More Related Content
Similar to Sifat Material Logam
Similar to Sifat Material Logam (20)
Sifat Material Logam
- 1. Materi #2 TIN107 – Material Teknik © 2013
1 / 5 6623 – Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)
#2 SIFAT MATERIAL
Material yang digunakan dalam industri sangat banyak. Masing-masing material
memiki ciri-ciri yang berbeda, yang sering disebut dengan sifat material. Pemilihan dan
penggunaan material untuk sebuah produk, umumnya berdasarkan sifat dari material
tersebut. Sifat material dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, antara lain: fisik,
mekanis, teknologi, kimia.
Sifat Fisik
Merupakan kemampuan suatu bahan/material ditinjau dari sifat-sifat fisikanya. Sifat
yang dapat dilihat atau tampak langsung dari suatu bahan/material. Sifat fisik ini relatif tidak
dapat dirubah. Beberapa sifiat fisik yang dimiliki suatu bahan/material, antara lain:
1) Warna
Umumnya semua bahan/material mempunyai warna yang khas. Contoh: tembaga
berwarna merah, besi berwarna hitam, besi cor kelabu berwarna abu-abu, alumanium
berwarna keperakan, dsb.
2) Konduktivitas listrik
Sifat ini terjadi akibat pergerakan elektron-elektron melalui kisi.
3) Kepadatan (density)
Yaitu berat persatuan volume bahan. Kebalikan dari densitas adalah volume spesifik.
Perkalian dari kedua besaran ini diperoleh volume atom. Contoh: massa jenis, berat jenis,
dll.
4) Sifat magnetik
Dikenal 2 tipe, yaitu:
a) Diamagnetik, tolak-menolak dengan daerah magnet.
b) Paramagnetic (feromagnetik), tarik-menarik dengan daerah magnet.
5) Sifat-sifat thermal
Kenaikan temperatur pada akan menaikan getaran atom yang mengakibatkan ekspansi
thermal kisi, sehingga terjadi perubahan dimensi. Perubahan volume dengan berubahnya
temperatur berperan penting dalam proses-proses metalurgi seperti pengecoran dan
perlakuan panas. Contoh: titik cair, dan titik lebur.
Sifat Mekanis
Kemampuan suatu bahan/material dalam menerima beban mekanis, baik beban statis
maupun beban dinamis. Contoh: ketangguhan, kelelahan, kekerasan, ketahanan mulur,
kekuatan tarik, dll.
Terdapat acuan data sifat mekanis material yang menentukan spesifikasi standar
material tersebut. Data tersebut diperoleh dengan uji mekanis sesuai standar yang
ditentukan. Data tersebut hanya berlaku pada kondisi yang disebutkan, bila material telah
- 2. Materi #2 TIN107 – Material Teknik © 2013
2 / 5 6623 – Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)
mengalami perlakuan tertentu, sifat mekanisnya dapat berubah. Beberapa standar spesifikasi
yang biasa digunakan, antara lain: ISO, SAE, JIS, AISI, DIN.
Beberapa spesifikasi sifat mekanis yang dimiliki material yaitu:
1) Strength (kekuatan)
Yaitu kemampuan material/bahan untuk menahan pengaruh gaya-gaya luar yang
bekerja sampai pada batas kerusakan. Beberapa macam kekuatan logam dapat dibaca
dalam materi pengujian sifat mekanis logam.
2) Stifness (kekakuan)
Yaitu kemampuan bahan untuk menahan perubahan bentuk (deformasi).
3) Elasticity (elastisitas)
Yaitu sifat bahan yang dapat kembali (regain) ke bentuk semula setelah deformasi
terjadi, pada saat gaya luar atau beban dihilangkan.
4) Plasticity (plastisitas)
Yaitu sifat material yang tidak dapat kembali (retain) kebentuk semula akibat deformasi
dibawah beban permanen. Sering disebut deformasi permanen.
5) Ductility (keliatan)
Yaitu kemampuan bahan untuk menahan beban patah dan mudah dibentuk atau diolah
seperti pengerolan, penarikan dan sebagainya. Semakin besar keliatan suatu bahan
maka semakin aman terhadap kemungkinan patah. Keliatan pada umumnya dinyatakan
oleh regangan teknis sampai titik patah (break) dari suatu pengujian tarik. Besarnya
keliatan dinyatakan dalam persentasi perpanjangan dan persentasi pengecilan luas.
6) Keuletan
Menyatakan energi yang diabsorbsi oleh bahan sampai titik patah, yaitu merupakan luas
bidang dibawah kurva tegangan regangan.
7) Kelelahan
Patahan lelah disebabkan oleh tegangan berulang dan juga dapat terjadi pada tegangan
kurang dari 1/3 kekuatan tarik statik pada bahan struktur tanpa konsentrasi tegangan.
Dalam keadaan dimana pemusatan tegangan diperhitungkan, mungkin bahan akan
putus pada tegangan yang lebih rendah. Jadi kelelahan memegang peran utama dalam
putusnya bahan secara mendadak pada penggunaan suatu struktur atau komponen.
Proses terjadinya patah lelah, yaitu: terjadinya retakan awal, perambatan retakan lelah,
patahan static terhadap luas penampang sisa. Sedangkan untuk mencegahnya maka
perlu dilakukan pengawasan pada setiap prosesnya.
8) Creep (melar)
Beberapa bahan dapat berdeformasi secara kontinu dan perlahan-lahan dala m
periode waktu yang lama jika dibebani secara tetap. Deformasi semacam ini, yang
tergantung pada waktu disebut melar.
9) Keausan
Terjadi karena adanya gesekan (friction) pada bidang kontak saat sebuah komponen
bergerak dengan tahanan. Jika hal tersebut terjadi secara terus-menerus maka abrasi
- 3. Materi #2 TIN107 – Material Teknik © 2013
3 / 5 6623 – Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)
(pengikisan) akan berlanjut dan merusak keliatan komponen yang selanjutnya
berkembang terus menjadi lebih parah sampai suatu saat patah.
10) Kekerasan
Adalah kemampuan bahan untuk menahan beban yang tinggi termasuk kemampuan
logam memotong logam yang lain.
Sifat Teknologi
Merupakan kemampuan suatu bahan/material untuk diproses lanjut atau dilakukan
proses pengerjaan permesinan. Contoh: mampu mesin, mampu las, mampu cor, mampu
dibentuk, mampu dikeraskan, dll.
Sifat Kimia
Ketahanan suatu bahan/material terhadap lingkungan terutama dari sifat asam dan
basa. Contoh: ketahanan terhadap karat, ketahanan terhadap panas, beracun.
Modulus Elastisitas (Modulus of Elasticity)
Merupakan ukuran untuk menentukan sifat elastisitas dari suatu material. Dalam
modulus elastisitas berlaku Hukum Hooke, dengan persamaan:
𝑬 =
𝝈
𝜺
...................................................................................................................................................................(2.1)
Dengan:
E = modulus elastisitas
σ = tegangan tarik
ε = regangan
Makin tinggi modulus elastisitas (E), berarti material tersebut makin sulit untuk
dipanjangkan. Contoh: baja dengan modulus elastisitas (E)-nya jauh lebih tinggi dibandingkan
karet, sehingga karet lebih mudah dipanjangkan dibanding baja.
Modulus Geser (Shear Modulus)
Mirip dengan modulus elastisitas, namun tegangan yang bekerja adalah tegangan geser
(τ). Persamaan modulus geser yaitu:
𝑮 =
𝝉
𝜸
...................................................................................................................................................................(2.2)
Dengan:
G = modulus geser
τ = tegangan geser
γ = sudut pergeseran
- 4. Materi #2 TIN107 – Material Teknik © 2013
4 / 5 6623 – Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)
Perbandingan Poisson (Poisson’s Ratio)
Adalah sifat material yang menunjukkan perbedaan regangan pada arah koordinat
tertentu bila material di deformasi. Sebagai contoh, untuk spesimen uji tarik, regangan yang
terjadi searah dengan penarikan lebih besar dibandingkan regangan pada arah tegak lurus
penarikan.
Sifat Logam
Sebelumnya telah dibahas penggolongan sifat-sifat dari sebuah material, baik untuk
logam maupun non-logam. Untuk material logam, terdapat beberapa sifat-sifat yang penting,
antara lain:
1) Malleability (mampu tempa)
Yaitu kemampuan logam untuk ditempa. Logam mempunyai sifat yang mampu dibentuk
dengan suatu gaya, baik dalam keadaan dingin maupun panas tanpa terjadi retak pada
permukaannya, misalnya dengan hammer (palu).
2) Machinibility
Yaitu kemampuan suatu logam untuk dikerjakan dengan mesin, misalnya : dengan mesin
bubut, milling, dll.
3) Strenght (kekuatan)
Yaitu kemampuan suatu logam untuk menahan deformasi.
4) Toughness (sifat ulet)
Yaitu kemampuan suatu logam untuk dibengkokan beberapa kali tanpa mengalami retak.
5) Hardness (kekerasan)
Yaitu ketahanan suatu logam terhadap penetrasi atau penusukan indentor yang berupa
bola baja, intan piramida, dll.
6) Weldability (mampu las)
Merupakan kemampuan suatu logam untuk dapat dilas, baik dengan menggunakan las
listrik maupun dengan las karbit (gas).
7) Corrosion resistance (tahan korosi)
Yaitu kemampuan suatu logam untuk menahan korosi atau karat akibat kelembaban
udara, zat-zat kimia, dll.
8) Tahan Impact
Sifat yang dimiliki oleh suatu logam untuk dapat tahan terhadap beban kejut.
9) Ductility (mampu tarik)
Yaitu kemampuan logam untuk dapat dibentuk dengan tarikan sejumlah gaya tertentu
tanpa menunjukan gejala-gejala putus. Contoh dari gejala putus yakni adanya pengecilan
permukaan penampang pada salah satu sisi.
- 5. Materi #2 TIN107 – Material Teknik © 2013
5 / 5 6623 – Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)
Untuk mengetahui perbedaan sifat yang dimiliki oleh sebuah material, dapat dilihat
dalam Gambar 2.1 yang merupakan tabel modulus elastisitas, modulus geser, dan rasio
poisson dari logam paduan yang diuji pada suhu kamar.
Gambar 2.1. Tabel Modulus Elastisitas, Modulus Geser, Dan Rasio Poisson Dari Logam Paduan
Referensi
1. Tata Surdia dan Shinroku Saito, Pengetahuan Bahan, Pradnya Paramita, 2005
2. William D. Callister Jr, Materials Science and Engineering, An Introduction, Wiley, 2004
3. William F. Smith, Principle of Materials Science and Engineering, Mc Graw Hill, 1996
4. Lawrence H. Van Vlack, Ilmu dan Teknologi Bahan (terjemahan), Erlangga, 1995
### SEKIAN & TERIMA KASIH ###