a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 tahun 1949; b. Staatsblad 1926 No. 550, sebagaimana telah diubah dan ditambah kemudian; Mengingat pula pasal 119 ayat (3) Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia Dengan persetujuanDengan persetujuan : Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; MemutuskanMemutuskan: a. Membatalkan segala peraturan yang berlawanan dengan Undang-undang ini. b. Menetapkan: Undang-undang tentang Pensiun Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut. BAB I. PERATURAN UMUM. Pasal 1. Arti pegawai Negeri. Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan pegawai Negeri ialah pegawai yang diangkat sebagai pegawai Negeri tetap dan sementara. (Selanjutnya disebut pegawai Negeri). Pasal 2. Masa kerja.
  • 2. 22::77 (1) Masa kerja yang dihitung untuk menentukan pensiun ialah waktu mulai bekerja : a. sebagai pegawai Negeri tetap dengan menerima gaji atau uang tunggu menurut peraturan Negeri yang berlaku; b. sebagai pegawai sementara dengan menerima gaji dari anggaran Negara dan kemudian diangkat menjadi pegawai Negeri; c. sebagai tenaga tidak termasuk dalam huruf a dan b, dengan menerima penghasilan dari anggaran Negara dan kemudian langsung mendapat kedudukan termaksud dalam huruf b;d.sebagai pegawai Daerah Otonom. (2) Masa kerja mereka yang kedudukannya tidak termasuk dalam ayat (1), dalam hal-hal yang akan ditentukan oleh Peraturan Pemerintah, dapat dihitung untuk sebagian atau penuh untuk menentukan pensiunnya. (3) Dalam perhitungan masa kerja untuk pensiun, pecahan bulan dibulatkan menjadi sebulan penuh. Pasal 3. Dasar pensiun. Yang dimaksud dengan dasar pensiun dalam Undang-undang ini ialah gaji tertinggi sebulan yang telah diterima. Pasal 4. Gaji. (1) Yang dimaksud dengan gaji ialah gaji pokok, termasuk gaji tambahan peralihan, yang diterima menurut peraturan gaji yang berlaku, tidak terhitung tunjangan-tunjangan dan sebagainya. (2) Jikalau pegawai beristirahat didalam atau Luar Negeri dengan hanya menerima sebagian dari gaji semestinya, maka yang dimaksud gaji untuk menghitung dasar-pensiun termaksud pada pasal 3 adalah gaji menurut ayat (1). Pasal 5. Hak pensiun. (1) Pegawai Negeri yang diberhentikan dari jabatan Negeri berhak menerima pensiun, jikalau; a. mempunyai mesa-kerja sekurang-kuranpya 25 tahun dan telah mencapai umur 50 tahun dalam jabatan Negeri, atau b. dianggap tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani dan/atau rohani disebabkan oleh dan dalam ia menjalankan kewajiban jabatannya, atau c. mempunyai masa-kerja sekurang-kurangnya 4 tahun dan dianggap tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani dan/atau rohani, tidak disebabkan oleh dan dalam ia menjalankan kewajiban jabatannya, atau
  • 3. 33::77 d. telah mencapai umur 50 tahun dalam jabatan Negeri dan mempunyai masa-kerja sekurang-kurangnya 15 tahun, dengan ketentuan, bahwa jumlah umur dan masa-kerja tidak kurang dari 75 tahun, atau e. mempunyai masa-kerja sekurang-kurangnya 25 tahun, dengan ketentuan bahwa jumlah umur dan masa-kerja tidak kurang dari 75 tahun, atau (2) Pegawai Negeri yang diberhentikan dari jabatannya setelah mempunyai masa-kerja sekurang-kurangnya 10 tahun *367 karena penghapusan jabatan atau perubahan dalam susunan pegawai sehingga tenaganya tidak diperlukan lagi dan kemudian hingga ia mencapai umur 50 tahun tidak ada kemungkinan untuk ditempatkan kembali, berhak menerima pensiun, setelah diberhentikan dari jabatan Negeri. (3) Pegawai Negeri yang setelah memangku jabatan Presiden, Wakil-Presiden atau Menteri Negara, hingga mencapai umur 50 tahun tidak bekerja kembali dalam sesuatu jabatan Negeri dan diberhentikan dari jabatan Negeri, berhak menerima pensiun jika mempunyai masa-kerja sebagai pegawai Negeri sekurang-kurangnya 10 tahun. (4) Pensiun yang dimaksudkan dalam ayat (1) diatas tidak diberikan apabila pegawai yang bersangkutan diberhentikan karena sesuatu pelanggaran jabatan yang mengakibatkan mereka dituntut dimuka hakim dan dijatuhi hukuman. Pasal 6. (1) Jumlah pensiun sebulan adalah sebagai berikut: a. dalam hal termasuk pada pasal 5 ayat (1) huruf a, c, d, dan e, ayat (2) dan (3), untuk tiap-tiap tahun masa-kerja 1,6% dari dasar pensiun apabila masa-kerja itu tidak lebih dari 25 tahun dan untuk tiap-tiap tahun masa- kerja lebih dari 25 tahun jumlah tersebut ditambah dengan 2% dari dasar pensiun, dengan ketentuan bahwa jumlah pensiun setinggi-tingginya 50% dari dasar pensiun dan dalam hal termaksud pada pasal 5 ayat (1) huruf c, d dan e sekurang-kurangnya 25% dari dasar itu; b. dalam hal termaksud pada pasal 5 ayat (1) huruf b,50% dari dari pensiun. (2) Jumlah pensiun menurut ayat (1) diatas paling sedikit 75% dari gaji terendah menurut peraturan gaji yang berlaku. (3) Jumlah pensiun dibayar dengan perhitungan rupiah bulat; pecahan rupiah dibulatkan keatas menjadi satu rupiah penuh. Pasal 7. Keterangan hal umur dalam surat Pengangkatan. Pada surat pengangkatan pertama sebagai pegawai Negeri tetap harus disebutkan tanggal kelahiran berdasarkan bukti-bukti yang sah atau jika tanggal kelahiran itu tidak dapat ditetapkan secara demikian, disebutkan umur menurut keterangan yang berkepentingan, dengan ketentuan bahwa tanggal kelahiran itu kemudian tidak dapat diubah lagi.
  • 4. 44::77 Pasal 8. Permintaan pensiun. Untuk mendapat pensiun yang berkepentingan harus mengajukan surat permintaan kepada Kepala Kantor Urusan Pegawai disertai : a. surat keputusan pemberhentian dari jabatan Negeri; b. daftar riwayat pekerjaan yang disahkan oleh yang berwajib, serta surat- surat keputusan untuk membuktikan daftar riwayat tersebut; c. surat keterangan dari yang berkepentingan, bahwa semua surat-surat milik Negara, baik yang asli maupun turunan atau kutipan, jika surat-surat itu berhubung dengan kewajiban jabatan semula ada padanya, telah diserahkan kembali kepada yang berwajib. Pasal 9. Pensiun sementara. Jikalau syarat-syarat yang tersebut dalam pasal 8 tidak dipenuhi maka keputusan tentang kemungkinan pemberian pensiun atau pensiun sementara diserahkan pada pertimbangan Kepala Kantor Urusan Pegawai. Pasal 10. Yang berhak memberi pensiun. Pensiun diberikan oleh Kepala Kantor Urusan Pegawai dengan menyebutkan alasan-alasan pemberiannya. Pasal 11. Mulai dan berakhirnya pensiun. (1) Pensiun dibayarkan mulai bulan berikutnya bulan pemberhentian dari jabatan Negeri. (2) Pensiun berakhir pada penghabisan bulan dari saat yang berkepentingan meninggal dunia. (3) Dalam hal tersebut pada pasal 12 ayat (1) dan 13 ayat (1), maka pensiun berakhir pada penghabisan bulah hal itu terjadi. Pasal 12. Pembatalan pensiun. (1) Apabila yang mendapat pensiun diangkat kembali menjadi pegawai Negeri, maka pembayaran pensiun dihentikan dan surat keputusan pemberian pensiun dibatalkan. (2) Jikalau pegawai yang termaksud pada ayat (1) kemudian diberhentikan lagi dari jabatan Negeri, maka pensiunnya diberikan lagi dan diatur kembali dengan mengingat jumlah masa-kerja dan gaji lama dan baru, apabila perhitungan ini lebih menguntungkan.
  • 5. 55::77 Pasal 13. Hapusnya hak pensiun. (1) Hak pensiun hapus, jikalau yang berkepentingan tidak seizin Presiden menjadi anggota tentara asing atau menjadi pegawai Negeri asing. (2) Jikalau ternyata, bahwa keterangan-keterangan yang diajukan tidak benar, maka surat-keputusan pemberian pensiun diubah sebagaimana mestinya. Pasal 14. Penetapan kembali pensiun. Apabila penetapan pensiun dikemudian hari tenyata keliru, maka penetapan tersebut diubah sebagaimana mestinya, dengan surat keputusan baru, yang memuat alasan-alasan perubahan itu, akan tetapi kelebihan pensiun yang mungkin telah dibayarkan, tidak dipungut kembali. Pasal 15. Tanggungan pinjaman. Surat penetapan pensiun boleh dipergunakan untuk tanggungan guna mendapat pinjaman dari salah satu Bank, yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Pasal 16. Pemindahan hak pensiun. (1) Hak pensiun tidak boleh dipindahkan. (2) Orang yang menerima pensiun tidak boleh menggadaikan atau dengan maksud itu secara lain menguasakan haknya kepada siapapun juga. (3) Semua perjanjian yang bertentangan dengan yang dimaksudkan dalam ayat (1) dan (2) diatas dianggap tidak mempunyai kekuatan hukum. Pasal 17. Iuran pensiun. (1) Pegawai Negeri diwajibkan membayar iuran pensiun, tiap-tiap bulan sebanyak 2% dari gaji atau uang tunggunya. Apabila karena rupa-rupa sebab pemungutan iuran-pensiun itu tidak dapat dijalankan, maka jumlah iuran pensiun yang belum dipungut itu dibayar berangsur-angsur tiap-tiap bulan 2% dari gaji jika ada, ditambah pensiun atau uang tunggu yang diterima. (2) Untuk masa kerja termaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf b, c dan/atau d, pegawai yang berkepentingan diharuskan membayar iuran pensiun 2% dari gaji - jika ada, ditambah pensiun - atau uang tunggu yang diterima selama waktu tersebut, dengan memperhitungkan jumlah iuran pensiun yang telah dibayar dalam masa itu. Jumlah iuran pensiun yang harus dibayar ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Kantor Urusan Pegawai atas usul dan bahan- bahan dari Kementerian Jawatan yang bersangkutan. Pembayaran iuran itu dilakukan berangsur-angsur tiap-tiap bulan 2% dari gaji atau uang tunggu mulai bulan sesudah ia diangkat menjadi pegawai Negeri.
  • 6. 66::77 (3) Jika iuran pensiun termaksud dalam ayat (1) dan (2) pada waktu pegawai diberhentikan dari jabatan Negeri dengan hak pensiun belum dibayar penuh, maka sisa iuran pensiun tersebut dipungut berangsur-angsur tiap-tiap bulan 2% dari pensiun tadi, dengan ketentuan bahwa angsuran itu dinaikkan sedemikian sehingga sisa itu lunas dalam masa selambat-lambatnya 10 tahun. (4) luran pensiun yang telah dipungut menurut peraturan ini tidak dibayar kembali. Pasal 18. Hal-hal luar biasa yang tidak diatur dalam Undang-undang ini, dapat ditetapkan dengan surat putusan Presiden. BAB II. PERATURAN PERALIHAN. Pasal 19. II. Jikalau pegawai Negeri pada tanggal mulai berlakunya peraturan ini memenuhi atau dalam waktu setahun akan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh hak pensiun menurut peraturan-peraturan pensiun yang hingga saat itu berlaku terhadapnya, maka hak itu dapat dipergunakan olehnya berdasarkan peraturan-peraturan itu selambat-lambatnya dua tahun sesudah tanggal termaksud. III. (1) Untuk menghitung masa kerja dan persentasi pensiun mengenai masa sebelum tanggal mulai berlakunya peraturan ini, terhadap mereka yang pada tanggal itu masih mempunyai kedudukan sebagai pegawai dalam jabatan Negeri - jika menguntungkan - dipergunakan cara menghitung masa-kerja dan persentasi itu menurut peraturan-peraturan pensiun yang hingga tanggal termaksud berlaku baginya.(2) Dengan menyimpang dari ayat (1), maka masa kerja selama istirahat diluar Negeri atau didalam Negeri sebagai ganti istirahat diluar Negeri dengan menerima gaji istirahat, begitu pula waktu selama menerima gaji non-aktif diluar Negeri, selalu dihitung menurut peraturan pensiun lama termaksud diatas. IV. (1) Dalam penetapan pensiun. menurut peraturan ini gaji-gaji yang diterima sebelum tanggal 1 Juli 1950 tidak diindahkan. Gaji yang diatur menurut peraturan gaji yang berlaku sebelum tanggal 1 Juli 1950 terlebih dahulu disesuaikan dengan peraturan gaji yang mulai berlaku pada atau sesudah tanggal tersebut. (2) Apabila pada dan sesudah tanggal 1 Juli 1950 hingga saat pemberhentian dari jabatan Negeri dengan berhak pensiun tidak diterima gaji melainkan uang-tunggu, maka dasar pensiun ditetapkan berdasarkan gaji terakhir sebelum tanggal tersebut setelah disesuaikan dengan peraturan gaji yang mulai berlaku pada atau sesudah tanggal termaksud.
  • 7. 77::77 Pasal 20. Undang-undang ini mulai berlaku, pada hari pengundangannya. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang itu dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta, pada tanggal 7 Oktober 1952. Presiden Republik Indonesia, SOEKARNO. Menteri Urusan Pegawai, SOEROSO. Menteri Keuangan, SUMITRO DJOJOHADIKUSUMO . Diundangkan pada tanggal 21 Oktober 1952. Menteri Kehakiman. LOEKMAN WIRIADINATA.