3. SASARAN PEMBERIAN IMUNISASI PCV
Dosis Pertama
Bayi usia 2 bulan
Dosis Kedua
Bayi usia 3 bulan
Dosis Ketiga
(Lanjutan)
Anak usia 12 bulan
4. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN IMUNISASI PCV
Posyandu, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit pemerintah, Rumah Sakit swasta,
klinik, praktik mandiri dokter, praktik mandiri bidan, dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya yang memberikan layanan imunisasi.
Pada masa adaptasi kebiasaan baru, pelayanan imunisasi dilaksanakan di ruang/ tempat yang
cukup luas dengan sirkulasi udara yang baik.
◉ Pelaksanaan imunisasi PCV dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan imunisasi rutin lainnya
sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
◉ Pada masa adaptasi kebiasaan baru, perlu dilakukan pengaturan jadwal imunisasi agar tidak
terjadi penumpukkan sasaran. Tentukan jadwal hari dan jam khusus pelayanan imunisasi dan
buatlah janji temu dengan sasaran imunisasi.
WAKTU PELAKSANAAN
TEMPAT PELAKSANAAN
6. PENYUSUNAN MIKROPLANING
Disusun bersama pengelola program imunisasi beserta pengelola program
lain yang terkait, terintegrasi dengan manajemen puskesmas.
Data yang dibutuhkan:
◉ Jumlah sasaran
◉ Perhitungan kebutuhan vaksin dan logistik
◉ Pemetaan wilayah kerja
◉ Inventarisasi peralatan rantai dingin
◉ Perhitungan kebutuhan logistik lain, ex: perlengkapan anafilaktik dan APD
◉ Jumlah tenaga pelayanan imunisasi
◉ Jumlah kader
◉ Ketersediaan tenaga medis dan sistem rujukan apabila terjadi KIPI
7. HAL-HAL YANG PERLU DISEPAKATI DALAM
PENYUSUNAN MIKROPLANING
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Peningkatan Kapasitas bagi Petugas Kesehatan dan Kader; Sosialisasi kepada Lintas Program dan
Lintas Sektor, serta Pertemuan Koordinasi Lainnya
Estimasi kebutuhan vaksin dan logistik lainnya, serta rencana pendistribusiannya
Memastikan ketersediaan perlengkapan anafilaktik dan APD
Rencana pengolahan limbah medis
Rencana penanganan dan penatalaksanaan kasus KIPI
Mobilisasi Anggaran
8. PENYUSUNAN MIKROPLANING: PENENTUAN SASARAN [1]
Bayi/ Surviving Infant
Jumlah bayi yang bertahan hidup (surviving infant) dihitung/ ditentukan berdasarkan jumlah lahir hidup
dikurangi dengan jumlah kematian bayi.
Jumlah kematian bayi diperoleh dari perhitungan “angka kematian bayi (AKB) dikalikan dengan jumlah lahir
hidup.
Cara perhitungan sasaran untuk imunisasi PCV sama dengan cara perhitungan
sasaran untuk pelaksanaan imunisasi rutin lainnya.
Surviving Infant (SI) = Jumlah Lahir Hidup – (AKB x Jumlah Lahir Hidup)
9. Anak dibawah usia 2 tahun (Baduta)
Jumlah sasaran imunisasi lanjutan pada baduta ditentukan berdasarkan jumlah Surviving
Infant (SI) tahun lalu.
Penghitungan sasaran dapat menggunakan hasil kunjungan keluarga Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Melalui raw data PIS-PK yang dapat
memunculkan sasaran by name by address, Puskesmas mengembangkan database
sasaran bayi dan balita dan menggunakannya untuk mengidentifikasi sasaran per desa
wilayah kerjanya.
PENYUSUNAN MIKROPLANING: PENENTUAN SASARAN [2]
Pada daerah perluasan introduksi, perhitungan sasaran memperhatikan waktu dimulainya
pelaksanaan introduksi, sehingga tidak menghitung sasaran 1 tahun.
10. PENENTUAN SASARAN
Contoh:
Puskesmas A memiliki jumlah Surviving Infant/SI tahun 2022 sebanyak
600 bayi. Berapa sasaran imunisasi PCV di Puskesmas A jika introduksi
dimulai bulan September 2022?
• SI 2022 = 600 bayi (12 bulan)
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
Sasaran PCV 2022:
𝟒
𝟏𝟐
𝒙 𝐒𝐈 𝟐𝟎𝟐𝟐
Jawab:
Sasaran PCV di Puskesmas A tahun 2022:
𝟒
𝟏𝟐
𝒙 𝟔𝟎𝟎 = 𝟐𝟎𝟎 𝐛𝐚𝐲𝐢
Catatan: bayi lahir Nov dan Des 2022 akan mendapatkan PCV1
pada tahun 2023 (saat usia 2 bulan)
11. ,
Perhitungan kebutuhan
vaksin dan logistik
Memastikan jumlah cukup.
Setiap tingkatan harus menyediakan
cadangan untuk antisipasi
keterlambatan/peningkatan kebutuhan
mendadak, misal: Prov (2b+1b), Kako
(1b+1b) dan PKM (1b+1m)
Perhitungan kebutuhan
perlengkapan anafilaktik
Perhitungan kebutuhan
logistik PPI/ APD
Setiap tempat pelayanan harus
menyediakan minimal 1 set
perlengkapan anafilaktik
Menghitung kebutuhan logistik
PPI untuk melindungi petugas
dan sasaran dari bahaya
penularan COVID-19
MIKROPLANING:
PERHITUNGAN KEBUTUHAN VAKSIN DAN LOGISTIK
12. PERHITUNGAN KEBUTUHAN VAKSIN DAN LOGISTIK
Kemasan vaksin PCV adalah multidose (1 vial terdiri dari 4 dosis dengan IP 3,4/ Wastage
Rate 15%)
Cara perhitungan kebutuhan vaksin dan logistik:
Kebutuhan Vaksin PCV =
Jumlah Sasaran x Jumlah Pemberian x Target Cakupan
Indeks Pemakaian Vaksin
Kebutuhan ADS 0,5 ml =
(Jumlah Sasaran + 5% sebagai cadangan*) x jumlah pemberian
Kebutuhan Safety Box =
Ukuran 2,5 L = Jumlah ADS/ 50
Ukuran 5 L = Jumlah ADS / 100
*5% cadangan adalah perhitungan cadangan maksimal
13. PERHITUNGAN KEBUTUHAN VAKSIN DAN LOGISTIK
Tahun 2022 =
200 x 2 x 90%
3,4
= 106 vial
Hanya PCV1 dan PCV2, menggunakan SI 4 bulan
Kebutuhan Vaksin PCV =
Jumlah Sasaran x Jumlah Pemberian x Target Cakupan
Indeks Pemakaian Vaksin
Kebutuhan ADS 0,5 ml =
Jumlah Sasaran + 5% sebagai cadangan* x jumlah pemberian
*5% cadangan adalah perhitungan cadangan maksimal
Tahun 2023 =
600 𝑥 2 + 300 𝑥 1 𝑥 90%
3,4
= 397 vial
PCV1 dan PCV2 menggunakan SI 12 bulan = 600
PCV3 menggunakan SI 6 bulan (Juli – Des) = 300
Jumlah sasaran PKM A tahun 2022 adalah 200 bayi
Kebutuhan ADS : (200 + (5% x 200)) x 2 = 420 ADS (untuk 2 dosis pemberian)
14. PERHITUNGAN PERLENGKAPAN ANAFILAKTIK
Isi dari Perlengkapan Anafilaktik terdiri dari:
◉ Epinefrin ampul 1 : 1000
◉ Dexamethasone ampul
◉ Spuit 1 ml
◉ Infus set
◉ Jarum infus: untuk bayi dan balita
◉ Kantong cairan infus NaCl 0,9%
◉ Tabung berisi oksigen
Setiap tempat pelayanan imunisasi harus menyediakan minimal 1 set
perlengkapan anafilaktik. Perhitungan jumlah kebutuhan perlengkapan
anafilaktik disesuaikan dengan jumlah tempat pelayanan imunisasi
15. Masker medis = jumlah petugas x jumlah hari
pelayanan x 2
(Ket: masker medis dapat digunakan maksimal selama 4 jam)
Sarung tangan (bila tersedia) = jumlah sasaran
*) sarung tangan harus diganti pd setiap sasaran
Face shield (bila tersedia)
= ((jumlah sasaran x (jumlah vaksinator+jumlah petugas skrining))
+ (jumlah nakes lain x jumlah sesi pelayanan)
Apron (bila tersedia) = sesuai kebutuhan
Kebutuhan logistik PPI lainnya:
• Hand sanitizer = sesuai kebutuhan
• Sabun cair dan air mengalir = sesuai
kebutuhan
• Cairan disinfektan = sesuai kebutuhan
Ketentuan alat pelindung diri mengacu pada
Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa
Pandemi COVID-19 meliputi:
1. Masker bedah/masker medis
2. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap kali memberikan vaksinasi
kepada sasaran. Apabila petugas menggunakan
sarung tangan, maka sarung tangan harus
diganti untuk setiap satu sasaran yang
divaksinasi.
3. Alat pelindung diri lain apabila tersedia, seperti
pakaian gown/apron/pakaian pakaian hazmat
kedap air, dan face shield.
PENGHITUNGAN KEBUTUHAN LOGISTIK PPI
16. MIKROPLANING:
PEMETAAN DAN PENYUSUNAN JADWAL KEGIATAN
Petugas perlu mengetahui analisa situasi wilayah kerjanya dengan baik
Melakukan
inventarisasi desa/
kelurahan di
wilayahnya
berdasarkan tingkat
kesulitan
Tentukan tanggal
pelaksanaan di
masing-masing
posyandu
Penyusunan jadwal
kegiatan dituangkan
dalam rencana
pelaksanaan kegiatan
(RPK) Puskesmas
17. MIKROPLANING:
PENYUSUNAN TANGGAL PELAYANAN DI POSYANDU
Tentukan supervisor
dan nama-nama tim per
pos pelayanan
Petakan wilayah berdasarkan
prioritas
Tentukan tanggal
dan lamanya
pelaksanaan tiap
puskesmas
UMUMKAN JADWAL
KEPADA MASYARAKAT
18. MIKROPLANING:
PENGHITUNGAN JUMLAH TENAGA PELAYANAN IMUNISASI DAN KADER
Pelaksanaan pemberian imunisasi dalam rangka introduksi PCV
dilakukan bersamaan dengan pelayanan imunisasi rutin lain pada
kegiatan puskesmas/ posyandu, sehingga menggunakan tenaga
kesehatan yang tersedia.
Melakukan inventarisasi jumlah tenaga kesehatan pemberi layanan
imunisasi yang tersedia, meliputi dokter, bidan dan perawat, serta
jumlah kader dan supervisor yang tersedia.
19. PENINGKATAN KAPASITAS [1]
Provinsi
Kab/Kota
Puskesmas
Petugas pengelola program imunisasi dan surveilans KIPI, petugas
pengelola cold chain, petugas pengelola program kesehatan keluarga,
petugas pengelola program ISPA, dan petugas pengelola vaksin tingkat
kabupaten/kota.
Petugas pengelola program imunisasi dan surveilans KIPI, petugas
pengelola cold chain, petugas pengelola program kesehatan
keluarga, petugas pengelola program ISPA, dan petugas pengelola
vaksin tingkat Puskesmas.
Para petugas kesehatan seperti dokter, bidan, dan
perawat yang ditunjuk sebagai pemberi layanan
imunisasi dan korim (koordinator imunisasi).
Dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan, dengan sasaran:
20. PENINGKATAN KAPASITAS [1]
Materi yang perlu disampaikan pada peningkatan kapasitas:
◉ Latar Belakang, Tujuan dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi PCV
◉ Penyusunan Mikroplaning
◉ Pengelolaan Vaksin dan Rantai Dingin Vaksin
◉ Penyelenggaraan Pelayanan Imunisasi PCV
◉ Penyuntikan yang Aman
◉ Pemberian Imunisasi Ganda
◉ Pencatatan dan Pelaporan Imunisasi PCV
◉ Monitoring Evaluasi Imunisasi PCV
◉ Surveilans Keamanan Vaksin PCV
◉ Pengelolaan Limbah Medis Imunisasi
Keterampilan tambahan yang dibutuhkan:
Interpersonal communication berkoordinasi dengan bagian promosi kesehatan
21. ADVOKASI DAN MOBILISASI MASYARAKAT
ADVOKASI
Dilakukan untuk menggalang komitmen, dukungan dan partisipasi
aktif dari:
Gubernur
Bupati/Walikota
Pimpinan dan anggota DPRD Provinsi dan Kab/Kota
Pembuat keputusan dari lintas sektor terkait
Tokoh masyarakat
Tokoh agama
Ketua organisasi profesi
Pimpinan media cetak dan elektronik
Pihak lain, seperti LSM Kesehatan
Dilaksanakan di Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
22. ADVOKASI DAN MOBILISASI MASYARAKAT
PENGGERAKAN/ MOBILISASI MASYARAKAT
Tujuan:
Agar masyarakat tahu, sadar dan mau membawa
anaknya untuk mendapatkan imunisasi PCV sesuai
jadwal yang ditentukan.
Sasaran:
Orang tua, kelompok sosial kemasyarakatan, tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan LSM setempat.
Tentukan:
Media komunikasi yang akan digunakan,
Pesan komunikasi yang akan disampaikan
Metode untuk mengkomunikasikan pesan
23. MEDIA UNTUK MOBILISASI MASYARAKAT
Media Massa
Tentukan media massa apa yang akan digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan komunikasi mengenai kegiatan
introduksi imunisasi PCV.
Contoh: koran, buletin, radio spot, dll
Media KIE
Media KIE digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
komunikasi mengenai introduksi imunisasi PCV, misal leaflet,
brosur, banner, poster, spanduk, dll.
Untuk penyampaikan kepada tokoh masyarakat/ tokoh agama
dapat dipilih media KIE yang berisi informasi yang lebih detail
mengenai latar belakang, alasan, dan tujuan pelaksanaan
imunisasi PCV.
24. CONTOH MEDIA KIE IMUNISASI PCV
Buku Saku Imunisasi PCV
POSTER
SPANDUK
25. CONTOH MEDIA KIE IMUNISASI PCV
KIE untuk WA & Sosmed
LEAFLET
ROLL
BANNER
26. MONITORING PRA-PELAKSANAAN
Monitoring pra-pelaksanaan dilaksanakan 2-3 minggu sebelum
pelaksanaan imunisasi PCV dimulai.
Kegiatan ini meliputi penilaian terhadap:
Mikroplanning
Kegiatan mobilisasi masyarakat
Kegiatan peningkatan kapasitas
Ketersediaan dan distribusi vaksin dan logistik
Ketersediaan perlengapan anafilaktik dan APD
Pengelolaan rantai dingin vaksin
27. KESIMPULAN
Sasaran pelaksanaan imunisasi PCV adalah bayi usia 2 bulan, 3 bulan dan
anak usia 12 bulan.
Pelaksanaan imunisasi PCV dapat dilakukan di Posyandu, Puskesmas,
Puskesmas pembantu, Rumah Sakit pemerintah, Rumah Sakit swasta, klinik,
praktik mandiri dokter, praktik mandiri bidan, dan fasilitas-fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya yang memberikan layanan imunisasi.
Dalam rangka persiapan introduksi imunisasi PCV, perlu dilakukan
penyusunan mikroplaning, peningkatan kapasitas, promosi kesehatan dan
monitoring pra-pelaksanaan.
Persiapan introduksi imunisasi PCV perlu dilakukan untuk memastikan
pelaksanaan introduksi dapat berjalan dengan lancar.