SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
KETENTUAN-KETENTUAN POKOK GAJI PEGAWAI PERUSAHAAN
NEGARA
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1962 Tanggal 15 Agustus 1962
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :
a. bahwa diantara kedudukan hukum, gaji, pensiun dan sokongan serta penghasilan-
penghasilan lain dari pada Direksi dan pegawai/pekerja Perusahaan Negara
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 19 ayat (1) Undang-undang No. 19 Prp tahun
1960, soal gaji pada dewasa ini merupakan soal yang terpenting dan oleh karenanya
perlu diatur dengan segera;
b. bahwa mengingat beranekanya sifat dan macam Perusahaan Negara dianggap perlu
untuk menentukan peraturan pokok sebagai dasar dari Peraturan Gaji Perusahaan
Negara yang akan diatur lebih lanjut oleh Menteri yang bersangkutan;
c. bahwa dalam masyarakat sosialis Indonesia pekerjaan-pekerjaan baik yang
mempunyai sifat mengerahan tenaga badaniah, sifat yang memerlukan keakhlian,
maupun yang bersifat kejuruan khusus, perlu diberikan penghargaan yang tepat;
Mengingat :
1. pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar;
2. pasal 19 ayat (1) Undang-undang No. 19 Prp. tahun 1960 (Lembaran-Negara tahun
1960 No. 59);
Mendengar:
Musyawarah Kabinet Kerja pada tanggal 26 Juni 1962;
MEMUTUSKAN :
Dengan membatalkan segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini.
Menetapkan :
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK
GAJI PEGAWAI PERUSAHAAN NEGARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Yang dimaksudkan dengan Perusahaan ialah Badan Pimpinan Umum, Perusahaan
Negara atau badan lain yang dibentuk atas dasar Undang-undang No. 19 Prp tahun
1960 tentang Perusahaan Negara.
(2) Pegawai Perusahaan ialah anggota Direksi dan pegawai/ pekerja yang bekerja tetap
pada Perusahaan.
(3) Menteri ialah yang menguasai Perusahaan.
(4) Direksi ialah pimpinan Perusahaan.
Pasal 2
Dengan suatu Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah ini dapat dinyatakan
berlaku bagi sesuatu badan lain yang didirikan dengan suatu Undang-undang.
Pasal 3
Gaji pegawai Perusahaan diatur oleh Menteri menurut ketentuan-ketentuan
Peraturan Pemerintah ini.
BAB II
GAJI DAN JABATAN
Pasal 4
Kepada pegawai diberikan gaji pokok serendah-rendahnya Rp. 200,- (dua ratus
rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 4000,- (empat ribu rupiah) sebulan.
Pasal 5
Jabatan-jabatan dalam suatu Perusahaan dibagi dalam golongan I, golongan II dan
golongan III.
Pasal 6
(1) Syarat pengangkatan untuk jabatan dalam golongan I ialah ijazah sekolah rendah atau
pengetahuan/pengalaman yang sederajat dengan itu.
(2) Syarat pengangkatan untuk jabatan dalam golongan II ialah ijazah sekolah menengah
atau pengetahuan/pengalaman yang sederajat dengan itu.
(3) Syarat pengangkatan untuk jabatan dalam golongan III ialah ijazah sekolah tinggi atau
pengetahuan/pengalaman yang sederajat dengan itu.
(4) Untuk pekerjaan yang mengandung bahaya dan/atau risiko kerja dan/atau dilakukan
dalam keadaan khusus, atau memerlukan keakhlian khusus, atau bakat istimewa,
Menteri dengan persetujuan Menteri Pertama dapat menyimpang dari ketentuan-
ketentuan dalam ayat-ayat (1), (2) dan (3) diatas.
Pasal 7
Tiap golongan dibagi dalam ruang-ruang menurut kebutuhan Perusahaan yang
bersangkutan.
Pasal 8
Tiap golongan tersebut dalam pasal 5 mempunyai gaji pokok terendah dan tertinggi
menurut ketetapan Menteri.
Pasal 9
Pembagian dalam golongan dan ruang tersebut dalam pasal- pasal 5 dan 7 diatas
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 10
Gaji pegawai yang ditempatkan diluar negeri ditetapkan oleh Menteri Pertama atas
usul Menteri.
BAB III
HAK PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 11
(1) Pegawai termasuk dalam golongan III, kecuali Direksi diangkat dan diberhentikan
oleh Menteri atau badan/penjabat yang dikuasakan untuk itu oleh Menteri.
(2) Pegawai golongan I dan II diangkat dan diberhentikan oleh Direksi.
BAB IV
SUSUNAN PEGAWAI
Pasal 12
Susunan pegawai dalam suatu Perusahaan disesuaikan dengan anggaran Perusahaan
dan disahkan oleh Menteri.
BAB V
TUNJANGAN
Pasal 13
Kepada pegawai diberikan tunjangan keluarga, tunjangan kemahalan umum,
tunjangan perusahaan, tunjangan perusahaan tambahan dan tunjangan lain menurut
ketentuan-ketentuan dalam pasal 14 sampai dengan pasal 17 peraturan ini.
Pasal 14
Tunjangan keluarga
(1) Kepada pegawai yang beristeri/bersuami diberikan tunjangan sebesar 25% (dua
puluh lima perseratus) dari gaji pokok sebulan, sekurang-kurangnya Rp. 100,- (seratus
rupiah) dengan ketentuan, bahwa jika suami-isteri kedua-duanya pegawai tunjangan
ini hanya diberikan kepada pegawai yang gaji pokoknya tertinggi.
(2) Kepada pegawai yang mempunyai anak dan atau anak angkat yang berumur kurang
dari 25 (dua puluh lima) tahun dan tidak kawin atau belum pernah kawin, tidak
mempunyai penghasilan sendiri serta nyata menjadi tanggungan pegawai itu sendiri,
diberikan tunjangan anak sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari gaji pokok sebulan
sekurang-kurangnya Rp. 50,- (lima puluh rupiah) untuk tiap-tiap anak.
(3) Jika suami-isteri kedua-duanya pegawai tunjangan termaksud dalam ayat (1) dan (2)
hanya diberikan kepada pegawai yang pokok gajinya tertinggi.
(4) Tunjangan anak bagi anak angkat diberikan hanya untuk seorang anak.
Pasal 15
Tunjangan kemahalan umum
Kepada pegawai diberikan tunjangan kemahalan umum sebesar 30% (tiga puluh
perseratus) dari jumlah gaji pokok dan tunjangan keluarga.
Pasal 16
Tunjangan perusahaan
Kepada pegawai diberikan tunjangan perusahaan sebesar 100% (seratus perseratus)
dari gaji pokok sebulan.
Pasal 17
Tunjangan perusahaan tambahan
Berhubung dengan pentingnya Perusahaan, kedudukan serta tugas dalam Perusahaan
maka kepada pegawai tertentu dapat diberikan tunjangan perusahaan tambahan yang
jumlahnya tiap bulan tidak boleh melebihi 150% (seratus lima puluh perseratus) dari gaji
pokok dan yang diatur oleh Menteri Pertama atas usul Menteri.
BAB VI
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 18
Kepada pegawai tertentu dapat diberikan emolumen-emolumen dan penghargaan-
penghargaan lain yang diatur oleh Menteri Pertama atas usul Menteri.
Pasal 19
Direksi dengan persetujuan Menteri dan setelah mendengar pendapat Menteri
Perburuhan dapat mengadakan peraturan upah, yang tidak merupakan gaji tetap.
Pasal 20
Kepada pegawai diberikan hak pensiun atau hak tunjangan yang bersifat pensiun
yang akan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 21
Kepada pegawai yang menurut ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah ini
mendapat gaji kurang dari yang diterimanya sekarang diberikan gaji peralihan yang sama
jumlahnya dengan gajinya sebelum Peraturan Pemerintah ini berlaku. Waktu peralihan tidak
boleh melebihi waktu 2 tahun.
Pasal 22
Dalam waktu peralihan itu persoalan gaji peralihan dan pembayaran pajak oleh
pegawai diatur oleh Menteri Pertama atas usul Menteri.
Pasal 23
Dalam waktu peralihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Menteri Pertama atas
usul Menteri mengatur penyesuaian gaji dari Perusahaan-perusahaan Negara yang dahulunya
merupakan jawatan/badan perusahaan I.B.W atau I.C.W. dengan ketentuan- ketentuan
pokok gaji Perusahaan Negara ini.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 24
Peraturan ini disebut Peraturan Pokok Gaji Perusahaan Negara dan berlaku pada
tanggal 1 Juli 1962.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan
Pemerintah ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Agustus 1962
Presiden Republik Indonesia,
SUKARNO.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 15 Agustus 1985
Sekretaris Negara,
MOHD. ICHSAN.
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH No. 14 TAHUN 1962
TENTANG
KETENTUAN-KETENTUAN POKOK GAJI PEGAWAI
PERUSAHAAN NEGARA
UMUM
1. Dalam alam sosialisme Indonesia, Perusahaan Negara mempunyai tujuan
untuk turut membangun ekonomi nasional sesuai dengan ekonomi terpimpin
dimana diutamakan kebutuhan rakyat dan ketenteraman serta kesenangan
kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur, materiil
dan spiritual.
2. Adanya suatu peraturan gaji yang sehat dan menarik merupakan salah satu
unsur yang penting untuk dapat tercapainya ketenteraman dan kesenangan
kerja dalam perusahaan yang diperlukan, bagi memelihara ketekunan bekerja
dan aktivitiet para pegawai guna mengembangkan daya produksi bagi
kepentingan masyarakat dalam rangka ekonomi terpimpin.
3. Pasal 19 ayat (1) Undang-undang No. 19 Prp tahun 1960 menentukan bahwa
kedudukan hukum, gaji, pensiun dan sokongan serta penghasilan-penghasilan
lain dari Direksi dan pegawai/pekerja Perusahaan Negara diatur dengan
Peraturan Pemerintah. Diantara hal-hal yang perlu diatur ini soal gaji pada
dewasa ini merupakan soal yang terpenting.
4. Oleh karena itu Peraturan Pemerintah ini mengatur ketentuan-ketentuan
pokok gaji pegawai Perusahaan Negara yang tunduk pada Undang-undang
No. 19 Prp tahun 1960, peraturan mana dijiwai oleh sosialisme Indonesia dan
juga dengan mengingat tujuan yang dicantumkan dalam pasal 3 Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. II/MPRS/1960.
5. Dalam hubungan ini perlu ditegaskan, bahwa suatu perusahaan merupakan
suatu kesatuan ekonomi (economische unit), yang satu sama lainnya berbeda
dimana penentuan tingkat gaji c.q. penghasilan disandarkan atas kemampuan
perusahaan dengan tidak boleh meninggalkan dasar-dasar yang bedrijfs-
economich.
6. Baik pegawai negeri, maupun pegawai Perusahaan Negara adalah pengabdi
Negara. Berhubung dengan ini maka sudah sepantasnya, jika peraturan gaji
pegawai Perusahaan Negara empunyai azas-azas persamaan dengan peraturan
gaji pegawai negeri yang berlaku. Persamaan ini diwujudkan dalam penentuan
gaji pokok terendah sebesar Rp. 2.00,- dan tertinggi sebesar Rp. 4.000,- jadi
dengan imbangan 1 : 20 dan pemberian tunjangan keluarga dan kemahalan,
segala sesuatu dalam batas kemampuan perusahaan yang bersangkutan.
7. Perlu dihindari adanya suatu peraturan yang kaku. Maka perlu dijamin adanya
flexibiliteit yang dapat mengikuti sifat dan dinamik perusahaan sehingga
memungkinkan pemberian dan penghasilan kepada karyawan berdasarkan
atas produktiviteit, keahlian dan kegiatan bekerja. Perlu juga mendapat
penghargaan pekerjaan yang didasarkan atas beratnya kerja tenaga atau
fikiran, bahaya lapangan kerja, risiko kerja, keahlian khusus dan bakat
istimewa yang bersangkutan.
8. Peraturan ini memuat pokok-pokok, dasar-dasar dari penggajian dan
menyerahkan pelaksanaannya kepada Menteri bagi perusahaan-perusahaan
yang berada dilingkungan kekuasaannya.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Ayat (1). Perusahaan-perusahaan milik Negara yang terdapat di Indonesia
dapat dibagi dalam:
a. Perusahaan dengan kekayaan terpisah ialah perusahaan yang
bernaung dibawah Undang-undang No. 19 Prp tahun 1960.
b. Perusahaan dengan kekayaan yang tidak terpisah dari pada anggaran
belanja Pemerintah ialah perusahaan I.B.W. dan I.C.W.
c. Perusahaan berdasarkan atas suatu Undang-undang khusus seperti
Bank Indonesia.
d. Perusahaan berdasarkan Undang-undang lain.
Adapun yang akan diatur ialah peraturan pokok mengenai gaji pegawai Perusahaan
Negara sebagai dimaksud dalam ayat a diatas satu dan lain berhubung dengan pasal 19 ayat
(1) Undang-undang No. 19 Prp tahun 1960 yang menentukan, bahwa kedudukan hukum,
gaji, pensiun dan sokongan serta penghasilan-penghasilan lain Direksi dan pegawai/pekerja
Perusahaan Negara diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 2
Pasal ini memungkinkan untuk memperlakukan Peraturan Pemerintah ini bagi Badan
Negara lain, yang dibentuk oleh sesuatu undang-undang seperti umpamanya Bank Indonesia.
(Undang-undang No. 11 tahun 1962), Bank Dagang Negara, Bank Umum Negara, B.K.T.N.,
Bapindo dan sebagainya.
Pasal 3
Menteri yang bersangkutan mengatur gaji dari perusahaan- perusahaan didalam
lingkungan kekuasaannya.
Pasal 4
Gaji pokok terendah adalah Rp. 200,- sedang gaji pokok tertinggi yang dapat
diberikan berjumlah Rp. 4.000,-.
Pasal 5
Cukup jelas,
Pasal 6
Ayat (2). Yang dimaksud dengan sekolah menengah ialah Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas.
Ayat (4). Ketentuan dalam ayat ini membuka kemungkinan untuk memberi
penghargaan kepada pegawai tertentu diantaranya "manualworkers", petugas-petugas yang
kewajibannya merupakan pekerjaan yang vital bagi perusahaan atau bekerja ditempat
terpencil.
Pasal 7
Pasal ini adalah suatu bukti dari flexibilitet dari peraturan ini. Jumlah ruang
tergantung dari sifat perusahaan.
Pasal 8
Gaji pokok terendah dan tertinggi adalah sesuai dengan pasal 4 berturut-turut Rp.
200,- dan Rp. 4.000,- . Ini berarti bahwa gaji pokok tertinggi Rp. 4.000,- hanya diberikan
kepada pegawai tertinggi suatu perusahaan yang terbesar, sehingga gaji pokok tertinggi suatu
perusahaan dapat berbeda dengan perusahaan lain.
Pasal 9
Pembagian dalam golongan dan ruang termaksud dalam pasal 5 dan pasal 7 diatas
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1). Pegawai dari golongan III yang termaksud Direksi diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden, sedang lainnya oleh Menteri atau Badan/pejabat yang
dikuasakan untuk itu oleh Menteri.
Pasal 12
Susunan pegawai didasarkan atas anggaran perusahaan yang berarti, bahwa prinsip-
prinsip bedfijfs-economisch tidak boleh ditinggalkan.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Ayat (2).Yang dimaksud dengan :
1. anak adalah anak yang syah/disyahkan dan anak tiri,
2. anak angkat adalah bukan anak sendiri yang diangkat menurut hukum adopsi
bagi keturunan Tionghoa atau yang diangkat menurut putusan Pengadilan
Negeri.
Pasal 15
Tunjangan kemahalan umum dihitung atas dasar jumlah gaji pokok sebulan dengan
tunjangan keluarga.
Pasal 16
Tunjangan Perusahaan diberikan kepada tiap-tiap pegawai dan besarnya adalah 100%
dari gaji pokok sebulan.
Pasal 17
Tidak dapat disangkal bahwa ada perbedaan antara satu Perusahaan Negara dengan
yang lain. Untuk menjaga keseimbangan maka kepada Menteri Pertama diberi wewenang
untuk mengatur penghargaan terhadap pegawai-pegawai tertentu berupa tunjangan
perusahaan tambahan.
Tunjangan ini diberikan kepada pegawai-pegawai tertentu berhubung dengan sifat
pekerjaannya yang istimewa/khusus dan pula diadakan diperusahaan-perusahaan yang
vital/penting bagi negara.
Pasal 18
Untuk mengadakan keseragaman dalam hal emolumen dan penghargaan-
penghargaan seperti rumah dinas, mobil dinas dan tunjangan penerbangan maka perlu
diadakan ketentuan pasal ini.
Dalam emolumen juga termaksud distribusi beras, dan lain- lain bahan keperluan
hidup dengan murah.
Pasal 19
Direksi dengan persetujuan Menteri Pertama dan setelah mendengar pendapat
Menteri Perhubungan dapat mengadakan peraturan upah yang tidak merupakan gaji tetap
seperti upah borong, upah musim dan sebagainya.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Sesudah peraturan pokok ini dikeluarkan, maka oleh Menteri yang bersangkutan
dibuat peraturan gaji, sehingga mulai tanggal 1 Januari 1963 semua perusahaan sudah tunduk
pada peraturan pokok ini secara effektif.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Berhubung persoalan gaji banyak sangkut-pautnya dengan status dan ketentuan-
ketentuan kepegawaian lainnya seperti pensiun, pemberhentian dan sebagainya maka
penyesuaian gaji pegawai dari Jawatan dan Badan-badan perusahaan I.B.W. atau I.C.W.
dengan ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai Perusahaan Negara perlu diatur dalam
hubungan dengan aspek kepegawaian dalam keseluruhannya dengan memegang prinsip
bahwa perubahan keadaan tidak boleh merugikan kedudukan keuangan seseorang
pegawai/pekerja.
Oleh sebab itu maka Menteri Pertama yang juga mempunyai kedudukan sebagai
Menteri yang diserahi Urusan Pegawai diberi wewenang untuk mengatur penyesuaian itu
dengan bersandar atas usul-usul dari Menteri yang bersangkutan.
Pasal 24
Cukup jelas.
Diketahui :
Sekretaris Negara,
MOHD. ICHSAN.
LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1962
YANG TELAH DICETAK ULANG

More Related Content

What's hot

UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)
UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)
UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)Dyah Via
 
Contoh risalah-surat-perjanjian-kerja-harian-lepas Fenti Anita Sari
Contoh risalah-surat-perjanjian-kerja-harian-lepas Fenti Anita SariContoh risalah-surat-perjanjian-kerja-harian-lepas Fenti Anita Sari
Contoh risalah-surat-perjanjian-kerja-harian-lepas Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Tentang upah ditinjau dari segi hukum
Tentang upah ditinjau dari segi hukum Tentang upah ditinjau dari segi hukum
Tentang upah ditinjau dari segi hukum EriRomadhon
 
Kontrak kerja
Kontrak kerja  Kontrak kerja
Kontrak kerja Ali usman
 
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKBPermen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKBFardalaw Labor
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerjaGindha Wayka
 
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)AmirahPFardhan
 
Uu 13-2003-ketenagakerjaan
Uu 13-2003-ketenagakerjaanUu 13-2003-ketenagakerjaan
Uu 13-2003-ketenagakerjaanDerry Subiyanto
 
Peraturan perusahaan sirounagro
Peraturan perusahaan sirounagroPeraturan perusahaan sirounagro
Peraturan perusahaan sirounagroAli usman
 
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?Anas Ferdian
 
Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...
Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...
Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...Daniel Krismantoro
 
12 aspek hukum ketenagakerjaan
12 aspek hukum ketenagakerjaan12 aspek hukum ketenagakerjaan
12 aspek hukum ketenagakerjaanRakyatCerdas
 

What's hot (19)

UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)
UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)
UU no.13 tahun 2003 (Law No.13 0f 2003)
 
Contoh risalah-surat-perjanjian-kerja-harian-lepas Fenti Anita Sari
Contoh risalah-surat-perjanjian-kerja-harian-lepas Fenti Anita SariContoh risalah-surat-perjanjian-kerja-harian-lepas Fenti Anita Sari
Contoh risalah-surat-perjanjian-kerja-harian-lepas Fenti Anita Sari
 
Tentang upah ditinjau dari segi hukum
Tentang upah ditinjau dari segi hukum Tentang upah ditinjau dari segi hukum
Tentang upah ditinjau dari segi hukum
 
Kontrak kerja
Kontrak kerja  Kontrak kerja
Kontrak kerja
 
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKBPermen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
Permen 28 tahun_2014 mencabut No.16 tahun 2011 tentang PP/ PKB
 
14. omnibus law
14. omnibus law14. omnibus law
14. omnibus law
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
 
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang KetenagakerjaanUndang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
 
04.kepmen.100 2004.pkwt
04.kepmen.100 2004.pkwt04.kepmen.100 2004.pkwt
04.kepmen.100 2004.pkwt
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja
 
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
PHK sesuai PP 35 tahun 2021 (pelaksana UU Cipta Kerja)
 
RUU PPRT
RUU PPRTRUU PPRT
RUU PPRT
 
Uu 13-2003-ketenagakerjaan
Uu 13-2003-ketenagakerjaanUu 13-2003-ketenagakerjaan
Uu 13-2003-ketenagakerjaan
 
Peraturan perusahaan sirounagro
Peraturan perusahaan sirounagroPeraturan perusahaan sirounagro
Peraturan perusahaan sirounagro
 
PP Nomor 78 Tahun 2015
PP Nomor 78 Tahun 2015PP Nomor 78 Tahun 2015
PP Nomor 78 Tahun 2015
 
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?
 
K ontrak kerja
K ontrak kerjaK ontrak kerja
K ontrak kerja
 
Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...
Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...
Permenakertrans no28 Tahun 2014 tentang tata cara pembuatan dan pengesahan pe...
 
12 aspek hukum ketenagakerjaan
12 aspek hukum ketenagakerjaan12 aspek hukum ketenagakerjaan
12 aspek hukum ketenagakerjaan
 

Similar to Pp 1962 14_ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai perusahaan negara

Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsPp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsiskandar ridwan
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSYudhi Aldriand
 
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkpUu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkpLegal Akses
 
UU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
UU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.comUU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
UU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.comRendi Adetia Sapoetra
 
2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf
2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf
2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdfchondroc
 
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdfUU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdfsella49
 
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburF kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburJulis Marinaldi
 
Materi Sosialisasi Perpu 2_22 9 Jan 23.pdf
Materi Sosialisasi Perpu 2_22 9 Jan 23.pdfMateri Sosialisasi Perpu 2_22 9 Jan 23.pdf
Materi Sosialisasi Perpu 2_22 9 Jan 23.pdfRintoPutra3
 
Resume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptx
Resume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptxResume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptx
Resume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptxAfvialAffansyah1
 
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021KutsiyatinMSi
 
materi bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdf
materi bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdfmateri bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdf
materi bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdfBimtekHI
 
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaanPerpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaanIrman Gapur
 
PP Nomor 45 Tahun 2015.pdf
PP Nomor 45 Tahun 2015.pdfPP Nomor 45 Tahun 2015.pdf
PP Nomor 45 Tahun 2015.pdfYudiChandra7
 
KEMENAKER. Peraturan Perusahaan..pdf
KEMENAKER. Peraturan Perusahaan..pdfKEMENAKER. Peraturan Perusahaan..pdf
KEMENAKER. Peraturan Perusahaan..pdfridho408092
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014BBPP_Batu
 
Perbandingan UU13, UUCK, Perpu HRM Club.pdf
Perbandingan UU13, UUCK, Perpu HRM Club.pdfPerbandingan UU13, UUCK, Perpu HRM Club.pdf
Perbandingan UU13, UUCK, Perpu HRM Club.pdfRachmadPuaGeno
 
Perbandingan UU13, UUCK, Perpu.pdf
Perbandingan UU13, UUCK, Perpu.pdfPerbandingan UU13, UUCK, Perpu.pdf
Perbandingan UU13, UUCK, Perpu.pdfMboPopo
 

Similar to Pp 1962 14_ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai perusahaan negara (20)

Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pnsPp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
Pp no 7 th 1977 ttg peraturan gaji pns
 
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNSPP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
PP Nomor 20 Tahun 2013 ttg Asuransi Sosial PNS
 
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkpUu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
 
UU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
UU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.comUU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
UU 06 2023 Tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan - Kilaskerja.com
 
2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf
2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf
2023 01 06 Kemnaker Bahan Sosialisasi Perppu 2-2022.pdf
 
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdfUU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
 
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lemburF kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
F kepmomt2004 102_waktu_kerja_lembur
 
Materi Sosialisasi Perpu 2_22 9 Jan 23.pdf
Materi Sosialisasi Perpu 2_22 9 Jan 23.pdfMateri Sosialisasi Perpu 2_22 9 Jan 23.pdf
Materi Sosialisasi Perpu 2_22 9 Jan 23.pdf
 
PP-nomor-78-tahun-2015
PP-nomor-78-tahun-2015PP-nomor-78-tahun-2015
PP-nomor-78-tahun-2015
 
Resume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptx
Resume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptxResume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptx
Resume PP UU Cipta Kerja - Klaster Ketenagakerjaan.pptx
 
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
Peraturan bkn no. 7 tahun 2021
 
Uu 20 1952
Uu 20 1952Uu 20 1952
Uu 20 1952
 
materi bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdf
materi bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdfmateri bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdf
materi bpk daryanto apindo FGD MA 1092021[494].pdf
 
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaanPerpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
 
PP Nomor 45 Tahun 2015.pdf
PP Nomor 45 Tahun 2015.pdfPP Nomor 45 Tahun 2015.pdf
PP Nomor 45 Tahun 2015.pdf
 
Kep 100 2004
Kep 100 2004Kep 100 2004
Kep 100 2004
 
KEMENAKER. Peraturan Perusahaan..pdf
KEMENAKER. Peraturan Perusahaan..pdfKEMENAKER. Peraturan Perusahaan..pdf
KEMENAKER. Peraturan Perusahaan..pdf
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2014
 
Perbandingan UU13, UUCK, Perpu HRM Club.pdf
Perbandingan UU13, UUCK, Perpu HRM Club.pdfPerbandingan UU13, UUCK, Perpu HRM Club.pdf
Perbandingan UU13, UUCK, Perpu HRM Club.pdf
 
Perbandingan UU13, UUCK, Perpu.pdf
Perbandingan UU13, UUCK, Perpu.pdfPerbandingan UU13, UUCK, Perpu.pdf
Perbandingan UU13, UUCK, Perpu.pdf
 

More from dhoan Evridho

Malang pain update yearly bisphosphonate
Malang pain update yearly bisphosphonateMalang pain update yearly bisphosphonate
Malang pain update yearly bisphosphonatedhoan Evridho
 
Lima pola pikir orang sukses
Lima pola pikir orang suksesLima pola pikir orang sukses
Lima pola pikir orang suksesdhoan Evridho
 
Kurang tidur bikin testis menciut
Kurang tidur bikin testis menciutKurang tidur bikin testis menciut
Kurang tidur bikin testis menciutdhoan Evridho
 
Kurang tidur bikin testis menciut
Kurang tidur bikin testis menciutKurang tidur bikin testis menciut
Kurang tidur bikin testis menciutdhoan Evridho
 
Kateterisasi jantung
Kateterisasi jantungKateterisasi jantung
Kateterisasi jantungdhoan Evridho
 
Gangguan sistem peredaran darah
Gangguan sistem peredaran darahGangguan sistem peredaran darah
Gangguan sistem peredaran darahdhoan Evridho
 
Chronic paint r.gunadi pain update 22june2013 malang
Chronic paint r.gunadi pain update 22june2013 malang Chronic paint r.gunadi pain update 22june2013 malang
Chronic paint r.gunadi pain update 22june2013 malang dhoan Evridho
 
Prosedur Perwatan Saluran Akar
Prosedur Perwatan Saluran AkarProsedur Perwatan Saluran Akar
Prosedur Perwatan Saluran Akardhoan Evridho
 
G spot dimakah kau berada
G spot dimakah kau beradaG spot dimakah kau berada
G spot dimakah kau beradadhoan Evridho
 
Daftar alamat dan nomor telepon hotel di yogyakarta
Daftar alamat dan nomor telepon hotel di yogyakartaDaftar alamat dan nomor telepon hotel di yogyakarta
Daftar alamat dan nomor telepon hotel di yogyakartadhoan Evridho
 
Cara melihat aura dengan mata telanjang
Cara melihat aura dengan mata telanjangCara melihat aura dengan mata telanjang
Cara melihat aura dengan mata telanjangdhoan Evridho
 
Bab.xiii tata cara shalat jama qasar
Bab.xiii tata cara shalat jama qasarBab.xiii tata cara shalat jama qasar
Bab.xiii tata cara shalat jama qasardhoan Evridho
 
Amal shalih yang dicintai allah
Amal shalih yang dicintai allahAmal shalih yang dicintai allah
Amal shalih yang dicintai allahdhoan Evridho
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012dhoan Evridho
 

More from dhoan Evridho (20)

Malang pain update yearly bisphosphonate
Malang pain update yearly bisphosphonateMalang pain update yearly bisphosphonate
Malang pain update yearly bisphosphonate
 
Meditasi
MeditasiMeditasi
Meditasi
 
Lima pola pikir orang sukses
Lima pola pikir orang suksesLima pola pikir orang sukses
Lima pola pikir orang sukses
 
Kurang tidur bikin testis menciut
Kurang tidur bikin testis menciutKurang tidur bikin testis menciut
Kurang tidur bikin testis menciut
 
Kurang tidur bikin testis menciut
Kurang tidur bikin testis menciutKurang tidur bikin testis menciut
Kurang tidur bikin testis menciut
 
Kateterisasi jantung
Kateterisasi jantungKateterisasi jantung
Kateterisasi jantung
 
Kesehatan vagina
Kesehatan vaginaKesehatan vagina
Kesehatan vagina
 
Jantung
JantungJantung
Jantung
 
Gangguan sistem peredaran darah
Gangguan sistem peredaran darahGangguan sistem peredaran darah
Gangguan sistem peredaran darah
 
Chronic paint r.gunadi pain update 22june2013 malang
Chronic paint r.gunadi pain update 22june2013 malang Chronic paint r.gunadi pain update 22june2013 malang
Chronic paint r.gunadi pain update 22june2013 malang
 
Prosedur Perwatan Saluran Akar
Prosedur Perwatan Saluran AkarProsedur Perwatan Saluran Akar
Prosedur Perwatan Saluran Akar
 
G spot dimakah kau berada
G spot dimakah kau beradaG spot dimakah kau berada
G spot dimakah kau berada
 
Doa shalat dhuha
Doa shalat dhuhaDoa shalat dhuha
Doa shalat dhuha
 
Daftar alamat dan nomor telepon hotel di yogyakarta
Daftar alamat dan nomor telepon hotel di yogyakartaDaftar alamat dan nomor telepon hotel di yogyakarta
Daftar alamat dan nomor telepon hotel di yogyakarta
 
Solat qasar
Solat qasarSolat qasar
Solat qasar
 
Cara melihat aura dengan mata telanjang
Cara melihat aura dengan mata telanjangCara melihat aura dengan mata telanjang
Cara melihat aura dengan mata telanjang
 
Bab.xiii tata cara shalat jama qasar
Bab.xiii tata cara shalat jama qasarBab.xiii tata cara shalat jama qasar
Bab.xiii tata cara shalat jama qasar
 
Amal shalih yang dicintai allah
Amal shalih yang dicintai allahAmal shalih yang dicintai allah
Amal shalih yang dicintai allah
 
Pengadaan barang
Pengadaan barangPengadaan barang
Pengadaan barang
 
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
Matriks perbedaan-perpres-54-tahun-2010-dan-perpres-70-tahun-2012
 

Pp 1962 14_ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai perusahaan negara

  • 1. KETENTUAN-KETENTUAN POKOK GAJI PEGAWAI PERUSAHAAN NEGARA Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1962 Tanggal 15 Agustus 1962 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa diantara kedudukan hukum, gaji, pensiun dan sokongan serta penghasilan- penghasilan lain dari pada Direksi dan pegawai/pekerja Perusahaan Negara sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 19 ayat (1) Undang-undang No. 19 Prp tahun 1960, soal gaji pada dewasa ini merupakan soal yang terpenting dan oleh karenanya perlu diatur dengan segera; b. bahwa mengingat beranekanya sifat dan macam Perusahaan Negara dianggap perlu untuk menentukan peraturan pokok sebagai dasar dari Peraturan Gaji Perusahaan Negara yang akan diatur lebih lanjut oleh Menteri yang bersangkutan; c. bahwa dalam masyarakat sosialis Indonesia pekerjaan-pekerjaan baik yang mempunyai sifat mengerahan tenaga badaniah, sifat yang memerlukan keakhlian, maupun yang bersifat kejuruan khusus, perlu diberikan penghargaan yang tepat; Mengingat : 1. pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar; 2. pasal 19 ayat (1) Undang-undang No. 19 Prp. tahun 1960 (Lembaran-Negara tahun 1960 No. 59); Mendengar: Musyawarah Kabinet Kerja pada tanggal 26 Juni 1962; MEMUTUSKAN : Dengan membatalkan segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini. Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK GAJI PEGAWAI PERUSAHAAN NEGARA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Yang dimaksudkan dengan Perusahaan ialah Badan Pimpinan Umum, Perusahaan Negara atau badan lain yang dibentuk atas dasar Undang-undang No. 19 Prp tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. (2) Pegawai Perusahaan ialah anggota Direksi dan pegawai/ pekerja yang bekerja tetap pada Perusahaan.
  • 2. (3) Menteri ialah yang menguasai Perusahaan. (4) Direksi ialah pimpinan Perusahaan. Pasal 2 Dengan suatu Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah ini dapat dinyatakan berlaku bagi sesuatu badan lain yang didirikan dengan suatu Undang-undang. Pasal 3 Gaji pegawai Perusahaan diatur oleh Menteri menurut ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah ini. BAB II GAJI DAN JABATAN Pasal 4 Kepada pegawai diberikan gaji pokok serendah-rendahnya Rp. 200,- (dua ratus rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 4000,- (empat ribu rupiah) sebulan. Pasal 5 Jabatan-jabatan dalam suatu Perusahaan dibagi dalam golongan I, golongan II dan golongan III. Pasal 6 (1) Syarat pengangkatan untuk jabatan dalam golongan I ialah ijazah sekolah rendah atau pengetahuan/pengalaman yang sederajat dengan itu. (2) Syarat pengangkatan untuk jabatan dalam golongan II ialah ijazah sekolah menengah atau pengetahuan/pengalaman yang sederajat dengan itu. (3) Syarat pengangkatan untuk jabatan dalam golongan III ialah ijazah sekolah tinggi atau pengetahuan/pengalaman yang sederajat dengan itu. (4) Untuk pekerjaan yang mengandung bahaya dan/atau risiko kerja dan/atau dilakukan dalam keadaan khusus, atau memerlukan keakhlian khusus, atau bakat istimewa, Menteri dengan persetujuan Menteri Pertama dapat menyimpang dari ketentuan- ketentuan dalam ayat-ayat (1), (2) dan (3) diatas. Pasal 7 Tiap golongan dibagi dalam ruang-ruang menurut kebutuhan Perusahaan yang bersangkutan. Pasal 8 Tiap golongan tersebut dalam pasal 5 mempunyai gaji pokok terendah dan tertinggi menurut ketetapan Menteri.
  • 3. Pasal 9 Pembagian dalam golongan dan ruang tersebut dalam pasal- pasal 5 dan 7 diatas ditetapkan oleh Menteri. Pasal 10 Gaji pegawai yang ditempatkan diluar negeri ditetapkan oleh Menteri Pertama atas usul Menteri. BAB III HAK PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 11 (1) Pegawai termasuk dalam golongan III, kecuali Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Menteri atau badan/penjabat yang dikuasakan untuk itu oleh Menteri. (2) Pegawai golongan I dan II diangkat dan diberhentikan oleh Direksi. BAB IV SUSUNAN PEGAWAI Pasal 12 Susunan pegawai dalam suatu Perusahaan disesuaikan dengan anggaran Perusahaan dan disahkan oleh Menteri. BAB V TUNJANGAN Pasal 13 Kepada pegawai diberikan tunjangan keluarga, tunjangan kemahalan umum, tunjangan perusahaan, tunjangan perusahaan tambahan dan tunjangan lain menurut ketentuan-ketentuan dalam pasal 14 sampai dengan pasal 17 peraturan ini. Pasal 14 Tunjangan keluarga (1) Kepada pegawai yang beristeri/bersuami diberikan tunjangan sebesar 25% (dua puluh lima perseratus) dari gaji pokok sebulan, sekurang-kurangnya Rp. 100,- (seratus rupiah) dengan ketentuan, bahwa jika suami-isteri kedua-duanya pegawai tunjangan ini hanya diberikan kepada pegawai yang gaji pokoknya tertinggi. (2) Kepada pegawai yang mempunyai anak dan atau anak angkat yang berumur kurang dari 25 (dua puluh lima) tahun dan tidak kawin atau belum pernah kawin, tidak mempunyai penghasilan sendiri serta nyata menjadi tanggungan pegawai itu sendiri, diberikan tunjangan anak sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari gaji pokok sebulan sekurang-kurangnya Rp. 50,- (lima puluh rupiah) untuk tiap-tiap anak.
  • 4. (3) Jika suami-isteri kedua-duanya pegawai tunjangan termaksud dalam ayat (1) dan (2) hanya diberikan kepada pegawai yang pokok gajinya tertinggi. (4) Tunjangan anak bagi anak angkat diberikan hanya untuk seorang anak. Pasal 15 Tunjangan kemahalan umum Kepada pegawai diberikan tunjangan kemahalan umum sebesar 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah gaji pokok dan tunjangan keluarga. Pasal 16 Tunjangan perusahaan Kepada pegawai diberikan tunjangan perusahaan sebesar 100% (seratus perseratus) dari gaji pokok sebulan. Pasal 17 Tunjangan perusahaan tambahan Berhubung dengan pentingnya Perusahaan, kedudukan serta tugas dalam Perusahaan maka kepada pegawai tertentu dapat diberikan tunjangan perusahaan tambahan yang jumlahnya tiap bulan tidak boleh melebihi 150% (seratus lima puluh perseratus) dari gaji pokok dan yang diatur oleh Menteri Pertama atas usul Menteri. BAB VI KETENTUAN KHUSUS Pasal 18 Kepada pegawai tertentu dapat diberikan emolumen-emolumen dan penghargaan- penghargaan lain yang diatur oleh Menteri Pertama atas usul Menteri. Pasal 19 Direksi dengan persetujuan Menteri dan setelah mendengar pendapat Menteri Perburuhan dapat mengadakan peraturan upah, yang tidak merupakan gaji tetap. Pasal 20 Kepada pegawai diberikan hak pensiun atau hak tunjangan yang bersifat pensiun yang akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 Kepada pegawai yang menurut ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah ini mendapat gaji kurang dari yang diterimanya sekarang diberikan gaji peralihan yang sama
  • 5. jumlahnya dengan gajinya sebelum Peraturan Pemerintah ini berlaku. Waktu peralihan tidak boleh melebihi waktu 2 tahun. Pasal 22 Dalam waktu peralihan itu persoalan gaji peralihan dan pembayaran pajak oleh pegawai diatur oleh Menteri Pertama atas usul Menteri. Pasal 23 Dalam waktu peralihan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Menteri Pertama atas usul Menteri mengatur penyesuaian gaji dari Perusahaan-perusahaan Negara yang dahulunya merupakan jawatan/badan perusahaan I.B.W atau I.C.W. dengan ketentuan- ketentuan pokok gaji Perusahaan Negara ini. BAB VIII PENUTUP Pasal 24 Peraturan ini disebut Peraturan Pokok Gaji Perusahaan Negara dan berlaku pada tanggal 1 Juli 1962. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1962 Presiden Republik Indonesia, SUKARNO. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1985 Sekretaris Negara, MOHD. ICHSAN.
  • 6. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH No. 14 TAHUN 1962 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK GAJI PEGAWAI PERUSAHAAN NEGARA UMUM 1. Dalam alam sosialisme Indonesia, Perusahaan Negara mempunyai tujuan untuk turut membangun ekonomi nasional sesuai dengan ekonomi terpimpin dimana diutamakan kebutuhan rakyat dan ketenteraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur, materiil dan spiritual. 2. Adanya suatu peraturan gaji yang sehat dan menarik merupakan salah satu unsur yang penting untuk dapat tercapainya ketenteraman dan kesenangan kerja dalam perusahaan yang diperlukan, bagi memelihara ketekunan bekerja dan aktivitiet para pegawai guna mengembangkan daya produksi bagi kepentingan masyarakat dalam rangka ekonomi terpimpin. 3. Pasal 19 ayat (1) Undang-undang No. 19 Prp tahun 1960 menentukan bahwa kedudukan hukum, gaji, pensiun dan sokongan serta penghasilan-penghasilan lain dari Direksi dan pegawai/pekerja Perusahaan Negara diatur dengan Peraturan Pemerintah. Diantara hal-hal yang perlu diatur ini soal gaji pada dewasa ini merupakan soal yang terpenting. 4. Oleh karena itu Peraturan Pemerintah ini mengatur ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai Perusahaan Negara yang tunduk pada Undang-undang No. 19 Prp tahun 1960, peraturan mana dijiwai oleh sosialisme Indonesia dan juga dengan mengingat tujuan yang dicantumkan dalam pasal 3 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. II/MPRS/1960. 5. Dalam hubungan ini perlu ditegaskan, bahwa suatu perusahaan merupakan suatu kesatuan ekonomi (economische unit), yang satu sama lainnya berbeda dimana penentuan tingkat gaji c.q. penghasilan disandarkan atas kemampuan
  • 7. perusahaan dengan tidak boleh meninggalkan dasar-dasar yang bedrijfs- economich. 6. Baik pegawai negeri, maupun pegawai Perusahaan Negara adalah pengabdi Negara. Berhubung dengan ini maka sudah sepantasnya, jika peraturan gaji pegawai Perusahaan Negara empunyai azas-azas persamaan dengan peraturan gaji pegawai negeri yang berlaku. Persamaan ini diwujudkan dalam penentuan gaji pokok terendah sebesar Rp. 2.00,- dan tertinggi sebesar Rp. 4.000,- jadi dengan imbangan 1 : 20 dan pemberian tunjangan keluarga dan kemahalan, segala sesuatu dalam batas kemampuan perusahaan yang bersangkutan. 7. Perlu dihindari adanya suatu peraturan yang kaku. Maka perlu dijamin adanya flexibiliteit yang dapat mengikuti sifat dan dinamik perusahaan sehingga memungkinkan pemberian dan penghasilan kepada karyawan berdasarkan atas produktiviteit, keahlian dan kegiatan bekerja. Perlu juga mendapat penghargaan pekerjaan yang didasarkan atas beratnya kerja tenaga atau fikiran, bahaya lapangan kerja, risiko kerja, keahlian khusus dan bakat istimewa yang bersangkutan. 8. Peraturan ini memuat pokok-pokok, dasar-dasar dari penggajian dan menyerahkan pelaksanaannya kepada Menteri bagi perusahaan-perusahaan yang berada dilingkungan kekuasaannya. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Ayat (1). Perusahaan-perusahaan milik Negara yang terdapat di Indonesia dapat dibagi dalam: a. Perusahaan dengan kekayaan terpisah ialah perusahaan yang bernaung dibawah Undang-undang No. 19 Prp tahun 1960. b. Perusahaan dengan kekayaan yang tidak terpisah dari pada anggaran belanja Pemerintah ialah perusahaan I.B.W. dan I.C.W. c. Perusahaan berdasarkan atas suatu Undang-undang khusus seperti Bank Indonesia. d. Perusahaan berdasarkan Undang-undang lain. Adapun yang akan diatur ialah peraturan pokok mengenai gaji pegawai Perusahaan Negara sebagai dimaksud dalam ayat a diatas satu dan lain berhubung dengan pasal 19 ayat (1) Undang-undang No. 19 Prp tahun 1960 yang menentukan, bahwa kedudukan hukum, gaji, pensiun dan sokongan serta penghasilan-penghasilan lain Direksi dan pegawai/pekerja Perusahaan Negara diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 2 Pasal ini memungkinkan untuk memperlakukan Peraturan Pemerintah ini bagi Badan Negara lain, yang dibentuk oleh sesuatu undang-undang seperti umpamanya Bank Indonesia. (Undang-undang No. 11 tahun 1962), Bank Dagang Negara, Bank Umum Negara, B.K.T.N., Bapindo dan sebagainya.
  • 8. Pasal 3 Menteri yang bersangkutan mengatur gaji dari perusahaan- perusahaan didalam lingkungan kekuasaannya. Pasal 4 Gaji pokok terendah adalah Rp. 200,- sedang gaji pokok tertinggi yang dapat diberikan berjumlah Rp. 4.000,-. Pasal 5 Cukup jelas, Pasal 6 Ayat (2). Yang dimaksud dengan sekolah menengah ialah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Ayat (4). Ketentuan dalam ayat ini membuka kemungkinan untuk memberi penghargaan kepada pegawai tertentu diantaranya "manualworkers", petugas-petugas yang kewajibannya merupakan pekerjaan yang vital bagi perusahaan atau bekerja ditempat terpencil. Pasal 7 Pasal ini adalah suatu bukti dari flexibilitet dari peraturan ini. Jumlah ruang tergantung dari sifat perusahaan. Pasal 8 Gaji pokok terendah dan tertinggi adalah sesuai dengan pasal 4 berturut-turut Rp. 200,- dan Rp. 4.000,- . Ini berarti bahwa gaji pokok tertinggi Rp. 4.000,- hanya diberikan kepada pegawai tertinggi suatu perusahaan yang terbesar, sehingga gaji pokok tertinggi suatu perusahaan dapat berbeda dengan perusahaan lain. Pasal 9 Pembagian dalam golongan dan ruang termaksud dalam pasal 5 dan pasal 7 diatas ditetapkan oleh Menteri. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11
  • 9. Ayat (1). Pegawai dari golongan III yang termaksud Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, sedang lainnya oleh Menteri atau Badan/pejabat yang dikuasakan untuk itu oleh Menteri. Pasal 12 Susunan pegawai didasarkan atas anggaran perusahaan yang berarti, bahwa prinsip- prinsip bedfijfs-economisch tidak boleh ditinggalkan. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Ayat (2).Yang dimaksud dengan : 1. anak adalah anak yang syah/disyahkan dan anak tiri, 2. anak angkat adalah bukan anak sendiri yang diangkat menurut hukum adopsi bagi keturunan Tionghoa atau yang diangkat menurut putusan Pengadilan Negeri. Pasal 15 Tunjangan kemahalan umum dihitung atas dasar jumlah gaji pokok sebulan dengan tunjangan keluarga. Pasal 16 Tunjangan Perusahaan diberikan kepada tiap-tiap pegawai dan besarnya adalah 100% dari gaji pokok sebulan. Pasal 17 Tidak dapat disangkal bahwa ada perbedaan antara satu Perusahaan Negara dengan yang lain. Untuk menjaga keseimbangan maka kepada Menteri Pertama diberi wewenang untuk mengatur penghargaan terhadap pegawai-pegawai tertentu berupa tunjangan perusahaan tambahan. Tunjangan ini diberikan kepada pegawai-pegawai tertentu berhubung dengan sifat pekerjaannya yang istimewa/khusus dan pula diadakan diperusahaan-perusahaan yang vital/penting bagi negara. Pasal 18
  • 10. Untuk mengadakan keseragaman dalam hal emolumen dan penghargaan- penghargaan seperti rumah dinas, mobil dinas dan tunjangan penerbangan maka perlu diadakan ketentuan pasal ini. Dalam emolumen juga termaksud distribusi beras, dan lain- lain bahan keperluan hidup dengan murah. Pasal 19 Direksi dengan persetujuan Menteri Pertama dan setelah mendengar pendapat Menteri Perhubungan dapat mengadakan peraturan upah yang tidak merupakan gaji tetap seperti upah borong, upah musim dan sebagainya. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Sesudah peraturan pokok ini dikeluarkan, maka oleh Menteri yang bersangkutan dibuat peraturan gaji, sehingga mulai tanggal 1 Januari 1963 semua perusahaan sudah tunduk pada peraturan pokok ini secara effektif. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Berhubung persoalan gaji banyak sangkut-pautnya dengan status dan ketentuan- ketentuan kepegawaian lainnya seperti pensiun, pemberhentian dan sebagainya maka penyesuaian gaji pegawai dari Jawatan dan Badan-badan perusahaan I.B.W. atau I.C.W. dengan ketentuan-ketentuan pokok gaji pegawai Perusahaan Negara perlu diatur dalam hubungan dengan aspek kepegawaian dalam keseluruhannya dengan memegang prinsip bahwa perubahan keadaan tidak boleh merugikan kedudukan keuangan seseorang pegawai/pekerja. Oleh sebab itu maka Menteri Pertama yang juga mempunyai kedudukan sebagai Menteri yang diserahi Urusan Pegawai diberi wewenang untuk mengatur penyesuaian itu dengan bersandar atas usul-usul dari Menteri yang bersangkutan. Pasal 24 Cukup jelas. Diketahui : Sekretaris Negara,
  • 11. MOHD. ICHSAN. LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1962 YANG TELAH DICETAK ULANG