2. RefineryCrude
Crude Distillation
Straight Run Gas
Vacuum Distillation
Furnace
Condensed through
bubble Caps Tray
Turbine Fuel
Diesel Fuel
Residu
Cat Cracker
Wax
Lubricant
Industrial F Oil
Asphalt
Heavy Oil
Hi Octane Gas
Catalyst-Silica
Alumina Powder
Petroleum Gas
Diesel Fuel
Distillation Column
Cat Reforming
Catalyst-Platinum
Allumunium Oxide
Hi Octane Gas
3 x Reactors
3. Nelson Complexity Index
Procedure
Crude Essay Refinery Design and Configuration
Material Balance Energy Balance
Products Output
Light Sweet to
Heavy Sour
Duri
Heavy Sour
250 ,000 bopd
Minas
Light Sweet
420,000 bopd
UPIPangkalanBrandan(sudahtidakberoperasi,kilangpertamadiIndonesia)
UPIIDumai-SungaiPakning,Riau.Kapasitas:170ribubarrelperhari.NCI:7,5
UPIIIPlaju,SumateraSelatan.Kapasitas:118ribubarrelperhari.NCI: 3,1
UPIVCilacap,JawaTengah.Kapasitas:348ribubarrelperhari.NCI:4
UPVBalikpapan,KalimantanTimur.Kapasitas:260ribubarrelperhari.NCI:3,3
UPVIBalongan,JawaBarat.Kapasitas:125ribubarrelperhari.NCI:11,9
UPVIIKasim,Papua.Kapasitas:10ribubarrelperhari.NCI:2,4.
Total Capacity 1,031 bopd NCI average 5.4
Distilasi(pemisahan hidrokarbon berdasarkan fraksi-fraksinya)
Hydrotreating(menghilangkan senyawa pengotor seperti senyawasulfur dannitrogen)
Perengkahan (memotong rantai karbonpanjang menjadi rantai pendek)
Polimerisasi/alkilasi (fraksihidrokarbon ringan dibentuk menjadi fraksiyang lebih berat)
Reformasi(penyusunan ulang suatu rantai karbon agar mendapatkan produk yang diinginkan)
Peramuan (pencampuran produk kilang hingga diperoleh spesifikasi produkyangdiinginkan)
Universal Oil Product(UOP), Kellog Brown and
Root (KBR), ConocoPhillips, Chevron, ABB Lummus
•Konversi Rendah (NCI = 2-3)-20% gasolin, 35% middle distillates, 30% fuel oil, 10% produk lainnya (termasuk refinery gas, LPG,
solvent, coke, lubes, wax, dan bitumen), dan 5% loss
•Konversi Menengah (NCI = 5-6)-30% gasolin, 30% middle distillates, 30% fuel oil, 15% produk lain, dan 5% gain
•Konversi tinggi (NCI = 9-10+)-50% gasolin, 30% middle distillates, 15% fuel oil, 15% produk lain, 10% gain
5. Canadian Fuel Association Benchmarks
• kilang kompleks terbaru saat ini mampu menghasilkan sekitar 60 % bensin, 35
% middle distillates, dan 5 % residu berat. Sedangkan, kilang jenis topping (proses
utamanya distilasi) hanya mampu menghasilkan 20 % bensin, 30 % middle distillates,
dan 50 % residu berat. Kedua kilang menggunakan minyak mentah yang
sama, Arabian light crude.
• estimasi biaya yang dikeluarkan untuk membangun kilang minyak berukuran
menengah sekitar US$ 7-10 milliar belum termasuk pembelian lahan. Pay back
period-nya mencapai 20 hingga 30 tahun bahkan lebih.
•Setiap kilang memiliki fleksibilitas tertentu untuk mengolah berbagai jenis minyak
bumi dan begitu pula produk yang dihasilkan. Jika kilang ingin lebih fleksibel, bangun
kilang yang lebih kompleks. Kilang kompleks akan menghasilkan lebih banyak produk
yang bernilai tinggi. Kilang kompleks juga mampu mengolah berbagai jenis minyak
mentah sehingga kilang bisa bebas memilih minyak mentah yang lebih murah. Kilang
kompleks juga bisa beradaptasi dengan mudah terhadap perubahan permintaan
pasar terhadap produk olahan minyak. Kilang kompleks membutuhkan dana investasi
yang besar.
• Ada pun Ongkos Pengilangan dan Keuntungan US$ 9,57/barrel untuk Branded dan
US$ 10,94/barrel untuk Unbranded.
6. Building A Refinery
1. Permits and Approvals: Oil refining requires a LOT of resources. Depending on your configuration, you need to secure
land, anywhere between 50-200 MW of electricity, steam, water and other utilities. At the same time, you will also need to
seek regulatory body approvals depending on the jurisdiction. This varies wildly depending on which country, which
company and other factors. I'm assuming you (the new refinery magnate) has already sorted them out.
2. Configuration: Depending on your demand and supply balances (which in turn depends on the geographic location of
your refinery), you will have to choose which refinery configuration works best for you. Oil refining has long moved on from
simple crude distillation and now is an incredibly integrated complex comprising several upgrading & treating units.
3. Feedstock Supply: It would make little sense to build a refinery and not know what you will be feeding it. Typically
refineries are designed around a basket of "design-crudes", crude oil grades that are in abundant supply and can be reliably
sourced in the medium term horizon while you're still recovering your investment. I'm assuming you have this locked.
4. Others: By no means exhaustive, you need to sort out your corporate entity, license to operate, investment financing etc
before you even think about breaking ground.
Taking this into account, building a complex, hydrocracking, hyrdroskimming, catalytic cracking refinery, can cost anywhere
between 5-15 billion USD. The throughput (processing capacity) of this refinery should be between 250-500,000 barrels per
day. Oil refining is a difficult business and margins are painfully slim. Economies of scale are critical to maintaining a viable
business.
Now coming to the question of time. You'd be smart if you can start to run your refinery on some basic infrastructure as rest
of the units start to come online. Duration from breaking ground to achieving full complexity & throughput can range
between 3-8 years depending on the scope of the project. Some refineries (Shell's Pulau Bukom Refinery in Singapore for
instance) might even require reclaiming land from the sea before any construction can begin.
7. Nelson Complexity Index
Nelson Complexity Index (NCI) merupakan ukuran relatif jumlah dan biaya relatif unit
upgrading terhadap kapasitas unit distilasi. Indeks ini dikembangkan oleh Wilbur L.
Nelson pada tahun 1960an guna mengukur biaya relatif komponen untuk
mengembangkan suatu kilang. NCI membandingkan biaya pada berbagai unit upgrading,
misalnya catalytic cracker ataupun reformer yang merupakan unit andalan kilang modern
terhadap biaya yang diperlukan oleh Crude Distillation Unit (CDU).
Setelah minyak umpan diproses di CDU, sebagian komponen minyak akan diproses pada
berbagai unit upgrading maupun unit-unit proses lainnya. Kapasitas kilang ditentukan
berdasarkan kapasitas CDU-nya. NCI tersebut digunakan untuk menghitung biaya relatif
berbagai unit upgrading berdasarkan kapasitas kilang.
Kapasitas kilang dinyatakan dalam dua jenis satuan, yakni Barrels per Calendar Day (BCD)
dan Barrels per Stream Day (BSD). BCD menggunakan dasar jumlah hari kalender selama
setahun kilang beroperasi. BSD menggunakan dasar 330 hari. Sehingga, pada umumnya
nilai BSD 6% lebih besar dibandingkan BCD. Kapasitas kilang, pada berbagai situasi lebih
lazim dinyatakan dalam BSD, meskipun jika disebutkan kapasitas kilang pada satuan BPD
(Barrels per Day) kita tidak akan tahu apakah perhitungannya menggunakan calendar
day atau stream day.
9. Indonesia New Refineries Development
Dengan asumsi pertumbuhan permintaan BBM sebesar 4% per tahun dengan
produksi BBM sebesar 677 ribu barel per hari, maka kebutuhan BBM tahun 2015
diperkirakan mencapai 1.294 ribu barel per hari. Untuk mengatasi defisit BBM,
Indonesia setidaknya membutuhkan 3 kilang baru pada tahun 2015.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo dalam pertemuan dengan Kamar
Dagang dan Industri (KADIN), Kamis (15/12), memaparkan, kapasitas kilang
domestik saat ini mencapai 1.157 ribu barel per hari. Produksi BBM tahun 2010
mencapai 676 ribu barel per hari dan kebutuhan BBM tahun 2010 mencapai 1.064
ribu barel per hari. Sehingga terjadi defisit BBM tahun 2010 mencapai 388 ribu
barel per hari atau 36%. Sementara untuk tahun 2012, defisit BBM diperkirakan
mencapai 617 ribu barel per hari atau 48%.