SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
IKLIM
Merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari
atau merupakan rata-rata cuaca.
Untuk mencari harga rata-rata tergantung kebutuhan dan keadaan.
Perlu diketahui bahwa untuk mengetahui penyimpangan iklim harus
berdasarkan pada harga normal suatu harga rerata selama 30 tahun.
Hampir tidak terbatas jumlah iklim di permukaan bumi ini yang memerlukan
penggolongan dalam satu kelas/ tipe. Semua klasifikasi iklim buatan manusia
sehingga masing-masing ada kebaikan dan keburukan.
Tujuan:
Berusaha untuk menyederhanakan jumlah iklim lokal tidak terbatas
menjadi golongan yang jumlahnya relatif sedikit yang mempunyai
sifat-sifat penting yang bersamaan.
A. Beberapa penggolongan iklim
1) Klasifikasi dengan dasar temperatur,
- Klasifikasi yang dibuat pada jaman Yunani. Daerah
Tropika- sedang dan kutub
- Klasifikasi Klages (1942)
3) Klasifikasi Thornthwaite
2) Klasifikasi Koppen
5) Klasifikasi dibuat berdasarkan variabel iklim lainnya
- Klasifikasi Mohr
- Klasifikasi Schmidt dan Ferguson
- Klasifikasi Oldeman
4) Klasifikasi di Indonesia
1. Iklim dan pertanian
2. Iklim dan Hama-Penyakit Tumbuhan
3. Iklim dan sumber daya air
4. Iklim Agihan vegetasi dan jenis tanah
5. Iklim dan ternak
B. Hubungan Iklim dan Lingkungan
1. KLASIFIKASI BERDASAR TEMPERATUR
a. Klasifikasi Pada Jaman Yunani : 3 daerah
 Daerah tropika
Tidak ada musim dingin, temperatur terus menerus tinggi
 Daerah Sedang (U-S)
Di sini ada musim yang berbeda tegas, satu musim panas/ hangat
lainnya sejuk/ dingin
 Daerah Kutub (U-S)
Tidak ada musim panas, temperatur rendah
b. Klasifikasi Klages (1942): 5 daerah
 Daerah tropika Rata-rata T>20C
 Daerah subtropika 4 – 11 bulan T>20C
 Daerah sedang 4 – 12 bulan T 10 -20C
 Daerah dingin 1 – 4 bulan T 10 - 20C dan
yang lain <10C
 Daerah kutub T rata-rata -1C dgn tanpa
bulan yang T >10C
2. KLASIFIKASI KOPPEN
Wladimir Koppen (1846-1940) seorang biologis Jerman
1900  klasifikasi I berdasarkan vegetasi
1918  revisi dengan memasukkan temperatur, hujan dan tanda khusus
musiman.
Koppen membagi 5 golongan besar yang diberi simbol huruf: A – E
A Iklim hujan tropika
B Iklim kering
C Sedang
D Dingin
E Kutub
Sehingga secara garis besar dasar klas Koppen
- Rata - rata curah hujan (bulanan/ tahunan)
-Temperatur (bulanan/ tahunan)
-Vegetasi asli dilihat sebagai kenampakan terbaik
dari keadaan iklim yang sesungguhnya
Koppen menilai bahwa daya guna hujan terhadap perkembangan dan
pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada jumlah curah hujan
tetapi juga intensitas penguapan, baik dari tanah maupun tanaman.
Oleh karena ini Koppen berusaha menunjukkan intensitas penguapan
dan daya guna hujan adalah dengan menggabungkan temperatur dan
hujan.
Musim hujan sama, jatuh pada musim panas adalah kurang berguna
dibanding jatuh pada musim dingin.
Walaupun metode untuk mengukur daya guna hujan kurang memuaskan.
Kriteria Klasifikasi Iklim Koppen
A. IKLIM HUJAN TROPIKA
Temperatur bulan terdingin > 18 C (64.4F)
f Bulan terkering > 60 mm
m
m
Bulan terkering < 60 mm, tetapi > 98,5 - r/ 25
Jumlah hujan pada bulan basah dapat mengimbangi
kekurangan hujan pada bulan kering, masih terdapat
hutan cukup lebat.
w
w
Bulan terkering < 98.5 r/25
Jumlah bulan basah tidak dapat mengimbangi
kekurangan hujan pada bulan kering. Vegetasi yang ada
padang rumput dengan pohon jarang.
mm
mm
2500
2000
1500
1000
500
60
40
20
Am
Aw
w
m
* *
*
*
DIAGRAM KOPPEN UNTUK TIPE A
CH TAHUNAN
C
H
B
U
L
A
N
A
N
Af
B. IKLIM KERING
r < 0.44 (t – 19.5) CH Merata sepanjang tahun
r < 0.44 (t – 7) CH Mengumpul pada ms. Panas 70%
r < 0.44 (t – 32) CH Mengumpul pada ms. Dingin 70%
Dibagi 2 Bs & Bw
BS ½ Batas Atas – Batas Atas
Bw < ½ Batas Atas Ket. Sama
Stepa
Padang
Pasir
- Bs
- Bw
0.44 (t -…..)
0.22 (t -…..)
0
C. IKLIM SEDANG
Temperatur bulan terdingin > - 30C dan < 180C
Temperatur bulan terpanas > 100C
S Pada musim panas kering (jumlah CH bulan terkering pada musim panas <
1/3 jumlah hujan terbasah pada musim dingin
W Pada musim dingin kering dan musim panas lembab (jumlah hujan terkering
pada musim dingin <1/10 jumlah hujan terbasah pada musim panas)
f Selalu lembab sepanjang tahun , tidak dijumpai keadaan s dan w. CH > 30
a.T rerata bulan terpanas ≥ 220C
b.T rerata untuk 4 bulan ≥ 100C & T bulan terpanas < 220C
c.T rerata 1 – 3 bulan ≥ 100C & T bulan terpanas < 220C
Csa : daerah pedalaman
Csb : daerah pantai (marine)
Cwa : subtropika musiman
Cwb : tropika lahan tinggi
Cfa : subtropika lembab
Cfb : Iklim marine
Cfc : Iklim marine
D. IKLIM DINGIN
Rata-rata temperatur bulan terpanas > 100C dan terdingin kurang dari – 30C
w Sama C
f Sama C
a Sama C
b Sama C
c Sama C
d Rata-rata temperatur bulan terdingin < 2.8 dan dipakai diluar a,b,& c
dfa Kontinental lembab (iklim dingin dengan periode kering)
dfb Kontinental lembab
dfc Sub artika
dfd Sub artika
dwa Iklim kontinental lembab (iklim dingin dengan musim dingin kering)
dwb Iklim kontinental lembab
dwc Sub artika
dwd Sub artika
E. IKLIM KUTUB
Rata-rata temperatur bulan terpanas < 100C
T Rata-rata temperatur bulan terpanas 0 – 100C
F Rata-rata temperatur bulan terpanas ≤ 00C
ET Iklim tundra (lumut)
EF Iklim es – salju abadi
H Temperatur seperti E, tetapi disebabkan tinggi tempat > 5000 feet
Thornthwaite:
Menganggap bahwa kebutuhan air tanaman tidak hanya tergantung
pada besarnya Curah Hujan tetapi juga tergantung evaporasi.
Dasar: Vegetasi, Evaporasi, Hujan & Temperatur
1899 – 1963 (Thornthwaite)
1931 memperkenalkan klasifikasi yang pertama khusus dipakai
di Amerika Utara
1933 memakai sistem tersebut untuk seluruh dunia
3. KLASIFIKASI IKLIM THORNTHWAITE
Menggunakan istilah dayaguna presipitasi =
P – E rasio Perbandingan antara P dan E, yang
menunjukkan daya guna hujan bagi
kehidupan tanaman.
P Presipitasi bulanan rerata (inci)
E Penguapan dari permukaan air bebas
rerata bulanan (inci)
P – E ratio selama 12 bulan disebut P – E indek
Perhitungan :
P – E ratio = 10 P/E
12
P – E indek = Σ (10 P/E) n
n = 1
Tetapi karena kesulitan data evaporasi maka untuk mengatasi diadakan
Hubungan antara temperatur (T), Penguapan (E) dan Presipitasi (P)
sehingga akhirnya diperoleh P – E rasio tanpa data evaporasi.
P – E rasio : 115 ( P ) 10/9
T-10
12
P – E indek : Σ 115 ( P ) 10/9 n
n=1 T-10
P : Presipitasi rerata bulanan dalam inci
T : Temperatur rerata bulanan dalam 0F
Simbol Gol Lembab Ciri Vegetasi PE Indek
A Basah Hutan Hujan ≥ 128
B Lembab Hutan 64 – 127
C Agak Lembab Padang Rumput 32 – 63
D Agak Kering Steppa 16 – 31
E Kering Gurun Pasir < 16
T – E indek = Jumlah 12 bulan dari T – E rasio
T – E rasio = ( T – 32 ) efisiensi temperatus rasio
4
12
T – indek = Σ ( T – 32 ) n
n=1 4
Atas dasar T – E indek dibedakan :
6 Golongan temperatur
TIPE IKLIM T – E INDEK
A1 – Tropika ≥ 128
B1 – Mesotermal 64 -127
C1 – Mikrotermal 32 - 63
D1 – Taiga 16 - 31
E1 - Tundra 1 - 15
F1 - Frost 0
Pembagian selanjutnya adalah berdasar agihan presipitasi bulanan sbb:
r Hujan merata seluruh musim
s Hujan kurang di musim panas
w Hujan kurang di musim dingin
d Hujan kurang di seluruh musim
Berdasarkan kombinasi simbol P – E indek T –E indek dan agihan hujan
musiman yang dijumpai tercatat ada 32 tipe iklim:
AA1r BA1r CA1r DA1w EA1d D1 E1 F1
AB1r BA1w CA1w DA1d EB1d
AC1r BB1r CA1d DB1w EC1d
BB1w CB1r DB1s
BB1s CB1w DB1d
BC1r CB1s DC1d
BC1s CB1d
CC1r
CC1s
CC1d
3 7 10 6 3 1 1 1 Σ 32
4. KLASIFIKASI IKLIM DI INDONESIA
a. Mohr (1933)
Menurut Mohr, Koppen kurang berlaku di Indonesia terutama
tentang hujan.
Mohr mencoba presipitasi dan evaporasi sebagai indikasi
khusus daerah tropika.
Berdasarkan penelitian tanah, Mohr membedakan 3
tingkat kebasahan untuk berbagai bulan dalam satu
tahun.
Bulan Basah CH ≥ 100 mm CH > Ev
Bulan Lembab CH 60 ≤ CH ≤ 100 mm CH = Ev
Bulan Kering CH < 60 mm CH < Ev
Golongan Daerah Jumlah BKering
I Basah 0
II Agak Basah 1 - 2
III Agak Kering 3 – 4
IV Kering 5 – 6
V Sangat Kering  6
Mohr membagi 5 golongan iklim yaitu
Untuk mencari bulan basah dan kering Mohr menggunakan rerata
curah hujan masing-masing bulan selama beberapa tahun.
Jan – Bb, Feb – Bb, Maret – Bb, Agust – BK.
Data curah hujan diperoleh dari tahun 1921 – 1940 dengan
menghilangkan data yang kurang dari 10 tahun.
BK – CH < 60mm
BL – CH 60 – 100mm
BB – CH > 100mm
Sebagai dasar penggolongan iklim 2 orang ini menggunakan suatu
rasio Q = ∑ Rerata BKering
∑ Rerata BBasah
Dasar sama seperti Mohr yaitu : BB dan BK, hanya cara mencarinya yang
berbeda, dengan menghitung BB dan BK untuk masing-masing tahun.
b. Schmidt & Ferguson (1951)
a = berisi antara 0 - 8
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0 A
1
B
2
C
3
D
4
E
5
F
6
7
8 G
9
H
10
11
12 Lbk
sk
k
ak
s
ab
b
sb
Schmidt & Ferguson, membagi iklim di Indonesia : 8 tipe (A – H)
A 0 ≤ Q < 0.143 Sangat basah
B 0.143 ≤ Q < 0.333 Basah
C 0.333 ≤ Q < 0.60 Agak basah
D 0.60 ≤ Q < 1.00 Sedang
E 1.0 ≤ Q < 1.67 Agak kering
F 1.67 ≤ Q < 3.00 Kering
G 3.00 ≤ Q < 7.00 Sangat kering
H 7.00 ≤ Q Luar biasa kering
Makin kecil Q makin basah
Garis batas tipe iklim pada Q = 1.5 a
12 – 1.5 a
a : Nilai dari 1 - 7
c. Klasifikasi Oldeman
-Oldeman, L.R. An Agroclimatic Map of Java 1975
- Oldeman, L.R. An Agroklimatic Map of Sulawesi 1977
- Oldeman, L.R. An Agroklimatic Map of Sumatera 1979
- 1980
Expert LP 3 = Lembaga Pusat Penelitian Pertanian, Bogor
Faktor utama di bidang pertanian daerah tropika adalah ketersediaan
lengas untuk evapotranspirasi dari tanaman, curah hujan adalah
faktor iklim dengan prioritas tinggi.
Dari perhitungan Oldeman diperoleh hasil
- Padi Sawah memerlukan : 213 mm/bln
- Tanaman lahan kering memerlukan : 120 mm/bln
Contoh : C2 (Lihat skema Iklim Oldeman)
Berarti :
Masa pertumbuhan 9 – 10 bulan
Periode Basah 5 – 6 bulan
Periode kering 2 – 3 bln
Bulan CH (mm/bln)
Bulan Basah ≥ 200
Bulan Lembab 100 - 200
Bulan kering ≤ 100
Skema Oldeman sbb : 12
D4
E4
C4
B3
A2
A1
C3
D3
E3
B2
C2
D2
E2
B1
C1
D1
E1
0
1
2
3
4
5
11
7
6
8
12
9
10
0
1
2
3
4
5
11
7
6
8
9
10
0 1 2 3 4 5 11
7
6 8 12
9 10
B3
Iklim dan Adaptasi Bentuk rumah Pasif Tradisional
. Agihan Tanaman atas Iklim
Contoh tanaman berdasarkan adaptasi, sejarah dan arti
ekonomi dibedakan :
Tanaman Tropika : Coklat/Kakao, Pisang, Tebu,
Kopi
Tanaman Sub Tropika : Padi, Kapas
Tanaman Iklim Sedang : Jagung, Gandum, Apel
Sekian

More Related Content

What's hot

Geografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Geografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum MerdekaGeografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Geografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum MerdekaPutriNurSaadah1
 
Download PPT Langkah Penelitian Geografi
Download PPT Langkah Penelitian Geografi Download PPT Langkah Penelitian Geografi
Download PPT Langkah Penelitian Geografi Agnas Setiawan
 
ATMOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
ATMOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANATMOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
ATMOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANTuti Rina Lestari
 
Laporan Metklim Pendidikan Geografi
Laporan Metklim Pendidikan GeografiLaporan Metklim Pendidikan Geografi
Laporan Metklim Pendidikan GeografiJanatun Rahmilah
 
ppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.ppt
ppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.pptppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.ppt
ppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.pptrisdiantikakamsiel1
 
PPT pengetahuan dasar geografi kd 3.1 kelas X (Biru Damar Cahyanti, S.Pd)
PPT pengetahuan dasar geografi kd 3.1 kelas X (Biru Damar Cahyanti, S.Pd)PPT pengetahuan dasar geografi kd 3.1 kelas X (Biru Damar Cahyanti, S.Pd)
PPT pengetahuan dasar geografi kd 3.1 kelas X (Biru Damar Cahyanti, S.Pd)BiruDamar
 
Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)
Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)
Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)namiradiyana98
 
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptxssuserdf29f0
 
1. Perkembangan Ilmu Geografi.pptx
1. Perkembangan Ilmu Geografi.pptx1. Perkembangan Ilmu Geografi.pptx
1. Perkembangan Ilmu Geografi.pptxAnasFatkhulloh1
 
ATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisa
ATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisaATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisa
ATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisaFirdyannisa Iskandar
 
X_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docx
X_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docxX_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docx
X_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docxjopiwildani
 

What's hot (20)

Geografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Geografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum MerdekaGeografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Geografi kelas 10 BAB 1 Kurikulum Merdeka
 
Download PPT Langkah Penelitian Geografi
Download PPT Langkah Penelitian Geografi Download PPT Langkah Penelitian Geografi
Download PPT Langkah Penelitian Geografi
 
Cuaca & iklim
Cuaca & iklimCuaca & iklim
Cuaca & iklim
 
Dinamika atmosfer
Dinamika  atmosferDinamika  atmosfer
Dinamika atmosfer
 
ATMOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
ATMOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANATMOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
ATMOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
 
Aspek dan objek study.ppt
Aspek dan objek study.pptAspek dan objek study.ppt
Aspek dan objek study.ppt
 
Laporan Metklim Pendidikan Geografi
Laporan Metklim Pendidikan GeografiLaporan Metklim Pendidikan Geografi
Laporan Metklim Pendidikan Geografi
 
ppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.ppt
ppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.pptppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.ppt
ppt-1-dasar-pemetaan-penginderaan-jauh-dan-sig1.ppt
 
PPT pengetahuan dasar geografi kd 3.1 kelas X (Biru Damar Cahyanti, S.Pd)
PPT pengetahuan dasar geografi kd 3.1 kelas X (Biru Damar Cahyanti, S.Pd)PPT pengetahuan dasar geografi kd 3.1 kelas X (Biru Damar Cahyanti, S.Pd)
PPT pengetahuan dasar geografi kd 3.1 kelas X (Biru Damar Cahyanti, S.Pd)
 
Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)
Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)
Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)
 
Ruang lingkup geografi
Ruang lingkup geografiRuang lingkup geografi
Ruang lingkup geografi
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx
 
1. Perkembangan Ilmu Geografi.pptx
1. Perkembangan Ilmu Geografi.pptx1. Perkembangan Ilmu Geografi.pptx
1. Perkembangan Ilmu Geografi.pptx
 
ATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisa
ATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisaATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisa
ATMOSFER geografi peminatan kelas X MIPA semester 2 by firdyannisa
 
PPT Geografi.pptx
PPT Geografi.pptxPPT Geografi.pptx
PPT Geografi.pptx
 
Ppt cuaca
Ppt cuacaPpt cuaca
Ppt cuaca
 
Konsep Geografi
Konsep GeografiKonsep Geografi
Konsep Geografi
 
[Minggu 5] anlok central place theory
[Minggu 5] anlok central place theory[Minggu 5] anlok central place theory
[Minggu 5] anlok central place theory
 
X_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docx
X_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docxX_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docx
X_GEOGRAFI_PENGANTAR ILMU GEOGRAFI.docx
 

Similar to IKLIM SEJENIS

Pembagian iklim menurut w.koppen
Pembagian iklim menurut w.koppenPembagian iklim menurut w.koppen
Pembagian iklim menurut w.koppenAnugrahi Mahastri
 
Agroklimatologi Klasifikasi iklim
Agroklimatologi Klasifikasi iklimAgroklimatologi Klasifikasi iklim
Agroklimatologi Klasifikasi iklimJoel mabes
 
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdfMETEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdfMukarobinspdMukarobi
 
Klasifikasi iklim dan cara menentukannya
Klasifikasi iklim dan cara menentukannyaKlasifikasi iklim dan cara menentukannya
Klasifikasi iklim dan cara menentukannyaAmmara Fathina
 
Dinamika Atmosfer ( Materi Geografi )
Dinamika Atmosfer ( Materi Geografi )Dinamika Atmosfer ( Materi Geografi )
Dinamika Atmosfer ( Materi Geografi )Tara Setyawan
 
Massa Udara & Klasifikasi Iklim 7 jan 2022.pptx
Massa Udara & Klasifikasi Iklim 7 jan 2022.pptxMassa Udara & Klasifikasi Iklim 7 jan 2022.pptx
Massa Udara & Klasifikasi Iklim 7 jan 2022.pptxFathiyaAlifiaBustama
 
acara 5 koppen.pptx
acara 5 koppen.pptxacara 5 koppen.pptx
acara 5 koppen.pptxDemonEater1
 
Udara, Cuaca, Iklim.pptx
Udara, Cuaca, Iklim.pptxUdara, Cuaca, Iklim.pptx
Udara, Cuaca, Iklim.pptxAngely Putry
 
Iklim : Definisi, Klasifikasi, Kegiatan dan Penanggulangan Perubahan Iklim
Iklim : Definisi, Klasifikasi, Kegiatan dan Penanggulangan Perubahan IklimIklim : Definisi, Klasifikasi, Kegiatan dan Penanggulangan Perubahan Iklim
Iklim : Definisi, Klasifikasi, Kegiatan dan Penanggulangan Perubahan IklimIqbal Fahmi Darmawan
 
Ii. interaksi lingkungan dan ternak gtr
Ii. interaksi lingkungan dan ternak gtrIi. interaksi lingkungan dan ternak gtr
Ii. interaksi lingkungan dan ternak gtrGusti Rusmayadi
 
Klasifikasi iklim
Klasifikasi iklimKlasifikasi iklim
Klasifikasi iklimAep Ajeng
 
tugas geografi kelas X
tugas geografi kelas Xtugas geografi kelas X
tugas geografi kelas XNurul Nuraini
 
Termal.minggu ke 4.kelas c.kiki zakiyah.ppt
Termal.minggu ke 4.kelas c.kiki zakiyah.pptTermal.minggu ke 4.kelas c.kiki zakiyah.ppt
Termal.minggu ke 4.kelas c.kiki zakiyah.pptKiki Zakiyah
 
ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10
ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10
ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10Jacqueline Celine
 

Similar to IKLIM SEJENIS (20)

Pembagian iklim menurut w.koppen
Pembagian iklim menurut w.koppenPembagian iklim menurut w.koppen
Pembagian iklim menurut w.koppen
 
Agroklimatologi Klasifikasi iklim
Agroklimatologi Klasifikasi iklimAgroklimatologi Klasifikasi iklim
Agroklimatologi Klasifikasi iklim
 
1.ppt
1.ppt1.ppt
1.ppt
 
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdfMETEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
 
Klasifikasi iklim dan cara menentukannya
Klasifikasi iklim dan cara menentukannyaKlasifikasi iklim dan cara menentukannya
Klasifikasi iklim dan cara menentukannya
 
1. Iklim.ppt
1. Iklim.ppt1. Iklim.ppt
1. Iklim.ppt
 
Dinamika Atmosfer ( Materi Geografi )
Dinamika Atmosfer ( Materi Geografi )Dinamika Atmosfer ( Materi Geografi )
Dinamika Atmosfer ( Materi Geografi )
 
Klasifikasi iklim
Klasifikasi iklimKlasifikasi iklim
Klasifikasi iklim
 
Massa Udara & Klasifikasi Iklim 7 jan 2022.pptx
Massa Udara & Klasifikasi Iklim 7 jan 2022.pptxMassa Udara & Klasifikasi Iklim 7 jan 2022.pptx
Massa Udara & Klasifikasi Iklim 7 jan 2022.pptx
 
acara 5 koppen.pptx
acara 5 koppen.pptxacara 5 koppen.pptx
acara 5 koppen.pptx
 
Udara, Cuaca, Iklim.pptx
Udara, Cuaca, Iklim.pptxUdara, Cuaca, Iklim.pptx
Udara, Cuaca, Iklim.pptx
 
Iklim : Definisi, Klasifikasi, Kegiatan dan Penanggulangan Perubahan Iklim
Iklim : Definisi, Klasifikasi, Kegiatan dan Penanggulangan Perubahan IklimIklim : Definisi, Klasifikasi, Kegiatan dan Penanggulangan Perubahan Iklim
Iklim : Definisi, Klasifikasi, Kegiatan dan Penanggulangan Perubahan Iklim
 
Ii. interaksi lingkungan dan ternak gtr
Ii. interaksi lingkungan dan ternak gtrIi. interaksi lingkungan dan ternak gtr
Ii. interaksi lingkungan dan ternak gtr
 
Klasifikasi iklim
Klasifikasi iklimKlasifikasi iklim
Klasifikasi iklim
 
tugas geografi kelas X
tugas geografi kelas Xtugas geografi kelas X
tugas geografi kelas X
 
Teori iklim
Teori iklimTeori iklim
Teori iklim
 
Dinamika Perubahan Atmosfer
Dinamika Perubahan AtmosferDinamika Perubahan Atmosfer
Dinamika Perubahan Atmosfer
 
Tugas Geografi
Tugas GeografiTugas Geografi
Tugas Geografi
 
Termal.minggu ke 4.kelas c.kiki zakiyah.ppt
Termal.minggu ke 4.kelas c.kiki zakiyah.pptTermal.minggu ke 4.kelas c.kiki zakiyah.ppt
Termal.minggu ke 4.kelas c.kiki zakiyah.ppt
 
ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10
ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10
ATMOSFER GEOGRAFI SMA KLS 10
 

More from Dadang Subarna

Pengaruh struktur lanskap terhadap iklim lokal dan regional.pptx
Pengaruh struktur lanskap terhadap iklim lokal dan regional.pptxPengaruh struktur lanskap terhadap iklim lokal dan regional.pptx
Pengaruh struktur lanskap terhadap iklim lokal dan regional.pptxDadang Subarna
 
KONSEP DASAR PENELITIAN-masalah-penelitian.ppt
KONSEP DASAR PENELITIAN-masalah-penelitian.pptKONSEP DASAR PENELITIAN-masalah-penelitian.ppt
KONSEP DASAR PENELITIAN-masalah-penelitian.pptDadang Subarna
 
TeoriPembangunanEpisode041.ppt
TeoriPembangunanEpisode041.pptTeoriPembangunanEpisode041.ppt
TeoriPembangunanEpisode041.pptDadang Subarna
 
11. Sistem Smart City - Smart Branding.pptx
11. Sistem Smart City - Smart Branding.pptx11. Sistem Smart City - Smart Branding.pptx
11. Sistem Smart City - Smart Branding.pptxDadang Subarna
 
6 STEP WRITING LITERATURE.pptx
6 STEP WRITING LITERATURE.pptx6 STEP WRITING LITERATURE.pptx
6 STEP WRITING LITERATURE.pptxDadang Subarna
 
materi-buku-ajar-2020.pptx
materi-buku-ajar-2020.pptxmateri-buku-ajar-2020.pptx
materi-buku-ajar-2020.pptxDadang Subarna
 
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH.pptx
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH.pptxPENULISAN ARTIKEL ILMIAH.pptx
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH.pptxDadang Subarna
 
4-Pre-Disaster_DRM-SS.pptx
4-Pre-Disaster_DRM-SS.pptx4-Pre-Disaster_DRM-SS.pptx
4-Pre-Disaster_DRM-SS.pptxDadang Subarna
 
Pengelolaan Desa Cerdas dan Mandiri Dengan Pemanfaatan Data.pptx
Pengelolaan Desa Cerdas dan Mandiri Dengan Pemanfaatan Data.pptxPengelolaan Desa Cerdas dan Mandiri Dengan Pemanfaatan Data.pptx
Pengelolaan Desa Cerdas dan Mandiri Dengan Pemanfaatan Data.pptxDadang Subarna
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.pptDadang Subarna
 

More from Dadang Subarna (20)

Pengaruh struktur lanskap terhadap iklim lokal dan regional.pptx
Pengaruh struktur lanskap terhadap iklim lokal dan regional.pptxPengaruh struktur lanskap terhadap iklim lokal dan regional.pptx
Pengaruh struktur lanskap terhadap iklim lokal dan regional.pptx
 
KONSEP DASAR PENELITIAN-masalah-penelitian.ppt
KONSEP DASAR PENELITIAN-masalah-penelitian.pptKONSEP DASAR PENELITIAN-masalah-penelitian.ppt
KONSEP DASAR PENELITIAN-masalah-penelitian.ppt
 
TeoriPembangunanEpisode041.ppt
TeoriPembangunanEpisode041.pptTeoriPembangunanEpisode041.ppt
TeoriPembangunanEpisode041.ppt
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
nyaman.pptx
nyaman.pptxnyaman.pptx
nyaman.pptx
 
Fisika Bangunan I.ppt
Fisika Bangunan I.pptFisika Bangunan I.ppt
Fisika Bangunan I.ppt
 
kuliah_13.pptx
kuliah_13.pptxkuliah_13.pptx
kuliah_13.pptx
 
04_thermal.ppt
04_thermal.ppt04_thermal.ppt
04_thermal.ppt
 
11. Sistem Smart City - Smart Branding.pptx
11. Sistem Smart City - Smart Branding.pptx11. Sistem Smart City - Smart Branding.pptx
11. Sistem Smart City - Smart Branding.pptx
 
14229487.ppt
14229487.ppt14229487.ppt
14229487.ppt
 
6 STEP WRITING LITERATURE.pptx
6 STEP WRITING LITERATURE.pptx6 STEP WRITING LITERATURE.pptx
6 STEP WRITING LITERATURE.pptx
 
materi-buku-ajar-2020.pptx
materi-buku-ajar-2020.pptxmateri-buku-ajar-2020.pptx
materi-buku-ajar-2020.pptx
 
CLIP.pptx
CLIP.pptxCLIP.pptx
CLIP.pptx
 
Presntation.pptx
Presntation.pptxPresntation.pptx
Presntation.pptx
 
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH.pptx
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH.pptxPENULISAN ARTIKEL ILMIAH.pptx
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH.pptx
 
4-Pre-Disaster_DRM-SS.pptx
4-Pre-Disaster_DRM-SS.pptx4-Pre-Disaster_DRM-SS.pptx
4-Pre-Disaster_DRM-SS.pptx
 
agustan.pdf
agustan.pdfagustan.pdf
agustan.pdf
 
Pengelolaan Desa Cerdas dan Mandiri Dengan Pemanfaatan Data.pptx
Pengelolaan Desa Cerdas dan Mandiri Dengan Pemanfaatan Data.pptxPengelolaan Desa Cerdas dan Mandiri Dengan Pemanfaatan Data.pptx
Pengelolaan Desa Cerdas dan Mandiri Dengan Pemanfaatan Data.pptx
 
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt6. Skala Pengukuran variabel.ppt
6. Skala Pengukuran variabel.ppt
 
Ventilasi.pdf
Ventilasi.pdfVentilasi.pdf
Ventilasi.pdf
 

IKLIM SEJENIS

  • 1. IKLIM Merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau merupakan rata-rata cuaca. Untuk mencari harga rata-rata tergantung kebutuhan dan keadaan. Perlu diketahui bahwa untuk mengetahui penyimpangan iklim harus berdasarkan pada harga normal suatu harga rerata selama 30 tahun. Hampir tidak terbatas jumlah iklim di permukaan bumi ini yang memerlukan penggolongan dalam satu kelas/ tipe. Semua klasifikasi iklim buatan manusia sehingga masing-masing ada kebaikan dan keburukan. Tujuan: Berusaha untuk menyederhanakan jumlah iklim lokal tidak terbatas menjadi golongan yang jumlahnya relatif sedikit yang mempunyai sifat-sifat penting yang bersamaan.
  • 2. A. Beberapa penggolongan iklim 1) Klasifikasi dengan dasar temperatur, - Klasifikasi yang dibuat pada jaman Yunani. Daerah Tropika- sedang dan kutub - Klasifikasi Klages (1942) 3) Klasifikasi Thornthwaite 2) Klasifikasi Koppen 5) Klasifikasi dibuat berdasarkan variabel iklim lainnya - Klasifikasi Mohr - Klasifikasi Schmidt dan Ferguson - Klasifikasi Oldeman 4) Klasifikasi di Indonesia
  • 3. 1. Iklim dan pertanian 2. Iklim dan Hama-Penyakit Tumbuhan 3. Iklim dan sumber daya air 4. Iklim Agihan vegetasi dan jenis tanah 5. Iklim dan ternak B. Hubungan Iklim dan Lingkungan 1. KLASIFIKASI BERDASAR TEMPERATUR a. Klasifikasi Pada Jaman Yunani : 3 daerah  Daerah tropika Tidak ada musim dingin, temperatur terus menerus tinggi  Daerah Sedang (U-S) Di sini ada musim yang berbeda tegas, satu musim panas/ hangat lainnya sejuk/ dingin
  • 4.  Daerah Kutub (U-S) Tidak ada musim panas, temperatur rendah b. Klasifikasi Klages (1942): 5 daerah  Daerah tropika Rata-rata T>20C  Daerah subtropika 4 – 11 bulan T>20C  Daerah sedang 4 – 12 bulan T 10 -20C  Daerah dingin 1 – 4 bulan T 10 - 20C dan yang lain <10C  Daerah kutub T rata-rata -1C dgn tanpa bulan yang T >10C
  • 5. 2. KLASIFIKASI KOPPEN Wladimir Koppen (1846-1940) seorang biologis Jerman 1900  klasifikasi I berdasarkan vegetasi 1918  revisi dengan memasukkan temperatur, hujan dan tanda khusus musiman. Koppen membagi 5 golongan besar yang diberi simbol huruf: A – E A Iklim hujan tropika B Iklim kering C Sedang D Dingin E Kutub Sehingga secara garis besar dasar klas Koppen - Rata - rata curah hujan (bulanan/ tahunan) -Temperatur (bulanan/ tahunan) -Vegetasi asli dilihat sebagai kenampakan terbaik dari keadaan iklim yang sesungguhnya
  • 6. Koppen menilai bahwa daya guna hujan terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada jumlah curah hujan tetapi juga intensitas penguapan, baik dari tanah maupun tanaman. Oleh karena ini Koppen berusaha menunjukkan intensitas penguapan dan daya guna hujan adalah dengan menggabungkan temperatur dan hujan. Musim hujan sama, jatuh pada musim panas adalah kurang berguna dibanding jatuh pada musim dingin. Walaupun metode untuk mengukur daya guna hujan kurang memuaskan.
  • 7. Kriteria Klasifikasi Iklim Koppen A. IKLIM HUJAN TROPIKA Temperatur bulan terdingin > 18 C (64.4F) f Bulan terkering > 60 mm m m Bulan terkering < 60 mm, tetapi > 98,5 - r/ 25 Jumlah hujan pada bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering, masih terdapat hutan cukup lebat. w w Bulan terkering < 98.5 r/25 Jumlah bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering. Vegetasi yang ada padang rumput dengan pohon jarang.
  • 8. mm mm 2500 2000 1500 1000 500 60 40 20 Am Aw w m * * * * DIAGRAM KOPPEN UNTUK TIPE A CH TAHUNAN C H B U L A N A N Af
  • 9. B. IKLIM KERING r < 0.44 (t – 19.5) CH Merata sepanjang tahun r < 0.44 (t – 7) CH Mengumpul pada ms. Panas 70% r < 0.44 (t – 32) CH Mengumpul pada ms. Dingin 70% Dibagi 2 Bs & Bw BS ½ Batas Atas – Batas Atas Bw < ½ Batas Atas Ket. Sama Stepa Padang Pasir - Bs - Bw 0.44 (t -…..) 0.22 (t -…..) 0
  • 10. C. IKLIM SEDANG Temperatur bulan terdingin > - 30C dan < 180C Temperatur bulan terpanas > 100C S Pada musim panas kering (jumlah CH bulan terkering pada musim panas < 1/3 jumlah hujan terbasah pada musim dingin W Pada musim dingin kering dan musim panas lembab (jumlah hujan terkering pada musim dingin <1/10 jumlah hujan terbasah pada musim panas) f Selalu lembab sepanjang tahun , tidak dijumpai keadaan s dan w. CH > 30 a.T rerata bulan terpanas ≥ 220C b.T rerata untuk 4 bulan ≥ 100C & T bulan terpanas < 220C c.T rerata 1 – 3 bulan ≥ 100C & T bulan terpanas < 220C Csa : daerah pedalaman Csb : daerah pantai (marine) Cwa : subtropika musiman Cwb : tropika lahan tinggi Cfa : subtropika lembab Cfb : Iklim marine Cfc : Iklim marine
  • 11. D. IKLIM DINGIN Rata-rata temperatur bulan terpanas > 100C dan terdingin kurang dari – 30C w Sama C f Sama C a Sama C b Sama C c Sama C d Rata-rata temperatur bulan terdingin < 2.8 dan dipakai diluar a,b,& c dfa Kontinental lembab (iklim dingin dengan periode kering) dfb Kontinental lembab dfc Sub artika dfd Sub artika dwa Iklim kontinental lembab (iklim dingin dengan musim dingin kering) dwb Iklim kontinental lembab dwc Sub artika dwd Sub artika
  • 12. E. IKLIM KUTUB Rata-rata temperatur bulan terpanas < 100C T Rata-rata temperatur bulan terpanas 0 – 100C F Rata-rata temperatur bulan terpanas ≤ 00C ET Iklim tundra (lumut) EF Iklim es – salju abadi H Temperatur seperti E, tetapi disebabkan tinggi tempat > 5000 feet
  • 13. Thornthwaite: Menganggap bahwa kebutuhan air tanaman tidak hanya tergantung pada besarnya Curah Hujan tetapi juga tergantung evaporasi. Dasar: Vegetasi, Evaporasi, Hujan & Temperatur 1899 – 1963 (Thornthwaite) 1931 memperkenalkan klasifikasi yang pertama khusus dipakai di Amerika Utara 1933 memakai sistem tersebut untuk seluruh dunia 3. KLASIFIKASI IKLIM THORNTHWAITE
  • 14. Menggunakan istilah dayaguna presipitasi = P – E rasio Perbandingan antara P dan E, yang menunjukkan daya guna hujan bagi kehidupan tanaman. P Presipitasi bulanan rerata (inci) E Penguapan dari permukaan air bebas rerata bulanan (inci) P – E ratio selama 12 bulan disebut P – E indek Perhitungan : P – E ratio = 10 P/E 12 P – E indek = Σ (10 P/E) n n = 1 Tetapi karena kesulitan data evaporasi maka untuk mengatasi diadakan Hubungan antara temperatur (T), Penguapan (E) dan Presipitasi (P) sehingga akhirnya diperoleh P – E rasio tanpa data evaporasi.
  • 15. P – E rasio : 115 ( P ) 10/9 T-10 12 P – E indek : Σ 115 ( P ) 10/9 n n=1 T-10 P : Presipitasi rerata bulanan dalam inci T : Temperatur rerata bulanan dalam 0F Simbol Gol Lembab Ciri Vegetasi PE Indek A Basah Hutan Hujan ≥ 128 B Lembab Hutan 64 – 127 C Agak Lembab Padang Rumput 32 – 63 D Agak Kering Steppa 16 – 31 E Kering Gurun Pasir < 16 T – E indek = Jumlah 12 bulan dari T – E rasio T – E rasio = ( T – 32 ) efisiensi temperatus rasio 4 12 T – indek = Σ ( T – 32 ) n n=1 4
  • 16. Atas dasar T – E indek dibedakan : 6 Golongan temperatur TIPE IKLIM T – E INDEK A1 – Tropika ≥ 128 B1 – Mesotermal 64 -127 C1 – Mikrotermal 32 - 63 D1 – Taiga 16 - 31 E1 - Tundra 1 - 15 F1 - Frost 0 Pembagian selanjutnya adalah berdasar agihan presipitasi bulanan sbb: r Hujan merata seluruh musim s Hujan kurang di musim panas w Hujan kurang di musim dingin d Hujan kurang di seluruh musim
  • 17. Berdasarkan kombinasi simbol P – E indek T –E indek dan agihan hujan musiman yang dijumpai tercatat ada 32 tipe iklim: AA1r BA1r CA1r DA1w EA1d D1 E1 F1 AB1r BA1w CA1w DA1d EB1d AC1r BB1r CA1d DB1w EC1d BB1w CB1r DB1s BB1s CB1w DB1d BC1r CB1s DC1d BC1s CB1d CC1r CC1s CC1d 3 7 10 6 3 1 1 1 Σ 32
  • 18. 4. KLASIFIKASI IKLIM DI INDONESIA a. Mohr (1933) Menurut Mohr, Koppen kurang berlaku di Indonesia terutama tentang hujan. Mohr mencoba presipitasi dan evaporasi sebagai indikasi khusus daerah tropika. Berdasarkan penelitian tanah, Mohr membedakan 3 tingkat kebasahan untuk berbagai bulan dalam satu tahun. Bulan Basah CH ≥ 100 mm CH > Ev Bulan Lembab CH 60 ≤ CH ≤ 100 mm CH = Ev Bulan Kering CH < 60 mm CH < Ev
  • 19. Golongan Daerah Jumlah BKering I Basah 0 II Agak Basah 1 - 2 III Agak Kering 3 – 4 IV Kering 5 – 6 V Sangat Kering  6 Mohr membagi 5 golongan iklim yaitu Untuk mencari bulan basah dan kering Mohr menggunakan rerata curah hujan masing-masing bulan selama beberapa tahun. Jan – Bb, Feb – Bb, Maret – Bb, Agust – BK.
  • 20. Data curah hujan diperoleh dari tahun 1921 – 1940 dengan menghilangkan data yang kurang dari 10 tahun. BK – CH < 60mm BL – CH 60 – 100mm BB – CH > 100mm Sebagai dasar penggolongan iklim 2 orang ini menggunakan suatu rasio Q = ∑ Rerata BKering ∑ Rerata BBasah Dasar sama seperti Mohr yaitu : BB dan BK, hanya cara mencarinya yang berbeda, dengan menghitung BB dan BK untuk masing-masing tahun. b. Schmidt & Ferguson (1951)
  • 21. a = berisi antara 0 - 8 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 A 1 B 2 C 3 D 4 E 5 F 6 7 8 G 9 H 10 11 12 Lbk sk k ak s ab b sb
  • 22. Schmidt & Ferguson, membagi iklim di Indonesia : 8 tipe (A – H) A 0 ≤ Q < 0.143 Sangat basah B 0.143 ≤ Q < 0.333 Basah C 0.333 ≤ Q < 0.60 Agak basah D 0.60 ≤ Q < 1.00 Sedang E 1.0 ≤ Q < 1.67 Agak kering F 1.67 ≤ Q < 3.00 Kering G 3.00 ≤ Q < 7.00 Sangat kering H 7.00 ≤ Q Luar biasa kering Makin kecil Q makin basah Garis batas tipe iklim pada Q = 1.5 a 12 – 1.5 a a : Nilai dari 1 - 7
  • 23. c. Klasifikasi Oldeman -Oldeman, L.R. An Agroclimatic Map of Java 1975 - Oldeman, L.R. An Agroklimatic Map of Sulawesi 1977 - Oldeman, L.R. An Agroklimatic Map of Sumatera 1979 - 1980 Expert LP 3 = Lembaga Pusat Penelitian Pertanian, Bogor Faktor utama di bidang pertanian daerah tropika adalah ketersediaan lengas untuk evapotranspirasi dari tanaman, curah hujan adalah faktor iklim dengan prioritas tinggi. Dari perhitungan Oldeman diperoleh hasil - Padi Sawah memerlukan : 213 mm/bln - Tanaman lahan kering memerlukan : 120 mm/bln
  • 24. Contoh : C2 (Lihat skema Iklim Oldeman) Berarti : Masa pertumbuhan 9 – 10 bulan Periode Basah 5 – 6 bulan Periode kering 2 – 3 bln Bulan CH (mm/bln) Bulan Basah ≥ 200 Bulan Lembab 100 - 200 Bulan kering ≤ 100
  • 25. Skema Oldeman sbb : 12 D4 E4 C4 B3 A2 A1 C3 D3 E3 B2 C2 D2 E2 B1 C1 D1 E1 0 1 2 3 4 5 11 7 6 8 12 9 10 0 1 2 3 4 5 11 7 6 8 9 10 0 1 2 3 4 5 11 7 6 8 12 9 10 B3
  • 26. Iklim dan Adaptasi Bentuk rumah Pasif Tradisional
  • 27. . Agihan Tanaman atas Iklim Contoh tanaman berdasarkan adaptasi, sejarah dan arti ekonomi dibedakan : Tanaman Tropika : Coklat/Kakao, Pisang, Tebu, Kopi Tanaman Sub Tropika : Padi, Kapas Tanaman Iklim Sedang : Jagung, Gandum, Apel