Surat Al-Kafirun menolak usul kaum kafir untuk menyatukan agama. Rasulullah saw tidak akan menyembah Tuhan orang kafir atau beribadah seperti mereka, karena agama Islam berbeda dari kepercayaan orang kafir. Setiap agama memiliki kepercayaan dan peribadahan masing-masing, tanpa saling memaksa untuk mengikuti agama lain.
3. Surah Al-Kafirun : 1-6
Walaaa ana- 'aabidun(m) maa 'abattum
Wa laaa antum 'abiduuna maaa a'bud
Lakum diinukum waliya diin
4. Tajwid
Ayat Tajwid Keterangan
Mad jaiz munfashil Mad pada huruf "ya" bertemu
dengan huruf "hamzah" pada
kalimat yang berbeda
Musyaddah Huruf "ya" bertasydid
Mad thabi'i Huruf "ha" fathah bertemu
dengan huruf "alif" mati
Alif lam qamariah Huruf "alif lam" bertemu
dengan huruf "kaf"
Mad thabi'i Huruf "kaf" fathah bertemu
dengan "alif" mati
5. Tajwid
Ayat Tajwid Keterangan
Tafkhim Huruf "ra" berharakat
dhommah
Mad thabi'i Huruf "ra" dhommah
bertemu dengan huruf
"wau" mati
Mad 'aridh lissukun Mad pada huruf "ra"
bertemu dengan huruf
"nun" kemudian huruf
"nun" diwaqafkan
Mad jaiz munfashil Mad pada huruf "lam"
bertemu dengan
huruf "hamzah" pada
kalimat yang berbeda
Mad thabi'i Huruf "mim" fathah
bertemu dengan huruf
"alif" mati
6. Tajwid
Ayat Tajwid Keterangan
Mad thabi'i Huruf "da" dhommah
bertemu dengan huruf
"wau" mati
Mad 'aridh lissukun Mad pada huruf "da"
bertemu dengan huruf
"nun" kemudian huruf
"nun" diwaqafkan
Mad jaiz munfashil Mad pada huruf "lam"
bertemu dengan
huruf "hamzah" pada
kalimat yang berbeda
Ikhfa aqrab Huruf "nun" mati bertemu
dengan huruf "ta"
Izhar syafawi Huruf "mim" mati bertemu
dengan huruf "'a"
7. Tajwid
Ayat Tajwid Keterangan
Mad thabi'i Huruf "'ain" fathah bertemu
dengan huruf "alif" mati
Mad thabi'i Huruf "da" dhommah
bertemu dengan
huruf "wau" mati
Mad jaiz munfashil Mad pada huruf "mim"
bertemu dengan
huruf "hamzah" pada
kalimat yang berbeda
Qalqalah Kubra Huruf "da" mati di akhir
kalimat
Mad jaiz munfashil Mad pada huruf "lam"
bertemu dengan huruf
"hamzah" pada kalimat
yang berbeda
8. Kandungan Surah Al-Kafirun
1. Surat Al-Kafirun disebut sebagai "Al-Muqasyqisyah" atau penyembuh karena kandungannya
menyembuhkan dan menghilangkan kemusyrikan.
2. Umat Islam menolak usul kaum kafir untuk penyatuan ajaran agama dalam rangka mencapai
kompromi.
3. Mengajak masing-masing untuk melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan tanpa bersikap
saling
mengganggu.
4. Ajakan kaum kafir tidak logis karena setiap ajaran pokok suatu agama beserta perinciannya pasti
berbeda.
5. Rasulullah saw. tidak akan menyembah Tuhan orang-orang kafir (berhala) karena agama mereka
bersifat
menolak, ingkar, tidak percaya, dan mendustakan ayat-ayat dan syariat Allah swt.
6. Rasulullah saw. dan kaum mukmin tidak akan beribadah seperti ibadahnya orang kafir yang
bercampur
dengan syirik, yaitu memuja patung atau berhala dan menganggap mereka dapat memberikan
perlindungan atau kekuatan kepada orang kafir tersebut.
7. Orang kafir tidak pernah pula akan menyembah Allah swt.
8. Tidak boleh saling memaksa untuk mengikuti suatu agama. Rasulullah saw. menjelaskan bahwa
agamamu
dan balasannya untuk kamu (kaum kafir) dan agamaku dan balasannya adalah untukku (kaum
mukmin).
9. Kesimpulan
1. Penegasan bahwa Tuhan yang disembah (makbud) oleh Rasulullah saw.
dan umat Islam berbeda dengan
makbud orang-orang kafir (kaum musyrikin yang mengingkari keesaan
Allah swt. dan kerasulan Rasulullah
saw.) Demikian juga cara peribadahan Rasulullah saw. dan umat Islam
yang hanya berdasarkan keikhlasan
dan ketulusan hati dan bersih dari sikap perilaku syirik terhadap Allah
swt. berbeda dengan cara
peribadahan orang-orang kafir (musyrikin).
2. Penolakan dari Rasulullah saw. dan umat Islam terhadap kaum kafir
untuk mencampuradukkan keimanan
dan peribadahan yang diajarkan Islam dengan keimanan dan
peribadahan yang diajarkan agama kaum kafir
yang mengandung kemusyrikan.