SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anemia pada Kehamilan
1. Pengertian
Anemia adalah suatu penyakit kekurangan sel darah merah (WHO,
2011). Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apabila kadar hemoglobin ibu
kurang dari 11g/dl pada trimester satu dan tiga, serta kurang dari 10,5 g/dl pada
trimester kedua (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Ada beberapa tingkatan anemia ibu hamil yang dialami ibu hamil
menurut WHO (2011), yaitu:
a. Anemia ringan: anemia pada ibu hamil disebut ringan apabila kadar
hemoglobin ibu 10,9 g/dl sampai 10g/dl.
b. Anemia sedang: anemia pada ibu hamil disebut sedang apabila kadar
hemoglobin ibu 9,9g/dl sampai 7,0g/dl.
c. Anemia berat: anemia pada ibu hamil disebut berat apabila kadar hemoglobin
ibu berada dibawah 7,0g/dl.
2. Tanda dan gejala anemia
Tanda ibu hamil mengalami anemia adalah pucat, glossitis, stomatitis,
eodema pada kaki karena hypoproteinemia. Gejala ibu hamil yang mengalami
anemia adalah lesu dan perasaan kelelahan atau merasa lemah, gangguan
pencernaan dan kehilangan nafsu makan (Tewary, 2011).
3. Tipe-tipe anemia
Menurut Waryana (2010) dapat anemia digolongkan menjadi beberapa
golongan, yaitu :
7
a. Anemia defisiensi gizi besi
Anemia jenis ini biasanya berbentuk normositik dan hipokromik.
Keadaan ini paling banyak dijumpai pada kehamilan.
b. Anemia megaloblastik
Anemia ini biasanya berbentuk makrosistik, penyebabnya adalah karena
kekurangan asam folat, namun jenis anemia ini jarang terjadi.
c. Anemia hipoplastik
Anemia hipoplastik disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang dalam
membentuk sel-sel darah merah baru.
d. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan sel
darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.
4. Upaya pencegahan anemia
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengatur pola makan yaitu dengan
mengkombinasikan menu makanan serta konsumsi buah dan sayuran yang
mengandung vitamin C (seperti tomat, jeruk, jambu) dan mengandung zat besi
(sayuran berwarna hijau tua seperti bayam). Kopi dan teh adalah minuman yang
dapat menghambat penyerapan zat besi sehingga tidak dianjurkan untuk
dikonsumsi (Arantika dan Fatimah, 2019).
5. Penyebab anemia
a. Penyakit infeksi
Perdarahan patologis akibat penyakit atau infeksi parasit seperti
cacingan dan saluran pencernaan juga berhubungan positif terhadap anemia.
Darah yang hilang akibat infestasi cacing bervariasi antara 2-100cc/hari,
8
tergantung beratnya infestasi. Anemia yang disebabkan karena penyakit infeksi,
seperti seperti malaria, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan cacingan
terjadi secara cepat saat cadangan zat besi tidak mencukupi peningkatan
kebutuhan zat besi (Listiana, 2016).
Kehilangan besi dapat pula diakibatkan oleh infestasi parasit seperti
cacing tambang, Schistoma, dan mungkin pula Trichuris trichura. Hal ini lazim
terjadi di negara tropis, lembab serta keadaan sanitasi yang buruk. Penyakit kronis
seperti ISPA, malaria dan cacingan akan memperberat anemia. Penyakit infeksi
akan menyebabkan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu menghilangkan
bahan makanan melalui muntah-muntah dan diare serta dapat menurunkan nafsu
makan. Infeksi juga dapat menyebabkan pembentukan hemoglobin (hb) terlalu
lambat. Penyakit diare dan ISPA dapat menganggu nafsu makan yang akhirnya
dapat menurunkan tingkat konsumsi gizi (Listiana, 2016).
b. Umur
Ibu yang berumur dibawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun lebih rentan
menderita anemia hal ini disebabkan oleh faktor fisik dan psikis. Wanita yang
hamil di usia kurang dari 20 tahun beresiko terhadap anemia karena pada usia ini
sering terjadi kekurangan gizi. Hal ini muncul biasanya karena usia remaja
menginginkan tubuh yang ideal sehingga mendorong untuk melakukan diet yang
ketat tanpa memperhatikan keseimbangan gizi sehingga pada saat memasuki
kehamilan dengan status gizi kurang. Sedangkan, ibu yang berusia di atas 35
tahun usia ini rentan terhadap penurunan daya tahan tubuh sehingga
mengakibatkan ibu hamil mudah terkena infeksi dan terserang penyakit (Herawati
dan Astuti, 2010).
9
Ibu hamil pada umur muda atau di bawah 20 tahun perlu tambahan gizi
yang banyak, karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Ibu hamil
dengan umur yang tua di atas 35 tahun perlu energi yang besar juga karena fungsi
organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang
sedang berlangsung (Kristiyanasari, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2016), usia ibu hamil dapat
mempengaruhi anemia jika usia ibu hamil relatif muda di bawah 20 tahun, karena
pada umur tersebut masih terjadi pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih
banyak. Jika zat gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, akan terjadi kompetisi zat
gizi antara ibu dan bayinya.
c. Status gizi
Melorys dan Nita (2017) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa
terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan
janin. Kekurangan gizi dapat menyebabkan ibu menderita anemia, suplai darah
yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat, sehingga
janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena
itu, pemantauan gizi ibu hamil sangat penting dilakukan.
Menurut Muliawati (2013) penilaian status gizi dapat dilakukan dengan
menggunakan penilaian antropometri yang terdiri dari:
10
1) Tinggi badan
Tinggi badan dapat dijadikan sebagai salah satu syarat status gizi ibu
hamil disebut baik. Tinggi badan ibu hamil dianggap memenuhi syarat, apabila
memiliki tinggi minimal 145 cm.
2) Berat badan
Pertambahan berat badan secara teratur selama kehamilan yang tercatat
dan membandingkan hal tersebut dengan berat badan sebelum hamil adalah salah
satu metode untuk mengetahui atau memantau status gizi seorang ibu hamil.
Kenaikan berat badan yang ideal selama kehamilan adalah 10kg hingga 12kg
dengan perhitungan pada trimester pertama kenaikan kurang lebih satu kilogram,
trimester kedua kurang lebih tiga kilogram dan trimester tiga kurang lebih enam
kilogram. Ibu hamil yang dapat mencapai kenaikan berat badan tersebut ibu dapat
dikatakan memiliki status gizi yang baik.
3) Lingkar lengan atas (LILA)
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk
mengetahui risiko kekurangan energi kronis wanita usia subur. Wanita usia subur
adalah wanita dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu
hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas LILA wanita
usia subur (WUS) dengan resiko kekurangan energi kronis (KEK) adalah 23,5cm,
yang diukur dengan menggunakan pita ukur.
4) Gizi atau nutrisi ibu hamil
Gizi pada masa kehamilan sangat penting, bukan saja karena makanan
yang diperoleh mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi, tetapi juga berpengaruh
11
saat menyusui nanti. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal memerlukan
kira-kira 80.000 kalori selama kurang lebih 280 hari.
6. Dampak anemia
a. Abortus
Penelitian yang dilakukan oleh Aryanti (2016) menyebutkan bawah
terdapat hubungan antara anemia dengan abortus. Hal ini disebabkan oleh
metabolisme ibu yang terganggu karena kekurangan kadar hemoglobin untuk
mengikat oksigen. Efek tidak langsung yang dapat diakibatkan oleh ibu dan janin
antara lain terjadinya abortus, selain itu ibu lebih rentan terhadap infeksi dan
kemungkinan bayi lahir prematur.
b. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini dapat disebabkan oleh anemia karena karena sel-sel
tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen sehingga kemampuan jasmani
menjadi menurun. Anemia pada wanita hamil dapat meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal dapat
meningkat oleh hal tersebut (Usman, 2017).
c. Perdarahan postpartum
Penelitian Frass (2015) dalam Rizky, dkk. (2017) yang melaporkan
bahwa terdapat hubungan antara anemia dengan risiko perdarahan postpartum.
Anemia pada kehamilan menyebabkan oksigen yang diikat dalam darah kurang
sehingga jumlah oksigen berkurang dalam uterus dan menyebabkan otot-otot
uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga menimbulkan perdarahan
postpartum, sehingga ibu hamil yang mengalami anemia memiliki kemungkinan
12
terjadi perdarahan postpartum 15,62 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang
tidak mengalami anemia.
d. Kala I lama
Ibu bersalin dengan anemia akan lebih mudah mengalami keletihan otot
uterus yang mengakibatkan his menjadi terganggu. Apabila his yang ditimbulkan
sifatnya lemah, pendek, dan jarang maka akan mempengaruhi turunnya kepala
dan pembukaan serviks atau yang disebut inkoordinasi kontraksi otot rahim, yang
akhirnya akan mengganggu proses persalinan. His yang ditimbulkannya sifatnya
lemah, pendek, dan jarang hal ini di sebabkan oleh proses terganggunya
pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP). Salah satu senyawa terpenting dalam
pembentukan ATP adalah oksigen. Energi yang di hasilkan oleh ATP merupakan
salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya suatu kontraksi otot. Anemia
dapat menyebabkan jumlah sel darah merah berkurang sehingga oksigen yang
diikat dalam darah sedikit kemudian menghambat aliran darah menuju otot yang
sedang berkontraksi, sehingga mengakibatkan kinerja otot uterus tidak maksimal
(Ulfatul, dkk., 2014).
e. Berat badan lahir rendah (BBLR)
Penelitian yang dilakukan oleh Siti dan Siti (2018) menyebutkan bahwa
terdapat hubungan antara anemia dan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).
Anemia pada kehamilan akan menyebabkan terganggunya oksigenasi maupun
suplai nutrisi dari ibu terhadap janin, akibatnya janin akan mengalami gangguan
penambahan berat badan sehingga terjadi BBLR.
Ibu hamil yang mengalami anemia pada trimester pertama berisiko 10,29
kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia dan ibu yang
13
mengalami anemia pada trimester kedua kehamilan berisiko sebesar 16 kali lebih
banyak melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) daripada ibu yang tidak
anemia (Labir, dkk., 2013).
B. Kekurangan Energi Kronis (KEK)
1. Pengertian
Kekurangan energi kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi
dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun
(kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara
relatif atau absolut. (Suprariasa, dkk., 2013).
2. Tanda dan gejala kekurangan energi kronis (KEK)
Muliawati (2013) menyebutkan bahwa tanda seseorang memiliki
kekurangan energi kronis adalah pada ukuran lingkar lengan atas di bawah
23,5cm.
3. Pengkuran lingkar lengan atas (LILA) pada ibu hamil
a. Pengertian
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah pengukuran antropometri
yang dilakukan kepada ibu hamil untuk mengetahui status resiko KEK (Supariasa,
dkk., 2013).
b. Tujuan pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
Menurut Supariasa, dkk. (2013), tujuan dari pengukuran LILA adalah:
1) Mengetahui risiko kekurangan energi kronis wanita usia subur (WUS), baik
ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko
melahirkan bayi berat lahir rendah.
14
2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
pencegahan dan penanggulangan kekurangan energi kronis.
3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran wanita usia subur
yang menderita kekurangan energi kronis.
5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi wanita usia subur yang
menderita kekurangan energi kronis.
c. Cara pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
Pengukuran LILA dapat dilakukan melalui urutan-urutan yang berikut
(Utami, 2016):
1) Subjek diminta untuk beridiri maupun duduk
2) Menanyakan lengan yang aktif digunakan, apabila lengan kanan aktif yang
diukur adalah lengan kiri begitu pula sebaliknya.
3) Meminta subjek untuk membuka lengan baju yang akan diukur
4) Ukur LILA pada mid point. Cara menentukannya adalah dengan meminta
subjek menekuk lengan 900
kemudian mengukur panjang lengan. Hasil
pengukuran kemudian di bagi dua, hasil pembagian adalah mid point.
5) Ukur ukuran lingkar lengan atas dengan pita ukur yang menempel sepenuhnya
pada lengan.
6) Catat hasil pengukuran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah
pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali
orang kidal, lengan yang diukur lengan kanan). Lengan harus pada posisi bebas,
15
lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang dan alat
ukur dalam keadaan baik.
4. Dampak kekurangan energi kronis pada kehamilan
Menurut Waryana (2010), dampak dari KEK pada kehamilan antara lain:
1) Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain : anemia,
perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit
infeksi.
2) Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (prematur) dan perdarahan.
3) Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran atau abortus, bayi lahir
dengan keadaan meningggal, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
C. Hubungan Status Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil
dengan Kejadian Anemia
Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana
status gizi seseorang buruk yang disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan
sumber energi yang mengandung zat gizi makronutrien yakni zat gizi yang
diperlukan banyak oleh tubuh dan mikronutrien yang diperlukan sedikit oleh
tubuh. Kebutuhan wanita hamil meningkat dari biasanya dan peningkatan jumlah
konsumsi makan perlu ditambah terutama konsumsi pangan sumber energi untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan janin (Rahmaniar, 2013).
Energi di dalam tubuh dihasilkan oleh zat gizi makro yang
dikonversikan menjadi energi. Energi diperlukan juga untuk membantu proses
gerakan otot saluran pencernaan, sehingga gerakan ini membantu saluran
16
pencernaan dapat membantu proses penyerapan zat besi pada usus. Seseorang
dengan IMT kurang dari 18 dikaitkan dengan keadaan kekurangan berat badan
atau bila jauh di bawah 18 atau ukuran LILA kurang dari 23,5 cm dikaitkan
dengan keadaan kurang energi kronis (KEK). Hal tersebut terjadi bila konsumsi
energi lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi
tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Pemecahan jaringan lemak akan
diikuti dengan penurunan berat badan sebanyak lemak yang digunakan.
Umumnya orang yang kekurangan energi protein signifikan dengan kekurangan
zat gizi lain seperti kurang zat besi yang akan menyebabkan anemia (Heny, dkk.,
2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Dwipayana (2018) juga menyebutkan
bahwa terdapat hubungan bermakna antara ibu hamil dengan lingkar lengan atas
<23,5cm cenderung mengalami KEK, yang berarti ibu sudah mengalami keadaan
kurang gizi dalam jangka waktu yang telah lama.
Ibu hamil yang tidak mengalami KEK, cenderung lebih kecil tidak
mengalami anemia dibandingkan mengalami anemia. Ibu hamil yang tidak
mengalami KEK biasanya lebih menjaga pasokan nutrisi yang di konsumsi selama
kehamilannya dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang,
baik makronutrien maupun mikronutrien, disertai konsumsi Vitamin C sehingga
ibu hamil kemungkinan kecil mengalami anemia, namun pada trimester I biasanya
ibu hamil mengalami mual dan muntah, apabila mengkonsumsi vitamin C dapat
menyebabkan peningkatan asam lambung, oleh karena itu untuk membantu
penyerapan zat besi disertai dengan konsumsi air putih. Ibu hamil yang tidak KEK
kemudian mengalami anemia, kemungkinan disebabkan cara menjaga zat besi
17
didalam makanan tidak disertai dengan konsumsi makanan ataupun konsumsi air
putih yang dapat membantu penyerapan zat besi, karena konsumsi kafein dapat
menghambat penyerapan zat besi (Aminin, dkk., 2014).

More Related Content

Similar to macam macam poster yang berisikan apa itu anemia gizi besi pada bumil

Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibu
Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibuBagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibu
Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibuOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah anemia dan usg kehamilan2
Makalah anemia dan usg kehamilan2Makalah anemia dan usg kehamilan2
Makalah anemia dan usg kehamilan2Iska Nangin
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Septian Muna Barakati
 
epid gizi kematian pada bumil
epid gizi kematian pada bumilepid gizi kematian pada bumil
epid gizi kematian pada bumildila sp
 
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptxPRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptxfaza73
 
Tugas anemia
Tugas anemiaTugas anemia
Tugas anemiafrieska01
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Operator Warnet Vast Raha
 
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi KehamilanKB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilanpjj_kemenkes
 
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019ninaninun99
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Egaliani199703
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Egaliani199703
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 yunkuyun305
 
angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018
angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018
angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018afiska1209
 
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019ninaninun99
 

Similar to macam macam poster yang berisikan apa itu anemia gizi besi pada bumil (20)

Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibu
Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibuBagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibu
Bagaimana gambaran anemia pada ibu hamil menurut ibu
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
132562099 kejadian-anemia
132562099 kejadian-anemia132562099 kejadian-anemia
132562099 kejadian-anemia
 
132562099 kejadian-anemia
132562099 kejadian-anemia132562099 kejadian-anemia
132562099 kejadian-anemia
 
Makalah anemia dan usg kehamilan2
Makalah anemia dan usg kehamilan2Makalah anemia dan usg kehamilan2
Makalah anemia dan usg kehamilan2
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
 
epid gizi kematian pada bumil
epid gizi kematian pada bumilepid gizi kematian pada bumil
epid gizi kematian pada bumil
 
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptxPRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
PRINSIP GIZI PADA IBU HAMIL.pptx
 
Tugas anemia
Tugas anemiaTugas anemia
Tugas anemia
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
 
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi KehamilanKB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
 
Pp gizi
Pp giziPp gizi
Pp gizi
 
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
 
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018 Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
Angka kejadian anemia pada ibu hamil riskesdas 2018
 
angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018
angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018
angka kejadian anemia pada ibu hamil diskesdas 2018
 
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
Angka Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil RISKESDAS 2019
 

More from fachrulshidiq3

Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
Sesi 3 dr. Tri Wahyuni_Analisis Resiko bagi Rumahsakit.pdf
Sesi 3 dr. Tri Wahyuni_Analisis Resiko bagi Rumahsakit.pdfSesi 3 dr. Tri Wahyuni_Analisis Resiko bagi Rumahsakit.pdf
Sesi 3 dr. Tri Wahyuni_Analisis Resiko bagi Rumahsakit.pdffachrulshidiq3
 
Manajemen tanggap darurat k3 rs area pegunungan.pptx
Manajemen tanggap darurat k3 rs area pegunungan.pptxManajemen tanggap darurat k3 rs area pegunungan.pptx
Manajemen tanggap darurat k3 rs area pegunungan.pptxfachrulshidiq3
 
6d386-pertemuan-5.-ukuran-frekuensi-penyakit-3-.pdf
6d386-pertemuan-5.-ukuran-frekuensi-penyakit-3-.pdf6d386-pertemuan-5.-ukuran-frekuensi-penyakit-3-.pdf
6d386-pertemuan-5.-ukuran-frekuensi-penyakit-3-.pdffachrulshidiq3
 
Policy brief -AKP (1)TUGAS UAS KESEHATAN MASYARAKAT S1.pptx
Policy brief -AKP (1)TUGAS UAS KESEHATAN MASYARAKAT S1.pptxPolicy brief -AKP (1)TUGAS UAS KESEHATAN MASYARAKAT S1.pptx
Policy brief -AKP (1)TUGAS UAS KESEHATAN MASYARAKAT S1.pptxfachrulshidiq3
 
250519474-Penyuluhan-Masa-Nifas IBU MELAHIRKAN.pptx
250519474-Penyuluhan-Masa-Nifas IBU MELAHIRKAN.pptx250519474-Penyuluhan-Masa-Nifas IBU MELAHIRKAN.pptx
250519474-Penyuluhan-Masa-Nifas IBU MELAHIRKAN.pptxfachrulshidiq3
 

More from fachrulshidiq3 (6)

Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Sesi 3 dr. Tri Wahyuni_Analisis Resiko bagi Rumahsakit.pdf
Sesi 3 dr. Tri Wahyuni_Analisis Resiko bagi Rumahsakit.pdfSesi 3 dr. Tri Wahyuni_Analisis Resiko bagi Rumahsakit.pdf
Sesi 3 dr. Tri Wahyuni_Analisis Resiko bagi Rumahsakit.pdf
 
Manajemen tanggap darurat k3 rs area pegunungan.pptx
Manajemen tanggap darurat k3 rs area pegunungan.pptxManajemen tanggap darurat k3 rs area pegunungan.pptx
Manajemen tanggap darurat k3 rs area pegunungan.pptx
 
6d386-pertemuan-5.-ukuran-frekuensi-penyakit-3-.pdf
6d386-pertemuan-5.-ukuran-frekuensi-penyakit-3-.pdf6d386-pertemuan-5.-ukuran-frekuensi-penyakit-3-.pdf
6d386-pertemuan-5.-ukuran-frekuensi-penyakit-3-.pdf
 
Policy brief -AKP (1)TUGAS UAS KESEHATAN MASYARAKAT S1.pptx
Policy brief -AKP (1)TUGAS UAS KESEHATAN MASYARAKAT S1.pptxPolicy brief -AKP (1)TUGAS UAS KESEHATAN MASYARAKAT S1.pptx
Policy brief -AKP (1)TUGAS UAS KESEHATAN MASYARAKAT S1.pptx
 
250519474-Penyuluhan-Masa-Nifas IBU MELAHIRKAN.pptx
250519474-Penyuluhan-Masa-Nifas IBU MELAHIRKAN.pptx250519474-Penyuluhan-Masa-Nifas IBU MELAHIRKAN.pptx
250519474-Penyuluhan-Masa-Nifas IBU MELAHIRKAN.pptx
 

Recently uploaded

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Recently uploaded (20)

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

macam macam poster yang berisikan apa itu anemia gizi besi pada bumil

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia pada Kehamilan 1. Pengertian Anemia adalah suatu penyakit kekurangan sel darah merah (WHO, 2011). Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apabila kadar hemoglobin ibu kurang dari 11g/dl pada trimester satu dan tiga, serta kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Ada beberapa tingkatan anemia ibu hamil yang dialami ibu hamil menurut WHO (2011), yaitu: a. Anemia ringan: anemia pada ibu hamil disebut ringan apabila kadar hemoglobin ibu 10,9 g/dl sampai 10g/dl. b. Anemia sedang: anemia pada ibu hamil disebut sedang apabila kadar hemoglobin ibu 9,9g/dl sampai 7,0g/dl. c. Anemia berat: anemia pada ibu hamil disebut berat apabila kadar hemoglobin ibu berada dibawah 7,0g/dl. 2. Tanda dan gejala anemia Tanda ibu hamil mengalami anemia adalah pucat, glossitis, stomatitis, eodema pada kaki karena hypoproteinemia. Gejala ibu hamil yang mengalami anemia adalah lesu dan perasaan kelelahan atau merasa lemah, gangguan pencernaan dan kehilangan nafsu makan (Tewary, 2011). 3. Tipe-tipe anemia Menurut Waryana (2010) dapat anemia digolongkan menjadi beberapa golongan, yaitu :
  • 2. 7 a. Anemia defisiensi gizi besi Anemia jenis ini biasanya berbentuk normositik dan hipokromik. Keadaan ini paling banyak dijumpai pada kehamilan. b. Anemia megaloblastik Anemia ini biasanya berbentuk makrosistik, penyebabnya adalah karena kekurangan asam folat, namun jenis anemia ini jarang terjadi. c. Anemia hipoplastik Anemia hipoplastik disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang dalam membentuk sel-sel darah merah baru. d. Anemia hemolitik Anemia hemolitik disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. 4. Upaya pencegahan anemia Pencegahan dapat dilakukan dengan mengatur pola makan yaitu dengan mengkombinasikan menu makanan serta konsumsi buah dan sayuran yang mengandung vitamin C (seperti tomat, jeruk, jambu) dan mengandung zat besi (sayuran berwarna hijau tua seperti bayam). Kopi dan teh adalah minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi sehingga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi (Arantika dan Fatimah, 2019). 5. Penyebab anemia a. Penyakit infeksi Perdarahan patologis akibat penyakit atau infeksi parasit seperti cacingan dan saluran pencernaan juga berhubungan positif terhadap anemia. Darah yang hilang akibat infestasi cacing bervariasi antara 2-100cc/hari,
  • 3. 8 tergantung beratnya infestasi. Anemia yang disebabkan karena penyakit infeksi, seperti seperti malaria, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan cacingan terjadi secara cepat saat cadangan zat besi tidak mencukupi peningkatan kebutuhan zat besi (Listiana, 2016). Kehilangan besi dapat pula diakibatkan oleh infestasi parasit seperti cacing tambang, Schistoma, dan mungkin pula Trichuris trichura. Hal ini lazim terjadi di negara tropis, lembab serta keadaan sanitasi yang buruk. Penyakit kronis seperti ISPA, malaria dan cacingan akan memperberat anemia. Penyakit infeksi akan menyebabkan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu menghilangkan bahan makanan melalui muntah-muntah dan diare serta dapat menurunkan nafsu makan. Infeksi juga dapat menyebabkan pembentukan hemoglobin (hb) terlalu lambat. Penyakit diare dan ISPA dapat menganggu nafsu makan yang akhirnya dapat menurunkan tingkat konsumsi gizi (Listiana, 2016). b. Umur Ibu yang berumur dibawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun lebih rentan menderita anemia hal ini disebabkan oleh faktor fisik dan psikis. Wanita yang hamil di usia kurang dari 20 tahun beresiko terhadap anemia karena pada usia ini sering terjadi kekurangan gizi. Hal ini muncul biasanya karena usia remaja menginginkan tubuh yang ideal sehingga mendorong untuk melakukan diet yang ketat tanpa memperhatikan keseimbangan gizi sehingga pada saat memasuki kehamilan dengan status gizi kurang. Sedangkan, ibu yang berusia di atas 35 tahun usia ini rentan terhadap penurunan daya tahan tubuh sehingga mengakibatkan ibu hamil mudah terkena infeksi dan terserang penyakit (Herawati dan Astuti, 2010).
  • 4. 9 Ibu hamil pada umur muda atau di bawah 20 tahun perlu tambahan gizi yang banyak, karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Ibu hamil dengan umur yang tua di atas 35 tahun perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (Kristiyanasari, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2016), usia ibu hamil dapat mempengaruhi anemia jika usia ibu hamil relatif muda di bawah 20 tahun, karena pada umur tersebut masih terjadi pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih banyak. Jika zat gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, akan terjadi kompetisi zat gizi antara ibu dan bayinya. c. Status gizi Melorys dan Nita (2017) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan janin. Kekurangan gizi dapat menyebabkan ibu menderita anemia, suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, pemantauan gizi ibu hamil sangat penting dilakukan. Menurut Muliawati (2013) penilaian status gizi dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian antropometri yang terdiri dari:
  • 5. 10 1) Tinggi badan Tinggi badan dapat dijadikan sebagai salah satu syarat status gizi ibu hamil disebut baik. Tinggi badan ibu hamil dianggap memenuhi syarat, apabila memiliki tinggi minimal 145 cm. 2) Berat badan Pertambahan berat badan secara teratur selama kehamilan yang tercatat dan membandingkan hal tersebut dengan berat badan sebelum hamil adalah salah satu metode untuk mengetahui atau memantau status gizi seorang ibu hamil. Kenaikan berat badan yang ideal selama kehamilan adalah 10kg hingga 12kg dengan perhitungan pada trimester pertama kenaikan kurang lebih satu kilogram, trimester kedua kurang lebih tiga kilogram dan trimester tiga kurang lebih enam kilogram. Ibu hamil yang dapat mencapai kenaikan berat badan tersebut ibu dapat dikatakan memiliki status gizi yang baik. 3) Lingkar lengan atas (LILA) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi kronis wanita usia subur. Wanita usia subur adalah wanita dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas LILA wanita usia subur (WUS) dengan resiko kekurangan energi kronis (KEK) adalah 23,5cm, yang diukur dengan menggunakan pita ukur. 4) Gizi atau nutrisi ibu hamil Gizi pada masa kehamilan sangat penting, bukan saja karena makanan yang diperoleh mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi, tetapi juga berpengaruh
  • 6. 11 saat menyusui nanti. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal memerlukan kira-kira 80.000 kalori selama kurang lebih 280 hari. 6. Dampak anemia a. Abortus Penelitian yang dilakukan oleh Aryanti (2016) menyebutkan bawah terdapat hubungan antara anemia dengan abortus. Hal ini disebabkan oleh metabolisme ibu yang terganggu karena kekurangan kadar hemoglobin untuk mengikat oksigen. Efek tidak langsung yang dapat diakibatkan oleh ibu dan janin antara lain terjadinya abortus, selain itu ibu lebih rentan terhadap infeksi dan kemungkinan bayi lahir prematur. b. Ketuban pecah dini Ketuban pecah dini dapat disebabkan oleh anemia karena karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen sehingga kemampuan jasmani menjadi menurun. Anemia pada wanita hamil dapat meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal dapat meningkat oleh hal tersebut (Usman, 2017). c. Perdarahan postpartum Penelitian Frass (2015) dalam Rizky, dkk. (2017) yang melaporkan bahwa terdapat hubungan antara anemia dengan risiko perdarahan postpartum. Anemia pada kehamilan menyebabkan oksigen yang diikat dalam darah kurang sehingga jumlah oksigen berkurang dalam uterus dan menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga menimbulkan perdarahan postpartum, sehingga ibu hamil yang mengalami anemia memiliki kemungkinan
  • 7. 12 terjadi perdarahan postpartum 15,62 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang tidak mengalami anemia. d. Kala I lama Ibu bersalin dengan anemia akan lebih mudah mengalami keletihan otot uterus yang mengakibatkan his menjadi terganggu. Apabila his yang ditimbulkan sifatnya lemah, pendek, dan jarang maka akan mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan serviks atau yang disebut inkoordinasi kontraksi otot rahim, yang akhirnya akan mengganggu proses persalinan. His yang ditimbulkannya sifatnya lemah, pendek, dan jarang hal ini di sebabkan oleh proses terganggunya pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP). Salah satu senyawa terpenting dalam pembentukan ATP adalah oksigen. Energi yang di hasilkan oleh ATP merupakan salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya suatu kontraksi otot. Anemia dapat menyebabkan jumlah sel darah merah berkurang sehingga oksigen yang diikat dalam darah sedikit kemudian menghambat aliran darah menuju otot yang sedang berkontraksi, sehingga mengakibatkan kinerja otot uterus tidak maksimal (Ulfatul, dkk., 2014). e. Berat badan lahir rendah (BBLR) Penelitian yang dilakukan oleh Siti dan Siti (2018) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara anemia dan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Anemia pada kehamilan akan menyebabkan terganggunya oksigenasi maupun suplai nutrisi dari ibu terhadap janin, akibatnya janin akan mengalami gangguan penambahan berat badan sehingga terjadi BBLR. Ibu hamil yang mengalami anemia pada trimester pertama berisiko 10,29 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia dan ibu yang
  • 8. 13 mengalami anemia pada trimester kedua kehamilan berisiko sebesar 16 kali lebih banyak melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) daripada ibu yang tidak anemia (Labir, dkk., 2013). B. Kekurangan Energi Kronis (KEK) 1. Pengertian Kekurangan energi kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut. (Suprariasa, dkk., 2013). 2. Tanda dan gejala kekurangan energi kronis (KEK) Muliawati (2013) menyebutkan bahwa tanda seseorang memiliki kekurangan energi kronis adalah pada ukuran lingkar lengan atas di bawah 23,5cm. 3. Pengkuran lingkar lengan atas (LILA) pada ibu hamil a. Pengertian Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah pengukuran antropometri yang dilakukan kepada ibu hamil untuk mengetahui status resiko KEK (Supariasa, dkk., 2013). b. Tujuan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) Menurut Supariasa, dkk. (2013), tujuan dari pengukuran LILA adalah: 1) Mengetahui risiko kekurangan energi kronis wanita usia subur (WUS), baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah.
  • 9. 14 2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan kekurangan energi kronis. 3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak. 4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran wanita usia subur yang menderita kekurangan energi kronis. 5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi wanita usia subur yang menderita kekurangan energi kronis. c. Cara pengukuran lingkar lengan atas (LILA) Pengukuran LILA dapat dilakukan melalui urutan-urutan yang berikut (Utami, 2016): 1) Subjek diminta untuk beridiri maupun duduk 2) Menanyakan lengan yang aktif digunakan, apabila lengan kanan aktif yang diukur adalah lengan kiri begitu pula sebaliknya. 3) Meminta subjek untuk membuka lengan baju yang akan diukur 4) Ukur LILA pada mid point. Cara menentukannya adalah dengan meminta subjek menekuk lengan 900 kemudian mengukur panjang lengan. Hasil pengukuran kemudian di bagi dua, hasil pembagian adalah mid point. 5) Ukur ukuran lingkar lengan atas dengan pita ukur yang menempel sepenuhnya pada lengan. 6) Catat hasil pengukuran Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang kidal, lengan yang diukur lengan kanan). Lengan harus pada posisi bebas,
  • 10. 15 lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang dan alat ukur dalam keadaan baik. 4. Dampak kekurangan energi kronis pada kehamilan Menurut Waryana (2010), dampak dari KEK pada kehamilan antara lain: 1) Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain : anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi. 2) Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur) dan perdarahan. 3) Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran atau abortus, bayi lahir dengan keadaan meningggal, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). C. Hubungan Status Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang buruk yang disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang mengandung zat gizi makronutrien yakni zat gizi yang diperlukan banyak oleh tubuh dan mikronutrien yang diperlukan sedikit oleh tubuh. Kebutuhan wanita hamil meningkat dari biasanya dan peningkatan jumlah konsumsi makan perlu ditambah terutama konsumsi pangan sumber energi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin (Rahmaniar, 2013). Energi di dalam tubuh dihasilkan oleh zat gizi makro yang dikonversikan menjadi energi. Energi diperlukan juga untuk membantu proses gerakan otot saluran pencernaan, sehingga gerakan ini membantu saluran
  • 11. 16 pencernaan dapat membantu proses penyerapan zat besi pada usus. Seseorang dengan IMT kurang dari 18 dikaitkan dengan keadaan kekurangan berat badan atau bila jauh di bawah 18 atau ukuran LILA kurang dari 23,5 cm dikaitkan dengan keadaan kurang energi kronis (KEK). Hal tersebut terjadi bila konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Pemecahan jaringan lemak akan diikuti dengan penurunan berat badan sebanyak lemak yang digunakan. Umumnya orang yang kekurangan energi protein signifikan dengan kekurangan zat gizi lain seperti kurang zat besi yang akan menyebabkan anemia (Heny, dkk., 2017) Penelitian yang dilakukan oleh Dwipayana (2018) juga menyebutkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara ibu hamil dengan lingkar lengan atas <23,5cm cenderung mengalami KEK, yang berarti ibu sudah mengalami keadaan kurang gizi dalam jangka waktu yang telah lama. Ibu hamil yang tidak mengalami KEK, cenderung lebih kecil tidak mengalami anemia dibandingkan mengalami anemia. Ibu hamil yang tidak mengalami KEK biasanya lebih menjaga pasokan nutrisi yang di konsumsi selama kehamilannya dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang, baik makronutrien maupun mikronutrien, disertai konsumsi Vitamin C sehingga ibu hamil kemungkinan kecil mengalami anemia, namun pada trimester I biasanya ibu hamil mengalami mual dan muntah, apabila mengkonsumsi vitamin C dapat menyebabkan peningkatan asam lambung, oleh karena itu untuk membantu penyerapan zat besi disertai dengan konsumsi air putih. Ibu hamil yang tidak KEK kemudian mengalami anemia, kemungkinan disebabkan cara menjaga zat besi
  • 12. 17 didalam makanan tidak disertai dengan konsumsi makanan ataupun konsumsi air putih yang dapat membantu penyerapan zat besi, karena konsumsi kafein dapat menghambat penyerapan zat besi (Aminin, dkk., 2014).