SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Oleh :
RENI NOVIANTI
856968964
PERLUASAN NILAI TEMPAT DESIMAL
Desimal : Decem  Sepuluh
Desimal : Sistem numerisasi
yang berbasis sepuluh, artinya
bilangan 10 dipakai sebagai
acungan pokok dalam
melambangkan dan menyebut
bilangan.
Sifat Numerisasi Desimal :
1. Menggunakan 10 lambang yang disebut angka
(digit), yatu 0,1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9.
2. Lambang bilangan dari 0 sampai 9 mempunyai
lambang yang sama dengan lambang-lambang
angka.
3. Bilangan-bilangan yang lebih dari 9 dinyatakan
sebagai suku-suku penjumlahan perpangkatan
dari 10.
4. Bersifat adiktif
5. Bersifat posisional.
Penulisan bilangan dalam notasi yang diperluas
dapat dalam 2 bentuk yaitu :
Bentuk baku (standar Form)
Bentuk panjang (expanded form)
23 = 2 x 10 + 3
2749 = 2 x 1000 + 7 x 100 + 4 x 10 + 9
Ruas Kiri adalah Bentuk Baku dan Ruas Kanan
adalah Bentuk Panjang.
Secara umum hubungan bentuk keduanya :
Definisi 4.1
Berdasarkan definisi 1, sistem nilai
tempat untuk bilangan bulat dapat
diperluas (extended) ke bilangan
rasional.
Bilangan rasional perl perhatian khusus
yaitu pecahana-pecahan yang
penyebutannya berpangkat dari 10, yaitu
mempunyai penyebut
Perluasan sistem nilai tempat berupa
pengembangan bentuk baku penulisan
menjadi 2 arah yaitu ke kiri dan ke kanan
Sebagai pernyataan bilangan rasional,
pecahan dapat disebut :
1. Pecahan biasa q + p dan q ≠ 0
2. Pecahan sejati p < q
3. Pecahan tidak sejati jika p > q
4. Pecahan campuran jika dapat
dituulis sebagai dengan
pecahan sejati
5. Pecahan sederhana jika (p,q) = 1 dan
p < q
 Dalam sistem numerisasi diperluas setiap bilangan
rasional dapat dinyatakan dalam notasi desimal.
 Lambang bilangan rasional dalam notasi desimal disebut
pecahan disebut desimal.
 Wujud bilangan rasional dalam pecahan desimal
dibedakan menjadi :
1. Desimal berakhir (terminating decimal), yaitu desimal-
desimal yang mengandung sejumlah angka, dan
dinyatakan dalam bentuk m dan n adalah
bilangan-bilangan cacah .
2. Desimal berulang/periodik (periodic/repeating decimal),
yaitu desimal-desimal yang mengandung serangkaian
terhingga angka-angka yang berulang sercara
terhingga.
Contoh :
Untuk bilangan-bilangan yang cukup
besar atau cukup kecil dalam basis 0,
atau dalam sistem desimal, terdapat
cara penulisan bilangan disebut notasi
ilmiah baku (standard scientific notation)
Memendekkan bilangan desimal disebut
Membulatkan (rouding off)
 Transalsi kesejajaraan dari bentuk pecahan
ke bentuk desimal dapat membantu siswa
lebih memahami dan lebih terampil dalam
mengoprasikan pecahan.
 Perkalian dan pembagian terseusund apat
dijelaskan melalui traslasi kesejajaran dan
penyederhanana.
Contoh :
Istilah persen dan peseratus adalah
sama, sehingga kata persen dan
perseratus dapat saling mengganti.
Contoh :
Kertas berpetak 10 x 10 dan lingkaran
berskala 100 dapat digunakan untuk
menjelaskan persen.
Contoh :
¼ dari satu daerah
0,25 dari suatu daerah
25 % dari suatu daerah
 Translasi kesejajaran untuk mengganti pecahan
menjadi persen adalah :
Contoh :
RASIO
 Semua pecahan adalah Rasio tetapi tidak
semua rasio adalah pecahan.
 Pecahan menyatakan perbandingan antara
bagian dengan keseluruhan.
 Rasio dapat menyatakan perbandingan antara
bagian dengan keseluruhan atau
perbandingan antara bagian dengan bagian.
 Masalah rasio banyak dijumpai dalam
matematika antara lain dalam kesebagunan
geometri, barisan geometri,fungsi trigonometri
dan probalitas
Contoh :
Di dalambarisan geometri :
2,6,18,54,142,486,…
Rasio dua suku yang berurutan adalah 3 yaitu
:
PROPORSI
 Proporsi adalah kesamaan dua rasio.
 Proporsi jika dan hanya jika ad = bc
 Bagi siswa sekolah dasar, tahap berfikir
proporsi teramsuk berpikir operasional formal.
 Penyelesaian proporsi dapat melibatkan nilai
satuan atau faktor pengali.
 Penyelesaian proporsi dapat melalui hubungan
proporsi dalam rasio atau proporsi antar rasio.

More Related Content

Similar to pembelajaran matematika sd.pptx

Bab 1 sistem_bilangan pdf
Bab 1 sistem_bilangan pdfBab 1 sistem_bilangan pdf
Bab 1 sistem_bilangan pdf
Rizma Ariyani
 
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a PatternProblem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
Ni wulie
 
Sistem Numerasi Arab-Hindu dan Romawi
Sistem Numerasi Arab-Hindu dan RomawiSistem Numerasi Arab-Hindu dan Romawi
Sistem Numerasi Arab-Hindu dan Romawi
Desy Aryanti
 

Similar to pembelajaran matematika sd.pptx (20)

Bilangan rasional
Bilangan rasionalBilangan rasional
Bilangan rasional
 
Bab 1 sistem_bilangan pdf
Bab 1 sistem_bilangan pdfBab 1 sistem_bilangan pdf
Bab 1 sistem_bilangan pdf
 
Presentasi Bilangan pecahan biasa dan desimal.pptx
Presentasi Bilangan pecahan biasa dan desimal.pptxPresentasi Bilangan pecahan biasa dan desimal.pptx
Presentasi Bilangan pecahan biasa dan desimal.pptx
 
Kamis matematika bentuk pecahan
Kamis matematika bentuk pecahanKamis matematika bentuk pecahan
Kamis matematika bentuk pecahan
 
Bilangan Rasional.ppt
Bilangan Rasional.pptBilangan Rasional.ppt
Bilangan Rasional.ppt
 
Basis Bilangan
Basis BilanganBasis Bilangan
Basis Bilangan
 
PECAHAN (Nova elvina)
PECAHAN (Nova elvina)PECAHAN (Nova elvina)
PECAHAN (Nova elvina)
 
Pecahan
PecahanPecahan
Pecahan
 
Sistem bilangan3
Sistem bilangan3Sistem bilangan3
Sistem bilangan3
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Sistem bilangan2
Sistem bilangan2Sistem bilangan2
Sistem bilangan2
 
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan DeretBahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
Bahan Ajar Pola biliangan, Barisan dan Deret
 
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxMatematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Bilangan Pecahan
Bilangan Pecahan Bilangan Pecahan
Bilangan Pecahan
 
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a PatternProblem Solving Strategies Finding a Pattern
Problem Solving Strategies Finding a Pattern
 
PPT ESPS MATEMATIKA 6 (BAB V).pptx
PPT ESPS MATEMATIKA 6 (BAB V).pptxPPT ESPS MATEMATIKA 6 (BAB V).pptx
PPT ESPS MATEMATIKA 6 (BAB V).pptx
 
sistem bilangan.ppt
sistem bilangan.pptsistem bilangan.ppt
sistem bilangan.ppt
 
Aljabar Dasar.
Aljabar Dasar.Aljabar Dasar.
Aljabar Dasar.
 
Sistem Numerasi Arab-Hindu dan Romawi
Sistem Numerasi Arab-Hindu dan RomawiSistem Numerasi Arab-Hindu dan Romawi
Sistem Numerasi Arab-Hindu dan Romawi
 

Recently uploaded

Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 

pembelajaran matematika sd.pptx

  • 2. PERLUASAN NILAI TEMPAT DESIMAL Desimal : Decem  Sepuluh Desimal : Sistem numerisasi yang berbasis sepuluh, artinya bilangan 10 dipakai sebagai acungan pokok dalam melambangkan dan menyebut bilangan.
  • 3. Sifat Numerisasi Desimal : 1. Menggunakan 10 lambang yang disebut angka (digit), yatu 0,1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9. 2. Lambang bilangan dari 0 sampai 9 mempunyai lambang yang sama dengan lambang-lambang angka. 3. Bilangan-bilangan yang lebih dari 9 dinyatakan sebagai suku-suku penjumlahan perpangkatan dari 10. 4. Bersifat adiktif 5. Bersifat posisional.
  • 4. Penulisan bilangan dalam notasi yang diperluas dapat dalam 2 bentuk yaitu : Bentuk baku (standar Form) Bentuk panjang (expanded form) 23 = 2 x 10 + 3 2749 = 2 x 1000 + 7 x 100 + 4 x 10 + 9 Ruas Kiri adalah Bentuk Baku dan Ruas Kanan adalah Bentuk Panjang. Secara umum hubungan bentuk keduanya :
  • 6. Berdasarkan definisi 1, sistem nilai tempat untuk bilangan bulat dapat diperluas (extended) ke bilangan rasional. Bilangan rasional perl perhatian khusus yaitu pecahana-pecahan yang penyebutannya berpangkat dari 10, yaitu mempunyai penyebut Perluasan sistem nilai tempat berupa pengembangan bentuk baku penulisan menjadi 2 arah yaitu ke kiri dan ke kanan
  • 7. Sebagai pernyataan bilangan rasional, pecahan dapat disebut : 1. Pecahan biasa q + p dan q ≠ 0 2. Pecahan sejati p < q 3. Pecahan tidak sejati jika p > q 4. Pecahan campuran jika dapat dituulis sebagai dengan pecahan sejati 5. Pecahan sederhana jika (p,q) = 1 dan p < q
  • 8.  Dalam sistem numerisasi diperluas setiap bilangan rasional dapat dinyatakan dalam notasi desimal.  Lambang bilangan rasional dalam notasi desimal disebut pecahan disebut desimal.  Wujud bilangan rasional dalam pecahan desimal dibedakan menjadi : 1. Desimal berakhir (terminating decimal), yaitu desimal- desimal yang mengandung sejumlah angka, dan dinyatakan dalam bentuk m dan n adalah bilangan-bilangan cacah . 2. Desimal berulang/periodik (periodic/repeating decimal), yaitu desimal-desimal yang mengandung serangkaian terhingga angka-angka yang berulang sercara terhingga.
  • 10. Untuk bilangan-bilangan yang cukup besar atau cukup kecil dalam basis 0, atau dalam sistem desimal, terdapat cara penulisan bilangan disebut notasi ilmiah baku (standard scientific notation) Memendekkan bilangan desimal disebut Membulatkan (rouding off)
  • 11.  Transalsi kesejajaraan dari bentuk pecahan ke bentuk desimal dapat membantu siswa lebih memahami dan lebih terampil dalam mengoprasikan pecahan.  Perkalian dan pembagian terseusund apat dijelaskan melalui traslasi kesejajaran dan penyederhanana. Contoh :
  • 12. Istilah persen dan peseratus adalah sama, sehingga kata persen dan perseratus dapat saling mengganti. Contoh : Kertas berpetak 10 x 10 dan lingkaran berskala 100 dapat digunakan untuk menjelaskan persen.
  • 13. Contoh : ¼ dari satu daerah 0,25 dari suatu daerah 25 % dari suatu daerah
  • 14.  Translasi kesejajaran untuk mengganti pecahan menjadi persen adalah : Contoh :
  • 15. RASIO  Semua pecahan adalah Rasio tetapi tidak semua rasio adalah pecahan.  Pecahan menyatakan perbandingan antara bagian dengan keseluruhan.  Rasio dapat menyatakan perbandingan antara bagian dengan keseluruhan atau perbandingan antara bagian dengan bagian.  Masalah rasio banyak dijumpai dalam matematika antara lain dalam kesebagunan geometri, barisan geometri,fungsi trigonometri dan probalitas
  • 16. Contoh : Di dalambarisan geometri : 2,6,18,54,142,486,… Rasio dua suku yang berurutan adalah 3 yaitu :
  • 17. PROPORSI  Proporsi adalah kesamaan dua rasio.  Proporsi jika dan hanya jika ad = bc  Bagi siswa sekolah dasar, tahap berfikir proporsi teramsuk berpikir operasional formal.  Penyelesaian proporsi dapat melibatkan nilai satuan atau faktor pengali.  Penyelesaian proporsi dapat melalui hubungan proporsi dalam rasio atau proporsi antar rasio.