SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
ALAS KETONGGO SRIGATI DI PARON
   WISATA SPIRITUAL YANG BELUM TERJAMAH
           PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI




Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kepariwisataan

          Yang Diampu Oleh Drs. Akhmad Arif Musadad, M. Pd



                           Disusun Oleh :

                          UMI ROSYIDAH

                              K4409059



                  PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

            UNIVERSITAS SEBELAS MARET

                          SURAKARTA

                                 2011
KATA PENGANTAR


           Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan hidayahnya makalah ini dapat diselesaikan. Tujuan utama penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Pariwisata Yang
Diampu Oleh Drs. Akhmad Arif Musadad, M. Pd.

           Makalah ini tidak dapat selesai tepat waktu tanpa kerjasama dari
semua pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

    Drs. Akhmad Arif Musadad, M. Pd. atas bimbingannya sehingga makalah
       ini dapat selesai tepat waktu.

    Orang Tua kami yang senantiasa selalu memberikan dukungan.

    Teman – teman Pendidikan Sejarah angkatan 2009.

           Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penampilan
dan penyajian makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca makalah ini akan kami terima dengan senang hati.




                                                  Surakarta, November 2011




                                                           Penulis
DAFTAR ISI


Judul                                                         i

Kata Pengantar                                                ii

Daftar Isi                                                    iii

BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang                                         1

    B. Rumusan Masalah                                        2

    C. Tujuan Penulisan                                       2

BAB II PEMBAHASAN

    A. Lokasi Alas Ketonggo                                   3

    B. Legenda Seputar Keberadaan Alas Ketonggo               3

    C.   Keistimewaan Alas Ketonggo                           4

    D. Kisah – Kisah Unik di Alas Ketonggo                    6

    E. Upacara – Upacara yang Dilaksanakan di Alas Ketonggo   7

    F. Renovasi serta Pembangunan Sarana dan Prasarana

         di Alas Ketonggo                                     9

BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan                                             10

    B. Kritik dan Saran                                       11

Daftar Pustaka                                                12

Lampiran                                                      13
BAB I

                            PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

              Wilayah Kabupaten Ngawi sebenarnya kaya akan potensi tempat
   wisata yang bisa diperdayakan. Satu di antaranya adalah Alas Ketonggo.
   Tempat ini adalah hutan dengan luas 4.846 meter persegi, yang terletak 12
   KM arah selatan dari Kota Ngawi, Jawa Timur. Menurut masyarakat Jawa,
   Alas Ketonggo ini merupakan salah satu dari alas angker atau ‘wingit’ di
   tanah Jawa. Kepercayaanya, di tempat ini terdapat kerajaan makhluk halus.
   Sedangkan satu hutan lainnya yang juga dianggap angker adalah Alas Purwa
   yang terletak di Banyuwangi, Jawa Timur. Alas Purwa disebut sebagai
   Bapak, sedangkan Alas Ketonggo disebut sebagai Ibu. Kawasan Alas
   Ketonggo mempunyai tempat pertapaan, di antaranya Palenggahan Agung
   Srigati.

              Eyang Srigati adalah Priyagung, seorang begawan dari Benua Hindia
   yang datang ketanah jawa. Beliaulah yang menurunkan Kerajaan-kerajaan di
   Indonesia mulai dari Pajajaran, Majapahit, Mataram dan seterusnya. Semua
   kisah Spiritual tertuang di Punden Srigati yang terdapat di desa Babatan kec.
   Paron. Kab. Ngawi.

              Hutan Ketonggo, demikian sebutan masyarakat Ngawi untuk hutan
   yang terletak 12 kilometer arah selatan Kota Ngawi itu. Meski sebetulnya
   sama dengan hutan-hutan lainnya, namun Ketonggo lebih kesohor dibanding
   hutan-hutan lain di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Apa yang membuat
   Ketonggo termasyhur? Sampai-sampai kesebelasan perserikatan Ngawi yakni
   Persatuan Sepak Bola Ngawi (Persinga), dijuluki "Laskar Ketonggo"?
B. Rumusan Masalah

   1. Dimanakah lokasi dari Alas Ketonggo?

   2. Bagaimana cerita legenda seputar keberadaan Alas Ketonggo?

   3. Keistimewaan apa yang dimiliki oleh Alas Ketonggo?

   4. Kisah – kisah unik apa saja yang terjadi di Alas Ketonggo?

   5. Upacara – upacara apa saja yang dilaksanakan di Alas Ketonggo?



C. Tujuan Penulisan

   1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Pariwisata yang diampu oleh
     Bpk. Drs. Akhmad Arif M, M.Pd.

   2. Mengetahui dimanakah lokasi dari Alas Ketonggo.

   3. Mengetahui bagaimana cerita legenda seputar keberadaan Alas Ketonggo.

   4. Mengetahui keistimewaan apa yang dimiliki oleh Alas Ketonggo.

   5. Mengetahui kisah – kisah unik apa saja yang terjadi di Alas Ketonggo.

   6. Mengetahui upacara – upacara apa saja yang dilaksanakan di Alas
     Ketonggo.
BAB II

                           PEMBAHASAN


A. Lokasi Alas Ketonggo

           Lokasi Pesanggrahan Srigati yang terletak 12 km arah barat daya
   Kota Ngawi, tepatnya di Desa Babadan Kecamatan Paron, dapat ditempuh
   dengan berbagai macam kendaraan bermotor. Pesanggrahan Srigati
   merupakan obyek wisata spiritual yang menurut penduduk setempat adalah
   pusat keraton lelembut / makhluk halus. Dilokasi ini terdapat petilasan Raja
   Brawijaya. Pada hari-hari tertentu seperti Jum’at Pon dan Jum’at Legi pada
   bulan Syuro, Pesanggrahan Srigati banyak dikunjungi oleh para pesiarah
   untuk menyaksikan diselenggarakannya upacara ritual tahunan “Ganti
   Langse” sekaligus melaksanakan tirakatan / semedi untuk ngalap berkah.

           Orbitasi :

   1. Dengan ruas jalan Kabupaten Kecamatan Paron 6 Km

   2. Dengan ruas jalan Provinsi Km 6 ( Ngawi – Solo )

   3. Dengan Kota Ngawi 12 Km



B. Legenda Seputar Keberadaan Alas Ketonggo

           Konon tempat ini dulunya adalah tempat peristirahatan Prabu
   Brawijaya V setelah lari dari kerajaan Majapahit karena kerajaan diserbu oleh
   bala tentara Demak dibawah pimpinan Raden Patah.

           Dikisahkan, ditempat itulah dalam perjalananya ke Gunung Lawu,
   Prabu Brawijaya V melepas semua tanda kebesaran kerajaan (jubah,
   mahkota, dan semua benda Pusaka), namun kesemuanya raib atau mukso.
   Petilasan Prabu Brawijaya V ini ditemukan mantan Kepala Desa Babadan,
Somo Darmojo (alm) tahun 1963 berupa gundukan tanah yang tumbuh setiap
   hari dan mengeras bagaikan batu karang. Kemudian tahun 1974 didatangi
   Gusti Dorojatun IX dari Kasunanan Surakarta yang menyatakan bahwa
   petilasan tersebut bagian dari sejarah Majapahit dan petilasan tersebut diberi
   nama Palenggahan Agung Srigati. Palenggahan Agung Srigati ini terdapat
   berbagai benda-benda yang secara simbolik melambangkan kebesaran
   Kerajaan Majapahit, baik berupa mahkota raja, tombak pusaka, gong, dan
   lain-lainnya.

            Di dalam ruangan ini sangat pekat aroma dupa dan wangi bunga, hal
   yang sangat wajar kita temukan di sebuah tempat sakral. Dupa dan taburan
   bunga ini berasal dari para pengunjung. Mbah Marji (juru kunci)
   menerangkan bahwa ”Gundukan tanah tersebut biasanya terus tumbuh dan
   bertambah tinggi, tapi pada saat tertentu tidak tumbuh,” terangnya. Gundukan
   tanah tersebut bisa dipercaya dijadikan pertanda pada bumi Indonesia.



C. Keistimewaan Alas Ketonggo

            Keberadaan Pesanggrahan Srigati-sebuah obyek wisata spiritual di
   Ketonggo merupakan sebab utama kemasyhuran hutan seluas 4.846 meter
   persegi itu. Kepercayaan masyarakat yang menganggap Ketonggo sebagai
   pusat keraton lelembut atau makhluk halus, dikukuhkan dengan banyaknya
   tempat-tempat pertapaan yang mistik dan sakral. Menurut catatan, di
   Ketonggo terdapat lebih dari 10 tempat pertapaan. Mulai dari Pesanggrahan
   Agung Srigati, Pundhen Watu Dhakon, Pundhen Tugu Mas, Umbul Jambe,
   Pundhen Siti Hinggil, Kali Tempur Sedalem, Sendang Drajat, Sendang
   Panguripan, Sendang Mintowiji, Kori Gapit, dan Pesanggrahan Soekarno.

            Memasuki hutan Ketonggo, para tamu langsung dapat melihat
   Pesanggrahan Agung Srigati, berupa sebuah rumah kecil berukuran 4×3
   meter. Di dalamnya terdapat gundukan tanah, yang dari hari ke hari terus
   tumbuh, sehingga makin lama makin banyak. Dinding rumah itu dikitari
bendera panjang Merah-Putih. Khas tempat sakral, Pesanggrahan Srigati
pekat dengan bau dupa. Di sekitar tanah, yang terlindung atap rumah itu, juga
berserakan bunga tabur yang selalu disebarkan para tamu.

          “Seperti pada saat terjadi krisis moneter 1997, sebelumnya gundukan
tanah tersebut tidak tumbuh, sehingga sama sekali tidak ada gundukan yang
menyembul ke permukaan,” Mbah Marji mengisahkan sebelum terjadi
semburan lumpur Lapindo Sidoarjo, dan gelombang Tsunami Aceh,
gundukan tanah tersebut terlihat ‘cekung’, katanya, sembari mengungkapkan
bahwa tanah itu selalu dibawa tamu yang bertapa di situ, sehingga selalu
berkurang sedikit demi sedikit.

          Pada hari-hari tertentu, seperti Jumat Pon dan Jumat Legi, serta pada
bulan Suro dalam kalender Jawa, ribuan masyarakat Jawa maupun luar Jawa
mendatangi tempat ini berbondong-bondong ke pesanggrahan ini untuk
merenung, tirakat dan berdo’a pada Sang Khaliq.. Pada saat-saat yang
dianggap keramat itu, warga berdoa dan bertapa untuk meminta berkah. Baik
itu berkah karier atau jabatan, keselamatan, kesehatan, jodoh, dan
sebagainya.Seperti pengakuan Iwan (38) warga Purwokerto, Jawa Tengah.
”Saya di sini sudah 4 bulan untuk merenung dan mencari petunjuk tentang
jati diri ,” tuturnya.

          Tak hanya di Srigati. Beberapa lokasi sakral lain di Ketonggo, juga
diyakini dapat mengantarkan mereka menuju cita-cita yang diinginkan.
Misalnya, mandi di Kali Tempur Sedalem, sebuah sendang yang merupakan
pertemuan dua sungai, dan sesudah itu memanjatkan doa di tugu di dekatnya,
diyakini harapannya akan dapat terwujud. Adapun Pesanggrahan Soekarno,
disebut demikian karena konon Presiden pertama RI Ir Soekarno pernah
bertapa di tempat itu. Dikisahkan, ada seseorang tak dikenal yang pernah
membawa foto Bung Karno yang sedang bertapa di tempat berdirinya
Pesanggrahan Soekarno sekarang ini. Orang itu membawa foto Bung Karno
bertapa tersebut, tahun 1977.
Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya sejumlah tokoh tua
   Ngawi menyepakati titik di mana Bung Karno bersemedi di Ketonggo itu
   dijadikan    Pesanggrahan    Soekarno.    Dibanding   Pesanggrahan    Srigati,
   Pesanggrahan Soekarno terlihat lebih sederhana. Hanya ada lima tonggak
   yang menopang bilik kecil beratap asbes yang tanpa dinding itu. Di
   tengahnya ada beberapa batu.

              Pesanggrahan   Srigati   yang masuk     wilayah   Desa    Babadan,
   Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, konon adalah tempat beristirahat Prabu
   Brawijaya, setelah kalah perang dari Raden Patah, tahun 1293. “Sebelum
   berkembang menjadi pesanggrahan dengan dibangunnya rumah kecil ini pada
   tahun 1975, dulu gundukan tanah ini dikenal sebagai petilasan Prabu
   Brawijaya dari Kerajaan Majapahit,” ujar Marji.



D. Kisah – Kisah Unik di Alas Ketonggo

              Sebagai tempat sakral, banyak kisah-kisah unik yang terjadi di Alas
   Ketonggo, terutama ketika muncul perubahan situasi politik nasional. Marji
   mengisahkan, saat Soeharto akan lengser pada 21 Mei 1998, sebuah pohon
   jati di Ketonggo tiba-tiba mengering. “Kemarin-kemarin, pohon itu tumbuh
   seperti biasa. Waktu Pak Harto lengser, tiba-tiba mati dan mengering,”
   katanya.

              Pada 23 hari sebelum Ny Tien Soeharto meninggal, juga ada
   kejadian aneh. Sebuah dahan pohon besar di Ketonggo tiba-tiba patah dan
   jatuh ke tanah. Padahal, waktu itu tidak ada hujan dan tidak ada angin.
   Peristiwa unik juga terjadi saat Megawati Soekarnoputri akan dilantik
   menjadi Presiden RI, 23 Juli 2001. Tiga hari sebelum pengukuhan Mega
   sebagai presiden, ada cahaya berwarna biru dan putih, bak lampu lentera, di
   atas Kali Tempur Sedalem. Berhubungan atau tidaknya tanda-tanda itu
   dengan tampilnya Presiden Megawati, Anda boleh percaya boleh tidak.
Beberapa cerita menarik juga dialami mereka yang bertapa di
   Pesanggrahan Srigati. Sekarjati, seorang perempuan yang tinggal di Jakarta,
   usai bertapa di Srigati, terus terbayang-bayang wajah seorang perempuan
   cantik berpakaian kebaya. “Katanya, sampai sekian hari terus terbayang
   wajah itu. Akhirnya, Mbak Sekarjati melukis wajah dalam bayangan itu,”
   ucap Marji lagi.

             Sekarang,   lukisan    tersebut   dipajang   di   ruang   pengunjung
   Pesanggrahan Srigati. Seorang perempuan cantik mengenakan kebaya,
   rambutnya bergelung konde, dengan bibir yang sedang mengembangkan
   senyum. Kesakralan Pesanggrahan Srigati dan beberapa tempat penting di
   hutan Ketonggo, membuat sudah banyak orang yang meminta berkah di sana.
   Termasuk beberapa tokoh dan pejabat di negeri ini. Sayang memang, jalan
   masuk menuju Pesanggrahan Srigati yang sakral itu tidak mulus. Hanya ada
   jalan berbatu yang bergelombang sepanjang empat kilometer lebih. Ada
   baiknya, perbaikan jalan menuju pesanggrahan itu segera dilakukan. Supaya
   tamu-tamu dari jauh dapat merasakan nikmatnya perjalanan, sebelum mereka
   meminta berkah di tempat mistis itu.



E. Upacara – Upacara yang Dilaksanakan di Alas Ketonggo

             Alas Srigati ataupun    dikenal   dengan     sebutan   alas Ketonggo
   merupakan tempat yang bersejarah menurut dari legendanya. Dengan adanya
   daya tarik tersendiri itulah seperti biasanya pada saat 1 Muharam atau
   pergantian malam bulan hijriyah selalu dipadati ribuan pengunjung dari
   berbagai daerah. Sejak waktu mulai beranjak malam para pengunjung mulai
   berdatangan, mereka ada yang datang dengan cara berkelompok dan
   perseorangan. Terlihat dari plat nomor mobil yang dipakai pengunjung dapat
   dinyatakan mereka berasal mulai daerah Yogyakarta, Solo, Semarang,
   Surabaya dan daerah terdekat dengan Ngawi seperti Nganjuk, Kediri dan
   Malang.
Acara     ritual   yang    dilakukan    para     pengunjung     di
Alas Srigati waktunya pun bervariasi mulai tengah malam sampai waktu
shubuh. Dan begitu juga tempatnya berlainan karena dilokasi Alas Srigati
sendiri ada sekitar 12 lebih tempat petilasan. Seperti Punden Krepyak Syeh
Dombo atau Palenggahan Agung Brawijaya, Padepokan Kori Gapit,
Palenggahan Watu Dakon, Sendang Drajat, Sendang Mintowiji, Goa Sido
Bagus, Sendang Suro, dan Kali Tempur. Menurut juru kunci Alas Srigati, Ki
Among Jati menjelaskan secara rinci, para pengunjung yang datang di Alas
Srigati biasanya mereka ingin napak tilas mengenang sejarah dimana Raja
Majapahit yaitu Prabu Brawijaya V singgah terlebih dahulu di Alas Srigati
untuk melepaskan baju kebesarannya sebelum melanjutkan perjalanan ritual
ke puncak Gunung Lawu.

        Lanjut Ki Among Jati, pengunjung di Alas Srigati tidak melakukan
hal-hal yang sifatnya syirik, seperti menyembah punden segala macam. Akan
tetapi para pengunjung melakukan ritual mengambil tempat Alas Srigati
hanya sebagai tempat perantara untuk menyambung segala permintaan
kepada Allah SWT. Seperti terlihat di Palenggahan Agung Brawijaya
pengunjung sambil membakar dupa sebagai bentuk permintaan dan do’a
kepada Yang Maha Kuasa. ‘’Disini pengunjung mempunyai berbagai
permintaan untuk dikabulkan dari Yang Maha Kuasa, seperti minta
kesehatan, keselamatan dan masih banyak lagi dan jangan dianggap di Alas
Srigati ini melakukan hal-hal yang menyimpang dan untuk hari biasa yang
ramai dikunjungi yaitu pada hari malam Jum’at Kliwon, Jum’at Legi dan
malam Selasa Kliwon’’ jelas Ki Among Jati.

        Sementara kilas balik dari sejarah ditemukannya petilasan Srigati
merupakan dari jasa mantan Kepala Desa Babadan pada tahun 1963 yaitu
Somo Darmodjo kemudian tahun 1974 didatangai Gusti Dorodjatun IX dari
Kasunanan Surakarta dan menyatakan benar bahwa petilasan Punden
Krepyak Syeh Dombo merupakan bagian dari sejarah dari Majapahit. Yang
saat itu Prabu Brawijaya melakukan perjalanan menuju puncak Gunung Lawu
dan oleh Gusti Dorodjatun IX dinamakan dengan sebutan Srigati. Namun,
   dengan adanya wisata religi Alas Srigati tidak dibarengi pengembangan
   potensi yang ada seperti fasilitas jalan yang menuju lokasi Alas Srigati yang
   kondisinya sangat rusak terlihat disana-sini berlubang.



F. Renovasi serta Pembangunan Sarana dan Prasarana di Alas
   Ketonggo

           Baik sarana dan prasarana mulai di pacu pembangunannya, termasuk
   jalan akses serta gapura menuju Palenggahan Agung Srigati Ngawi. Meski
   masih dalam tahap awal pengerjaan, Alas ketonggo seluas 4,846m2 ini boleh
   dibilang mulai memanjakan para wisatawan yang kebanyakan berasal dari
   luar kota bahkan hingga luar negeri seperti Singapura dan Malaysia.

           Seperti pada tanggal 5 November 2011, rombongan turis dari negeri
   dengan maskot patung singa ini, mendatangi Palenggahan Agung Srigati guna
   melakukan wisata ritual yang dipimpin langsung oleh Ki Juru Kunci, Marji.
   lokasi Wisata Ritual alas Ketonggo atau alas Srigati ini sekitar 12 Km dari
   arah Kota Ngawi tepatnya masuk Dusun Brendil, Desa Babadan Kec. Paron.
   “Kalau jalan menuju kelokasi serta yang lainnya nanti nampak bagus, maka
   saya akan berkunjung ke Srigati ini setiap tahun.” Ujar warga Singapura
   tersebut yang diterjemahkan oleh Pramuwisata (Guide).

           Seperti yang diungkap oleh Juru Kunci, Marji bahwa dengan adanya
   pembangunan serta pembenahan ini, nanti akan mampu menarik perhatian
   Wisatawan lokal maupun domestik sehingga lebih banyak lagi yang datang.
BAB III

                              PENUTUP


A. Kesimpulan

          Lokasi Pesanggrahan Srigati yang terletak 12 km arah barat daya
  Kota Ngawi, tepatnya di Desa Babadan Kecamatan Paron, dapat ditempuh
  dengan berbagai macam kendaraan bermotor. Pesanggrahan Srigati
  merupakan obyek wisata spiritual yang menurut penduduk setempat adalah
  pusat keraton lelembut / makhluk halus. Dilokasi ini terdapat petilasan Raja
  Brawijaya. Pada hari-hari tertentu seperti Jum’at Pon dan Jum’at Legi pada
  bulan Syuro, Pesanggrahan Srigati banyak dikunjungi oleh para pesiarah
  untuk menyaksikan diselenggarakannya upacara ritual tahunan “Ganti
  Langse” sekaligus melaksanakan tirakatan / semedi untuk ngalap berkah.
  Konon tempat ini dulunya adalah tempat peristirahatan Prabu Brawijaya V
  setelah lari dari kerajaan Majapahit karena kerajaan diserbu oleh bala tentara
  Demak dibawah pimpinan Raden Patah.

          Keberadaan Pesanggrahan Srigati-sebuah obyek wisata spiritual di
  Ketonggo - merupakan sebab utama kemasyhuran hutan seluas 4.846 meter
  persegi itu. Kepercayaan masyarakat yang menganggap Ketonggo sebagai
  pusat keraton lelembut atau makhluk halus, dikukuhkan dengan banyaknya
  tempat-tempat pertapaan yang mistik dan sakral. Menurut catatan, di
  Ketonggo terdapat lebih dari 10 tempat pertapaan. Mulai dari Pesanggrahan
  Agung Srigati, Pundhen Watu Dhakon, Pundhen Tugu Mas, Umbul Jambe,
  Pundhen Siti Hinggil, Kali Tempur Sedalem, Sendang Drajat, Sendang
  Panguripan, Sendang Mintowiji, Kori Gapit, dan Pesanggrahan Soekarno.
  Sebagai tempat sakral, banyak kisah-kisah unik yang terjadi di Alas
  Ketonggo, terutama ketika muncul perubahan situasi politik nasional.
Alas Srigati ataupun   dikenal   dengan   sebutan   alas Ketonggo
   merupakan tempat yang bersejarah menurut dari legendanya. Dengan adanya
   daya tarik tersendiri itulah seperti biasanya pada saat 1 Muharam atau
   pergantian malam bulan hijriyah selalu dipadati ribuan pengunjung dari
   berbagai daerah. Sejak waktu mulai beranjak malam para pengunjung mulai
   berdatangan, mereka ada yang datang dengan cara berkelompok dan
   perseorangan. Terlihat dari plat nomor mobil yang dipakai pengunjung dapat
   dinyatakan mereka berasal mulai daerah Yogyakarta, Solo, Semarang,
   Surabaya dan daerah terdekat dengan Ngawi seperti Nganjuk, Kediri dan
   Malang.



B. Kritik dan Saran

             Baik sarana dan prasarana mulai di pacu pembangunannya, termasuk
   jalan akses serta gapura menuju Palenggahan Agung Srigati Ngawi. Meski
   masih dalam tahap awal pengerjaan, Alas ketonggo seluas 4,846m2 ini boleh
   dibilang mulai memanjakan para wisatawan yang kebanyakan berasal dari
   luar kota bahkan hingga luar negeri seperti Singapura dan Malaysia.

             Seperti yang diungkap oleh Juru Kunci, Marji bahwa dengan adanya
   pembangunan serta pembenahan ini, nanti akan mampu menarik perhatian
   Wisatawan lokal maupun domestik sehingga lebih banyak lagi yang datang.
DAFTAR PUSTAKA


http://enchaovi.wordpress.com/wisata/ diakses pada 5 November 2011 Pukul
21.11 WIB

http://www.heribhaskara.com/2011/07/srigati-wisata-religi-paron-ngawi.html
diakses pada 5 November 2011 Pukul 20.11 WIB

http://www.lintasberita.com/Nasional/Berita-Lokal/wista-jawa-timur-srigati-
ngawi-menanti-sentuhan-pemkab.ngawi diakses pada 5 November 2011 Pukul
21.00 WIB

http://www.ngawikab.go.id/home/?p=1221 diakses pada 5 November 2011 Pukul
20.33 WIB

http://www.sinarngawi.com/2010/12/srigati-paron-wisata-spiritual-yang.html
diakses pada 5 November 2011 Pukul 20.01 WIB

http://www.sinarngawi.com/2011/10/wisata-spiritual-srigati-berbenah-diri.html
diakses pada 5 November 2011 Pukul 20.19 WIB
LAMPIRAN


1.   Upacara ngalab berkah




2.   Pesanggrahan
3.   Juru Kunci Alas Ketonggo sekaligus Nara Sumber




4.   Suasana waktu observasi




5.   Karcis Masuk

More Related Content

What's hot

Kerajaan Kalingga/Holing
Kerajaan Kalingga/HolingKerajaan Kalingga/Holing
Kerajaan Kalingga/Holingtafffana
 
Kerajaan Hindu Budha Indonesia.pptx
Kerajaan Hindu Budha Indonesia.pptxKerajaan Hindu Budha Indonesia.pptx
Kerajaan Hindu Budha Indonesia.pptxHafidMuhammadRafdi
 
PENYEBARAN ISLAM DI PAPUA
PENYEBARAN ISLAM DI PAPUAPENYEBARAN ISLAM DI PAPUA
PENYEBARAN ISLAM DI PAPUAdhyrana
 
Akulturasi kebudayaan nusantara dan hindu buddha
Akulturasi kebudayaan nusantara dan hindu buddhaAkulturasi kebudayaan nusantara dan hindu buddha
Akulturasi kebudayaan nusantara dan hindu buddhaDhea Dhea
 
sejarah Kerajaan salawati sosial ekonomi dan politiknya
sejarah Kerajaan salawati sosial ekonomi dan politiknyasejarah Kerajaan salawati sosial ekonomi dan politiknya
sejarah Kerajaan salawati sosial ekonomi dan politiknyaFitriHastuti2
 
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa  Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa Akbarul Umam
 

What's hot (9)

Kerajaan Kalingga/Holing
Kerajaan Kalingga/HolingKerajaan Kalingga/Holing
Kerajaan Kalingga/Holing
 
Kerajaan Hindu Budha Indonesia.pptx
Kerajaan Hindu Budha Indonesia.pptxKerajaan Hindu Budha Indonesia.pptx
Kerajaan Hindu Budha Indonesia.pptx
 
kerajaan mataram kuno
kerajaan mataram kunokerajaan mataram kuno
kerajaan mataram kuno
 
PENYEBARAN ISLAM DI PAPUA
PENYEBARAN ISLAM DI PAPUAPENYEBARAN ISLAM DI PAPUA
PENYEBARAN ISLAM DI PAPUA
 
Akulturasi kebudayaan nusantara dan hindu buddha
Akulturasi kebudayaan nusantara dan hindu buddhaAkulturasi kebudayaan nusantara dan hindu buddha
Akulturasi kebudayaan nusantara dan hindu buddha
 
The Animal School
The Animal SchoolThe Animal School
The Animal School
 
sejarah Kerajaan salawati sosial ekonomi dan politiknya
sejarah Kerajaan salawati sosial ekonomi dan politiknyasejarah Kerajaan salawati sosial ekonomi dan politiknya
sejarah Kerajaan salawati sosial ekonomi dan politiknya
 
Ppt pert i
Ppt pert iPpt pert i
Ppt pert i
 
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa  Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa
 

Viewers also liked

Kerajaan Kutai dan Tarumanegara
Kerajaan Kutai dan TarumanegaraKerajaan Kutai dan Tarumanegara
Kerajaan Kutai dan TarumanegaraUmi Rosyidah
 
Labirin ideologi muslim
Labirin ideologi muslimLabirin ideologi muslim
Labirin ideologi muslimUmi Rosyidah
 
Pengaruh kualitas kehidupan sekolah dan kehidupan sosial
Pengaruh kualitas kehidupan sekolah dan kehidupan sosialPengaruh kualitas kehidupan sekolah dan kehidupan sosial
Pengaruh kualitas kehidupan sekolah dan kehidupan sosialUmi Rosyidah
 
Menguak peradaban mesir kuno
Menguak peradaban mesir kunoMenguak peradaban mesir kuno
Menguak peradaban mesir kunoUmi Rosyidah
 
Kerajaan mughal di india
Kerajaan mughal di indiaKerajaan mughal di india
Kerajaan mughal di indiaUmi Rosyidah
 
Nasionalisme Turki
Nasionalisme TurkiNasionalisme Turki
Nasionalisme TurkiUmi Rosyidah
 

Viewers also liked (6)

Kerajaan Kutai dan Tarumanegara
Kerajaan Kutai dan TarumanegaraKerajaan Kutai dan Tarumanegara
Kerajaan Kutai dan Tarumanegara
 
Labirin ideologi muslim
Labirin ideologi muslimLabirin ideologi muslim
Labirin ideologi muslim
 
Pengaruh kualitas kehidupan sekolah dan kehidupan sosial
Pengaruh kualitas kehidupan sekolah dan kehidupan sosialPengaruh kualitas kehidupan sekolah dan kehidupan sosial
Pengaruh kualitas kehidupan sekolah dan kehidupan sosial
 
Menguak peradaban mesir kuno
Menguak peradaban mesir kunoMenguak peradaban mesir kuno
Menguak peradaban mesir kuno
 
Kerajaan mughal di india
Kerajaan mughal di indiaKerajaan mughal di india
Kerajaan mughal di india
 
Nasionalisme Turki
Nasionalisme TurkiNasionalisme Turki
Nasionalisme Turki
 

Similar to Srigati

Laporan kuliah lapangan Sejarah Candi Prambanan
Laporan kuliah lapangan Sejarah Candi PrambananLaporan kuliah lapangan Sejarah Candi Prambanan
Laporan kuliah lapangan Sejarah Candi PrambananKarla Pallevi
 
Laporan karya wisata ilmiah dan budaya ke solo
Laporan karya wisata ilmiah dan budaya ke soloLaporan karya wisata ilmiah dan budaya ke solo
Laporan karya wisata ilmiah dan budaya ke soloSunaryanto Mnc
 
Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya.pdf
Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya.pdfRekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya.pdf
Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya.pdfRifqiNoorAfwan1
 
Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya
Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya
Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya RifqiNoorAfwan1
 
KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...
KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...
KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...lichor ch
 
Laporan kegiatan studiwisata kebali tahun 2016
Laporan kegiatan studiwisata kebali tahun 2016Laporan kegiatan studiwisata kebali tahun 2016
Laporan kegiatan studiwisata kebali tahun 20164MMAR
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliDede Adi Nugraha
 
Tugas candi sadon
Tugas candi sadonTugas candi sadon
Tugas candi sadonarifdefri
 
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016Yeni Rahayu
 
Makalah Bahasa Indonesia Keindahan Alam
Makalah Bahasa Indonesia Keindahan AlamMakalah Bahasa Indonesia Keindahan Alam
Makalah Bahasa Indonesia Keindahan AlamMoh Ali Fauzi
 
Bd9 kd5-wulangan 5 pariwisata
Bd9 kd5-wulangan 5 pariwisataBd9 kd5-wulangan 5 pariwisata
Bd9 kd5-wulangan 5 pariwisataSMPK Stella Maris
 
Laporan Karya Wisata Ilmiah/Study Budaya SMAN 1 WAWAY KARYA (Lampung, Gombong...
Laporan Karya Wisata Ilmiah/Study Budaya SMAN 1 WAWAY KARYA (Lampung, Gombong...Laporan Karya Wisata Ilmiah/Study Budaya SMAN 1 WAWAY KARYA (Lampung, Gombong...
Laporan Karya Wisata Ilmiah/Study Budaya SMAN 1 WAWAY KARYA (Lampung, Gombong...Sunaryanto Mnc
 

Similar to Srigati (20)

Tugas sejarah indonesia
Tugas sejarah indonesiaTugas sejarah indonesia
Tugas sejarah indonesia
 
Laporan kuliah lapangan Sejarah Candi Prambanan
Laporan kuliah lapangan Sejarah Candi PrambananLaporan kuliah lapangan Sejarah Candi Prambanan
Laporan kuliah lapangan Sejarah Candi Prambanan
 
Laporan karya wisata ilmiah dan budaya ke solo
Laporan karya wisata ilmiah dan budaya ke soloLaporan karya wisata ilmiah dan budaya ke solo
Laporan karya wisata ilmiah dan budaya ke solo
 
Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya.pdf
Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya.pdfRekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya.pdf
Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya.pdf
 
Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya
Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya
Rekam Perjalanan di Belantara Bukit Raya
 
Bali baru
Bali baruBali baru
Bali baru
 
KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...
KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...
KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...
 
Laporan kegiatan studiwisata kebali tahun 2016
Laporan kegiatan studiwisata kebali tahun 2016Laporan kegiatan studiwisata kebali tahun 2016
Laporan kegiatan studiwisata kebali tahun 2016
 
Laporan wisata industri dieng
Laporan wisata industri diengLaporan wisata industri dieng
Laporan wisata industri dieng
 
02 bab 1
02 bab 102 bab 1
02 bab 1
 
1 15
1 151 15
1 15
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
 
Tugas candi sadon
Tugas candi sadonTugas candi sadon
Tugas candi sadon
 
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
LAPORAN KEGIATAN STUDI WISATA KE BALI TAHUN 2016
 
Makalah Bahasa Indonesia Keindahan Alam
Makalah Bahasa Indonesia Keindahan AlamMakalah Bahasa Indonesia Keindahan Alam
Makalah Bahasa Indonesia Keindahan Alam
 
Pariwisata
PariwisataPariwisata
Pariwisata
 
Kabupaten subang
Kabupaten subangKabupaten subang
Kabupaten subang
 
Bd9 kd5-wulangan 5 pariwisata
Bd9 kd5-wulangan 5 pariwisataBd9 kd5-wulangan 5 pariwisata
Bd9 kd5-wulangan 5 pariwisata
 
Laporan Karya Wisata Ilmiah/Study Budaya SMAN 1 WAWAY KARYA (Lampung, Gombong...
Laporan Karya Wisata Ilmiah/Study Budaya SMAN 1 WAWAY KARYA (Lampung, Gombong...Laporan Karya Wisata Ilmiah/Study Budaya SMAN 1 WAWAY KARYA (Lampung, Gombong...
Laporan Karya Wisata Ilmiah/Study Budaya SMAN 1 WAWAY KARYA (Lampung, Gombong...
 
Karya tulis smp 1 new
Karya tulis smp 1 newKarya tulis smp 1 new
Karya tulis smp 1 new
 

More from Umi Rosyidah

Kerajaan pajajaran
Kerajaan pajajaranKerajaan pajajaran
Kerajaan pajajaranUmi Rosyidah
 
Usaha Mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Usaha Mempertahankan kemerdekaan IndonesiaUsaha Mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Usaha Mempertahankan kemerdekaan IndonesiaUmi Rosyidah
 
Sejarah perkembngan demokrasi
Sejarah perkembngan demokrasiSejarah perkembngan demokrasi
Sejarah perkembngan demokrasiUmi Rosyidah
 
Kerajaan singosari
Kerajaan singosariKerajaan singosari
Kerajaan singosariUmi Rosyidah
 
Kolonialisme modern
Kolonialisme modernKolonialisme modern
Kolonialisme modernUmi Rosyidah
 
Konsep demokrasi di indonesia
Konsep demokrasi di indonesiaKonsep demokrasi di indonesia
Konsep demokrasi di indonesiaUmi Rosyidah
 
Resume bisnis dan politik
Resume bisnis dan politikResume bisnis dan politik
Resume bisnis dan politikUmi Rosyidah
 
Jepang masa pendudukan amerika serikat
Jepang masa pendudukan amerika serikatJepang masa pendudukan amerika serikat
Jepang masa pendudukan amerika serikatUmi Rosyidah
 
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1Umi Rosyidah
 

More from Umi Rosyidah (10)

Kerajaan pajajaran
Kerajaan pajajaranKerajaan pajajaran
Kerajaan pajajaran
 
Usaha Mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Usaha Mempertahankan kemerdekaan IndonesiaUsaha Mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Usaha Mempertahankan kemerdekaan Indonesia
 
Sejarah perkembngan demokrasi
Sejarah perkembngan demokrasiSejarah perkembngan demokrasi
Sejarah perkembngan demokrasi
 
Ilmu politik
Ilmu politikIlmu politik
Ilmu politik
 
Kerajaan singosari
Kerajaan singosariKerajaan singosari
Kerajaan singosari
 
Kolonialisme modern
Kolonialisme modernKolonialisme modern
Kolonialisme modern
 
Konsep demokrasi di indonesia
Konsep demokrasi di indonesiaKonsep demokrasi di indonesia
Konsep demokrasi di indonesia
 
Resume bisnis dan politik
Resume bisnis dan politikResume bisnis dan politik
Resume bisnis dan politik
 
Jepang masa pendudukan amerika serikat
Jepang masa pendudukan amerika serikatJepang masa pendudukan amerika serikat
Jepang masa pendudukan amerika serikat
 
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
 

Srigati

  • 1. ALAS KETONGGO SRIGATI DI PARON WISATA SPIRITUAL YANG BELUM TERJAMAH PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kepariwisataan Yang Diampu Oleh Drs. Akhmad Arif Musadad, M. Pd Disusun Oleh : UMI ROSYIDAH K4409059 PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayahnya makalah ini dapat diselesaikan. Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Pariwisata Yang Diampu Oleh Drs. Akhmad Arif Musadad, M. Pd. Makalah ini tidak dapat selesai tepat waktu tanpa kerjasama dari semua pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :  Drs. Akhmad Arif Musadad, M. Pd. atas bimbingannya sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.  Orang Tua kami yang senantiasa selalu memberikan dukungan.  Teman – teman Pendidikan Sejarah angkatan 2009. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penampilan dan penyajian makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca makalah ini akan kami terima dengan senang hati. Surakarta, November 2011 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI Judul i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan Penulisan 2 BAB II PEMBAHASAN A. Lokasi Alas Ketonggo 3 B. Legenda Seputar Keberadaan Alas Ketonggo 3 C. Keistimewaan Alas Ketonggo 4 D. Kisah – Kisah Unik di Alas Ketonggo 6 E. Upacara – Upacara yang Dilaksanakan di Alas Ketonggo 7 F. Renovasi serta Pembangunan Sarana dan Prasarana di Alas Ketonggo 9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 10 B. Kritik dan Saran 11 Daftar Pustaka 12 Lampiran 13
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah Kabupaten Ngawi sebenarnya kaya akan potensi tempat wisata yang bisa diperdayakan. Satu di antaranya adalah Alas Ketonggo. Tempat ini adalah hutan dengan luas 4.846 meter persegi, yang terletak 12 KM arah selatan dari Kota Ngawi, Jawa Timur. Menurut masyarakat Jawa, Alas Ketonggo ini merupakan salah satu dari alas angker atau ‘wingit’ di tanah Jawa. Kepercayaanya, di tempat ini terdapat kerajaan makhluk halus. Sedangkan satu hutan lainnya yang juga dianggap angker adalah Alas Purwa yang terletak di Banyuwangi, Jawa Timur. Alas Purwa disebut sebagai Bapak, sedangkan Alas Ketonggo disebut sebagai Ibu. Kawasan Alas Ketonggo mempunyai tempat pertapaan, di antaranya Palenggahan Agung Srigati. Eyang Srigati adalah Priyagung, seorang begawan dari Benua Hindia yang datang ketanah jawa. Beliaulah yang menurunkan Kerajaan-kerajaan di Indonesia mulai dari Pajajaran, Majapahit, Mataram dan seterusnya. Semua kisah Spiritual tertuang di Punden Srigati yang terdapat di desa Babatan kec. Paron. Kab. Ngawi. Hutan Ketonggo, demikian sebutan masyarakat Ngawi untuk hutan yang terletak 12 kilometer arah selatan Kota Ngawi itu. Meski sebetulnya sama dengan hutan-hutan lainnya, namun Ketonggo lebih kesohor dibanding hutan-hutan lain di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Apa yang membuat Ketonggo termasyhur? Sampai-sampai kesebelasan perserikatan Ngawi yakni Persatuan Sepak Bola Ngawi (Persinga), dijuluki "Laskar Ketonggo"?
  • 5. B. Rumusan Masalah 1. Dimanakah lokasi dari Alas Ketonggo? 2. Bagaimana cerita legenda seputar keberadaan Alas Ketonggo? 3. Keistimewaan apa yang dimiliki oleh Alas Ketonggo? 4. Kisah – kisah unik apa saja yang terjadi di Alas Ketonggo? 5. Upacara – upacara apa saja yang dilaksanakan di Alas Ketonggo? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Pariwisata yang diampu oleh Bpk. Drs. Akhmad Arif M, M.Pd. 2. Mengetahui dimanakah lokasi dari Alas Ketonggo. 3. Mengetahui bagaimana cerita legenda seputar keberadaan Alas Ketonggo. 4. Mengetahui keistimewaan apa yang dimiliki oleh Alas Ketonggo. 5. Mengetahui kisah – kisah unik apa saja yang terjadi di Alas Ketonggo. 6. Mengetahui upacara – upacara apa saja yang dilaksanakan di Alas Ketonggo.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Lokasi Alas Ketonggo Lokasi Pesanggrahan Srigati yang terletak 12 km arah barat daya Kota Ngawi, tepatnya di Desa Babadan Kecamatan Paron, dapat ditempuh dengan berbagai macam kendaraan bermotor. Pesanggrahan Srigati merupakan obyek wisata spiritual yang menurut penduduk setempat adalah pusat keraton lelembut / makhluk halus. Dilokasi ini terdapat petilasan Raja Brawijaya. Pada hari-hari tertentu seperti Jum’at Pon dan Jum’at Legi pada bulan Syuro, Pesanggrahan Srigati banyak dikunjungi oleh para pesiarah untuk menyaksikan diselenggarakannya upacara ritual tahunan “Ganti Langse” sekaligus melaksanakan tirakatan / semedi untuk ngalap berkah. Orbitasi : 1. Dengan ruas jalan Kabupaten Kecamatan Paron 6 Km 2. Dengan ruas jalan Provinsi Km 6 ( Ngawi – Solo ) 3. Dengan Kota Ngawi 12 Km B. Legenda Seputar Keberadaan Alas Ketonggo Konon tempat ini dulunya adalah tempat peristirahatan Prabu Brawijaya V setelah lari dari kerajaan Majapahit karena kerajaan diserbu oleh bala tentara Demak dibawah pimpinan Raden Patah. Dikisahkan, ditempat itulah dalam perjalananya ke Gunung Lawu, Prabu Brawijaya V melepas semua tanda kebesaran kerajaan (jubah, mahkota, dan semua benda Pusaka), namun kesemuanya raib atau mukso. Petilasan Prabu Brawijaya V ini ditemukan mantan Kepala Desa Babadan,
  • 7. Somo Darmojo (alm) tahun 1963 berupa gundukan tanah yang tumbuh setiap hari dan mengeras bagaikan batu karang. Kemudian tahun 1974 didatangi Gusti Dorojatun IX dari Kasunanan Surakarta yang menyatakan bahwa petilasan tersebut bagian dari sejarah Majapahit dan petilasan tersebut diberi nama Palenggahan Agung Srigati. Palenggahan Agung Srigati ini terdapat berbagai benda-benda yang secara simbolik melambangkan kebesaran Kerajaan Majapahit, baik berupa mahkota raja, tombak pusaka, gong, dan lain-lainnya. Di dalam ruangan ini sangat pekat aroma dupa dan wangi bunga, hal yang sangat wajar kita temukan di sebuah tempat sakral. Dupa dan taburan bunga ini berasal dari para pengunjung. Mbah Marji (juru kunci) menerangkan bahwa ”Gundukan tanah tersebut biasanya terus tumbuh dan bertambah tinggi, tapi pada saat tertentu tidak tumbuh,” terangnya. Gundukan tanah tersebut bisa dipercaya dijadikan pertanda pada bumi Indonesia. C. Keistimewaan Alas Ketonggo Keberadaan Pesanggrahan Srigati-sebuah obyek wisata spiritual di Ketonggo merupakan sebab utama kemasyhuran hutan seluas 4.846 meter persegi itu. Kepercayaan masyarakat yang menganggap Ketonggo sebagai pusat keraton lelembut atau makhluk halus, dikukuhkan dengan banyaknya tempat-tempat pertapaan yang mistik dan sakral. Menurut catatan, di Ketonggo terdapat lebih dari 10 tempat pertapaan. Mulai dari Pesanggrahan Agung Srigati, Pundhen Watu Dhakon, Pundhen Tugu Mas, Umbul Jambe, Pundhen Siti Hinggil, Kali Tempur Sedalem, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sendang Mintowiji, Kori Gapit, dan Pesanggrahan Soekarno. Memasuki hutan Ketonggo, para tamu langsung dapat melihat Pesanggrahan Agung Srigati, berupa sebuah rumah kecil berukuran 4×3 meter. Di dalamnya terdapat gundukan tanah, yang dari hari ke hari terus tumbuh, sehingga makin lama makin banyak. Dinding rumah itu dikitari
  • 8. bendera panjang Merah-Putih. Khas tempat sakral, Pesanggrahan Srigati pekat dengan bau dupa. Di sekitar tanah, yang terlindung atap rumah itu, juga berserakan bunga tabur yang selalu disebarkan para tamu. “Seperti pada saat terjadi krisis moneter 1997, sebelumnya gundukan tanah tersebut tidak tumbuh, sehingga sama sekali tidak ada gundukan yang menyembul ke permukaan,” Mbah Marji mengisahkan sebelum terjadi semburan lumpur Lapindo Sidoarjo, dan gelombang Tsunami Aceh, gundukan tanah tersebut terlihat ‘cekung’, katanya, sembari mengungkapkan bahwa tanah itu selalu dibawa tamu yang bertapa di situ, sehingga selalu berkurang sedikit demi sedikit. Pada hari-hari tertentu, seperti Jumat Pon dan Jumat Legi, serta pada bulan Suro dalam kalender Jawa, ribuan masyarakat Jawa maupun luar Jawa mendatangi tempat ini berbondong-bondong ke pesanggrahan ini untuk merenung, tirakat dan berdo’a pada Sang Khaliq.. Pada saat-saat yang dianggap keramat itu, warga berdoa dan bertapa untuk meminta berkah. Baik itu berkah karier atau jabatan, keselamatan, kesehatan, jodoh, dan sebagainya.Seperti pengakuan Iwan (38) warga Purwokerto, Jawa Tengah. ”Saya di sini sudah 4 bulan untuk merenung dan mencari petunjuk tentang jati diri ,” tuturnya. Tak hanya di Srigati. Beberapa lokasi sakral lain di Ketonggo, juga diyakini dapat mengantarkan mereka menuju cita-cita yang diinginkan. Misalnya, mandi di Kali Tempur Sedalem, sebuah sendang yang merupakan pertemuan dua sungai, dan sesudah itu memanjatkan doa di tugu di dekatnya, diyakini harapannya akan dapat terwujud. Adapun Pesanggrahan Soekarno, disebut demikian karena konon Presiden pertama RI Ir Soekarno pernah bertapa di tempat itu. Dikisahkan, ada seseorang tak dikenal yang pernah membawa foto Bung Karno yang sedang bertapa di tempat berdirinya Pesanggrahan Soekarno sekarang ini. Orang itu membawa foto Bung Karno bertapa tersebut, tahun 1977.
  • 9. Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya sejumlah tokoh tua Ngawi menyepakati titik di mana Bung Karno bersemedi di Ketonggo itu dijadikan Pesanggrahan Soekarno. Dibanding Pesanggrahan Srigati, Pesanggrahan Soekarno terlihat lebih sederhana. Hanya ada lima tonggak yang menopang bilik kecil beratap asbes yang tanpa dinding itu. Di tengahnya ada beberapa batu. Pesanggrahan Srigati yang masuk wilayah Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, konon adalah tempat beristirahat Prabu Brawijaya, setelah kalah perang dari Raden Patah, tahun 1293. “Sebelum berkembang menjadi pesanggrahan dengan dibangunnya rumah kecil ini pada tahun 1975, dulu gundukan tanah ini dikenal sebagai petilasan Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit,” ujar Marji. D. Kisah – Kisah Unik di Alas Ketonggo Sebagai tempat sakral, banyak kisah-kisah unik yang terjadi di Alas Ketonggo, terutama ketika muncul perubahan situasi politik nasional. Marji mengisahkan, saat Soeharto akan lengser pada 21 Mei 1998, sebuah pohon jati di Ketonggo tiba-tiba mengering. “Kemarin-kemarin, pohon itu tumbuh seperti biasa. Waktu Pak Harto lengser, tiba-tiba mati dan mengering,” katanya. Pada 23 hari sebelum Ny Tien Soeharto meninggal, juga ada kejadian aneh. Sebuah dahan pohon besar di Ketonggo tiba-tiba patah dan jatuh ke tanah. Padahal, waktu itu tidak ada hujan dan tidak ada angin. Peristiwa unik juga terjadi saat Megawati Soekarnoputri akan dilantik menjadi Presiden RI, 23 Juli 2001. Tiga hari sebelum pengukuhan Mega sebagai presiden, ada cahaya berwarna biru dan putih, bak lampu lentera, di atas Kali Tempur Sedalem. Berhubungan atau tidaknya tanda-tanda itu dengan tampilnya Presiden Megawati, Anda boleh percaya boleh tidak.
  • 10. Beberapa cerita menarik juga dialami mereka yang bertapa di Pesanggrahan Srigati. Sekarjati, seorang perempuan yang tinggal di Jakarta, usai bertapa di Srigati, terus terbayang-bayang wajah seorang perempuan cantik berpakaian kebaya. “Katanya, sampai sekian hari terus terbayang wajah itu. Akhirnya, Mbak Sekarjati melukis wajah dalam bayangan itu,” ucap Marji lagi. Sekarang, lukisan tersebut dipajang di ruang pengunjung Pesanggrahan Srigati. Seorang perempuan cantik mengenakan kebaya, rambutnya bergelung konde, dengan bibir yang sedang mengembangkan senyum. Kesakralan Pesanggrahan Srigati dan beberapa tempat penting di hutan Ketonggo, membuat sudah banyak orang yang meminta berkah di sana. Termasuk beberapa tokoh dan pejabat di negeri ini. Sayang memang, jalan masuk menuju Pesanggrahan Srigati yang sakral itu tidak mulus. Hanya ada jalan berbatu yang bergelombang sepanjang empat kilometer lebih. Ada baiknya, perbaikan jalan menuju pesanggrahan itu segera dilakukan. Supaya tamu-tamu dari jauh dapat merasakan nikmatnya perjalanan, sebelum mereka meminta berkah di tempat mistis itu. E. Upacara – Upacara yang Dilaksanakan di Alas Ketonggo Alas Srigati ataupun dikenal dengan sebutan alas Ketonggo merupakan tempat yang bersejarah menurut dari legendanya. Dengan adanya daya tarik tersendiri itulah seperti biasanya pada saat 1 Muharam atau pergantian malam bulan hijriyah selalu dipadati ribuan pengunjung dari berbagai daerah. Sejak waktu mulai beranjak malam para pengunjung mulai berdatangan, mereka ada yang datang dengan cara berkelompok dan perseorangan. Terlihat dari plat nomor mobil yang dipakai pengunjung dapat dinyatakan mereka berasal mulai daerah Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya dan daerah terdekat dengan Ngawi seperti Nganjuk, Kediri dan Malang.
  • 11. Acara ritual yang dilakukan para pengunjung di Alas Srigati waktunya pun bervariasi mulai tengah malam sampai waktu shubuh. Dan begitu juga tempatnya berlainan karena dilokasi Alas Srigati sendiri ada sekitar 12 lebih tempat petilasan. Seperti Punden Krepyak Syeh Dombo atau Palenggahan Agung Brawijaya, Padepokan Kori Gapit, Palenggahan Watu Dakon, Sendang Drajat, Sendang Mintowiji, Goa Sido Bagus, Sendang Suro, dan Kali Tempur. Menurut juru kunci Alas Srigati, Ki Among Jati menjelaskan secara rinci, para pengunjung yang datang di Alas Srigati biasanya mereka ingin napak tilas mengenang sejarah dimana Raja Majapahit yaitu Prabu Brawijaya V singgah terlebih dahulu di Alas Srigati untuk melepaskan baju kebesarannya sebelum melanjutkan perjalanan ritual ke puncak Gunung Lawu. Lanjut Ki Among Jati, pengunjung di Alas Srigati tidak melakukan hal-hal yang sifatnya syirik, seperti menyembah punden segala macam. Akan tetapi para pengunjung melakukan ritual mengambil tempat Alas Srigati hanya sebagai tempat perantara untuk menyambung segala permintaan kepada Allah SWT. Seperti terlihat di Palenggahan Agung Brawijaya pengunjung sambil membakar dupa sebagai bentuk permintaan dan do’a kepada Yang Maha Kuasa. ‘’Disini pengunjung mempunyai berbagai permintaan untuk dikabulkan dari Yang Maha Kuasa, seperti minta kesehatan, keselamatan dan masih banyak lagi dan jangan dianggap di Alas Srigati ini melakukan hal-hal yang menyimpang dan untuk hari biasa yang ramai dikunjungi yaitu pada hari malam Jum’at Kliwon, Jum’at Legi dan malam Selasa Kliwon’’ jelas Ki Among Jati. Sementara kilas balik dari sejarah ditemukannya petilasan Srigati merupakan dari jasa mantan Kepala Desa Babadan pada tahun 1963 yaitu Somo Darmodjo kemudian tahun 1974 didatangai Gusti Dorodjatun IX dari Kasunanan Surakarta dan menyatakan benar bahwa petilasan Punden Krepyak Syeh Dombo merupakan bagian dari sejarah dari Majapahit. Yang saat itu Prabu Brawijaya melakukan perjalanan menuju puncak Gunung Lawu
  • 12. dan oleh Gusti Dorodjatun IX dinamakan dengan sebutan Srigati. Namun, dengan adanya wisata religi Alas Srigati tidak dibarengi pengembangan potensi yang ada seperti fasilitas jalan yang menuju lokasi Alas Srigati yang kondisinya sangat rusak terlihat disana-sini berlubang. F. Renovasi serta Pembangunan Sarana dan Prasarana di Alas Ketonggo Baik sarana dan prasarana mulai di pacu pembangunannya, termasuk jalan akses serta gapura menuju Palenggahan Agung Srigati Ngawi. Meski masih dalam tahap awal pengerjaan, Alas ketonggo seluas 4,846m2 ini boleh dibilang mulai memanjakan para wisatawan yang kebanyakan berasal dari luar kota bahkan hingga luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. Seperti pada tanggal 5 November 2011, rombongan turis dari negeri dengan maskot patung singa ini, mendatangi Palenggahan Agung Srigati guna melakukan wisata ritual yang dipimpin langsung oleh Ki Juru Kunci, Marji. lokasi Wisata Ritual alas Ketonggo atau alas Srigati ini sekitar 12 Km dari arah Kota Ngawi tepatnya masuk Dusun Brendil, Desa Babadan Kec. Paron. “Kalau jalan menuju kelokasi serta yang lainnya nanti nampak bagus, maka saya akan berkunjung ke Srigati ini setiap tahun.” Ujar warga Singapura tersebut yang diterjemahkan oleh Pramuwisata (Guide). Seperti yang diungkap oleh Juru Kunci, Marji bahwa dengan adanya pembangunan serta pembenahan ini, nanti akan mampu menarik perhatian Wisatawan lokal maupun domestik sehingga lebih banyak lagi yang datang.
  • 13. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Lokasi Pesanggrahan Srigati yang terletak 12 km arah barat daya Kota Ngawi, tepatnya di Desa Babadan Kecamatan Paron, dapat ditempuh dengan berbagai macam kendaraan bermotor. Pesanggrahan Srigati merupakan obyek wisata spiritual yang menurut penduduk setempat adalah pusat keraton lelembut / makhluk halus. Dilokasi ini terdapat petilasan Raja Brawijaya. Pada hari-hari tertentu seperti Jum’at Pon dan Jum’at Legi pada bulan Syuro, Pesanggrahan Srigati banyak dikunjungi oleh para pesiarah untuk menyaksikan diselenggarakannya upacara ritual tahunan “Ganti Langse” sekaligus melaksanakan tirakatan / semedi untuk ngalap berkah. Konon tempat ini dulunya adalah tempat peristirahatan Prabu Brawijaya V setelah lari dari kerajaan Majapahit karena kerajaan diserbu oleh bala tentara Demak dibawah pimpinan Raden Patah. Keberadaan Pesanggrahan Srigati-sebuah obyek wisata spiritual di Ketonggo - merupakan sebab utama kemasyhuran hutan seluas 4.846 meter persegi itu. Kepercayaan masyarakat yang menganggap Ketonggo sebagai pusat keraton lelembut atau makhluk halus, dikukuhkan dengan banyaknya tempat-tempat pertapaan yang mistik dan sakral. Menurut catatan, di Ketonggo terdapat lebih dari 10 tempat pertapaan. Mulai dari Pesanggrahan Agung Srigati, Pundhen Watu Dhakon, Pundhen Tugu Mas, Umbul Jambe, Pundhen Siti Hinggil, Kali Tempur Sedalem, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sendang Mintowiji, Kori Gapit, dan Pesanggrahan Soekarno. Sebagai tempat sakral, banyak kisah-kisah unik yang terjadi di Alas Ketonggo, terutama ketika muncul perubahan situasi politik nasional.
  • 14. Alas Srigati ataupun dikenal dengan sebutan alas Ketonggo merupakan tempat yang bersejarah menurut dari legendanya. Dengan adanya daya tarik tersendiri itulah seperti biasanya pada saat 1 Muharam atau pergantian malam bulan hijriyah selalu dipadati ribuan pengunjung dari berbagai daerah. Sejak waktu mulai beranjak malam para pengunjung mulai berdatangan, mereka ada yang datang dengan cara berkelompok dan perseorangan. Terlihat dari plat nomor mobil yang dipakai pengunjung dapat dinyatakan mereka berasal mulai daerah Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya dan daerah terdekat dengan Ngawi seperti Nganjuk, Kediri dan Malang. B. Kritik dan Saran Baik sarana dan prasarana mulai di pacu pembangunannya, termasuk jalan akses serta gapura menuju Palenggahan Agung Srigati Ngawi. Meski masih dalam tahap awal pengerjaan, Alas ketonggo seluas 4,846m2 ini boleh dibilang mulai memanjakan para wisatawan yang kebanyakan berasal dari luar kota bahkan hingga luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. Seperti yang diungkap oleh Juru Kunci, Marji bahwa dengan adanya pembangunan serta pembenahan ini, nanti akan mampu menarik perhatian Wisatawan lokal maupun domestik sehingga lebih banyak lagi yang datang.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA http://enchaovi.wordpress.com/wisata/ diakses pada 5 November 2011 Pukul 21.11 WIB http://www.heribhaskara.com/2011/07/srigati-wisata-religi-paron-ngawi.html diakses pada 5 November 2011 Pukul 20.11 WIB http://www.lintasberita.com/Nasional/Berita-Lokal/wista-jawa-timur-srigati- ngawi-menanti-sentuhan-pemkab.ngawi diakses pada 5 November 2011 Pukul 21.00 WIB http://www.ngawikab.go.id/home/?p=1221 diakses pada 5 November 2011 Pukul 20.33 WIB http://www.sinarngawi.com/2010/12/srigati-paron-wisata-spiritual-yang.html diakses pada 5 November 2011 Pukul 20.01 WIB http://www.sinarngawi.com/2011/10/wisata-spiritual-srigati-berbenah-diri.html diakses pada 5 November 2011 Pukul 20.19 WIB
  • 16. LAMPIRAN 1. Upacara ngalab berkah 2. Pesanggrahan
  • 17. 3. Juru Kunci Alas Ketonggo sekaligus Nara Sumber 4. Suasana waktu observasi 5. Karcis Masuk