5. Latar Belakang
Pada tahun 1911, pasien yang menerima penyuntikan
obat terjadi peningkatan suhu tubuh dan dingin
menggigil, dan pada tahun 1923 diketahui
penyebabnya yaitu pirogen yang dihasilkan bakteri.
Pada tahun 1860 an Pasteur dan Lister telah
mengetahui pentingnya melakukan sterilisasi untuk
mengeliminasi mikroorganisme pathogen. Tetapi,
teknologi sterilisasi tidak berkembang secara
signifikan.
6. Louis Pasteur
Dia menurunkan angka kematian dari demam nifas ,
dan menciptakan vaksin pertama utk rabies dan
antraks.
Penemuan medisnya memberikan dukungan
langsung untuk teori kuman penyakit dan
penerapannya dalam klinis kedokteran.
Dia dikenal masyarakat karena penemuannya tentang
teknik pengolahan susu dan anggur utk menghentikan
kontaminasi bakteri, yang disebut pasteurisasi.
7. Louis Pasteur
Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan
makanan dgn tujuan membunuh organisme
merugikan seperti bakteri, virus, protozoa,
kapang, dan khamir.
Proses ini diberi nama atas penemunya Louis
Pasteur seorang ilmuwan Perancis.
Tes pasteurisasi pertama diselesaikan oleh
Pasteur dan Claude Bernard pada 20 April
1862.
8. Louis Pasteur
• Tidak seperti sterilisasi, pasteurisasi tidak dimaksudkan
utk membunuh seluruh mikro-organisme di makanan.
• Pasteurisasi bertujuan utk mencapai “pengurangan log”
dlm jumlah organisme, mengurangi jumlah mereka shg
tidak lagi bisa menyebabkan penyakit (dgn syarat produk
yang telah dipasteurisasi didinginkan dan digunakan
sebelum tanggal kedaluwarsa).
• Sterilisasi skala komersial makanan masih belum umum,
karena dapat mempengaruhi rasa dan kualitas dari
produk.
• Produk yang bisa dipasteurisasi susu, anggur, bir, jus
buah, cider (sari buah apel), madu, telur, minuman olah
raga dan makanan kaleng
9. Louis Pasteur
Pasteurisasi sederhana
• Memanaskan susu pada suhu + 63°C pada
wadah terbuka selama 30 menit. Biasanya
dijual dalam wadah botol gelas. Daya
tahannya, jika disimpan pada suhu kamar, bisa
tahan kira-kira 16 jam. Dan tahan selama 24
jam bila disimpan di lemari es.
10. Louis Pasteur
Pasteurisasi dengan pemanasan suhu tinggi.
• Memanaskan pada suhu tinggi dan waktu pemanasan
relatif singkat (proses HTST = High Temperature short
time). Susu dipanaskan pada suhu 72°-75°C selama 15
detik, setelah itu didinginkan dan dibotolkan/pak.
• Memanaskan pada suhu sangat tinggi (proses UHT =
Ultra High Temperature). Pada cara ini, susu dipanaskan
dlm dua tingkat pemanasan. Pertama 75°C dan kemudian
140°C di bawah tekanan selama 4 detik. Setelah
didinginkan, dipak dengan cara aseptis (steril). Tanpa
disimpan di lemari es pun, susu UHT mempunyai daya
tahan lama. Meskipun demikian kita harus tetap
memperhatikan batas kadarluwarsanya. Harga susu UHT
memang lebih mahal.
11. Joseph Lister
• Terkenal karena jasanya dlm bidang Biologi, Joseph Lister yg
memperkenalkan penggunaan antiseptik dlm operasi
dilahirkan tahun 1827 di Upton, Inggris.
• Tahun 1852 dia meraih gelar dokter dari Universitas College
London selaku mahasiswa yg cemerlang. Tahun 1861 dia jadi
ahli bedah di rumah sakit Kerajaan Glasgow, kedudukan yg
dijabatnya selama delapan tahun. Terutama dlm jangka masa
ini dia mengembangkan metode antiseptik dlm pembedahan.
• Di rumah sakit itu Lister dibebani tugas di blok baru barak
operasi. Di sini dia dikejutkan oleh tingginya angka kematian.
Infeksi serius seperti kelumpuhan bagian anggota badan
karena kekurangan penyaluran darah merupakan kejadian
umum setelah operasi berlangsung.
12. Joseph Lister
Lister mencoba menjaga agar barak senantiasa dlm
keadaan bersih, tetapi toh tidak banyak menolong.
Angka kematian masih tetap tinggi. Banyak dokter
menganggap uap udara tak sehat yang keluar dari
tanah "miasmas" (noxious vapors) yang berada di
sekitar rumah sakitlah yang menjadi penyebabnya.
Pendapat ini tidak memuaskan Lister.
13. Joseph Lister
• Kemudian, di tahun 1865, dia baca siaran Louis
Pasteur yg memperkenalkannya kepada teori
penyakit kuman. Ini menyuguhkan Lister satu
kunci gagasan baru.
• Andaikata benar penyakit itu lantaran kuman,
maka pencegah terbaik melawan infeksi adalah
membunuh kuman sebelum mencapai tempat
luka yang terbuka. Dengan menggunakan
"Carbolik acid" selaku pembunuh kuman, Lister
dengan demikian telah melakukan satu pola baru
cara-cara antiseptik.
14. Joseph Lister
• Dia bukan saja membersihkan tangan dgn cermat
sebelum menghadapi pembedahan, tetapi juga
melakukan pengamatan terhadap peralatan yg
digunakan berikut pakaian-pakaian agar sepenuhnya
bersih.
• Dia betul-betul menyemprotkan "carbolik acid" yg
berbau tajam pencegah antiseptik ke udara dalam
kamar operasi. Hasilnya mengagumkan, angka
kematian menurun. Antara tahun 1861-1865, angka
kematian rata-rata pada pria 45%, sedangkan
menjelang tahun 1869 menyusut jadi 15% saja.
15. Sterilisasi adalah proses yg dirancang utk
menciptakan keadaan steril. Secara tradisional
keadaan steril adalah kondisi mutlak yg
tercipta sbg akibat penghancuran dan
penghilangan semua mikroorganisme hidup.
Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah
istilah yg mempunyai kondisi konotasi relatif,
dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak
bebas dari mikrorganisme hanya dapat diduga
atas dapat proyeksi kinetis angka kematian
mikro
16. Sterilisasi adlh menghilangkan semua
bentuk kehidupan, baik bentuk patogen,
nonpatogen, vegetative, non vegetativ dari
suatu objek atau material.
Suatu bahan dinyatakan steril bila sama
sekali bebas dari mikroorganisme hidup
yang patogen maupun yang tidak, baik
dalam bentuk vegetatip maupun dalam
bentuk tidak vegetatip (spora).
17. Ada 3 alasan utama melakukan sterilisasi dan
desinfeksi:
1.mencegah transmisi penyakit
2.mencegah pembusukan material oleh
mikroorganisme
3.mencegah kompetisi nutrien dlm media
pertumbuhan shg memungkinkan kultur
organisme spesifik berbiak utk keperluan
sendiri (seperti produksi ragi) atau utk
metabolitnya (seperti memproduksi minuman
dan antibiotika).
18. Metode Sterilisasi
1.Sterilisasi uap (panas basah) :
• Sterilisasi uap dilakukan dlm autoklaf dan menggunakan
uap air dgn tekanan. Cara ini dilakukan sbg cara yg
terpillih pd hampir semua keadaan di mana produk
mampu diperlakukan seperti itu.
• Tekanan uap air yang lazim, temperatur yang dapat
dicapai dengan tekanan tersebut, dan penetapan waktu
yg dibutuhkan utk sterilisasi sesudah sistem mencapai
temperatur yg ditentukan, adalah sbb :
•Tekanan 10 pound (115,5oC), utk 30 menit
•Tekanan 15 pound (121,5oC), utk 20 menit
•Tekanan 20 pound (126,5oC), utk 15 menit
19. • Dapat dilihat, makin besar tekanan yg
dipergunakan makin tinggi temperatur yg dicapai
dan makin pendek waktu yg dibutuhkan utk
sterilisasi.
• Suatu siklus otoklaf yang ditetapkan dalam
farmakope untuk media atau pereaksi adalah
selama 15 menit pada suhu 121oC kecuali dinyatakan
lain.
• Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air
panas adalah kerena terjadinya denaturasi dan
koagulasi beberapa protein esensial organisme
tersebut.
20. 2.Sterilisasi panas kering:
Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dgn oven
pensteril yg dirancang khusus utk tujuan tertentu.
Sterilisasi panas kering, biasanya ditetapkan pada
temperatur 160o – 170oC dgn waktu tidak kurang dari 2 jam.
Rentang suhu khas yg dpt diterima di dlm bejana sterilisasi
kosong adalah lebih kurang 15oC, jika alat strilisasi
beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250oC. (Anonim,
1995).
Sterilisasi panas kering umumnya digunakan utk senyawa –
senyawa yg tidak efektif disterilkan dgn uap air panas.
Senyawa – senyawa tersebut meliputi minyak lemak,
gliserin, berbagai produk minyak tanah seperti petrolatum,
petrolatum cair (minyak mineral), paraffin dan berbagai
serbuk yang stabil oleh pemanasan seperti ZnO (Ansel,
1989).
21. 3. Sterilisasi dgn penyaringan
Sterilisasi dgn penyaringan tergantung pd penghilangan
mikroba secara fisik dgn adsorbsi pada media penyaring
atau dengan mekanisme penyaringan, digunakan utk
sterilisasi larutan yg tidak tahan panas
Penyaringan – penyaringan yg ada meliputi :
1.Penyaring berbentuk tabung reaksi disebut sebagai ”lilin
penyaring” yg dibuat dari tanah infusoria yg dikempa
(penyaring Berkefeld dan Mandler).
2.Lilin penyaring dibuat dari porselen yg tidak dilapisi
(penyaring Pasteur Chamberland, Doulton, dan Selas).
3.Piringan asbes yg dikempa dipasang ditempat khusus dlm
peralatan saringan (penyaring Seitz dan Swinney).
4.Gelas Buchner-jenis corong dgn pegangan gelas yg
menjadi satu.
22. Ukuran penyaring.
Pengukuran porositas membran penyaring dilakukan
dgn pengukuran nominal yg menggambarkan
kemampuan membran penyaring utk menahan
mikroba dari galur tertentu dgn ukuran yg sesuai,
bukan dgn penetapan suatu ukuran rata – rata pori
dan pernyataan ttg distribusi ukuran (Anonim, 1995).
23. 4. Sterilisasi gas
Beberapa senyawa yg tidak tahan terhadap
panas dan uap dpt disterilkan dgn baik dgn
memaparkan gas etilen oksida atau propilen
oksida bila dibandingkan dengan cara – cara
lain.
Keburukan dari etilen oksida adalah sifatnya
yg sangat mudah terbakar, walaupun sudah
dicampur dgn gas inert yg sesuai, bersifat
mutagenik, dan kemungkinan adanya residu
toksik di dlm bahan yg disterilkan, terutama yg
mengandung ion klorida.
24. 5. Sterilisasi dengan radiasi pengionan
Teknik yg disediakan utk sterilisasi beberapa jenis
sediaan farmasi dgn sinar gama dan sinar katoda,
tetapi penggunaan tehnik ini terbatas krn
memerlukan peralatan yg sangat khusus dan
pengaruh radiasi pd produk dan wadah.
Keunggulan sterilisasi radiasi meliputi reaktivitas
kimia rendah, residu rendah yang dpt diukur, dan
kenyataan yg membuktikan bahwa variabel yg
dikendalikan lebih sedikit.
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan, yaitu
disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi
gamma) dan radiasi berkas
elektron.(Anonim,1995).
25. Proses aseptik
Tidak termasuk salah satu cara penyeterilan scr mutlak,
merupakan cara penanganan bahan steril dgn tehnik yg
dpt memperkecil kemungkinan terjadinya cemaran
bakteri (kontaminasi bakteri) hingga seminimum
mungkin.
Persyaratan utk fasilitas pengisian atau proses aseptik
lainnya yg didesain, divalidasi dan dipelihara dgn benar,
terutama ditunjukan pada :
1.Lingkungan udara yg bebas dari mikroba yg dirancang
dgn benar utk memungkinkan pemeliharaan yg efektif
dari unit alat pemasok udara.
2.Tersedianya tenaga pekerja terlatih, yg dilengkapi dan
mengenakan pakaian kerja yg memadai.