Kriteria aspek pengendalian pencemaran udara mencakup 5 aspek yakni kompetensi personil, ketaatan terhadap sumber emisi dan titik penaatan, ketaatan terhadap parameter, ketaatan terhadap jumlah data yang dilaporkan, dan ketaatan terhadap baku mutu. Kelima aspek tersebut dievaluasi berdasarkan pemenuhan ketentuan pemantauan secara berkala dan pelaporan hasil pemantauan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
Kriteria proper PPU PermenLHK No 1 tahun 2021-1.pdf
1. KRITERIA
ASPEK PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
P E R M E N L H K N O 1 T A H U N 2 0 2 1
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
2. ASPEK KETAATAN PPU
Ketaatan
terhadap
sumber emisi
dan titik
penaatan
Ketaatan
Terhadap
Parameter
Kompetensi
Personil
Ketaatan
terhadap
jumlah data
yang
dilaporkan
Ketaatan
terhadap baku
mutu
Ketaatan
Terhadap
Ketentuan
Teknis
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
4. MERAH
Tidak mempunyai personil
yang bertanggung jawab dan
kompeten dalam
Pengendalian Pencemaran
Udara.
BIRU
Memiliki personil yang
bertanggung jawab dan
kompeten dalam
Pengendalian Pencemaran
Udara.
KOMPETENSI PERSONIL
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
6. MERAH
Tidak melakukanpemantauan
terhadap seluruhsumberEmisi
dan/atau titik penaatan secara
manual atau menggunakan
neraca massasesuaidenganyang
diwajibkan dalam izin dan/atau
peraturan perundang-undangan
(< 100%).
BIRU
Melakukan pemantauan
terhadap seluruhsumberEmisi
dan/atau titik penaatan secara
manual atau menggunakan
perhitungan neracamassa
sesuaidengan ketentuan yang
diwajibkan dalam izin dan/atau
peraturan perundang-
undangan (100%).
PEMANTAUAN MANUAL
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
7. MERAH
a) Tidak melakukan
pemantauan terhadap
seluruhsumberEmisi wajib
CEMS;dan
b) Terdapat sumberEmisi wajib
CEMSyangtidak terintegrasi
melalui SISPEK(< 100%).
BIRU
a) Melakukan pemantauan
terhadap seluruh sumber Emisi
yang wajib CEMS; dan
b) Seluruh sumber Emisi yang
wajib CEMS terintegrasi
melalui SISPEK (100%).
PEMANTAUAN CEMS
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
8. 1. Kewajiban pemantauan mengacu pada Persetujuan Lingkungan di bidang PPU
2. Sumber Emisi dan titik penaatan yang wajib meliputi:
1.Sumber Emisi kegiatan proses dan utilitas
2.Titik penaatan kualitas udara ambien
3.Titik penaatan kualitas kebisingan
4.Titik penaatan kualitas kebauan
3. Industri Manufaktur:
1.Sumber Emisi yang berasal dari proses kimia wajib dipantau
2.Cerobong yang hanya mengeluarkan uap air tidak wajib dipantau
4. Dryer pada industri Agro merupakan sumber Emisi yang wajib dipantau
5. Tungku bakar sawit merupakan sumber Emisi yang wajib dipantau
6. Sumber Emisi tidak wajib dipantau meliputi:
1.Internal combustion engine (genset, transfer pump engine)
2.Kapasitas <100 HP (76,5 KVA)
3.Beroperasi <1000 jam per tahun
4.Digunakan untuk kepentingan darurat, kegiatan perbaikan, kegiatan pemeliharaan. <200 jam per tahun
5.Digunakan untuk penggerak derek dan peralatan las
6.Berfungsi sebagai cadangan wajib dilakukan pengukuran Emisi bagi genset atau pembakaran dalam dengan
kapasitas dan spesifikasi sesuai dengan BM Emisi
7.Laoratorium (exhaust laboratorium fire assay, laboratorium pengujian bahan baku dan produk)
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
CATATAN KRITERIA
9. 7. Kewajiban pemantauan sumber Emisi menggunakan neraca massa wajib bagi Industri
pengolahan nikel matte
8. Kewajiban pemantauan sumber Emisi menggunakan CEMS, meliputi
1.Industri minyak dan gas
2.Industri rayon, unit proses
3.Industri pupuk dan ammonium nitrat
4.Industri pulp dan paper
5.Industri besi baja
6.Industri pertambangan
7.Industri semen
8.Industri pembangkit listrik dan/atau kegiatan pembangkit listrik tenaga termal
9.Industri carbon black, proses dryer
10.Kegiatan Pengolahan Sampah secara termal
11.Kegiatan daur ulang baterai lithium
9. Seluruh sumber Emisi wajib CEMS wajib terintegrasi ke dalam SISPEK
CATATAN KRITERIA
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
11. MERAH
Tidak melakukan pemantauan
terhadap seluruh parameter
sesuai dengan ketentuan dalam
izin dan/atau perundang-
undangan (<100%)
BIRU
Melakukan pemantauan terhadap
seluruh parameter sesuaidengan
ketentuan dalam izin dan/atau
peraturan perundang-undangan
(100%)
PEMANTAUAN MANUAL
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
12. MERAH
a) Tidak melakukan
pemantauan terhadap
seluruh parameter wajib
CEMS; dan
b) Terdapat parameter wajib
CEMS yang tidak terintegrasi
melalui SISPEK (<100%)
BIRU
a) Melakukan pemantauan
terhadap seluruh parameter
wajib CEMS; dan
b) Seluruh parameter wajib
CEMS terintegrasi melalui
SISPEK (100%).
PEMANTAUAN CEMS
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
Parameter wajib CEMS: NOx, SO2, PM, laju alir, oksigen dan CO2
Tambahan parameter untuk pembangkit listrik: Hg
13. 1. Kewajiban pemantauan parameter di sumber Emisi mengacu
kepada:
2.
3.
1.Kewajiban pemantauan parameter di sumber Emisi mengacu kepada:
2.Peraturan perundang-undangan di bidang BM Emisi spesifik
3.Izin pemanfaatan atau pengolahan Limbah B3 bagi industri yang melakukan kegiatan pemanfaatan atau pengolahan
Limbah B3
2. Jika industri belum mempunyai BM spesifik, kewajiban pemantauan parameter mengacu kepada:
1.Persetujuan Lingkungan (Amdal atau UKL-UPL); atau
2.Lampiran V-B KepMen LHK No. 13/1995 tentang BM Emisi Sumber Tidak Bergerak
3. Bagi industri pada angka 2, yang telah memiliki kajian Emisi sumber tidak bergerak yang
dilakukan oleh pihak eksternal yang kompeten, kewajiban sumber Emisi mengacu kepada kajian
tersebut dengan melampirkan hasil kajian ke dalam pelaporan Emisi melalui SIMPEL
4. Khusus sumber Emisi genset bagi Industri yang belum memiliki baku mutu spesifik, mengacu
pada Permen LHK No 11/2021 tentang BM Emisi Mesin Pembakaran Dalam
5. Kewajiban pemantauan parameter di titik penaatan kualitas udara ambien dan kebauan mengacu
pada Persetujuan Lingkungan
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
CATATAN KRITERIA
14. 6. Kewajiban pemantauan parameter di sumber Emisi mengacu kepada:
1.Peraturan perundang-undangan di bidang BM Emisi spesifik
2.Izin pemanfaatan atau pengolahan Limbah B3 bagi industri yang melakukan kegiatan pemanfaatan atau pengolahan
Limbah B3
7. Khusus Industri Rayon parameter wajib dipantau mencakup Karbon Disulfida (CS2) dan Hidrogen Sulfida (H2S)
di titik pemantauan kualitas udara ambien
8. Pengukutan kualitas ambien untuk parameter di bawah ini dianggap valid apabila:
1.Partikulat (TSP, PM10, PM2,5) diukur selama 24 jam
2.Ozon (O3) diukur pada waktu maksimum pukul 11.00 - 14.00 waktu setempat
9. Perhitungan neraca massa wajib untuk Industri pengolahan nikel matte dengan parameter Sulfur Dioksida (SO2)
10. Kewajiban pemantauan parameter untuk Industri Agro, meliputi:
1.Sumber Emisi dryer dan kamar asap pada Industri karet:
Pembakaran langsung: Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Partikulat, dan Amonia (NH3)
Pembakaran tidak langsung: partikulat dan Amonia (NH3)
2. Sumber Emisi dryer pada Industri selain Industri karet:
Pembakaran langsung: Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), dan Partikulat
Pembakaran tidak langsung: partikulat
3 Kamar asap pada pengolahan ikan, parameter yang diukur meliputi SO2, NO2, dan Partikulat
4. Tungku bakar sawit, parameter yang diukur meliputi SO2, NO2, dan Partikulat, HCL, Gas Klorin (CL2), Ammonia (NH3),
Fluorida (HF), H2S, dengan nilai BM Emisi sesuai dengan Lampiran V-B KepMen LHK No. 13/1995 tentang BM Emisi
Sumber Tidak Bergerak
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
CATATAN KRITERIA
15. 11. Kewajiban pemantauan parameter menggunakan CEMS
1.Industri minyak dan gas
2.Industri rayon
3.Industri pupuk dan ammonium nitrat
4.Industri pulp dan paper
5.Industri besi baja
6.Industri pertambangan
7.Industri semen
8.Industri carbon black
9.Proses penunjang produksi <25 MW dengan kandungan sulfur >2% dan beroperasi secara
terus menerus. Untuk mengukur parameter SO2, NOx, Opasitas, O2, CO, dan laju alir.
12. Seluruh parameter wajib CEMS wajib terintegrasi ke dalam SISPEK
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
CATATAN KRITERIA
17. MERAH
a. Tidak melaporkan data
pemantauan untuk setiap
parameter pada setiap sumber
Emisi dan/atau titik penaatan
sesuai dengan ketentuanyang
diwajibkan dalam izin dan/atau
peraturan perundang-undangan
(100%);
b. Tidak melaporkan data
perhitungan beban Emisi
sesuai dengan ketentuan
dalam izin dan/atau peraturan
perundang-undangan secara
periodik (100%).
BIRU
a. Melaporkan data pemantauan
untuk setiap parameter pada
setiap sumber Emisi dan/atau titik
penaatan sesuai dengan
ketentuan dalam izin dan/atau
peraturan perundang-undangan
(100%);
b. Melaporkan data perhitungan
beban Emisi sesuai dengan
ketentuandalam izin dan/atau
peraturan perundang- undangan
secara periodik (100%).
PEMANTAUAN MANUAL
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
18. MERAH
a) Tidak melaporkan data
pemantauan CEMS untuk
setiap parameter pada
setiap sumber Emisi sesuai
dengan ketentuan yang
diwajibkan dalam peraturan
perundang-undangan secara
periodik (100%);
b) Tidak melaporkan data
perhitungan beban Emisi
melalui CEMS sesuai
dengan ketentutan yang
diwajibkan dalam peraturan
perundang-undangan
secara periodik (100%).
BIRU
a) Melaporkan data pemantauan
CEMS untuk setiap parameter
pada setiap sumber Emisi sesuai
dengan ketentuan yang
diwajibkan dalam peraturan
perundang-undangan secara
periodik (100%);
b) Melaporkan data perhitungan
beban Emisi melalui CEMS
sesuai dengan ketentutan yang
diwajibkan dalam peraturan
perundang-undangan secara
periodik (100%).
PEMANTAUAN CEMS
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
19. 1.Kewajiban pelaporan secara periodik dilakukan selama periode penilaian PROPER
2. Kewajiban pelaporan data pemantauan secara manual tiap parameter di setiap sumber Emisi paling
sediikit dilakukan 1x dalam 6 bulan, kecuali untuk:
1.SumberEmisi proses pembakaran gensetmengikuti Permen LHK Nomor 11 Tahun 2021
2.SumberEmisi yang memiliki izin pemanfaatan dan/atau pengolahan pelaporan dan pemantauan dilakukan mengikuti ketentuan lain
3.SumberEmisi unit ketel uap yang beroprasi <6 bulan, pelaporan data pemantauan dilakukan paling sedikit 1x dalam 1 tahun (100%)
3. Kewajiban pelaporan data pemantauan melalui perhitungan neraca massa tiap parameter yang wajib
dilaporkan secara periodik paling sedikit dilakukan 1x dalam 6 bulan
4. Kewajiban pelaporan data pemantauan menggunakan CEMS di sumber Emisi yang wajib dilaporkan
secara periodik dilakukan dengan ketentuan tersedia pelaporan data pemantauan harian seriap 3 bulan
dengan validitas data harian berupa data harian yang diperoleh paling sedikit 75% dari hasil pembacaan
rata-rata tiap jam atau 18 jam data pengukuran tiap hari
5. Penghitugan beban Emisi dilakukan dengan cara:
1.Mengalikan konsentrasi dengan laju alir dan jam operasional untuk pemantauan Emisi dengan cara terus
menerus dan/atau manual
2.Membandigkan jumlah penggunaan sulfur dalam proses pengolahan dan pengoperasian mesin penunjang
produksi dengan jumlah sulfur yang terdapat dalam produk dan limbah per ton produksi sulfida nikel untuk
pemantauan Emisi dengan cara perhitungan neraca massa
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
CATATAN KRITERIA
21. MERAH
Data hasil pemantauan manual
dan/atau perhitunganneraca
massa memenuhi < 100%
(kurang dari seratus persen)
ketaatan baku mutu untuk
setiap parameter pada setiap
sumber Emisi sesuai dengan
ketentuan yang diwajibkan
dalam izin dan/atau peraturan
perundang- undangan.
BIRU
Data hasil pemantauan manual
dan/atau perhitungan neraca
massa memenuhi 100% (seratus
persden) ketaatan baku mutu
untuk setiap parameter pada
setiap sumber Emisi sesuai
dengan ketentuan yang
diwajibkan dalam izin dan/atau
peraturan perundang-undangan.
PEMANTAUAN MANUAL
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
22. MERAH
data rata-rata harian hasil
pemantauan CEMS untuk
setiap parameter pada setiap
sumber Emisi, setiap 3 (tiga)
bulan memenuhi < 95%
ketaatan baku mutu sesuai
dengan yang diwajibkan dalam
ketentuan izin dan/atau
peraturan perundang-
undangan.
BIRU
data rata-rata harian hasil
pemantauan CEMS untuk setiap
parameter pada setiap sumber
Emisi, setiap 3 (tiga) bulan
memenuhi ≥ 95% ketaatan baku
mutu sesuai dengan yang
diwajibkan dalam ketentuan izin
dan/atau peraturan perundang-
undangan.
PEMANTAUAN CEMS
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
23. Kewajiban pemenuhan baku mutu bagi pemantauan dengan
menggunakan perhitungan neraca massa dinyatakan taat
apabila hasil perhitungan dilakukan sesuai dengan:
1.Pilihan metodologi penghitungan beban Emisi; dan
2.Petunjuk teknis operasional yang disusun dan disampaikan (khusus
Industri nikel matte)
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
CATATAN KRITERIA
25. BIRU
a. Memenuhiketentuan teknis PPU
1.Memenuhi ketentuan teknis cerobong Emisi
2.Menggunakan jasa laboratorium terakreditasi
3.Menggunakan metode pengujian SNI atau
internasional
4.Bagi sumber Emisi yang baku mutunya terdapat
koreksi osigen, hasil pengukuran Emisi wajib terkoreksi
dengan oksigen
5.Semua sumber Emisi non fugitive harus dibuang
melalui cerobong
6.Melakukan perhitungan GRK
7.Melakukan pencatatan penggunaan genset yang
berfungsi sebagai cadangan
8.Melakukan pencatatan penggunaan boiler yang
berfungsi sebagai cadangan
MERAH
a. Tidak memenuhi salah satu ketentuan teknis PPU
1.Tidak memenuhi salah satu ketentuan teknis cerobong
Emisi
2.Tidak menggunakan jasa laboratorium terakreditasi
3.Tidak menggunakan metode pengujian SNI atau
internasional
4.Bagi sumber Emisi yang baku mutunya terdapat koreksi
osigen, hasil pengukuran Emisi tidak terkoreksi dengan
oksigen
5.Terdapat sumber Emisi non fugitive yang dibuang tidak
melalui cerobong
6.Tidak melakukan perhitungan GRK bagi Industri yang
diwajibkan dalam peraturan yang berlaku
7.Tidak melakukan pencatatan penggunaan genset yang
berfungsi sebagai cadangan
8.Tidak melakukan pencatatan penggunaan boiler yang
berfungsi sebagai cadangan
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
KETAATAN TERHADAP KETENTUAN
TEKNIS
26. BIRU
a. Memenuhi ketentuan teknis PPU
9. Industri wajib CEMS melaksanakan
1.Memiliki shelter (ruang analyzer)
2.Memiliki gas analyzer
3.Jalur dan pipa tidak bocor
4.Instalasi perpipaan sesuai standar
5.Memiliki buku panduan CEMS
6.Memiliki atau melakukan sertifikasi peralatan CEMS
dengan QAL1
7.Memiliki sertifikasi kalibrasi peralatan CEMS oleh
eksternal setiap 2 tahun sekali
8.Memiliki QA/QC
9.Lokasi pemasangan CEMS memenuhi 8D 2D
10.Data hasil pengukuran CEMS telah terkoreksi oksigen
11.Waktu pembacaan data sesuai dengan deteksi
pengukuran
MERAH
a. Tidak memenuhi salah satu ketentuan teknis PPU
9. Tidak memenuhi salah satu ketentuan teknis CEMS agi
industri wajib CEMS
10. CEMS tidak beroperasi normal ≥ 2 tahun
11. Tidak memasang CEMS sesuai kewajiban dalam
peraturan
12. Tidak mengintegrasikan CEMS ke dalam SISPEK
b. Tidak memenuhi sanksi administrasi sampai batas
waktu yang ditentukan
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
KETAATAN TERHADAP KETENTUAN
TEKNIS
27. BIRU
a. Memenuhi ketentuan teknis PPU
9. Industri wajib CEMS melaksanakan
l. Personal komputer
m. Memastikan peralatan CEMS beroperasi secara normal
n. Apabila CEMS rusak
•Melakukan perbaikan dalam waktu <1 tahun dan menyampaikan rencana perbaikan
•Selama perbaikan wajib melakukan pemantauan manual kualitas Emisi setiap 3 bulan sekali.
Pemantauan manual terhitung 21 hari setelah CEMS tidak beroperasi
•Jika CEMS belum beroperasi secara normal >1 tahun maka pemantauan manual kualitas Emisi
setiap 1 bulan sekali
10. Melakukan intregasi CEMS dengan SISPEK
b. Memenuhi sanksi administratif sampai batas waktu yang ditentukan
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
KETAATAN TERHADAP KETENTUAN
TEKNIS
28. 1.Khusus sumber Emisi yang tidak diwajibkan untuk melakukan pengukuran
parameter partikulat, posisi lubang sampling pada cerobong tidak perlu
memenuhi kaidah 8D dan 2D
2. Cerobong internal combustion engine (genset) dengan diameter dalamnya
<10cm tidak diwajibkan memiliki lubang sampling
3. Untuk kawasan Industri wajib menghitung GRK yang dihasilkan dalam satu
kawasan
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
CATATAN KRITERIA
30. KETAATAN TERHADAP DOKUMEN
LINGKUNGAN
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
Titik Penaatan (lokasi sesuai dengan Persetujuan Lingkungan)
Parameter:
▪ PPNomor 22 tahun2021
▪ KepmenLH Nomor 48 tahun 1996 (Kebisingan)
▪ KepmenLH Nomor 50 tahun 1996 (Kebauan )
Pelaporan
31. MERAH
Tidak memantau seluruh lokasi
sesuai dengan Persetujuan
Lingkungan
BIRU
Memantau seluruh lokasisesuai
dengan PersetujuanLingkungan
KRITERIA KETAATAN UDARA AMBIEN
TERHADAP LOKASI
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
32. MERAH
-Tidak memantau seluruh
parameter sesuai
dengan Persetujuan
Lingkungan
-Tidak memantau seluruh
parameter sesuaiPP22tahun
2021
BIRU
-Memantau seluruhparameter
sesuai dengan Persetujuan
Lingkungan
-Jika PersetujuanLingkungan
tidak mengatur parameter
pemantauanmengacu kepadaPP
22tahun2021
KRITERIA KETAATAN UDARA AMBIEN
TERHADAP PARAMETER
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
33. BAKU MUTU
UDARA AMBIEN
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
Lampiran VII
PeraturanPemerintah RepublikIndonesia
Nomor 22 Tahun2021
CATATAN KRITERIA
Pengukuran kualitas udara ambien untuk parameter
dibawah ini dianggap valid apabila:
a. partikulat (TSP (Debu), PM10 (Partikel <10 um),
PM2,5 (Partikel < 2,5 um) diukur selama 24 jam;
dan
b. Ozon (O3) diukur pada waktu maksimum pukul
11.00 sampai dengan 14.00 waktu setempat.
34. MERAH
Tidak memantau seluruhlokasi
sesuai dengan Persetujuan
Lingkungan
BIRU
Memantauseluruhlokasi
sesuai denganPersetujuan
Lingkungan
KRITERIA KETAATAN KEBISINGAN
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara
35. MERAH
- Tidakmemantau seluruh lokasi
sesuai dengan Persetujuan
Lingkungan
-Tidak memantau seluruh
parameter sesuai
dengan Persetujuan
Lingkungan
-Tidak memantau seluruh
parameter sesuaiKepmenLHNo.
50 Tahun1996
BIRU
- Memantau seluruh lokasisesuai
dengan PersetujuanLingkungan
- Tidak Memantau seluruh
parameter sesuai
dengan Persetujuan
Lingkungan
-Jika PersetujuanLingkungan
tidak mengatur parameter
pemantauanmengacukepada
KepmenLHNo.50 Tahun1996
KRITERIA KETAATAN KEBAUAN
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara