1. SEJARAH UNSUR RADIOAKTIF
2. PENGERTIAN UNSUR RADIOAKTIF
3. SIFAT UMUM SINAR RADIOAKTIF
4. JENIS – JENIS SINAR RADIOAKTIF
a.Sinar Alfa (α)
b. Sinar Beta (β)
c. Sinar Gama (γ)
1. DI SUSUN OLEH :
AGNESIAWATI (02)
CINDY ROSARIA P. (09)
DENDY ACHMAD F. (12)
MUTHMAINAH (30)
2. Pada tahun 1896, Antoine Henry Becquerel
menemukan garam uranium yang dapat memancarkan
sinar yang dapat merusak plat photo yang ditutup dengan
kertas hitam. Selain itu, sinar tersebut dapat pula
menembus lempengan logam yang sangat tipis. Sinar
tersebut diberi nama Sinar Radioaktif , sedangkan unsur
yang dapat memancarkan sinar radioaktif disebut Unsur
Radioaktif .
Setelah ditemukan unsur Uranium, Marie Sklodowska
dan Pierre Curie menemukan unsur radioaktif lainnya
yaitu polonium (Po) dan Radium (Ra). Polonium dan
Radium merupakan isotop-isotop dari unsur uranium
karena unsur-unsur tersebut merupakan hasil pemisahan
dari bijih uranium. Isotop-isotop yang berasal dari unsur
radioaktif disebut Radioisotop.
3. Radioaktif adalah zat yang mengandung inti yang tidak
stabil. Pada tahun 1903, Ernest Rutherford
mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat
radioaktif dapat dibedakan menjadi dua jenis
berdasarkan muatannya. Radiasi yang bermuatan
positif disebut sinar alfa, sedangkan yang bermuatan
negatif disebut sinar beta. Kemudian ditemukan sinar
ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar
gama, penemunya Paul U. Vilard.
4. 1. Dapat menembus kertas atau lempengan logam
tipis.
2. Dapat mengionkan gas yang disinari.
3. Dapat menghitamkan pelat film.
4. Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat
berpendar (fluoresensi).
5. Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga
berkas sinar, yaitu sinar α, β,
dan γ.
5. A. Sinar Alfa (α)
Sinar alfa merupakan radiasi partikel bermuatan positif.
Partikel ini samadengan inti helium bermuatan +2e– dan
bermassa 4 sma.
memiliki daya tembus kecil (daya jangkau 2,8 – 8,5 cm
dalam udara),
dapat mengionsasi molekul yang dilaluinya. Sinar alfa ini
dapat menyebabkan satu atau lebih elektron suatu molekul
lepas, sehingga molekul berubah menjadi ion (ion positif
dan elektron) per cm bila melewati udara,
dalam medan listrik dapat dibelokkan ke arah kutub
negatif.
6. Jadi, sinar alfa mengalami pembelokan ke pelat
bermuatan negatif karena partikel alfa ini bermuatan
positif. Sehingga, dia akan mencari pasangannya yaitu
muatan negatif.
7. Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan
negatif yang identik dengan elektron. Sinar beta ini
bermuatan negatif dan bermassa sangat kecil, yaitu 5,5
x 10-4 satuan massa atom atau amu, diberi simbol beta
atau e. Sifat-sifat sinar sinar beta adalah:
memiliki daya tembus yang jauh lebih besar daripada
sinar alfa (dapat menembus lempeng timbel setebal 1
mm),
daya ionisasinya lebih lemah dari sinar alfa,
bermuatan listrik negatif, sehingga dalam medan
listrik dibelokkan ke arah kutub positif.
8. Karena partikel sinar alfa memiliki beban yang lebih
besar dibanding sinar beta, maka partikel sinar beta
memiliki massa yang lebih ringan dari sinar alfa
sehingga pembelokannya lebih tajam dibanding sinar
alfa maupun sinar gamma. Sama halnya seperti sinar
alfa, sinar beta akan mencari pasangan muatannya,
oleh karena itu sinar beta yang bermuatan negatif
akan menuju pelat yang bermuatan positif.
9. Sinar gama merupakan radiasi gelombang elektromagnetik,
sejenis dengan sinar X, dengan panjang gelombang
pendek. Sifat-sifat sinar gama adalah:
tidak memiliki massa,
memiliki daya tembus sangat kuat (dapat menembus
lempeng timbel setebal 20 cm),
daya ionisasinya paling lemah,
tidak bermuatan listrik, oleh karena itu tidak dapat
dibelokkan oleh medan listrik.
Sinar gamma tidak mengalami pembelokan sebab partikel
sinar gama tidak memiliki massa dan juga tidak memiliki
muatan. Sehingga, dia tidak akan mencari pasangan
muatannya.
10.
11.
12. 1. PELURUHAN ALPHA
Inti-inti radioaktif secara
spontan menjadi inti turunan
yang kadang-kadang
memancarkan partikel α. Pada
umumnya diikuti pula dengan
peluruhan radiasi gamma.
Radiasi alpha mempunyai
spektrum energi yang diskrit.
Radioisotop yang
memancarkan radiasi alpha
maka nomor massa akan
berkurang 4 dan nomor
atomnya berkurang 2,
sehingga radiasi alpha
disamakan dengan
pembentukan inti Helium
yang bermuatan +2 .
13. Berdasarkan hukum kekekalan jumlah muatan dan
nucleon maka peluruhan partikel α memenuhi hubungan
yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
:X adalah unsur induk dan Y adalah unsur turunan.
Contoh peluruhan α terjadi pada peluruhan
Plutonium
14. Energi yang dilepaskan pada saat peluruhan, disebut
energi disintegrasi atau energi peluruhan yaitu:
Q = (mx-mY-mα)c2
Fraksi Energi Peluruhan
KY = energi kinetik inti (inti anak)
Kα = energi kinetik partikel α
15. 2. Peluruhan Beta Minus
(Beta Minus Decay)
Peluruhan beta (β) adalah
suatu proses peluruhan
radioaktif dengan muatan
inti berubah tetapi jumlah
nukleonnya tetap. Radiasi
beta minus disamakan
dengan pemancaran elektron
dari suatu inti atom. Bentuk
peluruhan ini terjadi pada
inti yang kelebihan neutron
dan pada umumnya disertai
juga dengan radiasi gamma.
16. Pada radiasi Beta minus, nomor atomnya akan bertambah satu, sedang nomor
massanya tetap. Reaksi secara umum dapat ditulis sebagai:
Contoh reaksi peluruhan radiasi Beta minus adalah:
⊽ disebut antineutrino yang merupakan partikel netral dengan
kelajuan c dan tidak mempunyai massa. Energi dari antineutrino
bersifat kinetic. Energi yang dilepas pada saat peluruhan yaitu:
Q = (mx-mY)c2
17. 3. Peluruhan Beta Plus (Beta Plus Decay)
Radiasi ini sama dengan pancaran positron dari inti. Bentuk peluruhan ini
terjadi pada inti yang kelebihan proton. Pancaran positron dapat terjadi apabila
perbedaan energi antara inti semula dengan inti hasil paling tidak sebesar 1,02 MeV.
Menurut Pauli, radiasi beta plus sama dengan perubahan proton menjadi
neutron sehingga nomor atomnya akan berkurang satu.
Reaksi secara umum dapat ditulis sebagai berikut:
v adalah neutrino yaitu partikel sejenis dengan antineutrino dengan spin yang
berlawanan. Contoh peluruhan beta plus adalah sebagai berikut:
Energi disintegrasi atau energi peluruhannya yaitu:
Q = (mx – mY + 2me)c2
Pada radiasi Beta plus akan selalu diikuti dengan peristiwa Annihilasi, karena
begitu terbentuk zarah beta plus maka akan langsung bergabung dengan
elektron dan menghasilkan radiasi Gamma:
18. 5. Peluruhan Gamma
(Gamma Decay)
Suatu inti unsur radioaktif
yang mengalami
peluruhan, baik peluruhan
α maupun peluruhan β
atau mengalami
tumbukan dengan netron
biasanya berada pada
keadaan tereksitasi. Pada
saat kembali ke keadaan
dasarnya inti tersebut
akan melepas energi
dalam bentuk radiasi
gamma.
Radiasi gamma
mempunyai energi yang
diskrit. Gambar 2.9.
menunjukkan salah satu
contoh energi gamma dari
atom cesium 137 (137Cs).
19. Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit. Energi sinar gamma (γ) akan
berkurang atau terserap oleh suatu material yang dilewatinya. Karena ada
penyerapan energi olah bahan maka intensitas dari sinar gamma akan berkurang
setelah melewati material tersebut.
I = Io.e-μx
I : intensitas sinar gamma yang berhasil melewati material
Io : intensitas mula-mula
x : tebal material
μ : koefisien atenuasi linier atau koefisien pembanding yang besarnya
tergantung sifat material penyerap dan energi sinar gamma.
Jika tebal material penyerap L, maka :
Jika intensitas I yaitu intensitas sinar gamma yang berhasil melewati material
tinggal separoh dari intensitas awal, maka tebal material tersebut dinamakan
Lapisan Harga Paroh (Half Value Layer = hvl).
20. Reaksi inti adalah proses yang
terjadi apabila partikel –
partikel nuklida atau inti
atom saling mengadakan
kontak. Secara umum reaksi
inti ditulis sebagai berikut.
X + a → y + b atau x(a, b)y
Ket :
X : inti awal
y : inti akhir
a : partikel datang
b : partikel yang dipancarkan
Perbedaan antara reaksi nuklir
dan reaksi kimia biasa, antara
lain seperti berikut.
a. Nomor atom berubah.
b. Pada reaksi endoenergik,
jumlah materi hasil reaksi
lebih besar dari pereaksi,
sedangkan dalam reaksi
eksoenergik terjadi
sebaliknya.
c. Jumlah materi dinyatakan per
partikel bukan per mol.
d. Reaksi-reaksi menyangkut
nuklida tertentu bukan
campuran isotop.
21. 1. Penembakan dengan partikel alfa
2. Penembakan dengan proton
3. Penembakan dengan neutron
22. Jika suatu sasaran ditembak oleh partikel yang disebut
proyektil akan menghasilkan inti baru dan beberapa
partikel hasil reaksi. Peristiwa ini disebut reaksi
penembakan. Proyektil yang digunakan dapat berupa
partikel ringan, misalnya sinar alfa, proton, neutron,
deuterium, atau partikel berat.
23. Pada reaksi fusi, terjadi proses
penggabungan dua atau beberapa
inti ringan menjadi inti yang lebih
berat. Energi yang dihasilkan dari
reaksi fusi lebih besar daripada
energy yang dihasikan reaksi fisi dari
unsur berat dengan massa yang
sama. Perhatikan reaksi fusi dengan
bahan dasar antara deuterium dan
litium berikut.
24. Reaksi fisi adalah
reaksi inti yang bersifat
pemecahan sebuah inti
berat menjadi dua buah
inti yang lebih ringan, yang
disertai dengan
pemancaran energi dan
partikel elementer.
Energi yang dihasilkan
pada reaksi fusi jauh
lebih besar dari energi
yang dihasilkan pada
reaksi fisi.
25. Dari reaksi fisi telah ditemukan lebih dari 200 isotop dari 35 cara sebagai hasil
pembelahan uranium-235. Ditinjau dari sudut kestabilan inti, hasil
pembelahan mengandung banyak proton. Dari reaksi pembelahan inti dapat
dilihat bahwa setiap pembelahan inti oleh satu neutron menghasilkan dua
sampai empat neutron. Setelah satu atom uranium-235 mengalami
pembelahan, neutron hasil pembelahan dapat digunakan untuk pembelahan
atom uranium-235 yang lain dan seterusnya sehingga dapat menghasilkan
reaksi rantai. Bahan pembelahan ini harus cukup besar sehingga neutron yang
dihasilkan dapat tertahan dalam cuplikan itu. Jika cuplikan terlampau kecil,
neutron akan keluar sehingga tidak terjadi reaksi rantai.
26. Waktu pro adalah waktu yang dibutuhkan unsur
radioaktif untuk mengalami peluruhan sampai
menjadi 1/2 kali semula (masa atau aktivitas).
Rumus:
Nt = massa setelah peluruhan
N0 = massa mula-mula
T = waktu peluruhan
t( 1)/2 = waktu paro
27. Contoh:
Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paro 4 jam. Jika
semula tersimpan 16 gram unsur radioaktif, maka berapa
massa zat yang tersisa setelah meluruh 1 hari ?
Jawab :
28. A. Sebagai Perunut
1. Bidang Kedokteran
Digunakan sebagai perunut
untuk mendeteksi berbagai jenis
penyakit, antara lain:
a. 24Na, mendeteksi adanya gangguan
peredaran darah.
b. 59Fe, mengukur laju pembentukan
sel darah merah.
c. 11C, mengetahui metabolisme secara
umum.
d. 131I, mendeteksi kerusakan pada
kelenjar tiroid.
e. 32P, mendeteksi penyakit mata,
liver, dan adanya tumor.
29. 2. Bidang Industri
Digunakan untuk
meningkatkan kualitas produksi,
seperti pada:
a. Industri makanan, sinar gama
untuk mengawetkan makanan,
membunuh mikroorganisme yang
menyebabkan pembusukan pada
sayur dan buahbuahan.
b. Industri metalurgi, digunakan
untuk mendeteksi rongga udara
pada besi cor, mendeteksi
sambungan pipa saluran air,
keretakan pada pesawat terbang,
dan lain-lain.
c. Industri kertas, mengukur
ketebalan kertas.
d. Industri otomotif, mempelajari
pengaruh oli dan aditif pada mesin
selama mesin bekerja.
30. 3. Bidang Hidrologi
a. 24Na dan 131I, digunakan untuk mengetahui kecepatan
aliran air sungai.
b. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
c. 14C dan 13C, menentukan umur dan asal air tanah.
4. Bidang Kimia
Digunakan untuk analisis penelusuran mekanisme reaksi
kimia, seperti:
a. Dengan bantuan isotop oksigen–18 sebagai atom
perunut, dapat ditentukan asal molekul air yang terbentuk.
b. Analisis pengaktifan neutron.
c. Sumber radiasi dan sebagai katalis pada suatu reaksi
kimia.
d. Pembuatan unsur-unsur baru
31. 5. Bidang Biologi
a. Mengubah sifat gen dengan cara memberikan sinar
radiasi pada gen-gen tertentu.
b. Menentukan kecepatan pembentukan senyawa pada
proses fotosintesis menggunakan radioisotop C–14.
c. Meneliti gerakan air di dalam batang tanaman.
d. Mengetahui ATP sebagai penyimpan energi dalam tubuh
dengan menggunakan radioisotop 38F.
6. Bidang Pertanian
a. 37P dan 14C, mengetahui tempat pemupukan yang tepat.
b. 32P, mempelajari arah dan kemampuan tentang
serangga hama.
c. Mutasi gen atau pemuliaan tanaman.
d. 14C dan 18O, mengetahui metabolisme dan proses
fotosintesis
32. 7. Bidang Peternakan
a. Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan untuk produksi ternak.
b. Mengungkapkan informasi dasar kimia dan biologi maupun antikualitas
pada pakan ternak.
c. 32P dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis protein di dalam
usus besar.
d. 14C dan 3H, untuk pengukuran produksi serta proporsi asam lemak mudah
menguap di dalam usus besar.
B. Sebagai sumber radiasi
1. Bidang Kedokteran
Digunakan untuk sterilisasi radiasi, terapi tumor dan kanker.
2. Bidang Industri
Digunakan untuk:
a. Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang sudah
diradiasi, kayu menjadi lebih keras dan lebih awet.
b. Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil, sehingga
titik leleh lebih tinggi dan mudah mengisap zat warna serta air.
c. Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti lembaran
kertas, film, dan lempeng logam.
d. 60Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang
disamak dengan cara ini lebih baik daripada kulit yang disamak dengan cara
biasa.
33. 3. Bidang Peternakan
Digunakan untuk:
a. Mutasi gen dengan radiasi untuk pemuliaan
tanaman.
b. Pemberantasan hama dengan meradiasi serangga
jantan sehingga mandul.
c. Pengawetan bahan pangan dengan radiasi sinar-X
atau gama untuk membunuh telur atau larva.
d. Menunda pertunasan pada bawang, kentang, dan
umbi-umbian untuk memperpanjang masa
penyimpanan.
34.
35. Dampak negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain:
1. Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur
manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan
kekebalan tubuh.
2. Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin
dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik
pada keturunannya.
3. Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya
pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan
penyakit leukimia.
4. Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan
somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit,
kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem
saraf.
36. 9. Pengaruh Radiasi pada Makhluk Hidup
Akibat radiasi yang melebihi dosis yang
diperkenankan dapat menimpa seluruh tubuh atau
hanya lokal. Radiasi tinggi dalam waktu singkat dapat
menimbulkan efek akut atau seketika sedangkan
radiasi dalam dosis rendah dampaknya baru terlihat
dalam jangka waktu yang lama atau menimbulkan
efek yang tertunda. Radiasi zat radioaktif dapat
memengaruhi kelenjarkelenjar kelamin, sehingga
menyebabkan kemandulan. Berdasarkan dari segi
cepat atau lambatnya penampakan efek biologis akibat
radiasi radioaktif ini, efek radiasi dibagi menjadi
seperti berikut.
37. 1. Efek segera
Efek ini muncul kurang dari satu tahun sejak
penyinaran. Gejala yang biasanya muncul adalah mual
dan muntah muntah, rasa malas dan lelah serta terjadi
perubahan jumlah butir darah.
2. Efek tertunda
Efek ini muncul setelah lebih dari satu tahun
sejak penyinaran. Efek tertunda ini dapat juga diderita
oleh turunan dari orang yang menerima penyinaran.