2. 1. DENTURE TOOTH SELECTION
2. BOXING
3. MOUNTING THE FINAL CASTS
4. MODELANALYSIS
5. OCCLUCAL SCHEME OF BPS
6. SETTING DENTURE TEETH (lingualized occlusion)
OUTLINE PRESENTATION
3. SELECTION OF ANTERIOR TEETH
Memilih ukuran gigi
dengan SR Phonares
(Facial meter)
Memilih bentuk berdasarkan
usia dan keparahan atrisi gigi
(youthful, universal, mature)
SR Phonares shade guide
4. SELECTION OF
POSTERIOR TEETH
• Orthosit (Ivoclar Vivadent) → berdasarkan
morfologi permukaan oklusal yang spesifik
dengan inklinasi condyle:
1. N-mold untuk Class 1 normal bite
2. T-mold untuk Class II deep bite
3. T-mold untuk Class III cross bite
• Ortholingual DCL : untuk lingualized
occlusion
• Orthoplane DCL : untuk monoplane occlusion
• Postaris DCL untuk gigi posterior terbuat dari
cross-linked acrylic resin yang resisten
terhadap diskolorasi dan nanohybride
composite resin agar wear-resistant
5. BOXING
Gambar garis 5mm
dari batas cetakan
Blockout batas
dengan wax
Di cor dengan gypsum Elite Arti
(Zhermack) dengan setting
ekspansi 0,02% setelah 2 jam.
6. MOUNTING THE FINAL CAST
Pastikan Gnathometer M
terpasang pada maksila dan
mandibula
Tanam model maksila pada
artikulator Startos 300
menggunakan Universal
Transferbow System
Tanam model mandibula pada
articulator dengan gypsum yang
memiliki setting expansion paling
rendah.
10. Gambar garis pada puncak ridge tertinggi maksila dengan menandai titik pada area P1
(posterior dari palatine rugae dekat buccal frenulum) dan area M1 (anterior dari
tuberositas maksila) kemudian menggabungkan kedua titik tersebut.
11. MANDIBULA
1. Trace retromolarpads (referens untuk batas posterior denture)
2. Gambar garis horizontal pada 1/3 retromolarpads (referens untuk
occlusal plane)
3. Gambar garis yang membagi lebar buccolingual dari ridge dan
diperpanjang ke setiap sisi (referens untuk gigi posterior)
4. Gambar garis yang membagi lebar labiolingual dari ridge anterior
dan diperpanjang ke setiap sisi (landmark untuk gigi anterior)
Menyusun gigi pada tengah buccolingual atau
neutral zone agar mampu mencapai BTC point
pada mandibular denture section.
12. 1. Gambar garis horizontal pada distal 1/3
retromolar pad senagai referens occlusal plane
dan garis yang membagi lebar buccolingual pada
setiap sisi ridge.
2. Tentukan posisi M1. Ukur jarak antara titik
terendah pada bukal dengan batas lingual
3. Tentukan titik tengah dari jarak tersebut
4. Tentukan posisi P1. Ukur jarak antara titik
terendah pada bukal dengan batas lingual sekitar
frenulum bukal. Tentukan titik tengah dari jarak
tersebut.
13. Gambar garis tengah pada anterior ridge
mandibula sebagai referens dalam
menyusun gigi anterior. Perpotongan antara
garis hijau dan garis biru membantu
menentukan inklinasi aksial dari kaninus
mandibula
14. OCCLUSAL SCHEME OF BPS
BALANCED OCCLUSSION
Hanya cusp lingual maksila yang berkontak (untuk pasien dengan resorbsi ridge severe).
LINGUALIZED OCCLUSSION
Skema semibalanced occlusion
(cusp to ridge):
Gigi di adjust agar premolar pada working side dan molar pada
balancing side bergesek secara simultan ketika gerakan lateral
15. Skema lingualized occlusion
(cusp to fossa):
• Dua premolar dan molar pada working side
dan 2 premolar dan molar lainnya pada
balancing slide berkontak pada saat yang
sama ketika gerakan lateral
• Pada gerakan protrusive, adjustment
dilakukan sehingga gigi anterior dan
posterior kontak stimulatan untuk
keseimbangan anteroposterior
16. SETTING DENTURE TEETH (LINGUALIZED OCCLUSION)
Setting the anterior teeth sequence:
11, 21 → 13, 23 → 12, 22 → 43,33
Insisiv papilla dan rugae palatina
diekspos sebagai landmark menyusun
gigi anterior
Cervical dari I1 diposisikan pada
tengah dari anteroposterior
insisiv papila
ANTERIOR
MAXILLA
17. Tepi insisal ditempatkan pada setengah jarak
muccobucalfold maksila dan mandibula yang diukur
dari dasar frenulum labial atas dengan bawah
ditambah vertical overlap (1.5-2mm).
Pasien ini memiliki jarak muccobucalfold maksila
dan mandibula sebesar 40 mm, sehingga tepi insisal
diposisikan 2mm.
Inklinasi sagital dari I1 maksila diatur sedemikian
rupa sehingga tepi insisal dapat sejajar dengan
vestibulum labial mandibula
18. Ketika menyusun kaninus, area servikal diposisikan
sejajar dengan transvers palatine rugae. Distolabial
caninus segaris dengan posterior ridge. Pasien
dengan resorbsi ridge severe, kaninus disusun 1-
2mm lebih bukal. Jika rugae tidak terlihat,
penyusunan kaninus dilakukan setelah I1 dan I2.
Gunakan 2D template dari articulator stratos dengan permukaan cekung
menghadap keatas. Periksa horizontal alignment dan simetris gigi anterior
menggunakan 2D template
19. Pada mandibula susun kaninus terlebih dulu.
Kaninus diposisikan pada perpotongan garis anterior
ridge dan posterior ridge. Sesuaikan posisi kaninus
sehingga bagian mesial mengikuti lengkung anterior dan
bagian distal mengikuti lengkung posterior.
Kaninus mandibula diposisikan
diantara kaninus maksila dan
insisif lateral.
ANTERIOR MANDIBULA
20. Setting the mandibular anterior teeth sequence:
34, 44→ 35, 45 → 36, 46 → 37, 47
SR Phonares tersedia 2 skema:
1. Cusp to ridge : normal bite situation
2. Cusp to fossa → lingualized occlusion → LINGUAL NHC
2D
TEMPLATE
3D
TEMPLATE
Untuk menanam model pada articulator tanpa facebow transfer
Untuk menanam model pada articulator dengan facebow transfer dan
untuk Menyusun gigi posterior.
21. Dalam menyusun gigi posterior terdapat 2 hal yang penting:
1. Terbentuknya BTC point
2. Mencapai oklusi yang seimbang (BBO)
• Lingual cusp dari 4 gigi posterior harus menyentuh lengkung
anteroposterior dari 3D template
• Seluruh cusp bukal gigi posterior dijauhkan agar tidak berkontak
dengan template, kecual premolar pertama (untuk kebutuhan estetik)
POSTERIOR MANDIBULA
22. Posisikan 3D template pada distal
1/3 retromolarpad dan kusp kaninus
Hanya kusp bukal dai P1 kontak
dengan template. Kusp bukal gigi
posterior lainnya tidak kontak
dengan template
Sumbu gigi posterior tegak lurus
terhadap template.
23. Pound line menghubungkan lingual
dari retromolar pad dengan mesial
kaninus
Tampak oklusal penyusunan gigi
posterior
24. Setting the maxillary posterior teeth sequence:
16, 26→ 14, 24→ 15, 25→ 17, 27
Ketika menyusun gigi posterior maksila dengan skema oklusi lingual, urutannya adalah :
MI, P1, P2, M2
16, 26 : mesial kusp palatal M1 maksila kontak dengan central fossa
M1 mandibula dan kusp distopalatal dengan distal fossa M1
mandibula
14, 24 : kusp palatal P1 maksila berkontak dengan central fossa P1
mandibula.
15, 25 : palatal kusp dari P2 maksila berkontak dengan central fossa
P2 mandibula
17, 27 : palatal kusp dari M2 maksila berkontak dengan central fossa
M2 mandibula. Kusp bukal mengikuti kurva Monson.
POSTERIOR MAKSILA
25. M1 diposisikan cusp to fossa (one-tooth-to-one-tooth relationship)
Penyusunan lengkap gigi posterior maksila. Bukal kusp mengikut kurva Monson.
26. Hubungan cusp to fossa gigi maksila dan mandibula dengan
skema oklusi lingual
27. OCCLUSAL CHECK AFTER SET UP
Cek oklusi sentris : Lima kontak oklusal pada gigi posterior di setiap sisi
(terdapat pilihan satu tambahan kontak pada kusp bukal dari P1)
29. LATERAL MOVEMENT
Adjustment in lateral movement. Untuk mencapai oklusi seimbang (BBO),
dimana gigi posterior kanan dan kiri berkontak dan bergesekan secara
bersamaan.
31. Posisi mandibula dipegang oleh otot cenderung
tidak stabil. Hal itu menyebabkan seiring waktu
overjet akan mengecil karena pergeseran gigi tiruan
yang bertujuan agar mandibula mendapatkan
kestabilan dengan cara gigi anterior berkontak
Reduced
anterior jet
Increased
Denture Stability
32. Skema oklusi gambar tersebut adalah MPO. Ketika menggigit dengan kekuatan, posisi condyle ideal.
Sehingga posterior berkontak dan anterior tidak berkontak. Posterior menjaga anterior yang lebih sensitive
dan memiliki inervasi yang lebih banyak pada periodontal ligament.
IDEAL OCCLUSSION FOR NATURAL TEETH
33. Ketika gerakan lateral, hanya kaninus yang kontak dan posterior tidak
berkontak sehingga mengurangi stress posterior dan TMJ.
37. BILATERAL BALANCED OCCLUSSION
Ketika posterior gigi berkontak hanya pada satu sisi, maka sisi lain gigi
tiruan akan terangkat. Begitu juga jika hanya anteriornya saja yang
berkontak, maka gigi tiruan mandibula akan terangkat.
LINGUALIZED OCCLUSION
Skema oklusi ini dikembangkan dengan asumsi gig tiruan bergerak diatas
alveolar ridge, sehingga tercipta skema oklusi yang seimbang dengan hanya cusp
lingual gigi posterior maksila berkontak dengan gigi posterior mandibula
38. Ketika gigit cotton roll di anterior,
gigi tiruan maksila dan mandibula
akan berkontak untuk mencegah
gigi tiruan terangkat.
Ketika gigi cotton roll di sisi kananmaupun kiri, gigi tiruan maksila dan
mandibula akan berkontak untuk mencegah gigi tiruan terangkat.
42. Sebelum di grinding, kontak anterior tidak
seimbang dan beberapa gigi posterior tidak kontak
Setelah grinding, overjet minimum dan gigi
posterior berkontak simultan.