Teori-teori pendidikan sekolah dasar meliputi teori kognitif (Piaget), historis-kultural (Vygotsky), dan humanistik. Landasan filosofis dan psikologis pendidikan dipengaruhi oleh perkembangan kognitif siswa, budaya, dan kepentingan memanusiakan manusia. Sejarah pendidikan Indonesia dipengaruhi tokoh-tokoh seperti Ki Hajar Dewantara dan KH. Ahmad Dahlan, serta berlandaskan Pancasila dan undang-undang ter
Sekolah ,sebagai tempat peserta didik belajar dan guru mengajar harus membiasakan mengangkat issue-issue penting yang terjadi dalam kehidupan yang nyata terjadi pada masyarakat, untuk dianalisa bersama sehingga peserta didik memahami keharusan bersikap kritis , tanggap terhadap situasi terkini, dan mencari cara bagaimana memecahkan permasalahan melalui contoh-contoh yang actual dan memahami bagaimana kehidupan demokrasi menginginkan adanya partisipasi warga negaranya.PKn tidak hanya harus mampu membekali pengetahuan kepada peserta didik, melainkan disertai dengan pembekalan akan kecakapan hidup.
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasilamusniumar
Pendidikan politik sangat penting supaya setiap warga negara Indonesia mengetahui dan berusaha mengamalkan hak dan kewajibannya. Dalam pendidikan politik, amat diperlukan pembumian nilai-nilai Pancasila.
Sekolah ,sebagai tempat peserta didik belajar dan guru mengajar harus membiasakan mengangkat issue-issue penting yang terjadi dalam kehidupan yang nyata terjadi pada masyarakat, untuk dianalisa bersama sehingga peserta didik memahami keharusan bersikap kritis , tanggap terhadap situasi terkini, dan mencari cara bagaimana memecahkan permasalahan melalui contoh-contoh yang actual dan memahami bagaimana kehidupan demokrasi menginginkan adanya partisipasi warga negaranya.PKn tidak hanya harus mampu membekali pengetahuan kepada peserta didik, melainkan disertai dengan pembekalan akan kecakapan hidup.
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasilamusniumar
Pendidikan politik sangat penting supaya setiap warga negara Indonesia mengetahui dan berusaha mengamalkan hak dan kewajibannya. Dalam pendidikan politik, amat diperlukan pembumian nilai-nilai Pancasila.
Sebagai Pendidik kita harus mampu menjadi seorang pendidik yang baik dan sesuai dengan kreteria-kreteria yang diperlukan oleh lembaga pendidikan, karena selama ini banyak pendidik yang hanya mementingkan hasil (uang) daripada hasil dari pendidikannya
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. Landasan Pendidikan
Sekolah Dasar
Landasan Filosofis
dan Psikologis-
pedagogis
Teori Kognitifisme :
* Sensomotorik *Praoperasional
* OperasiKonkret * OperasiFormal
Terori Historis-Kultural
Simbol sebagai alat
1. Perkembangan kognitif
2. Komponen Perkembangan
3. Hasil Perkembangan Kognitif
Jean Piaget
Teori Humanistik : proses belajar
harus dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan
manusia itusendiri
Lev S.
Vygotsky
Pendidikan merupakan aspek
kehidupan. Pengaruh
kebudayaan terhadap
pendidikan dapat dibedakan
dengan dua hal yaitu
kebudayaan ditinjau dari sudut
individu dan kebudayaan
ditinjau dari masyarkat.
Pendidikan mempengaruhi dan
dipengaruhi sitem social,
ekonomi, kebudayaan, agama,
politik, danlain-lain.
Landasan Historis
dan Ideologis
PendidikanSekolah
Dasar
Historis : “Jas Merah” Jangan lupakan
sejarah (Bung Karno).
Tiga tokoh pendidikan yang mewarnai
pendidikan di negara ini.
Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman
Siswa di Yogjakarta (1922)
K. H. Ahmad Dahlan mendirikan
Oganisasi Islam (1912) di Yogjakarta
Landasan
Historis dan
Ideologis dan
Yuridis Pendidikan
Sekolah Dasar
Pancasila sebagai ideologi
sebagaimana terdapat di
dalam Pembukaan UUD 1945
merupakan ajaran cita-cita
tentang kehidupan bangsa di
masa depan. HAM
dikembangkan sebagai salah
satu bagian dari cita-cita dan
tujuan nasional tersebut.
Secara yuridis konstitusional
HAM memiliki landasan yang
kuat karena secara eksplisit
dicantumkan di dalam pasal-
pasal UUD 1945, terutama
pasal 27, 28, 28A-J, 29, 30, 31,
32, 33, dan 34. Untuk
melaksanakan berbagai
ketentuan pasal-pasal
tersebut dibuat berbagai
undang-undang.