SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
1 | I S B D
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya
Dasaryang berjudul Fenomena Selfie dikalangan Masyarakat.
Adapun penulisan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari segala pihak
yang membantu terselesaikannya makalah ini.
Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : Rekan se-profesi yang
membantu dan mendorong serta memberikan informasi yang sangat diperlukan dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan.Semua pihak yang telah ikut
berpartisipasi, serta telah memberikan semangat dalam membantu menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka
dari penulis mengharapkan sumbangan pikiran, pendapat serta saran-saran yang berguna
demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca.
Medan, 2 Mei 2015
Penyusun
2 | I S B D
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................2
I. LATAR BELAKANG.................................................................................................................. 3
II. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................. 5
III. TEORI....................................................................................................................................5
III.1. Pengertian kebudayaan .....................................................................................................5
III.2. Unsur – Unsur Kebudayaan................................................................................................ 7
III.3. Teori Interaksi................................................................................................................... 8
III.4. Teori Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan......................................................................9
IV. METODE PENELITIAN........................................................................................................... 11
V. PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 11
V.1. Kebudayaan Selfie dengan Tongsis Dikalangan Masyarakat................................................. 11
V.2. Komentar Psikolog tentang Selfie...................................................................................... 13
V.3 .Apakah itu Tongsis?.......................................................................................................... 13
V.4. Kenapa orang banyak Selfie?............................................................................................. 14
V.5. Apakah Dampak dari SELFIE itu sendiri?............................................................................. 16
V. KESIMPULAN....................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 20
3 | I S B D
I. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini menciptakan masyarakat yang penuh dengan
kreasi dan melahirkan ide-ide baru untuk menunjukkan kemampuan setiap
individu.khususnya pada Handphone yang multiguna sehingga memudahkan setiap orang
untuk berkreasi salah satu contoh adalah dalam hal pengambilan gambar atau photo.
Pengambilan photo dari yang wajar sampai yang tidak wajar, dari yang membahayakan atau
tidak. Sehingga menimbulkan satu permasalahan yang signifikan dalam masyarakat. Dalam
hal ini contohnya selfie yaitu adalah foto hasil memotret diri sendiri, biasanya dengan
smartphone atau webcam, lalu diunggah ke media social.Jenis media sosial yang digunakan
untuk mengunggah selfie seperti facebook, twitter,path dan instagram. Fenomena selfie
merupakan salah satu fenomena yang menjadi topik pembicaraan utama pada tahun 2013
bahkan sampai saat ini. Dari awal adanya selfie ini tidak menimbulkan masalah dalam
masyarakat atau orang lain karena penggunaan yang tepat dan benar dan hanya beberapa
orang yang mampu memiliki karena keterbatasan dana. Namun saat ini di dukung dengan
fasilitas yang bisa dimiliki oleh setiap orang sehingga tidak bisa di kontrol dalam.
Saat ini selfie semakin banyak mengundang perhatian dari berbagai profesi khususnya
para psikolog. Para psikolog biasanya menilai bahwa selfie memang sesuatu yang wajar,
namun jika sudah menyebabkan kecanduan akan menjadi hal yang perlu mendapat perhatian
dan pengawasan lebih terhadap diri sendiri maupun orang terdekat. Selfie sebenarnya tidak
dimaksudkan untuk hal-hal yang negatif, karena hanya sekadar ingin menunjukan dirinya
pada public melalui social media. Bukan masalah yang besar ketika seseorang melakukan self
ie lalu mengirim ke sosial media, bahkan bisa dikatakan banyak orang bisa melakukan hal
tersebut. Namun, yang membuat prihatin adalah jika dampak dari selfie itu sendiri merugikan
bagi orang yang melakukannya dan orang lain (Natalia, 2014). Selfie juga merupakan
gambaran presentasi diri dimana bertujuan untuk menampilkan diri dengan cara-cara yang
membuat kesan baik. Presentasi diri di sini maksudnya adalah bagaimana suatu individu
menampilkan dirinya pada publik untuk membuat kesan yang baik, yang diperlukan karena
untuk mengetahui identitas diri seseorang.
Kesan baik yang biasa dimunculkan oleh pelaku selfie biasanya adalah mengambil selfie
berkali-kali dengan berbagai macam gaya, menghabiskan waktu untuk mengedit foto supaya
terlihat sempurna, mengunggah hasil selfie ke media sosial yang paling baik. Usaha untuk
memberikan kesan baik merupakan tanda dari kecemasan sosial (Myers, 2012), yaitu
ketakutan yang berlebihan terhadap interaksi atau situasi sosial sehingga sebisa mungkin
untuk menghindari atau 3 menghadapi situasi tersebut dengan distres yang sangat besar
(Nevid, Rathus, & Greene, 2005). Situasi sosial yang bisa menimbulkan kecemasaan sosial
misalnya saat berhadapan dengan orang yang berstatus tinggi serta orang yang diusahakan
agar terkesan, ketika membuat kesan pertama dihadapan calon mertua, calon atasan, dalam
situasi baru yang tidak terstruktur seperti saat pesta dansa pertama kali, dan menunggu
sesuatu yang diharapkan muncul (Myers, 2012). Menunggu komentar setelah
mempublikasikan foto atau membuat status pada media sosial pun merupakan situasi sosial
yang menimbulkan kecemasan sosial. Orang yang selfie mengharapkan respon, misalnya
4 | I S B D
untuk variasi respon pada facebook yaitumemberikan like atau komentar pada sesuatu yang
sudah diunggah, kemudian pada twitter untuk variasi respon seperti retweet, reply, favorite
pada sesuatu yang sudah diunggah, kemudian pada instagram juga variasi respon yang
diberikan seperti love dan komentar. Komentar merupakan salah satu bentuk respon dalam
dunia maya terhadap virtual sharing yang sudah diberikan, dimana komentar tersebut tidak
dapat dikendalikan oleh yang bersangkutan.
Komentar yang muncul di dunia maya bisa berupa komentar positif, negatif, dan netral.
Ketika komentar negatif yang muncul maka hal tersebut bisa memicu munculnya perilaku
agresif. Sejauh ini, belum ada penelitian tentang dampak jenis komentar terhadap kecemasan
sosial pada pelaku selfie. Penelitian yang dilakukan oleh Mu’arifah (2005) menyatakan
bahwa individu yang mengalami kecemasan akan berdampak pada gangguan terhadap fungsi
pikiran, fisiologis, psikologis serta mengganggu organ tubuh lainnya yang akan menimbulkan
perilaku agresif. Perilaku agresi merupakan tindakan melukai yang disengaja oleh seseorang
terhadap orang lain yang targetnya sebenarnya tidak mau untuk disakiti (Sarwono &
Meinarno, 2009). Tindak agresif yang dilakukan bukan hanya terjadi secara insidental atau
musiman, melainkan sudah menjadi kebiasaan, bahkan terencana. Bentuk-bentuk agresi
dibagi menjadi dua (Myers, 2012), yaitu agresi langsung (direct aggression) yang melibatkan
adanya interaksi wajah ke wajah sehingga pelaku mudah mengidentifikasi korbannya.
Selanjutnya ada agresi tidak langsung (indirect aggression) yang tidak bisa diidentifikasi
identitasnya oleh target agresi. Perilaku agresif yang terjadi karena adanya provokasi
sehingga memicu agresi tidak langsung secara verbal misalnya seperti memberikan komentar
yang negatif. Komentar negatif yang muncul merupakan salah satu bentuk dari provokasi.
Provokasi merupakan tindakan oleh orang lain yang cenderung memicu agresi pada diri si
penerima, sering kali karena tindakan tersebut dipersepsikan berasal dari maksud yang jahat
(Baron & Byrne, 2005). Adapun yang muncul adalah dengan 4 memprovokasi secara kuat
maka hal tersebut berdampak menjadi perilaku agresif, misalnya saja dari hal tersebut
menghasilkan respon marah dan agresif dari orang lain.
Berdasarkan penelitian terdahulu dari Nashori (2009) dan Mu’arifah (2005) diketahui
bahwa terdapat ada hubungan positif antara kecemasan sosial dan perilaku agresif. Artinya,
semakin tinggi tingkat kecemasan maka semakin tinggi pula tingkat agresinya, dan
sebaliknya, semakin rendah tingkat kecemasan maka semakin rendah pula tingkat agresinya.
Dalam penelitian tersebut perilaku agresif tidak diukur secara langsung tapi menggunakan
skala kecenderungan agresif. Sebaliknya, eksperimen yang dilakukan oleh DeWall, Buckner,
Lambert, Cohen dan Fincham (2010) diketahui bahwa ada pengaruh negatif antara
kecemasan sosial terhadap perilaku agresif. Adanya pengaruh negatif yang dihasilkan dari
penelitian ini karena orang yang cemas secara sosial takut mendapatkan penilaian yang buruk
apabila menampilkan perilaku agresif kepada orang lain. Jadi, semakin tinggi tingkat
kecemasan sosial seseorang maka perilaku agresif yang dieksperimenkan semakin rendah.
Penelitian ini merupakan penelitian payung dari eksperimen tentang perilaku agresif pada
pelaku selfie yang dilakukan Yusainy, Nurwanti, Akhrani, dan Dara (2014). Dalam
eksperimen tersebut, subjek diminta untuk selfie terlebih dahulu. Kemudian subjek mengisi
skala kecemasan sosial, kemudian subjek akan mendapatkan feedback komentar positif,
5 | I S B D
negatif, dan netral secara random, dan kemudian diminta untuk memberikan rekomendasi
orang yang sudah memberikan feedback. Perilaku agresif pada eksperimen tersebut
bentuknya tidak langsung karena pelakunya tidak bisa diidentifikasi identitasnya oleh target
agresi. Konsekuensinya, ada kemungkinan subjek akan melupakan kecemasannya dalam
bentuk perilaku agresif, terutama setelah ia mendapatkan provokasi berupa komentar negatif
orang lain. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena penelitian mengenai selfie yang relatif
baru, sedangkan selfie sendiri dianggap sebagai fenomena yang populer dimasyarakat
terutama di Indonesia. Fenomena selfie yang semakin membudaya membuat peneliti tertarik
untuk meneliti, sehingga peneliti mengambil judul “Selfie: Peranan Jenis Komentar terhadap
Hubungan antara Kecemasan Sosial dan Perilaku Agresif Pelaku Selfie.”
II. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa berselfie berpengaruh dikehidupan masyarakat?
2. Apa pengaruh berselfie dikehidupan masyarakat?
III. TEORI
III.1. Pengertiankebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal,
kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan
diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani
dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani
sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan=cultuur (bahasa belanda)=culture (bahasa inggris)=tsaqafah (bahasa
arab), berasal dari perkataan latin : “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan,
menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan
mengubah alam”. (http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya)
Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama
(Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan kebudayaan,
karena IBD berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana
pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :
6 | I S B D
1) Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
2) Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut
kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian luas, meliputi
pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hokum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota
masyarakat (Taylor, 1897:19).
Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan
reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun
pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya
perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau
paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai. Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan
itu sudah bersifat universal, dapat diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek, arti
kebudayaan menurut pendapat umum ialah suatu yang berharga atau baik (Bakker, 1984:21).
1. Ki Hajar Dewantara Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi
manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan
zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2. Koentjaraningrat Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya
manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi
pekertinya.
3. A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn (1952:34) Dalam bukunyan Culture, a critical review of
concepts and definitions mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau
penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
4. Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai
system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang
khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul
kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu,
seperti lembaga kemasyarakatan.
7 | I S B D
5. E.B Taylor (1873:30) Dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah suatu satu
kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila,
hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk
mencapai kesempurnaan hidup. Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat kita bagi menjadi
2 macam :
I. Kebudayaan material (lahir), yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan,
misalnya : rumah, gedung, alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian dan
sebagainya.
II. Kebudayaan immaterial (spiritual=batin), yaitu : kebudayaan, adat istiadat,
bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
(http://jimmyprianto.blogspot.com/2014/01/pengertian-kebudayaan.html)
III.2. Unsur – Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
A. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
1. alat-alat teknologi
2. sistem ekonomi
3. keluarga
4. kekuasaan politik
B. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
a. sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
b. organisasi ekonomi
c. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga
adalah lembaga pendidikan utama)
d. organisasi kekuatan (politik)
C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories
of culture) yaitu:
 Bahasa
8 | I S B D
 sistem pengetahuan
 sistem tekhnologi dan peralatan
 sistem kesenian
 sistem mata pencarian hidup
 sistem religi
 sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
III.3. TeoriInteraksi
Interksi merupakan hubungan social yang mencakup hubungan timbal balik antar
individu, kelompok, atau individu dengan kelompok. Dijelaskan dalam buku ilmu social dan
budaya karya Hermanto dan Wiranto bahwa ketika dua orang atau lebih bertemu maka akan
terjadi interaksi social dimana interaksi tersebut dapat berupa tutur kata, jabat tangan, bahasa
isyarat, atau tanpa kontak fisik. Bahkan dijelaskan pula bahwa bau keringat sudah termasuk
bentuk interaksi, hal ini dikarenakan bau keringat telah mengubah perasaan atau saraf orang
yang bersangkutan untuk menentukan tindakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa interaksi
social hanya dapat berlangsung apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak.
Ciri-ciri interaksi (Hemanto dan Wiranto, 2010)
1. Pelakunya lebih dari satu orang.
2. Adanya komunikasi antara pelaku melalaui kontak social.
3. Mempunyai maksud dan tujuan yang terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut
dengan yang diperlukan prilaku.
4. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.
Syarat terjadinya sebuah interaksi adalah dengan adanya kontak social dan
komunikasi. Secara bahasa kontak social berasal dari kata con atau cun yang artinya bersama-
sama, dan tanggo yang berarti menyentu. Walaupun begitu terjadinya kontak social tidak
hanya dengan bersentuhan badan akan tetapi dapat melalui bicara, telephon, surat, radio, dan
sebagainya.
Berlangsungnya interaksi social dapat didasarkan atas berbagai factor antara lain:
9 | I S B D
1. Imitasi adalah proses atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik berupa
sikap, perbuatan, penampilan, dan gaya hidup.
2. Sugesti adalah sebuah rangsangan atau stimulus kepada seseorang sehingga orang
tersebut melakukan apa yang telah disugstikan.
3. Identifikasi adalah upaya individu untuk menjadi sama denagn individu yang ditirunya
4. Motivasi adalah dorongan terhadap individu
5. Simpati adalah proses kejiwaan seseorang yang merasa tertarik kepada individu atau
kelompok karena sikapatau perbuataannya.
6. Empati adalah proses kejiwaan seseorang individu untuk larut dalam perasaan orang
lain yang meliputi suka maupun duka.
Interaksi sosial merupkan jalan dari semua kehidupan social. Hal ini dikarenkan
tanpa adanya interaksi maka kehidupan bersama tidak akan berjalan dengan baik. Dan karena
manusia adalah manusia adalah makhluk social pastilah melakukan interaksi social dalam
hidupnya.
III.4. TeoriDinamika Masyarakatdan Kebudayaan
Dalam mempelajari dinamika masyarakat dan kebudayaan maka akan mencakup
proses belajar kebudayaan sendiri. Dimana didalam mempelajari kebudayaan terdapat unsur-
unsur penting seperti:
Intermalisasi merupakan suatu proses panjang sejak individu dilahirkan sampai ia hampir
meninggal. Dimana didalam proses ini individu akan belajar menanamkan dalam
kepribadiaannya segala perasaan seperti hasat, nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang
hidupnya.
Sosialisasi, Koentjaraning rat menyebutkan bahwa proses sosialisasi berkaitan dengan
proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan system social. Dimana didalam proses
sosialisasi seorang individu dari masa anak-anak samapai dewasa akan belajar pola-pola
tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekelilingnya.
Enkulturasi merupakan proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam
pikiran serta sekapnya dengan alat,system, norma dan peraturan yang hidup dalam
kebudayaannya (Koentcaraningrat, 2003). proses ini dimulai sejak kecil dalam pikiran
masyarakat yang mula-mula dari keluarga hingga teman dekat atau lingkungan sekitar.
10 | I S B D
Evolusi Sosial, dalam proses ini Koentcaraningrat menyebutkan dua proses yang terjadi
dalam evolusi social yaitu
1. Microscopic adalah proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat
dilihat oleh seorang peneliti dari dekat secara detail.
2. Macroscopic adalah proses evolusi social dari suatu masyarakat dan kebudayaan
dapat dianalisis oleh peneliti seolah-olah dari jauh dengan hanya mengamati
perubahan-perubahan yang tampak besar saja.
Difusi, dalam proses ini dapat diakibatkan karena adanya penyebaran
manusia(migrasi)(Koentjaraningrat,2003).
Akulturasi, istilah akulturasi sering disebut culture contact oleh para sarjana antropologi
di Inggris. Proses ini timbul ketika suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsure-unsur kebudayaan asing dengan sedemikian rupa,
sehingga unsure-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam
kebudayaan lain(Koentcaraningrat,2003)
Asimilasi, merupakan proses bergabungnya dua kebudayaan asing menjadi kebudayaan
baru. Koentcaraningrat menjelaskan bahwa proses asililasi terjadi apabila terdapat :
1. Golongan-golongan manusia dengan latarbelakang budaya yang berbeda
2. Saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama.
3. Kebudayaan dari golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang
khas dan juga berubah unsure-unsur dan wujudnya menjadi unsure-unsur
kebudayaan campuran.
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dan penggunaan sumber alam, energy, dan modal
pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semuanya akan
menyebabkan adanya system produksi yang menghasilkan produk-produk baru
(Koentcaraningrat,2003). Dengan kata lain sebuah proses perubahan kebudayaan yang
khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi.
11 | I S B D
IV. METODE PENELITIAN
Pada makalah ini kami menggunakan metode penelitian pengumpulan data dan tinjau
pustaka dan mengamati tingkah laku dalam berselfie di lingkungan fakultas teknik dengan
melakukan observasi di dunia maya dan membandingkan dengan keperibadian orang – orang
tersebut. Dalam makalah kami ini kami mengumpulkan dari beberapa sumber. Seperti
makalah, jurnal, dan surat kabar dll.
V. PEMBAHASAN
V.1. Kebudayaan Selfie dengan Tongsis DikalanganMasyarakat
Apakah Selfie?
Awal penggunaan kata selfie mulai terjadi sekitar tahun 2002. Kata itu pertama kali
muncul dalam sebuah forum Internet Australia (ABC Online) pada tanggal 13 September
2002. Selfie semakin populer dan merambah Indonesia melalui Facebook, Twitter, Instagram
hingga Path. Hampir saban hari media-media sosial itu banyak dijumpai berbagai macam foto
selfie.
Gbr.1 Foto selfie.
Dalam perkembangannya, kata selfie rupanya juga telah menjadi kata baru di
beberapa kamus. Bahkan saking populernya, kata selfie itu sempat dikecam oleh Lake
Superior State University Amerika Serikat pada beberapa waktu lalu agar dihapus dari
kamus. Meskipun ada beberapa pihak yang tak sreg dengan hal tersebut, nyatanya selfie kini
juga telah resmi masuk dalam Oxford Dictionaries (Kamus Oxford). Selfie dinobatkan
sebagai Word of The Year. Dari data terakhir yang diperoleh, kata selfie yang digunakan
setiap orang meningkat drastis mencapai 17 ribu persen dalam setahun terakhir ini.
(http://www.merdeka.com/peristiwa/fenomena-selfie-hingga-menjadi-kata-baru-di-
kamus.html)
12 | I S B D
Ada yang mengatakan Definisi Selfie yaitu a photograph that one has taken of
oneself, typically one taken with a smartphone or webcam and uploaded to a social media
website atau dengan kata lain yaitu memotret diri sendiri atau lebih yang diambil melalui
kamera handphone dan kemudian di upload ke media sosial.
Menurut sejarah, mengabadikan diri sendiri dengan perangkat elektronik atau dalam
bahasa Inggris dinamakan self-portrait atau disingkat selfie dilakukan pertama kalo oleh
seseorang bernama Robert Cornelius pada tahun 1839. Ketika era kamera polaroid sedang
menjadi salah satu tren di tahun 70an, seorang bernama Andy Warhol juga pernah melakukan
selfie dan hal tersebut tercatat sebagai selfie kedua dalam sejarah. "Selfie adalah salah satu
revolusi bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau
sengaja memamerkan foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya," ujar Dr Mariann
Hardey, seorang pengajar di Durham University dengan spesialisasi digital social media,
seperti dikutip oleh Guardian.
Fenomena Selfie tambah semarak dengan adanya Tongsis atau Tongkat Narsis.
Tongkat narsis belakangan kian marak dipakai oleh pecinta foto yang memakai piranti berupa
monopod yang digabungkan dengan tripod mobile.Dengan alat ini kita dapat foto-foto tanpa
khawatir dengan masalah 'siapa yang harus dikorbankan' karena dengan tongsis kita hanya
mengatur timer kamera selanjutnya pasang smartphone di penjepitnya,jika terlalu dekat kita
dapat memanjangkan pegangannya. (Fenomena Selfie dan Tongsis di Indonesia _ K23N
Mobile Blog.htm)
Fenomena selfie di masyarakat semakin menjadi dengan munculnya tongkat narsis
(TONGSIS). Tongsis semakin marak penggunaanya oleh pecinta foto yang memakai piranti
berupa monopod yang digabungkan dengan tripod mobile.Dengan alat ini kita dapat foto-foto
tanpa khawatir dengan masalah 'siapa yang harus dikorbankan' karena dengan tongsis kita
hanya mengatur timer kamera selanjutnya pasang smartphone di penjepitnya,jika terlalu
dekat kita dapat memanjangkan pegangannya.
Selfie secara harafiah seringkali diartikan sebagai aktifitas memotret diri sendiri atau
narsisme. Jika ditelusuri lebih dalam pengertian "Selfie"menurut referensi pustakawan
Britania adalah "sebuah pengambilan foto diri sendiri melalui Smartphone atau Webcam
yang kemudian diunggah ke situs Web media sosial". Seperti yang dilansir Kompas.com dari
Huffington post, ternyata orang yang sering foto selfie termasuk orang yang Narsis. Namun di
sisi yang lain, orang yang gemar berfoto Selfie ini adalah orang yang mengalami kesepian
13 | I S B D
yang sangat dalam dan butuh perhatian dari orang lain. Sama seperti hasil foto dari para
fotografer, Selfie dianggap bisa membawa pesan Positive dan Negative kepada para
pengguna media sosial. Bahkan jika dilakukan dengan cara yang benar, maka Selfie bisa
digunakan menjadi cara untuk mengeksplorasi kepercayaan diri dan membantu
meningkatkan mood. hal ini sering terjadi pada wanita. diberbagai media sosial, banyak
wanita yang merasa terpuruk lalu mengunggah foto selfie mereka dan mood mereka
meningkat seketika.
V.2. Komentar Psikolog tentang Selfie
Salma Prabhu: "Selfies atau selfie adalah upaya untuk menunjukan kepada orang
banyak betapa hebatnya dia namun hal tersebut bisa jadi bertujuan ingin
diperhatikan." Prabhu memperingatkan selfie dapat mengubah seseorang menjadi orang yang
ambisius yang memiliki obsesi yang tidak sehat.
Ankita Gaba, seorang Psikologis Klinis dan Ahli Media Sosial, mengatakan: "Foto
sendiri yang dilakukan juga oleh diri sendiri bukan karena kepercayaan diri Anda tinggi
tetapi karena butuh perhatian." "Nanti lama kelamaan kalau terus dilakukan bisa
menyebabkan seseorang memiliki obsesi yang tidak sehat karena kurangnya perhatian itu,"
tambahnyanya.
V.3 .Apakah itu Tongsis?
Gbr. Penemu Tongsis (kanan)
Tongkat narsis, atau tongsis, adalah aksesori monopod untuk smartphone dan kamera
digital. Dengan menggunakan tongsis Anda tidak perlu merenggangkan lengan untuk
14 | I S B D
mengambil foto selfie yang terdiri dari tiga orang atau lebih. Tongsis memberikan cara bagi
pengguna untuk mengambil gambar dengan jangkauan lebih luas, seperti diberitakan di
techinasia.com.(http://id.techinasia.com/tongkat-narsis-kini-menjadi-tren-aksesori-di-asia-
tenggara/)
Menurut Wikipedia indonesia, Tongkat narsis atau tongkat eksis atau disingkat
tongsis (bahasa Inggris: Selfie stick) adalah alat yang digunakan untuk selfie dari jarak jauh
yang berupa tongkat yang dapat dipanjangkan dengan di ujung tongkat terdapat tempat untuk
menaruh telepon selular atau perangkat portabel lainnya. Alat ini merupakan modifikasi dari
kaki-satu (monopod). Tongsis ramai digunakan seiring perkembangan telepon selular yang
semakin beragam. Alat ini pertama kali diciptakan di Jepang pada tahun 1995 dan dipatenkan
oleh Anindito Respati Giyardani asal Indonesia. Tongsis masuk dalam jajaran temuan terbaik
di 2014 versi majalah TIME, bersanding dengan Hoverboard, Apple Watch dan printer 3D.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tongkat_narsis)
V.4. Kenapa orang banyak Selfie?
Sebagian beasar alasan orang melakukan foto selfie dapat dijelaskan sebagai berikut
ini:
1. Bikin Mood Membaik saya percaya, suatu hal yang dilakukan dengan melibatkan
senyum akan memberikan energi positif. Dalam konteks ini, cewek khususnya, berfoto
selfie biasanya bikin mood mereka membaik. Cewek-cewek yang lagi baca paragraf ini
pasti lagi cengar-cengir kayak kuda nahan kentut. Jadi misalnya ada seorang cewek PMS
yang belum dikasih makan daging seminggu, tingkat kebakaran emosinya itu lebih sensitif
dari arus pendek listrik. Kesenggol dikit aja, leher kamu bisa jadi berbentuk segitiga sama
sisi. Makanya, menurut saya ini adalah alasan yang sangat logis kenapa cewek doyan
banget selfie, karena setelah foto selfie, seperti ada energi tambahan yang entah datang
dari mana merasuki pelakunya, apalagi kalau foto-fotonya bagus.
2. Eksistensi Diri Sekarang kita hidup pada zaman di mana banyak orang ingin menjadi
pusat perhatian. Itulah mengapa salah satu motivasi terbesar orang-orang yang melakukan
ritual selfie adalah eksistensi diri.
3. Biar Nggak Mubazir Rasanya mubazir adanya kehadiran kamera di hidup ini kalo nggak
digunain..., buat selfie. Apa guna kamera di HP sama aplikasi Camera360 kalo nggak
digunain? Apa guna kecantikan atau ketampanan kalo nggak dipamerin?
4. Buat Menuhin Memori HP Semakin berkembangnya fitur-fitur aplikasi penopang
kebutuhan, maka semakin besar kita butuh memori HP yang berkapasitas gede. Kalo
15 | I S B D
misalnya kamu punya yang 32GB aja, paling kepake setengahnya, itu udah lumayan
banyak sisa yang kosong.
(http://www.nyunyu.com/main-article/detail/5-alasan-banyak-yang-doyan-berfoto-
selfie#.VOG4tyyv_Qc)
Seperti yang kami ambil dari detik.com artikel di bawah ini:
Jakarta - Selfie. Kata ini semakin ramai dipakai sebagai hashtag di situs jejaring sosial
seperti Instagram, Path, dan Facebook. Hashtag ini biasanya disertai foto diri si pemilik akun.
Kata selfie semakin banyak dipakai seiring kehadiran gadget yang dilengkapi dengan
kamera depan, sehingga memudahkan pengguna memotret dirinya sendiri. Bahkan, saking
populernya kata ini, pada November lalu, Kamus Bahasa Inggris Oxford mengumumkan kata
selfie sebagai 'kata paling banyak dipakai tahun ini'. Kenapa orang senang berfoto selfie?
Menurut psikolog Diana Parkinson, selfie kini menjadi cara baru untuk berkomunikasi yang
bisa diterima secara luas."Ini adalah bentuk modern dari trik menarik perhatian karena
sekarang ini sebagian besar orang bertemu dan berkomunikasi secara online, begitulah kita
menggambarkan dan menempatkan diri," ujar Diana dalam wawancara yang dilansir Stylist.
Menurut Diana, memang sudah naluri manusia untuk selalu mencari perhatian lawan
jenis atau sesamanya. Jika di zaman dulu, orang melakukannya dengan lukisan, kini dibuat
dengan memasang foto selfie di situs jejaring sosial.
Psikolog klinis Salma Prabhu sependapat dengan Diana. Menurutnya, foto selfie
memang cara baru untuk menarik perhatian. Foto tersebut merupakan cara untuk
menunjukkan pada dunia seberapa keren diri kita."Anak-anak muda mencari pujian instan.
Membangun kepercayaan diri melalui nilai akademis tidak lagi cukup untuk mereka,"
tambahnya seperti dikutip dari Times of India
Di satu sisi, foto selfie ini memang bisa berdampak positif pada diri. Ketika mendapat
pujian dan banyak like dari pengguna situs jejaring sosial, orang yang memamerkan foto
selfie itu menjadi lebih percaya diri. Meski demikian, aktivitas pamer foto selfie ini juga
memiliki dampak negatif. "Ketika orang ketergantungan untuk mendapatkan komentar dan
likes, komentar yang menyakitkan bisa melukai kepercayaan dirinya, bukan malah
meningkatkannya," ucap Salma.
Sementara itu Diana menambahkan, jika kita terus-menerus memamerkan foto
mengenai apa yang kita punya, artinya orang tersebut dalam kondisi insecure. "Mereka butuh
pengakuan dari pihak lain," katanya.
http://inet.detik.com/read/2013/12/11/111200/2438596/398/2/ini-alasan-orang-suka-berfoto-
selfie
16 | I S B D
V.5. Apakah Dampak dari SELFIE itu sendiri?
Dampak Negatif dari Foto selfie.
1. Gangguan mental Kepribadian Narsistik
Terlalu narsis adalah gangguan mental kepribadian narsistik. gangguan kepribadian
narsistik adalah gangguan mental dimana orang-orang memiliki perasaan ego yang tinggi dan
kebutuhan yang mendalam akan kekaguman. Penderita narsistik percaya bahwa mereka lebih
unggul daripada orang lain dan kurang memperhatikan perasaan orang lain. Tetapi di balik
topeng tersebut terdapat harga diri yang rapuh,rentan terhadap kritik sedikit. Bila seseorang
memiliki gangguan kepribadian narsistik, kemungkinan tampil sombong,sering memonopoli
percakapan, meremehkan atau memandang rendah orang-orang yang dianggap lebih rendah
dan merasa paling berhak. Penyebab dari nasistik ini sampai kini belum diketahui. seperti
gangguan mental lain,penyebabnya mungkin kompleks. bukti yang berkait adalah penyebab
disfungsional di masa kanak-kanak, seperti sering memanjakan diri berlebihan, harapan yang
sangat tinggi, penyalahgunaan atau kelalaian. bukti lain menunjukan bahwa genetika atau
psychobiology- hubungan antara otak dan perilaku dan berpikir. berikut ini gejala gangguan
kepribadian narsistik meliputi:
 Percaya bahwa dirinya lebih baik daripada yang lain.
 Khayalan tentang kekuasaan,kesuksesan dan daya tarik.
 Merasa lebih berprestasi dan berbakat.
 Terus-menerus mengharapkan pujian da kekaguman.
 Gagal untuk mengenali emosi orang lain dan perasaan.
 Mengharapkan orang lain untuk pergi bersama dengan ide-ide dan rencananya.
 Mengambil keuntungan dari orang lain.
 Mengekspresikan penghinaan bagi mereka yang merasa lebih rendah.
 Menjadi iri terhadap orang lain
 Mesulitan menjaga hubungan yang sehat.
 Menetapkan tujuan yang tidak realistis.
 Menjadi mudah tersinggung dan ditolak.
 Memiliki harga diri yang rapuh.
 Keras hati atau emosional.
17 | I S B D
Jenis terapi yang dapat membantu untuk gangguan kepribadian narsistik meliputi:
1. Terapi perilaku kognitif. secara umum, terapi perilaku kognitif membantu
mengidentifikasi kondisi kesehatan penderita, keyakinan dan perilaku negatif dan
menggantikannya dengan sehat, positif.
2. Terapi keluarga biasanya membawa seluruh keluarga bersama-sama dalam sesi terapi.
Penderita dan keluarganya menjelajahi konflik, komunikasi dan pemecahan masalah
untuk membantu mengatasi masalah-masalah hubungan di antara mereka.
3. Terapi kelompok yang memungkinkan penderita bertemu dengan sekelompok orang
dengan kondisi yang sama, dapat membantu dengan mengajar untuk berhubungan
lebih baik dengan orang lain. ini mungkin cara yang baik untuk bekajar tentang
sungguh-sungguh mendengarkan orang lain, belajar tentang perasaan mereka dan
menawarkan dukungan.
Demikian cara mengatasi gangguan narsistik yang berat karena adanya gangguan mental
pada seseorang yang mengalami narsistik.
(http://evoucher.co.id/blog/2014/02/terlalu-narsis-dan-terlalu-sering-selfie-adalah-
gangguan-mental.html).
2. Tidak fokus dalam bekerja.
Seperti yang kita ketahui foto selfie membuat orang jadi tidak fokus dalam pekerjaan
yang dilakukan hal itu dapat kita lihat seperti kasus – baru – baru ini yang kita dengar dari
berbagai media sosial salah satunya yaitu: Pesawat Jatuh Gara-Gara Pilot Selfie, 2 Tewas.
Penyidik Federal Amerika melansir jika sebuah kecelakaan pesawat kecil diakibatkan oleh
pilot yang melakukan selfie. Dalam kecelakaan tersebut mengakibatkan dua orang tewas.
Gbr. Pilot Selfie di pesawat.
18 | I S B D
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) mengatakan, pilot disinyalir
memiliki disorientasi dan kehilangan kendali atas pesawatnya. Bukti rekaman kamera GoPro
yang ditemukan di puing-puing pesawat menunjukan jika pilot beberapa kali mengambil foto
narsis dengan ponsel dalam penerbangan nahas itu. NTSB menjelaskan, bukti pilot
menggunakan ponsel selama penerbangan sebelumnya diduga sebagai penyebab
terganggunya tugas dia sebagai pilot selama penerbangan terakhirnya. Kecelakaan itu
menewaskan pilot bernama Amritpal Singh (29) dan penumpangnya tidak lama mereka lepas
landas pada 31 Mei 2014 dari Bandara Front Range, AS. Demikian dilansir dari ABC, Selasa
(3/2).(http://www.infospesial.net/44285/pesawat-jatuh-gara-gara-pilot-selfie-2-tewas/
/infospesialcom @infospesial)
Selfie dengan Tongsis di Korsel Bisa Dipenjara
SEOUL – Mengambil foto diri sendiri/ selfie telah menjadi populer saat ini, namun
bukan berarti hal tersebut tidak memiliki dampak buruk. Salah satu hal yang paling
mengerikan dari kegiatan selfie adalah di penjara, dan kabarnya Korea Selatan akan
menerapkan hukum tersebut.
Meski demikian bukan berarti kegiatan selfie tersebut di larang di Korea Selatan, negara
ini melarang kegiatan selfie dengan penggunaan tongkat narsis (tongsis). Bagi pengguna yang
melanggar aturan ini, maka dendanya tidak tanggung-tanggung.
Dikutip dari Slashgear, Selasa (02/12/2014), Pemerintah Korea Selatan menerapkan
hukum penjara selama 3 tahun serta denda mencapai USD27 ribu atau sekira Rp330 juta,
bagi para pelanggar/ pengguna smartphone yang menggunakan tongsis untuk merekam
kegiatan selfie.
19 | I S B D
Tongkat selfie/ tongsis yang dilarang pemerintah Kor-Sel adalah tongkat narsis yang
dilengkapi dengan koneksi Bluetooth. Menurut pemerintah setempat, Bluetooth yang terletak
di tongkat selfie tersebut belum terdaftar sebagai perangkat Bluetooth.
Bluetooth dalam tongsis sendiri berguna sebagai mediasi antar tombol shutter dengan
kamera smartphone pengguna. Melaluinya, pengguna bisa merekam gambar tanpa harus
mengatur waktu pengambilan maupun menyentuh ponsel langsung.
Melalui fungsi tersebutlah tongsis dengan konektivitas Bluetooth dianggap sebagai
perangkat Bluetooth ilegal, karena perangkat ini belum terdaftar dan mendapat regulasi
pemerintah setempat. (Selfie dengan Tongsis di Korsel Bisa Dipenjara Okezone Techno.htm
Selasa, 2 Desember 2014 - 09:35 wib)
V. KESIMPULAN
Penggunaan kata selfie mulai terjadi sekitar tahun 2002. Kata itu pertama kali muncul
dalam sebuah forum Internet Australia (ABC Online) pada tanggal 13 September 2002. Selfie
semakin populer dan merambah Indonesia melalui Facebook, Twitter, Instagram hingga Path.
Kata selfie menjadi popular yang penggunanya itu sampai meningkat 17.000 persen Selfie
dan dinobatkan sebagai Word of The Year.
Kebudayaan selfie marak diseluruh dunia bahkan Indonesia, mulai dari yang muda
sampai yang tua. Selfie semakin marak dengan munculnya Tongsis dikalangan masyarakat.
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap kebudayaan yang masuk itu memiliki dampak
tersendiri bagi masyarakat. Yang artinya bahwa kebudayaan selfie ini juga memiliki
dampaknya tersendiri.
Semakain banyak masyarakat yang berselfie ini akan menjadi sebuah perubahan
kebudayaan, tentang perepasi diri sendiri akan menjadi memudar, ini terlihat semakin banyak
masyarakat yang menggunggah foto dalam situasi apapun. Jadi orang lain semakin mudah
menilai keperibadian seseorang. Dalam pandangan kami sebagai penulis semakin banyak
orang berselfie semakin tinggi rasa egoisme dan rasa sombong yang akan menimbulkan
rasatidak peduli terhadap lingkungan sekitar
20 | I S B D
DAFTAR PUSTAKA
http://jimmyprianto.blogspot.com/2014/01/pengertian-kebudayaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://www.merdeka.com/peristiwa/fenomena-selfie-hingga-menjadi-kata-baru-di-
kamus.html
Fenomena Selfie dan Tongsis di Indonesia _ K23N Mobile Blog.htm)
http://id.techinasia.com/tongkat-narsis-kini-menjadi-tren-aksesori-di-asia-tenggara/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tongkat_narsis
http://www.nyunyu.com/main-article/detail/5-alasan-banyak-yang-doyan-berfoto-
selfie#.VOG4tyyv_Qc
http://inet.detik.com/read/2013/12/11/111200/2438596/398/2/ini-alasan-orang-suka-berfoto-
selfie
http://evoucher.co.id/blog/2014/02/terlalu-narsis-dan-terlalu-sering-selfie-adalah-gangguan-
mental.html
http://www.infospesial.net/44285/pesawat-jatuh-gara-gara-pilot-selfie-2-tewas/ /infospesialcom
@infospesial
Selfie dengan Tongsis di Korsel Bisa Dipenjara Okezone Techno.htm Selasa, 2 Desember
2014 - 09:35 wib

More Related Content

Similar to Kelompok i isbd

Pengaruh jejaring sosial sebagai media maya yang nyata bagi siswa xi ipa 2 sm...
Pengaruh jejaring sosial sebagai media maya yang nyata bagi siswa xi ipa 2 sm...Pengaruh jejaring sosial sebagai media maya yang nyata bagi siswa xi ipa 2 sm...
Pengaruh jejaring sosial sebagai media maya yang nyata bagi siswa xi ipa 2 sm...
Dio Altha
 
Pengaruh Jejaring Sosial Terhadap Remaja
Pengaruh Jejaring Sosial Terhadap RemajaPengaruh Jejaring Sosial Terhadap Remaja
Pengaruh Jejaring Sosial Terhadap Remaja
siti_dea
 
Sosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadian
Sosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadianSosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadian
Sosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadian
Ridho Satria
 
29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif
29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif
29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif
Ariffin Jolis
 
makalah ips.pdf yang terjual sebanyak tiga kali sehari pagi dan sore hari dan...
makalah ips.pdf yang terjual sebanyak tiga kali sehari pagi dan sore hari dan...makalah ips.pdf yang terjual sebanyak tiga kali sehari pagi dan sore hari dan...
makalah ips.pdf yang terjual sebanyak tiga kali sehari pagi dan sore hari dan...
achmadwalidi444
 
proses sosial dan interaksi sosial
proses sosial dan interaksi sosialproses sosial dan interaksi sosial
proses sosial dan interaksi sosial
suher lambang
 

Similar to Kelompok i isbd (20)

Makalah interaksi sosial
Makalah  interaksi sosialMakalah  interaksi sosial
Makalah interaksi sosial
 
Social magazine
Social magazineSocial magazine
Social magazine
 
Sem_1 2.1 interaksi sosial.pptx
Sem_1 2.1 interaksi sosial.pptxSem_1 2.1 interaksi sosial.pptx
Sem_1 2.1 interaksi sosial.pptx
 
Pengaruh jejaring sosial sebagai media maya yang nyata bagi siswa xi ipa 2 sm...
Pengaruh jejaring sosial sebagai media maya yang nyata bagi siswa xi ipa 2 sm...Pengaruh jejaring sosial sebagai media maya yang nyata bagi siswa xi ipa 2 sm...
Pengaruh jejaring sosial sebagai media maya yang nyata bagi siswa xi ipa 2 sm...
 
Faktor yang mempengaruhi pola hubungan
Faktor yang mempengaruhi pola hubunganFaktor yang mempengaruhi pola hubungan
Faktor yang mempengaruhi pola hubungan
 
Khelshi
KhelshiKhelshi
Khelshi
 
Sosial influnce
Sosial influnceSosial influnce
Sosial influnce
 
Pengaruh Jejaring Sosial Terhadap Remaja
Pengaruh Jejaring Sosial Terhadap RemajaPengaruh Jejaring Sosial Terhadap Remaja
Pengaruh Jejaring Sosial Terhadap Remaja
 
Bullying
BullyingBullying
Bullying
 
Aksi Nyata - Mencegah Perundungan - Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pen...
Aksi Nyata - Mencegah Perundungan - Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pen...Aksi Nyata - Mencegah Perundungan - Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pen...
Aksi Nyata - Mencegah Perundungan - Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pen...
 
Diri sosial
Diri sosialDiri sosial
Diri sosial
 
Interaksi Sosial Dalam Hubungan Antar Manusia
Interaksi Sosial Dalam Hubungan Antar Manusia Interaksi Sosial Dalam Hubungan Antar Manusia
Interaksi Sosial Dalam Hubungan Antar Manusia
 
Sosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadian
Sosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadianSosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadian
Sosiologi kelas X, materi Sosiologi membentuk kepribadian
 
29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif
29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif
29.9 teori teori-tingkah_laku_negatif
 
Penyimpangan sosial
Penyimpangan sosialPenyimpangan sosial
Penyimpangan sosial
 
makalah ips.pdf yang terjual sebanyak tiga kali sehari pagi dan sore hari dan...
makalah ips.pdf yang terjual sebanyak tiga kali sehari pagi dan sore hari dan...makalah ips.pdf yang terjual sebanyak tiga kali sehari pagi dan sore hari dan...
makalah ips.pdf yang terjual sebanyak tiga kali sehari pagi dan sore hari dan...
 
Kehidupan sosial manusia
Kehidupan sosial manusiaKehidupan sosial manusia
Kehidupan sosial manusia
 
proses sosial dan interaksi sosial
proses sosial dan interaksi sosialproses sosial dan interaksi sosial
proses sosial dan interaksi sosial
 
Meida puspasari self disclosure theory
Meida puspasari self disclosure theoryMeida puspasari self disclosure theory
Meida puspasari self disclosure theory
 
LITERASI TEKNOLGI PADA GENERASI BERBEDA USIA salinan.docx
LITERASI TEKNOLGI PADA GENERASI BERBEDA USIA salinan.docxLITERASI TEKNOLGI PADA GENERASI BERBEDA USIA salinan.docx
LITERASI TEKNOLGI PADA GENERASI BERBEDA USIA salinan.docx
 

Kelompok i isbd

  • 1. 1 | I S B D KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasaryang berjudul Fenomena Selfie dikalangan Masyarakat. Adapun penulisan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari segala pihak yang membantu terselesaikannya makalah ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : Rekan se-profesi yang membantu dan mendorong serta memberikan informasi yang sangat diperlukan dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan.Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi, serta telah memberikan semangat dalam membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari penulis mengharapkan sumbangan pikiran, pendapat serta saran-saran yang berguna demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Medan, 2 Mei 2015 Penyusun
  • 2. 2 | I S B D DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................................ 1 DAFTAR ISI ...................................................................................................................................2 I. LATAR BELAKANG.................................................................................................................. 3 II. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................. 5 III. TEORI....................................................................................................................................5 III.1. Pengertian kebudayaan .....................................................................................................5 III.2. Unsur – Unsur Kebudayaan................................................................................................ 7 III.3. Teori Interaksi................................................................................................................... 8 III.4. Teori Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan......................................................................9 IV. METODE PENELITIAN........................................................................................................... 11 V. PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 11 V.1. Kebudayaan Selfie dengan Tongsis Dikalangan Masyarakat................................................. 11 V.2. Komentar Psikolog tentang Selfie...................................................................................... 13 V.3 .Apakah itu Tongsis?.......................................................................................................... 13 V.4. Kenapa orang banyak Selfie?............................................................................................. 14 V.5. Apakah Dampak dari SELFIE itu sendiri?............................................................................. 16 V. KESIMPULAN....................................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 20
  • 3. 3 | I S B D I. LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang pesat saat ini menciptakan masyarakat yang penuh dengan kreasi dan melahirkan ide-ide baru untuk menunjukkan kemampuan setiap individu.khususnya pada Handphone yang multiguna sehingga memudahkan setiap orang untuk berkreasi salah satu contoh adalah dalam hal pengambilan gambar atau photo. Pengambilan photo dari yang wajar sampai yang tidak wajar, dari yang membahayakan atau tidak. Sehingga menimbulkan satu permasalahan yang signifikan dalam masyarakat. Dalam hal ini contohnya selfie yaitu adalah foto hasil memotret diri sendiri, biasanya dengan smartphone atau webcam, lalu diunggah ke media social.Jenis media sosial yang digunakan untuk mengunggah selfie seperti facebook, twitter,path dan instagram. Fenomena selfie merupakan salah satu fenomena yang menjadi topik pembicaraan utama pada tahun 2013 bahkan sampai saat ini. Dari awal adanya selfie ini tidak menimbulkan masalah dalam masyarakat atau orang lain karena penggunaan yang tepat dan benar dan hanya beberapa orang yang mampu memiliki karena keterbatasan dana. Namun saat ini di dukung dengan fasilitas yang bisa dimiliki oleh setiap orang sehingga tidak bisa di kontrol dalam. Saat ini selfie semakin banyak mengundang perhatian dari berbagai profesi khususnya para psikolog. Para psikolog biasanya menilai bahwa selfie memang sesuatu yang wajar, namun jika sudah menyebabkan kecanduan akan menjadi hal yang perlu mendapat perhatian dan pengawasan lebih terhadap diri sendiri maupun orang terdekat. Selfie sebenarnya tidak dimaksudkan untuk hal-hal yang negatif, karena hanya sekadar ingin menunjukan dirinya pada public melalui social media. Bukan masalah yang besar ketika seseorang melakukan self ie lalu mengirim ke sosial media, bahkan bisa dikatakan banyak orang bisa melakukan hal tersebut. Namun, yang membuat prihatin adalah jika dampak dari selfie itu sendiri merugikan bagi orang yang melakukannya dan orang lain (Natalia, 2014). Selfie juga merupakan gambaran presentasi diri dimana bertujuan untuk menampilkan diri dengan cara-cara yang membuat kesan baik. Presentasi diri di sini maksudnya adalah bagaimana suatu individu menampilkan dirinya pada publik untuk membuat kesan yang baik, yang diperlukan karena untuk mengetahui identitas diri seseorang. Kesan baik yang biasa dimunculkan oleh pelaku selfie biasanya adalah mengambil selfie berkali-kali dengan berbagai macam gaya, menghabiskan waktu untuk mengedit foto supaya terlihat sempurna, mengunggah hasil selfie ke media sosial yang paling baik. Usaha untuk memberikan kesan baik merupakan tanda dari kecemasan sosial (Myers, 2012), yaitu ketakutan yang berlebihan terhadap interaksi atau situasi sosial sehingga sebisa mungkin untuk menghindari atau 3 menghadapi situasi tersebut dengan distres yang sangat besar (Nevid, Rathus, & Greene, 2005). Situasi sosial yang bisa menimbulkan kecemasaan sosial misalnya saat berhadapan dengan orang yang berstatus tinggi serta orang yang diusahakan agar terkesan, ketika membuat kesan pertama dihadapan calon mertua, calon atasan, dalam situasi baru yang tidak terstruktur seperti saat pesta dansa pertama kali, dan menunggu sesuatu yang diharapkan muncul (Myers, 2012). Menunggu komentar setelah mempublikasikan foto atau membuat status pada media sosial pun merupakan situasi sosial yang menimbulkan kecemasan sosial. Orang yang selfie mengharapkan respon, misalnya
  • 4. 4 | I S B D untuk variasi respon pada facebook yaitumemberikan like atau komentar pada sesuatu yang sudah diunggah, kemudian pada twitter untuk variasi respon seperti retweet, reply, favorite pada sesuatu yang sudah diunggah, kemudian pada instagram juga variasi respon yang diberikan seperti love dan komentar. Komentar merupakan salah satu bentuk respon dalam dunia maya terhadap virtual sharing yang sudah diberikan, dimana komentar tersebut tidak dapat dikendalikan oleh yang bersangkutan. Komentar yang muncul di dunia maya bisa berupa komentar positif, negatif, dan netral. Ketika komentar negatif yang muncul maka hal tersebut bisa memicu munculnya perilaku agresif. Sejauh ini, belum ada penelitian tentang dampak jenis komentar terhadap kecemasan sosial pada pelaku selfie. Penelitian yang dilakukan oleh Mu’arifah (2005) menyatakan bahwa individu yang mengalami kecemasan akan berdampak pada gangguan terhadap fungsi pikiran, fisiologis, psikologis serta mengganggu organ tubuh lainnya yang akan menimbulkan perilaku agresif. Perilaku agresi merupakan tindakan melukai yang disengaja oleh seseorang terhadap orang lain yang targetnya sebenarnya tidak mau untuk disakiti (Sarwono & Meinarno, 2009). Tindak agresif yang dilakukan bukan hanya terjadi secara insidental atau musiman, melainkan sudah menjadi kebiasaan, bahkan terencana. Bentuk-bentuk agresi dibagi menjadi dua (Myers, 2012), yaitu agresi langsung (direct aggression) yang melibatkan adanya interaksi wajah ke wajah sehingga pelaku mudah mengidentifikasi korbannya. Selanjutnya ada agresi tidak langsung (indirect aggression) yang tidak bisa diidentifikasi identitasnya oleh target agresi. Perilaku agresif yang terjadi karena adanya provokasi sehingga memicu agresi tidak langsung secara verbal misalnya seperti memberikan komentar yang negatif. Komentar negatif yang muncul merupakan salah satu bentuk dari provokasi. Provokasi merupakan tindakan oleh orang lain yang cenderung memicu agresi pada diri si penerima, sering kali karena tindakan tersebut dipersepsikan berasal dari maksud yang jahat (Baron & Byrne, 2005). Adapun yang muncul adalah dengan 4 memprovokasi secara kuat maka hal tersebut berdampak menjadi perilaku agresif, misalnya saja dari hal tersebut menghasilkan respon marah dan agresif dari orang lain. Berdasarkan penelitian terdahulu dari Nashori (2009) dan Mu’arifah (2005) diketahui bahwa terdapat ada hubungan positif antara kecemasan sosial dan perilaku agresif. Artinya, semakin tinggi tingkat kecemasan maka semakin tinggi pula tingkat agresinya, dan sebaliknya, semakin rendah tingkat kecemasan maka semakin rendah pula tingkat agresinya. Dalam penelitian tersebut perilaku agresif tidak diukur secara langsung tapi menggunakan skala kecenderungan agresif. Sebaliknya, eksperimen yang dilakukan oleh DeWall, Buckner, Lambert, Cohen dan Fincham (2010) diketahui bahwa ada pengaruh negatif antara kecemasan sosial terhadap perilaku agresif. Adanya pengaruh negatif yang dihasilkan dari penelitian ini karena orang yang cemas secara sosial takut mendapatkan penilaian yang buruk apabila menampilkan perilaku agresif kepada orang lain. Jadi, semakin tinggi tingkat kecemasan sosial seseorang maka perilaku agresif yang dieksperimenkan semakin rendah. Penelitian ini merupakan penelitian payung dari eksperimen tentang perilaku agresif pada pelaku selfie yang dilakukan Yusainy, Nurwanti, Akhrani, dan Dara (2014). Dalam eksperimen tersebut, subjek diminta untuk selfie terlebih dahulu. Kemudian subjek mengisi skala kecemasan sosial, kemudian subjek akan mendapatkan feedback komentar positif,
  • 5. 5 | I S B D negatif, dan netral secara random, dan kemudian diminta untuk memberikan rekomendasi orang yang sudah memberikan feedback. Perilaku agresif pada eksperimen tersebut bentuknya tidak langsung karena pelakunya tidak bisa diidentifikasi identitasnya oleh target agresi. Konsekuensinya, ada kemungkinan subjek akan melupakan kecemasannya dalam bentuk perilaku agresif, terutama setelah ia mendapatkan provokasi berupa komentar negatif orang lain. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena penelitian mengenai selfie yang relatif baru, sedangkan selfie sendiri dianggap sebagai fenomena yang populer dimasyarakat terutama di Indonesia. Fenomena selfie yang semakin membudaya membuat peneliti tertarik untuk meneliti, sehingga peneliti mengambil judul “Selfie: Peranan Jenis Komentar terhadap Hubungan antara Kecemasan Sosial dan Perilaku Agresif Pelaku Selfie.” II. RUMUSAN MASALAH 1. Mengapa berselfie berpengaruh dikehidupan masyarakat? 2. Apa pengaruh berselfie dikehidupan masyarakat? III. TEORI III.1. Pengertiankebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia. Kebudayaan=cultuur (bahasa belanda)=culture (bahasa inggris)=tsaqafah (bahasa arab), berasal dari perkataan latin : “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”. (http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya) Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :
  • 6. 6 | I S B D 1) Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 2) Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan. Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor, 1897:19). Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai. Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah bersifat universal, dapat diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek, arti kebudayaan menurut pendapat umum ialah suatu yang berharga atau baik (Bakker, 1984:21). 1. Ki Hajar Dewantara Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. 2. Koentjaraningrat Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya. 3. A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn (1952:34) Dalam bukunyan Culture, a critical review of concepts and definitions mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya. 4. Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga kemasyarakatan.
  • 7. 7 | I S B D 5. E.B Taylor (1873:30) Dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat kita bagi menjadi 2 macam : I. Kebudayaan material (lahir), yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya : rumah, gedung, alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian dan sebagainya. II. Kebudayaan immaterial (spiritual=batin), yaitu : kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya. (http://jimmyprianto.blogspot.com/2014/01/pengertian-kebudayaan.html) III.2. Unsur – Unsur Kebudayaan Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut: A. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu: 1. alat-alat teknologi 2. sistem ekonomi 3. keluarga 4. kekuasaan politik B. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi: a. sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya b. organisasi ekonomi c. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) d. organisasi kekuatan (politik) C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu:  Bahasa
  • 8. 8 | I S B D  sistem pengetahuan  sistem tekhnologi dan peralatan  sistem kesenian  sistem mata pencarian hidup  sistem religi  sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan (http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya III.3. TeoriInteraksi Interksi merupakan hubungan social yang mencakup hubungan timbal balik antar individu, kelompok, atau individu dengan kelompok. Dijelaskan dalam buku ilmu social dan budaya karya Hermanto dan Wiranto bahwa ketika dua orang atau lebih bertemu maka akan terjadi interaksi social dimana interaksi tersebut dapat berupa tutur kata, jabat tangan, bahasa isyarat, atau tanpa kontak fisik. Bahkan dijelaskan pula bahwa bau keringat sudah termasuk bentuk interaksi, hal ini dikarenakan bau keringat telah mengubah perasaan atau saraf orang yang bersangkutan untuk menentukan tindakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa interaksi social hanya dapat berlangsung apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak. Ciri-ciri interaksi (Hemanto dan Wiranto, 2010) 1. Pelakunya lebih dari satu orang. 2. Adanya komunikasi antara pelaku melalaui kontak social. 3. Mempunyai maksud dan tujuan yang terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperlukan prilaku. 4. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung. Syarat terjadinya sebuah interaksi adalah dengan adanya kontak social dan komunikasi. Secara bahasa kontak social berasal dari kata con atau cun yang artinya bersama- sama, dan tanggo yang berarti menyentu. Walaupun begitu terjadinya kontak social tidak hanya dengan bersentuhan badan akan tetapi dapat melalui bicara, telephon, surat, radio, dan sebagainya. Berlangsungnya interaksi social dapat didasarkan atas berbagai factor antara lain:
  • 9. 9 | I S B D 1. Imitasi adalah proses atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik berupa sikap, perbuatan, penampilan, dan gaya hidup. 2. Sugesti adalah sebuah rangsangan atau stimulus kepada seseorang sehingga orang tersebut melakukan apa yang telah disugstikan. 3. Identifikasi adalah upaya individu untuk menjadi sama denagn individu yang ditirunya 4. Motivasi adalah dorongan terhadap individu 5. Simpati adalah proses kejiwaan seseorang yang merasa tertarik kepada individu atau kelompok karena sikapatau perbuataannya. 6. Empati adalah proses kejiwaan seseorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain yang meliputi suka maupun duka. Interaksi sosial merupkan jalan dari semua kehidupan social. Hal ini dikarenkan tanpa adanya interaksi maka kehidupan bersama tidak akan berjalan dengan baik. Dan karena manusia adalah manusia adalah makhluk social pastilah melakukan interaksi social dalam hidupnya. III.4. TeoriDinamika Masyarakatdan Kebudayaan Dalam mempelajari dinamika masyarakat dan kebudayaan maka akan mencakup proses belajar kebudayaan sendiri. Dimana didalam mempelajari kebudayaan terdapat unsur- unsur penting seperti: Intermalisasi merupakan suatu proses panjang sejak individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal. Dimana didalam proses ini individu akan belajar menanamkan dalam kepribadiaannya segala perasaan seperti hasat, nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya. Sosialisasi, Koentjaraning rat menyebutkan bahwa proses sosialisasi berkaitan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan system social. Dimana didalam proses sosialisasi seorang individu dari masa anak-anak samapai dewasa akan belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekelilingnya. Enkulturasi merupakan proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sekapnya dengan alat,system, norma dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya (Koentcaraningrat, 2003). proses ini dimulai sejak kecil dalam pikiran masyarakat yang mula-mula dari keluarga hingga teman dekat atau lingkungan sekitar.
  • 10. 10 | I S B D Evolusi Sosial, dalam proses ini Koentcaraningrat menyebutkan dua proses yang terjadi dalam evolusi social yaitu 1. Microscopic adalah proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dilihat oleh seorang peneliti dari dekat secara detail. 2. Macroscopic adalah proses evolusi social dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis oleh peneliti seolah-olah dari jauh dengan hanya mengamati perubahan-perubahan yang tampak besar saja. Difusi, dalam proses ini dapat diakibatkan karena adanya penyebaran manusia(migrasi)(Koentjaraningrat,2003). Akulturasi, istilah akulturasi sering disebut culture contact oleh para sarjana antropologi di Inggris. Proses ini timbul ketika suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsure-unsur kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsure-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan lain(Koentcaraningrat,2003) Asimilasi, merupakan proses bergabungnya dua kebudayaan asing menjadi kebudayaan baru. Koentcaraningrat menjelaskan bahwa proses asililasi terjadi apabila terdapat : 1. Golongan-golongan manusia dengan latarbelakang budaya yang berbeda 2. Saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama. 3. Kebudayaan dari golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas dan juga berubah unsure-unsur dan wujudnya menjadi unsure-unsur kebudayaan campuran. Inovasi adalah suatu proses pembaruan dan penggunaan sumber alam, energy, dan modal pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semuanya akan menyebabkan adanya system produksi yang menghasilkan produk-produk baru (Koentcaraningrat,2003). Dengan kata lain sebuah proses perubahan kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi.
  • 11. 11 | I S B D IV. METODE PENELITIAN Pada makalah ini kami menggunakan metode penelitian pengumpulan data dan tinjau pustaka dan mengamati tingkah laku dalam berselfie di lingkungan fakultas teknik dengan melakukan observasi di dunia maya dan membandingkan dengan keperibadian orang – orang tersebut. Dalam makalah kami ini kami mengumpulkan dari beberapa sumber. Seperti makalah, jurnal, dan surat kabar dll. V. PEMBAHASAN V.1. Kebudayaan Selfie dengan Tongsis DikalanganMasyarakat Apakah Selfie? Awal penggunaan kata selfie mulai terjadi sekitar tahun 2002. Kata itu pertama kali muncul dalam sebuah forum Internet Australia (ABC Online) pada tanggal 13 September 2002. Selfie semakin populer dan merambah Indonesia melalui Facebook, Twitter, Instagram hingga Path. Hampir saban hari media-media sosial itu banyak dijumpai berbagai macam foto selfie. Gbr.1 Foto selfie. Dalam perkembangannya, kata selfie rupanya juga telah menjadi kata baru di beberapa kamus. Bahkan saking populernya, kata selfie itu sempat dikecam oleh Lake Superior State University Amerika Serikat pada beberapa waktu lalu agar dihapus dari kamus. Meskipun ada beberapa pihak yang tak sreg dengan hal tersebut, nyatanya selfie kini juga telah resmi masuk dalam Oxford Dictionaries (Kamus Oxford). Selfie dinobatkan sebagai Word of The Year. Dari data terakhir yang diperoleh, kata selfie yang digunakan setiap orang meningkat drastis mencapai 17 ribu persen dalam setahun terakhir ini. (http://www.merdeka.com/peristiwa/fenomena-selfie-hingga-menjadi-kata-baru-di- kamus.html)
  • 12. 12 | I S B D Ada yang mengatakan Definisi Selfie yaitu a photograph that one has taken of oneself, typically one taken with a smartphone or webcam and uploaded to a social media website atau dengan kata lain yaitu memotret diri sendiri atau lebih yang diambil melalui kamera handphone dan kemudian di upload ke media sosial. Menurut sejarah, mengabadikan diri sendiri dengan perangkat elektronik atau dalam bahasa Inggris dinamakan self-portrait atau disingkat selfie dilakukan pertama kalo oleh seseorang bernama Robert Cornelius pada tahun 1839. Ketika era kamera polaroid sedang menjadi salah satu tren di tahun 70an, seorang bernama Andy Warhol juga pernah melakukan selfie dan hal tersebut tercatat sebagai selfie kedua dalam sejarah. "Selfie adalah salah satu revolusi bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya," ujar Dr Mariann Hardey, seorang pengajar di Durham University dengan spesialisasi digital social media, seperti dikutip oleh Guardian. Fenomena Selfie tambah semarak dengan adanya Tongsis atau Tongkat Narsis. Tongkat narsis belakangan kian marak dipakai oleh pecinta foto yang memakai piranti berupa monopod yang digabungkan dengan tripod mobile.Dengan alat ini kita dapat foto-foto tanpa khawatir dengan masalah 'siapa yang harus dikorbankan' karena dengan tongsis kita hanya mengatur timer kamera selanjutnya pasang smartphone di penjepitnya,jika terlalu dekat kita dapat memanjangkan pegangannya. (Fenomena Selfie dan Tongsis di Indonesia _ K23N Mobile Blog.htm) Fenomena selfie di masyarakat semakin menjadi dengan munculnya tongkat narsis (TONGSIS). Tongsis semakin marak penggunaanya oleh pecinta foto yang memakai piranti berupa monopod yang digabungkan dengan tripod mobile.Dengan alat ini kita dapat foto-foto tanpa khawatir dengan masalah 'siapa yang harus dikorbankan' karena dengan tongsis kita hanya mengatur timer kamera selanjutnya pasang smartphone di penjepitnya,jika terlalu dekat kita dapat memanjangkan pegangannya. Selfie secara harafiah seringkali diartikan sebagai aktifitas memotret diri sendiri atau narsisme. Jika ditelusuri lebih dalam pengertian "Selfie"menurut referensi pustakawan Britania adalah "sebuah pengambilan foto diri sendiri melalui Smartphone atau Webcam yang kemudian diunggah ke situs Web media sosial". Seperti yang dilansir Kompas.com dari Huffington post, ternyata orang yang sering foto selfie termasuk orang yang Narsis. Namun di sisi yang lain, orang yang gemar berfoto Selfie ini adalah orang yang mengalami kesepian
  • 13. 13 | I S B D yang sangat dalam dan butuh perhatian dari orang lain. Sama seperti hasil foto dari para fotografer, Selfie dianggap bisa membawa pesan Positive dan Negative kepada para pengguna media sosial. Bahkan jika dilakukan dengan cara yang benar, maka Selfie bisa digunakan menjadi cara untuk mengeksplorasi kepercayaan diri dan membantu meningkatkan mood. hal ini sering terjadi pada wanita. diberbagai media sosial, banyak wanita yang merasa terpuruk lalu mengunggah foto selfie mereka dan mood mereka meningkat seketika. V.2. Komentar Psikolog tentang Selfie Salma Prabhu: "Selfies atau selfie adalah upaya untuk menunjukan kepada orang banyak betapa hebatnya dia namun hal tersebut bisa jadi bertujuan ingin diperhatikan." Prabhu memperingatkan selfie dapat mengubah seseorang menjadi orang yang ambisius yang memiliki obsesi yang tidak sehat. Ankita Gaba, seorang Psikologis Klinis dan Ahli Media Sosial, mengatakan: "Foto sendiri yang dilakukan juga oleh diri sendiri bukan karena kepercayaan diri Anda tinggi tetapi karena butuh perhatian." "Nanti lama kelamaan kalau terus dilakukan bisa menyebabkan seseorang memiliki obsesi yang tidak sehat karena kurangnya perhatian itu," tambahnyanya. V.3 .Apakah itu Tongsis? Gbr. Penemu Tongsis (kanan) Tongkat narsis, atau tongsis, adalah aksesori monopod untuk smartphone dan kamera digital. Dengan menggunakan tongsis Anda tidak perlu merenggangkan lengan untuk
  • 14. 14 | I S B D mengambil foto selfie yang terdiri dari tiga orang atau lebih. Tongsis memberikan cara bagi pengguna untuk mengambil gambar dengan jangkauan lebih luas, seperti diberitakan di techinasia.com.(http://id.techinasia.com/tongkat-narsis-kini-menjadi-tren-aksesori-di-asia- tenggara/) Menurut Wikipedia indonesia, Tongkat narsis atau tongkat eksis atau disingkat tongsis (bahasa Inggris: Selfie stick) adalah alat yang digunakan untuk selfie dari jarak jauh yang berupa tongkat yang dapat dipanjangkan dengan di ujung tongkat terdapat tempat untuk menaruh telepon selular atau perangkat portabel lainnya. Alat ini merupakan modifikasi dari kaki-satu (monopod). Tongsis ramai digunakan seiring perkembangan telepon selular yang semakin beragam. Alat ini pertama kali diciptakan di Jepang pada tahun 1995 dan dipatenkan oleh Anindito Respati Giyardani asal Indonesia. Tongsis masuk dalam jajaran temuan terbaik di 2014 versi majalah TIME, bersanding dengan Hoverboard, Apple Watch dan printer 3D. (http://id.wikipedia.org/wiki/Tongkat_narsis) V.4. Kenapa orang banyak Selfie? Sebagian beasar alasan orang melakukan foto selfie dapat dijelaskan sebagai berikut ini: 1. Bikin Mood Membaik saya percaya, suatu hal yang dilakukan dengan melibatkan senyum akan memberikan energi positif. Dalam konteks ini, cewek khususnya, berfoto selfie biasanya bikin mood mereka membaik. Cewek-cewek yang lagi baca paragraf ini pasti lagi cengar-cengir kayak kuda nahan kentut. Jadi misalnya ada seorang cewek PMS yang belum dikasih makan daging seminggu, tingkat kebakaran emosinya itu lebih sensitif dari arus pendek listrik. Kesenggol dikit aja, leher kamu bisa jadi berbentuk segitiga sama sisi. Makanya, menurut saya ini adalah alasan yang sangat logis kenapa cewek doyan banget selfie, karena setelah foto selfie, seperti ada energi tambahan yang entah datang dari mana merasuki pelakunya, apalagi kalau foto-fotonya bagus. 2. Eksistensi Diri Sekarang kita hidup pada zaman di mana banyak orang ingin menjadi pusat perhatian. Itulah mengapa salah satu motivasi terbesar orang-orang yang melakukan ritual selfie adalah eksistensi diri. 3. Biar Nggak Mubazir Rasanya mubazir adanya kehadiran kamera di hidup ini kalo nggak digunain..., buat selfie. Apa guna kamera di HP sama aplikasi Camera360 kalo nggak digunain? Apa guna kecantikan atau ketampanan kalo nggak dipamerin? 4. Buat Menuhin Memori HP Semakin berkembangnya fitur-fitur aplikasi penopang kebutuhan, maka semakin besar kita butuh memori HP yang berkapasitas gede. Kalo
  • 15. 15 | I S B D misalnya kamu punya yang 32GB aja, paling kepake setengahnya, itu udah lumayan banyak sisa yang kosong. (http://www.nyunyu.com/main-article/detail/5-alasan-banyak-yang-doyan-berfoto- selfie#.VOG4tyyv_Qc) Seperti yang kami ambil dari detik.com artikel di bawah ini: Jakarta - Selfie. Kata ini semakin ramai dipakai sebagai hashtag di situs jejaring sosial seperti Instagram, Path, dan Facebook. Hashtag ini biasanya disertai foto diri si pemilik akun. Kata selfie semakin banyak dipakai seiring kehadiran gadget yang dilengkapi dengan kamera depan, sehingga memudahkan pengguna memotret dirinya sendiri. Bahkan, saking populernya kata ini, pada November lalu, Kamus Bahasa Inggris Oxford mengumumkan kata selfie sebagai 'kata paling banyak dipakai tahun ini'. Kenapa orang senang berfoto selfie? Menurut psikolog Diana Parkinson, selfie kini menjadi cara baru untuk berkomunikasi yang bisa diterima secara luas."Ini adalah bentuk modern dari trik menarik perhatian karena sekarang ini sebagian besar orang bertemu dan berkomunikasi secara online, begitulah kita menggambarkan dan menempatkan diri," ujar Diana dalam wawancara yang dilansir Stylist. Menurut Diana, memang sudah naluri manusia untuk selalu mencari perhatian lawan jenis atau sesamanya. Jika di zaman dulu, orang melakukannya dengan lukisan, kini dibuat dengan memasang foto selfie di situs jejaring sosial. Psikolog klinis Salma Prabhu sependapat dengan Diana. Menurutnya, foto selfie memang cara baru untuk menarik perhatian. Foto tersebut merupakan cara untuk menunjukkan pada dunia seberapa keren diri kita."Anak-anak muda mencari pujian instan. Membangun kepercayaan diri melalui nilai akademis tidak lagi cukup untuk mereka," tambahnya seperti dikutip dari Times of India Di satu sisi, foto selfie ini memang bisa berdampak positif pada diri. Ketika mendapat pujian dan banyak like dari pengguna situs jejaring sosial, orang yang memamerkan foto selfie itu menjadi lebih percaya diri. Meski demikian, aktivitas pamer foto selfie ini juga memiliki dampak negatif. "Ketika orang ketergantungan untuk mendapatkan komentar dan likes, komentar yang menyakitkan bisa melukai kepercayaan dirinya, bukan malah meningkatkannya," ucap Salma. Sementara itu Diana menambahkan, jika kita terus-menerus memamerkan foto mengenai apa yang kita punya, artinya orang tersebut dalam kondisi insecure. "Mereka butuh pengakuan dari pihak lain," katanya. http://inet.detik.com/read/2013/12/11/111200/2438596/398/2/ini-alasan-orang-suka-berfoto- selfie
  • 16. 16 | I S B D V.5. Apakah Dampak dari SELFIE itu sendiri? Dampak Negatif dari Foto selfie. 1. Gangguan mental Kepribadian Narsistik Terlalu narsis adalah gangguan mental kepribadian narsistik. gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan mental dimana orang-orang memiliki perasaan ego yang tinggi dan kebutuhan yang mendalam akan kekaguman. Penderita narsistik percaya bahwa mereka lebih unggul daripada orang lain dan kurang memperhatikan perasaan orang lain. Tetapi di balik topeng tersebut terdapat harga diri yang rapuh,rentan terhadap kritik sedikit. Bila seseorang memiliki gangguan kepribadian narsistik, kemungkinan tampil sombong,sering memonopoli percakapan, meremehkan atau memandang rendah orang-orang yang dianggap lebih rendah dan merasa paling berhak. Penyebab dari nasistik ini sampai kini belum diketahui. seperti gangguan mental lain,penyebabnya mungkin kompleks. bukti yang berkait adalah penyebab disfungsional di masa kanak-kanak, seperti sering memanjakan diri berlebihan, harapan yang sangat tinggi, penyalahgunaan atau kelalaian. bukti lain menunjukan bahwa genetika atau psychobiology- hubungan antara otak dan perilaku dan berpikir. berikut ini gejala gangguan kepribadian narsistik meliputi:  Percaya bahwa dirinya lebih baik daripada yang lain.  Khayalan tentang kekuasaan,kesuksesan dan daya tarik.  Merasa lebih berprestasi dan berbakat.  Terus-menerus mengharapkan pujian da kekaguman.  Gagal untuk mengenali emosi orang lain dan perasaan.  Mengharapkan orang lain untuk pergi bersama dengan ide-ide dan rencananya.  Mengambil keuntungan dari orang lain.  Mengekspresikan penghinaan bagi mereka yang merasa lebih rendah.  Menjadi iri terhadap orang lain  Mesulitan menjaga hubungan yang sehat.  Menetapkan tujuan yang tidak realistis.  Menjadi mudah tersinggung dan ditolak.  Memiliki harga diri yang rapuh.  Keras hati atau emosional.
  • 17. 17 | I S B D Jenis terapi yang dapat membantu untuk gangguan kepribadian narsistik meliputi: 1. Terapi perilaku kognitif. secara umum, terapi perilaku kognitif membantu mengidentifikasi kondisi kesehatan penderita, keyakinan dan perilaku negatif dan menggantikannya dengan sehat, positif. 2. Terapi keluarga biasanya membawa seluruh keluarga bersama-sama dalam sesi terapi. Penderita dan keluarganya menjelajahi konflik, komunikasi dan pemecahan masalah untuk membantu mengatasi masalah-masalah hubungan di antara mereka. 3. Terapi kelompok yang memungkinkan penderita bertemu dengan sekelompok orang dengan kondisi yang sama, dapat membantu dengan mengajar untuk berhubungan lebih baik dengan orang lain. ini mungkin cara yang baik untuk bekajar tentang sungguh-sungguh mendengarkan orang lain, belajar tentang perasaan mereka dan menawarkan dukungan. Demikian cara mengatasi gangguan narsistik yang berat karena adanya gangguan mental pada seseorang yang mengalami narsistik. (http://evoucher.co.id/blog/2014/02/terlalu-narsis-dan-terlalu-sering-selfie-adalah- gangguan-mental.html). 2. Tidak fokus dalam bekerja. Seperti yang kita ketahui foto selfie membuat orang jadi tidak fokus dalam pekerjaan yang dilakukan hal itu dapat kita lihat seperti kasus – baru – baru ini yang kita dengar dari berbagai media sosial salah satunya yaitu: Pesawat Jatuh Gara-Gara Pilot Selfie, 2 Tewas. Penyidik Federal Amerika melansir jika sebuah kecelakaan pesawat kecil diakibatkan oleh pilot yang melakukan selfie. Dalam kecelakaan tersebut mengakibatkan dua orang tewas. Gbr. Pilot Selfie di pesawat.
  • 18. 18 | I S B D Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) mengatakan, pilot disinyalir memiliki disorientasi dan kehilangan kendali atas pesawatnya. Bukti rekaman kamera GoPro yang ditemukan di puing-puing pesawat menunjukan jika pilot beberapa kali mengambil foto narsis dengan ponsel dalam penerbangan nahas itu. NTSB menjelaskan, bukti pilot menggunakan ponsel selama penerbangan sebelumnya diduga sebagai penyebab terganggunya tugas dia sebagai pilot selama penerbangan terakhirnya. Kecelakaan itu menewaskan pilot bernama Amritpal Singh (29) dan penumpangnya tidak lama mereka lepas landas pada 31 Mei 2014 dari Bandara Front Range, AS. Demikian dilansir dari ABC, Selasa (3/2).(http://www.infospesial.net/44285/pesawat-jatuh-gara-gara-pilot-selfie-2-tewas/ /infospesialcom @infospesial) Selfie dengan Tongsis di Korsel Bisa Dipenjara SEOUL – Mengambil foto diri sendiri/ selfie telah menjadi populer saat ini, namun bukan berarti hal tersebut tidak memiliki dampak buruk. Salah satu hal yang paling mengerikan dari kegiatan selfie adalah di penjara, dan kabarnya Korea Selatan akan menerapkan hukum tersebut. Meski demikian bukan berarti kegiatan selfie tersebut di larang di Korea Selatan, negara ini melarang kegiatan selfie dengan penggunaan tongkat narsis (tongsis). Bagi pengguna yang melanggar aturan ini, maka dendanya tidak tanggung-tanggung. Dikutip dari Slashgear, Selasa (02/12/2014), Pemerintah Korea Selatan menerapkan hukum penjara selama 3 tahun serta denda mencapai USD27 ribu atau sekira Rp330 juta, bagi para pelanggar/ pengguna smartphone yang menggunakan tongsis untuk merekam kegiatan selfie.
  • 19. 19 | I S B D Tongkat selfie/ tongsis yang dilarang pemerintah Kor-Sel adalah tongkat narsis yang dilengkapi dengan koneksi Bluetooth. Menurut pemerintah setempat, Bluetooth yang terletak di tongkat selfie tersebut belum terdaftar sebagai perangkat Bluetooth. Bluetooth dalam tongsis sendiri berguna sebagai mediasi antar tombol shutter dengan kamera smartphone pengguna. Melaluinya, pengguna bisa merekam gambar tanpa harus mengatur waktu pengambilan maupun menyentuh ponsel langsung. Melalui fungsi tersebutlah tongsis dengan konektivitas Bluetooth dianggap sebagai perangkat Bluetooth ilegal, karena perangkat ini belum terdaftar dan mendapat regulasi pemerintah setempat. (Selfie dengan Tongsis di Korsel Bisa Dipenjara Okezone Techno.htm Selasa, 2 Desember 2014 - 09:35 wib) V. KESIMPULAN Penggunaan kata selfie mulai terjadi sekitar tahun 2002. Kata itu pertama kali muncul dalam sebuah forum Internet Australia (ABC Online) pada tanggal 13 September 2002. Selfie semakin populer dan merambah Indonesia melalui Facebook, Twitter, Instagram hingga Path. Kata selfie menjadi popular yang penggunanya itu sampai meningkat 17.000 persen Selfie dan dinobatkan sebagai Word of The Year. Kebudayaan selfie marak diseluruh dunia bahkan Indonesia, mulai dari yang muda sampai yang tua. Selfie semakin marak dengan munculnya Tongsis dikalangan masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap kebudayaan yang masuk itu memiliki dampak tersendiri bagi masyarakat. Yang artinya bahwa kebudayaan selfie ini juga memiliki dampaknya tersendiri. Semakain banyak masyarakat yang berselfie ini akan menjadi sebuah perubahan kebudayaan, tentang perepasi diri sendiri akan menjadi memudar, ini terlihat semakin banyak masyarakat yang menggunggah foto dalam situasi apapun. Jadi orang lain semakin mudah menilai keperibadian seseorang. Dalam pandangan kami sebagai penulis semakin banyak orang berselfie semakin tinggi rasa egoisme dan rasa sombong yang akan menimbulkan rasatidak peduli terhadap lingkungan sekitar
  • 20. 20 | I S B D DAFTAR PUSTAKA http://jimmyprianto.blogspot.com/2014/01/pengertian-kebudayaan.html http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya http://www.merdeka.com/peristiwa/fenomena-selfie-hingga-menjadi-kata-baru-di- kamus.html Fenomena Selfie dan Tongsis di Indonesia _ K23N Mobile Blog.htm) http://id.techinasia.com/tongkat-narsis-kini-menjadi-tren-aksesori-di-asia-tenggara/ http://id.wikipedia.org/wiki/Tongkat_narsis http://www.nyunyu.com/main-article/detail/5-alasan-banyak-yang-doyan-berfoto- selfie#.VOG4tyyv_Qc http://inet.detik.com/read/2013/12/11/111200/2438596/398/2/ini-alasan-orang-suka-berfoto- selfie http://evoucher.co.id/blog/2014/02/terlalu-narsis-dan-terlalu-sering-selfie-adalah-gangguan- mental.html http://www.infospesial.net/44285/pesawat-jatuh-gara-gara-pilot-selfie-2-tewas/ /infospesialcom @infospesial Selfie dengan Tongsis di Korsel Bisa Dipenjara Okezone Techno.htm Selasa, 2 Desember 2014 - 09:35 wib