SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biji merupakan salah satu alat perkembangbiakan bagi tumbuhan
secara generatif. perkembangbiakan dengan biji banyak dilakukan sebagai
riset percobaan maupun penelitian untuk mengetahui proses yang terjadi
selama perkecambahan. Sebelum berkembang menjadi dewasa, biji terlebih
dahulu melalui fase perkecambahan. Perkecambahan merupakan awal dari
tumbuhan memasuki pertumbuhannya. Perkecambahan dimulai dari
perombakan atau penggunaan cadangan makanan yang terdapat dalam biji
tersebut untuk pembentukan awal organ-organ tumbuhan, yaitu dengan
perombakan kotiledon pada biji tersebut. Prrombaan perombakan kotiledon ini
menghasilkan 2 buah organ awal yang menjadi cikal bakal tanaman, yakni
radikula sebagai bakal akar dan plumula sebagai bakal batang. perkecambahan
biji terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji dalam kondisi baku suatu uji
perkecambahan, atau biasa dikatakan perkecambahan terjadi ketika bibit
munul dari media. Dalam memasuki fase perkecambahan biji banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dari dalam biji tersebut juga
factor luar seperti ; kelembaban, pH, cahaya, suhu, dan lain-lain.
Perkecambahan memiliki pH optimum yang berbeda-beda tergantung
kepada jenis biji tanaman, setiap tanaman mempunyai kesesuaian pH yang
berbeda-beda. pH dapat menunjukan mudah tidaknya unsur hara diserap oleh
tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap pada pH netral, karena
pada pH netral unsur hara mudah larut dalam air. Dengan pH yang optimum
proses perkecambahan biji dapat berlangsung lebih cepat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan rumuskan masalah
sebagai berikut :
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 2
1). Bagaimana pengaruh berbagai pH terhadap Perkecambahan Lamtoro
(Leucaena leucocephala)?
2). Pada pH berapakah Lamtoro (Leucaena leucocephala) berkecambah
secara optimal?
3). Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perkecambahan Lamtoro
(Leucaena leucocephala)?
1.3 Tujuan Percobaan
Pada praktikum ini bertujuan untuk :
1). Mengetahui pengaruh berbagai pH terhadap perkecambahan
2). Mengetahui pH optimal untuk perkecambahn biji Lamtoro (Leucaena
leucocephala)
3). Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan Lamtoro
(Leucaena leucocephala)
1.4 Hipotesis
1) Adanya berbagai pH dapat mempengaruhi perkecambahan Lamtoro
(Leucaena leucocephala.
2) Seperti perkecambahan pada tanaman lainnya, pada Lamtoro (Leucaena
leucocephala), pH optimal untuk perkecambahan adalah pH netral yakni
7.
3) Faktor-faktor yang mempegarui perkecambahan biji terdiri dari faktor
biotik dan abiotik.
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Lamtoro (Leucaena leucocephala), petai cina, atau petai selong adalah
sejenis perdu dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan), yang
kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Berasal dari
Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun dimasukkan ke Jawa untuk
kepentingan pertanian dan kehutanan dan kemudian menyebar pula ke pulau-
pulau yang lain di Indonesia. Oleh sebab itu agaknya, maka tanaman ini di
Malaysia dinamai petai jawa. Berikut taksonomi ilmiah dari Lamtoro
(Leucaena leucocephala).
Taksonomi Ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Upafamili: Mimosoideae
Genus: Leucaena
Spesies: L. leucocephala
Nama Lokal: Petai cina, Lamtoro, Peuteuy selong, Kalandingan.
Lamtoro menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25-30 °C);
ketinggian di atas 1000 m dpl. dapat menghambat pertumbuhannya. Tanaman
ini cukup tahan kekeringan, tumbuh baik di wilayah dengan kisaran curah
hujan antara 650—3.000 mm (optimal 800—1.500 mm) pertahun; akan tetapi
termasuk tidak tahan penggenangan.
Tanaman Lamtoro mudah diperbanyak dengan biji dan dengan
pemindahan anakan. Saking mudahnya tumbuh, di banyak tempat Lamtoro
seringkali merajalela menjadi gulma. Tanaman ini pun mudah trubus; setelah
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 4
dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh kembali dalam
jumlah banyak.
Tidak banyak hama yang menyerang tanaman ini, akan tetapi Lamtoro
teristimewa rentan terhadap serangan hama kutu loncat (Heteropsylla cubana).
Serangan hama ini di Indonesia di akhir tahun 1980an, telah mengakibatkan
habisnya jenis Lamtoro ‘lokal’ di banyak tempat.
Sejak lama Lamtoro telah dimanfaatkan sebagai pohon peneduh,
pencegah erosi, sumber kayu bakar dan pakan ternak. Di tanah-tanah yang
cukup subur, Lamtoro tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ukuran
dewasanya (tinggi 13—18 m) dalam waktu 3 sampai 5 tahun. Tegakan yang
padat (lebih dari 5000 pohon/ha) mampu menghasilkan riap kayu sebesar 20
hingga 60 m³ perhektare pertahun. Pohon yang ditanam sendirian dapat
tumbuh mencapai gemang 50 cm.
Lamtoro adalah salah satu jenis polong-polongan serbaguna yang
paling banyak ditanam dalam pola pertanaman campuran (wanatani). Pohon
ini sering ditanam dalam jalur-jalur berjarak 3—10 m, di antara larikan-larikan
tanaman pokok. Kegunaan lainnya adalah sebagai pagar hidup, sekat api,
penahan angin, jalur hijau, rambatan hidup bagi tanaman-tanaman yang melilit
seperti lada, panili, markisa dan gadung, serta pohon penaung di perkebunan
kopi dan kakao. Di hutan-hutan tanaman jati yang dikelola Perhutani di Jawa,
Lamtoro kerap ditanam sebagai tanaman sela untuk mengendalikan hanyutan
tanah (erosi) dan meningkatkan kesuburan tanah. Perakaran Lamtoro memiliki
nodul-nodul akar tempat mengikat nitrogen.
Menanam Lamtoro ini cukup mudah. Suku polong-polongan ini dapat
tumbuh subur di daerah ketinggian 1-1500 m dpl. Tanaman ini juga tidak
terkait dengan musim karena dapat tumbuh pada segala musim asalkan masih
berkisar pada suhu 25-30 o C. Tanaman lamtoro mudah diperbanyak dengan
biji dan dengan pemindahan anakan. Saking mudahnya tumbuh, di banyak
tempat lamtoro seringkali merajalela menjadi gulma. Tanaman ini pun mudah
trubus, setelah dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh
kembali dalam jumlah banyak.
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 5
Tidak banyak hama yang menyerang tanaman ini, akan tetapi lamtoro
teristimewa rentan terhadap serangan hama kutu loncat (Heteropsylla cubana).
Serangan hama ini di Indonesia di akhir tahun 1980an, telah mengakibatkan
habisnya jenis lamtoro ‘lokal’ di banyak tempat. Secara biologis, ada 2 cara
tanaman lamtoro atau petai cina dikembangbiakkan yaitu secara generatif dan
vegetatif. Akan tetapi, apabila dikembangkan melalui cara vegetatif yaitu
dengan cangkok dan stek, akan banyak mengalami berbagai kegagalan.
Cara generatif yaitu dengan menumbuhkan biji yang merupakan salah
satiu cara paling umum untuk mengembangkan tanaman yang melakukan
penyerbukan sendiri dan silang. Bijinya disebarkan di salah satu medium, lalu
disiram dengan air secukupnya, kemudian dijaga kelembaban tanahnya, dan
terakhir dipupuk dengan pupuk organik.
Perkembangbiakan ini merupakan salah satu metode yang paling
praktis dan mudah untuk mendapatkan bibit tanaman dalam jumlah yang
cukup besar.
Pengembangan dengan biji tersebut mempunyai keuntungan, antara
lain :
a. Pohonnya kuat karena mempunyai susunan akar yang baik.
b. Tidak mudah mengalami stagnasi akibat kekeringan karena memiliki akar
yang dalam.
2.2 Perkecambahan
Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah
munculnya radikel menembus kulit benih. Para agronomis menyatakan
bahwa perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting
embrio dari dalam benih dan menunjukkan kemampuannya untuk
menghasilkan kecambah normal pada kondisi lingkungan yang optimum.
Dalam biji terdapat calon individu baru atau embrio yang dilengkapi
dengan cadangan makanan. Pada tanaman dikotil misalnya kacang
mempunyai dua kotiledon yang membesar. Sumbu embrio bagian bawah
kotiledon disebut hipokotil. Bagian terminalnya (ujung) disebut radikula.
Sumbu embrio bagian atas kotiledon disebut epikotil. Dan ujungnya disebut
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 6
plumula (pucuk embrio) yaitu ujung batang bersama calon-calon
(primordium) daun.
Embrio yang tumbuh belum memiiki klorofil , sehingga embrio belum
dapat membuat makanannya sendiri. Umumnya, makanan untu pertumbuhan
embrio berasal dari endosperma. Akan tetapi tidak semua biji memiliki
endsperma.biji tumbuhan polong-polongan,misalnya kacang tidak memiliki
endosperma, melainkan cadangan makanannya dari kotiledon. Endosermanya
sendiri sudah habis.biji yang demikian disebut biji eksalbuminus. Sedangkan
biji yang endospermanya ada disebut biji albuminus.
Tumbuhan monokotil mempunyai satu kotiledon .misalnya pada
Grminineae (Poaceae), misalnya Lamtoro,kotiledonnya disebut skutelum.
Skutelum menyerap nutrien dari endosperma dan memindahkannya ke bagian
embrio selama proses perkecambahannya. Radikula (calon akar) monokotil
diselubungi oleh koleoriza (sarung akar lembaga) dan ujung embrio
diselubungi koleoptil (sarung pucuk lembaga).
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar
biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati
adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti
"minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah
maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah
membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak.
Proses ini murni fisik.
Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim
perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara
giberelin meningkat. Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan model
Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang
mengatur pemasakan embrio, seperti ABSCISIC ACID INSENSITIVE 3
(ABI3), FUSCA 3 (FUS3), dan LEAFY COTYLEDON 1 (LEC1) menurun
perannya (downregulated) dan sebaliknya lokus-lokus yang mendorong
perkecambahan meningkat perannya (upregulated), seperti GIBBERELIC
ACID 1 (GA1), GA2, GA3, GAI, ERA1, PKL, SPY, dan SLY. Diketahui
pula bahwa dalam proses perkecambahan yang normal sekelompok faktor
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 7
transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response Factors, ARFs)
diredam oleh miRNA.
Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian
yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya
ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam,
yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa
cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.
2.3 Morfologi Perkecambahan
Melihat pada keberadaan kotiledon atau organ penyimpanan,
perkecambahan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu perkecambahan
epigeal dan perkecambahan hipogeal. Perkecambahan epigeal ditunjukkan
oleh benih dari golongan kacang-kacangan dan pinus, sedangkan
perkecambahan hipogeal ditunjukkan oleh benih dari golongan koro-koroan,
dan rerumputan.
2.3.1 Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang
menghasilkan kecambah dengan kotiledon terangkat ke atas permukaan
tanah (Gambar 1). Dalam proses perkecambahan, setelah radikel
menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke
atas permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah,
kemudian hipokotil meluruskan diri dan dengan cara demikian
kotiledon yang masih tertangkup tertarik ke atas permukaan tanah juga.
Kulit benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan selanjutnya
kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke udara.
Beberapa saat kemudian, kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah.
Beberapa contoh benih dengan perkecambahan epigeal adalah kedelai,
kacang tanah, Lamtoro, dan lamtoro.
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 8
Gambar 1. Proses perkecambahan benih epigeal dari benih buncis
(Phaseolus vulgaris) (dari Johnson, 1985)
2.3.2 Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hipogeal adalah perecambahan yang
menghasilkan kecambah dengan kotiledon tetap berada di bawah
permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, plumula dan radikel
masing-masing menembus kulit benih. Radikel menuju ke bawah
dilinungi oleh koleoriza, dan plumula menuju ke atas dilindungi oleh
koleoptil. Setelah kolepotil menembus permukaan tanah dari bawah
mencapai udara, lalu membuka dan plumula terbebas dari lindungan
koleoptil dan terus tumbuh dan berkembang, sedangkan koleotil sendiri
berhenti tumbuh (Gambar 2). Beberapa contoh benh dengan
perkecambahan epigeal adalah padi, Lamtoro, dan sorgum.
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 9
Gambar 2. Proses perkecambahan benih hipogeal dari benih Lamtoro
(Zea mays L (dari Johnson, 1985)
2.4 Pengaruh Derajat Keasaman (pH)
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang
terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis.
Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan
larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional.
Kebanyakan tanaman toleran terhadap pH yang ekstrim rendah
atau tinggi, asalkan pada media tanam tersedia unsur hara yang cukup.
sayangnya tersedianya unsur hara yang cukup itu dipengaruhi oleh pH.
Beberapa unsur hara tidak tersedia pada pH yang ekstrim dan beberapa
unsur yang lainnya berada pada tingkat meracun (Hakim,dkk 1987).
pH akan mempengaruhi kondisi lingkungan disekitar perakaran.
PH dekat perakaran akan berlainan dari pH dalam bagian terbesar suatu
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 10
tanah Perubahan-perubahan tersebut dapat dikaitkan dngan perbedaan
dalam banyaknya (miliekuivalen) kation dan anion yang diambil oleh
akar. (Nye, 1981). .
pH menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh
tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar pada pH
netral, serta pH menunjukan adanya unsur-unsur yang bersifat
racun(Hardjowigeno, 1989).
Reaksi tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi
tanaman. Pada reaksi media( tanah) yang netral, yaitu 6,0-7,5, unsur hara
yang tersedia dalam jumlah yang optimal. Pada pH kurang dari 6
ketersediaan unsur-unsur fosfor, kalium, belerang, kalsium,
magnesium,dan molibdenum menurun dengan cepat. Sedangkan pada
pH yang lebih tinggi dari 8, akan menyebabkan unsur-unsur nitrogen,
besi , mangan, boruim, tembaga,dan seng ketersediaannya jadi
sedikit(Sarief, S 1986).
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 11
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh Berbagai pH Terhadap
Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Pengaruh pH 5 Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucocephala)
Pengamatan Kecambah (cm)
Rata-rata
ke- 1 2 3 4 5
1 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
2 3,3 3 3 3,4 3,2 3,18
3 4,2 4 4,1 4,1 3,9 4,06
4 5,6 5,5 5,8 5,4 5,3 5,52
5 6,5 6,3 6,7 6,2 6,1 6,36
Pengaruh pH 6 Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucocephala)
Pengamatan Kecambah (cm)
Rata-rata
ke- 1 2 3 4 5
1 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
2 3,8 3,6 3,5 3,7 3,9 3,7
3 5,1 5,3 5 5 5,3 5,14
4 6,5 6,1 6,3 6 6,2 6,22
5 8,3 8,7 8,6 8,4 8,5 8,5
Pengaruh pH 7 Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucocephala)
Pengamatan Kecambah (cm)
Rata-rata
ke- 1 2 3 4 5
1 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
2 2,9 2,6 2,9 2,7 2,7 2,76
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 12
3.2 Grafik dan Analisa Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucocephala)
0
1
2
3
4
5
6
7
1 2 3 4 5
panjangkecambah(cm)
hari ke-
Grafik pengaruh pH 5 terhadp pertumbuhan
kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala)
Series1
Linear (Series1)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5
Panjangkecambah(cm)
hari ke-
Series1
Linear (Series1)
Grafik pengaruh pH 6 terhadap pertumbuhan
kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala)
3 4,4 4 3,9 3,8 4,2 4,06
4 5,7 6,2 5,9 5,7 5,3 5,76
5 7,3 7,3 7,2 7 7,1 7,18
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 13
3.3 Analisa Grafik :
Pada percobaan yang telah kami lakukan, kami melakukan
pengamatan perkecambahan lamtoro pada berbagai pH. Pada pH 5,
pengamatan pertama menunjukkan rata-rata tinggi kecambah mencapai
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4 5
panjangkecambah(cm)
hari ke-
Grafik pengaruh pH 7 terhadp pertumbuhan
kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala)
Series1
Linear (Series1)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
5 6 7
Panjangkecambah(cm)
pH
Series1
Linear (Series1)
Grafik pengaruh berbagai pH terhadap pertumbuhan
kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala)
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 14
2,5 cm, pada pH 6 tinggi kecambah 2,5 cm, begitu pula dengan tinggi
kecambah pada pH 7. Pada pengamatan pertama rata-rata tinggi
kecambah adalah sama. Pengamatan kedua, pada pH 5 menunjukkan
rata-rata tinggi kecambah terjadi kenaikan menjadi 3,18 cm, pada pH 6
sebesar 3,7 cm, sedangkan pada pH 7 yaitu 2,76 cm. Pada pengamatan
kedua ini dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi kecambah unggul pada
pH 6. Selanjutnya pada pengamatan ketiga, pH 5 diketahui rata-rata
tinggi kecambah 4,06 cm, pH 6 sebesar 5,14 cm, dan pada pH 7 sebesar
4,06 cm. dari hasil pengamatan ketiga menunjukkan bahwa pH 6 rata-
rata tinggi kecambah kembali unggul.
Selanjutnya pada pengamatan keempat, pH 5 menunjukkan rata-
rata tinggi kecambah mencapai 5,52 cm, pH 6 menunjukkan rata-rata
tinggi kecambah yang lebih unggul yaitu sebesar 6,22 cm, sedangkan pH
7 sebesar 5,76 cm. pada pengamatan ini, pH 6 rata-rata tinggi kecambah
kembali unggul. Dan yang terakhir pada pengamatan kelima, pH 5 rata-
rata tinggi kecambah mencapai angka 6,36 cm, pada pH 6 kembali paling
tinngi yaitu 8,5 cm, sedangkan pada pH 7 rata-rata tinggi kecambah
mencapai 8,5 cm. Dari semua pengamatan, mulai dari pengamatan
pertama sampai pengamatan terakhir, juga dapat dilihat pada grafik,
dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi kecambah paling unggul terjadi
pada pH 6.
3.4 Pembahasan
3.4.1 Pengaruh pH terhadap Perkecambahan Biji Lamtoro (Leucaena
leucocephala)
Dilihat dari segala segi, media yang mempunyai pH 6-7
merupakan pH yang paling baik, karena pada pH 6-7 keadaan biologis
dan penyediaan unsur hara umumnya berada pada tingkat terbanyak.
Keadaan biologis dan penyediaan unsur hara yang banyak ini
mengakibatkan perkecambahan Lamtoro berlangsung optimal, setelah
pada Lamtoro ini mengalami pembongkaran cadangan makanan dalam
bijinya untuk pertumbuhan , maka Lamtoro memasuki fase
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 15
perkembangan vegetatif. Untuk fase ini perkecambahannya diperlukan
unsur hara yang lebih banyak, sehingga pertumbuhan tanaman
berlangsung baik. pH 6-7 termasuk pH netral, pH ini lebih baik dari pH
lain (masam dan alkalis), karena pada pH masam unsur seperti Posfor
tidak dapat diserap tanaman karena diikat (fiksasi) oleh Al, padahal
unsur P sangat penting bagi perkecambahan. Sedangkan pada pH
alkalis unsur P juga tidak dapat diserap karena diikat oleh Ca.
Pada praktikum ini, perkecambahan Lamtoro yang paling tinggi
adalah pada pH 6. Hal ini sesuai dengan kisaran kajian teori, dimana
berdasarkan informasi yang kami dapatkan, pH optimum dari
perkecambahan Lamtoro, berkisar antara pH 6 sampai pH 7. Pada
praktikum ini, tinggi kecambah antara pH 6 dan pH 7 tidak terlalu
berbeda jauh atau tidak terlalu signifikan. Hanya berbeda beberapa
millimeter saja. Sebagaimana yang kita ketahui, pada pH 6, dimana
kondisi air masih terdapat unsur keasaman, sehingga unsur-unsur dan
mineral yang dibutuhkan oleh biji dalam melakukan proses
perkecambahan dapat terserap secara optimal, dan hal ini menyebabkan
biji Lamtoro dapat berkecambah.
Perkecambahan biji Lamtoro antara kelompok satu dengan yang
lain tidak seragam. Ketidakseragaman ini terjadi karena adanya
perbedaan pH. Molekul-molekul air dipecah menjadi ion hidrogen (H+ )
dan ion hidroksil (OH-). Selain itu kualitas biji Lamtoro dan kebersihan
dari alat serta media tanam juga mempengaruhi perkecambahan biji.
Tanaman Lamtoro toleran terhadap kadar garam tinggi yang memiliki
kadar dekstrosa, gula total, dan pati lebih tinggi dari pada biji Lamtoro
yang peka (Bintoro, 1988). Garam yang larut dalam air akan
meningkatkan tekanan osmotik larutan. Makin tinggi tekanan osmotik
larutan makin kuat air terikat oleh partikel larutan. Hal ini berakibat
pada benih yang berada pada tanaman yang mengandung garam tinggi
sehingga sulit untuk menyerap air, dan perkecambahan bijinya akan
terhambat (Pramono, 1993).
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 16
Faktor lain yang dapat mempengaruhi perkecambahan biji yaitu
hama dan penyakit. Syarat utama pada proses perkecambahan biji
adalah tersedianya air yang cukup. Oleh karena itu air merupakan faktor
yang paling mendukung proses perkecambahan biji.
Perkecambahan adalah proses fisiologis yang terjadi di dalam
biji yang dapat menyebabkan terjadinya aktivitas/ kegiatan jaringan-
jaringan plumule dan radicle yaitu calon batang dan calon akar, hingga
menembus kulit biji. Akhirnya calon tersebut tumbuh menjadi tanaman
baru.
Proses perkecambahan biji Lamtoro berlangsung melalui tiga
tahap, yaitu :
1. Masuknya air yang berdampak melunakkan kulit biji
2. Di dalam biji terjadi perubahan atau metabolisme secara kimia
dan biologis (biokimia)
3. Terjadi pembelahan sel pada jaringan titik tumbuh, baik calon
akar maupun calon batang yang diikuti dengan calon akar
menembus kulit biji.
Biji Lamtoro yang dikecambahkan, mula-mula secara imbibisi
menyerap air dan udara hingga menyebabkan terjadi pembengkakan
pada biji. Perpaduan antara air bersama aerasi (udara) yang bagus pada
temperatur 18oC sampai 21oC mengakibatkan terjadi proses perubahan
yang disebut proses biokhemis yaitu cadangan makanan larut.
Lamtoro tidak memerlukan persyaratan yang tajam, karena
tanaman ini dapat ditanam hampir di semua macam tanah. Dan dalam
praktikum ini, menggunkan media kapas, dan Lamtoro berhasil tumbuh
dan berkecambah dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa, Lamtoeo
bisa tumbuh di media lain selain tanah, dalam percoaan ini adalah
media kapas. Percobaan terhadap perkecambahan biji Lamtoro,
dilakukan dengan menggunakan larutan dengan berbagai macam pH.
Macam pH yang digunakan adalah: pH 5, pH 6, dan pH 7. Penambahan
pH diberikan setiap 2 hari sekali agar tidak terjadi kekeringan yang
dapat menghambat proses perkecambahan.
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 17
Perkecambahan biji dipengaruhi oleh pH melalui dua cara yaitu
(1) pengaruh langsung ion hydrogen dan (2) pengaruh tidak langsung,
yaitu tidak tersedianya unsur tertentu. Sebagian besar tanaman toleran
terhadap pH yang ekstrim rendah atau tinggi. pH yang terlalu ekstrim
akan menyebabkan kegiatan atau aktivitas dalam biji terganggu, karena
pH tersebut akan merusak enzim yang berperan pada proses
perkecambahan yang terdapat pada biji.
Proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman sangat
dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar dapat berupa
air, udara, sinar matahari, suhu serta pH. Semua faktor tersebut
berkaitan dengan ketersediaan cadangan makanan (endosperm) dalam
biji. Cadangan makanan dalam biji tersedia dalam bentuk karbohidrat
Cadangan makanan dalam biji harus cukup untuk persediaan makanan
selama proses perkecambahan. Sedangkan faktor dalam yang sangat
berpengaruh terhadap proses perkecambahan biji adalah faktor genetik
serta keadaan embrio dari biji tersebut. Embrio harus dalam keadaan
baik dan sehat, sebab benih dengan keadaan tersebut akan menentukan
proses pertumbuhan berikut dan sangat menentukan produksi yang akan
dicapai.
Penyimpangan yang terjadi pada praktikum dapat terjadi karena :
1. Kurang sterilnya alat dan media yang digunakan
2. Terjadinya pembusukan atau matinya biji Lamtoro
3. Kurangnya perhatian dan pengawasan kami terhadap objek
praktikum, dalam hal ini berupa perkecambahan Lamtoro.
3.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Lamtoro
(Leucaena leucocephala)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan Lamtoro
meliputi faktor internal dan eksternal :
a. Faktor Internal berupa kemasakan benih. Makin tinggi tingkat
kemasakannya persentase perkecambahannya juga makin tinggi.
b. Faktor Eksternal, yakni berupa :
 Ketersediaan Air : (Kapasitas Lapang)
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 18
 Udara (Oksigen dan CO2) : O2 udara normal (20%) baik untuk
perkecambahan
 Suhu lingkungan: berpengaruh pada proses metabolisme sel,
sehingga berpengaruh pada perkecambahan.
 Istilah suhu kardinal: (suhu minimum, optimum, maksimum)
 Cahaya: beberapa jenis perlu atau tidak perlu cahaya. Lamtoro
memerlukan cahaya untuk melangsungkan proses
perkecambahan.
 Fitokrom: Suatu senyawa pigmen protein yang fotoreversibel
(dapat berubah karena perubahan cahaya) Bertanggungjawab
pada proses perkecambahan dan pembungaan
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 19
BAB IV
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan kami dapat menarik kesimpulan
bahwasanya, adanya berbagai pH mempegaruhi tingkat perkecambahan Lamtoro
yakni dengan ditunjukkannya adanya variasi tinggi perkecambahan Lamtoro dari
pH 5, 6 dan pH 7. pH optimum dalam perkecambahan Lamtoro (Leucaena
leucocephala) adalah pH 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan ini
adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa kemasakan
benih atau biji. Faktor eksternal berupa suhu, cahaya, kelembapan, ketersediaan
air, udara dan lain-lain.
Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan
Lamtoro (Leucaena leucephala)
Pengetahuan
Lingkungan
PendidikanBiologiA /2010 20
DAFTAR PUSTAKA
http://peri-kehidupan-lamtoro-leucaena.html
Bintoro, M.H. 1988. Toleransi Tanaman Jagung terhadap Salinitas.
Desertasi Doktor. IPB, Bogor.
Pramono Eko, dkk. 1993. Evaluasi Daya Tahan Kering Berbagai Genotip
Kedelai Melalui Uji Perkecambahan dan Pertumbuhan Vegetatif. Jurnal
Pengembangan Wilayah Lahan Kering No. 12, hal 31-35. Lampung.
Pramono, Perkecambahan Benih
Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih 1. Angkasa Raya : Padang
http://Lamtoro.Wikipedia.bahasaIndonesia,Ensiklopediabebas.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Rizka Pratiwi
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
Warnet Raha
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Jidun Cool
 
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Moh Masnur
 
2. sejarah penelitian kerja
2. sejarah penelitian kerja2. sejarah penelitian kerja
2. sejarah penelitian kerja
Diery Sipayung
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
AGROTEKNOLOGI
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Andria Bin Muhayat
 
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
edhie noegroho
 
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanamanLaporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Firlita Nurul Kharisma
 

What's hot (20)

Manajemen Pemeliharaan Tanaman Kakao Melalui Pemangkasan Pemupukan Panen Seri...
Manajemen Pemeliharaan Tanaman Kakao Melalui Pemangkasan Pemupukan Panen Seri...Manajemen Pemeliharaan Tanaman Kakao Melalui Pemangkasan Pemupukan Panen Seri...
Manajemen Pemeliharaan Tanaman Kakao Melalui Pemangkasan Pemupukan Panen Seri...
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanMekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanaman
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
 
Pasca panen bunga potong
Pasca panen bunga potongPasca panen bunga potong
Pasca panen bunga potong
 
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
2. sejarah penelitian kerja
2. sejarah penelitian kerja2. sejarah penelitian kerja
2. sejarah penelitian kerja
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
 
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...Pemuliaan tanaman  biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
Pemuliaan tanaman biologi bunga &teknik persilangan buatan pada tanaman kela...
 
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanamanLaporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
 

Similar to Perkecambahan lamtoro

Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Operator Warnet Vast Raha
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
fahmiganteng
 
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
SatriaTinambunan1
 
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Zino Almeida
 
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Haliza Arumdanya
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
Juliah Bioedu
 
Modul 2 keanekaragaman tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman tumbuhanModul 2 keanekaragaman tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman tumbuhan
Sofyan F
 

Similar to Perkecambahan lamtoro (20)

Perkecambahan adalah
Perkecambahan adalahPerkecambahan adalah
Perkecambahan adalah
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
 
LAPORAN HASIL PENELITIAN MENGAMATI MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL P...
LAPORAN HASIL PENELITIAN MENGAMATI MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL P...LAPORAN HASIL PENELITIAN MENGAMATI MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL P...
LAPORAN HASIL PENELITIAN MENGAMATI MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL P...
 
Pengaruh Kompos pada Selada
Pengaruh Kompos pada SeladaPengaruh Kompos pada Selada
Pengaruh Kompos pada Selada
 
Sandra
SandraSandra
Sandra
 
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
HERBINA S. SIHOTANG - NIM. 19072009710002 - KELAS C - MEDIA PEMBELAJARAN SEM....
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
 
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
 
Penelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutanPenelitian tanaman rambutan
Penelitian tanaman rambutan
 
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
Laporan Hasil Penelitian Biologi: Pengaruh jenis media air pada pertumbuhan d...
 
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
 
E Magazine Klasifikasi Tumbuhan
E Magazine Klasifikasi TumbuhanE Magazine Klasifikasi Tumbuhan
E Magazine Klasifikasi Tumbuhan
 
Lembar kerja pembelajaran
Lembar kerja pembelajaranLembar kerja pembelajaran
Lembar kerja pembelajaran
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan Perkembangan
 
Modul 2 keanekaragaman tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman tumbuhanModul 2 keanekaragaman tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman tumbuhan
 

Perkecambahan lamtoro

  • 1. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biji merupakan salah satu alat perkembangbiakan bagi tumbuhan secara generatif. perkembangbiakan dengan biji banyak dilakukan sebagai riset percobaan maupun penelitian untuk mengetahui proses yang terjadi selama perkecambahan. Sebelum berkembang menjadi dewasa, biji terlebih dahulu melalui fase perkecambahan. Perkecambahan merupakan awal dari tumbuhan memasuki pertumbuhannya. Perkecambahan dimulai dari perombakan atau penggunaan cadangan makanan yang terdapat dalam biji tersebut untuk pembentukan awal organ-organ tumbuhan, yaitu dengan perombakan kotiledon pada biji tersebut. Prrombaan perombakan kotiledon ini menghasilkan 2 buah organ awal yang menjadi cikal bakal tanaman, yakni radikula sebagai bakal akar dan plumula sebagai bakal batang. perkecambahan biji terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji dalam kondisi baku suatu uji perkecambahan, atau biasa dikatakan perkecambahan terjadi ketika bibit munul dari media. Dalam memasuki fase perkecambahan biji banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dari dalam biji tersebut juga factor luar seperti ; kelembaban, pH, cahaya, suhu, dan lain-lain. Perkecambahan memiliki pH optimum yang berbeda-beda tergantung kepada jenis biji tanaman, setiap tanaman mempunyai kesesuaian pH yang berbeda-beda. pH dapat menunjukan mudah tidaknya unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap pada pH netral, karena pada pH netral unsur hara mudah larut dalam air. Dengan pH yang optimum proses perkecambahan biji dapat berlangsung lebih cepat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan rumuskan masalah sebagai berikut :
  • 2. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 2 1). Bagaimana pengaruh berbagai pH terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala)? 2). Pada pH berapakah Lamtoro (Leucaena leucocephala) berkecambah secara optimal? 3). Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala)? 1.3 Tujuan Percobaan Pada praktikum ini bertujuan untuk : 1). Mengetahui pengaruh berbagai pH terhadap perkecambahan 2). Mengetahui pH optimal untuk perkecambahn biji Lamtoro (Leucaena leucocephala) 3). Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala) 1.4 Hipotesis 1) Adanya berbagai pH dapat mempengaruhi perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala. 2) Seperti perkecambahan pada tanaman lainnya, pada Lamtoro (Leucaena leucocephala), pH optimal untuk perkecambahan adalah pH netral yakni 7. 3) Faktor-faktor yang mempegarui perkecambahan biji terdiri dari faktor biotik dan abiotik.
  • 3. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 3 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Lamtoro (Leucaena leucocephala) Lamtoro (Leucaena leucocephala), petai cina, atau petai selong adalah sejenis perdu dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan), yang kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Berasal dari Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun dimasukkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan dan kemudian menyebar pula ke pulau- pulau yang lain di Indonesia. Oleh sebab itu agaknya, maka tanaman ini di Malaysia dinamai petai jawa. Berikut taksonomi ilmiah dari Lamtoro (Leucaena leucocephala). Taksonomi Ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub kelas: Rosidae Ordo: Fabales Famili: Fabaceae Upafamili: Mimosoideae Genus: Leucaena Spesies: L. leucocephala Nama Lokal: Petai cina, Lamtoro, Peuteuy selong, Kalandingan. Lamtoro menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25-30 °C); ketinggian di atas 1000 m dpl. dapat menghambat pertumbuhannya. Tanaman ini cukup tahan kekeringan, tumbuh baik di wilayah dengan kisaran curah hujan antara 650—3.000 mm (optimal 800—1.500 mm) pertahun; akan tetapi termasuk tidak tahan penggenangan. Tanaman Lamtoro mudah diperbanyak dengan biji dan dengan pemindahan anakan. Saking mudahnya tumbuh, di banyak tempat Lamtoro seringkali merajalela menjadi gulma. Tanaman ini pun mudah trubus; setelah
  • 4. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 4 dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh kembali dalam jumlah banyak. Tidak banyak hama yang menyerang tanaman ini, akan tetapi Lamtoro teristimewa rentan terhadap serangan hama kutu loncat (Heteropsylla cubana). Serangan hama ini di Indonesia di akhir tahun 1980an, telah mengakibatkan habisnya jenis Lamtoro ‘lokal’ di banyak tempat. Sejak lama Lamtoro telah dimanfaatkan sebagai pohon peneduh, pencegah erosi, sumber kayu bakar dan pakan ternak. Di tanah-tanah yang cukup subur, Lamtoro tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ukuran dewasanya (tinggi 13—18 m) dalam waktu 3 sampai 5 tahun. Tegakan yang padat (lebih dari 5000 pohon/ha) mampu menghasilkan riap kayu sebesar 20 hingga 60 m³ perhektare pertahun. Pohon yang ditanam sendirian dapat tumbuh mencapai gemang 50 cm. Lamtoro adalah salah satu jenis polong-polongan serbaguna yang paling banyak ditanam dalam pola pertanaman campuran (wanatani). Pohon ini sering ditanam dalam jalur-jalur berjarak 3—10 m, di antara larikan-larikan tanaman pokok. Kegunaan lainnya adalah sebagai pagar hidup, sekat api, penahan angin, jalur hijau, rambatan hidup bagi tanaman-tanaman yang melilit seperti lada, panili, markisa dan gadung, serta pohon penaung di perkebunan kopi dan kakao. Di hutan-hutan tanaman jati yang dikelola Perhutani di Jawa, Lamtoro kerap ditanam sebagai tanaman sela untuk mengendalikan hanyutan tanah (erosi) dan meningkatkan kesuburan tanah. Perakaran Lamtoro memiliki nodul-nodul akar tempat mengikat nitrogen. Menanam Lamtoro ini cukup mudah. Suku polong-polongan ini dapat tumbuh subur di daerah ketinggian 1-1500 m dpl. Tanaman ini juga tidak terkait dengan musim karena dapat tumbuh pada segala musim asalkan masih berkisar pada suhu 25-30 o C. Tanaman lamtoro mudah diperbanyak dengan biji dan dengan pemindahan anakan. Saking mudahnya tumbuh, di banyak tempat lamtoro seringkali merajalela menjadi gulma. Tanaman ini pun mudah trubus, setelah dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh kembali dalam jumlah banyak.
  • 5. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 5 Tidak banyak hama yang menyerang tanaman ini, akan tetapi lamtoro teristimewa rentan terhadap serangan hama kutu loncat (Heteropsylla cubana). Serangan hama ini di Indonesia di akhir tahun 1980an, telah mengakibatkan habisnya jenis lamtoro ‘lokal’ di banyak tempat. Secara biologis, ada 2 cara tanaman lamtoro atau petai cina dikembangbiakkan yaitu secara generatif dan vegetatif. Akan tetapi, apabila dikembangkan melalui cara vegetatif yaitu dengan cangkok dan stek, akan banyak mengalami berbagai kegagalan. Cara generatif yaitu dengan menumbuhkan biji yang merupakan salah satiu cara paling umum untuk mengembangkan tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri dan silang. Bijinya disebarkan di salah satu medium, lalu disiram dengan air secukupnya, kemudian dijaga kelembaban tanahnya, dan terakhir dipupuk dengan pupuk organik. Perkembangbiakan ini merupakan salah satu metode yang paling praktis dan mudah untuk mendapatkan bibit tanaman dalam jumlah yang cukup besar. Pengembangan dengan biji tersebut mempunyai keuntungan, antara lain : a. Pohonnya kuat karena mempunyai susunan akar yang baik. b. Tidak mudah mengalami stagnasi akibat kekeringan karena memiliki akar yang dalam. 2.2 Perkecambahan Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah munculnya radikel menembus kulit benih. Para agronomis menyatakan bahwa perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting embrio dari dalam benih dan menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan kecambah normal pada kondisi lingkungan yang optimum. Dalam biji terdapat calon individu baru atau embrio yang dilengkapi dengan cadangan makanan. Pada tanaman dikotil misalnya kacang mempunyai dua kotiledon yang membesar. Sumbu embrio bagian bawah kotiledon disebut hipokotil. Bagian terminalnya (ujung) disebut radikula. Sumbu embrio bagian atas kotiledon disebut epikotil. Dan ujungnya disebut
  • 6. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 6 plumula (pucuk embrio) yaitu ujung batang bersama calon-calon (primordium) daun. Embrio yang tumbuh belum memiiki klorofil , sehingga embrio belum dapat membuat makanannya sendiri. Umumnya, makanan untu pertumbuhan embrio berasal dari endosperma. Akan tetapi tidak semua biji memiliki endsperma.biji tumbuhan polong-polongan,misalnya kacang tidak memiliki endosperma, melainkan cadangan makanannya dari kotiledon. Endosermanya sendiri sudah habis.biji yang demikian disebut biji eksalbuminus. Sedangkan biji yang endospermanya ada disebut biji albuminus. Tumbuhan monokotil mempunyai satu kotiledon .misalnya pada Grminineae (Poaceae), misalnya Lamtoro,kotiledonnya disebut skutelum. Skutelum menyerap nutrien dari endosperma dan memindahkannya ke bagian embrio selama proses perkecambahannya. Radikula (calon akar) monokotil diselubungi oleh koleoriza (sarung akar lembaga) dan ujung embrio diselubungi koleoptil (sarung pucuk lembaga). Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan model Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang mengatur pemasakan embrio, seperti ABSCISIC ACID INSENSITIVE 3 (ABI3), FUSCA 3 (FUS3), dan LEAFY COTYLEDON 1 (LEC1) menurun perannya (downregulated) dan sebaliknya lokus-lokus yang mendorong perkecambahan meningkat perannya (upregulated), seperti GIBBERELIC ACID 1 (GA1), GA2, GA3, GAI, ERA1, PKL, SPY, dan SLY. Diketahui pula bahwa dalam proses perkecambahan yang normal sekelompok faktor
  • 7. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 7 transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response Factors, ARFs) diredam oleh miRNA. Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah. 2.3 Morfologi Perkecambahan Melihat pada keberadaan kotiledon atau organ penyimpanan, perkecambahan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal. Perkecambahan epigeal ditunjukkan oleh benih dari golongan kacang-kacangan dan pinus, sedangkan perkecambahan hipogeal ditunjukkan oleh benih dari golongan koro-koroan, dan rerumputan. 2.3.1 Perkecambahan Epigeal Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang menghasilkan kecambah dengan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah (Gambar 1). Dalam proses perkecambahan, setelah radikel menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke atas permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah, kemudian hipokotil meluruskan diri dan dengan cara demikian kotiledon yang masih tertangkup tertarik ke atas permukaan tanah juga. Kulit benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan selanjutnya kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke udara. Beberapa saat kemudian, kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah. Beberapa contoh benih dengan perkecambahan epigeal adalah kedelai, kacang tanah, Lamtoro, dan lamtoro.
  • 8. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 8 Gambar 1. Proses perkecambahan benih epigeal dari benih buncis (Phaseolus vulgaris) (dari Johnson, 1985) 2.3.2 Perkecambahan Hipogeal Perkecambahan hipogeal adalah perecambahan yang menghasilkan kecambah dengan kotiledon tetap berada di bawah permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, plumula dan radikel masing-masing menembus kulit benih. Radikel menuju ke bawah dilinungi oleh koleoriza, dan plumula menuju ke atas dilindungi oleh koleoptil. Setelah kolepotil menembus permukaan tanah dari bawah mencapai udara, lalu membuka dan plumula terbebas dari lindungan koleoptil dan terus tumbuh dan berkembang, sedangkan koleotil sendiri berhenti tumbuh (Gambar 2). Beberapa contoh benh dengan perkecambahan epigeal adalah padi, Lamtoro, dan sorgum.
  • 9. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 9 Gambar 2. Proses perkecambahan benih hipogeal dari benih Lamtoro (Zea mays L (dari Johnson, 1985) 2.4 Pengaruh Derajat Keasaman (pH) pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Kebanyakan tanaman toleran terhadap pH yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan pada media tanam tersedia unsur hara yang cukup. sayangnya tersedianya unsur hara yang cukup itu dipengaruhi oleh pH. Beberapa unsur hara tidak tersedia pada pH yang ekstrim dan beberapa unsur yang lainnya berada pada tingkat meracun (Hakim,dkk 1987). pH akan mempengaruhi kondisi lingkungan disekitar perakaran. PH dekat perakaran akan berlainan dari pH dalam bagian terbesar suatu
  • 10. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 10 tanah Perubahan-perubahan tersebut dapat dikaitkan dngan perbedaan dalam banyaknya (miliekuivalen) kation dan anion yang diambil oleh akar. (Nye, 1981). . pH menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar pada pH netral, serta pH menunjukan adanya unsur-unsur yang bersifat racun(Hardjowigeno, 1989). Reaksi tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pada reaksi media( tanah) yang netral, yaitu 6,0-7,5, unsur hara yang tersedia dalam jumlah yang optimal. Pada pH kurang dari 6 ketersediaan unsur-unsur fosfor, kalium, belerang, kalsium, magnesium,dan molibdenum menurun dengan cepat. Sedangkan pada pH yang lebih tinggi dari 8, akan menyebabkan unsur-unsur nitrogen, besi , mangan, boruim, tembaga,dan seng ketersediaannya jadi sedikit(Sarief, S 1986).
  • 11. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 11 BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Pengaruh pH 5 Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Pengamatan Kecambah (cm) Rata-rata ke- 1 2 3 4 5 1 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2 3,3 3 3 3,4 3,2 3,18 3 4,2 4 4,1 4,1 3,9 4,06 4 5,6 5,5 5,8 5,4 5,3 5,52 5 6,5 6,3 6,7 6,2 6,1 6,36 Pengaruh pH 6 Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Pengamatan Kecambah (cm) Rata-rata ke- 1 2 3 4 5 1 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2 3,8 3,6 3,5 3,7 3,9 3,7 3 5,1 5,3 5 5 5,3 5,14 4 6,5 6,1 6,3 6 6,2 6,22 5 8,3 8,7 8,6 8,4 8,5 8,5 Pengaruh pH 7 Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Pengamatan Kecambah (cm) Rata-rata ke- 1 2 3 4 5 1 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2 2,9 2,6 2,9 2,7 2,7 2,76
  • 12. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 12 3.2 Grafik dan Analisa Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala) 0 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 panjangkecambah(cm) hari ke- Grafik pengaruh pH 5 terhadp pertumbuhan kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala) Series1 Linear (Series1) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 Panjangkecambah(cm) hari ke- Series1 Linear (Series1) Grafik pengaruh pH 6 terhadap pertumbuhan kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala) 3 4,4 4 3,9 3,8 4,2 4,06 4 5,7 6,2 5,9 5,7 5,3 5,76 5 7,3 7,3 7,2 7 7,1 7,18
  • 13. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 13 3.3 Analisa Grafik : Pada percobaan yang telah kami lakukan, kami melakukan pengamatan perkecambahan lamtoro pada berbagai pH. Pada pH 5, pengamatan pertama menunjukkan rata-rata tinggi kecambah mencapai 0 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 panjangkecambah(cm) hari ke- Grafik pengaruh pH 7 terhadp pertumbuhan kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala) Series1 Linear (Series1) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5 6 7 Panjangkecambah(cm) pH Series1 Linear (Series1) Grafik pengaruh berbagai pH terhadap pertumbuhan kecambah lamtoro (Leucaena leucocephala)
  • 14. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 14 2,5 cm, pada pH 6 tinggi kecambah 2,5 cm, begitu pula dengan tinggi kecambah pada pH 7. Pada pengamatan pertama rata-rata tinggi kecambah adalah sama. Pengamatan kedua, pada pH 5 menunjukkan rata-rata tinggi kecambah terjadi kenaikan menjadi 3,18 cm, pada pH 6 sebesar 3,7 cm, sedangkan pada pH 7 yaitu 2,76 cm. Pada pengamatan kedua ini dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi kecambah unggul pada pH 6. Selanjutnya pada pengamatan ketiga, pH 5 diketahui rata-rata tinggi kecambah 4,06 cm, pH 6 sebesar 5,14 cm, dan pada pH 7 sebesar 4,06 cm. dari hasil pengamatan ketiga menunjukkan bahwa pH 6 rata- rata tinggi kecambah kembali unggul. Selanjutnya pada pengamatan keempat, pH 5 menunjukkan rata- rata tinggi kecambah mencapai 5,52 cm, pH 6 menunjukkan rata-rata tinggi kecambah yang lebih unggul yaitu sebesar 6,22 cm, sedangkan pH 7 sebesar 5,76 cm. pada pengamatan ini, pH 6 rata-rata tinggi kecambah kembali unggul. Dan yang terakhir pada pengamatan kelima, pH 5 rata- rata tinggi kecambah mencapai angka 6,36 cm, pada pH 6 kembali paling tinngi yaitu 8,5 cm, sedangkan pada pH 7 rata-rata tinggi kecambah mencapai 8,5 cm. Dari semua pengamatan, mulai dari pengamatan pertama sampai pengamatan terakhir, juga dapat dilihat pada grafik, dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi kecambah paling unggul terjadi pada pH 6. 3.4 Pembahasan 3.4.1 Pengaruh pH terhadap Perkecambahan Biji Lamtoro (Leucaena leucocephala) Dilihat dari segala segi, media yang mempunyai pH 6-7 merupakan pH yang paling baik, karena pada pH 6-7 keadaan biologis dan penyediaan unsur hara umumnya berada pada tingkat terbanyak. Keadaan biologis dan penyediaan unsur hara yang banyak ini mengakibatkan perkecambahan Lamtoro berlangsung optimal, setelah pada Lamtoro ini mengalami pembongkaran cadangan makanan dalam bijinya untuk pertumbuhan , maka Lamtoro memasuki fase
  • 15. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 15 perkembangan vegetatif. Untuk fase ini perkecambahannya diperlukan unsur hara yang lebih banyak, sehingga pertumbuhan tanaman berlangsung baik. pH 6-7 termasuk pH netral, pH ini lebih baik dari pH lain (masam dan alkalis), karena pada pH masam unsur seperti Posfor tidak dapat diserap tanaman karena diikat (fiksasi) oleh Al, padahal unsur P sangat penting bagi perkecambahan. Sedangkan pada pH alkalis unsur P juga tidak dapat diserap karena diikat oleh Ca. Pada praktikum ini, perkecambahan Lamtoro yang paling tinggi adalah pada pH 6. Hal ini sesuai dengan kisaran kajian teori, dimana berdasarkan informasi yang kami dapatkan, pH optimum dari perkecambahan Lamtoro, berkisar antara pH 6 sampai pH 7. Pada praktikum ini, tinggi kecambah antara pH 6 dan pH 7 tidak terlalu berbeda jauh atau tidak terlalu signifikan. Hanya berbeda beberapa millimeter saja. Sebagaimana yang kita ketahui, pada pH 6, dimana kondisi air masih terdapat unsur keasaman, sehingga unsur-unsur dan mineral yang dibutuhkan oleh biji dalam melakukan proses perkecambahan dapat terserap secara optimal, dan hal ini menyebabkan biji Lamtoro dapat berkecambah. Perkecambahan biji Lamtoro antara kelompok satu dengan yang lain tidak seragam. Ketidakseragaman ini terjadi karena adanya perbedaan pH. Molekul-molekul air dipecah menjadi ion hidrogen (H+ ) dan ion hidroksil (OH-). Selain itu kualitas biji Lamtoro dan kebersihan dari alat serta media tanam juga mempengaruhi perkecambahan biji. Tanaman Lamtoro toleran terhadap kadar garam tinggi yang memiliki kadar dekstrosa, gula total, dan pati lebih tinggi dari pada biji Lamtoro yang peka (Bintoro, 1988). Garam yang larut dalam air akan meningkatkan tekanan osmotik larutan. Makin tinggi tekanan osmotik larutan makin kuat air terikat oleh partikel larutan. Hal ini berakibat pada benih yang berada pada tanaman yang mengandung garam tinggi sehingga sulit untuk menyerap air, dan perkecambahan bijinya akan terhambat (Pramono, 1993).
  • 16. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 16 Faktor lain yang dapat mempengaruhi perkecambahan biji yaitu hama dan penyakit. Syarat utama pada proses perkecambahan biji adalah tersedianya air yang cukup. Oleh karena itu air merupakan faktor yang paling mendukung proses perkecambahan biji. Perkecambahan adalah proses fisiologis yang terjadi di dalam biji yang dapat menyebabkan terjadinya aktivitas/ kegiatan jaringan- jaringan plumule dan radicle yaitu calon batang dan calon akar, hingga menembus kulit biji. Akhirnya calon tersebut tumbuh menjadi tanaman baru. Proses perkecambahan biji Lamtoro berlangsung melalui tiga tahap, yaitu : 1. Masuknya air yang berdampak melunakkan kulit biji 2. Di dalam biji terjadi perubahan atau metabolisme secara kimia dan biologis (biokimia) 3. Terjadi pembelahan sel pada jaringan titik tumbuh, baik calon akar maupun calon batang yang diikuti dengan calon akar menembus kulit biji. Biji Lamtoro yang dikecambahkan, mula-mula secara imbibisi menyerap air dan udara hingga menyebabkan terjadi pembengkakan pada biji. Perpaduan antara air bersama aerasi (udara) yang bagus pada temperatur 18oC sampai 21oC mengakibatkan terjadi proses perubahan yang disebut proses biokhemis yaitu cadangan makanan larut. Lamtoro tidak memerlukan persyaratan yang tajam, karena tanaman ini dapat ditanam hampir di semua macam tanah. Dan dalam praktikum ini, menggunkan media kapas, dan Lamtoro berhasil tumbuh dan berkecambah dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa, Lamtoeo bisa tumbuh di media lain selain tanah, dalam percoaan ini adalah media kapas. Percobaan terhadap perkecambahan biji Lamtoro, dilakukan dengan menggunakan larutan dengan berbagai macam pH. Macam pH yang digunakan adalah: pH 5, pH 6, dan pH 7. Penambahan pH diberikan setiap 2 hari sekali agar tidak terjadi kekeringan yang dapat menghambat proses perkecambahan.
  • 17. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 17 Perkecambahan biji dipengaruhi oleh pH melalui dua cara yaitu (1) pengaruh langsung ion hydrogen dan (2) pengaruh tidak langsung, yaitu tidak tersedianya unsur tertentu. Sebagian besar tanaman toleran terhadap pH yang ekstrim rendah atau tinggi. pH yang terlalu ekstrim akan menyebabkan kegiatan atau aktivitas dalam biji terganggu, karena pH tersebut akan merusak enzim yang berperan pada proses perkecambahan yang terdapat pada biji. Proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar dapat berupa air, udara, sinar matahari, suhu serta pH. Semua faktor tersebut berkaitan dengan ketersediaan cadangan makanan (endosperm) dalam biji. Cadangan makanan dalam biji tersedia dalam bentuk karbohidrat Cadangan makanan dalam biji harus cukup untuk persediaan makanan selama proses perkecambahan. Sedangkan faktor dalam yang sangat berpengaruh terhadap proses perkecambahan biji adalah faktor genetik serta keadaan embrio dari biji tersebut. Embrio harus dalam keadaan baik dan sehat, sebab benih dengan keadaan tersebut akan menentukan proses pertumbuhan berikut dan sangat menentukan produksi yang akan dicapai. Penyimpangan yang terjadi pada praktikum dapat terjadi karena : 1. Kurang sterilnya alat dan media yang digunakan 2. Terjadinya pembusukan atau matinya biji Lamtoro 3. Kurangnya perhatian dan pengawasan kami terhadap objek praktikum, dalam hal ini berupa perkecambahan Lamtoro. 3.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan Lamtoro meliputi faktor internal dan eksternal : a. Faktor Internal berupa kemasakan benih. Makin tinggi tingkat kemasakannya persentase perkecambahannya juga makin tinggi. b. Faktor Eksternal, yakni berupa :  Ketersediaan Air : (Kapasitas Lapang)
  • 18. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 18  Udara (Oksigen dan CO2) : O2 udara normal (20%) baik untuk perkecambahan  Suhu lingkungan: berpengaruh pada proses metabolisme sel, sehingga berpengaruh pada perkecambahan.  Istilah suhu kardinal: (suhu minimum, optimum, maksimum)  Cahaya: beberapa jenis perlu atau tidak perlu cahaya. Lamtoro memerlukan cahaya untuk melangsungkan proses perkecambahan.  Fitokrom: Suatu senyawa pigmen protein yang fotoreversibel (dapat berubah karena perubahan cahaya) Bertanggungjawab pada proses perkecambahan dan pembungaan
  • 19. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 19 BAB IV KESIMPULAN Dari percobaan yang telah kami lakukan kami dapat menarik kesimpulan bahwasanya, adanya berbagai pH mempegaruhi tingkat perkecambahan Lamtoro yakni dengan ditunjukkannya adanya variasi tinggi perkecambahan Lamtoro dari pH 5, 6 dan pH 7. pH optimum dalam perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucocephala) adalah pH 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan ini adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa kemasakan benih atau biji. Faktor eksternal berupa suhu, cahaya, kelembapan, ketersediaan air, udara dan lain-lain.
  • 20. Pengaruh Berbagai pH Terhadap Perkecambahan Lamtoro (Leucaena leucephala) Pengetahuan Lingkungan PendidikanBiologiA /2010 20 DAFTAR PUSTAKA http://peri-kehidupan-lamtoro-leucaena.html Bintoro, M.H. 1988. Toleransi Tanaman Jagung terhadap Salinitas. Desertasi Doktor. IPB, Bogor. Pramono Eko, dkk. 1993. Evaluasi Daya Tahan Kering Berbagai Genotip Kedelai Melalui Uji Perkecambahan dan Pertumbuhan Vegetatif. Jurnal Pengembangan Wilayah Lahan Kering No. 12, hal 31-35. Lampung. Pramono, Perkecambahan Benih Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih 1. Angkasa Raya : Padang http://Lamtoro.Wikipedia.bahasaIndonesia,Ensiklopediabebas.