SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Pengujian Sifat Mekanik
(2)
Uji Kekerasan (1)
• Kekerasan : Ketahanan terhadap deformasi plastis
• Uji kekerasan:
- mudah dan relatif murah,
- tidak merusak
- sifat material lain (mis: kekuatan tarik) dapat diestimasi
dari data kekerasan
Uji Kekerasan (2)
• Material mempunyai kekerasan tinggi :
- logam kuat biasanya keras
- mempunyai ketahanan yang tinggi
terhadap deformasi plastis
- mempunyai ketahanan terhadap aus
yang baik
Jenis Uji Kekerasan (1)
1. Uji kekerasan goresan
2. Uji kekerasan penekanan (indentation)
- Brinnel, Rockwell, Vickers, Knoop
3. Uji kekerasan pantulan atau dinamis
Jenis Uji Kekerasan (2)
Uji Kekerasan Goresan (1)
• Kekerasan didasarkan pada kemampuan
mineral untuk tergores dan tidak tergores oleh
mineral standar
• Skala: Mohs (1-10)
Uji Kekerasan Goresan (2)
• Diamond adalah mineral paling keras
diberi skala 10
• Talc adalah mineral paling lunak diberi
skala 1
• Kekerasan material terletak diantara dua
skala
- Contoh: baja tergores oleh orthoclase
dan tidak tergores oleh apatite. Kekerasan
baja terletak antara 5 dan 6 pada skala
Uji Kekerasan Brinell
• Prinsip : menekan indenter pada permukaan
benda yang diuji kekerasannya
• Penekan (indenter) berbentuk bola baja yang
dikeraskan/tungsten carbide (dia=10 mm)
• Gaya untuk menekan 500-3000 kg
• Waktu penekanan ~ 10 - 30 detik
• Diameter bekas penekanan diukur
(dengan mikroskop)
• Harga kekerasan Brinell (BHN atau HB) :
 
2
2
2
2
2
2
.
penekanan
bekas
luas
tekan
gaya
d
D
D
D
P
d
D
D
D
P
BHN









Uji Kekerasan Vickers
• Indenter: intan berbentuk piramid dengan sudut
yang berlawanan sebesar 136o
• Beban: 1-1000 gram
• Merupakan microhardness testing (beban dan
ukuran indenter kecil)
• Untuk benda berukuran kecil
Uji Kekerasan Rockwell (1)
• Indenter dari bola baja yang dikeraskan atau
intan ditekan pada permukaan benda uji dengan
cara memberikan beban minor dan major
• Yang diukur adalah dalamnya bekas penekanan
Uji Kekerasan Rockwell (2)
• Berdasarkan beban minor dan major uji kekerasan Rockwell dapat
dibagi 2 tipe
1. Rockwell
- minor load: 10 kg
- major load: 60,100,150 kg
Skala dinyatakan dengan simbol HR diikuti identifikasi skala yang
sesuai.
Contoh: 80 HRB artinya kekerasan Rockwell 80 pada skala B
2. Superficial Rockwell
- untuk benda tipis
- minor load: 3 kg
- major load: 15, 30, 45 kg
Contoh: 60 HRW artinya kekerasan superficial 60 pada skala 30W
Uji Kekerasan Rockwell (3)
Konversi Kekerasan
Korelasi Kekerasan Dengan Kekuatan Tarik
• Untuk kebanyakan baja:
- UTS (MPa)= 3.45 x HB
- UTS (psi) = 500 x HB
Pengujian Sifat Dinamis
• Uji Impak
• Uji Kelelahan (fatigue)
Uji Impak (1)
• Tujuan :
1. Mengukur ketahanan material terhadap
pembebanan yang tiba-tiba
2. Mengukur energi impak atau energi yang
diabsorbsi sebelum patah
3. Menentukan temperatur transisi dari ulet ke getas
(ductile to brittle transition)
• Metode pengujian :
1. Charpy test
2. Izod test
Uji Impak (2)
• Spesimen
• Peralatan
Charpy
Uji Impak (3)
• Prosedur:
- spesimen diletakkan mendatar pada penjepit
- palu pemukul (pendulum) diatur pada
ketinggian tertentu
- palu dilepaskan yang kemudian menumbuk
spesimen
- energi yang diserap spesimen ditentukan
berdasarkan perbedaan potensial sebelum
dan sesudah penumbukan
Jenis Patahan
• Patah ulet
- patahan buram, menyerap cahaya, terjadi deformasi plastis
- energi yang diabsorsi tinggi
• Patah getas
- patahan berkilat, memantulkan cahaya, tidak didahului deformasi
plastis
- energi yang diabsorbsi rendah
Transisi Ductile-Brittle (1)
Transisi Ductile-Brittle (2)
• Tidak semua material menunjukkan
transisi ulet ke getas. Material FCC (mis:
alumunium, copper based alloy) tetap ulet
meskipun pada temperatur sangat rendah
• Pada material BCC dan HCP temperatur
transisi tergantung pada komposisi
paduan dan stuktur mikro
Transisi Ductile-Brittle (3)
• Struktur yang terbuat dari material yang
menunjukkan sifat bertransisi dari duktil ke getas
harus digunakan di atas temperatur transisi untuk
menghindari terjadinya patah getas
• Kasus: patahnya kapal Liberty Ships (WWII),
Titanic
Kelelahan (Fatigue)
• Kelelahan (Fatigue) : kegagalan yang terjadi pada
struktur yang mengalami tegangan dinamis dan fluktuatif
(mis: jembatan, pesawat terbang, komponen mesin)
• Kegagalan terjadi setelah struktur mengalami tegangan
yang berulang-ulang dalam periode yang panjang
• Kegagalan terjadi pada tegangan di bawah tegangan
tarik atau tegangan yield
• Penyebab ~90% kegagalan pada struktur yang terbuat
dari logam
Siklus Tegangan
Pengujian Kelelahan (1)
Kurva S-N
Pengujian Kelelahan (2)
• Batas kelelahan (Fatigue Limit): tegangan terbesar
dimana material dapat menahan jumlah siklus yang tidak
terbatas tanpa mengalami kegagalan
• Untuk kebanyakan baja:
batas kelelahan = 30-60% dari kekuatan tarik
• Kebanyakan non ferrous alloys (mis: alumunium, copper,
magnesium) tidak mempunyai batas kelelahan
Pengujian Kelelahan (3)
• Kekuatan lelah (Fatigue Strength) :
tegangan dimana terjadi kegagalan untuk
jumlah siklus tertentu (mis: 107 siklus)
• Umur kelelahan (Fatigue Life): banyaknya
siklus yang menyebabkan kegagalan
untuk besar tegangan tertentu
Fatigue Failure
• Proses kegagalan fatigue :
- mulai terjadinya retak (crack)
- perambatan retak
- kegagalan akhir
Menaikkan Umur Kelelahan
1. Perbaikan desain struktur: Menghilangkan
konsentrasi tegangan
2. Proses Pengerjaan pada permukaan
- Shoot Peening dan carburizing
bad
bad
better
better
C-rich gas
put
surface
into
compression
shot
Mulur (Creep)
• Creep: Deformasi yang terjadi akibat tegangan
konstan pada temperatur tinggi
Mis: turbin rotor pada mesin jet, pembangkit uap
• Terjadi pada temperatur , T > 0.4 Tm
( Tm= temperatur cair absolut)
Mulur (2)
• 3 daerah pada kurva mulur
- primary atau transient creep: laju mulur
menurun
- secondary atau steady state creep: laju mulur
konstan
- tertiary creep: laju mulur mengalami
percepatan sampai rupture (failure)
Parameter desain :
- steady state creep rate
- time to rupture atau rupture lifetime, tr
Mulur (3)

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Modul1_NDT
Modul1_NDTModul1_NDT
Modul1_NDT
 
TEMBUS PADA GAS
TEMBUS PADA GASTEMBUS PADA GAS
TEMBUS PADA GAS
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
Ppt transistor
Ppt transistorPpt transistor
Ppt transistor
 
Teknik transformator
Teknik transformatorTeknik transformator
Teknik transformator
 
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIKPEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
 
Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
 
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
Buku e analisis-rangkaian-listrik-jilid-2 (1)
 
Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
Narrative text
Narrative textNarrative text
Narrative text
 
generator-ac-dc
generator-ac-dcgenerator-ac-dc
generator-ac-dc
 
Makalah generator ac
Makalah generator ac Makalah generator ac
Makalah generator ac
 
Induktor dan transformator
Induktor dan transformatorInduktor dan transformator
Induktor dan transformator
 
Power point proses produksi 1
Power point proses produksi 1Power point proses produksi 1
Power point proses produksi 1
 
Tin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-materialTin107 2-sifat-material
Tin107 2-sifat-material
 
Pertemuan 4 pesawat angkat
Pertemuan 4 pesawat angkat Pertemuan 4 pesawat angkat
Pertemuan 4 pesawat angkat
 
TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
TEGANGAN TEMBUS PADAT PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushinglaporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushing
 
Logam ferro
Logam ferroLogam ferro
Logam ferro
 

Similar to UJI MATERIAL

Material teknik (uji kekerasan)
Material teknik (uji kekerasan)Material teknik (uji kekerasan)
Material teknik (uji kekerasan)andrinofa
 
Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)Mochamad Nurcholis
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikBadrul Qomar
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Feby Aulia
 
2990 bab 07_mekanika_perpatahan_iii
2990 bab 07_mekanika_perpatahan_iii2990 bab 07_mekanika_perpatahan_iii
2990 bab 07_mekanika_perpatahan_iiiAlen Pepa
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
 
Materi kuliah tentang creep 012
Materi kuliah tentang creep 012Materi kuliah tentang creep 012
Materi kuliah tentang creep 012Yadi Kusmayadi
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanEdwin Harsiga
 
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptxPPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptxFahrezaSitompul
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamLailatul Arofah
 
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdfKLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdfggyubeom228
 

Similar to UJI MATERIAL (18)

Material teknik (uji kekerasan)
Material teknik (uji kekerasan)Material teknik (uji kekerasan)
Material teknik (uji kekerasan)
 
Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarik
 
16 17
16 1716 17
16 17
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012
 
2990 bab 07_mekanika_perpatahan_iii
2990 bab 07_mekanika_perpatahan_iii2990 bab 07_mekanika_perpatahan_iii
2990 bab 07_mekanika_perpatahan_iii
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Materi kuliah tentang creep 012
Materi kuliah tentang creep 012Materi kuliah tentang creep 012
Materi kuliah tentang creep 012
 
7. Impact Test.pptx
7. Impact Test.pptx7. Impact Test.pptx
7. Impact Test.pptx
 
Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Material teknik dan proses
 
Sifat material1
Sifat material1Sifat material1
Sifat material1
 
Uji berat titik (point load test) UNPAR
Uji berat titik (point load test) UNPARUji berat titik (point load test) UNPAR
Uji berat titik (point load test) UNPAR
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuan
 
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptxPPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
PPT 4 MATERIAL OTOMOTIF.pptx
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logam
 
Pengbang redesain
Pengbang redesainPengbang redesain
Pengbang redesain
 
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdfKLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
KLASIFIKASI DAN SIFAT MATERIAL TEKNIK SERTA PENGUJIAN MATERIAL.pdf
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (6)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

UJI MATERIAL

  • 2. Uji Kekerasan (1) • Kekerasan : Ketahanan terhadap deformasi plastis • Uji kekerasan: - mudah dan relatif murah, - tidak merusak - sifat material lain (mis: kekuatan tarik) dapat diestimasi dari data kekerasan
  • 3. Uji Kekerasan (2) • Material mempunyai kekerasan tinggi : - logam kuat biasanya keras - mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap deformasi plastis - mempunyai ketahanan terhadap aus yang baik
  • 4. Jenis Uji Kekerasan (1) 1. Uji kekerasan goresan 2. Uji kekerasan penekanan (indentation) - Brinnel, Rockwell, Vickers, Knoop 3. Uji kekerasan pantulan atau dinamis
  • 6. Uji Kekerasan Goresan (1) • Kekerasan didasarkan pada kemampuan mineral untuk tergores dan tidak tergores oleh mineral standar • Skala: Mohs (1-10)
  • 7. Uji Kekerasan Goresan (2) • Diamond adalah mineral paling keras diberi skala 10 • Talc adalah mineral paling lunak diberi skala 1 • Kekerasan material terletak diantara dua skala - Contoh: baja tergores oleh orthoclase dan tidak tergores oleh apatite. Kekerasan baja terletak antara 5 dan 6 pada skala
  • 8. Uji Kekerasan Brinell • Prinsip : menekan indenter pada permukaan benda yang diuji kekerasannya • Penekan (indenter) berbentuk bola baja yang dikeraskan/tungsten carbide (dia=10 mm) • Gaya untuk menekan 500-3000 kg • Waktu penekanan ~ 10 - 30 detik • Diameter bekas penekanan diukur (dengan mikroskop) • Harga kekerasan Brinell (BHN atau HB) :   2 2 2 2 2 2 . penekanan bekas luas tekan gaya d D D D P d D D D P BHN         
  • 9. Uji Kekerasan Vickers • Indenter: intan berbentuk piramid dengan sudut yang berlawanan sebesar 136o • Beban: 1-1000 gram • Merupakan microhardness testing (beban dan ukuran indenter kecil) • Untuk benda berukuran kecil
  • 10. Uji Kekerasan Rockwell (1) • Indenter dari bola baja yang dikeraskan atau intan ditekan pada permukaan benda uji dengan cara memberikan beban minor dan major • Yang diukur adalah dalamnya bekas penekanan
  • 11. Uji Kekerasan Rockwell (2) • Berdasarkan beban minor dan major uji kekerasan Rockwell dapat dibagi 2 tipe 1. Rockwell - minor load: 10 kg - major load: 60,100,150 kg Skala dinyatakan dengan simbol HR diikuti identifikasi skala yang sesuai. Contoh: 80 HRB artinya kekerasan Rockwell 80 pada skala B 2. Superficial Rockwell - untuk benda tipis - minor load: 3 kg - major load: 15, 30, 45 kg Contoh: 60 HRW artinya kekerasan superficial 60 pada skala 30W
  • 14. Korelasi Kekerasan Dengan Kekuatan Tarik • Untuk kebanyakan baja: - UTS (MPa)= 3.45 x HB - UTS (psi) = 500 x HB
  • 15. Pengujian Sifat Dinamis • Uji Impak • Uji Kelelahan (fatigue)
  • 16. Uji Impak (1) • Tujuan : 1. Mengukur ketahanan material terhadap pembebanan yang tiba-tiba 2. Mengukur energi impak atau energi yang diabsorbsi sebelum patah 3. Menentukan temperatur transisi dari ulet ke getas (ductile to brittle transition) • Metode pengujian : 1. Charpy test 2. Izod test
  • 17. Uji Impak (2) • Spesimen • Peralatan Charpy
  • 18. Uji Impak (3) • Prosedur: - spesimen diletakkan mendatar pada penjepit - palu pemukul (pendulum) diatur pada ketinggian tertentu - palu dilepaskan yang kemudian menumbuk spesimen - energi yang diserap spesimen ditentukan berdasarkan perbedaan potensial sebelum dan sesudah penumbukan
  • 19. Jenis Patahan • Patah ulet - patahan buram, menyerap cahaya, terjadi deformasi plastis - energi yang diabsorsi tinggi • Patah getas - patahan berkilat, memantulkan cahaya, tidak didahului deformasi plastis - energi yang diabsorbsi rendah
  • 21. Transisi Ductile-Brittle (2) • Tidak semua material menunjukkan transisi ulet ke getas. Material FCC (mis: alumunium, copper based alloy) tetap ulet meskipun pada temperatur sangat rendah • Pada material BCC dan HCP temperatur transisi tergantung pada komposisi paduan dan stuktur mikro
  • 22. Transisi Ductile-Brittle (3) • Struktur yang terbuat dari material yang menunjukkan sifat bertransisi dari duktil ke getas harus digunakan di atas temperatur transisi untuk menghindari terjadinya patah getas • Kasus: patahnya kapal Liberty Ships (WWII), Titanic
  • 23. Kelelahan (Fatigue) • Kelelahan (Fatigue) : kegagalan yang terjadi pada struktur yang mengalami tegangan dinamis dan fluktuatif (mis: jembatan, pesawat terbang, komponen mesin) • Kegagalan terjadi setelah struktur mengalami tegangan yang berulang-ulang dalam periode yang panjang • Kegagalan terjadi pada tegangan di bawah tegangan tarik atau tegangan yield • Penyebab ~90% kegagalan pada struktur yang terbuat dari logam
  • 26. Pengujian Kelelahan (2) • Batas kelelahan (Fatigue Limit): tegangan terbesar dimana material dapat menahan jumlah siklus yang tidak terbatas tanpa mengalami kegagalan • Untuk kebanyakan baja: batas kelelahan = 30-60% dari kekuatan tarik • Kebanyakan non ferrous alloys (mis: alumunium, copper, magnesium) tidak mempunyai batas kelelahan
  • 27. Pengujian Kelelahan (3) • Kekuatan lelah (Fatigue Strength) : tegangan dimana terjadi kegagalan untuk jumlah siklus tertentu (mis: 107 siklus) • Umur kelelahan (Fatigue Life): banyaknya siklus yang menyebabkan kegagalan untuk besar tegangan tertentu
  • 28. Fatigue Failure • Proses kegagalan fatigue : - mulai terjadinya retak (crack) - perambatan retak - kegagalan akhir
  • 29. Menaikkan Umur Kelelahan 1. Perbaikan desain struktur: Menghilangkan konsentrasi tegangan 2. Proses Pengerjaan pada permukaan - Shoot Peening dan carburizing bad bad better better C-rich gas put surface into compression shot
  • 30. Mulur (Creep) • Creep: Deformasi yang terjadi akibat tegangan konstan pada temperatur tinggi Mis: turbin rotor pada mesin jet, pembangkit uap • Terjadi pada temperatur , T > 0.4 Tm ( Tm= temperatur cair absolut)
  • 31. Mulur (2) • 3 daerah pada kurva mulur - primary atau transient creep: laju mulur menurun - secondary atau steady state creep: laju mulur konstan - tertiary creep: laju mulur mengalami percepatan sampai rupture (failure) Parameter desain : - steady state creep rate - time to rupture atau rupture lifetime, tr