SlideShare a Scribd company logo
1 of 90
Download to read offline
Kebebasan Berekspresi
                      Panduan bagi jurnalis dan
                    aktifis kebebasan berekspresi


                                 1




IFEX OK.indd 1                                      5/7/2010 12:41:09 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                 Kebebasan Berekspresi
                 Panduan bagi jurnalis dan aktifis kebebasan berekspresi




                 Editor :
                 Nezar Patria
                 Penulis :
                 Sunudyantoro
                 Layout :
                 robbyeebor
                 Ilustrator :
                 Imam Yunianto

                 Cetakan Pertama : Maret 2010

                 Penerbit :
                                          S INDEPENDEN
                                         ALI
                                     RN




                                     J
                                 U




                                SI
                        ALIAN



                 AJI INDONESIA
                 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia
                 Jl. Kembang Raya No.6 Kwitang-Senen
                 Jakarta Pusat 10420 – Indonesia
                 Tel. +62 21 3151214, Fax. +62 21 3151261
                 www.ajiindonesia.org

                 Didukung oleh :




                                                         2




IFEX OK.indd 2                                                             5/7/2010 12:41:09 AM
DAFTAR ISI




                 Pengantar                             5
                 Bab 1 	 Kebebasan Berekspresi        11
                 Bab 2	 Perangkat Hukum Nasional      21
                 Bab 3	 Advokasi Hukum Kebebasan 		
                 	       Berekspresi                  41
                 Bab 4	 Kampanye                      65




                                   3




IFEX OK.indd 3                                             5/7/2010 12:41:09 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI




                                         4




IFEX OK.indd 4                               5/7/2010 12:41:09 AM
PENGANTAR




                 BUKU pandukan praktis dan sederhana
                 membela kebebasan berekspresi dan berpendapat
                 ini lahir dari situasi masih terancamnya kebebasan
                 berekspresi di Indonesia. Ada banyak contoh.
                 Lembaga Sensor Film melarang pemutaran film
                 Balibo tentang tewasnya lima wartawan Australia
                 ketika meliput invasi Indonesia di Timor Timur,
                 pada 1975 silam.

                 Prita Mulyasari dipersalahkan setelah mengirim
                 email ke beberapa temannya berisi keluhan atas

                                         5




IFEX OK.indd 5                                                        5/7/2010 12:41:09 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                 pelayanan Rumah Sakit Omni Internasional
                 Alam Sutera,Tangerang, Banten Kho Seng Seng
                 dipidanakan karena menulis surat pembaca di
                 Kompas.

                 Kejaksaan Agung juga melanggar kebebasan
                 berekspresi. Lima buku dilarang beredar karena
                 isinya dianggap dapat mengganggu ketertiban
                 umum. Lima buku itu: “Dalih Pembunuhan
                 Massal Gerakan 30 September dan Kudeta
                 Soeharto” dan “Suara Gereja Bagi Umat
                 Tertindas Penderitaan, Tetesan Darah dan
                 Cucuran Air Mata Umat Tuhan di Papua Barat
                 Harus Diakhiri”.

                 Selain itu adalah buku “Lekra Tak Membakar
                 Buku Suara Senyap Lebar Kebudayaan Harian
                 Rakyat 1950-1965”, “Enam Jalan Menuju Tuhan”,
                 dan “Mengungkap Misteri Keberadaan Agama”.
                 Situasi kebebasan berekpresi di Indonesia
                 seperti ini adalah ancaman buat perkembangan
                 demokrasi. Padahal Deklarasi Universal Hak

                                         6




IFEX OK.indd 6                                                    5/7/2010 12:41:09 AM
PENGANTAR


                 Asasi Manusia 10 Desember 1948 menyatakan
                 kebebasan berekpresi adalah salah satu hak asasi
                 manusia yang paling mendasar.

                 Konstitusi Indonesia juga menjamin kebebasan
                 berekspresi. Pasal 28E Undang Undang Dasar
                 1945 menyatakan, “Setiap orang berhak
                 atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
                 mengeluarkan pendapat.” Jaminan ini diperkuat
                 pasal 28F Undang Undang Dasar 1945
                 yang berbunyi, “Setiap orang berhak untuk
                 menyampaikan informasi dengan menggunakan
                 segala jenis saluran yang tersedia.”

                 Pembela kebebasan berekspresi di Indonesia,
                 apakah dia jurnalis, aktivis, seniman dan lainnya,
                 masih perlu meningkatkan pengetahuan tentang
                 konsep dasar kebebasan berekpresi. Sebagian
                 besar mereka tidak memahami perangkat
                 hukum Indonesia dan hukum internasional yang
                 mengatur kebebasan berekpresi.


                                         7




IFEX OK.indd 7                                                        5/7/2010 12:41:09 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                 Mereka juga masih butuh banyak panduan teknis
                 bagaimana mengadvoksi kasus-kasus kebebasan
                 berekspresi yang terjadi sehari-hari. Itulah
                 sebabnya mereka perlu panduan praktis dan
                 sederhana. Panduan ini bermanfaat buat mereka
                 dalam melakukan advokasi. Di dalamnya, berisi
                 konsep dasar, instrumen hukum dan panduan
                 advokasi. Panduan ini berformat sederhana, kaya
                 informasi dan mudah dipahami banyak orang.

                 Sebagian besar materi buku ini berasal dari diskusi
                 terfokus di kantor Aliansi Jurnalis Independen
                 (AJI) Indonesia, Kramat Kwitang Jakarta awal
                 Februari 2010 lalu. Diskusi menghadirkan
                 pembicara peneliti Imparsial (The Indonesian
                 Human Rights Monitor) Bhatara Ibnu Reza dan
                 Agus Sudibyo yang bekerja sebagai wakil direktur
                 Yayasan SET (Sains Estetika Teknologi).

                 Ada juga Direktur Eksekutif LBH (Lembaga
                 Bantuan Hukum) Pers Hendrayana, Direktur
                 Program Institute for Criminal Justice

                                         8




IFEX OK.indd 8                                                         5/7/2010 12:41:09 AM
PENGANTAR


                 Reform (ICJR) Anggara, Direktur Riset dan
                 Pengambangan YLBHI (Yayasan Lembaga
                 Bantuan Hukum Indonesia) Zainal Abidin dan
                 Direktur LBH Jakarta Nurkholis Hidayat.

                 Kami juga mengundang Supriyadi Widodo
                 Eddyono dari Lembaga Perlindungan Saksi dan
                 Korban dan Direktur Eksekutif LSPP (Lembaga
                 Studi Pers dan Pembangunan) Ignatius Haryanto.
                 Diskusi menghadirkan pula Margiyono dan Eko
                 Maryadi dari Divisi Advokasi Aliansi Jurnalis
                 Independen (AJI) Indonesia.

                 Semoga buku ini bermanfaat buat para pembela
                 kebebasan berekspresi.



                 Jakarta, Maret 2010




                                       9




IFEX OK.indd 9                                                     5/7/2010 12:41:09 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI




                                          10




IFEX OK.indd 10                                5/7/2010 12:41:09 AM
11




IFEX OK.indd 11        5/7/2010 12:41:10 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI




                                          12




IFEX OK.indd 12                                5/7/2010 12:41:10 AM
Bab 1

                     KEBEBASAN BEREKSPRESI



                  IDE hak azasi manusia dan kebebasan dasar
                  lahir dari situasi Perang Dunia II. Saat itu dunia
                  dalam ancaman pemerintahan totalitarian Adolf
                  Hitler yang tidak menghormati kebebasan dan
                  kehidupan. Itulah sebabnya memerangi kekuatan
                  blok Poros di bawah kendali Jerman penting buat
                  negara-negara Sekutu.

                  Setelah kemenangan Sekutu, kesadaran
                  pentingnya menghormati hak-hak dasar manusia
                  tersurat dalam “Deklarasi Perserikatan Bangsa-

                                         13




IFEX OK.indd 13                                                        5/7/2010 12:41:10 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Bangsa” (Declaration by United Nations) 1
                  Januari 1942. Dikatakan, kemenangan atas
                  Poros adalah penting untuk menjaga kehidupan,
                  kebebasan, independensi dan kebebasan
                  beragama, serta untuk mempertahankan hak
                  asasi manusia dan keadilan.

                  Franklin Delano Roosevelt, presiden Amerika
                  Serikat saat itu, menyatakan kepada Kongres
                  ada empat kebebasan yang diperjuangkan
                  dalam perang itu: (1) kebebasan dari rasa takut
                  (freedom from fear), (2) kebebasan berpendapat
                  (freedom of speech) termasuk di dalamnya
                  kebebasan berekspresi (freedom of expression),
                  (3) kebebasan menjalankan agama (freedom of
                  worship), dan (4) kebebasan dari rasa lapar dan
                  kemiskinan (freedom from want).




                                          14




IFEX OK.indd 14                                                     5/7/2010 12:41:10 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Perangkat Hukum Internasional

                        Deklarasi Universal HAM berbunyi:

                                       Pasal 19
                  Setiap orang berhak atas kebebasan beropini
                  dan berekspresi; hak ini meliputi kebebasan
                  untuk memiliki opini tanpa intervensi serta
                  untuk mencari, menerima, dan mengungkapkan
                  informasi serta gagasan melalui media apapun
                  dan tidak terikat garis perbatasan.

                   Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan
                                 Politik (1966):

                                     Pasal 19 ayat 2
                  Setiap orang berhak atas kebebasan untuk
                  menyatakan pendapat; hak ini termasuk
                  kebebasan untuk mencari, menerima dan
                  memberikan informasi dan pemikiran apapun,
                  terlepas dari pembatasan-pembatasan secara
                  lisan, tertulis, atau dalam bentuk cetakan, karya

                                         15




IFEX OK.indd 15                                                          5/7/2010 12:41:10 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  seni atau melalui media lain sesuai dengan
                  pilihannya.

                     Prinsip Johannesburg tentang Keamanan
                    Nasional, Kebebasan Berekspresi dan Akses
                             terhadap Informasi (1952):

                  Semua informasi yang dipegang pejabat publik
                  pada dasarnya terbuka. Pengecualian bersifat
                  ketat dan amat terbatas hanya untuk melindungi
                  kepentingan keamanan nasional yang sah,
                  memperkuat kapasitas negara dalam menanggapi
                  ancaman bersenjata, dan terjaminnya kepentingan
                  publik.

                   Konvensi Internasional tentang Penghapusan
                    Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (1965):

                                    Pasal 5
                  Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dasar
                  yang dicantumkan dalam pasal 2 Konvensi
                  ini, Negara-negara Pihak melarang dan

                                          16




IFEX OK.indd 16                                                     5/7/2010 12:41:10 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  menghapuskan segala bentuk diskriminasi
                  ras serta menjamin hak setiap orang tanpa
                  membedakan ras, warna kulit, asal bangsa dan
                  sukubangsa, untuk diperlakukan sama di depan
                  hukum, terutama untuk menikmati hak di bawah
                  ini:

                  Ayat (d) hak-hak sipil lainnya, khususnya:
                  poin (vii) Hak atas kebebasan pikiran, hati
                  nurani dan agama; (viii) Hak atas kebebasan
                  berpendapat dan berekspresi;

                   Konvensi Internasional tentang Penghapusan
                      Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
                                Perempuan (1979):

                                        Pasal 3
                  Negara-negara peserta (konvensi) akan
                  mengambil di segala bidang, khususnya di bidang
                  politik, sosial, ekonomi dan bidang budaya, semua
                  langkah yang layak, termasuk legislasi, untuk
                  memastikan terpenuhinya perkembangan dan

                                         17




IFEX OK.indd 17                                                          5/7/2010 12:41:10 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  kemajuan perempuan, untuk tujuan menjamin
                  mereka dapat perlakuan dan menikmati hak asasi
                  manusia dan kebebasan fundamental atas dasar
                  kesetaraan dengan laki-laki.

                               Konvensi Hak Anak (1989)

                                        Pasal 13
                  Ayat 1: Anak mempunyai hak untuk secara bebas
                  menyatakan pendapat; hak ini akan mencakup
                  kebebasan untuk mencari, menerima, dan
                  memberi informasi dan gagasan dalam segala
                  jenis, terlepas dari batas negara, baik secara lisan,
                  tertulis maupun tercetak, dalam bentuk seni atau
                  melalui media lain menurut pilihan anak yang
                  bersangkutan.



                  Pembatasan




                                           18




IFEX OK.indd 18                                                           5/7/2010 12:41:10 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                   Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan
                                 Politik (1966):

                                    Pasal 19 ayat 3:
                  Pelaksanaan hak yang diatur dalam ayat 2 Pasal
                  ini menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab
                  khusus. Oleh karena itu hak tersebut dapat
                  dikenai pembatasan tertentu, namun pembatasan
                  tersebut hanya diperbolehkan apabila diatur
                  menurut hukum dan dibutuhkan untuk:
                       (a)	 menghormati hak atau nama baik orang
                            lain;
                       (b)	 melindungi keamanan nasional atau
                            ketertiban umum atau kesehatan atau
                            moral masyarakat.

                            Konvensi Hak Anak (1989):

                                  Pasal 13 ayat 2:
                  Pelaksanaan hak ini dapat disertai pembatasan-
                  pembatasan tertentu, tetapi pembatasan ini hanya
                  dapat yang ditetapkan oleh undang-undang, dan

                                        19




IFEX OK.indd 19                                                          5/7/2010 12:41:10 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  diperlukan:
                      (a) untuk menghormati hak atau reputasi
                          orang lain;
                      (b) untuk menghormati hak atau reputasi
                          orang lain

                  Secara umum pembatasan diatur mengacu pada
                  praktek negara dengan mempertimbangkan
                  prinsip hukum umum tidak dapat dilakukan
                  dengan alasan sepihak negara, misalnya ketertiban
                  umum, stabilitas sosial dan lainnya.

                  Alasan pembatasan harus ada pembuktian yang
                  nyata kemungkinan timbulnya bahaya. Dan,
                  pembatasan sebagai satu-satunya jalan yang
                  harus dilakukan negara.

                  Interpretasi Amerika-Eropa

                  Amerika dan Eropa berbeda dalam
                  menginterpretasi     kebebasan.          Eropa
                  mengekspresikan kebebasan itu sifatnya limitatif

                                          20




IFEX OK.indd 20                                                       5/7/2010 12:41:10 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  dalam hal tertentu. Misalnya ideologi neo-Nazi
                  adalah barang haram di sana. Ada sensitivitas
                  sejarah yang membuat Eropa melarang neo-Nazi.
                  Di Amerika orang bisa bicara soal neo-Nazi.

                  Ada juga contoh sikap Eropa dalam kartun Nabi
                  Muhammad. Pada saat itu Denmark lupa ada
                  kehidupan sosial yang bisa menembus batas
                  apa saja. Kebebasan beragama di Eropa dengan
                  kebebasan berekspresi. Di Perancis orang tidak
                  boleh memakai kalung salib, bahkan bikin
                  menara mesjid juga sama. Menara masjid juga
                  ditolak Swiss.




                                       21




IFEX OK.indd 21                                                        5/7/2010 12:41:11 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI




                                          22




IFEX OK.indd 22                                5/7/2010 12:41:11 AM
23




IFEX OK.indd 23        5/7/2010 12:41:11 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI




                                          24




IFEX OK.indd 24                                5/7/2010 12:41:11 AM
Bab 2

                         PERANGKAT HUKUM
                             NASIONAL



                  KEBEBASAN berekspresi di Indonesia dijamin
                  dalam konstitusi. Jaminan itu sangat kuat
                  dengan adanya sejumlah regulasi. Pada tahun
                  1999, misalnya, hak kebebasan berekspresi telah
                  dijamin melalui Undang-Undang 1999 tentang
                  Hak Asasi Manusia.

                  Kemajuan paling penting dari jaminan hak
                  asasi manusia adalah adanya amandemen kedua
                  Undang Undang Dasar 1945. Amandemen
                  ini memasukkan ketentuan dan norma hak

                                        25




IFEX OK.indd 25                                                     5/7/2010 12:41:11 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  asasi manusia. Sebagian besar diambil dari
                  Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik. Di
                  dalamnya, termasuk jaminan atas hak kebebasan
                  berekspresi.

                  Jaminan normatif perlindungan hak asasi
                  manusia diperkuat dengan ratifikasi terhadap
                  Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil
                  dan Politik pada tahun 2005 lalu. Ratifikasi ini
                  seharusnya lebih menjamin implementasi hak
                  dan kebebasan dasar warga negara.



                  Undang Undang Dasar 1945

                                    Pasal 28
                  Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
                  mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
                  dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
                  undang.




                                          26




IFEX OK.indd 26                                                      5/7/2010 12:41:11 AM
PERANGKAT HUKUM NASIOANAL


                                     Pasal 28 E
                  Ayat 2. Setiap orang berhak atas kebebasan
                  meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
                  sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

                  Ayat 3. Setiap orang berhak atas kebebasan
                  berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
                  pendapat.

                                     Pasal 28 F
                  “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
                  memperoleh informasi untuk mengembangkan
                  pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
                  untuk mencari, memperoleh, memiliki,
                  menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
                  informasi dengan menggunakan segala jenis
                  saluran yang tersedia.”

                                    Pasal 28 G
                  Setiap orang berhak atas perlindungan diri
                  pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
                  harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta

                                       27




IFEX OK.indd 27                                                         5/7/2010 12:41:11 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
                  ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
                  berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

                  Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan
                  atau perlakuan yang merendahkan derajat
                  martabat menusia dan berhak memperoleh suaka
                  politik dari negara lain.

                                      Pasal 28 I
                  Ayat 1. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
                  hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
                  beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
                  untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum,
                  dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
                  yang berlaku surut, adalah hak asasi manusia yang
                  tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.

                  Ayat 2. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan
                  yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun
                  dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
                  perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

                                          28




IFEX OK.indd 28                                                       5/7/2010 12:41:12 AM
PERANGKAT HUKUM NASIOANAL


                  Ayat 3. Identitas budaya dan hak masyarakat
                  dihormati selaras dengan perkembangan zaman
                  dan peradaban.

                  Ayat 4. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan
                  pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggun
                  jawab negara, terutama pemerintah.

                  Ayat 5. Untuk menegakkan dan melindungi
                  hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
                  hukum yang demokaratis, maka pelaksanaan hak
                  asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan
                  dalam peraturan perundang-undangan.



                  Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999
                  tentang Haks Asasi Manusia

                                      Pasal 4
                  Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
                  kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak
                  beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak

                                        29




IFEX OK.indd 29                                                          5/7/2010 12:41:12 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di
                  hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
                  atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak-
                  hak manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
                  keadaan apapun dan oleh siapapun.

                                       Pasal 14
                  Ayat 1. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi
                  dan memperoleh informasi yang diperlukan
                  untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
                  sosialnya.

                  Ayat 2. Setiap orang berhak untuk mencari,
                  memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah,
                  dan    menyampaikan       informasi     dengan
                  menggunakan segala jenis sarana yang tersedia.

                                     Pasal 23
                  Ayat 1. Setiap orang bebas untuk memilih dan
                  mempunyai keyakinan politiknya.

                  Ayat 2. Setiap orang bebas untuk mempunyai,

                                          30




IFEX OK.indd 30                                                     5/7/2010 12:41:12 AM
PERANGKAT HUKUM NASIOANAL


                  mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat
                  sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau tulisan
                  melalui media cetak maupun elektronik dengan
                  memperhatikan nilai-nilai agama, kesusilaan,
                  ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan
                  bangsa.

                                   Pasal 25
                  Setiap orang berhak untuk menyampaikan
                  pendapat di muka umum, termasuk hak untuk
                  mogok sesuai dengan ketentuan peraturan
                  perundang-undangan.

                                      Pasal 55
                  Setiap anak berhak untuk beribadah menurut
                  agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai
                  dengan tingkat intelektualitas dan biaya di bawah
                  bimbingan orang tua dan atau wali.

                  Ganjalan




                                          31




IFEX OK.indd 31                                                            5/7/2010 12:41:12 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                                    Pasal 28J
                  1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi
                  manusia orang lain dalam tertib kehidupan
                  bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

                  2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,
                  setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
                  yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
                  maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
                  serta penghormatan atas hak dan kebebasan
                  orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
                  adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
                  nilai agama, keamanan dan ketertiban umum
                  dalam suatu masyarakat demokaratis.

                  Pasal ini menjadi ganjalan. Sesungguhnya, pada
                  awalnya jaminan kebebasan di Indonesia cukup
                  kuat. Setelah amandemen, pasal 28J konstitusi
                  sering membuat hak-hak di atasnya, termasuk
                  kebebasan berekspresi, dengan mudah dibatasi.
                  Para pembuat undang-undang dan peraturan
                  merasa punya landasan.

                                          32




IFEX OK.indd 32                                                    5/7/2010 12:41:12 AM
PERANGKAT HUKUM NASIOANAL


                  Pelanggaran
                  Undang-Undang Dasar 1945 juga sudah
                  mengadopsi berbagai instrumen dalam Kovenan
                  Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik
                  1966 yang teksnya dihasilkan oleh Perserikatan
                  Bangsa-Bangsa. Undang Undang Nomor 39 tahun
                  1999 tentang Hak Asasi Manusia juga mengatur
                  pelaksanaan hak dasar manusia di Indonesia.
                  Seharusnya itu memperkuat dan memberikan
                  obligasi pada negara. Tapi kenyataannya masih
                  sering terjadi pelanggaran.

                  Kebebasan berekspresi di Indonesia belum
                  terjamin dengan peraturan perundang-undangan
                  di bawahnya. Ada perbedaan perspektif.
                  Konstitusi telah mengakui hak asasi manusia.
                  Sedang peraturan perundang-undangan di
                  bawahnya masih mengadopsi politik pemidanaan
                  kolonial.

                  Semangat pembuat undang-undang kerap
                  mengganjal pelaksanaan kebebasan berekspresi.

                                        33




IFEX OK.indd 33                                                          5/7/2010 12:41:12 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Mereka punya semangat menghukum masyarakat
                  yang melanggar, tapi tidak bicara soal kebebasan
                  berekspresi yang harus dijaga. Ini kerap menjadi
                  soal serius.

                  Ada dua faktor pendorong terjadinya pelanggaran
                  hak kebebasan berekspresi: substansi hukum,
                  dan aparat penegak hukum. Perilaku masyarakat
                  dalam berbagai kasus juga melanggar hak
                  kebebasan berekspresi.



                  Adopsi Nilai Agama
                  Norma-norma hak asasi manusia sering tidak
                  penuh dan tidak benar. Karena itu kerap
                  membuat pakem berbeda. Contoh pada pasal
                  28J yang menyebutkan pembatasan atas dasar
                  nilai-nilai agama.

                  Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik
                  tidak menyebutkan tentang nilai-nilai agama.
                  Berbagai norma hak asasi manusia juga tidak

                                          34




IFEX OK.indd 34                                                      5/7/2010 12:41:12 AM
PERANGKAT HUKUM NASIOANAL


                  menjadikan nilai-nilai agama untuk landasasan
                  pembatasan. Tapi, para pembuat konstitusi
                  Indonesia mengadopsi itu.



                  Produk Masa Lalu
                  Masih eksisnya produk undang-undang masa
                  lalu yang belum diubah. Padahal konstitusi
                  dan regulasi yang muncul pascareformasi telah
                  memasukkan nilai-nilai hak asasi manusia.
                  Penetapan Presiden Nomor 4 tahun 1963 tentang
                  Pengamanan Barang Cetakan yang Isinya Dapat
                  Mengganggu Ketertiban Umum.

                  Pasal 1 ayat 1 Penetapan Presiden ini menyatakan
                  Menteri Jaksa Agung berwenang untuk melarang
                  beredarnya barang cetakan yang dianggap dapat
                  mengganggu ketertiban umum.

                  Sedang ayat   3 menyebutkan barangsiapa
                  menyimpan,    memiliki,   mengumumkan,
                  menyampaikan, menyebarkan, menempelkan,

                                        35




IFEX OK.indd 35                                                          5/7/2010 12:41:12 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  memperdagangkan, mencetak kembali barang
                  cetakan yang terlarang, setelah diumumkannya
                  larangan itu dihukum dengan hukuman kurungan
                  setinggi-tingginya 1 tahun, atau denda setinggi-
                  tingginya lima belas ribu rupiah.

                  Seharusnya ada proses pencabutan atau reformasi
                  pada undang-undang lama. Akibat masih
                  eksisnya undang-undang produk lama maka para
                  penegak hukum atau aparat pengambil kebijakan
                  masih menggunakannya.



                  Regulasi Baru
                  Produksi regulasi baru di tingkat nasional
                  dalam bentuk undang-undang dan peraturan
                  yang melanggar hak asasi manusia terus terjadi.
                  Pembuat peraturan berdalih ada landasan untuk
                  menyusunnya, yaitu klausul pasal 28 J Undang-
                  Undang Dasar 1945. Sehingga peraturan itu
                  seolah-olah sah dan legal. Terbitnya Undang-
                  Undang Pornografi Nomor 44 tahun 2008

                                          36




IFEX OK.indd 36                                                      5/7/2010 12:41:12 AM
PERANGKAT HUKUM NASIOANAL


                  tentang Pornografi dan sejumlah peraturan
                  daerah yang berbau syariah adalah contohnya.



                  Hakim Berperspektif Lama
                  Banyak aparat penegak hukum, terutama hakim
                  tidak memahami norma-norma hak asasi
                  manusia secara benar. Sehingga, banyak hakim
                  memutuskan tanpa merujuk norma hak asasi
                  manusia. Penggugat dan hakim tidak punya
                  kesamaan pandangan tentang norma hak asasi
                  manusia.
                  Banyak juga hakim yang sudah mengetahui
                  adanya norma baru berbeda dengan norma
                  sebelumnya. Hakim bersikukuh menggunakan
                  norma lama yang mereka anggap masih berlaku.
                  Padahal sudah ada peraturan baru. Atau,
                  peraturan itu telah dibatalkan oleh Mahkamah
                  Konstitusi.




                                      37




IFEX OK.indd 37                                                        5/7/2010 12:41:12 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Pejabat Publik
                  Kerap terjadi pejabat publik dan pemimpin
                  lembaga penegak hukum punya perbedaan
                  pandangan tentang norma hak asasi manusia
                  standar universal. Misalnya pandangan menteri
                  hukum dan hak asasi manusia dan jaksa agung
                  tentang hak asasi manusia kerap membingungkan
                  masyarakat. Pandangan mereka memicu
                  terjadinya pelanggaran. Apalagi jika diterapkan
                  dalam peraturan dan tindakannya.

                  Dalam soal ini, bisa diajukan contoh perbedaan
                  pandangan Menteri Agama Suryadharma Ali dan
                  Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis
                  Akbar terhadap judicial review Penetapan Presiden
                  Republik Indonesia Nomor 1/PNPS/1 Tahun
                  1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan
                  atau Penodaan Agama.

                  Peninjauan kembali itu diajukan Aliansi
                  Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama
                  dan Berkeyakinan ke Mahkamah Konstitusi.

                                          38




IFEX OK.indd 38                                                       5/7/2010 12:41:12 AM
PERANGKAT HUKUM NASIOANAL


                  Para pemohon menilai pasal-pasal dalam UU
                  Penodaan Agama menunjukkan adanya kebijakan
                  diskriminatif antaragama, bertentangan dengan
                  prinsip toleransi, keragaman, dan pemikiran
                  terbuka, membatasi serta bertentangan dengan
                  jaminan kebebasan beragama seperti terdapat
                  dalam UUD 1945.

                  Suryadharma dan Patrialis menyatakan peraturan
                  itu sangat diperlukan menjaga keutuhan bangsa.
                  Jika dicabut akan muncul disharmoni dalam
                  masyarakat, dan peraturan itu terbukti menjaga
                  keutuhan bangsa selama 45 tahun. Patrialis
                  mengatakan pemerintah berprinsip peraturan
                  itu harus dipertahankan agar jangan sampai ada
                  penodaan. Jika agama dinodai, kata dia, akan
                  menimbulkan persoalan di masyarakat. Patrialis
                  yakin peraturan itu memberi jaminan kepada
                  semua agama.

                  Pada April 2010, Mahkamah Konstitusi
                  memutuskan menolak gugatan dari Aliansi.

                                       39




IFEX OK.indd 39                                                         5/7/2010 12:41:12 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Majelis hakim konstitusi menilai selain
                  memberikan hak kebebasan beragama, negara
                  juga berhak memberikan pengaturan dan
                  pembatasan atas kebebasan beragama demi
                  ketertiban dan kepentingan masyarakat umum.
                  Hal ini didasarkan dalam pasal 28J ayat 2 UUD
                  1945. Majelis juga menolak dalil pemohon
                  yang menyatakan pembatasan sebagai bentuk
                  diskriminasi. Berdasarkan pasal 28 J ayat 1 UUD
                  1945, pembatasan tidak selalu bisa diartikan
                  sebagai diskriminasi sepanjang menjadi bentuk
                  upaya perlindungan terhadap hak orang lain.

                  Setelah penolakan di Mahkamah Konstitusi,
                  para pemohon yang tergabung dalam Aliansi
                  meminta parlemen melakukan legislatif review
                  untuk merevisi peraturan itu. Mereka khawatir
                  tanpa ada revisi atas peraturan itu maka negara
                  melegalkan praktik pelembagaan diskriminasi
                  dan membiarkan persekusi atas kebebasan
                  beragama atau berkeyakinan terus terjadi dan
                  tidak bisa diadili.

                                          40




IFEX OK.indd 40                                                     5/7/2010 12:41:12 AM
PERANGKAT HUKUM NASIOANAL


                  Penetapan Presiden Republik Indonesia
                  Nomor 1/PNPS/1 Tahun 1965 tentang
                  Pencegahan Penyalahgunaan dan atau
                  Penodaan Agama

                                      Pasal 1
                  Setiap orang dilarang dengan sengaja di
                  muka umum menceritakan, menganjurkan
                  atau mengusahakan dukungan umum, untuk
                  melakukan penafsiran tentang sesuatu agama
                  yang dianut di Indonesia atau melakukan
                  kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai
                  kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu,
                  penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari
                  pokok-pokok ajaran agama itu.

                                       Pasal 2
                  (1)	 Barang siapa melanggar ketentuan tersebut
                       dalam pasal 1 diberi perintah dan peringatan
                       keras untuk menghentikan perbuatannya itu
                       di dalam suatu keputusan bersama Menteri
                       Agama, Menteri/Jaksa Agung dan Menteri

                                         41




IFEX OK.indd 41                                                           5/7/2010 12:41:12 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                       Dalam Negeri.
                  (2)	 Apabila pelanggaran tersebut dalam ayat
                       (1) dilakukan oleh Organisasi atau sesuatu
                       aliran kepercayaan, maka Presiden Republik
                       Indonesia dapat membubarkan Organisasi
                       itu dan menyatakan Organisasi atau aliran
                       tersebut sebagai Organisasi/ aliran terlarang,
                       satu dan lain setelah Presiden mendapat
                       pertimbangan dari Menteri Agama, Menteri/
                       Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri.

                                        Pasal 3
                  Apabila, setelah dilakukan tindakan oleh Menteri
                  Agama bersama-sama Menteri/Jaksa Agung
                  dan Menteri Dalam Negeri atau oleh Presiden
                  Republik Indonesia menurut ketentuan dalam
                  pasal 2 terhadap orang, Organisasi atau aliran
                  kepercayaan, mereka masih terus melanggar
                  ketentuan dalam pasal 1, maka orang, penganut,
                  anggota dan/atau anggota Pengurus Organisasi
                  yang bersangkutan dari aliran itu dipidana dengan
                  pidana penjara selama-lamanya lima tahun.

                                          42




IFEX OK.indd 42                                                         5/7/2010 12:41:12 AM
PERANGKAT HUKUM NASIOANAL


                  Pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana
                  diadakan pasal baru yang berbunyi
                  sebagai berikut:

                                      Pasal 156a
                  Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya
                  lima tahun barangsiapa dengan sengaja di muka
                  umum mengeluarkan perasaan atau melakukan
                  perbuatan:
                      a. 	 yang     pada      pokoknya   bersifat
                           permusuhan, penyalahgunaan atau
                           penodaan terhadap suatu agama yang
                           dianut di Indonesia;
                      b. 	 dengan maksud agar supaya orang tidak
                           menganut agama apapun juga, yang
                           bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha
                           Esa.



                  Polisi
                  Polisi sering tak mampu melindungi hak warga
                  negara jika melibatkan massa besar. Polisi kerap

                                        43




IFEX OK.indd 43                                                          5/7/2010 12:41:12 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  mendiamkan perilaku massa dalam berbagai
                  kasus pelanggaran hak kebebasan berekspresi.
                  Bahkan, polisi malah balik menahan korban
                  yang dituding oleh massa melanggar susila atau
                  ketertiban masyarakat.



                  Suara mayoritas
                  Mahkamah Konstitusi tidak semata-mata
                  melihat norma konstitusi yang telah dijamin.
                  Tapi juga mempertimbangkan dampak politik
                  keputusan yang ia buat. Mahkamah Konstitusi
                  cenderung mempertimbangkan suara mayoritas.
                  Ini berbahaya bagi kelompok minoritas.




                                          44




IFEX OK.indd 44                                                    5/7/2010 12:41:12 AM
45




IFEX OK.indd 45        5/7/2010 12:41:13 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI




                                          46




IFEX OK.indd 46                                5/7/2010 12:41:13 AM
Bab 3

                        ADVOKASI HUKUM
                     KEBEBASAN BEREKSPRESI




                  ADVOKASI hukum adalah salah satu bagian
                  dari advokasi besar membela hak kebebasan
                  berekspresi. Advokasi yang jauh lebih besar
                  ditujukan kepada publik. Masyarakat harus terus
                  menerus diberi pemahaman tentang hak-hak atas
                  kebebasan berekspresi individu.
                  Advokasi hukum perlu dilakukan dalam dua
                  wilayah. Yakni, menggunakan jalur pengadilan
                  dan advokasi kebijakan.

                                        47




IFEX OK.indd 47                                                     5/7/2010 12:41:13 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Advokasi Hukum
                  Advokasi melalui jalur pengadilan atau litigasi
                  dilakukan dalam konteks untuk melakukan
                  pembelaan di muka pengadilan kepada individu
                  atau kelompok yang dianggap melanggar hukum
                  pidana. Advokasi litigasi akan berhadapan dengan
                  hukum yang masih bermasalah. Advokasi model
                  ini juga dipengaruhi oleh kapasitas hakim yang
                  akan membuat putusan.

                  Ada banyak pengalaman sebaik apa pun gugatan
                  atau pembelaan jika hakim tidak faham maka
                  tidak akan menang. Ada juga pandangan lain
                  menyatakan akibat hakim kualitasnya buruk
                  seperti itu, maka setiap advokasi melalui jalur
                  pengadilan harus dibuat sebaik mungkin.
                  Advokasi dilakukan dengan pengorganisasian
                  yang baik dan dukungan publik yang luas.

                  Ada yang menganggap ini sebagai tantangan.
                  Sistem peradilan Indonesia tidak mengenal
                  hakim harus terikat pada yurisprudensi. Hakim

                                          48




IFEX OK.indd 48                                                      5/7/2010 12:41:13 AM
ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  bisa mengambil sumber referensi berbeda.
                  Sehingga, peluang untuk memutuskan perkara
                  dengan baik juga terbuka lebar.



                  Advokasi Kebijakan
                  Advokasi kebijakan adalah untuk mendukung,
                  menolak atau menyikapi regulasi yang
                  mengatur kebebasan berekspresi. Advokasi
                  kebijakan lebih kompleks. Banyak faktor yang
                  mempengaruhi. Tantang terbesarnya adalah jika
                  terjadi persaingan yang berbasiskan nilai-nilai
                  agama atau moral. Undang-Undang Nomor 44
                  tahun 2008 tentang Pornografi. Nilai-nilai yang
                  diatur banyak merujuk pada moral dan agama.
                  Sehingga terjadi kontestasi antara nilai-nilai yang
                  berbeda dalam masyakarat. Dalam perebutan
                  ini mayoritas kerap memenangkan nilai yang
                  akhirnya diadopsi menjadi aturan hukum.

                  Tantangan advokasi kebijakan adalah bagaimana
                  membuat masyarakat dan pengambil kebijakan

                                          49




IFEX OK.indd 49                                                             5/7/2010 12:41:13 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  mengikuti nilai atau pandangan yang kita
                  inginkan. Strategi dan perencanaan advokasi
                  yang baik menjadi kunci penting keberhasilan.
                  Momentum pas kapan advokasi dilakukan juga
                  sangat dipertimbangkan. Jika berhasil advokasi
                  akan berdampak luas. Sebab, regulasi atau
                  kebijakan yang dihasilkan akan mengikat pihak-
                  pihak yang berkontestasi.



                  Judicial Review
                  Ini adalah model advokasi hukum dan kebijakan
                  yang mengawinkan model litigasi dengan
                  advokasi kebijakan. Ada dua judicial review
                  dalam konteks ini. Pertama judicial review
                  regulasi setingkat undang-undang yang diajukan
                  ke Mahkamah Konstitusi. Kedua, judicial review
                  regulasi di bawah undang-undang yang diajukan
                  ke Mahkamah Agung.

                  Berdasarkan pengalaman, mengajukan judicial
                  review ke Mahkamah Konstitusi lebih baik

                                          50




IFEX OK.indd 50                                                    5/7/2010 12:41:13 AM
ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  proses dan hasilnya dibandingkan ke Mahkamah
                  Agung. Judicial review ke Mahkamah Konstitusi
                  lebih terbuka dan tepat waktu baik persidangan
                  maupun putusannya. Kualitas putusan Mahkamah
                  Konstitusi juga baik. Sebaliknya, persidangan di
                  Mahkamah Agung bersifat tertutup dan tidak
                  tepat waktu. Kualitas putusannya pun juga
                  buruk.



                  Sensor belum tamat
                  Pelarangan berekspresi terjadi tidak hanya di
                  Jakarta tapi juga di daerah-daerah. Pada Agustus
                  2007 pernah ada satu puisi di Pikiran Rakyat
                  Bandung berjudul “Malaikat”. Puisi itu dimuat
                  di ruang budaya. Hanya dalam beberapa hari
                  kemudian Pikiran Rakyat mencabut puisi
                  tersebut karena ada desakan dari Pengurus
                  Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama Jawa Barat
                  dan juga sejumlah organisasi massa Islam lain. Ini
                  yang kemudian membuat banyak orang bereaksi
                  dan mendiskusikan ternyata pada masa sepuluh

                                          51




IFEX OK.indd 51                                                             5/7/2010 12:41:13 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  tahun sehabis gerakan reformasi hal-hal ini masih
                  kita hadapi.

                  Pelarangan buku merupakan warisan rezim-rezim
                  lama. Orde lama pun melakukan pelarangan
                  buku. Secara formal tidak pernah ada statemen
                  apapun ketika rezim berganti kemudian buku-
                  buku yang dilarang sebelumnya dipulihkan. Jadi
                  kalau misalnya hari ini kita ke Gramedia melihat
                  buku Bumi Manusia dan lain-lain kita lihat status
                  hukumnya masih buku terlarang sebenarnya. Tapi
                  kemudian dinamika yang lain yang membuat
                  buku tersebut bisa muncul di toko buku seperti
                  itu.

                  Ada banyak alasan untuk menekan itu: politik,
                  agama, dan lain-lain. Kalau di lihat dari sejarahnya
                  itu dari jaman Hindia Belanda sudah ada pasal
                  penebar kebencian dan lain-lain. Menimbulkan
                  korban pada banyak pihak jurnalis Indonesia
                  dan banyak juga wartawan yang pada waktu itu
                  dibuang ke pulau-pulau lain di luar Jawa.

                                          52




IFEX OK.indd 52                                                          5/7/2010 12:41:13 AM
ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Kemudian sensor di zaman orde baru lebih
                  banyak menekan surat kabar. Pelarangan terjadi
                  pada tahun 1974, 1978, 1982, dan beberapa
                  yang lain. Dan di sini ada sisipan satu klausul
                  yang diteken oleh media yang boleh terbit lagi
                  pascatahun 1978, dan kemudian diulang pada
                  1982 saat Tempo kena bredel akibat berita
                  kampanye rusuh di Lapangan Banteng, Jakarta.

                  Di sini pasalnya menyebutkan:
                       a.	 Turut bertanggungjawab menjaga
                           stabilitas nasional, keamanan, ketertiban,
                           dan kepentingan umum, tidak
                           memperuncing keadaan dan bahkan
                           akan meredakan ketegangan-ketegangan
                           jika terjadi dalam masyarakat;
                       	 Menahan diri dan selalu mengutamakan
                           kepentingan masyarakat dan Negara di
                           atas kepentingan pribadi
                       	 Menjaga nama baik dan kewibawaan
                           pemerintah serta Kepemimpinan
                           Nasional;

                                          53




IFEX OK.indd 53                                                             5/7/2010 12:41:13 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                       b.	 Mengindahkan dan memenuhi serta
                           menjalankan ketentuan yang digariskan
                           peraturan        perundang-undangan,
                           Dewan Pers, Kode Etik Jurnalistik, dan
                           ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan
                           Pemerintah dalam rangka pembinaan
                           pers yang bebas dan bertanggungjawab.
                           Selalu mengadakan introspeksi, koreksi
                           dan perbaikan-perbaikan ke dalam dalam
                           rangka memantapkan perkembangan
                           pers yang bebas dan bertanggungjawab.

                  Kemudian kita juga ingat pada zaman orde baru
                  banyak buku-buku asing yang dilarang. David
                  Jenkins menulis Suharto and His Generals, Adam
                  Schwarz (Indonesia: A Nation in Waiting), Harold
                  Crouch (The Army and Politics in Indonesia ),
                  Benedict Anderson (How Did the General Die?).
                  Tapi kita juga melihat film seperti Balibo juga
                  dilarang. Kita masih hidup dalam sentimen, dan
                  kecurigaan terhadap pihak asing itu masih besar.
                  Jadi bagaimana pihak asing melihat Indonesia itu

                                          54




IFEX OK.indd 54                                                      5/7/2010 12:41:13 AM
ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  juga subjek dari sensor itu sendiri.

                  Selain itu pada zaman orde baru, saya kira tiga
                  wilayah selalu dianggap krusial: Aceh, Timor
                  Timur, dan Papua. Sehingga buku-buku yang
                  kritis untuk masalah itu, itu juga dilarang. Buku
                  tentang Aceh, buku tentang Papua, buku tentang
                  Timor Timur.

                  Zaman orde baru itu sensor datang dari negara.
                  Tapi pada masa sekarang, tak hanya negara, tapi
                  jika kalangan kelompok masyarakat tertentu
                  merasa ada sesuatu yang menyinggung perasaan,
                  mereka bisa bergerak. Ini umpamanya datang
                  dari kelompok agama dari aliran garis keras.
                  Mereka bisa menyatakan aliran di luar dirinya,
                  atau lebih luas agama di luar mereka, dianggap
                  sesat. Atau menuding sejumlah tulisan yang
                  menjungkirbalikan akidah. Mereka berpotensi
                  menjadi pelaku sensor yang signifikan.




                                          55




IFEX OK.indd 55                                                             5/7/2010 12:41:13 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Advokasi dan Sensor Modal
                  Sensor juga bisa dilakukan oleh pemilik modal,
                  atau oleh perusahaan. Tentu saja ini rada
                  beda dengan sensor tradisional. Kalau sensor
                  tradisional adalah suatu informasi yang muncul,
                  sudah muncul lalu dibatasi, dilarang, dan lain-
                  lain. Tapi kalau sensor dari sisi modal adalah
                  justru untuk mencegah informasi itu keluar. Self
                  censorship yang lebih ditekankan.

                  Sehingga mudah menebak berita yang mencoba
                  independen tentang Surya Paloh tidak akan ada
                  di Media Indonesia ataupun Metro TV. Peradilan
                  terhadap adik bos MNC Hari Tanu Sudibyo
                  dalam kasus Sisminbakum itu tidak mungkin ada
                  di RCTI, Global dan TPI.

                  Itulah sebabnya advokasi yang dilakukan harus
                  melihat konteks bagaimana modal menjadi
                  pelaku sensor yang lain. Tentu saja dengan alasan
                  karakteristik yang berbeda dengan negara ataupun
                  dengan kelompok-kelompok agama. Kata kunci

                                          56




IFEX OK.indd 56                                                       5/7/2010 12:41:13 AM
ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  di sini adalah arti strategis dari informasi. Para
                  pebisnis ini sangat sadar informasi yang baik atau
                  buruk dalam kacamata mereka itu yang harus
                  dikendalikan.

                  Ada kelompok bisnis yang memanfaatkan
                  informasi secara ofensif melawan kelompok-
                  kelompok bisnisnya. Salah satu contoh yang
                  paling gamblang itu Suara Pembaruan. Dalam
                  suatu masa tertentu koran ini sangat tertarik
                  untuk mengungkap berbagai kejelekan Carefour.
                  Itu muncul di headline-headline mereka. Kalau
                  orang yang tidak paham konteksnya akan
                  bertanya-tanya ini ada apa? Atau mungkin itu
                  dianggap sebagai suatu pembenaran. Padahal itu
                  sebenarnya pertarungan antara Carefour lawan
                  Hypermarket dan Matahari Group.

                  Adalah berbaya ketika para pebisnis ini menguasai
                  juga industri informasi. Mereka menggunakan
                  informasi untuk black campaign, disinformasi,
                  dan apapun untuk membela kepenytingan bisnis.

                                          57




IFEX OK.indd 57                                                             5/7/2010 12:41:13 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Melihat sensor harus dengan lebih hati-hati.
                  Advokasinya pun juga harus melihat konteks
                  modal.



                  Pahami persoalan
                  Syarat utama melakukan advokasi baik melalui
                  jalur litigasi maupun kebijakan adalah faham
                  apa yang hendak diadvokasi. Ini mensyaratkan
                  adanya kemampuan diri untuk memahami
                  persoalan. Pelaku advokasi harus memahami
                  ketentuan yang punya kaitan dengan persoalan.
                  Mereka juga mengetahui cara menyelesaikan
                  persoalan.



                  Langkah advokasi litigasi
                  Advokasi litigasi biasanya melakukan pembelaan
                  terhadap suatu kasus tertentu dengan korban
                  atau orang yang diduga pelaku. Inilah yang harus
                  dilakukan dalam mengadvokasi kasus:


                                          58




IFEX OK.indd 58                                                      5/7/2010 12:41:14 AM
ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  1.	 Mengidentifikasi persoalan.
                      •	 Cari sebanyak mungkin informasi.
                      •	 Susun kronologi kejadian. Sertakan pula
                         bukti-bukti pendukung.
                      •	 Membuat opini hukum terhadap kasus
                         yang ditangani.
                      •	 Membuat rekomendasi penyelesaian
                         apakah melalui jalur pengadilan atau di
                         luar pengadilan.
                      •	 Jika rekomendasi penyelesaian melalui
                         jalur pengadilan maka segeralah
                         membentuk tim pembela.
                      •	 Siapkan sumber daya untuk melakukan
                         pembelaan di pengadilan.



                  Langkah advokasi kebijakan
                  Advokasi kebijakan dilakukan ketika terdapat
                  kebijakan yang akan dibuat, sedang berlangsung
                  pembuatannya atau sudah dalam bentuk
                  kebijakan yang jadi. Advokasi kebijakan juga
                  dapat dilakukan dengan mendorong ide atau

                                        59




IFEX OK.indd 59                                                           5/7/2010 12:41:14 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  gagasan kita sendiri kepada pengambil kebijakan
                  untuk dibentuk suatu kebijakan. Tahapannya
                  adalah:

                  1.	 Mengidentifikasi masalah.
                      •	 Merumuskan masalah.
                      •	 Menentukan substansi yang akan
                         diadvokasi.
                      •	 Membentuk tim advokasi
                      •	 Menyusun rencana advokasi yang
                         meliputi bentuk, sasaran dan tujuan.
                      •	 Melaksanakan advokasi



                  Contoh advokasi kebijakan

                  Ini adalah strategi lembaga swadaya masyarakat
                  dalam advokasi di bidang kebebasan media dan
                  kebebasan informasi. Ada pstrategi menghadapi
                  perubahan situasi politik. Gerakan masyarakat
                  sipil sebelum 1998 sepenuhnya strategi oposisi.
                  Pada kurun 1998-2002, gerakan masyarakat

                                          60




IFEX OK.indd 60                                                     5/7/2010 12:41:14 AM
ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  sipil mengambil strategi oposisi intensif. Sejak
                  2002 hingga kini gerakan masyarakat sipil
                  mengabungkan strategi oposisi dan kooperasi.
                  Masyarakat      sipil     Indonesia       dalam
                  memperjuangan Undang-Undang Pers, Undang-
                  Undang Penyiaran dan Undang-Undang
                  Kebebasan Informasi Publik mengambil posisi
                  melakukan kooperasi dengan Dewan Perwakilan
                  Rakyat. Sebaliknya, memilih oposisi terhadap
                  pemerintah.

                  Strategi Kooperasi
                  1.	 Asistensi materi secara reguler.
                  2.	 Membentuk kaukus dengan anggotan Dewa
                      Perwakilan Rakyat yang dianggap reformis
                      dan segaris perjuangan
                  3.	 Mengorganisir pertemuan reguler secara
                      reguler
                  4.	 Bersama-sama melaksanakan kampanye
                      publik




                                         61




IFEX OK.indd 61                                                            5/7/2010 12:41:14 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Strategi Oposisi
                  1.	 Mengritik (rencana) kebijakan pemerintah
                       secara reguler.
                  2. 	 Melawan inisiatif politik pemerintah yang
                       anti-kebebasan berekspresi.
                  3. 	 Mengintensifkan tekanan publik.
                  4. 	 Seminar, dialog publik, penulisan artikel,
                       leaflet dan lain-lain.
                  5. 	 Aksi demonstrasi

                  Membentuk tiga tim berbeda
                  1.	 Tim legal drafting
                  2. 	 Tim lobi
                  3. 	 Tim kampanye

                  Proses lobi
                  1.	 Lobi vertikal yakni pada Dewan Perwakilan
                       Rakyat, pemerintah dan lembaga negara
                       lain.
                  2. 	 Lobi horisontal dengan lembaga swadaya
                       masyarakat, media massa, asosiasi
                       profesional, kampus dan lainnya.

                                          62




IFEX OK.indd 62                                                     5/7/2010 12:41:14 AM
ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  3. 	 Lobi internasional ke lembaga pemberi
                       donor, kedutaan, diplomat asing, lembaga
                       swadaya masyarakat internasional dan
                       lainnya.

                  Melobi parlemen
                  1.	 Memanfaatkan relasi-relasi pribadi.
                  2. 	 Menggunakan pendekatan dan jaringan
                       tradisional.
                  3. 	 Bahan untuk asistensi materi harus bersiat
                       instan/tinggal telan dan didistribusikan
                       secara cepat.

                  Tantangan
                  1. 	 Selalu siap mengubah strategi.
                  2. 	 Menjaga konsistensi .
                  3. 	 Menjaga legitimasi koalisi lembaga swadaya
                       masyarakat.
                  4. 	 Menghindari kooptasi politik.




                                         63




IFEX OK.indd 63                                                            5/7/2010 12:41:14 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Ganti presiden ganti kebijakan
                  1.	 Presiden        Abdurrahman        Wahid
                       membubarkan Departemen Penerangan.
                  2.	 Presiden Megawati membentuk Kementerian
                       Komunikasi dan Informatika.
                  3. 	 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
                       mengubah status Kementerian Komunikasi
                       dan Informastika menjadi Departemen
                       Komunikasi dan Informatika dan kembali
                       menjadi Kementerian Komunikasi dan
                       Informatika dengan fungsi secara esensial
                       hampir sama dengan Departemen
                       Penerangan. Saat ini, Kementerian
                       Komunikasi dan Informatika kadangkala
                       mengusulkan kebijakan yang ”bertabrakan”
                       dalam     konteks     kebebasan   media,
                       demokratisasi penyiaran, bahkan dalam
                       konteks kebebasan berekspresi.




                                          64




IFEX OK.indd 64                                                    5/7/2010 12:41:14 AM
ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Lingkup litigasi dan advokasi

                  1. Mekanisme hukum nasional
                      a. 	 Melakukan gugatan ganti rugi perdata.
                      b. 	 Pembelaan pidana untuk kriminalisasi
                           pencemaran nama baik, fitnah dan
                           penghasutan.
                      c.	 Gugatan Tata Usaha negara untuk
                           pelarangan peredaran publikasi dan
                           kebebasan berserikat, dan
                      d.	 Pengajuan permohonan Judicial Review.
                           Termasuk juga mekanisme pemulihan
                           melalui Komisi Nasional Hak Asasi
                           Manusia dan Dewan Pers.

                  2. Mekanisme hukum internasional
                      a. 	 Komplain individual untuk Komite
                           Anti-Penyiksaan, Diskriminasi Rasial
                           dan Pelanggaran Hak Sipil dan Politik,
                           Urgent Action kepada Special Rapporteur
                           Freedom of Expression, Working Group on
                           Arbitrary Detention,

                                         65




IFEX OK.indd 65                                                            5/7/2010 12:41:14 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                       b. 	 Shadow report CAT (Convention
                            Against Torture & other Cruel),
                            CERD (Committee on the Elimination
                            of Racial Discrimination), ICCPR
                            (International Covenant on Civil and
                            Political Rights), OECD (Organization
                            for Economic Cooperation and
                            Development) Complaint Mechanism
                            untuk Perusahaan Multinasional, ILO
                            (International Labor Organization)
                            Complaint Mechanism untuk serikat
                            buruh dan Gugatan ATCA (Alien Tort
                            Claim Act) Amerika

                  Jika jurnalis dijerat hukum
                      •	 Beritahu pemimpin umum atau
                           pemimpin redaksi
                      •	 Buat       kronologi    kasus    yang
                           dipermasalahkan
                      •	 Kumpulkan bahan-bahan berita yang
                           dipermasalahkan:    rekaman    hasil
                           wawancara, nomor telepon narasumber

                                          66




IFEX OK.indd 66                                                     5/7/2010 12:41:14 AM
ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI


                         yang pernah dihubungi, data-data
                         sumber berita, kumpulkan media lain
                         yang memuat berita yang sama.
                      •	 Siapkan saksi-saksi a de charge
                         (meringankan).

                  Jika jurnalis tersangka
                      •	 Periksa surat panggilan, perkara apa,
                           pastikan nama pelapor, alamat panggilan
                           (alamat rumah/kantor)
                      •	 Beritahu atasan tempat bekerja
                      •	 Siapkan semua dokumen yang terkait
                           berita yang dipersoalkan : hasil berita,
                           bukti rekaman, berita media lain.
                      •	 Gunakan hak tolak jika polisi meminta
                           menyebutkan narasumber
                      •	 Dorong penyidik meminta keterangan
                           Dewan Pers dalam menilai berita yang
                           dipersoalkan.




                                          67




IFEX OK.indd 67                                                             5/7/2010 12:41:14 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Penyelesaian kasus pers

                  1. Non-litigasi
                  Undang Undang Pers No. 40 tahun 1999
                  mengatur penyelesaian sengketa pers di luar
                  pengadilan:
                      a. 	 Hak jawab
                      b. 	 Hak koreksi
                      c. 	 pengaduan ke organisasi profesi
                      	 Pengaduan ke dewan pers

                  2. Litigasi
                  Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No.
                  2 tahun 2003 Jo Peraturan Mahkamah Agung
                  No. 1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di
                  Pengadilan, mediasi merupakan proses yang
                  harus dilalui dalam penyelesian kasus gugatan
                  perdata

                  Mediator:
                     a. 	 Mediator pengadilan.
                     b. 	 Mediator di luar pengadilan.

                                          68




IFEX OK.indd 68                                                   5/7/2010 12:41:14 AM
ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Memilih mediator:
                     a. 	 Hakim yang mengerti pers.
                     b. 	 Mediator nonhakim yang menguasai
                          pers



                  Argumentasi
                  Argumentasi umum yang digunakan sebagai
                  pembelaan dalam menghadapi gugatan terhadap
                  pers di antaranya adalah:
                      1.	 Jurnalis telah melakukan dan memenuhi
                           kaidah jurnalistik berupa: cover both
                           sides; menyebutkan sumber-sumber
                           berita dan memberitakan fakta
                           sebagaimana yang terjadi dan tidak
                           bersifat bohong.
                      2.	 Jurnalis menulis karena menjalankan
                           fungsi     pers.   Yakni    melakukan
                           pengawasan, kritik, koreksi, dan saran
                           terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
                           kepentingan umum. Ini sesuai pasal 6
                           Undang-Undang Pers.

                                         69




IFEX OK.indd 69                                                            5/7/2010 12:41:14 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Berita jurnalis tidak dapat dikualifikasikan
                  sebagai penghinaan dan/atau pencemaran nama
                  baik. Argumentasi ini digunakan jika penggugat
                  mendasarkan gugatannya pada pasal 1372 Kitab
                  Undang-Undang Hukum Perdata.
                  Berita yang ditulis dan/atau dibuat oleh jurnalis
                  pada dasarnya merupakan fakta yang telah
                  diketahui oleh masyarakat luas.
                  Berita yang ditulis dan dimuat oleh jurnalis juga
                  dimuat oleh media masa lain.
                  Berita adalah untuk melaksanakan fungsi
                  memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan
                  informasi. Hak untuk mendapatkan informasi
                  tersebut termuat dalam International Covenant on
                  Civil and Political Rights (ICCPR) sebagaimana
                  telah diundangkan dalam Undang-Undang
                  Nomor 12 tahun 2005 tentang Pengesahan
                  Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil
                  dan Politik.




                                          70




IFEX OK.indd 70                                                       5/7/2010 12:41:14 AM
71




IFEX OK.indd 71        5/7/2010 12:41:15 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI




                                          72




IFEX OK.indd 72                                5/7/2010 12:41:15 AM
Bab 4

                               KAMPANYE



                  BERKAMPANYE sungguh penting dalam setiap
                  melakukan advokasi kebebasan berekspresi.
                  Kampanye akan mempengaruhi capaian
                  advokasi. Ada dua sasaran kampanye kebebasan
                  berekspresi: publik dan pengambil kebijakan.



                  Riset Kampanye
                  Tujuannya adalah untuk mempelajari apa yang
                  sedang terjadi. Apa pokok masalahnya. Siapa
                  melakukan apa. Siapa saja “pemain-pemainnya”.

                                       73




IFEX OK.indd 73                                                   5/7/2010 12:41:15 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Standar hukum apa yang berlaku dalam isu
                  kebebasan bereksoresi ini.

                  Sumber-sumber informasi mencakup riset
                  akademis dan jurnalistik, situs internet dan
                  percakapan dengan orang lain yang bergerak
                  dalam bidang yang sama atau bidang yang punya
                  kaitan.

                  Berpikirlah dalam posisi atau argumen orang-
                  orang yang akan menentang kampanye kebebasan
                  berskpresi. Kumpulkan informasi dan bukti-
                  bukti untuk membantah mereka.
                  Informasi hasil riset digunakan untuk
                  mengembangkan strategi-strategi khusus. Bisa
                  jadi ini melengkapi usaha yang dilakukan pihak
                  lain. Riset ini sekaligus untuk memastikan tim
                  kampanye mengerti isu yang terkait dengan
                  kebebasan berekspresi secara menyeluruh.




                                          74




IFEX OK.indd 74                                                    5/7/2010 12:41:15 AM
KAMPANYE


                  Fokus
                  Riset yang baik memungkinkan untuk
                  menganalisa permasalahan dan mengidentifikasi
                  pendekatan-pendekatan untuk mengatasinya.
                  Gunakan hasil analisa tadi untuk mengidentifikasi
                  tujuan-tujuan kampanye kebebasan berekspresi
                  yang spesifik dan yang ditargetkan. Tujuan jangka
                  pendek melengkapi tujuan jangka panjang.

                  Kampanye kebebasan berekspresi lebih efektif
                  jika bermotif “bertujuan untuk” ketimbang
                  “menentang”. Membuat alternatif positif
                  memberi kekuatan lebih.

                  Gunakan pertanyaan berikut:
                     •	 Apakah tujuan yang kita rumuskan
                         adalah cara efektif untuk mengatasi
                         permasalahan?
                     •	 Apakah tujuan kita mengisyaratkan
                         strategi untuk melakukan tindakan?
                     •	 Apakah kelompok lain berkampanye
                         untuk tujuan yang sama? Jika ya

                                         75




IFEX OK.indd 75                                                       5/7/2010 12:41:15 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                            haruskah tujuan itu kita fokuskan
                            ulang untuk melengkapi usaha-usaha
                            kelompok lain?



                  Identifikasi sasaran
                  Ini memudahkan pengembangan strategi
                  kampanye. Perlukah misalnya mengubah
                  sasaran.

                  Mengidentifikasi lembaga-lembaga kunci yang
                  menciptakan atau menghambat kemajuan
                  kebebasan berekspresi. Identifikasi pula orang-
                  orang kunci yang secara langsung bertanggung
                  jawab untuk membuat keputusan ihwal ini.

                  Pelajari apa hal tentang lembaga dan orang-
                  orangnya:
                       •	 Apa kepentingan yang mendasari
                           mereka?
                       •	 Apa saja titik rentan mereka dan
                           bagaimana kita bisa menekan mereka?

                                          76




IFEX OK.indd 76                                                     5/7/2010 12:41:15 AM
KAMPANYE


                      •	 Bagaimana mereka beroperasi?
                      •	 Bagaimana kita bisa berkomunikasi
                         dengan mereka?
                      •	 Siapa yang mereka kenal dan
                         hormati? Siapa yang mereka dengar
                         pendapatnya? Kepada siapa mereka
                         bertanggungjawab?



                  Sekutu potensial
                  Sekutu adalah pihak yang punya kepentingan
                  sama. Dukungan aktif sekutu dapat meningkatkan
                  kredibilitas dan potensi untuk sukses. Identifikasi
                  pihak-pihak lain yang satu kepentingan dalam isu
                  kebebasan berekspresi:
                      •	 Aktivis LSM internasional, nasional dan
                           lokal
                      •	 Para ahli, akademisi, ilmuwan, lembaga
                           riset dan lainnya
                      •	 Pemerintah, pelayanan publik dan
                           organisasi-organisasi antarpemerintah


                                          77




IFEX OK.indd 77                                                         5/7/2010 12:41:15 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                       •	 Pihak-pihak     yang   dihormati   atau
                          bergengsi.

                  Aktif merekrut mereka sejak awal kampanye
                  kebebasan berekspresi. Buat kontak pribadi dan
                  dengarkan gagasan mereka. Jangan lupa minta
                  dukungan mereka. Diskusikan hal tertentu yang
                  bisa mereka lakukan.



                  Mengembangkan strategi kampanye
                  Dalam menetapkan strategi perlu dipikirkan
                  apakah kampanye perlu dukungan publik
                  luas. Misalnya, perlukah berdemonstrasi untuk
                  menciptakan aksi politik? Pertimbangkan kegiatan
                  pendidikan umum yang mengarah ke aksi-aksi
                  yang melibatkan masyarakat. Misalnya, membuat
                  petisi, surat terbuka, demonstrasi damai, boikot
                  dan lainnya.

                  Atau    perlukah undang-undang   baru?
                  Pertimbangkan membuat riset dan pilihan

                                          78




IFEX OK.indd 78                                                      5/7/2010 12:41:15 AM
KAMPANYE


                  kebijakan publik. Kumpulkan dukungan media.
                  Lakukan advokasi politik langsung.

                  Apakah perlu mencoba untuk melaksanakan
                  undang-undang dan standar yang berlaku.
                  Pertimbangkan tindakan hukum di dalam
                  negeri. Gunakan mekanisme internasional.
                  Penting melakukan advokasi politik langsung.
                  Libatkan badan-badan pemantauan. Pikirkan
                  kemungkinan metode lain untuk menyatukan
                  tekanan masyarakat.



                  Taktik
                  Taktik menekankan sasaran kampanye
                  berdasarkan penilaian dari kepentingan,
                  kerentanan dan prosedur operasi mereka.
                      •	 Melobi pembuat kebijakan
                      •	 Gunakan tekanan dari pihak lain yang
                          punya pengaruh
                      •	 Siapkan pertahanan hukum dan
                          tindakan konstitusional

                                      79




IFEX OK.indd 79                                                   5/7/2010 12:41:15 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                       •	 Manfaatkan mekanisme perjanjian
                          internasional
                       •	 Ambil inisiatif legislatif
                       •	 Meningkatkan kesadaran khalayak
                          umum
                       •	 Memperlihatkan dukungan publik
                          melalui petisi, demonstrasi, konstituen
                          menghubungi           parlemen      dan
                          sebagainya.
                       •	 Melakukan tindakan langsung tanpa
                          kekerasan



                  Lobi
                  Ketika tujuan kampanye kebebasan berekspresi
                  dapat dicapai dengan undang-undang atau
                  tindakan-tindakan pemerintah maka penting
                  bertemu dengan pembuat kebijakan atau
                  peraturan dan pejabat yang punya kewenangan.
                  Tujuannya adalah mengedukasi mereka dengan
                  isu-isu kebebasan berekspresi. Desak mereka
                  untuk mendukung perubahan yang lebih

                                          80




IFEX OK.indd 80                                                     5/7/2010 12:41:15 AM
KAMPANYE


                  menjamin kebebasan berekspresi.
                     •	 Pelajari latar belakang dan rekam jejak
                         mereka untuk mendukung isu kebebasan
                         berekspresi. Fasilitasi apa saja yang kita
                         harapkan dari mereka.
                     •	 Selidiki apa yang dapat mereka lakukan.
                         Teliti pula apa yang tidak dapat mereka
                         lakukan dalam posisi atau jabatannya.
                     •	 Ketika mengatur pertemuan, tanya pada
                         mereka lamanya alokasi waktu. Tentu,
                         menyiapkan pertemuan 15 menit beda
                         dengan yang satu jam.
                     •	 Kirimkan materi briefing isu yang terkait
                         dengan kebebasan bereskpresi tersebut
                         secara baik sebelum pertemuan atau
                         pada awal pertemuan.
                     •	 Persiapkan pertemuan. Susun tujuan
                         secara jelas. Poin apa saja yang ingin kita
                         tampilkan. Kita mau mereka melakukan
                         apa. Pikirkan strategi bagaimana
                         mengajukan hal-hal itu secara baik.
                     •	 Jika mengirim delegasi putuskan siapa

                                         81




IFEX OK.indd 81                                                        5/7/2010 12:41:15 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                          akan mengajukan poin kunci yang mana.
                          Pastikan siapa yang akan mencatat.
                          Jik itu adalah untuk pertama kali
                          melakukan kerja sama dengan mereka
                          maka pertimbangkan untuk melakukan
                          geladi bersih.
                       •	 Pastikan kita memiliki pilihan untuk
                          menindaklanjuti setelah pertemuan itu.



                  Bekerja dengan sekutu
                  Berdiskusilah dengan sekutu tentang bentuk
                  keterlibatan yang memadai buat mereka. Survei
                  jenis dan dukungan yang bisa dijangkau
                  kelompok-kelompok       berbeda.     Simpanlah
                  bantuan mereka secara baik-baik. Pada tahap
                  persiapan, pertimbangkan membentuk semacam
                  badan penasihat yang isinya terdiri dari sekutu-
                  sekutu. Badan ini dapat mendidik dia sendiri
                  tentang isu-isu kebebasan berekspresi. Beri
                  nasihat para juru kampanye tentang bagaimana
                  cara terbaik bekerja pada isu kebebasan

                                          82




IFEX OK.indd 82                                                      5/7/2010 12:41:15 AM
KAMPANYE


                  berekspresi. Koalisi atau aliansi bisa bekerja sama
                  untuk tujuan yang sama.

                  Membentuk aliansi yang tak terlalu mengikat
                  kadang jadi pilihan terbaik. Koalisi semacam ini
                  memungkinkan untuk mendukung hanya aspek-
                  aspek strategi sesuai dengan pekerjaan mereka
                  sendiri. Ini sekaligus mencegah terjadinya
                  perpecahan di antara anggota koalisi.

                  Dalam situasi tertentu efektif juga membentuk
                  panitia-panitia     terpisah.    Masing-masing
                  mengerjakan bagian pekerjaan berbeda. Serikat
                  pekerja mengerjakan pekerjaan sesuai bidang
                  dan tujuannya. Kelompok perempuan misalnya,
                  juga bekerja sesuai dengan bidang yang mereka
                  geluti. Anggota parlemen bekerja sesuai dengan
                  fungsi dan kewenangan dia. Namun, setiap
                  anggota koalisi harus dalam struktur koordinasi
                  yang baik.

                  Atur mekanisme memberi tekanan. Rekrut anggota

                                          83




IFEX OK.indd 83                                                         5/7/2010 12:41:15 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  panitia yang punya kemampuan melakukan itu.
                  Kalau fokus pekerjaannya adalah berkampanye,
                  maka carilah juru kampanye yang baik, bukan
                  akademisi periset.Campur orang-orang tipe
                  pekerja dengan orang-orang yang bukan tipe
                  pekerja atau orang-orang yang punya gengsi
                  tinggi.



                  Materi kampanye
                  Materi perlu untuk mendidik orang tentang isu
                  kebebasan berekspresi. Materi juga meyakinkan
                  orang lain untuk mendukung tujuan-tujuan
                  kampanye kebebasan berekspresi.

                  Bikin brosur-brosur berisi pembelajaran tentang
                  isu tersebut. Belajar dari kampanye-kampanye
                  lain untuk kita buat analisa. Apa daya tarik
                  dari kampanye itu dan mengapa mereka
                  mengerjakannya dengan baik.

                  Sasarkan materi untuk audiens berbeda. Bikin kata

                                          84




IFEX OK.indd 84                                                       5/7/2010 12:41:15 AM
KAMPANYE


                  atau frasa atau kalimat yang singkat dan menarik
                  untuk orang awam. Makalah-makalah terinci
                  dibuat untuk para periset kebijakan. Sedang
                  makalah-makalah ringkas untuk para pembuat
                  keputusan.

                  Ajak orang luar kelompok yang berkampanye untuk
                  mengkaji dan menilai materi-materi yang kita
                  buat:
                      •	 Apakah materi cukup jelas dan langsung
                           pada sasaran?
                      •	 Apakah menarik untuk audiens
                           tertentu?
                      •	 Mampukan mencuri perhatian sehingga
                           orang-orang melakukan hal-hal yang
                           kita kampanyekan dalam isu kebebasan
                           berekspresi?     Mampukah      materi
                           kampanye kita membangkitkan simpati
                           audiens?
                      •	 Apakah materi kampanye memberikan
                           solusi atau alternatif menegakkan
                           kebebasan berekpresi? Apakah materi

                                        85




IFEX OK.indd 85                                                      5/7/2010 12:41:16 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                            hanya menyajikan masalah tentang isu
                            tersebut?

                  Demi menjamin konsistensi, persiapkan
                  kertas briefing internal untuk juru kampanye
                  nonspesialis dengan isu-isu kunci kebebasan
                  berekspresi. Materi ini juga memuat tujuan dan
                  fakta-fakta yang relevan terkait dengan kebebasan
                  berekskpresi.



                  Hubungan dengan pers
                  Kembangkan strategi media sejak awal.
                  Percayakan pada media untuk mengedukasi
                  dan mengumpulkan dukungan. Misalnya,
                  mendapatkan artikel yang baik dari media massa
                  kredibel dalam menangkap isu-isu kebebasan
                  berekpresi.

                  Menjaga hubungan pribadi dengan jurnalis dan
                  penyunting dalam dapur redaksi. Identifikasi
                  orang-orang secara tepat bagaimana posisi dia di

                                          86




IFEX OK.indd 86                                                       5/7/2010 12:41:16 AM
KAMPANYE


                  media tempat mereka bekerja.

                  Ajak bicara orang media tentang isu kebebasan
                  berekspresi. Beri penjelasan mengapa kita
                  melakukan kampanye kebebasan berekspresi.
                  Pertimbangkan pula untuk menjalin kontrak
                  ekslusif tentang kampanye isu ini. Misalnya
                  menghubungi koran, majalah, stasiun televisi
                  atau radio beberapa bulan sebelumnya.
                  Beritahu mereka tentang riset dan kampanye kita
                  dalam isu kebebasan berekspresi.

                  Media sangat menjunjung dokumen atau cetakan
                  yang ditulis dengan baik. Gambar-gambar
                  juga harus sangat baik. Lengkapi pula dengan
                  infografik yang memudahkan orang untuk
                  membaca.

                  Pikirkan juga bagaimana cara merespon
                  pemberitaan negatif. Cari strategi terbaik agar
                  berita tidak membuat kampanye kebebasan
                  berekspresi rusak.

                                        87




IFEX OK.indd 87                                                     5/7/2010 12:41:16 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI


                  Peluncuran kampanye
                  Rancang peluncuran yang menarik perhatian.
                  Tampilkan atraksi atau kegiatan yang pas
                  dengan isu-isu kebebasan berekspresi. Fokuskan
                  peluncuran pada poin tertentu. Bisa berbentuk
                  produk, misalnya sebuah publikasi baru. Bisa
                  juga berupa kegiatan, misalnya demonstrasi.

                  Peluncuran sukses jika ada sesuatu yang mencuri
                  perhatian. Bikin peluncuran sekreatif mungkin.
                  Pastikan makna simbolis dari kegiatan itu mudah
                  dipahami orang. Jangan sampai interpretasi orang
                  melenceng dari fokus kampanye kebebasan
                  berekspresi kita.

                  Pertimbangkan waktu peluncuran. Apakah akan
                  bersaing dengan acara lain. Apakah ada hari
                  tertentu yang secara simbolis berkaitan dengan
                  pesan kampanye kita. Apa tindak lanjut setelah
                  peluncuran. Pastikan kita bisa berkomitmen
                  dengan jurnalis yang simpati untuk meliput
                  peluncuran tersebut.

                                          88




IFEX OK.indd 88                                                      5/7/2010 12:41:16 AM
KAMPANYE


                  Pertimbangkan!
                  •	 Bagaimana cara untuk mengetahui apakah
                      kita “menang” atau “kalah”?
                  •	 Apa yang akan kita lakukan jika dapat suatu
                      konsesi yang tidak signifikan menjawab
                      tujuan-tujuan      kampanye      kebebasan
                      berekspresi?
                  •	 Apa yang akan kita lakukan jika tindakan
                      kita menghasilkan konsekuensi jelek?
                  •	 Punya sumber daya yang memadaikah
                      untuk menjalankan kampanye dalam jangka
                      panjang? Jika tidak, apa yang akan kita
                      lakukan?
                  •	 Apakah kita akan mengubah taktik kalau
                      strategi yang dari awal kita susun ternyata
                      gagal?
                  •	 Bagaimana cara mengevaluasi proses
                      dan hasil apa yang kita kerjakan? Apakah
                      kita melakukan kajian umum? Apakah
                      mempercayakan pada teman dari luar untuk
                      memberi umpan balik dan membantu untuk
                      menganalisa strategi kita?

                                        89




IFEX OK.indd 89                                                     5/7/2010 12:41:16 AM
KEBEBASAN BEREKSPRESI




                                          90




IFEX OK.indd 90                                5/7/2010 12:41:16 AM

More Related Content

Similar to Kebebasan berekspresi panduan bagi jurnalis dan aktifis

Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptxDinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
tasyasantika
 
PPT TUGAS ICT KELOMPOK 4
PPT TUGAS ICT KELOMPOK 4PPT TUGAS ICT KELOMPOK 4
PPT TUGAS ICT KELOMPOK 4
Septiani42
 
Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2
iwan Alit
 
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdfPengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
jampanx
 
Materi pancasila
Materi pancasilaMateri pancasila
Materi pancasila
pebriyanti
 
Bab i.pptx kelas xi ipa
Bab i.pptx kelas xi ipaBab i.pptx kelas xi ipa
Bab i.pptx kelas xi ipa
Joko Sriyatno
 
Pancasila dan Implementasinya kelas 4.ppt
Pancasila dan Implementasinya kelas 4.pptPancasila dan Implementasinya kelas 4.ppt
Pancasila dan Implementasinya kelas 4.ppt
AndiMuryanto
 

Similar to Kebebasan berekspresi panduan bagi jurnalis dan aktifis (20)

Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptxDinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
 
Ict ppt bu nur
Ict ppt bu nurIct ppt bu nur
Ict ppt bu nur
 
Ict ppt bu nur
Ict ppt bu nurIct ppt bu nur
Ict ppt bu nur
 
Ict ppt bu nur
Ict ppt bu nurIct ppt bu nur
Ict ppt bu nur
 
PPT TUGAS ICT KELOMPOK 4
PPT TUGAS ICT KELOMPOK 4PPT TUGAS ICT KELOMPOK 4
PPT TUGAS ICT KELOMPOK 4
 
Ict ppt bu nur
Ict ppt bu nurIct ppt bu nur
Ict ppt bu nur
 
HAKIKAT_PANCASILA_SEBAGAI_IDEOLOGI_TERBU.pptx
HAKIKAT_PANCASILA_SEBAGAI_IDEOLOGI_TERBU.pptxHAKIKAT_PANCASILA_SEBAGAI_IDEOLOGI_TERBU.pptx
HAKIKAT_PANCASILA_SEBAGAI_IDEOLOGI_TERBU.pptx
 
Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2Rpp karakter 8.2
Rpp karakter 8.2
 
Isi Makalah
Isi MakalahIsi Makalah
Isi Makalah
 
Pers & Konflik
Pers & Konflik Pers & Konflik
Pers & Konflik
 
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdfPengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
 
bab 1 kajian bahan ajar
bab 1 kajian bahan ajarbab 1 kajian bahan ajar
bab 1 kajian bahan ajar
 
Materi pancasila
Materi pancasilaMateri pancasila
Materi pancasila
 
bab 1 boat guru
bab 1 boat gurubab 1 boat guru
bab 1 boat guru
 
Bab i.pptx kelas xi ipa
Bab i.pptx kelas xi ipaBab i.pptx kelas xi ipa
Bab i.pptx kelas xi ipa
 
Pancasila sebagi ideologi terbuka
Pancasila sebagi ideologi terbukaPancasila sebagi ideologi terbuka
Pancasila sebagi ideologi terbuka
 
Peristiwa Bersejarah Di Indonesia Tahun 1980-an (Makalah)
Peristiwa Bersejarah Di Indonesia Tahun 1980-an (Makalah)Peristiwa Bersejarah Di Indonesia Tahun 1980-an (Makalah)
Peristiwa Bersejarah Di Indonesia Tahun 1980-an (Makalah)
 
Visi indonesia baru setelah reformasi
Visi indonesia baru setelah reformasiVisi indonesia baru setelah reformasi
Visi indonesia baru setelah reformasi
 
Prosiding seminar nasionalisme stisip widuri 2011 final
Prosiding seminar nasionalisme stisip widuri 2011 finalProsiding seminar nasionalisme stisip widuri 2011 final
Prosiding seminar nasionalisme stisip widuri 2011 final
 
Pancasila dan Implementasinya kelas 4.ppt
Pancasila dan Implementasinya kelas 4.pptPancasila dan Implementasinya kelas 4.ppt
Pancasila dan Implementasinya kelas 4.ppt
 

More from Asep Saefullah

Indeks kebebasan pers 2012 di indonesia
Indeks kebebasan pers 2012 di indonesiaIndeks kebebasan pers 2012 di indonesia
Indeks kebebasan pers 2012 di indonesia
Asep Saefullah
 
Masih bertumpu pada sang pelopor
Masih bertumpu pada sang peloporMasih bertumpu pada sang pelopor
Masih bertumpu pada sang pelopor
Asep Saefullah
 

More from Asep Saefullah (14)

Manifestasi Pengarusutamaan Gender dalam Tata Kelola dan Tata Guna Sumber Day...
Manifestasi Pengarusutamaan Gender dalam Tata Kelola dan Tata Guna Sumber Day...Manifestasi Pengarusutamaan Gender dalam Tata Kelola dan Tata Guna Sumber Day...
Manifestasi Pengarusutamaan Gender dalam Tata Kelola dan Tata Guna Sumber Day...
 
Indeks kebebasan pers 2012 di indonesia
Indeks kebebasan pers 2012 di indonesiaIndeks kebebasan pers 2012 di indonesia
Indeks kebebasan pers 2012 di indonesia
 
Kompetensi kunci ukj aji
Kompetensi kunci ukj ajiKompetensi kunci ukj aji
Kompetensi kunci ukj aji
 
Daftar peserta workshop perempuan
Daftar peserta workshop perempuanDaftar peserta workshop perempuan
Daftar peserta workshop perempuan
 
Formulir beasiswa banking journalist academy 2012
Formulir beasiswa banking journalist academy 2012Formulir beasiswa banking journalist academy 2012
Formulir beasiswa banking journalist academy 2012
 
Surat Terbuka untuk Panglima TNI
Surat Terbuka untuk Panglima TNISurat Terbuka untuk Panglima TNI
Surat Terbuka untuk Panglima TNI
 
Masih bertumpu pada sang pelopor
Masih bertumpu pada sang peloporMasih bertumpu pada sang pelopor
Masih bertumpu pada sang pelopor
 
Refleksi Yanuar Nugroho pada 18 Tahun AJI
Refleksi Yanuar Nugroho pada 18 Tahun AJIRefleksi Yanuar Nugroho pada 18 Tahun AJI
Refleksi Yanuar Nugroho pada 18 Tahun AJI
 
Sesi 2 seminar aji_2012_agung_adi_kompas
Sesi 2 seminar aji_2012_agung_adi_kompasSesi 2 seminar aji_2012_agung_adi_kompas
Sesi 2 seminar aji_2012_agung_adi_kompas
 
Sesi 1 seminar aji_2012_enda
Sesi 1 seminar aji_2012_endaSesi 1 seminar aji_2012_enda
Sesi 1 seminar aji_2012_enda
 
Sesi 1 seminar aji_2012_hanny_maverick
Sesi 1 seminar aji_2012_hanny_maverickSesi 1 seminar aji_2012_hanny_maverick
Sesi 1 seminar aji_2012_hanny_maverick
 
Sesi 1 seminar aji_2012_akhmad_kusaeni_antara
Sesi 1 seminar aji_2012_akhmad_kusaeni_antaraSesi 1 seminar aji_2012_akhmad_kusaeni_antara
Sesi 1 seminar aji_2012_akhmad_kusaeni_antara
 
Sesi 1 akhmad kusaeni
Sesi 1 akhmad kusaeniSesi 1 akhmad kusaeni
Sesi 1 akhmad kusaeni
 
Sesi 1 seminar aji_2012_akhmad_kusaeni_antara
Sesi 1 seminar aji_2012_akhmad_kusaeni_antaraSesi 1 seminar aji_2012_akhmad_kusaeni_antara
Sesi 1 seminar aji_2012_akhmad_kusaeni_antara
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 

Kebebasan berekspresi panduan bagi jurnalis dan aktifis

  • 1. Kebebasan Berekspresi Panduan bagi jurnalis dan aktifis kebebasan berekspresi 1 IFEX OK.indd 1 5/7/2010 12:41:09 AM
  • 2. KEBEBASAN BEREKSPRESI Kebebasan Berekspresi Panduan bagi jurnalis dan aktifis kebebasan berekspresi Editor : Nezar Patria Penulis : Sunudyantoro Layout : robbyeebor Ilustrator : Imam Yunianto Cetakan Pertama : Maret 2010 Penerbit : S INDEPENDEN ALI RN J U SI ALIAN AJI INDONESIA Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Jl. Kembang Raya No.6 Kwitang-Senen Jakarta Pusat 10420 – Indonesia Tel. +62 21 3151214, Fax. +62 21 3151261 www.ajiindonesia.org Didukung oleh : 2 IFEX OK.indd 2 5/7/2010 12:41:09 AM
  • 3. DAFTAR ISI Pengantar 5 Bab 1 Kebebasan Berekspresi 11 Bab 2 Perangkat Hukum Nasional 21 Bab 3 Advokasi Hukum Kebebasan Berekspresi 41 Bab 4 Kampanye 65 3 IFEX OK.indd 3 5/7/2010 12:41:09 AM
  • 4. KEBEBASAN BEREKSPRESI 4 IFEX OK.indd 4 5/7/2010 12:41:09 AM
  • 5. PENGANTAR BUKU pandukan praktis dan sederhana membela kebebasan berekspresi dan berpendapat ini lahir dari situasi masih terancamnya kebebasan berekspresi di Indonesia. Ada banyak contoh. Lembaga Sensor Film melarang pemutaran film Balibo tentang tewasnya lima wartawan Australia ketika meliput invasi Indonesia di Timor Timur, pada 1975 silam. Prita Mulyasari dipersalahkan setelah mengirim email ke beberapa temannya berisi keluhan atas 5 IFEX OK.indd 5 5/7/2010 12:41:09 AM
  • 6. KEBEBASAN BEREKSPRESI pelayanan Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera,Tangerang, Banten Kho Seng Seng dipidanakan karena menulis surat pembaca di Kompas. Kejaksaan Agung juga melanggar kebebasan berekspresi. Lima buku dilarang beredar karena isinya dianggap dapat mengganggu ketertiban umum. Lima buku itu: “Dalih Pembunuhan Massal Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto” dan “Suara Gereja Bagi Umat Tertindas Penderitaan, Tetesan Darah dan Cucuran Air Mata Umat Tuhan di Papua Barat Harus Diakhiri”. Selain itu adalah buku “Lekra Tak Membakar Buku Suara Senyap Lebar Kebudayaan Harian Rakyat 1950-1965”, “Enam Jalan Menuju Tuhan”, dan “Mengungkap Misteri Keberadaan Agama”. Situasi kebebasan berekpresi di Indonesia seperti ini adalah ancaman buat perkembangan demokrasi. Padahal Deklarasi Universal Hak 6 IFEX OK.indd 6 5/7/2010 12:41:09 AM
  • 7. PENGANTAR Asasi Manusia 10 Desember 1948 menyatakan kebebasan berekpresi adalah salah satu hak asasi manusia yang paling mendasar. Konstitusi Indonesia juga menjamin kebebasan berekspresi. Pasal 28E Undang Undang Dasar 1945 menyatakan, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.” Jaminan ini diperkuat pasal 28F Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi, “Setiap orang berhak untuk menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.” Pembela kebebasan berekspresi di Indonesia, apakah dia jurnalis, aktivis, seniman dan lainnya, masih perlu meningkatkan pengetahuan tentang konsep dasar kebebasan berekpresi. Sebagian besar mereka tidak memahami perangkat hukum Indonesia dan hukum internasional yang mengatur kebebasan berekpresi. 7 IFEX OK.indd 7 5/7/2010 12:41:09 AM
  • 8. KEBEBASAN BEREKSPRESI Mereka juga masih butuh banyak panduan teknis bagaimana mengadvoksi kasus-kasus kebebasan berekspresi yang terjadi sehari-hari. Itulah sebabnya mereka perlu panduan praktis dan sederhana. Panduan ini bermanfaat buat mereka dalam melakukan advokasi. Di dalamnya, berisi konsep dasar, instrumen hukum dan panduan advokasi. Panduan ini berformat sederhana, kaya informasi dan mudah dipahami banyak orang. Sebagian besar materi buku ini berasal dari diskusi terfokus di kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Kramat Kwitang Jakarta awal Februari 2010 lalu. Diskusi menghadirkan pembicara peneliti Imparsial (The Indonesian Human Rights Monitor) Bhatara Ibnu Reza dan Agus Sudibyo yang bekerja sebagai wakil direktur Yayasan SET (Sains Estetika Teknologi). Ada juga Direktur Eksekutif LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Pers Hendrayana, Direktur Program Institute for Criminal Justice 8 IFEX OK.indd 8 5/7/2010 12:41:09 AM
  • 9. PENGANTAR Reform (ICJR) Anggara, Direktur Riset dan Pengambangan YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) Zainal Abidin dan Direktur LBH Jakarta Nurkholis Hidayat. Kami juga mengundang Supriyadi Widodo Eddyono dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban dan Direktur Eksekutif LSPP (Lembaga Studi Pers dan Pembangunan) Ignatius Haryanto. Diskusi menghadirkan pula Margiyono dan Eko Maryadi dari Divisi Advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia. Semoga buku ini bermanfaat buat para pembela kebebasan berekspresi. Jakarta, Maret 2010 9 IFEX OK.indd 9 5/7/2010 12:41:09 AM
  • 10. KEBEBASAN BEREKSPRESI 10 IFEX OK.indd 10 5/7/2010 12:41:09 AM
  • 11. 11 IFEX OK.indd 11 5/7/2010 12:41:10 AM
  • 12. KEBEBASAN BEREKSPRESI 12 IFEX OK.indd 12 5/7/2010 12:41:10 AM
  • 13. Bab 1 KEBEBASAN BEREKSPRESI IDE hak azasi manusia dan kebebasan dasar lahir dari situasi Perang Dunia II. Saat itu dunia dalam ancaman pemerintahan totalitarian Adolf Hitler yang tidak menghormati kebebasan dan kehidupan. Itulah sebabnya memerangi kekuatan blok Poros di bawah kendali Jerman penting buat negara-negara Sekutu. Setelah kemenangan Sekutu, kesadaran pentingnya menghormati hak-hak dasar manusia tersurat dalam “Deklarasi Perserikatan Bangsa- 13 IFEX OK.indd 13 5/7/2010 12:41:10 AM
  • 14. KEBEBASAN BEREKSPRESI Bangsa” (Declaration by United Nations) 1 Januari 1942. Dikatakan, kemenangan atas Poros adalah penting untuk menjaga kehidupan, kebebasan, independensi dan kebebasan beragama, serta untuk mempertahankan hak asasi manusia dan keadilan. Franklin Delano Roosevelt, presiden Amerika Serikat saat itu, menyatakan kepada Kongres ada empat kebebasan yang diperjuangkan dalam perang itu: (1) kebebasan dari rasa takut (freedom from fear), (2) kebebasan berpendapat (freedom of speech) termasuk di dalamnya kebebasan berekspresi (freedom of expression), (3) kebebasan menjalankan agama (freedom of worship), dan (4) kebebasan dari rasa lapar dan kemiskinan (freedom from want). 14 IFEX OK.indd 14 5/7/2010 12:41:10 AM
  • 15. KEBEBASAN BEREKSPRESI Perangkat Hukum Internasional Deklarasi Universal HAM berbunyi: Pasal 19 Setiap orang berhak atas kebebasan beropini dan berekspresi; hak ini meliputi kebebasan untuk memiliki opini tanpa intervensi serta untuk mencari, menerima, dan mengungkapkan informasi serta gagasan melalui media apapun dan tidak terikat garis perbatasan. Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (1966): Pasal 19 ayat 2 Setiap orang berhak atas kebebasan untuk menyatakan pendapat; hak ini termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dan memberikan informasi dan pemikiran apapun, terlepas dari pembatasan-pembatasan secara lisan, tertulis, atau dalam bentuk cetakan, karya 15 IFEX OK.indd 15 5/7/2010 12:41:10 AM
  • 16. KEBEBASAN BEREKSPRESI seni atau melalui media lain sesuai dengan pilihannya. Prinsip Johannesburg tentang Keamanan Nasional, Kebebasan Berekspresi dan Akses terhadap Informasi (1952): Semua informasi yang dipegang pejabat publik pada dasarnya terbuka. Pengecualian bersifat ketat dan amat terbatas hanya untuk melindungi kepentingan keamanan nasional yang sah, memperkuat kapasitas negara dalam menanggapi ancaman bersenjata, dan terjaminnya kepentingan publik. Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (1965): Pasal 5 Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dasar yang dicantumkan dalam pasal 2 Konvensi ini, Negara-negara Pihak melarang dan 16 IFEX OK.indd 16 5/7/2010 12:41:10 AM
  • 17. KEBEBASAN BEREKSPRESI menghapuskan segala bentuk diskriminasi ras serta menjamin hak setiap orang tanpa membedakan ras, warna kulit, asal bangsa dan sukubangsa, untuk diperlakukan sama di depan hukum, terutama untuk menikmati hak di bawah ini: Ayat (d) hak-hak sipil lainnya, khususnya: poin (vii) Hak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; (viii) Hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi; Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (1979): Pasal 3 Negara-negara peserta (konvensi) akan mengambil di segala bidang, khususnya di bidang politik, sosial, ekonomi dan bidang budaya, semua langkah yang layak, termasuk legislasi, untuk memastikan terpenuhinya perkembangan dan 17 IFEX OK.indd 17 5/7/2010 12:41:10 AM
  • 18. KEBEBASAN BEREKSPRESI kemajuan perempuan, untuk tujuan menjamin mereka dapat perlakuan dan menikmati hak asasi manusia dan kebebasan fundamental atas dasar kesetaraan dengan laki-laki. Konvensi Hak Anak (1989) Pasal 13 Ayat 1: Anak mempunyai hak untuk secara bebas menyatakan pendapat; hak ini akan mencakup kebebasan untuk mencari, menerima, dan memberi informasi dan gagasan dalam segala jenis, terlepas dari batas negara, baik secara lisan, tertulis maupun tercetak, dalam bentuk seni atau melalui media lain menurut pilihan anak yang bersangkutan. Pembatasan 18 IFEX OK.indd 18 5/7/2010 12:41:10 AM
  • 19. KEBEBASAN BEREKSPRESI Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (1966): Pasal 19 ayat 3: Pelaksanaan hak yang diatur dalam ayat 2 Pasal ini menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab khusus. Oleh karena itu hak tersebut dapat dikenai pembatasan tertentu, namun pembatasan tersebut hanya diperbolehkan apabila diatur menurut hukum dan dibutuhkan untuk: (a) menghormati hak atau nama baik orang lain; (b) melindungi keamanan nasional atau ketertiban umum atau kesehatan atau moral masyarakat. Konvensi Hak Anak (1989): Pasal 13 ayat 2: Pelaksanaan hak ini dapat disertai pembatasan- pembatasan tertentu, tetapi pembatasan ini hanya dapat yang ditetapkan oleh undang-undang, dan 19 IFEX OK.indd 19 5/7/2010 12:41:10 AM
  • 20. KEBEBASAN BEREKSPRESI diperlukan: (a) untuk menghormati hak atau reputasi orang lain; (b) untuk menghormati hak atau reputasi orang lain Secara umum pembatasan diatur mengacu pada praktek negara dengan mempertimbangkan prinsip hukum umum tidak dapat dilakukan dengan alasan sepihak negara, misalnya ketertiban umum, stabilitas sosial dan lainnya. Alasan pembatasan harus ada pembuktian yang nyata kemungkinan timbulnya bahaya. Dan, pembatasan sebagai satu-satunya jalan yang harus dilakukan negara. Interpretasi Amerika-Eropa Amerika dan Eropa berbeda dalam menginterpretasi kebebasan. Eropa mengekspresikan kebebasan itu sifatnya limitatif 20 IFEX OK.indd 20 5/7/2010 12:41:10 AM
  • 21. KEBEBASAN BEREKSPRESI dalam hal tertentu. Misalnya ideologi neo-Nazi adalah barang haram di sana. Ada sensitivitas sejarah yang membuat Eropa melarang neo-Nazi. Di Amerika orang bisa bicara soal neo-Nazi. Ada juga contoh sikap Eropa dalam kartun Nabi Muhammad. Pada saat itu Denmark lupa ada kehidupan sosial yang bisa menembus batas apa saja. Kebebasan beragama di Eropa dengan kebebasan berekspresi. Di Perancis orang tidak boleh memakai kalung salib, bahkan bikin menara mesjid juga sama. Menara masjid juga ditolak Swiss. 21 IFEX OK.indd 21 5/7/2010 12:41:11 AM
  • 22. KEBEBASAN BEREKSPRESI 22 IFEX OK.indd 22 5/7/2010 12:41:11 AM
  • 23. 23 IFEX OK.indd 23 5/7/2010 12:41:11 AM
  • 24. KEBEBASAN BEREKSPRESI 24 IFEX OK.indd 24 5/7/2010 12:41:11 AM
  • 25. Bab 2 PERANGKAT HUKUM NASIONAL KEBEBASAN berekspresi di Indonesia dijamin dalam konstitusi. Jaminan itu sangat kuat dengan adanya sejumlah regulasi. Pada tahun 1999, misalnya, hak kebebasan berekspresi telah dijamin melalui Undang-Undang 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Kemajuan paling penting dari jaminan hak asasi manusia adalah adanya amandemen kedua Undang Undang Dasar 1945. Amandemen ini memasukkan ketentuan dan norma hak 25 IFEX OK.indd 25 5/7/2010 12:41:11 AM
  • 26. KEBEBASAN BEREKSPRESI asasi manusia. Sebagian besar diambil dari Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik. Di dalamnya, termasuk jaminan atas hak kebebasan berekspresi. Jaminan normatif perlindungan hak asasi manusia diperkuat dengan ratifikasi terhadap Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik pada tahun 2005 lalu. Ratifikasi ini seharusnya lebih menjamin implementasi hak dan kebebasan dasar warga negara. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang- undang. 26 IFEX OK.indd 26 5/7/2010 12:41:11 AM
  • 27. PERANGKAT HUKUM NASIOANAL Pasal 28 E Ayat 2. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. Ayat 3. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Pasal 28 F “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.” Pasal 28 G Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta 27 IFEX OK.indd 27 5/7/2010 12:41:11 AM
  • 28. KEBEBASAN BEREKSPRESI berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat menusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain. Pasal 28 I Ayat 1. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut, adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. Ayat 2. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. 28 IFEX OK.indd 28 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 29. PERANGKAT HUKUM NASIOANAL Ayat 3. Identitas budaya dan hak masyarakat dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban. Ayat 4. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggun jawab negara, terutama pemerintah. Ayat 5. Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokaratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Haks Asasi Manusia Pasal 4 Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak 29 IFEX OK.indd 29 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 30. KEBEBASAN BEREKSPRESI untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak- hak manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun. Pasal 14 Ayat 1. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya. Ayat 2. Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia. Pasal 23 Ayat 1. Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan politiknya. Ayat 2. Setiap orang bebas untuk mempunyai, 30 IFEX OK.indd 30 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 31. PERANGKAT HUKUM NASIOANAL mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau tulisan melalui media cetak maupun elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan bangsa. Pasal 25 Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat di muka umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 55 Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan biaya di bawah bimbingan orang tua dan atau wali. Ganjalan 31 IFEX OK.indd 31 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 32. KEBEBASAN BEREKSPRESI Pasal 28J 1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai- nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokaratis. Pasal ini menjadi ganjalan. Sesungguhnya, pada awalnya jaminan kebebasan di Indonesia cukup kuat. Setelah amandemen, pasal 28J konstitusi sering membuat hak-hak di atasnya, termasuk kebebasan berekspresi, dengan mudah dibatasi. Para pembuat undang-undang dan peraturan merasa punya landasan. 32 IFEX OK.indd 32 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 33. PERANGKAT HUKUM NASIOANAL Pelanggaran Undang-Undang Dasar 1945 juga sudah mengadopsi berbagai instrumen dalam Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik 1966 yang teksnya dihasilkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Undang Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia juga mengatur pelaksanaan hak dasar manusia di Indonesia. Seharusnya itu memperkuat dan memberikan obligasi pada negara. Tapi kenyataannya masih sering terjadi pelanggaran. Kebebasan berekspresi di Indonesia belum terjamin dengan peraturan perundang-undangan di bawahnya. Ada perbedaan perspektif. Konstitusi telah mengakui hak asasi manusia. Sedang peraturan perundang-undangan di bawahnya masih mengadopsi politik pemidanaan kolonial. Semangat pembuat undang-undang kerap mengganjal pelaksanaan kebebasan berekspresi. 33 IFEX OK.indd 33 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 34. KEBEBASAN BEREKSPRESI Mereka punya semangat menghukum masyarakat yang melanggar, tapi tidak bicara soal kebebasan berekspresi yang harus dijaga. Ini kerap menjadi soal serius. Ada dua faktor pendorong terjadinya pelanggaran hak kebebasan berekspresi: substansi hukum, dan aparat penegak hukum. Perilaku masyarakat dalam berbagai kasus juga melanggar hak kebebasan berekspresi. Adopsi Nilai Agama Norma-norma hak asasi manusia sering tidak penuh dan tidak benar. Karena itu kerap membuat pakem berbeda. Contoh pada pasal 28J yang menyebutkan pembatasan atas dasar nilai-nilai agama. Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik tidak menyebutkan tentang nilai-nilai agama. Berbagai norma hak asasi manusia juga tidak 34 IFEX OK.indd 34 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 35. PERANGKAT HUKUM NASIOANAL menjadikan nilai-nilai agama untuk landasasan pembatasan. Tapi, para pembuat konstitusi Indonesia mengadopsi itu. Produk Masa Lalu Masih eksisnya produk undang-undang masa lalu yang belum diubah. Padahal konstitusi dan regulasi yang muncul pascareformasi telah memasukkan nilai-nilai hak asasi manusia. Penetapan Presiden Nomor 4 tahun 1963 tentang Pengamanan Barang Cetakan yang Isinya Dapat Mengganggu Ketertiban Umum. Pasal 1 ayat 1 Penetapan Presiden ini menyatakan Menteri Jaksa Agung berwenang untuk melarang beredarnya barang cetakan yang dianggap dapat mengganggu ketertiban umum. Sedang ayat 3 menyebutkan barangsiapa menyimpan, memiliki, mengumumkan, menyampaikan, menyebarkan, menempelkan, 35 IFEX OK.indd 35 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 36. KEBEBASAN BEREKSPRESI memperdagangkan, mencetak kembali barang cetakan yang terlarang, setelah diumumkannya larangan itu dihukum dengan hukuman kurungan setinggi-tingginya 1 tahun, atau denda setinggi- tingginya lima belas ribu rupiah. Seharusnya ada proses pencabutan atau reformasi pada undang-undang lama. Akibat masih eksisnya undang-undang produk lama maka para penegak hukum atau aparat pengambil kebijakan masih menggunakannya. Regulasi Baru Produksi regulasi baru di tingkat nasional dalam bentuk undang-undang dan peraturan yang melanggar hak asasi manusia terus terjadi. Pembuat peraturan berdalih ada landasan untuk menyusunnya, yaitu klausul pasal 28 J Undang- Undang Dasar 1945. Sehingga peraturan itu seolah-olah sah dan legal. Terbitnya Undang- Undang Pornografi Nomor 44 tahun 2008 36 IFEX OK.indd 36 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 37. PERANGKAT HUKUM NASIOANAL tentang Pornografi dan sejumlah peraturan daerah yang berbau syariah adalah contohnya. Hakim Berperspektif Lama Banyak aparat penegak hukum, terutama hakim tidak memahami norma-norma hak asasi manusia secara benar. Sehingga, banyak hakim memutuskan tanpa merujuk norma hak asasi manusia. Penggugat dan hakim tidak punya kesamaan pandangan tentang norma hak asasi manusia. Banyak juga hakim yang sudah mengetahui adanya norma baru berbeda dengan norma sebelumnya. Hakim bersikukuh menggunakan norma lama yang mereka anggap masih berlaku. Padahal sudah ada peraturan baru. Atau, peraturan itu telah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. 37 IFEX OK.indd 37 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 38. KEBEBASAN BEREKSPRESI Pejabat Publik Kerap terjadi pejabat publik dan pemimpin lembaga penegak hukum punya perbedaan pandangan tentang norma hak asasi manusia standar universal. Misalnya pandangan menteri hukum dan hak asasi manusia dan jaksa agung tentang hak asasi manusia kerap membingungkan masyarakat. Pandangan mereka memicu terjadinya pelanggaran. Apalagi jika diterapkan dalam peraturan dan tindakannya. Dalam soal ini, bisa diajukan contoh perbedaan pandangan Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar terhadap judicial review Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 1/PNPS/1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama. Peninjauan kembali itu diajukan Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan ke Mahkamah Konstitusi. 38 IFEX OK.indd 38 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 39. PERANGKAT HUKUM NASIOANAL Para pemohon menilai pasal-pasal dalam UU Penodaan Agama menunjukkan adanya kebijakan diskriminatif antaragama, bertentangan dengan prinsip toleransi, keragaman, dan pemikiran terbuka, membatasi serta bertentangan dengan jaminan kebebasan beragama seperti terdapat dalam UUD 1945. Suryadharma dan Patrialis menyatakan peraturan itu sangat diperlukan menjaga keutuhan bangsa. Jika dicabut akan muncul disharmoni dalam masyarakat, dan peraturan itu terbukti menjaga keutuhan bangsa selama 45 tahun. Patrialis mengatakan pemerintah berprinsip peraturan itu harus dipertahankan agar jangan sampai ada penodaan. Jika agama dinodai, kata dia, akan menimbulkan persoalan di masyarakat. Patrialis yakin peraturan itu memberi jaminan kepada semua agama. Pada April 2010, Mahkamah Konstitusi memutuskan menolak gugatan dari Aliansi. 39 IFEX OK.indd 39 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 40. KEBEBASAN BEREKSPRESI Majelis hakim konstitusi menilai selain memberikan hak kebebasan beragama, negara juga berhak memberikan pengaturan dan pembatasan atas kebebasan beragama demi ketertiban dan kepentingan masyarakat umum. Hal ini didasarkan dalam pasal 28J ayat 2 UUD 1945. Majelis juga menolak dalil pemohon yang menyatakan pembatasan sebagai bentuk diskriminasi. Berdasarkan pasal 28 J ayat 1 UUD 1945, pembatasan tidak selalu bisa diartikan sebagai diskriminasi sepanjang menjadi bentuk upaya perlindungan terhadap hak orang lain. Setelah penolakan di Mahkamah Konstitusi, para pemohon yang tergabung dalam Aliansi meminta parlemen melakukan legislatif review untuk merevisi peraturan itu. Mereka khawatir tanpa ada revisi atas peraturan itu maka negara melegalkan praktik pelembagaan diskriminasi dan membiarkan persekusi atas kebebasan beragama atau berkeyakinan terus terjadi dan tidak bisa diadili. 40 IFEX OK.indd 40 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 41. PERANGKAT HUKUM NASIOANAL Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 1/PNPS/1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama Pasal 1 Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu. Pasal 2 (1) Barang siapa melanggar ketentuan tersebut dalam pasal 1 diberi perintah dan peringatan keras untuk menghentikan perbuatannya itu di dalam suatu keputusan bersama Menteri Agama, Menteri/Jaksa Agung dan Menteri 41 IFEX OK.indd 41 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 42. KEBEBASAN BEREKSPRESI Dalam Negeri. (2) Apabila pelanggaran tersebut dalam ayat (1) dilakukan oleh Organisasi atau sesuatu aliran kepercayaan, maka Presiden Republik Indonesia dapat membubarkan Organisasi itu dan menyatakan Organisasi atau aliran tersebut sebagai Organisasi/ aliran terlarang, satu dan lain setelah Presiden mendapat pertimbangan dari Menteri Agama, Menteri/ Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri. Pasal 3 Apabila, setelah dilakukan tindakan oleh Menteri Agama bersama-sama Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri atau oleh Presiden Republik Indonesia menurut ketentuan dalam pasal 2 terhadap orang, Organisasi atau aliran kepercayaan, mereka masih terus melanggar ketentuan dalam pasal 1, maka orang, penganut, anggota dan/atau anggota Pengurus Organisasi yang bersangkutan dari aliran itu dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun. 42 IFEX OK.indd 42 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 43. PERANGKAT HUKUM NASIOANAL Pada Kitab Undang-undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 156a Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barangsiapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan: a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia; b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga, yang bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Polisi Polisi sering tak mampu melindungi hak warga negara jika melibatkan massa besar. Polisi kerap 43 IFEX OK.indd 43 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 44. KEBEBASAN BEREKSPRESI mendiamkan perilaku massa dalam berbagai kasus pelanggaran hak kebebasan berekspresi. Bahkan, polisi malah balik menahan korban yang dituding oleh massa melanggar susila atau ketertiban masyarakat. Suara mayoritas Mahkamah Konstitusi tidak semata-mata melihat norma konstitusi yang telah dijamin. Tapi juga mempertimbangkan dampak politik keputusan yang ia buat. Mahkamah Konstitusi cenderung mempertimbangkan suara mayoritas. Ini berbahaya bagi kelompok minoritas. 44 IFEX OK.indd 44 5/7/2010 12:41:12 AM
  • 45. 45 IFEX OK.indd 45 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 46. KEBEBASAN BEREKSPRESI 46 IFEX OK.indd 46 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 47. Bab 3 ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI ADVOKASI hukum adalah salah satu bagian dari advokasi besar membela hak kebebasan berekspresi. Advokasi yang jauh lebih besar ditujukan kepada publik. Masyarakat harus terus menerus diberi pemahaman tentang hak-hak atas kebebasan berekspresi individu. Advokasi hukum perlu dilakukan dalam dua wilayah. Yakni, menggunakan jalur pengadilan dan advokasi kebijakan. 47 IFEX OK.indd 47 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 48. KEBEBASAN BEREKSPRESI Advokasi Hukum Advokasi melalui jalur pengadilan atau litigasi dilakukan dalam konteks untuk melakukan pembelaan di muka pengadilan kepada individu atau kelompok yang dianggap melanggar hukum pidana. Advokasi litigasi akan berhadapan dengan hukum yang masih bermasalah. Advokasi model ini juga dipengaruhi oleh kapasitas hakim yang akan membuat putusan. Ada banyak pengalaman sebaik apa pun gugatan atau pembelaan jika hakim tidak faham maka tidak akan menang. Ada juga pandangan lain menyatakan akibat hakim kualitasnya buruk seperti itu, maka setiap advokasi melalui jalur pengadilan harus dibuat sebaik mungkin. Advokasi dilakukan dengan pengorganisasian yang baik dan dukungan publik yang luas. Ada yang menganggap ini sebagai tantangan. Sistem peradilan Indonesia tidak mengenal hakim harus terikat pada yurisprudensi. Hakim 48 IFEX OK.indd 48 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 49. ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI bisa mengambil sumber referensi berbeda. Sehingga, peluang untuk memutuskan perkara dengan baik juga terbuka lebar. Advokasi Kebijakan Advokasi kebijakan adalah untuk mendukung, menolak atau menyikapi regulasi yang mengatur kebebasan berekspresi. Advokasi kebijakan lebih kompleks. Banyak faktor yang mempengaruhi. Tantang terbesarnya adalah jika terjadi persaingan yang berbasiskan nilai-nilai agama atau moral. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi. Nilai-nilai yang diatur banyak merujuk pada moral dan agama. Sehingga terjadi kontestasi antara nilai-nilai yang berbeda dalam masyakarat. Dalam perebutan ini mayoritas kerap memenangkan nilai yang akhirnya diadopsi menjadi aturan hukum. Tantangan advokasi kebijakan adalah bagaimana membuat masyarakat dan pengambil kebijakan 49 IFEX OK.indd 49 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 50. KEBEBASAN BEREKSPRESI mengikuti nilai atau pandangan yang kita inginkan. Strategi dan perencanaan advokasi yang baik menjadi kunci penting keberhasilan. Momentum pas kapan advokasi dilakukan juga sangat dipertimbangkan. Jika berhasil advokasi akan berdampak luas. Sebab, regulasi atau kebijakan yang dihasilkan akan mengikat pihak- pihak yang berkontestasi. Judicial Review Ini adalah model advokasi hukum dan kebijakan yang mengawinkan model litigasi dengan advokasi kebijakan. Ada dua judicial review dalam konteks ini. Pertama judicial review regulasi setingkat undang-undang yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi. Kedua, judicial review regulasi di bawah undang-undang yang diajukan ke Mahkamah Agung. Berdasarkan pengalaman, mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi lebih baik 50 IFEX OK.indd 50 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 51. ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI proses dan hasilnya dibandingkan ke Mahkamah Agung. Judicial review ke Mahkamah Konstitusi lebih terbuka dan tepat waktu baik persidangan maupun putusannya. Kualitas putusan Mahkamah Konstitusi juga baik. Sebaliknya, persidangan di Mahkamah Agung bersifat tertutup dan tidak tepat waktu. Kualitas putusannya pun juga buruk. Sensor belum tamat Pelarangan berekspresi terjadi tidak hanya di Jakarta tapi juga di daerah-daerah. Pada Agustus 2007 pernah ada satu puisi di Pikiran Rakyat Bandung berjudul “Malaikat”. Puisi itu dimuat di ruang budaya. Hanya dalam beberapa hari kemudian Pikiran Rakyat mencabut puisi tersebut karena ada desakan dari Pengurus Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama Jawa Barat dan juga sejumlah organisasi massa Islam lain. Ini yang kemudian membuat banyak orang bereaksi dan mendiskusikan ternyata pada masa sepuluh 51 IFEX OK.indd 51 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 52. KEBEBASAN BEREKSPRESI tahun sehabis gerakan reformasi hal-hal ini masih kita hadapi. Pelarangan buku merupakan warisan rezim-rezim lama. Orde lama pun melakukan pelarangan buku. Secara formal tidak pernah ada statemen apapun ketika rezim berganti kemudian buku- buku yang dilarang sebelumnya dipulihkan. Jadi kalau misalnya hari ini kita ke Gramedia melihat buku Bumi Manusia dan lain-lain kita lihat status hukumnya masih buku terlarang sebenarnya. Tapi kemudian dinamika yang lain yang membuat buku tersebut bisa muncul di toko buku seperti itu. Ada banyak alasan untuk menekan itu: politik, agama, dan lain-lain. Kalau di lihat dari sejarahnya itu dari jaman Hindia Belanda sudah ada pasal penebar kebencian dan lain-lain. Menimbulkan korban pada banyak pihak jurnalis Indonesia dan banyak juga wartawan yang pada waktu itu dibuang ke pulau-pulau lain di luar Jawa. 52 IFEX OK.indd 52 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 53. ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI Kemudian sensor di zaman orde baru lebih banyak menekan surat kabar. Pelarangan terjadi pada tahun 1974, 1978, 1982, dan beberapa yang lain. Dan di sini ada sisipan satu klausul yang diteken oleh media yang boleh terbit lagi pascatahun 1978, dan kemudian diulang pada 1982 saat Tempo kena bredel akibat berita kampanye rusuh di Lapangan Banteng, Jakarta. Di sini pasalnya menyebutkan: a. Turut bertanggungjawab menjaga stabilitas nasional, keamanan, ketertiban, dan kepentingan umum, tidak memperuncing keadaan dan bahkan akan meredakan ketegangan-ketegangan jika terjadi dalam masyarakat; Menahan diri dan selalu mengutamakan kepentingan masyarakat dan Negara di atas kepentingan pribadi Menjaga nama baik dan kewibawaan pemerintah serta Kepemimpinan Nasional; 53 IFEX OK.indd 53 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 54. KEBEBASAN BEREKSPRESI b. Mengindahkan dan memenuhi serta menjalankan ketentuan yang digariskan peraturan perundang-undangan, Dewan Pers, Kode Etik Jurnalistik, dan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah dalam rangka pembinaan pers yang bebas dan bertanggungjawab. Selalu mengadakan introspeksi, koreksi dan perbaikan-perbaikan ke dalam dalam rangka memantapkan perkembangan pers yang bebas dan bertanggungjawab. Kemudian kita juga ingat pada zaman orde baru banyak buku-buku asing yang dilarang. David Jenkins menulis Suharto and His Generals, Adam Schwarz (Indonesia: A Nation in Waiting), Harold Crouch (The Army and Politics in Indonesia ), Benedict Anderson (How Did the General Die?). Tapi kita juga melihat film seperti Balibo juga dilarang. Kita masih hidup dalam sentimen, dan kecurigaan terhadap pihak asing itu masih besar. Jadi bagaimana pihak asing melihat Indonesia itu 54 IFEX OK.indd 54 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 55. ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI juga subjek dari sensor itu sendiri. Selain itu pada zaman orde baru, saya kira tiga wilayah selalu dianggap krusial: Aceh, Timor Timur, dan Papua. Sehingga buku-buku yang kritis untuk masalah itu, itu juga dilarang. Buku tentang Aceh, buku tentang Papua, buku tentang Timor Timur. Zaman orde baru itu sensor datang dari negara. Tapi pada masa sekarang, tak hanya negara, tapi jika kalangan kelompok masyarakat tertentu merasa ada sesuatu yang menyinggung perasaan, mereka bisa bergerak. Ini umpamanya datang dari kelompok agama dari aliran garis keras. Mereka bisa menyatakan aliran di luar dirinya, atau lebih luas agama di luar mereka, dianggap sesat. Atau menuding sejumlah tulisan yang menjungkirbalikan akidah. Mereka berpotensi menjadi pelaku sensor yang signifikan. 55 IFEX OK.indd 55 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 56. KEBEBASAN BEREKSPRESI Advokasi dan Sensor Modal Sensor juga bisa dilakukan oleh pemilik modal, atau oleh perusahaan. Tentu saja ini rada beda dengan sensor tradisional. Kalau sensor tradisional adalah suatu informasi yang muncul, sudah muncul lalu dibatasi, dilarang, dan lain- lain. Tapi kalau sensor dari sisi modal adalah justru untuk mencegah informasi itu keluar. Self censorship yang lebih ditekankan. Sehingga mudah menebak berita yang mencoba independen tentang Surya Paloh tidak akan ada di Media Indonesia ataupun Metro TV. Peradilan terhadap adik bos MNC Hari Tanu Sudibyo dalam kasus Sisminbakum itu tidak mungkin ada di RCTI, Global dan TPI. Itulah sebabnya advokasi yang dilakukan harus melihat konteks bagaimana modal menjadi pelaku sensor yang lain. Tentu saja dengan alasan karakteristik yang berbeda dengan negara ataupun dengan kelompok-kelompok agama. Kata kunci 56 IFEX OK.indd 56 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 57. ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI di sini adalah arti strategis dari informasi. Para pebisnis ini sangat sadar informasi yang baik atau buruk dalam kacamata mereka itu yang harus dikendalikan. Ada kelompok bisnis yang memanfaatkan informasi secara ofensif melawan kelompok- kelompok bisnisnya. Salah satu contoh yang paling gamblang itu Suara Pembaruan. Dalam suatu masa tertentu koran ini sangat tertarik untuk mengungkap berbagai kejelekan Carefour. Itu muncul di headline-headline mereka. Kalau orang yang tidak paham konteksnya akan bertanya-tanya ini ada apa? Atau mungkin itu dianggap sebagai suatu pembenaran. Padahal itu sebenarnya pertarungan antara Carefour lawan Hypermarket dan Matahari Group. Adalah berbaya ketika para pebisnis ini menguasai juga industri informasi. Mereka menggunakan informasi untuk black campaign, disinformasi, dan apapun untuk membela kepenytingan bisnis. 57 IFEX OK.indd 57 5/7/2010 12:41:13 AM
  • 58. KEBEBASAN BEREKSPRESI Melihat sensor harus dengan lebih hati-hati. Advokasinya pun juga harus melihat konteks modal. Pahami persoalan Syarat utama melakukan advokasi baik melalui jalur litigasi maupun kebijakan adalah faham apa yang hendak diadvokasi. Ini mensyaratkan adanya kemampuan diri untuk memahami persoalan. Pelaku advokasi harus memahami ketentuan yang punya kaitan dengan persoalan. Mereka juga mengetahui cara menyelesaikan persoalan. Langkah advokasi litigasi Advokasi litigasi biasanya melakukan pembelaan terhadap suatu kasus tertentu dengan korban atau orang yang diduga pelaku. Inilah yang harus dilakukan dalam mengadvokasi kasus: 58 IFEX OK.indd 58 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 59. ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI 1. Mengidentifikasi persoalan. • Cari sebanyak mungkin informasi. • Susun kronologi kejadian. Sertakan pula bukti-bukti pendukung. • Membuat opini hukum terhadap kasus yang ditangani. • Membuat rekomendasi penyelesaian apakah melalui jalur pengadilan atau di luar pengadilan. • Jika rekomendasi penyelesaian melalui jalur pengadilan maka segeralah membentuk tim pembela. • Siapkan sumber daya untuk melakukan pembelaan di pengadilan. Langkah advokasi kebijakan Advokasi kebijakan dilakukan ketika terdapat kebijakan yang akan dibuat, sedang berlangsung pembuatannya atau sudah dalam bentuk kebijakan yang jadi. Advokasi kebijakan juga dapat dilakukan dengan mendorong ide atau 59 IFEX OK.indd 59 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 60. KEBEBASAN BEREKSPRESI gagasan kita sendiri kepada pengambil kebijakan untuk dibentuk suatu kebijakan. Tahapannya adalah: 1. Mengidentifikasi masalah. • Merumuskan masalah. • Menentukan substansi yang akan diadvokasi. • Membentuk tim advokasi • Menyusun rencana advokasi yang meliputi bentuk, sasaran dan tujuan. • Melaksanakan advokasi Contoh advokasi kebijakan Ini adalah strategi lembaga swadaya masyarakat dalam advokasi di bidang kebebasan media dan kebebasan informasi. Ada pstrategi menghadapi perubahan situasi politik. Gerakan masyarakat sipil sebelum 1998 sepenuhnya strategi oposisi. Pada kurun 1998-2002, gerakan masyarakat 60 IFEX OK.indd 60 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 61. ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI sipil mengambil strategi oposisi intensif. Sejak 2002 hingga kini gerakan masyarakat sipil mengabungkan strategi oposisi dan kooperasi. Masyarakat sipil Indonesia dalam memperjuangan Undang-Undang Pers, Undang- Undang Penyiaran dan Undang-Undang Kebebasan Informasi Publik mengambil posisi melakukan kooperasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Sebaliknya, memilih oposisi terhadap pemerintah. Strategi Kooperasi 1. Asistensi materi secara reguler. 2. Membentuk kaukus dengan anggotan Dewa Perwakilan Rakyat yang dianggap reformis dan segaris perjuangan 3. Mengorganisir pertemuan reguler secara reguler 4. Bersama-sama melaksanakan kampanye publik 61 IFEX OK.indd 61 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 62. KEBEBASAN BEREKSPRESI Strategi Oposisi 1. Mengritik (rencana) kebijakan pemerintah secara reguler. 2. Melawan inisiatif politik pemerintah yang anti-kebebasan berekspresi. 3. Mengintensifkan tekanan publik. 4. Seminar, dialog publik, penulisan artikel, leaflet dan lain-lain. 5. Aksi demonstrasi Membentuk tiga tim berbeda 1. Tim legal drafting 2. Tim lobi 3. Tim kampanye Proses lobi 1. Lobi vertikal yakni pada Dewan Perwakilan Rakyat, pemerintah dan lembaga negara lain. 2. Lobi horisontal dengan lembaga swadaya masyarakat, media massa, asosiasi profesional, kampus dan lainnya. 62 IFEX OK.indd 62 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 63. ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI 3. Lobi internasional ke lembaga pemberi donor, kedutaan, diplomat asing, lembaga swadaya masyarakat internasional dan lainnya. Melobi parlemen 1. Memanfaatkan relasi-relasi pribadi. 2. Menggunakan pendekatan dan jaringan tradisional. 3. Bahan untuk asistensi materi harus bersiat instan/tinggal telan dan didistribusikan secara cepat. Tantangan 1. Selalu siap mengubah strategi. 2. Menjaga konsistensi . 3. Menjaga legitimasi koalisi lembaga swadaya masyarakat. 4. Menghindari kooptasi politik. 63 IFEX OK.indd 63 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 64. KEBEBASAN BEREKSPRESI Ganti presiden ganti kebijakan 1. Presiden Abdurrahman Wahid membubarkan Departemen Penerangan. 2. Presiden Megawati membentuk Kementerian Komunikasi dan Informatika. 3. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengubah status Kementerian Komunikasi dan Informastika menjadi Departemen Komunikasi dan Informatika dan kembali menjadi Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan fungsi secara esensial hampir sama dengan Departemen Penerangan. Saat ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika kadangkala mengusulkan kebijakan yang ”bertabrakan” dalam konteks kebebasan media, demokratisasi penyiaran, bahkan dalam konteks kebebasan berekspresi. 64 IFEX OK.indd 64 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 65. ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI Lingkup litigasi dan advokasi 1. Mekanisme hukum nasional a. Melakukan gugatan ganti rugi perdata. b. Pembelaan pidana untuk kriminalisasi pencemaran nama baik, fitnah dan penghasutan. c. Gugatan Tata Usaha negara untuk pelarangan peredaran publikasi dan kebebasan berserikat, dan d. Pengajuan permohonan Judicial Review. Termasuk juga mekanisme pemulihan melalui Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Dewan Pers. 2. Mekanisme hukum internasional a. Komplain individual untuk Komite Anti-Penyiksaan, Diskriminasi Rasial dan Pelanggaran Hak Sipil dan Politik, Urgent Action kepada Special Rapporteur Freedom of Expression, Working Group on Arbitrary Detention, 65 IFEX OK.indd 65 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 66. KEBEBASAN BEREKSPRESI b. Shadow report CAT (Convention Against Torture & other Cruel), CERD (Committee on the Elimination of Racial Discrimination), ICCPR (International Covenant on Civil and Political Rights), OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) Complaint Mechanism untuk Perusahaan Multinasional, ILO (International Labor Organization) Complaint Mechanism untuk serikat buruh dan Gugatan ATCA (Alien Tort Claim Act) Amerika Jika jurnalis dijerat hukum • Beritahu pemimpin umum atau pemimpin redaksi • Buat kronologi kasus yang dipermasalahkan • Kumpulkan bahan-bahan berita yang dipermasalahkan: rekaman hasil wawancara, nomor telepon narasumber 66 IFEX OK.indd 66 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 67. ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI yang pernah dihubungi, data-data sumber berita, kumpulkan media lain yang memuat berita yang sama. • Siapkan saksi-saksi a de charge (meringankan). Jika jurnalis tersangka • Periksa surat panggilan, perkara apa, pastikan nama pelapor, alamat panggilan (alamat rumah/kantor) • Beritahu atasan tempat bekerja • Siapkan semua dokumen yang terkait berita yang dipersoalkan : hasil berita, bukti rekaman, berita media lain. • Gunakan hak tolak jika polisi meminta menyebutkan narasumber • Dorong penyidik meminta keterangan Dewan Pers dalam menilai berita yang dipersoalkan. 67 IFEX OK.indd 67 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 68. KEBEBASAN BEREKSPRESI Penyelesaian kasus pers 1. Non-litigasi Undang Undang Pers No. 40 tahun 1999 mengatur penyelesaian sengketa pers di luar pengadilan: a. Hak jawab b. Hak koreksi c. pengaduan ke organisasi profesi Pengaduan ke dewan pers 2. Litigasi Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No. 2 tahun 2003 Jo Peraturan Mahkamah Agung No. 1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, mediasi merupakan proses yang harus dilalui dalam penyelesian kasus gugatan perdata Mediator: a. Mediator pengadilan. b. Mediator di luar pengadilan. 68 IFEX OK.indd 68 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 69. ADVOKASI HUKUM KEBEBASAN BEREKSPRESI Memilih mediator: a. Hakim yang mengerti pers. b. Mediator nonhakim yang menguasai pers Argumentasi Argumentasi umum yang digunakan sebagai pembelaan dalam menghadapi gugatan terhadap pers di antaranya adalah: 1. Jurnalis telah melakukan dan memenuhi kaidah jurnalistik berupa: cover both sides; menyebutkan sumber-sumber berita dan memberitakan fakta sebagaimana yang terjadi dan tidak bersifat bohong. 2. Jurnalis menulis karena menjalankan fungsi pers. Yakni melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. Ini sesuai pasal 6 Undang-Undang Pers. 69 IFEX OK.indd 69 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 70. KEBEBASAN BEREKSPRESI Berita jurnalis tidak dapat dikualifikasikan sebagai penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. Argumentasi ini digunakan jika penggugat mendasarkan gugatannya pada pasal 1372 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Berita yang ditulis dan/atau dibuat oleh jurnalis pada dasarnya merupakan fakta yang telah diketahui oleh masyarakat luas. Berita yang ditulis dan dimuat oleh jurnalis juga dimuat oleh media masa lain. Berita adalah untuk melaksanakan fungsi memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan informasi. Hak untuk mendapatkan informasi tersebut termuat dalam International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) sebagaimana telah diundangkan dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik. 70 IFEX OK.indd 70 5/7/2010 12:41:14 AM
  • 71. 71 IFEX OK.indd 71 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 72. KEBEBASAN BEREKSPRESI 72 IFEX OK.indd 72 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 73. Bab 4 KAMPANYE BERKAMPANYE sungguh penting dalam setiap melakukan advokasi kebebasan berekspresi. Kampanye akan mempengaruhi capaian advokasi. Ada dua sasaran kampanye kebebasan berekspresi: publik dan pengambil kebijakan. Riset Kampanye Tujuannya adalah untuk mempelajari apa yang sedang terjadi. Apa pokok masalahnya. Siapa melakukan apa. Siapa saja “pemain-pemainnya”. 73 IFEX OK.indd 73 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 74. KEBEBASAN BEREKSPRESI Standar hukum apa yang berlaku dalam isu kebebasan bereksoresi ini. Sumber-sumber informasi mencakup riset akademis dan jurnalistik, situs internet dan percakapan dengan orang lain yang bergerak dalam bidang yang sama atau bidang yang punya kaitan. Berpikirlah dalam posisi atau argumen orang- orang yang akan menentang kampanye kebebasan berskpresi. Kumpulkan informasi dan bukti- bukti untuk membantah mereka. Informasi hasil riset digunakan untuk mengembangkan strategi-strategi khusus. Bisa jadi ini melengkapi usaha yang dilakukan pihak lain. Riset ini sekaligus untuk memastikan tim kampanye mengerti isu yang terkait dengan kebebasan berekspresi secara menyeluruh. 74 IFEX OK.indd 74 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 75. KAMPANYE Fokus Riset yang baik memungkinkan untuk menganalisa permasalahan dan mengidentifikasi pendekatan-pendekatan untuk mengatasinya. Gunakan hasil analisa tadi untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan kampanye kebebasan berekspresi yang spesifik dan yang ditargetkan. Tujuan jangka pendek melengkapi tujuan jangka panjang. Kampanye kebebasan berekspresi lebih efektif jika bermotif “bertujuan untuk” ketimbang “menentang”. Membuat alternatif positif memberi kekuatan lebih. Gunakan pertanyaan berikut: • Apakah tujuan yang kita rumuskan adalah cara efektif untuk mengatasi permasalahan? • Apakah tujuan kita mengisyaratkan strategi untuk melakukan tindakan? • Apakah kelompok lain berkampanye untuk tujuan yang sama? Jika ya 75 IFEX OK.indd 75 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 76. KEBEBASAN BEREKSPRESI haruskah tujuan itu kita fokuskan ulang untuk melengkapi usaha-usaha kelompok lain? Identifikasi sasaran Ini memudahkan pengembangan strategi kampanye. Perlukah misalnya mengubah sasaran. Mengidentifikasi lembaga-lembaga kunci yang menciptakan atau menghambat kemajuan kebebasan berekspresi. Identifikasi pula orang- orang kunci yang secara langsung bertanggung jawab untuk membuat keputusan ihwal ini. Pelajari apa hal tentang lembaga dan orang- orangnya: • Apa kepentingan yang mendasari mereka? • Apa saja titik rentan mereka dan bagaimana kita bisa menekan mereka? 76 IFEX OK.indd 76 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 77. KAMPANYE • Bagaimana mereka beroperasi? • Bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan mereka? • Siapa yang mereka kenal dan hormati? Siapa yang mereka dengar pendapatnya? Kepada siapa mereka bertanggungjawab? Sekutu potensial Sekutu adalah pihak yang punya kepentingan sama. Dukungan aktif sekutu dapat meningkatkan kredibilitas dan potensi untuk sukses. Identifikasi pihak-pihak lain yang satu kepentingan dalam isu kebebasan berekspresi: • Aktivis LSM internasional, nasional dan lokal • Para ahli, akademisi, ilmuwan, lembaga riset dan lainnya • Pemerintah, pelayanan publik dan organisasi-organisasi antarpemerintah 77 IFEX OK.indd 77 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 78. KEBEBASAN BEREKSPRESI • Pihak-pihak yang dihormati atau bergengsi. Aktif merekrut mereka sejak awal kampanye kebebasan berekspresi. Buat kontak pribadi dan dengarkan gagasan mereka. Jangan lupa minta dukungan mereka. Diskusikan hal tertentu yang bisa mereka lakukan. Mengembangkan strategi kampanye Dalam menetapkan strategi perlu dipikirkan apakah kampanye perlu dukungan publik luas. Misalnya, perlukah berdemonstrasi untuk menciptakan aksi politik? Pertimbangkan kegiatan pendidikan umum yang mengarah ke aksi-aksi yang melibatkan masyarakat. Misalnya, membuat petisi, surat terbuka, demonstrasi damai, boikot dan lainnya. Atau perlukah undang-undang baru? Pertimbangkan membuat riset dan pilihan 78 IFEX OK.indd 78 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 79. KAMPANYE kebijakan publik. Kumpulkan dukungan media. Lakukan advokasi politik langsung. Apakah perlu mencoba untuk melaksanakan undang-undang dan standar yang berlaku. Pertimbangkan tindakan hukum di dalam negeri. Gunakan mekanisme internasional. Penting melakukan advokasi politik langsung. Libatkan badan-badan pemantauan. Pikirkan kemungkinan metode lain untuk menyatukan tekanan masyarakat. Taktik Taktik menekankan sasaran kampanye berdasarkan penilaian dari kepentingan, kerentanan dan prosedur operasi mereka. • Melobi pembuat kebijakan • Gunakan tekanan dari pihak lain yang punya pengaruh • Siapkan pertahanan hukum dan tindakan konstitusional 79 IFEX OK.indd 79 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 80. KEBEBASAN BEREKSPRESI • Manfaatkan mekanisme perjanjian internasional • Ambil inisiatif legislatif • Meningkatkan kesadaran khalayak umum • Memperlihatkan dukungan publik melalui petisi, demonstrasi, konstituen menghubungi parlemen dan sebagainya. • Melakukan tindakan langsung tanpa kekerasan Lobi Ketika tujuan kampanye kebebasan berekspresi dapat dicapai dengan undang-undang atau tindakan-tindakan pemerintah maka penting bertemu dengan pembuat kebijakan atau peraturan dan pejabat yang punya kewenangan. Tujuannya adalah mengedukasi mereka dengan isu-isu kebebasan berekspresi. Desak mereka untuk mendukung perubahan yang lebih 80 IFEX OK.indd 80 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 81. KAMPANYE menjamin kebebasan berekspresi. • Pelajari latar belakang dan rekam jejak mereka untuk mendukung isu kebebasan berekspresi. Fasilitasi apa saja yang kita harapkan dari mereka. • Selidiki apa yang dapat mereka lakukan. Teliti pula apa yang tidak dapat mereka lakukan dalam posisi atau jabatannya. • Ketika mengatur pertemuan, tanya pada mereka lamanya alokasi waktu. Tentu, menyiapkan pertemuan 15 menit beda dengan yang satu jam. • Kirimkan materi briefing isu yang terkait dengan kebebasan bereskpresi tersebut secara baik sebelum pertemuan atau pada awal pertemuan. • Persiapkan pertemuan. Susun tujuan secara jelas. Poin apa saja yang ingin kita tampilkan. Kita mau mereka melakukan apa. Pikirkan strategi bagaimana mengajukan hal-hal itu secara baik. • Jika mengirim delegasi putuskan siapa 81 IFEX OK.indd 81 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 82. KEBEBASAN BEREKSPRESI akan mengajukan poin kunci yang mana. Pastikan siapa yang akan mencatat. Jik itu adalah untuk pertama kali melakukan kerja sama dengan mereka maka pertimbangkan untuk melakukan geladi bersih. • Pastikan kita memiliki pilihan untuk menindaklanjuti setelah pertemuan itu. Bekerja dengan sekutu Berdiskusilah dengan sekutu tentang bentuk keterlibatan yang memadai buat mereka. Survei jenis dan dukungan yang bisa dijangkau kelompok-kelompok berbeda. Simpanlah bantuan mereka secara baik-baik. Pada tahap persiapan, pertimbangkan membentuk semacam badan penasihat yang isinya terdiri dari sekutu- sekutu. Badan ini dapat mendidik dia sendiri tentang isu-isu kebebasan berekspresi. Beri nasihat para juru kampanye tentang bagaimana cara terbaik bekerja pada isu kebebasan 82 IFEX OK.indd 82 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 83. KAMPANYE berekspresi. Koalisi atau aliansi bisa bekerja sama untuk tujuan yang sama. Membentuk aliansi yang tak terlalu mengikat kadang jadi pilihan terbaik. Koalisi semacam ini memungkinkan untuk mendukung hanya aspek- aspek strategi sesuai dengan pekerjaan mereka sendiri. Ini sekaligus mencegah terjadinya perpecahan di antara anggota koalisi. Dalam situasi tertentu efektif juga membentuk panitia-panitia terpisah. Masing-masing mengerjakan bagian pekerjaan berbeda. Serikat pekerja mengerjakan pekerjaan sesuai bidang dan tujuannya. Kelompok perempuan misalnya, juga bekerja sesuai dengan bidang yang mereka geluti. Anggota parlemen bekerja sesuai dengan fungsi dan kewenangan dia. Namun, setiap anggota koalisi harus dalam struktur koordinasi yang baik. Atur mekanisme memberi tekanan. Rekrut anggota 83 IFEX OK.indd 83 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 84. KEBEBASAN BEREKSPRESI panitia yang punya kemampuan melakukan itu. Kalau fokus pekerjaannya adalah berkampanye, maka carilah juru kampanye yang baik, bukan akademisi periset.Campur orang-orang tipe pekerja dengan orang-orang yang bukan tipe pekerja atau orang-orang yang punya gengsi tinggi. Materi kampanye Materi perlu untuk mendidik orang tentang isu kebebasan berekspresi. Materi juga meyakinkan orang lain untuk mendukung tujuan-tujuan kampanye kebebasan berekspresi. Bikin brosur-brosur berisi pembelajaran tentang isu tersebut. Belajar dari kampanye-kampanye lain untuk kita buat analisa. Apa daya tarik dari kampanye itu dan mengapa mereka mengerjakannya dengan baik. Sasarkan materi untuk audiens berbeda. Bikin kata 84 IFEX OK.indd 84 5/7/2010 12:41:15 AM
  • 85. KAMPANYE atau frasa atau kalimat yang singkat dan menarik untuk orang awam. Makalah-makalah terinci dibuat untuk para periset kebijakan. Sedang makalah-makalah ringkas untuk para pembuat keputusan. Ajak orang luar kelompok yang berkampanye untuk mengkaji dan menilai materi-materi yang kita buat: • Apakah materi cukup jelas dan langsung pada sasaran? • Apakah menarik untuk audiens tertentu? • Mampukan mencuri perhatian sehingga orang-orang melakukan hal-hal yang kita kampanyekan dalam isu kebebasan berekspresi? Mampukah materi kampanye kita membangkitkan simpati audiens? • Apakah materi kampanye memberikan solusi atau alternatif menegakkan kebebasan berekpresi? Apakah materi 85 IFEX OK.indd 85 5/7/2010 12:41:16 AM
  • 86. KEBEBASAN BEREKSPRESI hanya menyajikan masalah tentang isu tersebut? Demi menjamin konsistensi, persiapkan kertas briefing internal untuk juru kampanye nonspesialis dengan isu-isu kunci kebebasan berekspresi. Materi ini juga memuat tujuan dan fakta-fakta yang relevan terkait dengan kebebasan berekskpresi. Hubungan dengan pers Kembangkan strategi media sejak awal. Percayakan pada media untuk mengedukasi dan mengumpulkan dukungan. Misalnya, mendapatkan artikel yang baik dari media massa kredibel dalam menangkap isu-isu kebebasan berekpresi. Menjaga hubungan pribadi dengan jurnalis dan penyunting dalam dapur redaksi. Identifikasi orang-orang secara tepat bagaimana posisi dia di 86 IFEX OK.indd 86 5/7/2010 12:41:16 AM
  • 87. KAMPANYE media tempat mereka bekerja. Ajak bicara orang media tentang isu kebebasan berekspresi. Beri penjelasan mengapa kita melakukan kampanye kebebasan berekspresi. Pertimbangkan pula untuk menjalin kontrak ekslusif tentang kampanye isu ini. Misalnya menghubungi koran, majalah, stasiun televisi atau radio beberapa bulan sebelumnya. Beritahu mereka tentang riset dan kampanye kita dalam isu kebebasan berekspresi. Media sangat menjunjung dokumen atau cetakan yang ditulis dengan baik. Gambar-gambar juga harus sangat baik. Lengkapi pula dengan infografik yang memudahkan orang untuk membaca. Pikirkan juga bagaimana cara merespon pemberitaan negatif. Cari strategi terbaik agar berita tidak membuat kampanye kebebasan berekspresi rusak. 87 IFEX OK.indd 87 5/7/2010 12:41:16 AM
  • 88. KEBEBASAN BEREKSPRESI Peluncuran kampanye Rancang peluncuran yang menarik perhatian. Tampilkan atraksi atau kegiatan yang pas dengan isu-isu kebebasan berekspresi. Fokuskan peluncuran pada poin tertentu. Bisa berbentuk produk, misalnya sebuah publikasi baru. Bisa juga berupa kegiatan, misalnya demonstrasi. Peluncuran sukses jika ada sesuatu yang mencuri perhatian. Bikin peluncuran sekreatif mungkin. Pastikan makna simbolis dari kegiatan itu mudah dipahami orang. Jangan sampai interpretasi orang melenceng dari fokus kampanye kebebasan berekspresi kita. Pertimbangkan waktu peluncuran. Apakah akan bersaing dengan acara lain. Apakah ada hari tertentu yang secara simbolis berkaitan dengan pesan kampanye kita. Apa tindak lanjut setelah peluncuran. Pastikan kita bisa berkomitmen dengan jurnalis yang simpati untuk meliput peluncuran tersebut. 88 IFEX OK.indd 88 5/7/2010 12:41:16 AM
  • 89. KAMPANYE Pertimbangkan! • Bagaimana cara untuk mengetahui apakah kita “menang” atau “kalah”? • Apa yang akan kita lakukan jika dapat suatu konsesi yang tidak signifikan menjawab tujuan-tujuan kampanye kebebasan berekspresi? • Apa yang akan kita lakukan jika tindakan kita menghasilkan konsekuensi jelek? • Punya sumber daya yang memadaikah untuk menjalankan kampanye dalam jangka panjang? Jika tidak, apa yang akan kita lakukan? • Apakah kita akan mengubah taktik kalau strategi yang dari awal kita susun ternyata gagal? • Bagaimana cara mengevaluasi proses dan hasil apa yang kita kerjakan? Apakah kita melakukan kajian umum? Apakah mempercayakan pada teman dari luar untuk memberi umpan balik dan membantu untuk menganalisa strategi kita? 89 IFEX OK.indd 89 5/7/2010 12:41:16 AM
  • 90. KEBEBASAN BEREKSPRESI 90 IFEX OK.indd 90 5/7/2010 12:41:16 AM