BAB II membahas tentang zakat dan hikmahnya. Terdapat pengertian, dasar hukum, tujuan, syarat wajib, macam-macam, golongan penerima zakat, dan hikmah penerapan zakat. Zakat merupakan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.
3. BAB I
PRINSIP IBADAH DAN SYARIAH DALAM AGAMA ISLAM
IBADAH
A. PENGERTIAN
Secara bahasa Ibadah memiliki arti sebagai ketaatan,
penghambaan ,dan penyembahan. Sedangkan secara istilah Ibadah
adalah segala sesuatu yang diridhai Allah SWT baik niat, perkataan,
perbuatan, yang lahir dan batin serta membebaskan diri dari segala hal
yang bertentangan dan menyalahinya
B. SUMBER DASAR IBADAH
Allah SWT berfirman dalam QS. Az-Dzariyat ayat
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
ADAH DAN SYARIAT DALAM AGAMA ISLAM
4. C. TUJUAN IBADAH
a) Taat kepada Allah SWT
Disini taat kepada Allah SWT adalah dengan
mengerjakan segalah perintahnya dengan tulus ikhlas, dan menjauhi
segala larangan dengan tulus ikhlas pula.
b) Berbudi Luhur
Setiap umat manusia diperintahkan untuk selalu
bersikap luhur (memiliki sikap yang terpuji) seperti menghormati orang
tua, dll.
c) Selalu Menjaga Kesucian Hati
Dengan menjaga kesucian, kita selalu siap di mana pun
dan di saat apa pun untuk mengerjakan perintah Allah SWT seperti
shalat dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
d) Menghindari Sikap Munafik
Orang munafik adalah orang yang suka mengatakan
sesuatu yang tidak sesuai denagn perbuatannya, dan Allah SWT tidak
menyukai orang-orang yang munafik.
ADAH DAN SYARIAT DALAM AGAMA ISLAM
5. D. PRINSIP PRINSIP IBADAH
a) Ikhlas
dijelaskan pada QS. Az-Zumar ayat 11
Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama.
b) Ibadah sesuai ajaran Allah SWT dan Rosul-Nya
Ibadah seseorang sudah ditentukan, manusia tidak berhak untuk
mengurangi atau menambahnya. Sabda Rosul: “shalatlah kalian seperti
melihat aku shalat” (HR Bukhori)
c) Memelihara Keseimbangan Dalam Beribadah
Ibadah yang dilakukan tidak boleh melupakan pekerjaan hidup dan
tanggung jawab sebagai insan di dunia.
ADAH DAN SYARIAT DALAM AGAMA ISLAM
6. E. MACAM MACAM IBADAH
a) Ibadah Khusus
Yakni ibadah yang telah syarat, waktu dan tatacaranya oleh Allah SWT. Ibadah ini sering
disebut ibadah mahdhah. Merupakan manifestasi dari rukun islam.
b) Ibadah Umum
Yakni ibadah yang tata cara, waktu, dan jumlah tidak ditentukan. Ibadah ini disebut
ibadah ghoiru mahdhah.
1. Ibadah yang melibatkan fisik
2. Ibadah yang melibatkan harta benda
F. BENTUK BENTUK IBADAH
a) Ibadah dalam bentukperkataan atau lisan (dzikir, berdo‟a, membaca Al-Qur‟an)
b) Ibadah tak ditentukan bentuknya (membantu mengurus jenazah)
c) Ibadah yang telah ditentukan wujudnya (shalat, puasa, zakat)
d) Ibadah yang menahan diri (puasa, ikhtikaf, ihram)
e) Ibadah yang menggugurkan hak (memaafkan orang lain, dll)
ADAH DAN SYARIAT DALAM AGAMA ISLAM
7. SYARIAH
A.
PENGERTIAN
Menurut bahasa syariah berarti jalan yang harus dituruti, menuju
sumber air. Sedangkan menurut istilah syariah adalah jalan yang sangat
jelas membawa pada kemenangan. Seperti yang dijelaskan di QS. AlMaidah ayat 48.
Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
B. SUMBER DASAR SYARIAH
a) Al-Qur‟an
Al-Qur‟an merupakan seumber utama dalam islam, sebab Al-Qur‟an
merupakan Undang-Undang tertinggi agama islam, Allah SWT menurunkan
Al-Quran sebagai pedoman umta manusia.
ADAH DAN SYARIAT DALAM AGAMA ISLAM
8. b) Sunnah
Adalah segala hal yang datang dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa
ucapan, perbuatan, perkataan, dan cita-cita Nabi Muhammad SAW.
c) Ijmak
Adalah kesepakatan semua para mujtahid dari kaum muslimin dalam suatau
masa setelah wafat Rasulullah SAW atas hukum syara.
d) Qiyas
Adalah menetapkan hukum suatu kejadian atau peristiwa yang tidaka ada
dasar nashnya denagn cara membandingkannya kepada suatu kejadian atau
peristiwa yang lain yang telah ditetapkan nashnya.
C. TUJUAN SYARIAH
* Menyempurkan syariah oranh-orang terdahulu.
* Mengatur kehidupan manusia sebagai makhluk individu maupun sosial.
* Menciptakan keselamatan umat manusia sehinnga tercipta rasa keadilan.
* Menghilangkan hal yang memebuat madlarat umat.
ADAH DAN SYARIAT DALAM AGAMA ISLAM
9. D. PRINSIP PRINSIP SYARIAH
a) Tidak Mempersulit
Al-Qur‟an selalu mempertimbangkan kemampuan manusia dalam
melaksanakan hukum syariat islam. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah
ayat 286.
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
b) Menyedikitkan Beban
Dengan dasra ini kita dapati rukhshah dalam bebeapa jenis ibadah, seperti
menjamak , dan mengqashar. Dijelaskan dalam QS. Al-Maidah ayat 101
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan
kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya
akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun
ADAH DAN SYARIAT DALAM AGAMA ISLAM
10. c) Penetapan Hukum Secara Berangsur-anagsur
Dalam menetapkan hukum, Al-Qur‟an selalu mempertimbangkan,
apakah mental spiritual manusia telah siap untuk menerima ketentuan yang
akan dibebankan kepadanya. Dijalaskan pada QS. An-Nisa ayat 43
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu
mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub,
terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air,
maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya
Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
d) Persamaan dan Keadilan
Hak untuk memutuskan hukum sesuai dengan ajaran masing-masing, kecuali kalau
mereka denagn sukarela meminta keputusan hukum sesuai hukum islam. Pada QS. An-Nisa
ayat 58
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat.
HOME
ADAH DAN SYARIAT DALAM AGAMA ISLAM
11. BAB II
ZAKAT DAN HIKMAHNYA
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
TUJUAN PENERAPAN ZAKAT
SYARAT WAJIB
MACAM-MACAM ZAKAT
GOLONGAN PENERIMA
ZAKAT
HIKMAH ZAKAT
AB II – ZAKAT DAN HIKMAHNYA
12. Zakat menurut bahasa adalah berkah, bersih, berkembang
baik. Sedangkan menurut istilah zakat adalah sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan
kepada yang berjak meneriamnya (mustahik) yang disebutkan
dalam Al-Qur‟an.
AB II – ZAKAT DAN HIKMAHNYA
13. 1) QS. Al-Baqarah : 43
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku´lah beserta orang-orang
yang ruku´”
2) QS. Al-Baqarah : 267
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah,
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
AB II – ZAKAT DAN HIKMAHNYA
14. C. TUJUAN PENERAPAN ZAKAT
1. Untuk muzzaki
a) zakat akan memebersihkan
muzzaki dari penyakit kikir, dan
memebebaskan dari
penyembahan harta.
b) melatih muzzaki untuk berinfak
baik dalam keadaan sempit dan
lapang sebagai wujud ketaatan
kepada Allah SWT.
c) sebagai aktualisasi syukur,
nikmat yang telah Allah SWT
berikan, terapi hati dan
memebersihkan dari cinta dunia.
AB II – ZAKAT DAN HIKMAHNYA
2. Untuk mustahiq
a) zakat akan membebaskan
penerimanya dari tekanan
kebutuhan, baik materi, kebutuhan
psikis, atau kebutuhan
maknawiyah fikriyah.
b) zakat membersihkan jiwa
penerimanya dari penyakit hasad
(iri) dan benci.
15. D. SYARAT WAJIB ZAKAT
1. Merdeka
6. Mencapai 1 hisab
2. Islam
7. Lebih dari kebutuhan biasa
3. Baligh
8. Bebas dari hutang
4. Milik penuh
9. Berlaku satu tahun (haul)
5. Berkembang
AB II – ZAKAT DAN HIKMAHNYA
16. E. MACAM MACAM ZAKAT
1. Zakat Fitrah
Zakat ini diwajibkan untuk setiap individu muslimyang
berkemampuan dengan syarat yang telah ditentukan.
2. Zakat Mal
Bagian dari harta kekayaan yang wajib diberikan kepada yang
berhak menerima setelah mencapai jumlah minimal tertentu.
Yakni:
a) zakat emas dan perak
b) zakat hasil pertanian dan buah-buahan
d) zakat perdagangan
c) zakatharta rikas
unta
e) zakat hewan ternak
Sapi, kerbau
kambing
unggas
f) zakat profesi
AB II – ZAKAT DAN HIKMAHNYA
17. F. GOLONGAN PENERIMA ZAKAT
QS. AT-TAUBAH : 60
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
1. fakir, orang yang amat sengsara
hidupnya.
2. Orang miskin, orang yang tidak
dapat mencukupi kebutuhan
hidupnya
3. Amil zakat, adalah orang yang
mengurus zakat
4. Muallaf, orang yang baru masuk
islam
AB II – ZAKAT DAN HIKMAHNYA
5. budak, melepas kaum muslim yang
ditahan para kafir
6. gharim, adalah orang yang
berhutang
7. sabilillah, orang yang bertahan
dijalan Allah, berjuang demi ajaran
islam.
8. Ibnu sabil, orang yang dalam
perjalanan namun perjalanan yang
baik bukan untuk maksiat.
18. G. HIKMAH PENERAPAN ZAKAT
1) Menolong, membantu, membina, dan membangun kaum dhuafa yang
lemah dengan materi, sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
2) Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri orangorang di sekitarnya berkehidupan cukup, atau mewah.
3) Dapat mensucikan diri dari kotoran dosa, memurnikan jiwa dan mengikis
rasa dengki , sifat kikir, serta serakah.
4) Dpat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan islam yang berdiri
di atas prinsip-prinsip umat yang satu.
5) Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam
distribusi harta dan keseimbangan tanggung jawab individu dalam
masuarakat.
6) Zakat adalah ibadh masalah harta yang memiliki dimensi dan fungsi
sosial ekonomi, dan merupakan perwujudan solidaritas sosial.
7) Mewujudkan tatanan masyarakat yang harmonis, sejahtera dimana
hubngan sesorang dengan yang lain menjadi rukun, dan damai.
HOME
AB II – ZAKAT DAN HIKMAHNYA
19. BAB III
HAJI DAN HIKMAHNYA
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
MIQAT HAJI
PELAKSANAAN HAJI
SYARAT DAN RUKUN HAJI
LARANGAN HAJI
WAJIB dan SUNNAH HAJI
HIKMAH HAJI
AB III – HAJI DAN HIKMAHNYA
20. Menurut bahasa haji adalah tujuan, maksud, sedangan
secara istilah haji adalah menuju ke baitullah pada
waktu dan tempat-tempat tertentu untuk
melaksanakan amalan-amalan ibadah yang telah
dibentuk syariat islam.
AB III – HAJI DAN HIKMAHNYA
21. 1) QS. Al-Imran : 97
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya
(Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban
haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
2) QS. Al-Baqarah : 197
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan
mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah,
dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang
berakal.
3) Hadist Riwayat Ahmad
AB III – HAJI DAN HIKMAHNYA
22. D. SYARAT HAJI
1. Islam
2. Baligh / dewasa
3. Berakal
4. Merdeka ( bukan budak)
5. Mampu melaksanakan ibadah haji
a) sehat jasmani, rohani, tidak dalam keadaan tua renta, sakit berat,
lumpuh, dll
b) memiliki uang yang cukup untuk ongkos naik haji, pulang pergi, serta punya
bekal selama menjalankan ibadah haji.
c) keamanan yang cukup selama perjalanan,serta keluarga dan harta yang
ditinggalkan selama haji.
E. RUKUN HAJI
1. Ihram
4. Sa‟i
2. Wukuf
5. tahalul
3. Tawaf
6. Tertib
AB III – HAJI DAN HIKMAHNYA
23. F. WAJIB HAJI
1. Ihram dari miqat
2. Bermalam di muzdalifah
3. Bermalam di mina
4. Melempar jumrah aqabah
5. Melempar jumrah ketiga-tiganya
6. Meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan karena ihram
G. SUNNAH HAJI
1. Mandi ketika akan memulai ihram
2. Memakai wangi-wangian
3. Berihram dengan menggunakan 2 lembar kain putih tak berahit
4. Bertahmid, bertasbih, bertakbir
5. Berihram menghadap kiblat
6. Mengeraskan suara ketika bertalbiyah
7. Mengusap hajar aswat
8. Bertakbir setiap melewati hajar aswat
AB III – HAJI DAN HIKMAHNYA
24. H. MIQAT HAJI
Batas bagi dimulainya ibadah haji.
1. miqat zamani
batasan-batasan waktu dimana dilakukan ibadah haji.
2. miqat makani
tempat-tempat yang ditentukan oleh syariat, untuk memulai niat ihram haji.
Jenis miqat makani:
a) Dzul Hulaifa
adalah miqat bagi penduduk kota madinah.
b) Juhfah
adalah miqat penduduk saudi arabia
c) Qarnul Manazil
adalah miqat yang berjarak >75km.
d) Yalamlam
adalah miqat yang berjarak < 120km.
e) Dzatu Irqin
adalah miqat yang berjarak ±100km
AB III – HAJI DAN HIKMAHNYA
25. I. PELAKSANAAN HAJI
1. Haji Ifrad
adalah pelaksanaa haji bagi orang yang memiliki tujuan untu
menyendirikan, baik menyendiri haji maupun menyendirikan umrah
2. Haji Tamattu
adalah melakukan umrah terebih dahulu di bulan-bulan haji, kemudian
mengenakan pakain ihram lag untuk melaksanakan ibadah haji di tahun
yang sama.
3. Haji Qiran
adalah menyatukan ihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah.
AB III – HAJI DAN HIKMAHNYA
26. J. LARANGAN HAJI
1. Melakukan hubungan seksual ataupun yang dapat
mengarah pada hub.seksual
2. melakukan maksiat
3. bertengkar denagn orang lain
4. memakai pakaian yang berjahit (lali-laki)
5. memakai wangi-wangian
6. melakukan akad nikah
7. memotong kuku, rambut. Dll
AB III – HAJI DAN HIKMAHNYA
27. K. HIKMAH IBADAH HAJI
1. Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya menagndung rahasia,
contoh seperti: ihram.
2. memperteguh iman dan taqwa kepada Allah SWT
3. Ibadah haji menambah jiwa tauhid yang tinggi
4. sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan akhlak
5. merupakan pernyataan umat muslim seluruh dunia menjadi umat yang
satu karena mempunyai persamaan akidah
6.merupakan muktamar akbar umat islam sedunia.
7. memperkuat fisik dan mental, karena ibadah haji merupakan ibadah yang
berat, memerlikan persiapan fisik yang kuat, biaya besar, dan memerlukan
kesabaran.
8. menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji banyak meminta
pengorbanan.
9. untuk membina persatuan dan kesatuan umat isla seluruh dunia .
HOME
AB III – HAJI DAN HIKMAHNYA
29. A. PENGERTIAN
Qurban adalah nama bagi sesuatu yang disembelih dari jenis hewan
ternak seperti:kambing, sapi, unta, kerbau, kibas pada hari Raya Idhul
Adha dan hari tasriq, tanggal 11, 12, 13 Dzulhijah, dalam rangka
mendekatkan diri pada Allah.
B. DASAR HUKUM QURBAN
QS. Al-Kautsar : 2
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.
AB IV – HIKMAH QURBAN DAN AQIQAH
30. Hukum untuk berQurban adalah sunnah muakkad ( sunnah yang dianjurkan)
berdasarkan sabda Rasulullah SAW : saya disuruh menyembelih Qurban dan itu di sunnahkan
bagi kamu (HR. Tirmidzi). Dengan syarat sebagai berikut:
a) Islam
b) Merdeka
c) Baligh dan berakal
d) Mampu untuk berqurban
C. TATA CARA PELAKSANAANYA
a) Binatang yang diqurbankan adalah jenis unta, lembu, kambing, sapi, dan sejenisnya, yang
berumur 2 tahun, atau telah gugur giginya.
b) Binatang itu disyartakan tidak cacat, tidak terlalu kurus, tidak mengandung atau baru
melahirkan. Binatangnya harus sehat.
c) Waktu menyembelihnya sesudah terbit matahari sesudah shalat Idhul Adha dan pada harihari tasriq tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah.
d) Orang yang melaksanakan Qurban disunnahkan untuk makan 1/3 dari daging Qurban dan
sisanya disedekahkan pada fakir miskin dan dihadiahkan kepada yang mampu.
AB IV – HIKMAH QURBAN DAN AQIQAH
31. A. PENGERTIAN
Secara bahasa akikah adalah memeotong atau memebelah, rambut
bayi yang tumbuh. Merut istilah akikah adalah binatang yang disembelih
sebagai qurban atas anak yang baru lahir sebagai bentuk syukur kepada
Allah SWT.
B. DASAR HUKUM AKIKAH
Dijelaskan dalam Hadist Nabi SAW, tentang akikah:
Buraidah berkata :Dahulu kami di masa jahiliyah apabila salah seorang diantara kami mempunyai anak, ia
menyembelih kambing dan melumuri kepalanya dengan darah kambing itu. Maka setelah Allah
mendatangkan Islam, kami menyembelih kambing, mencukur (menggundul) kepala si bayi dan melumurinya
dengan minyak wangi. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 107, no. 2843]
AB IV – HIKMAH QURBAN DAN AQIQAH
32. Darai samurah Nabi SAW, bersabda: setiapa anak digadaikan dengan
akikahnya, yang disembelih untuknya pada hari ke-7 kelahirannya, dan
dicukur rambutnya, an diberi nama. (HR. Tirmidzi)
Terdapat 2 pendapat diantara para ulama, tentang hukum pelaksanaan
akikah, yakni:
a) hukumnya wajib. Penapat inin merupakan pendapat ini merupakan
pendapat dari Mazhab Zhariyah.
b) hukumnya sunnah. Pendapat ini merupakan pedapa sebagian besar
ulama, alasannya perintah hadist tidak ada kata-kata wajib, atau harus.
Seperti Hadist Riwayat Abu Dawud, berikut:
Dari Samurah bin Jundab, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tiaptiap anak tergadai (tergantung) dengan
„aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari ke-7, di hari itu ia dicukur rambutnya dan diberi nama". [HR.
Abu Dawud juz 3, hal. 106, no. 2838]
AB IV – HIKMAH QURBAN DAN AQIQAH
33. C. TATA CARA PELAKSANAAN AKIKAH
a) Hendaknya binatang itu berumur 1 tahun lebih atau memasuki 2 tahun.
b) Hendaknya binatang sembelihan tidak cacat.
c) Waktu yang dianjurkan untk melaksanakan akikah aalah hari ke-7 setelah
kelahiran.
d) Dianjurkan, agar akikah disembelih atas nama yang dilahirkan.
e) Diperbolehkan mengadakan acara Walimatul akikah
AB IV – HIKMAH QURBAN DAN AQIQAH
34. Perbedaan Antara Qurban dan Akikah
N
o
Qurban
Akikah
1.
waktunya saat hari raya idhul
adha, atau hari tasriq
Waktunya sepanjanh tahun
2.
Untuk 1 keluarga
Untuk 1 orang anak
3.
Setahun sekali
Seumur hidup sekali
4.
Wajib dibagi mentah
Sunnah di bagi matang
5.
Hukumnya sunnah muakkad
Sunnah muakkad „ain
6.
Haram membagi pada non islam
Boleh dibagi untuk non muslim
7.
Sunnah memakan dagingnya
Boleh memakan daginganya
AB IV – HIKMAH QURBAN DAN AQIQAH
35. D. HIKMAH PELAKSANAAN AKIKAH
1) Merupakan salah satu cara meneladani Rasulullah SAW dan ungkapan
rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan berupa kelahiran seorang
anak.
2) Akikah merupakan saranamendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai
ungkapan rasa senang dan gembira karena memperoleh nikmat berupa
kelahiran seorang anak.
3) Sebagai sarana untuk memperkuat ikatan kasih sayang antara individu
anggota masyarakat islam.
4) Merupakan bukti kebaikan orang tua terhadap anaknay sehingga anak
tersebut kelak dapat menjadi anak yang berbakti dan dapta memberikan
syafaat kepada orang lain.
5) Merupakan sarana yang dapat merealisasikan prinsip-prinsip keadilan
sosial dan menghapuskan gejala kemiskinan di dlam masyarakat, misalnya
dengan adanya daging akikah yang dikirim kepada fakir miskin.
HOME
AB IV – HIKMAH QURBAN DAN AQIQAH
36. BAB V
KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN JENAZAH
PENGERTIAN
DASAR HUKUM
TATA CARA
.
KEWAJIBAN TERHADAP HARTA
PENINGGALAN
HIKMAH PENYELENGGARAAN
JENAZAH
V – KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN
37. Menurut bahasa jenazah adalah seseorang yang tela
meninggalduniadan diletakkan dalam usungan. Sedangkan
penguruan jenazah adalah perbuatan-perbuatan seorang
muslim terhadap seorang muslim lain yang meninggal yang
meliputi memandikan, menyalati, mengafani, dll.
V – KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN
38. DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN JENAZAH
Dan hukum pengurusan jenazah adalah fardu kifayah
V – KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN
39. C. TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH
1) Memandikan
Melaksanakannya ditempat tertutup yang tidak dilihat orang lain, tidak ada
yang hadir selain yang ikut memandikan atau yang membantunya. Kemudian dilepas
pakaiannya setelah diletakkan kain di atas auratnya sehingga tidak terlihat,
kemudian diwujudkan seperti wudu untuk shalat. Selanjutnya tubuh mayat dibasuh
dan dibersihkan dengan sopan dan tetap menaruh hormat kepada mayat, dengan
mendahulukan bagian kanan dari yang kiri dan pada basuhan terakhir air dicampur
dengan kapur barus, setelah bersih dan kering mayat ditempatkan di atas kain kafan
yang telah di sediakan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
V – KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN
40. 2) Mengafani
Mengafani jenazah adalah kegiatan membungkus seluruh tubuh mayat dengan
kain dengan tatacara tertentu.
Perlengkapan mengafani jenazah adalah:
a) Kain putih secukupnya untuk mengafani
b) Kain kafan untuk jenazah laki-laki terdiri dari 3 lembar kain dan untuk jenazah
perempuan
terdiri dari 5 lembar kain
c) Meletakkan kain memanjang searah tubuhnya, di atas tali-tali yang telah disediakan
Urutan mengafani jenazah:
1) Jenazah diletakkan membujur diatas kain kafan, dalam keadaan tertutup selubung
kain
2) Lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat tetap tertutup
3) Jika diperlukan, tutuplah dengan kapas lubang-lubang yang mengeluarkan cairan
4) Bagi jenazah laik-laki, ditutup dengan 3 lapis kain secara rapi dan diikat dengan simpul
disebelah kiri
5) Bagi jenazah yang berambut panjang (perempuan) hendaklah rambutnya di kepang
apabila memungkinkan
6) Bagi jenazah perempuan, kenakan (pakaikan) 5 lapis kain, yaitu: kerudung untuk
kepala, baju kurung, kain basahan penutup aurat dan 2 lembar kain penutup secara rapi, serta
diikat dengan simpul di sebelah kiri
V – KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN
41. 3) Menyalatkan
Shalat jenazah adalah shalat yang dikerjakan sebagai rangkaian ibadah yang dikerjakan
sebelum jenaah dikuburkan di tempat pemakaman. Pelaksanaan shalat jenazah dapat
dilakukan di depan jenazah dan dapat dilaksanakan dari tempat lain (shalat gaib). Hukum
pelaksanaan shalat jenazah adalah fardlu kifayah. dalam pelaksanaan shalat jenazah posisi
imam betrbeda-beda sesuai dengan jenazah. Perbedaan tersebut adalah:
a. apabila jenazah laki-laki maka posisi imam berada tepat di dekat kepala jenazah.
b. apabila perempuan, imam berada di tengah jenazah .
c. pembagian shaf dalam shalat jenazah hendaknya dibariskan menjadi 3 baris
Shalat jenazah tidak dilakukan dengan ruku‟ sujud maupun iqamah, melainkan dalam
posisi berdiri sejak takbiratul ihram hingga salam. Shalat jenazah dilaksanakan dengan 4 kali
takbir kemudian diahiri dengan salam.
a. takbir pertama
Membaca Al – Fatihah.
b. takbir kedua
Membaca shalawat nabi .
c. takbir ketiga
Membaca do‟a untuk orang meninggal
d. takbir keempat
Membaca do‟a dan salam
V – KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN
42. 4) Memakamkan
Liang kubur hendaknya dibuat yang dalam, pada tanah yang kuat sehingga tidak sampai
tercium bau jasadnya, aman dari gangguan hewan pemakan bangkai , longsor atau tergusur
aliran air. Liang kubur dapat berupa lahad yaitu liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada
arah kiblat (pinggir) untuk meletakkan jenazah, atau syiqyaitu liang yang dibuat khusus di dasar
kubur pada bagian tengahnya dan tidak boleh menguburkan seorang muslim di pemakaman
kaum Kristen, Yahudi, Komunis dan penyembah berhala.
Dua atau tiga orang dari keluarga dekat jenazah masuk ke dalam liang lahat dengan
berdiri untuk menerima jenazah dari arah kaki kubur dengan mendahulukan kepala. Kemudian
memiringkan jenazah ke sisi kanan , menghadap kiblat. Setelah membuka sejumlah ikatan
pada kain kafan jenazah ditutup dengan papan, bambu, atau batu lempeng, dengan memberi
rongga secukupnya. Kemudian menutup seluruh bagian liang kubur.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi mayat dilakukan dengan kutbah di areal
pemakaman mengumumkan beberapa hal, diantaranya:
a. permohonan maaf kepada yang hadir dan memohon kepada yang hadir untuk memintakan
maaf kepada keluarga an siapa saja tidak sempat mengikuti penyelenggaraan jenazah.
b. menghimbau kepada yang hadir untuk berhubungan dengan pihak keluarga berkaitan hutang
piutang.
c. memanjatkan doa untuk kebaikan si mayat di akirat
V – KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN
43. D. KEWAJIBAN TERHADAPA HARTA PENINGGALAN
1. mengurus dan membiayai pengurusan jenazah
2. melunasi hutang-hutangnya
3. memenuhi dan melaksanakan wasiat
4. membagi harta warisan kepada ahli waris yang hak
V – KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN
44. E. HIKMAH PENYELENGGARAAN JENAZAH
1. Merupakan manifestasi dari perasaan ukuwah islamiyah
2. Mewujudkan ketinggian agama islam sebab bukan hanya kepada yang hidup saja
seorang harus menghormati, tetapi juga kepada yang sudah meninggal .
3. Lebih mempertegas ajaran agama islam tentang persamaan kedudukan manusia
di hadapan Allah SWT
4. Menyandarkan diri akan kenyataan bahwa setiap manusia akan mengalami
kematian.
CLICK HERE
V – KETENTUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENGURUSAN