Laporan ini membahas percobaan mengenai pencacah Geiger Muller. Tujuannya antara lain untuk mengetahui prinsip kerja pencacah Geiger Muller dan menentukan pengaruh berbagai faktor terhadap intensitas radiasi, seperti jarak, ketebalan bahan, dan jenis partikel."
1. LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
Disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
ujian akhir Praktikum Fisika Dasar
Oleh :
Nama
: Anniswati Nurul Islami
Gol/kelas
: A / Fisika 1.2
Jurusan
: Pendidikan Fisika
Koordinator Kelas : Mustawarman
LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2012
2. LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum fisika Dasar II dengan judul “Pencacah geiger
muller “ . disususn oleh :
Nama
: Anniswati nurul islami
Nim
: 20600111011
Golongan
:A
Kelompok
: 1 (satu)
Kelas
: fisika 1.2
Telah diperiksa dan dinyatakan diterima oleh asisten serta dinyatakan ACC
dengan nilai :
Makassar, juli 2012
Asisten
praktikan
Mengetahui
Kordinator kelas
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Judul percobaan pada praktikum ini yaitu mengenai “Pencacah
Geiger Muller”.
B. Latar Belakang
Unsur-unsur di dalam terdiri dari berbagai macam isotop. Isotop
adalah unsure yang atom –atomnya mempunyai jumlah proton yang sama,
tetapi mempunyai jumlah neutron yang berbeda. Misalnya unsure karbon
mempunyai 3 macam isotop. Perbedaan dari ketiga atom tersebut selain dari
hal massaatomnya (jumlah proton dan neutron), juga pada sifat-sifat fisisnya.
Sifat dapat memancarkan cahaya sinar berebergi tinggi secara spontan yang
disebut sinar radioaktif dan dapat dimanfaatkan untuk apa saja, unsure
radioaktif tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, kita perlu
membahas secara khusus, sifat suatu keradioaktifan unsure- unsure
tersebut dan berbagai manfaatnya. Dimana suatu unsure itu mempunyai
sifat radiaktif.
Maka dari itu, hal inilah yang melatar belakangi kita untuk melakukan
percobaan mengenai pencacah Geiger muller yang digunakan untuk
mengetahui berapa sinar radioaktif terhadap pengaruh suatu bahan
radioaktif seperti sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, dan juga dalam
praktikum ini membantu kita untuk mengetahui tentang pengaruh- pengaru
yang berkaitan dngan Geiger muller.
4. C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah :
1. Bagaimana mengetahui seperti apakah zat radioaktif ?
2. Bagaimana mengetahui prinsip kerja dari pencacah Geiger muller ?
3. Bagaimana menentukanpersentase penurunan tariff hitungan untuk
jarak tertentu ?
4. Bagaiman menentukan kisaran partikel alfa dan perbandingan intensitas
radiasi dengan dan tanpa selembar melemahnya kertas ?
5. Bagaimana mengetahui pengaruh ketebalan berbagai bahan terhadap
intensitas radiasi beta ?
D. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini adlah sebagai berikut :
1. Mengetahui seperti apakah zat radioaktif.
2. Mengetahui prinsip kerja dari pencacah Geiger muller.
3. Untuk menentukanpersentase penurunan tariff hitungan untuk jarak
tertentu.
4. Untuk menentukankisaran partikel alfa dan perbandingan
intensitasradiasi dengan dan tanpa selembar melemahnya kertas.
5. mengetahui pengaruh ketebalan berbagai bahan terhadap intensitas
radiasi beta.
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Radioaktivitas
Proses peluruhan zat radioaktif sebenarnya adalah proses alami dari
suatu zat radioaktif atau radioisotop dalam rangka keseimbangan menuju
kepada energi dasarnya (ground state energy). Proses peluruhan zat
radioaktif yang terjadi berkaitan erat dengan jenis radiasi nuklir dari suatu
radioisotop. Untuk itu, perlu diketahui beberapa jenis radiasi yang mengikuti
terjadinya proses peluruhan tersebut. Jenis radiasi yeng dimaksud
sebenarnya ada 8 macam, namun yang akan dijelaskan hanya yang dalam
proses peluruhannya menghasilkan elektron atau yang dapat menyebabkan
ionisasi langsung saja, yaitu radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop yang
digunakan dalam baterai nuklirberbagai bidang.
B. Penemu Radioaktif
Pada tahun 1896 seorang ahli bernama Becquerel telah menemukan
senyawa uranium yang memancarkan sinar tak tampak yang dapat
menembus suatu bahan. Sinar tersebut dinamakan sinar radioaktif karena
dapat memancarkan partikel alpha, betha, maupun gamma. Dengan
pemancaran tersebut akan timbul sinar radioaktif yang lain, dan akan terjadi
isotopnya. Pengamatan tentang aktivitas inti dimulai dari Henry Becquerel
yang menyelidiki tentang gejala fosforesensi dan fluoresensi. Fosforesensi
yaitu peristiwa berpendarnya zat setelah cahaya yang menyinari zat tersebut
dihentikan, sedangkan fluoresensi yaitu peristiwa berpendarnya zat pada
saat zat tersebut mendapatkan sinar. Dalam penyelidikan Becquerel, unsur
6. uranium selalu memancarkan sinar radiasi meskipun unsur tersebut
disimpan di tempat yang tidak terkena cahaya dalam waktu yang lama. Sinar
radiasi berasal dari dalam inti atom. Selanjutnya Piere Curie dan Marie Curie
menyelidiki sinar radiasi yang berasal dari inti atom, yang kemudian
menemukan dua unsur yang selalu memancarkan sinar radiasi yang
kemudian dinamakan Poloniun dan Radium. Unsur yang selalu memancarkan
sinar radiasi tersebut dinamakan unsur radioaktif (isotop radioaktif). Inti
atom yang tidak stabil selalu memancarkan secara spontan sinar radioaktif,
sehingga akhirnya akan diperoleh inti atom yang stabil. Peristiwa
pemancaran sinar radioaktif secara spontan disebut radioaktivitas atau
peluruhan radioaktif.
C. Jenis Sinar Radioaktif
Berdasarkan partikel penyusunnya, sinar radioaktif dibagi menjadi
tiga, yaitu sinar alfa, sinar beta, dan sinar gamma.
1. Sinar Alfa
Sinar alfa adalah sinar yang dipancarkan oleh unsure radioaktif.
Sinar ini ditemukan secara bersamaan dengan penemuan fenomena
radioaktivitas, yaitu peluruhan inti atom yang berlangsung secara
spontan, tidak terkontrol, dan menghasilkan radiasi. Sinar alfa terdiri atas
dua proton dan dua neutron. Berikut ini adalah sifat alamiah sinar alfa.
a. Sinar alfa merupakan inti He.
b. Dapat menghitamkan pelat film (yang berarti memiliki daya ionisasi
alfa paling kuat daripada sinar beta dan gamma.
c. Mempunyai daya tembus paling lemah di antara ketiga sinar
radioaktif.
d. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
7. e. Mempunyai jangkauan beberapa sentimeter di udara dan 102 mm di
dalam logam.
2. Sinar Beta
Sinar beta merupakan elektron berenergi tinggi yang berasal dari
inti atom. Berikut ini beberapa sifat alamiah sinar beta.
a. Mempunyai daya ionisasi yang lebih kecil dari sinar alfa.
b. Mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar alfa.
c. Dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
3. Sinar Gamma
Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang
terpancar dari inti atom dengan energy yang sangat tinggi yang tidak
memiliki massa maupun muatan. Sinar gamma ikut terpancar ketika
sebuah inti memancarkan sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan sinar
gamma tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun massa
atom. Sinar gamma memiliki beberapa sifat alamiah berikut ini.
a. Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin
jauh dari sumber intensitasnya makin kecil.
b. Mempunyai daya ionisasi paling lemah.
c. Mempunyai daya tembus yang terbesar.
d. Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.
D. Peluruhan Inti
Seperti penjelasan di depan bahwa inti-inti yang tidak stabil akan
memancarkan zat-zat radioaktif. Misalnya memancarkan sinar α, sinar ini
adalah inti helium 2α4 berarti saat memancarkan sinar α akan terpancar 2
proton dan 2 neutron. Dengan pemancaran ini maka bahan yang meluruh
akan mengalami pengurangan partikel-partikel penyusunnya. Karena sifatnya
inilah kemudian peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif pada bahan
8. radioaktif ini dinamakan peluruhan. Misalnya mula-mula ada N0 partikel.
Partikelnya menjadi N0 dalam waktu T, menjadi N0 dalam 2T dan menjadi N0
dalam 3T. Perubahan N ini akan memenuhi deret dengan persamaan seperti
berikut.
N = N0 ( )t/T
(1)
dengan
N = jumlah partikel sisa
N0 = jumlah partikel mula-mula
t = waktu meluruh
T = waktu paro
Umumnya jika sebuah bahan contoh mengandung N inti radioaktif,
maka kita dapat menyatakan cirri statistik dari proses peluruhan tersebut
dengan mengatakan bahwa banyaknya peluruhan per detik R(= -dN/dt)
adalah sebanding dengan N, atau
= λN
= -λdt
(2)
(3)
Yang dapat diintegralkan dengan mudah untuk menghasilkan
N = N0 e-λt
(4)
Disini N0 adalah banyaknya inti radioaktif didalam bahan contoh itu pada t=0.
Kita melihat bahwa pengukuran N dengan waktu mengikuti sebuah hokum
eksponensial sama.
Dengan mendeferensialkan persamaan 2.4 akan menghsilkan
R = R0e-λt
(5)
Dimana R0 adalah banyaknya peluruhan per satuan waktu pada t=0. Pada
mulanya kita telh menganggap bahwa R = N sebanding satu sama lain,
sehingga kita tidak heran untuk memastikan bahwa kedua R dan N berkurang
dengan watu menurut hokum eksponensial sama.
9. Sebuah kuantitas yang menarik untuk ditinjau adalah waktu t 1/2 , yang
dinamakan umur paruhan (half life), setelah N dan R direduksi menjadi
setengah dari nilai-nilai semula. Dengan menaruh R = R0 didalam persmaan
2.5 akan memberikan
R0 = R0e-λt
(6)
yang dengan mudah menghasilkan
t1/2 =
=
(7)
yang merupakan suatu hubungan diantara umur perubahan dan konstanta
disintegrasi.
1. Peluruhan Gamma
Di dalam suatu peluruhan gamma, nukleus yang awalnya dlam keadaan
tereksitasi akan membuat transisi ke keadaan energy yang lebih rendah dan dalam
prosesnya memancarkan foton, yang dinamakan sianar . Di temukan bahwa sinar
muncul dengan energi-energi diskret yang menunjukkan bahwa nukleus-nukleus
memiliki tingkat-tingkat energy diskret. Energi foton sinar
di berikan oleh
pernyataan umum berikut:
Hv = Eu - E1
(8)
Jauh berbeda dengan foton-foton yang teremisi dalam transisi-transisi atom, di mana
energinya berorde hanya beberapa eV, energy-energi sinar
berada dalam rentang
puluhan ke V hingga MeV.
Lantaran foto-foton sinar
tidak membawa muatan atau massa, nomor atom
dan muatan nukleus tidak mengalami perubahan dalam peluruhan gamma. Jika
nukleus yang tereksitasi ditandai dengan (ZA)* maka peluruhan gamma ke keadaan
dasar dapat ditulis secara simbolis sebagai
(ZA)*
ZA +
(9)
Kebanyakan nukleus tereksitasi yang mengalami peluruhan gamma memiliki
waktu paruh kecil berorde 10-14 s yang tidak dapat diukur, lebih singkat daripada
waktu paruh keadaan elektronik tereksitasi. Namun keadaan tereksitasi beberapa
10. nukleus berlangsung sangat lama dan waktu paruhnya dapat diukur dengan mudah.
Nukleus-nukleus tereksitasi ini dinamakan isomer dan keadaan tereksitasinya dikenal
sebagai keadaan isomerik.
2. Peluruhan Alfa
Dalam peluruhan alfa, suatu partikel
Sebagaimana partikel
akan terlepas dari nukleus.
adalah nukleus helium, nukleus induknya kehilangan dua
ptoton dan dua netron. Dengan demikian, nomor atomnya (Z) mengalami penurunan
sebanyak dua satuan dan nomor massanya (A) mengalami penurunan sebanyak empat
satuan, sehingga anak (D) dan induknya (P) merupakan unsure-unsur kimia yang
berbeda. Dengan menerapkan kekekalan muatan dan nucleon, kita dapat menuliskan
peluruhan alfa secara simbolis sebagai
(10)
Sebagai contoh,
(11)
Di dalam suatu sistem yang induknya berada dalam keadaan diam, kita
dapati dari kekekalan energy bahwa
MPc2 = MDc2 + Mαc + KD + Kα
Di mana KD dan K
(12)
masing-masing adalah energy kinetic anak dan partikel α,
sedangkan MP, MD, dan Mα masing-masing adalah massa diam induk, anak, dan
partikel alfa. Oleh karena energy kinetik tidak pernah bernilai negatif peluruhan alfa
tidak dapat berlangsung, kecuali
MP ≥ MD + M
(13)
Selain energi, momentum pun mnegalami kekekalan. Ketika hanay dua
partikel yag dihasilkan dari peluruhan alfa. Kedua kondisi kekkekalan energy dan
momentum tersebut menetapakan secara unik energi-energi kinetic (dan momentummomentum) partikel alfa dan nucleus anak. Jika nucleus induk dengan nomor massa
A meluruh pada keadaaan diam, emerge kinetic partikel alfannya dikatakan sebagai
(14)
Dengan energy disintegrasi Q adalah total energy yang dilepaskan didalam reaksi:
)
(15)
11. Besaran Q adalah suatu konstanta untuk setiap peluruhan alfa dan memiliki
nilai yang sama untuk seluruh pengamat. Dalam kerangaka nucleus induk yang diam,
(16)
3. Peluruhan Beta
Keberadaan neutrino pertama kali dipostulatkan olehW.Pauli pada tahun
1930 untuk menjaga kekekalan energy dan momentum didalam peluruhan beta.
Sebuah neutron mengubah dirinya menjadi sebuah proton didalam inti itu atau
sebaliknya menurut
(17)
(18)
Secara umum, peluruhan
dapat dinyatakn sebagai
(19)
Didalam peluruhan
terjadi emisi positron,
(20)
Memberikan energy disintegrasi Q sebesar
=(
)
(21)
E. Alat Pencacah Radioaktif
1. Ionization Chambers
Lempeng-lempeng
konduksi
E
dan
E’
diletakkan
didalam
chamber/kamar I yang erisi oleh gas atau udara pada tekanan atmosfer. Kedua
plat tadi di beri beda potensial antara 200 sampai 300 volt oleh sumber
12. tegangan V. Radiasi yang masuk pada I akan menghasilkan ion-ion positif dan
negatif yang akan terkumpul pada plat E dan E’, muatan-muatan yang
terkumpul itu akan diukur oleh amperemeter/galvanometer A.
2. Geiger Muller Counter (GM Counter)
Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi alpha dan
beta. Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-Müller, sebuah tabung
yang diisi oleh gas yang akan bersifat konduktor ketikapartikel atau foton
radiasi menyebabkan gas (umumnya Argon) menjadi konduktif. Alat
tersebut akan membesarkan sinyal dan menampilkan pada indikatornya
yang bisa berupa jarum penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu
bunyi menandakan satu partikel. Pada kondisi tertentu, pencacah Geiger
dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat
reliabilitasnya kurang. Pencacah geiger tidak bisa digunakan untuk
mendeteksi neutron.
Bagian – bagian Detektor Geiger Muller :
Gambar 2.1 : Bagain-bagian detector geger muller.
Sebuah tabung Geiger-Muller (or tabung GM ) adalah unsur pengindera (
sensor ) dari sebuah Geiger counter yang dapat mendeteksi sebuah partikel tunggal
dari sebuah radiasi ionisasi. Adalah Hans Geiger yang memberinya nama tabung GM
13. pada tahun 1908. Dan Walther Müller berkolaborasi dengan Geiger dalam
pengembangan yang lebih lanjut pada tahun 1928. Ini adalah jenis gas ionisasi
detektor dioperasikan dengan tegangan di Geiger plateau (daerah plato
Saat dipergunakan untuk pengukuran, tabung didekatkan pada unsur yang
memancarkan partikel radioaktif sehingga partikel-partikel itu akan menembus
jendela tipis pada salah satu ujung tabung dan masuk ke dalamnya. Partikel
radioaktif ini lalu menmbuk atom-atom gas sehingga atom-atom gas akan
mengeluarkan elektron-elektron. Elektron yang terlepas saat tumbukan ditarik ke
anoda. Peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat.
Karena melepaskan elektron, atom-atom gas berubah menjadi ion-ion
positif. Ion-ion ini kemudian tertarik kearah katoda. Perpindahan ini akan
menimbulkan pulsa listrik dalam rangkaian pencacah Geiger Muller. Bila ada radiasi
yang masuk kedalam tabung tersebut, maka terjadilah ionisasi atom-atom atau
molekul-molekul gas dalam tabung itu. Ion positif akan bergerak ke katoda sengkan
ion negatif akan bergerak ke anoda. Bila ion-ion itu sampai pada masing-masing
elektroda maka akan terjadi pulsa tegangan atau pulsa arus sebesar
Bila jumlah partikel yang radiasi masuk kedalam tabung Geiger -Muller tiap
satuan waktu adalah tertentu maka cacahan yang tercatat oleh pencacah akan
tertentu pula. Jumlah cacahan tiap satuan waktu yang tercatat tergantung dari pada
tegangan elektroda.
Pulsa listrik kemudian diperkuat melalui amplifier sehingga dapat
didengar melalui loudspeaker sebagai bunyi yang berdetak. Alternatif lain,
pulsa listrik ini setelah melalui amplifier dapat pula dicatat pada alat
penghitung listrik, sehingga jumlah partikel yang masuk ke tabung tiap
detiknya dapat dihitung. Jika aktivitas unsur radioaktif cukup tingggi, maka
jumlah partikel yang dipancarkannya akan besar sehingga bilangan perdetik
14. yang ditunjukkan pencacah geiger Muller pun akan besar,atau detakan
yang terdengar lewat loudspeaker akan semakin banyak
3. Cloud Chamber
Cloud Chamber ditemukan oleh C.T.R Wilcon pada tahun 1912
(pada prinsipnya uap yang jenuh dikondensasikan terutama pada
partikel-partikel yang bermuatan ).
Chambers C diisi dengan udara bersih dan uap air yang jenuh
pada teneratur kamar, piston dapat jatuh bebas yang dapat
menyebabkan ekspansi mendadak dari campuran udara dan uap air,
sehingga temperaturnya turun dibawah suhu kamar maka uap air
menjadi amat jenuh. Bila sebuah partikel bermuatan melalui
kamar/chamber tersebut, maka pada saat ini terbentuk pasangan ion,
yang akan menghasilkan suatu jejak/bekas yang dapat dilihat. Chamber
dapat diterangi dengan cahaya dan sebuah kamera mengambil foto dari
jejak/track tadi. Setelah foto diambil maka piston ditekan kembali pada
semula dan medan listrik dipasang untuk membersihkan chamber dari
ion-ion. Setelah ini maka chamber tersebut dapat digunakan lagi untuk
percobaan.
4. Scintillation Counter
Scintillator adalah substan yang bila ditumbuk oleh sebuah
partikel bermuatan misalnya sinar x, sinar , akan dihasilkan kilat/nyata
dari cahaya, biasanya adalah sodium iodide (NaI), Cesium Iodida (CeI).
Nyala/kilat dari cahaya dapat diubah menjadi puls-puls listrik oleh suatu
system elektronik yang disebut Scintillation Counter.
Andaikan sinar
jatuh pada Kristal NaI, maka electron-elektron
menghasilkan ionisasi yang disebabkan sinar
atom-atom dan molekul-molekul kristal.
yang bergabung dengan
15. BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
a. Basis piring untuk radioaktivitas
1 buah
b. Pemegang tabung kontra
1 buah
c. Sumber tegangan pada fix magnet
1 buah
d. Kontra tabung tipe b
1 buah
e. Geiger muller counter
1 buah
f. Sumber Ra- 226,3KBq
1 buah
g. Plat dudukan pada fix magnet
3 buah
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
a. Material aluminium 0,27 mm
1 buah
b. Material aluminium 1,44 mm
1 buah
c. Material aluminium 1,99 mm
1 buah
d. Material aluminium 2,45 mm
1 buah
e. Material perpex 1,05 mm
1 buah
f. Material perpex 2,10 mm
1 buah
g. Material perpex 3,15 mm
1 buah
h. Kardus 12x 8 cm
1 buah
16. B. Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah :
1. Prinsip kerja Geiger muller
a. Memasukkan tabung Geiger muller counter di pemegang tabung
counter. Memposisi pemegangan tabung counter pada plat dasar
sehingga ujung tabung yang menunjuk langsung pada jarak 2 cm dari
skala longitudinal.
b. Menghubungkan tabung counter untuk menghitung dan memilih 60 s
untuk waktu pengukuran.
c. Menempatkan pemegang sumber pada plat dasar. Menyesuaikan
dengan sumber radiasi.
d. Berhati-hati memindahkan pemegang sumber pada plat dasar,
sehingga jarak antara jendela tabung counter dan permukaan pintu
keluar radiasi adalah 1 cm. memastikanuntuk menghindari
menyentuh jendela tabung counter dengan pemegang sumber, ini
pasti akan mengakibatkan kerusakan pada jendela tabung.
e. Mengaktifkan counter dan memulai prosedur pengukuran pertama
dengan tombol “start-stop”
f. Memperhatikan tingkat hitungan pada counter dan mencatat
hasilnya pada table pengamatan sebagai nilai Cudara .
g. Menahan selembar kertas antara permukaan pintu keluar radiasi dan
jendela tabung counter dan mengulangi pengukuran dengan
mencatat hasilnya pada table pengamatan sebagai nilai Ckertas.
h. Mengubah-ubah jarak sampai 2 cm dan melakukan berturut-turut
dengan selisih 1 cm.
2. Penentuan radiasi bahan
a. Untuk material aluminium
17. 1. Memasukkan tabung Geiger muller counter di pemegang tabung
counter. Memposisi pemegangan tabung counter pada plat dasar
sehingga ujung tabung yang menunjuk langsung pada jarak 2 cm
dari skala longitudinal.
2. Memposisikan pemegang counter piring langsung didepan tabung
counter.
3. Menempatkan pemegang sumber langsung didepan pada
pemegang piring dan memasukkan sumber radiasi.
4. Mengukur percobaan dengan memperhatikanhal-hal berikut :
a. Memindahkan sumber radiasi sampai 8 cm dari jendela
tabung kountra.
b. Berhati-hati membuka tutup pelindung dari tabung kountra
c. Menghubungkan tabung counter dengan counter , memilih 60
s untuk pengukuran dan memulai prosedur pengukuran
pertama dengan symbol “start- stop”.
d. Memasukkan angka hitungan pertama tanpa penghalang
aluminium pada table pengamatan dan mengulang
pengukuran dua kali.
e. Mengulangi langkah (d) dengan penghalang plat aluminium
dengan ketebalan 0,30 mm . dan mengulang pengukuran
selama dua kali kemudian mencatat hasil pengamatan pada
table pengamatan .
f. Melepaskan plat aluminium dari pemegang piring dan
melaksanakan serangkaian pengukuran yang sama dengan
ketebalan aluminium yang berbeda yakni 0,50 mm, 1,47 mm,
1,75 mm kemudian mencatat hasil pengamatan pada table
pengamatan.
b. Untuk material perpex
18. 1. Memasukkan tabung Geiger meller pengeras di pemegang tabung
counter pada plat dasar sehingga yang penanda positioning
memegang langsung pada tanda nol skala longitudinal.
2. Posisi pemegangan piringlangsung didepan tabung counter
3. Menempatkan pemegang sumber langsung didepan tabung pada
pemegang piring dan memasukkan sumber radiasi.
4. Mengatur percobaan dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a. Memindahkansumber radiasi sampai 7cm dari jendela tabung
counter
b. B. berhati-hati membuka setiap pelindung dari countra.
c. Menghubungkan tabung countra untuk mea pilih 60 s untuk
pengukurandan memulai prosedur pengukuran pertama pada
table 1 dan mengulang pengukuran dengan tombol “startstop”
d. Memasukkan angka bilangan pertama pada table 1 dan
mengulang pengamatan 2 kali.
e. Mengatur plat perpex didalam plat ukur, menghitung tiga kali
akan memasukkan hasilnya pada table.
f. Melepaskan plat perpex terakhir dan memegang piring.
19. C. Table Pengamatan
1. Table 3.1 Prinsip Geiger muller
A
Cudara
(cm)
Ckertas
ΔC
2. Tabel 3.2 Radiasi bahan
Material aluminium
T=
s
X
(mm)
jarak =
C1
cm
C2
ΔC 100%
Cudara
21. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dari ptaktikum ini yaitu :
1. Table 4.1 : Prinsip Geiger melluer
t = 60 s
A
ΔC 100%
Cudara
Ckertas
ΔC
1
2095
1306
789
36,66 %
2
939
621
318
33,86 %
3
588
357
231
29,28 %
4
337
240
97
28,78 %
5
240
168
72
30%
(cm)
Cudara
22. 2. Table 4.2 : radiasi bahan
Material : aluminium
t = 60 s
jarak = 7 cm
X
C1
(mm)
C2
0
142
135
138,5
0,30
82
90
89
0,50
66
74
74
1,47
52
56
54
1,75
47
51
49
Table 4.3 : material perpex
t = 60 s
jarak = 7 cm
X
(mm)
C1
C2
0
142
135
138,5
1,05
121
75
88
2,40
52
66
59
3,15
45
49
47
4,20
47
36
41,5
B. Analisis Data
1. Hubungan jarak kontra tabung terhadap tingkat radioaktif dan
pengamatan selubung udara dan karton.
. Menentukan
1. Untuk jarak 1 cm
23. =
-
= 2095 – 1306
= 789
2. Untuk jarak 2 cm
=
-
= 939 – 621
= 318
3. Untuk jarak 3 cm
=
-
= 588 – 357
= 231
4. Untuk jarak 4 cm
=
-
= 337 – 240
= 97
5. Untuk jarak 5 cm
=
= 240 – 168
=72
-
24. . 100%
. Menentukan
1. Untuk jarak 1 cm
=
= 37,66 %
2. Untuk jarak 2 cm
=
= 33,86 %
3. Untuk jarak 3 cm
=
= 39,28 %
4. Untuk jarak 4 cm
=
= 28,78 %
5. Untuk jarak 5 cm
=
= 30,00 %
25. C. Analisis Grafik
Grafik 4.1 :Prinsip kerja Geger Muller
Hubungan antara C dengan jarak
2500
2000
1500
C paper
1000
C air
500
0
1
2
3
4
5
Grafik 4.3 : Material Perpex
Hubungan antara c dengan ketebalan
C rata-rata
150
100
50
0
0
1
2
3
4
5
ketebalan
26. Grafik 4.3 : Material Perpex
Hubungan antara c dengan ketebalan
C rata-rata
150
100
50
0
0
1
2
3
4
5
ketebalan
D. Pembahasan
Dari hasil pengamatan mengenai hubungan jarakkountra tabung
terhadap tingkat radioaktif dari pengamatan selubung udara dan kertas,
serta percobaan yang tentang radiasi .
1. Hubungan jarak terhadap tingkat radioaktif
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan waktu 60 s telah
ditetapkan dengan memanipulasi jarak yaitu 1 cm sampai 5 cm. Pada
jarak 1 cm dengan medium udara yaitu 2095 dan pada saat dihalangi
oleh kertas di dapatkan 1306 maka untuk mendapatkan
digunakan
persamaan Cudara – Ckertas yaitu 789 sedangkan penentuan
dengan rumus
%
/Cair maka diperoleh 37,66%. Pada jarak 2 cm
diperoleh 939 Ckertas 621 dan
% yaitu 33,86% dengan
jarak 3 cm diperoleh Cudara 588 dan Ckertas 357 dan
318. Pada
231, serta
%
adalah 39,28% . Pada jarak 4 cm didapat Cudara 337 sedangkan Ckertas
adalah 240 maka hasil dari
97 . sehingga diperoleh
% yaitu
27. 28,78%. Pada jarak 5 cm didapat Cudara 240 saedangkan Ckertas 168
maka hasil dari
97. Sehingga diperoleh
% yaitu 30,00 %.
Maka dapat kami simpulkan bahwa jarak pengaruhnya
terhadap tingkat radiasi yaitu semakin jauh jaraknya, maka radiasi yang
dideteksi pencacah Geiger muller semakin kecil.
2. Radiasi bahan
a. Material Aluminium
Pada percobaan ini diukur radiasi bahan berdasarkan
ketebalannya,diperoleh data untuk aluminium dengan ketebalan 0
mm sebesar 142, untuk aluminiumdengan ketebalan 0,30 mm
sebesar 82, untuk aluminium dengan ketebalan 0,50 mm sebesar 66,
untuk aluminium dengan ketebalan 1,47 mm sebesar 52, dan untuk
aluminium setebal 1,75 mm diperoleh 47.
Maka dapat kami simpulkan bahwa tebalnya suatu
penghalang, dalam hal ini material aluminium berpengaruh terhadap
radiasi, yaitu semakin tebal suatu bahan maka radiasi yang dihasilkan
semakin kecil.
b. Matrial Perpex
Pada percobaan ini diukur tingkat radiasi bahan berdasarkan
ketebalannya, diperoleh data untuk perpex dengan ketebalan 0 mm
sebesar 142. Untuk perpex dengan ketebalan 1,05 diperoleh 121,
untuk perpex dengan ketebalan 240 diperoleh sebesar 52, untuk
perpex dengan ketebalan 3,15 diperoleh sebesar 45, dan untuk
perpex dengan ketebalan 4,20 diperoleh sebesar 47.
Maka dapat kami simpulkan bahwa tebalnya suatu
penghalang, dalam hal ini perpex berpengaruh terhadap radiasi ,
29. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik berdasarkan percobaan ini
,yaitu :
1. Zat radioaktif yaitu zat yang dapat memancarkan radiasi secara spontan
tanpa pengaruh dari luar.
2. Prinsip kerja percobaan Geiger muller adalah dapat digunakan untuk
mendeteksi radiasi alfa dan beta. Sensornya adalah , sebuah tabung
Geiger yang diisi oleh gas yang akan bersifat konduktor ketika partkel
atau proton radiasi yang menyebabakan gas (argon) menjafi konduktif
.alat tersebut bersifat sinyal yang menampilkan pada indikatornya yang
bias berupa jarak penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu jarak
tabung Geiger kontra.
3. Semakin jauh jarak antara tabung Geiger kontra dengan sumber radiasi
maka persentase penurunan tarif hitungannya yaitu akan semakin
berkurang.
4. Kisaran partikel alfa dari perbandingan intensitas radiasinya juga
menggunakan kertas (kardus)radiasi sedikit, dibandingkan dengan yang
tidak menggunakan penghalang karena disebabkan sebagai radiasi
diserap oleh kertas.sedangkan pada saat melewati penghalang maka
semakin jauh jaraknya seakin rendah tingkat radiasinya.
5. Ketebalan suatu bahan mempengaruhi tingkat radiasinya, bahan material
yang digunakan yaitu aluminium dan perpex. Apabila semakin tebal
bahan , maka akan mengurangi intensitas radiasi yang dideteksi oleh
pencacah Geiger muller.
30. B. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan yaitu :
1. Praktikan diharapkan berhati-hati dalam melakukan percobaan ini karena
percobaan ini percobaan baru dalam praktikum fisika dasar II.
2. Praktikan seharusnya menguasai materi yang berkaitan sebelum
praktikum di lakukan.
3. Asisten diharapkan dapat menjelaskan apa-apa yang penting dan perlu
diketahui tentang percobaan yang akan dilakukan.
4. Praktikan harus disiplin mengikuti peraturan laboratorium.