Dokumen tersebut membahas tentang manajemen mutu terpadu di perguruan tinggi. Tiga poin utama dalam ringkasan adalah: (1) manajemen mutu terpadu melibatkan seluruh unsur di perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu, (2) mutu didefinisikan sebagai kepuasan pelanggan terhadap layanan pendidikan, dan (3) strategi pengembangan mutu meliputi pengembangan sumber daya manusia dan sarana prasarana.
3. 3
MUTU BERAWAL DARI
DIRI KITA SENDIRI
MUTU ADALAH NALURI MANUSIA
KITA SELALU MENGHARAP, BAHKAN MENUNTUT, MUTU
DARI ORANG LAIN.
TETAPI ORANG LAIN JUGA SELALU MENGHARAP DAN
MENUNTUT MUTU DARI DIRI KITA.
MGS/MMT/’96
4. 4
FILOSOFI MUTU KINERJA
1. Setiap pekerjaan menghasilkan barang dan/atau jasa.
2. Barang dan jasa itu diproduksi karena ada yang
memerlukan.
3. Orang-orang yang memerlukan barang/jasa itu disebut
pelanggan.
4. Barang dan/atau jasa itu merupakan sesuatu yang
dibutuhkan oleh pelanggannya.
5. Barang atau jasa itu harus dibuat sedemikian rupa agar
dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggannya.
6. Barang atau jasa itu disebut bermutu bila dapat meme-nuhi
atau melebihi kebutuhan dan harapan
pelanggannya.
C:/Filosofi Mutu Margono Slamet/MMT/96
6. 6
MANAJEMEN MUTU
PERGURUAN TINGGI
Tanggung jawab siapa ?
Tugas siapa ?
Semua orang yang bekerja di PT ikut
bertanggung-jawab, dan karena itu juga
harus ikut serta dalam pelaksanaannya.
Pimpinan seperti rektor, dekan, ketua
jurusan, dll bertanggung-jawab
memimpin tugas manajemen itu. Mereka
harus bisa menjamin adanya pengelolaan
pendidikan tinggi seperti seharusnya.
7. 7
PENGERTIAN TENTANG
MANAJEMEN MUTU TERPADU (MMT)
ATAU
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
(TQM)
MMT= Total Quality Management (TQM)
Total = Semua Hal/Aspek, dan Oleh Semua Orang
dalam Organisasi.
Manajemen konvensional yang dimanej 3M (Men,
Money, Materials).
Dengan TQM yang dimanej adalah quality atau mutu
dari barang dan/atau jasa yang dihasilkan.
8. prosedur- prosedur kerja agar dalam organisasi setiap
orang mau berusaha bekerja keras secara terus
menerus memperbaiki jalan menuju sukses.
8
MMT adalah suatu pola manajemen yang berisi
MMT bukanlah seperangkat peraturan dan
ketentuan yang kaku dan harus diikuti, melainkan
seperangkat prosedur dan proses untuk memperbaiki
kinerja dan meningkatkan mutu kerja.
MMT adalah suatu cara lain dalam mengatur kerja
orang banyak, dengan menyelaraskan kerja mereka
sedemikian rupa sehingga orang-orang itu menghadapi
tugasnya dengan penuh semangat dan berpartisipasi
dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan.
9. Tujuan utama MMT adalah meningkatkan mutu
9
pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan
efisiensi.
MMT menuntut adanya perubahan sifat
hubungan antara yang mengelola (pimpinan) dan
yang melaksanakan pekerjaan (dosen, karyawan,
laboran, teknisi, dsb.) Perintah dari atas diubah
menjadi inisiatif dari bawah. Tugas pimpinan
tidak hanya memberi perintah, tetapi mendorong
dan memfasilitasi perbaikan mutu pekerjaan
yang dilakukan oleh anggota/bawahannya.
10. Penerapan MMT meliputi lima unsur
10
utama :
1. Arah & Sistem Manajemen.
2. Pemberdayaan Sumberdaya Manusia.
3. Fokus pada Pelanggan.
4. Pengambilan Keputusan selalu ber-dasarkan
Fakta / Data.
5. Penggunaan Teknologi yang Tepat
untuk mendukung Unsur yang lain.
11. 11
MMT dan PENDIDIKAN TINGGI
Dalam menerapkan MMT, Pendidikan
Tinggi dipersepsikan sebagai industri
jasa atau industri pelayanan, bukan
sebagai proses produksi.
Setiap industri jasa/pelayanan pasti
memiliki pelanggan (customers).
12. Pelanggan Pendidikan Tinggi adalah :
A. PELANGGAN EKSTERNAL :
- PRIMER : Kelompok Sasaran Utama: Mahasiswa
- SEKUNDER: Masyarakat, Pemerintah, Orangtua
12
mahasiswa yang membiayai.
- TERSIER : Fihak lain yang memanfaatkan
hasil pendidikan tinggi.
B. PELANGGAN INTERNAL :
- Para dosen, Unsur-unsur Pimpinan,
- Pegawai Administrasi - Pegawai teknis.
13. 13
Jasa yang bermutu adalah yang dapat
memberi kepuasan kepada pelanggannya.
Semua pekerjaan di PT bersifat melayani
pelanggan, karena itu harus bermutu
supaya memuaskan pelanggan.
Mengapa???
Apakah MUTU itu ?
Mutu adalah jasa/pelayanan atau produk
yang menyamai atau melebihi kebutuhan
dan harapan pelanggannya.
14. 14
WHAT IS TQM ?
Total Quality Management (TQM) is a philosophy, a set of tools,
and a process whose output yields customer satisfaction and
continuous improvement.
THE FORMULA OF SUCCESS IS :
Effective Training
Effective Implementation
Executive Involvement.
(John L. Hradesky, 1995)
15. 15
DEFINISI MUTU
Apakah Mutu itu ?
MUTU ADALAH PADUAN SIFAT-SIFAT
BARANG ATAU JASA, YANG MENUNJUKKAN
KEMAMPUANNYA DALAM MEMENUHI
KEBUTUHAN PELANGGAN, BAIK
KEBUTUHAN YANG DINYATAKAN MAUPUN
YANG TERSIRAT.
16. 16
EMPAT USAHA MENDASAR UNTUK
MENGHASIKAN MUTU :
1. Ciptakan Situasi Menang-Menang, Bukan Kalah-
Menang.
2. Utamakan Menumbuhkan Motivasi Intrinsik dalam
Diri Setiap Orang.
3. Berorientasilah pada Proses dan Hasil Jangka
Panjang.
4. Utamakan Mengembangkan Kerja sama, Bukan
Persaingan.
17. 17
MUTU BERAWAL DARI
DIRI KITA SENDIRI
MUTU ADALAH NALURI MANUSIA
KITA SELALU MENGHARAP, BAHKAN MENUNTUT,
MUTU DARI ORANG LAIN.
TETAPI ORANG LAIN JUGA SELALU MENGHARAP
DAN MENUNTUT MUTU DARI DIRI KITA.
MGS/MMT/’96
18. 18
Q MUTU PELAYANAN JASA PENDIDIKAN
Perlu ada interaksi antara pelanggan dan pemberi jasa.
PELANGGAN
• KEBUTUHAN
• HARAPAN
• JASA YANG
BERMUTU
PEMBERI JASA
PUAS
24. 24
STRATEGI PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI
MUTU
SUASANA
KONDUSIF
PROSES KERJA
(Margono Slamet, 1996)
PENGEMBANGAN
INSTITUSI
SDM & PRASARANA &
SARANA
PROSES PENINGKATAN MUTU PERGURUAN TINGGI
MULAI DARI BAWAH MENUJU KE ATAS.
26. 26
PENATAAN SISTEM
PERGURUAN TINGGI
PENGEMBANGAN OTONOMI.
AKUNTABILITAS.
TEMPAT YANG MENGEMUKA BAGI
MOTIVASI SIVITAS AKADEMIKA DALAM SISTEM.
EVALUASI DIRI SEBAGAI DASAR
PEMBUATAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN.
AKREDITASI.
BAGI :
PENINGKATAN KUALITAS
BERKESINAMBUNGAN
DITJEN DIKTI / PMU-HEDS / 1996
27. 27
PARADIGMA BARU
PENATAAN PENDIDIKAN TINGGI
Otonomi
Evaluasi Diri
Akuntabilitas
Akreditasi
Kualitas
Ditjen Dikti / PMU-HEDS /1996
Lima komponen yang saling terkait ini perlu dijabarkan
menjadi seperangkat peraturan, pengaturan dan kesepakatan,
yang dapat digunakan sebagai acuan dan panduan dalam
penyelenggaraan pendidikan tinggi serta menjadi acuan dalam
pelaksanaan perguruan tinggi.
28. 28
IMPLIKASI KPPTJP III
Bekerja dengan :
PENINGKATAN KUALITAS BERKELANJUTAN.
PARADIGMA BARU PENATAAN PENDIDIKAN TINGGI.
RENCANA BERORIENTASI PADA PROGRAM.
PENENTUAN PRIORITAS YANG LEBIH KETAT.
PUSAT KEPUTUSAN TERSEBAR.
Bukan dengan :
CARA KERJA LAMA.
MARGINALISASI.
RENCANA BERORIENTASI PADA DANA.
MANAJEMEN MONOLITIK / POLA MANAJEMEN
TERPUSAT.
PERHATIAN TERLALU BESAR PADA HASIL (MENGU-RANGI
PERHATIAN TERHADAP DAMPAK).
HANYA BERGANTUNG PADA DANA PEMERINTAH.
Ditjen Dikti / PMU-HEDS / 1996