3. ADVERTISEMENT
Bukan sekedar tukang logo… ataupun juru masak Nasgor Babat. Merek tidaklah
sekedar logo tetapi pencitraan menyeluruh. Kejujuran dan keunikan, dapat dipercaya
sesuai janji merek. Merek bukanlah kontes keindahan tetapi selebrasi kepribadian.
Karya-karya logo dan merek—usaha bisnis lokal dari bisnis sarang burung di
chinatown, Alumni SMA Aloysius Bandung hingga logo Desain Grafis Indonesia (DGI)
sampai dengan logo (RED) Global AIDS Campaign untuk pemusik Bono U2,
Samsung Beijing 2008, Hewlett Packard “Make it Matter”, Piala Dunia American
Football yang digunakan hingga detik ini dan logo-logo internasional klien ‘Fortune
500 Companies’ lainnya… semuanya, hingga kini tidaklah lain bukanlah sebuah
kebetulan ataupun kejayaan. Tiada lain campur tangan Tuhan dalam perjalanan
hidup Henricus Kusbiantoro.
4. Dilahirkan di Bandung tahun 1973 dari keluarga sederhana, Henricus
Kusbiantoro sempat mengenyam pendidikan dasar desain di Universitas
Trisakti Jakarta (1992), sebelum akhirnya memutuskan menekuni bidang
desain grafis di Seni Rupa Institut Teknologi Bandung di bawah bimbingan
Prof. A.D. Pirous dan perancang grafis senior sekaligus kartunis politik
Indonesia, Priyanto Sunarto.
Tiba di New York di tahun 1998. Setelah memperoleh beasiswa paruh dari
ASIA Help (IIE Foundation) untuk meneruskan pendidikan desain grafis di
Pratt Institute Brooklyn, Henricus mengikuti nasehat sahabat kuliah, Hwan
Hyun Taik, untuk menekuni ilustrasi, desain grafis di bawah bimbingan
Seymour Chwast dan Milton Glaser di Pushpin Studio — bekerja magang,
sebagian besar di mesin foto kopi dan menyeduh kopi setiap pagi bagi
Seymour.
5. Tawaran pekerjaan merancang logo berawal dari Tom Geismar untuk bekerja
di firma Chermayeff & Geismar New York selama dua tahun, kemudian
berlabuh di Konsultan Merek kontroversial asal Inggris, Wolff Olins, bersama
pengarah kreatif Karl Heiselman dan Douglas Sellers untuk pertama kalinya di
tahun 2003 memulai menggarap revitalisasi merek ter-mutakhir General
Electric (GE) dibawah komando CEO Jeff Immelt. Petualangan dan kawah
konsultan merek berlanjut di Landor San Francisco hingga Siegel+Gale New
York.
Saat ini bekerja sebagai pengarah kreatif untuk Konsultan merek FutureBrand
New York. Tidak pernah berhenti mencintai logo dan merek dan pencitraan
dan usaha mempertahankan kejujuran, apa adanya sebuah merek. Tidak
lupa… anugerah terbesar, berkumpul bersama istri tercinta dan keluarga,
menyusun api bakar untuk berkemah dan melempar batu di danau bersama
Theo.
6. EDUCATION
1998-2000 MFA | Pratt Institute, New York
1993-1997 BFA | ITB School of Art and Design, Bandung
1992 Design Foundation | Universitas Trisakti, Jakarta
7. PENGALAMAN PROFESIONAL DAN ORGANISASI
• 2012-sekarang Pengarah Kreatif/Design Director | FutureBrand New York, The
Interpublic Group
• 2010-2012 Pengarah Kreatif/Design Director | Siegel+Gale New York, Omnicom
Group
• 2006-2010 Desainer Senior | Landor San Francisco, Young & Rubicam Group
• 2002-2004 Desainer Senior | Wolff Olins New York, Omnicom Group
• 1999-2002 Desainer | Chermayeff & Geismar, New York
• 1999 Internship | Pushpin Studio, New York
• 1996-1997 Internship, Desainer | LeBoYe, Jakarta
8. PENGHARGAAN
• 2013 REBRAND 100 Global Awards Two Merit Awards (Corporate Identity) for: Aetna
| HP “Make it Matter”
• 2012 BMA-ACE Award 30th Annual 2012 | Gold Award for Aetna And GRAPHIS
Design Annual 2012 | Gold Award for Dickies
• 2010 GRAPHIS Design Annual 2010 | Gold Award for NetApp GRAPHIS Branding 5 |
Gold Award, Corporate Identity 2010
• 2009 – GRAPHIS Design Annual 2009 | Gold Award for First Graduate – AIGA Cause /
Affect 2009 | Bronze Award for First Graduate
• 2007 – D&AD London Branding Category 2007 | Merit Award for (RED) Global –
New York Art Director Club (ADC) | Merit Award 2007 for (RED) Global
• AIGA 365 Design Year 30 | Branding Category
9. PENGALAMAN LAIN
• Setiap tahun sejak tahun 2011, ikut berkontribusi dalam Indonesian Food
Festival di kota New York dengan menu andalan Nasgor Babat yang
kebetulan telah dipublikasikan di beberapa blog dan media kuliner. Ikut
memperkenalkan keunikan kuliner Indonesia baik dalam hidangan, poster
kuliner dan fotografi. Tidak lupa rajin memakai batik saat menjadi relawan.