Kekhawatiran akan penggunaan bahan-bahan non-pangan terutama senyawa boraks dan turunannya pada bahan pangan masih besar, mengingat pada tahun 2010 sebanyak 80% sampel bakso yang diambil dari Kota Medan positif mengandung senyawa boraks sebesar 0,08 - 0,29%. Untuk mencegahnya, diperlukan indikator sederhana yang dapat digunakan oleh masyarakat luas. Penggunaan kunyit dapat diaplikasikan untuk mendeteksi jejak unsur boron pada bahan pangan. Unsur boron yang dimaksudkan adalah senyawa turunan asam ortoborat, yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius hingga kemungkinan kematian. Senyawa kurkumin dari turunan kurkuminoid pada kunyit bereaksi dengan unsur boron pada asam ortoborat menghasilkan pewarnaan merah dari senyawa rososianin (yang disuasanaasamkan oleh HCl).
Penelitian ini melanjutkan penelitian yang telah lama dilakukan terutama pengaplikasiannya pada batang kayu.
Analisis Kandungan Asam Ortoborat dalam Sediaan Bakso [Presentasi Tugas Akhir]
1. ANALISIS KANDUNGAN ASAM
ORTOBORAT (H3BO3) DALAM
SEDIAAN BAKSO
Presentasi Karya Ilmiah Tugas Akhir
Oleh:
Mochammad Ikhsan Bima Adjie
012005003
Dosen Pembimbing:
I. Dr. Muhammad Taufik, M.Si.
II. Susilo Sudarman, S.Pd., M.Pd.
2. Latar Belakang
Bakso merupakan makanan favorit
Produsen dan pedagang bakso yang
curang menggunakan boraks dan
asam ortoborat sebagai zat aditif,
terutama sebagai pengawet
80% sampel yang diambil dari
Kota Medan mengandung
boraks 0,08 – 0,29% [1]
[1] Silalahi, J., I. Meliala, L. Panjaitan. 2010. “Pemeriksaan Boraks di dalam Bakso di Medan”. Majalah Kedokteran Indonesia 60, 11:521 – 525
PERMENKES No. 033 Tahun
2012 melarang boraks dan
turunannya hadir dalam
makanan
Boraks dan turunannya menyebabkan sakit
kepala, demam, anemia, kejang dan
kemungkinan kematian [2]
[2] Rahayu, W. P., dkk. 2011. Keamanan Pangan: Kepedulian Kita Bersama. Bogor: PT Penerbit IPB Press
Kunyit mengandung kurkumin [3]
Kurkumin dapat mendeteksi
asam ortoborat
Harga relatif
terjangkau
Dapat menggantikan
uji kualitatif lainnya
Dapat diaplikasikan
pada kertas dan
batang kayu
Batang indikator kurkumin
dapat menambah nilai
ekonomi bila dikomersialkan
[3] Prasad, S., dan B. B. Aggarwal. 2011. “Turmeric, the Golden Spice: From Traditional Medicine to Modern Medicine”. Herbal Medicinie: Biomolecular and Clinical Aspects, Boca Raton: Taylor & Francis Group
4. Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian dasar
Deskriptif (ex post facto)
One-shot
Variabel Penelitian
Variabel X:
Konsentrasi asam
ortoborat dalam bakso
Variabel Y:
Konsentrasi kurkumin
pada batang kayu
Variabel Confounding:
Temperatur, Tekanan,
Zat Pengotor
Sampel
Variasi sampel bakso
Sampel A: 2.000 ppm
Sampel B: 4.000 ppm
Sampel C: 6.000 ppm
Sampel D: 8.000 ppm
Sampel E: 10.000 ppm
15. A B C
Peng.
Vol. Titer
NaOH (mL)
Kons. H3BO3
(ppm)
I 3,820 877,110
II 3,780 853,956
III 3,755 838,550
Peng.
Vol. Titer
NaOH (mL)
Kons. H3BO3
(ppm)
I 4,680 1.410,852
II 4,740 1.448,124
III 4,655 1.384,584
Peng.
Vol. Titer
NaOH (mL)
Kons. H3BO3
(ppm)
I 6,410 2.476,167
II 6,350 2.442,041
III 6,105 2.274,893
Konsentrasi H3BO3 Konsentrasi H3BO3 Konsentrasi H3BO3
856,532 ± 11,206 ppm 1.414,520 ± 18,434 ppm 2.397,700 ± 62,189 ppm
16. D E
Peng.
Vol. Titer
NaOH (mL)
Kons. H3BO3
(ppm)
I 7,370 3.074,487
II 7,450 3.124,600
III 7,185 2.960,932
Peng.
Vol. Titer
NaOH (mL)
Kons. H3BO3
(ppm)
I 9,770 4.546,425
II 9,415 4.330,046
III 9,585 4.441,598
Konsentrasi H3BO3 Konsentrasi H3BO3
4.440,356 ± 61,600 ppm3.053,340 ± 48,415 ppm
17. Y = 0,0016187X + 2,401
R² = 1,000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000
Rata-RataVolumeTiterNaOH(mL)
Rata-Rata Konsentrasi H3BO3 (ppm)
Persamaan fungsi linear
Y = 0,0016187X + 2,401
Nilai koefisien korelasi
momen-produk Pearson
adalah 1,000; menandakan
bahwa “konsentrasi asam
ortoborat” berkorelasi kuat
dengan “volume titer
NaOH”
Nilai korelasi determinasi
sama dengan 1,000
18. Kesimpulan
Variasi konsentrasi batang
indikator kurkumin 8% dan
10% optimal dan efektif
mendeteksi asam ortoborat
dalam sediaan bakso
Dapat mendeteksi asam
ortoborat di bawah dosis
fatal
Metode titrimetri dapat
digunakan untuk
menentukan konsentrasi
asam ortoborat dalam
sediaan bakso
Konsentrasi rata-rata sampel
A = 856,532 ± 11,206 ppm
B = 1.414,520 ± 18,434 ppm
C = 2.397,700 ± 62,189 ppm
D = 3.053,340 ± 48,415 ppm
E = 4.440,356 ± 61,600 ppm
19. Penggunaan instrumen (seperti spektrofotometer UV-Vis
dan SSA) diperlukan untuk menentukan konsentrasi
pembentukan senyawa rososianin dan asam ortoborat
Penelitian lanjutan mengenai kinetika reaksi
pembentukan senyawa rososianin pada batang indikator
kurkumin
Penggunaan apparatus titrasi dengan citra digital untuk
memperoleh data penelitian yang lebih akurat dan presisi
Saran