isu gender merupakan sebuah isu yang menarik untuk didiskusikan sepanjang rentang kehidupan manusia. ia menjadi permasalahan sosial yang akan selalu mengiringi setiap perjalanan manusia hidup.
2. Fakta-fakta di Lapangan
• Banyak ahli psikologi berasal dari laki-laki sehingga
dalam mendefinisikan perempuan sesuai dengan
perspektif mereka
• Anatomis fisiologis adalah takdir, tetapi relasi
dikontruksi secara sosial
• Anatomis fisiologis lk-pr selalu menjadi pangkal
terjadinya perbedaan peran, fungsi, hak dan kewajiban
3. Genealogi Bias Gender Perspektif Psikologi
• Perbedaan fisik laki-laki perempuan terjadi sejak masa
konsepsi
• Perempuan kromosom XX dan laki-laki kromosom XY, jika
XX bergabung menjadi perempuan, jika XY bergabung
menjadi laki-laki.
• XX – hormon progesteron dan estrogeron – indung telur
• XY – hormon androgen
• Disposisi hormonal genetis masa pranatal mempengaruhi
maskulinitas atau feminimitas seseorang.
4. • Perbedaan hormonal penyebabkan adanya organ
internal dan eksternal yang berbeda antara laki-laki
dan perempuan
• Secara fisik tampak perempuan lebih lemah, namun
sejatinya sejak bayi hingga dewasa memiliki
ketahanan tubuh yang lebih kuat dan cenderung
berumur panjang.
5. Asumsi-asumsi psikologis terhadap gender
• Perempuan emosional, submisif, pasif, subyektif,
lemah dalam logika, mudah terpengaruh, lemah
fisik, sensitif,dorongan seks rendah.
• Laki-laki rasional, logis, mandiri, agresif, kompetitif,
obyektif, aktif, fisik kuat, dorongan seks kuat.
6. • Kesempatan perempuan berpartisipasi di berbagai
bidang terbatas karena perbedaan anatomi sebagai
takdir dan berakibat pada kepribadian yang berbeda.
Misalnya karena perempuan haid, ia dipersepsikan
sebagai pribadi yang labil, emosional, bad mood.
• Kondisi ini menimbulkan dikotomi, marginalisasi,
subordinate, second class, pantas dieksploitasi.
7. Bias Gender dalam Psikologi
1. Psikologis perempuan dipandang dependen, berwatak mengasuh
atau merawat
2. Psikologis perempuan selalu mengalah, menyetujuai,
menyesuaikan diri dan menyenangkan orang lain
3. Psikologis perempuan emosional, mudah menangis
4. Psikologis perempuan penakut, sensitif
5. Psikologis perempuan lemah dan tidak berprestasi
6. Psikologis perempuan mudah terpengaruh dan dibujuk
7. Psikologis perempuan sensitif terhadap perilaku nonverbal
8. Perempuan cenderung ekspresif
9. Psikologis perempuan pasif
8. Dampak asumsi-asumsi psikologis
dalam kehidupan sosial
• Perempuan semakin termarjinal
• Budaya patriarkhi menjadi penguat
• Perempuan tidak mendapatkan akses yang sama
dengan laki-laki
• Perempuan berada diwilayah domestik
• Mendorong pembenaran kepatutan laki-laki menjadi
pemimpin dominan
9. • Anatomi genetik adalah takdir, tetapi relasi itu dibentuk
• Perempuan dan laki-laki dikondisikan oleh perilaku
sekitar mereka hidup
• Ada teori operant conditioning untuk membaca
fenomena ini
• Norma sosial mengatur hubungan keduanya
10. Pengaruhnya dalam kehidupan
bermasyarakat
• Ada perbedaan dalam pengambilan keputusan; laki-laki
pemimpin, perempuan ikut.
• Diskriminasi kuasa antara keduanya, tidak melihat
kapasitas, tetapi cenderung merujuk pada budaya
patriarkhi
• Akses-akses perempuan terbatas
• Terlalu bergantung pada budaya, mitos tanpa
memahami secara ilmiah.
11. Yang bisa kita dilakukan
• Gender harus disadari bersama (lk-pr) bahwa ia adalah “identitas”
sosial bukan “given”
• Sebagai “identitas” sosial maka ia bisa dibentuk
• Edukasi gender sejak dini dalam rangka membangun perspektif
baru
• Memberikan ruang yang sama antara lk-pr dalam urusan sosial
• Dari kacamata psikologis, bentuk gender banyak dipengaruhi oleh
operan conditioning, psikologi empirisme, (pengaruh lingkungan),
maka ada ruang untuk membentuk antisesis tersebut.
• Melibatkan laki-laki dalam mengarusutamakan topik gender