SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Download to read offline
BAB III 
IKATAN KRISTAL
MATERI : IKATAN KRISTAL 
3.1.Ikatan Van der Walls-London. 
3.1.1. energi kohesi 
3.1.2. energi potensial Lenard-Jones. 
3.1.3. konstanta kisi 
3.2. Ikatan ion 
3.2.1. energi kisi 
3.2.2. energi Madelung 
3.2.3. tetapan Madelung. 
3.3. Ikatan kovalen 
3.4. Ikatan logam 
3.5. Ikatan Hidrogen.
INDIKATOR 
Mahasiswa harus dapat : 
 mendefinisikan energi kohesi. 
 menghitung energi kohesi dengan menggunakan 
potensial Lenard-Jones. 
 menghitung tetapan kisi pada keadaan setimbang. 
 mendefinisikan energi kisi. 
 menghitung energi kisi. 
 menghitung energi Madelung. 
 menghitung tetapan Madelung. 
 menjelaskan ikatan kovalen. 
 menjelaskan ikatan logam. 
 menjelaskan ikatan hidrogen
Apa yang menyebabkan 
Sebuah KRISTAL Tetap 
BERSATU ?? Apa yaaa….
Jawab: Gaya Elektrostatik 
tarik menarik antara 
muatan negatif elektron 
dan muatan positif inti 
atom. 
menyebabkan 
Energi Kohesif yaitu energi 
yang harus diberikan pada 
kristal untuk memisahkan 
komponen-komponennya 
menjadi atom-atom bebas 
yang netral pada keadaan 
diam dan pada jarak tak 
hingga
IKATAN KRISTAL 
I.GAS INERT II.IONIK 
III.LOGAM IV.HIDROGEN 
V.KOVALEN 
VI.CAMPURAN
I. IKATAN KRISTAL GAS INERT 
Gas-gas inert (He, Ne, Ar, dst) 
dapat membentuk kristal-kristal 
sederhana 
1. Interaksi Van derWaals-London. 
2. Interaksi Refulsif 
3. Konstanta Kesetimbangan kisi 
4. Energi Kohesif
1. INTERAKSI VAN DER WAALS-LONDON 
Osilator Harmonis I Osilator Harmonis II 
1 
   2 
2 
2 
2 2 
1 
2 
1 
1 
0 2 
2 2 
2 
C X 
m 
P 
C X 
m 
P 
H     
e X X 
1 2 
3 
2 
e 
e 
e 
e 
H    
1 2 
1 
2 
2 
2 
2 2 
1 2 
R 
R X 
R X 
R X X 
R 
 
 
 
 
  
 
... (1) 
1 
X = s 1 2 X X 
( ) 
2 
1 
X = a 1 2 X X 
( ) 
2 
1 
X = 1 s a X X 
( ) 
2 
1 
2 s a X  X X 
( ) 
2 
... (2) 
1 
1 
1 2 P P P s   ( ) 
( ) 
2 
P = 1 s a P  P 
2 
1 
P = a 1 2 P  P 
( ) 
2 
0 1 H  H  H 
1 2 
3 
2 
1 
P = 2 s a P  P 
( ) 
2 
2 
1 2 
2 
2 
2 
P 
2 2 
1 
1 
2 2 
R 
1 
2 2 
e X X 
CX 
m 
CX 
m 
P 
H     
2 
 
2 2 
e 
P 
e 
P 
     
 
H   
s X 
2 3 
a 
2 
2 2 
3 
2 
1 
2 
2 
2 
1 
2 
a 
s 
R 
C 
m 
X 
R 
C 
m 
 
  
 
  
   
 
m 
e 
2 
R 
C 
s 
( 2 ) 3 
  
 
m 
2 
e 
R 
C 
a 
( 2 ) 3 
2 
1 
1 
2 
 
2 2 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
e 
e 
e 
C 
sa     
  ... 
8 
2 
2 
= 1 
2 
1 
2 
3 
3 
2 
0 
2 
1 
3 
1 
   
  
  
 
  
  
  
  
 
 
CR 
CR 
CR 
m 
dengan 
1 
H     2   
0 0 0 2 
1 
  s a T  K     
2 
0 
C  0  
m 
 
  
 
 
  
 
 
  
 
  
    ... 
 
1 
1 
1 1 2 
     
2 
2 
3 
0 0 
2 
1 
8 
e 
CR 
U U U akhir  
2 2 
0 
A 
6 
2 
 
 
e 
8   
  
     
C 
A 
R 
U 
 
   
 
8 
2 
2 
X 
X 
X
2 2 
0 
A 
6 
2 
 
 
e 
8   
  
     
C 
A 
R 
U 
 
Posisi Inti 
Posisi Inti 
Sumbu Posisi 
Elektron-elektron saling 
tumpang tindih. 
(semakin dekat,semakin 
banyak elektronnya)
1S 2S 
He E = - 58,3 eV 
1S 1S 
Total Spin 1  
2.GAYA REPULSIF 
Spin Spin 
 
2 
1S 1S 
1S 1S 
1 
Spin Spin - 
E = - 78,98 eV 
Total Spin 0 
 
2 
1 
1 
 
2 
1 
 
2 

Energi dari interaksi tolak-menolak ( tolak-menolak 
hanya terjadi pada atom-atom yang berdekatan) 
B  
12 U 
R 
 
  
 
  
 
 .A  4 6 , B  4 12 
 
  
   
 
   
 
12 6 
4 
R R 
Energi 
tolak-menolak 
Energi 
Tarik-menarik 
t 
 
  
  
 R 
  
 
 
U exp 
  
  
 
  
 
  
 
 
   
 
 
 
12 6 
4 
1 
2 
U (R) = 
R R 
N 
  
ij ij  
P P R 
j 
U Energi Potensial Lennard - Jones t R  
ij R 
i j 
R R R R
3. Konstanta kesetimbangan kisi 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
4 ...(2) 
1 
2 
U (N) = 
12 6 
   
 
 
   
 
  
 
  
 
   
 
   
j ij j ij R R 
 
  
 
  
 
   
 
  
 
N 
 
 
12.13188 ; 14, 45392 12 6       
ij 
ij 
ij 
ij   
Untuk FCC 
Untuk hCP 
12.13229 ; 14, 45481 12 6       
Untuk keadaan equilibrium: R = R 
ij 
ij 
ij 
ij   
  
dU R t         
 0 
dR 
 
  
 
dU R t   
6 
12 
  7 
  
 
  
 
 
  
 
 
   
 
 
  
- 2N 12 12,13 6 14,45 
 
0 
13 
0 
dR R R
0 
 
R R 
 
    
 
14,45    0 
 6 
0 
R R 
1 
1,09 
24,26 
 
  
 
  
  
R 
0  1,09  Untuk keadaan equilibriu m 
 
R jarak terdekat 0 
4.ENERGI KOHESIF 
 
 
 
 
      
 
  
 
  
2 12,13 14,45 
 
 
  
  
   
  
  
6 
0 
12 
R R 
0 
U R N t 
  
Energi Kohesi pada 0 K 
R    12    6  
0 1,09 
 
0 ( )2 12,13 1,09 14,45 1,09 U R N     t 
2,154N  Energi Kohesi pada 0 K
II.IKATAN KRISTAL IONIK 
Interaksi antar atom i (atom acuan) dengan atom-atom j yang lain (ij) 
biasa dinyatakan dengan energi interaksi i U 
 
i ij U U 
j 
 
  
ij 2 
ij 
R 
q 
  
U e 
ij R 
Energi tolak menolak hanya terjadi antr ion acuan dengan ion tetangga terdekat 
R R ij ij   
Jarak antara dua ion yang berdekatan. 
R R ij  
q 
R 
 
  
U e 
R 
ij 
2 
  
 
R 
   
 
  
  
     
  
 
q 
U NU N U N e 
2 
total i ij R 
 
j j j ij 
   
total i ij U NU N U 
j 
 
  
q 
j ij 
R 
U Z e 
i R 
 
  
2 
Untuk interaksi tolak-menolak
 
  
q 
j ij 
R 
U Z e 
i R 
 
  
2 
 
i 
 
j ij 
 
 
  
q 
j ij 
R 
U Z e 
i R 
 
  
2 
 
  
 
  
 
   
q 
R 
U NU N Z e 
R 
total i 
2 
   
0 
Z adalah jumlah atom terdekat 
q 
 
Pada jarak seimbang (equilibrium) ( R = Rij) T=0 K 
 
  
dU total  0  dU 
i 2 
0 dR 
N 
dR 
2 
   
0 denganR R 
R 
e 
Z 
N 
R 
   
 
  
 
 
 
 
  
      
2 2 
2 
0 
2 
0 
0 
R 
q 
Z e 
Z 
q 
R e 
R R  
 

Pada T = 0 K 
 
  
 
  
 
   
q 
R 
U NU N Z e 
R 
total i 
2 
   
   
 
  
 
   
 
  
 
   
 
 
  
2 
q 
q 
  1 
 
0 0 
0 
2 
2 
0 
2 
R R 
N 
R 
R 
q 
U N t 
    
Nilai energi ionik: 
 
   
2 
Nq 
T = 0 K     
 2 2 1 
 
R R 
0 0 
U n t 
 

N q 
 
Konstanta Madelung 
 
i 
 
j ij 
 
R R ij ij   
2 
Rij 
R 
0 
ij   
R  
 
ij ij R 
 
 
     ... 
 
1 
4 
1 
3 
1 1 
2 
2 
 
R R R R R 
  
  
1 1 1 
 2 1 
     ... 
 1 
 
j ij R R 
Energi Madelung : 
R 
2 3 4 
n2 
 
 
 
 
    
  
      ... 
2 3 4 5 
1 
X 2 X 2 X 2 X 2 
n X X 
 
   1 
 1 
 1 
 1 
 ........................ 
   
 
5 
4 
3 
2 
n 2 1 
 
   2n2 
   
 
  
2 
Nq 
 2 2 1 
 
R R 
0 0 
U n t 
 
 T = 0 K 
Untuk x=2
1. IKATAN KRISTAL KOVALEN 
Pengertian 
Karakteristik 
Proses 
Contoh
Pengertian 
Ikatan kovalen terjadi karena adanya 
pemakaian sebuah elektron secara 
bersama-sama oleh kedua atom yang 
berikatan satu sama lain, misalnya 
ikatan antara dua buah atom 
hidrogen. Dalam pembentukan ikatan 
kovalen tidak berlaku pemindahan 
elektron.
Karakteristik 
Memiliki energi ikat yang besar 
sehingga sangat keras dan 
tembus cahaya 
Titik leleh tinggi 
Tidak larut dalam zat cair biasa 
dan dalam hampir semua pelarut. 
Energi kohesif 16 sampai 12 eV
Proses 
Fluorin 
(F) 
+ 
Ikatan 
kovalen
Melukis struktur Lewis bagi ion 
karbonat CO3 
2- 
1.Jumlahkan elektron valensi 
1 atom karbon ( 2s2 2p2 ) = 1 x 4 = 4 
3 atom oksigen ( 2s2 2p4 ) = 3 x 6 = 18 
Bilangan cas ion (2-) = +2- 
Jumlah elektron valensi = 24 
2.Gambar struktur rangka 
C
3. Letakkan pasangan elektron ikatan antara atom pusat 
dengan setiap atom penghujung.
Contoh 
Atom hidrogen (H) 
Karbon (Grafit) 
Intan 
Diamond
Contoh: 
ikatan kovalen pada atom hidrogen 
-e -e 
+ = 
-e -e 
H H H2 
Gambar Ikatan kovalen 2 atom H
Dua buah atom hidrogen yang berinteraksi 
akan membentuk sebuah ikatan kovalen 
sehingga kedua atom tersebut secara 
bersama-sama memiliki dua buah elektron dari 
keduanya (saling melengkapi). Kedua elektron 
itu akan mengorbit kedua inti hidrogen, 
sehingga setiap inti seolah-olah memiliki dua 
buah elektron. 
+ 
-e -e 
+
Struktur tetrahedral dari karbon 
mengilustrasikan bagaimana struktur zat 
padat yang tersusun dari ikatan-ikatan 
seperti itu. Setiap karbon memiiki empat 
tetangga terdekat yang dengannya dapat 
membagi rata elektron-elektron dalam 
ikatan kovalen.
Kristal Jarak antara Tetangga 
terdekat (nm) 
Energi 
kohesif (eV) 
ZnS 0.235 6.32 
C (intan) 0.154 7037 
Si 0.234 4.63 
Ge 0.244 3.85 
Sn 0.280 3.14 
CuCl 0.236 9.24 
GaSb 0.265 6.02 
InAs 0.262 5. 70 
SiC 0.189 12.30
Gambar di bawah ini menunjukkan struktur 
kristal intan. Susunan limas merupakan 
akibat dari kemampuan masing-masing 
atom karbon untuk membentuk ikatan 
kovalen dengan empat atom lain. 
Gambar struktur kristal intan
Gambar: Grafit yang terdiri dari lapisan karbon 
dalam deret heksagonal dengan masing-masing atom 
terikat dengan tiga atom lainnya. Masing-masing 
deret saling berikatan dengn gaya van der waals 
lemah.
Manfaat grafit yang lunak yaitu: 
Sebagai mata pensil untuk menulis 
Karbon dapat diolah menjadi serat 
Karbon digunakan dalam berbagai struktur 
yang ringan seperti raket badminton (Carbonex) 
atau raket tennis, stick golf, stick pancingan 
sampai pada struktur mobil Formula One yang 
sangat ringan, hingga Struktur pesawat tempur 
siluman dan satelit yang bersandar pada 
penggunaan karbon komposit.
Diamond 
Ciri dan karaktristik: 
Sebuah material permata putih yang memiliki sinar 
cemerlang dan menarik 
Material yang paling keras 
Suatumaterial yang memiliki elektron negatif 
Terkompressi paling sedikit 
Paling kaku 
Konduktor panas paling baik 
Memiliki koefisien expansi panas terkecil 
Inert terhadap asam dan alkali
Bagaimanakah sesungguhnya 
pembentukan kristal ?
Pembentukan kristal dipengaruhi oleh: 
Proses thermal 
Energi kinetik yang 
diterima oleh 
sekumpulan karbon
2. IKATAN LOGAM 
gaya tarik menarik elektrostatik 
antara ion positif logam dengan 
awan elektron 
sejumlah besar atom bergabung 
dengan berbagi elektron masing-masing 
Berkilauan,;menghantarkan kalor dan 
listrik dengan baik 
setiap atom logam menyumbangkan 
elektron terluarnya pada kolam umum. 
"Lautan elektron" ini menjelaskan sifat 
kunci logam - kemampuannya 
menghantarkan listrik
3.IKATAN HIDROGEN 
terjadi akibat daripada daya tarikan antara dua molekul yang 
mengandung atom hidrogen yang terikat dengan atom yang 
sangat elektronegatif seperti atom N, O dan F. 
Terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau 
F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair 
electron) 
Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan 
pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan 
hidrogen
besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ 
mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1). 
dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas 
antara atom-atom dalam molekul tersebut 
CONTOH
SIFAT-SIFAT 
Titik lebur dan titik didih 
bahan molekul bertambah 
Keterlarutan dalam air lebih mudah 
apabila dalam sesuatu molekul itu 
terdapat ikatan hidrogen.
Berlaku pemasangan molekul 
Bentuk molekul protein menjadi 
lebih tegar dan sangat stabil.
4.Ikatan Campuran 
A. Ionik-kovalen 
Ikatan ionik yang sempurna 
dapat terbentuk pada suatu 
molekul bilamana atom-atom 
yang terlibat dapat membentuk 
ion-ion yang elektropositif dan 
elektronegatif kuat 
logam-logam transisi (golonganB) memiliki 
energi ionisasi yang lebih besar daripada 
logam alkali, sehingga perak-halida (AgX) 
kurang ionik dibandingkan alkali-halida
 
 
 
100 
 
 2 
 
 
2 
1 
%keionikan 
 
λ parameter derajat keionikan 
kov ion     
Ψ = fungsi gelombang elektron terikat, 
Ψkov = fungsi gelombang ikatan kovalen 
ψ ion = fungsi gelombang ikatan ionik.
Tabel 1.2. 
Persentase keionikan beberapa kristal 
biner (mempunyai dua jenis atom). 
Kristal %Ionik Kristal %Ionik 
Si 0 GaAs 31 
Ge 0 GaSb 26 
SiC 18 AgCl 86 
ZnO 62 AgBr 85 
ZnS 62 AgI 77 
ZnSe 63 ZnTe 61 
MgO 84 MgS 79 
InP 42 MgSe 79 
InAS 36 InSb 32 
NaCl 94 RbF 96
B. Kovalen –Van derWaals 
Ikatan campuran antara kovalen dan Van der Waals banyak 
ditemukan pada kristal molekul. 
Contoh: 
Kristal Telurium (Te) 
Ikatan kovalen antar 
atom-atom Te 
Grafit (C) 
membentuk spiral 
Ikatan kovalen terjadi 
antar atom-atom C pada 
satu lapis tertertu 
Ikatan van der waals terjadi antar lapisan

More Related Content

What's hot

Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatAhmad Faisal Harish
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatRisdawati Hutabarat
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikwindyramadhani52
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Mata kuliah listrik magnet
Mata kuliah listrik magnetMata kuliah listrik magnet
Mata kuliah listrik magnetIg Fandy Jayanto
 
Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikMerah Mars HiiRo
 
1.struktur kristal (hand_out)
1.struktur kristal (hand_out)1.struktur kristal (hand_out)
1.struktur kristal (hand_out)Putu Adi Susanta
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaAyuShaleha
 
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAIPELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAIEni Dahlia
 
3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)
3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)
3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)eli priyatna laidan
 
Sejarah perkembangan optik
Sejarah perkembangan optikSejarah perkembangan optik
Sejarah perkembangan optikHidayat Sutanto
 

What's hot (20)

Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Zat padat parno
Zat padat parnoZat padat parno
Zat padat parno
 
Model-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat PadatModel-model Energi dalam Zat Padat
Model-model Energi dalam Zat Padat
 
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK BOSE-EINSTEINSTATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
indeks miller
indeks millerindeks miller
indeks miller
 
Mata kuliah listrik magnet
Mata kuliah listrik magnetMata kuliah listrik magnet
Mata kuliah listrik magnet
 
Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrik
 
Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat Padat
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
 
struktur kristal
struktur kristalstruktur kristal
struktur kristal
 
1.struktur kristal (hand_out)
1.struktur kristal (hand_out)1.struktur kristal (hand_out)
1.struktur kristal (hand_out)
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
 
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAIPELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
PELURUHAN RADIOAKTIF BERANTAI
 
3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)
3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)
3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)
 
Sejarah perkembangan optik
Sejarah perkembangan optikSejarah perkembangan optik
Sejarah perkembangan optik
 

Similar to Ikatan Kristal

Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenDwi Karyani
 
Senyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionSenyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionDwi Karyani
 
Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektronKonfigurasi elektron
Konfigurasi elektronAndi Rahim
 
Strukturatom 100309064931-phpapp01
Strukturatom 100309064931-phpapp01Strukturatom 100309064931-phpapp01
Strukturatom 100309064931-phpapp01irp1001
 
Bab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron AtomBab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron AtomJajang Sulaeman
 
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2Hanarsp
 
Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia
Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia
Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia dasi anto
 
S T R U K T U R A T O M
S T R U K T U R  A T O MS T R U K T U R  A T O M
S T R U K T U R A T O MIwan Setiawan
 
Atom hidrogen
Atom hidrogenAtom hidrogen
Atom hidrogenjacksfive
 
Bilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MA
Bilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MABilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MA
Bilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MAdasi anto
 
Konfigurasi elektron-dalam-atom1
Konfigurasi elektron-dalam-atom1Konfigurasi elektron-dalam-atom1
Konfigurasi elektron-dalam-atom1Rizky Hilman
 
KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN SEMACAMNYA
KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN SEMACAMNYAKIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN SEMACAMNYA
KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN SEMACAMNYAchrestoezra
 
OPTIK NON LINEAR FIX(KELOMPOK 8).pptx
OPTIK NON LINEAR FIX(KELOMPOK 8).pptxOPTIK NON LINEAR FIX(KELOMPOK 8).pptx
OPTIK NON LINEAR FIX(KELOMPOK 8).pptxalamjamaluddin
 

Similar to Ikatan Kristal (20)

Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
 
Senyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ionSenyawa berikatan ion
Senyawa berikatan ion
 
Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektronKonfigurasi elektron
Konfigurasi elektron
 
O5
O5O5
O5
 
Strukturatom 100309064931-phpapp01
Strukturatom 100309064931-phpapp01Strukturatom 100309064931-phpapp01
Strukturatom 100309064931-phpapp01
 
Atom,Periodik&Ikatan
Atom,Periodik&IkatanAtom,Periodik&Ikatan
Atom,Periodik&Ikatan
 
3.medan listrik-baru
3.medan listrik-baru3.medan listrik-baru
3.medan listrik-baru
 
Bab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron AtomBab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron Atom
 
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
 
3 medan listrik 2
3 medan listrik 23 medan listrik 2
3 medan listrik 2
 
Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia
Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia
Modul Bimbingan Belajar Persiapan UN dan USBN Mapel Kimia
 
S T R U K T U R A T O M
S T R U K T U R  A T O MS T R U K T U R  A T O M
S T R U K T U R A T O M
 
Atom hidrogen
Atom hidrogenAtom hidrogen
Atom hidrogen
 
Bilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MA
Bilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MABilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MA
Bilangan kuantum Kimia Kelas 10 SMA/MA
 
Konfigurasi elektron-dalam-atom1
Konfigurasi elektron-dalam-atom1Konfigurasi elektron-dalam-atom1
Konfigurasi elektron-dalam-atom1
 
Bab vi kel. ii
Bab vi kel. iiBab vi kel. ii
Bab vi kel. ii
 
Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12
 
KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN SEMACAMNYA
KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN SEMACAMNYAKIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN SEMACAMNYA
KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN SEMACAMNYA
 
OPTIK NON LINEAR FIX(KELOMPOK 8).pptx
OPTIK NON LINEAR FIX(KELOMPOK 8).pptxOPTIK NON LINEAR FIX(KELOMPOK 8).pptx
OPTIK NON LINEAR FIX(KELOMPOK 8).pptx
 

Ikatan Kristal

  • 1. BAB III IKATAN KRISTAL
  • 2. MATERI : IKATAN KRISTAL 3.1.Ikatan Van der Walls-London. 3.1.1. energi kohesi 3.1.2. energi potensial Lenard-Jones. 3.1.3. konstanta kisi 3.2. Ikatan ion 3.2.1. energi kisi 3.2.2. energi Madelung 3.2.3. tetapan Madelung. 3.3. Ikatan kovalen 3.4. Ikatan logam 3.5. Ikatan Hidrogen.
  • 3. INDIKATOR Mahasiswa harus dapat :  mendefinisikan energi kohesi.  menghitung energi kohesi dengan menggunakan potensial Lenard-Jones.  menghitung tetapan kisi pada keadaan setimbang.  mendefinisikan energi kisi.  menghitung energi kisi.  menghitung energi Madelung.  menghitung tetapan Madelung.  menjelaskan ikatan kovalen.  menjelaskan ikatan logam.  menjelaskan ikatan hidrogen
  • 4. Apa yang menyebabkan Sebuah KRISTAL Tetap BERSATU ?? Apa yaaa….
  • 5. Jawab: Gaya Elektrostatik tarik menarik antara muatan negatif elektron dan muatan positif inti atom. menyebabkan Energi Kohesif yaitu energi yang harus diberikan pada kristal untuk memisahkan komponen-komponennya menjadi atom-atom bebas yang netral pada keadaan diam dan pada jarak tak hingga
  • 6. IKATAN KRISTAL I.GAS INERT II.IONIK III.LOGAM IV.HIDROGEN V.KOVALEN VI.CAMPURAN
  • 7. I. IKATAN KRISTAL GAS INERT Gas-gas inert (He, Ne, Ar, dst) dapat membentuk kristal-kristal sederhana 1. Interaksi Van derWaals-London. 2. Interaksi Refulsif 3. Konstanta Kesetimbangan kisi 4. Energi Kohesif
  • 8. 1. INTERAKSI VAN DER WAALS-LONDON Osilator Harmonis I Osilator Harmonis II 1    2 2 2 2 2 1 2 1 1 0 2 2 2 2 C X m P C X m P H     e X X 1 2 3 2 e e e e H    1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 R R X R X R X X R        
  • 9. ... (1) 1 X = s 1 2 X X ( ) 2 1 X = a 1 2 X X ( ) 2 1 X = 1 s a X X ( ) 2 1 2 s a X  X X ( ) 2 ... (2) 1 1 1 2 P P P s   ( ) ( ) 2 P = 1 s a P  P 2 1 P = a 1 2 P  P ( ) 2 0 1 H  H  H 1 2 3 2 1 P = 2 s a P  P ( ) 2 2 1 2 2 2 2 P 2 2 1 1 2 2 R 1 2 2 e X X CX m CX m P H     
  • 10. 2  2 2 e P e P       H   s X 2 3 a 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 a s R C m X R C m           m e 2 R C s ( 2 ) 3    m 2 e R C a ( 2 ) 3 2 1 1 2  2 2           e e e C sa       ... 8 2 2 = 1 2 1 2 3 3 2 0 2 1 3 1                   CR CR CR m dengan 1 H     2   0 0 0 2 1   s a T  K     2 0 C  0  m                   ...  1 1 1 1 2      2 2 3 0 0 2 1 8 e CR U U U akhir  2 2 0 A 6 2   e 8          C A R U      8 2 2 X X X
  • 11. 2 2 0 A 6 2   e 8          C A R U  Posisi Inti Posisi Inti Sumbu Posisi Elektron-elektron saling tumpang tindih. (semakin dekat,semakin banyak elektronnya)
  • 12. 1S 2S He E = - 58,3 eV 1S 1S Total Spin 1  2.GAYA REPULSIF Spin Spin  2 1S 1S 1S 1S 1 Spin Spin - E = - 78,98 eV Total Spin 0  2 1 1  2 1  2 
  • 13. Energi dari interaksi tolak-menolak ( tolak-menolak hanya terjadi pada atom-atom yang berdekatan) B  12 U R         .A  4 6 , B  4 12            12 6 4 R R Energi tolak-menolak Energi Tarik-menarik t       R     U exp                   12 6 4 1 2 U (R) = R R N   ij ij  P P R j U Energi Potensial Lennard - Jones t R  ij R i j R R R R
  • 14. 3. Konstanta kesetimbangan kisi               4 ...(2) 1 2 U (N) = 12 6                       j ij j ij R R               N   12.13188 ; 14, 45392 12 6       ij ij ij ij   Untuk FCC Untuk hCP 12.13229 ; 14, 45481 12 6       Untuk keadaan equilibrium: R = R ij ij ij ij     dU R t          0 dR     dU R t   6 12   7                   - 2N 12 12,13 6 14,45  0 13 0 dR R R
  • 15. 0  R R       14,45    0  6 0 R R 1 1,09 24,26         R 0  1,09  Untuk keadaan equilibriu m  R jarak terdekat 0 
  • 16. 4.ENERGI KOHESIF                 2 12,13 14,45              6 0 12 R R 0 U R N t   Energi Kohesi pada 0 K R    12    6  0 1,09  0 ( )2 12,13 1,09 14,45 1,09 U R N     t 2,154N  Energi Kohesi pada 0 K
  • 17. II.IKATAN KRISTAL IONIK Interaksi antar atom i (atom acuan) dengan atom-atom j yang lain (ij) biasa dinyatakan dengan energi interaksi i U  i ij U U j    ij 2 ij R q   U e ij R Energi tolak menolak hanya terjadi antr ion acuan dengan ion tetangga terdekat R R ij ij   Jarak antara dua ion yang berdekatan. R R ij  q R    U e R ij 2    R                 q U NU N U N e 2 total i ij R  j j j ij    total i ij U NU N U j    q j ij R U Z e i R    2 Untuk interaksi tolak-menolak
  • 18.    q j ij R U Z e i R    2  i  j ij     q j ij R U Z e i R    2           q R U NU N Z e R total i 2    0 Z adalah jumlah atom terdekat q  Pada jarak seimbang (equilibrium) ( R = Rij) T=0 K    dU total  0  dU i 2 0 dR N dR 2    0 denganR R R e Z N R                   2 2 2 0 2 0 0 R q Z e Z q R e R R   
  • 19. Pada T = 0 K           q R U NU N Z e R total i 2                         2 q q   1  0 0 0 2 2 0 2 R R N R R q U N t     Nilai energi ionik:     2 Nq T = 0 K      2 2 1  R R 0 0 U n t  
  • 20. N q  Konstanta Madelung  i  j ij  R R ij ij   2 Rij R 0 ij   R   ij ij R        ...  1 4 1 3 1 1 2 2  R R R R R     1 1 1  2 1      ...  1  j ij R R Energi Madelung : R 2 3 4 n2                 ... 2 3 4 5 1 X 2 X 2 X 2 X 2 n X X     1  1  1  1  ........................     5 4 3 2 n 2 1     2n2       2 Nq  2 2 1  R R 0 0 U n t   T = 0 K Untuk x=2
  • 21. 1. IKATAN KRISTAL KOVALEN Pengertian Karakteristik Proses Contoh
  • 22. Pengertian Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian sebuah elektron secara bersama-sama oleh kedua atom yang berikatan satu sama lain, misalnya ikatan antara dua buah atom hidrogen. Dalam pembentukan ikatan kovalen tidak berlaku pemindahan elektron.
  • 23. Karakteristik Memiliki energi ikat yang besar sehingga sangat keras dan tembus cahaya Titik leleh tinggi Tidak larut dalam zat cair biasa dan dalam hampir semua pelarut. Energi kohesif 16 sampai 12 eV
  • 24. Proses Fluorin (F) + Ikatan kovalen
  • 25. Melukis struktur Lewis bagi ion karbonat CO3 2- 1.Jumlahkan elektron valensi 1 atom karbon ( 2s2 2p2 ) = 1 x 4 = 4 3 atom oksigen ( 2s2 2p4 ) = 3 x 6 = 18 Bilangan cas ion (2-) = +2- Jumlah elektron valensi = 24 2.Gambar struktur rangka C
  • 26. 3. Letakkan pasangan elektron ikatan antara atom pusat dengan setiap atom penghujung.
  • 27. Contoh Atom hidrogen (H) Karbon (Grafit) Intan Diamond
  • 28. Contoh: ikatan kovalen pada atom hidrogen -e -e + = -e -e H H H2 Gambar Ikatan kovalen 2 atom H
  • 29. Dua buah atom hidrogen yang berinteraksi akan membentuk sebuah ikatan kovalen sehingga kedua atom tersebut secara bersama-sama memiliki dua buah elektron dari keduanya (saling melengkapi). Kedua elektron itu akan mengorbit kedua inti hidrogen, sehingga setiap inti seolah-olah memiliki dua buah elektron. + -e -e +
  • 30. Struktur tetrahedral dari karbon mengilustrasikan bagaimana struktur zat padat yang tersusun dari ikatan-ikatan seperti itu. Setiap karbon memiiki empat tetangga terdekat yang dengannya dapat membagi rata elektron-elektron dalam ikatan kovalen.
  • 31. Kristal Jarak antara Tetangga terdekat (nm) Energi kohesif (eV) ZnS 0.235 6.32 C (intan) 0.154 7037 Si 0.234 4.63 Ge 0.244 3.85 Sn 0.280 3.14 CuCl 0.236 9.24 GaSb 0.265 6.02 InAs 0.262 5. 70 SiC 0.189 12.30
  • 32. Gambar di bawah ini menunjukkan struktur kristal intan. Susunan limas merupakan akibat dari kemampuan masing-masing atom karbon untuk membentuk ikatan kovalen dengan empat atom lain. Gambar struktur kristal intan
  • 33. Gambar: Grafit yang terdiri dari lapisan karbon dalam deret heksagonal dengan masing-masing atom terikat dengan tiga atom lainnya. Masing-masing deret saling berikatan dengn gaya van der waals lemah.
  • 34. Manfaat grafit yang lunak yaitu: Sebagai mata pensil untuk menulis Karbon dapat diolah menjadi serat Karbon digunakan dalam berbagai struktur yang ringan seperti raket badminton (Carbonex) atau raket tennis, stick golf, stick pancingan sampai pada struktur mobil Formula One yang sangat ringan, hingga Struktur pesawat tempur siluman dan satelit yang bersandar pada penggunaan karbon komposit.
  • 35. Diamond Ciri dan karaktristik: Sebuah material permata putih yang memiliki sinar cemerlang dan menarik Material yang paling keras Suatumaterial yang memiliki elektron negatif Terkompressi paling sedikit Paling kaku Konduktor panas paling baik Memiliki koefisien expansi panas terkecil Inert terhadap asam dan alkali
  • 37. Pembentukan kristal dipengaruhi oleh: Proses thermal Energi kinetik yang diterima oleh sekumpulan karbon
  • 38. 2. IKATAN LOGAM gaya tarik menarik elektrostatik antara ion positif logam dengan awan elektron sejumlah besar atom bergabung dengan berbagi elektron masing-masing Berkilauan,;menghantarkan kalor dan listrik dengan baik setiap atom logam menyumbangkan elektron terluarnya pada kolam umum. "Lautan elektron" ini menjelaskan sifat kunci logam - kemampuannya menghantarkan listrik
  • 39. 3.IKATAN HIDROGEN terjadi akibat daripada daya tarikan antara dua molekul yang mengandung atom hidrogen yang terikat dengan atom yang sangat elektronegatif seperti atom N, O dan F. Terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron) Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen
  • 40. besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1). dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut CONTOH
  • 41. SIFAT-SIFAT Titik lebur dan titik didih bahan molekul bertambah Keterlarutan dalam air lebih mudah apabila dalam sesuatu molekul itu terdapat ikatan hidrogen.
  • 42. Berlaku pemasangan molekul Bentuk molekul protein menjadi lebih tegar dan sangat stabil.
  • 43. 4.Ikatan Campuran A. Ionik-kovalen Ikatan ionik yang sempurna dapat terbentuk pada suatu molekul bilamana atom-atom yang terlibat dapat membentuk ion-ion yang elektropositif dan elektronegatif kuat logam-logam transisi (golonganB) memiliki energi ionisasi yang lebih besar daripada logam alkali, sehingga perak-halida (AgX) kurang ionik dibandingkan alkali-halida
  • 44.    100   2   2 1 %keionikan  λ parameter derajat keionikan kov ion     Ψ = fungsi gelombang elektron terikat, Ψkov = fungsi gelombang ikatan kovalen ψ ion = fungsi gelombang ikatan ionik.
  • 45. Tabel 1.2. Persentase keionikan beberapa kristal biner (mempunyai dua jenis atom). Kristal %Ionik Kristal %Ionik Si 0 GaAs 31 Ge 0 GaSb 26 SiC 18 AgCl 86 ZnO 62 AgBr 85 ZnS 62 AgI 77 ZnSe 63 ZnTe 61 MgO 84 MgS 79 InP 42 MgSe 79 InAS 36 InSb 32 NaCl 94 RbF 96
  • 46. B. Kovalen –Van derWaals Ikatan campuran antara kovalen dan Van der Waals banyak ditemukan pada kristal molekul. Contoh: Kristal Telurium (Te) Ikatan kovalen antar atom-atom Te Grafit (C) membentuk spiral Ikatan kovalen terjadi antar atom-atom C pada satu lapis tertertu Ikatan van der waals terjadi antar lapisan