SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
P a g e 1 | 19
Judul :IMPLEMENTASI RISK MANAGEMENT
(MANAJEMEN RISIKO) PADA PT BANK
TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL DIMANA
SAAT INI LINGKUNGAN BISNIS SANGAT
CEPAT BERUBAH DAN TANTANGAN YANG
SEMAKIN KOMPETITIF
Tugas :Forum 10 BE & GG
Nama Mahasiswa :Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa :55117110127
Dosen Pengampu :Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
Untuk menerangkan perihal implementasi Risk Management (Manajemen
Risiko), diambil contoh penerapan pada PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk (selanjutnya disebut BTPN).
Sebagaimana disampaikan dalam Sejalan dengan Peraturan OJK
No.18/POJK.03/2016 dan Surat Edaran No. 34/SEOJK.03/2016 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, dan Peraturan Bank
Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko Secara
Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Perusahaan
Anak, BTPN diwajibkan menyerahkan laporan profil risiko Bank setiap kuartal,
secara individual maupun terkonsolidasi.
Maka BTPN melalui organisasi manajemen risiko Bank melibatkan
pengawasan Dewan Komisaris dan Direksi. Bank telah membentuk Komite
Pemantau Risiko di tingkat Dewan
Komisaris. Pada tingkat Direksi, Komite Manajemen Risiko dibentuk untuk
mengambil bagian yang sangat penting dalam pengendalian risiko. Unit ini
memantau semua risiko Bank secara keseluruhan.
Maka BTPN menunjuk Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas
penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal di BTPN.
Penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal BTPN
mencakup:
 Pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi.
 Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan batas.
 Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko, serta sistem informasi manajemen risiko.
 Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
Seperti yang disampaikan dalam modul perkuliahan bahwa pelaksanaan
manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem
manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan
salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan
P a g e 2 | 19
berkelanjutan (continuous improvement). Serta proses manajemen risiko juga
sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.
Maka BTPN menerapkan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal
secara efektif pun disesuaikan dengan tujuan dan kebijakan usaha, ukuran dan
kompleksitas kegiatan usaha BTPN dengan berpedoman pada persyaratan
dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI),
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), serta mengacu kepada
international best practice, melalui tindakan-tindakan sebagai berikut
berdasarkan ruang lingkup proses manajemen risiko yang terdiri atas:
1. Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya
 Di Kantor Pusat, Unit Manajemen Risiko terdiri dari Unit Portfolio
Management and Policy, yang tidak hanya mengelola risiko kredit dan
kebijakan, tetapi juga bertanggung jawab atas pelaporan kepada
regulator. Di samping itu juga terdapat Unit Market and Liquidity Risk,
serta Unit Operational Risk Management. Di bawah Unit Operational
Risk Management terdapat Unit Business Continuity Management. Unit
Manajemen Risiko juga memiliki Fraud Management Unit.
 Memperluas operational risk register database dan key control self
assessment
 Memperluas uji coba business continuity plan di semester kedua tahun
ini dengan merelokasi sebagian kegiatan operasional dan TI ke lokasi
back up site yang telah ditentukan.
 Menetapkan batas penukaran valuta asing dan mengatur proses
pemantauan agar setiap potensi risiko dikelola dengan baik.
 Melakukan kajian komprehensif risiko operasional terkait peluncuran
dan beroperasinya platform perbankan digital Jenius, untuk memastikan
kecukupan pengendalian risiko dan proses pemantauan untuk
memitigasi potensi risiko.
2. Identifikasi risiko
 Melakukan identifikasi dan pengendalian seluruh risiko termasuk yang
berasal dari produk baru dan aktivitas baru.
3. Analisis risiko
 Mengelola risiko dan memastikan tersedianya kebijakan dan penetapan
limit risiko yang didukung oleh prosedur, laporan, dan sistem informasi
yang menyediakan informasi dan analisis secara akurat dan tepat waktu
kepada manajemen termasuk menetapkan langkah menghadapi
perubahan kondisi pasar.
4. Evaluasi risiko
 Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris Independen dan terdiri
dari Komisaris dan pihak independen yang memiliki keahlian di bidang
manajemen risiko dan/atau risiko keuangan. Komite Pemantau Risiko
P a g e 3 | 19
membantu Dewan Komisaris dalam memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko dan dalam mengevaluasi kesesuaian dengan
kebijakan manajemen risiko dan implementasinya.
5. Pengendalian risiko
 Koordinasi yang erat antara fungsi quality assurance dengan fraud
management demi terciptanya kerangka kerja pengendalian internal
yang efisien dan disiplin.
6. Pemantauan dan telaah Ulang
 Memantau kepatuhan BTPN dengan prinsip pengelolaan bank yang
sehat sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui Satuan Kerja
Manajemen Risiko.
7. Koordinasi dan komunikasi
 Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) SKMR berkoordinasi dan
mensosialisasikan seluruh proses manajemen risiko Bank untuk
meminimalkan dampak potensial dari berbagai jenis risiko yang dihadapi
oleh Bank.
 SKMR mengembangkan proses yang komprehensif dalam
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan berbagi
risiko. Unit ini melaporkan tingkat risiko dan menetapkan sistem
pengendalian internal yang handal.
 Menyerahkan laporan profil risiko Bank setiap kuartal, secara individual
maupun terkonsolidasi.
Sistem Manajemen Risiko
Sebagaimana dalam modul perkuliahan bahwa dalam menerapkan
manajemen risiko para eksekutif organisasi harus dapat mendefinisikan dan
membuktikan kebenaran dari kebijakan manajemen risikonya, termasuk
tujuannya untuk apa, dan komitmennya. Kebijakan manjemen risiko harus
relevan dengan konteks strategi dan tujuan organisasi, objektif dan sesuai
dengan sifat dasar bisnis (organisasi) tersebut. Manejemen akan memastikan
bahwa kebijakan tersebut dapat dimengerti, dapat diimplementasikan di setiap
tingkatan organisasi.
Maka dalam hal ini, dalam rangka pengendalian risiko, BTPN menerapkan
Kebijakan Manajemen Risiko. Kebijakan tersebut adalah pedoman tertulis
terkait pengelolaan risiko. Kebijakan Manajemen Risiko dibuat untuk
memastikan bahwa risiko yang dihadapi BTPN dalam menjaga eksposur
risikonya konsisten dengan kebijakan dan prosedur internal, serta hukum dan
peraturan eksternal dapat diidentifikasi, diukur, dipantau, dikendalikan dan
dilaporkan dengan baik.
P a g e 4 | 19
Risiko-risiko yang Dikelola
Sesuai POJK No. 17/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 dan SEOJK
No. 14/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi
Bagi Konglomerasi Keuangan, maka BTPN secara terintegrasi mengelola 8
(delapan) jenis risiko, sebagai berikut:
1. Risiko Kredit
a) Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lain dalam
memenuhi kewajiban kepada Bank, termasuk risiko kredit akibat
kegagalan debitur, risiko konsentrasi kredit, counterparty credit risk dan
settlement risk.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu memperhatikan
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Dalam
upaya memberikan landasan yang jelas dalam mengelola risiko
kredit, Bank menyusun kebijakan dan prosedur kredit yang
merupakan pedoman pelaksanaan proses kredit dan dikaji ulang
secara periodik terutama jika terdapat perubahan kondisi
perekonomian, perubahan peraturan dan/atau pendekatan bisnis.
Bank juga menetapkan batasan (limit) untuk menjaga agar
eksposur risiko kredit sesuai dengan risk appetite Bank. Limit
tersebut antara lain meliputi limit untuk kewenangan pengambilan
keputusan kredit yang disesuaikan dengan kompetensi
pengambil keputusan dan tingkat risikonya serta
mempertimbangkan agar tidak ada conflict of interest dalam
proses kredit yang diberikan kepada nasabah, penetapan Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dilaksanakan sesuai
ketentuan Bank Indonesia.
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Pelaksanaan kerangka kerja Risiko Kredit di Bank BTPN
dilakukan dalam tahapan proses yang terpadu dan terdiri dari
proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan serta
Pengendalian/ Mitigasi risiko. Identifikasi risiko kredit merupakan
hasil kajian terhadap karakteristik risiko kredit yang melekat pada
aktivitas fungsional kredit dan treasury, termasuk risiko
konsentrasi kredit. Sistem pengukuran risiko kredit
mempertimbangkan karakteristik produk, jangka waktu, aspek
jaminan, potensi gagal bayar (default), dan kemampuan Bank
untuk menyerap potensi kegagalan. Bank melakukan
pemantauan terhadap eksposur risiko kredit aktual dibandingkan
limit risiko kredit serta pemantauan penanganan kredit yang
bermasalah serta pemantauan kesesuaian antara kebijakan
dengan penerapan manajemen risiko kredit.
P a g e 5 | 19
iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Kredit. Sistem
Pengendalian Internal dilakukan untuk mengelola risiko yang
membahayakan kelangsungan usaha Bank, antara lain dengan
implementasi prosedur pengelolaan penanganan kredit
bermasalah secara efektif, memisahkan fungsi penyelesaian
kredit bermasalah dengan fungsi pemutus kredit. Pengendalian
risiko kredit juga dilakukan melalui mitigasi risiko, pengelolaan
posisi dan risiko portfolio secara aktif dan penetapan target
batasan risiko konsentrasi.
iv. Pendekatan untuk Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai. Bank mengevaluasi bukti objektif terkait Aset Keuangan
atau kelompok Aset Keuangan yang mengalami penurunan nilai
untuk dilakukan pencadangan kerugian yang dihitung dengan
menggunakan pendekatan kolektif atau individual.
2. Risiko Pasar
a) Risiko pasar adalah potensi timbulnya kerugian dalam nilai buku atau
arus kas yang diakibatkan oleh perubahan kondisi pasar yaitu suku
bunga dan nilai tukar.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Kebijakan
yang dijalankan Bank dalam pengendalian terhadap risiko suku
bunga dibuat untuk melakukan pemantauan risiko suku bunga
yang mempengaruhi nilai buku surat berharga dengan
menggunakan harga pasar secara harian, melakukan simulasi
perhitungan Net Interest Income terhadap semua kemungkinan
perubahan tingkat suku bunga, melakukan pemantauan terhadap
Repricing Gap Profile Asset & Liability secara keseluruhan dalam
mengantisipasi pergerakan trend suku bunga pasar yang dapat
menyebabkan kerugian.
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis posisi
aset, kewajiban maupun rekening administratif yang sensitif
terhadap perubahan harga pasar. Untuk risiko suku bunga pada
banking book (Interest Rate Risk in Banking Book/IRRBB),
proses identifikasi mencakup identifikasi terhadap faktor- faktor
risiko IRRBB seperti repricing risk, yield curve risk, basis risk
maupun optionality risk yang dapat mempengaruhi pendapatan
bunga Bank dan nilai ekonomis dari posisi keuangan Bank serta
modal Bank. Pengukuran risiko pasar dihitung berdasarkan
eksposur risiko pasar dan potensi perubahan nilai maupun
pendapatan yang disebabkan oleh perubahan faktor risiko pasar.
Sistem informasi dapat memfasilitasi proses dan perhitungan
P a g e 6 | 19
hasil mark to market atas surat berharga secara harian dalam
kategori trading maupun available for sale berdasarkan
kompleksitas produk tersebut.
3. Risiko Likuiditas
a) Risiko likuiditas adalah risiko yang dapat terjadi jika kesenjangan
pendanaan meningkat, atau jika Bank tidak dapat memenuhi
pembayaran kewajiban pada saat jatuh tempo, termasuk pencairan
simpanan nasabah.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Kebijakan
yang dijalankan Bank dalam mengendalikan risiko likuiditas
adalah menetapkan kebijakan pengendalian risiko likuiditas yang
telah disesuaikan dengan misi, strategi bisnis, kecukupan
permodalan, sumber daya manusia dan risk appetite Bank
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Identifikasi risiko likuiditas dengan menilai arus kas dan posisi
likuiditas. Pengukuran atas risiko likuiditas minimum meliputi
rasio likuiditas, profil maturitas, proyeksi arus kas dan stress
testing. Pemantauan posisi likuiditas dilakukan secara berkala
dan memperhatikan indikator peringatan dini atas indikator
internal dan eksternal. Sistem informasi dapat menyajikan
informasi kondisi likuiditas secara harian.
iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Likuiditas. Sistem
pengendalian internal dilakukan untuk mengantisipasi potensi
kenaikan risiko likuiditas yang dapat mengganggu operasional
maupun kelangsungan usaha Bank serta mengaktifkan
Contingency Funding Plan untuk mengelola kondisi likuiditas
pada saat krisis.
4. Risiko Operasional
a) Risiko operasional adalah risiko terjadinya kerugian yang disebabkan
oleh ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya kejadian-kejadian
eksternal.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Bank telah
memiliki kebijakan dan prosedur untuk mengelola risiko
operasional, antara lain Kebijakan Pengelolaan Risiko
Operasional, Kebijakan Pengelolaan Kelangsungan Usaha,
Kebijakan Operasi, Kebijakan SDM, dan Kebijakan IT, serta
prosedur turunannya. Penetapan limit risiko operasional sebagai
batasan potensi kerugian maksimal yang dapat diserap bank,
P a g e 7 | 19
dilakukan dengan mengacu kepada eksposur risiko operasional,
kerugian masa lalu, toleransi risiko operasional, serta analisa
kemungkinan kejadian risiko operasional beserta perluasan
dampaknya di masa mendatang (future looking risks).
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Identififikasi risiko dilakukan melalui proses registrasi seluruh
potensi risiko operasional berdasarkan proses, produk, kejadian
risiko dan aset informasi yang dimiliki oleh bank. Proses
pengukuran risiko dijalankan dengan aktivitas self-assessment
berkala, pengelolaan risk/loss event database dan perhitungan
kecukupan permodalan untuk risiko operasional. Proses
pengendalian risiko dilakukan oleh satuan kerja operasional dan
SKMR dengan menambah mekanisme kontrol yang efektif dan
atau menyediakan asuransi yang mencukupi untuk
meminimalkan risiko bagi Bank. Sistem informasi manajemen
risiko dilakukan untuk menyajikan kebutuhan informasi secara
akurat, tepat waktu dan terkini dan mendukung fungsi
manajemen untuk memudahkan proses perencanaan dan
pengambilan keputusan.
iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Operasional. Sistem
pengendalian internal dilakukan dengan melakukan kaji ulang
berkala terhadap prosedur, dokumentasi, sistem pemrosesan
data, contingency plan, serta kontrak dan perjanjian antara Bank
dengan pihak lain, melakukan proses assurance terhadap
seluruh aktivitas fungsional dan melakukan tindak lanjut atas
hasil audit internal/eksternal. Pada tingkatan operasional
dibentuk sistem pengendalian secara berlapis (three lines of
defense), dimana Sistem Pengendalian Internal (Quality
Assurance) berperan membantu Risk Taking Unit (RTU) dalam
penegakan pengelolaan risiko operasional sehari-hari.
iv. Pengelolaan Risiko Fraud. Pada lapis pengendalian berikutnya,
Divisi Operational Risk Management (ORM) bersama-sama
dengan Divisi Compliance berperan dalam pendefinisian,
penyempurnaan dan pemeliharaan kerangka kerja risiko
operasional, memastikan kecukupan mitigasi risiko, kebijakan
dan prosedur, serta berperan sebagai koordinator / fasilitator atas
aktivitas pengelolaan risiko operasional. Berikutnya, Auditor
Internal secara independen berperan memastikan bahwa risiko
yang tersisa (residual risks) masih berada dalam batasan yang
dapat diterima (risk appetite).
v. Business Continuity Management. Bank BTPN telah menyusun
pedoman bagi Pengelolaan Kelangsungan Usaha yang
komprehensif dengan tujuan untuk mengantisipasi risiko
P a g e 8 | 19
operasional yang mungkin terjadi dari situasi ekstrim/kritikal
karena bencana alam seperti banjir, gempa bumi dan juga faktor
lainnya seperti kebakaran, gangguan sistem / pasokan listrik,
hingga lingkungan bisnis yang kurang baik, sehingga
kelangsungan layanan kepada nasabah dapat terjamin.
5. Risiko Hukum
a) Risiko hukum merupakan risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan
atau aspek yuridis lainnya yang berisiko. Selain itu, risiko ini juga dapat
timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan
yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya
syarat sah kontrak atau terdapat kelemahan klausula perjanjian dan
atau tidak terpenuhinya persyaratan yang telah disepakati.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
i. Pengelolaan dan Pengendalian Risiko Hukum. Menetapkan
kebijakan pengendalian risiko hukum terutama yang berpengaruh
kepada aktivitas fungsional.
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Manajemen Risiko Bank memastikan kecukupan proses
identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko,
serta informasi manajemen risiko untuk menghindari
kemungkinan gugatan hukum. Bank Mengidentifikasi dan
mengendalikan risiko hukum yang melekat pada produk dan
aktivitas baru sebelum diperkenalkan kepada nasabah dan
mengidentifikasi risiko hukum yang terdapat pada setiap aktivitas
fungsional. Pengukuran risiko hukum dilakukan secara kuantitatif.
Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko hukum dilakukan oleh unit kerja khusus yang membidangi
hukum
iii. Sistem Pengendalian Intern secara menyeluruh. Sistem
pengendalian internal yang menyeluruh pada proses manajemen
risiko hukum dilakukan melalui proses kaji ulang secara berkala.
6. Risiko Reputasi
a) Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Risiko
inheren dalam risiko reputasi adalah persepsi negatif yang dapat
disebabkan oleh beberapa hal antara lain: publikasi negatif atas
operasional Bank dan atau pemilik Bank, kelemahan tata kelola,
pelanggaran etika bisnis, serta frekuensi dan materialitas keluhan
nasabah.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
P a g e 9 | 19
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Bank telah
menetapkan kebijakan komunikasi dalam rangka menghadapi
publikasi negatif atau pencegahannya.
ii. Sistem Pengendalian Risiko Reputasi Monitoring terhadap Risiko
Reputasi dilakukan antara lain melalui Komite Manajemen Risiko.
Identifikasi risiko reputasi dilakukan atas setiap aktivitas
fungsional dan pengukuran risiko reputasi dilakukan secara
kuantitatif; Untuk memantau dan mengendalikan risiko reputasi
Bank telah membentuk satuan kerja yang memiliki kewenangan
dan tanggung jawab untuk memberikan informasi yang
komprehensif kepada nasabah dan stakeholders; Terkait dengan
pemantauan dan pengendalian risiko reputasi, Unit Corporate
Communication melakukan pengawasan atas jumlah keluhan
nasabah dan presentase tingkat keberhasilan penganganan
keluhan.
iii. Sistem Pengendalian Intern secara menyeluruh. Bank telah
memiliki sistem pengendalian internal untuk manajemen risiko
reputasi dengan melakukan pengelolaan keluhan nasabah,
menjalankan prinsip kehati-hatian, dan transparansi.
7. Risiko Stratejik
a) Risiko Stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan
dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Bank telah
memiliki kebijakan dan prosedur yang mengatur proses
perumusan dan penyusunan Rencana Bisnis Bank yang
termasuk kajian mengenai arahan strategi dan aktivitas kunci
untuk mendukung pelaksanaan strategi yang telah dicanangkan.
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Bank, melalui Unit Corporate Strategy, memastikan kecukupan
proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko stratejik dengan melakukan kajian risiko stratejik secara
triwulanan termasuk didalamnya kinerja keuangan. Bank
dibandingkan kinerja industri perbankan dan rencana bisnis yang
sedang berjalan. Kajian risiko stratejik tersebut merupakan
bagian dari proses kajian profil risiko Bank secara menyeluruh.
Selain itu, pemantauan pencapaian rencana bisnis dan kinerja
Bank juga dituangkan dalam laporan realisasi rencana bisnis
yang dilakukan setiap triwulan.
iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Stratejik. Bank telah
memiliki sistem pengendalian internal untuk manajemen risiko
P a g e 10 | 19
stratejik dengan melakukan monitoring secara berkala atas
kinerja Bank baik dari sisi kuantitatif maupun kualitatif.
8. Risiko Kepatuhan
a) Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau
tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan
yang berlaku.
b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu
memperhatikan:
i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Bank telah
memiliki Kebijakan dan Prosedur Kepatuhan, termasuk Kebijakan
dan Prosedur APU & PPT yang merupakan infrastruktur dasar
dalam pelaksanaan tata kelola fungsi kepatuhan yang digunakan
sebagai pedoman dalam penerapan fungsi kepatuhan Bank.
ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Bank melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan
dan pengendalian risiko kepatuhan secara terus menerus melalui
antara lain uji kepatuhan terhadap rancangan kebijakan dan
produk program yang diterbitkan oleh unit kerja, termasuk
terhadap rencana penerbitan produk/aktivitas baru maupun
pengembangannya. Bank memiliki sistem laporan risiko
kepatuhan secara periodik minimal setiap bulan
iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Kepatuhan. Bank
memiliki pengendalian terhadap risiko kepatuhan yang dilakukan
melalui kaji ulang berkala terhadap kebijakan dan prosedur
kepatuhan, penerapan pengecekan kepatuhan secara berkala,
melakukan proses assurance terhadap seluruh aktivitas
fungsional, melakukan tindak lanjut atas hasil audit
internal/eksternal.
Risiko Anak Perusahaan
Risiko yang dikelola oleh anak perusahaan terdiri dari 10 (sepuluh) jenis risiko,
yakni:
1. Risiko pembiayaan
2. Risiko pasar
3. Risiko likuiditas
4. Risiko operasional
5. Risiko strategis
6. Risiko reputasi
7. Risiko hukum
8. Risiko kepatuhan
9. Risiko bagi hasil
10.Risiko investasi.
P a g e 11 | 19
Sebagai hasilnya, Bulan Desember 2016, Profil Risiko BTPN, baik secara
individual maupun konsolidasi, berada di peringkat 2 (Low to Moderate).
Jika melihat bahwa peringkat profil risiko BTPN yang “low to moderate”, hal ini
dapat tercapai karena BTPN dan anak Perusahaan telah menerapkan proses
manajemen risiko secara cukup efektif dan efisien pada seluruh aktivitasnya.
Sementara trend risiko inheren untuk periode mendatang adalah stabil karena
berdasarkan hasil proyeksi, diperkirakan tidak akan terjadi perubahan risiko
inheren yang cukup signifikan.
Sehingga trend kualitas penerapan manajemen risiko untuk periode
mendatang adalah stabil. Hal ini disebabkan karena BTPN dan anak
perusahaannya yang secara terus menerus meningkatkan penyesuaian
pengelolaan manajemen risiko di semua aktivitasnya sehingga BTPN dan anak
perusahaan dapat mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan
setiap risiko yang ada. Diharapkan BTPN dapat memberikan tanggapan
terhadap lingkungan bisnis yang sangat cepat berubah dan tantangan yang
semakin kompetitif dengan menerapkan manajemen resiko yang baik.
Demikian penjelasan dan gambaran implementasi Risk Management
(Manajemen Risiko), pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, yang
direferensikan terhadap modul perkuliahan Business Ethics & Good
Governance khususnya terkait dengan risk management (manajemen risiko).
Daftar Pustaka
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. 2017. Modul Perkuliahan Business Ethics & Good
Governance Risk Management. 2017. Universitas Mercu Buana.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 2016. Laporan Tahunan 2016.
Halaman 112 – 246.
P a g e 12 | 19
Judul :PENGERTIAN, FUNGSI DAN MANFAAT RISK
MANAGEMENT (MANAJEMEN RISIKO) BAGI
PERUSAHAAN DALAM MENJALANKAN
BISNISNYA YANG SEMAIN KOMPETITIF
Tugas :Quiz 10 BE & GG
Nama Mahasiswa :Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa :55117110127
Dosen Pengampu :Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
===========================================================
1. Pengertian dan Fungsi Risk Management bagi perusahaan
a. Pengertian Risk Management
Sebelum memahami Risk Management (Manajemen Risiko), perlu
diketahui arti dari risiko itu sendiri.
Risiko (Arthur & Richard, M.H) adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang
dapat terjadi selama periode tertentu.
Menurut sifatnya, risiko terdiri dari : risiko murni (risiko yg
apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian & tanpa disengaja),
risiko spekulatif (risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang
bersangkutan, agar terjadi ketidakpastian memberikan
keuntungan kepadanya), risiko fundamental (risiko yang
penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan
yang menderita tidak hanya satu), risiko khusus (risiko yang
bersumber pada peristiwa mandiri & umumnya mudah diketahui
penyebabnya), dan risiko dinamis (risiko yang timbul karena
kemajuan masyarakat dibidang ekonomi, ilmu & teknologi).
Menurut sumbernya, risiko terdiri dari: risiko intern (risiko yang
berasal dari dalam perusahaan sendiri) dan risiko ekstern (risiko
yang berasal luar perusahaan).
Pengertian Risk Management bisa dipahami dalam beberapa sudut
pandang yaitu antara lain:
Manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis
dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembang-
kan alternatif penanganan resiko, dan memonitor dan Mengen-
dalikan penanganan resiko.(Johanputro, 1225)
Manajemen risiko adalah identifikasi dari ancaman dan
implementasi dari pengukuran yang ditujukan pada mengurangi
kejadian ancaman tersebut dan menimalisasi setiap kerusakan.
Analisa risiko dan pengontrolan risiko membentuk dasar
manajemen risiko dimana pengontrolan risiko adalah aplikasi dari
pengelolaan yang cocok untuk memperoleh keseimbangan
P a g e 13 | 19
antara keamanan, penggunaan dan biaya. (Noshworthy,
2000:600)
Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang
komprehensif untuk menangani semua kejadian yang
menimbulkan kerugian. (Clough and Sears, 1994)
Manajemen risiko adalah proses identifikasi, pengukuran, dan
kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan
penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat
menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan
tersebut. (Smith, 1990)
Manajemen risiko merupakan suatu aplikasi dari manajemen
umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah
organisasi. (William, et.al., 1995, p.27)
Manajemen risiko adalah perbuatan (praktik) dengan
manajemen risiko, menggunakan metode dan peralatan untuk
mengelola risiko sebuah proyek. (Siahaan, 2007)
Manajemen risiko diartikan sebagai kegiatan atau proses yang
terarah dan bersifat proaktif, yang ditujukan untuk
mengakomodasikemungkinan gagal pada salah satu, atau
sebagian dari sebuah transaksi atau instrumen. (Tampubolon,
2014)
Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas
tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam
memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan
menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara
komprehensif dan sistematis. (Fahmi, 2012)
Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam
usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.
(Dorfman, 1998)
Manajemen risiko adalah luas tidak hanya terfokus pada
pembelian asuransi tapi juga harus mengelola keseluruhan risiko-
risiko organisasi. Definisi tentang manajemen risiko memang
bermacam-macam, akan tetapi pada dasarnya manajemen risiko
bersangkutan dengan cara yang digunakan oleh sebuah
perusahaan untuk mencegah ataupun menanggulangi suatu
risiko yang dihadapi. (Siagian dan Sekarsari, 2001)
Manajemen risiko adalah minimimalisasi kerugian dan
meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat
P a g e 14 | 19
terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI
(International Loss Control Institute), maka manajemen risiko
dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut,
sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Sehingga
manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya
kerugian maupun ‘accident’. Ruang lingkup proses manajemen
risiko terdiri dari: 1) Penentuan konteks kegiatan yang akan
dikelola risikonya, 2) Identifikasi risiko, 3) Analisis risiko, 4)
Evaluasi risiko, 5) Pengendalian risiko, 6) Pemantauan dan
telaah ulang, dan 7) Koordinasi dan komunikasi. (Module
Perkuliahan Business Ethics & Good Governane, Risk
Management)
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis
dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan konteks,
identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi
risiko. Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan,
jabatan, proyek, produk ataupun asset. Sehingga manajemen
risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak
awal kegiatan. Walaupun demikian manajemen risiko seringkali
dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun operasional kegiatan.
(Module Perkuliahan Business Ethics & Good Governane, Risk
Management)
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pem-
berdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan
menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
(Wikipedia, 2017)
b. Fungsi Risk Management
Fungsi Pokok Manajemen Risiko adalah sebagai berikut:
1) Menemukan kerugian potensial
2) Mengidentifikasi seluruh risiko yang akan dihadapi oleh organisasi.
3) Mengevaluasi kerugian potensial
4) Mengenal dan menanggulangi besarnya frekuensi kerugian dan
keparahan atau kegawatan kerugian.
5) Menentukan cara penanggulangan risiko
P a g e 15 | 19
Menurut Henri Fayol, Manajemen Risiko berkaitan dengan kegiatan
keamanan, yang bertujuan menjaga harta benda dan personil
perusahaan terhadap kerugian yang disebabkan oleh berbagai
gangguan. Sehingga kegiatan Manajemen Risiko mencakup semua
tindakan untuk memberikan keamanan terhadap operasi perusahaan
dan memberikan ketenangan jiwa yang dibutuhkan oleh seluruh personil
perusahaan (mencakup pemilik, pimpinan dan karyawan perusahaan).
Untuk lebih mengetahui detail fungsi manajemen risiko dengan melihat
hubungan Manajemen Risiko dengan fungsi-fungsi dalam perusahaan.
Hal ini karena bagian-bagian itu adalah yang menciptakan risiko dan
adalah yang menjalankan sebagai fungsi manajemen risiko sekaligus.
Marilah kita analisi satu persatu di bawah ini.
1. Hubungan Dengan Fungsi Akunting. Bagian akunting
menjalankan kegiatan manajemen risiko yang penting, yaitu:
a. Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan,
dengan jalan melakukan internal control dan internal audit.
b. Melalui rekening asset bagian akunting mengidentifikasikan dan
megukur exposure kerugian terhadap harta.
c. Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang, bagian
akunting mengukur risiko piutang dan mengalokasikan cadangan
dana exposure kerugian piutang.
2. Hubungan Dengan Fungsi Keuangan. Bagian keuangan
melakukan banyak penetapan yang mempengaruhi manajemen
risiko yaitu:
a. Manajer risiko biasanya bawahan Direktur Keuangan.
b. Bagian keuangan menganalisis pengaruh turunnya profit dan
cash flow. Karena menurun profit bias menghalangi tujuan
perusahaan, maka kegiatan seperti itu juga tercantum dalam
program manajemen risiko.
c. Dalam menetapkan apakah perusahaan akan membeli peralatan
yang mahal atau gedung baru, maka manajer finansial
seharusnya mempertimbangkan risiko murni yang tercipta karena
tindakan itu.
3. Hubungan Dengan Marketing. Kegiatan marketing dapat
menciptakan risiko, terutama risiko tanggung-gugat. Misalnya
perusahaan dituntut oleh pihak luar berkenan dengan penggunaan
packaging yang tidak memenuhi syarat. Dalam mengangkut produk
ke langganan, mengandung bermacam risiko yang perlu terlebih
dahulu dianalisis oleh manajemen risiko. Itulah sebabnya bagian
marketing harus selalu awas terhadap risiko yang timbul pada setiap
aktivitas marketing, dan bagian manajemen risiko seharusnya diberi
informasi secepatnya.
P a g e 16 | 19
4. Hubungan Dengan Bagian Produksi. Kegiatan produksi juga
banyak menciptakan risiko. Dalam mendesain atau membuat produk
atau memberikan service, pekerja sering kali diekspos pada
kecelakaan kerja. Demikian pula produk atau service yang dijualnya
mungkin juga bisa menciptakan kerusakan atau kecelakaan badan
bagi pemakainya; oleh karena itu perusahaan harus selalu siap sedia
menghadapi “tuntutan hukum” dari pihak ketiga.
5. Hubungan Dengan Engineering dan Maintenance. Bagian ini
bertanggung jawab untuk desain pabrik, maintenance, dan
melaksanakan fungsi perawatan gedung, pabrik, dan peralatan,
yang semuanya sangat vital untuk mencegah, mengurangi frekuensi
dan keparahan kerugian.
6. Hubungan Dengan Bagian Personalia. Bagian personalia
mempunyai banyak tanggung jawab dibidang risiko. Contoh yang
paling jelas adalah perancangan, instalasi, dan administrasi
program-program kesejahteraan pegawai. Bagian personalia
biasanya bertugas mengadakan perundingan dengan serikat kerja,
menetapkan hak dan kewajiban serta kesejahteraan. Sedangkan
Manajemen Risiko menseleksi asuransi dan merundingkan
penutupan asuransi atau memanajeri aspek finansial daripada
program (penenggungan risiko).
2. Manfaat Risk Management bagi perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya yang semakin kompetitif saat ini.
Sehubungan dengan kenyataan, bahwa ketidakpastian itu selalu ada,
semua orang termasuk juga manajemen perusahaan harus selalu berusaha
menanggulangi risiko-risiko yang terjadi atau yang mungkin terjadi, artinya
berupaya untuk menghilangkan kerugian, atau paling tidak meminimalkan
kerugian bila risiko dari ketidakpastian itu terjadi.
Manajemen Risiko yang baik akan dapat meminimalkan kerugian-
kerugian yang dihadapi perusahaan. Sehingga perusahaan bisa tetap
menjaga kelangsungan hidupnya bahkan bisa berkembang menjadi
perusahaan yang lebih besar dan sukses dalam bisnisnya. Sebaliknya
perusahaan yang tidak memiliki Manajemen Risiko yang baik, sama saja
perusahaan tersebut membiarkan dari segala kemungkinan yang bisa
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Tentu saja kalau kerugian yang terjadi sangat besar bisa membuat
perusahaan tersebut bangkrut. Kemungkinan ini sangat besar, oleh karena
risiko itu bisa datang dari mana saja, sumber-sumber ataupun sebab-sebab
yang bisa menimbulkan risiko tersebut sangat banyak. Selanjutnya bila
perusahaan terhindar dari risiko-risiko yang sangat merugikan maka
perusahaan tersebut akan terjaga kelangsungan hidupnya bahkan bisa
P a g e 17 | 19
berkembang lebih besar, perusahaan pun dapat meningkatkan
kesejahteraan karyawannya.
Karyawan yang bekerja di perusahaan tentunya akan lebih tenang
dalam bekerja. Karyawan yang lebih tenang, sehat dan aman dalam bekerja
karena antara lain adanya Manajemen Risiko yang baik dari perusahaan
yang menjamin keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan karyawan,
maka selanjutnya para karyawan dari perusahaan ini akan lebih mampu
memberikan kesejahteraan kepada keluarganya.
Pada gilirannya ketika semua perusahaan telah menerapkan
Manajemen Risiko yang baik, setiap individu juga menerapkan Manajemen
Risiko yang baik maka pada gilirannya masyarakat secara keseluruhan
terhindar atau dapat meminimalkan kerugian dari risiko-risiko yang
merugikan, pada akhirnya masayarakat pun akan meningkat
kesejahteraannya.
Manajemen risiko yang dilaksanakan secara efektif dan wajar dapat
memberikan benefit bagi perusahaan, antara lain:
1. Membantu pencapaian tujuan perusahaan
2. Mencapai kesinambungan pemberian pelayanan kepada stakeholders,
sehingga meningkatkan kualitas dan nilai perusahaan
3. Mencapai hasil yang lebih baik berupa efisiensi dan efektivitas
pelayanan, seperti: meningkatkan pelayanan kepada publik dan atau
meningkatkan penggunaan sumber daya yang lebih baik (masyarakat,
informasi, dana, dan peralatan)
4. Memberikan dasar penyusunan rencana strategi sebagai hasil dari
pertimbangan yang terstruktur terhadap elemen kunci risiko
5. Menghindari biaya-biaya yang mengejutkan, karena perusahaan
mengidentifikasi dan mengelola risiko yang tidak diperlukan, termasuk
menghindari biaya dan waktu yang dihabiskan dalam suatu perkara
6. Menghindari pemborosan, dan membuka peluang bagi perusahaan
untuk memberikan pelayanan yang terbaik
7. Mencapai pengambilan keputusan yang terbuka dan berjalannya proses
manajemen
8. Meningkatkan akuntabilitas dan corporate governance
9. Mengubah pandangan terhadap risiko menjadi lebih terbuka, ada
toleransi terhadap mistakes tapi tidak terhadap hiding errors. Perubahan
pandangan ini memungkinkan perusahaan belajar dari kesalahan masa
lalunya untuk terus memperbaiki kinerjanya
10.Perusahaan akan lebih focus dalam melaksanakan kebijakan-
kebijakannya sehingga dapat meminimalkan ‘gangguan-gangguan’
yang tidak dikehendaki.
P a g e 18 | 19
Manajemen risiko dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1. Mengintegrasi aktivitas-aktivitas manajemen dalam mengidentifikasi,
menganalisis dan menentukan respon risiko secara formal, konsisten,
dan komprehensif.
2. Melindungi dan menambah nilai bagi organisasi danstakeholder melalui
dukungan terhadap tujuan-tujuan organisasi dengan cara:
a. Menyediakan suatu kerangka kerja bagi suatu organisasi yang
memungkinkan pelaksanaan aktivitas di masa depan dengan suatu
cara yang konsisten dan terkendali.
b. Memperbaiki pengambilan keputusan, perencanaan, dan prioritisasi
melalui pemahaman yang komprehensif dan terstruktur terhadap
peluang/ancaman aktivitas bisnis, instabilitas dan proyek.
c. Memberi kontribusi berupa penggunaan/alokasi sumberdaya dan
modal yang lebih efisien di dalam organisasi.
d. Mengurangi instabilitas pada area-area bisnis yang tidak esensial ·
Melindungi dan meningkatkan aktiva dan citra perusahaan.
e. Mengembangkan dan mendukung pegawai dan basis pengetahuan
organisasi.
f. Mengoptimalkan efisiensi operasional.
Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat
dibagi dalam 5 (lima) kategori utama berikut ini (Darmawi, 2005):
a. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari
kegagalan.
b. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
c. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh
adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non
material bagi perusahaan itu.
e. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan
karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan
yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan
public image.
Junarsin (2008) menunjukan adanya manfaat manajemen risiko bagi
peningkatan kemakmuran pemilik perusahaan melalui manfaat arus kas
bersih. Paling tidak ada tiga manfaat manajemen risiko bagi arus kas bersih:
1) menjaga kestabilan arus kas,
2) mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami financial distress,
3) mengurangi kemungkinan perusahaan terpaksa mencari pendanaan
baru untuk menutupi kerugian akibat risiko ataupun untuk mendanai
investasi baru.
P a g e 19 | 19
Daftar Pustaka
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. 2017. Modul Perkuliahan Business Ethics & Good
Governance Risk Management. 2017. Universitas Mercu Buana.
Rachmad Kurniawan. 2013. Manajemen Resiko. Diposting pada tanggal 11
November 2013. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:14.
http://berdoa untukmati.blogspot.co.id/2013/11/manajemen-risiko.html
Alam Pram23. 2014. Makalah Manajemen Resiko. Diposting pada tanggal
8 Mei 2014. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:17.
http://manajemenhouse.blog spot.co.id/2014/05/contoh-makalah-
manajemen-resiko.html#.WhFLqI9OLg9
Mukhtar Daud. 2011. Manfaat Manajemen Risiko. Diposting pada tanggal
20 Agustus 2011. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:20.
http://mukhtardaud.blogspot.co.id/2011/08/manfaat-manajemen-risiko.html
Tugas Kampus. 2012. Manajemen Resiko. Diposting pada tanggal 8
Januari 2012. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:22.
http://tkampus.blogspot.co.id/2012/01/manajeme-resiko.html
Wikipedia. 2017. Manajemen Risiko. Diposting pada tanggal 23 September
2017. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:24.
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko

More Related Content

Similar to BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Risk Management, Universitas Mercu Buana, 2017

Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
FIkri Aulawi Rusmahafi
 

Similar to BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Risk Management, Universitas Mercu Buana, 2017 (20)

Pengertian manajemen risiko
Pengertian manajemen risikoPengertian manajemen risiko
Pengertian manajemen risiko
 
Pengertian manajemen risiko
Pengertian manajemen risikoPengertian manajemen risiko
Pengertian manajemen risiko
 
Pengertian manajemen risiko
Pengertian manajemen risikoPengertian manajemen risiko
Pengertian manajemen risiko
 
Pengertian manajemen risiko
Pengertian manajemen risikoPengertian manajemen risiko
Pengertian manajemen risiko
 
manajemen risiko kepatuhan
manajemen risiko kepatuhanmanajemen risiko kepatuhan
manajemen risiko kepatuhan
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
 
global-warming.ppt
global-warming.pptglobal-warming.ppt
global-warming.ppt
 
Materi BE & GG Minggu 9: Audit and internal control
Materi BE & GG Minggu 9: Audit and internal controlMateri BE & GG Minggu 9: Audit and internal control
Materi BE & GG Minggu 9: Audit and internal control
 
Silabus Pelatihan "MANAJEMEN RISIKO STRATEGIS bagi BOD & BOC BUMN & Anak Peru...
Silabus Pelatihan "MANAJEMEN RISIKO STRATEGIS bagi BOD & BOC BUMN & Anak Peru...Silabus Pelatihan "MANAJEMEN RISIKO STRATEGIS bagi BOD & BOC BUMN & Anak Peru...
Silabus Pelatihan "MANAJEMEN RISIKO STRATEGIS bagi BOD & BOC BUMN & Anak Peru...
 
Be & gg, bonita, hapzi ali, risk management, universitas mercu buana, 2017.
Be & gg, bonita, hapzi ali, risk management, universitas mercu buana, 2017.Be & gg, bonita, hapzi ali, risk management, universitas mercu buana, 2017.
Be & gg, bonita, hapzi ali, risk management, universitas mercu buana, 2017.
 
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...
 
BE & GG, Siti Muliawati, Hapzi Ali, Business Ethics & GG; Risk Management, Un...
BE & GG, Siti Muliawati, Hapzi Ali, Business Ethics & GG; Risk Management, Un...BE & GG, Siti Muliawati, Hapzi Ali, Business Ethics & GG; Risk Management, Un...
BE & GG, Siti Muliawati, Hapzi Ali, Business Ethics & GG; Risk Management, Un...
 
Manajemen Resiko Bank
Manajemen Resiko BankManajemen Resiko Bank
Manajemen Resiko Bank
 
Paper manajemen risiko syariah
Paper  manajemen risiko syariahPaper  manajemen risiko syariah
Paper manajemen risiko syariah
 
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
TERBARU...Silabus Pelatihan _"Penerapan MANAJEMEN RISIKO pada BUMN" (Permen B...
 
Bab 11
Bab 11Bab 11
Bab 11
 

More from Rachmad Hidayat

More from Rachmad Hidayat (9)

BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Ethics and Conflic...
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Governance Rating,...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Governance Rating,...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Governance Rating,...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Governance Rating,...
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Audit & Internal C...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Audit & Internal C...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Audit & Internal C...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Audit & Internal C...
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Shareholders and t...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Shareholders and t...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Shareholders and t...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Shareholders and t...
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corporate Social R...
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - The Corporate Cult...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - The Corporate Cult...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - The Corporate Cult...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - The Corporate Cult...
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Philosophical Ethi...
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Concept and Theory...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Concept and Theory...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Concept and Theory...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Concept and Theory...
 

BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Risk Management, Universitas Mercu Buana, 2017

  • 1. P a g e 1 | 19 Judul :IMPLEMENTASI RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RISIKO) PADA PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL DIMANA SAAT INI LINGKUNGAN BISNIS SANGAT CEPAT BERUBAH DAN TANTANGAN YANG SEMAKIN KOMPETITIF Tugas :Forum 10 BE & GG Nama Mahasiswa :Rachmad Hidayat Nomor Induk Mahasiswa :55117110127 Dosen Pengampu :Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA =========================================================== Untuk menerangkan perihal implementasi Risk Management (Manajemen Risiko), diambil contoh penerapan pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (selanjutnya disebut BTPN). Sebagaimana disampaikan dalam Sejalan dengan Peraturan OJK No.18/POJK.03/2016 dan Surat Edaran No. 34/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, dan Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko Secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Perusahaan Anak, BTPN diwajibkan menyerahkan laporan profil risiko Bank setiap kuartal, secara individual maupun terkonsolidasi. Maka BTPN melalui organisasi manajemen risiko Bank melibatkan pengawasan Dewan Komisaris dan Direksi. Bank telah membentuk Komite Pemantau Risiko di tingkat Dewan Komisaris. Pada tingkat Direksi, Komite Manajemen Risiko dibentuk untuk mengambil bagian yang sangat penting dalam pengendalian risiko. Unit ini memantau semua risiko Bank secara keseluruhan. Maka BTPN menunjuk Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal di BTPN. Penerapan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal BTPN mencakup:  Pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi.  Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan batas.  Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko.  Sistem pengendalian internal yang menyeluruh. Seperti yang disampaikan dalam modul perkuliahan bahwa pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan
  • 2. P a g e 2 | 19 berkelanjutan (continuous improvement). Serta proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Maka BTPN menerapkan manajemen risiko dan sistem pengendalian internal secara efektif pun disesuaikan dengan tujuan dan kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha BTPN dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI), Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), serta mengacu kepada international best practice, melalui tindakan-tindakan sebagai berikut berdasarkan ruang lingkup proses manajemen risiko yang terdiri atas: 1. Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya  Di Kantor Pusat, Unit Manajemen Risiko terdiri dari Unit Portfolio Management and Policy, yang tidak hanya mengelola risiko kredit dan kebijakan, tetapi juga bertanggung jawab atas pelaporan kepada regulator. Di samping itu juga terdapat Unit Market and Liquidity Risk, serta Unit Operational Risk Management. Di bawah Unit Operational Risk Management terdapat Unit Business Continuity Management. Unit Manajemen Risiko juga memiliki Fraud Management Unit.  Memperluas operational risk register database dan key control self assessment  Memperluas uji coba business continuity plan di semester kedua tahun ini dengan merelokasi sebagian kegiatan operasional dan TI ke lokasi back up site yang telah ditentukan.  Menetapkan batas penukaran valuta asing dan mengatur proses pemantauan agar setiap potensi risiko dikelola dengan baik.  Melakukan kajian komprehensif risiko operasional terkait peluncuran dan beroperasinya platform perbankan digital Jenius, untuk memastikan kecukupan pengendalian risiko dan proses pemantauan untuk memitigasi potensi risiko. 2. Identifikasi risiko  Melakukan identifikasi dan pengendalian seluruh risiko termasuk yang berasal dari produk baru dan aktivitas baru. 3. Analisis risiko  Mengelola risiko dan memastikan tersedianya kebijakan dan penetapan limit risiko yang didukung oleh prosedur, laporan, dan sistem informasi yang menyediakan informasi dan analisis secara akurat dan tepat waktu kepada manajemen termasuk menetapkan langkah menghadapi perubahan kondisi pasar. 4. Evaluasi risiko  Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris Independen dan terdiri dari Komisaris dan pihak independen yang memiliki keahlian di bidang manajemen risiko dan/atau risiko keuangan. Komite Pemantau Risiko
  • 3. P a g e 3 | 19 membantu Dewan Komisaris dalam memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko dan dalam mengevaluasi kesesuaian dengan kebijakan manajemen risiko dan implementasinya. 5. Pengendalian risiko  Koordinasi yang erat antara fungsi quality assurance dengan fraud management demi terciptanya kerangka kerja pengendalian internal yang efisien dan disiplin. 6. Pemantauan dan telaah Ulang  Memantau kepatuhan BTPN dengan prinsip pengelolaan bank yang sehat sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui Satuan Kerja Manajemen Risiko. 7. Koordinasi dan komunikasi  Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) SKMR berkoordinasi dan mensosialisasikan seluruh proses manajemen risiko Bank untuk meminimalkan dampak potensial dari berbagai jenis risiko yang dihadapi oleh Bank.  SKMR mengembangkan proses yang komprehensif dalam mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan berbagi risiko. Unit ini melaporkan tingkat risiko dan menetapkan sistem pengendalian internal yang handal.  Menyerahkan laporan profil risiko Bank setiap kuartal, secara individual maupun terkonsolidasi. Sistem Manajemen Risiko Sebagaimana dalam modul perkuliahan bahwa dalam menerapkan manajemen risiko para eksekutif organisasi harus dapat mendefinisikan dan membuktikan kebenaran dari kebijakan manajemen risikonya, termasuk tujuannya untuk apa, dan komitmennya. Kebijakan manjemen risiko harus relevan dengan konteks strategi dan tujuan organisasi, objektif dan sesuai dengan sifat dasar bisnis (organisasi) tersebut. Manejemen akan memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat dimengerti, dapat diimplementasikan di setiap tingkatan organisasi. Maka dalam hal ini, dalam rangka pengendalian risiko, BTPN menerapkan Kebijakan Manajemen Risiko. Kebijakan tersebut adalah pedoman tertulis terkait pengelolaan risiko. Kebijakan Manajemen Risiko dibuat untuk memastikan bahwa risiko yang dihadapi BTPN dalam menjaga eksposur risikonya konsisten dengan kebijakan dan prosedur internal, serta hukum dan peraturan eksternal dapat diidentifikasi, diukur, dipantau, dikendalikan dan dilaporkan dengan baik.
  • 4. P a g e 4 | 19 Risiko-risiko yang Dikelola Sesuai POJK No. 17/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 dan SEOJK No. 14/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, maka BTPN secara terintegrasi mengelola 8 (delapan) jenis risiko, sebagai berikut: 1. Risiko Kredit a) Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank, termasuk risiko kredit akibat kegagalan debitur, risiko konsentrasi kredit, counterparty credit risk dan settlement risk. b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu memperhatikan i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Dalam upaya memberikan landasan yang jelas dalam mengelola risiko kredit, Bank menyusun kebijakan dan prosedur kredit yang merupakan pedoman pelaksanaan proses kredit dan dikaji ulang secara periodik terutama jika terdapat perubahan kondisi perekonomian, perubahan peraturan dan/atau pendekatan bisnis. Bank juga menetapkan batasan (limit) untuk menjaga agar eksposur risiko kredit sesuai dengan risk appetite Bank. Limit tersebut antara lain meliputi limit untuk kewenangan pengambilan keputusan kredit yang disesuaikan dengan kompetensi pengambil keputusan dan tingkat risikonya serta mempertimbangkan agar tidak ada conflict of interest dalam proses kredit yang diberikan kepada nasabah, penetapan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dilaksanakan sesuai ketentuan Bank Indonesia. ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Pelaksanaan kerangka kerja Risiko Kredit di Bank BTPN dilakukan dalam tahapan proses yang terpadu dan terdiri dari proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan serta Pengendalian/ Mitigasi risiko. Identifikasi risiko kredit merupakan hasil kajian terhadap karakteristik risiko kredit yang melekat pada aktivitas fungsional kredit dan treasury, termasuk risiko konsentrasi kredit. Sistem pengukuran risiko kredit mempertimbangkan karakteristik produk, jangka waktu, aspek jaminan, potensi gagal bayar (default), dan kemampuan Bank untuk menyerap potensi kegagalan. Bank melakukan pemantauan terhadap eksposur risiko kredit aktual dibandingkan limit risiko kredit serta pemantauan penanganan kredit yang bermasalah serta pemantauan kesesuaian antara kebijakan dengan penerapan manajemen risiko kredit.
  • 5. P a g e 5 | 19 iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Kredit. Sistem Pengendalian Internal dilakukan untuk mengelola risiko yang membahayakan kelangsungan usaha Bank, antara lain dengan implementasi prosedur pengelolaan penanganan kredit bermasalah secara efektif, memisahkan fungsi penyelesaian kredit bermasalah dengan fungsi pemutus kredit. Pengendalian risiko kredit juga dilakukan melalui mitigasi risiko, pengelolaan posisi dan risiko portfolio secara aktif dan penetapan target batasan risiko konsentrasi. iv. Pendekatan untuk Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. Bank mengevaluasi bukti objektif terkait Aset Keuangan atau kelompok Aset Keuangan yang mengalami penurunan nilai untuk dilakukan pencadangan kerugian yang dihitung dengan menggunakan pendekatan kolektif atau individual. 2. Risiko Pasar a) Risiko pasar adalah potensi timbulnya kerugian dalam nilai buku atau arus kas yang diakibatkan oleh perubahan kondisi pasar yaitu suku bunga dan nilai tukar. b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu memperhatikan: i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Kebijakan yang dijalankan Bank dalam pengendalian terhadap risiko suku bunga dibuat untuk melakukan pemantauan risiko suku bunga yang mempengaruhi nilai buku surat berharga dengan menggunakan harga pasar secara harian, melakukan simulasi perhitungan Net Interest Income terhadap semua kemungkinan perubahan tingkat suku bunga, melakukan pemantauan terhadap Repricing Gap Profile Asset & Liability secara keseluruhan dalam mengantisipasi pergerakan trend suku bunga pasar yang dapat menyebabkan kerugian. ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis posisi aset, kewajiban maupun rekening administratif yang sensitif terhadap perubahan harga pasar. Untuk risiko suku bunga pada banking book (Interest Rate Risk in Banking Book/IRRBB), proses identifikasi mencakup identifikasi terhadap faktor- faktor risiko IRRBB seperti repricing risk, yield curve risk, basis risk maupun optionality risk yang dapat mempengaruhi pendapatan bunga Bank dan nilai ekonomis dari posisi keuangan Bank serta modal Bank. Pengukuran risiko pasar dihitung berdasarkan eksposur risiko pasar dan potensi perubahan nilai maupun pendapatan yang disebabkan oleh perubahan faktor risiko pasar. Sistem informasi dapat memfasilitasi proses dan perhitungan
  • 6. P a g e 6 | 19 hasil mark to market atas surat berharga secara harian dalam kategori trading maupun available for sale berdasarkan kompleksitas produk tersebut. 3. Risiko Likuiditas a) Risiko likuiditas adalah risiko yang dapat terjadi jika kesenjangan pendanaan meningkat, atau jika Bank tidak dapat memenuhi pembayaran kewajiban pada saat jatuh tempo, termasuk pencairan simpanan nasabah. b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu memperhatikan: i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Kebijakan yang dijalankan Bank dalam mengendalikan risiko likuiditas adalah menetapkan kebijakan pengendalian risiko likuiditas yang telah disesuaikan dengan misi, strategi bisnis, kecukupan permodalan, sumber daya manusia dan risk appetite Bank ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Identifikasi risiko likuiditas dengan menilai arus kas dan posisi likuiditas. Pengukuran atas risiko likuiditas minimum meliputi rasio likuiditas, profil maturitas, proyeksi arus kas dan stress testing. Pemantauan posisi likuiditas dilakukan secara berkala dan memperhatikan indikator peringatan dini atas indikator internal dan eksternal. Sistem informasi dapat menyajikan informasi kondisi likuiditas secara harian. iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Likuiditas. Sistem pengendalian internal dilakukan untuk mengantisipasi potensi kenaikan risiko likuiditas yang dapat mengganggu operasional maupun kelangsungan usaha Bank serta mengaktifkan Contingency Funding Plan untuk mengelola kondisi likuiditas pada saat krisis. 4. Risiko Operasional a) Risiko operasional adalah risiko terjadinya kerugian yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya kejadian-kejadian eksternal. b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu memperhatikan: i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur untuk mengelola risiko operasional, antara lain Kebijakan Pengelolaan Risiko Operasional, Kebijakan Pengelolaan Kelangsungan Usaha, Kebijakan Operasi, Kebijakan SDM, dan Kebijakan IT, serta prosedur turunannya. Penetapan limit risiko operasional sebagai batasan potensi kerugian maksimal yang dapat diserap bank,
  • 7. P a g e 7 | 19 dilakukan dengan mengacu kepada eksposur risiko operasional, kerugian masa lalu, toleransi risiko operasional, serta analisa kemungkinan kejadian risiko operasional beserta perluasan dampaknya di masa mendatang (future looking risks). ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Identififikasi risiko dilakukan melalui proses registrasi seluruh potensi risiko operasional berdasarkan proses, produk, kejadian risiko dan aset informasi yang dimiliki oleh bank. Proses pengukuran risiko dijalankan dengan aktivitas self-assessment berkala, pengelolaan risk/loss event database dan perhitungan kecukupan permodalan untuk risiko operasional. Proses pengendalian risiko dilakukan oleh satuan kerja operasional dan SKMR dengan menambah mekanisme kontrol yang efektif dan atau menyediakan asuransi yang mencukupi untuk meminimalkan risiko bagi Bank. Sistem informasi manajemen risiko dilakukan untuk menyajikan kebutuhan informasi secara akurat, tepat waktu dan terkini dan mendukung fungsi manajemen untuk memudahkan proses perencanaan dan pengambilan keputusan. iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Operasional. Sistem pengendalian internal dilakukan dengan melakukan kaji ulang berkala terhadap prosedur, dokumentasi, sistem pemrosesan data, contingency plan, serta kontrak dan perjanjian antara Bank dengan pihak lain, melakukan proses assurance terhadap seluruh aktivitas fungsional dan melakukan tindak lanjut atas hasil audit internal/eksternal. Pada tingkatan operasional dibentuk sistem pengendalian secara berlapis (three lines of defense), dimana Sistem Pengendalian Internal (Quality Assurance) berperan membantu Risk Taking Unit (RTU) dalam penegakan pengelolaan risiko operasional sehari-hari. iv. Pengelolaan Risiko Fraud. Pada lapis pengendalian berikutnya, Divisi Operational Risk Management (ORM) bersama-sama dengan Divisi Compliance berperan dalam pendefinisian, penyempurnaan dan pemeliharaan kerangka kerja risiko operasional, memastikan kecukupan mitigasi risiko, kebijakan dan prosedur, serta berperan sebagai koordinator / fasilitator atas aktivitas pengelolaan risiko operasional. Berikutnya, Auditor Internal secara independen berperan memastikan bahwa risiko yang tersisa (residual risks) masih berada dalam batasan yang dapat diterima (risk appetite). v. Business Continuity Management. Bank BTPN telah menyusun pedoman bagi Pengelolaan Kelangsungan Usaha yang komprehensif dengan tujuan untuk mengantisipasi risiko
  • 8. P a g e 8 | 19 operasional yang mungkin terjadi dari situasi ekstrim/kritikal karena bencana alam seperti banjir, gempa bumi dan juga faktor lainnya seperti kebakaran, gangguan sistem / pasokan listrik, hingga lingkungan bisnis yang kurang baik, sehingga kelangsungan layanan kepada nasabah dapat terjamin. 5. Risiko Hukum a) Risiko hukum merupakan risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan atau aspek yuridis lainnya yang berisiko. Selain itu, risiko ini juga dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sah kontrak atau terdapat kelemahan klausula perjanjian dan atau tidak terpenuhinya persyaratan yang telah disepakati. b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu memperhatikan: i. Pengelolaan dan Pengendalian Risiko Hukum. Menetapkan kebijakan pengendalian risiko hukum terutama yang berpengaruh kepada aktivitas fungsional. ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Manajemen Risiko Bank memastikan kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko, serta informasi manajemen risiko untuk menghindari kemungkinan gugatan hukum. Bank Mengidentifikasi dan mengendalikan risiko hukum yang melekat pada produk dan aktivitas baru sebelum diperkenalkan kepada nasabah dan mengidentifikasi risiko hukum yang terdapat pada setiap aktivitas fungsional. Pengukuran risiko hukum dilakukan secara kuantitatif. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko hukum dilakukan oleh unit kerja khusus yang membidangi hukum iii. Sistem Pengendalian Intern secara menyeluruh. Sistem pengendalian internal yang menyeluruh pada proses manajemen risiko hukum dilakukan melalui proses kaji ulang secara berkala. 6. Risiko Reputasi a) Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Risiko inheren dalam risiko reputasi adalah persepsi negatif yang dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain: publikasi negatif atas operasional Bank dan atau pemilik Bank, kelemahan tata kelola, pelanggaran etika bisnis, serta frekuensi dan materialitas keluhan nasabah. b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu memperhatikan:
  • 9. P a g e 9 | 19 i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Bank telah menetapkan kebijakan komunikasi dalam rangka menghadapi publikasi negatif atau pencegahannya. ii. Sistem Pengendalian Risiko Reputasi Monitoring terhadap Risiko Reputasi dilakukan antara lain melalui Komite Manajemen Risiko. Identifikasi risiko reputasi dilakukan atas setiap aktivitas fungsional dan pengukuran risiko reputasi dilakukan secara kuantitatif; Untuk memantau dan mengendalikan risiko reputasi Bank telah membentuk satuan kerja yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk memberikan informasi yang komprehensif kepada nasabah dan stakeholders; Terkait dengan pemantauan dan pengendalian risiko reputasi, Unit Corporate Communication melakukan pengawasan atas jumlah keluhan nasabah dan presentase tingkat keberhasilan penganganan keluhan. iii. Sistem Pengendalian Intern secara menyeluruh. Bank telah memiliki sistem pengendalian internal untuk manajemen risiko reputasi dengan melakukan pengelolaan keluhan nasabah, menjalankan prinsip kehati-hatian, dan transparansi. 7. Risiko Stratejik a) Risiko Stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu memperhatikan: i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur yang mengatur proses perumusan dan penyusunan Rencana Bisnis Bank yang termasuk kajian mengenai arahan strategi dan aktivitas kunci untuk mendukung pelaksanaan strategi yang telah dicanangkan. ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Bank, melalui Unit Corporate Strategy, memastikan kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko stratejik dengan melakukan kajian risiko stratejik secara triwulanan termasuk didalamnya kinerja keuangan. Bank dibandingkan kinerja industri perbankan dan rencana bisnis yang sedang berjalan. Kajian risiko stratejik tersebut merupakan bagian dari proses kajian profil risiko Bank secara menyeluruh. Selain itu, pemantauan pencapaian rencana bisnis dan kinerja Bank juga dituangkan dalam laporan realisasi rencana bisnis yang dilakukan setiap triwulan. iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Stratejik. Bank telah memiliki sistem pengendalian internal untuk manajemen risiko
  • 10. P a g e 10 | 19 stratejik dengan melakukan monitoring secara berkala atas kinerja Bank baik dari sisi kuantitatif maupun kualitatif. 8. Risiko Kepatuhan a) Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. b) Agar terhindar dari risiko kredit maka BTPN, maka perlu memperhatikan: i. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit. Bank telah memiliki Kebijakan dan Prosedur Kepatuhan, termasuk Kebijakan dan Prosedur APU & PPT yang merupakan infrastruktur dasar dalam pelaksanaan tata kelola fungsi kepatuhan yang digunakan sebagai pedoman dalam penerapan fungsi kepatuhan Bank. ii. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko. Bank melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko kepatuhan secara terus menerus melalui antara lain uji kepatuhan terhadap rancangan kebijakan dan produk program yang diterbitkan oleh unit kerja, termasuk terhadap rencana penerbitan produk/aktivitas baru maupun pengembangannya. Bank memiliki sistem laporan risiko kepatuhan secara periodik minimal setiap bulan iii. Sistem Pengendalian Internal atas Risiko Kepatuhan. Bank memiliki pengendalian terhadap risiko kepatuhan yang dilakukan melalui kaji ulang berkala terhadap kebijakan dan prosedur kepatuhan, penerapan pengecekan kepatuhan secara berkala, melakukan proses assurance terhadap seluruh aktivitas fungsional, melakukan tindak lanjut atas hasil audit internal/eksternal. Risiko Anak Perusahaan Risiko yang dikelola oleh anak perusahaan terdiri dari 10 (sepuluh) jenis risiko, yakni: 1. Risiko pembiayaan 2. Risiko pasar 3. Risiko likuiditas 4. Risiko operasional 5. Risiko strategis 6. Risiko reputasi 7. Risiko hukum 8. Risiko kepatuhan 9. Risiko bagi hasil 10.Risiko investasi.
  • 11. P a g e 11 | 19 Sebagai hasilnya, Bulan Desember 2016, Profil Risiko BTPN, baik secara individual maupun konsolidasi, berada di peringkat 2 (Low to Moderate). Jika melihat bahwa peringkat profil risiko BTPN yang “low to moderate”, hal ini dapat tercapai karena BTPN dan anak Perusahaan telah menerapkan proses manajemen risiko secara cukup efektif dan efisien pada seluruh aktivitasnya. Sementara trend risiko inheren untuk periode mendatang adalah stabil karena berdasarkan hasil proyeksi, diperkirakan tidak akan terjadi perubahan risiko inheren yang cukup signifikan. Sehingga trend kualitas penerapan manajemen risiko untuk periode mendatang adalah stabil. Hal ini disebabkan karena BTPN dan anak perusahaannya yang secara terus menerus meningkatkan penyesuaian pengelolaan manajemen risiko di semua aktivitasnya sehingga BTPN dan anak perusahaan dapat mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan setiap risiko yang ada. Diharapkan BTPN dapat memberikan tanggapan terhadap lingkungan bisnis yang sangat cepat berubah dan tantangan yang semakin kompetitif dengan menerapkan manajemen resiko yang baik. Demikian penjelasan dan gambaran implementasi Risk Management (Manajemen Risiko), pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, yang direferensikan terhadap modul perkuliahan Business Ethics & Good Governance khususnya terkait dengan risk management (manajemen risiko). Daftar Pustaka Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. 2017. Modul Perkuliahan Business Ethics & Good Governance Risk Management. 2017. Universitas Mercu Buana. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 2016. Laporan Tahunan 2016. Halaman 112 – 246.
  • 12. P a g e 12 | 19 Judul :PENGERTIAN, FUNGSI DAN MANFAAT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RISIKO) BAGI PERUSAHAAN DALAM MENJALANKAN BISNISNYA YANG SEMAIN KOMPETITIF Tugas :Quiz 10 BE & GG Nama Mahasiswa :Rachmad Hidayat Nomor Induk Mahasiswa :55117110127 Dosen Pengampu :Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA =========================================================== 1. Pengertian dan Fungsi Risk Management bagi perusahaan a. Pengertian Risk Management Sebelum memahami Risk Management (Manajemen Risiko), perlu diketahui arti dari risiko itu sendiri. Risiko (Arthur & Richard, M.H) adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. Menurut sifatnya, risiko terdiri dari : risiko murni (risiko yg apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian & tanpa disengaja), risiko spekulatif (risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadi ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya), risiko fundamental (risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu), risiko khusus (risiko yang bersumber pada peristiwa mandiri & umumnya mudah diketahui penyebabnya), dan risiko dinamis (risiko yang timbul karena kemajuan masyarakat dibidang ekonomi, ilmu & teknologi). Menurut sumbernya, risiko terdiri dari: risiko intern (risiko yang berasal dari dalam perusahaan sendiri) dan risiko ekstern (risiko yang berasal luar perusahaan). Pengertian Risk Management bisa dipahami dalam beberapa sudut pandang yaitu antara lain: Manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembang- kan alternatif penanganan resiko, dan memonitor dan Mengen- dalikan penanganan resiko.(Johanputro, 1225) Manajemen risiko adalah identifikasi dari ancaman dan implementasi dari pengukuran yang ditujukan pada mengurangi kejadian ancaman tersebut dan menimalisasi setiap kerusakan. Analisa risiko dan pengontrolan risiko membentuk dasar manajemen risiko dimana pengontrolan risiko adalah aplikasi dari pengelolaan yang cocok untuk memperoleh keseimbangan
  • 13. P a g e 13 | 19 antara keamanan, penggunaan dan biaya. (Noshworthy, 2000:600) Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian. (Clough and Sears, 1994) Manajemen risiko adalah proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. (Smith, 1990) Manajemen risiko merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi. (William, et.al., 1995, p.27) Manajemen risiko adalah perbuatan (praktik) dengan manajemen risiko, menggunakan metode dan peralatan untuk mengelola risiko sebuah proyek. (Siahaan, 2007) Manajemen risiko diartikan sebagai kegiatan atau proses yang terarah dan bersifat proaktif, yang ditujukan untuk mengakomodasikemungkinan gagal pada salah satu, atau sebagian dari sebuah transaksi atau instrumen. (Tampubolon, 2014) Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. (Fahmi, 2012) Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian. (Dorfman, 1998) Manajemen risiko adalah luas tidak hanya terfokus pada pembelian asuransi tapi juga harus mengelola keseluruhan risiko- risiko organisasi. Definisi tentang manajemen risiko memang bermacam-macam, akan tetapi pada dasarnya manajemen risiko bersangkutan dengan cara yang digunakan oleh sebuah perusahaan untuk mencegah ataupun menanggulangi suatu risiko yang dihadapi. (Siagian dan Sekarsari, 2001) Manajemen risiko adalah minimimalisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat
  • 14. P a g e 14 | 19 terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI (International Loss Control Institute), maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Sehingga manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’. Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari: 1) Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya, 2) Identifikasi risiko, 3) Analisis risiko, 4) Evaluasi risiko, 5) Pengendalian risiko, 6) Pemantauan dan telaah ulang, dan 7) Koordinasi dan komunikasi. (Module Perkuliahan Business Ethics & Good Governane, Risk Management) Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko. Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk ataupun asset. Sehingga manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan. Walaupun demikian manajemen risiko seringkali dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun operasional kegiatan. (Module Perkuliahan Business Ethics & Good Governane, Risk Management) Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pem- berdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. (Wikipedia, 2017) b. Fungsi Risk Management Fungsi Pokok Manajemen Risiko adalah sebagai berikut: 1) Menemukan kerugian potensial 2) Mengidentifikasi seluruh risiko yang akan dihadapi oleh organisasi. 3) Mengevaluasi kerugian potensial 4) Mengenal dan menanggulangi besarnya frekuensi kerugian dan keparahan atau kegawatan kerugian. 5) Menentukan cara penanggulangan risiko
  • 15. P a g e 15 | 19 Menurut Henri Fayol, Manajemen Risiko berkaitan dengan kegiatan keamanan, yang bertujuan menjaga harta benda dan personil perusahaan terhadap kerugian yang disebabkan oleh berbagai gangguan. Sehingga kegiatan Manajemen Risiko mencakup semua tindakan untuk memberikan keamanan terhadap operasi perusahaan dan memberikan ketenangan jiwa yang dibutuhkan oleh seluruh personil perusahaan (mencakup pemilik, pimpinan dan karyawan perusahaan). Untuk lebih mengetahui detail fungsi manajemen risiko dengan melihat hubungan Manajemen Risiko dengan fungsi-fungsi dalam perusahaan. Hal ini karena bagian-bagian itu adalah yang menciptakan risiko dan adalah yang menjalankan sebagai fungsi manajemen risiko sekaligus. Marilah kita analisi satu persatu di bawah ini. 1. Hubungan Dengan Fungsi Akunting. Bagian akunting menjalankan kegiatan manajemen risiko yang penting, yaitu: a. Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan, dengan jalan melakukan internal control dan internal audit. b. Melalui rekening asset bagian akunting mengidentifikasikan dan megukur exposure kerugian terhadap harta. c. Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang, bagian akunting mengukur risiko piutang dan mengalokasikan cadangan dana exposure kerugian piutang. 2. Hubungan Dengan Fungsi Keuangan. Bagian keuangan melakukan banyak penetapan yang mempengaruhi manajemen risiko yaitu: a. Manajer risiko biasanya bawahan Direktur Keuangan. b. Bagian keuangan menganalisis pengaruh turunnya profit dan cash flow. Karena menurun profit bias menghalangi tujuan perusahaan, maka kegiatan seperti itu juga tercantum dalam program manajemen risiko. c. Dalam menetapkan apakah perusahaan akan membeli peralatan yang mahal atau gedung baru, maka manajer finansial seharusnya mempertimbangkan risiko murni yang tercipta karena tindakan itu. 3. Hubungan Dengan Marketing. Kegiatan marketing dapat menciptakan risiko, terutama risiko tanggung-gugat. Misalnya perusahaan dituntut oleh pihak luar berkenan dengan penggunaan packaging yang tidak memenuhi syarat. Dalam mengangkut produk ke langganan, mengandung bermacam risiko yang perlu terlebih dahulu dianalisis oleh manajemen risiko. Itulah sebabnya bagian marketing harus selalu awas terhadap risiko yang timbul pada setiap aktivitas marketing, dan bagian manajemen risiko seharusnya diberi informasi secepatnya.
  • 16. P a g e 16 | 19 4. Hubungan Dengan Bagian Produksi. Kegiatan produksi juga banyak menciptakan risiko. Dalam mendesain atau membuat produk atau memberikan service, pekerja sering kali diekspos pada kecelakaan kerja. Demikian pula produk atau service yang dijualnya mungkin juga bisa menciptakan kerusakan atau kecelakaan badan bagi pemakainya; oleh karena itu perusahaan harus selalu siap sedia menghadapi “tuntutan hukum” dari pihak ketiga. 5. Hubungan Dengan Engineering dan Maintenance. Bagian ini bertanggung jawab untuk desain pabrik, maintenance, dan melaksanakan fungsi perawatan gedung, pabrik, dan peralatan, yang semuanya sangat vital untuk mencegah, mengurangi frekuensi dan keparahan kerugian. 6. Hubungan Dengan Bagian Personalia. Bagian personalia mempunyai banyak tanggung jawab dibidang risiko. Contoh yang paling jelas adalah perancangan, instalasi, dan administrasi program-program kesejahteraan pegawai. Bagian personalia biasanya bertugas mengadakan perundingan dengan serikat kerja, menetapkan hak dan kewajiban serta kesejahteraan. Sedangkan Manajemen Risiko menseleksi asuransi dan merundingkan penutupan asuransi atau memanajeri aspek finansial daripada program (penenggungan risiko). 2. Manfaat Risk Management bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya yang semakin kompetitif saat ini. Sehubungan dengan kenyataan, bahwa ketidakpastian itu selalu ada, semua orang termasuk juga manajemen perusahaan harus selalu berusaha menanggulangi risiko-risiko yang terjadi atau yang mungkin terjadi, artinya berupaya untuk menghilangkan kerugian, atau paling tidak meminimalkan kerugian bila risiko dari ketidakpastian itu terjadi. Manajemen Risiko yang baik akan dapat meminimalkan kerugian- kerugian yang dihadapi perusahaan. Sehingga perusahaan bisa tetap menjaga kelangsungan hidupnya bahkan bisa berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar dan sukses dalam bisnisnya. Sebaliknya perusahaan yang tidak memiliki Manajemen Risiko yang baik, sama saja perusahaan tersebut membiarkan dari segala kemungkinan yang bisa menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Tentu saja kalau kerugian yang terjadi sangat besar bisa membuat perusahaan tersebut bangkrut. Kemungkinan ini sangat besar, oleh karena risiko itu bisa datang dari mana saja, sumber-sumber ataupun sebab-sebab yang bisa menimbulkan risiko tersebut sangat banyak. Selanjutnya bila perusahaan terhindar dari risiko-risiko yang sangat merugikan maka perusahaan tersebut akan terjaga kelangsungan hidupnya bahkan bisa
  • 17. P a g e 17 | 19 berkembang lebih besar, perusahaan pun dapat meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Karyawan yang bekerja di perusahaan tentunya akan lebih tenang dalam bekerja. Karyawan yang lebih tenang, sehat dan aman dalam bekerja karena antara lain adanya Manajemen Risiko yang baik dari perusahaan yang menjamin keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan karyawan, maka selanjutnya para karyawan dari perusahaan ini akan lebih mampu memberikan kesejahteraan kepada keluarganya. Pada gilirannya ketika semua perusahaan telah menerapkan Manajemen Risiko yang baik, setiap individu juga menerapkan Manajemen Risiko yang baik maka pada gilirannya masyarakat secara keseluruhan terhindar atau dapat meminimalkan kerugian dari risiko-risiko yang merugikan, pada akhirnya masayarakat pun akan meningkat kesejahteraannya. Manajemen risiko yang dilaksanakan secara efektif dan wajar dapat memberikan benefit bagi perusahaan, antara lain: 1. Membantu pencapaian tujuan perusahaan 2. Mencapai kesinambungan pemberian pelayanan kepada stakeholders, sehingga meningkatkan kualitas dan nilai perusahaan 3. Mencapai hasil yang lebih baik berupa efisiensi dan efektivitas pelayanan, seperti: meningkatkan pelayanan kepada publik dan atau meningkatkan penggunaan sumber daya yang lebih baik (masyarakat, informasi, dana, dan peralatan) 4. Memberikan dasar penyusunan rencana strategi sebagai hasil dari pertimbangan yang terstruktur terhadap elemen kunci risiko 5. Menghindari biaya-biaya yang mengejutkan, karena perusahaan mengidentifikasi dan mengelola risiko yang tidak diperlukan, termasuk menghindari biaya dan waktu yang dihabiskan dalam suatu perkara 6. Menghindari pemborosan, dan membuka peluang bagi perusahaan untuk memberikan pelayanan yang terbaik 7. Mencapai pengambilan keputusan yang terbuka dan berjalannya proses manajemen 8. Meningkatkan akuntabilitas dan corporate governance 9. Mengubah pandangan terhadap risiko menjadi lebih terbuka, ada toleransi terhadap mistakes tapi tidak terhadap hiding errors. Perubahan pandangan ini memungkinkan perusahaan belajar dari kesalahan masa lalunya untuk terus memperbaiki kinerjanya 10.Perusahaan akan lebih focus dalam melaksanakan kebijakan- kebijakannya sehingga dapat meminimalkan ‘gangguan-gangguan’ yang tidak dikehendaki.
  • 18. P a g e 18 | 19 Manajemen risiko dilaksanakan dengan tujuan untuk: 1. Mengintegrasi aktivitas-aktivitas manajemen dalam mengidentifikasi, menganalisis dan menentukan respon risiko secara formal, konsisten, dan komprehensif. 2. Melindungi dan menambah nilai bagi organisasi danstakeholder melalui dukungan terhadap tujuan-tujuan organisasi dengan cara: a. Menyediakan suatu kerangka kerja bagi suatu organisasi yang memungkinkan pelaksanaan aktivitas di masa depan dengan suatu cara yang konsisten dan terkendali. b. Memperbaiki pengambilan keputusan, perencanaan, dan prioritisasi melalui pemahaman yang komprehensif dan terstruktur terhadap peluang/ancaman aktivitas bisnis, instabilitas dan proyek. c. Memberi kontribusi berupa penggunaan/alokasi sumberdaya dan modal yang lebih efisien di dalam organisasi. d. Mengurangi instabilitas pada area-area bisnis yang tidak esensial · Melindungi dan meningkatkan aktiva dan citra perusahaan. e. Mengembangkan dan mendukung pegawai dan basis pengetahuan organisasi. f. Mengoptimalkan efisiensi operasional. Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama berikut ini (Darmawi, 2005): a. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan. b. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba. c. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung. d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu. e. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public image. Junarsin (2008) menunjukan adanya manfaat manajemen risiko bagi peningkatan kemakmuran pemilik perusahaan melalui manfaat arus kas bersih. Paling tidak ada tiga manfaat manajemen risiko bagi arus kas bersih: 1) menjaga kestabilan arus kas, 2) mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami financial distress, 3) mengurangi kemungkinan perusahaan terpaksa mencari pendanaan baru untuk menutupi kerugian akibat risiko ataupun untuk mendanai investasi baru.
  • 19. P a g e 19 | 19 Daftar Pustaka Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. 2017. Modul Perkuliahan Business Ethics & Good Governance Risk Management. 2017. Universitas Mercu Buana. Rachmad Kurniawan. 2013. Manajemen Resiko. Diposting pada tanggal 11 November 2013. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:14. http://berdoa untukmati.blogspot.co.id/2013/11/manajemen-risiko.html Alam Pram23. 2014. Makalah Manajemen Resiko. Diposting pada tanggal 8 Mei 2014. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:17. http://manajemenhouse.blog spot.co.id/2014/05/contoh-makalah- manajemen-resiko.html#.WhFLqI9OLg9 Mukhtar Daud. 2011. Manfaat Manajemen Risiko. Diposting pada tanggal 20 Agustus 2011. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:20. http://mukhtardaud.blogspot.co.id/2011/08/manfaat-manajemen-risiko.html Tugas Kampus. 2012. Manajemen Resiko. Diposting pada tanggal 8 Januari 2012. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:22. http://tkampus.blogspot.co.id/2012/01/manajeme-resiko.html Wikipedia. 2017. Manajemen Risiko. Diposting pada tanggal 23 September 2017. Diakses pada tanggal 19 November 2017 pukul 16:24. https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko