SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
Akuntansi Perbankan Syariah                                           PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



PSAK No. 59                                                     1 Mei 2002            Sanksi Pelanggaran Pasal 44:
                                                                                      Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang
PERNYATAAN                                                                            Perubahan atas Undang-undang Nomor. 6 tahun 1982
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN                                                            tentang Hak Cipta
                                                                                      1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan
                                                                                         atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu,
AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH                                                              dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
                                                                                         dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
                                                                                         rupiah).
                                                                                      2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
                                                                                         mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
                                                                                         barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud
                                                                                         dalam ayat (1), dipidana penjara paling lama 5 (lima) dan/atau
                                                                                         denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

                                                                                      Diterbitkan oleh
                                                                                      Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
                                                                                      Jalan Sisingamagaraja No. 59,
                                                                                      Jakarta Selatan 12120
                                                                                      Telp: (021) 722-2989
                                                                                      Fax: (021) 724-5078
                                                                                      E-mai: iai-info@akuntan-iai.or.id

                                                                                      Cetakan Pertama
                                                                                      Mei 2002




                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                         Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                            PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



                                                                                                                       DAFTAR ISI
PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah telah disahkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 1 Mei 2002.
                                                                                                                                                        Paragraf
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material
(immaterial items).                                                                    PENDAHULUAN                                                      001–005

                                                                                       Tujuan                                                               001
                           Jakarta, 1 Mei 2002                                         Ruang Lingkup                                                    002-005
                    Dewan Standar Akuntansi Keuangan
                                                                                       PENGAKUAN DAN PENGUKURAN                                         006–151
                                                                                       Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah                              006-034
                   Nur Indriantoro (alm) (1998-2000)         Ketua                     Karakteristik                                                    006-013
                   Istini T.Sidharta (2000-2002)             Ketua                     Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana)                        014-028
                   Rusdy Daryono                             Anggota                        Pengakuan keuntungan atau kerugian Mudharabah               014-028
                   Osman Sitorus                             Anggota                   Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana)                           029-034
                   Agung Nugroho Soedibyo                    Anggota                   Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah                              035-051
                   Sudarwan                                  Anggota                   Karakteristik                                                    035-040
                   Ramzi A. Zuhdi                            Anggota                   Bank sebagai Mitra                                               041-051
                   Gunadi                                    Anggota                        Pengakuan dan Pengukuran Awal Pembiayaan
                   Anis Baridwan                             Anggota                           Musyarakah                                               041-042
                   Ali Darwin                                Anggota                        Pengakuan Bagian Bank atas Pembiayaan
                   Jusuf M. Wibisana                         Anggota                          Musyarakah                                                043-046
                   Jan Hoesada                               Anggota                        Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah                         047-051
                   Siddharta Utama                           Anggota                   Pengakuan dan Pengukuran Murabahah                               052-068
                   M. Kurniawan                              Anggota                   Karakteristik                                                    052-060
                   Gudono                                    Anggota                   Bank sebagai Penjual                                             061-068
                                                                                       Pengakuan dan Pengukuran Salam dan
                                                                                            Salam Paralel                                               069-080
                                                                                       Karakteristik                                                    069-073
                                                                                       Bank sebagai Pembeli                                             074-077
                                                                                       Bank sebagai Penjual                                             078-080


                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                          Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                            Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan
     Istishna Paralel                                                081-104         PENYAJIAN                                                        152-182
Karakteristik                                                        081-089         Neraca                                                           153-161
Bank sebagai Produsen/Penjual                                            099         Laporan Laba Rugi                                                    162
     Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan                                Laporan Arus Kas                                                     163
     Istishna Paralel                                                093-095         Laporan Perubahan Ekuitas                                            164
     Penyelesaian Awal                                               096-097         Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat                         165-171
     Perubahan Pesanan dan Klaim Tambahan                                098         Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat,
     Biaya Pemeliharaan dan Penjaminan Barang Pesanan                    099             Infaq dan Shadaqah                                           173-177
Bank sebagai Pembeli                                                 100-104         Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Pengakuan dan Pengukuran Ijarah dan                                                      Qardhul Hasan                                                178-182
     Ijarah Muntahiyah Bittamlik                                     105-129
Karakteristik                                                        105-107         PENGUNGKAPAN                                                     183-200
Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik                               108-126         Pengungkapan Umum                                                183-187
     Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa                                 108-117         Pengungkapan untuk Setiap Komponen
     Bank sebagai Penyewa                                            118-126              Laporan Keuangan                                            188-200
Penjualan dan Penyewaan Kembali                                      127-128         Neraca                                                           188-195
Sewa dan Penyewaan Kembali                                               129         Laporan Laba Rugi                                                196-197
Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif                                 130-133         Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat                             198
Pengakuan dan Pengukuran Wadiah                                      134-137         Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan
Karakteristik                                                        134-136              Shadaqah                                                          199
Pengakuan dan Pengukuran Dana Wadiah                                 137-138         Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Pengakuan dan Pengukuran Qardh                                       139-143              Qardhul Hasan                                                     200
Karakteristik                                                        139-141
Pengakuan dan Pengukuran Pinjaman Qardh                              143-143         TANGGAL EFEKTIF                                                        201
Pengakuan dan Pengukuran Sharf                                       144-146
Karakteristik                                                            144
Pendapatan Sharf                                                     145-146
Pengakuan dan Pengukuran Kegiatan Bank Syariah
Berbasis Imbalan                                                     147-151
Karakteristik                                                        147-150         PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 59
Imbalan dari Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan                      151

                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH                                                                 5. Usaha bank banyak dipengaruhi ketentuan peraturan
                                                                                     perundang-undangan yang dapat berbeda dengan prinsip akuntansi yang
Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf                  berlaku umum.     Laporan keuangan yang disajikan berdasarkan
standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya dengan                        Pernyataan ini tidak dimaksudkan untuk memenuhi peraturan
paragraf penjelasan yang dicetak dengan huruf tegak (biasa).                         perundang-undangan tersebut.
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak
material (immaterial items)
                                                                                     PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PENDAHULUAN                                                                          Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah

Tujuan                                                                               Karakteristik

       1. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan                                 6. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul
akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan)                       maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi
transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah.                       hasil menurut kesepakatan di muka.

Ruang Lingkup                                                                               7. Jika usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian
                                                                                     ditanggung oleh pemililk dana, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian
       2. Pernyataan ini diterapkan untuk bank umum syariah, bank                    atau kesalahan oleh pengelola dana, seperti penyelewengan, kecurangan
perkreditan rakyat syariah, dan kantor cabang syariah bank                           dan penyalahgunaan dana.
konvensional yang beroperasi di Indonesia.
                                                                                             8. Mudharabah terdiri dari dua jenis, yaitu mudharabah
       3. Hal-hal umum yang tidak diatur dalam pernyataan ini                        muthlaqah (investasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah
mengacu pada pernyataan standar akuntansi keuangan yang lain dan                     (investasi terikat).
atau prinsip akuntansi yang berlaku umum sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.                                                        9. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik
                                                                                     dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan
       4. Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian                        investasinya.
laporan keuangan sesuai permintaan khusus (statutory) pemerintah,
lembaga pengawas independen, dan bank sentral (Bank Indonesia).                             10. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana
                                                                                     pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai

                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



tempat, cara, dan obyek investasi. Sebagai contoh, pengelola dana                           14. Pengakuan pembiayaan mudharabah adalah sebagai
dapat diperintahkan untuk:                                                           berikut:
(a) tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya;                        (a) pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau
(b) tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan,                     penyerahan aktiva non-kas kepada pengelola dana; dan
    tanpa penjamin, atau tanpa jaminan; atau                                         (b) pembiayaan mudharabah yang diberikan secara bertahap diakui
(c) mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri                        pada setiap tahap pembayaran atau penyerahan.
    tanpa melalui pihak ketiga.
                                                                                             15. Pengukuran pembiayaan mudharabah adalah sebagai
        11. Bank dapat bertindak baik sebagai pemilik dana maupun                    berikut:
pengelola dana. Apabila bank bertindak sebagai pemililk dana, maka                   (a) pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur sejumlah
dana yang disalurkan disebut pembiayaan mudharabah. Apabila bank                         uang yang diberikan bank pada saat pembayaran;
sebagai pengelola dana, maka dana yang diterima:                                     (b) pembiayaan mudharabah dalam bentuk aktiva non-kas:
(a) dalam mudharabah muqayyadah disajikan dalam laporan perubahan                        (i) diukur sebesar nilai wajar aktiva non-kas pada saat
    investasi terikat sebagai investasi terikat dari nasabah; atau                            penyerahan; dan
(b) dalam mudharabah muthlaqah disajikan dalam neraca sebagai                            (ii) selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas
    investasi tidak terikat.                                                                  diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank, dan
                                                                                     (c) beban yang terjadi sehubungan dengan mudhabarah tidak dapat
      12. Pengembalian pembiayaan mudharabah dapat dilakukan                             diakui sebagai pembiayaan mudharabah kecuali telah disepakati
bersamaan dengan distribusi bagi hasil atau pada saat diakhirinya                        bersama.
mudharabah.
                                                                                            16. Setiap pembayaran kembali atas pembiayaan mudharabah
        13. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada                   oleh pengelola dana mengurangi pembiayaan mudharabah.
jaminan, namun agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan,
pemilik dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak
ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana
terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati                       17. Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang
bersama dalam akad.                                                                  sebelum dimulainya usaha karena adanya kerusakan atau sebab
                                                                                     lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana,
Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana)                                            maka rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan mudharabah dan
                                                                                     diakui sebagai kerugian bank.
Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan Mudharabah


                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                            PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                         PSAK No. 59



        18. Apabila pembiayaan diberikan dalam bentuk non-kas maka                     (b) rugi yang terjadi diakui dalam periode terjadinya rugi tersebut
kegiatan usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak barang                             dan mengurangi saldo pembiayaan mudharabah.
tersebut diterima oleh pengelola dana dalam kondisi siap dipergunakan
sesuai dengan ketentuan dalam akad.                                                           24. Pengakuan laba atau rugi mudharabah dalam praktik dapat
                                                                                       diketahui berdasarkan laporan bagi hasil dari pengelola dana yang
      19. Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang setelah                        diterima oleh Bank.
dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola
dana maka kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil.                              25. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan
                                                                                       menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi
       20. Apabila pembiayaan diberikan dalam bentuk                 non-kas dan       pendapatan (revenue sharing). Bagi laba dihitung dari pendapatan
barang tersebut mengalami penurunan nilai pada saat                  atau setelah      setelah dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana
barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan                    usaha maka        mudharabah.      Sedangkan bagi pendapatan dihitung dari total
kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah                    pembiayaan       pendapatan pengelolaan mudharabah.
namun diperhitungan pada saat pembagian bagi hasil.
                                                                                       Contoh:
        21. Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain,
ditunjukkan oleh:                                                                                Uraian            Jumlah            Metode Bagi Hasil
(a) tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad;
                                                                                       Penjualan                     100              Revenue Sharing
(b) tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim
                                                                                       Harga Pokok Penjualan          65
    dan/atau yang telah ditentukan di dalam akad; atau
(c) hasil putusan dari badan arbitrase atau pengadilan.                                Laba kotor                    35
                                                                                       Biaya-biaya                   25
      22. Apabila mudhabarah berakhir sebelum jatuh tempo dan
pembiayaan mudharabah belum dibayar oleh pengelola dana, maka                          Laba rugi bersih              10                Profit Sharing
pembiayaan mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo.
                                                                                              26. Rugi pembiayaan mudharabah yang diakibatkan
Pengakuan Laba atau Rugi Mudharabah
                                                                                       penghentian mudharabah sebelum masa akad berakhir diakui
                                                                                       sebagai pengurang pembiayaan mudharabah.
       23. Apabila pembiayaan mudharabah melewati satu periode
pelaporan:
                                                                                              27. Rugi pengelolahan yang timbul akibat kelalaian atau
(a) laba pembiayaan mudharabah diakui dalam periode terjadinya
                                                                                       kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana.
    hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati; dan

                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                          Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                            Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                           PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



                                                                                             34. Apabila bank bertindak sebagai agen dalam menyalurkan
       28. Bagian laba bank yang tidak dibayarkan oleh pengelola                      dana mudharabah muqayyadah atau investasi terikat tetapi bank
dana pada saat mudharabah selesai atau dihentikan sebelum                             menanggung risiko atas penyaluran dana tersebut (executing agent)
masanya berakhir diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada                            maka pelaporannya dilakukan dalam neraca sebesar porsi risiko yang
pengelola dana.                                                                       ditanggung oleh bank.

Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana)                                                Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah

       29. Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi                      Karakteristik
tidak terikat pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima.
Pada akhir periode akuntansi, investasi tidak terikat diukur                                 35. Musyarakah adalah akad kerjasama di antara para pemilik
sebesar nilai tercatat.                                                               modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari
                                                                                      keuntungan.
      30. Bagi hasil investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank
dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.                                       36. Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama
                                                                                      menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang
      31. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan                                sudah berjalan maupun yang baru.            Selanjutnya mitra dapat
menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi                    mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati
pendapatan (revenue sharing) seperti pada paragraf 25.                                secara bertahap atau sekaligus kepada bank.

      32. Kerugian karena kesalahan                     atau    kelalaian   bank              37. Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas,
dibebankan kepada bank (pengelola dana).                                              setara kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti
                                                                                      lisensi dan hak paten.
Bank sebagai Agen Investasi

        33. Apabila bank bertindak sebagai agen dalam menyalurkan
dana mudharabah muqayyadah dan bank tidak menanggung risiko                                   37. Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas,
(chanelling agent) maka pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca                     setara kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti
tetapi dalam laporan perubahan dana investasi terikat. Sedangkan                      lisensi dan hak paten.
dana yang diterima dan belum disalurkan diakui sebagai titipan.
                                                                                             38. Karena setiap mitra tidak dapat menjamin modal mitra
                                                                                      lainnya, maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk

                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                         Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja.                            42. Pengukuran pembiayaan musyarakah adalah sebagai
Beberapa hal yang menunjukkan adanya kesalahan yang disengaja                        berikut:
ialah: pelanggaran terhadap akad antara lain penyalahgunaan dana                     (a) pembiayaan musyarakah dalam bentuk:
pembiayaan, manipulasi biaya dan pendapatan operasional, pelaksanaan                    (i)     kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan; dan
yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.          Jika tidak terdapat                  (ii)    aktiva non-kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat
kesepakatan antara pihak yang bersengketa kesalahan yang disengaja                              selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas,
harus dibuktikan berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan.                                   maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau
                                                                                                kerugian bank pada saat penyerahan; dan
       39. Laba musyarakah dibagi di antara para mitra, baik secara                  (b) biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi
proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik berupa kas                     kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan
maupun kas aktiva lainnya) atau sesuai nisbah yang disepakati oleh                   musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra
semua mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara proporsional sesuai                    musyarakah.
dengan modal yang disetorkan (baik berupa kas maupun aktiva lainnya)
                                                                                     Pengukuran Bagian Bank atas Pembiayaan Musyarakah setelah Akad
       40. Musyarakah dapat bersifat musyarakah permanen maupun
menurun. Dalam musyarakah permanen, bagian modal setiap mitra                                43. Bagian bank atas pembiayaan musyarakah permanen
ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.                   dinilai sebesar nilai historis (jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar
Sedangkan dalam musyarakah menurun, bagian modal bank akan                           aktiva non-kas pada saat penyerahan modal musyarakah) setelah
dialihkan secara bertahap kepada mitra sehingga bagian modal bank                    dikurangi dengan kerugian, apabila ada.
akan menurun dan pada akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik
usaha tersebut.                                                                              44. Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun
                                                                                     dinilai sebesar nilai historis sesudah dikurangin dengan bagian
                                                                                     pembiayaan bank yang telah dikembalikan oleh mitra (yaitu sebesar
                                                                                     harga jual yang wajar) dan kerugian, apabila ada. Selisih antara
                                                                                     nilai historis dan nilai wajar bagian pembiayaan musyarakah yang
                                                                                     dikembalikan diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada
Bank sebagai Mitra                                                                   periode berjalan.
                                                                                             45. Jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri
       41. Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran                         dengan pengembalian seluruh atau sebagian bagian modal, maka
tunai atau penyerahan aktiva non-kas kepada mitra musyarakah.                        selisih antara nilai historis dan nilai pengembalian diakui sebagai
                                                                                     laba atau rugi bank pada periode berjalan.


                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



      46. Pada saat akad diakhiri, pembiayaan musyarakah yang
belum dikembalikan oleh mitra diakui sebagai piutang jatuh tempo                            51. Apabila terjadi rugi dalam musyarakah akibat kelalaian
kepada mitra.                                                                        atau kesalahan mitra (pengelola usaha) musyarakah, maka rugi
                                                                                     tersebut ditanggung oleh mitra pengelola usaha musyarakah. Rugi
Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah                                                  karena kelalaian mitra musyarakah tersebut diperhitungkan sebagai
                                                                                     pengurang modal mitra pengelola usaha, kecuali jika mitra
       47. Laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar bagian bank                     mengganti kerugian tersebut dengan dana baru.
sesuai dengan nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyarakah.
Sedangkan rugi pembiayaan musyarakah diakui secara proporsional
sesuai dengan kontribusi modal.                                                      Pengakuan dan Pengukuran Murabahah

        48. Apabila pembiayaan musyarakah permanen melewati satu                     Karakteristik
 periode pelaporan, maka:
(a) laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi                          52. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan
     hasil yang disepakati; dan                                                      harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
(b) rugi diakui pada periode terjadinya kerugian tersebut dan                        dan pembeli.
     mengurangi pembiayaan musyarakah.
                                                                                            53. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa
        49. Apabila pembiayaan musyarakah menurun melewati satu                      pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan
periode pelaporan dan terdapat pengembalian sebagian atau seluruh                    pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah.
pembiayaan, maka:
(a) laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah yang                           54. Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat
    disepekati; dan                                                                  atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya.
(b) rugi diakui dalam periode terjadinya secara proporsional sesuai                  Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan
    dengan kontribusi modal dengan mengurangi pembiayaan                             pesanannya. Apabila aktiva murabahah yang telah dibeli bank (sebagai
    musyarakah.                                                                      penjual) murabahah pesanan mengikat mengalami penurunan nilai
                                                                                     sebelum diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai tersebut
       50. Pada saat akad diakhiri, laba yang belum diterima bank                    menjadi beban penjual (bank) dan penjual (bank) akan mengurangi nilai
dari pembiayaan musyarakah yang masih performing diakui sebagai                      akad.
piutang kepada mitra. Untuk pembiayaan musyarakah yang non-
performing diakhiri maka laba yang belum diterima bank tidak
diakui tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



        55. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau                   nasabah lebih disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda sesuai
cicilan. Selain itu, dalam murabahah juga diperkenankan adanya                       dengan yang diperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal dari denda
perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda.                     diperuntukkan sebagai dana sosial (qardhul hasan).

       56. Bank dapat memberikan potongan apabila nasabah:                           Bank sebagai Penjual
(a) mempercepat pembayaran cicilan; atau
(b) melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo.                                        61. Pada saat perolehan, aktiva yang diperoleh dengan tujuan
                                                                                     untuk dijual kembali dalam murabahah diakui sebagai aktiva
       57. Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga beli                   murabahah sebesar biaya perolehan.
sedangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat
potongan dari pemasok maka potongan itu merupakan hak nasabah.                                62. Pengukuran aktiva murabahah setelah perolehan adalah
Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian                        sebagai berikut:
potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam                 (a) aktiva tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat:
akad.                                                                                    (i)      dinilai sebesar biaya perolehan; dan
                                                                                         (ii)     jika terjadi penurunan nilai aktiva karena usang, rusak
       58. Bank dapat meminta nasabah menyediakan agunan atas                                     atau kondisi lainnya, penurunan nilai tersebut diakui
piutang murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yang telah dibeli                             sebagai beban dan mengurangi nilai aktiva:
dari bank.                                                                           (b) apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah
                                                                                         pesanan tidak mengikat terdapat indikasi kuat pembeli batal
       59. Bank dapat meminta kepada nasabah urbun sebagai uang                          melakukan transaksi, maka aktiva murabahah:
muka pembelian pada saat akad apabila kedua belah pihak bersepakat.                      (i)      dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang
Urbun menjadi bagian pelunasan piutang murabahah apabila                                          dapat direalisasi;mana yang lebih rendah; dan
murabahah jadi dilaksanakan. Tetapi apabila akad murabahah batal,                        (ii)     jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari
urbun dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan kerugian                               biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
sesuai dengan kesepakatan. Jika uang muka itu lebih kecil dari
kerugian bank maka bank dapat meminta tambahan dari nasabah.                               63. Potongan pembelian dari pemasok diakui sebagai
                                                                                     pengurangan biaya perolehan aktiva murabahah.
       60. Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah
sesuai dengan yang diperjanjikan, bank berhak mengenakan denda                              64. Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui
kecuali jika dapat dibuktikan bahwa nasabah tidak mempu melunasi.                    sebesar biaya perolehan aktiva murabahah ditambah keuntungan
Denda diterapkan bagi nasabah mampu yang menunda pembayaran.                         yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang
Denda tersebut didasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat

                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu
saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang.
                                                                                     Pengakuan dan Pengukuran Salam dan Salam Paralel
        65. Keuntungan murabahah diakui:
(a) pada periode terjadinya, apabila akad berakhir pada periode                      Karakteristik
    laporan keuangan yang sama; atau
(b) selama periode akad secara proporsional, apabila akad                                   69. Salam merupakan akad jual beli muslam fiih (barang
    melampaui satu periode laporan keuangan.                                         pesanan) dengan penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi (penjual)
                                                                                     dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang
        66. Potongan pelunasan diri diakui dengan menggunakan                        pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
salah satu metode berikut:
(a) jika potongan pelunasan diberikan pada saat penyelesaian, bank                          70. Bank dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual
    mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah;                           dalam suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual
    atau                                                                             kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang
(b) jika potongan pelunasan diberikan setelah penyelesaian, bank                     pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam paralel.
    terlebih dahulu menerima pelunasan piutang murabahah dari
    nasabah, kemudian bank membayar potongan pelunasan kepada                                71. Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat:
    nasabah dengan mengurangi keuntungan murabahah.                                  (a) akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama
                                                                                         antara bank dan pembeli akhir; dan
       67. Denda dikenakan apabila nasabah lalai dalam melakukan                     (b) akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
kewajibannya sesuai dengan akad. Pada saat diterima, denda diakui
sebagai bagian dana sosial.                                                                 72. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh
                                                                                     pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan
        68. Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka) adalah                        tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal bank
sebagai berikut:                                                                     bertindak sebagai pembeli, bank syariah dapat meminta jaminan kepada
(a) urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang                     nasabah untuk menghindari risiko yang merugikan bank.
    diterima bank pada saat diterima;
(b) pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah maka urbun diakui
    sebagai pembayaran piutang; dan
(c) jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka urbun dikembalikan                         73. Barang pesanan harus diketahui karakateristiknya secara
    kepada nasabah setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang                    umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya.
    telah dikeluarkan bank.                                                          Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati

                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



antara pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah                     (i)       jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai tercatat
atau cacat maka penjual harus bertanggungjawab atas kelalaiannya.                                   piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi tetap
                                                                                                    sesuai dengan nilai yang tercantum dalam akad;
                                                                                          (ii)      jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya,
Bank sebagai Pembeli                                                                                maka piutang salam berubah menjadi piutang yang harus
                                                                                                    dilunasi oleh nasabah sebesar bagian yang tidak dapat
       74. Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam                                         dipenuhi;
dibayarkan atau dialihkan kepada penjual.                                                 (iii)     jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan
                                                                                                    bank mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil
       75. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aktiva non-kas.                                   penjual jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang
Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang                                       salam, maka selisih antara nilai tercatat piutang salam
dibayarkan, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aktiva non-                                    dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui sebagai
kas diukur sebesar nilai wajar (nilai yang disepakati antara bank dan                               piutang kepada nasabah yang telah jatuh tempo.
nasabah).                                                                                           Sebaliknya, jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih
                                                                                                    besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya
         76. Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai                                    menjadi hak nasabah; dan
berikut:                                                                                  (iv)      bank dapat mengenakan denda kepada nasabah, denda
(a) jika barang pesanan sesuai dengan akad dinilai sesuai nilai yang                                hanya boleh dikenakan kepada nasabah yang mampu
    disepakati;                                                                                     menunaikan kewajibannya, tetapi tidak memenuhinya
(b) jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:                                                  dengan sengaja. Hal ini tidak berlaku bagi nasabah yang
    (i)      barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai                                tidak mampu menunaikan kewajibannya karena force
             akad, jika nilai pasar (nilai wajar jika nilai pasar tidak                             majeur.
             tersedia) dari barang pesanan yang diterima nilainya sama
             atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum                      77. Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai
             dalam akad;                                                             persediaan. Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan
    (ii)     barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar                  yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah
             (nilai wajar jika nilai pasar tidak tersedia) pada saat                 biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai
             diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian, jika nilai             bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka
             pasar dari barang pesanan lebih rendah dari nilai barang                selisihnya diakui sebagai kerugian. .
             pesanan yang tercantum dalam akad;
(c) jika bank tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan                    Bank sebagai Penjual
    pada tanggal jatuh tempo pengiriman, maka:

                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



       78. Hutang saham diakui pada saat bank menerima modal                         Barang pesanan harus sesuai dengan karakteritiknya yang telah
usaha salam sebesar modal usaha salam yang diterima.                                 disepakati antara pembeli dan produsen/penjual. Jika barang pesanan
                                                                                     yang dikirimkan salah atau cacat maka produsen/penjual harus
       79. Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan                      bertanggungjawab atas kelalaiannya.
aktiva non-kas. Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar
jumlah yang diterima, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk                               84. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam
aktiva non-kas diukur sebesar nilai wajar (nilai yang disepakati                     suatu transaksi istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian
antara bank dan nasabah).                                                            memesan kepada pihak lain (sub-kontraktor) untuk menyediakan barang
                                                                                     pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istishna paralel.
       80. Apabila bank melakukan transaksi salam paralel, selisih
antara jumlah yang dibayar oleh nasabah dan biaya perolehan                                  85. Istishna paralel dapat dilakukan dengan syarat:
barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat                     (a) akad kedua antara bank dan sub-kontraktor terpisah dari akad
pengiriman barang pesanan oleh bank ke nasabah.                                          pertama antara bank dan pembeli akhir; dan
                                                                                     (b) akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan Istishna Paralel
                                                                                            86. Pada dasarnya istishna tidak dapat dibatalkan, kecuali
Karakteristik                                                                        memenuhi kondisi:
                                                                                     (c) kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya; atau
       81. Istishna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli)              (d) akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat
dan as-shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual).                             menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad.
Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk
menyediakan al-mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang                              87. Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari
disyaratkan dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara                        produsen/penjual atas:
pembayaran dapat berupa pembayaran di muka, cicilan, atau                            (a) jumlah yang telah dibayarkan; dan
ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.                                           (b) penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat
                                                                                         waktu.
       82. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh                             88. Produsen/penjual mempunyai hak untuk mendapatkan
pembeli dan produsen/penjual di awal akad. Ketentuan harga barang                    jaminan bahwa harga yang disepakati akan dibayar tepat waktu.
pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.
                                                                                            89. Perpindahan kepemilikan barang pesanan dari
     83. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara                      produsen/penjual ke pembeli dilakukan pada saat penyerahan sebesar
umum yang meliputi: jenis, sfesifikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya.            jumlah yang disepakati.

                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



                                                                                     (b) biaya istishna pararel diakui sebagai aktiva istishna dalam
Bank sebagai Produsen/Penjual                                                            penyelesaianpada saat diterimanya tagihan dari sub-kontraktor
                                                                                         sebesar jumlah tagihan
         90. Pengakuan dan pengukuran biaya istishna adalah sebagai
berikut:                                                                                     92. Tagihan setiap termin dari bank kepada pembeli akhir
(a) biaya istishna terdiri dari:                                                     diakui sebagai piutang istishna dan sebagai termin istishna (istishna
    (i)      biaya langsung, terutama biaya untuk menghasilkan                       billing) pada pos lawannya.
             barang pesanan; dan
    (ii)     biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad
             (termasuk biaya pra-akad) yang dialokasikan secara                      Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan Istishna Pararel
             obyektif;
(b) beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset                         93. Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati
    dan pengembangan tidak termasuk dalam biaya istishna;                            dalam akad antara bank dan pembeli akhir, termasuk margin
(c) Biaya pra-akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan                             keuntungan. Margin keuntungan adalah selisih antara pendapatan
    diperhitungkan sebagai biaya istishna jika akad ditandatangani,                  istishna dan harga pokok istishna. Pendapatan istishna diakui
    tetapi jika akad tiak ditandatangani, maka biaya tersebut di                     dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau metode
    bebankan pada periode berjalan; dan                                              akad selesai.
(d) Biaya istishna yang terjadi selama periode laporan keuangan,
    diakui sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat                               94. Jika metode persentase penyelesaian digunakan, maka:
    terjadinya.                                                                      (a) bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah
                                                                                         diselesaikan dalam periode tersebut diakui sebagai pendapatan
         91. Pengakuan dan pengukuran biaya istishna pararel adalah                      istishna pada periode yang bersangkutan;
sebagai berikut:                                                                     (b) bagian margin keuntungan istishna yang diakui selama periode
(a) biaya istishna pararel terdiri dari:                                                 pelaporan ditambahkan kepada aktiva istishna dalam
    (i) biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan sub-                              penyelesaian; dan
         kontraktor kepada bank;                                                     (c) pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya
    (ii) biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad                               istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.
         (termasuk biaya pra-akad) yang dialokasikan secara obyektif;                         95. Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya
         dan                                                                         untuk penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara rasional pada
    (iii)       semua biaya akibat sub-kontraktor tidak dapat                        akhir periode laporan keuangan, maka digunakan metode akad
         memenuhi kewajibannya, jika ada; dan                                        selesai dengan ketentuan sebagai berikut:


                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



(a) tidak ada pendapatan istishna yang diakui sampai dengan                          (b) Jika kondisi pengenaan klaim tambahan yang dipersyaratkan
    pekerjaab tersebut selesai;                                                          dipenuhi, maka jumlah biaya tambahan yang diakibatkan oleh
(b) tidak ada harga pokok istishna yang diakui sampai dengan                             setiap klaim akan menambah biaya istishna, sehingga pendapatan
    pekerjaab tersebut selesai;                                                          istishna akan berkurang sebesar jumlah penambahan biaya
(c) tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna dalam                         akibat klaim tambahan;
    penyelesaian sampai dengan pekerjaan tersebut selesai; dan                       (c) Perlakuan akuntansi (a) dan (b) juga berlaku pada istishna
(d) pengakuan pendapatan istishna, harga pokok istishna, dan                             pararel, akan tetapi biaya perubahan pesanan dan klaim
    keuntungan dilakukan hanya pada akhir penyelesaian pekerjaan.                        tambahan ditentukan oleh subkontraktor dan disetujui bank
                                                                                         berdasarkan akad istishna pararel.
Penyelesaian Awal

       96. Jika pembeli akhir melakukan pembayaran sebelum                           Biaya Pemeliharaan dan Penjainan Barang Pesanan
tanggal jatuh tempo dan bank memberikan potongan, maka bank
menghapus sebagian keuntungannya sebagai akibat penyelesaian                                99. Beban pemeliharaan dan penjaminan barang pesanan
awal tersebut.                                                                       diakui pada saat terjadinya dan diperhitungkan dengan pendapatan
                                                                                     istishna.
       97. Penghapusan sebagian keuntungan akibat penyelesaian
awal piutang istishna dapat diperlakukan sebagai:
(a) potongan secara langsung dan dikurangkan dari piutang istishna                   Bank sebagai Pembeli
    pada saat pembayaran; atau
(b) penggantian (reimbursed) kepada pembeli sebesar jumlah                                  100. Bank mengakui aktiva istishna dalam penyelesaian
    keuntungan yang dihapuskan tersebut setelah menerima                             sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus
    pembayaran piutang istishna secara keseluruhan.                                  mengakui hutang istishna kepada penjual.

Perubahan Pesanan dan Klaim Tambahan                                                        101. Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena
                                                                                     kelalaian atau kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian bank,
        99. Pengukuran perubahan pesanan dan klaim tambahan                          maka kerugian itu dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek
adalah sebagai berikut:                                                              yang telah diserahkan penjual. Apabila kerugian tersebut melebihi
(a) nilai dan biaya akibat perubahan pesanan yang disepakati oleh                    garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai
    bank dan pembeli akhir ditambahkan kepada pendapatan istishna                    piutang jatuh tempo kepada sub-kontraktor.
    dan biaya istishna;


                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



        102. Jika bank menolak menerima barang pesanan karena                        (b) penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sebanding
tidak sesuai dengan spesfikasi dan tidak dapat memperoleh kembali                        dengan sisa cicilan sewa;
seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada sub-kontraktor,                     (c) penjualan pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang
maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang                          disepakati pada awal akad; dan
jatuh tempo kepada sub-kontraktor.                                                   (d) penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati
                                                                                         dalam akad.
        103. Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur dengan                              107. Pemilik obyek sewa dapat meminta penyewa menyerahkan
niali yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan.                      jaminan atas ijarah untuk menghindari risiko kerugian. Jumlah, ukuran
Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.                  dan jenis obyek sewa harus jelas diketahui dan tercantum dalam akad.

       104. Dalam istishna pararel, jika pembeli akhhir menolak                      Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi
yang disepakati, maka barang pesanan diukur dengan nilai yang                        Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa
lebih rendah antara niali wajar dan harga pokok istishna. Selisih
yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.                                  108. Obyek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat
                                                                                     perolehan obyek sewa dan disusutkan sesuai dengan:
Pengakuan dan Pengukuran Ijarah dan Ijarah Muntahiyah                                (a) kebijakan penyusutan pemilik obyek sewa untuk aktiva sejenis
Bittamlik                                                                                jika merupakan transaksi ijarah; dan
                                                                                     (b) masa sewa jika merupakan transaksi ijarah muntahiyah
Karakteristik                                                                            bittamlik.

       105. Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur                           109. Pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik
(obyek sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas                  diakui selama masa akad secara proporsional kecuali pendapatan
obyek sewa yang disewakannya. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah                     ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan secara bertahap
akad sewa-menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk                        maka besar pendapatan setiap periode akan menurun secara
mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya dengan opsi                    progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per
perpindahan hak milik obyek sewa pada saat tertentu sesuai dengan                    bagian obyek sewa pada setiap periode tersebut.
akad sewa.
       106. Perpindahan hak milik obyek sewa kepada penyewa dalam                           110. Piutang pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah
ijrah muntahiyah bittamlik dapat dilakukan dengan:                                   bittamlik diukur sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan pada
(a) hibah;                                                                           akhir periode pelaporan.

                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



                                                                                     keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut sebesar selisih
      111. Jika biaya akad menjadi beban pemilik obyek sewa maka                     antara harga jual dan nilai buku bersih obyek sewa.
biaya tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi
pendapatan ijarah atau ijarah muntahiyah bittamlik selama masa                               115. Pengakuan pelepasan obyek sewa dalam ijarah
akad.                                                                                muntahiyah bittamlik melalui pembayaran sekadarnya adalah
                                                                                     sebagai berikut:
        112. Pengakuan biaya perbaikan obyek sewa adalah sebagai                     (a) perpindahan hak milik obyek sewa diakui jika seluruh
berikut:                                                                                 pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli obyek
(a) biaya perbaikan tidak rutin obyek sewa diakui pada saat                              sewa dari pemilik obyek sewa;
    terjadinya;                                                                      (b) obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa pada saat
(b) jika penyewa melakukan perbaikan rutin obyek sewa dengan                             terjadinya perpindahan hak milik obyek sewa;
    persetujuan pemilik obyek sewa maka biaya tersebut dibebankan                    (c) jika penyewa berjanji untuk membeli obyek sewa tetapi kemudian
    kepada pemilik obyek sewa dan diakui sebagai beban pada periode                      memutuskan untuk tidak melakukannya dan nilai wajar obyek
    terjadinya perbaikan tersebut; dan                                                   sewa ternyata lebih rendah dari nilai bukunya, maka selisihnya
(c) dalam ijarah muntahiyaj bittamlik melalui penjualan secara                           diakui sebagai piutang pemilik obyek sewa kepada penyewa; dan
    bertahap biaya perbaikan obyek sewa yang dimaksud dalam huruf                    (d) jika penyewa tidak berjanji untuk membeli obyek sewa dan
    (a) dan (b) ditanggung pemilik obyek sewa maupun penyewa                             memutuskan untuk tidak melakukannya, maka obyek sewa dinilai
    sebanding dengan bagian kepemilikan masing-masing di dalam                           sebesar nilai wajar atau nilai buku, mana yang lebih rendah. Jika
    obyek sewa.                                                                          nilai wajar obyek sewa tersebut lebih rendah dari nilai buku,
                                                                                         maka selisihnya diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
       113. Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah
muntahiyah bittamlik melalui hibah diakui pada saat seluruh                                  116. Pengakuan pelepasan obyek sewa dalam ijarah
pembayaran sewa telah diselesaikan dan obyek sewa yang telah                         muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek sewa secara bertahap
diserahkan kepada penyewa. Obyek sewa dikeluarkan dari aktiva                        adalah sebagai berikut:
pemilik obyek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak milik obyek                  (a) perpindahan hak milik sebagian obyek sewa diakui jika seluruh
sewa.                                                                                    pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli
                                                                                         sebagian obyek sewa dari pemilik obyek sewa;
       114. Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah                            (b) nilai buku bagian obyek sewa yang telah dijual dikeluarkan dari
muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek sewa dengan harga                           aktiva pemilik obyek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak
sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa diakui pada                      milik bagian obyek sewa;
saat penyewa membeli obyek sewa. Pemilik obyek sewa mengakui


                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



(c) pemilik obyek sewa mengakui keuntungan atau kerugian sebesar                             121. Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah
    selisih antara harga jual dan nilai buku atas bagian obyek sewa                  muntahiyah bittamlik melalui hibah diakui pada saat seluruh
    yang telah dijual; dan                                                           pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan dan obyek sewa telah
(d) jika penyewa tidak melakukan pembelian atas obyek sewa yang                      diterima penyewa. Obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva
    tersisa maka perlakuan akuntasinya sesuai dengan paragraf 115                    penyewa sebesar nilai wajar pada saat terjadinya. Penerimaan obyek
    huruf (c) dan (d).                                                               sewa tersebut disisi lain akan menambah:
                                                                                     (a) saldo laba jika sumber pendanaan berasal dari modal bank;
        117. Dalam ijarah muntahiyah bittamlik jika obyek sewa                       (b) dana investasi tidak terikat, jika sumber pendanaan berasal dari
mengalami penurunan nilai permanen sebelum perpindahan hak                               simpanan pihak ketiga; atau
milik kepada penyewa dan penurunan nilai tersebut timbul bukan                       (c) saldo laba dan dana investasi tidak terikat secara proposional, jika
akibat tindakan penyewa atau kelalaiannya, serta jumlah cicilan                          sumber pendanaan berasal dari modal bank dan simpanan pihak
ijarah yang sudah dibayar melebihi nilai sewa yang wajar, maka                           ketiga.
selisih antara keduanya (jumlah yang sudah dibayar penyewa untuk
tujuan pembelian aktiva tersebut dan nilai sewa wajarnya) diakui                            122. Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah
sebagai kewajiban kepada penyewa dan dibebankan sebagai kerugian                     muntahiyah bittamlik melalui pembelian obyek sewa dengan harga
pada periode terjadinya penurunan nilai.                                             sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa diakui pada
                                                                                     saat penyewa membeli obyek sewa. Penyewa mengakui obyek sewa
Bank sebagai Penyewa                                                                 yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar kas yang
                                                                                     dibayarkan.
       118. Beban ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik diakui
secara proporsional selama masa akad.                                                       123. Pengakuan penerimaan obyek sewa dalam ijarah
                                                                                     muntahiyah bittamlik melalui pembayaran sekadarnya adalah
        119. Jika biaya akad menjadi beban penyewa maka biaya                        sebagai berikut:
tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi beban ijarah                   (a) perpindahan hak milik obyek sewa diakui jika seluruh
atau ijarah muntahiyah bittamlik selama masa akad.                                       pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan dan penyewa membeli
                                                                                         obyek sewa dari pemilik obyek sewa; dan
       120. Jika biaya pemeliharaan rutin dan operasi obyek sewa                     (b) obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar
berdasarkan akad menjadi beban penyewa maka biaya tersebut diakui                        kas yang dibayarkan.
sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya pemeliharaan rutin dan
operasi dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek                           124. Pengakuan penerimaan obyek sewa dalam ijarah
sewa secara bertahap akan meningkat secara progresif sejalan                         muntahiyah bittamlik melalui pembelian obyek sewa secara bertahap
dengan peningkatan kepemilikan obyek sewa.                                           adalah sebagai berikut:

                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



(a) perpindahan hak milik sebagian obyek sewa diakui jika seluruh                    (b) keuntungan atau kerugian penjualan aktiva dialokasikan sebagai
    pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan dan penyewa                                penyesuaian terhadap beban ijarah selama masa akad jika
    membeli sebagian obyek sewa dari pemilik obyek sewa dari                             peyewaan kembali dilakukan secara ijarah muntahiyah
    pemilik obyek sewa; dan                                                              bittamlik.
(b) bagian obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa
    sebesar biaya perolehannya.                                                      Sewa dan Penyewaan Kembali

       125. Obyek sewa yang telah dibeli oleh penyewa disusutkan                           129. Jika bank menyewakan kepada nasabah aktiva yang
sesuai dengan kebijakan penyusutan penyewa.                                          sebelumnya disewa oleh bank dari pihak ketiga, maka perlakuan
                                                                                     akuntansi bank sebagai pemilik obyek sewa dan penyewa diterapkan.
       126. Jika obyek sewa mengalami penurunan nilai permanen
sebelum perpindahan hak milik kepada penyewa dan penurunan nilai                     Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif
tersebut timbul bukan akibat tindakan penyewa atau kelalaiannya,
serta jumlah cicilan sewa yang sudah dibayar melebihi nilai sewa                            130. Penyisihan kerugian aktiva produktif dan piutang yang
yang wajar, maka selisih antara keduanya (jumlah yang sudah                          timbul dari transaksi aktiva produktif dibentuk sebesar estimasi
dibayar penyewa untuk tujuan pembelian aktiva tersebut dan nilai                     kerugian aktiva produktif dan piutang yang tidak dapat ditagih sesuai
sewa wajarnya) diakui sebagai piutang jatuh tempo penyewa kepada                     dengan denominasi mata uang aktiva produktif dan piutang yang
pemilik sewa dan mengoreksi beban ijarah muntahiyah bittamlik.                       diberikan.

Penjualan dan Penyewaan Kembali                                                             131. Aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam
                                                                                     rupiah maupun valuta asing yang ditujukan untuk menghasilkan
       127. Jika nasabah menjual aktiva kepada bank dan                              pendapatan antara lain dalam bentuk pembiayaan mudharabah,
menyewanya kembali, maka perlakuan akuntansi bank sebagai                            pembiayaan musyarakah, murabahah, salam paralel, dan istishna
pemilik obyek sewa diterapkan.                                                       paralel.

        128. Jika bank menjual aktiva kepada nasabah dan                                    132. Pendapatan aktiva produktif yang non-performing diakui
menyewanya kembali, maka perlakuan akuntansi bank sebagai                            pada saat pendapatan tersebut diterima.
penyewa diterapkan sebagai berikut:
(a) keuntungan atau kerugian penjualan aktiva diakui bank pada                              133. Pada saat aktiva produktif diklasifikasikan sebagai non-
    saat terjadinya transaksi penjualan jika penyewaan kembali                       performing, pendapatan yang telah diakui tetapi belum diterima
    dilakukan secara ijarah; dan                                                     harus dibatalkan.


                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



Pengakuan dan Pengukuran Wadiah                                                              138. Pengakuan bonus dalam transaksi wadiah adalah
                                                                                     sebagai berikut:
Karakteristik                                                                        (a) pemberian bonus kepada nasabah diakui sebagai beban pada saat
                                                                                         terjadinya;
      134. Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan                       (b) penerimaan bonus dari penempatan dana pada bank syariah lain
dikembalikan setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan                               diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima; dan
menghendaki. Bank bertanggung jawab atas pengembalian titipan.                       (c) penerimaan bonus dari penenmpatan dana syariah pada bank
                                                                                         sentral diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima; dan
       135. Wadiah dibagi atas wadiah yad-dhamanah dan wadiah yad-                   (d) penerimaan bonus dari penempatan dana pada bank non-syariah
amanah. Wadiah yad-dahamanah adalah titipan yang selama belum                            diakui sebagai pendapatan dana qardhul hasan pada saat kas
dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan.                    diterima.
Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoeh keuntungan maka
seluruhnya menjadi hak penerima titipan. Sedangkan dalam prinsip                     Pengakuan dan Pengukuran Qardh
wadiah yad-amanah, penerima titipan tidak boleh memanfaatkan
barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip.                         Karakteristik

       136. Penerima titipan dalam transaksi wadiah dapat:                                   139. Pinjaman qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang
(a) meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang/uang tersebut; dan                 dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
(b) memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan                           kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan yang
    barang/uang titipan (wadiah yad-dhamanah) namun tidak boleh                      mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu
    diperjanjikan sebelumnya dan besarnya tergantung pada kebijakan                  tertentu. Pihak yang meminjamkan dapat menerima imbalan namun
    penerima titipan.                                                                tidak diperkenankan untuk dipersyaratkan di dalam perjanjian.

                                                                                             140. Bank syariah disamping memberikan pinjaman qardh, juga
Pengakuan dan Pengukuran Dana Wadiah                                                 dapat menyalurkan pinjaman dalam bentuk qardhul hasan. Qardhul
                                                                                     hasan adalah pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam
       137. Dana wadiah diakui sebesar jumlah dana yang dititipkan                   untuk menggunakan data tersebut selama jangka waktu tertentu dan
pada saat terjadinya transaksi. Penerimaan yang diperoleh atas                       mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang
pengelolaan dana titipan diakui sebgaai pendapatan bank dan bukan                    disepakati. Jika peminjam mengalami kerugian bukan karena
merupakan unsur keuntungan yang harus dibagikan.                                     kelalaiannya maka kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah
                                                                                     pinjaman. Pelaporan qardhul hasan disajikan tersendiri dalam laporan


                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



sumber dan penggunaan dana qardhul hasan karena dana tersebut                        Pendapatan Sharf
bukan aset bank yang bersangkutan.
                                                                                            145. Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak dan
        141. Sumber dana qardhul hasan berasal dari eksternal dan                    kurs tunai (mark to market) pada tanggal penyerahan valuta diakui
internal. Sumber dana eksternal meliputi dana qardh yang diterima                    sebagai keuntungan/kerugian pada saat penyerahan/penerimaan
bank syariah dari pihak lain (misalnya dari sumbangan, infaq,                        dana.
shadaqah, dan sebagainya), dana yang disediakan oleh para pemilik
bank syariah dan hasil pendapatan non-halal. Sumber dana internal                          146. Selisih penjabaran aktiva dan kewajiban valuta asing
meliputi hasil tagihan pinjaman qardhul hasan.                                       dalam rupiah (revaluasi) diakui sebagai pendapatan atau beban.

Pengakuan dan Pengukuran Pinjaman Qardh                                              Pengakuan dan Pengukuran Kegiatan Bank Syariah Berbasis
                                                                                     Imbalan
        142. Pinjaman qardh diakui sebesar jumlah dana yang
dipinjamkan pada saat terjadinya. Kelebihan penerimaan dari                          Karakteristik
peminjam atas qardh yang dilunasi diakui sebagai pendapatan pada
saat terjadinya.                                                                             147. Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan ujrah (imbalan),
                                                                                     antara lain, wakalah, hiwalah, dan kafalah.
       143. Dalam hal bank bertindak sebagai peminjam qardh,
kelebihan pelunasan kepada pemberi pinjaman qardh diakui sebagai                             148. Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari muwakil
beban.                                                                               (pemberi kuasa/nasabah) kepada wakil (penerima kuasa/bank) untuk
                                                                                     melaksanakan suatu taukil (tugas) atas nama pemberi kuasa. Akad
Pengakuan dan Pengukuran Sharf                                                       wakalah tersebut dapat digunakan, antara lain, dalam pengiriman
                                                                                     transfer, penagihan hutang baik melalui kliring maupun inkaso, dan
Karakteristik                                                                        realisasi L/C.

        144. Sharf adalah akad jual beli suatu valuta dengan valuta                         149. Kafalah adalah akad pemberian jaminan yang diberikan
lainnya. Transaksi valuta asing pada bank syariah (di luar jual beli                 oleh kaafil (penjamin/bank) kepada makful (penerima jaminan) dan
banknotes) hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai (hedging)                penjamin bertanggung jawab atas pemenuhan kembali suatu kewajiban
dan tidak dibenarkan untuk tujuan spekulatif.                                        yang menjadi hak penerima jaminan. Kafalah dapat digunakan untuk
                                                                                     pemberian jasa bank, antara lain, garansi bank, standby L/C, pembukaan
                                                                                     L/C impor, akseptasi, endosemen, dan aval.


                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



       150. Hiwalah adalah pemindahan atau pengalihan hak dan                               154. Penyajian aktiva pada neraca atau pengungkapan pada
kewajiban, baik dalam bentuk pengalihan piutang maupun hutang, dan                   catatan atas laporan keuangan atas aktiva yang dibiayai oleh bank
jasa pemindahan/pengalihan dana dari satu entitas kepada entitas lain.               sendiri dan aktiva yang dibiayai oleh bank bersama pemilik dana
                                                                                     investasi tidak terikat, dilakukan secara terpisah. Dengan
Imbalan dari Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan                                  memperhatikan ketetentuan dalam PSAK lainnya, penyajian dalam
                                                                                     neraca mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos aktiva berikut:
        150. Pendapatan dan beban yang berkaitan dengan jangka                       Kas;
waktu diakui selama jangka waktu tersebut. Pendapatan dan beban                      Penempatan pada Bank Indonesia;
yang tidak berkaitan dengan jangka waktu diakui pada saat                            Giro pada bank lain,
terjadinya transaksi dalam periode yang bersangkutan.                                Penempatan pada bank lain;
                                                                                     Efek-efek;
                                                                                     Piutang:
PENYAJIAN                                                                                   piutang murabahah;
                                                                                            piutang salam;
        152. Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari                        piutang istishna;
komponen-komponen berikut:                                                                  piutang pendapatan ijarah;
(a) neraca;                                                                          Pembiayaan mudharabah;
(b) laporan laba rugi;                                                               Pembiayaan musyarakah;
(c) laporan arus kas;                                                                Persediaan (aktiva yang dibeli untuk dijual kembali kepada klien);
(d) laporan perubahan ekuitas;                                                       Aktiva yang diperoleh untuk ijarah;
(e) laporan perubahan dana investasi terikat;                                        Aktiva istishna dalam penyelesaian (setelah dikurangi termin
(f) laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan                             istishna);
    shadaqah;                                                                        Penyertaan;
(g) laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan; dan                            Investasi lain;
(h) catatan atas laporan keuangan.                                                   Aktiva tetap dan akumulasi penyusutan; dan
                                                                                     Aktiva lain.
Neraca
                                                                                            155. Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK lainnya,
        153. Unsur-unsur neraca meliputi aktiva, kewajiban, investasi                penyajian pada neraca atau pengungkapan pada catatan atas laporan
tidak terikat, dan ekuitas.                                                          keuangan mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos kewajiban,
                                                                                     investasi tidak terikat, dan ekuitas berikut:


                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Akuntansi Perbankan Syariah                                          PSAK No. 59   Akuntansi Perbankan Syariah                                        PSAK No. 59



Kewajiban                                                                                   156. Aktiva dan kewajiban tidak boleh disalinghapuskan
Kewajiban segera;                                                                    kecuali ketentuan syariah dan hukum memperkenankan terjadinya
Simpanan:                                                                            saling hapus.
      giro wadiah;
      tabungan wadiah;                                                                      157. Pembiayaan mudharabah mutlaqah yang diterima bank
Simpanan bank lain:                                                                  syariah disajikan dalam neraca pada unsur investasi tidak terikat di
      giro wadiah;                                                                   antara unsur kewajiban dan ekuitas.
      tabungan wadiah;
Kewajiban lain:                                                                              158. Investasi tidak terikat adalah dana yang diterima oleh bank
      hutang salam;                                                                  dengan kriteria sebagai berikut:
      hutang istishna;                                                               (a) bank mempunyai hak untuk menggunakan dan menginvestasikan
Kewajiban kepada bank lain;                                                              dana, termasuk hak untuk mencampur dana dimaksud dengan dana
Pembiayaan yang diterima;                                                                lainnya;
Keuntungan yang sudah diumumkan tetapi belum dibagikan;                              (b) keuntungan dibagikan sesuai dengan nisbah yang disepakati; dan
Hutang pajak;                                                                        (c) bank tidak memiliki kewajiban secara mutlak untuk mengembalikan
Hutang lainnya; dan                                                                      dana tersebut jika mengalami kerugian.
Pinjaman subordinasi.
                                                                                            159. Penyajian pos-pos yang terkait dengan transaksi istishna
Investasi Tidak Terikat                                                              adalah sebagai berikut:
Investasi tidak terikat dari bukan bank:                                                (a) termin istishna yang sudah ditagih disajikan sebagai pos
       tabungan mudharabah;                                                                 penguran istishna dalam penyelesaian;
       deposito mudharabah;                                                             (b) selisih lebih antara istishna dalam penyelesaian dan termin
Investasi tidak terikat dari bank:                                                          istishna yang sudah ditagih disajikan sebagai aktiva,
       tabungan mudharabah;                                                                 sedangkan selisih kurang antara istishna dalam penyelesaian
       deposito mudharabah.                                                                 dan termin istishna yang sudah ditagih disajikan sebagai
                                                                                            kewajiban;
Ekuitas                                                                                 (c) aktiva istishna dalam penyelesaian yang telah selesai dibuat
Modal disetor;                                                                              disajikan sebagai persediaan sebesar harga jual istishna
Tambahan modal disetor; dan                                                                 kepada pembeli akhir; dan
Saldo laba (rugi).                                                                      (d) dalam istishna paralel, piutang istishna dan hutang istishna
                                                                                            tidak boleh saling hapus.


                       Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA                                        Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
                           Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak                                          Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
Psak 59 akuntansi perbankan syariah
Psak 59 akuntansi perbankan syariah
Psak 59 akuntansi perbankan syariah
Psak 59 akuntansi perbankan syariah
Psak 59 akuntansi perbankan syariah
Psak 59 akuntansi perbankan syariah
Psak 59 akuntansi perbankan syariah
Psak 59 akuntansi perbankan syariah
Psak 59 akuntansi perbankan syariah
Psak 59 akuntansi perbankan syariah
Psak 59 akuntansi perbankan syariah
Psak 59 akuntansi perbankan syariah
Psak 59 akuntansi perbankan syariah

More Related Content

What's hot

Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahcitra Joni
 
Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5
Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5
Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5NunungSetiani
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATUofa_Unsada
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahahcitra Joni
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Muhammad Rafi Kambara
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah12345mimi
 
PPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCARPPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCARNurul Qamar
 
Pandangan islam terhadap resiko
Pandangan islam terhadap resikoPandangan islam terhadap resiko
Pandangan islam terhadap resikoAdam Hastawa
 
Lembaga Pembiayaan
Lembaga PembiayaanLembaga Pembiayaan
Lembaga PembiayaanRizki Ogawa
 
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankSumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankM Abdul Aziz
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Judianto Nugroho
 
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasLaporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasrizky nurul chasanah
 
Pembiayaan konsumen
Pembiayaan konsumenPembiayaan konsumen
Pembiayaan konsumenAbu Tholib
 
Analisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahAnalisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahImba Alfiani
 
Analisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja BankAnalisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja BankEko Mardianto
 

What's hot (20)

Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabah
 
Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5
Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5
Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5
 
Gadai Syariah-Rahn
Gadai Syariah-RahnGadai Syariah-Rahn
Gadai Syariah-Rahn
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahah
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
 
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan MusyarakahSkema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
Skema Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
 
PPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCARPPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCAR
 
Pandangan islam terhadap resiko
Pandangan islam terhadap resikoPandangan islam terhadap resiko
Pandangan islam terhadap resiko
 
Lembaga Pembiayaan
Lembaga PembiayaanLembaga Pembiayaan
Lembaga Pembiayaan
 
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankSumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasLaporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
 
Pembiayaan konsumen
Pembiayaan konsumenPembiayaan konsumen
Pembiayaan konsumen
 
Manajemen Kredit
Manajemen KreditManajemen Kredit
Manajemen Kredit
 
Pegadaian
PegadaianPegadaian
Pegadaian
 
Analisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahAnalisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariah
 
Analisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja BankAnalisa Kinerja Bank
Analisa Kinerja Bank
 

Viewers also liked

Perkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang Menyertainya
Perkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang MenyertainyaPerkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang Menyertainya
Perkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang MenyertainyaPutri Yulia R
 
Psak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahPsak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahcitra Joni
 
Psak no 59b_laporan_keuangan_b
Psak no 59b_laporan_keuangan_bPsak no 59b_laporan_keuangan_b
Psak no 59b_laporan_keuangan_bcitra Joni
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshinacitra Joni
 
Psak 107 ijarah
Psak 107 ijarahPsak 107 ijarah
Psak 107 ijarahcitra Joni
 
Konsep produk bank_islam
Konsep produk bank_islamKonsep produk bank_islam
Konsep produk bank_islamcitra Joni
 
Akuntansi istishna
Akuntansi istishnaAkuntansi istishna
Akuntansi istishnamadureh
 
Bahan sosialisas kualitas aseti
Bahan sosialisas kualitas asetiBahan sosialisas kualitas aseti
Bahan sosialisas kualitas aseticitra Joni
 
FCPD: Fibro Calculus Pancreatic Diabetes
FCPD: Fibro Calculus Pancreatic DiabetesFCPD: Fibro Calculus Pancreatic Diabetes
FCPD: Fibro Calculus Pancreatic DiabetesDr Joozer Rangwala
 
Javascript4
Javascript4Javascript4
Javascript4mozks
 
Javascript1
Javascript1Javascript1
Javascript1mozks
 
Abc czy oplaca sie zainwestowac w kolektory sloneczne
Abc czy oplaca sie zainwestowac w kolektory sloneczneAbc czy oplaca sie zainwestowac w kolektory sloneczne
Abc czy oplaca sie zainwestowac w kolektory sloneczneabc-kotly
 
Shahara_Wooten_final_project
Shahara_Wooten_final_projectShahara_Wooten_final_project
Shahara_Wooten_final_projectWooten-S
 
SmsBazar - mobile marketplace
SmsBazar - mobile marketplaceSmsBazar - mobile marketplace
SmsBazar - mobile marketplaceAibek Dunaev
 

Viewers also liked (20)

Psak 50 55 dan 60
Psak 50 55 dan 60Psak 50 55 dan 60
Psak 50 55 dan 60
 
Perkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang Menyertainya
Perkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang MenyertainyaPerkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang Menyertainya
Perkembangan Akuntansi Syariah dan Standar-standar yang Menyertainya
 
Psak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahPsak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkah
 
Psak no 59b_laporan_keuangan_b
Psak no 59b_laporan_keuangan_bPsak no 59b_laporan_keuangan_b
Psak no 59b_laporan_keuangan_b
 
Papi 2008
Papi 2008Papi 2008
Papi 2008
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshina
 
Psak 107 ijarah
Psak 107 ijarahPsak 107 ijarah
Psak 107 ijarah
 
Konsep produk bank_islam
Konsep produk bank_islamKonsep produk bank_islam
Konsep produk bank_islam
 
Akuntansi istishna
Akuntansi istishnaAkuntansi istishna
Akuntansi istishna
 
Makalah psak 105
Makalah psak 105Makalah psak 105
Makalah psak 105
 
Bahan sosialisas kualitas aseti
Bahan sosialisas kualitas asetiBahan sosialisas kualitas aseti
Bahan sosialisas kualitas aseti
 
FCPD: Fibro Calculus Pancreatic Diabetes
FCPD: Fibro Calculus Pancreatic DiabetesFCPD: Fibro Calculus Pancreatic Diabetes
FCPD: Fibro Calculus Pancreatic Diabetes
 
Javascript4
Javascript4Javascript4
Javascript4
 
Javascript1
Javascript1Javascript1
Javascript1
 
Abc czy oplaca sie zainwestowac w kolektory sloneczne
Abc czy oplaca sie zainwestowac w kolektory sloneczneAbc czy oplaca sie zainwestowac w kolektory sloneczne
Abc czy oplaca sie zainwestowac w kolektory sloneczne
 
7km mas al_ajhezeh
7km mas al_ajhezeh7km mas al_ajhezeh
7km mas al_ajhezeh
 
Type 2 Diabetes Mellitus
Type 2 Diabetes MellitusType 2 Diabetes Mellitus
Type 2 Diabetes Mellitus
 
Myfive
MyfiveMyfive
Myfive
 
Shahara_Wooten_final_project
Shahara_Wooten_final_projectShahara_Wooten_final_project
Shahara_Wooten_final_project
 
SmsBazar - mobile marketplace
SmsBazar - mobile marketplaceSmsBazar - mobile marketplace
SmsBazar - mobile marketplace
 

More from citra Joni

Mod ul bhs indonesia
Mod ul bhs indonesiaMod ul bhs indonesia
Mod ul bhs indonesiacitra Joni
 
Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salamcitra Joni
 
Pengantar akuntansi syariah
Pengantar akuntansi syariahPengantar akuntansi syariah
Pengantar akuntansi syariahcitra Joni
 
Documentary credit
Documentary creditDocumentary credit
Documentary creditcitra Joni
 
Papi 2008 buku 2
Papi   2008 buku 2Papi   2008 buku 2
Papi 2008 buku 2citra Joni
 
Papi 2008 buku 1
Papi   2008 buku 1Papi   2008 buku 1
Papi 2008 buku 1citra Joni
 

More from citra Joni (7)

Mod ul bhs indonesia
Mod ul bhs indonesiaMod ul bhs indonesia
Mod ul bhs indonesia
 
Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salam
 
Pengantar akuntansi syariah
Pengantar akuntansi syariahPengantar akuntansi syariah
Pengantar akuntansi syariah
 
Papsi2003
Papsi2003Papsi2003
Papsi2003
 
Documentary credit
Documentary creditDocumentary credit
Documentary credit
 
Papi 2008 buku 2
Papi   2008 buku 2Papi   2008 buku 2
Papi 2008 buku 2
 
Papi 2008 buku 1
Papi   2008 buku 1Papi   2008 buku 1
Papi 2008 buku 1
 

Psak 59 akuntansi perbankan syariah

  • 1. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 PSAK No. 59 1 Mei 2002 Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang PERNYATAAN Perubahan atas Undang-undang Nomor. 6 tahun 1982 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara paling lama 5 (lima) dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jalan Sisingamagaraja No. 59, Jakarta Selatan 12120 Telp: (021) 722-2989 Fax: (021) 724-5078 E-mai: iai-info@akuntan-iai.or.id Cetakan Pertama Mei 2002 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 2. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 DAFTAR ISI PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 1 Mei 2002. Paragraf Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material (immaterial items). PENDAHULUAN 001–005 Tujuan 001 Jakarta, 1 Mei 2002 Ruang Lingkup 002-005 Dewan Standar Akuntansi Keuangan PENGAKUAN DAN PENGUKURAN 006–151 Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah 006-034 Nur Indriantoro (alm) (1998-2000) Ketua Karakteristik 006-013 Istini T.Sidharta (2000-2002) Ketua Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana) 014-028 Rusdy Daryono Anggota Pengakuan keuntungan atau kerugian Mudharabah 014-028 Osman Sitorus Anggota Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana) 029-034 Agung Nugroho Soedibyo Anggota Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah 035-051 Sudarwan Anggota Karakteristik 035-040 Ramzi A. Zuhdi Anggota Bank sebagai Mitra 041-051 Gunadi Anggota Pengakuan dan Pengukuran Awal Pembiayaan Anis Baridwan Anggota Musyarakah 041-042 Ali Darwin Anggota Pengakuan Bagian Bank atas Pembiayaan Jusuf M. Wibisana Anggota Musyarakah 043-046 Jan Hoesada Anggota Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah 047-051 Siddharta Utama Anggota Pengakuan dan Pengukuran Murabahah 052-068 M. Kurniawan Anggota Karakteristik 052-060 Gudono Anggota Bank sebagai Penjual 061-068 Pengakuan dan Pengukuran Salam dan Salam Paralel 069-080 Karakteristik 069-073 Bank sebagai Pembeli 074-077 Bank sebagai Penjual 078-080 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 3. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan Istishna Paralel 081-104 PENYAJIAN 152-182 Karakteristik 081-089 Neraca 153-161 Bank sebagai Produsen/Penjual 099 Laporan Laba Rugi 162 Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan Laporan Arus Kas 163 Istishna Paralel 093-095 Laporan Perubahan Ekuitas 164 Penyelesaian Awal 096-097 Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat 165-171 Perubahan Pesanan dan Klaim Tambahan 098 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Biaya Pemeliharaan dan Penjaminan Barang Pesanan 099 Infaq dan Shadaqah 173-177 Bank sebagai Pembeli 100-104 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Pengakuan dan Pengukuran Ijarah dan Qardhul Hasan 178-182 Ijarah Muntahiyah Bittamlik 105-129 Karakteristik 105-107 PENGUNGKAPAN 183-200 Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik 108-126 Pengungkapan Umum 183-187 Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa 108-117 Pengungkapan untuk Setiap Komponen Bank sebagai Penyewa 118-126 Laporan Keuangan 188-200 Penjualan dan Penyewaan Kembali 127-128 Neraca 188-195 Sewa dan Penyewaan Kembali 129 Laporan Laba Rugi 196-197 Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif 130-133 Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat 198 Pengakuan dan Pengukuran Wadiah 134-137 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan Karakteristik 134-136 Shadaqah 199 Pengakuan dan Pengukuran Dana Wadiah 137-138 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Pengakuan dan Pengukuran Qardh 139-143 Qardhul Hasan 200 Karakteristik 139-141 Pengakuan dan Pengukuran Pinjaman Qardh 143-143 TANGGAL EFEKTIF 201 Pengakuan dan Pengukuran Sharf 144-146 Karakteristik 144 Pendapatan Sharf 145-146 Pengakuan dan Pengukuran Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan 147-151 Karakteristik 147-150 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 59 Imbalan dari Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan 151 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 4. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH 5. Usaha bank banyak dipengaruhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang dapat berbeda dengan prinsip akuntansi yang Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf berlaku umum. Laporan keuangan yang disajikan berdasarkan standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya dengan Pernyataan ini tidak dimaksudkan untuk memenuhi peraturan paragraf penjelasan yang dicetak dengan huruf tegak (biasa). perundang-undangan tersebut. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material (immaterial items) PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PENDAHULUAN Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah Tujuan Karakteristik 1. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan 6. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah. hasil menurut kesepakatan di muka. Ruang Lingkup 7. Jika usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemililk dana, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian 2. Pernyataan ini diterapkan untuk bank umum syariah, bank atau kesalahan oleh pengelola dana, seperti penyelewengan, kecurangan perkreditan rakyat syariah, dan kantor cabang syariah bank dan penyalahgunaan dana. konvensional yang beroperasi di Indonesia. 8. Mudharabah terdiri dari dua jenis, yaitu mudharabah 3. Hal-hal umum yang tidak diatur dalam pernyataan ini muthlaqah (investasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah mengacu pada pernyataan standar akuntansi keuangan yang lain dan (investasi terikat). atau prinsip akuntansi yang berlaku umum sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 9. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan 4. Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian investasinya. laporan keuangan sesuai permintaan khusus (statutory) pemerintah, lembaga pengawas independen, dan bank sentral (Bank Indonesia). 10. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 5. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 tempat, cara, dan obyek investasi. Sebagai contoh, pengelola dana 14. Pengakuan pembiayaan mudharabah adalah sebagai dapat diperintahkan untuk: berikut: (a) tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya; (a) pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau (b) tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, penyerahan aktiva non-kas kepada pengelola dana; dan tanpa penjamin, atau tanpa jaminan; atau (b) pembiayaan mudharabah yang diberikan secara bertahap diakui (c) mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri pada setiap tahap pembayaran atau penyerahan. tanpa melalui pihak ketiga. 15. Pengukuran pembiayaan mudharabah adalah sebagai 11. Bank dapat bertindak baik sebagai pemilik dana maupun berikut: pengelola dana. Apabila bank bertindak sebagai pemililk dana, maka (a) pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur sejumlah dana yang disalurkan disebut pembiayaan mudharabah. Apabila bank uang yang diberikan bank pada saat pembayaran; sebagai pengelola dana, maka dana yang diterima: (b) pembiayaan mudharabah dalam bentuk aktiva non-kas: (a) dalam mudharabah muqayyadah disajikan dalam laporan perubahan (i) diukur sebesar nilai wajar aktiva non-kas pada saat investasi terikat sebagai investasi terikat dari nasabah; atau penyerahan; dan (b) dalam mudharabah muthlaqah disajikan dalam neraca sebagai (ii) selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas investasi tidak terikat. diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank, dan (c) beban yang terjadi sehubungan dengan mudhabarah tidak dapat 12. Pengembalian pembiayaan mudharabah dapat dilakukan diakui sebagai pembiayaan mudharabah kecuali telah disepakati bersamaan dengan distribusi bagi hasil atau pada saat diakhirinya bersama. mudharabah. 16. Setiap pembayaran kembali atas pembiayaan mudharabah 13. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada oleh pengelola dana mengurangi pembiayaan mudharabah. jaminan, namun agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan, pemilik dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati 17. Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang bersama dalam akad. sebelum dimulainya usaha karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, Bank sebagai Shahibul Maal (Pemilik Dana) maka rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank. Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan Mudharabah Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 6. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 18. Apabila pembiayaan diberikan dalam bentuk non-kas maka (b) rugi yang terjadi diakui dalam periode terjadinya rugi tersebut kegiatan usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak barang dan mengurangi saldo pembiayaan mudharabah. tersebut diterima oleh pengelola dana dalam kondisi siap dipergunakan sesuai dengan ketentuan dalam akad. 24. Pengakuan laba atau rugi mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil dari pengelola dana yang 19. Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang setelah diterima oleh Bank. dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana maka kerugian tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil. 25. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi 20. Apabila pembiayaan diberikan dalam bentuk non-kas dan pendapatan (revenue sharing). Bagi laba dihitung dari pendapatan barang tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah setelah dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan usaha maka mudharabah. Sedangkan bagi pendapatan dihitung dari total kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah pembiayaan pendapatan pengelolaan mudharabah. namun diperhitungan pada saat pembagian bagi hasil. Contoh: 21. Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain, ditunjukkan oleh: Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil (a) tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad; Penjualan 100 Revenue Sharing (b) tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim Harga Pokok Penjualan 65 dan/atau yang telah ditentukan di dalam akad; atau (c) hasil putusan dari badan arbitrase atau pengadilan. Laba kotor 35 Biaya-biaya 25 22. Apabila mudhabarah berakhir sebelum jatuh tempo dan pembiayaan mudharabah belum dibayar oleh pengelola dana, maka Laba rugi bersih 10 Profit Sharing pembiayaan mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo. 26. Rugi pembiayaan mudharabah yang diakibatkan Pengakuan Laba atau Rugi Mudharabah penghentian mudharabah sebelum masa akad berakhir diakui sebagai pengurang pembiayaan mudharabah. 23. Apabila pembiayaan mudharabah melewati satu periode pelaporan: 27. Rugi pengelolahan yang timbul akibat kelalaian atau (a) laba pembiayaan mudharabah diakui dalam periode terjadinya kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana. hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati; dan Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 7. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 34. Apabila bank bertindak sebagai agen dalam menyalurkan 28. Bagian laba bank yang tidak dibayarkan oleh pengelola dana mudharabah muqayyadah atau investasi terikat tetapi bank dana pada saat mudharabah selesai atau dihentikan sebelum menanggung risiko atas penyaluran dana tersebut (executing agent) masanya berakhir diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada maka pelaporannya dilakukan dalam neraca sebesar porsi risiko yang pengelola dana. ditanggung oleh bank. Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana) Pengakuan dan Pengukuran Musyarakah 29. Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi Karakteristik tidak terikat pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, investasi tidak terikat diukur 35. Musyarakah adalah akad kerjasama di antara para pemilik sebesar nilai tercatat. modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. 30. Bagi hasil investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati. 36. Dalam musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang 31. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya mitra dapat menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati pendapatan (revenue sharing) seperti pada paragraf 25. secara bertahap atau sekaligus kepada bank. 32. Kerugian karena kesalahan atau kelalaian bank 37. Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, dibebankan kepada bank (pengelola dana). setara kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti lisensi dan hak paten. Bank sebagai Agen Investasi 33. Apabila bank bertindak sebagai agen dalam menyalurkan dana mudharabah muqayyadah dan bank tidak menanggung risiko 37. Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, (chanelling agent) maka pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca setara kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti tetapi dalam laporan perubahan dana investasi terikat. Sedangkan lisensi dan hak paten. dana yang diterima dan belum disalurkan diakui sebagai titipan. 38. Karena setiap mitra tidak dapat menjamin modal mitra lainnya, maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 8. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja. 42. Pengukuran pembiayaan musyarakah adalah sebagai Beberapa hal yang menunjukkan adanya kesalahan yang disengaja berikut: ialah: pelanggaran terhadap akad antara lain penyalahgunaan dana (a) pembiayaan musyarakah dalam bentuk: pembiayaan, manipulasi biaya dan pendapatan operasional, pelaksanaan (i) kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan; dan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Jika tidak terdapat (ii) aktiva non-kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengketa kesalahan yang disengaja selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas, harus dibuktikan berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan. maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada saat penyerahan; dan 39. Laba musyarakah dibagi di antara para mitra, baik secara (b) biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan (baik berupa kas kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan maupun kas aktiva lainnya) atau sesuai nisbah yang disepakati oleh musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra semua mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara proporsional sesuai musyarakah. dengan modal yang disetorkan (baik berupa kas maupun aktiva lainnya) Pengukuran Bagian Bank atas Pembiayaan Musyarakah setelah Akad 40. Musyarakah dapat bersifat musyarakah permanen maupun menurun. Dalam musyarakah permanen, bagian modal setiap mitra 43. Bagian bank atas pembiayaan musyarakah permanen ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad. dinilai sebesar nilai historis (jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar Sedangkan dalam musyarakah menurun, bagian modal bank akan aktiva non-kas pada saat penyerahan modal musyarakah) setelah dialihkan secara bertahap kepada mitra sehingga bagian modal bank dikurangi dengan kerugian, apabila ada. akan menurun dan pada akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik usaha tersebut. 44. Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai sebesar nilai historis sesudah dikurangin dengan bagian pembiayaan bank yang telah dikembalikan oleh mitra (yaitu sebesar harga jual yang wajar) dan kerugian, apabila ada. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar bagian pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada Bank sebagai Mitra periode berjalan. 45. Jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri 41. Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran dengan pengembalian seluruh atau sebagian bagian modal, maka tunai atau penyerahan aktiva non-kas kepada mitra musyarakah. selisih antara nilai historis dan nilai pengembalian diakui sebagai laba atau rugi bank pada periode berjalan. Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 9. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 46. Pada saat akad diakhiri, pembiayaan musyarakah yang belum dikembalikan oleh mitra diakui sebagai piutang jatuh tempo 51. Apabila terjadi rugi dalam musyarakah akibat kelalaian kepada mitra. atau kesalahan mitra (pengelola usaha) musyarakah, maka rugi tersebut ditanggung oleh mitra pengelola usaha musyarakah. Rugi Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah karena kelalaian mitra musyarakah tersebut diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra pengelola usaha, kecuali jika mitra 47. Laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar bagian bank mengganti kerugian tersebut dengan dana baru. sesuai dengan nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyarakah. Sedangkan rugi pembiayaan musyarakah diakui secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah 48. Apabila pembiayaan musyarakah permanen melewati satu Karakteristik periode pelaporan, maka: (a) laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi 52. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan hasil yang disepakati; dan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual (b) rugi diakui pada periode terjadinya kerugian tersebut dan dan pembeli. mengurangi pembiayaan musyarakah. 53. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa 49. Apabila pembiayaan musyarakah menurun melewati satu pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan periode pelaporan dan terdapat pengembalian sebagian atau seluruh pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah. pembiayaan, maka: (a) laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah yang 54. Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat disepekati; dan atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya. (b) rugi diakui dalam periode terjadinya secara proporsional sesuai Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan dengan kontribusi modal dengan mengurangi pembiayaan pesanannya. Apabila aktiva murabahah yang telah dibeli bank (sebagai musyarakah. penjual) murabahah pesanan mengikat mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai tersebut 50. Pada saat akad diakhiri, laba yang belum diterima bank menjadi beban penjual (bank) dan penjual (bank) akan mengurangi nilai dari pembiayaan musyarakah yang masih performing diakui sebagai akad. piutang kepada mitra. Untuk pembiayaan musyarakah yang non- performing diakhiri maka laba yang belum diterima bank tidak diakui tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 10. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 55. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau nasabah lebih disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda sesuai cicilan. Selain itu, dalam murabahah juga diperkenankan adanya dengan yang diperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal dari denda perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda. diperuntukkan sebagai dana sosial (qardhul hasan). 56. Bank dapat memberikan potongan apabila nasabah: Bank sebagai Penjual (a) mempercepat pembayaran cicilan; atau (b) melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo. 61. Pada saat perolehan, aktiva yang diperoleh dengan tujuan untuk dijual kembali dalam murabahah diakui sebagai aktiva 57. Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga beli murabahah sebesar biaya perolehan. sedangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat potongan dari pemasok maka potongan itu merupakan hak nasabah. 62. Pengukuran aktiva murabahah setelah perolehan adalah Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian sebagai berikut: potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam (a) aktiva tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat: akad. (i) dinilai sebesar biaya perolehan; dan (ii) jika terjadi penurunan nilai aktiva karena usang, rusak 58. Bank dapat meminta nasabah menyediakan agunan atas atau kondisi lainnya, penurunan nilai tersebut diakui piutang murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yang telah dibeli sebagai beban dan mengurangi nilai aktiva: dari bank. (b) apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat terdapat indikasi kuat pembeli batal 59. Bank dapat meminta kepada nasabah urbun sebagai uang melakukan transaksi, maka aktiva murabahah: muka pembelian pada saat akad apabila kedua belah pihak bersepakat. (i) dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang Urbun menjadi bagian pelunasan piutang murabahah apabila dapat direalisasi;mana yang lebih rendah; dan murabahah jadi dilaksanakan. Tetapi apabila akad murabahah batal, (ii) jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari urbun dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan kerugian biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian. sesuai dengan kesepakatan. Jika uang muka itu lebih kecil dari kerugian bank maka bank dapat meminta tambahan dari nasabah. 63. Potongan pembelian dari pemasok diakui sebagai pengurangan biaya perolehan aktiva murabahah. 60. Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan yang diperjanjikan, bank berhak mengenakan denda 64. Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui kecuali jika dapat dibuktikan bahwa nasabah tidak mempu melunasi. sebesar biaya perolehan aktiva murabahah ditambah keuntungan Denda diterapkan bagi nasabah mampu yang menunda pembayaran. yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang Denda tersebut didasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 11. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang. Pengakuan dan Pengukuran Salam dan Salam Paralel 65. Keuntungan murabahah diakui: (a) pada periode terjadinya, apabila akad berakhir pada periode Karakteristik laporan keuangan yang sama; atau (b) selama periode akad secara proporsional, apabila akad 69. Salam merupakan akad jual beli muslam fiih (barang melampaui satu periode laporan keuangan. pesanan) dengan penangguhan pengiriman oleh muslam ilaihi (penjual) dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang 66. Potongan pelunasan diri diakui dengan menggunakan pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu. salah satu metode berikut: (a) jika potongan pelunasan diberikan pada saat penyelesaian, bank 70. Bank dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah; dalam suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual atau kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang (b) jika potongan pelunasan diberikan setelah penyelesaian, bank pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam paralel. terlebih dahulu menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian bank membayar potongan pelunasan kepada 71. Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat: nasabah dengan mengurangi keuntungan murabahah. (a) akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir; dan 67. Denda dikenakan apabila nasabah lalai dalam melakukan (b) akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah. kewajibannya sesuai dengan akad. Pada saat diterima, denda diakui sebagai bagian dana sosial. 72. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan 68. Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka) adalah tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal bank sebagai berikut: bertindak sebagai pembeli, bank syariah dapat meminta jaminan kepada (a) urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang nasabah untuk menghindari risiko yang merugikan bank. diterima bank pada saat diterima; (b) pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah maka urbun diakui sebagai pembayaran piutang; dan (c) jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka urbun dikembalikan 73. Barang pesanan harus diketahui karakateristiknya secara kepada nasabah setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya. telah dikeluarkan bank. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 12. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 antara pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah (i) jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai tercatat atau cacat maka penjual harus bertanggungjawab atas kelalaiannya. piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi tetap sesuai dengan nilai yang tercantum dalam akad; (ii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, Bank sebagai Pembeli maka piutang salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh nasabah sebesar bagian yang tidak dapat 74. Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dipenuhi; dibayarkan atau dialihkan kepada penjual. (iii) jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan bank mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil 75. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aktiva non-kas. penjual jaminan tersebut lebih kecil dari nilai piutang Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang salam, maka selisih antara nilai tercatat piutang salam dibayarkan, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aktiva non- dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui sebagai kas diukur sebesar nilai wajar (nilai yang disepakati antara bank dan piutang kepada nasabah yang telah jatuh tempo. nasabah). Sebaliknya, jika hasil penjualan jaminan tersebut lebih besar dari nilai tercatat piutang salam maka selisihnya 76. Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai menjadi hak nasabah; dan berikut: (iv) bank dapat mengenakan denda kepada nasabah, denda (a) jika barang pesanan sesuai dengan akad dinilai sesuai nilai yang hanya boleh dikenakan kepada nasabah yang mampu disepakati; menunaikan kewajibannya, tetapi tidak memenuhinya (b) jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka: dengan sengaja. Hal ini tidak berlaku bagi nasabah yang (i) barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai tidak mampu menunaikan kewajibannya karena force akad, jika nilai pasar (nilai wajar jika nilai pasar tidak majeur. tersedia) dari barang pesanan yang diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum 77. Barang pesanan yang telah diterima diakui sebagai dalam akad; persediaan. Pada akhir periode pelaporan keuangan, persediaan (ii) barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar yang diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai terendah (nilai wajar jika nilai pasar tidak tersedia) pada saat biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi. Apabila nilai diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian, jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka pasar dari barang pesanan lebih rendah dari nilai barang selisihnya diakui sebagai kerugian. . pesanan yang tercantum dalam akad; (c) jika bank tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan Bank sebagai Penjual pada tanggal jatuh tempo pengiriman, maka: Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 13. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 78. Hutang saham diakui pada saat bank menerima modal Barang pesanan harus sesuai dengan karakteritiknya yang telah usaha salam sebesar modal usaha salam yang diterima. disepakati antara pembeli dan produsen/penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau cacat maka produsen/penjual harus 79. Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan bertanggungjawab atas kelalaiannya. aktiva non-kas. Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang diterima, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk 84. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam aktiva non-kas diukur sebesar nilai wajar (nilai yang disepakati suatu transaksi istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian antara bank dan nasabah). memesan kepada pihak lain (sub-kontraktor) untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istishna paralel. 80. Apabila bank melakukan transaksi salam paralel, selisih antara jumlah yang dibayar oleh nasabah dan biaya perolehan 85. Istishna paralel dapat dilakukan dengan syarat: barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat (a) akad kedua antara bank dan sub-kontraktor terpisah dari akad pengiriman barang pesanan oleh bank ke nasabah. pertama antara bank dan pembeli akhir; dan (b) akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah. Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan Istishna Paralel 86. Pada dasarnya istishna tidak dapat dibatalkan, kecuali Karakteristik memenuhi kondisi: (c) kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya; atau 81. Istishna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli) (d) akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat dan as-shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual). menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad. Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al-mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang 87. Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari disyaratkan dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara produsen/penjual atas: pembayaran dapat berupa pembayaran di muka, cicilan, atau (a) jumlah yang telah dibayarkan; dan ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. (b) penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu. 82. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh 88. Produsen/penjual mempunyai hak untuk mendapatkan pembeli dan produsen/penjual di awal akad. Ketentuan harga barang jaminan bahwa harga yang disepakati akan dibayar tepat waktu. pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. 89. Perpindahan kepemilikan barang pesanan dari 83. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara produsen/penjual ke pembeli dilakukan pada saat penyerahan sebesar umum yang meliputi: jenis, sfesifikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya. jumlah yang disepakati. Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 14. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 (b) biaya istishna pararel diakui sebagai aktiva istishna dalam Bank sebagai Produsen/Penjual penyelesaianpada saat diterimanya tagihan dari sub-kontraktor sebesar jumlah tagihan 90. Pengakuan dan pengukuran biaya istishna adalah sebagai berikut: 92. Tagihan setiap termin dari bank kepada pembeli akhir (a) biaya istishna terdiri dari: diakui sebagai piutang istishna dan sebagai termin istishna (istishna (i) biaya langsung, terutama biaya untuk menghasilkan billing) pada pos lawannya. barang pesanan; dan (ii) biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad (termasuk biaya pra-akad) yang dialokasikan secara Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan Istishna dan Istishna Pararel obyektif; (b) beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset 93. Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dan pengembangan tidak termasuk dalam biaya istishna; dalam akad antara bank dan pembeli akhir, termasuk margin (c) Biaya pra-akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan keuntungan. Margin keuntungan adalah selisih antara pendapatan diperhitungkan sebagai biaya istishna jika akad ditandatangani, istishna dan harga pokok istishna. Pendapatan istishna diakui tetapi jika akad tiak ditandatangani, maka biaya tersebut di dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau metode bebankan pada periode berjalan; dan akad selesai. (d) Biaya istishna yang terjadi selama periode laporan keuangan, diakui sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian pada saat 94. Jika metode persentase penyelesaian digunakan, maka: terjadinya. (a) bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam periode tersebut diakui sebagai pendapatan 91. Pengakuan dan pengukuran biaya istishna pararel adalah istishna pada periode yang bersangkutan; sebagai berikut: (b) bagian margin keuntungan istishna yang diakui selama periode (a) biaya istishna pararel terdiri dari: pelaporan ditambahkan kepada aktiva istishna dalam (i) biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan sub- penyelesaian; dan kontraktor kepada bank; (c) pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya (ii) biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut. (termasuk biaya pra-akad) yang dialokasikan secara obyektif; 95. Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya dan untuk penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara rasional pada (iii) semua biaya akibat sub-kontraktor tidak dapat akhir periode laporan keuangan, maka digunakan metode akad memenuhi kewajibannya, jika ada; dan selesai dengan ketentuan sebagai berikut: Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 15. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 (a) tidak ada pendapatan istishna yang diakui sampai dengan (b) Jika kondisi pengenaan klaim tambahan yang dipersyaratkan pekerjaab tersebut selesai; dipenuhi, maka jumlah biaya tambahan yang diakibatkan oleh (b) tidak ada harga pokok istishna yang diakui sampai dengan setiap klaim akan menambah biaya istishna, sehingga pendapatan pekerjaab tersebut selesai; istishna akan berkurang sebesar jumlah penambahan biaya (c) tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna dalam akibat klaim tambahan; penyelesaian sampai dengan pekerjaan tersebut selesai; dan (c) Perlakuan akuntansi (a) dan (b) juga berlaku pada istishna (d) pengakuan pendapatan istishna, harga pokok istishna, dan pararel, akan tetapi biaya perubahan pesanan dan klaim keuntungan dilakukan hanya pada akhir penyelesaian pekerjaan. tambahan ditentukan oleh subkontraktor dan disetujui bank berdasarkan akad istishna pararel. Penyelesaian Awal 96. Jika pembeli akhir melakukan pembayaran sebelum Biaya Pemeliharaan dan Penjainan Barang Pesanan tanggal jatuh tempo dan bank memberikan potongan, maka bank menghapus sebagian keuntungannya sebagai akibat penyelesaian 99. Beban pemeliharaan dan penjaminan barang pesanan awal tersebut. diakui pada saat terjadinya dan diperhitungkan dengan pendapatan istishna. 97. Penghapusan sebagian keuntungan akibat penyelesaian awal piutang istishna dapat diperlakukan sebagai: (a) potongan secara langsung dan dikurangkan dari piutang istishna Bank sebagai Pembeli pada saat pembayaran; atau (b) penggantian (reimbursed) kepada pembeli sebesar jumlah 100. Bank mengakui aktiva istishna dalam penyelesaian keuntungan yang dihapuskan tersebut setelah menerima sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus pembayaran piutang istishna secara keseluruhan. mengakui hutang istishna kepada penjual. Perubahan Pesanan dan Klaim Tambahan 101. Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian bank, 99. Pengukuran perubahan pesanan dan klaim tambahan maka kerugian itu dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek adalah sebagai berikut: yang telah diserahkan penjual. Apabila kerugian tersebut melebihi (a) nilai dan biaya akibat perubahan pesanan yang disepakati oleh garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai bank dan pembeli akhir ditambahkan kepada pendapatan istishna piutang jatuh tempo kepada sub-kontraktor. dan biaya istishna; Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 16. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 102. Jika bank menolak menerima barang pesanan karena (b) penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sebanding tidak sesuai dengan spesfikasi dan tidak dapat memperoleh kembali dengan sisa cicilan sewa; seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada sub-kontraktor, (c) penjualan pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang disepakati pada awal akad; dan jatuh tempo kepada sub-kontraktor. (d) penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati dalam akad. 103. Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur dengan 107. Pemilik obyek sewa dapat meminta penyewa menyerahkan niali yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan. jaminan atas ijarah untuk menghindari risiko kerugian. Jumlah, ukuran Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. dan jenis obyek sewa harus jelas diketahui dan tercantum dalam akad. 104. Dalam istishna pararel, jika pembeli akhhir menolak Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati, maka barang pesanan diukur dengan nilai yang Bank sebagai Pemilik Obyek Sewa lebih rendah antara niali wajar dan harga pokok istishna. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. 108. Obyek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan obyek sewa dan disusutkan sesuai dengan: Pengakuan dan Pengukuran Ijarah dan Ijarah Muntahiyah (a) kebijakan penyusutan pemilik obyek sewa untuk aktiva sejenis Bittamlik jika merupakan transaksi ijarah; dan (b) masa sewa jika merupakan transaksi ijarah muntahiyah Karakteristik bittamlik. 105. Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur 109. Pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik (obyek sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas diakui selama masa akad secara proporsional kecuali pendapatan obyek sewa yang disewakannya. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan secara bertahap akad sewa-menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk maka besar pendapatan setiap periode akan menurun secara mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya dengan opsi progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per perpindahan hak milik obyek sewa pada saat tertentu sesuai dengan bagian obyek sewa pada setiap periode tersebut. akad sewa. 106. Perpindahan hak milik obyek sewa kepada penyewa dalam 110. Piutang pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah ijrah muntahiyah bittamlik dapat dilakukan dengan: bittamlik diukur sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan pada (a) hibah; akhir periode pelaporan. Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 17. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut sebesar selisih 111. Jika biaya akad menjadi beban pemilik obyek sewa maka antara harga jual dan nilai buku bersih obyek sewa. biaya tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi pendapatan ijarah atau ijarah muntahiyah bittamlik selama masa 115. Pengakuan pelepasan obyek sewa dalam ijarah akad. muntahiyah bittamlik melalui pembayaran sekadarnya adalah sebagai berikut: 112. Pengakuan biaya perbaikan obyek sewa adalah sebagai (a) perpindahan hak milik obyek sewa diakui jika seluruh berikut: pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli obyek (a) biaya perbaikan tidak rutin obyek sewa diakui pada saat sewa dari pemilik obyek sewa; terjadinya; (b) obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa pada saat (b) jika penyewa melakukan perbaikan rutin obyek sewa dengan terjadinya perpindahan hak milik obyek sewa; persetujuan pemilik obyek sewa maka biaya tersebut dibebankan (c) jika penyewa berjanji untuk membeli obyek sewa tetapi kemudian kepada pemilik obyek sewa dan diakui sebagai beban pada periode memutuskan untuk tidak melakukannya dan nilai wajar obyek terjadinya perbaikan tersebut; dan sewa ternyata lebih rendah dari nilai bukunya, maka selisihnya (c) dalam ijarah muntahiyaj bittamlik melalui penjualan secara diakui sebagai piutang pemilik obyek sewa kepada penyewa; dan bertahap biaya perbaikan obyek sewa yang dimaksud dalam huruf (d) jika penyewa tidak berjanji untuk membeli obyek sewa dan (a) dan (b) ditanggung pemilik obyek sewa maupun penyewa memutuskan untuk tidak melakukannya, maka obyek sewa dinilai sebanding dengan bagian kepemilikan masing-masing di dalam sebesar nilai wajar atau nilai buku, mana yang lebih rendah. Jika obyek sewa. nilai wajar obyek sewa tersebut lebih rendah dari nilai buku, maka selisihnya diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. 113. Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui hibah diakui pada saat seluruh 116. Pengakuan pelepasan obyek sewa dalam ijarah pembayaran sewa telah diselesaikan dan obyek sewa yang telah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek sewa secara bertahap diserahkan kepada penyewa. Obyek sewa dikeluarkan dari aktiva adalah sebagai berikut: pemilik obyek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak milik obyek (a) perpindahan hak milik sebagian obyek sewa diakui jika seluruh sewa. pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli sebagian obyek sewa dari pemilik obyek sewa; 114. Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah (b) nilai buku bagian obyek sewa yang telah dijual dikeluarkan dari muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek sewa dengan harga aktiva pemilik obyek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa diakui pada milik bagian obyek sewa; saat penyewa membeli obyek sewa. Pemilik obyek sewa mengakui Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 18. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 (c) pemilik obyek sewa mengakui keuntungan atau kerugian sebesar 121. Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah selisih antara harga jual dan nilai buku atas bagian obyek sewa muntahiyah bittamlik melalui hibah diakui pada saat seluruh yang telah dijual; dan pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan dan obyek sewa telah (d) jika penyewa tidak melakukan pembelian atas obyek sewa yang diterima penyewa. Obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva tersisa maka perlakuan akuntasinya sesuai dengan paragraf 115 penyewa sebesar nilai wajar pada saat terjadinya. Penerimaan obyek huruf (c) dan (d). sewa tersebut disisi lain akan menambah: (a) saldo laba jika sumber pendanaan berasal dari modal bank; 117. Dalam ijarah muntahiyah bittamlik jika obyek sewa (b) dana investasi tidak terikat, jika sumber pendanaan berasal dari mengalami penurunan nilai permanen sebelum perpindahan hak simpanan pihak ketiga; atau milik kepada penyewa dan penurunan nilai tersebut timbul bukan (c) saldo laba dan dana investasi tidak terikat secara proposional, jika akibat tindakan penyewa atau kelalaiannya, serta jumlah cicilan sumber pendanaan berasal dari modal bank dan simpanan pihak ijarah yang sudah dibayar melebihi nilai sewa yang wajar, maka ketiga. selisih antara keduanya (jumlah yang sudah dibayar penyewa untuk tujuan pembelian aktiva tersebut dan nilai sewa wajarnya) diakui 122. Perpindahan hak milik obyek sewa dalam ijarah sebagai kewajiban kepada penyewa dan dibebankan sebagai kerugian muntahiyah bittamlik melalui pembelian obyek sewa dengan harga pada periode terjadinya penurunan nilai. sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa diakui pada saat penyewa membeli obyek sewa. Penyewa mengakui obyek sewa Bank sebagai Penyewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar kas yang dibayarkan. 118. Beban ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik diakui secara proporsional selama masa akad. 123. Pengakuan penerimaan obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui pembayaran sekadarnya adalah 119. Jika biaya akad menjadi beban penyewa maka biaya sebagai berikut: tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi beban ijarah (a) perpindahan hak milik obyek sewa diakui jika seluruh atau ijarah muntahiyah bittamlik selama masa akad. pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan dan penyewa membeli obyek sewa dari pemilik obyek sewa; dan 120. Jika biaya pemeliharaan rutin dan operasi obyek sewa (b) obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar berdasarkan akad menjadi beban penyewa maka biaya tersebut diakui kas yang dibayarkan. sebagai beban pada saat terjadinya. Biaya pemeliharaan rutin dan operasi dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek 124. Pengakuan penerimaan obyek sewa dalam ijarah sewa secara bertahap akan meningkat secara progresif sejalan muntahiyah bittamlik melalui pembelian obyek sewa secara bertahap dengan peningkatan kepemilikan obyek sewa. adalah sebagai berikut: Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 19. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 (a) perpindahan hak milik sebagian obyek sewa diakui jika seluruh (b) keuntungan atau kerugian penjualan aktiva dialokasikan sebagai pembayaran sewa ijarah telah diselesaikan dan penyewa penyesuaian terhadap beban ijarah selama masa akad jika membeli sebagian obyek sewa dari pemilik obyek sewa dari peyewaan kembali dilakukan secara ijarah muntahiyah pemilik obyek sewa; dan bittamlik. (b) bagian obyek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar biaya perolehannya. Sewa dan Penyewaan Kembali 125. Obyek sewa yang telah dibeli oleh penyewa disusutkan 129. Jika bank menyewakan kepada nasabah aktiva yang sesuai dengan kebijakan penyusutan penyewa. sebelumnya disewa oleh bank dari pihak ketiga, maka perlakuan akuntansi bank sebagai pemilik obyek sewa dan penyewa diterapkan. 126. Jika obyek sewa mengalami penurunan nilai permanen sebelum perpindahan hak milik kepada penyewa dan penurunan nilai Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif tersebut timbul bukan akibat tindakan penyewa atau kelalaiannya, serta jumlah cicilan sewa yang sudah dibayar melebihi nilai sewa 130. Penyisihan kerugian aktiva produktif dan piutang yang yang wajar, maka selisih antara keduanya (jumlah yang sudah timbul dari transaksi aktiva produktif dibentuk sebesar estimasi dibayar penyewa untuk tujuan pembelian aktiva tersebut dan nilai kerugian aktiva produktif dan piutang yang tidak dapat ditagih sesuai sewa wajarnya) diakui sebagai piutang jatuh tempo penyewa kepada dengan denominasi mata uang aktiva produktif dan piutang yang pemilik sewa dan mengoreksi beban ijarah muntahiyah bittamlik. diberikan. Penjualan dan Penyewaan Kembali 131. Aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valuta asing yang ditujukan untuk menghasilkan 127. Jika nasabah menjual aktiva kepada bank dan pendapatan antara lain dalam bentuk pembiayaan mudharabah, menyewanya kembali, maka perlakuan akuntansi bank sebagai pembiayaan musyarakah, murabahah, salam paralel, dan istishna pemilik obyek sewa diterapkan. paralel. 128. Jika bank menjual aktiva kepada nasabah dan 132. Pendapatan aktiva produktif yang non-performing diakui menyewanya kembali, maka perlakuan akuntansi bank sebagai pada saat pendapatan tersebut diterima. penyewa diterapkan sebagai berikut: (a) keuntungan atau kerugian penjualan aktiva diakui bank pada 133. Pada saat aktiva produktif diklasifikasikan sebagai non- saat terjadinya transaksi penjualan jika penyewaan kembali performing, pendapatan yang telah diakui tetapi belum diterima dilakukan secara ijarah; dan harus dibatalkan. Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 20. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Pengakuan dan Pengukuran Wadiah 138. Pengakuan bonus dalam transaksi wadiah adalah sebagai berikut: Karakteristik (a) pemberian bonus kepada nasabah diakui sebagai beban pada saat terjadinya; 134. Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan (b) penerimaan bonus dari penempatan dana pada bank syariah lain dikembalikan setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima; dan menghendaki. Bank bertanggung jawab atas pengembalian titipan. (c) penerimaan bonus dari penenmpatan dana syariah pada bank sentral diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima; dan 135. Wadiah dibagi atas wadiah yad-dhamanah dan wadiah yad- (d) penerimaan bonus dari penempatan dana pada bank non-syariah amanah. Wadiah yad-dahamanah adalah titipan yang selama belum diakui sebagai pendapatan dana qardhul hasan pada saat kas dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. diterima. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoeh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan. Sedangkan dalam prinsip Pengakuan dan Pengukuran Qardh wadiah yad-amanah, penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip. Karakteristik 136. Penerima titipan dalam transaksi wadiah dapat: 139. Pinjaman qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang (a) meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang/uang tersebut; dan dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau (b) memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan yang barang/uang titipan (wadiah yad-dhamanah) namun tidak boleh mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu diperjanjikan sebelumnya dan besarnya tergantung pada kebijakan tertentu. Pihak yang meminjamkan dapat menerima imbalan namun penerima titipan. tidak diperkenankan untuk dipersyaratkan di dalam perjanjian. 140. Bank syariah disamping memberikan pinjaman qardh, juga Pengakuan dan Pengukuran Dana Wadiah dapat menyalurkan pinjaman dalam bentuk qardhul hasan. Qardhul hasan adalah pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam 137. Dana wadiah diakui sebesar jumlah dana yang dititipkan untuk menggunakan data tersebut selama jangka waktu tertentu dan pada saat terjadinya transaksi. Penerimaan yang diperoleh atas mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang pengelolaan dana titipan diakui sebgaai pendapatan bank dan bukan disepakati. Jika peminjam mengalami kerugian bukan karena merupakan unsur keuntungan yang harus dibagikan. kelalaiannya maka kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah pinjaman. Pelaporan qardhul hasan disajikan tersendiri dalam laporan Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 21. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 sumber dan penggunaan dana qardhul hasan karena dana tersebut Pendapatan Sharf bukan aset bank yang bersangkutan. 145. Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak dan 141. Sumber dana qardhul hasan berasal dari eksternal dan kurs tunai (mark to market) pada tanggal penyerahan valuta diakui internal. Sumber dana eksternal meliputi dana qardh yang diterima sebagai keuntungan/kerugian pada saat penyerahan/penerimaan bank syariah dari pihak lain (misalnya dari sumbangan, infaq, dana. shadaqah, dan sebagainya), dana yang disediakan oleh para pemilik bank syariah dan hasil pendapatan non-halal. Sumber dana internal 146. Selisih penjabaran aktiva dan kewajiban valuta asing meliputi hasil tagihan pinjaman qardhul hasan. dalam rupiah (revaluasi) diakui sebagai pendapatan atau beban. Pengakuan dan Pengukuran Pinjaman Qardh Pengakuan dan Pengukuran Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan 142. Pinjaman qardh diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat terjadinya. Kelebihan penerimaan dari Karakteristik peminjam atas qardh yang dilunasi diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya. 147. Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan ujrah (imbalan), antara lain, wakalah, hiwalah, dan kafalah. 143. Dalam hal bank bertindak sebagai peminjam qardh, kelebihan pelunasan kepada pemberi pinjaman qardh diakui sebagai 148. Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari muwakil beban. (pemberi kuasa/nasabah) kepada wakil (penerima kuasa/bank) untuk melaksanakan suatu taukil (tugas) atas nama pemberi kuasa. Akad Pengakuan dan Pengukuran Sharf wakalah tersebut dapat digunakan, antara lain, dalam pengiriman transfer, penagihan hutang baik melalui kliring maupun inkaso, dan Karakteristik realisasi L/C. 144. Sharf adalah akad jual beli suatu valuta dengan valuta 149. Kafalah adalah akad pemberian jaminan yang diberikan lainnya. Transaksi valuta asing pada bank syariah (di luar jual beli oleh kaafil (penjamin/bank) kepada makful (penerima jaminan) dan banknotes) hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai (hedging) penjamin bertanggung jawab atas pemenuhan kembali suatu kewajiban dan tidak dibenarkan untuk tujuan spekulatif. yang menjadi hak penerima jaminan. Kafalah dapat digunakan untuk pemberian jasa bank, antara lain, garansi bank, standby L/C, pembukaan L/C impor, akseptasi, endosemen, dan aval. Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 22. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 150. Hiwalah adalah pemindahan atau pengalihan hak dan 154. Penyajian aktiva pada neraca atau pengungkapan pada kewajiban, baik dalam bentuk pengalihan piutang maupun hutang, dan catatan atas laporan keuangan atas aktiva yang dibiayai oleh bank jasa pemindahan/pengalihan dana dari satu entitas kepada entitas lain. sendiri dan aktiva yang dibiayai oleh bank bersama pemilik dana investasi tidak terikat, dilakukan secara terpisah. Dengan Imbalan dari Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan memperhatikan ketetentuan dalam PSAK lainnya, penyajian dalam neraca mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos aktiva berikut: 150. Pendapatan dan beban yang berkaitan dengan jangka Kas; waktu diakui selama jangka waktu tersebut. Pendapatan dan beban Penempatan pada Bank Indonesia; yang tidak berkaitan dengan jangka waktu diakui pada saat Giro pada bank lain, terjadinya transaksi dalam periode yang bersangkutan. Penempatan pada bank lain; Efek-efek; Piutang: PENYAJIAN piutang murabahah; piutang salam; 152. Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari piutang istishna; komponen-komponen berikut: piutang pendapatan ijarah; (a) neraca; Pembiayaan mudharabah; (b) laporan laba rugi; Pembiayaan musyarakah; (c) laporan arus kas; Persediaan (aktiva yang dibeli untuk dijual kembali kepada klien); (d) laporan perubahan ekuitas; Aktiva yang diperoleh untuk ijarah; (e) laporan perubahan dana investasi terikat; Aktiva istishna dalam penyelesaian (setelah dikurangi termin (f) laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan istishna); shadaqah; Penyertaan; (g) laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan; dan Investasi lain; (h) catatan atas laporan keuangan. Aktiva tetap dan akumulasi penyusutan; dan Aktiva lain. Neraca 155. Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK lainnya, 153. Unsur-unsur neraca meliputi aktiva, kewajiban, investasi penyajian pada neraca atau pengungkapan pada catatan atas laporan tidak terikat, dan ekuitas. keuangan mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos kewajiban, investasi tidak terikat, dan ekuitas berikut: Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
  • 23. Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Akuntansi Perbankan Syariah PSAK No. 59 Kewajiban 156. Aktiva dan kewajiban tidak boleh disalinghapuskan Kewajiban segera; kecuali ketentuan syariah dan hukum memperkenankan terjadinya Simpanan: saling hapus. giro wadiah; tabungan wadiah; 157. Pembiayaan mudharabah mutlaqah yang diterima bank Simpanan bank lain: syariah disajikan dalam neraca pada unsur investasi tidak terikat di giro wadiah; antara unsur kewajiban dan ekuitas. tabungan wadiah; Kewajiban lain: 158. Investasi tidak terikat adalah dana yang diterima oleh bank hutang salam; dengan kriteria sebagai berikut: hutang istishna; (a) bank mempunyai hak untuk menggunakan dan menginvestasikan Kewajiban kepada bank lain; dana, termasuk hak untuk mencampur dana dimaksud dengan dana Pembiayaan yang diterima; lainnya; Keuntungan yang sudah diumumkan tetapi belum dibagikan; (b) keuntungan dibagikan sesuai dengan nisbah yang disepakati; dan Hutang pajak; (c) bank tidak memiliki kewajiban secara mutlak untuk mengembalikan Hutang lainnya; dan dana tersebut jika mengalami kerugian. Pinjaman subordinasi. 159. Penyajian pos-pos yang terkait dengan transaksi istishna Investasi Tidak Terikat adalah sebagai berikut: Investasi tidak terikat dari bukan bank: (a) termin istishna yang sudah ditagih disajikan sebagai pos tabungan mudharabah; penguran istishna dalam penyelesaian; deposito mudharabah; (b) selisih lebih antara istishna dalam penyelesaian dan termin Investasi tidak terikat dari bank: istishna yang sudah ditagih disajikan sebagai aktiva, tabungan mudharabah; sedangkan selisih kurang antara istishna dalam penyelesaian deposito mudharabah. dan termin istishna yang sudah ditagih disajikan sebagai kewajiban; Ekuitas (c) aktiva istishna dalam penyelesaian yang telah selesai dibuat Modal disetor; disajikan sebagai persediaan sebesar harga jual istishna Tambahan modal disetor; dan kepada pembeli akhir; dan Saldo laba (rugi). (d) dalam istishna paralel, piutang istishna dan hutang istishna tidak boleh saling hapus. Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak