2. MUKADDIMAH
Tujuan pendidikan kita saat ini
hanya ditekankan pada penguasaan
Iptek dan skill, bahkan pendidikan
lebih diharapkan menghasilkan
lulusan siap kerja, sehingga
pendidikan karakter hampir tidak
tersentuh.
3. Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) sudah
menetapkan bahwa tugas utama pendidikan adalah
melahirkan “Generasi Khaira Ummah” yakni generasi
terbaik yang Allah potensikan mampu memimpin
dunia. Untuk melahirkan generasi sebagaimana
tersebut, maka secara operasional pendidikan adalah
mendidik manusia taqwa, berilmu tinggi dan
berjama’ah melalui strategi Budaya Akademik Islami
(BudAI).
4. UNISSULA punya BUDAI. Apa itu BUDAI?
BUDAI adalah singkatan dari Budaya
Akademik Islami yang dideklarasikan pada
tanggal 18 Agustus 2005 . BUDAI
merupakan ciri khas UNISSULA yang tidak
dipunyai Universitas lainnya. Dalam
BUDAI, ada sejumlah peraturan dan
kebiasaan/gerakan yang terus ditanamkan
ke seluruh civitas akademika di UNISSULA.
5. BUDAI adalah salah satu langkah
nyata UNISSULA dalam meraih
mimpi besarnya yakni: Bismillah,
Membangun Generasi Khaira
Ummah. Berkat adanya BUDAI,
suasana Keislaman amat kental
terasa di UNISSULA
6. Strategi pendidikan di
Universitas Islam Sultan Agung
(UNISSULA) dirumuskan
dengan nama Budaya
Akademik Islami (BudAI) yang
pada intinya berisi penguatan
ruhiyah dan penguatan Iptek.
7. Penguatan Ruhiyah berisi:
Penguatan akidah, ibadah dan akhlak
yang dikemas dalam gerakan
pembudayaan yang meliputi Islamic
Learning Society gerakan gerakan
shalat berjama’ah, gerakan berbusana
Islami, gerakan thaharah, gerakan
keteladanan, gerakan keramahan
Islami, dan gerakan kualitas hidup.
9. Pendidikan adalah pembudayaan dan pembiasaan
dengan tata nilai yang diyakini kebenarannya.
Pendidikan di kampus Islam adalah penerapan
nilai-nilai Islam dalam keseluruhan kehidupan
kampus dan dilaksanakan oleh seluruh warga
kampus. Lingkungan dan sarana-prasarana
kampus harus menunjang tujuan pendidikan di
kampus. Suasana kampus juga harus menunjang
tradisi keilmuan Islam, membangun Islamic
Learning Society.
10. Pendidikan Islam harus mampu
meraih kembali kejayaan yang telah
diraih oleh pendidikan Islam
terdahulu. Untuk mewujudkannya,
perlu dibangun sebuah masyarakat
pendidikan dengan atmosfir ibadah
dan atmosfir akademik yang kondusif,
yaitu dengan membangun Islamic
Learning Society.
11. Islamic Learning Society adalah masyarakat
kampus yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-
nilai Islam, dan menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup segenap civitas akademika,
menjadi sumber inspirasi, motivasi, sekaligus
menjadi filter dalam kegiatan ilmiah dan budaya.
Kegiatan belajar mewarnai suasana kampus.
Interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara
dosen dan dosen, antara mahasiswa dan
mahasiswa, senantiasa mencerminkan interaksi
pembelajaran.
13. A. Membangun Islamic Learning Society
B. Gerakan Shalat Berjama’ah
C. Gerakan Berbusana Islami
D. Gerakan Thaharah
E. Gerakan Keteladanan
F. Gerakan Keramahan Islami
G. Gerakan Kualitas Hidup
14. Islamic Learning Society merupakan hasil dari
mantapnya pelaksanaan BudAI, sehingga
tumbuhlah masyarakat akademik Islami dengan
ciri-ciri diantaranya sebagai berikut:
Adanya pusat pembelajaran al Qur’an dan As
sunnah, dan pusat rujukan masalah keilmuan,
kemasyarakatan dst.
Terbentuknya motivasi kuat para dosen dan
mahasiswa untuk selalu meningkatkan iman
taqwa dan ilmu sbg pengamalan iqra’.
15. Terbentuknya suasana beribadah dan berilmu
sepanjang waktu dengan ditopang ligkungan yang
bersih sebagai pelaksanaan thaharah
Tertibnya shalat fardhu warga kampus
Masjid kampus makmur dengan shalat fardhu dan
shalat sunnah, tadarus Al Qur’an, pengajian, halaqah
dll
Adab pergaulan sangat dihormati, tertibnya berbusana
Islami, tertibnya berkendaraan,saling salam senyum
sapa bila berjumpa
16. Merintis atau membenahi Taman Pendidikan Al
Qur’an (TPA) bagi anak di setiap Dusun/Desa
Merintis atau membenahi Taman Pendidikan Al
Qur’an (TPA) bagi Manula di setiap Dusun/Desa
Merintis atau membenahi TK atau Taman PAUD
Islami di setiap Dusun atau Desa
Merintis atau membenahi Majelis Taklim bagi Ibu-ibu,
Bapak-bapak dan Remaja di setiap Dusun atau Desa
Membenahi manajemen Masjid atau musholla di
setiap Dusun atau Desa
17. Memakmurkan masjid atau musholla dengan shalat
berjamaah
Mengadakan pelatihan pengelola TPA/Q
Mengadakan pelatihan khatib
Mengadakan pelatihan kader da’i/dai’ah
Mengadakan pelatihan pranoto coro/MC
Mengadakan pelatihan perawatan janazah untuk putra dan
putri
Mengadakan pelatihan make up dan jilbab syar’i
Mengadakan lomba kebersihan masjid dan musholla
Mengadakan lomba adzan dan tilawah Al Qur’an
18. Di dalam Islam shalat
merupakan perintah yang
utama dan kewajiban yang
harus ditunaikan, serta ada
ancaman besar bagi orang yang
meninggalkannya.
19. Allah SWT berfirman:
ُكَن ْمَل واُلاَقَ رَقَس يِف ْمُكَكَلَس اَم﴿﴾َينِِّلَصُمْال َنِم
(Q.S. Al-Muddatstir: 42-43) yang
artinya, "Apakah yang memasukkan
kamu ke dalam Saqar
(neraka)?" Mereka menjawab: "Kami
dahulu tidak termasuk orang-orang
yang mengerjakan shalat.
20. Shalat merupakan pilar agama dan kunci
syurga, karena perkara yang pertama
diperhitungkan dari seorang hamba pada
hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya
baik, maka seluruh amal perbuatannya
dianggap baik; sebaliknya apabila shalatnya
buruk, maka segala amal perbuatannya
dianggap buruk pula.
21. Jumlah pahalanya lebih banyak
Berdasarkan pada hadits nabi saw yang mengatakan :
“Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat
sendirian sebesar dua puluh tujuh derajat.” (HR Bukhari
dan Muslim dari Abdullah bin Umar).
Shalat berjama’ah adalah termasuk dari sunnah
Rasulullah dan para shahabatnya. Rasulullah dan para
shahabatnya selalu melaksanakannya, tidak pernah
meninggalkannya kecuali jika ada ‘udzur yang syar’i.
22. Pakaian harus selaras dengan tata kesopanan Islam,
sedangkan pakaian menurut tata kesopanan Islam yaitu
terdapatnya sifat-sifat sebagai berikut (Muhammad Yusuf
Qardhawi, “halal dan haram dalam Islam) :
1. Untuk wanita harus menutup semua badan, selain
yang memang telah dikecualikan oleh Al-Qur’an “Apa-apa
yang bisa tampak” (Q.S. An-Nur ayat 31).
َفْحَيَو َّنِه ِارَصْبَأ ْنِم َنْضُضْغَي ِتاَنِمْؤُمْلِِّل لُقَوَتَني ِز َِيندْبُي ََلَو َُّنهَجوُرُف َنْظاَم ََّلِإ َُّنه
﴾اَهْنِم َرَهَظ ﴿
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak dari padanya”.
23. 2. Tidak tipis dan tidak membentuk badan sehingga
tampak kulit
3. Tidak memperhatikan batas-batas anggota tubuh dan
menampakkan bagian-bagian yang cukup
menimbulkan fitnah, sekalipun tipis; seperti pakaian
yang dibuat mengikuti mode fashion Barat yang
membentuk payudara yang bulat, pinggang,
punggung, dan sebagainya.
4. Khusyu’ dan bersahaja, baik dalam cara berjalannya.
5. Tidak bermaksud untuk menarik perhatian laki-laki
24. Busana pria, ketentuannya :
Terdiri atas baju (hem), celana panjang dan
bersepatu
Celana panjang tidak sampai menyentuh
tanah
Bahan tidak transparan, bukan hard jean,
bukan kaos.
Tidak memakai anting, kalung, tindik, atau
aksesoris lain yang biasa dipakai wanita.
25. Pola adab pergaulan Islami Putra Putri adalah sebagai
berikut :
Berbicara dalam pergaulan dengan baik, tegas,
mencerminkan kejujuran.
Menjauhi pergaulan bebas.
Menjaga pandangan mata.
Rendah hati dalam pergaulan.
Membina rasa aman dalam pergaulan.
26. Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah
kebersihan yang merupakan salah satu aspek penting
dalam ilmu kesehatan. Hal yang terkait dengan
kebersihan disebut At-Thaharah. Dari sisi pandang
kebersihan dan kesehatan, thoharoh merupakan salah
satu tindakan preventif, berguna untuk menjaga dan
menghindari berbagai jenis kuman dan bakteri.
Dalam Islam menjaga kesucian dan kebersihan
termasuk bagian dari ibadah. Hal itu merupakan
kewajiban yang berkedudukan sebagai kunci dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
27. Keteladanan adalah tindakan atau setiap sesuatu yang
dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain
yang melakukakan atau mewujudkannya, sehingga
orang yang di ikuti disebut dengan teladan. Namun
keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan
yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam,
yaitu keteladanan yang baik. Sehingga dapat
didefinisikan bahwa metode keteladanan (uswah)
adalah metode pendidikan yang diterapkan dengan
cara memberi contoh-contoh (teladan) yang baik yang
berupa prilaku nyata, khususnya ibadah dan akhlak.
28. Firman Allah SWT
dalam surat Al-Ahzab ayat 21 :
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan datangnya
hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
29. Menurut Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, ayat ini adalah
dasar yang paling utama dalam perintah meneladani
Rasulullah Saw, baik dalam perkataan, perbuatan, maupun
keadaannya. Oleh karena itu, Allah Ta’ala menyuruh
manusia untuk meneladani Rasulallah Saw dalam hal
kesabaran, keteguhan, ribath (terikat dengan tugas,
komitmen), dan kesungguh-sungguhannya.
Ayat ini turun semasa Perang Ahzab ketika ada anggota
pasukan Islam yang yang takut, goncang, dan hilang
keberaniannya pada perang Ahzab. Allah menyuruh orang
demikian meneladani Nabi Saw dalam kesabaran dan
keteguhan membela agama Allah .
30. Rasulullah sebagai pendidik dan pengajar
agung telah diberi anugerah predikat oleh
Allah SWT sebagai “uswatun hasanah”.
Keteladanan Rasulullah telah terlihat
sebelum beliau diangkat menjadi Rasul,
dimana keteladanan beliau tercermin dari
perkatannya, perbuatannya, sifat dan sikap
beliau. Telah banyak musuh beliau dengan
mudah mengikuti ajaran Agama Islam
hanya karena kepribadian beliau.
31. Nabi Muhammad saw bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin. Dan setiap
kalian akan dimintai pertanggungjawaban
terhadap yang dipimpinnya. Seorang Amir
adalah pemimpin. Seorang suami juga
pemimpin atas keluarganya. Seorang wanita
juga pemimpin atas rumah suaminya dan
anak-anaknya. Maka setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”
(HR. Bukhari )
32. Firman Allah swt
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan
sesuatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik
dari padanya, atau balaslah penghormatan
itu (dengan yang serupa. Sesungguhnya
Allah memperhitungankan segala
sesuatu.”.(QS.An-Nisa’:86).
33. “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan”.(QS. Ali Imran:133-134)
34. “Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya,
kalian tidak akan masuk syurga hingga kalian beriman,
tidaklah kalian beriman hingga kalian saling
mencintai, maukah kalian aku tunjuki pada suatu yang
jika kalian melakukannya maka kalian akan saling
mencintai? Tebarkan salam diantara
kalian”.(HR.Muslim)
35. “Sungguh, janganlah engkau remehkan sekecil apa pun
dari sebuah kebaikan walau sekedar engkau bertemu
saudaramu dengan beseri-seri” (HR.Muslim).
Rasulullah Saw bersabda: “Senyummu di depan wajah
saudaramu adalah sedekah”.(HR.At Tirmidzi).
38. Kasih sayang dan keramahan adalah syarat
sukses membangun rumah tanggaa,
membangun jama’ah, membangun
masyarakat dan negara. Negara akan kuat
dalam pangkuan masyarakat marhamah.
Kasih sayang dan keramahan adalah juga
syarat sukses membangun dunia pendidikan
dan dakwah. Kampus Islami adalah kampus
kasih sayang dan keramahan
39. a. Beribadah dengan benar &
istiqomah
b. Berakhlak terpuji
c. Belajar dan berlatih terus menerus
d. Bekerja dengan cerdas dan ikhlas
e. Bersahaja dalam hidup
f. Bantu sesama
g. Bersihkan hati selalu.
40. ”Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan hanya senda
gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah
yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui
(Q.S. Al-Ankabut: 64)”
“Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal
(Q.S. Al-A’laa: 17)”
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan (Q.S. An-Nahl: 97)”
41. Hidup dalam pandangan Islam adalah
kebermaknaan dalam kualitas secara
berkesinambungan dari kehidupan dunia
sampai akhirat, hidup yang penuh arti dan
bermanfaat bagi lingkungan. Hidup
seseorang dalam Islam diukur dengan
seberapa besar ia melaksanakan kewajiban-
kewajibannya sebagai manusia yang telah
diatur oleh Syariat Islam.
42. Bahkan ada dan tiadanya seseorang dalam Islam
ditakar dengan seberapa besar manfaat yang
dirasakan oleh umat dengan kehadiran dirinya.
Rasulullah SAW bersabda "Sebaik-baiknya
manusia di antara kalian adalah yang paling
banyak memberikan manfaat kepada orang lain.”
Berarti untuk menuju kehidupan ahirat yang
nyatanya lebih baik dan lebih kekal tentu harus
memberikan kontribusi bagi diri, keluarga,
masyarakat, dan negara.
43. Bahkan ada dan tiadanya seseorang dalam Islam
ditakar dengan seberapa besar manfaat yang
dirasakan oleh umat dengan kehadiran dirinya.
Rasulullah SAW bersabda "Sebaik-baiknya
manusia di antara kalian adalah yang paling
banyak memberikan manfaat kepada orang lain.”
Berarti untuk menuju kehidupan akhirat yang
nyatanya lebih baik dan lebih kekal tentu harus
memberikan kontribusi bagi diri, keluarga,
masyarakat, dan negara.
44. Kehidupan berkualitas berarti menjalani
dengan hidup keseharian dengan kesalihan
sebagaimana Firman Allah swt dalam surat
Al Muzammil ayat 1-8.
Agar jasmani bisa mendukung hal tersebut
pertama adalah makan yang benar dan baik
atau halal dan thoyyib sesuai uswah
rasulullah saw, kedua adalah olah raga yang
benar dan teratur
45. Karenanya kualitas hidup yang
dimaksud adalah kualitas
kehidupan orang-orang salih.
Mereka salih dalam ketaqwaan,
salih dalam keilmuan, salih
sosial/jama’ah, dan salih
jasmani