SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR AGRONOMI 
“BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG DARAT” 
NAMA :Ferli dian saputra 
NPM :E1J012108 
DOSEN :Dr. Ir. Supanjani M.sc 
SHIFT :RABU 08:00-09:40 
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI 
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN 
FAKULTAS PERTANIAN 
UNIVERSITAS BENGKULU 
2013
BAB I 
PENDAHULUAN 
Latar belakang 
Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung 
disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang 
kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, China Selatan, Australia dan bagian 
negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian 
Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari. 
Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat banyak 
ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual ke pasar. Bagian tanaman 
kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. 
Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi, 
mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang 
berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan. Ada dua bentuk kangkung. Kangkung 
mempunyai daun yang licin dan berbentuk mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini 
memiliki batang yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal 
daun. Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang 
menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis daun lebar dan 
daun tirus. 
Tujuan praktikum 
Tujuan dari praktikum tentang praktikum ini adalah untuk mempelajari cara budida ya 
kangkung darat dengan baik dan benar. 
Manfaat praktikum 
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa mengetahui cara membudidayaka n 
tanaman kangkung darat di daerah perladangan dengan baik .
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
Kangkung adalah salah satu jenis tanaman sayuran daun yang mampu hidup di darat 
atau di air. Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh yang sulit. Salah 
satu syarat yang penting adalah air yang cukup. Apabila kekurangan air pertumbuhannya akan 
mengalami hambatan. Kangkung diperbanyak dengan stek batang yang panjangnya 20-25 cm 
atau dengan biji. Untuk penanaman kangkung di darat digunakan benih dari biji, namun dapat 
pula digunakan stek. Untuk mempercepat perkecambahan diperlukan perendaman benih di 
dalam air selama satu malam sebelum benih itu disebarkan (Sutarya, 1995). 
Adapun waktu tanam kangkung yang baik adalah pada musim hujan untuk kangkung 
darat dan musim kemarau untuk kangkung air. Sementara waktu tanam kangkung yang 
dibudidayakan untuk di ambil bijinya (pembibitan) adalah pada musim kemarau. Untuk 
kangkung darat, umumnya dikembangbiakkan dengan biji. Persiapan lahan untuk penanaman 
kangkung darat dilakukan dengan cara pencangkulan tanah, kemudian diberi pupuk kandang 
atau kompos. Sementara panjang bedengan tergantung keadaan lahan dan keinginan kita 
(Sunanjono, 2003). 
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). 
Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke 
dalam: Kangkung Darat (Ipomoea reptana) 
Klasifikasi: 
Kingdom : Plantae (Tumbuhan) 
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) 
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) 
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) 
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) 
Sub Kelas : Asteridae 
Ordo : Solanales 
Famili : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan) 
Genus : Ipomoea 
Spesies : Ipomoea reptana
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam 
waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea 
reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan 
Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit (Sujitno, 2004) 
Menurut Santoso, 1990. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air: 
 Warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung 
darat bunga putih bersih. 
 Bentuk daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada 
kangkung darat. Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan 
kangkung darat putih kehijau-hijauan. 
 Kebiasaan berbiji. Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu 
sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan 
stek pucuk batang. 
 Manfaat tanaman kangkung darat. 
Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya 
sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki 
kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan 
mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan. 
 Syarat pertumbuhan 
Iklim 
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh 
pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk 
pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman 
kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh 
rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, 
sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun 
(Kuswanto, 1997). 
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari 
yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh 
memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan
kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun 
bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. 
Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka 
temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, 
maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen. 
 Media Tanam 
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan 
organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.Tanaman kangkung darat tidak menghendaki 
tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air 
membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. 
Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung 
merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun 
kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin 
A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung 
darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat yang 
berair dan basah. 
Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan yang 
dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang sintetis atas dunia 
pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, 
semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni 
(biasanya un organik) di laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap 
lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas 
hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif stabil, 
serta memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan pas.Tanaman 
kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki 
kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik (Sunanjono, 2003).
BAB III 
PELAKSANAAN PRAKTIKUM 
1. Waktu dan tempat praktikum 
Praktikum ini dilaksanakan dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2013 
dan waktu yang di gunakan yaitu dari jam (08:00-09:50). Praktikum ini dilakukan di pada lahan 
sawah dibelakang kandang peternakan yang berada di kawasan Universitas Bengkulu. 
2. Bahan dan alat praktikum 
Bahan yang digunakan antara lain : benih kangkung, pupuk urea, sp36 dan kcl, furadan. 
sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul dan tali raffia. 
3. Metode pelaksanaan 
a. Penentuan Petak Percobaan 
b. Mentukan Letak Lobang Tanam 
c. Penanaman Benih 
d. Pemupukan 
e. Pengairan 
f. Penyulaman 
g. Penyiangan Pembunbunan rumpun tanaman 
h. Pengendalian OPT 
i. Pemanenan 
4. Cara kerja 
a. Penentuan Petak Percobaan 
Menentukan petak percobaan berukuran 2,5 m x 3.0m 
Pengolah Tanah 
 Tanah diolah dengan cara membersihkian lahan terlebih dari gulma dan sisa 
tanaman kemudian dicangkul hingga gemburkan. 
 Membuat siring sebagai batas petakan sedalam 30cm dan lebar 50 cm disekeliling 
petakan. 
 Meratakan permukaan tanah pada petakkan sehingga tinggi permukaan tanah sama.
b. Mentukan Letak Lobang Tanam 
 Menentukan lubang tanam berdasarkan jarak yang akan diaplikasikan, yaitu 
dengan cara menetapkan letak tanaman sudut = ¼ x jarak tanamannya, kemudian 
meletakkan tanaman berikutnya mengikuti jarak tanamnya yaitu 10 X 20 . 
 Merentangkan tali jarak tanam sejajar dengan tepi petakan dan simpul pertama 
tepat pada letak tanaman sudut, untuk menentukan lubang tanam pada barisan 
tanaman, demikiannya seterusnya. 
 Membuat lubang tanam dengan cara menugal sedalam 3 – 4 cm tepat pada simpul 
– simpul tali jarak tanam. 
c. Penanaman Benih 
 Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak jumlah 
tanaman yang diharapkan tumbuh, kemudian memasukkan furadan 2-5 butir pada 
setiap lubang tersebut. 
 Memeriksa bahwa lubang tanam telah ada benih dan furadan yang dimasukkan, 
kemudian lubang tanam ditutp dengan tanah yang remah. 
d. Pemupukan 
Dasar pemupukan sesuai dosisi (lihat tabel) dengan cara membuat alur terlebih dahulu 
berjarak 10 cm sejajar dengan barisan tanaman, kemudian taburkan pupuk. 
e. Pengairan 
Pengairan dilakukan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang tanam hingga tanah 
cukup basah. 
f. Penyulaman 
Seminggu setelah tanam, dilakukan penanaman susulan (penyulaman) pada lubang 
tanam benihnya tidak tumbuh atau tidak normal dengan menggunakan benih dengan 
cara yang sama dengan penanaman awal. 
g. Penyiangan dan penbunbunan 
Dilakukan penyiangan untuk mengendalikan gulma, menggemburkan tanah dan 
meninbum perakaran tanaman pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. 
h. Pengendalian OPT
Jika terdapat gejala serangan hama atau penyakit pada tanamannya, dilakukan 
pengendalian secara kimiawi denga menyemprot larutan pestisida terhadap semua 
tanaman di seluruh petakan tersebut. Memperhatikan jenis, dosis dan caraaplikasinya 
sesuaikan dengan jenis OPT, tingkat serangan dan keadaan lingkungan. 
i. Pemanenan 
Dilakukan pemanenan jika telah menunjukkan tanda-tanda (kriteria) siap panen atau 
sudah waktunya panen. Panen meliputi : 
 Panen tanaman sampel : semua tanaman sampel dipanen seluruh bagian 
tanamannya. 
 Panen produksi : sealin tanaman sampel, seluruh hasils tanaman dipanen dengan 
cara mengambil hasil ekonomisnya, dan meninggalkan massa non ekonomis. 
5. Sifat-sifat yang diamati 
Untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk pembuatan lapoaran lakukan lah 
pengamatan secara cermat terhadap perubah dan hasil tanaman yang meliputi : 
1. Tinggi tanaman, ukurlah tinggi tanaman dari pangkal batang atau permukaan tanah 
pada pucuk tanaman terhadap 10 tanaman sampel yang mewakili populasi dengan 
penentuan secar acak. 
2. Jumlah daun pertanaman, hitunglah jumlah daun yang berwarna hijau dan telah 
membuka sempurna pada setiap tanaman sampel. 
3. Luas daun pertanaman, lakukan pengamatan luas daun pertanaman dengan cara sebagai 
berikut 
- Petiklah seluruh daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempurna dari 
setipap tanaman sampel lalu timbanglah dan catatalah beratnya. (P gram) 
- Ambilah 10 helai daun yang ukuranya > 10cm, lalu di tumpuk dengan rapi. 
- Letakkan sepotong kertas berukuran 2x2cm diatas di tumpukan daun tersebut 
posisinya di tengah helain. 
- Potonglah secara vertical daun tersebut, tepat disisi tepian potongan kertas 
- Timbanglah seluruh potongan daun di bawah kertas tadi, catatlah berat nya (Q 
gram)
퐴 = 
P gram x 4 cm2 
푄 푔푟푎푚 
- Berat segar pertanaman, timbanglah satupersatu dari kelima tanaman sampel 
kemudian di ratakan. 
BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
1. Hasil 
 Tabel pengamatan Minggu ke 1 
Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun 
1 7 2 
2 6,7 3 
3 6 4 
4 11 6 
5 5,4 5 
6 4,4 4 
7 6,4 5 
8 7 5 
9 6,5 4 
 Tabel pengamatan Minggu ke 2 
Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun 
1 13 14 
2 12,5 13 
3 15 14 
4 16 10 
5 11,5 17 
6 9 10
7 13 11 
8 15 11 
9 13 12 
 Tabel pengamatan Minggu ke 3 
Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun 
1 16,5 21 
2 14,7 17 
3 20 21 
4 19 12 
5 15 21 
6 15 16 
7 16 16 
8 19 15 
9 15 17 
 Tabel pengamatan Minggu ke 4 
Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun 
1 18,7 25 
2 20,5 24 
3 23,8 26 
4 24,4 18 
5 19,5 23 
6 20 21 
7 20 20 
8 21 20 
9 22 22
 Tabel hasil keseluruhan antara berat sampel dengan akar, dan tanpa akar 
NO Berat sampel 
dengan akarnya 
Berat tanpa akar 
1 250 g 100 g 
2 150 g 100 g 
3 120 g 50 g 
4 50 g 30 g 
5 150 g 80 g 
6 249 g 120 g 
7 160 g 70 g 
8 49 g 20 g 
9 90 g 50 g 
 X = 
풑 품풓풂풎 
푸 품풓풂풎 
x 4 cm x 10 
 X = 
ퟏퟔ,ퟏퟏ 
ퟒ,ퟑퟑ 
x 10 = 37, 209 g 
Peubah Jumlah 
daun 
Rataan 
daun 
Luas area Bobot pupus Bobot 
akar 
ILD 22,11 40 cm 3 2 x 3 cm3 6,5 1,5 
NPA 6,5 1,5 
 ILD = 1, 474 g 
 NPA = 4,33 g
2. Pembahasan 
a. Pengolahan Lahan 
Pembukaan Lahan Sebelum diolah lahan yang akan digunakan di cangkul terlebih 
dahulu Petak lahan pada tanaman kangkung dibuat dengan ukuran 2mx3m dengan jarak 
antar bedengan 0,5 m. Jarak antar bedeng dibuat selokan dengan kedalaman 0,3 m dengan 
lebar 0,5 m. .Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan pembuangan air yang 
berlebih dan untuk memudahkan pemeliharaan. Namun kendala yang kami dapati adalah 
kesulitan dalam menggemburkan tanah , karena tekstur tanah yang ada pada lahan adalah 
liat sehingga ketika mencangkul tanahnya melekat pada cangkul. Hal ini sangatlah 
berbeda apabila bercocok tanam di lahan yang kering , tentu sangat mudah dalam 
mengolah tanah. 
b. Pembibitan dan Penanaman 
Dalam Teknik penanaman benih pada lahan yang telah di olah maka kita harus 
mengetahui terlebih dahulu berapa benih yang di butuhkan, dengan perhitungan : 
푥 = ukuran lahan 
jarak tanam 
= 
200x300 
10x20 
= 60000 
200 
= 300 benih 
Jadi dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa 300 benih yang kita butuhkan untuk 
lahan dengan luas 2 X 3 m, dengan jarak tanam 10 X 20. Setiap lubang tanam kita 
berikan 2 benih kangkung, jadi total ada 150 rumpun, tapi hal yang kami temui 
dilapangan adalah bibit yang diberikan kurang dari jumlah yang ditentukan diatas 
sehingga kami harus mengubah jarak tanam yang sudah ditentukan menjadi 20 X 20 
sehingga jumlah rumpun tanaman yang kami dapatkan adalah 75. 
c. Pembuatan lubang tanaman 
pembuatan lubang tanam yang kami lakukan adalah dengan cara membuat rentang tali 
raffia dari luas lahan dengan jarak 20 X 20 , dari setiap jarak 20 cm itulah kami letakkan 
lubang tanam, hal ini tidak sesuai dengan ketentuan dengan jarak yang telah ditentukan 
yaitu 10 X 20 , tetapi karena kendala bibit yang kurang cara ini harus kami lakukan. 
Dalam hal ini tentu efisiensi lahan menjadi berkurang dan berdampak pada kerugian
terhadap jumlah tanaman yang didapat dan akan dipanen. 
d.Penanaman 
Setelah membuat lubang tanam 5-7 cm kami mengisi setiap lubang dengan 2 biji bibit 
kangkung lalu kami menimbunnya dengan tanah kurang dari 2 cm. Lubang yang 
dapatkan adalah 75 buah. 
e.Pemupukan dan Penyulaman 
Pupuk dasar sesui anjuran (60 g Urea, 24 kg SP-36,dan 24 g KCL) diberikan pada 
alur pupuk yang dibuat tepat diantara barisan tanamn. Untuk urea kami memberikannya 2 
kali sehingga total yang kami berikan dalam 1 kali pemberian adalah 30 gram 
Penyulaman dilakukan pada saat 1 minggu setelah tanam . Buat lubang tanam lagi pada 
tempat yang benihnya tidak tumbuh.Tanam benih seperti saat menanam. 
f.Pemeliharaan Tanaman 
Aspek penting dalam pemeliharaan adalah penyiraman,penyiagan dan 
penggemburan tanah,pemupukan susulan jika kondisi tanaman terlihat kekurangan unsure 
hara dan pengendalian hama penyakit. 
1. Penyiraman tidak kami lakukan karena posisi lahan kami terendam air jadi bila disiram 
akan percuma saja karena kebutuhan air sudah tercukupi 
2. Penyiangan dan penggemburan dilakukan 2 minggu setelah tanam selanjutbya tiap 
minggu dilakukan penyiangan dan penggemburan. 
3. Pemupukan susulan berupa Urea dengan dosis 30 g diberikan pada 2 minggu setelah 
tanam. 
g.Pengamatan 
Pengamatan daya tumbuh 
Pada umur 1 MTS menghitung benih yang tumbuh.Kemudian menghitung presentase 
daya tumbuh benih,dan mengamati tipe perkecambahannya, apakah hypogeal atau 
epigeal. Daya tumbuh : Jumlah benih yang tumbuh x 100% Jumlah benih yang 
ditanam Pengamatan pertumbuhan vegetative dan hasil 
Pengamatan tanamn dilakukan mulai 2 MST pada jadwal praktikum di lahan. Pengamatan 
dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman,jumlah daun dan lebar daun.Untuk 
pengamatn dipilih dan dipasang ajir pada 5 tanaman contoh. 
h.Pemanenan 
Panen Kangkung dapat dilakukan beberapa kali,dapat dilakukan dengan cara di Cabut 
beserta akarnya, mengikat setiap 9 rumpun sampel kangkung yang dipanen.Menimbang 
tiap bobot kangkung yang diikat,kemudian menimbang bobot total hasil panen.Dari hasil
panen kemudian memperkirakan hasil panen kangkung per hektar.Tanaman yang berusia 
lebih dari 35 hari harus dipanen seluruhnya,karena jika tidak dipanen kualitasnya akan 
menurun. Dari pemanenan kami dapatkan berat keseluruhan kangkung yang kami 
timbang yakitu 6,5 kg. 
BAB V 
KESIMPULAN 
Dari praktikum lapangan yang kami lakukan dapat saya simpulkan bahwa: kangkung 
darat kurang cocok untuk dibudidayakan di tanah sawah karena kondisi yang terlalu banyak air 
membuat kangkung pertumbuhannya menjadi terhambat. Selain itu perlu perlakuan yang serius 
dalam berbudidaya kangkung ini pada lahan sawah. 
. 
. DAFTAR PUSTAKA 
Adiwidjaja, Dkk. 1999. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan 
dan Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomoeae reptans) kultivar sutera pada Inceptisols 
Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran Fakultas Pertanian 
UNPAD. Bandung.. 
Merakati, Dkk. 2013. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi. Faperta. Universitas 
Bengkulu. 
Kuswanto. 1997. Teknik Budidaya Kankung Darat. Gramedia pustaka Utama. Jakarta. 
Santoso. 1990. Ciri Morfologi Tanaman Kangkung.Http: santoso@blogger.Com. DI: 12 
Desember 2013 at 20:00. 
Sujitno. 2004. Kumpulan Klasifikasi Tanaman Sayur. PT Alex Media Komputindo. Jakarta. 
Sunanjono. 2004. Teknik budidaya tanaman Sayur-Kangkung. PT Alex Media Komputindo. 
Jakarta. 
Sutaryo. 1995. Budidaya Tanaman Kangkung. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

More Related Content

What's hot (18)

Acara ii persemaian
Acara ii persemaianAcara ii persemaian
Acara ii persemaian
 
Makalah budidaya tanaman semusim
Makalah budidaya tanaman semusimMakalah budidaya tanaman semusim
Makalah budidaya tanaman semusim
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Rbt tugasan sem 6
Rbt tugasan sem 6Rbt tugasan sem 6
Rbt tugasan sem 6
 
Ubi jalar
Ubi jalarUbi jalar
Ubi jalar
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
 
Zaras
ZarasZaras
Zaras
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Budidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman GambirBudidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman Gambir
 
Kacang tanah
Kacang tanahKacang tanah
Kacang tanah
 
Singkong
SingkongSingkong
Singkong
 
Penyediaan tapak tanaman sayuran
Penyediaan tapak tanaman sayuranPenyediaan tapak tanaman sayuran
Penyediaan tapak tanaman sayuran
 
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padiHAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
 
Makalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentangMakalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentang
 
Salak
SalakSalak
Salak
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
Khsr Perkebunan Tahun 6 1
Khsr Perkebunan Tahun 6 1Khsr Perkebunan Tahun 6 1
Khsr Perkebunan Tahun 6 1
 
Proposal mentimun
Proposal mentimunProposal mentimun
Proposal mentimun
 

Similar to Ferli dasgron (20)

Kumis kucing
Kumis kucingKumis kucing
Kumis kucing
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Pedoman Teknis Budidaya Jambu air
Pedoman Teknis Budidaya Jambu airPedoman Teknis Budidaya Jambu air
Pedoman Teknis Budidaya Jambu air
 
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
 
Disusun ole1
Disusun ole1Disusun ole1
Disusun ole1
 
Kunyit
KunyitKunyit
Kunyit
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Pisang
PisangPisang
Pisang
 
Pisang
PisangPisang
Pisang
 
Pisang
PisangPisang
Pisang
 
Makalah_8 Makalah diskusi 2 kel 3
Makalah_8 Makalah diskusi 2 kel 3Makalah_8 Makalah diskusi 2 kel 3
Makalah_8 Makalah diskusi 2 kel 3
 
Kacang hijau
Kacang hijauKacang hijau
Kacang hijau
 
Sawo
SawoSawo
Sawo
 
Nenas
NenasNenas
Nenas
 
Budidaya Nanas.pdf
Budidaya Nanas.pdfBudidaya Nanas.pdf
Budidaya Nanas.pdf
 
Kedondong
KedondongKedondong
Kedondong
 
Budidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam SemangkaBudidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam Semangka
 

More from Ferli Dian SAputra

Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2Ferli Dian SAputra
 
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)Ferli Dian SAputra
 
0825162002141. sumber daya-air
0825162002141. sumber daya-air0825162002141. sumber daya-air
0825162002141. sumber daya-airFerli Dian SAputra
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanFerli Dian SAputra
 
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliLaporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliFerli Dian SAputra
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliFerli Dian SAputra
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginLaporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginFerli Dian SAputra
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliFerli Dian SAputra
 
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasiFerli Dian SAputra
 
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalianFerli Dian SAputra
 
320013231213 bab 15 pembuatan np
320013231213 bab 15 pembuatan np320013231213 bab 15 pembuatan np
320013231213 bab 15 pembuatan npFerli Dian SAputra
 
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalianFerli Dian SAputra
 
230113231213 bab 16 penggunaan np
230113231213 bab 16 penggunaan np230113231213 bab 16 penggunaan np
230113231213 bab 16 penggunaan npFerli Dian SAputra
 
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkapLaporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkapFerli Dian SAputra
 

More from Ferli Dian SAputra (18)

Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-2
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-2
 
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)Pp  irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
Pp irigasi drainasi gnp 13 14-1 (1)
 
Pp irigasi drainasi gnp 13 14
Pp  irigasi drainasi gnp 13 14Pp  irigasi drainasi gnp 13 14
Pp irigasi drainasi gnp 13 14
 
5225162002142. peranan air
5225162002142. peranan air5225162002142. peranan air
5225162002142. peranan air
 
0825162002141. sumber daya-air
0825162002141. sumber daya-air0825162002141. sumber daya-air
0825162002141. sumber daya-air
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awan
 
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliLaporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginLaporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi angin
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
 
Acara 4 ferli klimatologi
Acara 4 ferli klimatologiAcara 4 ferli klimatologi
Acara 4 ferli klimatologi
 
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
485610291113 ddm pemberian perintah dan motivasi
 
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
440213231213 bab 13 aspek penting dalam pengendalian
 
395910291113 ddm kepemimpinan
395910291113 ddm kepemimpinan395910291113 ddm kepemimpinan
395910291113 ddm kepemimpinan
 
320013231213 bab 15 pembuatan np
320013231213 bab 15 pembuatan np320013231213 bab 15 pembuatan np
320013231213 bab 15 pembuatan np
 
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
245612231213 bab 11 dasar-dasar proses pengendalian
 
230113231213 bab 16 penggunaan np
230113231213 bab 16 penggunaan np230113231213 bab 16 penggunaan np
230113231213 bab 16 penggunaan np
 
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkapLaporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkap
 

Recently uploaded

SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGmamaradin
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIHepySari1
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Ferli dasgron

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR AGRONOMI “BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG DARAT” NAMA :Ferli dian saputra NPM :E1J012108 DOSEN :Dr. Ir. Supanjani M.sc SHIFT :RABU 08:00-09:40 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, China Selatan, Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual ke pasar. Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan. Ada dua bentuk kangkung. Kangkung mempunyai daun yang licin dan berbentuk mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis daun lebar dan daun tirus. Tujuan praktikum Tujuan dari praktikum tentang praktikum ini adalah untuk mempelajari cara budida ya kangkung darat dengan baik dan benar. Manfaat praktikum Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa mengetahui cara membudidayaka n tanaman kangkung darat di daerah perladangan dengan baik .
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kangkung adalah salah satu jenis tanaman sayuran daun yang mampu hidup di darat atau di air. Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh yang sulit. Salah satu syarat yang penting adalah air yang cukup. Apabila kekurangan air pertumbuhannya akan mengalami hambatan. Kangkung diperbanyak dengan stek batang yang panjangnya 20-25 cm atau dengan biji. Untuk penanaman kangkung di darat digunakan benih dari biji, namun dapat pula digunakan stek. Untuk mempercepat perkecambahan diperlukan perendaman benih di dalam air selama satu malam sebelum benih itu disebarkan (Sutarya, 1995). Adapun waktu tanam kangkung yang baik adalah pada musim hujan untuk kangkung darat dan musim kemarau untuk kangkung air. Sementara waktu tanam kangkung yang dibudidayakan untuk di ambil bijinya (pembibitan) adalah pada musim kemarau. Untuk kangkung darat, umumnya dikembangbiakkan dengan biji. Persiapan lahan untuk penanaman kangkung darat dilakukan dengan cara pencangkulan tanah, kemudian diberi pupuk kandang atau kompos. Sementara panjang bedengan tergantung keadaan lahan dan keinginan kita (Sunanjono, 2003). Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam: Kangkung Darat (Ipomoea reptana) Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan) Genus : Ipomoea Spesies : Ipomoea reptana
  • 4. Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit (Sujitno, 2004) Menurut Santoso, 1990. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air:  Warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat bunga putih bersih.  Bentuk daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada kangkung darat. Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan.  Kebiasaan berbiji. Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan stek pucuk batang.  Manfaat tanaman kangkung darat. Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.  Syarat pertumbuhan Iklim Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun (Kuswanto, 1997). Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan
  • 5. kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.  Media Tanam Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah. Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya un organik) di laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif stabil, serta memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan pas.Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik (Sunanjono, 2003).
  • 6. BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Waktu dan tempat praktikum Praktikum ini dilaksanakan dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2013 dan waktu yang di gunakan yaitu dari jam (08:00-09:50). Praktikum ini dilakukan di pada lahan sawah dibelakang kandang peternakan yang berada di kawasan Universitas Bengkulu. 2. Bahan dan alat praktikum Bahan yang digunakan antara lain : benih kangkung, pupuk urea, sp36 dan kcl, furadan. sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul dan tali raffia. 3. Metode pelaksanaan a. Penentuan Petak Percobaan b. Mentukan Letak Lobang Tanam c. Penanaman Benih d. Pemupukan e. Pengairan f. Penyulaman g. Penyiangan Pembunbunan rumpun tanaman h. Pengendalian OPT i. Pemanenan 4. Cara kerja a. Penentuan Petak Percobaan Menentukan petak percobaan berukuran 2,5 m x 3.0m Pengolah Tanah  Tanah diolah dengan cara membersihkian lahan terlebih dari gulma dan sisa tanaman kemudian dicangkul hingga gemburkan.  Membuat siring sebagai batas petakan sedalam 30cm dan lebar 50 cm disekeliling petakan.  Meratakan permukaan tanah pada petakkan sehingga tinggi permukaan tanah sama.
  • 7. b. Mentukan Letak Lobang Tanam  Menentukan lubang tanam berdasarkan jarak yang akan diaplikasikan, yaitu dengan cara menetapkan letak tanaman sudut = ¼ x jarak tanamannya, kemudian meletakkan tanaman berikutnya mengikuti jarak tanamnya yaitu 10 X 20 .  Merentangkan tali jarak tanam sejajar dengan tepi petakan dan simpul pertama tepat pada letak tanaman sudut, untuk menentukan lubang tanam pada barisan tanaman, demikiannya seterusnya.  Membuat lubang tanam dengan cara menugal sedalam 3 – 4 cm tepat pada simpul – simpul tali jarak tanam. c. Penanaman Benih  Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak jumlah tanaman yang diharapkan tumbuh, kemudian memasukkan furadan 2-5 butir pada setiap lubang tersebut.  Memeriksa bahwa lubang tanam telah ada benih dan furadan yang dimasukkan, kemudian lubang tanam ditutp dengan tanah yang remah. d. Pemupukan Dasar pemupukan sesuai dosisi (lihat tabel) dengan cara membuat alur terlebih dahulu berjarak 10 cm sejajar dengan barisan tanaman, kemudian taburkan pupuk. e. Pengairan Pengairan dilakukan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang tanam hingga tanah cukup basah. f. Penyulaman Seminggu setelah tanam, dilakukan penanaman susulan (penyulaman) pada lubang tanam benihnya tidak tumbuh atau tidak normal dengan menggunakan benih dengan cara yang sama dengan penanaman awal. g. Penyiangan dan penbunbunan Dilakukan penyiangan untuk mengendalikan gulma, menggemburkan tanah dan meninbum perakaran tanaman pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. h. Pengendalian OPT
  • 8. Jika terdapat gejala serangan hama atau penyakit pada tanamannya, dilakukan pengendalian secara kimiawi denga menyemprot larutan pestisida terhadap semua tanaman di seluruh petakan tersebut. Memperhatikan jenis, dosis dan caraaplikasinya sesuaikan dengan jenis OPT, tingkat serangan dan keadaan lingkungan. i. Pemanenan Dilakukan pemanenan jika telah menunjukkan tanda-tanda (kriteria) siap panen atau sudah waktunya panen. Panen meliputi :  Panen tanaman sampel : semua tanaman sampel dipanen seluruh bagian tanamannya.  Panen produksi : sealin tanaman sampel, seluruh hasils tanaman dipanen dengan cara mengambil hasil ekonomisnya, dan meninggalkan massa non ekonomis. 5. Sifat-sifat yang diamati Untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk pembuatan lapoaran lakukan lah pengamatan secara cermat terhadap perubah dan hasil tanaman yang meliputi : 1. Tinggi tanaman, ukurlah tinggi tanaman dari pangkal batang atau permukaan tanah pada pucuk tanaman terhadap 10 tanaman sampel yang mewakili populasi dengan penentuan secar acak. 2. Jumlah daun pertanaman, hitunglah jumlah daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempurna pada setiap tanaman sampel. 3. Luas daun pertanaman, lakukan pengamatan luas daun pertanaman dengan cara sebagai berikut - Petiklah seluruh daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempurna dari setipap tanaman sampel lalu timbanglah dan catatalah beratnya. (P gram) - Ambilah 10 helai daun yang ukuranya > 10cm, lalu di tumpuk dengan rapi. - Letakkan sepotong kertas berukuran 2x2cm diatas di tumpukan daun tersebut posisinya di tengah helain. - Potonglah secara vertical daun tersebut, tepat disisi tepian potongan kertas - Timbanglah seluruh potongan daun di bawah kertas tadi, catatlah berat nya (Q gram)
  • 9. 퐴 = P gram x 4 cm2 푄 푔푟푎푚 - Berat segar pertanaman, timbanglah satupersatu dari kelima tanaman sampel kemudian di ratakan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil  Tabel pengamatan Minggu ke 1 Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun 1 7 2 2 6,7 3 3 6 4 4 11 6 5 5,4 5 6 4,4 4 7 6,4 5 8 7 5 9 6,5 4  Tabel pengamatan Minggu ke 2 Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun 1 13 14 2 12,5 13 3 15 14 4 16 10 5 11,5 17 6 9 10
  • 10. 7 13 11 8 15 11 9 13 12  Tabel pengamatan Minggu ke 3 Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun 1 16,5 21 2 14,7 17 3 20 21 4 19 12 5 15 21 6 15 16 7 16 16 8 19 15 9 15 17  Tabel pengamatan Minggu ke 4 Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun 1 18,7 25 2 20,5 24 3 23,8 26 4 24,4 18 5 19,5 23 6 20 21 7 20 20 8 21 20 9 22 22
  • 11.  Tabel hasil keseluruhan antara berat sampel dengan akar, dan tanpa akar NO Berat sampel dengan akarnya Berat tanpa akar 1 250 g 100 g 2 150 g 100 g 3 120 g 50 g 4 50 g 30 g 5 150 g 80 g 6 249 g 120 g 7 160 g 70 g 8 49 g 20 g 9 90 g 50 g  X = 풑 품풓풂풎 푸 품풓풂풎 x 4 cm x 10  X = ퟏퟔ,ퟏퟏ ퟒ,ퟑퟑ x 10 = 37, 209 g Peubah Jumlah daun Rataan daun Luas area Bobot pupus Bobot akar ILD 22,11 40 cm 3 2 x 3 cm3 6,5 1,5 NPA 6,5 1,5  ILD = 1, 474 g  NPA = 4,33 g
  • 12. 2. Pembahasan a. Pengolahan Lahan Pembukaan Lahan Sebelum diolah lahan yang akan digunakan di cangkul terlebih dahulu Petak lahan pada tanaman kangkung dibuat dengan ukuran 2mx3m dengan jarak antar bedengan 0,5 m. Jarak antar bedeng dibuat selokan dengan kedalaman 0,3 m dengan lebar 0,5 m. .Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan pembuangan air yang berlebih dan untuk memudahkan pemeliharaan. Namun kendala yang kami dapati adalah kesulitan dalam menggemburkan tanah , karena tekstur tanah yang ada pada lahan adalah liat sehingga ketika mencangkul tanahnya melekat pada cangkul. Hal ini sangatlah berbeda apabila bercocok tanam di lahan yang kering , tentu sangat mudah dalam mengolah tanah. b. Pembibitan dan Penanaman Dalam Teknik penanaman benih pada lahan yang telah di olah maka kita harus mengetahui terlebih dahulu berapa benih yang di butuhkan, dengan perhitungan : 푥 = ukuran lahan jarak tanam = 200x300 10x20 = 60000 200 = 300 benih Jadi dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa 300 benih yang kita butuhkan untuk lahan dengan luas 2 X 3 m, dengan jarak tanam 10 X 20. Setiap lubang tanam kita berikan 2 benih kangkung, jadi total ada 150 rumpun, tapi hal yang kami temui dilapangan adalah bibit yang diberikan kurang dari jumlah yang ditentukan diatas sehingga kami harus mengubah jarak tanam yang sudah ditentukan menjadi 20 X 20 sehingga jumlah rumpun tanaman yang kami dapatkan adalah 75. c. Pembuatan lubang tanaman pembuatan lubang tanam yang kami lakukan adalah dengan cara membuat rentang tali raffia dari luas lahan dengan jarak 20 X 20 , dari setiap jarak 20 cm itulah kami letakkan lubang tanam, hal ini tidak sesuai dengan ketentuan dengan jarak yang telah ditentukan yaitu 10 X 20 , tetapi karena kendala bibit yang kurang cara ini harus kami lakukan. Dalam hal ini tentu efisiensi lahan menjadi berkurang dan berdampak pada kerugian
  • 13. terhadap jumlah tanaman yang didapat dan akan dipanen. d.Penanaman Setelah membuat lubang tanam 5-7 cm kami mengisi setiap lubang dengan 2 biji bibit kangkung lalu kami menimbunnya dengan tanah kurang dari 2 cm. Lubang yang dapatkan adalah 75 buah. e.Pemupukan dan Penyulaman Pupuk dasar sesui anjuran (60 g Urea, 24 kg SP-36,dan 24 g KCL) diberikan pada alur pupuk yang dibuat tepat diantara barisan tanamn. Untuk urea kami memberikannya 2 kali sehingga total yang kami berikan dalam 1 kali pemberian adalah 30 gram Penyulaman dilakukan pada saat 1 minggu setelah tanam . Buat lubang tanam lagi pada tempat yang benihnya tidak tumbuh.Tanam benih seperti saat menanam. f.Pemeliharaan Tanaman Aspek penting dalam pemeliharaan adalah penyiraman,penyiagan dan penggemburan tanah,pemupukan susulan jika kondisi tanaman terlihat kekurangan unsure hara dan pengendalian hama penyakit. 1. Penyiraman tidak kami lakukan karena posisi lahan kami terendam air jadi bila disiram akan percuma saja karena kebutuhan air sudah tercukupi 2. Penyiangan dan penggemburan dilakukan 2 minggu setelah tanam selanjutbya tiap minggu dilakukan penyiangan dan penggemburan. 3. Pemupukan susulan berupa Urea dengan dosis 30 g diberikan pada 2 minggu setelah tanam. g.Pengamatan Pengamatan daya tumbuh Pada umur 1 MTS menghitung benih yang tumbuh.Kemudian menghitung presentase daya tumbuh benih,dan mengamati tipe perkecambahannya, apakah hypogeal atau epigeal. Daya tumbuh : Jumlah benih yang tumbuh x 100% Jumlah benih yang ditanam Pengamatan pertumbuhan vegetative dan hasil Pengamatan tanamn dilakukan mulai 2 MST pada jadwal praktikum di lahan. Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman,jumlah daun dan lebar daun.Untuk pengamatn dipilih dan dipasang ajir pada 5 tanaman contoh. h.Pemanenan Panen Kangkung dapat dilakukan beberapa kali,dapat dilakukan dengan cara di Cabut beserta akarnya, mengikat setiap 9 rumpun sampel kangkung yang dipanen.Menimbang tiap bobot kangkung yang diikat,kemudian menimbang bobot total hasil panen.Dari hasil
  • 14. panen kemudian memperkirakan hasil panen kangkung per hektar.Tanaman yang berusia lebih dari 35 hari harus dipanen seluruhnya,karena jika tidak dipanen kualitasnya akan menurun. Dari pemanenan kami dapatkan berat keseluruhan kangkung yang kami timbang yakitu 6,5 kg. BAB V KESIMPULAN Dari praktikum lapangan yang kami lakukan dapat saya simpulkan bahwa: kangkung darat kurang cocok untuk dibudidayakan di tanah sawah karena kondisi yang terlalu banyak air membuat kangkung pertumbuhannya menjadi terhambat. Selain itu perlu perlakuan yang serius dalam berbudidaya kangkung ini pada lahan sawah. . . DAFTAR PUSTAKA Adiwidjaja, Dkk. 1999. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomoeae reptans) kultivar sutera pada Inceptisols Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran Fakultas Pertanian UNPAD. Bandung.. Merakati, Dkk. 2013. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi. Faperta. Universitas Bengkulu. Kuswanto. 1997. Teknik Budidaya Kankung Darat. Gramedia pustaka Utama. Jakarta. Santoso. 1990. Ciri Morfologi Tanaman Kangkung.Http: santoso@blogger.Com. DI: 12 Desember 2013 at 20:00. Sujitno. 2004. Kumpulan Klasifikasi Tanaman Sayur. PT Alex Media Komputindo. Jakarta. Sunanjono. 2004. Teknik budidaya tanaman Sayur-Kangkung. PT Alex Media Komputindo. Jakarta. Sutaryo. 1995. Budidaya Tanaman Kangkung. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.